12.07.2015 Views

Pendataan Penyebaran Merkuri Pada Wilayah Pertambangan di ...

Pendataan Penyebaran Merkuri Pada Wilayah Pertambangan di ...

Pendataan Penyebaran Merkuri Pada Wilayah Pertambangan di ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NONLAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGIgelundung dengan waktu pengolahan yangrelatif sama yaitu 6 – 7 jam sekali proses,sehingga dalam sehari rata-rata penambanghanya melakukan 2 kali proses pengolahan.Pertimbangan ekonomi merupakan halyang mempengaruhi pemilihan penggunaanjenis tenaga penggerak tersebut <strong>di</strong>mana tenagapenggerak <strong>di</strong>namo listrik relatif lebihekonomis <strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ng tenaga penggerakgenerator <strong>di</strong>esel.Adapun prosedur pengolahan batuan untukmemperoleh logam mulianya adalah tahappenumbukan , amalgamasi, pencucian danpenggarangan.3.3. Perolehan PengolahanBerdasarkan informasi lisan, saat iniperolehan emas dan perak <strong>di</strong> daerah kegiatanberkisar 0,5 gram / hari, dari 2 (dua) kaliproses pengolahan dengan rata-rata berat bijihyang <strong>di</strong>olah 80 kg.Tahun 1994 – 1995, tercatat sebagai saatterbanyak para penambang melakukankegiatan <strong>di</strong> tempat ini. Kedalaman lubangsekitar 12 – 20 meter dari permukaan,<strong>di</strong>perkirakan bahwa pada saat itu bijih yang<strong>di</strong>olah berasal dari zone epitermal yang banyakmengandung emas dan perak.Sedangkan pada saat ini hanya beberapakelompok penambang yang masih aktif.Kedalaman lubang berkisar antara 47 – 60meter dari permukaan, dengan perolehan emasyang relatif lebih kecil. Diperkirakan bahwapada saat ini bijih yang <strong>di</strong>olah berasal darizone epitermal bagian bawah yang kandunganemas dan peraknya berkurang, namunmemiliki kadar logam berat yang relatif besar.Upaya peningkatan perolehan <strong>di</strong>lakukandengan cara mengumpulkan tailing daribeberapa tempat pengolahan, selanjutnya<strong>di</strong>lewatkan ke sluice box dan <strong>di</strong>dulang untuk<strong>di</strong>peroleh konsentrat logam berat dan amalgamuntuk <strong>di</strong>olah kembali agar <strong>di</strong>peroleh emas danperaknya. Berdasarkan informasi dari parapenambang tersebut umumnya <strong>di</strong>peroleh ratarata0,4 gram dalam setiap 10 Kg konsentratyang <strong>di</strong>anggap masih ekonomis.3.4. Penanganan <strong>Merkuri</strong>Para penambang umumnya memahamiakan bahaya yang <strong>di</strong>akibatkan pencemaranoleh merkuri, namun upaya dalam menanganilimbah hasil dari amalgamasi belum <strong>di</strong>lakukansecara optimal.<strong>Pada</strong> beberapa lokasi pengolahan telah<strong>di</strong>se<strong>di</strong>akan bak pengendap “tailing pond”untuk menampung tailing hasil pencucian,sebagian tailing kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>masukkan kedalam karung untuk <strong>di</strong>olah kembali, namunmasih terdapat tailing yang berceceran <strong>di</strong>lingkungan sekitar yang berpotensimengkontaminasi lingkungan sekitarnya.3.5. Sebaran Unsur Contoh Se<strong>di</strong>men SungaiAktifPengambilan conto se<strong>di</strong>men sungai aktif<strong>di</strong>lakukan secara sistematik dengan intervalconto pada sungai utama yang terdapataktifitas penambangan berkisar 0,5 km. Luasdaerah kegiatan adalah 98 km 2 sedangkanconto yang terkumpul sebanyak 68 buahsehingga 1 conto mewakili luas daerah 1.5km 2. . Conto-conto tersebut <strong>di</strong>analisis unsur Hg,Cu, Pb, Zn, As dan Cd total dengan metodaAAS (Atomic Absorption Spectrometri) <strong>di</strong>Laboratorium Kimia Mineral, Pusat SumberDaya GeologiPengolahan data <strong>di</strong>lakukan secara unsurtunggal, <strong>di</strong>mana tiap unsur <strong>di</strong>olah tanpamemperhatikan hubungan atau asosiasinyadengan unsur yang lain. Sebaran unsur <strong>di</strong>bagike dalam 3 kelas yang berdasarkan kon<strong>di</strong>sigeologi dan lingkungan <strong>di</strong> lapangan.Pembahasan tentang besaran kandungan unsurdengan memban<strong>di</strong>ngkan beberapa peraturandan standar yang dapat <strong>di</strong>anggap sebagai tolokukur kualitas konsentrasi unsur <strong>di</strong> alam, antaralain :1. Peraturan Pemerintah no.18 Tahun1999 tentang Pengelolaan LimbahBahan Berbahaya dan Beracun,.2. Kandungan rata-rata setiap unsur padakerak bumi untuk penyeli<strong>di</strong>kangeokimia regional,3. Data hasil analisis lapangan untukbeberapa lokasi contoh yang <strong>di</strong>anggapsebagai nilai rona awal.4. Kelimpahan rata-rata atau <strong>di</strong>spersiunsur untuk eksplorasi mineral logamuntuk mengetahui daerahprospek/mineralisasi seperti padaTabel.1.


PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NONLAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI3.5.1. Sebaran Unsur <strong>Merkuri</strong> (Hg) DalamConto Se<strong>di</strong>men Sungai.Analisis kimia terhadap conto se<strong>di</strong>mensungai menunjukkan nilai konsentrasi antara42 ppb – 194.000 ppb. Dalam eksplorasimineral logam untuk mengetahui daerahtermineralisasi, referensi yang sering<strong>di</strong>gunakan adalah data kelimpahan rata-rataatau <strong>di</strong>spersi unsur (Tabel.1). Konsentrasiunsur merkuri dalam se<strong>di</strong>men sungai aktifberkisar antara < 10 ppb sampai dengan 100ppb, hal ini mengin<strong>di</strong>kasikan bila konsentrasiunsur merkuri <strong>di</strong> atas 100 ppb menunjukkanadanya mineralisasi sulfida terutama padaendapan tipe epithermal. Namun mengingatlokasi pengambilan conto <strong>di</strong>lakukan padadaerah lokasi pengolahan emas (amalgamasi),maka nilai konsentrasi unsur Hg dalamse<strong>di</strong>men sungai aktif perlu <strong>di</strong>pertimbangkanbatasan anomalinya karena selainkemungkinan adanya pengaruh mineralisasijuga dapat <strong>di</strong>sebabkan adanya kontaminasimerkuri yang lepas pada saat amalgamasi.Pengolahan data hasil analisis contose<strong>di</strong>men sungai aktif menghasilkan 3kelompok unsur konsentrasi merkuri.Kelompok pertama memiliki kisarankonsentrasi unsur merkuri antara 76.000 ppb –194.000 ppb yang terdapat pada sungai-sungai<strong>di</strong> wilayah pertambangan, antara lain dalamconto yang <strong>di</strong>ambil <strong>di</strong> Kali Nglenggong, KaliPuru, Kali Jen<strong>di</strong> dan Kali Geritan. Tingginyakonsentrasi unsur merkuri <strong>di</strong> lokasi-lokasitersebut <strong>di</strong>intepretasikan sebagai pengaruh darikontaminasi unsur merkuri yang <strong>di</strong>tambahkanpada proses amalgamasi maupun yang berasaldari mineral yang mengandung merkuri sepertisinabar pada batuan yang termineralisasi.Kontaminasi ini dapat <strong>di</strong>sebabkan antara lainoleh tailing yang mengandung merkuribercampur dengan lumpur <strong>di</strong> sungai sepertipada Kali Nglenggong dan tailing amalgamasiyang <strong>di</strong>bawa ke sungai yaitu <strong>di</strong> Kali Jen<strong>di</strong> danKali Puru <strong>di</strong>olah kembali denganmenggunakan sluice box dan <strong>di</strong>dulang untuk<strong>di</strong>peroleh logam berat dan amalgamnyakemungkinan lepas ke badan air sehinggamengkontaminasi sungai tersebut.Terlokalisirnya kelompok pertama <strong>di</strong> sekitarpenambangan dan pengolahan dapat<strong>di</strong>sebabkan oleh perilaku penambang yangmengolah bijih emas <strong>di</strong> darat sehingga pasokankontaminan ke sungai