12.07.2015 Views

download - KPPU

download - KPPU

download - KPPU

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

P U T U S A NPerkara Nomor: 35/<strong>KPPU</strong>-I/2010Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisiyang memeriksa dugaan pelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-undang Nomor 5Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehatselanjutnya disebut UU No. 5 Tahun 1999 berkaitan dengan Proses Beauty ContestProyek Donggi -Senoro yang dilakukan oleh : --------------------------------------------------1) Terlapor I, PT Pertamina (Persero), berkedudukan di Jl. Medan Merdeka Timur1A, Jakarta Pusat 10110, Indonesia; --------------------------------------------------------2) Terlapor II, PT Medco Energi Internasional, Tbk., berkedudukan di EnergyBuilding, Lantai 52, SCBD Lot 11A, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, JakartaSelatan 12190, Indonesia; --------------------------------------------------------------------3) Terlapor III, PT Medco E&P Tomori Sulawesi, berkedudukan di EnergyBuilding, Lantai 38, SCBD Lot 11A, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, JakartaSelatan 12190, Indonesia; --------------------------------------------------------------------4) Terlapor IV, Mitsubishi Corporation, berkedudukan di 3-1, Marunouchi 2-Chome, Chiyoda-ku, Tokyo, 100-8086, Jepang, dengan alamat korespondensi diMitsubishi Corporation Jakarta Representative Office, yang berkedudukan diSentral Senayan II, Lt. 18-19, Jalan Asia Afrika Nomor 8, Gelora Bung KarnoSenayan, Jakarta Pusat 10270, Indonesia; -------------------------------------------------telah mengambil Putusan sebagai berikut: -------------------------------------------------------Majelis Komisi: -------------------------------------------------------------------------------------Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini; -------------------Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan; --------------------------------------Setelah membaca Tanggapan/Pembelaan/Pendapat para Terlapor; --------------------------Setelah membaca Berita Acara Pemeriksaan (selanjutnya disebut “BAP”);----------------


TENTANG DUDUK PERKARA1. Menimbang bahwa Sekretariat Komisi telah melakukan motoring terhadap dugaanpelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999berkaitan dengan Proses Beauty Contest Proyek Donggi –Senoro;--------------------2. Menimbang bahwa berdasarkan Resume Monitoring, Sekretariat Komisimenyimpulkan terdapat dugaan pelanggaran yang jelas dan lengkap; ----------------3. Menimbang bahwa berdasarkan pemberkasan terhadap Resume Monitoring yangdituangkan dalam Laporan Dugaan Pelanggaran, Sekretariat Komisi menyatakanLaporan Dugaan Pelanggaran tersebut layak untuk dilakukan Gelar Laporan (videbukti A1); ---------------------------------------------------------------------------------------4. Menimbang bahwa berdasarkan hasil Rapat Gelar Laporan, Komisi menilaiLaporan Dugaan Pelanggaran tersebut layak untuk dilakukan PemeriksaanPendahuluan; -----------------------------------------------------------------------------------5. Menimbang bahwa selanjutnya Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor110/<strong>KPPU</strong>/PEN/VI/2010 tanggal 03 Juni 2010 tentang Pemeriksaan PendahuluanPerkara Nomor 35/<strong>KPPU</strong>-I/2010 terhitung sejak tanggal 03 Juni 2010 sampaidengan tanggal 14 Juli 2010 (vide bukti A2); --------------------------------------------6. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Pendahuluan, Komisimenerbitkan Keputusan Komisi Nomor 190/<strong>KPPU</strong>/KEP/VI/2010 tanggal 03 Juni2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalamPemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 35/<strong>KPPU</strong>-I/2010 (vide bukti A3); -------7. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisimenerbitkan Surat Tugas Nomor 817.2/SJ/ST/VI/2010 tanggal 03 Juni 2010 yangmenugaskan Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalamPemeriksaan Pendahuluan (vide bukti A4); -----------------------------------------------8. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa telah menyampaikan Petikan PenetapanPemeriksaan Pendahuluan dan Salinan Laporan Dugaan Pelanggaran kepada paraTerlapor (vide bukti A5 s/d A8); ------------------------------------------------------------9. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Tim Pemeriksamenemukan adanya bukti awal yang cukup terhadap dugaan pelanggaran Pasal 22dan Pasal 23 UU No. 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh para Terlapor danhalaman 2 dari 245


merekomendasikan kepada Komisi untuk melanjutkan pemeriksaan ke tahapPemeriksaan Lanjutan (vide bukti A28); ---------------------------------------------------10. Menimbang bahwa berdasarkan rekomendasi Tim Pemeriksa, selanjutnya Komisimenerbitkan Penetapan Komisi Nomor: 130/<strong>KPPU</strong>/PEN/VII/2010 tanggal 14 Juli2010 tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 35/<strong>KPPU</strong>-I/2010 terhitungsejak tanggal 15 Juli 2010 sampai dengan tanggal 12 Oktober 2010 (vide buktiA29); --------------------------------------------------------------------------------------------11. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Komisimenerbitkan Keputusan Komisi Nomor 241/<strong>KPPU</strong>/KEP/VII/2010 tanggal 14 Juli2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalamPemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 35/<strong>KPPU</strong>-I/2010 (vide bukti A30); ----------12. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisimenerbitkan Surat Tugas Nomor 1048/SJ/ST/VII/2010 tanggal 14 Juli 2010 yangmenugaskan Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalamPemeriksaan Lanjutan (vide bukti A31); ---------------------------------------------------13. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa telah menyampaikan Petikan PenetapanPemeriksaan Lanjutan dan Salinan Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluankepada para Terlapor (vide bukti A32 s/d A35); ------------------------------------------14. Menimbang setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan Perkara 35/<strong>KPPU</strong>-I/2010,Tim Pemeriksa menilai perlu dilakukan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan,maka Komisi menerbitkan Keputusan Komisi No. 361/<strong>KPPU</strong>/Kep/X/2010 tanggal06 Oktober 2010 tentang Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Perkara 35/<strong>KPPU</strong>-I/2010 terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2010 sampai dengan 24 November2010 (vide bukti A65);------------------------------------------------------------------------15. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan,Komisi menerbitkan Keputusan Nomor 362/<strong>KPPU</strong>/Kep/X/2010 tanggal 06Oktober 2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalamPerpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 35/<strong>KPPU</strong>-I/2010 (vide buktiA66); --------------------------------------------------------------------------------------------16. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisimenerbitkan Surat Tugas Nomor 1499/SJ/ST/X/2010, Nomor 1500/SJ/ST/X/20101501/SJ/ST/X/2010 tanggal 06 Oktober 2010 yang menugaskan Investigator,halaman 3 dari 245


Panitera dan Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalamPerpanjangan Pemeriksaan Lanjutan (vide bukti A67, A68, A69); --------------------17. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa telah menyampaikan Petikan PenetapanPerpanjangan Pemeriksaan Lanjutan kepada para Terlapor (vide bukti A72 s/dA75); --------------------------------------------------------------------------------------------18. Menimbang bahwa dalam proses Pemeriksaan Pendahuluan dan PemeriksaanLanjutan serta perpanjangannya, Tim Pemeriksa telah mendengar keterangan daripara Terlapor, para Saksi, para Ahli dan Pemerintah terkait; ---------------------------19. Menimbang bahwa identitas dan keterangan para Terlapor, para Saksi, dan paraAhli telah dicatat dalam BAP yang telah diakui kebenarannya serta masingmasingtelah ditandatangani oleh yang bersangkutan (vide bukti B8, B9, B10,B11, B13, B14, B16, B19, B30, B33, B36, B38, B42, B43); ---------------------------20. Menimbang bahwa keterangan dari Pemerintah telah dicatat dalam RisalahKeterangan Pemerintah yang telah diakui kebenarannya serta masing-masing telahditandatangani oleh yang memberikan keterangan (vide bukti B12, B20, B21, B32,B35, B40); --------------------------------------------------------------------------------------21. Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan,Tim Pemeriksa telah mendapatkan, meneliti dan menilai sejumlah surat dan ataudokumen, BAP serta bukti-bukti lain yang telah diperoleh selama pemeriksaan danpenyelidikan; -----------------------------------------------------------------------------------22. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksamembuat Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan yang memuat fakta-fakta sebagaiberikut (vide bukti A98): ---------------------------------------------------------------------22.1 Tentang Para Terlapor; -----------------------------------------------------------22.1.1 PT. Pertamina (Persero);-------------------------------------------------22.1.1.1 Bahwa PT Pertamina (Persero) adalah perusahaanperseroan (Persero) yang dibentuk berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 31 Tahun 2003 tentang PengalihanBentuk Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas BumiNegara (PERTAMINA) menjadi Perusahaan Perseroan(PERSERO); ------------------------------------------------------halaman 4 dari 245


22.1.1.2 Bahwa kegiatan usaha Pertamina meliputi kegiatanminyak dan gas bumi baik di hulu maupun hilir. Kegiatanhulu meliputi eksplorasi, produksi, serta transmisi minyakdan gas, sedangkan kegaitan di hilir meliputi pengolahan,pemasaran dan niaga;--------------------------------------------22.1.1.3 Bahwa Pertamina memiliki beberapa anak perusahaan,yang baik secara langsung maupun tidak langsung terkaitdengan kegiatan usaha pokok Pertamina, antara lain PTPertamina Hulu Energi dan PT Pertamina EP:---------------a. PT Pertamina EP;--------------------------------------------i. Bahwa PT Pertamina EP merupakan salah satuanak perusahaan PT Pertamina (Persero) yangdidirikan pada tahun 2005, yangmenyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulubidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasidan eksploitasi minyak dan gas bumi;----------------ii. Bahwa saham PT Pertamina EP dimiliki oleh PTPertamina (Persero) sebesar 99,99%. Seluruhkebijakan PT Pertamina EP harus mendapatpersetujuan dari PT Pertamina (Persero);-------------iii. Bahwa Wilayah Kerja (WK) PT Pertamina EPseluas 140 ribu kilometer persegi, yang terbagi kedalam tiga Region, yakni Sumatera, Jawa danKawasan Timur Indonesia (KTI). WK PTPertamina EP merupakan limpahan dari sebagianbesar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PTPertamina (Persero);-------------------------------------b. PT Pertamina Hulu Energi Tomori Sulawesi;------------i. Bahwa PT Pertamina Hulu Energi TomoriSulawesi didirikan pada tanggal 18 Desember2007. Pemegang saham PT Hulu Energi Tomorihalaman 5 dari 245


Sulawesi adalah PT Pertamina Hulu Energi (99%)dan PT Pertamina Geothermal Energy (1%);--------ii. Bahwa kegiatan usaha PT Pertamina Hulu EnergiTomori Sulawesi antara lain adalahmenyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gasgas bumi;--------------------------------------------------iii. Bahwa PT Pertamina Hulu Energi merupakan anakperusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerakdibidang pengelolaan portfolio usaha sektor huluminyak dan gas bumi serta energi lainnya;----------22.1.2 PT Medco Energi Internasional, Tbk;---------------------------------22.1.2.1 Bahwa PT Medco Energi Internasional, Tbk merupakanmerupakan badan usaha yang didirikan pada tahun 1980dengan kegiatan usaha antara lain eksplorasi dan produksiminyak dan gas;---------------------------------------------------22.1.2.2 Bahwa perusahaan holding yang terdiri dari beberapa subholding antara lain Medco E&P;-------------------------------22.1.3 PT Medco E&P Tomori Sulawesi;--------------------------------------22.1.3.1 Bahwa perusahaan PT Medco E&P Tomori Sulawesiadalah perusahaan yang menangani eksplorasi minyak dangas bumi di area Senoro – Toili dimana lapangan Senoroberada diwilayah tersebut;---------------------------------------22.1.3.2 Bahwa PT Medco Energi Internasional,Tbk merupakanpemegang saham mayoritas pada sub holding PT MedcoE&P Tomori Sulawesi. Saham PT Medco EnergiInternasional, Tbk di PT Medco E & P Tomori Sulawesisebanyak 99,99%;------------------------------------------------22.1.4 Mitsubishi Corporation;--------------------------------------------------22.1.4.1 Bahwa Mitsubishi Corporation adalah perusahaan yangbergerak di bidang perdagangan dan investasi dengankantor pusat di Jepang. Mitsubishi Corporation memilikihalaman 6 dari 245


epresentative office di Indonesia yaitu PT MitsubishiCorporation Indonesia;-------------------------------------------22.1.4.2 Bahwa selaku pemangku kepentingan (stakeholder) dalamsuatu proyek di Indonesia, proyek Tangguh adalah proyekpertama di Indonesia, dimana Mitsubishi Corporationmenjadi pemangku kepentingan di proyek tersebut, dengankepemilikan saham sebesar 9%, pemegang sahamterbesarnya adalah BP (British Petroleum) sebesar lebihdari 30%;----------------------------------------------------------22.2 Tentang Regulasi; ------------------------------------------------------------------22.2.1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001;------------------------------a. Pasal 10 menyebutkan:-------------------------------------------------(1) Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang melakukankegiatan usaha hulu dilarang melakukan kegiatan usahahilir;-------------------------------------------------------------------(2) Badan Usaha yang melakukan Kegiatan Usaha Hilir tidakdapat melakukan Kegiatan Usaha Hulu;-------------------------b. Pasal 12 menyebutkan:-------------------------------------------------(1) Wilayah Kerja yang akan ditawarkan kepada Badan Usahaatau Bentuk Usaha Tetap ditetapkan oleh Menteri setelahberkonsultasi dengan Pemerintah Daerah;----------------------(2) Penawaran Wilayah Kerja sebagaimana dimaksud dalamayat (1) dilakukan oleh Menteri;----------------------------------(3) Menteri menetapkan Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetapyang diberi wewenang melakukan kegiatan kegiatan usahaEksplorasi dan Eksploitasi pada Wilayah Kerja sebagaimanadimaksud dalam ayat (2);------------------------------------------c. Pasal 44 ayat (3): tugas Badan Pelaksana adalah:------------------(1) memberikan pertimbangan kepada Menteri ataskebijaksanaannya dalam hal penyiapan dan penawaranWilayah Kerja serta Kontrak Kerja Sama;----------------------halaman 7 dari 245


(2) melaksanakan Kontrak Kerja Sama;-----------------------------(3) mengkaji dan menyampaikan rencana pengembanganlapangan yang pertama kali akan diproduksikan dalam suatuWilayah Kerja kepada Menteri untuk mendapatkanpersetujuan;----------------------------------------------------------(4) memberikan persetujuan rencana pengembangan lapangan;--(5) memberikan persetujuan rencana kerja dan anggaran;---------(6) melaksanakan monitoring dan melaporkan kepada Menterimengenai pelaksanaan Kontrak Kerja Sama;-------------------(7) Menunjuk penjual Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi bagiannegara yang dapat memberikan keuntungan sebesarbesarnyabagi negara;----------------------------------------------22.2.2 Peraturan Pemerintah;---------------------------------------------------a. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2002;-----------------1. Pasal 10 menyebutkan: “Badan Pelaksana mempunyaifungsi melakukan pengawasan terhadap kegiatan usaha huluagar pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumimilik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaanyang maksimal bagi negara untuk sebesar-besarkemakmuran rakyat”;-----------------------------------------------2. Pasal 11 huruf g menyebutkan: Badan Pelaksanamempunyai tugas antara lain: menunjuk penjual MinyakBumi dan/atau Gas Bumi bagian negara yang dapatmemberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi negara”;-----b. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004;------------------1. Pasal 100 angka 5 huruf c dan e: Sebelum menunjuk BadanUsaha sebagai penjual minyak dan/atau gas bumi bagiannegara Badan Pelaksana berkonsultasi dengan kontraktordan wajib memperhatikan harga jual minyak dan atau gashalaman 8 dari 245


umi serta tidak terdapat benturan kepentingan antara BadanUsaha yang ditunjuk sebagai penjual dengan kontraktor;-----2. Pasal 101 ayat (2): Penjual melakukan pemasaran, negosiasidengan calon pembeli dan menandatangani perjanjian jualbeli dan perjanjian lainnya yang terkait;-------------------------3. Pasal 101 ayat (3): Penandatanganan perjanjiansebagaimana dimaksud ayat (2) dilaksanakan setelahmendapat persetujuan Badan pelaksana;-------------------------22.3 Tentang Kronologis Proyek Donggi-Senoro;----------------------------------22.3.1 Latar Belakang Blok Matindok dan Senoro;-------------------------22.3.1.1 Bahwa pada tahun 1980-1997, Blok Matindok dan BlokSenoro yang merupakan lokasi minyak dan gas di daerahSulawesi Tengah dikelola oleh Union Texas;----------------22.3.1.2 Bahwa pada tahun 1997, Union Texas mengembalikan hakpengelolaan Blok Matindok dan Blok Senoro kepadaNegara Republik Indonesia. Oleh Negara, Blok Mantindokdan Blok Senoro tersebut diserahkan kepada Pertamina;---22.3.1.3 Bahwa Pertamina memecah pengelolaan Blok Matindokdan Blok Senoro. Untuk Blok Matindok dikelola olehPertamina sedangkan Blok Senoro dikelola oleh jointventure Pertamina dengan Union Texas;----------------------22.3.2 Blok Matindok;-------------------------------------------------------------22.3.2.1 Bahwa Blok Matindok tersebar dibeberapa tempatmeliputi: Donggi, Minahaki, Matindok, Maleoraja,Sukamaju dan Mentawai (offshore);---------------------------22.3.2.2 Bahwa pada tahun 2005, PT Pertamina (Persero)menyerahkan pengelolaan Blok Matindok kepada PTPertamina EP. Proses-proses bisnis selanjutnya dilakukanoleh PT Pertamina EP;-------------------------------------------22.3.2.3 Bahwa PT Pertamina EP menandatangai Head ofAgreement (HoA). dengan Sino Cheer terkait rencanahalaman 9 dari 245


pembelian gas dari Blok Matindok. Jangka waktu HoAtersebut sampai dengan tanggal 15 Mei 2006; ---------------22.3.3 Blok Senoro; -----------------------------------------------------------------22.3.3.1 Bahwa Blok Senoro semula dikelola oleh joint ventureantara Pertamina dengan Union Texas. Terakhir, pengelolaBlok Senoro adalah Joint Operation Body (JOB)Pertamina Hulu Energi Tomori Sulawesi –Medco E & PTomori Sulawesi. Bahwa PT Medco E&P TomoriSulawesi merupakan salah satu anak perusahaan PTMedco Energi Internasional, Tbk; -----------------------------22.3.4 Exclusivity Agreement: ----------------------------------------------------22.3.4.1 Bahwa pada tanggal 31 Mei 2005 PT Pertamina (Persero),PT Medco E&P Tomori Sulawesi dan LNG InternationalPty Ltd (selanjutnya disingkat “LNGI”) menandatanganiExclusivity Agreement (selanjutnya disingkat “EA”) untukpembelian gas dari Blok Senoro; -------------------------------22.3.4.2 Bahwa jangka waktu EA adalah 4 (empat) bulan terhitungsejak tanggal 31 Mei 2005 sampai dengan 30 September2005. EA dapat secara otomatis diperpanjang selama 2(dua) bulan apabila seluruh pihak yang menandatanganiEA menyetujuinya; -----------------------------------------------22.3.4.3 Bahwa sampai dengan tanggal 30 September 2005, LNGIbelum memenuhi seluruh condition precedent (selanjutnyadisingkat “CP”). Hal-hal yang berlum dipenuhi adalah:LNGI belum memiliki definitif LNG Offtake Agreementdan LNGI belum memiliki Subscription Agreements yangditanda-tangani dengan mitra yang memiliki kualifikasiyang layak dengan Standar Minimum Tingkat Investasidengan credit rating BBB+; -------------------------------------22.3.4.4 Bahwa dalam jangka waktu 31 Mei 2005 sampai dengan30 September 2005 LNGI melakukan komunikasi denganhalaman 10 dari 245


PT Medco E&P Tomori Sulawesi untuk membahas draftGas Sales Agreement (selanjutnya disingkat “GSA”); -----22.3.4.5 Bahwa pada tanggal 3 Oktober 2005, dilakukan rapatantara LNGI dengan PT Medco E&P Tomori Sulawesi.Dalam pertemuan tersebut PT Medco E&P TomoriSulawesi menyatakan LNGI telah memenuhi CP; ----------22.3.4.6 Bahwa dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 1Oktober 2005 sampai dengan Desember 2005, LNGIberkomunikasi dengan PT Medco E&P Tomori Sulawesiuntuk membahas: draft Letter of Variation to EA, GasSales Purchase Agreement (selanjutnya disingkat“GSPA”), perpanjangan EA (Restated ExclusivityAgreement/selanjutnya disingkat “REA”), GSA dan HoA;22.3.4.7 Bahwa PT Medco E&P Tomori Sulawesi menyampaikandraft REA kepada PT Pertamina EP pada tanggal 10Oktober 2005; -----------------------------------------------------22.3.4.8 Bahwa pada bulan Oktober 2005 PT Medco E&P TomoriSulawesi telah melakukan diskusi dengan BPMIGASterkait dengan proyek Blok Senoro dan menurut PTMedco E&P Tomori Sulawesi, BP MIGAS mendukungproyek ini dan menyarankan agar train keduadiprioritaskan untuk pasokan dalam negeri; ------------------22.3.4.9 Bahwa JOB Pertamina - Medco E & P Tomori Sulawesitelah melakukan pertemuan dengan BP MIGAS terkaitpengembangan proyek gas Blok Senoro dan diputuskanhasil dari Blok Senoro digunakan untuk membantuProduction Sharing Contract (PSC) di Kalimantan Timur;22.3.4.10 Bahwa pada tanggal 28 November 2005, PT Medco E&PTomori Sulawesi, PT Pertamina EP, PT Pertamina LNGdan LNGI mengadakan rapat yang menghasilkankesepakatan antara lain”; ----------------------------------------halaman 11 dari 245


(1) Semua pihak (LNGI, PT Medco E&P TomoriSulawesi, PT Pertamina EP dan PT Pertamina LNG)akan menyetujui dan menandatangani GSA pada akhirDesember 2005 dengan tujuan agar pengirimanpertama dapat dilakukan pada Maret 2008 ;-------(2) HoA yang memuat tentang proposal yang terkaitdengan LNG Shipment untuk membantu shortfall diBontang harus disepakati dan dilaksanakan pada akhirDesember 2005 ;---------------------------------------(3) Perjanjian formal jual beli LNG dapat disusulkan dandirencanakan untuk ditandatangani pada tanggal 28Februari 2006. Hal tersebut dilakukan agar semuapihak yang terkait dengan Senoro LNG Project dapatmenyiapkan pendanaan ;------------------------------------(4) PT Pertamina EP tertarik untuk memiliki bagian dalamPT LNG Energi Utama (selanjutnya disingkat“LNGEU”). Konfirmasi atas hal tersebut akandisampaikan PT Pertamina EP pada akhir Desember2005 ;----------------------------------------------------------(5) Kesimpulan rapat adalah diharapkan semua pihakmengerti dengan perkembangan dari isu-isu pokokberkaitan dengan Senoro LNG Project;-------------------22.3.4.11 Bahwa konsultan hukum PT Medco Energi Internasional,Tbk menyampaikan kepada PT Medco E&P TomoriSulawesi untuk memberitahukan telah dilakukanpertemuan antara PT Medco Energi Internasional, Tbk, PTPertamina (Persero) dan LNGI pada tanggal 1 Desember2005 untuk membahasa HoA;----------------------------------22.3.4.12 Bahwa PT Medco E & P Tomori Sulawesi telahmenyampaikan draft HoA kepada PT Pertamina EP dandilakukan pembahasan pada tanggal 6 Desember 2005; ---halaman 12 dari 245


22.3.4.13 Bahwa pada tanggal 19 Desember 2005, LNGEU secarahukum resmi didirikan berdasarkan Akta PendirianPerusahaan Nomor 25 yang dibuat oleh Notaris AmrulPartomuan, S.H. Pemegang saham LNGEU adalah LNGIdan PT Maleo Energi Utama; -----------------------------------22.3.5 Penggabungan Blok Matindok dan Blok Senoro; -------------------22.3.5.1 Bahwa pada tanggal 21 – 23 November 2005, PTPertamina EP dan JOB Pertamina Hulu Energi – Medco E& P Tomori Sulawesi mengadakan Lokakarya membahasrencana pengembangan Blok Matindok dan Blok Senorosecara bersama-sama. LNGI hadir bersama dengan PTMedco E & P Tomori Sulawesi namun kehadiran LNGIditolak oleh PT Pertamina EP.Dalam lokarya tersebutterdapat gagasan untuk mengembangkan Blok Matindokdan Blok Senoro dengan Skema Hilir; ------------------------22.3.5.2 Bahwa LNGI ditawarkan untuk turut mengembangkanBlok Matindok karena Sino Cheer mengundurkan diri darirencana mengembangkan Blok Matindok. Untuk itu padabulan November 2005 LNGI, PT Pertamina EP dan PTMedco E & P Tomori Sulawesi merancang kegiatanbersama sebagaimana dimuat dalam JOB Co-operationSynergies Gas Monetization; -----------------------------------22.3.6 Due DilligenceI; ------------------------------------------------------------22.3.6.1 Bahwa pada tanggal 12 Januari 2006, MitsubishiCorporation mengirimkan surat kepada PT Pertamina(Persero) yang menyatakan tertarik untuk membangunproyek yang pertama di Sulawesi (Blok Matindok danBlok Senoro); -----------------------------------------------------22.3.6.2 Bahwa PT Pertamina (Persero) dan MitsubishiCorporation mengadakan pertemuan untuk mendsikusikankemungkinan keterlibatan Mitsubishi Corporation dalamhalaman 13 dari 245


pengembangan Blok Matindok dan Blok Senoro padatanggal 23 Januari 2006; ----------------------------------------22.3.6.3 Bahwa pada tanggal 26 Januari 2006, MitsubishiCorporation menyampaikan kepada PT Medco EnergiInternasional, Tbk yang menyatakan tertarik pada proyekLNG Senoro; ------------------------------------------------------22.3.6.4 Bahwa pada tanggal 7 Februari 2006, MitsubishiCorporation melakukan presentasi kepada PT Pertamina(Persero) dan PT Medco Energi Internasional, Tbk untukmenyampaikan pendapat awal tentang proyek LNG sertaproposalnya; -------------------------------------------------------22.3.6.5 Bahwa pada tanggal 8 Februari 2006, MitsubishiCorporation mengadakan pertemuan dengan PT MedcoEnergi Internasional, Tbk dan menyampaikan bahwaMitsubishi Corporation tertarik untuk terlibat dalam aspekhulu maupun hilir dalam pengembangan Blok Matindokdan Blok Senoro. Dalam kesempataan pertemuan tersebut,PT Medco Energi Internasional, Tbk menyampaikankepada Mitsubishi Corporation bahwa prioritaspengembangan Blok Matindok dan Blok Senoro adalahpada aspek hilir. PT Medco Energi Internasional, Tbkmeminta kepada Mitsubishi Corporation untuk menjadipartner bagi LNGEU dengan terlebih dahulu melakukandue dilligence terhadap pekerjaan awal LNGI karenabeberapa data merupakan milik LNGI; -----------------------22.3.6.6 Bahwa pada tanggal 9 Februari 2006, PT Medco EnergiInternasional, Tbk meminta LNGI turut serta dalampresentasi yang akan dilakukan oleh MitsubishiCorporation kepada PT Pertamina (Persero) dan PTMedco Energi Internasional, Tbk; -----------------------------22.3.6.7 Bahwa pada tanggal 9 Februari 2006, PT Medco EnergiInternasional, Tbk meminta kepada Mitsui & Co. Ltdhalaman 14 dari 245


(selanjutnya disingkat “Mitsui”) untuk melakukan duedilligence terhadap LNGI; --------------------------------------22.3.6.8 Bahwa pada tanggal 13 Februari 2006, PT Medco E&PTomori Sulawesi menyampaikan kepada MitsubishiCorporation bahwa LNGI tidak keberaratan memberikaninformasi kepada Mitsubishi Corporation sepanjangMitsubishi Corporation bersedia menandatanganiperjanjian kerahasiaan (ConfidentialityAgreement/selanjutnya disingkat “CA’) yang dipersiapkanoleh LNGI; --------------------------------------------------------22.3.6.9 Bahwa pada tanggal 17 Februari 2006, LNGI danMitsubishi Corporation menandatangani CA. Dalam CA,Mitsubishi Corporation akan menerima data-data daninformasi yang bersifat rahasia dari LNGI dan data-datatersebut dilarang untuk diinformasikan kepada pihak lain;22.3.6.10 Pada tanggal 23 Februari 2006, Mitsubishi Corporationmempresentasikan hasil due dilligence terhadap LNGIkepada PT Pertamina (Persero). Hal-hal yangdisampaikan terkait dengan hasil due dilligence adalah:teknis, komersial dan kapasitas pengilangan. MitsubishiCorporation juga menawarkan konsep pemasaran dimanaantara lain menawarkan menjual kembali kepada PTPertamina (Persero) untuk mengatasi shortfall di Bontangdan menjual gas ke Jepang. Dalam presentasi tersebutMitsubishi Corporation menyampaikan bahwa HoA antaraMitsubishi Corporation, PT Pertamina (Persero), PTMedco Energi Internasional, Tbk dan LNG Limited diusulkan pada akhir Maret 2006; --------------------------------22.3.6.11 Bahwa pada tanggal 23 Februari 2006, JOB Pertamina–Medco E&P Tomori Sulawesi menyampaikan kepadaLNGI untuk memberitahukan bahwa HoA tidak akandiselesaikan sampai terdapat kesepakatan antara PThalaman 15 dari 245


Pertamina (Persero) dan PT Medco Energi Internasional,Tbk terkait dengan rencana pembentukan perusahaan jointventure yang akan membangun dan mengoperasikankilang LNG; -------------------------------------------------------22.3.6.12 Bahwa pada tanggal 24 Februari 2006, MitsubishiCorporation mempresentasikan hasil due dilligenceterhadap LNGI kepada PT Medco Energi Internasional,Tbk; -----------------------------------------------------------------22.3.6.13 Pada tanggal 28 Februari 2006, LNGI dan Mitsuimengadakan pertemuan untuk memperkenalkan aktivitasbisnis LNGI dan memberikan informasi terkait proyekDonggi-Senoro; ---------------------------------------------------22.3.6.14 Bahwa pada tanggal 2 Maret 2006, LNGI dan Mitsuimenandatangani CA. Substansi CA antara LNGI danMitsui sama dengan CA antara LNGI dan MitsubishiCorporation; -------------------------------------------------------22.3.6.15 Bahwa pada tanggal 16 Maret 2006, MitsubishiCorporation menyampaikan presentasi kepada PTPertamina (Persero) dan PT Medco Energi Internasional,Tbk untuk mendiskusikan proposal MitsubishiCorporation. Dalam presentasi dan diskusi tersebut,Mitsubishi Corporation menyampaikan proposal terkaitdengan: kapasitas kilang, manajemen proyek untuk EPC,PMT Organization, EPC Contracting Strategy, EPC TimeLine (plant start up End October 2009), Finance (ProjectFunding), Partnering, Marketing; ------------------------------a. Dalam proposal partnering, Mitsubishi Corporationmembandingkan struktur kepemilikan dimanaberdasarkan struktur dari PT Medco EnergiInternasional Tbk masih mengikutsertakan LNGEnergi Utama sebagai bagian dari proyek namunhalaman 16 dari 245


kemudian Mitsubishi Corporation menghilangkanperan dari LNG Energi Utama;-----------------------------b. Dalam proposal Marketing, Mitsubishi Corporationmengusulakn bahwa proyek ini untuk membantushortfall LNG dengan pembeli Jepang,memprioritaskan western buyer consortium untukpembeli LNG Badak IV, harga gas Sulawesi dapatberdampak pada harga perpanjangan Bontang,Pendapatan dari gas Sulawesi dapat membantukeuangan Bontang;------------------------------------------c. Berdasarkan hasil due dilligence dengan LNGI,diperoleh diinformasi LNGI telah menyelesaikanbeberapa pekerjaan. Meskipun demikian, LNGI tidakperlu terlibat dalam proyek ini karena:-------------i. LNGI Belum memperoleh semua perizinan;---------ii. Mitsubishi Corporation merekomendasikanmembangun kilang dengan kapasitas 2.0 mtpa,namun LNGI akan membangun kilang yang tidaksesuai dengan rekomendasi tersebut;-----------------iii. LNGI memiliki pengalaman yang cukup;------------iv. Peran PT Maleo Energi Utama dalam proyek inidipertanyakan oleh Mitsubishi Corporation;---------22.3.6.16 Bahwa pada tanggal 23 Maret 2006, MitsubishiCorporation menyampaikan surat kepada PT Medco E&PTomori Sulawesi mengenai hasil due dilligence denganLNGI dan menyarankan agar PT Pertamina (Persero) danPT Medco E&P Tomori Sulawesi menggabungkanpengembangan dari Blok Matindok dan Blok Senoro; -----22.3.6.17 Bahwa meskipun Mitsubishi Corporation diminta oleh PTMedco E&P Tomori Sulawesi untuk melakukan duedilligence dalam kerangka partnership dengan LNGEU,tetapi Mitsubishi Corporation dalam presentasinya kepadahalaman 17 dari 245


PT Pertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk justru mencerminkan keinginan untukmengerjakan sendiri proyek tersebut; -------------------------22.3.6.18 Bahwa presentasi Mitsubishi Corporation kepada PTPertamina (Persero) dan PT Medco Energi Internasional,Tbk mengenai hasil due dilligence merupakan bentukpelanggaran terhadap CA yang ditandatangi sebelummelakukan due dilligence; --------------------------------------22.3.6.19 Bahwa Mitsui melakukan due dilligence terhadap LNGIsejak 2 Maret 2006 sampai dengan 12 Mei 2006. padatanggal 12 Mei 2006, Mitsui menginginkan memperolehdata-data yang telah dipersiapkan oleh LNGI. Ataspermintaan tersebut, LNGI mengajukan syarat yaitumeminta Mitsui memberikan surat dukungan kepadaLNGI namun hal ini ditolak oleh Mitsui; ---------------------22.3.6.20 Pada PT Medco Energi Internasional, Tbk memintaAnadarko Indonesia Company (selanjutnya disingkat“Anadarko’) untuk melakukan due dilligence terhadapLNGI. Pada tanggal 22 Mei 2006, LNGI dan Anadarkomenandatangani CA. Setelah melakukan kajian atasinformasi rahasia milik LNGI, Anadarko memutuskanuntuk tidak berpartisipasi dalam proyek LNG Senoro; -----22.3.7 Beauty Contest;--------------------------------------------------------------22.3.7.1 Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2006, PT Pertamina(Persero) dan PT Medco Energi Internasional, Tbkmemutuskan untuk memilih calon mitra proyekpengembangan LNG untuk gas dari Blok Matindok danBlok Senoro melalui Beauty Contest.; ------------------------22.3.7.2 Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2006, dibuat Term Ofreference (selanjutnya disingkat ”TOR”) yang didasarkanpada jurnal-jurnal dan pengalaman para pelaku bisnisLNG; ---------------------------------------------------------------halaman 18 dari 245


22.3.7.3 Bahwa pada tanggal 1 September 2006, PT Pertamina(Persero) mengirimkan surat undangan dan TOR tentangDonggi-Senoro LNG Project Proposal Sulawesi, Indonesiakepada 7 (tujuh) perusahaan yaitu LNGEU, LNG JapanCorporation, Mitsubishi Corporation, Toyota TsushoCorporation, Itochu Corporation, Marubeni Corporationdan Mitsui; --------------------------------------------------------22.3.7.4 Bahwa pada tanggal 4 September 2006, MitsubishiCorporation diminta oleh PT Pertamina (Persero) dan PTMedco Energi Internasional, Tbk untuk memberikanpresentasi terkait dengan TOR tanggal 1 September 2006.Dalam presentasi tersebut, Mitsubishi Corporationmenyampaikan: confirmation of PT Pertamina(Persero)/PT Medco Energi Internasional, Tbk Position toprepare for Mitsubishi Corporation Proposal, concept ofpreliminray proposal ---------------------------------------------22.3.7.5 Bahwa tanggal 8 September 2006, PT Pertamina (Persero)menyampaikan revisi TOR kepada LNGEU, LNG JapanCorporation, Mitsubishi Corporation, Toyota TsushoCorporation, Itochu Corporation, Marubeni Corporationdan Mitsui; --------------------------------------------------------22.3.7.6 Bahwa dalam revisi TOR sebagai lampiran undangantanggal 8 September 2006 memuat antara lain: --------------a. Dalam butir II: “the downstream company willpurchase gas from upstream parties includingBPMIGAS, liquefy the gas to be LNG and sell the LNGto the LNG buyer”; ------------------------------------------b. Dalam butir III: kriteria pemilihan dan evaluasipotensial partner adalah: administratif, kompetensi,nilai, keuangan dan visi. Dalam kriteria kompetensimemuat antara lain pengalaman calon partner. Dalamkriteria visi memuat antara lain perihal konsorsiumhalaman 19 dari 245


dengan ketentuan: The full legal names of the entitiesinvolved in the consortium, the format andrelationships of the various parties in the consortium ifthe information is currently available dan a definitivestatement regarding the limitations of liability for eachparty in the consortium (state if parties will be jointlyand severally liable or if each party will be severallyliable for a specific portion of the downstream LNGcompany); ----------------------------------------------------22.3.7.7 Bahwa pada tanggal 13 September 2006, PT Pertamina(Persero) mengundang BG Asia Pacific Pte Ltd, JapanPetroleum Exploration Co. Ltd dan PT Pacific Oil and GasIndonesia untuk menyampaikan proposal untukberpartisipasi dalam proyek Donggi-Senoro LNG palinglambat tanggal 22 September 2006; ---------------------------22.3.7.8 Bahwa pada tanggal 15 September 2006, PT Pertamina(Persero) mengundang Marubeni Corporation, Mitsui,Toyota Tsusho Corporation, Itochu Corporation,Mitsubishi Corporation, LNG Japan Corporation, PT LNGEnergi Utama, BG Asia Pacific Pte Ltd, Japan PetroleumExploration Co. Ltd, PT pacific Oil and Gas Indonesia,Marubeni Corporation dan Mitsui untuk menghadiripertemuan klarifikasi tanggal 19 September 2006; ----------22.3.7.9 Pada tanggal 19 September 2006 dilakukan pertemuanklarifikasi. Dalam pertemuan tersebut dijelaskan antaralain tentang penerimaan dan penolakan proposal sertajadwal Beauty Contest. Dalam butir penerimaan danpenolakan memuat hal yaitu: acceptance or rejection of theproposal submitted by the potential partner will solely beat discretion of PERTAMINA and Medco. Potentialpartners who are late or fail for the predetermined proposalsubmission arrangements will be considered as declininghalaman 20 dari 245


this invitation of participation”. Dalam jadwal BeautyContest memuat jadwal klarifikasi dan presentasi apabiladiperlukan tanggal 25 September 2006 sampai dengantanggal 6 Oktober 2006; ----------------------------------------22.3.7.10 Bahwa pada tanggal 3 Oktober 2006 PT Medco EnergiInternasional, Tbk mengajukan pertanyaan klarifikasikepada para peserta Beauty Contest; --------------------------22.3.7.11 ---------------------------------------------------------------------- Bahwa guna menilai proposal dari masing-masing pesertaBeauty Contest PT Pertamina (Persero) menggunakanmetode pass and fail digabung dengan scoring, sedangkanPT Medco Energi Internasional Tbk menggunakan kriteriascoring;-------------------------------------------------------------22.3.7.12 ---------------------------------------------------------------------- Bahwa indicative offer dari beberapa proposal calon partneradalah sebagai berikut: ------------------------------------------LNG EnergiIndicative MitsubishiMitsui & Co.Utama/Offers CorporationLtdGolar/OsakaLNG FOBPrice$ 5.7 –7.8/mmbtu@JCC50$ 6.00 –8.00/mmbtu$6.5 -$8.5/mmbtu @JCC50LNGCapacityApprox 2MMTPA1.8 MMTPAApprox 2MMTPALNGInvestmentUS$ 600 –800 MMUS$ 604 MMUS$ 400 – 800MMLNG PlantOPEXNotMentionedNot mentionedNot mentionedhalaman 21 dari 245


Processingfee$ 2 – 3/mmbtu(subject toplant cost)$ 1.36 - $1.56/mmbtu$ 1.00 –2.00/mmbtuGas netback$3.7 –$ 4.89 –US$ 4.5 –price5.9/mmbtu6.89/mmbtu6.5/mmbtuNotNotGas price forfuelmentioned,assumed$2.15/mmbtumentioned,assumednetbacknetbackScheduleCODDec 2009w/conditionQ1/2009 (gasHOA 31 Oct2006)2009 – 2010GuaranteeNeedCompletionCost overrunLD (gassupply)Yes by JVYes by JVYesYesYesYes for nonforce majeureclarificationNeedclarificationDepends onbuyer & bank22.3.7.13 ---------------------------------------------------------------------- Bahwa hasil penilaian proposal berdasarkan penilaian dariPT Pertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk adalah sebagai berikut: -------------------a. PT Pertamina (Persero) menghasilkan shortlistedsebagai berikut: LNG Japan, Mitsui dan MitsubishiCorporation. LNGEU gagal di pass and fail karenahalaman 22 dari 245


konsorsiumnya dengan Osaka Gas dan Golar hanyakeinginan kuat namun tidak mengikat;-------------b. PT Medco Energi Internasional, Tbk menghasilkanshortlisted sebagai berikut: Mitsui, MitsubishiCorporation dan LNGEU/Osaka Gas/Golar;-------------22.3.7.14 Bahwa PT Pertamina (Persero) menggugurkan LNGEUkarena tidak dapat menyerahkan jointly and severallyconsortium agreement statement;-------------------------------22.3.7.15 Bahwa LNGEU telah menyerahkan statement danmenyampaikan surat bahwa consortium agreement akandisampaikan setelah terpilih sebagai partner;-----------------22.3.7.16 Bahwa pada tanggal 6 Oktober 2006, Wakil DirekturUtama PT Pertamina (Persero) menyampaikanMemorandum kepada Direktur UtamaPTPertamina (Persero) yang pada pokoknya memuat antaralain: (a) setelah melakukan pembicaraan dengan beberapacalon pembeli gas maka ditentukan opsi bisnis LNGdengan skema bisnis LNG downstream dengan alasanapabila menggunakan bisnis LNG integrated upstreamakan memerlukan persetujuan Pemerintah RepublikIndonesia karena pemerintah akan ikut menanggung resikodan hal tersebut kemungkinan sulit didapatkan, (b)penentuan partner dilakukan dengan melakukan beautycontest terhadap perusahaan yang telah menyatakan minat;22.3.7.17 Bahwa dalam rapat Dewan Direksi PT Medco EnergiInternasional Tbk tanggal 10 Oktober 2006 menyetujuiMitsubishi Corporation, PT LNGEU/Osaka Gas/Golar danMitsui sebagai partner yang direkomendasikan; -------------22.3.7.18 Bahwa pada tanggal 11 Oktober 2006, Ketua TimPengembangan Usaha Gas di Blok Matindok dan SenoroTomori Sulawesi menyampaikan Memorandum kepadaWakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang padahalaman 23 dari 245


pokoknya memuat antara lain: sesuai dengan hasil rapattanggal 19 September 2006 antara PT Pertamina (Persero)dan PT Medco Energi Internasional, Tbk maka kriteriautama (pass and fail) adalah memilih perusahaan yangmemiliki credit rating minimum BBB+ danberpengalaman minimum 5 tahun dalam salah satu rantaibisnis LNG. Hasil evaluasi tim adalah: LNG JapanCorporation (nilai 78), Mitsui (nilai 75,5), MitsubishiCorporation (nilai 74,5) dan Itochu Corporation (nilai53,5); --------------------------------------------------------------22.3.7.19 Bahwa pada tanggal 11 Oktober 2006, PT Medco E&PIndonesia menyampaikan kepada Tim PengembanganUsaha Gas di Blok Matindok dan Senoro Tomori Sulawesiperihal hasil evaluasi dari Tim Medco dan mengusulkanagar dilakukan penggabungan dengan hasil evaluasi dariPT Pertamina (Persero) dan selanjutnya dilakukanklarifikasi kepada semua calon partner yang termasukshortlisted; ---------------------------------------------------------22.3.7.20 Bahwa pada tanggal 16 Oktober 2006 Tim PengembanganUsaha Gas di Blok Matindok dan Senoro Tomori Sulawesimenyampaikan Memorandum kepada Wakil DirekturUtama PT Pertamina (Persero) perihal surat dari PTMedco E&P Indonesia di atas dan menyampaikan bahwaTim dari PT Pertamina (Persero) dan dari PT MedcoEnergi Internasional Tbk akan melakukan klarifikasi lebihlanjut kepada para potensial partner yang masukshortlisted dan membuat kriteria bersama apabila WakilDirektur Utama PT Pertamina (Persero) tidak berpendapatlain; -----------------------------------------------------------------22.3.7.21 Bahwa berdasarkan bahan presentasi tanggal 18 Oktober2005 yang dipersiapkan oleh Tim PT Pertamina (Persero)dan PT Energi Internasional, Tbk untuk Dewan Direksi PThalaman 24 dari 245


Pertamina (Persero), PT Pertamina EP, PT MedcoEnergi Internasional, Tbk, dan PT Medco E&P TomoriSulawesi dilaporkan bahwa ranking dari gabunganpenilaian adalah: Mitsui, Mitsubishi Corporation, LNGJapan Corporation dan PT LNGEU/Osaka Gas/Golar.Tim juga menyampaikan akan melakukan negosiasidengan calon partner yang dipilih oleh Dewan Direksi dandimungkinkan negosiasi dengan calon partner yang lain; --22.3.7.22 Bahwa pada tanggal 19 Oktober 2006 dilakukan rapatyang dihadiri oleh Direksi PT Pertamina (Persero) danDireksi PT Medco Energi Internasional, Tbk. Dalam rapattersebut, Direktur Hulu PT pertamina (Persero)menanyakan adanya perbedaan hasil dari Tim PTPertamina (Persero) dan Tim dari PT Medco EnergiInternasional, Tbk. Tim dari PT Pertamina (Persero)menjelaskan terjadinya perbedaan penilaian tersebut danmenjelaskan bahwa PT Pertamina (Persero) menggunakankriteria pass and fail sedangkan dari PT Medco EnergiInternasional, Tbk tidak menggunakan kriteria pass andfail. LNGEU dan Osaka Gas telah menandatangani jointlyseverally agreement setelah evaluasi tahap I selesaidilakukan. PT Medco Energi Internasional, Tbkmenyerahkan kepada PT Pertamina (Persero) untukmenentukan calon partner karena apabila dibahas terustidak akan selesai. Dalam rapat tersebut, Direktur UtamaPT Pertamina (Persero) menyampaikan bahwa 2 (dua)syarat penting yaitu maximum price dan tidakmengganggu shortfall ke pembeli LNG Indonesia dariwestern buyer. Oleh karena Osaka Gas merupakananggota konsorsium western buyer dan bukan pembeliterbesar LNG Indonesia, maka PT Pertamina (Persero)tidak menginginkan ada penjualan langsung ke Osaka Gashalaman 25 dari 245


karena akan menyebabkan anggota western buyer lainnyaakan marah. Penjualan LNG ke Taiwan dan Korea tidakdimungkinkan karena penjualan LNG ini harus dikaitkandengan posisi Indonesia saat itu dalam penyelesaianmasalah shortfall, sehingga harus dijual ke Jepang. TimPT Pertamina (Persero) menyampaikan bahwa sehubungandengan further extension dan Bontang Deliverabilityproblem, PT Pertamina (Persero) dalam hal ini LNGmarketing sedang terpuruk. Mitsubishi Corporation secarategas didalam proposal akan me-reinforced posisi PTPertamina (Persero) sedangkan Mitsui tidakmenyatakannya. Selain itu, LNG Japan Corporationmenggunakan teknologi yang belum proven sedangkanyang diinginkan adalah teknoligi yang telah proven. Rapatselanjutnya memutuskan untuk melakukan klarifikasitahap kedua terhadap Mitsubishi Corporation dan Mitsui; -22.3.7.23 Bahwa kriteria western buyer, tujuan marketing hanyauntuk Jepang dan teknologi yang telah proven tidaktercantum dalam TOR; ------------------------------------------22.3.7.24 Bahwa pada tanggal 20 Oktober 2006, TimPengembangan Usaha Gas di Blok Matindok dan SenoroTomori Sulawesi mengirimkan surat kepada MitsubishiCorporation dan Mitsui yang meminta agar MitsubishiCorporation dan Mitsui menyampaikan jawaban atastambahan pertanyaan klarifikasi sebelum tanggal 30Oktober 2006 dan selanjutnya melakukan pertemuan padatanggal 31 Oktober 2006; ---------------------------------------22.3.7.25 Bahwa pada tanggal 31 Oktober 2006, dilakukanpertemuan klarifikasi antara Tim dari PT Pertamina(Persero) dan PT Medco Energi Internasional, Tbk denganMitsubishi Corporation dan Mitsui. Menindaklanjuti hasilpertemuan tersebut, maka pada tanggal 2 November 2006halaman 26 dari 245


Tim Pengembangan Usaha Gas di Blok Matindok danSenoro Tomori Sulawesi menyampaikan kepada WakilDirektur Utama PT Pertamina (Persero) perihal hasilhasil klarifikasi dan evaluasi yang pada pokoknya memuathal-hal antara lain: (a) klarifikasi dan evaluasi dilakukanterhadap Mitsubishi Corporation dan Mitsui sebagaitindaklanjut rapat Dewan Direksi PT Pertamina (Persero)dan PT Medco Energi Internasional, Tbk tanggal 19Oktober 2006, (b) hasil klarifikasi dimaksudkan untukmemberikan masukan kepada Dewan Direksi dalammemilih salah satu calon pembeli gas sekaligus menjadipartner dalam mengembangkan kilang LNG, (c) Timberpendapat proposal Mitsui lebih baik dari proposalMitsubishi Corporation dengan alasan: Mitsuimenawarkan persyaratan komersial yang lebih baik antaralain seperti harga gas dan processing fee, Mitsuimemungkinkan untuk menerima saham kepemilikan dihulu kurang dari 20% tergantung dengan persyaratan yangdisetujui bersama, Mitsui menempatkan PT Pertamina(Persero) dan PT Medco Energi Internasional, Tbk padaresiko lebih kecil sampai proyek selesai dibangun, Mitsuimempunyai komitmen lebih baik dan bersediamelaksanakan HOA sesuai dengan isi proposal, Mitsuidapat menandatangani HOA GSA lebih cepat, apabilaMitsui terpilih maka bersedia memberikan skemakomersial yang lebih baik, (c) Tim menyarankan agarMitsui diberi batas waktu untuk dapat menyelesaikanbinding project frame work agreement paling lambatNopember 2006 dan HOA GSA yang mengikat palinglambat Desember 2006; -----------------------------------------22.3.7.26 Bahwa pada tanggal 7 November 2006 Dewan Direksi PTpertamina (Persero) dan PT Medco Energi internasionalhalaman 27 dari 245


