12.07.2015 Views

penyelidikan geokimia regional sistematik lembar lombok, kab ...

penyelidikan geokimia regional sistematik lembar lombok, kab ...

penyelidikan geokimia regional sistematik lembar lombok, kab ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PENYELIDIKAN GEOKIMIA REGIONAL SISTEMATIK LEMBAR LOMBOK,KAB.LOMBOK BARAT, LOMBOK TENGAH, LOMBOK TIMUR DAN SUMBAWA,PROVINSI NUSA TENGGARA BARATOleh : Denni Widhiyatna, Suharsono Kamal, A.Soleh, MP.Pohan( Subdit Geokimia dan Informasi Mineral)S A R IPenyelidikan Geokimia Regional Sistematik Lembar Lombok dengan sekala 1 : 250.000 adalahmerupakan salah satu program pemetaan <strong>geokimia</strong> <strong>regional</strong> <strong>sistematik</strong> yang dilakukan <strong>lembar</strong> demi<strong>lembar</strong> di daratan Indonesia oleh Sub Direktorat Geokimia dan Informasi Mineral, DirektoratInventarisasi Sumber Daya Mineral.Geologi daerah Lombok dimulai dengan terbentuknya batuan gunung api Tersier yaitu Miosen Awalyang terdiri dari Formasi Kawangan dan Formasi Pengulung yang saling menjemari. Kedua formasi iniditerobos oleh dasit, diorit, tonalit dan basal berumur Miosen Tengah yang ditafsirkan menyebabkanmineralisasi di beberapa tempat. Di atasnya diendapkan Formasi Ekas yang terdiri dari batugampingyang berumur Miosen Atas. Kemudian pada Pliosen Atas hingga Plistosen diendapkan batupasirtufaan, batulempung tufaan dengan sisipan tipis karbon yang tergolong kedalam Anggota SelayarFormasi Kalipalung, lalu Formasi Kalipalung yang terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lavakemudian Formasi Kalibabak yang terdiri dari breksi dan lava serta Formasi Lekopiko (tufberbatuapung, breksi lahar dan lava). Formasi Kalipalung dan Formasi Kalibabak saling menjemari.Pada waktu Holosen Bawah diendapkan lava, breksi dan tuf yang termasuk kedalam Batuan GunungapiTak Terpisahkan tersebar sangat luas di utara yang dikelilingi oleh Formasi Lekopiko dan FormasiKalibabak, sedangkan di Holosen Atas terhampar endapan permukaan aluvium.Luas daerah <strong>penyelidikan</strong> adalah sebesar 6000 Km² dengan jumlah conto sedimen sungai aktif yangterkumpul sebanyak 343 buah, sehingga kerapatannya adalah 1 conto mewakili daerah seluas 18 Km².Metode analisis unsur majemuk menghasilkan 3 (tiga) kelompok kekerabatan unsur, antara lain : Li -K, Pb - Cu - Ag dan Co - Ni - Mn - Zn - Cr.Berdasarkan hasil pengambilan conto batuan, conto sedimen sungai aktif dan pengamatan di lapanganterpilih beberapa daerah yang perlu dilakukan prospeksi untuk ekplorasi mineral logam mulia danlogam dasar yaitu bagian hulu S.Ledang termasuk Gunung Dodo, Sungai Litoh. Pringgabaya – Aikmel,Aik Sayang – Sekotong, Daerah aliran S.Sejorang, Bagian hulu Sungai Ree – Bangkatmonteh.


