penyelidikan batubara daerah kaimana dan sekitarnya, kabupaten ...
penyelidikan batubara daerah kaimana dan sekitarnya, kabupaten ...
penyelidikan batubara daerah kaimana dan sekitarnya, kabupaten ...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
BUKU 1 : BIDANG ENERGII.27PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH KAIMANA DAN SEKITARNYA, KABUPATENKAIMANA PROVINSI PAPUA BARATDede Ibnu SuhadaKP Energi FosilSARI”Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan <strong>dan</strong> menginventarisasi potensi sumberdaya <strong>batubara</strong> <strong>daerah</strong><strong>penyelidikan</strong> yang berguna sebagai acuan dalam kemungkinan pengembangannya.Terdapat satu Formasi pembawa <strong>batubara</strong> yaitu Fm. Steenkool yang berumur Miosen. Pada formasi inidijumpai satu lapisan <strong>batubara</strong> dengan ketebalan 0,5 meter di lokasi Kampung Jawera Distrik Teluk ArguniBawah, Kaimana.Hasil analisis menunjukkan kandungan moisture (IM) berkisar 9,82 - 10,20 %, kandungan abu (ash)berkisar 5 - 6 %, kandungan karbon tertambat (FC) 38 - 39 %, kandungan sulpur (St) berkisar 0,88 - 1,46%, kandungan zat terbang (VM) 44 - 45 %, Nilai swelling (FSI) yaitu 0. Nilai kalori <strong>batubara</strong> ini berkisar5951 sampai 6017 kal/gr termasuk kedalam <strong>batubara</strong> kalori se<strong>dan</strong>g.”Sumberdaya <strong>batubara</strong> pada Fm. Steenkool ini dimana penyebaran singkapan terluar 500 meter sebesar77.557 ton dengan klasifikasi hipotetik.PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGIPENDAHULUANLatar Belakang: Indonesia merupakan negarakaya akan sumberdaya alam <strong>dan</strong> salah satunyaadalah <strong>batubara</strong>. Data sumberdaya <strong>batubara</strong> diwilayah Indonesia timur, pulau-pulau kecil <strong>dan</strong>wilayah perbatasan masih banyak yang belumdiselidiki <strong>dan</strong> diketahui.Pusat Sumber Daya Geologi yang mempunyaitugas pokok <strong>dan</strong> fungsi (tupoksi) dalam bi<strong>dan</strong>gpenelitian, <strong>penyelidikan</strong>, <strong>dan</strong> pelayanan data <strong>dan</strong>informasi sumber daya geologi Indonesia, mendorongkegiatan eksplorasi untuk penemuan <strong>daerah</strong>potensi baru sumber daya mineral, <strong>batubara</strong>, gambut,bitumen padat, panas bumi serta minyak <strong>dan</strong> gasbumi untuk kelangsungan ketersediaan sumber dayageologi di Indonesia (Renstra Pusat Sumber DayaGeologi 2006-2011).Sejalan dengan tupoksi diatas maka Pusat SumberDaya Geologi melakukan kegiatan berupa<strong>penyelidikan</strong> <strong>batubara</strong> di Daerah KaimanaKabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat.Pemilihan <strong>daerah</strong> tersebut di atas juga dalamrangka menunjang program pemerintah untukpengembangan kawasan Indonesia Timur khususnya<strong>daerah</strong> Papua, dimana dalam hal inisektor pertambangan <strong>dan</strong> energi khususnya<strong>batubara</strong> diharapkan memberikan sumbanganyang penting, untuk meningkatkan pendapatanasli <strong>daerah</strong> (PAD) sesuai dengan era otonomi<strong>daerah</strong> dewasa ini.Lokasi Kegiatan : Kegiatan dilaksanakan di<strong>daerah</strong> sekitar Kabupaten Kaimana ProvinsiPapua Barat (Gambar 1) dengan batas koordinat133 o 30’ 00” BT – 133 o 45’ 00” BT <strong>dan</strong> 2 o 53’00” LS – 3 o 08’ 00” LS. Pada lembar Bakosurtanaltermasuk dalam lembar Taniba (3013-11)<strong>dan</strong> Susunu (3012-43).Wilayah Kaimana sebelah utara berbatasandengan Kabupaten Teluk Bintuni <strong>dan</strong> sebelahbarat dengan Kabupaten Fak-Fak.Lokasi <strong>penyelidikan</strong> dapat ditempuh melaluipesawat udara dari Jakarta ke Ambon kemudiandilanjutkan dengan pesawat kecil ke Kaimana,<strong>dan</strong> ke arah lokasi dilanjutkan dengan longboatsekitar 4 jam.GEOLOGI UMUMDaerah Kabupaten Kaimana sebagian termasukkedalam Pinggiran Cekungan Bintuni bagianselatan <strong>dan</strong> sebagian lagi merupakan JalurLipatan Lengguru. Tersusun oleh beberapa batuanyang berumur mulai Paleozoikum sampaiKuarter (Gambar 2).Stratigrafi : Menurut Peta Geologi Lembar Ransiki,Tobing, dkk. (1990) Batuan tertua <strong>daerah</strong>ini adalah Formasi Mangguar (Pzmg) berupabatugamping <strong>dan</strong> satuan batuan endapan klastikmalihan (Pzu) yang berumur Paleozoikum.Kedua satuan ini diterobos oleh intrusi GranitKwatisore (PTRk).Batuan Paleozoikum lainnya adalah FormasiAiduna (Pa) berupa batulempung <strong>dan</strong> batupasiryang mengandung tumbuhan. Formasi inidiperkirakan tersebar luas dibawah permukaan.Diatasnya diendapkan selaras FormasiTipuma (TrJt) yang terdiri dari batupasir, bat-I.27PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGIulumpur, <strong>dan</strong> batulempung merah <strong>dan</strong> hijauberumur Trias sampai Jura Bawah.(Qc) <strong>dan</strong> endapan fanglomerat (Qf) menindih takselaras satuan-satuan batuan yang lebih tua.Setelah Formasi Tipuma terjadi pengendapansecara selaras empat formasi yang termasukKelompok Kembelangan yaitu satuan batuanklastika silika kelabu hingga hitam (JKk), FormasiKopai (Jko), Batupasir Woniwogi (JKw) <strong>dan</strong>Batulumpur Pinia (Kp), kelompok ini berumurdari Jura Tengah sampai Paleosen. Sebagianbesar kelompok ini berada pada Jalur LipatanLengguru.Batugamping Imskin (Kti) menindih secaraselaras bagian atas Kelompok Kembelanganberumur Kapur Atas hingga Miosen Tengah,se<strong>dan</strong>gkan di bagian barat dengan BatugampingLengguru (Tpml) yang berumur Eosenhingga Miosen Tengah hubungannya adalahmenjemari.Kelompok besar Batugamping New Guinea(KTmn) yang merupakan alas dari batuan dasarCekungan Bintuni menindih secara selarasBatugamping Imskin maupun BatugampingLengguru. Di bagian barat, batuan bahan rombakanFormasi Steenkool (TQs) yang terdiri daribatulumpur bermika atau serpih, lempung,batupasir, sedikit konglomerat <strong>dan</strong> lapisan<strong>batubara</strong> muda berumur Plistosen sampaiMiosen Atas menindih secara selaras FormasiKlasafet (Tmk).Struktur Geologi : Struktur geologi yangberkembang di <strong>daerah</strong> ini adalah sesar, kelurusan<strong>dan</strong> lipatan yang pada umumnya berarahbaratlaut-tenggara (NW-SE) <strong>dan</strong> beberapasesar berarah timurlaut-baratdaya (NE-SW).Kenampakan struktur ini dicerminkan pula oleha<strong>dan</strong>ya perbukitan yang memanjang dari tenggarake baratlaut yang relatif mengikuti arahrentangan leher burung yang dikenal denganJalur Lipatan Lengguru (Lengguru Fold Belt).Sesar-sesar yang ditemukan berupa sesarnormal, sesar mendatar <strong>dan</strong> sesar naik yangmemotong satuan batuan Tersier. Sesar