Tbk melakukan rapat untuk mendengarkan laporan Timevaluasi PT Pertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk. Menanggapi laporan Tim Evaluasi,Dewan Direksi PT Pertamina (Persero) yang disetujui olehDewan Direksi PT Medco Energi Internasional, Tbkmenyatakan bahwa hasil evaluasi masih bersifat kualitatifdan perlu lebih dikuantitatifkan untuk menghindariterjadinya under-bid. Dalam rapat tersebut diputuskan jugaagar Tim membuat additional questioner untukmendapatkan binding proposal yang memenuhi terms andconditions yang diinginkan PT Pertamina (Persero) dan PTMedco Energi Internasional, Tbk; -----------------------------22.3.7.27 Bahwa tambahan kriteria dalam bentuk binding proposalmenutup kemungkinan negosiasi meskipun padaprakteknya masih diperlukan kelanjutan negosiasi dalamberbagai aspek; ---------------------------------------------------22.3.7.28 Bahwa PT Pertamina (Persero) pada tanggal 17November 2006 mengirimkan surat kepada PT MedcoE&P Indonesia yang pada pokoknya berisi tentang draftsurat yang akan dikirim kepada 2 (dua) calon partner yaituMitsubishi Corporation dan Mitsui yang didasarkan padahasil rapat Dewan Direksi PT Pertamina (Persero) danDewan Direksi PT Medco Energi Internasional, Tbktanggal 7 November 2006; --------------------------------------22.3.7.29 Bahwa pada tanggal 23 November 2006, TimPengembangan Usaha Gas di Blok Matindok dan SenoroTomori Sulawesi menyampaikan surat kepada MitsubishiCorporation dan Mitsui yang menyampaikan agarMitsubishi Corporation dan dan Mitsui merevisiproposalnya sesuai dengan permintaan dalam request forbinding untuk hal hal sebagai berikut: U/S participation,securitization, D/S participation, downstream share downhalaman 28 dari 245


mechanism, LNG marketing, off take guarantee,completion guarantee; -------------------------------------------22.3.7.30 Bahwa tambahan kriteria binding proposal mengakibatkanMitsui tidak bersedia memenuhi persyaratan tersebutsehingga Mitsui tidak terpilih menjadi partner; --------------22.3.7.31 Bahwa pada tanggal 6 Desember 2006, PT Pertamina(Persero) memutuskan memilih Mitsubishi Corporationsebagai partner untuk pengembangan LNG Donggi Senorodownstream business dengan alasan proposal MitsubishiCorporation lebih baik dalam memenuhi kriteria requestfor binding proposal dibandingkan dengan proposalMitsui;--------------------------------------------------------------22.4 Fakta Lain; ---------------------------------------------------------------------------22.4.1 Bahwa Mitsubishi Corporation bertindak sebagai “lead arranger ofJBIC financial” untuk proyek Bontang dan proyek Pagardewadengan PT Pertamina (Persero);-------------------------------------------22.4.2 Bahwa pada TOR pertama, tidak memuat besaran LNG Investment.Berdasarkan TOR tanggal 1 September 2006 yang diperbaikidengan TOR tanggal 8 September 2006, Mitsubishi Corporationmembuat LNG Investment sebesar US$ 600 – 800 MM. Pada saatpenyampaian Request For Proposal Binding, PT Pertamina(Persero) dan PT Medco Energi Internasional, tbk menyampaikanperkiraan biaya investasi US% 500 M, US$600 M dan US$ 700 Msebagai dasar menghitung Internal Rate of Return (IRR). Saat ini,besaran investasi diperkirakan mencapai US$ 1,8 miliar; -------------22.4.3 Bahwa penetapan harga gas dilakukan oleh pemerintah berdasarkanformula dengan berpedoman pada Japan Crude Coctail (JCC).Formula ini ditentukan berdasarkan usulan dari penjual. Pemerintahtidak memiliki formula baku sebagai pedoman untuk menetapkanharga gas guna memperoleh penerimaan yang maksimal baginegara; ------------------------------------------------------------------------halaman 29 dari 245


22.4.4 Bahwa instrumen kebijakan yang dimiliki BP Migas untukmemberikan keuntungan maksimum bagi negara dari hasilpenjualan gas adalah dengan membuat skenario pengembanganMigas berdasarkan marketnya; --------------------------------------------22.4.5 Bahwa BP Migas menjamin adanya maksimum profit bagi negarameskipun penjual dan pembeli gas terafiliasi karena adanya formulaharga jual gas yang mengikuti pergerakan harga Japan CrudeCoctail (JCC);----------------------------------------------------------------22.4.6 Bahwa harga jual gas tergantung dari conditional, lokasi dankeekonomian, namun sampai saat ini belum ada persetujuan hargajual gas untuk Proyek Donggi Senoro; -----------------------------------22.5 Pelanggaran Pasal 22 dan pasal 23; --------------------------------------------A. Beauty Contest didesain untuk menunjuk Mitsubishi Corporationsebagai partner dan pembeli gas dari Blok Matindok dan Blok Senoro;1. Bahwa PT Pertamina (Persero) dan PT Medco Energi Internasional,Tbk melaksanakan beauty contest dalam pemilihan partner untukproyek Donggi-Senoro LNG dengan cara diskriminatif karenamemberikan kesempatan yang berbeda-beda kepada peserta danmenguntungkan kepada Mitsubishi Corporation. Hal ini sesuaidengan fakta-fakta sebagai berikut:---------------------------------------a. Mitsubishi Corporation telah melakukan diskusi dengan PTPertamina (Persero) dan PT Medco Energi Internasional, Tbksekurang-kurangnya sejak 12 Januari 2006 untuk proyek LNGini dan beberapa kali melakukan pertemuan untukmendiskusikan hal ini. Kesempatan ini tidak dimiliki olehpeserta lain sehingga waktu untuk penyiapan proposal menjadilebih sempit;-------------------------------------------------------------b. Undangan pertama beauty contest disampaikan pada tanggal 1September 2006 disampaikan kepada 7 (tujuh) calon partnerdan pada tanggal 13 September 2006 dikirimkan kembaliundangan kepada 3 (tiga) calon partner. Calon partner yangmenerima undangan pertama dan kedua selambat-lambatnyahalaman 30 dari 245


menyampaikan proposal pada tanggal 22 September 2006. halini mengakibatkan peserta memiliki waktu penyiapan proposalyang berbeda-beda;------------------------------------------------------c. PT Pertamina (Persero) dan PT Medco Energi Internasional,Tbk mengundang Mitsubishi Corporation pada tanggal 4September 2006 setelah TOR disampaikan dengan maksuduntuk menilai TOR dan melihat kesiapan MitsubishiCorporation. Hal ini tidak dilakukan untuk seluruh pesertabeauty contest;----------------------------------------------------2. Bahwa TOR tidak menunjukkan kepastian dalam memilih partnerdan sejak awal PT Pertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk telah mengarahkan pemenang beauty contestadalah Mitsubsihi Corporation. Hal ini sesuai dengan fakta-faktasebagai berikut;-------------------------------------------------------a. Adanya perbedaan penilaian dari Tim PT Pertamina (Persero)dan Tim PT Medco Energi Internasional, Tbk yangdidasarkan pada TOR yang sama. Ketidakpastian dalam sistempenilaian ini terlihat pada TOR yang tidak memuat sistempenilaian sehingga timbul perbedaan penilaian;-------------b. TOR sengaja dibuat mengambang untuk memudahkan dalammenggugurkan peserta. PT Pertamina (Persero) yang disetujuioleh PT Medco Energi Internasional, Tbk menggugurkankonsorsium LNG EU/Osaka Gas/Golar serta LNG JapanCorporation dengan alasan yang tidak terdapat dalam TOR;-----c. PT Pertamina (Persero) dan PT Medco Energi Internasional,Tbk meminta persyaratan binding kepada Mitsui dan MitsubishiCorporation setelah dilakukan presentasi keduanya dimanaberdasarkan presentasi tersebut, proposal Mitsui lebih baikdibandingkan proposal Mitsubishi Corporation. Akibatpermintaan ini yang tanpa melalui proses negosiasisebagaimana dalam jadwal beauty contest merupakan upayauntuk memenangkan Mitsubishi Corporation;----------------------halaman 31 dari 245


3. Bahwa beauty contest dirancang untuk memenangkan MitsubishiCorporation sebagai upaya untuk menyingkirkan peran LNGEU.Hal ini didasarkan pada fakta-fakta sebagai berikut;-------------------a. Proyek LNG di Sulawesi dirancang untuk membantu shortfallBontang dimana PT Pertamina (Persero) dan MitsubishiCorporation memiliki kepentingan di LNG Bontang;--------------b. Rapat antara PT Pertamina E&P, PT Medco E&P TomoriSulawesi, LNGI dan PT Maleo pada tanggal 28 November 2005menyepakati hal-hal mendasar tentang proyek gas di lapanganSenoro termasuk untuk membantu shortfall di Bontang. Namunhal ini tidak jelas kelanjutanya meskipun LNGI terus melakukankegiatan-kegiatan terkait kesepakatan ini. Masuknya MitsubishiCorporation melalui due dilligence mempengaruhi PTPertamina (Persero) dan PT Medco Energi Internasional Tbkterhadap kelanjutan proyek ini dengan LNGI. Hal ini tercermindari tidak adanya tanggapan dari PT Pertamina (Persero) dan PTMedco Energi Internasional, Tbk terkait dengan proposalMitsubishi Corporation yang memasukkan LNGEU sebagaicalon partner;-------------------------------------------------------------c. Undangan kepada LNGEU untuk mengikuti beauty contestmerupakan upaya menyingkirkan LNGEU karena dari sisipersyaratan, LNGEU tidak memenuhi persyaratan pengalamankarena perusahaan ini baru didirikan untuk memenuhiExclusivity Agreement. Meskipun berkonsorsium, namun PTPertamina (Persero) menolak anggota konsorsiumnya denganalasan yang tidak terdapat dalam TOR;------------------------------4. Bahwa beauty contest diarahkan untuk memenangkan MitsubishiCorporation guna membantu PT Pertamina (Persero) dalamshortfall Bontang yang mempengaruhi pemasaran LNG PTPertamina (Persero). Hal ini ditunjukkan fakta-fakta sebagaiberikut:------------------------------------------------------------------------halaman 32 dari 245


a. Sejak due dilligence sampai beauty contest telah menempatkanmasalah shortfall dalam pengelolaan proyek LNG di Sulawesi.Dan hal ini juga disadari oleh Mitsubishi Corporation denganselalu menyampaikan proposalnya berkaitan dengan shortfall diBontang. Informasi hal ini yang tidak dimiliki oleh peserta lain;-B. Due Dilligence diduga merupakan upaya untuk mendapatkan informasirahasia dari LNGEU dan hasil due dilligence dimanfaatkan olehMitsubishi Corporation untuk membuat proposal;--------------------------Bahwa Due Dilligence yang dilakukan oleh Mitsubishi Corporationterhadap informasi-informasi yang dimiliki oleh LNGEU telahdisalahgunakan untuk kepentingan Mitsubishi Corporation dalammembuat proposal baik sebelum maupun pada saat beauty contest. Halini didasarkan pada fakta-fakta sebagai berikut:-----------------------------1. Mitsubishi Corporation menyampaikan proposal terkait denganmarketing LNG Sulawesi berdasarkan temuan hasil due dilligencedengan LNG I sebagaimana presentasi tanggal 23 dan 24 Februari2006;--------------------------------------------------------------------------2. Mitsubishi Corporation memperbaiki proposal danmempresentasikan proposalnya pada tanggal 16 Maret 2006 yangjuga didasarkan pada hasil pemikiran setelah melakukan duedilligence dengan LNGEU;------------------------------------------------3. Shortlist partner dari hasil evaluasi proposal ternyata adalah parapelaku usaha yang telah memiliki informasi awal yang cukupterkait dengan proyek Donggi-Senoro yaitu LNGEU, Mitsui danMitsubishi Corporation kecuali LNG Japan Corporation. LNGJapan Corporation masuk dalam shorlist Tim Evaluasi PTPertamina (Persero) karena LNGEU dianggap tidak memenuhisyarat;--------------------------------------------------------------------------22.6 KesimpulanBerdasarkan temuan fakta-fakta dan analisis di atas, Tim Pemeriksamenyimpulkan sebagai berikut:----------------------------------------------------halaman 33 dari 245


1. Pemanfaatan gas dari Lapangan Matindok dan Lapangan Senorodimaksudkan untuk menutup shortfall yang terjadi di Bontang denganpelaku usaha yang terlibat di Bontang antara lain PT Pertamina(Persero) dan Mitsubishi Corporation;----------------------------------------2. Sejak awal pelaksanaan, beauty contest pada proyek Donggi – SenoroLNG telah direncanakan untuk menunjuk PT Mitsubishi Corporationsebagai partner untuk membangun kilang LNG sekaligus sebagaipenyandang dana untuk perusahaan yang akan didirikan yaitu PTDonggi Senoro LNG guna membeli gas dari Lapangan Matindok danLapangan Senoro;----------------------------------------------------------------3. PT Pertamina (Persero), PT Medco Energi Internasional, Tbk, PTMedco E&P Tomori Sulawesi dan Mitsubishi Corporation terbuktimelakukan persekongkolan untuk menunjuk Mitsubishi Corporationsebagai pemenang dalam beauty contest pemilihan partner untukmembangun kilang LNG sekaligus sebagai penyandang dana untukperusahaan yang akan didirikan yaitu PT Donggi Senoro LNG gunamembeli gas dari Lapangan Matindok dan Lapangan Senoro;------------4. PT Pertamina (Persero), PT Medco Energi Internasional, Tbk, PTMedco E&P Tomori Sulawesi dan Mitsubishi Corporation terbuktimelakukan persekongkolan untuk mendapatkan informasi dari LNGLimited melalui kegiatan due dilligence yang digunakan sebagai bahanpemikiran Mitsubishi Corporation dalam menyiapkan proposal baiksebelum maupun pada saat pelaksanaan beauty contest;-------------------5. Berdasarkan analisis terhadap fakta-fakta yang diperoleh selamaPemeriksaan Pendahuluan, Pemeriksaan Lanjutan danperpanjangannya, Tim Pemeriksa menyimpulkan terdapat buktiterjadinya pelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-undang No. 5Tahun 1999 yang dilakukan oleh Terlapor I, Terlapor II, Terlapor IIIdan Terlapor IV;-----------------------------------------------------------------23. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa Lanjutan telah menyampaikan Laporan HasilPemeriksaan Lanjutan kepada Komisi, untuk dilaksanakan Sidang Majelis Komisi;halaman 34 dari 245


24. Menimbang bahwa selanjutnya, Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor171/<strong>KPPU</strong>/Pen/XI/2010 tanggal 24 November 2010 tentang Sidang MajelisKomisi Perkara Nomor 35/<strong>KPPU</strong>-I/2010 terhitung sejak tanggal 24 November2010 sampai dengan 5 Januari 2011 (vide bukti A93); ----------------------------------25. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Sidang Majelis Komisi, Komisimenerbitkan Keputusan Komisi Nomor 389/<strong>KPPU</strong>/Kep/XI/2010 tanggal 24November 2010 tentang Penugasan Anggota Komisi Sebagai Majelis Komisidalam Sidang Majelis Komisi Perkara Nomor 35/<strong>KPPU</strong>-I/2010 (vide bukti A94); -26. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisimenerbitkan Surat Tugas Nomor 1871/SJ/ST/XI/2010, 1872/SJ/ST/XI/2010 dan1873/SJ/ST/XI/2010 tanggal 24 November 2010 yang menugaskan Investigator,Panitera dan Sekretariat Komisi untuk membantu Majelis Komisi dalam SidangMajelis Komisi (vide bukti A95, A96, A97); ---------------------------------------------27. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Petikan PenetapanSidang Majelis dan Salinan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan kepada paraTerlapor (vide bukti A99 s/d A102); -------------------------------------------------------28. Menimbang bahwa Majelis Komisi memberi kesempatan kepada para Terlaporuntuk memeriksa berkas perkara (enzage) dan telah dilaksanakan pada tanggal 20Desember 2010 (vide bukti B44 s/d B47); -------------------------------------------------29. Menimbang bahwa dalam Sidang Majelis Komisi pada tanggal 27 Desember2010, Majelis Komisi telah mendengar dan menerima Pembelaan dan Tanggapanlisan dan tertulis dari para Terlapor terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutanserta menyerahkan bukti tambahan (vide bukti B48, P33, P34, M19, ____); --------30. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LaporanHasil Pemeriksaan Lanjutan, Terlapor I, PT Pertamina (Persero)menyampaikan pembelaan yang terbagi menjadi dua bagian (vide bukti P33, P34);30.1 Pembelaan yang disampaikan oleh Terlampir I dalam presentasi ------------30.1.1 Latar Belakang Monetisasi Lapangan Gas; --------------------------30.1.1.1 Blok Matindok dan Area Senoro merupakan lapangan gasyang stranded (A stranded gas reserve is found in anatural gas field which has been discovered, but remainshalaman 35 dari 245


unusable for either physical or economic reason) ataudengan kata lain sumber gas yang tersebar; ------------------30.1.1.2 Proyek pengembangan gas merupakan bisnis yang sangatspesifik dan memerlukan biaya yang besar, sehinggadiperlukan kerjasama yang sangat erat dalam seluruh matarantai bisnis selama jangka waktu yang panjang.Disamping itu pelaksana proyek harus mencari sumberpendanaan sendiri dengan tanpa membebani korporatdikemudian hari; --------------------------------------------------30.1.1.3 Mengingat situasi dan kondisi tersebut diatas, melakukanpengembangan bisnis gas/LNG secara bersama-samadalam areal/blok yang sama selalu akan lebihmenguntungkan dari pada mengembangkan secara sendirisendiri;-------------------------------------------------------------30.1.1.4 Dugaan Pasal 22 UU No.5/1999 tidak terbukti. Mengingatunsur-unsur dalam Pasal 22 tidak terpenuhi; -----------------30.1.2 Dugaan Pasal 22 UU No.5/1999 tidak terbukti. Mengingat unsurunsurdalam Pasal 22 tidak terpenuhi; ------------------------------------30.1.2.1 Beauty contest tidak dalam lingkup pengertian tendersebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; ----------------------a. Pendapat LKPP, surat LKPP No.B-1212/LKPP/D.IV.1.1/09/2010 tanggal 24 September2010; ----------------------------------------------------------o Angka 3: -------------------------------------------------“proses pemilihan mitra kerja melalui beautycontest bukan merupakan praktek yangmenghambat persaingan usaha….” -----------------o Angka 4: -------------------------------------------------“Pemilihan mitra kerja dalam pembentukan usahabaru dan pemasaran produk dengan cara beautycontest , menurut hemat kami bukan merupakanpersekongkolan sebagaimana dimaksud padahalaman 36 dari 245


Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999tentang Larangan Praktik Monopoli danPersaingan Usaha Tidak Sehat; ----------------------b. Pendapat Prof. Erman Rajagukguk tanggal 28 Oktober2010; ----------------------------------------------------------o Beauty Contest pemilihan mitra tidak tundukkepada Keppres No. 80 tahun 2003 tentangPedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/JasaPemerintah dan perubahan-perubahannya; ---------o Beauty Contest pemilihan mitra tidak termasukdalam ruang lingkup Pasal 22 dan Pasal 23Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentangLarangan Praktek Monopoli dan Persaingan UsahaTidak Sehat; ---------------------------------------------o Beauty Contest pemilihan mitra, bukanmerupakan pengadaan barang/jasasebagaimana dimaksud pada SK Direksi No. Kpts-036/C00000/2004-S0 tanggal 24 Agustus 2004tentang Manajemen Pengadaan Barang/Jasa; ------30.1.2.2 Unsur-unsur Pasal 22 tidak terpenuhi; ------------------------a. tawaran mengajukan harga; dan Tidak terdapattawaran mengajukan harga untuk memborong suatupekerjaan, untuk mengadakan barang-barang atauuntuk menyediakan jasa; -----------------------------------b. memborong suatu pekerjaan; atau mengadakanbarang-barang; atau menyediakan jasa; ----------------o Calon mitra dalam proyek ini akan secarabersama-sama dengan Pertamina dan Medcomenjadi pemegang saham pada perusahaan baruyang akan dibentuk; ------------------------------------o Beauty contest tersebut bertujuan untuk mencarimitra yang akan memonetasi gas di Areahalaman 37 dari 245


Matindok dan Blok Senoro. Calon mitra tersebutharus menanggung resiko bersama denganPertamina dan Medco; --------------------------------o Bahwa posisi calon mitra dengan Pertamina danMedco adalah sederajat. Tidak dalam posisisebagai pemberi pekerjaan dan penerimapekerjaan; -----------------------------------------------30.1.3 Dugaan Pasal 23 tidak terbukti. Pertamina tidak berkonspirasidengan pihak lain untuk menguntungkan salah satu pihak dalamproses beauty contest; -------------------------------------------------------30.1.3.1 Tidak ada perlakuan khusus terhadap salah satu calonmitra beauty contest;Presentasi berdasarkan courtesy call dilakukan oleh calonmitra beauty contest termasuk LNGEU; ---------------------30.1.3.2 Tidak ada keberatan yang diajukan oleh calon mitrabeauty contest yang merasa dirugikan selama prosesbeauty contest.Terbukti pada saat TOR explenation meeting tidak adakeberatan dari calon mitra beauty contest; --------------------30.1.3.3 Exclusivity Agreement (EA) tanggal 31 Mei 2005; ---------4 Condition Precedent (CP) yang harus dipenuhi olehLNGI adalah:------------------------------------------------------o Menyerahkan perjanjian berkaitan denganengineering, procurement, construction and operationand maintenance dari perusahaan PMA yang dibentukoleh LNG International Pty Ltd (LNGI); ----------------o Menyerahkan technical report kilang LNG yangdibangun tersebut berdasarkan kapasitas produksiyang mendekati 2.000 (dua ribu) ton perhari; -----------o LNG (offtake agreement) senilai 1.400 ton/hari atau70% dari total kapasitas produksi kilang LNG; ---------halaman 38 dari 245


o Menandatangani Subscription Agreement (SA)dengan mitranya dimana mitra tersebut sekurangkurangnyamemiliki kualifikasi credit rating BBB +(S&P);---------------------------------------------------------Sampai dengan batas waktu berakhirnya EA tanggal 30September 2005, syarat yang belum terpenuhi oleh LNGIadalah:--------------------------------------------------------------o Belum memiliki definitif LNG Offtake Agreement; --o Belum memilik Subscription Agreements; -------------Exclusivity Agreement (EA) tanggal 31 Mei 2005 berakhirsecara otomatis dengan tidak adanya perjanjian untukmemperpanjang EA oleh pihak-pihak dalam EA sesuaidengan Pasal 13, EA: --------------------------------------------“… neither of the parties has the authority to act for, orincur any obligation and/or liability on behalf of anotherparty.” --------------------------------------------------------------30.1.3.4 Tidak ada informasi rahasia milik LNGI yang digunakandalam proses beauty contest; -----------------------------------o Perlu dipahami bahwa LNGI bermaksud untukmembeli gas dari Blok Senoro (EA), sedangkanproyek yang akan dikembangkan oleh PNA danMedco adalah monetisasi gas dari Area Matindok danBlok Senoro dengan skema bisnis LNG hilir (beautycontest); -------------------------------------------------------o Adanya perbedaan lingkup proyek antara EA (baikdari segi skema usaha maupun besaran proyekmaupun teknologi yang digunakan) dengan lingkupproyek beauty contest; --------------------------------------o Proposal Mitsubishi tanggal 22 September 2006dalam rangka beauty contest sama sekali berbedadengan proposal LNGEU tanggal 22 September 2006.halaman 39 dari 245


Hal ini berarti tidak ada informasi hasil due diligenceterhadap LNGI yang digunakan oleh Mitsubishi; ------30.1.4 Kesimpulan Pembelaan Pertamina; ---------------------------------------30.1.4.1 Pertamina tidak terbukti melanggar ketentuan Pasal 22 danPasal 23 UU No.5/1999 tentang Larangan PraktikMonopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; ---------------30.1.4.2 Beauty contest bukan merupakan lingkup pengertiantender sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UuNo.5/1999. Sebagaimana diperkuat pendapat dari LKPPdan pendapat ahli Prof. Erman Rajagukguk.; ----------------30.1.4.3 Beauty contest dilaksanakan dengan mempertimbangkanunsur fairness dan transparan sesuai dengan ketentuan danpersyaratan yang berlaku; ---------------------------------------30.1.4.4 Bahwa tidak benar adanya perlakuan diskriminatif untukmenguntungkan salah satu pihak dalam proses beautycontest. Beauty contest dilaksanakan denganmempertimbangkan unsur fairness and equal treatment. --30.1.4.5 Bahwa tidak benar adanya persekongkolan antara PNA,Medco dan Mitsubishi untuk mendapatkan informasirahasia milik LNGI melalui kegiatan due diligence. --------30.2 Pembelaan yang disampaikan oleh Kuasa Hukum Pertamina; ----------------30.2.1 PENDAHULUAN; ---------------------------------------------------------30.2.1.1 Bahwa terdapat lokasi pengelolaan gas yaitu AreaMatindok dan Blok Senoro, dimana untuk Area Matindokdikelola oleh PT Pertamina EP (“Pertamina EP”) dan BlokSenoro dikelola oleh JOB PT Pertamina (Persero)(“PNA”) dengan PT Medco E&P Tomori Sulawesi(“MEPI”) (anak perusahaan dari PT Medco EnergiInternasional (“Medco”);----------------------------------------30.2.2 Exclusivity Agreement; ---------------------------------------------------30.2.2.1 Bahwa pada tanggal 31 Mei 2005 telah ditandatanganiExclusivity Agreement (“EA”) antara PT Pertaminahalaman 40 dari 245


(Persero), PT Medco E&P Tomori Sulawesi (keduanyadalam kapasitas Joint Operation Body Pertamina-Medcosebagai pengelola Blok Senoro) dan LNG InternationalPty. Ltd (“LNGI”), untuk rencana pembelian gas di BlokSenoro; -------------------------------------------------------------30.2.2.2 Bahwa jangka waktu EA adalah 4 (empat) bulan terhitungsejak tanggal 31 Mei 2005 sampai dengan 30 September2005, dimana LNGI harus sudah memenuhi persyaratandalam Condition Precedent (“CP”) sebelum jangka waktutersebut. EA dapat diperpanjang berdasarkan persetujuandari semua pihak yang menandatangani EA; -----------------30.2.2.3 Bahwa sampai dengan tanggal 30 September 2005, LNGItidak dapat memenuhi seluruh CP yang disyaratkan. CPyang belum dipenuhi oleh LNGI adalah: --------------------a. belum memiliki definitif LNG Offtake Agreement; danb. belum memiliki Subscription Agreements;-------30.2.2.4 Bahwa ketidakmampuan LNGI dalam memenuhi CP dantidak adanya kesepakatan para pihak untukmemperpanjang EA, membuat EA berakhir dengansendirinya pada tanggal 30 September 2005; ----------------30.2.3 Penggabungan Area Matindok dan Blok Senoro; ------------------30.2.3.1 Bahwa Area Matindok dikelola oleh PT Pertamina(Persero) yang selanjutnya diserahkan pengelolaannyakepada PT Pertamina EP, sedangkan Blok Senoro dikelolaoleh Joint Operation Body (“JOB”) antara PT Pertamina(Persero) dan PT Medco E&P Tomori Sulawesi (“MEPI”)(anak perusahaan Medco); --------------------------------------30.2.3.2 Bahwa pada tanggal 21-23 November 2005, PNA danMedco mengadakan lokakarya membahas rencanapengembangan Area Matindok dan Blok Senoro secarabersama-sama, melalui monetisasi gas di Area Matindokdan Blok Senoro; -------------------------------------------------halaman 41 dari 245


30.2.3.3 Bahwa karena Area Matindok dan Blok Senoromerupakan lapangan gas yang stranded (A stranded gasreserve is found in a natural gas field which has beendiscovered, but remains unusable for either physical oreconomic reason) atau dengan kata lain sumber gas yangtersebar, maka PNA dan Medco memutuskan untukbekerjasama dalam monetisasi gas di Area Matindok danBlok Senoro; ------------------------------------------------------30.2.3.4 Bahwa PNA dan Medco berencana untuk membentuksuatu badan hukum baru dalam memonetisasi gas di AreaMatindok dan Blok Senoro, dan mencari mitra yang akanmenjadi pemegang saham bersama-sama dengan PNA danMedco di perusahaan baru; -------------------------------------30.2.3.5 Bahwa mitra yang dipilih harus memenuhi kriteria: --------• 1 st Class Rating to Back up Financing Upstream ;----• Experience in LNG Project Development;-------------• Experience in LNG Marketing;---------------------------• Kemampuan menanggung risiko dan liability (liabilityexposure) dalam bisnis LNG;------------------------------30.2.4 Proses Beauty Contest; ----------------------------------------------------30.2.4.1 Bahwa setelah rencana monetisasi gas di Area Matindokdan Blok Senoro diketahui oleh pasar LNG dunia, banyakpihak-pihak yang menyatakan ketertarikannya untukmenjadi mitra dalam rencana monetisasi tersebut.Mengingat banyaknya pihak yang tertarik dengan proyekmonetisasi proyek tersebut, PNA dan Medco sepakatuntuk melakukan beauty contest untuk memilih mitra yangmemenuhi kriteria; -----------------------------------------------30.2.4.2 Bahwa dalam rangka beauty contest, PNA dan Medcomengirimkan undangan kepada pihak-pihak yang pernahmenyatakan ketertarikannya untuk ikut serta dalamrencana monetisasi tersebut; ------------------------------------halaman 42 dari 245


30.2.4.3 Bahwa pada tanggal 1 September 2006 tim PNA danMedco mengirimkan undangan kepada LNG-EU; LNGJAPAN; Mitsubishi; Toyota Tsusho; Itochu; Marubeni;Mitsui disertai dengan Term of Reference (“TOR”) dalambentuk power point, karena TOR belum cukup detail,maka sesuai dengan masukan dari bagian legal, TORtersebut selanjutnya dibuat dalam bentuk deskripsi olehPNA dan MEI dan dikirimkan kembali kepada para pihaktersebut di atas pada tanggal 8 September 2006; ------------30.2.4.4 Pada tanggal 13 September 2006 tim PNA dan Medcojuga mengirimkan undangan kepada BG Asia Pasific;JAPEX; Pasific Oil Gas Indonesia (“POGI”) disertaidengan TOR yang telah dibuat dalam bentuk deskripsi.Penambahan undangan ini dilakukan dengan pertimbanganbahwa pihak-pihak tersebut juga pernah menyampaikanketertarikannya terhadap proyek monetisasi tersebut;-------30.2.4.5 Bahwa pada tanggal 19 November 2006 diadakan TORclarification meeting untuk memberikan kesempatankepada seluruh pihak yang telah menerima TOR untukmeminta penjelasan yang sejelas-jelasnya terkait denganpersyaratan dalam TOR; ----------------------------------------30.2.4.6 Bahwa calon mitra diminta untuk mengajukan proposaldengan mengikuti persyaratan dalam TOR dan TORclarification meeting sebagai berikut: -------------------------- Calon Mitra memiliki kualifikasi minimal BBB+(S&P) Company;- Calon Mitra memiliki pengalaman bertarafinternasional dalam proyek LNG- Calon mitra dapat membentuk konsorsium, namunharus memberikan pernyataan jointly and severallyliability.halaman 43 dari 245


30.2.4.7 Bahwa tanggal 22 September 2006 merupakan tenggatwaktu dari pengiriman Proposal. Dari 10 pihak yangdiundang hanya 8 pihak yang menyampaikan Proposal.JAPEX dan BG Asia Pasific tidak mengirimkan proposal; .30.2.4.8 Bahwa pada tanggal 11 Oktober 2006 tim kerja PNA danMedco melaporkan hasil evaluasi Proposal kepada Direksimasing-masing, dengan hasil evaluasi sebagai berikut: ----a. Tim KerjaPNA merekomendasikan LNG Japan,Mitsui dan Mitsubishi;-------------------------------------b. Tim Kerja Medco merekomendasikan Mitsubishi,Mitsui, dan LNG-EU;--------------------------------------30.2.4.9 Bahwa evaluasi tersebut belum bersifat final, karena hasilevaluasi dari masing-masing tim masih akan dibicarakanpada rapat Direksi PNA dan Medco. Dalam rapat antaraDireksi PNA dan Medco pada tanggal 19 Oktober 2006disepakati bahwa Mitsui dan Mitsubishi paling memenuhisyarat atau kriteria untuk dijadikan mitra;---------------------30.2.4.10 Bahwa untuk lebih melindungi kepentingan PNA danMedco serta Pemerintah, pada tanggal 7 November 2006diputuskan untuk meminta proposal yang mengikat kepadaMitsui dan Mitsubishi untuk memastikan komitmenmasing-masing pihak terhadap proyek;------------------------30.2.4.11 Pada tanggal 23 November 2006, final and bindingproposal disampaikan kepada shortlisted partners. Padatanggal 1 Desember 2006 shortlisted partnersmenyampaikan proposalnya; -----------------------------------30.2.4.12 Bahwa pada tanggal 4 Desember 2006 diadakan prosespengkajian proposal dari Mitsui dan Mitsubishi, hasilnyaMitsui tidak dapat menerima persyaratan yang mengikatdari PNA dan Medco, sedangkan Mitsubishi menerimasemua persyaratan yang mengikat; ----------------------------halaman 44 dari 245


30.2.4.13 Bahwa pada tanggal 6 Desember 2006 diputuskanMitsubishi sebagai mitra yang terpilih karena memenuhikriteria dalam final and binding proposal; --------------------30.2.4.14 Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka tindakan PNAdan Medco yang mengadakan Beauty Contest bukanlahmerupakan suatu proses tender sebagaimana dimaksudpada Pasal 22 UU No. 5/1999, karena: ------------------------a. tidak terdapat tawaran mengajukan harga untukmemborong suatu pekerjaan, untuk mengadakanbarang-barang atau untuk menyediakan jasa; dan-------b. beauty contest tersebut murni bertujuan untukmencari mitra kerjasama yang akan memonetasi gas diArea Matindok dan Blok Senoro. Calon mitra tersebutharus menanggung resiko bersama dengan PNA danMedco;----------------------------------------c. Bahwa posisi calon mitra dengan PNA dan Medcoadalah sederajat. Tidak dalam posisi sebagai pemberipekerjaan dan penerima pekerjaan;-----------------------30.2.4.15 Bahwa untuk memperjelas mengenai aspek hukum daripelaksanaan beauty contest tersebut, berikut ini akan kamisampaikan seluruh fakta-fakta yang terungkap selamaproses pemeriksaan termasuk dalam proses enzage, yangkemudian fakta-fakta tersebut dijadikan dasar dalamanalisa yuridis;----------------------------------------------------30.2.5 Bukti-Bukti;-----------------------------------------------------------------30.2.5.1 Keterangan Saksi; ------------------------------------------------a. Direktur Utama LNG Energi Utama pada tanggal11 Agustus 2010 dalam tahap PemeriksaanLanjutan, yang dihadiri oleh:----------------------Nama : Norman MarshallJabatan : Direktur PT. LNGEUNo. SIM : 3681138halaman 45 dari 245


Nama : Aditia Rahman Insan KamilJabatan : TranslatorNo. KTP : 3276031304840001Nama : Anastasia Pritahayu Ratih DJabatan : TranslatorNo. KTP : 0953026306830204b. Kepala BP Hulu Minyak dan Gas Bumi padatanggal 13 Agustus 2010 dalam tahap PemeriksaanLanjutan, yang dihadiri oleh:-----------------------------Nama : Y. Didi Setiarto, SHJabatan : LegalNIP : 3276021701740007Nama : Alam MulyawanJabatan : LegalNo. KTP : 0954092005760050c. Direktur Utama Price Waterhouse Cooper FASpada tanggal 23 Agustus 2010 dalam tahapPemeriksaan Lanjutan, yang dihadiri oleh:------------Nama : Rizal SatarJabatan : Presiden DirekturNo. KTP : 0954021605570172Nama : Adi SuwartoJabatan : StaffNo. KTP : 3671131802520002d. Tim Evaluator Donggi Senoro pada tanggal 23Agustus 2010 dalam tahap Pemeriksaan Lanjutan,yang dihadiri oleh:------------------------------------------Nama : Nanang UntungJabatan : Koordinator tim Business DevelopmentNama : Irwan PriyasaJabatan : Tim Business Development bagian Legalhalaman 46 dari 245


e. Ditjen Minyak dan Gas Bumi Kementrian Energidan Sumber Daya Mineral pada tanggal 24 Agustus2010 dalam tahap Pemeriksaan Lanjutan, yangdihadiri oleh:------------------------------------------------Nama : Ir. BudiyantoJabatan : Kasubdit Penilaian Pengembangan UsahaHuluf. Tim Evaluator PT Medco pada tanggal 23September 2010 dalam tahap PemeriksaanLanjutan, yang dihadiri oleh:-----------------------------Nama : Johannes Kustadi SMJabatan : Senior Manager Corporate Planning andCommercialNo. KTP : 327604160590001g. Kepala BP Hulu Minyak dan Gas Bumi pada tanggal12 Oktober 2010 dalam tahap Pemeriksaan Lanjutan,yang dihadiri oleh:-------------------------------------------Nama : Alam MulyawanJabatan : LegalNo. KTP : 0954092005760050Nama : Martin Edward AwuyJabatan : LegalNo. KTP : 0952050411770281Nama : Rayendra SidikJabatan : PMGNo. KTP : 3174062008720004Nama : Waras BudiJabatan : PMGNo. KTP : 3275082207730016h. Tim Evaluator PT. Medco Energi Internasionalpada tanggal 2 November 2010 dalam tahaphalaman 47 dari 245


Pemeriksaan Lanjutan, yang dihadiri oleh:-----------Nama : Johannes KustadiJabatan : Tim Evaluator Medcoi. Kepala BP Minyak dan Gas Bumi pada tanggal 22November 2010 dalam tahap PemeriksaanLanjutan, yang dihadiri oleh:-----------------------------Nama : Miriawati A. PoerboyoJabatan : Kepala Divisi Pemanfaatan MigasNama : Didi SetiartoJabatan : Legal BP MigasNama : Asto GirijadiJabatan : Legal BP Migasj. Direktur Utama PT. LNG Energi Utama padatanggal 22 November 2010 dalam tahapPemeriksaan Lanjutan, yang dihadiri oleh:------------Nama : Norman MarshallJabatan : Managing Director PT LNGEU30.2.5.2 Keterangan Ahli; -------------------------------------------------a. Keterangan tertulis dari Prof. Erman Rajagukguktertanggal 28 Oktober 2010, yang pada intinyamemberikan pendapat sebagai berikut:------------i. Beauty Contest pemilihan mitra tidak tundukkepada Keppres No. 80 tahun 2003 tentangPedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/JasaPemerintah dan perubahan-perubahannya;----------ii. Beauty Contest pemilihan mitra tidak termasukdalam ruang lingkup Pasal 22 dan Pasal 23Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentanglarangan Praktek Monopoli dan Persaingan UsahaTidak Sehat;---------------------------------------------iii. Beauty Contest pemilihan mitra, bukan merupakanpengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksudhalaman 48 dari 245


pada SK Direksi No. Kpts-036/C00000/2004-S0tanggal 24 Agustus 2004 tentang ManajemenPengadaan Barang/Jasa;--------------------------------iv. General Requirements adalah persyaratan yangmutlak harus dipenuhi karena merupakan syaratutama yang menggambarkan kemampuanpermodalan dan pengalaman calon mitra;----v. Dikirimkannya TOR lebih dari satu, untukmemperjelas TOR secara lebih terperinci,membuktikan bahwa tim evaluasi berusaha untukmenerapkan fairness information dalam prosesbeauty contest;------------------------------------------vi. Terpilihnya calon mitra tertentu adalah atas dasarevaluasi yang General Requirement dimana salahsatu persyaratannya calon mitra harus memenuhicompany rating BBB+ (S&P), bukan karenadirencanakan untuk memenangkan salah satupihak tertentu sejak semula;---------------------------vii. Exclusivity Agreement tertanggal 31 Mei antara PTPertamina (Persero), PT Medco E&P TomoriSulawesi dan LNG International Pty. Ltd, telahberakhir pada tanggal 30 September 2005 karenatidak pernah ada perpanjangan masa berakhirnyacondition precedent;------------------------------------viii. Adanya Restated Exclusivity Agreement tidak sahtanpa persetujuan tertulis dari PT Pertamina(Persero) dan PT. Medco E&P Tomori Sulawesi;--b. Keterangan Saksi Ahli Dr. Kurtubi, pada tanggal 5November 2010, dalam tahap PemeriksaanLanjutan;----------------------------------------------------c. Keterangan Saksi Ahli Deputi Hukum danPenyelesaian Sanggah Pada tanggal 15 Novemberhalaman 49 dari 245


2010 dalam tahap Pemeriksaan Lanjutan, yangdihadiri oleh:-------------------------------------------------Nama : M. Aris Supriyanto, M. TJabatan : Kepala Sub Direktorat Bantuan HukumLKPPNIP : 197011101996031003d. Keterangan Saksi Ahli James Robert Ball, padatanggal 15 November 2010, dalam tahapPemeriksaan Lanjutan bersamaan denganPemeriksaan Terlapor IV; ----------------------------------30.2.5.3 Keterangan Terlapor; --------------------------------------------a. Terlapor I;---------------------------------------------------Direktur Utama PT Pertamina (Persero) padatanggal 15 November 2010 dalam PemeriksaanLanjutan, yang dihadiri oleh :----------------------------Nama: Genades PanjaitanJabatan: Staf Ahli DirutNo. KTP : 09.5405.160964.0396Nama: Djohari Angga KusumaJabatan: Marketing LNGNo. KTP : 105011291115001Nama: Sri InayatiJabatan: Ahli ProsesNo. SIM : 6505120514145Nama: Fajar AgustianiJabatan: Legal KorporatNama: AsenarJabatan: Advokatb. Terlapor II;------------------------------------------Direktur Utama PT Medco Energi Internasional,Tbk pada tanggal 8 Juli 2010 dalam tahapPemeriksaan Pendahuluan, yang dihadiri oleh:-------halaman 50 dari 245


Nama: Lukman MahfoedzJabatan: Corporate Project DirectorNo. KTP : 09.5304.260254.0142Direktur Utama PT Medco pada tanggal 05November 2010 dalam tahap PerpanjanganPemeriksaan Lanjutan, yang dihadiri oleh:------------Nama: Lukman MahfoedzJabatan: Corporate Project DirectorNo. KTP : 09.5304.260254.0142Nama: Harjon SinagaJabatan: Kuasa HukumNo. KTP : 3671130606660007c. Terlapor IIIDirektur Utama E&P Tomori Sulawesi padatanggal 8 Juli 2010 dalam tahap PemeriksaanPendahuluan, yang dihadiri oleh :-----------------------Nama: Ir. Budi BasukiJabatan: Direktur UtamaNo. KTP : 3276042610530002Nama: Johannes KustadiJabatan: Staf PT. MedcoNo. KTP : 327604105590001Nama: R. Jusuf MoegandiJabatan: Staf PT. MedcoNo. KTP : 09.5305.221171.0141Nama: Andri BudimanJabatan: Staf PT. MedcoNo. KTP : 3275012305760038Nama: Sendy K Rachmadiah, S.HJabatan: Staf PT. MedcoNo. KTP : 09.5404.590669.0406Nama: Andriasenahalaman 51 dari 245


Jabatanhalaman 52 dari 245: Staf PT. MedcoNo. KTP : 32.0406.160980.0009NamaJabatan: Harjon Sinaga: Kuasa HukumNo. KTP : 3671130606660007NamaJabatan: Nurmalita Malik: Asisten Kuasa HukumNo. KTP : 09.5301.530583.0101d. Terlapor IV;-----------------------------------------Direktur Utama Mitsubishi Corporation padatanggal 15 November 2010 dalam tahapPerpanjangan Pemeriksaan Lanjutan, yang dihadirioleh :-----------------------------------------------------------NamaJabatanNo. PasportNamaJabatanNo. PasportNamaJabatanNamaJabatan30.2.5.4 Bukti Dokumen: Takuji Konzo: Deputi Manager: TK1707619: Takahiro Ikeda: Legal Staf: TKI1518956:Mariana Warokka: Penerjemah: Teguh Pribadi Darmawan: AdvokatAdapun dokumen yang telah diserahkan oleh Terlampor Ikepada <strong>KPPU</strong> adalah sebagai berikut:-----------------a. Dokumen yang diserahkan dalam PemeriksaanPendahuluan:------------------------------------------No. Dokumen Bukti1. Exclusivity Agreement T1.12. Proposal LNGEU T1.23. TOR T1.34. MoM TOR Clarification T1.45. Presentasi Pertamina mengenai skema bisnis Donggi Senoro T1.5


6. Surat No. 059/D20000/2006-S0 Perihal Donggi Senoro Project T1.6Proposal7. Akta Pendirian Perseroan Terbatas Liquefied Natural Gas T1.7Energi Utama nomor 258. Potential Partner Proposal Evaluation T1.89. Surat No. 088/D20000/2006-S0 Perihal Donggi Senoro Project T1.9Proposal10. Surat No. 063/D20000/2006-S0 Perihal Donggi Senoro Project T1.10Proposal11. Surat No. 089/D20000/2006-S0 Perihal Donggi Senoro Project T1.11Proposal12. Surat No. 064/D20000/2006-S0 Perihal Donggi Senoro Project T1.12Proposal13. Surat No. 061/D20000/2006-S0 Perihal Donggi Senoro Project T1.13Proposal14. Surat No. 065/D20000/2006-S0 Perihal Donggi Senoro Project T1.14Proposal15. Surat No. 090/D20000/2006-S0 Perihal Donggi Senoro Project T1.15Proposal16. Surat No. 060/D20000/2006-S0 Perihal Donggi Senoro Project T1.16Proposal17. Surat No. 062/D20000/2006-S0 Perihal Donggi Senoro Project T1.17Proposal18. Request for binding proposal (RFP) T1.1819. MoM rapat BPMIGAS, Pertamina, Pertamina EP, Medco E&P T1. 1920. Proposal Mitsubishi Corp. T1.20b. Dokumen yang diserahkan dalam PemeriksaanLanjutan:------------------------------------------------------No. Dokumen Bukti1. Exclusivity Agreement T1.12. Term of Reference (“TOR”) T1.23. TOR Clarification Meeting tanggal 19 September 2006 T1.34. Surat Keputusan Direksi No. Kpts-036/C00000/2004-S0 T1.4tanggal 24 Agustus tentang Manajemen PengadaanBarang/Jasa5. Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: S- T1.5298/S.MBU/2007 tanggal 25 Juni 2007 perihal PelaksanaanPengadaan Barang dan Jasa BUMN6. Surat No. 088/D2000/2006-S0 Surat Undangan kepada BG T1.6Asia Pasific Ltd7. Surat No. 063/D2000/2006-S0 Surat Undangan kepada Ithocu T1.7Corp8. Surat No. 089/D2000/2006-S0 Surat Undangan kepada JapanPetroleum Exploration Co. Ltd.T1.8halaman 53 dari 245


9. Surat No. 064/D2000/2006-S0 Surat Undangan kepada LNG T1.9Japan Corp10. Surat No. 061/D2000/2006-S0 Surat Undangan kepada T1.10Marubeni Corp11. Surat No. 065/D2000/2006-S0 Surat Undangan kepada T1.11Mitsubishi Corp12. Surat No. 090/D2000/2006-S0 Surat Undangan kepada Mitsui T1.12& Co. Ltd.13. Surat No. 060/D2000/2006-S0 Surat Undangan kepada T1.13Pasific Oil & Gas Indonesia14. Surat No. 059/D20000/2006-S0 Surat Undangan kepada PT T1.14LNGEU15. Surat No. 062/D20000/2006-S0 Surat Undangan kepada T1.15Toyota Tsusho Corp16. SK Dirut No. Kpts-025/C00000/2006-S0 T1.1617. Surat PNA kepada LNG EU No. 059/D200000/2006-S0 T1.17perihal Donggi Senoro LNG Proposal18. Request for binding proposal tanggal 23 November 2006 T1.1819. Proposal Mitsubishi Corp. T1.1930.2.6 ANALISA FAKTA; -------------------------------------------------------30.2.6.1 Tentang Kronologis Proyek Donggi Senoro; --------------30.2.6.2 Latar Belakang Area Matindok dan Blok Senoro (LHPL,halaman 8, angka 3.3.1) ;----------------------------------------1. Bahwa pada tahun 1980-1997, Blok Matindok danBlok Senoro yang merupakan lokasi minyak dan gasdi daerah Sulawesi Tengah dikelola oleh Union Texas.2. Bahwa pada tahun 1997, Union Texas mengembalikanHak Pengelolaan Blok Matindok dan Blok Senorokepada Negara Republik Indonesia. Oleh negara, BlokMatindok dan Blok Senoro tersebut diserahkan kepadaPertamina; ----------------------------------------------------3. Bahwa Pertamina memecah pengelolaan BlokMatindok dan Blok Senoro. Untuk Blok Matindokdikelola oleh Pertamina sedangkan Blok Senorodikelola oleh joint venture Pertamina dengan UnionTexas;---------------------------------------------------------halaman 54 dari 245


30.2.6.3 Blok Matindok (LHPL, halaman 8, angka 3.3.2);-------1. Bahwa Blok Matindok tersebar dibeberapa tempatmeliputi : Donggi, Minahaki, Matindok, Maleoraja,Sukamaju, dan Mentawai (Offshore);--------------------2. Bahwa pada tahun 2005, PT Pertamina (Persero)menyerahkan pengelolaan Blok Matindok kepada PTPertamina EP. Proses-proses bisnis selanjutnyadilakukan oleh PT Pertamina EP; -------------------------3. Bahwa PT Pertamina EP menandatangani Head ofAgreement (HOA), dengan Sino Cheer terkait rencanapembelian gas dari Blok Matindok. Jangka waktuHOA tersebut sampai dengan tanggal 15 Mei 2006;---30.2.6.4 Blok Senoro (LHPL, halaman 9, angka 3.3.3); -----------1. Bahwa Blok Senoro semula dikelola oleh JointVenture antara Pertamina dengan Union Texas.Terakhir, pengelola Blok Senoro adalah JointOperation Body (JOB) Pertamina Hulu Energi TomoriSulawesi – Medco E&P Tomori Sulawesi. Bahwa PTMedco E&P Tomori Sulawesi merupakan salah satuanak perusahaan PT Medco Energi Internasional, Tbk.30.2.6.5 Exclusivity Agreement (LHPL, halaman 9 s.d. 11,angka 3.3.4);------------------------------------------------------1. Bahwa pada tanggal 31 Mei 2005, PT Pertamina(Persero), PT Medco E&P Tomori Sulawesi dan LNGInternational Pty, Ltd. ( “LNGI”) menandatanganiExclusivity Agreement (selanjutnya disingkat “EA”)untuk pembelian gas dari Blok Senoro;------------------2. Bahwa jangka waktu EA adalah 4 (empat) bulanterhitung sejak tanggal 31 Mei 2005 sampai dengan30 September 2005. EA dapat secara otomatishalaman 55 dari 245


diperpanjang selama 2 (dua) bulan apabila seluruhpihak yang menandatangani EA menyetujuinya;-------3. Bahwa sampai dengan tanggal 30 September 2005,LNGI belum memenuhi seluruh Condition Precedent(selanjutnya disingkat “CP”). Hal-hal yang belumdipenuhi adalah: LNGI belum memiliki definitif LNGofftake agreement dan LNGI belum memilikiSubscription Agreements yang ditandatangani denganmitra yang memiliki kualifikasi yang layak denganstandar minimum tingkat investasi dengan creditrating BBB+;-------------------------------------------------Analisa Fakta:----------------------------------------------Kami sependapat dengan fakta tersebut di atas.Fakta di atas menunjukan bahwa EA antara PNA,MEPI dan LNGI telah berakhir pada tanggal 30September 2005 karena LNGI tidak dapatmemenuhi CP;----------------------------------------------4. Bahwa dalam jangka waktu 31 Mei 2005 sampaidengan 30 September 2005 LNGI melakukankomunikasi dengan PT Medco E&P Tomori Sulawesiuntuk membahas draft Gas Sales Agreement(selanjutnya disingkat “GSA”);----------------------------5. Bahwa pada tanggal 3 Oktober 2005, dilakukan rapatantara LNGI dengan PT Medco E&P TomoriSulawesi. Dalam pertemuan tersebut PT Medco E&PTomori Sulawesi menyatakan LNGI telah memenuhiCP;-------------------------------------------------------------Analisa Fakta:----------------------------------------------Sepanjang pengetahuan PNA selaku mitra MEPIdalam JOB, MEPI tidak pernah menyatakanbahwa LNGI telah memenuhi CP. Pada faktanya,LNGI memang tidak pernah memenuhi CP danhalaman 56 dari 245


oleh karenanya EA berakhir pada tanggal 30September 2005;--------------------------------------------Seandainya MEPI menyatakan LNGI telahmemenuhi CP (meskipun pada faktanya tidak),maka hal tersebut bukan merupakan keputusanfinal, karena keputusan apakah LNGI telahmemenuhi CP harus melalui persetujuan MEPIdan PNA secara bersama-sama sebagaimanadiatur dalam Pasal 13 EA sebagai berikut“…neither of the parties has the authority to act for,or incur any obligation and/or liability on behalf ofanother party.”;--------------------------------------------Dengan demikian, fakta point 5 di atas tidak bisadijadikan dasar untuk mendalilkan bahwa EAmasih berlaku;----------------------------------------------Apabila selanjutnya LNGI secara sepihakmenyampaikan kepada <strong>KPPU</strong> bahwa LNGI telahmemenuhi CP, menurut hemat kami, klaimsepihak tersebut tidak dapat serta merta dijadikandasar telah terpenuhinya CP dan bersama ini kamitegaskan bahwa klaim sepihak tersebut (jika ada)adalah tidak benar;----------------------------------------6. Bahwa dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 1Oktober 2005 sampai dengan desember 2005, LNGIberkomunikasi dengan PT Medco E&P TomoriSulawesi untuk membahas: draft letter of variation toEA, Gas Sales and Purchase Agreement (selanjutnyadisingkat “GSPA”), perpanjangan EA (RestatedExclusivity Agreement/selanjutnya disingkat “REA”),GSA dan HoA;-----------------------------------------------halaman 57 dari 245