PENDAHULUANDengan telah diundangkannyaPeraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000mengenai kewenangan Pemerintah dankewenangan Propinsi sebagai daerah Otonomi,maka Pemetaan Geokimia Regional secara<strong>sistematik</strong> dengan sekala lebih kecil atau samadengan 1 : 250.000 merupakan tugas ataukewenangan pemerintah pusat yang dalam halini adalah Direktorat Inventarisasi SumberdayaMineral.Kegiatan <strong>penyelidikan</strong> <strong>geokimia</strong>mencakup kegiatan yang dimulai daripencarian data di lapangan, analisislaboratorium / analisis kimia, pengolahan data(pemplotan titik lokasi conto, pemasukan hasilanalisis dan penghitungan statistik), pembuatanpeta secara digitasi dan penyusunan laporanhasil <strong>penyelidikan</strong>.Maksud dan tujuan <strong>penyelidikan</strong> yaitumelakukan eksplorasi <strong>geokimia</strong> <strong>regional</strong> secara<strong>sistematik</strong> yang mana hasilnya adalah untukmendapatkan daerah anomali <strong>geokimia</strong><strong>regional</strong>, yaitu dengan cara memetakansebaran unsur, kemudian ditafsirkan secarageologi guna penunjang eksplorasi. Sehinggadengan melalui tahapan eksplorasi lanjutan,daerah mineralisasi bisa diketahuikeberadaannya. Mineralisasi ini tidak sajayang muncul di permukaan, tetapi diharapkanjuga yang tersembunyi di bawah permukaanakan terdeteksi.Secara geografis daerah <strong>penyelidikan</strong>terletak pada 8°43’ - 10°00’ LS dan 115°35’-117°30’ BT. Sedangkan secara administratiftermasuk Kabupaten Lombok Barat, LombokTengah, Lombok Timur dan Sumbawa,Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan luasdaerah sekitar 6.000 km 2.Pencapaian daerah bisa dilakukandengan menggunakan pesawat udara Bandung- Jakarta - Mataram, dilanjutkan denganmenggunakan kendaraan bermotor dan berjalankaki untuk mencapai daerah pengambilanconto.Gambar 1 : Peta Lokasi Daerah Penyelidikan Lembar LombokGEOLOGI DAN SUMBER DAYAMINERALGeologi (Gambar.6)Geologi daerah Lombok dimulaidengan terbentuknya batuan gunung apiTersier yaitu Miosen Awal yang terdiri dariFormasi Kawangan dan Formasi Pengulungyang saling menjemari. Formasi Kawanganterdiri dari batuan sedimen (perselinganbatupasir kuarsa, batulempung dan breksi),sedangkan Formasi Pengulung terdiri daribreksi, lava, tuf dengan lensa batugamping


ermineral sulfida dan mengandung uratkuarsa. Kedua formasi ini diterobos oleh dasitdan basal yang berumur Miosen Tengah.Di atasnya diendapkan Formasi Ekasyang terdiri dari batugamping yang berumurMiosen Atas. Kemudian pada Pliosen Atassampai Plistosen diendapkan batupasir tufaan,batulempung tufaan dengan sisipan tipiskarbon yang tergolong kedalam AnggotaSelayar Formasi Kalipalung, lalu FormasiKalipalung yang terdiri dari perselingan breksigampingan dan lava, Formasi Kalibabak yangterdiri dari breksi dan lava serta FormasiLekopiko (tuf berbatuapung, breksi lahar danlava). Formasi Kalipalung dan FormasiKalibabak saling menjemari. Pada waktuHolosen Bawah diendapkan lava, breksi dantuf yang termasuk kedalam Batuan GunungapiTak Terpisahkan tersebar sangat luas di utarayang dikelilingi oleh Formasi Lekopiko danFormasi Kalibabak, sedangkan di HolosenAtas terhampar endapan permukaan aluvium.Sesar yang panjang berarahTimurlaut-Baratdaya, sedang sesar-sesarlainnya berarah Baratlaut-Tenggara dan sedikitjumlahnya hampir berarah Utara-Selatan.Pulau Sumbawa memanjang dari arahbarat ke timur. Di bagian utara terdiri dari jalurgunungapi Kuarter dengan puncak G.Tambora(2851m). Bagian selatan terdiri daripunggungan-punggungan bukit kasar denganketinggian berkisar dari 800 - 1400 m.Batuan yang tersingkap terdiri daribatuan sedimen, gunungapi, batuan terobosandan endapan permukaan.Batuan sedimen yang berumur Tersier(Miosen-Pliosen), umumnya terdiri dari batuanhasil gunungapi dan batuan endapan lainnya,batugamping koral, batulempung tufaan danterumbu koral. Batuan gunungapi terbentukpada umur Kuarter antara lain terdiri daribreksi, lahar, tuf abu dan lava.Batuan terobosan bersusunan andesit,diorit, tonalit dan dasit. Dasit dan andesitumumnya mengandung pirit. Batuan inimenerobos batuan sedimen dan batuangunungapi di atasnya. Batuan terobosan iniberumur Miosen.Endapan muda terdiri dari endapanhasil gunungapi muda dan aluvium.Struktur yang ada di daerah ini terdiridari sistem retakan yang berarah baratlauttenggaradan timurlaut-baratdaya. Retakanlainnya berarah utara-selatan dan barat-timur.Ubahan dan MineralisasiEndapan mineralisasi tembaga danemas porfiri Batuhijau terdapat pada batuanmetavolkanik yang diterobos oleh komplekintrusi tonalit dan diorit di daerah kontrak kerjaPT.Newmont Nusa Tenggara (NNT) padalokasi geografis 08°57’55” LS dan 116°52’21”BT. Ubahan di daerah tersebut berupa ubahanpropilitik (klorit-epidot) yang saling tumpangtindih dengan alterasi argilik intermediate(serisit-klorit), minor phillic (serisit-pirit) danalterasi sodic (albit), kemudian alterasi argilik(serisit-kaolinit) dan ubahan argilik lanjut(kaolinit-alunit-piropilit) yang muncul dekatpermukaan. Intrusi tonalit muda dan menengahmerupakan litologi yang menyebabkanmineralisasi di daerah ini, sedangkan tonalittua tidak membawa mineralisasi yang berarti.Ubahan argilik dan pengersikan(DW/RC.10.608) terdapat di daerahBangkatmonteh, Kecamatan Brangrea. Mineralyang terdapat di daerah ini adalah emas, perakdan pirit secara terserak pada mineralisasisulfida tipe urat. Aktifitas penambangan rakyatsecara tradisional terdapat di daerah ini dengan1


