Penyelidikan Pendahuluan Endapan Gambut Daerah Muarapulau ...
Penyelidikan Pendahuluan Endapan Gambut Daerah Muarapulau ...
Penyelidikan Pendahuluan Endapan Gambut Daerah Muarapulau ...
Transform your PDFs into Flipbooks and boost your revenue!
Leverage SEO-optimized Flipbooks, powerful backlinks, and multimedia content to professionally showcase your products and significantly increase your reach.
Tuesday, March 26, 13
BAB.1. PENDAHULUAN1.1, Latar BelakangUntuk menunjang kebijaksanaanPemerintah dalam hal diversifikasi energi maka,gambut sebagai energi alternatif setelahbatubara, dapat menunjang salah satusumberdaya alam penunjang pembangunan.<strong>Penyelidikan</strong> endapan <strong>Gambut</strong> di daerah blok1712 lembar 21,22, 53 dan 54 dalam rangkamelaksanakan Kegiatan Suplemen (DIK-S,)Direktorat Invrntarisasi jendral Geologi danSumberdaya Mineral tahun anggaran 2001.Pekerjaan lapangan dalam tahapinventarisasi dan diharapkan dapat menunjangdiversifikasi energi alternatif baru.1,2. Maksud dan Tujuan<strong>Penyelidikan</strong> ini dimaksudkan untukmengetahui lebih rinci berapa besar cadanganendapan gambut, mutu dan bentuk geometri didaerah tesebut,. sehingga diharapkan informasidan pendataan ini dapat menunjangpengembangan dan penggunaan gambutdikemudian hari sebagai bahan baku energimaupun industri farmasi seperti karbon aktif,pigment karet ban, tinta stensilan, tinta bubukprinter dan plat piringan hitam.Energi alternatif yang dapat disajikandalam bentuk briket gambut, diharapkanterwujud mengingat cadangan bahan bakarminyak (bbm) sebagai sumber energi semakinlama akan semakin menipis, demikian jugabatubara, maka perlu dicari energi alternatif lain,misalnya menggunakan sumber energi daribahan alam gambut.Tujuan lain yaitu untuk mengetahuikeadaan umum wilayah, morfologi, flora danfauna serta hal-hal lain yang terkait denganendapan gambut dan kesampaian daerah(infrastruktur), kondisi sosial masyarakat, iklimdan curah hujan, diteliti karena erat kaitannyadengan kegiatan eksploitasi selanjutnya.1.3 Lokasi <strong>Daerah</strong> <strong>Penyelidikan</strong><strong>Daerah</strong> yang di selidiki adalah endapangambut yang terletak di sebagian daerah PropinsiKalimantan Selatan. dan Kalimantan Tengah,daerah perbatasan tersebut meliputi desa<strong>Muarapulau</strong> termasuk Kabupaten, Barito KualaPropinsi Kalimantan Selatan dan KabupatenKuala Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah.<strong>Daerah</strong> tersebut secara geografisterletak antara : 2 o 45’ - 3 o 00’ LS dan 114 o 30’-114 o 50’ BT, dan termasuk dalam lembar petatopografi, lembar 1712-21, 22,53 dan 54 dariMuka Bumi Bakurstanal skala 1 :50.000,.(gambar 1.)<strong>Daerah</strong> tersebut terletak dengan +60.km sebelah Barat-laut Banjarmasin. Lokasidapat dicapai dari Banjarmasin ke Marabahanmelalui jalan darat dan dilanjutkan ke desa<strong>Muarapulau</strong> dengan menggunakan perahu motor,1.4.Waktu dan Pelaksana <strong>Penyelidikan</strong>Waktu dari pertengahan bulanOktober.2001 sampai awal bulan Desember2001, selama 50 hari kerja,Inventarisasi ini dilakukan oleh SubDitBatubara, Direktorat Inventarisasi SumberdayaMineral yang terdiri dari Ahli Geologi,Pemboran dan Surveyor.1.5.Demografi, Iklim &Tataguna Lahan