7. Bahwa PT Medco E&P Tomori Sulawesimenyampaikan draft REA kepada PT Pertamina EPpada tanggal 10 Oktober 2005;----------------------------8. Bahwa pada bulan Oktober 2005, PT Medco E&PTomori Sulawesi telah melakukan diskusi denganBPMigas terkait dengan proyek Blok Senoro danmenurut PT Medco E&P Tomori Sulawesi, BPMIGAS mendukung proyek ini dan menyarankan agartrain kedua diprioritaskan untuk pasokan dalamnegeri;---------------------------------------------------------9. Bahwa JOB Pertamina – Medco E&P TomoriSulawesi telah melakukan pertemuan dengan BPMigas terkait pengembangan proyek gas Blok Senorodan diputuskan hasil dari Blok Senoro digunakanuntuk membantu Production Sharing Contract (PSC)di Kalimantan Timur;---------------------------------------10. Bahwa pada tanggal 28 November 2005, PT MedcoE&P Tomori Sulawesi, PT Pertamina EP, PTPertamina LNG, dan LNGI mengadakan rapat yangmenghasilkan kesepakatan antara lain:-------------------a. Semua pihak (LNGI, PT Medco E&P TomoriSulawesi, PT Pertamina dan PT Pertamina LNG)akan menyetujui dan menandatangani GSA padaakhir Desember 2005 dengan tujuan agarpengiriman pertama dapat dilakukan pada Maret2008;------------------------------------------------------b. HOA yang memuat tentang proposal yang terkaitdengan LNG Shipment untuk membantu shortfalldi Bontang harus disepakati dan dilaksanakanpada akhir Desember 2005;----------------------------c. Perjanjian formal jual beli LNG dapat diusulkandan direncanakan untuk ditandatangani padahalaman 58 dari 245


tanggal 28 Februari 2006, hal tersebut dilakukanagar semua pihak yang terkait dengan SenoroLNG Project dapat menyiapkan pendanaan;--------d. PT Pertamina EP tertarik untuk memiliki bagiandalam PT LNG Energi Utama (selanjutnyadisingkat “LNGEU”). Konfirmasi atas hal tersebutakan disampaikan PT Pertamina EP pada akhirDesember 2005;-----------------------------------------e. Kesimpulan rapat adalah diharapkan semua pihakmengerti dengan perkembangan dari isu-isu pokokberkaitan dengan Senoro LNG Project;--------------Analisa Fakta:Berdasarkan klarifikasi kami terhadap narasumber (PT Pertamina EP dan PT PertaminaLNG) bahwa nara sumber kami tidak pernahmenandatangani kesepakatan apapun denganLNGI sebagaimana diungkapkan pada fakta butir10 di atas. Disamping itu PERTAMINA tidakmungkin membuat kesepakatan terkait denganBontang karea semua kesepakatan tersebut harusdisetujui oleh pihak KKKS East Kalimantansebagai pemegang participating interest diBontang;-----------------------------------------------------Kami mengantisipasi bahwa fakta tersebutdidasarkan pada klaim sepihak dari LNGI.Bersama ini kami berharap <strong>KPPU</strong> dapat kembalimemeriksa keabsahan dokumen yang menjadidasar fakta butir 10 tersebut di atas;------------------Kami melihat bahwa fakta tersebut hanyalahcatatan rapat sepihak yang dibuat oleh LNGI yangbelum disetujui oleh PT Pertamina EP maupun PTPertamina LNG sehingga tidak dapat dijadikanhalaman 59 dari 245


dasar adanya kesepakatan atas isi dan kesimpulanrapat yang disebut dalam dokumen tersebut;--------Bahwa menurut sepengetahuan kami berdasarkandokumen yang diperlihatkan kepada kami oleh<strong>KPPU</strong> dalam Pemeriksaan Lanjutan, dokumentertanggal 28 November 2005 merupakan catatanrapat yang dibuat secara sepihak. Pada catatantersebut tidak terlihat adanya persetujuan maupunkesepakatan pihak-pihak yang hadir pada rapattersebut, yang dibuktikan dengan tidak adanyatanda tangan dalam dokumen dimaksud;------------11. Bahwa konsultan hukum PT. Medco EnergiInternasional, Tbk menyampaikan kepada PT. MedcoE&P Tomori Sulawesi untuk memberitahukan telahdilakukan pertemuan antara PT Medco EnergiInternasional, Tbk, PT. Pertamina (Persero) dan LNGIpada tanggal 1 Desember 2005 untuk membahasHOA;----------------------------------------------------------12. Bahwa PT Medco E&P Tomori Sulawesi telahmenyampaikan draft HOA kepada PT Pertamina EPdan dilakukan pembahasan pada tanggal 6 Desember2005.;----------------------------------------------------------Analisa Fakta:----------------------------------------------Kami berharap <strong>KPPU</strong> dapat mempertimbangkanbahwa pada faktanya PNA maupun PT PertaminaEP tidak pernah merespon draft HOA tersebutdan menandatangani HoA dengan LNGI;------------Kami yakin <strong>KPPU</strong> memahami bahwa dengantidak adanya respon dari PNA maupun PTPertamina EP atas draft HOA tersebut,menunjukan bahwa PNA tidak pernah memberikesepakatan untuk memperpanjang EA;-------------halaman 60 dari 245


Pasal 5 (b) EA secara tegas mengatur bahwaperpanjangan EA harus berdasarkan kesepakatanpara pihak, sebagai berikut:-----------------------------“unless the Parties agree to extend the Term of thisAgreement, it will automatically expire withoutrequiring any action or documents thereafter atthe end of the Term or if LNGI fails to comply withits responsibilities under clause 1 (a) of thisAgreement, whichever occur first”;--------------------13. Bahwa pada tanggal 19 Desember 2005, LNGEUsecara hukum resmi didirikan berdasarkan AktaPendirian Perusahaan Nomor 25 yang dibuat olehNotaris Amrul Partomuan, SH. Pemegang sahamLNGEU adalah LNGI dan PT Maleo Energi Utama;--30.2.6.6 Penggabungan Blok Matindok dan Blok Senoro(LHPL, halaman 11, angka 3.3.4); --------------------------1. Bahwa pada tanggal 21 – 23 November 2005, PTPertamina EP dan JOB Pertamina Hulu Energi –Medco E&P Tomori Sulawesi mengadakan Lokakaryamembahas rencana pengembangan Blok Matindokdan Blok Senoro secara bersama-sama. LNGI hadirbersama dengan PT Medco E&P Tomori Sulawesinamun kehadiran LNGI ditolak oleh PT Pertamina EP.Dalam lokarya tersebut terdapat gagasan untukmengembangkan Blok Matindok dan Blok Senorodengan Skema Hilir;-----------------------------------------Analisa Fakta:----------------------------------------------Bahwa sesuai dengan maksud dari lokakarya yaitupembahasan rencana pengembangan BlokMatindok dan Blok Senoro antara pemegangparticipating interest di kedua blok tersebut, makatentunya kehadiran LNGI pada lokakarya tidakhalaman 61 dari 245


elevan, terlebih LNGI bukan merupakanundangan dalam lokakarya. Dengan demikianmaka sangat beralasan jika PT Pertamina EPmenolak kehadiran LNGI dalam loka karyatersebut;------------------------------------------------------2. Bahwa LNGI ditawarkan untuk turut mengembangkanBlok Matindok karena Sino Cheer mengundurkan diridari rencana mengembangkan Blok Matindok. Untukitu pada bulan November 2005 LNGI, PT PertaminaEP dan PT Medco E&P Tomori Sulawesi merancangkegiatan bersama sebagaimana dimuat dalam JOB CooperationSynergies Gas Monetization;------------------Analisa Fakta:----------------------------------------------Berdasarkan klarifikasi kami kepada narasumber, PNA tidak pernah menyetujui danmenandatangani dokumen sebagaimana dimaksudpada fakta butir 2 tersebut di atas;---------------------Kami mengantisipasi bahwa dokumen tersebut diatas merupakan klaim sepihak dari LNGI dan olehkarenanya berharap <strong>KPPU</strong> dapat kembalimemeriksa apakah ada persetujuan dari PNA atasisi dokumen yang dijadikan dasar untuk faktabutir 2 tersebut;--------------------------------------------Kami juga berharap <strong>KPPU</strong> dapat memberikan padakami salinan dari dokumen yang menjadi dasar faktabutir 2 sehingga kami selaku terlapor memilikikesempatan untuk menangkal klaim sepihak LNGItersebut;-------------------------------------------------------30.2.6.7 Due Diligence (LHPL, halaman 11 s.d. 15, angka 3.3.6)1. Bahwa pada tanggal 12 Januari 2006, MitsubishiCorporation mengirimkan surat kepada PT Pertamina(Persero) yang menyatakan tertarik untuk membangunhalaman 62 dari 245


proyek yang pertama di Sulawesi (Blok Matindok danBlok Senoro);------------------------------------------------2. Bahwa PT Pertamina (Persero) dan MitsubishiCorporation mengadakan pertemuan untukmendiskusikan kemungkinan keterlibatan MitsubishiCorporation dalam pengembangan Blok Matindok danBlok Senoro pada tanggal 23 Januari 2006;--------------Analisa Fakta:----------------------------------------------Bahwa bukan hanya Mitsubishi yangmenyampaikan minatnya terhadap proyek.Terdapat perusahaan-perusahaan lain yang jugamenyampaikan minatnya sebagai berikut:------------ BG Asia Pacific Ltd.;- Itochu Corp.;- Japan Petroleum Exploration Co. Ltd.;- LNG Japan Corp.;- Marubeni Corp.;- Mitsui & Co. Ltd.;- Pacific Oil & Gas Indonesia.;- PT LNGEU.; dan- Toyota Tsusho Corp.PNA tidak hanya melakukan pertemuan denganMitsubishi namun juga dengan pihak-pihak lainyang tertarik dengan proyek. Pertemuan tersebutsifatnya courtesy call. Pihak-pihak yang sempatbertemu dengan PNA antara lain sebagai berikut:-- PT LNGEU;- BG Asia Pacific Ltd.;- Itochu Corp.;- LNG Japan Corp.;- Marubeni Corp.;- Mitsui & Co. Ltd.;halaman 63 dari 245


Kami telah menjelaskan fakta tersebut di ataspada pembelaan kami sebelumnya di tahapPemeriksaan Pendahuluan dan PemeriksaanLanjutan. Kami berharap <strong>KPPU</strong> dapatmempertimbangkan fakta tersebut sebagai buktibahwa tidak ada perlakuan istimewa terhadapMitsubishi;---------------------------------------------------3. Bahwa pada tanggal 26 Januari 2006, MitsubishiCorporation menyampaikan kepada PT Medco EnergiInternasional, Tbk yang menyatakan tertarik padaproyek LNG Senoro;----------------------------------------4. Bahwa pada tanggal 7 Februari 2006, MitsubishiCorporation melakukan presentasi kepada PTPertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk untuk menyampaikan pendapatawal tentang proyek LNG serta proposalnya;-----------Analisa Fakta:----------------------------------------------Bahwa kami berharap <strong>KPPU</strong> dapatmempertimbangkan fakta yang penting yaitusetelah diumumkannya rencana monetisasi BlokMatindok dan Blok Senoro banyak pihak yangmenyatakan tertarik dengan proyek danmenyampaikan minatnya pada PNA;------------------Bahwa pertemuan (courtesy call) diadakan bukanhanya dengan Mitsubishi namun juga denganpihak lain yang tertarik dengan proyek, antaralain:------------------------------------------------------------- PT LNGEU;- BG Asia Pacific Ltd.;- Itochu Corp.;- LNG Japan Corp.;- Marubeni Corp.;halaman 64 dari 245


- Mitsui & Co. Ltd.;Kami berharap <strong>KPPU</strong> dapat mempertimbangkanfakta tersebut, sehingga tidak menimbulkan kesanbahwa PNA telah memberikan perlakuan istimewakepada Mitsubishi;-----------------------------------------5. Bahwa pada tanggal 8 Februari 2006, MitsubishiCorporation mengadakan pertemuan dengan PTMedco Energi Internasional, Tbk dan menyampaikanbahwa Mitsubishi Corporation tertarik untuk terlibatdalam aspek hulu maupun hilir dalam pengembanganBlok Matindok dan Blok Senoro. Dalam kesempatanpertemuan tersebut, PT Medco Energi Internasional,Tbk menyampaikan kepada Mitsubishi Corporationbahwa prioritas pengembangan Blok Matindok danBlok Senoro adalah pada aspek hilir. PT MedcoEnergi Internasional, Tbk meminta kepada MitsubishiCorporation untuk menjadi Partner bagi LNGEUdengan terlebih dahulu melakukan due diligenceterhadap pekerjaan awal LNGI karena beberapa datamerupakan milik LNGI;------------------------------------6. Bahwa pada tanggal 9 Februari 2006, PT MedcoEnergi Internasional, Tbk meminta LNGI turut sertadalam presentasi yang akan dilakukan oleh MitsubishiCorporation kepada PT Pertamina (Persero) dan PTMedco Energi Internasional, Tbk;------------------------Analisa Fakta:----------------------------------------------Fakta pada butir 6 tersebut menunjukan bahwaLNGI sejak awal mengetahui bahwa Mitsubishiakan menyampaikan presentasi kepada PNA danMedco. Oleh karenanya tentunya sangat tidakberalasan jika LNGI kemudian mengklaim telahterjadi persekongkolan untuk mendapatkanhalaman 65 dari 245


informasi rahasia milik LNGI (jika ada) denganadanya presentasi dari Mitsubishi kepada PNAdan Medco;--------------------------------------------------Perlu dipahami bahwa LNGI bermaksud untukmembeli gas dari Blok Senoro, sedangkan proyekyang akan dikembangkan oleh PNA dan Medcoadalah monetisasi gas dari Area Matindok danBlok Senoro dengan skema bisnis LNG hilir.Adanya perbedaan lingkup proyek antara EA(baik dari segi skema usaha maupun besaranproyek) dengan monetisasi gas dari AreaMatindok dan Blok Senoro dengan skema bisnisLNG hilir menunjukan bahwa tidak relevan bagiPNA dan Medco untuk menggunakan data milikLNGI/LNGEU;---------------------------------------------7. Bahwa pada tanggal 9 Februari 2006, PT MedcoEnergi Internasional, Tbk meminta kepada Mitsui &Co. Ltd (selanjutnya disingkat “Mitsui” untukmelakukan due diligence terhadap LNGI;---------------8. Bahwa pada tanggal 13 Februari 2006, PT MedcoE&P Tomori Sulawesi menyampaikan kepadaMitsubishi Corporation bahwa LNGI tidak keberatanmemberikan informasi kepada Mitsubishi Corporationsepanjang Mitsubishi Corporation bersediamenandatangani perjanjian kerahasiaan(Confidentiallity Agreement untuk selanjutnyadisingkat “CA”) yang dipersiapkan oleh LNGI;--------9. Bahwa pada tanggal 17 Februari 2006, LNGI danMitsubishi Corporation menandatangani CA. DalamCA, Mitsubishi Corporation akan menerima data-datadan informasi yang bersifat rahasia dari LNGI danhalaman 66 dari 245


data-data tersebut dilarang untuk diinformasikankepada pihak lain;-------------------------------------------10. Pada tanggal 23 Februari 2006, MitsubishiCorporation mempresentasikan hasil due diligenceterhadap LNGI kepada PT Pertamina (Persero). Halhalyang disampaikan terkait dengan hasil duediligence adalah: teknis, komersial dan kapasitaspengilangan. Mitsubishi Corporation jugamenawarkan konsep pemasaran dimana antara lainmenawarkan menjual kembali kepada PT Pertamina(Persero) untuk mengatasi shortfall di Bontang danmenjual gas ke Jepang. Dalam presentasi tersebutMitsubishi Corporation menyampaikan bahwa HOAantara Mitsubishi Corporation, PT Pertamina(Persero), PT Medco Energi Internasional, Tbk; danLNG Limited diusulkan pada akhir Maret 2006;-------Analisa Fakta:Kami berharap <strong>KPPU</strong> dapat mempertimbangkanfakta yaitu PNA tidak pernah terlibat dalamproses due diligence yang dilakukan oleh Mitsubihidan Mitsui, atau perusahaan lain.Due diligence merupakan kesepakatan antaraMitsubihi dan Mitsui dengan LNGI, terbuktidengan ditandatanganinya CA oleh para pihak.Dengan demikian tidak ada persekongkolan atautindakan melawan hukum lainnya yang dilakukanoleh PNA, khususnya, sehubungan denganinformasi yang “dimiliki” oleh LNGI. Terlebih lagiLNGI sejak awal mengetahui bahwa hasil dari duediligence akan dipresentasikan kepada PNA danMedco (vide LHPL 3.3.6 (6);-----------------------------halaman 67 dari 245


11. Bahwa pada tanggal 23 Februari 2006, JOB Pertamina– Medco E&P Tomori Sulawesi menyampaikankepada LNGI untuk memberitahukan bahwa HOAtidak akan diselesaikan sampai terdapat kesepakatanantara PT Pertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk terkait dengan rencanapembentukan perusahaan Joint Venture yang akanmembangun dan mengoperasikan kilang LNG;---------12. Bahwa pada tanggal 24 Februari 2006, MitsubishiCorporation mempresentasikan hasil due diligenceterhadap LNGI kepada PT Medco EnergiInternasional, Tbk;-------------------------------------------13. Pada tanggal 28 Februari 2006, LNGI dan Mitsubishimengadakan pertemuan untuk memperkenalkanaktivitas bisni LNGI dan memberikan informasiterkait proyek Donggi-Sennoro;---------------------------14. Bahwa pada tanggal 2 Maret 2006, LNGI dan Mitsuimenandatangani CA. Substansi CA antara LNGI danMitsui sama dengan CA antara LNGI dan MitsubishiCorporation;--------------------------------------------------15. Bahwa pada tanggal 16 Maret 2006, MitsubishiCorporation menyampaikan presentasi kepada PTPertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk untuk mendiskusikan proposalMitsubishi Corporation. Dalam presentasi dan diskusitersebut, Mitsubishi Corporation menyampaikanproposal terkait dengan: Kapasitas kilang, manajemenproyek untuk EPC, PMT Organization, EPCContracting Strategy, EPC Time Line (Plant start upEnd October 2009), Finance (Project Funding),Partnering, Marketing;--------------------------------------halaman 68 dari 245


a. Dalam proposal partnering, MitsubishiCorporation membandingkan struktur kepemilikandimana berdasarkan struktur dari PT MedcoEnergi Internasional Tbk masingmengikutsertakan LNG Energi Utama sebagaibagian dari proyek namun kemudian MitsubishiCorporation menghilangkan peran dari LNGEnergi Utama;-------------------------------------------b. Dalam proposal marketing, MitsubishiCorporation mengusulkan bahwa proyek ini untukmembantu shortfall LNG dengan pembeli Jepang,memprioritaskan western buyur consortium untukpembeli LNG Badak IV, harga gas Sulawesi dapatberdampak pada harga perpanjangan Bontang,Pendapatan dari gas Sulawesi dapat membantukeuangan Bontang;-------------------------------------c. Berdasarkan hasil due diligence dengan LNGI,diperoleh informasi LNGI telah menyelesaikanbeberapa pekerjaan. Meskipun demikian, LNGItidak perlu terlibat dalam proyek ini karena:--------- LNGI belum memperoleh semua perizinan- Mitsubishi Corporation merekomendasikanmembangun kilang dengan kapasitas 2.0 mtpa,namun LNGI akan membangun kilang yangtidak sesuai dengan rekomendasi tersebut- LNGI memiliki pengalaman yang cukup- Peran PT Maleo Energi Utama dalam proyekini dipertanyakan oleh Mitsubishi CorporationAnalisa Fakta:----------------------------------------------Bahwa PNA tidak hanya memberikan kesempatanpresentasi kepada Mitsubishi. Kesempatanhalaman 69 dari 245


presentasi juga diberikan kepada perusahaan lainyang tertarik dengan proyek, antara lain:- PT LNGEU;- BG Asia Pacific Ltd.;- Itochu Corp.;- LNG Japan Corp.;- Marubeni Corp.;- Mitsui & Co. Ltd.;Kami berharap <strong>KPPU</strong> dapat mempertimbangkanfakta tersebut, sehingga tidak menimbulkan kesanbahwa PNA telah memberikan perlakuan istimewakepada Mitsubishi;----------------------------------------16. Bahwa pada tanggal 23 Maret 2006, MitsubishiCorporation menyampaikan surat kepada PT MedcoE&P Tomori Sulawesi mengenai hasil due diligencedengan LNGI dan menyarankan agar PT Pertamina(Persero) dan PT Medco E&P Energi Internasional,Tbk menggabungkan pengembangan dari BlokMatindok dan Blok Senoro;--------------------------------Analisa Fakta:Bahwa sebagaimana diakui oleh <strong>KPPU</strong> dalamLHPL Butir 3.3.5 (1), ide pengembangan AreaMatindok dan Blok Senoro secara bersama-samabukan berasal dari hasil due diligence yangdilakukan oleh Mitsubishi atau pihak lainnya,melainkan dari hasil pembahasan yang berulangantara PNA dan Medco yang diawali denganLokakarya tanggal 21-23 November 2005 sampaidicapainya kesepakatan Direksi PNA dan Medcountuk melakukan pengembangan dengan skemahilir pada tanggal 3 Januari 2006 dan 1 Maret2006.halaman 70 dari 245


Kami berharap <strong>KPPU</strong> dapat mempertimbangkandengan bijak bahwa keputusan untuk melakukanpengembangan Area Matindok dan Blok Senorosecara bersama-sama dengan skema hilir diputusoleh Direksi PNA dan Medco sebelum Mitsubishimenyampaikan usulan penggambungan AreaMatindok dan Blok Senoro. Oleh karenanyakeputusan penggabungan Area Matindok dan BlokSenoro sama sekali tidak terkait dengan hasil duediligence yang dilakukan oleh Mitsubishi;------------17. Bahwa meskipun Mitsubishi Corporation diminta olehPT Medco E&P Tomori Sulawesi untuk melakukandue diligence dalam kerangka pertnership denganLNGEU, tetapi Mitsubishi Corporation dalampresentasinya kepada PT Pertamina (Persero) dan PTMedco Energi Internasional, Tbk justrumencerminkan keinginan untuk mengerjakan sendiriproyek tersebutl;---------------------------------------------18. Bahwa presentasi Mitsubishi Corporation kepada PTPertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk mengenai hasil due diligencemerupakan bentuk pelanggaran terhadap CA yangditandatangani sebelum melakukan due diligence;-----Analisa Fakta:Bahwa ada atau tidaknya pelanggaran terhadapCA merupakan hal yang harus dibuktikan terlebihdahulu melalui lembaga yang berwenangsebagaimana disepakati oleh para pihak dalamCA.Kami berharap <strong>KPPU</strong> dapat mempertimbangkanfakta dalam LHPL butir 3.3.6 (6) yaitu bahwaLNGI telah mengetahui bahwa Mitsubishi akanhalaman 71 dari 245


memberikan presentasi kepada PNA dan Medcodan tidak ada keberatan dari LNGI atas haltersebut.Kami yakin apabila <strong>KPPU</strong> dapatmempertimbangkan fakta tersebut maka <strong>KPPU</strong>akan mendapatkan petunjuk yang kuat bahwatidak ada persekongkolan untuk mendapatkaninformasi rahasia milik LNGI melalui duediligence;-----------------------------------------------------19. Bahwa Mitsui melakukan due diligence terhadapLNGI sejak 2 Maret 2006 sampai dengan 12 Mei2006. Pada tanggal 12 Mei 2006, Mitsuimenginginkan memperoleh data-data yang telahdipersiapkan oleh LNGI. Atas permintaan tersebut,LNGI mengajukan syarat yaitu meminta Mitsuimemberikan surat dukungan kepada LNGI namun halini ditolak oleh Mitsui;--------------------------------------20. PT Medco Energi Internasional, Tbk memintaAnadarko Indonesia Company (Selanjutnya disingkat“Anadarko”) untuk melakukan due diligence terhadapLNGI. Pada tanggal 22 Mei 2006, LNGI danAsnadarko menandatangani CA. Setelah melakukankajian atas informasi rahasia milik LNGI, Anadarkomemutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam ProyekLNG Senoro;-------------------------------------------------30.2.6.8 Beauty Contest (LHPL, halaman 15 s.d. 22, angka3.3.7); --------------------------------------------------------------1. Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2006, PT Pertamina(Persero) dan PT Medco Energi International, Tbkmemutuskan untuk memilih calon mitra proyekpengembangan LNG untuk gas dari Blok Matindokdan Blok Senoro melalui Beauty Contest;---------------halaman 72 dari 245


2. Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2006, dibuat Term ofReference (selanjutnya disingkat “TOR”) yangdidasarkan pada jurnal-jurnal dan pengalaman parapelaku bisnis LNG;-----------------------------------------3. pada tanggal 1 September 2006, PT Pertamina(Persero) mengirimkan surat undangan dan TORtentang Donggi Senoro LNG Project ProposalSulawesi, Indonesia kepada 7 (tujuh) perusahaan yaituLNGEU, LNG Japan Corporation, MitsubishiCorporation, Toyota Tsusho Corporation, ItochuCorporation, Marubeni Corporation dan Mitsui;--------4. Bahwa pada tanggal 4 September 2006, Mitsubishicorporation diminta oleh PT Pertamina (Persero) danPT Medco Energi International, Tbk untukmemberikan presentasi terkait dengan TOR tanggal 1September 2006. Dalam presentasi tersebut,Mitsubishi Corporation menyampaikan confirmationof PT Pertamina (Persero)/PT Medco EnergiInternasional, Tbk Position to prepare for MitsubishiCorporation Proposal, concept of preliminaryproposal;------------------------------------------------------Analisa Fakta:Bahwa berdasarkan klarifikasi kami terhadapnara sumber (Tim Pengembangan Usaha Gas diBlok Matindok dan Senoro Tomori Sulawesiselaku Pelaksana Beauty Contest di PNA), Timtidak pernah bertemu dengan para pihak(termasuk Mitsubishi) untuk melakukanpresentasi mengenai TOR.Bahwa Tim bertindak independen dan tidakdipengaruhi oleh siapapun, termasuk para pesertahalaman 73 dari 245


eauty contest, dalam melaksanakan tugasnya,termasuk dalam proses penyusunan TOR.PNA tidak dapat mengkonfirmasi mengenaipertemuan pada tanggal 4 September 2006, namundapat dipastikan bahwa pertemuan tersebut (jikaada) tidak dihadiri atau diadakan oleh TimPengembangan Usaha Gas di Blok Matindok danSenoro Tomori Sulawesi selaku Pelaksana BeautyContest di PNA dan oleh karenanya bukan dalamrangka pengaturan beauty contest.Selama pelaksanaan beauty contest, perusahaanperusahaanyang tertarik dengan proyek dapatsaja melakukan courtesy call dengan direksi danhal ini tidak hanya ekslusif bagi Mitsubishi,melainkan berlaku juga bagi perusahaan lain;------5. Bahwa tanggal 8 September 2006, PT Pertamina(Persero) menyampaikan revisi TOR kepada LNGEU,LNG Japan Corporation, Mitsubishi Corporation,Toyota Tsusho Corporation, Marubeni Corporationdan Mitsui;----------------------------------------------------Analisa fakta:-----------------------------------------------Bahwa kami berharap <strong>KPPU</strong> dapatmempertimbangkan fakta yang disampaikan olehTim Evaluator Donggi Senoro dalam BAP Saksidari Tim Evaluator Donggi Senoro tanggal 23Agustus 2010 jawaban No. 37 yang menyatakan:“TOR yang pertama hanya berisi persyaratan dalambentuk butir-butir (Power Point), sedangkan TORyang kedua (TOR tanggal 8 September 2006) hanyauntuk menjelaskan TOR yang pertama secara lebihrinci untuk memastikan hak-hak Pertamina danMedco Energi Internasional terlindungi.”halaman 74 dari 245


Bahwa tidak ada perubahan substansi dari TORpertama yang diterbitkan pada 1 September 2006dengan TOR kedua yang diterbitkan pada 8September 2006;--------------------------------------------6. Bahwa dalam revisi TOR sebagai lampiran undangantanggal 8 September 2006 memuat antara lain:---------a. Dalam butir II: “the downstream company willpurchase gas from upstream parties including BPMIGAS, liquefy the gas to be LNG and sell theLNG to the LNG buyer”;-------------------------------b. Dalam butir III: kriteria pemilihan dan evaluasipotensial partner adalah : administratif,kompetensi, nilai, keuangan dan visi. Dalamkriteria kompetensi memuat antara lain perihalkonsorsium dengan ketentuan: The full legalnames of the entities involved in the contortium,the format and relationship of the various partiesin the contortium if the information is currentlyavailable dan a definitive statement regarding thelimitation of liability for each party in thecontortium (state if parties will be jointly andseverally liable or if each party will be severallyliable for a specific portion of the downstreamLNG company);----------------------------------7. Bahwa pada tanggal 13 September 2006, PTPertamina (Persero) mengundang BG Asia Pacific PteLtd, Japan Petroleum Exploration Co. Ltd dan PTPacific Oil and Gas Indonesia untuk menyampaikanproposal untuk berpartisipasi dalam proyek Donggi-Senoro LNG paling lambat tanggal 22 September2006;-----------------------------------------------------------halaman 75 dari 245


8. Bahwa pada tanggal 15 September 2006, PTPertamina (Persero) mengundang MarubeniCorporation, Mitsui, Toyota Tsusho Corporation,Itochu Corporation, Mitsubishi Corporation, LNGJapan Corporation, PT LNG Energi Utama, BG AsiaPacific Pte Ltd, Japan Petroleum Exploration Co. Ltd,PT Pacific Oil and Gas Indonesia, MarubeniCorporation dan Mitsui untuk menghadiri pertemuanklarifikasi tanggal 19 September 2006;-------------------9. Pada tanggal 19 September 2006 dilakukan pertemuanklarifikasi. Dalam pertemuan tersebut dijelaskanantara lain tentang penerimaan dan penolakan sertajadwal Beauty Contest. Dalam butir penerimaan danpenolakan memuat hal yaitu: acceptance or rejectionof the proposal submitted by the potential partner willsolely be at discretion of Pertamina and Medco.Potential partners who are late or fail for thepredetermined proposal submission arrangements willbe considered as declining this invitation ofpartitipation”. Dalam jadwal Beauty contest memuatjadwal klarifikasi dan presentasi apabila diperlukantanggal 25 September 2006 sampai dengan tanggal 6Oktober 2006;------------------------------------------------10. Bahwa pada tanggal 3 Oktober 2006 PT MedcoEnergi Internasional, Tbk mengajukan pertanyaanklarifikasi kepada para peserta Beauty Contest;---------11. Bahwa guna menilai proposal dari masing-masingpeserta Beauty Contest PT Pertamina (Persero)menggunakan metode pass and fail digabung denganscoring, sedangkan PT Medco Energi InternasionalTbk menggunakan kriteria scoring;-----------------------halaman 76 dari 245


12. Bahwa Indicative Offer dari beberapa proposal calonPartner adalah sebagai berikut:----------------------------LNG FOB Price $ 5.7-7.8/mmbtu@JCC50$6.00-8.00/mmbtu $6.5-$8.5/mmbtu@JCC50LNG Capacity Aprrox 2 MMTPA 1.8 MMTPA Approx 2 MMTPALNG Investment US$ 600-800 MM US$ 604 MM US$ 400-800 MMLNGOPEXPlantNot Mentioned Not Mentioned Not MentionedProcessing fee$2-3/mmbtu (subjectto plant cost)$1.36-$1.56/mmbtu$1.00-2.00/mmbtuGasPricenetback$3.7-5.9/mmbtu $4.89-6.89/mmbtu US$ 4.5-6.5/mmbtuGas Price forFuelNot Mentioned,Assumed Netback$2.15/mmbtuNot Mentioned,Assumed NetbackSchedule COD Dec 2009 w/condition Q1/2009 (gasHOA 31 Oct2006)2009-2010GuaranteeCompletion Costoverrun LD (gassupply)Yes by JVYes by JVYesYesYesYes for non forcemajeureNeed ClarificationNeed ClarificationDepends on buyer andbank13. Bahwa hasil penilaian proposal berdasarkan penilaiandari PT Pertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternational, Tbk adalah sebagai berikut:---------------a. PT Pertamina (Persero) menghasilkan Shortlistedsebagai berikut: LNG Japan, Mitsui danMitsubishi Corporation, LNGEU gagal di Pass andFail karena konsortiumnya dengan Osaka Gas danGolar hanya keinginan kuat namun tidakmengikat;------------------------------------------------b. PT Medco Energi International, Tbk menghasilkanshortlisted sebagai berikut : Mitsui, MitsubishiCorporation dan LNGEU/Osaka Gas/Golar;--------halaman 77 dari 245


14. Bahwa PT Pertamina (Persero) menggugurkanLNGEU karena tidak dapat menyerahkan Jointly andSeverally Contortium Agreement Statement;-----------15. Bahwa LNGEU telah menyerahkan statement danmenyampaikan surat bahwa Consortium Agreementakan disampaikan setelah terpilih sebagai partner;-----Analisa Fakta:Kami berharap <strong>KPPU</strong> dapat mempertimbangkanfakta yang disampaikan oleh Tim EvaluatorDonggi Senoro dalam BAP Saksi Tim EvaluatorDonggi Senoro tanggal 23 Agustus 2010 jawabanNo. 43 yang menyatakan:“sampai batas tanggal pemasukan proposal yangditentukan 22 September 2006, tim tidakmenemukan dokumen yang memuat statementjointly and severally liable dari PT. LNGEU dananggota konsorsium lainnya, mungkin merekamemberikan itu setelah batas waktu tetapi tidakdipertimbangkan lagi oleh Tim Pertamina untukfairness kepada seluruh peserta”Bahwa keinginan LNGEU agar PNAmempertimbangkan dokumen yang disampaikansetelah batas akhir pengajuan proposal justrumenunjukan bahwa LNGEU meminta adanyaperlakuan istimewa dari PNA dan Medco, halmana tidak dipenuhi oleh PNA. Hal ini dapatmenjadi petunjuk bagi <strong>KPPU</strong> bahwa PNAmemperlakukan semua pihak secara adil;------------16. Bahwa pada tanggal 6 Oktober 2006, Wakil DirekturUtama PT Pertamina (Persero) menyampaikanMemorandum kepada Direktur Utama PT Pertamina(Persero) yang pada pokoknya memuat antara lain: (a)halaman 78 dari 245


setelah melakukan pembicaraan dengan beberapacalon pembeli gas maka ditentukan opsi bisnis LNGdengan skema bisnis LNG Downstream dengan alasanapabila menggunakan bisnis LNG IntergratedUpstream akan memerlukan persetujuan PemerintahRepublik Indonesia karena pemerintah akan ikutmenanggung resiko dan hal tersebut kemungkinansulit didapatkan, (b) penentuan partner dilakukandengan melakukan Beauty Contest terhadapperusahaan yang telah menyatakan minat;---------------17. Bahwa dalam rapat dewan direksi PT Medco EnergiInternasional Tbk tanggal 10 Oktober 2006menyetujui Mitsubishi Corporation, PTLNGEU/Osaka Gas/Golar dan Mitsui sebagai Partneryang direkomendasikan;------------------------------------18. Bahwa pada tanggal 11 Oktober 2006, Ketua TimPengembangan Usaha gas di Blok Matindok danSenoro Tomori Sulawesi menyampaikanMemorandum kepada Wakil Direktur Utama PTPertamina (Persero) yang pada pokoknya memuatantara lain: sesuai dengan hasil rapat pada tanggal 19September 2006 antara PT Pertamina (Persero) danPT Medco Energi Internasional, Tbk maka criteriautama (pass and fail) adalah memilih perusahaan yangmemiliki credit rating minimum BBB+ danberpengalaman minimum 5 tahun dalam salah saturantai bisnis LNG. Hasil evaluasi tim adalah: LNGJapan Corporation (nilai 78), Mitsui (nilai 75,5),Mitsubishi Corporation (nilai 74,5) dan ItochuCorporation (Nilai 53,5);-----------------------------------19. Bahwa pada tanggal 11 Oktober 2006, PT MedcoE&P Indonesia menyampaikan kepada Timhalaman 79 dari 245


Pengambangan Usaha Gas di Blok Matindok danSenoro Tomori Sulawesi perihal hasil evaluasi daritim Medco dan mengusulkan agar dilakukanpenggabungan dengan hasil evaluasi dari PTPertamina (persero) dan selanjutnya dilakukanklarifikasi kepada semua calon partner yang termasukshortlisted;---------------------------------------------------20. Bahwa pada tanggal 16 Oktober 2006 TimPengembangan Usaha Gas di Blok Matindok danSenoro Tomori Sulawesi menyampaikanMemorandum kepada Wakil Direktur Utama PTPertamina (Persero) perihal surat dari PT Medco E&PIndonesia di atas dan menyampaikan bahwa Tim dariPT Pertamina (Persero) dan dari PT Medco EnergiInternasional tbk akan melakukan klarifikasi lebihlanjut kepada para potensial partner yang masukshortlisted dan membuat kriteria bersama apabilaWakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) tidakberpendapat lain;--------------------------------------------21. Bahwa berdasarkan bahan presentasi tanggal 18Oktober 2005 yang dipersiapkan oleh Tim PTPertamina (Persero) dan PT Energi Internasional, Tbkuntuk Dewan Direksi PT Pertamina (Persero), PTPertamina EP, PT Medco Energi Internasional, Tbk,dan PT Medco E&P Tomori Sulawesi dilaporkanbahwa ranking dari gabungan penilaian adalah:Mitsui, Mitsubishi corporation, LNG JapanCorporation dan PT LNGEU/Osaka Gas/Golar. Timjuga menyampaikan akan melakukan negosiasidengan calon partner yang dipilih oleh Dewan Direksidan dimungkinkan negosiasi dengan calon partneryang lain;-----------------------------------------------------halaman 80 dari 245


22. Bahwa pada tanggal 19 Oktober 2006 dilakukan rapatyang dihadiri oleh Direksi PT Pertamina (Persero) danDireksi PT Medco Energi Internasional, Tbk. Dalamrapat tersebut, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero)menanyakan adanya perbedaan hasil dari Tim PTPertamina (Persero) dan Tim dari PT Medco EnergiInternasional, Tbk. Tim dari PT Pertamina (persero)menjelaskan terjadinya perbedaan penilaian tersebutdan menjelaskan bahwa PT Pertamina (Persero)menggunakan criteria Pass and fail sedangkan dari PTMedco energy Internasional, tbk tidak menggunakancriteria pass and fail. LNGEU dan Osaka Gas telahmenandatangani Jointly Severally agreement setelahevaluasi tahap I selesai dilakukan. PT Medco EnergiInternasional, Tbk menyerahkan kepada PT Pertamina(Persero) untuk menentukan calon partner, karenaapabila dibahas terus tidak akan selesai. Dalam rapattersebut, Direktur Utama PT Pertamina (Persero)menyampaikan bahwa 2 (dua) syarat penting yaitumaximum price dan tidak mengganggu shortfall kepembeli LNG Indonesia dari western buyer. Olehkarena Osaka Gas merupakan anggota konsorsiumwestern buyer dan bukan pembeli terbesar LNGIndonesia, maka PT Pertamina (persero) tidakmenginginkan ada penjualan langsung ke Osaka Gaskarena akan menyebabkan anggota western buyerlainnya akan marah. Penjualan LNG ke Taiwan danKorea tidak dimungkinkan karena penjualan LNG iniharus dikaitkan dengan posisi Indonesia pada saat itupada penyelesaian masalah shortfall, sehingga harusdijual ke Jepang. Tim PT Pertamina (persero)menyampaikan bahwa sehubungan dengan furtherhalaman 81 dari 245


extention dan Bontang Deliverability Problem, PTPertamina (Persero) dalam hal ini LNG marketingsedang terpuruk. Mitsubishi Corporation secara tegasdi dalam proposal akan mereinforced posisi PTPertamina (Persero) sedangkan Mitsui tidakmenyatakannya. Selain itu, LNG Japan Corporationmenggunakan teknologi yg belum proven sedangkanyang diinginkan adalah teknologi yang telah proven.Rapat selanjutnya memutuskan untuk melakukanklarifikasi tahap kedua terhadap MitsubishiCorporation dan Mitsui;------------------------------------23. Bahwa kriteria western buyer, tujuan marketing hanyauntuk Jepang dan teknologi yang telah proven tidaktercantum dalam TOR;-------------------------------------24. Bahwa pada tanggal 20 Oktober 2006, TimPengembangan Usaha Gas di Blok Matindok danSenoro Tomori Sulawesi mengirimkan surat kepadaMitsubishi Corporation dan Mitsui yang meminta agarMitsubishi Corporation dan Mitsui menyampaikanjawaban atas tambahan pertanyaan klarifikasi sebelumtanggal 30 Oktober 2006 dan selanjutnya melakukanpertemuan pada tanggal 31 Oktober 2006;---------------25. Bahwa pada tanggal 31 Oktober 2006 , dilakukanpertemuan klarifikasi antara Tim dari PT Pertamina(Persero) dan PT Medco Energi Internasional, Tbkdengan Mitsubishi Corporation dan Mitsui.Menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut, maka padatanggal 2 November 2006 Tim Pengembangan UsahaGas di Blok Matindok dan Senoro Tomori Sulawesimenyampaikan kepada Wakil Direktur Utama PTPertamina (Persero) perihal hasil hasil klarifikasi danevaluasi yang pada pokoknya memuat hal-hal antarahalaman 82 dari 245


lain: (a) klarifikasi dan evaluasi dilakukan terhadapMitsubishi Corporation dan Mitsui sebagai tindaklanjut rapat Dewan Direksi PT Pertamina (Persero)dan PT Medco Energy Internasional, Tbk tanggal 19Oktober 2006, (b) hasil klarifikasi dimaksudkan untukmemberikan masukan kepada Dewan Direksi dalammemilih salah satu calon pembeli gas sekaligusmenjadi partner dalam mengembangkan kilang LNG,(c) Tim berpendapat proposal Mitsui lebih baik dariproposal Mitsubishi Corporation dengan alasan :Mitsui menawarkan persyaratan komersial yang lebihbaik antara lain seperti harga gas dan processing fee,Mitsui memungkinkan untuk menerima sahamkepemilikan di hulu kurang dari 20 % tergantung daripersyaratan yang disetujui bersama, Mitsuimenempatkan PT Pertamina (Persero) dan PT MedcoEnergi Internasional, Tbk pada resiko lebih kecilsampai proyek selesai dibangun, Mitsui mempunyaikomitmen lebih baik dan bersedia melaksanakan HOAGSA lebih cepat, apabila Mitsui terpilih makabersedia memberikan skema komersial yang lebihbaik, (d) Tim menyarankan agar Mitsui diberi bataswaktu untuk dapat menyelesaikan Binding ProjectFramework Agreement paling lambat Nopember 2006dan HOA GSA yang mengikat paling lambatDesember 2006;----------------------------------------------26. Bahwa pada tanggal 7 November 2006 Dewan DireksiPT Pertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional Tbk melakukan rapat untukmendengarkan laporan tim evaluasi PT Pertamina(Persero) dan PT Medco Energi Internasional, Tbk.Menanggapi laporan Tim Evaluasi, Dewan Direksi PThalaman 83 dari 245


Pertamina (Persero) yang disetujui oleh DewanDireksi PT Medco Energi Internasional, Tbkmenyatakan bahwa hasil evaluasi masih bersifatkualitatif dan perlu lebih dikuantitatifkan untukmenghindari terjadinya Under-bid. Dalam rapattersebut diputuskan juga agar Tim membuatAdditional Questioner untuk medapatkan bindingproposal yang memenuhi terms and conditions yangdiinginkan PT Pertamina (Persero) dan PT MedcoEnergi Internasional, Tbk;---------------------------------27. Bahwa tambahan criteria dalam bentuk bindingproposal menutup kemungkinan negosiasi meskipunpada prakteknya masih diperlukan kelanjutannegosiasi dalam berbagai aspek;---------------------------Analisa Fakta:Bahwa TOR final and binding proposal bukanmerupakan tambahan kriteria. TOR ini ditujukanuntuk menyeleksi calon mitra yang telah masukdalam shortlisted partners.Kriteria yang dimintakan bersifat final andbinding (partner to accept) merupakan kriteriakriteriayang sangat penting untuk melindungikepentingan Pemerintah, PNA dan Medco, danmenunjukan seberapa besar calon mitra bersediamenanggung risiko dalam investasi. Karenapentingnya kriteria-kriteria ini maka tidak dibukakesempatan kepada peserta beauty contest yangmasuk dalam shortlisted partners untukmenegosiasikannya. Hal ini berlaku untuk semuacalon mitra yang masuk shortlisted partners (fairtreatment).halaman 84 dari 245


Bahwa tidak ada keberatan dari calon mitra,termasuk dari Mitsui.Kriteria-kriteria yang penting tersebut (partner toaccept) meliputi:1. kesediaan calon mitra untuk tidak menerimaporsi di upstream;2. tidak ada penjaminan atas kepentingan diupstream;3. kesediaan untuk membagi partisipasi didownstream dengan PNA dan Medco;4. mekanisme pengambilan saham di downstreamoleh PNA dan Medco;5. kesediaan untuk memasarkan produk LNGbersama-sama dengan PNA dan Medco;6. kesediaan untuk mengambil LNG dalam halLNG tidak terjual (stand by offtaker);7. completion guarantee (jaminan menanggungliability dalam hal proyek terlambat).Memperhatikan kriteria-kriteria tersebut,kami berkeyakinan <strong>KPPU</strong> dapat memahamibahwa kriteria-kriteria dimana calon mitraharus menerimanya (partner to accept) sangatpenting untuk melindungi kepentinganPemerintah, PNA, dan Medco sehingga olehkarenanya sangat beralasan jika tidak dapatdinegosiasikan;-----------------------------------------28. Bahwa PT Pertamina (Persero) pada tanggal 17November 2006 mengirimkan surat kepada PT MedcoE&P Indonesia yang pada pokoknya berisi tentangdraft surat yang akan dikirim kepada 2 (dua) calonpartner yaitu Mitsubishi Corporation dan Mitsui yanghalaman 85 dari 245


didasarkan pada hasil rapat Dewan Direksi PTPertamina (Persero) dan Dewan Direksi PT MedcoEnergi Internasional, Tbk tanggal 7 November 2006;--29. Bahwa pada tanggal 23 November 2006, TimPengembangan Usaha Gas di Blok Matindok danSenoro Tomori Sulawesi menyampaikan surat kepadaMitsubishi Corporation dan Mitsui yangmenyamaikan agar Mitsubishi Corporation dan Mitsuimerevisi proposalnya sesuai dengan permintaan dalamrequest for binding untuk hal-hal sebagai berikut: U/Sparticipation, securitization, D/S partitipation,downstream share down mechanism. LNG marketing,off take guarantee, completion guarantee;---------------30. Bahwa tambahan criteria binding proposalmengakibatkan Mitsui tidak bisa memenuhipersyaratan tersebut sehingga Mitsui tidak terpilihmenjadi partner;---------------------------------------------Analisa Fakta:Bahwa TOR final and binding proposal bukanmerupakan tambahan kriteria. TOR ini ditujukanuntuk menyeleksi calon mitra yang telah masukdalam shortlisted partners.Kriteria yang dimintakan bersifat final andbinding (partner to accept) merupakan kriteriakriteriayang sangat penting untuk melindungikepentingan Pemerintah, PNA dan Medco, danmenunjukan seberapa besar calon mitra bersediamenanggung risiko dalam investasi.Hal ini berlaku untuk semua calon mitra yangmasuk shortlisted partners (fair treatment).halaman 86 dari 245


Perlu dipertimbangkan oleh <strong>KPPU</strong> bahwa tidakada keberatan dari calon mitra atas TOR final andbinding proposal, termasuk dari Mitsui;---------------31. Bahwa pada tanggal 6 Desember 2006, PT Pertamina(Persero) memutuskan memilih MitsubishiCorporation sebagai partner untuk pengembanganLNG Donggi Senoro downstream business denganalasan proposal Mitsubishi Corporation lebih baikdalam memenuhi criteria request for binding proposaldibandingkan dengan proposal Mitsui;-------------------31. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LaporanHasil Pemeriksaan Lanjutan, Terlapor II, PT Medco Energi Internasional,Tbk. dan Terlapor III, PT Medco E&P Tomori Sulawesi menyampaikan halhalsebagai berikut (vide bukti M19): ------------------------------------------------------31.1 Bantahan Atas Hasil Analisis Tim Pemeriksa; -------------------------------31.1.1 Medco keberatan terhadap hasil analisa yang didalilkan dandianggap terbukti oleh Tim Pemeriksa dalam Laporan PemeriksaanLanjutan (“LPL”); ----------------------------------------------------------31.1.2 Tim Pemeriksa secara keliru telah menyimpulkan bahwa terdapatbukti terjadinya pelanggaran ketentuan Pasal 22 dan Pasal 23 UUNo. 5/1999 yang dilakukan oleh Medco bersama Para Terlaporlainnya. Medco telah berulang kali menyampaikan maupunmeluruskan fakta-fakta yang sebenarnya dalam pemeriksaanperkara ini, baik lisan maupun tertulis, namun tidakdipertimbangkan sebagaimana mestinya; --------------------------------31.1.3 Secara khusus Medco akan menanggapi analisis Tim Pemeriksapada bagian 4 halaman 23 sampai dengan halaman 26 LPL yangdijadikan dasar oleh Tim Pemeriksa untuk menyimpulkan adanyapelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999, sebagai berikut:31.1.3.1 Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 23 bagian 4A LPL:halaman 87 dari 245


“Beauty Contest didesain untuk menunjuk MitsubishiCorporation sebagai partner dan pembeli gas dari BlokMatindok dan Blok Senoro.”;-----------------------------------31.1.3.2 Bantahan Medco: -----------------------------------------------Dengan segala hormat, Medco tidak dapat memahamituduhan Tim Pemeriksa yang berulangkali menuduhkanbahwa proses seleksi calon mitra didesain untuk menunjukMitsubishi Corporation (“Mitsubishi”) denganmenyingkirkan PT LNG Energi Utama (“LNGEU”);------31.1.3.3 Perlu ditegaskan kembali bahwa: ------------------------------(a) Kalau tujuan PT Pertamina (Persero)(“Pertamina”) dan Medco hanya untukmemenangkan Mitsubishi, maka Pertamina danMedco bebas sepenuhnya mengundang secaralangsung dan menunjuk Mitsubishi denganmemperhatikan aspek komersial dan aspek-aspeklainnya, tanpa menempuh proses seleksi calonmitra, karena Pertamina dan Medco secara hukumtidak diwajibkan menempuh proses seleksi calonmitra dalam memilih mitra potensial. Dengandemikian, tuduhan yang menyatakan bahwa prosesseleksi calon mitra didesain untuk menunjukMitsubishi tidak tepat dan tidak berdasar;---------------(b) Kalau tujuannya hanya untuk memenangkanMitsubishi dengan menyingkirkan LNGEU, makaPertamina dan Medco tidak perlu menempuh prosesseleksi calon mitra, karena Pertamina dan Medcobebas sepenuhnya untuk tidak mengundang LNGEUdalam proses seleksi tersebut;-----------------------------Hal tersebut di atas didukung oleh fakta bahwaPertamina melakukan penunjukkan langsung dalammemilih mitranya pada proyek Balongan dan dihalaman 88 dari 245