relatif kurang intensif,namun masih adanya tailing yang terbuanglangsung ke sungai seperti <strong>di</strong> Kali Nglenggongdan Kali Puru serta perilaku penambang yangmenggunakan sluice box dan dulang untukmengolah tailing amalgamasi <strong>di</strong> sungaimemungkinkan untuk terja<strong>di</strong>nya kontaminasimerkuri. Selain itu adanya kelas pertama yanghanya <strong>di</strong> wilayah pertambangan tersebutkemungkinan <strong>di</strong>sebabkan oleh pasokankontaminan yang se<strong>di</strong>kit dan sifat sungai yangintermitten seperti Kali Jen<strong>di</strong> <strong>di</strong>mana debitairnya rendah dan terkadang menggenang atautak berair yang memperlambat <strong>di</strong>spersi unsurmerkuri, sehingga kelompok pertama masihterdapat <strong>di</strong> sekitar pengolahan bijih emas.Adanya kecenderungan kelas pertamaterkonsentrasi <strong>di</strong> sekitar lokasi penambangandan pengolahan ini menunjukkan bahwa<strong>di</strong>spersi merkuri <strong>di</strong> daerah ini masih terbatas <strong>di</strong>sekitar pengolahan, hal ini kemungkinankarena merkuri merupakan logam berat yangmobilitasnya rendah.Kelas kedua memiliki kisaran nilai unsurmerkuri antara 1000 ppb – 76.000 ppb Hg,tersebar <strong>di</strong> bagian tengah hingga hilir KaliPuru dan Kali Jen<strong>di</strong> sampai <strong>di</strong> Kali Blatukantempat pertemuan dengan Sungai BengawanSolo, kon<strong>di</strong>si ini menunjukkan bahwakonsentrasi merkuri dalam se<strong>di</strong>men sungaitelah mengalami penurunan karenakemampuan mobilitas merkuri yang rendahsehingga belum banyak mencapai ke bagianhilirnya. Sedangkan hal yang memungkinkanmembantu <strong>di</strong>spersi unsur merkuri adalah aliranair yang terus menerus seperti Kali Puru yangmerupakan sungai permanent <strong>di</strong>manasepanjang tahun terus berair atau aliran banjiryang membantu <strong>di</strong>spersi merkuri pada sungaipermanen atau intermitten seperti Kali Jen<strong>di</strong>.Selain itu, pada daerah tersebut dan 3 contoyang terdapat <strong>di</strong> Kali Pacinan merupakan arealpesawahan sehingga terdapat kemungkinantingginya konsentrasi merkuri <strong>di</strong> wilayahtersebut karena kontamisasi merkuri daripestisida yang <strong>di</strong>pakai. Hal ini karena <strong>di</strong>daerah Pacinan tidak terdapat pengolahanemas maupun batuan yang termineralisasi.Kelas ketiga berkisar antara 42 ppb – 1000ppb, kelompok konsentrasi ini dapat <strong>di</strong>anggapsebagai rona awal kadar merkuri pada se<strong>di</strong>mensungai <strong>di</strong> wilayah Selogiri. Sebaran kelompokini terdapat <strong>di</strong> daerah aliran sungai Kali Buludari bagian hulu hingga hilir, Bagian hulu Kali


PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NONLAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGIPuru sebelum pengolahan emas seperti KaliBunet, Kali Pakelan, Kali Kedungjero dan KaliCongklok, aliran Kali Tangkluk hinggaBendungan Krisak dan aliran Kali Pacinanyang <strong>di</strong>huni oleh breksi vulkanik dan lavaandesitik tak termineralisasi dan tidak terdapatpenambangan dan pengolahan bijih emas. Petasebaran unsur merkuri dalam conto se<strong>di</strong>mensungai tersebut dapat <strong>di</strong>lihat pada gambar 3.3.5.2. Sebaran Unsur <strong>Merkuri</strong> (Hg) DalamConto Tanah.Analisis kimia terhadap conto tanahmenunjukkan nilai konsentrasi antara < 40 ppbpada conto SLG/S.13 (Kali Puru) dan S.15(Kali Ngemplak) yang merupakan bataskemampuan deteksi alat hingga 117.000 ppbpada conto SLG/S.02 yang <strong>di</strong>ambil <strong>di</strong> sekitaramalgamator Ibu Repi <strong>di</strong> Desa Jen<strong>di</strong>. Dalameksplorasi mineral logam untuk mengetahuidaerah termineralisasi, referensi yang sering<strong>di</strong>gunakan adalah data kelimpahan rata-rataatau <strong>di</strong>spersi unsur (Tabel 1), konsentrasiunsur merkuri dalam tanah berkisar antara


PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NONLAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGIyang termineralisasi yang mengandung 1 –4 ppm Hg. Kenaikan konsentrasi merkuriyang sangat tinggi berhubungan eratdengan pemakaian merkuri dalam prosespenggilingan bijih dengan menggunakanalat gelundung.Conto tailing yang <strong>di</strong>ambil dari lokasipengolahan bijih juga masih mengandungemas, perak dan logam-logam lainnya yangtinggi, yaitu 5,1 ppm – 178 ppm Au, 3 – 27ppm Ag, 92– 116.145 ppm Cu, 416 – 2945ppm Pb, 5338 – 39.557 ppm Zn, 50 – 1740ppm As dan 13 – 117 ppm Cd. Kadar emasyang masih tinggi terdapat pada conto tailingyang masih akan <strong>di</strong>olah kembali, sehingga<strong>di</strong>harapkan recovery pengolahan emas akanoptimal Sedangkan tingginya kadar logamberat, Arsen dan Kadmium pada conto tailingkemungkinan berasal dari sulfida logam yangterbuang bersama material tailing.Tingginya konsentrasi Au dan Ag dalamconto tailing menunjukkan besarnyakonsentrasi emas dan perak yang terbuang, halini mengin<strong>di</strong>kasikan bahwa tingkat perolehanpengolahan emas dengan cara amalgamasimasih rendah. Kon<strong>di</strong>si tersebut memungkinkanuntuk <strong>di</strong>lakukan upayapemanfaatan/pengolahan limbah amalgamasidengan untuk <strong>di</strong>peroleh kembali emas danperak yang terbuang ke dalam tailing. Carapengolahan tailing dengan menggunakansluice box kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>dulang selanjutnya<strong>di</strong>lakukan amalgamasi merupakan metodeuntuk memperoleh kembali emas dan perakyang ikut tercampur ke dalam tailing, namundampak kegiatan ini adalah tingginyakonsentrasi unsur merkuri dan logam dasarpada conto se<strong>di</strong>men sungai dan air yang<strong>di</strong>sebabkan terlepasnya merkuri dan logamdasar ke aliran sungai karena prosespengolahan tailing tersebut <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> dalamsungai.3.5. <strong>Merkuri</strong> Dalam BatuanHasil analisis kimia 10 conto batuantermineralisasi berupa batuan yang <strong>di</strong>olah danbatuan sampingnya yang <strong>di</strong>ambil dari lokasipenggalian bijih menunjukkan kadar unsurmerkuri berkisar antara 1440 ppb – 202,400ppm. Hal ini menunjukkan bahwa batuan <strong>di</strong>sekitar lokasi penambangan memiliki kadarmerkuri yang tinggi.Hasil analisis kimia dari conto-contobatuan menunjukkan bahwa batuan penyusun<strong>di</strong> wilayah pertambangan Selogiri memilikikadar unsur merkuri yang relatif tinggi,sehingga apabila batuan tersebut <strong>di</strong>tambangdan <strong>di</strong>olah dengan cara amalgamasi, makaakan memberikan dampak lingkungan yangsignifikan karena merkuri dan logam dasarlainnya akan terbuang bersama-sama tailing.Oleh karena itu, tingginya konsentrasi merkuridalam conto se<strong>di</strong>men sungai aktif, tailing,tanah dan air dapat <strong>di</strong>sebabkan olehterlepasnya kandungan merkuri dari batuanyang <strong>di</strong>olah dan merkuri yang <strong>di</strong>tambahkanpada proses amalgamasi.4. KESIMPULAN DAN SARAN4.1. Kesimpulan<strong>Wilayah</strong> penambangan emas <strong>di</strong>Kecamatan Selogiri hanya terdapat <strong>di</strong> sekitarGunung Tumbu – Kalipuru, yang secaraadministratif termasuk ke dalam Desa Jen<strong>di</strong>dan Desa Keloran. Endapan emas berupaendapan primer tipe urat. Metodepenambangan <strong>di</strong>lakukan dengan cara tambangdalam. Pengolahan bijih emas menggunakangelundung/tromol yang <strong>di</strong>gerakkan dengangenerator <strong>di</strong>esel atau <strong>di</strong>namo listrik. Keduacara pengolahan menggunakan prosesamalgamasi dengan merkuri sebagai me<strong>di</strong>auntuk menangkap emas.Lokasi pengolahan bijih umumnya<strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> sekitar lubang tambang, tidak adapengolahan yang <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> sungai karenadebit airnya kecil bahkan terkadang tidakberair. Terdapat beberapa kelompokpenambang yang membawa tailing untuk<strong>di</strong>olah dengan menggunakan sluice box dandulang yang selanjutnya <strong>di</strong>lakukan prosesamalgamasi untuk mendapatkan emasnya.Walaupun kegiatan ini meningkatkanperolehan pengolahan namun karena <strong>di</strong>lakukan<strong>di</strong> Kali Jen<strong>di</strong> dan Kali Puru maka dapatmenyebabkan air sungai menja<strong>di</strong> keruh danterkontaminasi merkuri dan logam dasar yanglepas dalam tailing.Metode amalgamasi merupakan prosesyang <strong>di</strong>pilih oleh para penambang untukmemperoleh logam mulia dari batuannya, halini <strong>di</strong>sebabkan karena proses tersebutmerupakan teknologi sederhana, ekonomis danmudah <strong>di</strong>gunakan. Namun metode ini


PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NONLAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGIberpotensi mencemari lingkungan sekitar olehunsur merkuri pada tahap penggerusan,pencucian untuk memperoleh amalgam,penggarangan amalgam untuk memperolehbullion emas dan perak dan penanganan tailingyang kurang sempurna.Perlu <strong>di</strong>waspadai kemungkinanpencemaran merkuri dan logam berat lainnyayang <strong>di</strong>sebabkan oleh pola pembuangan tailingyang <strong>di</strong>tampung pada kolam pengendap tanpalapisan kedap air dan <strong>di</strong>biarkan meluap kelingkungan sekitarnya. Hal ini <strong>di</strong>khawatirkanapabila terja<strong>di</strong> kon<strong>di</strong>si asam akan melarutkanmerkuri menja<strong>di</strong> unsur yang tidak stabil sertaberubah menja<strong>di</strong> merkuri organik yang akanbersifat racun.Hasil analisis conto se<strong>di</strong>men sungai aktifdan tanah menunjukkan bahwa nilai-nilaikonsentrasi tinggi unsur merkuri dan logamdasar terdapat <strong>di</strong> sekitar lokasi pertambangandan pengolahan, hal ini dapat <strong>di</strong>akibatkanantara lain :• Kontaminasi merkuri yang <strong>di</strong>tambahkanpada proses amalgamasi untukmenangkap emas yang ikut terbuang kedalam tailing dan yang menja<strong>di</strong> uapmerkuri saat penggarangan amalgam.• Dispersi alami dari tubuh bijih yangmengandung merkuri dan logam dasar.• Kontaminasi dari batuan atau bijih emasyang mengandung merkuri dan logamdasar yang terbuang sebagai tailing.• Kontaminasi dari aktivitas manusia <strong>di</strong>sekitar penambangan seperti pemakaianpestisida, penggunaan peralatan yangmengandung logam, gas buangkendaraan dll yang mengandung unsurmerkuri dan logam lainnya.4.2. Saran• Untuk menghindari terusberlangsungnya kontaminasi merkuri <strong>di</strong><strong>Wilayah</strong> Selogiri dan sekitarnya, dalammelakukan penambangan danpengolahan bijih emas perlu <strong>di</strong>upayakanpenangkapan kembali merkuri yang<strong>di</strong>gunakan agar tidak ada yang terbuangke dalam lingkungan sekitarnya.• Perlu <strong>di</strong>pasang sluice box sebelumtailing <strong>di</strong>masukkan ke dalam kolampengendap agar logam mulia, amalgamdan logam berat masih dapat <strong>di</strong>perolehsebelum masuk ke dalam kolampengendap sehingga dapatmengoptimalkan perolehan pengolahan.• Kolam pengendap tailing harus <strong>di</strong>buatsecara baik dan apabila telah penuhmaka tailing yang ada harus <strong>di</strong>angkatdan <strong>di</strong>simpan <strong>di</strong> tempat tertentu yangdapat mengurangi resiko pencemaran.• Apabila kon<strong>di</strong>si lingkungan terlanjurterkontaminasi merkuri, maka perlu<strong>di</strong>lakukan upaya penyehatan kembalilingkungan sekitarnya. Caranya denganmemindahkan se<strong>di</strong>men atau tailing yangmengandung merkuri kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>isolasiatau dapat <strong>di</strong>lakukan penyemenan untukmembentuk blok beton yang kemu<strong>di</strong>an<strong>di</strong>kubur sedalam 2 meter.• Proses penggarangan harus <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong>tempat tertutup dengan menggunakanalat kondensator sehingga uap merkuriyang <strong>di</strong>hasilkan dapat <strong>di</strong>daur ulang sertamenghindari kontaminasi merkurikarena proses penggaranganDAFTAR PUSTAKADepartemen Energi dan Sumber Daya Mineral,2000, Penanggulangan Masalah<strong>Pertambangan</strong> Tanpa Izin (PETI),Jakarta.Djumsari, A, Dkk, 1995, Pemetaan Geokimiadan Aplikasi dengan Stu<strong>di</strong> Lingkungan<strong>di</strong> Direktorat Jendral Geologi danSumberdaya Mineral, Bandung.Gunra<strong>di</strong>, R, dkk, 2000, Laporan Penyeli<strong>di</strong>kanPernantauan Unsur Hg (mercury) AkibatPenambangan Emas Tanpa Ijin (PETI)<strong>di</strong> Daerah Pongkor, Jawa Barat, DenganPemetaan Geokimia, Koor<strong>di</strong>nator UrusanDepartemen Energi dan SumberdayaMineral, Propinsi Jawa Barat.Herman, D.Z, dkk, 1996, Laporan EksplorasiMineral Logam Mulia Di DaerahSelogiri, Kabupaten Wonogiri, PropinsiJawa Tengah, Direktorat SumberdayaMineral, Bandung.Herman, D.Z, 2001, Tinjauan TerhadapHubungan Mineralisasi Dengan FasiesVulkanik Di Daerah Selogiri, KabupatenWonogiri-Jawa Tengah, DirektoratSumber Daya Mineral, Bandung.


PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NONLAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGIKompas (2 Desember 2004), Pencemaran<strong>Merkuri</strong> dari Darat ke Laut.Levinson, A, 1974, Introduction toExploration Geochemistry.Sukandar,M, 1991, Penerapan BeberapaMetode Pelarutan Dalam PenetapanKadar Emas Dengan AAS dan FireAssay, Direktorat Sumber Daya Mineral,Bandung.Surono, B.Toha, dkk, 1992, Geologi LembarSurakarta – Giritontro, Jawa, PuslitbangGeologi Bandung,.Reedman, J.H., 1979, Techniques in MineralExploration, Applied Science PublisherLTD, London.


Gambar 1. Peta Lokasi kegiatan <strong>di</strong> KabWonogiri, Prov Jawa TengahGambar 2. Gelundung yang <strong>di</strong>gerakkan dengan menggunakan tenaga dynamo listrik.( Lokasi milik Warijo, Dusun Nglenggong)


Gambar 3. Tailing yang meluap ke sekitar lokasi pengolahan yang berpotensi mencemarilingkungan sekitarnya ( Lokasi Desa Jen<strong>di</strong>, Ibu.Repi)Gambar 4. Tailing yang <strong>di</strong>masukkan ke dalam sluice box kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong> dulang untuk memperolehlogam berat dan amalgam. ( Lokasi Kali Jen<strong>di</strong> )


Gambar 5. Peta Sebaran Unsur <strong>Merkuri</strong> dalam Conto Se<strong>di</strong>men Sungai Aktif


PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NONLAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGITabel.1 Kelimpahan Beberapa Unsur LogamUnsurKelimpahan (dalam pbb)Tanah Air Se<strong>di</strong>men SungaiAu < 10 - 50 0.002 -Ag < 0.1 - 1 0.01 – 0.7 -Hg < 10 - 30 0.01 – 0.05 < 10 - 100As 1000 - 50000 1 – 30 1000 – 50000Cu 5000 - 100000 8 5000 – 80000Pb 5000 -50000 3 5000 – 80000Zn 10000 -300000 1 – 20 10000 - 200000Cd < 1000 - 1000 0.2 -Sumber Techniques in Mineral ExplorationNOKODECONTOTabel 2. Hasil Analisis Konsentrasi Unsur <strong>Pada</strong> Conto TailingLOKASICuppm1 SLG/TL.01 Kolam PenampungTailing Bu Repi8700 416 5488 20 740 15 15200 1500002 SLG/TL.03 Kolam Penampung 11614Tailing Samino51730 13000 27 702 39 178000 3760003 SLG/TL.04 Kolam PenampungTailing Samino3650 1140 5338 8 810 17 16200 3910004 SLG/TL.05 Kali Geritan 19590 1020 8675 11 1740 23 96400 2995 SLG/TL.11 Nglenggong 2 2620 1444 39557 3 86 117 30500 3096 SLG/TL.16 Kali Puru 1510 2028 11688 6 60 28 12240 2560007 SLG/TL.16.A Kali Puru 1590 1053 6525 6 650 13 13780 3170008 SLG/TL.71 Penambang Pak Sam 92 509 7050 3 70 20 5130 3780009 SLG/TL.73 Penambang Tasik 278 2945 7450 5 50 21 39500 460000PbppmZnppmAgppmAsppmCdppmAuppbHgppbNOKODECONTOTabel 3. Hasil Analisis Konsentrasi Unsur <strong>Pada</strong> Conto BatuanLOKASICuppmPbppm1 SLG/R.1 Amalgamator Bu Repi 9810 679 9100 16 560 21 69700 1336002 SLG/R.2 Amalgamator Bu Repi 266 114 300 5 130 4 30600 1080003 SLG/R.3 Amalgamator Samino 86175 3931 17363 128 1630 76 731000 2024004 SLG/R.11 Amalgamator Warijo 133800 129 379 6 4 5 1348 1040005 SLG/R.12 Nglenggong 3 179 61 61 5 6 4 169 14406 SLG/R.71 Amalgamator Pak Sam 159 184 63 10 40 5 57500 1328007 SLG/R.71.A Amalgamator Pak Sam 88338 3818 160125 63 1560 491 2128 1424008 SLG/R.72 G.Tumbu 78 125 156 6 40 5 2710 28969 SLG/R.73 Penambang Tasik 478 1023 6063 10 50 10 54100 10920010 SLG/R.74 Jalan Jen<strong>di</strong> 62788 1869 11288 94 1580 30 142950 176800ZnppmAgppmAsppmCdppmAuppbHgppb

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!