INVENTARISASI ENDAPAN GAMBUT DI DAERAH ENCEMANAN ...
INVENTARISASI ENDAPAN GAMBUT DI DAERAH ENCEMANAN ...
INVENTARISASI ENDAPAN GAMBUT DI DAERAH ENCEMANAN ...
Transform your PDFs into Flipbooks and boost your revenue!
Leverage SEO-optimized Flipbooks, powerful backlinks, and multimedia content to professionally showcase your products and significantly increase your reach.
<strong>INVENTARISASI</strong> <strong>ENDAPAN</strong> <strong>GAMBUT</strong> <strong>DI</strong> <strong>DAERAH</strong> <strong>ENCEMANAN</strong> DAN SEKITARNYA,KABUPATEN PONTIANAK, PROVINSI KALIMANTAN BARAT.Oleh :Achmad Dahlan SubektiSUB<strong>DI</strong>T BATUBARAABSTRACTThe investigation area of Encemanan is located in Bakosurtanal Map Index (1513-11), andadministratively situated in district of Padang Tikar, Pontianak Regency, west Kalimantan Province.Geographically is located between 00 0 45’00’’ - 01 0 00’00’’ South latitude and 109 0 30’00’’ –109 0 45’00’’ East Longitude.The geologically of peat deposit is in the low plain area composed of alluvial deposits rocks unitThe Halocene-age.Based on the investigation peat deposits occured in the alluvial deposits in the area waspredicted and paleogeograpically formed in the form of lenses that not influenced by river sediments.Peats deposites have been for med, between hilly of igneous rock and coaster levees with the peatthiknees more than 6.50 matters.Megascopically peat deposite found in the area is classified into Hemic and Sapric types andcategorized to the Ombrogeneous Peat deposite type.From the investigated area found peat deposite of approximately 17.400 ha with the thickneesmore than 6.50m, hypothetic reserves based on the multyplying of distribution area and the counted of thethickness more then one meter is about 49.5 millions m 3 .Some areas which have maximum peat thichness less than 1meter, have been used for localtransmigration setlement as well as for coconut fields.1. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangIndonesia termasuk negara no 4 didunia yang mempunyai potensi endapan gambutsetelah Kanada, Rusia dan Amerika Serikat.Endapan ini tersebar di seluruh Indonesia seluaskurang lebih 26 juta Ha ( Anderson, 1964,Report Energy of Peat, Shell Companies inIndonesia ). Berkaitan dengan hal tersebut,dalam rangka menjalankan salah satu tugas danfungsi Direktorat Inventarisasi Sumber DayaMineral ( <strong>DI</strong>M ) yaitu meninventarisasikanpotensi endapan gambut di Indonesia, maka<strong>DI</strong>M melalui Subdit Batubara telah melakukanpenyelidikan ( menginventarisasi ) endapangambut di sekitar daerah Encemanan,Kabupaten Pontianak, Provinsi KalimantanBarat dengan biaya anggaran <strong>DI</strong>K-S ; T.A.2004<strong>DI</strong>M1.2. Maksud dan TujuanPenyelidikan ini dilaksanakan untukmengetahui sebaran, ketebalan, sumber daya,mutu, bentuk endapan dan kondisi geologiendapan gambut di daerah penyelidikan.Selain hal tersebut juga untukmengetahui data umum wilayah seperti infrastruktur, kondisi sosial masyarakat, iklim, curahhujan, demografi dan hal-hal lain yang eratkaitannya dengan kegiatan selanjutnya.Seluruh data yang didapat diharapkanmerupakan data inventarisasi yang akanmenunjang dalam menentukan kegiatanselanjutnya, prospek pemanfaatan