Luas Kabupaten Barito Kuala dansekitarnya 2.996.960 km 2 dengan jumlah 198desa berpenduduk 2.877.000..jiwa, rata-ratahanya 97 orang tiap km2. Sebagian besarpenduduk terpusat di desa-desa sepanjang jalanutama kecamatan dan anjir-anjir yang dibuatpemerintah dan disepanjang sungai-sungai utamaguna mencari ikan ( BPS 2000).Tingkat pendidikan relatif cukup baikdengan tersedia berbagai tingkat saranapendidikan dengan adanya sekolah sampai SMAdi Kabupaten dan di pedesaan umumnya hanyasampai SMP dan SD.Iklim dan Curah HujanMarabahan dan sekitarnya terletakdidalam zona iklim Indo-Australia yangbercirikan suhu, kelembaban dan curah hujanyang tinggi sepanjang tahun. Musim hujanberlangsung dari November sampai Juni, danmusim kemarau dari Juli sampai Oktober.Tata Guna LahanSebagian besar daerah penyelidikanditutupi oleh hutan tropis homogen, persawahan,perkampungan dan perkebunan kelapa.yangdiusahakan oleh PT KODECO.BAB.2. KEGIATAN PENYELIDIKANKegiatan ini akan mencakuppengamatan permukaan, pemboran dangkal,pengambilan conto dan pengukuran (pembuatanlintasan).Pengamatan permukaan (pemetaan) diarahkan guna melokalisasi dan mengetahui arahdan potensi penyebaran endapan gambut..Pemetaan meliputi formasi batuan Tersier danKuarter. Ditekankan terutama di Kuarter, padaendapan gambut dan tanggul-tanggul alamdisepanjang sungai. Pada pemetaan ditentukanjalur-jalur pemboran yang akan dibor, denganskala 1 : 50.000Pemboran untuk pengambilan contodiambil dengan memakai bor tangan(Eijkelkamp Auger). Pemboran dangkal (bortangan) dilakukan secara acak pada titik-titikyang cenderung mengarah kepada potensiketebalan. Pengambilan conto gambut diambildari setiap lubang dengan interval 1/2 metersampai ke dasar gambut. Setiap conto darilubang bor dengan kemajuan pemboran antara0,5 m sampai 6,0 m (tergantung ketebalangambut), langsung dimasukan kedalam kantongplastik, untuk mencegah penguapan dankontaminasi. Pemboran tangan sebanyak 60lubang bor, yang letaknya tersebar di daerah<strong>Muarapulau</strong> dan sekityarnya dengan dibantupenambahan data dari parit dan saluran yangdibuat penduduk.Jumlah conto gambut yang telahdikumpulkan sebanyak 50 conto, sebagian dariconto ini disorting kembali dan nantinya diLaboratorium D.S.D.M Bandung dipilih 20conto yang dapat diharapkan terwakili. Pemeriangambut secara megaskopis dilakukan dilapanganmeliputi warna, derajat pembusukan(Humification degree), kandungan kayu, akar(wood), serat ( fibre) Ph ( derajat keasaman ) dankandungan air, yang dapat dijabarkan menjadisaprik, hemik dan fabrik. Untuk mengetahui:Nilai kalori, kandungan abu, sulfur, karbontertambat, zat terbang," bulk density " dankelembaban dari conto gambut, akan dilakukannanti di Laboratorium Kimia DirektoratSumberdaya Mineral di Bandung.Pengukuran (theodolit) di arahkan padapembuatan lintasan dari kubah gambut yang
telah kita ketahui sebelumnya, yaitu dibuat 3lintasan pengukuran elevasi sepanjang 15,7 km,dengan tujuan untuk mengetahui gambaranpengeringan dari kubah gambut ke saluranpengeringan. Sedangkan jarak antara lokasi bortangan satu sengan lainya dikontrol pada petadengan memakai jarak pengukuran diikat denganGPS.dengan ketelitian + 25 m.BAB. 3. GEOLOGI3.1. Geologi Regional3.1.1 . Penyelidik TerdahuluTerdapatnya indikasi potensi gambut diIndonesia sebanyak juta 26 hektar (Anderson,’64) dan merupakan nomer empat terbesarcadangan gambut dunia. Kajian pustaka diambildari tulisan penyelidikan terdahulu, yaitumengenai dataran rendah dan rawa-rawa diKalimantan yang terbentuk kira-kira 5000 tahunyang lalu.Orang yang pertama menemukangambut di Indonesia adalah Koorders. Hasilpengamatannya dilakukan di Hutan rawa pantaitimur Sumatra pada tahun 1895. Koordersmemperkirakan 1/5 dari luas Sumatra yangmerupakan kawasan rawa adalah lahan