12.07.2015 Views

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Geologi Regional Cekungan ...

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Geologi Regional Cekungan ...

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Geologi Regional Cekungan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

8Gambar 2.3 Stratigrafi <strong>Regional</strong> <strong>Cekungan</strong> Sumatera Selatan (Anonim, 2006)2.3.1. Kelompok Telisa2.3.1.1. Formasi LahatFormasi Lahat merupakan suatu rangkaian breksi vulkanik tebal, tuf, endapanlahar dan aliran lava, serta dicirikan dengan kehadiran sisipan lapisan batupasirkuarsa. Anggota Formasi Lahat dari tua ke muda adalah Kikim Bawah, anggotabatupasir kuarsa, Kikim Atas.


11foraminifera planktonik (Miosen Awal), sedangkan saat dimana Baturaja berkembangdengan tebal, lapisan tertua Formasi Telisa memiliki zona fauna N6 atauN7 (Miosen Awal). Bagian atasnya juga bervariasi dari zona N8 (Miosen Awal)hingga N10 (Miosen Tengah), bergantung pada posisi cekungan dan dimana letakpenentuan batas formasi.2.3.2. Kelompok Palembang2.3.<strong>2.1.</strong> Formasi Air BenakatFormasi Air Benakat diendapkan secara selaras di atar Formasi Gumai, danmerupakan awal fase regresi. Didominasi oleh shale sisipan batulanau, batupasir danbatugamping. Ketebalannya antara 100 – 1000 meter. Berumur Miosen Tengahsampai Miosen Akhir, dan diendapkan di lingkungan laut dangkal.2.3.2.2. Formasi Muara EnimBagian atas dan bawah formasi ini dicirikan oleh keterdapatan lapisan batubarayang menerus lateral. Ketebalan formasi sekitar 500 – 700 meter, 15% nya berupabatubara. Bagian formasi yang menipis, lapisan batubaranya pun tipis atau bahkantidak ada. Hal ini menunjukan bahwa tingkat subsidence berperan penting dalampengendapan batubara. Formasi Muara Enim berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal,dan diendapkan secara selaras di atas Formasi Air Benakat pada lingkungan lautdangkal, paludal, dataran delta dan non-marine.


13Post-Rift Megasequence (29 – 5 Ma) yang terbentuk pada saat proses riftingberhenti. Adanya pembebanan termal mengakibatkan cekungan mengalamisubsidence yang kemudian diisi oleh Formasi Talang Akar Atas dan FormasiBaturaja. Dilanjutkan dengan pengendapan sedimen laut hingga laut dalam, yaituFormasi Telisa/Gumai sebagai pengaruh dari tingkat subsidence yang tinggi danmuka air laut relatifnya tinggi. Hal ini disebabkan oleh lamanya fase transgresi. Padasaat proses subsidence mulai melambat dan/atau supply sedimen meningkat (16 – 5Ma), Formasi Air Benakat dan Muara Enim mulai terendapkan.Yang terakhir adalah fase Syn-Orogenic / Inversion Megasquence (5 Ma –present), yaitu proses terjadinya kompresi tektonik yang mengakibatkan terbentuknyaBukin Barisan. Terbentuk pula perpanjangan lipatan-lipatan berarah baratlaut –tenggara di sepanjang cekungan. <strong>Cekungan</strong> mengalami subsidence terus-menerussebagaimana supply sedimen yang kian meningkat karena terjadi erosi Bukit Barisan.Arah erosi ke selatan dan barat, menghasilkan endapan Formasi Kasai dan endapanaluvium seperti yang nampak saat ini.