danpengembangan penggunaannya dikemudianhari.1.3. Hasil yang DiharapkanDari hasil penyelidikan ini diharapkandapat mengetahui lebih rinci data potensiendapan sumber daya gambut yang ada disekitardaerah Encemanan, khususnya KabupatenPontianak umumnya penambahan / mengisiBank Data Sumber Daya Gambut Indonesia.Sehingga prospek pemanfaatan pengembanganpenggunaannya dikemudian hari dapatdirencanakan lebih jelas.Hasil-hasil lain yang dapat diketahui :- Peta Sebaran, isopach endapan gambutskala 1: 50.000- Sumber daya, kualitas- Infrastruktur, sosial budaya, dll.1.4. Lokasi Daerah InventarisasiDaerah penyelidikan secaraadministrasi termasuk kecamatan Padang Tikar,Kabupaten Pontianak, Provinsi KalimantanBarat.Secara geografis terletak diantarakoordinat 0 0 45’00” - 1 0 00’00″ LS dan109 0 30′00″- 109 0 45′00″ BT ( Gambar 1).Kolokium Hasil Lapangan – <strong>DI</strong>M, 2005 34-1
Daerah endapan gambut terletak diantara aliranSungai Krawang di utara, Selat Maya di selatan,Sungai Durian Sebatang di timur dan DataranPadang Tikar di sebelah timur. Daerah ini dapatdicapai dari Pontianak ke arah selatan melaluiPelabuhan Rasau Jaya selama 30 menit( jarak ±30 km ), dari Rasu Jaya menggunakan motorboat selama ± 60 menit ( jarak ± 30 km ) sampaidi Ibukota Kecamatan Padang Tikar atau BatuAmpar, daerah endapan gambut sendiri bisadicapai melalui air ( speed boat ), motor daratdan jalan kaki. ( Gambar 1 )1.5. Demografi dan Tata Guna LahanPenduduk di daerah penyelidikan yangtercatat di Kecamatan Padang Tikar ± 18.239jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan per tahun 2% ( menurut sumber statistik Kecamatan PadngTikar Th.2002 ).Sebagian besar penduduk ( > 96 % )adalah pemeluk agama Islam, sisanya nonIslam, kebanyakan Khong Hu Cu ( peranakanTionghoa ) dan Kristiani.Keadaan iklim di daerah penyelidikanpada umumnya daerah tropis Indonesiamempunyai kelembaban dan curah hujan tinggiyang dipengaruhi oleh tiga karakteristik utama,yaitu curah hujan, angin dan temperatur. Datacurah hujan dan hari hujan yang diketahui dariDinas Pertanian Kabupaten Pontianak tercatatrata-rata per tahun ± 251 mm dan hari hujan156 hari per tahun.Mata pencaharian penduduk sebagianbesar bertani, nelayan, pedagang dan sebagiankecil pegawai negeri umumnya terdapat diIbukota Kecamatan dan Kabupaten.Tingkat pendidikan relatif cukup baikdengan tersedianya sarana pendidikan SekolahDasar, Sekolah Menengah Pertama, SekolahAgama di Ibukota Kecamatan dan SekolahMenengah Umum dan sederajat di IbukotaKabupaten.Sarana kesehatan berupa Puskesmasdan Puskesmas Pembantu terdapat disetiap desadan kecamatan.Perekonomian cukup baik terutamahasil pertanian daerah transmigrasi, perkayuan,nelayan dan sarana perhubungan antar desa baikdarat maupun air berjalan lancar.Tata guna tanah, menurut BalaiPertanahan status tanah umumnya dibagimenjadi beberapa hak yang terdiri dari HakPengusaha Hutan, Milik Adat, Hak Milikbersertifikatkan Kawasan Hutan Lindung.Dari beberapa status tanah tersebutumumnya daerah endapan gambut termasukkawasan Hutan Lindung, Hak pengelolaanberupa ladang, lahan transmigrasi umumnyaterlokalisir pada daerah-daerah tertentu,berdekatan dengan lahan usaha perkayuan danperkampungan tepi-tepi pantai.Tanah milik adat umumnya bekaspeladangan nenek moyang