Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
hukum<br />
Tap untuk melihat video<br />
persidangan Angie.<br />
itulah penggalan chatting antara Angelina Sondakh<br />
dan Mindo Rosalina Manulang via BlackBerry<br />
Messenger (BBM), 14 Oktober 2010 lalu. Angie<br />
menagih uang tunai US$300 ribu dan US$200 ribu<br />
yang dijanjikan Rosa, tetapi tak kunjung dikirim.<br />
Uang itu telat dikirim lantaran stok yang tersedia di<br />
kas Grup Permai tinggal mata uang rupiah. Sedangkan<br />
Angie lebih suka uang Dolar atau istilah mereka, apple<br />
washington. BBM mantan Wasekjen Partai Demokrat<br />
itu mujarab. Tak lama setelah menanyai Rosa, uang<br />
sudah di tangan Alex, kurirnya.<br />
Angie yang waktu itu menjadi Koordinator Pokja<br />
Anggaran Komisi X DPR juga<br />
menanyakan uang untuk<br />
Wayan Koster. Politikus PDIP<br />
itu adalah Wakil Angie di Pokja.<br />
Lantai 6 merujuk pada ruangan<br />
Koster bernomor 613<br />
di lantai 6 Gedung Nusantara<br />
I DPR, Senayan.<br />
Uang miliaran itu diberikan<br />
kepada Angie bukannya tanpa<br />
motif. Uang itu adalah fee atas<br />
kesanggupan Angie menggiring<br />
proyek Kemendiknas<br />
dan Kemenpora agar jatuh ke<br />
Grup Permai, holding company milik bekas Bendahara<br />
Umum PD, M. Nazaruddin, di awal tahun 2010. Setidaknya<br />
itulah bunyi dakwaan jaksa yang dibacakan<br />
Kamis, 6 September 2012 lalu di Pengadilan Tipikor.<br />
Posisi Angie di Banggar memang sangat menentukan.<br />
Bahkan, saat membahas anggaran Kemendiknas,<br />
Angie mengajukan usulan kegiatan untuk sejumlah<br />
perguruan tinggi, yang tak masuk daftar program Ditjen<br />
Dikti Kemendiknas. “Kemudian diusulkan menjadi<br />
usulan Komisi X,” ujar jaksa Agus Salim.<br />
Majalah detik 10 - 16 SEPTEMBER 2012