14Gambar 2.4 Stratigrafi Umum Blok Jabung, Sub-<strong>Cekungan</strong> Jambi, <strong>Cekungan</strong>Sumatera Selatan (Petrochina, 1998 dalam Saifuddin dkk., 2001)


152.5. FasiesFasies adalah suatu kenampakan lapisan atau kumpulan lapisan batuan yangmemperlihatkan karakteristik, geometri dan sedimentologi tertentu yang berbedadengan sekitarnya (Boggs, 1987). Perbedaan karakteristik yang menjadi dasar bagipengamatan fasies bisa ditinjau dari berbagai hal seperti karakter fisik dari lithologi(lithofacies), kandungan biogenic (biofacies), atau berdasarkan pada metoda tertentuyang dipakai sebagai cara pengamatan fasies contohnya fasies seismik atau fasies log.Menurut Walker (1992), fasies merupakan kenampakan suatu tubuh batuan yangdikarekteristikan oleh kombinasi dari lithologi, struktur fisik dan biologi yangmerupakan aspek pembeda dari tubuh batuan di atas, di bawah, ataupundisampingnya. Sedangkan menurut Yarmanto dkk. (1997), fasies merupakankenampakan menyeluruh suatu tubuh batuan sedimen, berdasarkan pada gambarankhususnya (tipe batuan, kandungan mineral, struktur sedimen, perlapisan, fosil,kandungan organik) yang dapat membedakannya dengan tubuh batuan yang lainnya.Suatu fasies akan mencerminkan suatu mekanisma pengendapan tertentu atauberbagai mekanisma yang bekerja serentak pada saat yang bersamaan. Fasies inidapat dikombinasikan menjadi asosiasi fasies (facies associations) yang merupakanmerupakan suatu kombinasi dari dua atau lebih fasies yang membentuk tubuh batuandalam berbagai skala dan kombinasi yang secara genetik saling berhubungan padasuatu lingkungan pengendapan. Asosiasi fasies mencerminkan lingkunganpengendapan atau proses dimana fasies itu terbentuk.


16Sedangkan yang dimaksud dengan suksesi fasies (facies succession) adalah suatubagian vertikal dari fasies dikarakteristikan oleh perubahan yang meningkat pada satuatau beberapa parameter seperti ukuran butir maupun struktur sedimen. Dikenal jugaarchitectural elements yang merupakan suatu morfologi dari sistem pengendapantertentu yang dikarakteristikan oleh pengelompokan fasies, geometri fasies, danproses pengendapan.2.6. Konsep Dasar dan Jenis Well LogLog adalah suatu grafik kedalaman, dari satu set data yang menunjukkanparameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur ( AdiHarsono, 1997). Log sangat membantu dalam menentukan karakter fisik dari batuanseperti litologi, porositas, dan permeabilitas.Data hasil logging ini digunakan untuk mengidentifikasi zona-zona produktif,kedalaman, ketebalan, dan membedakan fluida baik itu minyak, gas, dan air, sehinggadapat menghitung cadangan hidrokarbon di dalam suatu reservoir.2.6.1. Log Radioaktif2.6.1.1. Log Gamma RayLog Gamma Ray adalah suatu pengukuran terhadap kandungan radioaktivitasalam dari suatu formasi, yang radioaktifnya berasal dari tiga unsur radioaktif yang adadi dalam bumi yaitu Uranium-U, Thorium-Th, dan Potasium-K. Sinar gamma sangat


17efektif untuk membedakan lapisan permeabel dan yang tidak permeabel karenaradioaktif cenderung berpusat dalam serpih yang tidak permeabel (kurva log GRdefleksi ke kanan), sedangkan untuk lapisan permeabel unsur radioaktif jumlahnyasedikit (kurva log GR defleksi ke kiri). Log GR diskala dalam satuan API (AmericanPetroleum Institute).Log Gamma Ray digunakan juga dalam korelasi pada sumur yang berselubung,korelasi dari sumur ke sumur sangat baik karena sejumlah tanda-tanda perubahanlitologi hanya akan terlihat dengan jelas pada jenis log ini. Gabungan perekaman CCL(Casing Collar Locator) memungkinkan alat perforasi diposisikan dengan tepat didepan formasi yang akan dibuka. Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa kegunaandari log GR adalah sebagai berikut:1. Evaluasi lapisan yang berpotensi banyak radioaktif sehingga disimpulkan sebagailapisan shale2. Korelasi log antar sumur3. Penentuan lapisan permiabel dan tidak permeabel dengan pencocokan dengankarakteristik log-log lainnya.4. Evaluasi kandungan serpih


