Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ioetanol ditingkatkan, emisi itu makin turun.<br />
Program langit biru yang dicanangkan pemerintah<br />
pun lebih mudah diwujudkan.<br />
Saat ini di campuran bioetanol dalam premium<br />
untuk mobil konvensional maksimal 10% atau<br />
E10. Penggunaan E100 atau E80 pada mobil<br />
konvensional tanpa modifikasi mesin tidak<br />
disarankan karena khawatir merusak mesin.<br />
Namun, kini di Brasil muncul flexi car alias<br />
kendaraan fleksibel yang dapat menggunakan<br />
bioetanol hingga 100% atau premium 100% pada<br />
waktu yang lain.<br />
Berebut bahan<br />
Meski banyak keistimewaan, bisnis bioetanol<br />
bukannya tanpa hambatan. Salah satu aral penghadang<br />
bisnis itu adalah terbatasnya pasokan<br />
bahan baku. Saat ini sebagian besar produsen<br />
mengandalkan molase sebagai bahan baku.<br />
Padahal, limbah pengolahan gula itu juga<br />
dibutuhkan industri lain seperti pabrik kecap<br />
dan penyedap rasa. Bahkan, sebagian lagi di<br />
antaranya diekspor. Indra Winarno mengatakan<br />
molase menjadi emas hitam belakangan ini.<br />
Dampaknya, hukum ekonomi pun bicara. Begitu<br />
banyak permintaan, harga beli bahan baku pun<br />
membubung sehingga margin produsen bioetanol<br />
menyusut. Beberapa produsen melirik singkong<br />
sebagai alternatif. Banyak yang membenamkan<br />
investasi di Lampung karena provinsi itu penghasil<br />
singkong terbesar di tanahair. Kehadiran mereka<br />
ternyata mendongkrak harga ubikayu di sana.<br />
energi<br />
“Dulu harganya di bawah Rp300 per kg.<br />
Sekarang lebih dari Rp400,” ujar Donny Winarno,<br />
vice president PT Molindo Raya Industrial.<br />
Kenaikan harga itu berkah bagi para pekebun. Di<br />
sisi lain menyulitkan para produsen. Hampir semua<br />
bahan baku bioetanol juga sekaligus bahan pangan<br />
sehingga berpeluang memicu konflik kepentingan.<br />
Menurut Alhilal Hamdi, konflik itu dapat dicegah<br />
jika produktivitas digenjot. Bila produktivitas<br />
singkong rata-rata 15 ton, kini muncul klon atau<br />
varietas unggul yang mampu berproduksi 120—<br />
200 ton per ha. “Yang 15 ton untuk pangan,<br />
selebihnya untuk industri,” ujar Alhilal.<br />
Sejauh ini limbah pengolahan<br />
bioetanol tidak menimbulkan masalah.<br />
PT Molindo Industrial, misalnya,<br />
mengolah limbah menjadi pupuk<br />
organik. Selain untuk keperluan sendiri<br />
dilahan tebu, pupuk itu juga dipasarkan.<br />
Di Bekonang, Sukoharjo, limbah itu<br />
juga dicari orang untuk pupuk. Dengan<br />
begitu, industri bioetanol skala rumahan<br />
memungkinkan untuk dilakukan di<br />
perkotaan sekalipun.<br />
Oktan tinggi<br />
Jika hambatan teratasi, produsen<br />
silakan meraup rupiah dari tetesan<br />
bioetanol. Soalnya, pasar bioetanol—sebagai<br />
bahan bakar—memang sangat besar karena<br />
populasi kendaraan bermotor meningkat. Menurut<br />
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia,<br />
Dari kiri:<br />
Premium<br />
bioetanol fuel<br />
grade, dan<br />
bioetanol<br />
dengan<br />
pewarnaan<br />
methyl blue<br />
Dengan<br />
menambahkan<br />
10% bioetanol,<br />
angka oktan E10<br />
mencapai 91<br />
hampir setara<br />
pertamax.<br />
TRUBUS EDISI KHUSUS HUT KE-63 RI 45<br />
Foto-foto: Sardi Duryatmo, Dian AS, Edi Amd