Dumai (butir 21 berkas <strong>KPPU</strong> No.B14 jo. butir 25berkas <strong>KPPU</strong> No. B31);------------------------------------Tujuan dasar proses seleksi calon mitra adalahseleksi mitra investasi yang qualified yang akanmemiliki, mendanai, dan menanggung resikobersama antara Pertamina, Medco dan mitraterpilih yang mempunyai jaminan ketahananinvestasi yang kuat, pengalaman yang luas,jaringan pemasaran yang luas dalam industri LNGdan teknologi yang telah teruji (proven). Haltersebut telah disampaikan dalam Surat No.1144/LGS/XI/2010 tanggal 16 Nopember 2010tentang Tanggapan terhadap LHP yang telah diajukanoleh Medco kepada <strong>KPPU</strong>;---------------------------------31.1.3.4 Fakta-fakta hukum di bawah ini membantah dengansendirinya dan sangat bertentangan dengan tuduhan TimPemeriksa yang menyatakan bahwa proses seleksi calonmitra didesain untuk memenangkan Mitsubishi, yaitusebagai berikut: ---------------------------------------------------a. Pertama: Tidak ada kepentingan, manfaat, maksudataupun niat sama sekali bahwa proses seleksi calonmitra diadakan hanya untuk memenangkanMitsubishi, karena pada kenyataannya Pertamina danMedco telah mengundang 10 (sepuluh) calon mitrapotensial termasuk LNGEU, yang dipandang sebagaiperusahaan bertaraf internasional dengan reputasibaik. Fakta hukum tersebut membantah dengansendirinya dan bertentangan dengan tuduhan TimPemeriksa; ---------------------------------------------------b. Kedua: Atas biaya sendiri, Medco telah menunjukkonsultan independen yang mempunyai reputasi dankredibilitas tinggi, yaitu PriceWaterhouseCoopershalaman 89 dari 245


(“PWC”), yang secara khusus ditunjuk untukmelakukan evaluasi proposal dari calon mitra dalamrangka untuk mencapai dan menghasilkan penilaianobjektif dan fair. Medco tidak perlu menghabiskanbiaya yang tidak sedikit untuk menunjuk PWC kalautujuannya hanya untuk memilih Mitsubishi, karenaproses seleksi calon mitra tersebut secara hukum tidakdiwajibkan;---------------------------------------------------c. Ketiga: Atas biaya sendiri, Medco telah menunjukkonsultan hukum internasional yang independen, yaituWhite & Case, yang secara khusus ditunjuk untukmembantu Medco dalam proses seleksi tersebut;-------d. Keempat: Atas biaya sendiri, Medco juga telahmenunjuk konsultan hukum nasional, yaitu Widyawan& Partners, yang secara khusus ditunjuk untukmembantu Medco untuk melakukan review terhadaplegalitas dan kelengkapan administrasi para peserta;---e. Kelima: Penilaian proposal dilakukan secara terpisahdan independen oleh Pertamina dan Medco dalamrangka mencapai dan mendapatkan hasil penilaianyang objektif dan fair;--------------------------------------f. Keenam: Proses seleksi dimulai dari pembentukanTim Evaluasi masing-masing perusahaan, penyusunankriteria, dan diakhiri dengan suatu proses seleksi, yangmenghabiskan man hours yang tidak sedikit;-----------31.1.3.5 Keseluruhan proses seleksi calon mitra sejak kuartalpertama tahun 2006 s/d Desember 2006 telahmengalokasikan sumber daya manusia dan menghabiskanjumlah man hours dan biaya yang tidak sedikit.Penunjukan PWC dan konsultan-konsultan di atas sertapengalokasian man hours yang tidak sedikit akan tidakdiperlukan sama sekali kalau tujuannya hanya untukhalaman 90 dari 245


memenangkan Mitsubishi dan menyingkirkan LNGEU.Semua fakta-fakta hukum tersebut membantah dengansendirinya tuduhan persekongkolan untuk memenangkanMitsubishi, yang secara keliru telah disimpulkan oleh TimPemeriksa; ---------------------------------------------------------31.1.3.6 Dengan demikian, kalau tujuan proses seleksi calonmitra hanya untuk memenangkan Mitsubishi sepertidituduhkan oleh Tim Pemeriksa, maka Pertamina danMedco tidak perlu menghabiskan waktu, man hoursdan biaya yang tidak sedikit untuk mengadakan prosesseleksi calon mitra, karena Medco dan Pertamina dapatsaja memilih Mitsubishi secara langsung tanpa melaluiproses seleksi calon mitra dengan mengingat bahwa prosesseleksi calon mitra tidak diwajibkan berdasarkan peraturanperundang-undangan yang berlaku; ---------------------------31.1.3.7 Medco tidak dapat memahami analisis Tim Pemeriksabahwa proses seleksi calon mitra adalah untuk menunjukMitsubishi untuk membeli gas. Perlu kami tegaskan disinibahwa pembeli gas dari Blok Matindok dan Blok Senoroadalah PT. Donggi Senoro LNG dan bukan Mitsubishi,sehingga tuduhan Tim Pemeriksa bahwa pihak pembeligas adalah Mitsubishi adalah keliru dan justru selanjutnyamembuktikan bahwa Tim Pemeriksa tidak memahamipermasalahan dalam perkara ini; -------------------------------31.1.3.8 Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 23 bagian 4Aangka 1 huruf a LPL: --------------------------------------------“1. Bahwa PT Pertamina (Persero) dan PT MedcoEnergi Internasional, Tbk melaksanakan beautycontest dalam pemilihan partner untuk proyekDonggi-Senoro LNG dengan cara diskriminatifkarena memberikan kesempatan yang berbedabedakepada peserta dan menguntungkan kepadahalaman 91 dari 245


Mitsubishi Corporation. Hal ini sesuai denganfakta-fakta sebagai berikut:a. Mitsubishi Corporation telah melakukan diskusidengan PT Pertamina (Persero) dan PT MedcoEnergi Internasional, Tbk sekurang-kurangnya sejak12 Januari 2006 untuk proyek LNG ini dan beberapakali melakukan pertemuan untuk mendiskusikan halini. Kesempatan ini tidak dimiliki oleh peserta lainsehingga waktu untuk penyiapan proposal menjadilebih sempit.”;----------------------------------------31.1.3.9 Bantahan Medco: -----------------------------------------------Analisis Tim Pemeriksa di atas tidak benar. Sejak awal,Tim Pemeriksa menganggap proses seleksi calon mitraini sebagai tender dan mempergunakan parameterparametertender, sehingga menghasilkan pemahamandan kesimpulan yang keliru dan salah kaprah;-----------31.1.3.10 Sebagaimana akan diuraikan dalam bantahan pelanggaranPasal 22 UU No. 5/1999 di bawah, proses seleksi calonmitra bukan merupakan tender sebagaimana ditentukandalam Pasal 22 UU No. 5/1999, dan oleh karena itu,tuduhan-tuduhan Tim Pemeriksa dan parameter-parametertender tidak tepat sama sekali untuk digunakan dalamproses seleksi calon mitra potensial;---------------------------31.1.3.11 Lebih lanjut, perlu disampaikan bahwa komunikasikomunikasiMedco dengan para pebisnis internasionaltersebut, termasuk dengan LNGI dalam rangka penjajakanjual beli gas secara putus dilakukan jauh sebelum prosesseleksi calon mitra potensial yang baru dimulai padatanggal 1 September 2006, dan komunikasi denganMitsubishi sebelum diadakannya proses seleksi calonmitra tidak ada kaitannya dengan proses seleksi calonmitra. Komunikasi dengan Mitsubishi sebelumhalaman 92 dari 245


diadakannya proses seleksi calon mitra adalah dalamrangka niat baik Medco membantu LNGI sebagaiperusahaan yang baru menggeluti bisnis LNG yang perlumembenahi diri dalam berbisnis LNG (antara lain masalahfinancial, hubungan mitra yang kuat dari segi financial -investment grade BBB+, masalah pemasaran LNG kepadapembeli akhir). Karena kondisi-kondisi objektif diatas,maka LNGI diperkenalkan dengan pebisnis bertarafinternasional, yaitu Itochu, Anardarko dan Mitsubishi; ----31.1.3.12 Perlu disampaikan bahwa komunikasi tersebut tidakhanya dengan pihak Mitsubishi, akan tetapi juga denganAnadarko, Itochu, dan Mitsui atas dasar inisiatif dariLNGI sendiri. Perlu juga dicatat bahwa LNGI secarasukarela menjalin komunikasi tersebut dengan parapebisnis LNG lainnya, yang tentu saja denganmemperhatikan pertimbangan LNGI sendiri tentangmanfaat penjajakan tersebut, yang tidak dapatdipersalahkan kepada pihak ketiga yang memperkenalkan.31.1.3.13 Dengan demikian, komunikasi-komunikasi sebelumadanya proses seleksi calon mitra dilakukan hanya untukmembahas jual beli gas dari Lapangan Senoro dan samasekali tidak ada hubungannya dengan tuduhan TimPemeriksa tentang pemberian perlakuan istimewa ataukesempatan lebih kepada Mitsubishi dalam rangka prosesseleksi calon mitra, terlebih lagi dengan tersingkirnyaLNGEU ataupun terpilihnya Mitsubishi pada prosesseleksi calon mitra tersebut; ------------------------------------31.1.3.14 Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 23 bagian 4Aangka 1 huruf b LPL: --------------------------------------------“b. Undangan pertama beauty contest disampaikan padatanggal 1 September 2006 disampaikan kepada 7(tujuh) calon partner dan pada tanggal 13 Septemberhalaman 93 dari 245


2006 dikirimkan kembali undangan kepada 3 (tiga)calon partner. Calon partner yang menerimaundangan pertama dan kedua selambat-lambatnyamenyampaikan proposal pada tanggal 22 September2006. Hal ini mengakibatkan peserta memiliki waktupenyiapan proposal yang berbeda-beda.”;--------------31.1.3.15 BANTAHAN MEDCO: ---------------------------------------Analisis Tim Pemeriksa tersebut di atas tidak tepat.Menurut Tim Pemeriksa, jangka waktu penyampaianproposal merupakan perbuatan persekongkolan untukmengatur dan atau menentukan pemenang (Mitsubishi).Dalam hal ini, Tim Pemeriksa seharusnya membuktikanbahwa jangka waktu tersebut direkayasa oleh Pertamina,Medco dan Mitsubishi dengan tujuan untuk memenangkanMitsubishi, dan rekayasa tersebut harus dibuktikan denganalat-alat bukti hukum yang sah, dan bukan berdasarkanasumsi-asumsi, kesimpulan dan perkiraan belaka;-----------31.1.3.16 Disamping itu, 3 (tiga) perusahaan calon mitra yangmenerima undangan pada tanggal 13 September 2006antara lain: British Gas Asia Pasific Pte. Ltd (“BritishGas”), Japan Petroleum Exploration (“Japex”) dan PTPasific Oil & Gas Indonesia (“POGI”) sama sekali tidakmengajukan keberatan atas jangka waktu tersebut padasaat maupun setelah proses seleksi calon mitra. Bahkan 2(dua) calon mitra potensial, yaitu British Gas dan Japexmenyatakan tidak berminat. Sedangkan POGI sama sekalitidak menyatakan keberatannya atas jangka waktupenyampaian proposal untuk diserahkan pada tanggal 22September 2006. Ketiadaan keberatan tersebut disebabkankarena TOR yang diberikan oleh Pertamina dan Medcoadalah persyaratan yang sudah lazim dan mudahdimengerti oleh pebisnis LNG internasional yang sudahhalaman 94 dari 245


erpengalaman. Selain itu, undangan tambahan kepadatiga perusahaan tersebut tidak diwajibkan oleh peraturanperundang-undangan, akan tetapi undangan tersebutbertujuan untuk mendapatkan calon mitra terbaik; ----------31.1.3.17 Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 24 bagian 4Aangka 1 huruf c LPL: --------------------------------------------“c. PT Pertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk mengundang Mitsubishi Corporationpada tanggal 4 September 2006 setelah TOR disampaikandengan maksud untuk menilai TOR dan melihat kesiapanMitsubishi Corporation. Hal ini tidak dilakukan untukseluruh peserta beauty contest”;-------------------------------31.1.3.18 Bantahan Medco:-----------------------------------------------Pertemuan tersebut tidak dimaksudkan untuk melihat danmenilai TOR Mitsubishi dan melihat kesiapan Mitsubishisehubungan dengan proses seleksi calon mitra, tetapihanya dalam rangka menerima dan mendengarkanpresentasi Mitsubishi mengenai kemampuan danpengalamannya di bidang LNG.. Pada proses pemeriksaanlanjutan, Mitsubishi juga telah mengkonfirmasikan halsenada bahwa pertemuan tertanggal 4 September 2006tersebut bukan dalam rangka menanggapi atau menilaiTOR, melainkan dalam rangka mempresentasikankemampuan Mitsubishi sebagaimana dinyatakan padabutir 35 s/d 36 berkas perkara <strong>KPPU</strong> No. B38, sehinggajelas bahwa tuduhan Tim Pemeriksa adalah keliru;----------31.1.3.19 Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 24 bagian 4Aangka 2 huruf a LPL: --------------------------------------------“2. Bahwa TOR tidak menunjukkan kepastian dalammemilih partner dan sejak awal PT Pertamina(Persero) dan PT Medco Energi Internasional, Tbktelah mengarahkan pemenang beauty contest adalahhalaman 95 dari 245


Mitsubishi Corporation. Hal ini sesuai denganfakta-fakta sebagai berikut:a. Adanya perbedaan penilaian dari Tim PTPertamina (Persero) dan Tim PT Medco EnergiInternasional, Tbk yang didasarkan pada TORyang sama. Ketidakpastian dalam sistempenilaian ini terlihat pada TOR yang tidakmemuat sistem penilaian sehingga timbulperbedaan penilaian.” ;------------------------------31.1.3.20 Bantahan Medco: ----------------------------------------------Adanya perbedaan proses penilaian proposal calon mitrajustru membuktikan dengan sempurna bahwa tidak adapersekongkolan, dan penilaian yang dilakukan olehPertamina dan Medco secara terpisah dan independen jugamembuktikan dengan sempurna bahwa tidak adapersekongkolan untuk memenangkan calon mitra tertentudalam proses seleksi calon mitra. Fakta-fakta hukum initidak dapat ditafsirkan sebaliknya;-----------------------------31.1.3.21 Selanjutnya, proses penilaian yang diterapkan oleh Medcoberlaku kepada semua calon mitra. Begitu juga prosespenilaian yang diterapkan oleh Pertamina berlaku kepadasemua calon mitra. Medco berdasarkan hasil penilaiannyasendiri merekomendasikan Mitsui, Mitsubishi danLNGEU, sedangkan Pertamina berdasarkan hasilpenilaiannya sendiri merekomendasikan Mitsui,Mitsubishi dan LNG Japan; -------------------------------------31.1.3.22 Bahwa perbedaan penilaian antara Pertamina dan Medcodalam proses seleksi adalah merupakan suatu hal yanglazim dalam hal seleksi calon mitra, karena Medco danPertamina merupakan dua entity yang berbeda yangmemiliki karakter dan pembobotan yang berbeda terhadapsuatu proposal. Penilaian seleksi calon mitra tentu sajahalaman 96 dari 245


erbeda dengan penilaian terhadap tender sesuaipenjelasan Pasal 22 UU No. 5/1999, yaitu dalampemborongan pekerjaan, pengadaan barang dan/atau jasayang hanya memperhatikan dan mempertimbangkan sisiharga dari pemborongan pekerjaan, barang dan/atau jasayang ditawarkan; -------------------------------------------------31.1.3.23 Perbedaan antara seleksi calon mitra dan tender sesuaidengan penjelasan Pasal 22 UU No. 5/1999 juga telahdikuatkan oleh Prof. Erman Rajagukguk, S.H., PhD dalamLampiran berkas perkara <strong>KPPU</strong> No B36 (“PendapatHukum Ahli Erman Rajagukguk”) dan Kurnia Toha,S.H., LL.M, PhD, dosen Fakultas Hukum UniversitasIndonesia yang merupakan ahli hukum UU No. 5/1999sebagaimana dilampirkan dalam Tanggapan ini(“Pendapat Hukum Ahli Kurnia Toha”) sebagaiberikut: -------------------------------------------------------------a. Pendapat Hukum Ahli Erman Rajagukguk:“Beauty contest pemilihan mitra tersebut tidak masukdalam ruang lingkup Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan PraktekMonopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat karenabeauty contest pemilihan mitra adalah pemilihancalon partner untuk membangun suatu usaha, bukanmengenai pengadaan barang/jasa.”b. Pendapat Hukum Ahli Kurnia Toha:“Dari jawaban pada pertanyaan (4) (a) diatas, makasangat jelas bahwa “Seleksi Calon Mitra” tidakmasuk dalam pengertian “Tender” sebagaimanadiatur dalam Pasal 22 UU No. 5/1999.” ;---------------31.1.3.23.2. Suatu hal yang lazim jika di dalam suatu TOR tidakmemuat sistem penilaian, dimana sistem penilaianmerupakan diskresi pihak penyelenggara. Yanghalaman 97 dari 245


terpenting adalah bahwa sistem penilaian tersebutditerapkan secara adil, equal dan objektif kepadaseluruh calon mitra. Dengan demikian, kesimpulanTim Pemeriksa bahwa “ketidakpastian dalam sistempenilaian ini terlihat pada TOR yang tidak memuatsistem penilaian sehingga timbul perbedaanpenilaian” adalah tidak tepat; -----------------------------31.1.3.24 Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 24 bagian 4Aangka 2 huruf b LPL: -------------------------------------------“b. TOR sengaja dibuat mengambang untuk memudahkandalam menggugurkan peserta. PT Pertamina (Persero)yang disetujui oleh PT Medco Energi Internasional, Tbkmenggugurkan konsorsium LNG EU/Osaka Gas/Golarserta LNG Japan Corporation dengan alasan yang tidakterdapat dalam TOR.” ;-----------------------------------------31.1.3.25 Bantahan Medco:-----------------------------------------------Bahwa sebagaimana telah dijelaskan di atas, penilaiandilakukan secara terpisah untuk mendapatkan hasil yangobjektif dan fair. Penilaian yang terpisah ini membantahdengan sendirinya tuduhan persekongkolan. Disampingitu, TOR telah memuat key criteria dan items sebagaibahan untuk mengevaluasi proposal calon mitra yanglazim dan mudah dipahami oleh pebisnis LNG, antara lain:a. mitra potensial dipersyaratkan harus merupakanpebisnis internasional dalam bisnis LNG;b. mitra potensial merupakan perusahaan dengan creditrating minimum BBB+ (S&P rating tools); danc. persyaratan mengenai jointly and severally liable.Pembobotan penilaian yang berbeda antara Pertaminadengan Medco lahir sebagai konsekuensi logis perbedaanentity dan karakteristik yang berbeda antara Pertaminadan Medco. Dengan demikian, jelas bahwa tuduhan Timhalaman 98 dari 245


Pemeriksa yang menyatakan bahwa adanya perbedaanpenilaian dari Tim Pertamina dan Tim Medco yangdidesain untuk menunjuk Mitsubishi sebagai mitra adalahkeliru ;-------------------------------------------------------------31.1.3.26 Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 24 bagian 4Aangka 2 huruf c LPL: -------------------------------------------“c. PT Pertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk meminta persyaratan binding kepadaMitsui dan Mitsubishi Corporation setelah dilakukanpresentasi keduanya dimana berdasarkan presentasitersebut, proposal Mitsui lebih baik dibandingkan proposalMitsubishi Corporation. Akibat permintaan ini yang tanpamelalui proses negosiasi sebagaimana dalam jadwalbeauty contest merupakan upaya untuk memenangkanMitsubishi Corporation.”;---------------------------------------31.1.3.27 Bantahan Medco: -----------------------------------------------Permintaan tambahan tentang binding proposal yangdiminta oleh Pertamina dan Medco yang bertujuan untukmelindungi hak-haknya dan menambah kredibilitas prosesseleksi tersebut, malah dituduh oleh Tim Pemeriksasebagai upaya mengarahkan pemenang. “Mengarahkanpemenang” hanya mungkin dapat terjadi kalau Pertaminadan Medco mengurangi persyaratan-persyaratan yangdiperlukan, sehingga dengan pengurangan persyaratantersebut, persyaratan yang diperlukan dalam TOR denganmudah dapat dipenuhi oleh salah satu peserta yang tidakqualified, yang dalam hal ini tidak terjadi;-------------------31.1.3.28 Tentang apakah permintaan tersebut dilakukan melaluiproses negosiasi ataupun melalui surat hanyalah masalahcara dan kepentingan recording saja, dan permintaantertulis juga merupakan negosiasi secara non verbal,karena permintaan secara tertulis dan jawaban tertulishalaman 99 dari 245


lebih menjamin kepastiannya dibandingkan dengannegosiasi secara verbal; -----------------------------------------31.1.3.29 Lebih lanjut, tidak ada hubungan yang logis antarapermintaan binding proposal dengan terpilihnyaMitsubishi, karena persyaratan dan permintaan yang samadimintakan baik kepada Mitsui maupun kepadaMitsubishi. Permintaan Pertamina dan Medco tentangbinding proposal tersebut tidak serta merta mengakibatkanMitsui tidak terpilih, akan tetapi tidak terpilihnya Mitsuidalam tahap permintaan binding proposal disebabkankarena proposal Mitsui hanya bersifat informatif danhanya berlaku 6 (enam) bulan yang sengaja dilakukannyaatas pertimbangannya sendiri. Disclaimer tersebut secarategas dipersyaratkan dan dinyatakan oleh Mitsui dalamproposalnya. Konfirmasi Mitsui tentang proposalnya yanghanya bersifat informatif dan tidak mengikat ini juga telahdikuatkan dan diakui oleh Mitsui dalam suratnya kepada<strong>KPPU</strong> tertanggal 26 Mei 2009 (vide berkas <strong>KPPU</strong> No.S9), yang dikutip sebagai berikut: -----------------------------”In the RFB Proposal Letter, PN, and Medco requested usto show our ”legally bninding commitment” on offtakeguarantee, development schedule and LNG Plantprocessing fee. We understood that in normal industrialpractice, a ”legally binding commitment” was included inthe proposal, the proposal would be irrevocable onceawarded. Therefore, we submitted our 3rd Proposal onlyon informational and indicative (non-legally binding)basis by clearly remarking our disclaimer in theproposal because further detailed information and carefuldue dilligence review was necessary for us before makingany legally binding proposal and there had been nohalaman 100 dari 245


opportunity for us to do so. As you are aware, we lost thebidding.” ;---------------------------------------------------------31.1.3.30 Permintaaan binding proposal timbul karena adanyalaporan dan usulan tim evaluator Pertamina dan Medcopada rapat direksi Pertamina dan Medco pada tanggal 7Nopember 2006, dimana direksi Pertamina dan Medcomengadakan rapat untuk mendengarkan hasil penilaiandan laporan tim evaluator, yang pada intinya melaporkanbahwa proposal Mitsubishi dan Mitsui masih bersifatkualitatif dan perlu dikuantitatifkan untuk menghindarikesesatan dan kekeliruan ataupun under bid dalampengambilan keputusan. Tim evaluator mengusulkan agardibuat additional questioners untuk mendapatkan bindingproposal yang memenuhi terms and conditions yangdipersyaratkan oleh Pertamina dan Medco. Usulan tersebutdisetujui oleh direksi Pertamina dan Medco; -----------------31.1.3.31 Persyaratan untuk diajukannya Request For BindingProposal (“RFB”) adalah sangat penting dan mendasaruntuk memastikan diperolehnya komitmen yang tinggidari para shortlisted calon mitra, memberikanperlindungan kepada Medco dan Pertamina dan untukmelindungi kepentingan dari pemerintah di dalamnya.Beberapa kriteria yang harus diterima oleh oleh calonmitra (partner to accept) antara lain adalah: -----------------a. Tidak adanya porsi saham di hulu (no upstreamshare down);b. Tidak adanya penjaminan atas kepentinganupstream;c. Partisipasi di JVCo downstream dengan MEI danPertamina;halaman 101 dari 245


d. Tata cara pengambilan saham di downstream olehMEI dan Pertamina (downstream share downmechanism);e. Pemasaran LNG (LNG marketing);f. Jaminan untuk mengambil LNG dalam hal LNGtidak dibayar (off take guarantee);----------------------31.1.3.32 Terhadap RFB tersebut di atas, Mitsubishi menerimaseluruh kiriteria yang dimintakan. Namun sebaliknya,Mitsui dalam proposalnya mencantumkan pengecualian(disclaimer) yang menyatakan bahwa proposalnya hanyauntuk tujuan informasi dan bersifat indikatif, yangdikutip sebagai berikut: ------------------------------------------”DISCLAIMERAll information in this proposal is valid for 6 months fromSeptember 22, 2006, unless otherwise environments andconditions relating to this project would change. Theinformation and data found in this proposal is forinformational and indicative purpose only, and could bechangeable upon further discussion and clarification withthe Parties.”Terjemahan bebas dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut"DISCLAIMERSemua informasi dalam proposal ini berlaku selama 6bulan sejak tanggal 22 September 2006, kecualidinyatakan lingkungan dan kondisi yang terkait denganproyek ini akan berubah. Informasi dan data yangditemukan dalam proposal ini adalah hanya untuk tujuaninformasi dan indikatif, dan dapat berubah pada saatdiskusi lebih lanjut dan klarifikasi dengan Pihak.” ;--------31.1.3.33 Dengan mempertimbangkan bahwa proposal Mitsui yangtidak mengikat dan hanya bersifat informatif saja, makahalaman 102 dari 245


Pertamina dan Medco kemudian memutuskan untukmemilih Mitsubishi sebagai mitra potensial dalam bisnisProyek Hilir Donggi Senoro; -----------------------------------31.1.3.34 Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 24 bagian 4Aangka 3 huruf a LPL: --------------------------------------------“3. Bahwa beauty contest dirancang untukmemenangkan Mitsubishi Corporation sebagaiupaya untuk menyingkirkan peran LNGEU. Halini didasarkan pada fakta-fakta sebagai berikut:a. Proyek LNG di Sulawesi dirancang untuk membantushortfall Bontang dimana PT Pertamina (Persero)dan Mitsubishi Corporation memiliki kepentingan diLNG Bontang;”;-------------------------------------------31.1.3.35 Bantahan Medco:-----------------------------------------------Tidak perlu Pertamina dan Medco harus mengadakanproses seleksi calon mitra apabila dimaksudkan sematamatahanya untuk memenangkan Mitsubishi danmenyingkirkan LNGEU. Pertamina dan Medco dapatmenunjuk langsung siapapun untuk menjadi mitrainvestasi nya karena tidak ada kewajiban berdasarkanperaturan yang berlaku untuk melakukan proses seleksisebagaimana telah diuraikan di atas. Dengan demikian,tidak benar tuduhan yang menyatakan bahwa prosesseleksi mitra dirancang untuk memenangkan Mitsubishidan sebagai upaya menyingkirkan LNGEU;---------------31.1.3.36 Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 24 bagian 4Aangka 3 huruf b LPL: --------------------------------------------“b. Rapat antara PT Pertamina E&P, PT Medco E&PTomori Sulawesi, LNGI dan PT Maleo padatanggal 28 November 2005 menyepakati hal-halmendasar tentang proyek gas di lapangan Senorotermasuk untuk membantu shortfall di Bontang.halaman 103 dari 245


Namun hal ini tidak jelas kelanjutannya meskipunLNGI terus melakukan kegiatan-kegiatan terkaitkesepakatan ini. Masuknya MitsubishiCorporation melalui due diligence mempengaruhiPT Pertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk terhadap kelanjutan proyek inidengan LNGI. Hal ini tercermin dari tidak adanyatanggapan dari PT Pertamina (Persero) dan PTMedco Energi Internasional, Tbk terkait denganproposal Mitsubishi Corporation yangmemasukkan LNGEU sebagai calon partner.”;----31.1.3.37 Bantahan Medco:-----------------------------------------------31.1.3.38 Pada November 2005, konteks Pertamina dan Medcobelum memutuskan untuk membuat struktur downstreamLNG di mana Pertamina dan Medco menjadi investordownstream LNG-nya. Pada saat itu, LNGI masihberusaha untuk menjadi pembeli gas dari LapanganSenoro walaupun tidak ada lagi kesepakatan yangmengikat. Di satu sisi, sebagai pemilik gas, Pertamina danMedco pada saat itu menyadari adanya Bontang shortfall.Apabila LNGI memang nantinya jadi pembeli gas, LNGImengindikasikan bersedia untuk menutup Bontangshortfall. Namun yang perlu dicatat adalah bahwa rapat 28November 2005 tersebut bukanlah rapat yang menyepakatibahwa Pertamina dan Medco telah setuju untuk menjualgas kepada LNGI dan LNG dari pabrik LNGI pasti akandiproduksi untuk menutup Bontang shortfall. Perludiketahui, penjualan LNG dari Bontang ke western buyerada pemasok gas (Total, Vico, Chevron), penjual(Pertamina) dan pembeli (western buyer – groupperusahaan di Jepang) tersendiri. Bontang shortfall tidaksekedar bisa disepakati hanya karena adanya pertemuanhalaman 104 dari 245


tanggal 28 November 2005. Masih banyak masalah yangharus disepakati dengan western buyer jika memangLNGI akan memasok LNG milik mereka kepada westernbuyer. Masalah tersebut antara lain adalah kredibilitasLNGI, kemampuan finansial LNGI dan lain-lain; -----------31.1.3.39 3.10Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 25 bagian 4Aangka 3 huruf c LPL: --------------------------------------------c. Undangan kepada LNGEU untuk mengikuti beautycontest merupakan upaya menyingkirkan LNGEUkarena dari sisi persyaratan, LNGEU tidakmemenuhi persyaratan pengalaman karenaperusahaan ini baru didirikan untuk memenuhiExclusivity Agreement. Meskipun berkonsorsium,namun PT Pertamina (Persero) menolak anggotakonsorsiumnya dengan alasan yang tidak terdapatdalam TOR.”;----------------------------------------------31.1.3.40 Bantahan Medco:-----------------------------------------------Kalau tujuannya dimaksudkan hanya untukmenyingkirkan LNGEU, maka LNGEU tidak perludiundang, karena tidak ada keterikatan apapun antaraLNGEU dengan Pertamina dan Medco dan tidak adakewajiban Pertamina dan Medco untuk mengundangLNGEU;-----------------------------------------------------------31.1.3.41 Disamping itu, Tim Pemeriksa telah mengakui bahwaLNGEU tidak memiliki pangalaman yang cukupsehingga tidak pantas untuk menunjuk LNGEUsebagai pemenang. Pertamina dan Medco tidak mungkinmenurunkan standar kriterianya dan memenangkan pihakyang secara jelas tidak memenuhi syarat untuk menjadimitra terbaik. Untuk proyek berskala besar dan padatmodal seperti proyek Donggi-Senoro ini, pengalamanyang teruji dari para pelakunya merupakan syarat mutlakhalaman 105 dari 245


yang penting. Pengakuan Tim Pemeriksa ini bertentangandengan tuduhan Tim Pemeriksa pada bagian lainnya yangberulang kali menyatakan Pertamina dan Medco berupayamenyingkirkan LNGEU. Adanya persyaratan mengenaipengalaman ini sudah dipersyaratkan secara terbukakepada LNGEU dalam TOR; -----------------------------------31.1.3.42 Dalil Tim Pemeriksa yang menyatakan bahwa Pertaminamenolak konsorsium LNGEU/Osaka Gas/Golarberdasarkan alasan yang tidak tercantum dalam TORadalah tidak benar. Persyaratan jointly and severally liablebagi peserta proses seleksi calon mitra dalam konsorsiumtelah disampaikan secara terbuka dalam TOR. Hal tersebutjuga telah disampaikan dan dijelaskan oleh Pertamina danMedco pada rapat klarifikasi TOR kepada LNGEU.LNGEU juga tidak menyatakan keberatannya danmenyadari urgensi dari persyaratan tersebut, Persyaratantersebut tidak dapat dipenuhi oleh LNGEU, karenaLNGEU dan Osaka Gas baru menandatangani Jointly andSeverally Agreement setelah evaluasi tahap I selesai yangmenyebabkan konsorsium LNGEU/Osaka Gas/Golar tidakdapat memenuhi persyaratan jointly and severally liabledan tidak direkomendasikan sebagai shortlisted partners; -31.1.3.43 Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 25 bagian 4Aangka 4 huruf a LPL: --------------------------------------------“4. Bahwa beauty contest diarahkan untukmemenangkan Mitsubishi Corporation gunamembantu PT Pertamina (Persero) dalamshortfall Bontang yang mempengaruhi pemasaranLNG PT Pertamina (Persero). Hal ini ditunjukkanfakta-fakta sebagai berikut:--------------------a. Sejak due diligence sampai beauty contesttelah menempatkan masalah shortfall dalamhalaman 106 dari 245


pengelolaan proyek LNG di Sulawesi. Danhal ini juga disadari oleh MitsubishiCorporation dengan selalu menyampaikanproposalnya berkaitan dengan shortfall diBontang. Informasi hal ini yang tidakdimiliki oleh peserta lain.”;--------------31.1.3.44 Bantahan Medco:-----------------------------------------------Bahwa dalil-dalil Tim Pemeriksa di atas adalah keliru.Informasi tentang Bontang shortfall sudah dapat diakses diMedia secara luas pada saat itu. Masalah Bontang shortfallbukan merupakan rahasia;--------------------------------31.1.3.45 3.12Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 25 Bagian 4Bhuruf a dan b LPL: -----------------------------------------------“B. Due Diligence diduga merupakan upaya untukmendapatkan informasi rahasia dari LNGEU danhasil due diligence dimanfaatkan oleh MitsubishiCorporation untuk membuat proposal;--------------31.1.3.46 Bahwa Due Diligence yang dilakukan oleh MitsubishiCorporation terhadap informasi-informasi yang dimilikioleh LNGEU telah disalahgunakan untuk kepentinganMitsubishi Corporation dalam membuat proposal baiksebelum maupun pada saat beauty contest. Hal inididasarkan pada fakta-fakta sebagai berikut: ---------------a. Mitsubishi Corporation menyampaikan proposalterkait dengan marketing LNG Sulawesi berdasarkantemuan hasil due diligence dengan LNGIsebagaimana presentasi tanggal 23 dan 24 Februari2006.b. Mitsubishi Corporation memperbaiki proposal danmempresentasikan proposalnya pada tanggal 16Maret 2006 yang juga didasarkan pada hasilhalaman 107 dari 245


pemikiran setelah melakukan due diligence denganLNGEU;------------------------------------------------------31.1.3.47 Bantahan Medco:-----------------------------------------------Medco tidak dapat memahami analisis Tim Pemeriksayang menghubungkan antara due diligence dengan prosesseleksi calon mitra. Tidak ada informasi yang bergunaatau dapat digunakan dari hasil due dilligencepekerjaan awal LNGI dalam proses seleksi calonmitra, karena basis teknologi, konsep teknologi,cakupan dan sifat transaksi bisnis yang akan dicapaipada periode seleksi calon mitra berbeda sama sekalidengan cakupan dan sifat transaksi bisnis yangdirencanakan pada periode sebelum seleksi calon mitradengan LNGI sebagai berikut: ----------------------------------PERBEDAANBasis teknologiKonsepTeknologiStrukturTransaksiPERIODE SEBELUMSELEKSI CALONMITRAMenggunakan teknologiAmmonia Absorptiontechnology yang tidakumum digunakan dalamproduksi LNG.Multiple small trainKesepakatan pemberianekslusivitas dalam rangkajual beli gas secara putusPERIODE SELEKSICALON MITRAMenggunakan teknologiAPCI (Air Products andChemicals, Inc.), yaituteknologi yang telahterbukti dan banyakdigunakan pada LNGPlant di duniaOrdinary single trainPencarian Mitra Investasidengan dimanaPertamina dan Medcomencari calon mitra yangsecara bersama-samahalaman 108 dari 245


PERBEDAANPERIODE SEBELUMSELEKSI CALONMITRAPERIODE SELEKSICALON MITRAmemiliki, mendanai danberbagi resiko ataspengembangan LNGpada perusahaan hiliryang akan didirikan.Kapasitas LNGPlantTwo liquefaction train"mini" LNG plant dengankapasitas 2,000 ton perhari (0.8 juta ton pertahun).Single liquefaction traindengan kapasitas 2.1 jutaton per tahunJumlahPasokan Gas120 mmscfd (sebahagiandari gas Senoro).335 mmscfd (gabungansupply gas dari LapanganSenoro dan LapanganMatindok)HargaGas/MMBtuUS$1.60 pada tahun2008, dan akan menjadiUS$2.599 pada tahun2020 s/d 2027.Harga Gas rata-rataadalah sebesar US$2.10untuk jangka waktu 15tahun.Harga gas dikaitkandengan perolehan hargaminyak oleh JVCompany dimana hargagasadalahUS$6.16/MMBtu padaJCC US$70 per barrel.KeuntunganPemerintah RIHarga Gas tidakdikaitkan dengan hargaPemerintah RI berpotensimendapatkantambahanhalaman 109 dari 245


PERBEDAANPotensiPendapatanTotalPemerintah RIdari SektorHulu sebagaiakibat daridikaitkannyaharga Gasdengan hargaMinyak (diluarpendapatan dariSektor Hulupenjualan GasMatindok)Take or PayLevel dalamGas SalesAgreementKemampuanKeuanganCalon PembeliGasPERIODE SEBELUMSELEKSI CALONPERIODE SELEKSICALON MITRAMITRAminyak, sehingga jika pendapatan (keuntungan)terdapat kenaikan harga dari Sektor Hulu karenaminyak, maka tidak ada harga Gas dikaitkanpengaruh terhadap dengan harga Minyakpendapatan PemerintahRI.US$1.99 billion US$4.8 billionDengan strukturpengembangan LNGDownstream, terdapattambahan potensipendapatan sebesarUS$2.8 billion.80% 90%Pemegang saham PT Salah satu pemegangLNG Energi Utama saham PT DSLNGadalah LNG Limited adalah Mitsubishi,(perusahaan Australia dimana modal dasarhalaman 110 dari 245


PERBEDAANCredit RatingPemegangSaham PembeliGasPERIODE SEBELUMSELEKSI CALONPERIODE SELEKSICALON MITRAMITRAdengan market cap Mitsubishi sendiri per 1kurang dari US$1 Maret 2010 adalah + Yenbillion), dan PT Maleo 2,961 billion.EnergiUtama(perusahaan Indonesia) Pemegang Saham lain PTDSLNG adalah anakperusahaan Medco danPertamina.Tidak memiliki rating Mitsubishi sebagaipemegang saham selainPertamina dan Medco PTDSLNG memiliki ratingS&P A+, Moody's A1.31.1.3.48 Dengan demikian tidak ada informasi yang berguna ataudapat digunakan dari pekerjaan awal LNGI sebelumproses seleksi calon mitra terhadap proses seleksi calonmitra, sehingga tidak ada informasi yang dapatdipergunakan ataupun disalahgunakan oleh Mitsubishidalam membuat proposal baik sebelum maupun pada saatproses seleksi calon mitra; --------------------------------------31.1.3.49 Hal ini diperkuat dengan kesaksian James Ball pada butir23 berkas <strong>KPPU</strong> No. B 38 yang dikutip sebagai berikut: --“Pertanyaan: Anda telah menerima bahan presentasiMitsubishi tentang hasil pemeriksaan.Berdasarkan peninjauan anda atasproposal Mitsubishi, apakah menurutanda Mitsubishi telah menggunakandalam beauty contest informasi yanghalaman 111 dari 245


ditemukan pada saatmemeriksa/meninjau pekerjaan awalLNGI? (Mitsubishi)Jawaban: Secara singkat jawabannya adalah tidak.Perkenankanlah saya menunjukkan kepadaanda diagram dalam presentasi saya hariini pada halaman 21. Hal tersebutmerupakan kontribusi dari ahli teknik sayayang telah merancang fasilitas pemrosesanLNG diseluruh dunia. Menurutpendapatnya, pada tahap dimanaMitsubishi telah diperlihatkan konsepproyek yang LNGI presentasikan kepadaMitsubishi berada pada tahap yangsangat awal. Sebelum memberikaninformasi teknik, mereka seharusnyaberada dalam tahap yang lebih jauh. Danterlihat jelas bahwa konsep teknik yangdiajukan LNGI merupakan konsep teknikyang digunakan dalam bagian yangberbeda dari usaha LNGI. Ini merupakanbagian dari usaha LNG yang sama sekaliberbeda. Ini bukan bagian ekspor, itusangat berbeda.”;-----------------------31.1.3.50 Terkait dengan hal ini, Medco tidak dapat memahamihubungan antara perkenalan baik antara Mitsubishi, Itochudan Anadarko dengan LNGI yang dilanjutkan denganConfidentiality Agreement untuk melakukan due diligencedengan dugaan persekongkolan dengan Mitsubishi. Kalautujuan perkenalan tersebut adalah agar Mitsubishimendapatkan informasi rahasia yang akan dipergunakanoleh Mitsubishi dalam sebelum dan pada saat proseshalaman 112 dari 245


seleksi calon mitra, tujuan tersebut bertolak belakangdengan kenyataan bahwa pebisnis gas lainnya, yaituItochu, dan Anadarko diperkenalkan juga kepada LNGI.Kalau tujuan Medco adalah agar Mitsubishi mendapatkaninformasi rahasia LNGI dalam proses seleksi calon mitra,seharusnya pebisnis yang diperkenalkan kepada LNGIhanya dan cukup Mitsubishi saja, dan tidak perlu denganItochu dan Anadarko. Karena itu, sangat tidak tepatapabila niat baik untuk memperkenalkan para pebisnistersebut di atas yang diikuti dengan due diligence di antaramereka, dianggap dan disimpulkan sebagaipersengkongkolan untuk mendapatkan informasi LNGI; --31.1.3.51 Medco tidak pernah menginstruksikan Mitsubishi, Mitsuidan Anadarko untuk melakukan due diligence terhadapLNGI. Dalam keadaan bagaimanapun, LNGI bebassepenuhnya untuk menolaknya, apabila LNGIberkesimpulan bahwa penjajakan tersebut akanmerugikannya, dan setiap keputusan menerima ataumenolak tidak dapat dibebankan kepada pihak ketiga,apalagi untuk menyimpulkan persekongkolan; --------------31.1.3.52 Due diligence tersebut adalah hasil kesepakatan danpersetujuan LNGI sehingga merupakan perbuatan yangsah, sedangkan persekongkolan adalah perbuatan yangtidak sah, sehingga tunduk pada penghukuman, dankarenanya due diligence tersebut tidak dapat disimpulkansebagai persekongkolan untuk mendapatkan informasirahasia karena setiap “persekongkolan” mempunyai prakondisiatau pra-syarat bahwa perbuatan tersebutmerupakan perbuatan yang tidak sah atau melanggarhukum, sedangkan apabila perbuatan tersebut adalah sah,maka mendapatkan perlindungan hukum dan tidak dapatdikategorikan sebagai persekongkolan, sebab telahhalaman 113 dari 245


disepakati dan disetujui oleh LNGI. Walaupun padaawalnya Itochu, Anadarko dan Mitsubishi diperkenalkankepada LNGI, perkenalan tersebut tidak dapat disimpulkansebagai persekongkolan untuk mendapatkan informasirahasia. Terlebih lagi, sebagaimana telah diuraikan di atas,basis teknologi, konsep teknologi, cakupan dan sifattransaksi bisnis yang akan dicapai pada periode seleksicalon mitra berbeda sama sekali dengan cakupan dan sifattransaksi bisnis yang direncanakan sebelum proses seleksicalon mitra, maka informasi apapun yang diperoleh dalamdue diligence tersebut tidak berguna atau tidak dapatdigunakan dalam proses seleksi calon mitra baik sebelummaupun selama proses berlangsung. Apabila due diligencedianggap sebagai pelanggaran, maka LNGI juga harusdihukum, karena membantu melakukan atau ikut sertadalam persetujuan dan kesepakatan atas due diligencetersebut yang terjadi karena persetujuan dankesepakatannya; --------------------------------------------------31.1.3.53 Presentasi pada tanggal 16 Maret 2006 yang didalilkanoleh Tim Pemeriksa (apabila benar terjadi), dilakukansebelum proses calon mitra dimulai. Dengan demikiantidak ada penyalahgunaan informasi apapun yang didapatdari due diligence terkait dengan proses calon mitra; -------31.1.3.54 Analisis Tim Pemeriksa pada halaman 26 bagian 4B hurufc LPL: --------------------------------------------------------------“c. Shortlist partner dari hasil evaluasi proposalternyata adalah para pelaku usaha yang telahmemiliki informasi awal yang cukup terkaitdengan proyek Donggi-Senoro yaitu LNGEU,Mitsui dan Mitsubishi Corporation kecuali LNGJapan Corporation. LNG Japan Corporationmasuk dalam shortlist Tim Evaluasi PT Pertaminahalaman 114 dari 245


(Persero) karena LNGEU dianggap tidakmemenuhi syarat.”;------------------------------------31.1.3.55 Bantahan Medco:-----------------------------------------------Tidak ada hubungan antara shortlisted partners terpilihdengan pihak-pihak yang dianggap memiliki informasiawal dari hasil due diligence terhadap LNGI. Sebagaimanatelah disampaikan diatas, cakupan dan sifat transaksibisnis yang akan dicapai pada periode seleksi calon mitraberbeda sama sekali dengan cakupan dan sifat transaksibisnis yang direncanakan pada periode sebelum seleksicalon mitra, sehingga tidak ada informasi yang bergunaatau dapat digunakan dari pekerjaan awal LNGI terhadapproses seleksi calon mitra karena perbedaan-perbedaantersebut di atas;--------------------------------------------31.1.3.56 Tim Pemeriksa sendiri secara bertentangan jugamengakui bahwa terdapat pihak lain yaitu LNG Japanyang tidak melakukan due diligence, namun terpilihsebagai shortlisted partner. Namun, secara mengadaadadan tidak berdasar, Tim Pemeriksa selanjutnyamenyatakan bahwa terpilihnya LNG Japan adalahkarena tidak terpilihnya LNGEU; --------------------------31.2 Bantahan Terhadap Dugaan Pelanggaran Pasal 22 UU NO. 5/1999; ---31.2.1 Tuduhan Tim Pemeriksa bahwa Pertamina, Medco dan Mitsubishimelanggar Pasal 22 UU No. 5/1999 karena dianggap bersekongkoluntuk mengatur atau menentukan Mitsubishi sebagai mitra terpilihdalam proses seleksi calon mitra investasi adalah keliru dan tidakdapat dipahami; --------------------------------------------------------------31.2.2 Pasal 22 UU No. 5/1999 menentukan: -----------------------------------“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untukmengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapatmengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”halaman 115 dari 245


Dengan demikian, unsur-unsur atau persyaratan-persyaratanterbuktinya pelanggaran Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah sebagaiberikut:-----------------------------------------------------------------(i) Unsur “pelaku usaha”;(ii) Unsur “dilarang”;(iii) Unsur “bersekongkol”;(iv) Unsur “pihak lain”;(v) Unsur “mengatur dan atau menentukan pemenang”;(vi) Unsur “tender”; dan(vii) Unsur “dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usahatidak sehat”;-----------------------------------------------------------31.2.3 Unsur diatas bersifat kumulatif, dan apabila salah satu unsur tidakterpenuhi/terbukti, maka dugaan pelanggaran terhadap Pasal 22 UUNo. 5/1999 secara keseluruhan menjadi tidak terbukti pula; ----------31.2.4 Akan diuraikan di bawah ini bahwa unsur-unsur Pasal 22 UU No.5/1999 tidak terpenuhi/terbukti.; ------------------------------------------31.2.4.1 Unsur “Pelaku Usaha”31.2.4.1.1. Berdasarkan Pasal 22 dan Pasal 47 UU No.5/1999, pihak yang dilarang berdasarkan Pasal22 UU No. 5/1999 dan dapat dihukumberdasarkan Pasal 47 UU No. 5/1999 adalah“pelaku usaha”. Dengan demikian, unsur“pelaku usaha” tidak dapat dipisahkan denganunsur “dilarang”; -----------------------------------31.2.4.1.2. Pasal 1 angka (5) UU No. 5/1999 telahmenentukan pengertian “pelaku usaha”, akantetapi dalam konteks Pasal 22 UU No. 5/1999,harus dibedakan antara unsur “pelaku usaha”dengan unsur “pihak lain”. Sesuai denganlogika Pasal 22 UU No. 5/1999, identitas“pelaku usaha” dan “pihak lain” harushalaman 116 dari 245


erbeda. Dalam LPL, Tim Pemeriksa tidakdapat membuat klasifikasi dan kriteria antara“pelaku usaha” dan “pihak lain” yang salingbersekongkol, yang sangat sulit bagi kamiuntuk mengajukan pembelaan yang layak danmaksimal; -------------------------------------------31.2.4.1.3. Dalam penerapan hukum, unsur “pelakuusaha” dalam konteks Pasal 22 UU No. 5/1999adalah satu atau lebih pelaku usaha yangmenjadi peserta seleksi calon mitra yangbersekongkol dengan “pihak lain” yang bukanpeserta. Seandainya (quod non-padahal tidak)Pasal 22 UU No. 5/1999 dapat diterapkanterhadap seleksi calon mitra potensial, maka“pelaku usaha” yang dimaksud dalamketentuan Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah“pelaku usaha” yang ikut serta dalam prosesseleksi calon mitra. Padahal dalam hal ini,Medco bukanlah salah satu peserta seleksicalon mitra, akan tetapi penyelenggara seleksi,dan oleh karena itu, tidak dapat disimpulkanbahwa Medco melanggar ketantuan Pasal 22UU No. 5/1999. Dengan demikian, unsur“pelaku usaha” tidak terbukti; --------------------31.2.4.2 Unsur “Dilarang”; -----------------------------------------------31.2.4.2.1. Sebagaimana diuraikan di atas, unsur “pelakuusaha” tidak dapat dipisahkan dengan unsur“dilarang” dan Pasal 22 UU No. 5/1999membuat kategori dan membedakan “pelakuusaha” dan “pihak lain”, dan pihak yangdilarang dan dapat dihukum dalam Pasal 22halaman 117 dari 245