182.6.1.2. Log NeutronLog Neutron memberikan suatu perekaman reaksi formasi terhadap penambahanneutron ditentukan dalam neutron porosity unit. Log ini mencerminkan banyaknyaatom hidrogen (hydrogen index) dalam formasi. Suatu formasi menunjukkan nilaineutron yang tinggi saat formasi tersebut mengandung hidrogen, dalam konteksgeologi berarti formasi tersebut ter-supply oleh air. Log ini prinsipnya mengukurkandungan air dalam formasi, maupun ikatan air, air yang terkristalisasi atau free porewater. Kandungan hidrogen ini seperti yang telah disebutkan sebelumnya disebutHydrogen Index (HI). Namun pada aplikasi di dunia migas, ketertarikan pada indeksini hanya karena untuk penentuan pori yang biasanya diisi oleh air atau jenis fluidalainnya. Jadi berdasarkan indikasi adanya porositas tersebut dapat ditentukan neutronporosity unitnya. Nilai porositas ini bernilai maksimal pada clean limestones, danbernilai berbeda pada litologi lainnya.Biasanya semakin banyak fluida dalam formasi akan memberikan pembacaanporositas yang tinggi sebab fluida menunjukkan pori-pori batuannya besar hinggaharga porositas neutronnya tinggi.Secara kuantitatif log neutron digunakan untuk mengukur porositas dan jugapembeda yang sangat baik antara minyak dan gas. Secara pendekatan geologi dapatdigunakan untuk menentukan litologi, evaporasi, dan kenampakan pada batuanvulkanik. Jika dikombinasikan dengan log density pada skala tertentu, merupakanindikator litologi yang terbaik.


192.6.1.3. Log DensitasPrinsip kerja log densitas ini adalah sumber radioaktif yang ada pada alat akanmemancarkan gamma rays ke dalam formasi dengan energi sebesar (0.2 – 2.0 Mev)dan memperhitungkan pengurangan radioaktivitas antara sumber dan detektor.Analoginya, seperti halnya hubungan fisika pada pengurangan elektron pada hukumpenyebaran Compton, proses ini merupakan fungsi dari jumlah elektron yangdikandung pada suatu formasi. Pada formasi yang densitasnya tinggi penguranganelektron sangat signifikan dan hanya sedikit sinar gamma yang mampu mencapaidetektor menunjukkan kehilangan energi yang besar, sedangkan pada formasi yangdensitasnya rendah, energi yang dapat atau sinar gamma yang mencapai detektortinggi.Sumber radioaktif yang digunakan adalah Cs 137 . Pada prinsipnya Log Densitasmengukur densitas elektron pada formasi yang dinyatakan dalam satuan gram/cc.Hasil perekaman log densitas biasanya dalam skala bulk density (b).Secara kuantitatif log densitas digunakan untuk menghitung porositas dan secaratidak langsung untuk menentukan densitas hidrokarbon. Log dapat pula membantuperhitungan acoustic impedance dalam kalibrasi pada seismik. Secara kualitatif logini berguna sebagai indikator penentuan litologi, yang dapat digunakan untukmengindentifikasi densitas mineral-mineral, lebih jauh lagi dapat memperkirakankandungan organik dari source rock dan dapat mengidentifikasi overpressure danfracture porosity.