menggunakan tromol dan pemisahan emasdilakukan dengan cara amalgamasi.Di sekitar aliran Sungai Ledang danSungai Litoh ditemukan batuan-batuan gulingyang mengalami pengersikan berderajatsedang hingga kuat, propilitisasi dan ubahanargilik (DW/RF.10.610, DW/RF.10.611 danDW/RF.10.609 ) sehingga kemungkinan padabagian hulu Sungai Ledang terdapatmineralisasi yang menarik.Sumber Daya Mineral• Tembaga, emas dan perak tipe porfiriditemukan daerah Batu Hijau kawasanpertambangan PT. Newmont NusaTenggara. Selain itu terdapat pula dibeberapa daerah dengan tipe epitermal,seperti di Biang Bambu, Dodo, Senggoro,Pelanggan, Donggamas, Sori Pesa,Penggembur dan Bangkatmonteh.• Kerikil, pasir, lempung dan batugampingyang terdapat di beberapa tempat sepertidi daerah Praya, Pujut, Taliwang danSumbawa Besar dapat digunakan untukmembuat bangunan dan batugampingdibakar untuk bahan tembok.• Batuapung terdapat di sekitar lerenglerengGunung Rinjani seperti di sekitarSukamulia dan Kupang.Tabel.1 Pemerian Conto Batuan Singkapan/Hanyutan (Float) dan MineralisasiLembar Peta LombokNO NO.CONTO LOKASI LITOLOGI MINERALISASI1 DW/RC.10.604 Batuhijau ubahan argilit, putihkehijauan, lunak,2 DW/RC.10.605 Batuhijau Tonalit, abu tua, urat-uratkuarsa 1-3mm, sebagianterubah argilik.3 DW/RC.10.606 Batuhijau Diorit, coklat tua, kompak,keras,kalkopiritterkonsentrasi dan piritterserak, kristal kuarsa.4 DW.RF.10.607 Batuhijau Tonalit, abu-abu tua,keras,urat-urat kuarsa (2-4mm)Kalkopirit, pirit, bornit danvivianit hadir secara terserak(5-10% dari total volume)5 DW/RF.10.608 Bangkat Ubahan pengersikan danmonte argilik, putih kotor,.6 DW.RF.10.609 S.Litoh Ubahan argilit sedang, putih,lunak, sebagian pengersikanderajat sedang, keras.7 DW/RF.10.610 S.Ledang Pengersikan kuat, coklatmuda - tua, pirit terserak (2%dari total volume), uratkuarsa.kalkopirit, pirit, bornitterserak dan berupaurat.kalkopirit, pirit,Kalkopirit, pirit, bornitdan vivianit.pirit dan kalkopirit8 DW/RF.10.611 S.Ledang Pengersikan, putih, keras,sebagian terpropilitisasi,hijau muda,.lunak9 AS/RF.10.612 Sukamulia Batuapung, abu-abu,vesiculer, ringan10 DW/RF.10.613 Batuhijau Konsentrat tembaga tembaga, perak, emaspirit2