gambut.Ditemukannya gambut di kawasan tropika initelah mematahkan pendapat sebelumnya yangmenyatakan bahwa gambut hanya terbentukberkenaan dengan akibat iklim dingin (temprate)yang dibatasi oleh ketinggian tempat daripermukaan laut sebagaimana umumnya gambutsphagnum (sejenis lumut) ditemukan. Penelitiantentang gambut di Indonesia ini mulai secaraintensif dilakukan oleh Polak antara tahun 1930-1950 dan sampai sekarang masih banyak halyang belum terungkapkan.Menurut data geologi sebagian daerahpedataran Kalimantan Selatan dan Tengahmengandung sumberdaya endapan gambut,cukup banyak untuk diversifikasi energi.Sebaiknya lahan gambut yang ada di daerahtersebut dapat di dayagunakan sebagaimanamestinya, agar menghasilkan nilai tambah bagiPEMDA setempat.3.1.2. StratigrafiGeologi umum daerah penyelidikantermasuk dalam Mandala Kalimantan Selatan.Urutan stratigrafi daerah penyelidikan menurutN. Sikumbang dan Heryanto., (1994), yaituterdiri dari batuan termuda aluvium, dan endapangambut berada diatas Formasi Dahor yangterdiri dari batupasir kuarsa lepas berbutirsedang, lempung dan dijumpai lignit sertakonglomerat, berumur Plio-Plistosen.Susunan stratigrafi dapat dibagi tiga,pra-Tersier, Tersier, dan Kuarter. Setiap satuandiberi nama dan diperkirakan secaralitostratigrafi berdasarkan tata-nama yang telahberlaku di daerah Cekungan Kalimantan Selatan(N. Sikumbang dan Heryanto., (1994) yangmengikuti rekomendasi Sandi StratigrafiIndonesia (1975).Tatanan stratigrafi regional dari tua ke muda,adalah sebagai berikut :Di atas Formasi Pitap diendapkan tidakselaras batuan Formasi Tanjung (Tet), berumurEosen, terdiri atas batupasir kuarsa danbatulempung dengan sisipan batubara, setempatbersisipan batugamping, mengandung fosil.Formasi Tanjung terendapkan dalam lingkunganfluviatil sampai dengan laut dangkal;ketebalannya sampai 750 m.
Di atas Formasi Tanjung diendapkanselaras batuan Formasi Berai (Tomb), berumurOligosen, terdiri atas batugamping fosil forambesar dan bersisipan napal. Formasi initerendapkan dalam lingkungan neritik denganketebalan sekitar 1000 m.Di atas Formasi Berai diendapkanselaras batuan Formasi Warukin (Tmw) berumurMiosen Tengah sampai Miosen Akhir, terdiriatas batupasir kuarsa dan batulempung dengansisipan batubara dan diendapkan dalamlingkungan fluviatil, ketebalan sekitar 400 meter.Di atas Formasi Warukin diendapkantidak selaras Anggota Layang Formasi Dahor(TQdt), berumur Pliosen. Anggota Layangterdiri atas konglomerat aneka bahanberkomponen semua batuan lebih tua denganukuran kerikil - bongkah.Di atas Anggota Layang Formasi Dahorterendapkan Formasi Dahor (TQd), berumur Plio- Plistosen Awal. Formasi Dahor terdiri atasbatupasir kuarsa lepas berbutir sedang terpilahburuk, konglomerat lepas dengan komponenkuarsa, batulempung lunak, setempat dijumpailignit dan limonit; terendapkan dalamlingkungan fluviatil dengan ketebalan sekitar250 m.Di atas Formasi Dahor terendapkanbatuan aluvial (Qa) terdiri atas batulempungkaolinit dan batulanau bersisipan pasir, gambut,kerakal dan bongkahan lepas, merupakanendapan sungai dan endapan rawa. <strong>Endapan</strong>gambut yang berasal dari berbagai jenistetumbuhan yang mati dan terakumulasi padadaerah-daerah pedataran rendah dan lembahlembahdalam cekungan dengan kondisi danlingkungan yang basah relatip stabil dan tenang.Kondisi ini terjadi terus menerus berulang-ulangpada waktu yang lama.Semua batuan pra-Tersier hanyaterdapat di bagian Tenggara lembar peta,sedangkan daerah inventarisasi dan evaluasimerupakan endapan