202.6.2. Log ElektrikDigunakan untuk mengukur sifat kelistrikan batuan, yaitu resistivity atau tahananjenis dan potensial diri batuan.2.6.<strong>2.1.</strong> Spontaneous Potential Log (SP Log)Merupakan pengukuran perbedaan potensi alam berupa selisih antara sebuahelektroda yang ditempatkan di permukaan tanah dengan yang diturunkan ke dalamlubang bor, dengan satuan milivolt.Prinsip penggunaan dari log SP adalah dengan mengukur resistivitas formasi air,untuk menentukan permiabilitas, memperkirakan volume shale, menentukan fasiesdan korelasi.Tiga faktor yang diperlukan dalam menentukan arus SP : fluida yang konduktifdalam lubang bor, lapisan yang berpori dan permeabel dikelilingi oleh formasi yangimpermiabel dan perbedaan salinitas (atau tekanan) antara fluida di lubang bor dan didalam formasi.Log ini bekerja berdasarkan perbedaan konsentrasi keseragaman antara airlumpur dengan air formasi hingga kurva log SP mengalami defleksi baik positifataupun negatif.Defleksi negatif terjadi apabila salinitas formasi lebih besar dari salinitas lumpur,dan defleksi positif akan terjadi apabila salinitas formasi lebih kecil dari salinitas


21lumpur, sedangkan bila salinitas keduanya sama, maka kurva log SP akan merupakansuatu garis lurus (Shale base line) atau potensi shale muncul.Log SP memiliki beberapa kegunaan, yaitu :Mencari zona-zona yang permiabel. Parameter untuk menghitung harga resistivitas air formasi (R w ).Menghitung banyaknya lempung dalam suatu reservoir.Mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi sumur berdasarkan batastersebut.2.6.2.2. Log ResistivitasResistivitas adalah kemampuan batuan untuk menghambat jalannya arus listrikyang bergantung kepada sifat atau karakter fisik batuan diantaranya porositas,salinitas dan jenis batuan. Jadi log resistivitas merupakan pengukuran dari sifatresistivitas formasi. Beberapa hal yang dapat dianalisis dalam log resistivitas adalahsebagai berikut: :Lapisan permiabel yang mengandung air tawar, harga resistivitas akan tinggi,karena air tawar bersifat isolator.Lapisan permiabel yang mengandung air asin, harga resistivitas akan rendah,karena salinitas air asin lebih tinggi serta bersifat konduktif.Lapisan yang mengandung hidrokarbon harga resistivitas akan tinggi karenahidrokarbon bersifat resistif.


22Matriks batuannya yang berada dalam keadaan kering bersifat isolator sehinggaresistivitas akan tinggi.Pada lapisan dengan sisipan shale, harga resistivitas akan tergantung kepadapresentase sisipan, ketebalan tiap lapisan dalam sistem berselang – seling tersebut,dan resolusi vertikal dari lognya.Log resistivitas yang tersaji dalam bentuk kurva log resistivitas ini merupakanhasil dari pengukuran tahanan jenis formasi. Cara yang dilakukan untuk dapatmenghasilkan kurva ini adalah dengan mengalirkan arus listrik ke dalam formasikemudian mengukur kemampuan formasi tersebut untuk menghantarkan arus listrik.Selain itu juga, kurva log ini dapat diperoleh dengan menginduksikan arus listrik kedalam formasi dan mengukur besarnya induksi tersebut.Resistivitas formasi sebenarnya tergantung dari jenis kandungan fluidanya, aruslistrik dapat mengalir dalam formasi akibat dari adanya air sedangkan minyak dan gastidak mengalirkan arus sehingga parameter terbatas pada air yang dikandung olehformasi dan diukur dengan peralatan yang khusus pula. Resistivitas formasitergantung dari:resistivitas air formasi yang dikandungnyajumlah air formasi yang adastruktur geometri pori-pori