penduduk setempatyang terdapat disekitar perkampungan lama,dekat jalan-jalan dan sekitar muara sungai.Sedangkan Kawasan Hutansesungguhnya didaerah penyelidikan sudahtidak kelihatan lagi karena sudah hampir habistebang. Hampir seluruh daerah telah terbuka,tinggal semak belukar bekas hutan sekunder.2. GEOLOGI UMUM2.1. Geologi RegionalDaerah penyelidikan berupa daratanbergelombang rendah dan tinggian batuan bekudalam, batuan gunung api dan undak batupasirdan aluvium. Daerah ini di utara dibatasi SelatPadang Tikar, di selatan Teluk Nuri / SelatMaya, di barat undak Padang Tikar, di bagiantimur Sungai Durian Sebatang.2.1.1. StratigrafiTatanan stratigrafi daerah penyelidikanmenurut P. Sanyoto dan P.E. Pieters, 1993dalam Peta Geologi Lembar Pontianak /Nangataman, terdiri dari :1. Satuan endapan Aluvium pantai, rawa danundak ( Qa ) berupa pasir lanau, lempungdan sisa tumbuhan ( gambut ) berumurHolosen.2. Satuan Gunungapi Kerabai (KUK), terdiridari dasit dan basal berumur Kapur Atas.3. Satuan batuan gunung Kempari ( KUKE )berupa arenit kuarsa setempat kerikilanberumur Kapur Atas bagian tengah.4. Granit Sukadana ( KUS ), berupa manzonit,manzonit kuarsa, granit Felspar alkali dangranodiorit berumur Kapur Atas bagianbawah.2.1.2. StrukturKatili ( 1983 ), mengklasifikasikanbahwa sedimen yang mengisi Basin Tersierdibawah endapan rawa gambut sebagai “ BackAre Basin “, Basin Kalimantan Baratdiperkirakan dikorelasikan dengan BasinSerawak yang diklasifikasikan dengan Basindataran stabil, sehingga tidak terjadistrukturisasi3. HASIL PENYELI<strong>DI</strong>KAN3.1. Geologi Endapan GambutUmumnya formasi endapan gambutterdapat di rawa-rawa ( mires ), menurut Gore,1982 ; “swamps”; rawa-rawa dengan pohon-Kolokium Hasil Lapangan – <strong>DI</strong>M, 2005 34-2
pohonan berkayu “Bogs”- “Hoch moor”, rawarawayang hanya terpengaruh oleh hujan,biasanya membentuk endapan gambut“Ombrogeneous”, pembentukan tersebuttergantung juga dari “Paleogeografi” dimanaendapan tersebut terbentuk. Dari hasilpengamatan terutama dari pemboran dan jugabentuk morfologi permukaan, endapan gambutdi daerah ini terbentuk diantara undak-undakbatuan beku dan tanggul-tanggul pantai, sungaidisekitarnya pada satuan Aluvium rawa.3.2. Endapan GambutDari hasil pengamatan inti bor,pembentukan gambut / ganesa didaerah inidiperkirakan dimulai dari penimbunan sisa-sisatumbuhan jenis tanaman rendah pada lensalensadataran bergelombang rendah – dalam,diantara undak-undak pantai dan bukit-bukitbatuan beku yang telah lama terbentuk didaerahini. Hal ini bisa dicirikan dengan keadaan arealbagian barat pada dataran yang sama tidakterbentuk endapan gambut yang baik sepertidibagian areal Encemanan. Sehinggadiperkirakan dalam pembentukan awal daerahini kurang dipengaruhi sedimen sungai,dicirikan pula dengan jarangnya aliran sungaiyang mengalir didaerah ini, sehingga terbentukendapan gambut yang baik.Selain itu paleogeografinya sangat mendukungdalam pembentukan gambut.Endapan gambut didaerah ini termasukbentuk endapan”Ombrogeneous peat” dansebagian kecil “Topogenous peat” sedikitmengandung material matter, ketebalan berkisarantara beberapa cm hingga kurang lebih 6.50meter.Secara megaskopis seluruh endapangambut tersebut termasuk kelas/jenis Hemic danSapric (Sistem Pemerian