batuan sedimen Tersiersampai Kuarter - Holosen.Satuan yang berumur Kuarter terdiridari sedimen Holosen dan belum terkeraskan,meliputi endapan aluvium dan endapan rawayaitu gambut, yang secara makroskopis dapatdikualifikasikan pada endapan gambut supriksampai Hemik, derajat kematangan H9-H6.3.1.3. Kerangka Tektonik & StrukturKedudukan geologi endapan gambuttermasuk pada Cekungan Barito. Cekungan inimerupakan cekungan pendalaman belakang(back deep basin) Unsur struktur di daerah iniadalah, struktur sesar dan lipatan yang berarahTimurlaut - Baratdaya. Jenis sesar diduga berupasesar geser dan sesar normal. Kegiatan tektonikyang diketahui adalah pada paska Miosen dandiduga telah berlangsung sebelum Tersier yangdiperkirakan mempengaruhi Formasi DahorBatuan termuda adalah endapanpermukaan yang terdiri atas endapan rawa danendapan sungai berumur Kuarter. <strong>Endapan</strong>sungai terdiri atas partikel-partikel batulempung,batulanau, batupasir halus sampai kasar danbahan-bahan organik. <strong>Endapan</strong> sungai umumnyaterjadi dan terbentuk pada waktu sungai-sungaibanjir dan meluap serta membawa komponenkomponensedimen tersebut ke arah hilir dandiendapkan pada daerah sepanjang alirannya danpada pedataran-pedataran sekitar yang cukupluas.
HASIL PENYELIDIKAN3.2.1. MorfologiDataran rendah menempati daerah yangluas dan menguasai sebagian besar, ketinggianhanya 1 - 5 meter diatas muka laut. Di daerahini terdapat. dataran-dataran rendah tersusunoleh endapan aluvium dan endapan rawa.Dari segi morfologi, penyelidikan yangterdiri dari daerah berawa-rawa di dekat sungaiyang diikuti sedikit dataran ( daerah sepanjangjalan menuju ibu kota kecamatan), denganketinggian maximum 5 m dari permukaan laut.<strong>Daerah</strong> penyelidikan berdasarkan pengukuranTo, merupakan dataran rendah dengan elevasiantara 3-5 meter di atas permukaan air laut (morfologi jenis pedataran ). Sungai Kapuas disebelah barat dan Sungai Barito di sebelah timur,keduanya merupakan sungai yang besar didaerah ini dan bermuara di laut Jawa , yangdipakai titik acuan dasar 0 m, untuk titikpengukuran endapan gambut. Anjiri Talaranyang mengalir barat-timur mempunyai lebar 4 mdibagian tengah, ke dalamannya + 2,3 m, denganpengaruh pasang surut 0,50 m.3.2.2.StratigrafiSecara umum dapat dibagi-bagi menjadi: Dari pengamatan lapangan daerahpenyelidikan pada umumnya tidak berbedadengan kondisi rawa yang diisi oleh endapangambut. Secara umum dapat dibagi-bagi menjadi:Satuan sedimen Holosen dan belumterkeraskan, meliputi endapan aluvium danendapan rawa yaitu gambut, yang secaramakroskopis dapat dikualifikasikan padaendapan gambut sufrik sampai Hemik, derajatkematangan H6-H9.Aluvial terbentuk dekat dan dipinggirsungai sebagai pelopor perluasan daratan.<strong>Endapan</strong> aluvial ini terdiri dari partikel lempung,lanau (silt) dan batupasir.• <strong>Endapan</strong> tanggul ( levee ) terbentuk dipinggir sungai dan berfungsi sebagaitanggul sungai. <strong>Endapan</strong> ini terbentuk olehair sungai (pada waktu banjir) yangmembawa material yang agak kasar dandiendapkan dipinggir sungai. Pada keadaanpermukaan air maximal, tanggul ini lebihtinggi dan menjadi pemisah antara dataranbanjir dengan sungai. <strong>Endapan</strong> tanggulterdiri dari partikel lempung dan lanau (silt).• <strong>Endapan</strong> organik (gambut setebal 1 - 5,5 m),terbentuk paling akhir pada dataran banjir.Pada bagian atas terdapat endapan gambutyang disisipi oleh bagian tumbuhan seperiranting, daun dan cabang yang telahmembusuk yang kita sebut humus. Kondisiini merupakan gejala yang umum dariendapan gambut. Pada bagian bawahendapan organik bercampur dengan unsurunsuranorganik yaitu lempung (peatyclay).