UU No. 5/1999 adalah “pelaku usaha”, bukan“pihak lain”; ----------------------------------------31.2.4.2.2. Sebagaimana telah diuraikan di atas,sehubungan dengan proses seleksi calon mitra,Medco bukan lah “pelaku usaha” dalamkonteks Pasal 22 UU No. 5/1999, sehinggaPasal 22 UU No.5/1999 tidak dapat diterapkankepada Medco dalam proses seleksi calonmitra ini. Dengan demikian, unsur “dilarang”tidak terbukti/terpenuhi; ---------------------------31.2.4.3 Unsur “Bersekongkol Untuk Mengatur dan MenentukanPemenang”; -------------------------------------------------------31.2.4.3.1. Karena unsur “pelaku usaha” dan unsur“dilarang” tidak terpenuhi, maka unsur“bersekongkol untuk mengatur dan ataumenentukan pemenang” tidak relevan lagi; ----31.2.4.3.2. Namun demikian, dalam perkara ini, unsur“bersekongkol untuk mengatur dan ataumenentukan pemenang”, tidak terpenuhi samasekali. Tuduhan Tim Pemeriksa tentangadanya persekongkolan hanya didasarkan padapenafsiran, perkiraan dan kesimpulan belakaterhadap suatu peristiwa/kejadian, yang tidaklayak untuk menyimpulkan adanyapersekongkolan. “Bersekongkol untukmengatur dan menentukan pemenang” harusmerupakan tujuan yang dibuktikan denganbukti konkrit untuk mencapai tujuan tersebut,dan tidak dapat hanya asumsi, perkiraan,tafsiran ataupun kesimpulan belaka; ------------31.2.4.3.3. Tim Pemeriksa membangun suatu teori danberanggapan bahwa proses seleksi calon mitrahalaman 118 dari 245


dengan cara mengundang mitra potensialdirancang untuk memilih Mitsubishi, danselanjutnya atas dasar teori tersebut, TimPemeriksa mencari-cari alasan-alasan yangkira-kira cocok dengan tuduhan tersebut, yaitubahwa (i) pelaksanaan proses seleksi calonmitra dilakukan dengan cara diskriminatif; (ii)Pertamina dan Medco mengarahkanMitsubishi sebagai pemenang; (iii) prosesseleksi calon mitra dirancang untukmemenangkan Mitsubishi sebagai upayamenyingkirkan LNGEU; dan (iv) prosesseleksi calon mitra diarahkan untukmemenangkan Mitsubishi guna membantuPertamina dalam shortfall Bontang--------------31.2.4.3.4. Medco sama sekali tidak memahami tuduhantersebut; ----------------------------------------------31.2.4.3.5. Alasan Pertama: -----------------------------------Kalau tujuannya untuk memenangkanMitsubishi, tidak perlu harus menunjukPWC, konsultan hukum nasional(Widyawan & Partners) dan internasional(White & Case), yang menghabiskan manhours, tenaga, uang dan pikiran yang tidaksedikit untuk mempersiapkan danmenyelenggarakan proses seleksi calonmitra;-----------------------------------------1. Untuk mendapatkan mitra terbaik melaluiproses seleksi calon mitra, Medco telahmelakukan:• telah menunjuk secara khususWhite & Case, suatu kantor hukumhalaman 119 dari 245


internasional, untuk membantuMedco dalam mempersiapkan TORdalam proses seleksi calon mitra.• telah menunjuk PWC, yang secarakhusus ditunjuk untuk melakukanevaluasi atas proposal dari parapihak yang diundang.• telah menunjuk Widyawan &Partners untuk membantu Medcodalam mereview persyaratanlegalitas para pihak yang diundang.• Pertamina dan Medco telahmelakukan evaluasi secara terpisahatas proposal dari peserta.• manajemen Medco harus bekerjakeras dan menghabiskan waktuyang banyak dalammenyelenggarakan proses seleksicalon mitra.Disamping fakta-fakta hukum tersebut,Pertamina dan Medco telah mengundang10 (sepuluh) para pebisnis LNG, yangmerupakan pelaku bisnis internasional;----31.2.4.3.6. Sebagaimana telah disampaikan berulang kali,tidak ada kewajiban bagi Pertamina danMedco untuk melakukan proses seleksi calonmitra. Pertamina dan Medco bebas menunjuksecara langsung pihak ketiga sebagai mitranyatanpa melalui proses seleksi calon mitra.Karena proses seleksi calon mitra tersebuttidak diwajibkan oleh peraturan perundang-halaman 120 dari 245


undangan, dan kalau tujuannya hanya untukmemenangkan Mitsubishi, maka: ----------------- Pertamina dan Medco bebas sepenuhnyamenunjuk Mitsubishi tanpa melalui prosesseleksi calon mitra dan tanpa mengundangLNGEU/LNGI (vide butir 21 berkas <strong>KPPU</strong>No.B14 jo. butir 25 berkas <strong>KPPU</strong> No.B31);--------------------------------------------- Pertamina dan Medco tidak perlumengundang para pebisnis internasional,tetapi cukup dengan menunjuk Mitsubishisecara langsung, karena pelaksanaanproses seleksi calon mitra tidak diwajibkanbagi Pertamina dan Medco;-------------------- Medco tidak perlu menghabiskan biayayang tidak sedikit dengan menunjuk White& Case, untuk membantu Medco dalammempersiapkan TOR dalam proses prosesseleksi calon mitra, akan tetapi Medcocukup saja langsung menunjuk Mitsubishi;- Medco tidak perlu menghabiskan biayayang tidak sedikit dengan menunjuk PWC,yang secara khusus ditunjuk untukmelakukan evaluasi atas proposal dari paracalon mitra yang diundang;------------------- Medco tidak perlu menghabiskan uangdengan menunjuk Widyawan & Partnersuntuk membantu Medco dalam mereviewpersyaratan legalitas para pihak yangdiundang;----------------------------------------- Pertamina dan Medco tidak perlumelakukan evaluasi secara terpisah atashalaman 121 dari 245


proposal dari calon mitra, akan tetapicukup saja menunjuk Mitsubishi sebagaipemenang;---------------------------------------- Adalah aneh dan tidak masuk akal kalaumanajemen Medco harus bekerja keras danmenghabiskan waktu yang banyak dalammenyelenggarakan proses seleksi calonmitra kalau tujuannya hanya untukmenunjuk dan memenangkan Mitsubishi.Ada banyak pekerjaan lain yang harusdikerjakan oleh manajemen Medco, yangpada akhirnya terabaikan karena adanyapenyelenggaraan proses seleksi calonmitra;-------------------------------------31.2.4.3.7. Medco tidak perlu menghabiskan man hours,tenaga, biaya dan pikiran yang banyak untukmempersiapkan TOR, menunjuk konsultanhukum nasional (Widyawan & Partners) daninternasional (White & Case), menunjuk PWC,memeriksa legalitas setiap peserta, melakukanevaluasi setiap proposal yang masuk,mengadakan rapat-rapat di antara parapemeriksa dan direksi Pertamina dan Medco,meminta penjelasan dari para peserta danmengikutsertakan dan menghabiskan manhours dari para staf, sebagaimana telahdiuraikan di atas, kalau tujuannya hanya untukmenunjuk Mitsubishi; -----------------------------31.2.4.3.8. Fakta-fakta hukum tersebut membantahdengan sendirinya tuduhan-tuduhan TimPemeriksa tentang persekongkolan untukmemenangkan Mitsubishi; ------------------------halaman 122 dari 245


31.2.4.3.9. Selanjutnya, kalau tujuannya hanya untukmenyingkirkan LNGEU dalam proyekDonggi-Senoro dan memenangkan Mitsubishi,maka: -------------------------------------------------- Pertamina dan Medco bebas sepenuhnyauntuk meminta langsung proposal dariMitsubishi, tanpa perlu mengundang calonmitra lainnya (termasuk LNGEU) dantidak perlu pula mengadakan proses seleksicalon mitra, karena Pertamina dan Medcotidak mempunyai kewajiban hukum untukmengundang LNGEU dalam proses seleksicalon mitra tersebut; dan;--------------- Pertamina dan Medco bebas sepenuhnyauntuk tidak mengundang LNGEU, karenakarena Pertamina dan Medco tidakmempunyai kewajiban hukum untukmengundang LNGEU dalam proses seleksicalon mitra tersebut;--------------------31.2.4.3.10. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelasbahwa tuduhan-tuduhan Tim Pemeriksa salingbertolak belakang dan susah dipahami, danberdasarkan hukum acara yang berlaku, dalamhal demikian, tuduhan haruslah dibatalkan; ----31.2.4.3.11. Alasan Kedua: -------------------------------------Tidak ada Kepentingan dan Manfaatnya BagiPertamina dan Medco untuk Bersekongkol,Karena Bersekongkol Untuk Memilih MitraYang Tidak Qualified Hanya Akan MerugikanDiri Sendiri di Kemudian Hari;------------31.2.4.3.12. Pada hakekatnya Tim Pemeriksa kelirumemahami tuduhan-tuduhannya; ----------------halaman 123 dari 245


31.2.4.3.13. Mitra terpilih akan membangun usaha bersamadengan dan akan menjadi pemegang sahambersama-sama dengan Pertamina dan Medcoyang secara bersama-sama memiliki, mendanaidan berbagi resiko atas perusahaan yang akandidirikan bersama, sehingga diharapkan mitraterpilih adalah mitra yang mempunyaikemampuan finansial yang kuat, teknologiyang teruji, pengalaman, jaringan pemasaranyang luas, yang pada gilirannya akanmenguntungkan Pertamina dan Medco; --------31.2.4.3.14. Kegagalan memilih mitra yang tidak qualifiedakan sangat merugikan dan menjadi bebanekonomis bagi Pertamina dan Medco, apalagidengan mengingat bahwa proses seleksi calonmitra tidak diwajibkan oleh peraturanperundang-undangan yang berlaku; -------------31.2.4.3.15. <strong>KPPU</strong> tidak perlu menghakimi proses seleksicalon mitra ini dengan membangun tuduhantuduhanyang keliru. Pertamina dan Medcoakan melakukannya secara otomatis (selfassess), karena apabila proses proses seleksicalon mitra tersebut dilakukan denganbersekongkol atau menunjuk pihak yang tidakqualified seperti dituduhkan, maka Pertaminadan Medco akan menanggung sendiri kerugiantersebut, yang tidak dapat dibebankan kepadapihak ketiga, termasuk kepada Tim Pemeriksa;31.2.4.3.16. Oleh karena itu, tuduhan Tim Pemeriksabahwa Pertamina dan Medco bersekongkoldan bahwa proses seleksi calon mitra didesainhalaman 124 dari 245


untuk memenangkan Mitsubishi sangat tidakmasuk akal dan tidak berdasar; ------------------31.2.4.3.17. Alasan Ketiga: -------------------------------------Proses Seleksi Calon Mitra Sama SekaliBukan untuk Memenangkan Mitsubishidan Menyingkirkan LNGEU;-----------31.2.4.3.18. Dugaan Tim pemeriksa yang menyatakanbahwa proses seleksi calon mitra yangdilakukan oleh Pertamina dan Medco untukmenunjuk Mitsubishi dan menyingkirkanLNGEU adalah tidak berdasar; ------------------31.2.4.3.19. Dengan segala hormat, tuduhan-tuduhantersebut tidak logis, baik dari segi ekonomidan hukum karena sebagaimana telahdiuraikan di atas, tidak perlu mengadakanproses seleksi mitra apabila hanya untukmenunjuk Mitsubishi; -----------------------------31.2.4.3.20. Kenyataannya bahwa dalam proses seleksimitra tersebut, diperoleh fakta-fakta yangsudah kita ketahui bersama, yaitu sebagaiberikut: -----------------------------------------------a. Fakta pertama: Proposal LNGEU gagaldan tidak memenuhi persyaratan TOR,yaitu tidak memenuhi persyaratan tentangjointly and severally liable dari anggotakonsorsium. Dalam suatu konsorsium,persyaratan tersebut sangat krusial danpenting untuk memastikan komitmenpenuh. Karena itu, adalah kepentinganterbaik bagi Pertamina dan Medco untukmempersyaratkan jointly and severallyhalaman 125 dari 245


liable dan apabila calon mitra dapatmemenuhi persyaratan yang demikian;-----b. Fakta kedua: Perlu juga kami sampaikanbahwa pada rapat klarifikasi TORtertanggal 19 September 2006, LNGEUpernah menanyakan persyaratan tentangjointly and severally liable. Pertamina danMedco telah menjelaskan urgensinya, dansetelah dijelaskan, LNGEU telahmengetahui, memahami, menyadariurgensi persyaratan tersebut. SelanjutnyaLNGEU tidak mengajukan keberatannyalagi;---------------------------------------c. Fakta ketiga: Bahwa ternyata proposalMitsui hanya bersifat informatif,indikatif dan tidak mengikat serta dapatberubah-ubah sewaktu-waktu. Hal ituberarti bahwa proposal Mitsui tidakmengikat dirinya sendiri (Mitsui), dansecara hukum Mitsui dapat sewaktu-waktumengubah proposal/pendiriannya denganalasan hukum yang sah bahwa proposalnyahanya bersifat informatif dan tidakmengikat sebagaimana telahdisampaikannya dalam proposalnya. Tentukondisi yang demikian bukanlahkepentingan terbaik tujuan dari prosesseleksi calon mitra ini dibuat; dan;---d. Fakta keempat: Semua persyaratanpersyaratanTOR telah dapat dipenuhi olehMitsubishi sebagaimana diuraikan dalambutir 30 di bawah, dan tidak ada proposalhalaman 126 dari 245


lain yang lebih baik dari proposalMitsubishi, sehingga Mitsubishi dipilihsebagai mitra;----------------------------------31.2.4.3.21. Fakta lain yang perlu dicatat adalah bahwaLNGEU sudah tersisih karena kegagalannyatelah diakui oleh Tim Pemeriksa pada halaman25 angka 3 huruf c LPL. Terkait denganpersyaratan jointly and severally liable yangdipersyaratkan dalam TOR, hal ini telahdisampaikan secara terbuka kepada para calonmitra, yang kemudian telah dijelaskan kembalioleh Pertamina dan Medco dalam rapatklarifikasi. Persyaratan tersebut gagal dipenuhioleh LNGEU. Karena itu, tidak padatempatnya lagi membandingkan antaraLNGI/LNGEU di satu pihak dengan proposalMitsubishi dan Mitsui di lain pihak. Proposalyang tepat dibandingkan setelahLNGI/LNGEU tersisih adalah proposalMitsubishi di satu pihak dan proposal Mitsui dilain pihak, sedangkan proposal Mitsui adalahbersifat informatif dan tidak mengikatsehingga tidak terpilih sebagaimana telahdiuraikan di atas; -----------------------------------31.2.4.3.22. Dengan demikian, dugaan yang menyatakanbahwa seleksi calon mitra yang dilakukan olehPertamina dan Medco hanyalah sebagai saranauntuk menunjuk Mitsubishi danmenyingkirkan LNGEU tidak benar dan tidakberalasan; --------------------------------------------31.2.4.3.23. Alasan Keempat: -----------------------------------halaman 127 dari 245


Proposal Mitsubishi Telah Memenuhi TOR,Sedangkan Proposal Mitsui Hanya BersifatInformatif, Tidak Mengikat, Dapat Diubaholeh Mitsui Sewaktu-Waktu Dan BerlakuHanya Untuk 6 (Enam) Bulan;-----------------31.2.4.3.24. Dalam RFB, terdapat beberapa kriteria yangharus diterima oleh calon mitra (partner toaccept), dimana kriteria ini sangat penting danmendasar untuk memastikan diperolehnyakomitmen yang tinggi dari para shortlistedcalon mitra, memberikan perlindungan kepadaMedco dan Pertamina dan untuk melindungikepentingan dari pemerintah, antara lain: ------a. Tidak adanya porsi saham di hulu (noupstream share down);b. Tidak adanya penjaminan atas kepentinganupstream;c. Partisipasi di JVCo downstream denganMEPTS dan Pertamina;d. Tata cara pengambilan saham didownstream oleh MEPTS dan Pertamina(downstream share down mechanism);e. Pemasaran LNG (LNG marketing);f. Jaminan untuk mengambil LNG dalam halLNG tidak dibayar (off take guarantee).31.2.4.3.25. Mitsubishi menerima seluruh persyaratantersebut di atas; -------------------------------------31.2.4.3.26. Akan tetapi, Mitsui dalam proposalnyamencantumkan pengecualian (disclaimer)yang menyatakan bahwa proposalnya hanyauntuk tujuan informasi dan bersifathalaman 128 dari 245


indikatif serta berlaku hanya 6 (enam)bulan saja, yang dikutip sebagai berikut:”DISCLAIMERAll information in this proposal is valid for 6months from September 22, 2006, unlessotherwise environments and conditionsrelating to this project would change. Theinformation and data found in this proposal isfor informational and indicative purposeonly, and could be changeable upon furtherdiscussion and clarification with the Parties.”31.2.4.3.27. Dengan mempertimbangkan fakta proposalMitsui yang tidak mengikat dan bersifatinformasi saja, maka Pertamina dan Medcokemudian memutuskan untuk memilihMitsubishi sebagai mitra potensial bagi bisnisProyek Hilir Donggi Senoro, sehingga tidakberdasar tuduhan bahwa Pertamina dan Medcobersekongkol untuk memenangkan Mitsubishi.31.2.4.4 Unsur “Pihak Lain”; ---------------------------------------------31.2.4.4.1. Sebagaimana telah diutarakan dalammembahas unsur “pelaku usaha” pada butir 7s/d 9 di atas, bahwa dalam LPL, tidak jelassiapa yang dimaksud oleh Tim Pemeriksasebagai pelaku usaha dan siapa yang dimaksuddengan pihak lain, sehingga sangatmembingungkan; -----------------------------------31.2.4.4.2. Seandainya (halmana ditolak) Pasal 22 UUNo. 5/1999 dapat diterapkan dalam hal ini,maka posisi Medco dalam hal ini paling-palinghanya sebagai “pihak lain”, sedangkanberdasarkan Pasal 22 UU No. 5/1999, pihakhalaman 129 dari 245


yang dilarang/dapat dihukum hanya “pelakuusaha”, bukan “pihak lain”, dan oleh karenaitu, tidak dapat disimpulkan bahwa Medcotelah melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999; -----31.2.4.5 Unsur “Tender”; -------------------------------------------------31.2.4.5.1. Untuk dapat menyimpulkan adanyapelanggaran Pasal 22 UU No. 5/1999, harusdipenuhi syarat-syarat bahwa penerapanhukum harus benar dan tepat. --------------------31.2.4.5.2. Tim Pemeriksa mempergunakanparameter-parameter atau ukuran-ukurantender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999terhadap proses seleksi calon mitra, yangtentu saja pada akhirnya akanmenimbulkan salah kaprah (fallacy) dantuduhan-tuduhan yang keliru. Medcomengalami kesulitan membela diri secarawajar karena dugaan-dugaan yang dituduhkansangat susah dipahami dan fakta-fakta yangmenjadi dasar pertimbangan Tim Pemeriksasaling bertolak belakang; --------------------------31.2.4.5.3. Berkenaan dengan pengertian “tender”, TimPemeriksa telah melakukan kekeliruan. Jenistender yang dapat dihukum dalam Pasal 22 UUNo. 5/1999 hanya jenis tender yang sesuaidengan definisi resmi “tender” dalampenjelasan Pasal 22 UU No. 5/1999, denganpertimbangan bahwa apabila undang-undangsendiri telah memberikan definisi resmi, makaistilah tersebut harus terikat pada definisi danunsur-unsur pembatasan yang terkandung didalamnya; -------------------------------------------halaman 130 dari 245


31.2.4.5.4. Kurnia Toha, S.H., LL.M, PhD, dosenFakultas Hukum Universitas Indonesia danyang merupakan ahli hukum UU No. 5/1999,pada halaman 10 dan 11 dalam PendapatHukum Ahli Kurnia Toha telah menyatakansebagai berikut: -------------------------------------“Dari jawaban pada pertanyaan (4) (a) diatas,maka sangat jelas bahwa “Seleksi CalonMitra” tidak masuk dalam pengertian “Tender”sebagaimana diatur dalam Pasal 22 UU No.5/1999.”“Terdapat perbedaan mendasar dan sangatprinsip antara Tender dengan Seleksi CalonMitra.“Tender” menurut Pasal 22 UU No. 5/1999adalah seleksi atau proses tawaranmengajukan harga untuk memborong suatupekerjaan, seleksi atau proses tawaran untukmengadakan barang-barang, atau seleksi atauproses tawaran untuk menyediakan jasa. Dariproses ini, maka akan ditentukan satu pelakuusaha yang akan memborong pekerjaan,dan/atau mengadakan barang-barang, atauuntuk menyediakan jasa.Sebagaimana telah diuraikan dalam jawabanpertanyaan B (1) di atas bahwa karakteristikdasar dari tender dalam Pasal 22 UU No.5/1999 adalah peralihan risiko dan tanggungjawab hukum dari pemilik pekerjaan (owner)kepada pemborong pekerjaan atau penyedia(provider) barang atau jasa atas pelaksanaanhalaman 131 dari 245


dan penyelesaian secara sempurna ataspengerjaan suatu pekerjaan dan penyediaanbarang atau jasa. Peralihan risiko dantanggung jawab hukum tersebut di atas tidakterjadi dalam hal Seleksi Calon Mitra, karenaSeleksi Calon Mitra adalah suatu proses untukmencari partner yang akan ikut menyertakanatau menanamkan modalnya sebagaipemegang saham untuk melakukan suatukegiatan usaha bersama-sama dengan partnerlainnya. Jadi partner ini bersama-samadengan partner lainnya akan menjadi pemilikatau pemegang saham dari perusahaan yangakan didirikan (selanjutnya disebut“Perusahaan Yang Akan Didirikan”), dansecara bersama-sama pula akanmengharapkan pengembalian modal yangditanamkan dalam Perusahaan Yang AkanDidirikan. Tindakan yang dilakukan olehsalah satu partner atau partner terpilih yangmerugikan Perusahaan Yang Didirikan pastiakan merugikan partner (mitra) lainnya,sehingga dalam hal ini tidak terjadi peralihanrisiko dan tanggung jawab hukum daripengundang kepada calon mitra terpilih ataskegiatan usaha Perusahaan Yang Didirikan,akan tetapi secara bersama-samamenjalankan perusahaanDengan demikian setelah melalui SeleksiCalon Mitra, mitra yang terseleksi tidakmelakukan pemborongan pekerjaan, ataumengadakan barang atau menyediakan jasahalaman 132 dari 245


sebagaimana pada Tender yang diatur dalamPasal 22 UU No. 5/1999, melainkan akanmenjalankan usaha bersama-sama denganMitra lainnya, dalam hal ini bersama-samadengan “Pengundang” Seleksi Calon Mitra.”“Lebih lanjut uraian bahwa Seleksi CalonMitra tidak merupakan tender akan sayajelaskan. Tender menurut Pasal 22 UU No.5/1999 adalah tawaran harga, dan merupakanparameter dalam penentuan pemenang tender,dimana tawaran harga tersebut mengikatapabila dinyatakan pemenang tender, karenaharga tersebut merupakan obyek tender dalamPasal 22 UU No. 5/1999. Akan tetapi,sebagaimana halnya dalam proses SeleksiCalon Mitra, terdapat simulasi dari calonmitra tentang harga barang dan atau jasayang akan dijual oleh Perusahaan YangDidirikan dalam Seleksi Calon Mitra. Hargatersebut bersifat indikatif dan tidak mengikat.Bagaimanapun tingkat harga barang dan ataujasa yang akan dijual oleh Perusahaan YangAkan Didirikan kepada pembeli pihak ketigasetelah Perusahaan Yang Akan Didirikanberoperasi secara komersial akan berdampakpada pengembalian modal dari pengundangdan calon mitra terpilih secara bersama-sama,sehingga simulasi harga barang dan atau jasayang akan dijual oleh Perusahaan YangDidirikan dalam Seleksi Calon Mitra tidakmengikat dan tidak menjadi patokan pulauntuk menentukan terpilihnya calon mitrahalaman 133 dari 245


dalam proses Seleksi Calon Mitra, akan tetapihanya untuk mengukur tingkat kemampuandan pengalaman calon mitra dalam industriyang digelutinya. Dengan demikian, simulasiharga barang dan atau jasa yang akan dijualoleh Perusahaan Yang Didirikan dalamSeleksi Calon Mitra tidak merupakan obyekdari Seleksi Calon Mitra; ------------------------Di kemudian hari, tinggi-rendahnya hargabarang dan atau jasa yang dijual olehPerusahaan Yang Didirikan akan berdampakpada pengembalian modal dari pengundangdan mitra terpilih secara bersama-sama, dankarena itu pula, maka simulasi harga barangdan atau jasa yang akan dijual olehPerusahaan Yang Didirikan dalam SeleksiCalon Mitra bersifat indikatif saja.”;------------31.2.4.5.5. Prof. Erman Rajagukguk, S.H., PhD dalamPendapat Hukum Ahli Erman Rajagukgukmenyatakan sebagai berikut: ---------------------“Beauty contest pemilihan mitra tersebut tidakmasuk dalam ruang lingkup Pasal 22 danPasal 23 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999tentang Larangan Praktek Monopoli DanPersaingan Usaha Tidak Sehat karena beautycontest pemilihan mitra adalah pemilihancalon partner untuk membangun suatu usaha,bukan mengenai pengadaan barang/jasa.”;---31.2.4.5.6. Pendapat ahli-ahli hukum di atas sudah tepatdan benar. Penjelasan resmi Pasal 22 UU No.5/1999 telah memberikan pengertian resmidari definisi hukum tentang “tender”, yaituhalaman 134 dari 245


tawaran mengajukan harga untukmemborong suatu pekerjaan, untukmengadakan barang, atau untukmenyediakan jasa. Dengan demikian, esensidari Pasal 22 adalah tawaran harga daripenyedia (provider) kepada pemilik (owner).Dengan adanya tawaran harga, maka terjadiperalihan tanggung jawab hukum ataspelaksanaan penyelesaian secara sempurnaatas pengerjaan suatu pekerjaan ataupenyediaan barang dan jasa dari pemilikpekerjaan (owner) kepada penyedia (provider)dan transaksi putus atas barang dan atau jasa(out right transaction); ----------------------------31.2.4.5.7. Peralihan tanggung jawab atau transaksi putustidak terjadi dalam proses seleksi calon mitradalam masalah ini, karena: ------------------------- mitra terpilih akan menyertakan modalnyasebagai pemegang saham dalamperusahaan yang didirikan oleh Pertamina,Medco dan mitra terpilih, sehingga merekasecara bersama-sama menjalankan suatuperusahaan;------------------------------- mitra terpilih bersama-sama denganPertamina dan Medco akan menjadipemilik pekerjaan (owner);------------- Tidak ada peralihan tanggung jawabhukum dari Pertamina dan Medco kepadamitra terpilih, akan tetapi akan secarabersama-sama menanggung ataskeberhasilan (kegagalan) dari perusahaanyang mereka dirikan. Karena itu, kriteriahalaman 135 dari 245


utama dalam seleksi mitra tersebut adalahkemampuan finansial, kemampuanteknologi, luasnya jaringan pemasaran dankomitmen tinggi dari calon mitra yangsecara bersama-sama akan menanggungkegagalan proyek tersebut di kemudianhari dalam jangka panjang, dan karena itupula, harga gas yang akan dijual olehperusahaan baru yang akan didirikansecara bersama-sama tersebut hanyalahsalah satu bahan evaluasi dari bahan-bahanevaluasi yang lebih krusial, dan bukanfaktor penentu terpilihnya calon mitra,apalagi dengan mengingat harga gas yangakan dijual masih akan tunduk padapersetujuan BP Migas sebagaimana telahdipersyaratkan oleh peraturan perundangundanganyang berlaku;-----------------------31.2.4.5.8. Esensi dari Pasal 22 UU No. 5/1999 adalahtawaran harga dari penyedia (provider)kepada pemilik (owner) untuk memborongsuatu pekerjaan, mengadakan barang, atauuntuk menyediakan jasa. Dalam prosesseleksi calon mitra, tidak ada tawaran hargauntuk memborong pekerjaan, mengadakan(procure) atau menyediakan barang/jasa daripenyedia (provider) kepada pemilik (owner).Yang ada adalah tawaran menjadi pemilik(owner) atas perusahaan yang akan didirikanbersama oleh Pertamina, Medco dan calonmitra potensial, yang secara bersama-samahalaman 136 dari 245


akan memiliki, mendanai dan menanggungresiko atas perusahaan yang akan didirikan; ---31.2.4.5.9. Disamping itu, dalam proses seleksi calonmitra tidak untuk memborong pekerjaan,dan/atau mengadakan barang-barang, atauuntuk menyediakan jasa, akan tetapi tawaranmenjadi pemilik (owner) atas perusahaan yangakan didirikan bersama oleh Pertamina, Medcodan calon mitra potensial. Pemboronganpekerjaan, dan/atau pengadaan barang-barang,atau penyediaan jasa akan dilakukan olehperusahaan yang akan didirikan olehPertamina, Medco dan mitra terpilih, bukandilakukan oleh Pertamina, bukan oleh Medco,dan bukan pula oleh mitra terpilih; --------------31.2.4.5.10. Dengan demikian, proses seleksi calonmitra yang diadakan oleh Medco danPertamina tidak termasuk dalam ruanglingkup tender dalam konteks Pasal 22 UUNo. 5/1999; -----------------------------------------31.2.4.6 Unsur “Dapat Mengakibatkan Persaingan Usaha TidakSehat”; -------------------------------------------------------------31.2.4.6.1. Berdasarkan Pasal 1 angka (6) UU No. 5/1999,persaingan usaha tidak sehat adalah persainganantar pelaku usaha dalam menjalankankegiatan produksi dan atau pemasaran barangdan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidakjujur atau melawan hukum atau menghambatpersaingan usaha; ----------------------------------31.2.4.6.2. Unsur ”persaingan usaha tidak sehat” dalamproses seleksi calon mitra ini tidak relevanhalaman 137 dari 245


sama sekali berdasarkan hal-hal sebagaiberikut: -----------------------------------------------a. LNGEU tidak terpilih karena LNGEUtidak dapat memenuhi persyaratanpersyaratanTOR, khususnya persyaratanjointly and severally liable;------------b. Tidak terpilihnya Mitsui adalah karenaproposal yang diajukan Mitsui padakenyataannya tidak bersifat mengikat,hanya bersifat informatif dan indikatif sertadapat diubah oleh Mitsui sewaktu-waktu;--c. Sedangkan, Mitsubishi terpilih karenamemenuhi kriteria dan persyaratan yangditentukan dalam TOR yangdiminta/dipersyaratkan oleh Pertamina danMedco;------------------------------------------31.2.4.6.3. Unsur ”persaingan usaha tidak sehat” dalamproses seleksi calon mitra ini hanya dapatterjadi kalau peserta yang tidak qualifieddimenangkan, dan kalau peserta yang qualifieddisingkirkan. Fakta-fakta hukum tersebut diatas membuktikan baik proposal LNGEUdalam tahap sebelum recommended shortlistedpartners maupun proposal Mitsui dalam tahaprecomended shortlisted partners mengandungcacat dan kelemahan yang sangat mendasar,sehingga dalam kerangka proses seleksi calonmitra, baik LNGEU maupun Mitsui tidakqualified, sehingga tidak layak ditunjuksebagai pemenang; ---------------------------------31.2.4.6.4. Dengan demikian, seleksi mitra investasimelalui proses seleksi calon mitra tidakhalaman 138 dari 245


merupakan persaingan usaha tidak sehat,sehingga tidak melanggar Pasal 22 UU No.5/1999; -----------------------------------------------31.3 Bantahan Terhadap Dugaan Pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999; ----31.3.1 Tim Pemeriksa menuduh bahwa due diligence merupakan upayamendapatkan informasi rahasia LNGI dan hasil due diligencetersebut dimanfaatkan oleh Mitsubishi untuk membuat proposaldalam menyimpulkan adanya bukti pelanggaran Pasal 23 UUNo.5/1999; --------------------------------------------------------------------31.3.2 Tuduhan tersebut kami tolak, karena sejak awal tidak ada samasekali kepentingan, niat atau keinginan bersekongkol untukmemenangkan Mitsubishi melalui due diligence ataupunkomunikasi sebelum diadakan proses seleksi calon mitra; ------------31.3.3 Pasal 23 UU No. 5/1999 menentukan: -----------------------------------“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untukmendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yangdiklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan sehingga dapatmengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”;----31.3.4 Dengan demikian unsur-unsur Pasal 23 UU No. 5/1999 adalahsebagai berikut: --------------------------------------------------------------(i) Unsur “pelaku usaha”; ---------------------------------------------(ii) Unsur “dilarang”; ---------------------------------------------------(iii) Unsur “bersekongkol”;----------------------------------------------(iv) Unsur “pihak lain”;--------------------------------------------------(v) Unsur “mendapatkan rahasia informasi kegiatan usaha yangdiklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan”;-------------(vi) Unsur “pesaingnya”; dan; ------------------------------------------(vii) Unsur “mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidaksehat”;-----------------------------------------------------------------31.3.5 Unsur-unsur diatas bersifat kumulatif, dan apabila salah satu unsurdi atas tidak terbukti/terpenuhi, maka dugaan pelanggaran terhadaphalaman 139 dari 245


Pasal 23 UU No 5/1999 secara keseluruhan menjadi tidak terbuktipula; ---------------------------------------------------------------------------31.3.5.1 “Unsur Pelaku Usaha”; -----------------------------------------31.3.5.1.1. Berdasarkan Pasal 23 dan Pasal 47 UU No.5/1999, pihak yang dilarang berdasarkan Pasal23 UU No. 5/1999 dan dapat dihukumberdasarkan Pasal 47 UU No. 5/1999 adalah“pelaku usaha”. Dengan demikian, unsur“pelaku usaha” tidak dapat dipisahkan denganunsur “dilarang”; -----------------------------------31.3.5.1.2. Pasal 1 angka (5) UU No. 5/1999 telahmenentukan pengertian “pelaku usaha”, akantetapi dalam konteks Pasal 23 UU No. 5/1999,harus dibedakan antara unsur “pelaku usaha”dengan unsur “pihak lain”. Sesuai denganlogika Pasal 23 UU No. 5/1999, identitas“pelaku usaha” dan “pihak lain” harusberbeda. Dalam LPL, Tim Pemeriksa tidakdapat membuat klasifikasi dan kriteria tentang“pelaku usaha” dan “pihak lain” yang salingbersekongkol, yang mempersulit kami untukmengajukan pembelaan yang layak danmaksimal; -------------------------------------------31.3.5.1.3. Dalam penerapan hukum, unsur “pelakuusaha” dalam konteks Pasal 23 UU No. 5/1999adalah larangan/penghukuman bagi satu ataulebih “pelaku usaha” yang bersekongkoldengan “pihak lain” untuk mendapatkaninformasi rahasia dari perusahaan saingan dari“pelaku usaha” tersebut. Pelaku usaha yangdilarang/terkena hukuman dalam konteks Pasal23 UU No. 5/1999 adalah harus merupakanhalaman 140 dari 245


perusahaan pesaing, yang mengambilinformasi rahasia perusahaan saingannya. Halini telah ditegaskan oleh Kurnia Toha, S.H.,LL.M, PhD dalam Pendapat Hukum AhliKurnia Toha, terhadap issue ini, yang dikutipsebagai berikut: -------------------------------------“Memperhatikan Pasal 47 UU No. 5/1999tentang pihak yang dapat dihukum ataudikenakan sanksi administrasi apabilamelanggar UU No. 5/1999, pelaku usahamana yang terkena sanksi atas pelanggaranPasal 23 UU No. 5/1999?Jawaban:Pelaku usaha yang terkena sanksi berdasarkanPasal 23 adalah pelaku usaha yang bersaingdengan pelaku usaha yang mempunyaiinformasi rahasia perusahaan yangbersekongkol dengan pihak lain untukmendapatkan informasi kegiatan usahapesaingnya tersebut. Jadi pelaku usaha yangbersekongkol dan akan terkena sanksi adalahperusahaan pesaing yang mengambilinformasi rahasia perusahaan pesaingnya.”“Pihak “Pengundang” dengan pihak ketigauntuk mengikuti proses seleksi Calon Mitrabukan merupakan “Pesaing”.Pihak ketiga yang diundang untuk mengikutiproses seleksi “Calon Mitra”, apabila terpilihakan menjadi mitra dari “Pengundang” dalammendirikan suatu perusahaan patungan baru,dan mereka akan secara bersama-samahalaman 141 dari 245


menjadi pemegang saham dan secarabersama-sama menjalankan kegiatan usahaperusahaan baru tersebut dalam kapasitasnyasebagai pemegang saham. Jadi sangat jelasantara “Pengundang” dengan pihak ketigayang “Diundang” untuk mengikuti seleksibukanlah pesaing satu sama lain.”;-------31.3.5.1.4. Tim Pemeriksa beranggapan bahwa Medcomelanggar Pasal 23 UU No. 5/1999, yaitubersekongkol mendapatkan informasi rahasiadari LNGEU/LNGI dan menganggap bahwaLNGEU/LNGI merupakan pelaku usahapesaing dari Medco. Anggapan Tim Pemeriksatidak benar sama sekali, karena LNGEU/LNGIbukan saingan dari Medco dalam prosesseleksi calon mitra, akan tetapi merupakancalon mitra potensial yang diundang. Yangmenjadi pesaing LNGEU/LNGI adalah parapihak yang diundang (10 peserta), bukanPertamina dan bukan pula Medco; --------------31.3.5.1.5. Dengan demikian, unsur “pelaku usaha” tidakdapat diterapkan terhadap Medco dalam halini, dan karenanya unsur “pelaku usaha” tidakterbukti; ----------------------------------------------31.3.5.2 Unsur “Dilarang”; -----------------------------------------------31.3.5.2.1. Sebagaimana diuraikan di atas, unsur “pelakuusaha” tidak dapat dipisahkan dengan unsur“dilarang” dan Pasal 23 UU No. 5/1999membuat kategori “pelaku usaha” dan “pihaklain”, serta yang dilarang/terkena sanksi dalamPasal 23 UU No. 5/1999 adalah “pelakuusaha”, bukan “pihak lain”; -----------------------halaman 142 dari 245


31.3.5.2.2. Bahwa Medco bukan pelaku usaha dalamkonteks Pasal 23 UU No. 5/1999, karenaMedco bukan saingan dari LNGEU/LNGI, danoleh karena itu, Pasal 23 tidak dapatditerapkan kepada Medco, sehingga tidakdapat disimpulkan Medco melanggar Pasal 23UU No. 5/1999. Dengan demikian, unsur“dilarang” tidak terpenuhi/tidak terbuktiterhadap Medco dalam hal ini. Tanpamembahas unsur-unsur lainnya, Pasal 23 UUNo. 5/1999 tidak terbukti terhadap Medco; ----31.3.5.3 “Unsur “Pihak Lain”; ------------------------------------------31.3.5.3.1. Sebagaimana telah diutarakan dalammembahas unsur “pelaku usaha” bahwa tidakjelas siapa yang dimaksud dengan pelakuusaha dan siapa yang dimaksud dengan pihaklain, sehingga tuduhan-tuduhan Tim Pemeriksasangat membingungkan; --------------------------31.3.5.3.2. Seandainya (halmana ditolak) Pasal 23 UUNo. 5/1999 dapat diterapkan dalam hal ini,maka posisi Medco dalam proses seleksi calonmitra hanya sebagai “pihak lain”, yangberdasarkan Pasal 23 juncto Pasal 47 UU No.5/1999, yang dilarang/dihukum adalah “pelakuusaha”, bukan “pihak lain”; -----------------------31.3.5.3.3. Dengan demikian, Pasal 23 UU No. 5/1999tidak dapat diterapkan terhadap Medco dalamproses seleksi calon mitra; ------------------------31.3.5.4 UNSUR “BERSEKONGKOL”;-------------------------------31.3.5.4.1. Karena unsur “pelaku usaha” dan unsur“dilarang” tidak terpenuhi, maka unsur“bersekongkol” tidak relevan lagi; --------------halaman 143 dari 245


31.3.5.4.2. Namun demikian, dalam perkara ini, unsur“bersekongkol” pun, tidak terpenuhi samasekali. Tuduhan tentang adanyapersekongkolan oleh Tim Pemeriksa hanyadidasarkan pada penafsiran, perkiraan dankesimpulan belaka terhadap suatuperistiwa/kejadian, yang tidak layak untukmenyimpulkan adanya persekongkolan; --------31.3.5.4.3. Tim Pemeriksa menuduh bahwa dengan duediligence, maka terjadi persekongkolan untukmendapatkan informasi rahasia LNGEU.Tuduhan tersebut tidak berdasar; ----------------31.3.5.4.4. Berdasarkan Pasal 23 UU No. 5/1999,“persekongkolan” merupakan perbuatan yangdilarang, dan karenanya dapat dikenakansanksi/hukuman berdasarkan Pasal 23 junctoPasal 47 UU No. 5/1999. Oleh karena itu,pengertian dasar dari “persekongkolan” dalamPasal 23 UU No. 5/1999 adalah bahwaperbuatan tersebut merupakan perbuatan yangtidak sah atau melanggar hukum. Suatuperbuatan yang sah atau tidak melanggarhukum, jelas tidak dilarang dan tidak dapatdikategorikan sebagai “persekongkolan”, dankarenanya tidak dapat dihukum akan tetapiharus mendapatkan perlindungan hokum; ------31.3.5.4.5. Hal ini telah ditegaskan oleh Kurnia Toha,S.H., LL.M, PhD dalam Pendapat Hukum AhliKurnia Toha, yang dikutip sebagai berikut: ----“Apabila informasi rahasia yang didapatsetelah memperoleh ijin dari pemilik informasiyang bersangkutan melalui proses duehalaman 144 dari 245


diligence yang diawali denganpenandatanganan Confidentiality Agreementdi antara mereka, apakah hal tersebut dapatdikatakan sebagai persekongkolan untukmendapatkan informasi rahasia?Jawaban:Pertanyaan ini akan terjawab dengansendirinya dari fungsi dasar dari norma(norm), yaitu fungsi “memberikan ijin” atau“melarang” suatu perbuatan.“Persekongkolan” merupakan perbuatan yangdilarang dalam UU No. 5/1999, dankarenanya tunduk pada penghukuman dansanksi. Oleh karena itu, pengertian dasar dari“Persekongkolan” dalam Pasal 1 angka 8,Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999 adalahbahwa perbuatan tersebut merupakanperbuatan yang tidak sah atau melanggarhukum. Dalam hal suatu perbuatan (atauperjanjian) merupakan perbuatan (atauperjanjian) yang sah atau perbuatan yangtidak melanggar hukum, tidak dapatdikategorikan sebagai “Persekongkolan”.Sebaliknya, apabila suatu suatu perbuatan(atau perjanjian) merupakan perbuatan (atauperjanjian) yang sah atau perbuatan yangtidak melanggar hukum, maka perbuatantersebut tidak dilarang, tidak dapat dihukumbahkan harus mendapat perlindungan hukum.Undang-undang (dalam hal ini KUHPerdata)memberikan perlindungan hukum atas suatuperbuatan atau perjanjian yang didasarkanhalaman 145 dari 245


pada kesepakatan. Dengan demikian, apabilainformasi atau hal yang bersifat rahasiadiperoleh dengan ijin pemilik, melalui prosesdue diligence, yang dilakukan ataspersetujuan para pihak dalam rangkapenjajakan kerjasama diantara mereka yangdilakukan atas kesepakatan dan kesadaranmereka sendiri, serta tidak ada kaitannyadengan pihak Pencari Mitra atau PencariMitra bukan merupakan pihak dalamkesepakatan tersebut, maka tidak adapersekongkolan untuk mendapatkaninformasi rahasia. Sesuai dengan ketentuanPasal 1320, Pasal 1338 dan Pasal 1340KUHPerdata, maka apapun yang disepakatipara pihak adalah hak dan kewajiban merekasendiri dan menjadi tanggung jawab mereka,dan tidak dapat dikategorikan sebagaipersekongkolan.”; ---------------------------------31.3.5.4.6. Dalam hal ini, Medco hanya memperkenalkanMitsubishi, Itochu dan Anadarko yang selamaini dikenal sebagai pebisnis bertarafinternasional kepada LNGI, agar mereka dapatmenjajaki kemungkinan usaha kerja samatersebut, dan Medco hanya dalam kapasitasmemperkenalkan; ----------------------------------31.3.5.4.7. Jika LNGI dengan pebisnis internasionaltersebut kemudian melakukan due diligenceyang biasanya didahului denganpenandatanganan Confidentiality Agreement(“CA”) dalam rangka menjajaki kemungkinankerjasama dalam hal-hal yang mereka anggaphalaman 146 dari 245


perlu, hal itu terjadi berdasarkan proses danpertimbangan bisnis dan hukum di antaramereka sendiri, yang tidak dapat dibebankankepada pihak ketiga. Dalam hal ini, Medcojuga tidak pernah menginstruksikanMitsubishi, Mitsui dan Anadarko untukmelakukan due diligence terhadap LNGI; ------31.3.5.4.8. Dengan demikian, apabila informasi atau halyang bersifat rahasia diperoleh dengan ijinpemilik melalui proses due diligence yangdidahului dengan penandatanganan CA, yangdilakukan atas persetujuan para pihak, makatidak ada persekongkolan untuk mendapatkaninformasi rahasia; ----------------------------------31.3.5.4.9. Dalam ini, LNGI telah menandatangani CAdengan Mitsubishi, Mitsui dan Anardarko,yang terbukti dari hasil Laporan HasilPemeriksaan Pendahuluan bahwa: ---------------a. pada tanggal 17 Pebruari 2006, LNGIdan Mitsubishi menandatangani CA;-----b. pada tanggal 2 Maret 2006, LNGI danMitsui menandatangani CA; dan ;---------c. pada tanggal 22 Mei 2006 LNGI danAnadarko menandatangani CA dalamrangka untuk mencari mitra LNGI; -------31.3.5.4.10. Dengan demikian, mengingat due diligencetersebut didahului dengan penandatangananCA, yang dilakukan atas persetujuan LNGI,maka perbuatan tersebut merupakan perbuatanyang sah atau perbuatan yang tidak melanggarhukum, maka tidak dapat dikategorikansebagai “persekongkolan” dan tidak dilarang,halaman 147 dari 245


dan karenanya tidak dapat dihukum bahkanharus mendapatkan perlindungan hukum; ------31.3.5.4.11. Dengan demikian, unsur persekongkolan tidakterbukti; ----------------------------------------------31.3.5.5 Unsur “Mendapatkan Rahasia Informasi Kegiatan Usahayang Diklasifikasikan Sebagai Rahasia Perusahaan” ;------31.3.5.5.1. Unsur “mendapatkan rahasia informasikegiatan usaha yang diklasifikasikan sebagairahasia perusahaan” dalam konteks“persekongkolan” haruslah merupakan niatdan tujuan untuk mendapatkan informasirahasia, yang harus dibuktikan dengan alat-alatbukti hukum, dan bukan berdasarkanperkiraan, penafsiran terhadap suatu kejadiandan kesimpulan belaka; ---------------------------31.3.5.5.2. Tim Pemeriksa menuduh bahwa Medcomelakukan persekongkolan untukmendapatkan informasi rahasia LNGI.Tuduhan tersebut tidak berdasar yangdiuraikan di bawah ini; ----------------------------31.3.5.5.3. Alasan Pertama: -----------------------------------Tidak Ada Persekongkolan UntukMendapatkan Informasi LNGEU/LNGI;----31.3.5.5.4. Bisnis LNG membutuhkan finansial yang kuat,teknologi teruji dan jaringan pemasaran yangluas. Sementara itu, LNGI/LNGEU adalahperusahaan yang baru menggeluti bisnis LNG.Sebagai perusahaan baru, LNGI/LNGEUmemiliki banyak ketidakmampuan (antara lainketidakmampuan financial, tidak memilikimitra yang kuat dari segi finansial - investmentgrade BBB+, ketidakmampuan memasarkanhalaman 148 dari 245


LNG kepada pembeli akhir), sehinggamemerlukan mitra. Karena itu, Medcomemperkenal Mitsubishi, Itochu dan Anadarkoyang selama ini dikenal sebagai pebisnisbertaraf internasional kepada LNGI, untukmenjajaki kemungkinan usaha kerja samatersebut, dan Medco hanya dalam kapasitasmemperkenalkan; ----------------------------------31.3.5.5.5. Jika LNGI dengan pebisnis internasionaltersebut kemudian menandatangani CA dalamrangka menjajaki kemungkinan kerjasamadalam hal-hal yang mereka anggap perlu, halitu terjadi berdasarkan proses danpertimbangan mereka sendiri. Dalam hal ini,Medco juga tidak pernah menginstruksikanMitsubishi, Mitsui dan Anadarko untukmelakukan due diligence terhadap LNGI; ------31.3.5.5.6. Komunikasi dengan Mitsubishi sebelumdiadakannya proses seleksi calon mitra tidakada kaitannya dengan proses seleksi calonmitra itu sendiri. Komunikasi denganMitsubishi sebelum diadakannya prosesseleksi calon mitra adalah dalam rangka niatbaik Medco untuk membantu LNGI.Seharusnya niat baik tersebut tidak ditafsirkansebagai persekongkolan pelanggaran Pasal 23ataupun Pasal 22 UU No. 5/1999; ---------------31.3.5.5.7. Mengingat LNGI menyadari dan mengetahuisepenuhnya ketidakmampuannya untukmemenuhi persyaratan tersebut, maka dengansukarela LNGI bersedia dan telah menjajakidan memulai hubungan tersebut yang terbuktihalaman 149 dari 245


dari fakta hukum bahwa LNGI telahmenandatangani CA dengan berbagai pihaksebagaimana diuraikan dalam butir 69 dan 70Tanggapan di atas; ---------------------------------Untuk menindaklanjuti penjajakan kerja samadan tujuan CA tersebut, serta untuk mengatasiketidakmampuan LNGI, maka LNGI dengansuka rela telah melakukan hubungan dankegiatan-kegiatan secara intensif denganMitsui, Mitsubishi, serta Anadarko yang tidakada lagi hubungannya dengan Medco;----------31.3.5.5.8. Penandatanganan CA oleh LNGI denganAnadarko, Mitsui ataupun Mitsubishi secaraterpisah dalam rangka menjajaki kerja samabisnis mereka merupakan persetujuan yang sahmenurut hukum dan mengikat mereka,sehingga segala sesuatu sehubungan denganperkenalan tersebut dan rencana hubunganbisnis tersebut adalah masalah bisnis di antaramereka, bukan merupakan awalpersekongkolan untuk memenangkanMitsubishi dan menyingkirkan LNGEU; -------31.3.5.5.9. Terkait dengan niat baik Medco untukmembantu LNGI dengan memperkenalkanpara pebisnis gas, perlu kami tekankankembali sebagai berikut: --------------------------a. Pertama: Medco hanya memperkenalkanpebisnis gas bertaraf internasional sepertiItochu, Anadarko. dan Mitsubishi kepadaLNGI, sedangkan hubungan LNGI denganMitsui adalah atas inisiatif LNGI sendiri.Apabila kemudian LNGI dengan pebisnishalaman 150 dari 245


internasional tersebut kemudianmenandatangani CA dalam rangkamenjajaki kemungkinan kerjasama dalamhal-hal yang mereka anggap perlu, makahal itu terjadi didasarkan padapertimbangan bisnis mereka dankesepakatan mereka. Dalam keadaanbagaimanapun, LNGI bebas sepenuhnyauntuk menolaknya, apabila berkesimpulanbahwa penjajakan tersebut akan sangatmerugikan pihaknya;--------------------------b. Kedua: Terkait dengan penjajakanhubungan binis antara LNGI denganMitsui dan/atau antara LNGI denganMitsubishi, dan apabila perkenalan tersebutdilanjutkan dengan penandatanganan CA,adalah lazim dalam praktek bisnis sehariharibahwa apabila dua entitas akanmelakukan transaksi bisnis, melakukan duediligence untuk mengetahui danmemastikan resiko dan keuntunganmasing-masing pihak di kemudian hari.Semua keputusan tersebut dilakukandengan mempertimbangkan aspek bisnis diantara mereka dan biasanya diawali denganpenandatanganan suatu confidentialityagreement yang merupakan kesepakatanyang sah dan mengikat mereka menuruthukum. Hal ini yang disebut dengan partijotonoom atau kebebasan berkontrak, yangmerupakan prinsip hukum universal;--------halaman 151 dari 245