U.S.Agric), yangterdiri dari sisa-sisa komponen materialtumbuhan berukuran halus berupa pasta (Sapric)sampai ukuran komponen 5 cm (Hemic),fragmen-fragmen sisa tumbuhan masih terlihatjelas dengan tingkat pembusukan antara H6 –H8 skala Van Post.3.3. Kadar dan Kualitas Endapan Gambut3.3.1. MegaskopisSeperti diuraikan pada Sub bag. 3.2.secara megaskopis endapan gambut didaerah initermasuk kelas Hemic dan Sapric terdiri darisisa-sisa komponen material tumbuhan rendahberwarna coklat tua, coklat kehitamanbercampur sedikit kadar material, mengandungsisa-sisa akar, kulit, daun dan batang halusberasal dari tumbuhan rendah/lunak kandunganair (moister) relatif banyak, sehingga kadarkandungan material matter maupun hargakalorinya jenis/kelas kedua, gambut ini tidakakan jauh berbeda.3.3.2. Hasil Analisa LaboratoriumUntuk mengetahui kualitas gambuttelah dianalisa sebanyak 20 conto yangdianggap mewakili seluruh daerah penyelidikan,terdiri dari 8 conto Sapric bagian atas (SA), 8conto Hemic dan 4 buah conto Sapric bagianbawah (SB), conto-conto gambut ini dicobadianalisa menurut jenis/kelasnya untukmengetahui secara khusus perbedaankualitasnya.Dari hasil analisa “As Determinedbasis” tersebut secara keseluruhan diketahuikandungan rata-rata abu, sulfur total dan hargakalori di tabel 2Hasil analisa keseluruhan dapat dilihatdilampiran hasil analisa laboratorium kimia.3.3.3. InterprestasiDari hasil penyelidikan ini, penulisberpendapat bahwa endapan gambut didaerahini terbentuk :• Factor paleogeografi sangat berpengaruhbesar terhadap pembentukan endapangambut, hal ini dicirikan pada dataran yangsama dibagian barat, geologi sama namunpembentukan endapan berbeda.• Perlindungan rawa-rawa dari pengaruhbanjir sungai maupun air laut denganadanya undak-undak bukit yangmengelilinginya akan membentuk endapangambut yang baik.• Dari hasil analisa unsur-unsur abu dansulfur total maupun harga kalori tidak jauhberbeda, dimana dari abu dan sulfurperbedaannya relatif kecil, ini disebabkankarena kurang pengaruh limpahan sedimensungai maupun pengaruh air laut.Perbedaan kecil disebabkan pengaruhpengendapan biasanya makin kebawahkandungan kedua unsur tersebut makinmembesar.Begitu juga harga kalori umumnya hasilanalisa masing-masing kelas tidak jauhberbeda, perbedaan harga kalori dibagianpermukaan biasanya agak berbeda inidisebabkan karena pengaruh oksidasi. Darihasil analisa diketahui kualitas gambutdidaerah ini cukup baik, mungkindisebabkan karena Fixed Carbonnya (FC)rata-rata diatas 33 %Kolokium Hasil Lapangan – <strong>DI</strong>M, 2005 34-3
3.4. Sumber Daya GambutDaerah penyelidikan dipisahkanmenjadi 2 blok, kedua blok tersebut dipisahkanoleh suatu undak ketinggian GunungEncemanan. Blok 1 bagian barat mempunyaiketebalan dari beberapa cm hingga lebih dari 6meter. Blok 2 bagian timur mempunyaiketebalan maksimum ± 3 meter.Sumber daya gambut dihitung dariperkalian antara luas sebaran dan ketebalan (dihitung dari ketebalan 1 meter ke atas ) adalah49.5 juta m 3 , tersebar pada areal seluas ± 17.400Ha.Dari ketebalan endapan gambutdiketahui, kedalaman berubah secara tidakteratur dari beberapa cm dalam jarak relatifdekat berubah menjadi lebih dari 1 meter hingga2 meter, ini mencirikan bahwa bentuk dasarcebakan/ Poleogeografi memegang peranandalam pembentukan