232.6.2.3. Log Akustik / Sonic LogBerfungsi untuk mendapatkan harga porositas dari batuan dengan memancarkangelombang suara dari transmitter dan akan diterima oleh receiver. Harga porositasakan berbanding terbalik terhadap waktu rambat gelombang suara tersebut.Prinsip kerja dari log akustik adalah dengan menggunakan gelombang suara yangdikirimkan oleh pemancar (transmitter) kemudian dihitung selang waktu rambatan(t) yang sampai pada alat penerima (receiver). Interval Transit Time (t) adalahwaktu yang dibutuhkan oleh gelombang suara kompresional untuk melewati ataumenembus kedalaman 1 kaki dari formasi yang ditembusnya, berbanding terbalikdengan kecepatannya, dan tergantung pada porositas dan karakteristik litologi suatuformasi.Yang termasuk ke dalam jenis log ini adalah Log Sonik (misalnya : BoreholeCompensated Sonic Log), sedangkan besaran yang dipakai oleh log ini umumnyaadalah microsecond per feet (s/ft).Perangkat kerja yang terpenting dari log sonik terdiri dari satu pemancar dan duapenerima, kecuali pada Borehole Compensated (BHC). Susunannya terdiri dari duapasang pemancar dan penerima yang menempel berlawanan arah. Pemancar pertamasebagai pemancar bagian bawah, yang dimaksudkan untuk mengimbangi efek darilubang bor.Secara kuantitatif log sonik ini digunakan untuk :menentukan porositas


24menentukan selang kecepatan (Interval Velocity)melakukan kalibrasi seismicSedangkan secara kualitatif digunakan untuk :menentukan litologikorelasi antar sumur pemboranevaluasi batuan sumber hidrokarbonTabel 2.1 Konsep dasar wireline beserta fungsi dan tujuannya (Adi Harsono, 1997)Jenis Log Fungsi Kualitatif Fungsi KuantitatifSpontaneousPotensial (SP)- Identifikasi lapisan permeabel- Identifikasi fasies- Korelasi antar sumur- Untuk mengetahui hargaResistivitas air formasi(Rw)- Untuk menghitung volumeshaleGamma Ray(GR)Resistivitas- Menentukan shale- Membedakan litologi- Identifikasi fasies- Identifikasi sequence- Korelasi antar sumur- Identifikasi litologi- Identifikasi fasies- Identifikasi fluida formasi- Untuk mengetahui hargaResistivitas air formasi(Rw)- Menghitung volume shale- Menghitung volume shale(Vsh)- Menghitung formasiRHOBNPHI- Identifikasi litologi- Identifikasi kandungan fluida-Identifikasi fluid dalam poribersama dengan log densitas- Identifikasi litologi- Menghitung saturasi- Porositas


252.7. Konsep Motif LogKonsep motif log adalah suatu metode yang mengkorelasikan bentuk pola logyang sama. Menurut Walker dan James (1992), pola-pola log menunjukkan energipengendapan yang berubah, yakni berkisar dari energi tingkat tinggi sampai rendah.Dalam interpretasi geologi, suatu lompatan (looping) dilakukan dari energipengendapan sampai lingkungan pengendapan, pola-pola log selalu diamati padakurva gamma ray atau spontaneous potential, tetapi kesimpulan yang sama jugadapat didukung dari log Neutron-Density.Log sumur memiliki beberapa bentuk dasar yang bisa mencirikan karakteristiksuatu lingkungan pengendapan. Bentuk-bentuk dasar tersebut dapat berupacylindrical, irregular, bell, funnel, symmmetrical, dan asymmetrical (Walker &James, 1992).2.7.1. CylindricalBentuk ini cenderung diminati oleh para ahli geologi karena dianggap sebagaibentuk dasar yang merepresentasikan homogenitas. Bentuk cylindrical diasosiasikandengan endapan sedimen braided channel, estuarine, atau sub-marine channel fill,anastomosed channel, eolian dune, dan tidal sands.