Tabel.2Hasil Analisis Conto Batuan di Lembar LombokNo KODE CONTOH Cu(ppm)Pb(ppmZn(ppm)Ag(ppm)Fe(ppm)As(ppm)Mo(ppm)Au(ppb)1 DW/RC 10604 3520 34 71 2 31000 0 6 162. DW/RC 10605 12370 21 73 3 82000 0 0 5963. DW/RC 10606 3350 26 132 3 71000 0 6 484. DW/RC 16067 4780 20 62 3 81000 5 0 8345. DW/RF 10608 40 494 29 5 7000 35 9 8046. DW/RF 10609 56 76 21 1 18000 10 34 3027. DW/RF 10610 29 160 77 2 17000 1270 34 4388. DW/RF 10611 442 27 26 0 22000 2,5 32 169. AS/RF 10612 1220 45 104 2 36000 0 2 410. DW/RC 10613 288200 869 2873 9 209000 770 6 9130GEOKIMIAPengolahan data hasil analisis contosedimen sungai aktif dilakukan dengan duacara, yaitu analisis univariat dan multivariat.Analisis UnivariatAnalisis univariat merupakan analisisterhadap masing-masing unsur yang meliputianalisis statistik dan penyebaran kurvahistogram. Hasil statistik daerah Lembar petaini terdapat pada tabel di bawah ini.Tabel.3Statistik Hasil Analisis Conto Sedimen Sungai Aktif Lembar LombokUNSUR N MAX MIN MEAN STD.DEV BATASDETEKSICu 343 390 8 27.84 22.71 2Pb 343 587 5 18.21 31.35 5Zn 343 442 29 108.93 56.50 5Co 343 63 4 29.92 9.33 2Ni 343 51 4 17.09 8.19 2Mn 343 1935 37 982.32 220.7 50Li 343 14 2 6.18 2.06 1K 343 14600 700 4574.05 2368 100Cr 343 308 5 68.92 40.11 5Fe 343 39.5 0.7 12.24 6.69 1Ag 343 2 0.7 1.03 0.30 1Tembaga (Cu)Nilai-nilai anomali di daerah inidicerminkan oleh kelas.1 pada peta sebaranunsur tembaga (gambar.5). Nilai ekstrim yangterdapat pada kelas.1 sebesar 390 ppmmenunjukkan kandungan tembaga yang tinggidi muara Sungai Brang Sejorang yangmerupakan salah satu sungai bersumber daripegunungan daerah penambanganPT.Newmont Nusa Tenggara (DW/D.574).Nilai tinggi unsur tembaga lainnya terdapatpada conto DW/D.567 sebesar 59 ppm yangdiambil di cabang Sungai Litoh dimana padalokasi ini ditemukan batuan ubahan argilikdengan pemineralan kalkopirit dan pirit.Sedangkan nilai-nilai anomali lainnya terdapatdi daerah Daerah aliran sungai Dadokan diPringgabaya dan S.Mayong di Sembeliadimana di kedua daerah tersebut dihuni olehbatuan gunungapi Kuarter berkomposisiandesit-basaltik.1