Apabila ada tuduhan tentang adanyajebakan ataupun kepura-puraan, maka halitu haruslah dapat dibuktikan dengan alatbukti menurut hukum, bukan dengankesimpulan. Karena itu, walaupun padaawalnya Itochu, Anadarko, Mitsubishi danMitsui diperkenalkan kepada LNGI,perkenalan tidak dapat disimpulkansebagai persekongkolan untukmendapatkan informasi rahasia, dankesepakatan mereka melakukan ataupuntidak melakukan due diligence juga tidakdapat disimpulkan sebagai persekongkolanuntuk mendapatkan informasi rahasia;------Dengan demikian, dugaan yangmengatakan bahwa Mitsubishibersekongkol dengan Pertamina danMedco untuk mendapatkan informasirahasia LNGI melalui due diligence tidakbenar dan tidak dapat kami pahami;---------31.3.5.5.10. Alasan Kedua: -------------------------------------Tidak ada kepentingan Medco untukbersekongkol dengan Mitsubishi atauMitsui untuk mendapatkan informasirahasia LNGI;-------------------------------------31.3.5.5.11. Tidak ada pula kepentingannya bagi Medcountuk bersekongkol dengan Mitsubishi atauMitsui untuk mendapatkan informasi rahasiaLNGI, karena sejak awal Medco telahmengetahui profil dari LNGI ketika menjajakikerja sama dengan LNGI dalam kerangka EApada tanggal 31 Mei 2005. Kalau tujuannyahalaman 152 dari 245


agar Mitsubishi ataupun Mitsui mengetahuikelemahan LNGI, maka bisa saja informasitersebut diberitahukan secara diam-diamkepada Mitsui ataupun Mitsubishi, tanpa perlumemperkenalkan LNGI kepada para pebisnisgas tersebut di atas; --------------------------------31.3.5.5.12. Alasan Ketiga: -------------------------------------Due Diligence dilakukan jauh sebelum prosesseleksi mitra;---------------------------------31.3.5.5.13. Ketika Mitsui dan Mitsubishi melakukan duediligence yang diawali dengan CA di antaramereka dan ketika kepada LNGIdiperkenalkan calon mitranya untuk membeligas Senoro, belum ada keputusan Pertaminadan Medco untuk mengadakan seleksi calonmitra dan belum ada keputusan Pertamina danMedco untuk mengembangkan secarabersama-sama hasil gas dari ladang Senorodan Donggi; -----------------------------------------31.3.5.5.14. Keputusan Pertamina dan Medco untukmengadakan seleksi calon mitra baru ada padaAgustus 2006, sedangkan due diligence yangdilakukan oleh Mitsubishi dan Mitsui sudahterjadi pada bulan Pebruari 2006. Oleh karenaitu, menghubungkan antara due diligencedengan proses seleksi mitra tidak tepat,karena pada saat due diligence terjadi, maksudatau ide akan melakukan proses seleksi calonmitra tidak pernah terpikirkan, tidak pernahdiwacanakan ataupun tidak pernahdirencanakan, apalagi diputuskan. Padahal"persekongkolan" atau "bersekongkol" untukhalaman 153 dari 245


mendapatkan informasi rahasia haruslahmerupakan niat, maksud dan tujuan sejaksemula; ----------------------------------------------31.3.5.5.15. Alasan Keempat:-----------------------------------Perkenalan dan penandatanganan CA tidakhanya dilakukan dengan Mitsubishi tetapijuga kepada pihak lain;--------------------------31.3.5.5.16. Tidak beralasan untuk menyimpulkanperkenalan LNGI dengan Anadarko, Itochu,Mitsui dan Mitsubishi sebagai persekongkolanuntuk mendapatkan informasi rahasia LNGI.Kalau tujuan Medco adalah agar Mitsubishimendapatkan informasi rahasia yang akandipergunakan oleh Mitsubishi dalam prosesseleksi calon mitra, tujuan tersebut bertolakbelakang dengan kenyataan bahwa pebisnisgas lainnya, yaitu Itochu, Mitsui dan Anadarkodiperkenalkan pula kepada LNGI. Kalautujuan Medco adalah agar Mitsubishimendapatkan informasi rahasia LNGI dalamproses seleksi calon mitra, seharusnya yangdiperkenalkan oleh Medco kepada LNGIhanya Mitsubishi saja, bukan Itochu, Anadarkodan Mitsui. Karena itu, sangat tidak tepatapabila niat baik untuk memperkenalkan parapebisnis tersebut di atas kepada LNGI yangdiikuti dengan due diligence ataupunpenandatanganan CA di antara merekadianggap dan disimpulkan sebagaipersengkongkolan untuk mendapatkaninformasi rahasia LNGI; --------------------------halaman 154 dari 245


31.3.5.5.17. Selain itu, sebagaimana telah dijelaskansebelumnya, perlu kami tegaskan kembalibahwa Medco tidak pernah memberikaninstruksi kepada Mitsubishi, Mitsui danAnadarko untuk melakukan proses duediligence terhadap LNGI, dan Medco tidakdalam posisi memberikan instruksi kepadamereka. Medco hanya memperkenalkan LNGIkepada pelaku bisnis bertaraf internasionalantara lain Mitsubishi, Itochu dan Anadarkosedangkan hubungan antara LNGI dan Mitsuidilakukan atas inisiatif LNGI sendiri; -----------31.3.5.5.18. Alasan Kelima:-------------------------------------Medco Tidak Memiliki KepentinganApapun atas Hasil Due Diligence yangDilakukan oleh Mitsubishi;--------------31.3.5.5.19. Medco tidak pernah mempunyai niat, maksuddan tujuan untuk bersekongkol dengan pihakmanapun untuk mendapatkan informasi LNGIataupun menyingkirkan LNGI dalam prosesseleksi calon mitra; --------------------------------31.3.5.5.20. Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwacakupan dan sifat transaksi bisnis yang akandicapai pada periode seleksi calon mitraberbeda sama sekali dengan cakupan dansifat transaksi bisnis yang direncanakan padaperiode sebelum proses seleksi calon mitra,karena itu, hasil apapun yang mungkindiperoleh Mitsubishi (quod non) terkait duediligence yang disepakati diantara merekatidak relevan dan tidak berguna sama sekalihalaman 155 dari 245


agi Mitsubishi dalam proses seleksi calonmitra; -------------------------------------------------31.3.5.5.21. Hasil apapun dalam due diligence tidakpenting dan tidak relevan, karena data tersebuthanya terkait dengan EA untuk penjualan gasdari lapangan Senoro, sedangkan dalam prosesseleksi calon mitra, Medco dan Pertaminamencari partner usaha untuk membangunsendiri LNG plant dengan skema hilir(downstream), dengan teknologi yang akandiaplikasikan sangat jauh berbeda (ordinaryconcept LNG Plant vs multiple small trainLNG) dan dengan kapasitas yang lebih besaruntuk memproses gas dari lapangan Senorodan Matindok secara bersama-sama (bukanhanya dari blok Senoro) (jumlah gas 335mmscfd untuk 2 MTPA vs 120 mmscfd dalamEA; ---------------------------------------------------31.3.5.5.22. Hasil apapun yang mungkin diperolehMitsubishi dari hasil due diligence tidakrelevan sama sekali terhadap proses seleksicalon mitra, karena basis teknologi yangdigunakan oleh LNGI ketika menyusunpekerjaan awal LNGI adalah basis teknologipabrik LNG yang pada awalnya akan didirikanoleh LNGI dalam konsep jual beli gas secaraputus sebagaimana dimaksud dalam EA yangberbeda dengan konsep pabrik LNG dalamkonsep seleksi calon mitra; -----------------------31.3.5.5.23. Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas,maka tuduhan yang menyatakan bahwa Medcobersekongkol dengan Pertamina danhalaman 156 dari 245


Mitsubishi dengan cara sengaja memintakepada Mitsubishi untuk melakukan prosesdue diligence dan kemudian menyingkirkanLNGI/LNGEU dari proyek pengembangan gasBlok Senoro Matindok sama sekali tidakberdasar; ---------------------------------------------31.3.5.6 Unsur “Persaingan Usaha Tidak Sehat”; ---------------------31.3.5.7 Tim Pemeriksa menuduh bahwa dengan due diligence,Mitsubishi mengetahui kelemahan-kelemahan LNGEU,sehingga kelemahan-kelemahan tersebut dipergunakanoleh Mitsubishi dalam proses seleksi calon mitra, dankarenanya terdapat bukti pelanggaran Pasal 23 UU No.5/1999; -------------------------------------------------------------31.3.5.8 Terkait dengan tuduhan tersebut, perlu kami sampaikansebagai berikut: ---------------------------------------------------31.3.5.8.1. Pertama: Tim Pemeriksa telah menyadaribahwa proposal LNGEU tidaklah qualified dansangat lemah dalam pemenuhan kriteria yangdipersyaratkan dalam TOR, sehingga tidakperlu kita panjang lebar memperdebatkanmengapa LNGEU tidak terpilih sebagai mitra;-31.3.5.8.2. Kedua: Tujuan filosofis larangan mendapatkaninformasi rahasia pesaing yang diatur dalamPasal 23 UU No. 5/1999 adalah mendapatkaninformasi keunggulan-keunggulan saingandengan maksud untuk menguasai pasar, yangdidapatkan secara tidak sah atau melanggarhukum, yang seolah-olah keunggulankeunggulandidapatkan karena usaha, riset,penelitian dan pengembangan sendiri(research and development), sehinggamengakibatkan persaingan usaha yang sehat.halaman 157 dari 245


Atau dengan perkataan lain, yang dilarangdalam Pasal 23 UU No. 5/1999 adalahbersekongkol untuk mendapatkan informasikeunggulan-keunggulan saingan (informasirahasia), dimana keunggulan-keunggulantersebut diperoleh secara tidak sah dengantujuan untuk ditiru/didapatkan oleh saingannyadengan maksud untuk menguasai pasar; --------Persyaratan tersebut telah ditentukan dalamPasal 1 angka 8 UU No. 5/1999, yangmenentukan:“Persekongkolan atau konspirasi usahaadalah bentuk kerjasama yang dilakukan olehpelaku usaha dengan pelaku usaha laindengan maksud untuk menguasai pasarbersangkutan bagi kepentingan pelaku usahayang bersekongkol.”Tujuan filosofis dan perbuatan yang dihukumdalam Pasal 23 UU No. 5/1999 bertentangandengan tujuan proses seleksi mitra yangdilakukan oleh Pertamina dan Medco, yaitumencari mitra yang mempunyai kemampuan(bukan kelemahan) keuangan, teknologi danpemasaran LNG, yang akan dievaluasi olehPertamina dan Medco sebagai penyelenggaraproses seleksi mitra. Semakin banyakkemampuan-kemampuan yang ditawarkan,maka proposal yang diajukan semakin baik.Sebaliknya, semakin sedikit kemampuan yangdiajukan atau semakin banyak kelemahannya,maka semakin lemah proposal yang diajukandalam pemenuhan kriteria yang diminta.halaman 158 dari 245


Sudah logis bahwa tidak beralasan memilihcalon mitra yang mengajukan dan memilikikelemahan yang banyak, karena kelemahanyang demikian akan sangat merugikanPertamina dan Medco;-----------------------------31.3.5.8.3. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dugaanpelanggaran ketentuan Pasal 23 UU No.5/1999tidak benar; ------------------------------------------31.4 Kesimpulan dan Permohonan; ---------------------------------------------------Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:---31.4.1 Proses seleksi calon mitra tidak pernah didesain untukmemenangkan Mitsubishi dan menyingkirkan LNGEU, karenaPertamina dan Medco secara hukum tidak diwajibkan untukmenempuh proses tersebut dalam memilih mitra investornya, danPertamina dan Medco tidak mempunyai ikatan hukum yangmewajibkannya untuk mengundang LNGEU dalam proses seleksitersebut; -----------------------------------------------------------------------31.4.2 Tidak ada kepentingan dan manfaatnya bagi Pertamina dan Medcountuk bersekongkol untuk memilih partner investor yang tidakqualified dalam proses seleksi calon mitra investor ini, karenamemilih partner investor yang tidak qualified akan merugikanPertamina dan Medco. Penunjukan Mitsubishi melalui prosesseleksi mitra tersebut dilakukan karena proposal Mitsubishi adalahproposal yang terbaik, memenuhi persyaratan TOR danmenguntungkan Pertamina dan Medco; ----------------------------------31.4.3 Dalam proses seleksi calon mitra, posisi Medco adalah “pihak lain”,bukan sebagai “pelaku usaha”, dan oleh karena itu, Pasal 22 UUNo. 5/1999 tidak dapat diterapkan terhadap Medco; -------------------31.4.4 Proses seleksi mitra calon investor bukanlah tender sebagaimanadimaksud dalam Pasal 22 UU No. 5/1999, karena Pertamina,Medco dan mitra terpilih akan membentuk usaha bersama atau yangsecara bersama-sama akan memiliki, mendanai dan menanggunghalaman 159 dari 245


esiko atas perusahaan yang akan didirikan, dan bukanpemborongan pekerjaan, pengadaan ataupun penyediaanbarang/jasa; -------------------------------------------------------------------31.4.5 Persaingan usaha tidak sehat tidak terjadi dalam proses seleksicalon mitra, karena tersingkirnya peserta lain disebabkan karenatidak memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan dalam TOR; ------31.4.6 Persekongkolan hanya dapat terjadi apabila suatu perbuatanmerupakan perbuatan yang tidak sah atau melanggar hukum,sehingga dapat dikenakan sanksi/hukuman. Persekongkolan untukmendapatkan informasi rahasia sebagaimana dimaksud dalam Pasal23 UU No. 5/1999 tidak terjadi dalam proses seleksi calon mitra,karena due diligence yang didahului dengan penandatanganan CAoleh LNGI dengan pihak ketiga bukan merupakan perbuatanmelanggar hukum, akan tetapi merupakan perbuatan yang sah, dankarenanya tidak dapat dihukum, bahkan harus diberikanperlindungan hukum; -------------------------------------------------------31.4.7 Basis teknologi, cakupan, dan sifat transaksi bisnis yang akandicapai pada periode seleksi calon mitra berbeda sama sekalidengan basis teknologi, cakupan dan sifat transaksi bisnis yangdirencanakan pada periode sebelum proses seleksi calon mitra,karena itu, hasil apapun yang mungkin diperoleh Mitsubishi (quodnon) terkait dengan due diligence yang disepakati diantara merekatidak relevan dan sama sekali tidak berguna dalam proses seleksicalon mitra; -------------------------------------------------------------------31.4.8 Persyaratan pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah apabilapesaing mengambil rahasia informasi saingannya secara tidak sah.Dalam proses seleksi calon mitra, Medco dan Pertamina bukanlahpesaing dari LNGEU, dan oleh karena itu, Pasal 23 UU No. 5/1999tidak dapat diterapkan terhadap Medco dan Pertamina dalam prosesseleksi calon mitra investor ini; -------------------------------------------31.4.9 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, tuduhan pelanggaran atas Pasal22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah tidak benar dan tidak tepat,halaman 160 dari 245


dan oleh karena itu, kami mohon agar menyatakan MEI danMEPTS tidak melanggar Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999; ----32. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LaporanHasil Pemeriksaan Lanjutan, Terlapor IV, Mitsubishi Corporationmenyampaikan hal-hal sebagai berikut; ----------------------------------------------------32.1 Rangkuman Fakta-Fakta Kunci; ------------------------------------------------Sebagaimana disoroti dalam surat kami tertanggal 21 Oktober dan 12November 2010, fakta-fakta yang tidak dapat dibantah dari peristiwa yangterkait dengan pemilihan Mitsubishi sebagai pemenang Beauty Contestadalah sebagai berikut:-------------------------------------------------------32.1.1 Kontak pertama antara Mitsubishi dengan Pertamina dan Medco dibulan Januari 2006 terkait dengan Proyek Donggi-Senoro adalahsetelah berakhirnya Exclusivity Agreement LNGI dan setelahPertamina dan Medco telah mempertimbangkan, tanpa melibatkanpihak lain, pengembangan gabungan dari kedua blok; -----------------.32.1.2 Shortfall Bontang merupakan pengetahuan umum dalam industri.Adalah logis bagi Pertamina untuk menutupi shortfall tersebut dariproyek lain (seperti Proyek Donggi Senoro). Untuk jelasnya,shortfall merupakan keadaan di mana penjual LNG tidak dapatmengirimkan jumlah atau volume LNG yang disepakati dalamkontrak dalam jangka waktu terkait. Fakta-fakta mengenai shortfalltersebut bukanlah fakta yang hanya diketahui oleh Mitsubishisecara eksklusif. Sehubungan dengan hal tersebut, LNGImengetahui fakta ini sejak bulan Desember 2005, menurut <strong>KPPU</strong>,dan oleh karena itu juga dapat mengandalkan fakta ini dalampembahasannya dengan Pertamina dan Medco; ------------------------32.1.3 Mitsubishi dengan pihak-pihak lainnya diminta oleh Medco untukmengkaji pekerjaan awal LNGI. Seperti halnya pihak-pihak lain,Mitsubishi berpendapat bahwa pekerjaan awal LNGI, antara lain,prematur pada tahap tersebut. Sebagai tambahan (sebagaimanadibahas secara detail dibawah), skema yang digunakan adalahberbeda dengan proposal awal Mitsubishi yang dipresentasikanhalaman 161 dari 245


kepada Pertamina dan Medco pada 7 Februari 2006, sebelumdilaksanakannya pemeriksaan uji tuntas (due diligence); -------------32.1.4 Medco dan Pertamina memutuskan, tanpa keterlibatan pihak lain,untuk mengadakan Beauty Contest guna memilih partner, tanpaberkonsultasi dengan Mitsubishi. Mereka tidak berkewajiban untukmengadakan Beauty Contest tersebut dan sebenarnya dapat, sepertiyang dilakukan dengan LNGI, mengadakan exclusivity agreementdengan Mitsubishi apabila mereka ingin memilih Mitsubishi sejakawal. Akan tetapi mereka tidak melakukan hal tersebut dan memilihuntuk mengadakan Beauty Contest. Kesimpulannya adalah merekatidak mau membatasi diri mereka sendiri dan ingin mendapatkanpartner yang terbaik. Bahwa mereka memilih Mitsubishi dalamBeauty Contest bukan merupakan bukti, dalam dan untuk haltersebut, persekongkolan untuk memilih Mitsubishi dari awal; ------32.1.5 Mitsubishi masuk dalam shortlist bersama dengan Mitsui dalamBeauty Contest dan pada akhirnya menjadi pihak pemenang; --------32.1.6 LNGI/LNGEU tidak masuk dalam shortlist karena, antara lain,mereka tidak mendapatkan partner yang sesuai untuk memenuhipersyaratan keuangan dalam Beauty Contest. Persyaratan keuanganini secara tegas dinyatakan dalam terms of reference (TOR) danharus dipenuhi oleh para pihak yang berkepentingan. Apabila dapatmenemukan pihak yang sesuai, kemungkinan besar LNGI/LNGEUakan ‘lolos’ berdasarkan skema penilaian Pertamina dan juga akandimasukkan ke dalam shortlist oleh Pertamina (dan bukan hanyaoleh Medco). Dengan demikian, mereka tereliminasi karenakesalahan mereka sendiri dan tidak ada hubungannya denganMitsubishi atau Pertamina dan Medco; ----------------------------------32.1.7 Pada tahap kedua Beauty Contest, Mitsubishi siap untukmemberikan komitmen yang mengikat sementara Mitsui tidakdemikian, yaitu, antara lain, Mitsubishi siap untuk menjadi pembelisiaga (standby offtaker) untuk membeli LNG yang tidak terjual. Halhalaman 162 dari 245


ini berarti bahwa Mitsubishi siap untuk membeli kelebihan LNGyang tidak dapat dijual kepada pembeli; ---------------------------------32.1.8 Proposal Mitsubishi merupakan proposal yang memenuhi syaratdan baik dari perspektif ekonomi. Kualitas proposal Mitsubishidijelaskan oleh ahli industri dalam laporan tertulisnya; ---------------32.1.9 Proposal Mitsubishi tidak menggunakan informasi apa pun yangdikaji oleh Mitsubishi selama uji tuntas (due diligence) terhadappekerjaan awal LNGI. Terlabih lagi, Mitsubishi tidak dapatmenggunakan informasi tersebut karena skema yang digunakanadalah berbeda dari pekerjaan awal LNGI. Mitsubishi berpendapatbahwa tidak ada pelanggaran terhadap Perjanjian Kerahasiaan, akantetapi dalam hal apa pun, dugaan pelanggaran terhadap PerjanjianKerahasiaan bukanlah masalah undang-undang persaingan usahatetapi masalah kontrak yang harus ditentukan dengan merujuk padahukum Inggris, yang merupakan hukum yang mengatur PerjanjianKerahasiaan tersebut; -------------------------------------------------------32.2 Tanggapan Terhadap Kesimpulan LHPL yang Tidak Benar; ------------32.2.1 Paragraf 3.2 LHPL; ---------------------------------------------------------32.2.1.1 <strong>KPPU</strong> telah mengutip beberapa peraturan dan perundangundanganterkait dengan Undang-Undang Tahun 2001tentang Minyak dan Gas Bumi. Kami tidak melihatdimana relevansinya dengan perkara ini. Undang-undangtersebut seharusnya diimplementasikan dandiinterpretasikan oleh otoritas minyak dan gas bumi yangrelevan dan bukan <strong>KPPU</strong>. Oleh karena itu, kami merasatidaklah tepat bagi <strong>KPPU</strong> untuk mengutip peraturanperundang-undangan tersebut dalam LHPL, karenapengimplementasian peraturan perundang-undangantersebut berada di luar kewenangan <strong>KPPU</strong>; ------------------32.2.2 Paragraf 3.3.6(15) LHPL; ------------------------------------------------32.2.2.1 Dalam paragraph ini, <strong>KPPU</strong> telah mencoba untukmerangkum presentasi Mitsubishi pada tanggal 16 Marethalaman 163 dari 245


2006. Berdasarkan resume <strong>KPPU</strong> pada paragraf 3.3.6 (15)(b), Mitsubishi dalam proposal pemasarannya“mengusulkan bahwa proyek [Donggi Senoro] ini untukmembantu shortfall LNG dengan pembeli Jepang,memprioritaskan western buyer consortium untuk pembeliLNG Badak IV, harga gas Sulawesi dapat berdampakpada harga perpanjangan Bontang, pendapatan dari gasSulawesi dapat membantu keuangan Bontang; --------------32.2.2.2 Berdasarkan rangkuman <strong>KPPU</strong> tersebut, kamiberpendapat bahwa <strong>KPPU</strong> tidak memahami dengan benarisi dari presentasi tersebut. Oleh karena itu, kami telahmeminta ahli industri Mr. James Ball, dalam kapasitasnyasebagai pihak ketiga yang netral tetapi berpengalaman,untuk memberikan penjelasan mengenai pemahamannyaakan rencana pemasaran Mitsubishi dan relevansinyadengan shortfall Bontang; ---------------------------------------32.2.2.3 Penjelasan ahli industri Mr. James Ball tercantum dalamTambahan Affidavit James Ball halaman 3 sampaidengan 5. Penjelasan tersebut dicantumkan kembali disiniuntuk kemudahan: -----------------------------------------------"It is entirely understandable for Mitsubishi to makereference to the Bontang shortfall in its marketingmaterials on Donggi Senoro because the successfuldevelopment of Donggi Senoro – by Mitsubishi or anyother partner of Pertamina and Medco – would presentitself as a solution to the Government for the Bontangshortfall issueThe marketing proposal described by MitsubishiCorporation was, in our opinion, looking at ways in whicha new LNG export project from Indonesia could align withthe Government’s gas monetisation policies whilst alsostrengthening the position of Indonesia in the LNG market.halaman 164 dari 245


The Mitsubishi proposal attempted to address the specificshortfall that Japanese buyers were facing from theirexisting contracts on the basis that this would be a highpriority for Indonesia. This shows it was aware of theproblem.In its solution, however, it specifically rejected the idea offormally linking Donggi-Senoro LNG sales contracts tothe Bontang contracts. It proposed that Donggi-Senorohave independent contracts. Also, Mitsubishi proposedworking together with Pertamina to target specific newLNG sales to Japan. Thus, its marketing proposaladdressed the issue of helping restore Indonesia’sreputation; it would allow Pertamina, as the formalBontang seller to offer alternative supply to its mostaffected customers; but would not do so with a formal linkto those contracts. We see no offer to in any wayfinancially assist the Bontang stakeholders nor do weknow of any interest Mitsubishi would have from theBontang side. As the <strong>KPPU</strong> itself has noted (<strong>KPPU</strong>Report on the Result of the Advanced Investigation, at3.1.4. 1), the only Indonesian LNG project in whichMitsubishi was already a partner was Tangguh which isnot located in East Kalimantan but in West Papua.Further, while showing sensitivity to the Bontang shortfallissue, and identifying this natural outlet for securingDonggi-Senoro LNG sales, Mitsubishi offered a wider andmore valuable market service: Mitsubishi also proposed toguarantee all the export volumes, which it proposed to dousing its USWC terminal project.Further, the only mention of financing in the Mitsubishiproposal was its plan for Donggi-Senoro. This showedhalaman 165 dari 245


that Mitsubishi was integrating the financing requirementsof Japan’s International Cooperation Bank, JBIC andattempted to operate within these constraints withoutjeopardising the value of project overall. In fact theapproach of proposing new long term sales to Japan was,in our opinion, mutually beneficial to Japanese buyers andto Indonesia as an LNG seller.In order to be successful and to provide confidence to theprospective buyers of LNG in Japan that a new project inDonggi Senoro would operate more successfully thanother existing projects, Mitsubishi also sought todemonstrate that it recognised the importance of securingthe required support from the Indonesian Government toapprove and commit to this new export project.Mitsubishi did this by showing a link between winning anexport permit for the project and the project beingsensitive to a known Government concern to address theBontang shortfall issue.”Terjemahan tidak resmi:[Dapat dipahami sepenuhnya bagi Mitsubishi untukmemberikan mengacu pada shortfall Bontang dalammateri pemasarannya di Donggi-Senoro karenakesuksesan pengembangan dari Donggi Senoro – olehMitsubishi atau partner (mitra) lainnya dari Pertaminadan Medco – akan mempresentasikan dirinya sebagaisolusi Pemerintah untuk masalah shortfall Bontang.Proposal pemasaran yang dijelaskan oleh MitsubishiCorporation, menurut pendapat kami, mencari cara dimana sebuah proyek ekspor baru LNG dari Indonesia bisahalaman 166 dari 245


sejajar dengan kebijakan monetisasi gas Pemerintahsementara juga memperkuat posisi Indonesia di pasarLNG.Usulan Mitsubishi berusaha untuk mengatasi shortfalltertentu yang akan dihadapi oleh pembeli Jepang darikontrak mereka yang sudah ada atas dasar bahwa iniakan menjadi prioritas pertama bagi Indonesia. Inimenunjukkan bahwa Mitsubishi menyadari masalah ini.Tetapi, di dalam solusinya, Mitsubishi secara khususmenolak gagasan untuk secara resmi menghubungkankontrak penjualan LNG Donggi-Senoro dengan kontrakBontang. Mitsubishi berargumen bahwa Donggi-Senoromemiliki kontrak independen. Juga, Mitsubishimengusulkan bekerja sama dengan Pertamina untukmenargetkan penjualan baru LNG khusus untuk Jepang.Jadi, proposal pemasarannya membahas masalahmembantu memulihkan reputasi Indonesia; di mana ituakan memungkinkan Pertamina, sebagai penjual Bontangyang resmi untuk menawarkan pasokan alternatif untukpara pelanggannya yang paling terpengaruh, tetapi tidakakan melakukannya dengan jalur resmi kepada kontraktersebut. Kami melihat tidak ada tawaran dengan caraapapun yang secara finansial membantu para pihakberkepentingan dalam Bontang ataupun kami juga tidakmengetahui apapun yang akan didapatkan Mitsubishi dariBontang. Sebagaimana <strong>KPPU</strong> sendiri telah mencatat(Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan <strong>KPPU</strong> pada3.1.4.1), bahwa satu-satunya proyek LNG Indonesia dimana Mitsubishi sudah menjadi mitra adalah Tangguhhalaman 167 dari 245


yang tidak berlokasi di Kalimantan Timur tapi di PapuaBarat.Lebih jauh lagi, sementara menunjukkan kepekaanterhadap masalah kekurangan Bontang, danmengidentifikasi jalan keluar alami untuk mengamankanpenjualan LNG Donggi-Senoro, Mitsubishi menawarkanlayanan pasar yang lebih luas dan bernilai: Mitsubishijuga mengusulkan untuk menjamin semua volume ekspor,yang diusulkan untuk dilakukannya dengan menggunakanproyek terminal USWC miliknya.Kemudian, dengan hanya menyebutkan pembiayaandalam proposal Mitsubishi adalah rencananya untukDonggi-Senoro. Hal ini menunjukkan bahwa Mitsubishimengintegrasikan kebutuhan pendanaan dari Japan’sInternational Cooperation Bank, JBIC dan berusaha untukberoperasi dalam batasan ini tanpa membahayakan nilaiproyek secara keseluruhan. Bahkan pendekatannyamengusulkan penjualan jangka panjang baru ke Jepangadalah, menurut pendapat kami, saling menguntungkanuntuk pembeli Jepang dan bagi Indonesia sebagai penjualLNG.Untuk menjadi sukses dan memberikan kepercayaankepada calon pembeli LNG di Jepang bahwa proyek barudi Donggi Senoro akan beroperasi lebih berhasil dariproyek lainnya yang telah ada, Mitsubishi juga berusahauntuk menunjukkan bahwa ia mengakui pentingnyamengamankan dukungan yang dibutuhkan dariPemerintah Indonesia untuk menyetujui dan berkomitmenkepada proyek ekspor yang baru ini. Mitsubishihalaman 168 dari 245


melakukan hal ini dengan menunjukkan hubungan antaramemenangkan izin ekspor untuk proyek dan proyek yangsensitif terhadap perhatian Pemerintah yang dikenal untukmengatasi masalah shortfall Bontang.];---------------32.2.3 Paragraf 3.3.6(17) LHPL; ------------------------------------------------32.2.3.1 Bahwa meskipun Mitsubishi Corporation diminta oleh PTMedco E&P Tomori Sulawesi untuk melakukan duediligence dalam kerangka partnership dengan LNGEU,tetapi Mitsubishi Corporation dalam presentasinya kepadaPT Pertamina (Persero) dan PT Medco EnergiInternasional, Tbk justru mencerminkan keinginan untukmengerjakan sendiri proyek tersebut; -------------------------32.2.3.2 Mitsubishi tidak setuju dengan kesimpulan ini.Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Mitsubishitidak diberitahukan tujuan dari uji tuntas (due diligence)yang diminta oleh Medco. Mitsubishi hanya diminta untukmelaksanakan kajian terhadap pekerjaan awal LNGI dantidak diberitahukan oleh Medco bahwa itu akan dalamkonteks kemitraan (partnership); ------------------------------32.2.3.3 Terlebih lagi, pada saat itu, Mitsubishi telah siap untukmenjadi partner LNGI jika diminta untuk melakukannya(presentasi Mitsubishi tertanggal 24 November 2006).; --32.2.4 Paragraf 3.3.6(18) LHPL; ------------------------------------------------32.2.4.1 Bahwa presentasi Mitsubishi Corporation kepada PTPertamina (Persero) dan PT Medco Energi Internasional,Tbk mengenai hasil due diligence merupakan bentukpelanggaran terhadap CA yang ditandatangani sebelummelakukan due diligence. ---------------------------------------32.2.4.2 Kami tidak setuju dengan kesimpulan tersebut di atas.Mitsubishi berpandangan bahwa tidak terdapatpelanggaran karena pasti dinyatakan dalam perjanjianbahwa Mitsubishi dapat membagi temuannya denganhalaman 169 dari 245


Pertamina dan Medco, selaku operator dari Blok Senoro,yang akan menjadi pemilik dari informasi terkait dari bloktersebut dan yang dari awal meminta Mitsubishi untukmelaksanakan uji tuntas (due diligence); ---------------------32.2.4.3 Dalam hal apapun, Confidentiality Agreement (PerjanjianKerahasiaan) diatur berdasarkan hukum Inggris dan <strong>KPPU</strong>tidak menunjukkan adanya pelanggaran berdasarkanhukum Negara tersebut; -----------------------------------------32.2.4.4 Lebih lanjut, ada atau tidaknya pelanggaran terhadapConfidentiality Agreement (Perjanjian Kerahasiaan)merupakan masalah kontraktual privat antara para pihakyang menandatangani dan bukan masalah untuk <strong>KPPU</strong>; ---32.2.5 Paragraf 3.4(3) LHPL32.2.5.1 Bahwa penetapan harga gas dilakukan oleh pemerintahberdasarkan formula dengan berpedoman pada JapanCrude Cocktail (JCC). Formula ini ditentukan berdasarkanusulan dari penjual. Pemerintah tidak memiliki formulabaku sebagai pedoman untuk menetapkan harga gas gunamemperoleh penerimaan yang maksimal bagi Negara; -----32.2.5.2 Kami tidak mengetahui relevansi dari pernyataan factualini yang dikutip oleh <strong>KPPU</strong>. Akan tetapi kami inginmencatat bahwa pernyataan tersebut tidak sepenuhnyaakurat; --------------------------------------------------------------32.2.5.3 Ahli Industri Mr. James Ball telah menjelaskansebelumnya relevansi dari Indeks JCC (Affidavit JamesBall halaman 32 dari versi Bahasa Inggris). Iamenjelaskan hal ini lebih lanjut dalam halaman 5 dariTambahan Affidavit James Ball. Sebagian daripenjelasannya tercantum di bawah ini: -----------------------"The formula price used for establishing a price for LNGdelivered into Japan, actually has a history connecteddirectly to the Indonesian export projects.halaman 170 dari 245


Bontang yang mulai berproduksi pada 1977), memilikirumus yang memiliki dua elemen, elemen LNG yangmengindekskan harga untuk harga minyaknya, sepertiyang ditetapkan oleh Pemerintah (Harga Jual Pemerintahatau GSP) ditambah elemen konstan atau Pengirimanyang merupakan kelolosan resmi dari biayapengirimannya....Setelah jatuhnya harga minyak pada tahun 1986, GSPmenjadi tidak relevan dan indeks berdasarkan pasar(market-based) yang berbeda dipilih. Semua penjual LNGke pasar Asia Pasifik mengadopsi harga indeks pasarharga minyak.Yang paling umum adalah indeks JCC (Bea Jepang yangDiizinkan) indeks. Indeks ini adalah harga rata-ratatertimbang untuk seluruh impor minyak mentah ke Jepang.Ini adalah indeks resmi perdagangan nyata danditerbitkan oleh otoritas Bea Cukai Jepang setiapbulannya. Indeks ini memiliki korelasi matematika yangsangat erat dengan harga minyak mentah dunia lainnya(Brent misalnya, sebagai penanda harga minyak yangdiperdagangkan paling luas). Kontrak LNG Indonesiadikaitkan dengan basket minyak curah perdagang (tradedcrude oils) yang berbeda dan memiliki nilai yang hampirsama, disebut ICP atau Indonesia Crude Price (HargaMinyak Mentah Indonesia).Pendekatan terhadap harga gas ini dilaporkansepenuhnya dalam ranah publik dan tingkat ICP dan JCCdicatat dan telah diterbitkan bulanan.];---------------halaman 172 dari 245


32.2.6 Paragraf 4(A)(1) LHPL; --------------------------------------------------32.2.6.1 (4)(A) Beauty Contest didesain untuk menunjukMitsubishi Corporation sebagai partner dan pembeli gasdari Blok Matindok dan Blok Senoro; ------------------------32.2.6.2 Paragraf 4(A)(1) LHPL adalah tidak benar karenaBeauty Contest tidak “dilaksanakan dengan tujuanmenunjuk Mitsubishi sebagai mitra (partner) dan pembeligas”. Melainkan Beauty Contest dilaksanakan untukmencari partner terbaik yang ada bagi Pertamina danMedco untuk melaksanakan aktivitas hilir atas lahanSenoro dan Matindok. Melalui proses seleksi yang dikenalsebagai Beauty Contest inilah, Pertamina dan Medcosecara bersama-sama memutuskan bahwa partner terbaikyang ada bagi mereka adalah Mitsubishi. Keputusantersebut didasarkan pada kriteria yang ditentukan olehPertamina dan Medco sendiri; ----------------------------------32.2.6.3 Perlu ditekankan sekali lagi bahwa Pertamina danMedco tidak memiliki kewajiban untuk melaksanakanBeauty Contest. Mereka tidak memiliki kewajibankepada LNGEU (yang Exclusivity Agreement-nya telahberakhir) ataupun kepada pihak lain manapun; --------32.2.6.4 Pertamina dan Medco dapat saja menunjukMitsubishi secara langsung sebagai partner jikamereka menginginkan hal tersebut sejak awal. Haltersebut adalah wajar berdasarkan praktek di industri ini –sebagai contoh, Inpex Corporation yang merupakanoperator tunggal dari Blok Masela dekat Maluku baru-barusaja menunjuk PT EMP Energy secara langsung (tanpaadanya proses seleksi) untuk secara bersama-samamengoperasikan Blok Masela. Salinan artikel koran atashal ini terlampir sebagai Lampiran 9. ; ----------------------halaman 173 dari 245


32.2.6.5 Oleh karena itu, fakta bahwa Pertamina dan Medcomelaksanakan Beauty Contest merupakan bukti atasniat Pertamina dan Medco untuk mencari partnerterbaik yang ada dan bukan untuk mengasumsikanbahwa Mitsubishi adalah perusahaan tersebut; ---------32.2.6.6 <strong>KPPU</strong> tidak dapat mengasumsikan secara terbalik bahwakarena Mitsubishi menang maka pasti terdapat adanyaniatan untuk memilih Mitsubishi dari awal, tanpa adanyasuatu bukti pendukung; ------------------------------------------32.2.6.7 Sebagai tambahan, <strong>KPPU</strong> tampaknya telah salah mengertiskema yang dipertimbangkan dalam Beauty Contest; ------32.2.6.8 Berdasarkan skema kemitraan (partnership scheme)dalam Beauty Contest, partner potensial tidak akanmenjadi pembeli gas; --------------------------------------------32.2.6.9 Melainkan, pembeli gas akan merupakan perusahaanpatungan (joint venture) hilir antara partner potensialdengan Pertamina dan Medco (selaku operator dari blok)(Surat Pertamina tertanggal 8 September 2006 yangmencantumkan revisi TOR: lihat Bagian II dari revisiTOR). --------------------------------------------------------------32.2.6.10 Penjual gas adalah para operator dan BPMigas untukkepentingan rakyat Indonesia. ----------------------------------32.2.6.11 Skema yang dinyatakan dalam revisi TOR diilustrasikandengan bagan berikut. -------------------------------------------Bagan 1halaman 174 dari 245


Pertamina(Matindokoperator)JOB Pertamina-Medco (SenoroUPSTREAMoperator)PARTIESBPMigas(on behalf of theGovernment)Sale of raw gas to DownstreamJV under a Gas SalePertamina Medco PartnerDOWNSTREAM JOINT VENTURECOMPANYProcessed gas(LNG) purchaserSwing buyer / standbyofftaker of excess LNGPartner32.2.6.12 Oleh karena itu, adalah tidak benar jika dikatakan bahwaPertamina dan Medco mencari partner dan pembeli gas.Pertamina dan Medco hanya mencari partner untukmembentuk perusahaan patungan, dimana perusahaanpatungan tersebut akan menjadi pembeli gas; ----------------32.2.6.13 Sebagai tambahan, perlu disampaikan bahwa baik TORpertama (Surat Pertamina tertanggal 1 September 2006melampirkan TOR: Slide 4 dari TOR) maupun revisiTOR (Surat Pertamina tertanggal 8 September 2006:halaman 4 dari revisi TOR) mensyaratkan adanyapartner potensial yang memiliki kemampuan untukmenjadi swing buyer atau standby offtaker. Persyaratanhalaman 175 dari 245


tersebut tidak diperkenalkan hanya pada tahap terakhir,melainkan telah diberitahukan sejak awal. Dengan katalain, seluruh peserta telah memahami bahwa sejak awalpartner yang akan terpilih diharapkan untuk menjadi swingbuyer/standby offtaker, yang juga dikenal sebagai pembelipilihan terakhir. Pentingnya dari persyaratan ini dijelaskandalam Affidavit James Ball, Affidavit Ibu Adi Nugrohodan Tanggapan Tertulis Pertama; ------------------------------32.2.6.14 Pembicaraan yang terjadi sebelum tanggal 1 September2006, yakni sebelum pengumuman dari Beauty Contest,antara Mitubishi, Medco dan Pertamina, bukanlahmerupakan diskusi terkait dengan Beauty Contest yangpada saat itu belum diumumkan. Oleh karena itu, merekatidak dapat dikatakan memberikan keuntungan bagiMitsubishi, karena Mitsubishi tidak mengetahui apa yanghendak dilakukan oleh Medco dan Pertamina. Mitsubishitidak memiliki peranan dalam menentukan kriteria dariBeauty Contest dan tidak terdapat bukti yang dapatmenunjukkan sebaliknya; ---------------------------------------32.2.6.15 Mitsubishi tidak mendiskusikan TOR dalam pertemuantanggal 4 September 2006. Mitsubishi tidak menyadariniatan dari presentasi tersebut. Sama sekali tidak terdapatbukti yang mendukung penemuan <strong>KPPU</strong> bahwa tujuandari pertemuan tersebut adalah “menilai TOR dan melihatkesiapan Mitsubishi Corporation”. Lebih lanjut,Mitsubishi bukanlah satu-satunya yang memberikanpresentasi kepada Pertamina dan Medco pada saat itu.Itochu juga memberikan presentasi pada saat itu; -----------32.2.6.16 Mr. Takuji Konzo dari Mitsubishi menyatakan sekali lagidalam sesi dengan <strong>KPPU</strong> pada tanggal 15 November 2010bahwa Mitsubishi tidak mempresentasikan TOR padahalaman 176 dari 245


tanggal 4 September 2006 melainkan hanyamenyampaikan kemampuan-kemampuan dari Mitsubishi;32.2.6.17 Oleh karena itu, Mitsubishi memiliki kesempatan danwaktu yang sama dengan pihak-pihak lainnya, karenaMitsubishi baru mengetahui kriteria yang ditetapkandalam Beauty Contest pada saat menerima surat tanggal 1September dan 8 September 2006. Tidak terdapat buktiyang menunjukkan adanya perlakuan khusus diberikankepada Mitsubishi selama periode Beauty Contest; ---------32.2.7 Paragraf 4(A)(2) LHPL; --------------------------------------------------32.2.7.1 (4)(A)(2) … TOR tidak menunjukkan kepastian dalammemilih partner dan sejak awal PT Pertamina (Persero)PT Medco Energi Internasional, Tbk telah mengarahkanpemenang beauty contest adalah Mitsubishi Corporation; -32.2.7.2 Paragraf 4(A)(2) LHPL adalah tidak benar karenakriteria yang dikenal sebagai terms of reference adalahpasti dan tidak ditujukan untuk menunjuk Mitsubishisebagai pemenang. Kriteria tersebut ditujukan untukmencari partner terbaik yang ada bagi Pertamina danMedco; -------------------------------------------------------------32.2.7.3 Dari sudut pandang Mitsubishi, sebagai pemain yangmapan di industri tersebut, kriteria yang digunakan olehPertamina dan Medco adalah cukup jelas dan pastibertujuan untuk mempersiapkan proposal yang responsive.Bahwa seluruh pemain di industri tersebut yang menerimaTOR dan tertarik dengan Proyek Donggi Senoro mampuuntuk menyampaikan proposal yang responsif merupakanbukti kejelasan dan kepastian dari cakupan kriteria. Hal inididukung oleh kesaksian Affidavit James Ball: --------------"These [TOR] give sufficient information to allow thebidders to demonstrate what they have to offer and do notappear calculated to discriminate in favour of any party.halaman 177 dari 245


Opportunity was given during the process to clarify theconditions and to clarify the bids after they had beenreceived" (Affidavit James Ball, halaman 41 paragraf 4,versi bahasa Inggris).Terjamahan tidak resmi:[TOR tersebut memberikan informasi memadai yangmemungkinkan para penawar untuk menunjukkan apayang harus mereka tawarkan dan tidak nampakmelakukan penghitungan dengan tujuan mendiskriminasipihak manapun. Kesempatan diberikan untukmengklarifikasikan persyaratan-persyaratan danpenawaran-penawaran setelah mereka diterima dalamproses tersebut.];------------------------------------------32.2.7.4 Ahli industri Mr. James Ball mengkaji laporanlaporantersebut (yakni LDP (Laporan DugaanPelanggaran) dan LHPP (Laporan Hasil PemeriksaanPendahuluan) karena Mitsubishi tidak memiliki aksesuntuk dokumen lain selain yang diberikannya kepada<strong>KPPU</strong> dan apa yang <strong>KPPU</strong> sediakan. Berdasarkanlaporan-laporan <strong>KPPU</strong> tersebut, Mr. James Ballmenyimpulkan bahwa Beauty Contest merupakanproses yang adil; ------------------------------------------------32.2.7.5 Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Pertamina danMedco dapat saja menunjuk secara langsung Mitsubishisebagai partner, dengan cara yang sama saat merekamenunjuk LNGI sebagai pembeli gas pada awal 2005.Oleh karena itu, adalah tidak logis jikamengasumsikan bahwa Pertamina dan Medco akanmelakukan tambahan masalah dan biaya untukmelaksanakan Beauty Contest serta menunjukevaluator dari pihak ketiga seperti PWC dan Whiteand Case hanya untuk menunjuk Mitsubishi, jikahalaman 178 dari 245


mereka dapat melakukan penunjukan langsungtersebut dari awal. Tujuan dari Beauty Contest adalahjelas untuk memberikan kepuasan bagi diri merekasendiri bahwa mereka akan mendapatkan partnerterbaik yang ada melalui proses seleksi; -------------------32.2.8 (2)(a) Adanya perbedaan penilaian dari Tim PT Pertamina (Persero)dan Tim PT Medco Energi Internasional, Tbk yang didasarkan padaTOR yang sama; -------------------------------------------------------------32.2.8.1 Pernyataan ini merupakan pernyataan yang menyesatkankarena menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kriteriapenilaian yang digunakan terhadap proposal penawar yangberbeda, hal itu adalah tidak benar. Apa yang terjadiadalah Pertamina mengaplikasikan metode Lolos/Gagal(Pass/Fail) sementara Medco menerapkan metodepenilaian (grading method). Metode Lolos/Gagal(Pass/Fail) diaplikasikan Pertamina dengan menggunakankriteria yang sama untuk seluruh proposals. Metodepenilaian (grading method) diterapkan oleh Medco(termasuk oleh konsultannya, PWC) dengan menggunakankriteria yang sama terhadap seluruh proposal. Olehkarena itu, tidak terdapat diskriminasi karena keduametode tersebut diaplikasikan secara sama kepadaseluruh proposal. Proposal yang tercantum dalamdaftar proposal yang lolos milik Pertamina dan Medcomerupakan proposal yang lolos ke tahap seleksiberikutnya. Dua proposal yang nampak pada daftarPertamina dan Medco adalah proposal Mitsubishi danMitsui. -------------------------------------------------------------32.2.8.2 Keadilan dari proses ini ditegaskan oleh ahli industri Mr.James Ball dalam Affidavit James Ball: ----------------------"The two strongest candidates across the two evaluations,Mitsubishi and Mitsui were shortlisted following furtherhalaman 179 dari 245


evaluation by a joint team. These candidates were clearlythe most qualified contenders by the standards required atthe beginning of the process" (Affidavit James Ball,halaman 41 paragraf 7, versi bahasa Inggris).Terjemahan tidak resmi:[Dua calon terkuat yang telah melewati kedua evaluasitersebut, Mitsubishi dan Mitsui dimasukkan ke dalamdaftar pilih dan akan diikuti dengan evaluasi lebih lanjutoleh sebuah tim gabungan. Kedua calon tersebut jelasjelaspesaing yang paling layak menurut standar yangdiperlukan pada awal proses.];-------------------------32.2.8.3 Mr. James Ball, dalam affidavit yang sama, jugamenjelaskan mengapa Pertamina dan Medcomenggunakan metode evaluasi yang berbeda: ---------------"We believe that screening criteria used by Pertamina toevaluate the bids were reasonable and fit for purpose...Unlike Pertamina, Medco does not itself have LNGexperience. It did however carry out a separate evaluationof the bidders. It appears to have asked PriceWaterhouseCoopers (PWC) to carry out the evaluation, althoughPWC itself does not have known LNG expertise. Theevaluation tries to adopt a more quantitative approach byscoring and weighting a number of factors. Thisevaluation gives high weighting to the bidders’ proposalsfor LNG development, which at this early stage werelargely indicative and certainly not based on anyengineering study, and less to “current standing"(Affidavit James Ball halaman 41 dari versi bahasaInggris).Terjemahan tidak resmi:halaman 180 dari 245


[Kami yakin bahwa kriteria penilaian yang dipakai olehPertamina untuk mengevaluasi penawaran adalah pantasdan sesuai dengan tujuan...Berbeda dengan Pertamina, Medco tidak memilikipengalaman dalam bidang LNG. Medco melaksanakanevaluasi terhadap para penawar secara terpisah. Medcomeminta Price Waterhouse Coopers (PWC) untukmengadakan evaluasi, walaupun PWC sendiri pun tidakmemiliki keahlian dalam bidang LNG. Evaluasi tersebutmencoba mengadopsi pendekatan yang lebih kuantitatifdengan cara menilai dan mempertimbangkan beberapafaktor. Evaluasi ini lebih menitikberatkan pada proposalpara penawar atas pengembangan LNG, yang padatahapan awal ini bersifat sangat indikatif dan tentu sajatidak berdasarkan pada telaah rekayasa manapun, danhanya sedikit menampilkan “keadaan termutakhir”.];-----32.2.8.4 Intinya adalah penggunaan dua metode evaluasi yangberbeda hanyalah merupakan cerminan perbedaanpengalaman antara kedua operator. Hal itu tidakmenyebabkan evaluasi TOR menjadi tidak jelas, sepanjangmetode evaluasi diaplikasikan secara sama terhadapseluruh proposal. Bukti-bukti menunjukkan bahwametode-metode tersebut diaplikasikan oleh Pertamina danMedco (termasuk konsultan netral dari Medco) secarasama terhadap seluruh proposal; -------------------------------32.2.9 (2)(a) ... Ketidakpastian dalam sistem penilaian ini terlihat padaTOR yang tidak memuat sistem penilaian sehingga timbulperbedaan penilaian. --------------------------------------------------------32.2.9.1 Pernyataan tersebut di atas adalah tidak benar, karenaTOR itu sendiri mengandung daftar kriteria yang atasnyaproposal-proposal dinilai. Hal ini dijelaskan dalam TORyang menyatakan bahwa: ---------------------------------------halaman 181 dari 245


"... the Potential Partner is requested to provide proposalto participatein DownstreamLNG business for the DonggiSenoro LNG Project as per this TOR which contains abrief description of the minimum requirement of theproposal.”Terjemahan tidak resmi:[Calon Mitra diminta untuk memberikan proposal untukberpartisipasi dalam Usaha LNG Hilir untuk Proyek LNGDonggi Senoro sesuai dengan TOR ini yang berisikanuraian singkat tentang persyaratan minimum proposal.]32.2.9.2 Sangat jelas dari kalimat di atas (surat Pertamina tanggal8 September 2006, TOR halaman 1) bahwa proposalharus paling tidak memenuhi TOR. Setiap orang yangwajar yang membaca kalimat di atas akan mengetahuibahwa apabila salah satu persyaratan dalam TOR tidakterpenuhi, Pertamina dan Medco akan berhak untukmenolak proposalnya; -------------------------------------------32.2.9.3 Oleh karena itu, TOR itu sendiri merupakan suatubentuk system penilaian, yaitu penilaian berdasarkanrujukan terhadap persyaratan-persyaratan yangditetapkan di dalamnya karena berfungsi sebagairintangan minimum yang harus dapat dilalui olehcalon mitra. -------------------------------------------------------32.2.10 (2)(b) TOR sengaja dibuat mengambang untuk memudahkan dalammenggugurkan peserta.; ----------------------------------------------------32.2.10.1 Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, TOR telah jelas danpengguguran peserta diuraikan dengan jelas dalam TORitu sendiri dengan menyatakan bahwa persyaratan dalamTOR adalah persyaratan minimum yang harus dipenuhidalam proposal. Kegagalan untuk memenuhi salah satupersyaratan akan memberikan hak kepada Pertamina danMedco hak untuk menolak proposal tersebut. ---------------halaman 182 dari 245