262.7.2. IrregularMeskipun bentuk irregular merupakan bentuk yang kurang disukai, namun di lainpihak, bentuk ini cenderung terlalu mudah untuk dianggap sebagai interpretasi awalyang menyesatkan (misleading). Bentuk irregular diasosiasikan dengan endapansedimen alluvial plain, flood plain, tidal sands, shelf, atau back barriers. Umumnyamengindikasikan lapisan tipis silang siur (thin interbedded). Unsur endapan tipismungkin berupa crevasse splay, over bank deposits dalam laguna, turbidit dalamlingkungan air dalam, atau lapisan-lapisan yang teracak.Dengan diintegrasikannya analisis berskala mikro dan pemahaman mengenaikualitas reservoar, terbukti bahwa lapisan-lapisan yang semula dianggap tidakprospek dan tidak produktif berubah statusnya menjadi lapisan yang prospek danproduktif.2.7.3. Bell shapedBentuk bell ini selalu diasosiasikan sebagai fining upward. Pengamatanmembuktikan bahwa range besar butir pada setiap level cenderung sama, namunjumlahnya memperlihatkan gradasi (fraksi butir halus dalam artian lempung yangbersifat radioaktif makin banyak ke arah atas, dan bukan menghalus ke atas).Interpretasi fining-upward merepresentasikan keheterogenitasan batuanreservoar. Bentuk bell merupakan rekaman dari endapan point bars, tidal deposits,


27transgressive shelf sand (tide and storm dominated), submarine channel dan endapanturbidit.2.7.4. Funnel shapedBentuk funnel merupakan kebalikan dari bentuk bell dengan dampakketidaksesuaian batas geologi dan tata waktu/runtunannya, dan selalu diasosiasikansebagai coarsening-upward. Pengamatan juga membuktikan bahwa range besar butirpada setiap level cenderung sama, namun jumlahnya memperlihatkan gradasi (fraksibutir kasar makin banyak ke arah atas dan bukan mengkasar ke atas). Bentuk funnelmerupakan hasil dari delta front (distributary mouth bar), crevasse splay, beach andbarrier beach (barrier island), strandplain, shoreface, prograding (shallow marine)shelf sands, submarine fan lobes.2.7.5. Symmetrical shapedBentuk symmetrical merupakan keserasian kombinasi bentuk bell-funnel.Kombinasi coarsening-fining upward ini dapat dihasilkan oleh proses bioturbasi,selain setting secara geologi yang merupakan ciri dari shelf sand bodies, submarinefans dan sandy offshore bars. Bentuk asymmetrical merupakan ketidakselarasansecara proporsional dari kombinasi bell-funnel pada lingkungan pengendapan yangsama.


28Gambar 2.5 Klasifikasi elektrofasies berdasarkan respon log (Walker&James,1992)Gambar 2.6 Gambaran umum respon kurva log gamma ray terhadap variasi ukuranbutir (Walker & James, 1992)


292.8. Konsep Dasar Metode SeismikMetode seismik adalah metode pemetaan struktur geologi yang menggunakangelombang akustik yang ditembakan kedalam bumi dan menganalisa gelombang hasilpantulanya. Prinsip dasar metode seismik adalah perambatan energi gelombangseismik yang ditimbulkan oleh sumber getaran dari permukaan bumi ke dalam bumiatau formasi batuan, kemudian dipantulkan ke permukaan oleh bidang pantul yangmerupakan bidang batas lapisan yang memiliki akustik impedansi yang berbeda.Salah satu sifat akustik yang khas pada batuan adalah impedansi akustik yangmerupakan hasil perkalian antara densitas Batuan dan kecepatan, dimana didapatkanpersamaan :IAρV: Impedansi akustik: Densitas batuan (gr/cc): Kecepatan (m/s)Impedansi akustik secara umun dianggap sebagai ukuran dari acoustic hardness(kekuatan batuan untuk berubah). Dengan melihat hal tersebut dan berdasarkan faktabahwa kekuatan batuan untuk berubah juga bergantung pada ukuran elastis,selanjutnya kita dapat mengatakan bahwa impedansi akustik adalah bagian daripadaaccoustic hardness.