Timbal (Pb)Conto-conto yang memiliki kadarlebih dari 29 ppm dikelompokkan kedalamkelas.1 serta dianggap sebagai anomali daerah<strong>penyelidikan</strong>. Nilai ekstrim unsur ini terdapatpada conto DW/D.10.602 yang berkadar 587ppm pada lokasi S.Gesi cabang S.BrangRea -Bangkatmonte dimana pada bagian hulu sungaiini terdapat aktivitas penambangan emassecara tradisional. Pada lokasi ini diambil pulaconto batuan DW/RC.10.608 yang berupaubahan pengersikan dan argilit, berwarna putihkotor dengan mineralisasi pirit dan kalkopirit,hasil analisi batuannya menunjukkankandungan Pb sebesar 494 ppm dan Au 804ppb. Nilai anomali lainnya terdapat di S.BrangRea dan beberapa cabangnya dan daerah aliranSungan Ledang, peninggian unsur Pb inikemungkinan berhubungan dengan adanyaubahan pengersikan yang kuat dan sebagianterpropilitkan, namun perlu dipertimbangkanlokasi pengambilan contonya yang berdekatandengan jalan raya sehingga kemungkinanpeninggian Pb ini terkontaminasi oleh gasbuangan kendaraan bermotor.Seng (Zn)Nilai-nilai anomali unsur ini dianggapmulai dari kadar 270 ppm yangdikelompokkan ke dalam kelas.1. Pola sebarannilai anomali seng terdapat di daerah yangberlitologi batuan gunungapi Tersier antaralain pada Sungai Melaki, Sungai Karangpusit,Sungai Ledang, Sungai Selampit dan SungaiBonge. Sedangkan nilai-nilai anomali lainnyaterdapat juga di daerah berbatuan gunungapiKuarter seperti di Sungai Bongkang, SungaiRee dan Sungai Menggali.Kobal (Co)Kadar conto antara 55 hingga 63 ppmdianggap merupakan nilai-nilai anomali. Polasebaran nilai-nilai anomali unsur ini umumnyaterdapat pada daerah yang berlitologi batuangunungapi Tersier berkomposisi andesit -basaltik. Munculnya anomali unsur inikemungkinan karena kontrol litologi batuangunungapi tersebut.Nikel (Ni)Kadar di atas ambang lebih dari 43ppm dianggap merupakan nilai-nilai anomali.Pola sebaran nilai anomali unsur ini hanyaterkonsentrasi di Pulau Lombok pada daerahPringgasela dan Kotaraja di Sungai Bendung,Sungai Blongas, Sungai Batudurian, SungaiPaking, Sungai Poligading dan SungaiPringgasela. Rentang nilai anomali unsur nikelantara 44 hingga 51 ppm menunjukkan kadaryang rendah, oleh karena itu adanya daerahanomali unsur nikel di daerah ini ditafsirkanberasal dari batuan gunungapi Kuarterberkomposisi andesit - basaltik.Mangan (Mn)Nilai-nilai di atas 1604 ppmdikelompokkan ke dalam kelompok anomali didaerah <strong>penyelidikan</strong>. Lokasi conto yangtermasuk ke dalam kelompok anomali unsurmangan di daerah ini terdapat pada batuangunungapi Kuarter seperti di S.Bagik,S.Menggala dan S.Bongkang, sedangkanlokasi anomali pada batuan gunungapi Tersierterdapat di S.Bagik, S.Sereneng, S.Gapuk,S.Punik, dan S.Selampit.Litium (Li)Lokasi nilai-nilai anomaliterkonsentrasi di anak-anak Sungai Litoh dan1


