RENCANA TATA RUANG PERKOTAAN BERDASARKANUNDANG-UNDANG NOMOR : 26 TAHUN 2007Nurahim Rasudin*)Abstract : Settlement and construction of space has have jurisdiction since regulation ofsettlement of space number 24/1992. with space regulation, we hope that civilization materialized,compfortable, productive and sustainable. But, the most of frame above, not solid yet. Withthe result that, we need some regulations to accommodate. In year 2007, the government wascreate regulation number 26/2007. with this regulation can making regulation of space work.It will be run if all of civil society and stake holder involve in.Keyword: settlement of space, UrbanPendahuluanPerkembangan kota-kota diIndonesia yang semakin pesat dewasaini membawa banyak perubahan padakondisi internal kota. Hal yang nyatasebagai <strong>dampak</strong> dari perkembangan kotaadalah pesatnya perkembanganpenduduk perkotaan, tingginya angkakepadatan penduduk akibat keterbatasanlahan perkotaan dalam mengakomodasikepesatan perkembangan penduduk,pesatnya perkembangan daerahterbangun, yang pada gilirannyamenimbulkan tingginya kebutuhan akanfasilitas dan utilitas kota termasukkebutuhan akan perumahan.Semakin berkembangnya jumlahpenduduk suatu kota, maka akan semakinberagam pula kegiatan <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong>kota tersebut. Secara berantai,perkembangan kegiatan <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong>kota akan mempengaruhi perkembangansektor lainnya yang secara langsungmerupakan indikasi perkembangan kota*) Staf Peneliti Pada Pusat PenelitianIndustri dan Perkotaan (PPIP)Universitas Riauitu sendiri. Namun, perkembangantersebut ber<strong>dampak</strong> pada tingkatkesejahteraan penduduk ataukeberhasilan interaksi <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong>nyadalam lingkungan yang lebih luas, kotatersebut akan besar pengaruhnya<strong>terhadap</strong> pemanfaatan ruang perkotaan.Pesatnya perkembangan kota ini, tidakhanya terjadi pada kota-kota besar(metropolitan), melainkan juga kota-kotadengan lingkup wilayah yang relatifsedang hingga kecil.Konteks dalam pengembanganwilayah di Indonesia, peranan kota-kotasedang/kecil (kota kecamatan) tidakdapat diabaikan begitu saja, mengingatpotensinya sebagai salah satu mata rantaiper<strong>ekonomi</strong>an dalam mendukungterjalinnya interaksi mutualisme antarapusat pengembangan wilayah dengandaerah hinterlandnya. Dengan demikian,penataan ruang kota tidak hanyamencakup kota-kota besar sebagai pusatpengembangan saja, tetapi juga kota-kotasedang atau kecil dalam banyak hal lebihberfungsi sebagai wilayah yangberpengaruh pada wilayah lain.1754Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XII Nomor 22/Agustus 2008
Penataan ruang sebagai pendekatandalam pelaksanaan pembangunan telahmemiliki landasan hukum sejakpemberlakuan Undang-Undang Nomor24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.Dengan penataan ruang diharapkandapat terwujud ruang kehidupan yangaman, nyaman, produktif, danberkelanjutan. Tetapi hingga saat inikondisi yang tercipta masih belum sesuaidengan harapan. Hal ini terlihat daritantangan yang terjadi terutama semakinmeningkatnya permasalahan bencanabanjir dan longsor; semakinmeningkatnya kemacetan lalu lintas dikawasan perkotaan; belum terselesaikannyamasalah permukimankumuh; semakin berkurangnya ruangpublik dan ruang terbuka hijau di kawasanperkotaan; serta belum terpecahkannyamasalah ketidakseimbangan perkembanganantar wilayah.Berbagai permasalahan tersebutmencerminkan bahwa penerapanUndang-Undang No. 24 Tahun 1992tentang Penataan Ruang belumsepenuhnya efektif dalam menyelesaikanpermasalahan yang ada, terutamamemberikan arahan kepada seluruhpemangku kepentingan dalampenyelenggaraan penataan ruang gunamewujudkan ruang yang aman, nyaman,produktif, dan berkelanjutan. Kondisi inimerupakan latar belakang daripenyusunan dan pemberlakuan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang (UUPR) yangdimaksudkan untuk memperkuat normapenyelenggaraan penataan ruang yangsebelumnya diatur dalam Undang-Undang No.24 Tahun 1992 tentangPenataan Ruang.Adanya berbagai ketentuan barudalam UUPR memiliki implikasi <strong>terhadap</strong>berbagai <strong>aspek</strong> penyelenggaraanpenataan ruang, baik <strong>aspek</strong> kelembagaan,<strong>aspek</strong> hukum, <strong>aspek</strong> teknis, serta <strong>aspek</strong>sosiologis. Implikasi <strong>terhadap</strong> <strong>aspek</strong>kelembagaan mencakup implikasi<strong>terhadap</strong> tatanan organisasipenyelenggara pemerintahan, tatalaksana, dan kualifikasi sumber dayamanusia, baik