endapan gambut tersebutselain pengaruh hujan, sungai dan laut.Dari hasil pengamatan tersebutendapan gambut di daerah ini termasuksebagian kecil endapan “Topogeneous Peat”dan umumnya “Ombrogeneous Peat”. Dimanapada sebagian daerah pinggir cekungan dalampembentukan awal dipengaruhi sedimen sungaiyang cukup dominan dan sebagian tengahdaerah penyelidikan hanya dipengaruhi airhujan,Endapan gambut di daerahpenyelidikan secara megaskopis dapatdibedakan dalam 2 kelas, yaitu Sapric danHemic (Sistem pemerian/klasifikasi U.S.Agric}, dimana ;‣ Sapric,terdiridari komponen material sisasisatumbuhan halus berupa pasta, tapifragmen-fragmen sisa tumbuhan masihterlihat (H7 – H8, skala Van Post)‣ Hemic, terdiri dari komponen meterial sisasiatumbuhan pembentuk gambut dominanberukurabn < 5 cm (H6 – H7, skala VanPost).Dari hasil pengamatan secaramegaskopik tersebut lebih dari 75 % endapangambut di daerah ini termasuk kelas Sapric,terdiri dari Sapric Atas dan Sapric bawahDari hasil lintasan topografi, perbedaanketinggian muka gambut dengan titik awal danakhir diketahui relatif datar. Dibeberapa tempatpada jarak 1,5 – 2,0 km perbedaan ketinggian ,mencapai 1 meter.3.5. Prospek dan Kendala Endapan Gambut3.5.1. Prospek PemanfaatanUmumnya berdasarkan pengalaman dilapangan, selain sebagai bahan energi alternatifgambut dapat dimanfaatkan antara lain untukindustri dan lahan pertanian. Endapan gambutbiasanya dikelompokan sebagai berikut :‣ Lahan gambut dengan ketebalan 0 sampaikurang dari 1 meter umumnya dapatdimanfaatkan sebagai lahan pertanianbahan makanan, palawija dan hortikultura,‣ Lahan gambut dengan ketebalan kurangdari 2 meter biasanya masih dapatdigunakan sebagai lahan pertanian produksiperkebunan rakyat ataupun perkebunanbesar seperti karet, sagu dan tanamanproduksi lain dengan irigasi teratur.‣ Lahan gambut dengan ketebalan lebih dari2 meter umumnya tidak pernah bagus untuklahan pertanian, diharapkan lahan gambuttersebut dapat dipergunakan untuk energialternatif dan industri.Daerah lahan gambut di daerahpenyelidikan, yang mempunyai ketebalan relatiftipis sebagian besar sudah dimanfaatkan sebagailahan pertanian kelapa dan palawija, pembuatansaluran-saluran primer sampai tersier sudahbanyak dilaksanakan. Pada lahan gambut tebalumumnya masih berupa semak belukar atau sisahutan sekunder yang belum dimanfaatkan.Kemungkinan pemanfaatan untuk energialternatif khusus untuk bahan bakar tenagalistrik cukup prospek secara lokal karena lahangambut di daerah ini cukup dekat dengan ibukota kecamatan yang cukup padat penduduknya.Dan pada saat penyelidikan penerangan listrikmasih menggunakan diesel yang nyala hanyamalam hari.3.5.2. Kendala PemanfaatanGambut dalam negeri pada saat inibelum dimanfaatkan secara nyata sebagai bahanbakar, baik untuk keperluan industri , rumahtangga maupun sebagai pembangkit listrik.Hal ini terjadi karena masyarakat Indonesiasejak awal sudah terbiasa dengan istilahkekayaan sumberdaya alam / energi yangmelimpah.Gambut sudah jelas dapatdimanfaatkan sebagai bahan bakar sekaligussebagai energi pembangkit tenaga uap,walaupun alternatif pemakaian energi yangmendasar dari gambut adalah berupa briket danpelet sebagai bahan bakar untuk rumah tanggadan indsustri kecil, akan tetapi pemakaiangambut untuk generator uap atau generatorKolokium Hasil Lapangan – <strong>DI</strong>M, 2005 34-4