30Impedansi akustik merupakan sifat batuan yang dipengaruhi oleh sifat fisikbatuan (litologi, porositas). Semakin keras suatu batuan maka Impedansi Akustiknyaakan semakin besar pula, sebagai contoh : batugamping yang sangat kompakmemiliki nilai Impedansi Akustik yang lebih besar dibandingkan denganbatulempung.Dalam menentukan nilai Impedansi Akustik kecepatan mempunyai peranan lebihpenting daripada densitas, dikarenakan porositas batuan yang terisi oleh fluida (gas,minyak, air). Fluida akan mempengaruhi nilai kecepatan daripada nilai densitasbatuan.Kecepatan merambat gelombang atau suara akan meningkat seiring bertambahnyakedalaman. Semakin dalam maka batuan akan semakin kompak karena efek daritekanan dan diagenesis batuan. Maka dari itu kecepatan merambat gelombang atausuara akan meningkat seiring dengan semakin kompaknya batuan.2.8.1. Metoda KrigingMetoda kriging adalah metoda statistik yang digunakan untuk memperkirakanpeta struktur waktu. Kriging adalah proses yang menggunakan model matematikadari nilai korelasi antar sumur guna memperkirakan nilai-nilai antar sumur dan di luarsumur.Metoda interpolasi kriging dianggap metoda yang terbaik dalam memperkirakanpeta struktur waktu pada daerah yang kekurangan data sumur, dikarenakan kita dapat


31memperoleh hasil peta struktur waktu yang meyakinkan antara peta struktur yangdiperoleh dari sumur.2.8.2. Atribut SeismikAtribut seismik merupakan pengukuran kuantitatif dari karakteristik seismik,seperti amplitudo, dip, frekuensi, fase, dan polarity yang berguna untuk membantuinterpretasi struktur geologi, stratigrafi, serta kandungan fluida pada batuan. Secaragaris besar, atribut seismik dibagi menjadi dua, yaitu atribut seismik geometri yangberhubungan dengan karakteristik geometri dari data seismik (dip, azimuth,kontinuitas), dan atribut seismik fisik yang menunjukan parameter fisik bawahpermukaan serta yang berhubungan dengan litologi (amplitudo, fase, dan frekuensi).Atribut seismik yang digunakan dalam penelitian ini adalah instantaneous phaseyang membantu memperjelas bidang kontinuitas/diskontinuitas dari refleksi seismik.Instantaneous phase dapat memperjelas event seismik yang kuat, serta efektif dalampembacaan patahan, kontak sudut dan tampilan lapisan batuan. Batas-batas sikuenseismik, pola-pola layer sedimen serta pola-pola onlap/offlap dapat terlihat sangatjelas pada atribut seismik ini.2.9. Seismik StratigrafiSeismik stratigrafi merupakan studi stratigrafi dan pengendapan fasies sebagaiinterpretasi dari data seismik. Pola rekaman seismik ini menunjukkan pola tertentu.


32Pola-pola ini mencirikan/mencerminkan fasies tertentu, yang pada akhirnya bersamadengan log, biostrat, cutting dll, membantu dalam interpretasi lingkunganpengendapan yang lebih terperinci dan valid.Gambar 2.7 Pola Pengisian Sedimen dalam Tampilan Seismik (Mitchum, 1977)Suatu sekuen seismik diinterpretasikan sebagai sekuen pengendapan yang terdiridari suatu paket yang secara genetik berhubungan dan dibatasi oleh unconformityatau correlative conformity pada bagian atas dan bawahnya.


33Gambar 2.8 Pola Pantulan Seismik (Mitchum, 1977)Gambar 2.9 Modifikasi Pola Pantulan Seismik (Mitchum, 1977)