• <strong>Endapan</strong> dasar gambut yang umumnyaterdiri dari lempung dengan kandunganpartikel organik, dan di daerah penyelidikanterdapat disebagian tempat yang mempunyaidasar dari gambut yaitu lempung dan silt.BAB.4. GEOLOGI ENDAPAN GAMBUT4.1. Potensi <strong>Endapan</strong> <strong>Gambut</strong>Penyebaran endapan gambut kurangmeluas ini disebakan tidak didukungnyapembentukan cekungan yang stabil dengan
ditandai kontak antara batuan dasar denganendapan gambut, yaitu Formasi Dahor denganerosi sungai Barito begitu besar. walaupunendapan gambut sempat terbentuk dimasalampau tetapi gambut yang terbentuk telah habisdibakar oleh penduduk, dari catatan yang adasemejak tahun 1950 telah dibakar sebanyak 50kali selama selang musim kemarau, sebagaitradisi penduduk membakar lahan untuk ladangberpindah, yang menjadikan daerah Marabahandan sekitarnya sebagai lumbung padi. Penyebablain ketidak meluasnya endapan gambut didaerah penyelidikan kemungkinan dipengaruhijuga oleh muka air sungai yang tidak pernahstabil. Dalam hal ini, sebagaimana terlihat darialiran sungai yang berpindah-pindah, terjadinyaproses pasang-surut yang mengangkut kembalitetumbuhan yang sudah terendapkan khususnyadekat sekitar dan sepanjang S. Barito danS.Kahayan.4.2. Penyebaran <strong>Endapan</strong> <strong>Gambut</strong><strong>Endapan</strong> gambut di Kalimantan selatandapat diklasifikasikan sebagai " low land peat"(gambut dataran rendah) dibagian pantai (coastalpeat).Dari hasil pengamatan beberapapenampang bor, pembentukan gambut dimulaidari penimbunan sisa tumbuhan yang dapathidup diatas muka air seperti tumbuhan Bakau(mangrove). Sisa batang-batangnya masih dapatdijumpai didasar gambut (batas antara gambutdan lempung). Dalam pembentukan awalpengaruh air sungai masih dominan sehinggaterbentuk endapan gambut bercampur denganlempung (topogenus), kemudian terjadi satuperiode dimana levee (tanggul alam ) telahterbentuk dengan stabil, sehingga pembentukanendapan gambut tanpa pengaruh air permukaan(air sungai) yang disebut endapan gambutombrogenus (pengaruh air hujan sangatdominan). Proses ini berlangsung sampaisekarang. Dari hasil pengamatan secara fisik daripemboran tangan gambut di daerah penyelidikandapat diklasifikasikan sebagai gambutombrogenus.4.3. Kualitas <strong>Gambut</strong>Di Kalimantan Selatan dan Tengahgambut dengan bahan utama adalah senyawaorganik dan air. Unsur organiknya membentuksuatu rantai molekul terdiri atas asam humat,asam fulvat, humin, karbohidrat, malam, protein,lignit, sellulosa, bitumen dan senyawa lainnya.<strong>Endapan</strong> gambut mempunyai sifatrelatif heterogen, yang terdiri dari bahan organikdan anorganik yang sangat kompleks. <strong>Gambut</strong>yang mengalami dekomposisi lemah (H1-H2)biasanya kurang cocok untuk bahan enegi,sedangkan apabila mengalami dekomposisisecara menengah hingga tinggi (H4-H10)biasanya cocok untuk energi (Mukarwoto,1997). Komponen organik berupakarbon hidrogen yang terkandung didalamnyaadalah komponen yang sangat penting dalampemanfaatan gambut sebagai bahan energi.Kualitas endapan gambut mempunyaisifat fisik secara megaskopis sebagai berikut:Warna, gambut dekat permukaankadang-kadang ditemukan berwarna coklat tuasampai hitam, hal ini disebabkan oleh pengaruhoksidasi dan bekas hutan terbakar. Warna inibanyak dipengaruhi oleh derajat pembusukandan pengotoran zat anorganik. Pada gambutdekat dengan batuan dasar cekungan berwarna