Sungai Blongas yang ditempati oleh batuansedimen Tersier terdiri dari batugamping,kalkarenit, batulempung, batupasir kuarsa danbreksi.Potasium (K)Lokasi pengambilan conto yangmemiliki kadar unsur lebih dari 12.699 ppmterdapat di daerah Amoramor dan Anyar dibagian utara Gunung Rinjani dan SungaiBremang di bagian barat Sumbawa Besar.Lokasi titik-titik anomali tersebut dihuni olehbatuan gunungapi Kuarter andesit-basaltik,ditafsirkan peninggian unsur potasium iniberasal dari batuan gunungapi tersebut .Krom (Cr)Kadar unsur di atas nilai 160 ppmdianggap sebagai anomali dan hanyaterkonsentrasi di sungai-sungai daerah Pujut,bagian utara Pringgabaya dan Sungai Rebah diBangkatmonte. Nilai anomali yang relatif tidaktinggi ditafsirkan berhubungan dengan kondisilitologi yang dihuni oleh batuan gunungapiTersier dan Kuarter dengan komposisi andesithingga basal.Besi (Fe)Lokasi nilai-nilai anomali yangberkadar diatas 32,0% tersebar di beberapasungai bagian selatan Pulau Lombok sebanyak3 lokasi, 1 lokasi di bagian utara dan bagianutara Pulau Sumbawa yang keseluruhannnyadihuni oleh batuan gunungapi berkomposisiandesit-basalt berumur Tersier dan Kuarter.Perak (Ag)Rentang nilai perak di daerah<strong>penyelidikan</strong> tidak menunjukkan variasi nilaiyang menarik, hanya berkisar antara 0,7hingga 2 ppm dengan nilai aritmatik sebesar1,03 ppm. Nilai 0,7 ppm adalah sebagaipengganti dari nilai nol yang diperoleh dari 2/3dikalikan nilai batas deteksi. Lokasi anomaliperak yaitu yang memiliki kadar sebesar 2 ppmtersebar di kedua pulau tersebut, namun perludiperhatikan lagi hubungannya denganmineralisasi.Analisis MultivariatPengolahan data multivariat (unsurmajemuk) sangat penting dilakukan dalameksplorasi <strong>geokimia</strong>. Hal tersebut perludilakukan karena setiap fenomena geologi,baik litologi, alterasi dan mineralisasimempunyai karakteristik asosiasi unsurtertentu yang dapat dijadikan sebagai panduanuntuk menafsirkannya.Oleh karena itu, untuk mengetahuiasosiasi antar unsur di daerah <strong>penyelidikan</strong>maka digunakan metode-metode di bawah iniyang keseluruhannya menggunakan pirantilunak Datamine (Johnson, 1993) :Korelasi UnsurAnalisis korelasi unsur dilakukanuntuk mengetahui kekerabatan antar unsurberdasarkan nilai korelasi. Dengan anggapannilai korelasi antar unsur >0,5 mencerminkanhubungan yang kuat. Nilai korelasi antar unsurtersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini:2


Tabel.4Matriks Korelasi UnsurCu Pb Zn Co Ni Mn Li K Cr Fe AgCu 1.0000 0.0193 -0.0489 0.0156 0.1304 0.0615 0.1282 0.1615 -0.0705 -0.2025 0.1116Pb 1.0000 0.0210 -0.1125 -0.0986 -0.1890 0.0133 0.1545 -0.0808 -0.1128 0.1932Zn 1.0000 0.3899 0.1542 0.4576 -0.1553 -0.4594 0.3117 0.3326 0.0711Co 1.0000 0.5709 0.4335 -0.2702 -0.3912 0.4863 0.3348 0.2270Ni 1.0000 0.2665 -0.1255 -0.3049 0.5603 0.1398 0.1838Mn 1.0000 -0.0579 -0.3171 0.2163 0.1707 0.0434Li 1.0000 0.4865 -0.4482 -0.5780 -0.0147K 1.0000 -0.5210 -0.5669 -0.0366Cr 1.0000 0.6326 0.0402Fe 1.0000 -0.1188Ag 1.0000Analisis FaktorMetode analisis faktor dapatBerdasarkan tabel.4 di bawah ini,maka di daerah <strong>penyelidikan</strong> terdapat tigamengidentifikasikan banyaknya asosiasi unsurunsurasosiasi unsur antara lain :tertentu di suatu daerah berdasarkanbobot korelasi unsur masing-masing terhadapunsur lainnya.Faktor.1Faktor.2Faktor.3: Ni - Co - Cr: Li - K: Pb-(Ag)Tabel.5Analisis FaktorFaktor.1 Faktor.2 Faktor.3Cu 0.1177 0.2261 0.0460Pb -0.1331 0.0902 0.7270Zn 0.2445 -0.3776 0.0459Co 0.6878 -0.4030 -0.0853Ni 0.8747 -0.2546 -0.1193Mn 0.3566 -0.1785 -0.2300Li -0.2356 0.6633 0.0142K -0.3904 0.6890 0.1589Cr 0.6497 -0.7249 -0.1167Fe 0.2643 -0.8750 -0.1731Ag 0.2347 0.0539 0.2949Analisis Gugus (Cluster Analisys)Hasil dari perhitungan analisis gugusberupa dendogram yang menggambarkankekerabatan beberapa unsur terdekat, denganbesarnya nilai korelasi antar unsur sebagaiacuannya maka terlihat kekerabatan unsurseperti gambar di bawah ini :1