yang bekerja pada sektorpublik (pemerintah), swasta, maupun<strong>masyarakat</strong> pada umumnya.Berdasarkan penjelasan di atas,tentunya <strong>aspek</strong> hukum memiliki dominanpenting dalam penyusunan penataanruang perkotaan. Untuk itu, denganadanya peraturan yang jelas akanmenciptakan suasana perkotaan yangrapi, tertib, aman dan tentram dariberbagai hal yang merusak citra danpemandangan kota.Ruang Lingkup Tata Ruang KotaRencana Umum Tata Ruang Kotasecara yuridis, haruslah memuat rumusantentang kebijaksanaan pengembangankota, rencana pemanfaatan ruang kota,rencana struktur pelayanan kota,rencana sistem transportasi, rencanasistem jaringan utilitas kota, rencanafasilitas dan utilitas kota dan rencanapengelolaan pembangunan kota denganrincian sebagai berikut :a. Kebijaksanaan Pengembangan Kota,mencakup penentuan tujuanpengembangan kota, fungsi kota,strategi dasar pengembangan sektorsektordan bidang pembangunan,kependudukan, intensifikasi danekstensifikasi pemanfaatan ruangkota dan pengembangan fasilitas danutilitas.1755Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XII Nomor 22/Agustus 2008
- Page 1 and 2: DAMPAK INDUSTRIALISASI TERHADAP ASP
- Page 3 and 4: sebab mereka yang merupakanpendatan
- Page 5 and 6: seseorang pemimpin yang berkemauank
- Page 7 and 8: sewaan yang tidak tertata dengan ba
- Page 9 and 10: pada sektor informal. Mellor sama s
- Page 11: Daftar KepustakaanBryant, Coralie,
- Page 16 and 17: alam, lingkungan buatan, danlingkun
- Page 18 and 19: 1) rencana penyediaan ruangterbuka
- Page 20 and 21: ketentuan UUPR yang baru. Untukmeng
- Page 22 and 23: di hutan tanaman, sebagaimana yangt
- Page 24 and 25: Muda tercatat ±1.226 ha, sementara
- Page 26 and 27: dari Rp. 0,5 juta per bulan. Sumber
- Page 28 and 29: MENCERMATI GEJOLAK MAKRO GLOBALDeli
- Page 30 and 31: didorong teknologi. Bahkan karena l
- Page 32 and 33: Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I
- Page 34 and 35: maraknya spekulasi. Tingginya speku
- Page 36 and 37: digambarkan sebagai solusi alternat
- Page 38 and 39: Maret 1985 dengan pemberlakuanpenye
- Page 40 and 41: tersebut dilaporkan pada Tabel 3.Ta
- Page 42 and 43: KesimpulanDengan struktur sektor ma
- Page 44 and 45: PERILAKU KONSUMEN SAYURAN ORGANIKDI
- Page 46 and 47: konsumen dalam menentukan perilakuk
- Page 48 and 49: Sebagai tambahan, hubungan yangdias
- Page 50 and 51: ahwa manfaat sayuran organik bagike
- Page 52 and 53: Hal ini dikarenakan konsumenmempuny
- Page 54 and 55: Daftar KepustakaanBahar, Yul Harry.
- Page 56 and 57: PENDAHULUANIndonesia sebagai salah
- Page 58 and 59: sehari-hari.A. Prosedur Pengumpulan
- Page 60 and 61: Salah seorang anggota Kelompok KBme
- Page 62 and 63:
ersaudara, maka kita harus melindun
- Page 64 and 65:
m e n y e n a n g k a n , a p a k a
- Page 66 and 67:
Melayu, suku Minang dan suku Batak.
- Page 68 and 69:
ANALISIS TENTANG SUBKULTUR GANG DAN
- Page 70 and 71:
esar, maka pola tersebut akan dikut
- Page 72 and 73:
pertarungan dengan anggota kelompok
- Page 74 and 75:
ia inginkan. Adaptasi anggota gangd
- Page 76 and 77:
agaimana seorang anak atau remajame
- Page 78 and 79:
mencontoh anggota gang yang lebih t
- Page 80 and 81:
mengembangkan cara lama menjadi car
- Page 82 and 83:
truk ke toko dan sebaliknya, masiht
- Page 84 and 85:
Freeh, Louis J., 1994, Responding T
- Page 86 and 87:
cetakan ketigapuluh delapan.Jakarta
- Page 88 and 89:
negara dengan fundamentalperekonomi
- Page 90 and 91:
Pada Tabel 2 di atas dapat diketahu
- Page 92 and 93:
mengakomodir segala kebutuhanwisata
- Page 94 and 95:
utama yang bermuara ke Danau Buatan
- Page 96 and 97:
dan minuman yang memenuhi kriterias
- Page 98 and 99:
oleh sampah-sampah dedaunan daripep
- Page 100 and 101:
UtilitasUtilitas merupakan pelengka
- Page 102 and 103:
Jarak TempuhJarak tempuh dari pusat
- Page 104 and 105:
keamanan serta kepuasan pengunjungd
- Page 106 and 107:
Pengoptimalisasian Unsur-unsur Kegi
- Page 108 and 109:
Kondisi Aktual2. Fasilitas Pendukun
- Page 110 and 111:
Kondisi Aktualh. Pusat informasiTid
- Page 112 and 113:
Kondisi Aktual4. KomunikasiJaringan
- Page 114 and 115:
Bila ditinjau secara psikologispemb
- Page 116 and 117:
KontrolKondisi Aktual1.PengawasanPe
- Page 118 and 119:
1860Jurnal Industri dan Perkotaan V
- Page 120 and 121:
1862Jurnal Industri dan Perkotaan V
- Page 122 and 123:
1864Jurnal Industri dan Perkotaan V
- Page 124 and 125:
1866Jurnal Industri dan Perkotaan V
- Page 126 and 127:
1868Jurnal Industri dan Perkotaan V
- Page 128 and 129:
1870Jurnal Industri dan Perkotaan V
- Page 130:
1872Jurnal Industri dan Perkotaan V