hitam kecoklatan sedangkan makin ke atasmakin dominan warna coklat.Derajat pembusukan (H), gambutRawang lebok hitam umumnya dekat permukaanmempunyai H rendah dan sebaliknya pada dasargambut mempunyai derajat pembusukan yangtinggi. Sebaran kearah horizontal tidakmenunjukkan perbedaan yang mencolok, derajatpembusukan (H), yaitu antara H9-H6 (sufriksampai hemik ).Kandungan kayu (W), gambut tidakhomogen. Pada gambut yang tedapat di bagianbawah umumnya, mempunyai kandungan kayurelatip lebih banyak dibandingkan dengan bagianatas. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapafaktor antara lain derajat pembusukan dankecepatan proses pembentukan gambut, dibagian bawah permukaan air tanah pembentukangambut lebih cepat, sedangkan dibagian ataskayu banyak terbusukan. Kandungan kayuberkisar antara 10 - 15 %.Kandungan akar (R), pada bagian atassebagian besar berasal dari tumbuhan baru,sedangkan yang berasal dari tumbuhan yanglama banyak yang telah hancur, kandungan akaryang tinggi ( >25% ) terdapat dekat denganpermukaan.Kandungan serat (F), gambut dapatdigolongkan kepada sufrik sampai hemik, yangdipengaruhi oleh proses derajat pembusukansetempat, dengan prosentase kandungan serat>20 %, terutama dibagian bawah (daritumbuhan nipah dan bakau).Kandungan air (M), gambut erathubungannya dengan muka air tanah. Padamusim hujan air tanah hampir sama tinggi daripada permukaan gambut. Pada kondisi yangdemikian kandungan air dalam gambut hampirhomogen (>90%). Pada musim kemarau mukaair tanah turun. Pada waktu penyelidikanpermukaan air tanah tingginya 0 - 0,1 m dibawahpermukaan gambut. Dengan demikian gambutyang terletak diatasnya mempunyai kandunganair antara 80-90%, sedangkan yang terletakdibawah permukaan air tanah > 90% (waktupenyelidkan musim hujan). PH air gambut antara4 sampai 5 (suasana asam).Untuk mengetahui kualitas gambutsecara proximate/ultimate, diambil 20 contoyang diharapkan dapat mewakili, conto inidiambil dari permukaan (top) hingga lapisangambut paling bawah (bottom), kemudiandicampur menghasilkan conto composit. Analisadi laboratorium dilakukan untuk nilai kalori,kandungan abu, sulfur, karbon, zat terbang,kelembaban dan bulk density (tb 5).4.4. SumberdayaSumberdaya gambut dihitung denganperkalian antara luas sebaran gambut denganketebalan rata-rata antara dua isopah.Luas sebaran gambut dibagi menjadi tiga bagianmenurut ketebalannya, yaitu sebaran gambutdengan ketebalan antara 1-3 m, 3-5 m dan >5 m.Ketebalan gambut rata-rata ialah ketebalanantara dua isopah yang dibagi menjadi tigabagian yaitu 2 m , 4 m dan 5,5 m.Sumberdaya = isi x bulk density, yaitu, Sumberdaya 180,375x10 6 X 100 kg =18.037,5x10 6 kg atau 18,04 juta ton gambutkering ( +5 % air, Bulk density 100 kg/m 3 ).BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penyelidikan pendahuluan dapatdisimpulkan sebagai berikut:• Kedudukan geologi dari endapan aluviumdan gambut terletak diatas Formasi Dahoryang berumur Plio-Plistosen.