12.07.2015 Views

Buletin - October 2009 - ukibc

Buletin - October 2009 - ukibc

Buletin - October 2009 - ukibc

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

6 UKIBC“The Da Vinci Code” karangan DanBrown juga mengambil tempat di Pariswalaupun tidak sepenuhnya.Film yang ber-setting di Paris pun takterhitung jumlahnya. Sebut saja beberapafilm baru: “G.I. Joe”,” Transformers:Revenge of the Fallen”, “Julieand Julia”. Atau yang sedikit lebih lawasseperti “The Curious Case of BenjaminButton”, “Ratatouille”, “RushHour 3”, “The Pink Phanter 2”. FilmIndonesia pun tidak mau kalah. Tahun2003, sebuah novel Indonesia karyaRachmania Arunita berjudul “Eiffel, I’min Love” diangkat ke layar lebar olehNasri Cheppy (http://id.wikipedia.org/wiki/Eiffel_I'm_in_Love).Para musisi pun sepertinya mendapataura romantis ketika melayangkanimajinasinya ke (atau secara nyata beradadi) Paris. Tembang “April in Paris”dan “I Love Paris” milik Frank Sinatratetap kedengaran enak di telinga walaupunsudah berdekade-dekade usianyadan dirilis berulang kali. “La vie enrose” pun sepertinya sudah diasosiasikandengan Paris.Tidak hanya dalam cerita, secara nyatapun Paris sudah menjadi banyak kisahcinta. Kalau boleh dipilih salah satu,tentunya Tom Cruise yang melamarKatie Holmes di atas menara Eiffel adalahsensasi yang tak terlupakan. Romantis?Silakan menilai sendiri.Kalau saya boleh menilai, Paris memangkota yang penuh cerita. Romantismenya?Ah, izinkan saya simpansendiri saja. Bukan konsumsi publik,apalagi buat mereka yang masih dibawah umur. Lagipula, saya kan bukanTom Cruise yang kisah Paris-nya patutdibesar-besarkan.Beruntung, saya pernah mendapatkesempatan ke Paris. Tidak tanggungtanggungpula. Dua kali. Patut disyukuri.Dari dua kunjungan saya ke Paris,ada begitu banyak kisah menarik yangbegitu “nendang” sampai-sampai sayayakin tidak akan terlupakan sampaisaya tua dan (amit-amit jangan sampai)pikun. Berikut beberapa kisahKyang akan saya bagikan:Kisah 1:Hari pertama di Paris. Boleh dong kitacoba naik metro. Jaringan metro(kereta bawah tanah) Paris kan memangsungguh terkenal. Terkenal ruwetmaksudnya. Dengan modal nekat,saya dan seorang teman pun menjelajahikota Paris. Turun dari metro, kamikehilangan arah. Tengok sana, tengoksini, ah… ada petugas berseragam.Kami pun mendatangi sang petugasnan rapi (dan cukup tampan sebenarnya).Pede (percaya diri) denganpotongan kami yang sangat merepresentasikanturis Asia yang tidak punyamalu, kami pun menanyakan arahpadanya. Si cowok ganteng ini manggut-manggut,rupanya mengerti. Kemudiandia mulai nyerocos blang blingblung ble, kenapa keluarnya bahasaPerancis? Saya keluarkan jurus nekadbermodalkan satu kalimat bahasa Perancisyang saya pelajari dengan penuhperjuangan, “Je ne parle ne pas français.Anglais?” (artinya: I don’t speakFrench. English?) “Oui, oui”, balasnya.Pertanyaan diulangi. Jawaban blangbling blung ble lagi yang keluar dari sitampan. Aduh… cape de….

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!