besarutama yang ditemukan di <strong>daerah</strong> ini adalahsesar naik Arguni (Arguni Thrust Fault) yangmemotong leher burung dari arah baratlauttenggaradengan memperlihatkan tebing (clift)yang terjal.Kelurusan kemungkinan merupakan cerminandari indikasi patahan. Lipatan nampak sebagaisinklin <strong>dan</strong> antiklin <strong>dan</strong> mempunyai arahsumbu lipatan sama dengan arah strukturpada umumnya. Diduga kehadiran struktur iniberkaitan erat dengan kegiatan tektonik padamasa Tersier.Indikasi Endapan BatubaraBatuan Gunungapi Jamur (Qpj) terdiri darilava berbiotit berumur Plistosen, tersingkap ditimur - tenggara Lembar dekat Danau Jamurberbentuk kerucut gunungapi <strong>dan</strong> tak selaras diatas Formasi Tipuma <strong>dan</strong> Batugamping ImskinAluvium Kuarter (Qa), terumbu koral terangkatBerdasarkan laporan Ba<strong>dan</strong> PerencanaanPembangunan Daerah Kabupaten Kaimanatahun 2008, <strong>batubara</strong> tersingkap di SungaiUdap, Desa Warmeno berwarna hitam, kusam,ringan, garis gores coklat, tebal sekitar 60 cmpada Formasi Steenkool.PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.27
BUKU 1 : BIDANG ENERGIKEGIATAN PENYELIDIKANPenyelidikan LapanganPengumpulan data sekunder : Beberapa laporanyang berhasil dikumpulkan diantaranyaberupa laporan PT. Jasa Bumi Indonesia tahun2008 tentang potensi <strong>batubara</strong> di Kaimana.Geologi regional didapatkan dari Peta GeologiLembar Kaimana <strong>dan</strong> Lembar Steenkool tahun1990 oleh S.L. Tobing, G.P. Robinson, <strong>dan</strong>R.J.Ryburn. Laporan lainnya adalah <strong>penyelidikan</strong>tentang potensi logam di Daerah Kaimanadilakukan oleh Kisman, 2007.Pengumpulan data primer : Pekerjaan iniadalah kegiatan langsung dilapangan denganmelakukan penelusuran lokasi singkapan <strong>batubara</strong>berdasarkan informasi dari data sekundermaupun informasi penduduk. Setelah didapatkansatu lokasi maka dilakukan pengembangan<strong>penyelidikan</strong> dengan menelusuri penyebaranke arah perlapisan atau strike.Pekerjaan yang dilakukan adalah pengumpulandata singkapan <strong>batubara</strong> dengan mencatatposisi koordinat singkapan dari gps, arah <strong>dan</strong>kemiringan perlapisan, ketebalan, deskripsibatuan, batuan pengapit bagian atas bawah,<strong>dan</strong> terakhir pengambilan conto <strong>batubara</strong> untukanalisis laboratorium.Analisis Laboratorium : Analisis yang dilakukanpada kegiatan ini adalah analisis kimia,fisika <strong>dan</strong> petrografi, se<strong>dan</strong>gkan conto <strong>batubara</strong>yang diambil berasal dari singkapan lapangandengan metode grab sampling.(Free Moisture, Total Moisture, Moisture), jat terbang(Volatile Matter), karbon tertambat (FixedCarbon), abu (Ash), sulpur (Total Sulphur).Analisis fisika yang dilakukan adalah tingkatberat jenis (SD), kekerasan penggerusan (HGI),nilai kalori (CV), <strong>dan</strong> tingkat pengembangan(Free Swelling Index) untuk mengetahui tingkatcoking coal.Analisis petrografi dilakukan terutama untukmengetahui komposisi maseral (bahan tumbuhanpembentuk <strong>batubara</strong>) dari <strong>batubara</strong>,nilai reflektansi vitrinit (derajat kematangan)<strong>dan</strong> kandungan mineral (lempung, oksida besi,pirit). Analisis ini disamping untuk mengetahuirank dari <strong>batubara</strong>, juga dapat membantupenafsiran lingkungan pengendapan <strong>batubara</strong>.Jumlah conto yang dianalisis sebanyak tigaconto <strong>batubara</strong> dimana berasal dari <strong>batubara</strong>Formasi Steenkool.Pengolahan Data : Kegiatan ini merupakanpenggabungan dari hasil pengumpulan dataprimer maupun analisis laboratorium sertaditunjang dengan data sekunder penunjanglainnya. Data-data diatas diolah sedemikianrupa sehingga didapatkan gambaran mengenaibentuk sebaran, jumlah lapisan, kualitas<strong>batubara</strong> <strong>dan</strong> potensi sumber daya <strong>batubara</strong><strong>daerah</strong> <strong>penyelidikan</strong>.HASIL PENYELIDIKANGeologi Daerah PenyelidikanAnalisis kimia proximate berupa kelembabanI.27PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGIMorfologi : Morfologi <strong>daerah</strong> <strong>penyelidikan</strong> terdiridari dua yaitu pedataran <strong>dan</strong> perbukitantersesarkan. Morfologi pedataran menempatiwilayah timur berbatasan dengan Teluk Argunidicirikan dengan kemiringan lerengnya 0%sampai 2%, ketinggian mulai dari 0 meter sampai40 meter dengan pola pengaliran sungaianastomastik.Morfologi perbukitan tersesarkan menempatisebagian besar wilayah <strong>penyelidikan</strong> sebelahtengah ke arah barat <strong>dan</strong> di timur laut, dicirikankemiringan lerengnya antara 5% sampai 20%,ketinggian mulai dari 40 meter sampai 220meter, dengan pola punggungan lurus memanjang,pola pengaliran sungai rektangular <strong>dan</strong>sebagian subdendritik.Stratigrafi : Stratigrafi <strong>daerah</strong> <strong>penyelidikan</strong> daritua ke muda disusun oleh: Formasi Klasafet,Formasi Steenkool <strong>dan</strong> Aluvium.timur antara Tanjung Mandiwa sampai SungaiRafa di sebelah timurlaut <strong>dan</strong> sebaran lainnyaberada di Sungai Roarifa dekat KampungRiendo sebelah timur wilayah <strong>penyelidikan</strong>.Litologi terdiri dari kerikil, pasir lepas <strong>dan</strong> lumpur.Struktur Geologi : Struktur yang berkembangdi <strong>daerah</strong> peyelidikan adalah lipatan <strong>dan</strong> sesar.Lipatan antiklin berada di barat daya wilayahse<strong>dan</strong>gkan lipatan sinklin berada di sebelahtimur wilayah. Sesar naik memanjang dariutara ke selatan, sesar ini dikenal dengan SesarNaik Arguni dicirikan dengan punggungan yangmemanjang mulai dari Teluk Bintuni sampaiTeluk Kamrau <strong>dan</strong> terdapat cermin sesar padasingkapan <strong>batubara</strong> di sungai Kaitaro. Polajurus lapisan umumnya utara selatan dengankemiringan berkisar 10 o sampai 20 o .Potensi BatubaraFormasi Klasafet terdiri dari batunapal, batulumpurgampingan abu-abu, serpih <strong>dan</strong>batulanau. Tersingkap di bagian timurlaut <strong>dan</strong>sedikit di bagian selatan dekat Dermaga Ruara.Formasi Steenkool menempati hampir 90 %wilayah dengan litologi terdiri dari selangselingbatupasir, batulanau <strong>dan</strong> batulempung<strong>dan</strong> sisipan <strong>batubara</strong>. Batulanau mempunyaiciri-ciri warna abu-abu, halus, lempungan,menyerpih, keras <strong>dan</strong> getas. Batulempungberwarna abu-abu, lunak <strong>dan</strong> mudah pecah(friable). Batubara berwarna hitam, bright sampaidull keras, getas, terdapat kekar <strong>dan</strong> cerminsesar (slicken side).Sebaran