32.2.11 (2)(b) ... PT Pertamina (Persero) yang disetujui oleh PT MedcoEnergi Internasional, Tbk menggugurkan konsorsium LNGEU/Osaka Gas/Golar serta LNG Japan Corporation dengan alasanyang tidak terdapat dalam TOR; ------------------------------------------32.2.11.1 Sebagaimana dijelaskan dalam paragrapf 32.2.16.6 dan32.2.16.7 di bawah ini, Konsorsium LNGEU gugurkarena tidak memenuhi persyaratan peringkat BBB+sebagaimana diminta oleh Pertamina, oleh karena itupihaknya “gagal” dan tidak masuk dalam shortlist. Hal inidilakukan sesuai dengan persyaratan TOR; ------------------32.2.11.2 Terkait dengan LNG Japan Corporation, pihaknyadigugurkan karena tidak dimasukkan dalam shortlist olehMedco meskipun dimasukkan dalam shortlist olehPertamina. Hal ini sesuai dengan TOR yang mensyaratkanpara peserta untuk disetujui oleh kedua operator dari dualapangan tersebut; ------------------------------------------------32.2.12 (2)(c) PT Pertamina (Persero) dan PT Medco Energi Internasional,Tbk meminta persyaratan binding kepada Mitsui dan MitsubishiCorporation setelah dilakukan presentasi keduanya dimanaberdasarkan presentasi tersebut, proposal Mitsui lebih baikdibandingkan proposal Mitsubihi Corporation. Akibat permintaanini yang tanpa melalui proses negosiasi sebagaimana dalam jadwalbeauty contest merupakan upaya untuk memenangkan MitsubishiCorporation; ------------------------------------------------------------------32.2.12.1 Telah dijelaskan oleh ahli industri Mr. James Ball bahwapengajuan persyaratan binding adalah tepat danmerupakan hal yang baik: ---------------------------------------"This was a reasonable request to reduce project risk. Therequests for a completion guarantee and an offtakeguarantee were demanding but not unrealistic. Thebidders were asked for a firm LNG price and a firmprocessing fee through the LNG plant. We do not believehalaman 183 dari 245


that these last two were very realistic requests at the earlystage of project development. In the first case both biddersgave a wide range of possible LNG price and in thesecond they both offered example fees at the threerepresentative capital costs indicating the rate of returnthat they would accept. This provided a fair basis forcomparison. None of the conditions required appear to usto be designed to favour either Mitsui or Mitsubishi"(Affidavit James Ball halaman 43 dari versi BahasaInggris).Terjemahan tidak resmi:[Itu adalah permintaan yang wajar dalam rangkamengurangi resiko proyek. Permintaan atas sebuahjaminan akhir dan jaminan offtake memang tampak sulitdan menuntut, tetapi bukan berarti tidak realistis. Parapenawar diminta memberikan harga LNG yang tetap danbiaya pemrosesan yang tetap pula pada kilang LNGtersebut. Kami tidak percaya bahwa dua hal ini adalahpermintaan yang sangat realistis pada tahap awalpengembangan proyek. Pada kasus pertama, keduapenawar memberikan sejumlah kemungkinan harga LNGdan pada kasus kedua, mereka menawarkan biaya-biayacontoh pada tiga biaya modal representatif yangmenunjukkan tingkatan pengembalian yang akan merekaterima. Hal tersebut menyediakan basis yang adil untukmelakukan perbandingan. Tak satupun persyaratannampak pada kami sebagai persyaratan yang dirancanguntuk memberikan keuntungan bagi Mitsui maupunMitsubishi.]:-------------------------------------------------------32.2.12.2 Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Mitsubishi tidakmemiliki peran apa pun dalam menetapkan kriteria BeautyContest. Oleh karena itu, Mitsubishi tidak mengetahuihalaman 184 dari 245


alasan mengapa persyaratan tersebut diajukan pada saatitu.; -----------------------------------------------------------------32.2.12.3 Ketika persyaratan tersebut diajukan, Mitsubishimenggunakan upaya terbaiknya untuk mengakomodasipersyaratan tersebut. Kemampuan Mitsui untukmelakukan akomodasi yang sama ada di luar kendaliMitsubishi; --------------------------------------------------------32.2.13 Paragraf 4(A)(3) LHPL; -------------------------------------------------32.2.13.1 (4)(A)(3) Bahwa beauty contest dirancang untukmemenangkan Mitsubishi Corporation sebagai upayauntuk menyingkirkan peran LNGEU; -------------------------32.2.13.2 Paragraf 4(A)(3) LHPL tidak benar karena BeautyContest, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, dirancanguntuk menemukan mitra terbaik untuk Pertamina danMedco. Ketidakmampuan LNGI/LNGEU untukmenemukan mitra yang sesuai dengan keinginanPertamina merupakan alasan penggugurannya dalambabak pertama Beauty Contest; --------------------------------32.2.13.3 Terdapat dua fakta terkait yang menunjukkan kesalahananalisis <strong>KPPU</strong>: ---------------------------------------------------a. Pertama, setelah berakhirnya Exclusivity Agreementdi bulan September 2005, Pertamina dan Medco tidaklagi memiliki kewajiban terhadap LNGI/LNGEU.Pihaknya tidak berkewajiban untuk melibatkanLNGI/LNGEU dengan cara apa pun. Setiap hubungandengan LNGI/LNGEU tidak memiliki akibat hukum.LNGI/LNGEU harusnya menyadari hal inisebagaimana pihaknya terus berupaya agar Pertaminadan Medco menandatangani beberapa bentukperjanjian. Apabila Pertamina dan Medco memilikisuatu kewajiban kepada LNGI/LNGEU,LNGI/LNGEU tidak perlu melakukan hal tersebut.halaman 185 dari 245


Pihaknya dapat hanya mengandalkan ExclusivityAgreement. ;--------------------------------------------------b. Kedua, sebagaimana dijelaskan sebelumnya (paragraf21.1 dan 22.3 di atas), karena Pertamina dan Medcotidak memiliki kewajiban apa pun untuk melakukanproses seleksi dengan bentuk apa pun, apabilabermaksud untuk menunjuk Mitsubishi, pihaknyadapat dan akan langsung melakukan hal tersebut;------c. Fakta pertama, beserta yang kedua, dengan jelasmenyimpulkan bahwa Beauty Contest tidak mungkindirancang untuk menggugurkan LNGI/LNGEU atauuntuk menyatakan Mitsubishi sebagai pemenang.Kesimpulan yang masuk akal adalah bahwa BeautyContest dirancang untuk memilih mitra yang terbaikuntuk Pertamina dan Medco;------------------------------32.2.14 (3)(a) Proyek LNG di Sulawesi dirancang untuk membantushortfall Bontang dimana PT Pertamina (Persero) dan MitsubishiCorporation memiliki kepentingan di LNG Bontang; ------------------32.2.14.1 Apakah proyek LNG tersebut dirancang untuk membantushortfall Bontang ataupun tidak merupakan hal yang tidakrelevan. Tujuan utama dari Proyek Donggi Senoro,sepengetahuan Mitsubishi, adalah untuk monetisasi gas dikedua ladang tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan carapenjualan gas yang telah diproses (LNG) kepada pembelibaru atau dengan cara penjualan kepada pembeli dariladang Bontang. Oleh karena itu, tidak ada kaitan antaramasalah shortfall Bontang dan Proyek Donggi Senoro.Tanpa memperhatikan shortfall Bontang, gas dari kedualapangan tersebut (Matindok dan Senoro) tetap harusdimonetisasi. ;-----------------------------------------------------32.2.14.2 Pernyataan tersebut juga menyesatkan dan tidak tepatkarena pernyataan tersebut mengesankan bahwa Mitsubihihalaman 186 dari 245


memiliki kepentingan dalam LNG Bontang dan dengandemikian memiliki kepentingan dalam shortfall Bontang.Sebagaimana dijelaskan sebelumnya (Surat HBTtertanggal 9 Juli 2010, paragraf 25.2), kepentinganMitsubishi dalam Bontang terbatas hanya pada perannyasebagai lead financial arranger di antara para tradinghouse Jepang (seperti Mitsui, Itochu, Marubeni danSojitz/Sumitomo (perusahaan-perusahaan induk dari LNGJapan)) untuk wali amanatnya. Sebagai lead financialarranger, Mitsubishi tidak memiliki peran apa pun dalamkegiatan hulu atau hilir di Bontang. Dengan kata lain,setiap kekurangan dalam volume LNG di lapanganBontang tidak akan menyebabkan kerugian ataumanfaat langsung bagi Mitsubishi. ;------------------------32.2.14.3 Poin di atas sebaiknya dijelaskan dengan menggunakanbagan di bawah ini yang diambil dari Slide 52 presentasiMitsubishi pada tanggal 7 Februari 2006: ------------------halaman 187 dari 245


32.2.14.4 Dari bagan tersebut di atas, jelas bahwa Mitsubishi jauhdari pengoperasian langsung lapangan Bontang. Shortfallakan berdampak pada para penjual dan pembeli gas tetapipasti tidak berdampak pada para pemberi pinjaman yangtelah memberikan pembiayaan. Mitsubishi hanyalah satudari para pemberi pinjaman tersebut; --------------------------32.2.14.5 Oleh karena itu, Mitsubishi bagaimanapun tidakterpengaruh oleh shortfall di Bontang ketika pihaknyamenyatakan minatnya pada Proyek Donggi Senoro; --------32.2.15 (3)(b) Rapat antara PT Pertamina E&P, PT Medco E&P TomoriSulawesi, LNGI dan PT Maleo pada tanggal 28 November 2005menyepakati hal-hal mendasar tentang proyek gas di lapanganSenoro termasuk untuk membantu shortfall di Bontang. Namun halini tidak jelas kelanjutannya meskipun LNGI terus melakukankegiatan-kegiatan terkait kesepakatan ini. Masuknya MitsubishiCorporation melalui due diligence mempengaruhi PT Pertaminahalaman 188 dari 245


(Persero) dan PT Medco Energi Internasional Tbk terhadapkelanjutan proyek ini dengan LNGI. Hal ini tercermin dari tidakadanya tanggapan dari PT Pertamina (Persero) dan PT MedcoEnergi Internasional Tbk terkait dengan proposal MitsubishiCorporation yang memasukkan LNGEU sebagai calon partner;-----32.2.15.1 Mitsubishi tidak mengetahui rapat apa pun antara keduabadan tersebut. Akan tetapi, dicatat bahwa rapat tersebutterjadi pada tanggal 28 November 2005; ---------------------32.2.15.2 Pada tanggal tersebut, Exclusivity Agreement telahberakhir dan Pertamina dan Medco tidak lagi memilikikewajiban hukum apa pun terhadap LNGI/LNGEU atauPT Maleo. Apabila mereka tidak memiliki kewajibanhukum, maka mereka tidak memiliki kewajiban untukmelakukan tindak lanjut tentang hal apa pun denganLNGI/LNGEU atau PT Maleo; --------------------------------32.2.15.3 Lebih penting lagi, tindakan apa pun yang diambil olehPertamina dan Medco untuk mengidentifikasi konsep danpartner yang paling efektif, dan apa pun keputusan yangdiambil Pertamina dan Medco, berada di luar kendaliMitsubishi; --------------------------------------------------------32.2.16 (3)(c) Undangan kepada LNGEU untuk mengikuti beauty contestmerupakan upaya menyingkirkan LNGEU karena dari sisipersyaratan, LNGEU tidak memenuhi persyaratan pengalamankarena perusahaan ini baru didirikan untuk memenuhi ExclusivityAgreement. Meskipun berkonsorsium, namun PT Pertamina(Persero) menolak anggota konsorsiumnya dengan alasan yangtidak terdapat dalam TOR; -------------------------------------------------32.2.16.1 Pernyataan tersebut di atas adalah salah dan bertentangandengan fakta-fakta berdasarkan tiga alasan. Sebagaimanadijelaskan sebelumnya, kriteria Beauty Contest dalamTOR ditetapkan untuk menemukan partner yang palingsesuai untuk Pertamina dan Medco; ---------------------------halaman 189 dari 245


32.2.16.2 Sekali lagi, perlu ditekankan bahwa Pertamina dan Medcotidak perlu untuk mengambil semua langkah ekstra iniapabila mereka ingin menunjuk Mitsubishi – merekaberhak penuh untuk melakukan hal tersebut dan menunjukMitsubishi secara langsung (lihat penjelasan kamisebelumnya dalam paragraf 4, 21.1 dan 22.3). Oleh karenaitu, mereka pasti mengadakan Beauty Contest, denganmenggunakan kriteria yang ditetapkan dalam TOR, untukmendapatkan partner yang paling sesuai; ---------------------32.2.16.3 Adalah tidak relevan bahwa LNGEU hanya didirikanuntuk memenuhi Exclusivity Agreement. LNGEU dapatmengandalkan pengalaman perusahaan-perusahaaninduknya, LNGI, dan para partner konsortiumnya.Sebagaimana dilaporkan dalam LDP <strong>KPPU</strong>, LNGIterafiliasi dengan LNGL, suatu pelaku industri LNG dariAustralia dan PT Maleo Energi Utama, yang juga dimilikioleh pemilik PT Banggai Sentral Sulawesi yang dahulumemberikan jasa kepada Union Texas (operator blokSenoro sebelumnya); ---------------------------------------------32.2.16.4 LNGL dalam siaran persnya sendiri tertanggal 12Desember 2006 membanggakan kemampuannya, denganmenyatakan bahwa pihaknya memiliki: -----------------------“proven track record in project development andfinancing, proven LNG technology and EPC contractor(and high Indonesian content).” Terjemahan tidak resmi:[rekam jejak yang terbukti dalam pengembangan danpembiayaan proyek, teknologi LNG dan kontraktor EPCyang terbukti (dan kandungan Indonesia yang tinggi).].Salinan dari siaran pers LNGL terlampir sebagaiLampiran 10. ;--------------------------------------------halaman 190 dari 245


32.2.16.5 Tidak ada alasan bagi LNGEU untuk tidak mengandalkanpengalaman para pemiliknya atau para anggotakonsorsiumnya, Osaka Gas dan Golar; ------------------------32.2.16.6 Kedua, tidak benar untuk menyatakan bahwa LNGImemiliki konsorsium yang memenuhi persyaratan TOR.Konsorsium LNGI dengan Golar dan Osaka Gassebenarnya gagal memenuhi sedikitnya dua syaratberdasarkan TOR. Sebagaimana dijelaskan dalam LDP<strong>KPPU</strong>, LNGI tidak dapat memberikan pernyataan olehpara anggota konsorsium bahwa mereka bersediamenerima kewajiban (apabila ditunjuk sebagai partner)secara bersama-sama dan sendiri-sendiri ((LDP <strong>KPPU</strong>paragraf 55(a)). Sebaliknya, surat Osaka Gas denganjelas menyatakan bahwa komitmennya terhadapkonsorsium tidak mengikat dan hanya bertanggungjawab sendiri-sendiri.. Hal ini berarti bahwaLNGI/LNGEU pada kenyataannya gagal untukmemenuhi persyaratan TOR dalam dua hal: -----------------a. Pertama, TOR mensyaratkan "sebuah pernyataandefinitif tentang batasan-batasan kewajiban untukmasing-masing pihak dalam konsorsium." Osaka Gassebagai salah satu anggota konsorsium tidakmemberikan pernyataan definitif tetapi hanyamemberikan pernyataan bersyarat sebagaimana suratOsaka Gas kepada LNGEU menyatakan bahwapihaknya tidak ingin mengikat dirinya sampai terdapatperjanjian definitive tentang jual beli gas (LDP <strong>KPPU</strong>paragraf 55(a);----------------------------------------------b. Kedua, TOR mensyaratkan calon partner untukmemiliki peringkat minimum BBB+. Akan tetapi,sebagaimana ditunjukkan oleh table Pertamina yangterdapat dalam LDP <strong>KPPU</strong> paragraf 55(a), peringkathalaman 191 dari 245


financial AAA- dimiliki oleh Osaka Gas dan bukanLNGI/LNGEU. Tanpa komitmen yang mengikat dariOsaka Gas, hal ini berarti bahwa Pertamina danMedco tidak dapat mengandalkan peringkat tersebut(apabila Osaka Gas tidak menerima perjanjian jualbeli gas tersebut, pihaknya dapat keluar darikonsorsium dan meninggalkan Pertamina denganLNGI/LNGI yang tidak memiliki peringkat kredityang memuaskan). LNGI/LNGEU tidak dapatmengandalkan para peringkat tersebut dan hal iniberarti bahwa LNGI/LNGEU telah gagal dalammemberikan peringkat finansial minimum BBB+ yangdiwajibkan oleh TOR. Perlu ditekankan bahwa haltersebut juga merupakan syarat tangguh (conditionprecedent) berdasarkan Exclusivity Agreement yangtidak dapat dipenuhi oleh LNGI/LNGEU (LDP <strong>KPPU</strong>paragraf 27);-------------------------------------------------32.2.16.7 Oleh karena itu, Pertamina berhak menetapkan bahwaLNGEU “gugur” karena tidak memenuhi peringkatfinansial minimum BBB+ yang disyaratkan berdasarkanTOR. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya (paragraf 22.8di atas), kegagalan untuk memenuhi salah satu persyaratanakan memberikan hak kepada Pertamina atau Medcountuk tidak menerima proposal tersebut; ---------------------32.2.16.8 Ketiga, adalah tidak benar untuk menyatakan bahwaPertamina menggugurkan LNGI/LNGEU atas dasar alasanyang tidak terdapat dalam TOR. Sebagaimana dijelaskansebelumnya di atas, Pertamina jelas-jelas “menggugurkan”LNGI/LNGEU karena gagal memenuhi salah satupersyaratan dalam TOR; ----------------------------------------halaman 192 dari 245


32.2.17 Paragraf 4(A)(4) LHPL tidak benar karena fakta shortfallBontang merupakan pengetahuan umum dan bukan hanya diketahuioleh Mitsubishi saja; --------------------------------------------------------32.2.18 (4)(a) Sejak due diligence sampai beauty contest telahmenempatkan masalah shortfall dalam pengelolaan proyek LNG diSulawesi. Dan hal ini juga disadari oleh Mitsubishi Corporationdengan selalu menyampaikan proposalnya berkaitan denganshortfall di Bontang. Informasi hal ini yang tidak dimiliki olehpeserta lain; -------------------------------------------------------------------32.2.18.1 Sebagaimana dijelaskan dalam Tambahan Affidavit JamesBall, shortfall Bontang telah diketahui oleh industri danbukan merupakan fakta yang hanya diketahui olehMitsubishi saja. (Tambahan Affidavit James Ballhalaman 1 sampai 3 dari versi Bahasa Inggris). Sebagaibukti, Mr. James Ball mengutip publikasi di industri(Lampiran pada Tambahan Affidavit James Ball) antaralain: -----------------------------------------------------------------a. Gas Matters Agustus 2005: “Indonesia – Whatplagues the gas industry?”;--------------------------------b. Gas Matters Desember 2005: “Pertamina cuts LNGexports.” ;-----------------------------------------------------32.2.18.2 Ahli industri Mr. James Ball menjelaskan industri migasmengetahui bahwa: ----------------------------------------------“in the period 2005-6, Indonesia was severely defaultingon the delivery of some of its annual contracted volumes,notably PT Badak at Bontang, citing upstream gas supplyas the main reason. This damaged its reputation as aLNG supplier and led to its long term capability to be areliable supplier being questioned” (Tambahan AffidavitJames Ball halaman 3, paragraf 2 dari versi BahasaInggris).;Terjemahan tidak resmi:halaman 193 dari 245


[pada periode 2005-6, Indonesia melakukan kelalaianyang sangat fatal pada saat penyerahan sebagian volumekontrak tahunannya, khususnya PT. Badak di Bontang,dengan menjadikan pasokan gas hulu sebagai alasanutama. Hal ini merusak reputasinya sebagai pemasokLNG dan menyebabkan kemampuan jangka panjang untukmenjadi pemasok yang dapat diandalkan dipertanyakan.]Kemudian, industri migas mengetahui "masalahkegagalan pengiriman dan kebutuhan untuk memulihkanreputasi Indonesia khususnya di Jepang.";------------32.2.18.3 Ahli industri Mr. James Ball juga menjelaskan bahwafakta tentang shortfall Bontang tidak hanya diketahui olehMitsubishi saja; ---------------------------------------------------32.2.18.4 Pada kenyataannya, LHPL <strong>KPPU</strong> menunjukkan bahwaLNGEU menyadari tentang fakta tersebut sejak Desember2005, bahkan sebelum Mitsubishi masuk atau sebelum duediligence dilaksanakan; ------------------------------------------32.2.18.5 Dalam keadaan apa pun, telah dijelaskan sebelumnyabahwa shortfall Bontang bukan merupakan fakta yangrelevan dalam memilih partner; --------------------------------32.2.19 Paragraf 4(B) LHPL; -----------------------------------------------------... due diligence yang dilakukan oleh Mitsubishi Corporationterhadap informasi-informasi yang dimiliki oleh LNGEU telahdisalahgunakan untuk kepentingan Mitsubishi Corporation dalammembuat proposal baik sebelum maupun pada saat beauty contest.32.2.20 Paragraf 4(B) LHPL tidak benar karena tidak ada proposal danpresentasi dari Mitsubishi yang menggunakan sedikit informasiyang diberikan selama pelaksanaan due diligence. Mitsubishi tetappada kedudukannya bahwa pihaknya tidak menggunakan dan tidakmungkin telah menggunakan informasi apa pun yang adalah milikLNGI; -------------------------------------------------------------------------halaman 194 dari 245


32.2.20.1 <strong>KPPU</strong> belum menunjukkan bukti apa pun yangmencocokkan “rahasia perusahaan” yang diduga milikLNGI dan proposal yang dibuat oleh Mitsubishi.Sebaliknya, Mitsubishi telah menunjukkan bukti yangsangat kuat dalam bentuk slide-slide presentasinya danaffidavit James Ball di mana Mr. Ball mengkaji slide-slidetersebut dan menyimpulkan bahwa Mitsubishi tidak dantidak mungkin telah menggunakan setiap informasi milikLNGI selama pelaksanaan due diligence. DalamAffidavitnya, Mr. James Ball menganalisa slide presentasiMitsubishi tentang pekerjaan awal LNGI (Affidavit JamesBall halaman 39 dan 40). Setelah melakukan hal tersebut,ia menyimpulkan bahwa: ----------------------------------------"We do not believe that the knowledge of the work carriedout by LNGI could in any way have given either Mitsui orMitsubishi any advantage in the partner selection processthat would have resulted in either of those companiesbeing shortlisted or being finally selected. Whatinformation there was related largely to technology orwas specific to the small scheme based on Senoro alone.None of this was relevant to the larger scheme for thecombined Matindok and Senoro blocks. In addition,technology was not a criterion used in selecting thepartners. The technology would be chosen by the partnersat a later stage in the project development from one ofseveral well established providers of liquefactiontechnology. These companies (such as Air Products) arenot generally experienced in the management anddevelopment of LNG projects and are not therefore chosenas partners in LNG projects. They are service providers.Mitsui and Mitsubishi are not among them; they wereoffering their wider LNG development expertise andhalaman 195 dari 245


financial strength. LNGI’s particular contribution wasoffering a small scale technology for a small scale plantthat was not proven for baseload LNG" [penekananditambahkan] (Affidavit James Ball halaman 40).--Terjemahan tidak resmi:---------------------------------[Kami tidak mempercayai bahwa pengetahuan (infomasi)pekerjaan yang dilakukan oleh LNGI dapat dengan caraapapun, memberikan keuntungan bagi Mitsui maupunMitsubishi dalam proses seleksi mitra yang menjadikankedua perusahaan itu masuk dalam daftar pilih atau padaakhirnya terpilih. Informasi tersebut sangat berkaitandengan teknologi atau spesifik dengan skema kecil yangberbasis pada Senoro sendiri. Tak sedikitpun informasiyang relevan dengan skema lebih besar yang ada padagabungan Matindok dan Blok Senoro. Di samping itu,teknologi bukanlah suatu kriteria yang dipakai untukmemilih mitra. Teknologi akan dipilih oleh para mitrapada tingkatan selanjutnya dalam pengembangan proyekdari satu atas beberapa penyedia teknologi liquefactionyang telah mapan. Perusahaan-perusahaan tersebut(seperti Air Products) tidak secara umum berpengalamandalam bidang pengelolaan dan pengembangan proyekproyekLNG serta tidak dipilih sebagai mitra dalamproyek-proyek LNG. Mereka adalah penyedia layanan.Sedangkan Mitsui dan Mitsubishi tidak sama denganperusahaan-perusahaan tersebut, mereka menawarkankeahlian dan kekuatan finansial mereka dalam bidangpengembangan LNG. Kontribusi khusus LNGI adalahmenawarkan sebuah teknologi skala kecil untuk sebuahkilang berskala kecil yang tidak teruji untuk LNGbaseload.;---------------------------------------------------------halaman 196 dari 245


32.2.20.2 Secara khusus, terkait dengan presentasi Mitsubishi padatanggal 24 Februari 2006: ---------------------------------------a. Presentasi tersebut terdiri atas dua bagian: (i) temuanMitsubishi dalam pelaksanaan due diligence (Slide 2sampai 4) dan (ii) proposal Mitsubishi (Slide 5sampai 11);---------------------------------------------------b. Bagian kedua dari presentasi, yaitu konsep proposalMitsubishi, adalah sama dengan proposal pertamaMitsubishi yang dibuat pada tanggal 7 Februari 2006,yaitu pengembangan gabungan Blok Senoro danMatindok, sebelum pihaknya melakukan duediligence. Oleh karena itu, proposal Mitsubishitanggal 24 Februari 2006 tidak mungkin didasarkanpada dan pada kenyataannya tidak didasarkan padasetiap informasi milik LNGI. Perlu ditekankan bahwaMitsubishi selalu (lihat slide-slide tanggal 7 Februari2006) menganjurkan pengembangan gabungan keduablok;-----------------------------------------------------------32.2.20.3 Tidak ada bukti yang mendukung temuan <strong>KPPU</strong> bahwaMitsubishi telah menggunakan informasi apa pun yangdiperoleh dalam pelaksanaan due diligence ------------------32.2.21 (B)(a) Mitsubishi Corporation menyampaikan proposal terkaitdengan marketing LNG Sulawesi berdasarkan temuan hasil duediligence dengan LNGI sebagaimana presentasi tanggal 23 dan 24Februari 2006;----------------------------------------------------------------32.2.21.1 Pernyataan di atas tidak benar karena tidakmemperhatikan bahwa Mitsubishi telah mengajukanproposal pemasarannya (sebagai suatu konsep untukdipertimbangkan oleh Pertamina dan Medco) sejak 7Februari 2006. Kemudian, proposal Mitsubishi tanggal 7Februari 2006 (yang dibuat sebelum due diligence)mengasumsikan bahwa akan ada pengembangan gabunganhalaman 197 dari 245


kedua blok karena pihaknya mengacu pada produksi 2 jutaton per tahun yang hanya dapat dilakukan dengan keduaBlok Snoro dan Matindok, tidak hanya satu blok((Proposal Mitsubishi tanggal 7 Februari 2006 Slide 33).32.2.21.2 Pada kenyataannya, sejak 7 Februari 2006 dan sebelumpelaksanaan due diligence, Mitsubishi telah mengangkatkemungkinan menggunakan Donggi Senoro untukmenutup kemungkinan kekurangan pasokan dari Bontang(Proposal Mitsubishi tanggal 7 Februari 2006 Slide 29).Hal ini hanya diulangi dalam presentasinya pada tanggal23 Februari; -------------------------------------------------------32.2.21.3 Oleh karena itu, jelas bahwa proposal pemasaranMitsubishi menjelaskan idenya sendiri dan bukan karenakajian yang dilakukannya terhadap pekerjaan awal LNGI.Pada kenyataannya, Mitsubishi tidak mengkaji proposalpemasaran LNGI mana pun karena tidak diberikaninformasi tersebut dan hal ini jelas tercermin dalam slideslidetanggal 23 dan 24 Februari 2006. Hanya izin daninformasi teknis awal yang diberikan kepada Mitsubishioleh LNGI; --------------------------------------------------------32.2.22 (B)(b) Mitsubishi Corporation memperbaiki proposal danmempresentasikan proposalnya pada tanggal 16 Maret 2006 yangjuga didasarkan pada hasil pemikiran setelah melakukan duediligence dengan LNGEU; -------------------------------------------------32.2.22.1 Sekali lagi, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, tidak adabukti apa pun untuk menunjukkan bahwa setiap dariinformasi dalam due diligence (yang mana sangat terbatasdan prematur dalam keadaan apa pun) digunakan dalampresentasi tanggal 16 Maret. <strong>KPPU</strong> tidak menunjukkanaspek mana dari proposal tanggal 16 Maret 2006 yangdibuat menggunakan informasi pekerjaan awal LNGI yangdikaji oleh Mitsubishi; -------------------------------------------halaman 198 dari 245


32.2.22.2 Pada kenyataannya, banyak atau sebagian besar poin-poinyang ada dalam presentasi telah dibuat dalam presentasitanggal 7 Februari 2006. Oleh karena itu, kesimpulan diatas tidak didukung oleh bukti apa pun; ----------------------32.2.22.3 Perlu ditekankan bahwa pekerjaan awal LNGIberfokus pada pengembangan satu lapanganmenggunakan konsep instalasi LNG mini sementaraMitsubishi mengusulkan pengembangan gabungankedua blok sejak 7 Februari 2006. Selain itu,Mitsubishi tidak mengusulkan untuk menjadi pembeligas seperti LNGI; akan tetapi pihaknya ingin (sejakawal, sebagaimana terbukti dalam presentasi tanggal 7February 2006) untuk menjadi partner Pertamina danMedco;-------------------------------------------------------------32.2.23 (B)(c) Shortlist partner dari hasil evaluasi proposal ternyata adalahpara pelaku usaha yang telah memiliki informasi awal yang cukupterkait dengan proyek Donggi-Senoro, yaitu LNGEU, Mitsui danMitsubishi Corporation kecuali LNG Japan Corporation. LNGJapan Corporation masuk dalam shortlist Tim Evaluasi PTPertamina (Persero) karena LNGEU dianggap tidak memenuhisyarat; -------------------------------------------------------------------------32.2.23.1 Kesimpulan di atas tidak sesuai dengan bukti yang jelasmenunjukkan bahwa proposal yang dimasukkan ke dalamshortlist oleh Pertamina adalah yang memenuhi semuapersyaratan TOR sementara proposal yang dimasukkan kedalam shortlist oleh Medco adalah yang dinilai cukupmemenuhi persyaratan TOR. Yang dapat disimpulkanadalah bahwa semua peserta yang masuk dalam shortlistadalah mereka yang memenuhi persyaratan TOR danbukan mereka yang memiliki informasi tentang pekerjaanawal LNGI. Untuk hal tersebut, evaluasi lolos/gagal olehPertamina tidak terkait dengan informasi awal tentanghalaman 199 dari 245


proyek Donggi Senoro. Fakta bahwa LNG JapanCorporation dimasukkan dalam shortlist oleh Pertaminameskipun tidak memiliki informasi awal membantahkesimpulan <strong>KPPU</strong> sendiri. --------------------------------------32.2.23.2 Fakta yang tidak terbantahkan adalah bahwa LNG JapanCorporation masuk dalam shortlist bukan karena LNGEUtidak masuk dalam shortlist tetapi karena LNG JapanCorporation memenuhi semua persyaratan TOR. ApabilaLNGEU juga memenuhi persyaratan tersebut (yaituperingkat minimum BBB+), Pertamina kemungkinanbesar akan meloloskannya; -------------------------------------32.2.23.3 Oleh karena itu, pengetahuan awal tentang ProyekDOnggi Senoro jelas tidak relevan dengan kriteriapenilaian untuk masuk dalam shortlist dan (ii)LNGI/LNGEU memiliki pengetahuan tersebut tetapi tidakmasuk dalam shortlist; -------------------------------------------32.2.24 Paragraf 5 LHPL; -----------------------------------------------------------32.2.25 Paragraf 5 tidak benar karena tidak satupun dari temuan yangmendukung kesimpulan bahwa Pasal 22 dan 23 telah dilanggar olehMitsubishi; --------------------------------------------------------------------32.2.26 (1) Pemanfaatan gas dari Lapangan Matindok dan LapanganSenoro dimaksudkan untuk menutup shortfall yang terjadi diBontang dengan pelaku usaha yang terlibat di Bontang anatra lainPT Pertamina (Persero) dan Mitsubishi Corporation. ------------------32.2.26.1 Sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 32.2.14.1 di atas,apakah gas dari Blok Matindok dan Senoro akandigunakan untuk menutup kekurangan di Bontang bukanmerupakan fakta yang relevan dalam pemilihan partner.Kemudian, keterlibatan Mitsubishi, sebagaimanadijelaskan sebelumnya, terbatas sebagai financial arrangerbersama dengan trading house Jepang lainnya, termasukMitsui, LNG Japan dan Itochu; --------------------------------halaman 200 dari 245


32.2.27 (2) Sejak awal pelaksanaan, beauty contest pada proyek Donggi-Senoro LNG telah direncanakan untuk menunjuk PT MitsubishiCorporation sebagai partner untuk membangyun kilang LNGsekaligus sebagai penyandang dana untuk perusahaan yang akandidirikan yaitu PT Donggi Senoro LNG guna membeli gas dariLapangan Matindok dan Lapangan Senoro; -----------------------------32.2.27.1 Sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 21.1 sampai 21.2di atas, Pertamina dan Medco tidak memiliki kewajibanuntuk mengadakan Beauty Contest. Oleh karena itu, tidaklogis untuk menyimpulkan bahwa mereka harusmengadakan Beauty Contest untuk menunjuk Mitsubishipadahal mereka dapat secara langsung menunjukMitsubishi tanpa mengadakan Beauty Contest.Kesimpulan yang lebih logis adalah bahwa Pertamina danMedco ingin untuk mendapatkan partner yang terbaikmelalui proses pemilihan yang kompetitif; -------------------32.2.28 (3) PT Pertamina (Persero), PT Medco Energi Internasional, Tbk,PT Medco E&P Tomori Sulawesi dan Mitsubishi Corporationterbukti melakukan persekongkolan untuk menunjuk MitsubishiCorporation sebagai pemenang dalam beauty contest pemilihanpartner untuk membangun kilang LNG sekaligus sebagaipenyandang dana untuk perusahaan yang akan didirikan yaity PTDonggi Senoro LNG guna membeli gas dari Lapangan Matindokdan Lapangan Senoro; ------------------------------------------------------32.2.28.1 Tidak ada bukti yang dirujuk dalam LHPL <strong>KPPU</strong> yangmerupakan bukti atas persekongkolan. Pada kenyataannyatidak ada persekongkolan tersebut. ---------------------------32.2.28.2 Sebagaimana dijelaskan oleh ahli hukum Ibu Nugrohodalam Affidavit Adi Nugroho, komunikasi semata tidakdapat dianggap sebagai persekongkolan karena komunasitersebut tidak dilakukan secara eksklusif (Affidavit AdiNugroho halaman 7 dan 8). Semua pihak lainnya,halaman 201 dari 245


khususnya LNGI/LNGEU, telah melakukan berbagaikomunikasi dengan Pertamina dam Medco sebagai bagiandari upaya mereka untuk memberikan kesan baik kepadamereka dan agar dilibatkan dalan Proyek Donggi Senoro. -32.2.29 (4) PT Pertamina (Persero), PT Medco Energi Internasional, Tbk,PT Medco E&P Tomori Sulawesi dan Mitsubishi Corporationterbukti melakukan persekongkolan untuk mendapatkan informasidari LNG Limited melalui kegiatan due diligence yang digunakansebagai bahan pemikiran Mitsubishi Corporation dalammenyiapkan proposal baik sebelum maupun pada saat pelaksanaanbeauty contest; ---------------------------------------------------------------32.2.29.1 Sekali lagi, tidak ada apa pun dalam LHPL <strong>KPPU</strong> yangmerupakan bukti persekongkolan untuk mendapatkaninformasi LNGI. Pada kenyataannya, tidak adapersekongkolan yang terjadi. Hal ini telah dijelaskansebelumnya dalam paragraf 32.2.20.1 sampai 32.2.23.3. -32.2.29.2 Tidak ada bukti bahwa informasi tersebut digunakan olehMitsubishi dengan cara apa pun. Pada kenyataannya, tidakada informasi yang digunakan. Hal ini telah dijelaskansebelumya dalam paragraf 32.2.20.1 sampai 32.2.23.3. ---32.2.30 (5) Berdasarkan analisis terhadap fakta-fakta yang diperoleh selamaPemeriksaan Pendahuluan, Pemeriksaan Lanjutan danperpanjangannya, Tim Pemeriksa menyimpulkan terdapat buktiterjadinya pelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-Undang No.5Tahun 1999 yang dilakukan oleh Terlapor I, Terlapor II, TerlaporIII, dan Terlapor IV. ---------------------------------------------------------32.2.30.1 Kami tidak setuju dengan kesimpulan di atas. Kami telahmenunjukkan dalam paragraf sebelumnya bahwa tidak adabukti yang mendukung kesimpulan yang ditetapkan dalamLHPL <strong>KPPU</strong>. Kemudian, sebagaimana kami jelaskandalam Tanggapan Tertulis Pertama kami yang kamirangkum kembali di bawah ini, tidak ada unsur-unsurhalaman 202 dari 245


substantive apa pun dari Pasal 22 dan 23 yang telahterpenuhi. Oleh karena itu, dugaan pelanggaran terhadapPasal 22 dan 23 harus ditolak. ----------------------------------32.3 Analisa Hukum; ----------------------------------------------------------------------<strong>KPPU</strong> tidak memiliki bukti-bukti yang memadai agar memenuhi unsurunsurdari Pasal 22 dan 23 serta hanya semata-mata mengandalkanpada bukti tidak langsung dan asumsi –asumsi yang tidak kuat;-----------32.3.1 Telah dijelaskan dalam Affidavit Adi Nugroho (halaman 3) bahwa<strong>KPPU</strong> tidak berhak untuk hanya mengandalkan indikator-indikatoratau bukti tidak langsung; --------------------------------------------------32.3.2 Penjelasannya didukung oleh Pedoman Pasal 22 di halaman 18yang menyatakan bahwa indikator-indikator yang Anda masihharus dibuktikan dengan bukti oleh <strong>KPPU</strong>. Dengan kata lain,indikator-indikator semata tidak memadai untuk menentukanadanya persekongkolan: ---------------------------------------------------"Untuk mengetahui telah terjadi tidaknya suatu persengkokolandalam tender, berikut dijelaskan berbagai indikasi persekongkolanyang sering dijumpai pada pelaksanaan tender. Perlu diperhatikanbahwa, hal-hal berikut merupakan indikasi persekongkolansedangkan bentuk atau perilaku persekongkolan maupun tidakadanya persekongkolan tersebut harus dibuktikan melaluipemeriksaan oleh Tim Pemeriksa atau Majelis <strong>KPPU</strong>.” ;------32.3.3 Penalaran tersebut akan berlaku untuk membuktikanpersekongkolan berdasarkan Pasal 23; -----------------------------------32.3.4 Dalam hal ini, <strong>KPPU</strong> belum membuktikan dengan bukti langsungatau bahkan bukti tidak langsung yang tersedia bahwapersekongkolan tersebut terjadi; -------------------------------------------Dugaan pelanggaran Pasal 22: Tidak ada unsur-unsur substantif dariPasal 22 yang terpenuhi ;-----------------------------------------------------------32.3.5 Kami telah memberikan argument yang panjang atas namaMitsubishi dalam Tanggapan Tertulis Pertama kami (Lampiran 6Tanggapan Tertulis Kedua ini) untuk menunjukkan bahwa tidakhalaman 203 dari 245


ada unsur-unsur substantif dari Pasal 22 yang telah terpenuhi(Tanggapan Tertulis Pertama paragraf 12 – 69). Apabila satuunsur tidak terpenuhi, maka dugaan tersebut harus ditolak. Hal iniditegaskan oleh ahli hukum Ibu Nugroho dalam Affidavit AdiNugroho (halaman 10). ;---------------------------------------------------Beauty Contest bukan merupakan proses tender dan ketentuan Pasal 22tidak dapat diaplikasikan;-----------------------------------------------------------32.3.6 Kami menjelaskan dalam paragraf 25 sampai 29 dari TanggapanTertulis Pertama bahwa Beauty Contest tidak dapat dianggapsebagai "tender" dalam arti yang ditentukan dalam Pasal 22. Iniadalah kesimpulan yang juga diungkapkan oleh ahli hukum IbuNugroho dalam Affidavit Adi Nugroho:”Pasal 22 mengatur bersekongkol untuk menentukan pemenang tender,sedangkan tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborongsuatu pekerjaan, untuk pengadakan barang dan atau penyediaan jasaBerdasarkan fakta dari data-data yang saksi peroleh perkara No.35/<strong>KPPU</strong>-I/2010 bukan merupakan tender pengadaan barang dan atau jasa,sebagaimana ditentukan pasal 22 dan Pedoman Larangan PersekongkolanTender, tetapi lebih bersifat mencari investor atau partner kerjasama yangmempunyai keahlian, seperti yang mempunyai rencana kerja yang baik,profesionalitas dan pengalaman kerja dalam bidang yang berkaitan denganprojek Matindok dan Senoro, dan yang mempunyai kemampuan keuangandan sumber daya manusia yang berpengalaman dalam pengembangan danpemasaran bisnis LNG.Karena tujuan projek tersebut adalah untuk mencari investor partner kerja,maka disebut sebagai ”beauty contest” bukan sebagai ”tender”, untukmengundang pelaku usaha/industri yang berminat, agar memberikanproposalnya yang berkaitan dengan projek Matindok dan Senoro, danmempresentasikan pendapatnya pada waktu dan tempat yang ditentukanoleh kedua operator projek tersebut (Pertamina dan Medco Energihalaman 204 dari 245


Internasional Tbk)” (Affidavit Adi Nugroho tanggapan terhadapPertanyaan 5, halaman 9).;----------------------------------------------------------32.3.7 Oleh karena itu, Pasal 22 tidak berlaku terhadap skenario faktualyang ada dan dugaan tersebut harus ditolak; ----------------------------Sekalipun Beauty Contest adalah suatu tender, tidak terdapatpersekongkolan untuk menentukan Mitsubishi sebagai pemenangBeauty Contest;--------------------------------------------------------------32.3.8 Meskipun <strong>KPPU</strong> berpandangan bahwa Beauty Contest adalah"tender" sesuai dengan makna dari Pasal 22, <strong>KPPU</strong> tidakmembuktikan adanya persekongkolan untuk menentukanMitsubishi sebagai pemenang Beauty Contest. Pada kenyataannya,tidak terdapat persekongkolan tersebut; ----------------------------------32.3.9 Bukti terkuat bahwa tidak terdapat persekongkolan tersebut adalahfakta bahwa Pertamina dan Medco tidak berkewajiban untukmengadakan proses pemilihan apa pun untuk memilih suatu pelakuindustri dengan siapa mereka ingin bekerjasama. Apabila merekadapat memilih Mitsubishi secara langsung apabilamenginginkannya, mereka tidak perlu mengadakan Beauty Contestuntuk memilih Mitsubishi. Kesimpulannya adalah pasti karenamereka ingin melihat kemampuan dari berbagai pelaku industriuntuk mendapatkan partner. Hal ini telah dijelaskan dengan panjangdalam paragraf 21.1 dan 22.3 di atas dan dalam paragraf 23 dan24 dari Tanggapan Tertulis Pertama. James Ball juga menjelaskanbahwa banyak operator melakukan penunjukkan langsung melaluikesepakatan privat tetapi beberapa mungkin melaksanakan prosespemilihan (Affidavit James Ball halaman 21 dan 22 dari versiBahasa Inggris); ------------------------------------------------------------32.3.10 Oleh karena itu, tidak mungkin terdapat persekongkolan denganpemenang proses seleksi apabila ternyata tidak ada kewajiban untukmengadakan proses seleksi; ------------------------------------------------32.3.11 Lebih penting lagi, <strong>KPPU</strong> tidak menunjukkan bukti apa pun untukmenetapkan bentuk persekongkolan. Hanya asumsi, gabunganhalaman 205 dari 245


peristiwa tidak cukup – dugaan harus dibuktikan, menurutPedoman Pasal 22. ;---------------------------------------------------------32.3.12 Komunikasi antara Mitsubishi dan Pertamina dan Medco tanpaada yang lainnya bukan merupakan bukti persekongkolan..Kami telah menjelaskannya dalam paragraf 31 sampai 42 dariTanggapan Tertulis Pertama mengapa komunikasi tersebut tidakdapat dianggap sebagai bukti atau “indikator” persekongkolan.Alasan yang paling penting adalah bahwa komunikasi tersebut tidakhanya dilakukan oleh Mitsubishi. Analisa kami sesuai denganpendapat Ibu Nugroho (Affidavit Adi Nugroho, tanggapanterhadap pertanyaan 3 halaman 5 – 8). --------------------------------32.3.13 <strong>KPPU</strong> telah mengajukan fakta-fakta dan kesimpulan baru dalamparagraf 4(A) untuk memberikan alasan guna membuktikanpersekongkolan tersebut. Akan tetapi, sebagaimana kami telahjelaskan dalam paragraf 10 sampai 26 di atas, pernyataan faktualtidak sesuai dengan bukti <strong>KPPU</strong> sendiri dan atas analisa yang benarterhadap bukti, kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah salah. Olehkarena itu, <strong>KPPU</strong> tetap dan tidak dapat menetapkan adanyapersekongkolan. Dalam kenyataannya memang tidak adapersekongkolan tersebut. Tidak terdapat suatu persaingan usahatidak sehat; -------------------------------------------------------------------32.3.14 <strong>KPPU</strong> belum membuktikan bahwa tidak ada persaingan usaha tidaksehat yang disebabkan oleh perbuatan yang dikeluhkan. Hal inimerupakan unsur yang diperlukan dari Pasal 22 yang apabila tidakterbukti, mengharuskan <strong>KPPU</strong> untuk menolak dugaan tersebutsepenuhnya (Affidavit Adi Nugroho, tanggapan terhadappertanyaan 1 halaman 1 – 3). ---------------------------------------------32.3.15 Di sisi lain, kami telah menjelaskan dalam paragraf 57 sampai 69dari Tanggapan Tertulis Pertama bahwa tidak terdapat persainganusaha tidak sehat berdasarkan alasan-alasan berikut: -----------------halaman 206 dari 245


32.3.15.1 Pemilihan Mitsubishi Corporation merupakan hasil danmanfaat terbaik yang mungkin diperoleh untuk Pertaminadan Medco dan, pada gilirannya, untuk Indonesia; ---------32.3.15.2 Mitsubishi menang berdasarkan kekuatan proposalnyadan kedudukan keuangan yang baik akan meminimalkanrisiko kegagalan proyek yang akan memberikan manfaatbagi Pertamina dan Medco sebagai operator dan, padagilirannya, bagi Indonesia; dan ---------------------------------32.3.15.3 Tidak dipilihnya LNGI/EU atau para peserta lainnya tidakmenjadikannya tidak efisien berdasarkan prinsip efisiensirule of reason. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibu AdiNugroho: ----------------------------------------------------------"pendekatan rule of reason, cenderung berorentasi padaprinsip efisiensi, apakah dengan tidak terpilihnyaLNGI/LNGEU atau peserta beauty contest yang lainmenjadi tidak efisien.? Saksi berpendapat bahwa denganterpilihnya Mitsubishi Corporation sebagai pemenangjustru lebih efisien, karena meskipun semua pesertabeauty contest mempunyai pengalaman dalam bisnis LNG,tetapi Mitsubishi Corporation disamping credit ratingBBB+, mempunyai perencanaan yang lebih matang,dalam kemampuan tehnologi baik pengembangan maupunpemasaran dan mempunyai pendanaan yang kuat."(Affidavit Adi Nugroho, tanggapan terhadap pertanyaan12 halaman 15 – 16);--------------------------------------------32.3.16 Dengan tidak adanya persaingan usaha tidak sehat, dengandemikian tidak ada pelanggaran terhadap Pasal 22; --------------------Dugaan pelanggaran Pasal 23: Tidak ada unsur-unsur substantif dariPasal 23 yang terpenuhi;-------------------------------------------------------------32.3.17 Kami telah memberikan argumen yang panjang atas namaMitsubishi dalam Tanggapan Tertulis Pertama kami (Lampiran 6terhadap Tanggapan Tertulis Kedua ini) untuk menunjukkanhalaman 207 dari 245


ahwa tidak ada unsur-unsur substantif Pasal 23 telah terpenuhi(Tanggapan Tertulis Pertama paragraf 70 – 106). Apabila salahsatu unsur tidak terpenuhi, maka dugaan harus ditolak. Hal iniditegaskan oleh ahli hukum Ibu Nugroho dalam Affidavit AdiNugroho (halaman 10); ----------------------------------------------------LNGI bukan merupakan kompetitor dari Mitsubishi pada saat yangbersangkutan;--------------------------------------------------------------------------32.3.18 Kami telah menjelaskan dalam paragraf 75 sampai 79 dariTanggapan Tertulis Pertama bahwa LNGI/EU tidak dapatdianggap sebagai pesaing Mitsubishi pada saat yang bersangkutankarena: -------------------------------------------------------------------------32.3.18.1 Skema yang ditawarkan oleh LNGI berbeda dari skemayang ditawarkan oleh Mitsubishi kepada Pertamina danMedco; -------------------------------------------------------------a. LNGI menawarkan skema untuk satu blok, yaitu BlokSenoro, dalam mana LNGI akan bertindak sebagaipembeli gas untuk membeli gas dari Pertamina danMedco. LNGI juga menawarkan konsep teknologiinstalasi LNG mini yang dimilikinya untukmemproses gas yang dibeli. LNGI kemudian akanseterusnya menjual gas tersebut. (LDP <strong>KPPU</strong> yangmerangkum Exclusivity Agreement);--------------------b. Mitsubishi, di sisi lain, menawarkan dalampresentasinya yang pertama pada tanggal 7 Februari2006 (sebelum due diligence dilaksanakan dansebelum pihaknya menyadari kepentingan LNGI)untuk dilibatkan dalam semua aspek kegiatan hulu danhilir dari kedua blok, yaitu Blok Matindok danSenoro;--------------------------------------------------------32.3.18.2 LNGI dan Mitsubishi beroperasi di dua pasar yangberbeda ; -----------------------------------------------------------halaman 208 dari 245


a. LNGI pada dasarnya adalah penyedia teknologi danpengalamannya sebagian besar terkonsentrasi dalampembelian gas dan pembangunan serta pengoperasianinstalasi LNG mini peakshaving (fluktuasi musimandalam pasokan gas);----------------------------------------b. Mitsubishi, di sisi lain, adalah pemain yang mencakupsemua rantai nilai (all value-chain player) yang dapatmelaksanakan semua aspek kegiatan hulu dan hilir.Pihaknya bukan penyedia teknologi dan terlibatterutama dalam fasilitas ekspor baseload (pasokan gassepanjang tahun);--------------------------------------------32.3.19 <strong>KPPU</strong> belum membuktikan bahwa LNGI adalah kompetitorMitsubishi pada waktu yang bersangkutan. Dengan demikian,dugaan tersebut harus gugur; ----------------------------------------------Pekerjaan awal LNGI bukan merupakan "rahasia perusahaan" yangtermasuk dalam pengertian Pasal 23;----------------------------------------------32.3.20 Sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 89 sampai 93 dariTanggapan Tertulis Pertama, informasi yang dikaji olehMitsubishi tidak dapat diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaanLNGI.; -------------------------------------------------------------------------32.3.21 <strong>KPPU</strong> belum membuktikan atau menunjukkan bukti apa pun terkaitdengan informasi apa yang merupakan rahasia perusahaan. Tanpaadanya bukti tersebut, dugaan tersebut harus gugur; -------------------Tidak terdapat persekongkolan untuk mendapatkan rahasiaperusahaan LNGI;---------------------------------------------------------32.3.22 <strong>KPPU</strong> tidak memiliki bukti atas bentuk persekongkolan apa pununtuk mendapatkan rahasia perusahaan LNGI; ------------------------32.3.23 Sebaliknya, kami telah menjelaskan dalam paragraf 80 sampai 81dari Tanggapan Tertulis Pertama tentang alasan mengapa tidakada persekongkolan: --------------------------------------------------------32.3.23.1 Mitsubishi tidak memulai mengadakan kontak denganLNGI/EU. Medcolah yang mengajukan permintaanhalaman 209 dari 245


kepada Mitsubishi untuk mengkaji pekerjaan awalLNGI/EU. Mitsubishi hanya menjalankan permintaantersebut;------------------------------------------------------------32.3.23.2 LNGI/EU secara penuh menyadari permintaan Medcokepada Mitsubishi dan mengizinkan Mitsubishi untukmengkaji informasi tersebut;-----------------------------------32.3.23.3 Permintaan tersebut tidak hanya diajukan kepadaMitsubishi – dua pihak lainnya, Mitsui dan Anadarko jugadiminta untuk melaksanakan kajian tersebut;-----------------32.3.23.4 Dengan tidak adanya bukti persekongkolan, dugaantersebut harus gugur;---------------------------------------------Tidak terdapat suatu persaingan usaha tidak sehat karena Mitsubishi tidakmenggunakan dan tidak mungkin telah menggunakan informasi yangdikajinya dalam proposalnya sendiri;-----------------------------------------------32.3.24 Kami telah menjelaskan dalam paragraf 32.2.20.1 sampai 25.9 diatas dan dalam paragraf 95 sampai 102 dari Tanggapan TertulisPertama bahwa Mitsubishi tidak menggunakan dan tidak mungkintelah menggunakan informasi yang dikajinya selama pelaksanaandue diligence;---------------------------------------------------------------32.3.25 <strong>KPPU</strong> belum menunjukkan bukti apa pun tentang penggunaantersebut. Di sisi lain, kami telah menunjukkan bahwa tidak adaproposal yang dibuat oleh Mitsubishi yang menggunakan informasitersebut. Semua proposal Mitsubishi dapat ditelusuri ke presentasipertama Mitsubishi pada tanggal 7 Februari 2006, sebelum duediligence dilaksanakan;-----------------------------------------------------32.3.26 Dengan tidak adanya penggunaan informasi yang dimiliki olehLNGI/EU, tidak mungkin ada persaingan usaha yang tidak sehat;---32.3.27 Kemudian, sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 40 sampai 42di atas dan dalam paragraf 103 sampai 106 dari TanggapanTertulis Pertama, tidak ada persaingan usaha yang tidak sehat.Oleh karena itu, dugaan pelanggaran Pasal 23 harus gugur;-----------halaman 210 dari 245