34Analisa fasies seismik menginterpretasikan lingkungan pengendapan danlithofasies dari data seismik. Secara umum pola pantulan seismik dibagi menjadiparallel, subparallel, divergent, prograding, chaotic dan pola bebas (tidak teratur).Pola prograding sendiri dibagi menjadi sigmoid, oblique, complex sigmoid-oblique,shingled dan hummocky clinoform. Pola ini dimulai dari pola yang sederhana hinggapola yang kompleks, maupun modifikasi dan gabungan beberapa pola.Parallel dan subparallelPola ini menunjukkan suatu perlapisan yang relatif sejajar. Modifikasi pola ini adalaheven dan wavy. Pola subparallel mirip dengan parallel, perbedaannya berupaperlapisan yang tidak semuanya sejajar. Di suatu tempat mengecil dan di tempat lainmembesar, namun masih saling berhubungan.DivergenPola ini dicirikan adanya perlapisan miring pada bagian bawah dan memusat ke suatuarah. Semakin ke atas berubah menjadi lapisan horisontal. Pola ini dibentuk olehsuatu variasi rata-rata pengendapan secara lateral atau naiknya permukaanpengendapan.ProgradingPrograding merupakan pola refleksi kompleks. Modifikasi pola ini berupa sigmoid,oblique, shingled dan hummocky.


351. SigmoidSigmoid adalah pola prograding clinoform yang berbentuk sigmoid (bentuk S) yangterbentuk oleh perlapisan tipis yang menyudut pada bagian atas dan bawah sertamenebal pada bagian tengah perlapisan. Pada bagian atas perlapisan hampirhorisontal (sudut dip kecil) dan concordant dengan permukaan atas unit fasies ini.Pola ini diinterpretasikan sebagai suatu tingkat up building yang berlanjut(agradational) yang berkolaborasi dengan prograding pada bagian tengah. Bentukanini terjadi pada lingkungan dengan suplai sedimen yang kecil, penurunan dasarcekungan yang cepat atau naiknya muka air laut dengan cepat.2. ObliquePola prograding clinoform yang merupakan bentukan ideal pengendapan. Pola initerbagi menjadi tangential oblique dan parallel oblique.Tangential oblique : suatu pola bentukan progradational patern yang menunjukkanpenurunan besaran dip secara gradual dan berubah. Pola ini memiliki dip tinggi dibagian atas dan berupa pola top lap yang semakin ke bawah berangsur berubahmenjadi horizontal.Parallel obligue : Suatu bentukan perlapisan miring yang dibatasi sudut tinggi downlap pada bagian bawah. Pola ini diinterpretasikan sebagai suatu hasil pengisianchannel kecil. Bentukan ini terbentuk dari kombinasi sediment supply yang besar,tidak ada atau sedikit penurunan dasar cekungan dan permukaan air laut yang tetapdan diikuti pengisian cekungan secara cepat dan bypass.


36Complex sigmoid-oblique : suatu bentukan kombinasi dari sigmoid dan obliqueprogradational. Berupa pola perlapisan yang horisontal berubah menjadi down dipdengan sudut besar dan berakhir pada bagian bawah dengan suatu down lap. Pola inidibentuk oleh suatu up building dan depositional bypass pada bagian atas denganenergi pengendapan yang tinggi.3. ShingledBerupa konfigurasi refleksi progradational tipis yang dibatasi perlapisan parallelbagian atas dan bawah yang diantaranya terdapat perlapisan yang menumpang tidakterhubung. Pola ini diinterpretasikan sebagai unit pengendapan prograding padasuatu lingkungan shallow water.4. Hummocky clinoformBerupa konfigurasi pantulan yang menunjukkan pola subparallel yang tidak teraturdan tidak menerus. Pola ini secara umum diinterpretasikan sebagai perlapisan tipisyang menjari di dalam suatu lingkungan shallow water pada lingkungan prodelta atauinterdeltaic.


37Gambar 2.10 Pola Pantulan Seismik Sebagai Hasil Proses Prograding (Mitchum,1977)ChaoticPola chaotic merupakan pola tidak teratur yang terbentuk oleh suatu high energy,terjadi deformasi, penecontemporaneous, slump, cut and fill channel complex, highlyfaulted, folded atau contorted zone.Reflection freeBerupa bentukan dengan litologi seragam, tidak berlapis, highly contorted. Pola inibiasanya berupa masa batuan beku yang besar, kubah garam dll.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!