Gambar.2 Dendogram dari analisis kelompok n=343,nilai > 0,19 signifikan pada level 1%Gambar.3 Dendogram cara KLEINER - HARTIGANDari gambar di atas menunjukkan adanyaasosiasi unsur Co-Ni-Cr-Fe, Zn-Mn, Pb-Agdan Cu-Li-K.Analisis R-Mode Non Linear Mapping.Teknik R-Mode NLM adalah salahsatu cara yang digunakan untuk mengujiasosiasi unsur dalam suatu daerah secara duadimensi serta dapat menggambarkan seberapakuatnya hubungan antara satu faktor unsurdengan faktor yang lainnya. Semakin jauh darititik salib sumbu maka asosiasi ini semakin“Signifikan”, sedangkan nilai positif dannegatif sumbu tidak menunjukkan kadar unsur.Berdasarkan gambar.22 di bawah inimaka ditafsirkan bahwa di daerah <strong>penyelidikan</strong>terdapat asosiasi unsur sebagai berikut : K - Liyang ditafsirkan dikontrol oleh litologi, Co-Ni-Cr-Fe-Mn-Zn yang berhubungan dengankontrol litologi dan Cu-Pb-Ag yang ditafsirkanberhubungan dengan mineralisasi.1


Gambar.4 Diagram Plot R-Mode Non Linear MappingPEMBAHASANBerdasarkan hasil analisis sedimensungai aktif tiap unsur terdapat kadar tembagadengan nilai ekstrim sebesar 390 ppm di muaraS.Sejorang pada lokasi DW.10.574, ditafsirkanadanya peninggian kadar ini berhubungandengan mineralisasi emas, perak dan tembagadi daerah aliran Sungai Sejorang yangmerupakan bagian dari daerah KontrakPertambangan PT.Newmont Nusa Tenggara.Sedangkan lokasi conto DW.10.602 memilikikandungan timbal sebesar 587 ppm yangdiambil pada cabang Sungai Rea bagian hulu,ditafsirkan adanya peninggian kadar timbal didaerah ini berhubungan dengan mineralisasiemas dengan ubahan argilik dan propilitisasi didaerah Bangkatmonteh.Metode analisis unsur majemukmenghasilkan 3 (tiga) kelompok kekerabatanunsur, antara lain : Li - K, Pb - Cu - Ag, danCo - Ni - Mn - Zn - Cr.• Peta Rangking Skor.1 menunjukkankekerabatan unsur Li - K di beberapalokasi <strong>penyelidikan</strong>, umumnya lokasiconto yang menunjukkan hubungan positifkedua unsur tersebut kemungkinandipengaruhi oleh adanya batuan sedimendan batuan intrusi granitik di sekitar lokasitersebut. Sedangkan hubungan positif diLi - K di sekitar pantai utara PulauLombok ditafsirkan dipengaruhi olehkontaminasi endapan-endapan pantai disekitar lokasi pengambilan conto.• Peta Rangking Skor.2 menunjukkankekerabatan unsur Pb - Cu - Ag dibeberapa lokasi , antara lain S.Sejorang,S.Lamar, bagian hulu Sungai Ledang,S.Litoh, S.Sampea, beberapa sungai disekitar Pringgabaya - Aikmel dan AikSayang - Sekotong. Adanya polahubungan positif di beberapa lokasitersebut ditafsirkan berhubungan denganmineralisasi logam mulia dan logam dasar,hal ini disebabkan oleh intrusi batuan bekuberkomposisi granit, diorit dan tonalit dibeberapa lokasi tersebut yang menerobosbatuan sekitarnya yang menimbulkanubahan propilitisasi, silisifikasi danubahan argilik pada beberapa tempat danadanya mineralisasi emas, perak, pirit,kalkopirit dan vivianit. Hubungan positifketiga unsur pada lokasi-lokasi tersebut1

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!