• Di daerah penyelidikan endapan gambutdapat dikualifikasikan sebagai "ombrogenuspeat" yang terletak pada basin peat dandiklasifikasikan sebagai " Low Land peat"(gambut dataran rendah, ketinggian 5 mdiatas muka air), dengan derajatpembusukan H9-H6 ( sufrik sampai hemik )dan berumur 4000-5000 tahun yang lalu.Potensi endapan gambut tersebut merupakanpotensi gambut yang ada di Kalimantan Selatandan sebagian. Kalimantan Tengah. Sumberdayagambut yang tebalnya > 1 m adalah 18.037,5juta ton, gambut kering ( +5 % air, Bulk density100 kg/m 3 ).SARANLahan gambut di daerah penyelidikandapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya energi,media penyemaian dan lain-lain, yang dapat dikelompokan sebagai berikut :1. <strong>Daerah</strong> bergambut dengan ketebalan 0 - 1 m.,untuk persawahan dan pertanian pasang surut.2. <strong>Daerah</strong> bergambut dengan ketebalan < 2m,dapat digunakan sebagai lahan pertanian kering,seperti perkebunan karet dan kelapa sawit.3. <strong>Daerah</strong> bergambut dengan ketebalan antara 2– 5,5 m untuk energi.DAFTAR PUSTAKA1. Anderson, J.A.R., 1964. The Structure And Development Of The Peat Swamps Of Serawak AndBrunei. Journal of Tropical Geography. vol. 18, 1964.2. Diemont, W.H., and Supardi, 1986: Genesis of Indonesia Lowland Peats and Possibilities forDevelopment. Symposium and exhibition lowland development in Indonesia, Jakarta. University ofIllinois, Urbana,Illinois.3. Euroconsult, (1984) : Preliminary Assestment of Peat Development Potential Final Report.,Euroconsult, Ahrnem, The Netherland.4. Geyh, H.R., Kudras Streif, H., (1974): Global changes in post Glacial Sea Level. A MemorialCalculation Quartenary Research P.264-287.5. Shell International, (1983) : Utilization of Indonesian Peat for Power Generation. Shell InternationalPetroleum, London.
Tabel 2. Stratigrafi Sedimen Pengisi Cekungan Kalimantan Selatan
UMUR SIMBOL FORMASI LITOLOGIKUARTER Q Alluvium <strong>Endapan</strong> SungaiPLIOSENMIOSENAtasMIOSENTengahTghTfatasTfbawahDahorWarukinBatupasir, Lempung lignit, tanah liatumumnya abu-abu kotor sampai kecoklatan.Tanah liat serpih, selingan batubaraBatubaraAtas: batubara sampai 20mdengan selingan tanahliat danpasirBawah: napal, tanahliat, bekastanaman, batupasir kapuranberfosilTEBAL(m)400msampai600mMIOSENBawahTeatasFacies pantai (reef) di atas napal, serpih,pasir kapuran berwarna coklat, tipis, berfosilOLIGOSENTeBawahTedBeraiFacies pantai (reef), foram besar, serpih,napal, berwarna coklat abu-abu.Batugamping, masif, tebal, berfosil, serpih,abu-abu gelap, selingan batugampingsampai2000mEOSENTabTanjungSerpih, napal, batugamping sisipanbatupasir, serpih, batubara.Serpih, batupasir, konglomeratsampai1000mPRATERSIERSerpentin dan metasedimenTabel 4. Ringkasan Perhitungan Sumberdaya <strong>Gambut</strong>.<strong>Daerah</strong>Luas juta(m 2 )ketebalanrata-rataSumberdayajuta (m 3 )( m )isopah 1-3m 83,50 2 167isopah 3-5m 3 4 12isopah >5 m 0,25 5,5 1,375jumlah 86,75 180,375Tabel 3. Kolom Stratigrafi <strong>Daerah</strong> <strong>Penyelidikan</strong>
UMUR FORMASI PEMERIAN LITOLOGI LINGKUNGANPENGENDAPANK<strong>Gambut</strong>H.<strong>Gambut</strong> ombrogenus ( murni) PaludalUOARLOPasir, abu-abu-putih, berbutir halus,bersifat lempungan dan lanauan pasiratau lanau dibagian atas.Lempung, putih, plastis, lanauankadang-kadang pasiranFluviatil/dataran banjirTESER NTERSIERPLIS-TOSENMIO-SENTE-NGAH-AKHIRALLUVIUMRAWAlempung, putih kotor plastis denganlanau kadang-kadang pasir, berbutirhalus mengandung mengandungmaterial organik, cangkang kerangLempung organik, coklat, lempunggambutan kadang-kadang menjaridengan endapan laut dangkalDahor batupasir kuarsa lepas berbutirsedang, lempung dan dijumpai lignitserta konglomerat,WarukinAtas: batubara sampai 20m denganselingan tanahliat dan pasirBawah: napal, tanahliat, bekastanaman, batupasir kapuran berfosilLaut dangkal<strong>Endapan</strong> rawabakauDaratLaut dangkal
Peta Geologi <strong>Daerah</strong> <strong>Penyelidikan</strong>