diesel merupakan salah satu solusi pemanfaatangambut sebagai pembangkit listrik dipedesaansekaligus berperan sebagai penganti bahanbakar minyak pembangkit listrik.Namun tingginya rasio antara volemedan panas, gambut hanya dilihat sabagai bahanbakar lokal, karena biaya transportasi gambutdengan jarak tempuh jauh dapat mengakibatkantingginya biaya.Aspek-aspek yang perludipertimbangkan secara matang pada saatproduksi gambut dalam skala besarmenyebabkan perubahan lingkungan antara lainperubahan hidrologi dan ekologi, hilang danterkikisnya endapan-endapan tanah dan gambutselama musim hujan besar, terbentuknya debugambut selama produksi. Kebakaran yangmungkin terjadi dilahan gambut, reklamasilokasi produksi gambut menjadi lahan pertanianatau perkebunan bahkan kehutanan, dan impakdari keseimbangnan muka air tanah.Dalam pemakaiannya gambut yangteramsuk bahan bakar fosil padat, makapembakarannya berpotensi mencemarilingkungan dari emisi gas yang ditinggalkanyang pada akhirnya dapat menhasilkan hujanasam dan efek rumah kaca yang diyakinimemicu pemanasan global, demikian juga abuyang semuanya dapat mencemari lingkungan.Akan tetapi perkembangan teknologi batubarabersih, teknologi ini kemungkinan dapatdiaplikasikan kepada gambut dan masalahpencemaran akan dapat diatasi.Total penduduk Indonesia saat inisekitar 210 Juta jiwa, lebih dari setengahnyaterkonsentrasi di P. Jawa, sedangkansumberdaya energi gambut berada diluarP.Jawa. Kondisi ini menyebabkanpengembangan sektor energi diluar P. Jawayang berbasis sumber energi lokal sangattimpang.terdapat pada luas areal kurang lebih17.000 Ha.4. Lahan gambut kurang dari 1 meter telahdimanfaatkan sebagi lahan transmigrasilokal dan lahan tanaman kelapa. Sedangkanpada lahan gambut tebal masih belumdimanfaatkan secera optimal, sehinggadisarankan untuk bahan energi alternatifmaupun industri, karena lokasinya dekatdengan kota Kecamatan yang cukup padatpenduduknya dan pada umumnya masihmenggunakan energi diesel/solar sebagipembangkit listrik yang hanya menyalapada waktu malam hari.DAFTAR PUSTAKA1.P.Sanyoto P.E. Pieters, 1993.PetaGeologiLembar Pontianak/ Nangataman,Kalimantan.2.Raport on Energy Use of Peat, Unitednationconference on New and RenewableSource of Energy, 19813.Supardi, 1983; Kegunaan gambut danperkembangannydiIndonesia, irektoratSumber Daya Mineral, Bandung4 Timor, Jarsbu 1985; Energy Project Based onPeat and Bimass Indonesia,TechnicalResearch Centre of Findland.5.A.J.P Goret, 1983; General Studies of Mires;Swamp, Bog, Fen and Moor (Ecosystems ofThe World 4A), Elsevier ScentificPublisahing Company, Amsterdam – Ox forA New York.KESIMPULAN DAN SARAN1. Endapan gambut yang dijumpai didaerahpenyelidikan terjadi dilingkungan rawa airtawar sampai dataran banjir, termasukbentuk endapan “ Topogeneous” dan“Ombrogeneous” dan terdiri darikelas/jenis Hemis dan Sapric.2. Endapat gambut terjadi diantara undakundakbukit batuan beku granit /granodiorit dan tanggul pantai.3. Dari hasil pemboran diketahui ketebalanendapan gambut berkisar dari beberapa cmsampai leih dari 6.50, meter sumberdayagambut adalah kuarang lebih 49.5 juta m 3Kolokium Hasil Lapangan – <strong>DI</strong>M, 2005 34-5