Aluvium terbesar menempati bagianHasil <strong>penyelidikan</strong> ditemukan dua singkapan<strong>batubara</strong> yang berada pada Formasi Steenkool.Batubara ini mempunyai ciri megaskopisberwarna hitam, kilap terang, terkekarkan,terdapat cermin sesar pada singkapan KMN-14. Lapisan pengapit bagian bawah yaitubatulempung abu-abu, lunak <strong>dan</strong> friable. Pengapitlapisan atas batupasir berwarna coklat,sangat halus dengan ketebalan 2,5 meter.Lapisan paling atas berupa top soil berwarnacoklat. Hasil interpretasi menunjukkan bahwaterdapat satu lapisan (seam) <strong>batubara</strong> berarahutara - selatan pada <strong>daerah</strong> ini dengan panjangpenyebaran 500 meter kearah terluar darisingkapan. Singkapan BRW-01 yang berada diselatan kemungkinan kemenerusan lapisan iniatau merupakan lapisan yang lain.PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.27
BUKU 1 : BIDANG ENERGIHasil Analisis LaboratoriumAnalisis proksimat antara lain untuk mengetahuikandungan moisture (IM, FM, TM),kandungan zat terbang (VM), kandungan abu(Ash), karbon tertambat (FC), kadar sulfurtotal (St), nilai kalori (CV), berat jenis (RD), nilaiswelling (FSI) <strong>dan</strong> indek kekerasan <strong>batubara</strong>(HGI), se<strong>dan</strong>gkan analisis ultimat adalah untukmengetahui kandungan unsur-unsur : karbon(C), hidrogen (H), belerang (S), Oksigen (O).Hasil analisis proksimat (Tabel 3) didapatkankualitas <strong>batubara</strong> dari Formasi Steenkool sebagaiberikut :Dari tabel kualitas diatas dapat disimpulkanbahwa : kandungan moisture (IM) berkisar 9,82sampai 10,20 %, kandungan abu (ash) berkisar5 sampai 6 %, kandungan karbon tertambat (FC)38 sampai 39 %, kandungan sulpur (St) berkisar0,88 sampai 1,46 %, kandungan zat terbang(VM) 44 sampai 45 %, Nilai swelling (FSI) yaitu0 menunjukkan bukan merupakan <strong>batubara</strong>coking. Nilai kalori <strong>batubara</strong> ini berkisar 5951sampai 6017 kal/gr termasuk kedalam <strong>batubara</strong>kalori se<strong>dan</strong>g (berkisar 5100-6100 kal/gr).(low rank coal). Komposisi maseral didominasioleh maseral vitrinite dengan persentase >90%.Sumberdaya BatubaraPerhitungan <strong>batubara</strong> dilakukan pada keduasingkapan yang ada dengan ketebalan 0,5 meter<strong>dan</strong> kedalaman sampai 50 meter. Penyebarandari lapisan <strong>batubara</strong> dihitung dari singkapanterluar sepanjang 500 meter.Dari hasil perhitungan didapatkan sumberdaya<strong>batubara</strong> Daerah Kaimana sebesar 77.557 tondengan klasifikasi sumberdaya hipotetik.Prospek Pemanfaatan <strong>dan</strong> PengembanganBatubaraBeberapa aspek yang dipertimbangkan dalampemanfaatan <strong>dan</strong> pengembangan <strong>batubara</strong>adalah ketebalan, penyebaran <strong>dan</strong> banyaknyalapisan <strong>batubara</strong>. Apabila kita lihat DaerahKaimana ini <strong>batubara</strong>nya memiliki ketebalanhanya 0.5 meter <strong>dan</strong> satu seam menjadikan<strong>daerah</strong> ini kurang prospek untuk dikembangkan.Analisis petrografi dilakukan terhadap tigaconto singkapan yang sama dengan analisisproximat <strong>dan</strong> ultimate. Hasil analisis petrografidisarikan pada table berikut :Dari hasil analisis petrografi seperti tercantumpada tabel 4, tampak bahwa nilai reflektansivitrinit pada Lapisan 1 Formasi Stenkool (KMN-13A, KMN-13B <strong>dan</strong> KMN-14) tidak menunjukkanperbedaan yang mencolok yaitu antara 0,32 %– 0,33 %, tergolong <strong>batubara</strong> peringkat rendahKESIMPULAN DAN SARANDari hasil <strong>penyelidikan</strong> dapat disimpulkanbahwa;1. Formasi Steenkool (TQs) merupakan formasipembawa <strong>batubara</strong> yang ada di DaerahKaimana.I.27PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGI2. Nilai kalori <strong>batubara</strong> Kaimana berkisar 5951sampai 6017 kal/gr <strong>dan</strong> termasuk <strong>batubara</strong>kalori se<strong>dan</strong>g.Tokede MJ.,Yosias Gandi, 2006, Atlas SumberdayaPesisir Kawasan Kabupaten Kaimana,Kerjasama Universitas Negeri Papua <strong>dan</strong>Pemerintah Kabupaten Kaimana, Kaimana.3. Satu lapisan <strong>batubara</strong> dengan ketebalan 0,5meter berada di Blok Jawera dengan sumberdayahipotetiknya sebesar 77.557 ton.S.L. Tobing, G.P. Robinson, <strong>dan</strong> R.J.Ryburn,1990,Peta Geologi Lembar Kaimana, Irian Jaya, PusatPenelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Geologi, Bandung.DAFTAR PUSTAKADarman, H. & Sidi, H, 2000. An Outline of TheGeology of Indonesia, IAGI, Jakarta.-------------,1990, Peta Geologi LembarSteenkool, Irian Jaya, Pusat Penelitian <strong>dan</strong>Pengembangan Geologi, Bandung.Jasa Bumi Indonesia, PT., 2008, InventarisasiSumberdaya Mineral, Energi <strong>dan</strong> Bahan GalianKabupaten Kaimana, Papua Barat, BapeddaKaimana, Kaimana.Kisman, Widi B.N., 2007, Inventarisasi MineralLogam di Kabupaten Kaimana, Provinsi PapuaBarat, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.Roni Bawole, Amrih L. Killian, Victor E. Fere,PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.27
BUKU 1 : BIDANG ENERGIGambar 1. Peta lokasi kegiatan <strong>penyelidikan</strong> di Daerah Kaimana.Gambar 2. Stratigrafi Daerah Kaimana berdasarkan Peta Geologi Lembar Kaimana (S.L. Tobing, G.P.Robinson, <strong>dan</strong> R.J.Ryburn, 1990)I.27PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGIFoto 3. Singkapan <strong>batubara</strong> di Sungai Kaitro (KMN-13) dengan tebal 0,50 meter <strong>dan</strong> lebar singkapan12 meter.Tabel 3. Kualitas Batubara Fm. Steenkool Daerah KaimanaBerdasarkan Hasil Analisis ProksimatContoFM%TM%IM%VM%FC%ASH%St%RD FSI CVkal/grHGIKMN13AKMN13BKMN1414,13 22,89 10,20 44,44 39,20 6,16 1,46 1,41 0 5951 5115,42 23,73 9,82 45,24 39,16 5,78 1,31 1,42 0 6017 4916,26 24,68 10,06 45,84 38,95 5,15 0,88 1,42 0 5987 48PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.27
BUKU 1 : BIDANG ENERGITabel 4. Perbandingan Hasil Analisis Petrografi Tiap LapisanReflektan Vitrinit <strong>dan</strong> Komposisi MaseralFormasiStenkoolSingkapanReflektan Vitrinit (%) Komposisi Maseral (%)Mean Kisaran Vitrinit Inertinit LiptinitKMN-13A 0,32 0,29-0,36 96,6 0,8 0,4KMN-13B 0,32 0,29-0,34 95,9 0,3 0,2KMN-14 0,33 0,30-0,37 95,1 0,7 0,1Tabel 5. Perbandingan Hasil Analisis Petrografi Tiap Lapisan<strong>dan</strong> Kandungan Material MineralFormasi SingkapanMaterial Mineral (%)Clay Fe. Oksida PiritStenkool KMN-13A 1,2 0,2 0,8KMN-13B 2,1 0,2 1,3KMN-14 2,5 0,2 1,1I.27PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGIGambar 3. Peta Geologi <strong>dan</strong> Sebaran Batubara Daerah Kaimana Papua Barat.PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.27