Daerah InventarisasiGambar 1 Peta Indek Daerah InventarisasiKeterangan :Gambar 2. Peta Geologi Daerah PenyelidikanQa Endapan Aluvium Kuke Batupasir KempariKuk Batuan Gunung Api Kerabai Kus Granit SukadanaKolokium Hasil Lapangan – <strong>DI</strong>M, 2005 34-7
213,25113,05121,85051,20085,45095,85060,90296,6050m0m285,4550m0mKus575,702 2553,202 3 4S5G.GongG.BubutPENAMPANG GEOLOGIVertikal 1: 50.000Skala --------------------------Horizontal 1:500062020G.Genting32321 165444,7043433,05393,15382,90372,20403,652 1420,802412,703Kuk3G.<strong>ENCEMANAN</strong>21G.PADU AMMPAT500,80G.PELAYAN50m0mKuke451,1510050m0m473,60482,75490,70Selat maya360.0009.890.0002°00'00'' LU1°00'00'' LU0°00'00''1°00'00'' LS2°00'00''LS109°00' BTSINGKAWANGMEMPAWAHSAMBASPONTIANAKDisusun : Ir. AD SubaktyDigambar : RochadiBENG KAY ANG00KET APANG110°00' BT1SANGAU2 31111°00' BT2U4 5SINTANG6 7Daftar Isian Kegiatan Suplemen (<strong>DI</strong>K-S) 2004Diperiksa :Disetujui :3PUTUS SIBAU112°00' BT 113°00' BT 114°00' BT8 9410 Cm5 KmTahun : 2004No. Peta :A9.917.097S.Padu ampat131,30143,20151,45S.Gunung mengkudu075,20151,60162,15106,45564,40541,60S.NangaS. Krawang9.910.00017 b3,15PADANG TIKARS.Padu ampat175,70186,10345,10S.Gunung mengkuduS. Krawang192,80205,60245,20233,60221,45654321274,40263,35251,70300,80323,25312,05G.Samak334,45G.MentelehS.Burung512,85522,70530,95CKota/kampungB462,65J a l a n361,709.900.000Su n g a iBatas Hutan Lindung3Titik ketinggianTitik bor / ketebalanTELUK NURIS.NibungS.Bunbun2QaIsopah GambutSatuan AluvialS.Durian sebatangKukBatuan Gunungapi kerabaiS.TanjungS.Ayan1KukeBatu pasir kempariKusGanit SukadanaS.BuayaS.Gampar330.0099.889.565340.000 350.000 360.938DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL<strong>DI</strong>REKTORAT JENDERAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL<strong>DI</strong>REKTORAT <strong>INVENTARISASI</strong> SUMBERDAYA MINERALPETA GEOLOGI DAN SEBARAN <strong>GAMBUT</strong><strong>DAERAH</strong> <strong>ENCEMANAN</strong> DAN SEKITARNYA KAB. PONTIANAKPROPINSI KALIMANTAN BARATGambar 3 Peta Geologi Daerah G.EncemananTabel 1. Stratigrafi Daerah PenyelidikanUmur Satuan KeteranganEndapan Permukaan(Qa)Batuan Gunung apiKerabai (KUK)Batupasir Kampari(KUKE)Granit Sukadana(KUS)Terdiri dari lanau, abu-abukekuningan, padat, bercampurorganik, lempung abu-abu terangagak kotor lembek-padat, lumpurdan gambutDasit dan basalt abu-abu tuakehitaman, berbutir halus – medium.Arenit kuarsa, setempat kerikilan,berwarna putih kotor, berbutirmedium - kasarMozogranit, monzonit kuarsa, granitfelspar alkali dan granodiorit.LingkunganPengendapanRawa air tawar, airlaut sampai dataranbanjir.DaratKolokium Hasil Lapangan – <strong>DI</strong>M, 2005 34-8
Tabel 2. Hasil Analisa rata-rata kandungan Abu Sulfur total dan harga kaloriSapric Atas( %)Hemic( %)Sapric Bawah( %)Abu 0.76 1.54 0.81Sulfur Total 0.27 0.28 0.60Harga Kalori 4883 4981 4918Blok1Blok 2Tabel 3 Perhitungan Sumber Daya GambutDaerah Isopach( m )Ketebalan( m )Luas Sumber daya( Ha ) Juta Juta( M 3 ) ( ton )1 - 2 1 2400 84 8.42 - 3 2 2400 110 113 - 4 3 2400 96 9.64 - 5 4 2400 72 7.25 - 6 5 2200 48 4.8> 6 6 1400 29 2.913.700 439 43.91 - 2 1 2200 22 2.22 - 3 2 1100 22 2.2> 3 1 400 12 1.23700 56 5.6Jumlah Total 17.400 495 49.5Kolokium Hasil Lapangan – <strong>DI</strong>M, 2005 34-9