Terima kasih atas perhatian Anda. Kami menantikan persidangan tanggal 27Desember 2010 untuk membantu Majelis Komisi <strong>KPPU</strong> dalam mengambilkesimpulan yang benar, yaitu bahwa:---------------------------------------------------------o tidak terdapat pelanggaran Pasal 22 dari Undang-Undang No. 5 tahun 1999 yangdilakukan oleh Mitsubishi atau setiap dari para terlapor; dan;------------------------o tidak terdapat pelanggaran terhadap Pasal 23 dari Undang-Undang No. 5 tahun1999 oleh Mitsubishi atau setiap dari para terlapor;-----------------------------------33. Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Komisi menilai telah mempunyai buktidan penilaian yang cukup untuk mengambil keputusan; --------------------------------TENTANG HUKUMBerdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (selanjutnya disebut “LHPL”),Tanggapan/Pembelaan/Pendapat para Terlapor, BAP, surat-surat dan dokumendokumendan alat bukti lainnya dalam perkara ini, Majelis Komisi menilai,menyimpulkan dan memutuskan perkara berdasarkan bukti yang cukup tentang telahterjadi atau tidak terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh para Terlapor dalamperkara a quo. Dalam melakukan penilaian, Majelis Komisi menguraikan dalambeberapa bagian, yaitu: -----------------------------------------------------------------------------1. Tentang Dugaan Pelanggaran; ---------------------------------------------------------------2. Tentang Identitas Para Terlapor; ------------------------------------------------------------3. Tentang Beauty Contest; ---------------------------------------------------------------------4. Tentang Perilaku Diskriminatif; -------------------------------------------------------------5. Tentang Beauty Contest diarahkan pada Mitsubishi Corporation; ---------------------6. Tentang Beauty Contest dirancang untuk menyingkirkan LNGEU; -------------------7. Tentang Beauty Contest mengarah untuk menunjuk Mitsubishi Corporation gunamembantu bisnis LNG PT Pertamina (Persero);------------------------------------------8. Tentang Persekongkolan; --------------------------------------------------------------------9. Tentang Informasi Rahasia Pelaku Usaha Pesaing; --------------------------------------10. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999; ---------------------------halaman 211 dari 245


11. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 23 UU No. 5 Tahun 1999; ---------------------------12. Tentang Kesimpulan; -------------------------------------------------------------------------13. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Sebelum Memutus; ----------------------------14. Tentang Saran dan Pertimbangan kepada Pemerintah; ----------------------------------15. Tentang Diktum Putusan dan Penutup. ----------------------------------------------------Berikut uraian masing-masing bagian sebagaimana tersebut di atas; ------------------------1. Tentang Dugaan Pelanggaran; --------------------------------------------------------------Menimbang bahwa dugaan pelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-undang No.5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh Para Terlapor adalah sebagai berikut: -------------1.1. Mitsubishi Corporation (selanjutnya disebut MC) bersekongkol denganPT Pertamina (Persero) (selanjutnya disebut PNA), PT Medco EnergiInternasional, Tbk (selanjutnya disebut MEI) dan PT Medco E&P TomoriSulawesi (MEPTS) untuk mengatur dan atau menentukan MC sebagaipemenang yang mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat antaralain tersingkirnya PT LNG Energi Utama (selanjutnya disebut LNGEU) danMitsui & Co. Ltd (selanjutnya disebut Mitsui) dari Beauty Contest tersebut; ----1.2. MC bersekongkol dengan PNA, MEI dan MEPTS untuk mendapatkaninformasi kegiatan usaha pesaingnya yaitu LNG Internasional Pty. Ltd.(selanjutnya disebut LNGI), yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaanberdasarkan Confidentiality Agreement, melalui proses due dilligence terhadapdokumen pekerjaan awal LNGI di Proyek Senoro yang dimanfaatkan oleh MCuntuk memenangkan Beauty Contest pencarian mitra investasi dalam ProyekDonggi-Senoro; ----------------------------------------------------------------------------2. Tentang Identitas Para Terlapor; ----------------------------------------------------------Bahwa Majelis Komisi menilai Identitas Terlapor adalah sebagai berikut: -------------2.1 Terlapor I, PT Pertamina (Persero), semula merupakan PerusahaanPertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) yang dibentukberdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyakdan Gas Bumi Negara kemudian dialihkan bentuknya menjadi PerusahaanPerseroan (Persero) berdasarkan PP No. 31 Tahun 2003 tentang PengalihanBentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara menjadiPerusahaan Perseroan (Persero). PT Pertamina (Persero) merupakan Badanhalaman 212 dari 245


Usaha Milik Negara berbentuk Persero yang didirikan berdasarkan Akte NotarisLenny Janis Ishak, SH No. 20 Tanggal 17 September 2003, yang terakhirdiubah dengan Akta No. 04 tanggal 14 Juli 2009 dari notaris yang sama, yangberkedudukan di Jl. Medan Merdeka Timur 1A, Jakarta Pusat 10110, Indonesia,dan melakukan kegiatan usaha di bidang minyak, gas dan panas bumi; -----------2.2 Terlapor II, PT Medco Energi Internasional, Tbk., merupakan badan usahaberbentuk perseroan terbuka yang berdiri sejak tahun 1980 dan terdaftar diBursa Efek Jakarta sejak tahun 1994 berkedudukan di Energy Building, Lantai52, SCBD Lot 11A, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan12190, Indonesia, melakukan kegiatan usaha di bidang eksplorasi dan produksiminyak dan gas, jasa pengeboran, produksi LPG dan pembangkit tenaga; --------2.3 Terlapor III, PT Medco E&P Tomori Sulawesi, merupakan badan usahaberbentuk perseroan terbatas yang sebelumnya bernama PT Medco TomoriSulawesi yang selanjutnya berdasarkan Akta Nomor 83 tanggal 30 Maret 2004yang dibuat oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. diubah namanyamenjadi PT Medco E&P Tomori Sulawesi, berkedudukan di Energy Building,Lantai 38, SCBD Lot 11A, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan12190, Indonesia, merupakan anak perusahaan PT Medco Energi Internasional,Tbk. yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas; -----2.4 Terlapor IV, Mitsubishi Corporation merupakan perusahaan Jepang yangberdiri sejak tahun 1954, yang berkantor pusat di Mitsubishi Shoji Building, 3-1, Marunouchi 2-Chome, Chiyoda-ku, Tokyo, 100-8086, Jepang, dengan alamatkorespondensi di Mitsubishi Corporation Jakarta Representative Office, yangberkedudukan di Sentral Senayan II, Lt. 18-19, Jalan Asia Afrika Nomor 8,Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Pusat 10270, Indonesia, melakukanberbagai jenis kegiatan usaha secara multinasional antara lain di bidangperdagangan dan investasi di bidang energi termasuk salah satunya diIndonesia; -----------------------------------------------------------------------------------3. Tentang Beauty Contest; ----------------------------------------------------------------------3.1 Menimbang bahwa LHPL pada pokoknya menyatakan terjadi pelanggaranPasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999; --------------------------------------halaman 213 dari 245


3.2 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor I (PNA) padapokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut: ------------------------------------(1) Bahwa beauty contest pemilihan mitra bukan merupakan tendersebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; ----------------------------------------(2) Bahwa dalam beauty contest, mitra yang terpilih tidak memberikanjasa/menjual barang, tidak ada pembayaran dari Terlapor I dan TerlaporII kepada mitra dan mitra yang terpilih harus menanamkan investasi.Sedangkan pengertian tender menurut Pasal 22 adalah terdiri dari:tawaran mengajukan harga, memborong suatu pekerjaan, mengadakanbarang-barang dan menyediakan jasa; ------------------------------------------(3) Bahwa ahli dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahmenyatakan beauty contest bukan merupakan tender sebagaimanadimaksud dalam Pasal 22; --------------------------------------------------------3.3 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor II (MEI) danTerlapor III (MEPTS) pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut;-(1) Bahwa persekongkolan yang dimaksud dalam Pasal 22 adalahpersekongkolan antara peserta tender; ------------------------------------------(2) Bahwa menurut ahli, beauty contest (seleksi calon mitra) tidak termasukdalam pengertian tender sebagaimana diatur dalam Pasal 22 karenabeauty contest adalah pemilihan calon partner untuk membangun suatuusaha bukan mengenai pengadaan barang/jasa; -------------------------------3.4 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor IV (MC) padapokoknya menyampaikan beauty contest bukan merupakan tender karena tujuanbeauty contest adalah untuk mencari investor partner kerja; ------------------------3.5 Menimbang bahwa terhadap LHPL dan pembelaan para Terlapor, MajelisKomisi menyatakan hal-hal sebagai berikut:-------------------------------------------(1) Bahwa salah satu tujuan dari UU No. 5 Tahun 1999 adalah untukmenjaga eksistensi persaingan di pasar dan menjamin persaingan yangterjadi dilakukan secara sehat sehingga allocative efficiency dapattercipta dan konsumen dapat menikmatinya. Dalam pasar dimana biayayang diperlukan sangat besar untuk melakukan kegiatan usaha, efisiensijustru tercapai melalui skala ekonomi, yaitu ketika hanya ada satu pelakuhalaman 214 dari 245


usaha di pasar, kondisi yang disebut sebagai monopoli alamiah. Contohpasar yang bersifat monopoli alamiah misalnya yang berkaitan denganpublic utilities, antara lain: telekomunikasi, transportasi,ketenagalistrikan, penyediaan air bersih, infrastruktur (UNCTAD, IGE10 th Session, 2009); ----------------------------------------------------------------(2) Bahwa persaingan pada pasar yang bersifat monopoli alamiah sulitdiharapkan terjadi, namun demikian bukan berarti pasar ini tertutup dariproses persaingan. Persaingan tetap dapat diciptakan bukan di dalampasar tersebut (competition in the market), melainkan untuk memperolehpasar tersebut (competition for the market); ------------------------------------(3) Bahwa penguasaan pasar yang bersifat monopoli alamiah dapat lahirmelalui berbagai model, antara lain: lelang, beauty contest, first-comefirst-serve,grandfather rights, atau lotere (Maarten Janssen (Ed), 2004).Dua yang pertama (lelang dan beauty contest) dapat dikatakan sebagaibentuk competition for the market atau juga disebut sebagai konsesi(OECD Policy Brief, Mei 2007) sedangkan tiga model penguasaan pasaryang terakhir (first-come-fisrt serve, grandfather rights, dan lotere) tidakmemiliki dasar pertimbangan yang jelas (Maarten Janssen (Ed), 2004),sehingga bukan model dari konsesi; ---------------------------------------------(4) Bahwa oleh karena itu, eksistensi persaingan tetap dapat dijaga padapasar yang bersifat monopoli alamiah sekali pun. Pada poin inilah UUNo. 5 Tahun 1999 harus berfungsi untuk menjamin persaingan tidakdilakukan secara curang, baik yang bersifat competition in the market,maupun untuk competition for the market; -------------------------------------(5) Bahwa Majelis Komisi berpendapat Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999didesain untuk menjamin competition for the market dilaksanakan tanpakecurangan. Pasal 22 secara spesifik menyebutkan “Pelaku Usahadilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan ataumenentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinyapersaingan usaha tidak sehat.” Selanjutnya dalam penjelasan disebutkanbahwa “tender” adalah “tawaran mengajukan harga untuk memborongsuatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang, atau untukhalaman 215 dari 245


menyediakan jasa.” Berdasarkan ketentuan Pasal 22 dan penjelasannyatersebut seolah-olah tender yang dimaksud adalah hanya untuk “publicprocurement.” Namun dalam Peraturan Komisi Pengawas PersainganUsaha No. 02 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pasal 22 UU No. 5 Tahun1999 Tentang Larangan Persekongkolan Dalam Tender (“Pedoman Pasal22”) secara jelas menyatakan bahwa tender yang dimaksud tidak hanyasebatas pada “public procurement”, tapi juga untuk tender olehperusahaan swasta. “Tender” dimaksud dalam Pedoman Pasal 22 tersebutadalah tawaran mengajukan harga untuk: 1) Memborong ataumelaksanakan pekerjaan; 2) Mengadakan barang dan atau jasa; 3)Membeli suatu barang dan atau jasa; 4) Menjual suatu barang dan ataujasa; -----------------------------------------------------------------------------------(6) Bahwa berdasarkan angka 4 Pedoman Pasal 22 tersebut, yangmenyatakan tender adalah penawaran harga untuk menjual suatu barangdan jasa, Majelis Komisi berpendapat bahwa “tender” dalam Pasal 22tidak hanya berlaku untuk “public procurement”, namun juga bagi“konsesi”, antara lain melalui model lelang atau beauty contest. Berbedadengan “tender” yang bertujuan untuk mencari penawar dengan hargaterendah atau “best value” (kombinasi harga dan kualitas), konsesibertujuan untuk mencari penawar dengan harga atau manfaat tertinggi; --(7) Bahwa dalam lelang, biasanya peserta menawarkan satu atau lebihpenawaran harga dan penawar dengan harga tertinggi yangmemenangkan lelang. Sedangkan dalam beauty contest, biasanya pesertamenawarkan rencana bagaimana perusahaan akan menggunakan asettersebut di kemudian hari dan menyediakan credentials untukmenunjukkan rencana tersebut dapat dipercaya (Maarten Janssen (Ed),2004). Proses penilaian beauty contest, dilakukan berdasarkan kriteriayang telah ditetapkan terlebih dahulu, misalnya keahlian teknis,kemampuan keuangan, dan cakupan jaringan (OECD Policy Brief, Mei2007). Namun bukan berarti penawaran harga selalu absen dalam prosesbeauty contest, penawaran harga dapat menjadi salah satu elemenpenilaian dalam proses beauty contest (Maarten Janssen (Ed), 2004); -----halaman 216 dari 245


(8) Bahwa beauty contest lebih menjadi pilihan dibandingkan dengan lelangdalam hal diperlukan inovasi dan pendekatan yang berbeda dalam proyekyang akan dikerjakan. Melalui beauty contest, peserta dapatmengembangkan kreasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan khususkarena syarat-syarat belum sepenuhnya ditetapkan di awal (MaartenJanssen (Ed), 2004); ---------------------------------------------------------------(9) Bahwa model beauty contest dalam rangka memberikan hak konsesiterhadap industri dengan karakteristik monopoli alamiah digunakan olehTerlapor I (PNA) dan Terlapor II (MEI) dalam rangka mencari mitrauntuk memproduksi LNG; --------------------------------------------------------(10) Berdasarkan uraian tersebut, Majelis Komisi menilai bahwa beautycontest adalah salah satu bentuk tender, yang bertujuan untukmenciptakan competition for the market dan oleh karenanya tunduk padaketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999; -------------------------------------4. Tentang Perilaku Diskriminatif; ------------------------------------------------------------4.1 Menimbang bahwa LHPL pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut:(1) Bahwa PNA dan MEI melaksanakan beauty contest dalam pemilihanpartner untuk proyek Donggi-Senoro LNG dengan cara diskriminatifkarena memberikan kesempatan yang berbeda-beda kepada peserta danmenguntungkan kepada MC; -----------------------------------------------------(2) Bahwa perilaku diskriminatif ditunjukkan oleh fakta-fakta sebagaiberikut: -------------------------------------------------------------------------------a. MC telah melakukan diskusi dengan PNA dan MEI sekurangkurangnyasejak 12 Januari 2006 untuk proyek LNG ini dan beberapakali melakukan pertemuan untuk mendiskusikan hal ini. Kesempatanini tidak dimiliki oleh peserta lain sehingga waktu untuk penyiapanproposal menjadi lebih sempit; ----------------------------------------------b. Undangan pertama beauty contest disampaikan pada tanggal 1September 2006 kepada 7 (tujuh) calon partner dan pada tanggal 13September 2006 dikirimkan kembali undangan kepada 3 (tiga) calonpartner. Calon partner yang menerima undangan pertama dan keduaselambat-lambatnya menyampaikan proposal pada tanggal 22halaman 217 dari 245


September 2006. Hal ini mengakibatkan peserta memiliki waktupenyiapan proposal yang berbeda-beda; -----------------------------------c. PNA dan MEI mengundang MC pada tanggal 4 September 2006setelah TOR disampaikan dengan maksud untuk menilai TOR danmelihat kesiapan MC. Hal ini tidak dilakukan untuk seluruh pesertabeauty contest; -----------------------------------------------------------------4.2 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor I (PNA) padapokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut: ----------------------------------(1) Bahwa tidak ada persekongkolan (tindakan diskriminatif) dalam beautycontest; ------------------------------------------------------------------------------(2) Bahwa fakta-fakta tidak adanya tindakan diskriminatif adalah sebagaiberikut: -------------------------------------------------------------------------------a. Semua perusahaan yang menyampaikan minat terhadap proyekdiundang dalam beauty contest. Perusahaan yang diundang memilikikesempatan yang sama; ------------------------------------------------------b. PNA tidak hanya memberikan kesempatan untuk bertemu (courtesycall) kepada MC tetapi juga kepada LNGEU, BG Asia Pacific Ltd,Itochu Corporation, LNG Japan Corporation, Marubeni Corporationdan Mitsui; ---------------------------------------------------------------------c. Perbedaan tanggal pengiriman undangan sama sekali tidakmenguntungkan MC. Selaku pihak terakhir yang diundang, BG AsiaPacific Pte Ltd, Japan Petroleum Exploration Co. Ltd dan Pacific OilAnd Gas Indonesia tidak menyampaikan keberatan; --------------------d. Selama pelaksanaan beauty contest, Tim Pelaksana beauty contest diPNA tidak pernah bertemu dengan peserta. Tim bertindak independendalam menyusun TOR; -------------------------------------------------------4.3 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor II (MEI) danTerlapor III (MEPTS) pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut:(1) Bahwa komunikasi antara MEI dan MEPTS dengan MC sebelumdiadakannya proses seleksi mitra adalah dalam rangka niatan baik MEIdan MEPTS membantu LNGI untuk diperkenalkan dengan pebisnishalaman 218 dari 245


ertaraf internasional. LNGI juga berinisiatif melakukan komunikasidengan Anadarko, Itochu dan Mitsui; -------------------------------------------(2) Bahwa tidak ada bukti-bukti hukum yang sah perbedaan waktumerupakan bentuk persekongkolan. Disamping itu, perusahaan yangmenerima undangan pada tanggal 13 September 2006 tidak mengajukankeberatan; ----------------------------------------------------------------------------(3) Bahwa presentasi MC pada tanggal 4 September 2006 tidak dimaksudkanuntuk melihat dan menilai TOR namun hanya dalam rangkamendengarkan presentasi MC; --------------------------------------------------4.4 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor IV (MC)pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut: ----------------------------(1) Bahwa beauty contest tidak dilaksanakan dengan tujuan untuk menunjukMC sebagai mitra dan pembeli gas melainkan beauty contestdilaksanakan untuk mencari partner terbaik bagi PNA dan MEI danMEPTS guna melaksanakan aktivitas hilir atas lahan Senoro danMatindok;----------------------------------------------------------------------------(2) Bahwa PNA, MEI dan MEPTS tidak memiliki kewajiban untukmelaksanakan beauty contest dan juga tidak memiliki kewajiban kepadaLNGEU ataupun kepada pihak lain manapun. PNA, MEI dan MEPTSsejak awal dapat menunjuk langsung MC sebagai partner apabilakeduanya menginginkan hal tersebut; -------------------------------------------(3) Bahwa tidak benar apabila dikatakan PNA, MEI dan MEPTS mencaripartner dan pembeli gas. PNA, MEI dan MEPTS hanya mencari partneruntuk membentuk perusahaan patungan dimana perusahaan patungantersebut akan menjadi pembeli gas; ---------------------------------------------(4) Bahwa diskusi-diskusi yang dilakukan oleh MC dengan PNA, MEI danMEPTS tidak ada kaitannya dengan beauty contest. Oleh karenanyadiskusi-diskusi tersebut tidak dapat dikatakan memberikan keuntungankepada MC karena MC tidak mengetahui apa keinginan PNA, MEI danMEPTS. MC juga tidak memiliki peranan dalam menentukan kriteriadari beauty contest; ----------------------------------------------------------------halaman 219 dari 245


4.5 Menimbang bahwa terhadap LHPL dan pendapat atau pembelaan paraTerlapor, Majelis Komisi menilai hal-hal sebagai berikut: -------------------------(1) Bahwa terkait dengan diskusi-diskusi yang dilakukan oleh MC kepadaDireksi PNA, Direksi MEI dan Direksi MEPTS sebelum dan pada saatbeauty contest merupakan tindakan yang menguntungkan bagi MC.Presentasi-presentasi MC kepada Direksi PNA, MEI dan MEPTS tanggal7 Februari 2006, tanggal 23 Februari 2006, tanggal 24 Februari 2006,tanggal 16 Maret 2006 dan tanggal 4 September 2006 adalah berkaitandengan substansi proyek. Tidak semua peserta beauty contestmemperoleh kesempatan yang sama dari Direksi PNA, MEI dan MEPTSuntuk melakukan diskusi terkait dengan substansi proyek baik sebelummaupun pada saat pelaksanaan beauty contest sehingga Majelis menilaiterdapat perilaku diskriminatif yang dilakukan oleh PNA, MEI danMEPTS; ------------------------------------------------------------------------------(2) Bahwa terkait dengan perbedaan waktu pengiriman undangan, MajelisKomisi menilai perbedaan waktu tersebut telah memberikan kesempatandan peluang yang berbeda di antara peserta beauty contest dalammenyiapkan dokumen. Meskipun tidak terdapat keberatan dari pesertabeauty contest yang memperoleh undangan terakhir, Majelis Komisimenilai perbedaan pengiriman undangan tersebut merupakan tindakandiskriminatif; ------------------------------------------------------------------------(3) Bahwa Majelis Komisi sependapat dengan pembelaan Terlapor I (PNA)bahwa Terlapor IV tidak pernah melakukan presentasi kepada TimEvaluator pada tanggal 4 September 2006. Meskipun demikian, MajelisKomisi menilai bahwa presentasi Terlapor IV (MC) tanggal 4 September2006 kepada Direksi Terlapor I (PNA) dan Direksi Terlapor II (MEI)terkait dengan substansi proyek merupakan tindakan diskriminatif karenakeputusan-keputusan strategis terkait dengan proses beauty contestberada dalam kewenangan Direksi Terlapor I (PNA) dan DireksiTerlapor II (MEI). Sedangkan peserta lain tidak mendapatkankesempatan yang sama untuk melakukan presentasi dihadapan DireksiTerlapor I (PNA) dan Terlapor II (MEI); ---------------------------------------halaman 220 dari 245


(4) Bahwa Majelis Komisi menilai presentasi Terlapor IV (MC) kepadaTerlapor I (PNA) dan Terlapor II (MEI) adalah untuk mengetahui posisiTerlapor I (PNA) dan Terlapor II (MEI) agar Terlapor IV (MC) dapatmempersiapkan proposal sesuai dengan keinginan Terlapor I (PNA) danTerlapor II (MEI). Dengan demikian presentasi tersebut telahmemberikan keuntungan bagi Terlapor IV (MC) dibanding pesertalainnya dalam menyusun proposal beauty contest; ----------------------------5. Tentang Beauty Contest diarahkan pada Mitsubishi Corporation; -----------------5.1 Menimbang bahwa LHPL pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut:(1) Bahwa TOR tidak menunjukkan kepastian dalam memilih partner dansejak awal PNA dan MEI telah mengarahkan pemenang beauty contestadalah MC; --------------------------------------------------------------------------(2) Bahwa proses beauty contest yang mengarah kepada pelaku usahatertentu ditunjukkan oleh fakta-fakta sebagai berikut: ------------------------a. Adanya perbedaan penilaian dari Tim PNA dan Tim MEI yangdidasarkan pada TOR yang sama. Ketidakpastian dalam sistempenilaian ini terlihat pada TOR yang tidak memuat sistem penilaiansehingga timbul perbedaan penilaian; --------------------------------------b. TOR sengaja dibuat mengambang untuk memudahkan dalammenggugurkan peserta. PNA dengan persetujuan MEI menggugurkankonsorsium LNG EU/Osaka Gas/Golar serta LNG Japan Corporationdengan alasan yang tidak terdapat dalam TOR; ---------------------------c. Berdasarkan additional questioner Tim Evaluator PNA dan MEImenilai dan merekomendasikan kepada direksi bahwa proposalMitsui lebih baik daripada proposal MC. Namun Direksi PNA danMEI meminta persyaratan final and binding. Hal ini tidak sesuaidengan TOR yang mensyaratkan adanya negosiasi sehingga dengandemikian permintaan final and binding merupakan upaya untukmenyingkirkan Mitsui dalam rangka memenangkan MC; ---------------5.2 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor I (PNA) padapokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut: ----------------------------------halaman 221 dari 245


(1) Bahwa tidak benar TOR menunjukkan ketidakpastian dalam memilihpartner dan sejak awal PNA, MEI dan MEPTS mengarahkan pemenangbeauty contest kepada MC; -------------------------------------------------------(2) Bahwa pertimbangan tersebut didasarkan pada fakta-fakta sebagaiberikut: -------------------------------------------------------------------------------a. Kriteria penilaian telah dimuat dalam TOR dan TOR ClarificationMeeting. Perbedaan penilaian antara PNA dan Medco hanya terjadi ditahap proses penilaian. Di tahap akhir, penilaian PNA dan Medcosama; -----------------------------------------------------------------------------b. LNGEU gugur karena tidak memenuhi persyaratan jointly andseverally liable untuk konsorsium. Persyaratan ini jelas-jelas ada didalam TOR dan TOR Clarification Meeting; ------------------------------c. Mitsubishi dan Mitsui masuk dalam kualifikasi PNA dan Medcosehingga lolos sebagai shortlisted partners; -------------------------------d. TOR final and binding proposal bukan kriteria tambahan, melainkanTOR yang dikeluarkan untuk memilih mitra dari shortlisted partners;e. Kriteria yang mengikat dalam TOR final and binding proposalmerupakan kriteria yang mutlak untuk melindungi kepentingannegara, PNA dan Medco, sehingga tidak dapat dinegosiasikan. BaikMC dan Mitsui menerima TOR yang sama dengan persyaratan yangsama; -----------------------------------------------------------------------------5.3 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor II (MEI) danTerlapor III (MEPTS) pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut:(1) Bahwa perbedaan penilaian antara MEI dan PNA adalah merupakansuatu hal yang lazim dalam hal seleksi calon mitra karena MEI dan PNAmerupakan 2 (dua) entity yang berbeda. Hal yang lazim apabila TORtidak memuat sistem penilaian dimana sistem penilaian merupakandiskresi pihak penyelenggara. Yang terpenting adalah sistem penilaianditerapkan secara adil, equal dan objektif; -------------------------------------(2) Bahwa permintaan binding proposal bertujuan untuk melindungi hakhaknyadan menambah kredibilitas proses seleksi. Permintaan bindingproposal tersebut didasarkan pada laporan dan usulan Tim Evaluatorhalaman 222 dari 245


PNA dan MEI kepada Direksi PNA dan MEI pada tanggal 7 Nopember2006 dimana Tim mengusulkan agar dibuat additional questioners untukmendapatkan binding proposal; --------------------------------------------------5.4 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor IV (MC)pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut; ----------------------------(1) Bahwa tidak benar TOR tidak menunjukkan ketidakpastian karenakriteria yang dikenal sebagai TOR adalah pasti dan tidak ditujukan untukmenunjuk MC sebagai pemenang. Kriteria tersebut ditujukan untukmencari partner terbaik bagi PNA dan MEI -----------------------------------(2) Bahwa TOR mempunyai informasi memadai dan tidak terdapat tujuanuntuk mendiskriminasi pihak manapun sebagaimana penjelasan ahli; -----(3) Bahwa perbedaan dalam penilaian hanyalah merupakan cerminanperbedaan pengalaman antara PNA dan MEI. Hal ini tidak menyebabkanevaluasi TOR menjadi tidak jelas sepanjang metode evaluasidiaplikasikan secara sama terhadap seluruh proposal; ------------------------(4) Bahwa konsorsium LNGEU gugur karena tidak memenuhi persyaratanperingkat BBB+ sebagaimana diminta oleh PNA oleh karenanya tidakmasuk dalam shortlist. Sedangkan LNG Japan Corporation digugurkankarena tidak dimasukkan dalam shorlist MEI meskipun dimasukkandalam shorlist PNA; ---------------------------------------------------------------(5) Bahwa MC tidak memiliki peran apapun dalam menetapkan kriteriabeauty contest dan tidak mengetahui alasan persyaratan harus binding.Menurut ahli, persyaratan binding merupakan persyaratan yang tepat danmerupakan hal yang baik; ---------------------------------------------------------5.5 Menimbang bahwa terhadap LHPL dan pembelaan para Terlapor, MajelisKomisi menyatakan hal-hal sebagai berikut: -----------------------------------------(1) Bahwa perbedaan penilaian antara Tim Evaluator dari PNA dan MEImenunjukkan belum terdapatnya kesamaan pandangan dari TimEvaluator PNA dan MEI dalam memberikan penilaian terhadap proposalpara peserta beauty contest. Majelis Komisi menilai perbedaan penilaianproposal tersebut telah merugikan peserta beauty contest; -------------------halaman 223 dari 245


(2) Bahwa terkait dengan TOR yang dibuat mengambang, Majelis Komisimenilai : -----------------------------------------------------------------------------a. Alasan digugurkannya konsorsium LNGEU/Osaka Gas/Golarkarena tidak menyertakan jointly and severally liable agreementadalah mengada-ada dan tidak sesuai TOR karena dalam TORhanya meminta: “a definitive statement regarding of liability foreach party in the consortium”, dan dalam Minutes Of Meetingtanggal 19 September 2006 tidak pernah meminta agreement danhanya menjelaskan :”the partnership by consortium is possiblejointly and severally liable”; ----------------------------------------------b. Terdapat pertentangan antara TOR dan keputusan Direksi yaitudalam hal tujuan pemasaran. TOR menyebutkan tujuan pemasaranadalah Jepang, Korea dan Taiwan sedangkan Direksi melarangpemasaran ke Korea dan Taiwan; ----------------------------------------c. TOR tidak menjelaskan adanya penolakan terhadap peserta tertentunamun Direksi melarang adanya peserta yang melibatkan OsakaGas karena merupakan western buyer; ----------------------------------d. TOR tidak meminta teknologi seperti apa yag diinginkan namunDireksi meminta teknologi yang telah proven; -------------------------e. Majelis Komisi menilai penilaian-penilaian hasil beauty contestdengan alasan non ekonomi yang tidak terdapat dalam TORsebagaimana diuraikan di atas membuktikan bahwa TOR dibuatmengambang; ----------------------------------------------------------------(3) Bahwa terkait dengan binding proposal, Majelis Komisi menilai bahwapersyaratan binding proposal ini mengarah pada MC sebagai pemenang.Hal ini dikarenakan Direksi PNA dan MEI meminta adanya bindingproposal setelah Tim Evaluator memberikan additional questionerkepada MC dan Mitsui. Additional questioner merupakan tindak lanjutdari rapat tanggal 7 Nopember 2006. Berdasarkan hasil dari additionalquestioner, Tim Evaluator berkesimpulan bahwa proposal Mitsui lebihbaik dari proposal MC dan merekomendasikan hal tersebut kepada WakilDirektur Utama PNA; -------------------------------------------------------------halaman 224 dari 245


6. Tentang Beauty Contest dirancang untuk menyingkirkan LNGEU; ---------------6.1 Menimbang bahwa LHPL pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut:(1) Bahwa beauty contest dirancang untuk memenangkan MitsubishiCorporation sebagai upaya untuk menyingkirkan peran LNGEU;----------(2) Bahwa proses beauty contest yang dirancang untuk menyingkirkanLNGEU ditunjukkan oleh fakta-fakta sebagai berikut: -----------------------a. Proyek LNG di Sulawesi dirancang untuk membantu shortfallBontang dimana PNA dan MC memiliki kepentingan di LNGBontang; -------------------------------------------------------------------------b. Rapat antara PT Pertamina EP, MEPTS, LNGI dan PT Maleo padatanggal 28 November 2005 menyepakati hal-hal mendasar tentangproyek gas di lapangan Senoro termasuk untuk membantu shortfall diBontang. Namun hal ini tidak jelas kelanjutannya meskipun LNGIterus melakukan kegiatan-kegiatan terkait kesepakatan ini. MasuknyaMC melalui due dilligence mempengaruhi PNA dan MEI terhadapkelanjutan proyek ini dengan LNGI. Hal ini tercermin dari tidakadanya tanggapan dari PNA dan MEI terkait dengan proposal MCyang memasukkan LNGEU sebagai calon partner; ----------------------c. Undangan kepada LNGEU untuk mengikuti beauty contestmerupakan upaya menyingkirkan LNGEU karena dari sisipersyaratan, LNGEU tidak memenuhi persyaratan pengalamankarena perusahaan ini baru didirikan untuk memenuhi ExclusivityAgreement. Meskipun berkonsorsium, namun PNA menolak anggotakonsorsiumnya dengan alasan yang tidak terdapat dalam TOR;--------6.2 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor I (PNA) padapokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut: ----------------------------------(1) Bahwa tidak benar beauty contest dirancang untuk memenangkan MCsebagai upaya untuk menyingkirkan LNGEU; --------------------------------(2) Bahwa fakta-fakta beauty contest tidak dirancang untuk memenangkanMC sebagai upaya untuk menyingkirkan LNGEU adalah sebagai berikut;a. Semua perusahaan yang menyampaikan minat terhadap proyekdiundang dalam beauty contest; ---------------------------------------------halaman 225 dari 245


. Meskipun tidak ada kewajiban untuk mengundang LNGEU, PNA danMedco tetap mengundang LNGEU; ----------------------------------------c. TOR memberikan kesempatan kepada perusahaan baru sepertiLNGEU untuk membentuk konsorsium dengan perusahaan yangmemiliki rating BBB+ (S&P) atau yang setara; ---------------------------d. MC bukan pemilik participating interest dalam proyek LNG diBontang; -------------------------------------------------------------------------e. Informasi mengenai shortfall di Bontang sudah merupakanpengetahuan umum, bahkan LNGEU mengetahuinya; ------------------6.3 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor II (MEI) danTerlapor III (MEPTS) pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut:(1) Bahwa apabila semata-mata beauty contest untuk menyingkirkanLNGEU, maka PNA dan MEI tidak perlu melakukan beauty contestkarena PNA dan MEI dapat menunjuk langsung siapapun untuk menjadimitra investasinya karena tidak ada kewajiban berdasarkan peraturanyang berlaku untuk melakukan proses seleksi; --------------------------------(2) Bahwa rapat tanggal 28 November 2005 bukanlah rapat yangmenyepakati bahwa PNA dan MEI telah setuju untuk menjual gas kepadaLNGI dan LNG dari pabrik LNGI pasti akan diproduksi untuk menutupBontang shortfall; ------------------------------------------------------------------(3) Bahwa tidak benar konsorsium LNGEU/Osaka Gas/Golar ditolakberdasarkan alasan yang tidak tercantum dalam TOR. KonsorsiumLNGEU/Osaka Gas/Golar tidak memenuhi persyaratan jointly andseverally liable dan agreement dari persyaratan tersebut baruditandatangani setelah evaluasi tahap I selesai; --------------------------------6.4 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor IV (MC)pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut: ----------------------------(1) Bahwa tidak benar beauty contest dirancang untuk memenangkan MCsebagai upaya untuk menyingkirkan LNGEU karena beauty contestdirancang untuk menemukan mitra terbaik bagi PNA dan MEI.Ketidakmampuan LNGEU untuk menemukan mitra yang sesuai denganhalaman 226 dari 245


keinginan PNA merupakan alasan pengguguran dalam babak pertamabeauty contest; ----------------------------------------------------------------------(2) Bahwa beauty contest tidak mungkin dirancang untuk menggugurkanLNGI/LNGEU atau untuk menyatakan MC sebagai pemenang; ------------(3) Bahwa MC tidak memiliki kepentingan dalam shortfall Bontang karenatidak ada kerugian atau manfaat langsung bagi MC. MC tidak terlibatdalam pengoperasian lapangan Bontang karena peran MC hanya salahsatu dari pemberi pinjaman untuk lapangan Bontang; ------------------------(4) Bahwa MC tidak mengetahui rapat tanggal 28 November 2005. Padatanggal tersebut EA telah berakhir sehingga PNA dan MEI tidakmemiliki kewajiban hukum apapun terhadap LNGI/LNGEU atauPT Maleo dan untuk menindaklanjuti tentang hal apapun; ------------------(5) Bahwa PNA dan MEI dapat menunjuk secara langsung MC untukmenjadi Partner tanpa melalui beauty contest sehingga beauty contestbukan merupakan upaya untuk menyingkirkan LNGI/LNGEU; ------------(6) Bahwa LNGI/LNGEU telah gagal memenuhi persyaratan dalam TORkarena anggota konsorsiumnya yaitu Osaka Gas hanya menyatakankomitmennya terhadap konsorsium tidak mengikat dan hanyabertanggungjawab sendiri-sendiri; -----------------------------------------------6.5 Menimbang bahwa terhadap LHPL dan pembelaan para Terlapor, MajelisKomisi menyatakan hal-hal sebagai berikut: -----------------------------------------(1) Bahwa Majelis Komisi menilai pilihan Terlapor I (PNA) dan Terlapor II(MEI) untuk melaksanakan beauty contest mengakibatkan proses beautycontest tersebut harus ditempuh melalui mekanisme persaingan usahayang sehat dan harus tunduk pada ketentuan perundangan yang berlakutermasuk UU No. 5 Tahun 1999; ------------------------------------------------(2) Bahwa terkait dengan beauty contest dirancang untuk menyingkirkanLNGEU, Majelis Komisi sependapat dengan pembelaan Terlapor I,Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV bahwa tidak terdapat kaitanantara beauty contest dengan upaya menyingkirkan LNGEU; --------------7. Tentang Beauty Contest mengarah untuk menunjuk MC guna membantu bisnisLNG PNA; ---------------------------------------------------------------------------------------halaman 227 dari 245


7.1 Menimbang bahwa LHPL pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut:(1) Bahwa beauty contest diarahkan untuk memenangkan MC gunamembantu PNA dalam shortfall Bontang yang mempengaruhi pemasaranLNG PT Pertamina (Persero); ----------------------------------------------------(2) Bahwa fakta-fakta beauty contest mengarah kepada MC adalah sejak duedilligence sampai beauty contest telah menempatkan masalah shortfalldalam pengelolaan proyek LNG di Sulawesi. Dan hal ini juga disadarioleh MC dengan selalu menyampaikan proposalnya berkaitan denganshortfall di Bontang. Informasi hal ini yang tidak dimiliki oleh pesertalain; -----------------------------------------------------------------------------------7.2 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor I (PNA) tidakmenyampaikan pendapat terkait dengan hal ini; -------------------------------------7.3 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor II (MEI) danTerlapor III (MEPTS) pada pokoknya menyampaikan bahwa informasimengenai shortfall Bontang bukan merupakan rahasia dan dapat diakses secaraluas pada saat itu dari media;------------------------------------------------------------7.4 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor IV (MC)pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut; ----------------------------(1) Bahwa shortfall Bontang merupakan pengetahuan umum dan tidak hanyaMC yang mengetahuinya; ---------------------------------------------------------(2) Bahwa LNGEU telah menyadari fakta adanya shortfall Bontang sebelumMC melakukan due dilligence; ---------------------------------------------------7.5 Menimbang bahwa terhadap LHPL dan pembelaan para Terlapor, MajelisKomisi sependapat dengan Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV bahwashortfall Bontang merupakan pengetahuan umum. Majelis Komisi menilaishortfall Bontang tidak relevan dikaitkan dengan upaya penunjukan MCsebagai pemenang beauty contest; ------------------------------------------------------8. Tentang Persekongkolan; --------------------------------------------------------------------8.1 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999,persekongkolan dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu persekongkolanhorizontal, persekongkolan vertikal, dan gabungan dari persekongkolanhorizontal dan vertikal; ------------------------------------------------------------------halaman 228 dari 245


8.2 Bahwa yang dimaksud dengan persekongkolan horizontal adalahpersekongkolan yang terjadi antara pelaku usaha atau penyedia barang danjasa dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa pesaingnya; -8.3 Bahwa yang dimaksud dengan persekongkolan vertikal adalahpersekongkolan yang terjadi antara salah satu atau beberapa pelaku usaha ataupenyedia barang dan jasa dengan panitia tender atau panitia lelang ataupengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan; -----------------8.4 Bahwa yang dimaksud dengan gabungan persekongkolan horizontal danvertikal adalah persekongkolan antara panitia tender atau panitia lelang ataupengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan dengansesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa; -------------------------------8.5 Bahwa dalam LHPL, pada pokoknya persekongkolan yang dilakukan paraTerlapor adalah sebagai berikut; --------------------------------------------------------8.5.1 Bahwa MC bersekongkol dengan PNA, MEI dan MEPTS untukmengatur dan atau menentukan MC sebagai pemenang yangmengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat antara laintersingkirnya LNGEU dan Mitsui dari Beauty Contest tersebut; ---------8.5.2 Bahwa MC bersekongkol dengan PNA, MEI dan MEPTS untukmendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yaitu LNGI, yangdiklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan berdasarkanConfidentiality Agreement, melalui proses due dilligence terhadapdokumen pekerjaan awal LNGI di Proyek Senoro yang dimanfaatkanoleh MC untuk memenangkan Beauty Contest pencarian mitrainvestasi dalam Proyek Donggi-Senoro; ------------------------------------8.6 Bahwa dalam pembelaannya, Terlapor I (PNA) pada pokoknya menyatakantidak ada unsur persekongkolan karena hal-hal sebagai berikut; ------------------8.6.1 Bahwa tidak benar jika PNA melakukan beauty contest hanya untukmengarahkan MC sebagai pemenang beauty contest. Apabila PNAdan MEI bermaksud untuk menunjuk MC, untuk apa PNA dan MEIbuang-buang waktu dan tenaga untuk melakukan beauty contestkarena dapat saja PNA dan MEI menunjuk langsung MC tanpa harusmengadakan beauty contest. Sebagaimana diketahui oleh <strong>KPPU</strong>halaman 229 dari 245


ahwa tidak ada satu aturan pun yang mewajibkan PNA untukmelakukan beauty contest apalagi tender untuk memilih mitra kerjasama; -----------------------------------------------------------------------------8.6.2 Bahwa semua perusahaan yang menyampaikan minatnya diundangdalam beauty contest, tidak ada pengecualian. Hal ini membuktikanbahwa tidak ada perlakuan istimewa kepada salah satu pihak; ----------8.7 Bahwa dalam pembelaannya, Terlapor II (MEI) dan Terlapor III (MEPTS)pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut; --------------------------------8.7.1 Bahwa dalam penerapan hukum, unsur pelaku usaha dalam konteksPasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 adalah satu atau lebih pelaku usahayang menjadi peserta seleksi calon mitra yang bersekongkol denganpihak lain yang bukan peserta. Seandainya (quod non-padahal tidak)Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 dapat diterapkan terhadap calon mitrapotensial, maka pelaku usaha yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 22UU No. 5 Tahun 1999 adalah pelaku usaha yang ikut serta dalamproses seleksi calon mitra. Padahal dalam hal ini, MEI bukanlah salahsatu peserta seleksi calon mitra, akan tetapi penyelenggara seleksi danoleh karena itu tidak dapat disimpulkan bahwa MEI melanggar Pasal22 UU No. 5 Tahun 1999.; -----------------------------------------------------8.7.2 Bahwa tuduhan Tim Pemeriksa tentang adanya persekongkolan hanyadidasarkan pada penafsiran, perkiraan dan kesimpulan belaka terhadapsuatu peristiwa/kejadian, yang tidak layak untuk menyimpulkan adanyapersekongkolan. Bersekongkol untuk mengatur dan menentukanpemenang harus merupakan tujuan yang dibuktikan dengan buktikongkrit untuk mencapai tujuan tersebut dan tidak dapat hanya asumsi,perkiraan, tafsiran ataupun kesimpulan belaka; -----------------------------8.8 Bahwa dalam pembelaannya, Terlapor IV (MC) pada pokoknya menyatakanhal-hal sebagai berikut; ------------------------------------------------------------------8.8.1 Bahwa meskipun <strong>KPPU</strong> berpandangan bahwa beauty contest adalahtender sesuai dengan makna Pasal 22, <strong>KPPU</strong> tidak membuktikanadanya persekongkolan untuk menentukan Mitsubhisi sebagaihalaman 230 dari 245


pemenang beauty contest. Pada kenyataannya, tidak terdapatpersekongkolan tersebut; -------------------------------------------------------8.8.2 Bahwa bukti terkuat tidak terdapat persekongkolan tersebut adalahfakta bahwa PNA dan MEI tidak berkewajiban untuk mengadakanproses pemilihan apa pun untuk memilih suatu pelaku industri dengansiapa mereka ingin bekerja sama. Apabila mereka dapat memilih MCsecara langsung apabila menginginkannya, mereka tidak perlumengadakan beauty contest untuk memilih MC. Kesimpulannya adalahpasti mereka ingin melihat kemampuan dari berbagai pelaku industriuntuk mendapatkan partner; ----------------------------------------------------8.8.3 Bahwa komunikasi antara MC dengan PNA dan MEI tanpa ada yanglainnya bukan merupakan bukti persekongkolan. MC telahmenjelaskan mengapa komunikasi tersebut tidak dapat dianggapsebagai bukti atau indikator persekongkolan; -------------------------------8.9 Bahwa berdasarkan LHPL, pendapat dan pembelaan para Terlapor, terkaitpersekongkolan yang dilakukan para Terlapor, Majelis Komisi menilai hal-halsebagai berikut: ---------------------------------------------------------------------------8.9.1 Bahwa perilaku diskriminatif berupa kesempatan diskusi dan presentasiyang hanya diberikan kepada MC serta penyampaian undangan yangberbeda merupakan bentuk pemberian kesempatan eksklusif oleh PNAdan MEI selaku penyelenggara beauty contest kepada MC; --------------8.9.2 Bahwa hasil penilaian yang berbeda, TOR yang mengambang danpermintaan binding proposal yang mengarah kepada MC merupakanbentuk tindakan PNA dan MEI yang menciptakan persaingan semu; --8.9.3 Bahwa pemberian kesempatan eksklusif serta persaingan semu tersebutmerupakan bentuk-bentuk persekongkolan sebagaimana dimaksuddalam Pedoman Pasal 22; ------------------------------------------------------9. Tentang Informasi Rahasia Pelaku Usaha Pesaing; ------------------------------------9.1 Menimbang bahwa LHPL pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut:(1) Bahwa due dilligence diduga merupakan upaya untuk mendapatkaninformasi rahasia dari LNGEU dan hasil due dilligence dimanfaatkanoleh Mitsubishi Corporation untuk membuat proposal; ----------------------halaman 231 dari 245


(2) Bahwa due dilligence yang dilakukan oleh Mitsubishi Corporationterhadap informasi-informasi yang dimiliki oleh LNGEU telahdisalahgunakan untuk kepentingan Mitsubishi Corporation dalammembuat proposal baik sebelum maupun pada saat beauty contest; -------(3) Bahwa fakta-fakta adanya informasi hasil due dilligence yang digunakanMitsubishi Corporation untuk membuat proposal adalah sebagai berikut;a. Mitsubishi Corporation menyampaikan proposal terkait denganmarketing LNG Sulawesi berdasarkan temuan hasil due dilligencedengan LNGI sebagaimana presentasi tanggal 23 dan 24 Februari2006; -----------------------------------------------------------------------------b. Mitsubishi Corporation memperbaiki proposal dan mempresentasikanproposalnya pada tanggal 16 Maret 2006 yang juga didasarkan padahasil pemikiran setelah melakukan due dilligence dengan LNGI; -----c. Shortlist partner dari hasil evaluasi proposal ternyata adalah parapelaku usaha yang telah memiliki informasi awal yang cukup terkaitdengan proyek Donggi-Senoro yaitu LNGEU, Mitsui dan MitsubishiCorporation kecuali LNG Japan Corporation. LNG Japan Corporationmasuk dalam shortlist Tim Evaluasi PT Pertamina (Persero) karenaLNGEU dianggap tidak memenuhi syarat; --------------------------------9.2 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor I (PNA) padapokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut: ----------------------------------(1) Bahwa tidak ada informasi milik LNGI yang digunakan dalam beautycontest: -------------------------------------------------------------------------------(2) Bahwa fakta-fakta tidak adanya informasi milik LNGI yang digunakandalam beauty contest adalah sebagai berikut: ----------------------------------a. Berdasarkan EA, LNGI bermaksud membeli gas dari Blok Senoro,sedangkan proyek yang dikembangkan PNA adalah monetisasi areaMatindok dan Blok Senoro dengan skema hilir; --------------------------b. Dengan berbedanya lingkup proyek, maka sangat tidak mungkin bagiPNA menggunakan informasi yang ada dalam EA; ----------------------halaman 232 dari 245


c. Data milik LNGI sehubungan dengan EA (jika ada) tidak relevan,terbukti dengan masuknya LNG Japan Corporation dalam shortlistPNA. LNGI Japan tidak melakukan due dilligence terhadap LNGI; --9.3 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor II (MEI) danTerlapor III (MEPTS) pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut:(1) Bahwa tidak ada informasi yang berguna atau dapat digunakan dari hasildue dilligence pekerjaan awal LNGI dalam proses seleksi calon mitrakarena basis teknologi, konsep teknologi, cakupan dan sifat transaksibisnis pada periode seleksi calon mitra berbeda sama sekali dengancakupan dan transaksi bisnis yang direncanakan sebelum seleksi calonmitra; ---------------------------------------------------------------------------------(2) Bahwa MEPTS tidak pernah menginstruksikan MC, Mitsui danAnadarko untuk melakukan due dilligence terhadap LNGI. Duedilligence adalah hasil kesepakatan dan persetujuan LNGI sehinggamerupakan perbuatan yang sah; --------------------------------------------------(3) Bahwa tidak ada dasar menyatakan bahwa terpilihnya LNG Japansebagai shortlisted partner sebagai akibat tidak terpilihnya LNGEU; -----9.4 Menimbang bahwa dalam pendapat dan pembelaannya, Terlapor IV (MC)pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut: ----------------------------(1) Bahwa tidak benar karena tidak ada proposal dan presentasi dariMitsubishi Corporation yang menggunakan sedikit informasi yangdiberikan selama pelaksanaan due dilligence; ---------------------------------(2) Bahwa tidak ada bukti apapun yang mencocokkan rahasia perusahaanyang diduga milik LNGI dan proposal yang dibuat oleh MitsubishiCorporation. Berdasarkan ahli, Mitsubishi Corporation tidak mungkintelah menggunakan setiap informasi milik LNGI selama pelaksanaan duedilligence; ---------------------------------------------------------------------------(3) Bahwa konsep proposal yang disampaikan oleh Mitsubishi Corporationkepada PNA dan Medco setelah melakukan due dilligence adalah samadengan proposal yang disampaikan dalam presentasi kepada PNA danMedco sebelum melakukan due dilligence. Oleh karena itu proposalhalaman 233 dari 245


Mitsubishi Corporation tanggal 24 Februari 2006 tidak mungkindidasarkan pada setiap informasi milik LNGI; --------------------------------(4) Bahwa Mitsubishi Corporation telah mengangkat kemungkinanmenggunakan Donggi Senoro untuk menutup kekurangan pasokan diBontang dalam proposal Mitsubishi Corporation tanggal 7 Februari 2006dan diulangi dalam presentasi tanggal 23 Februari 2006; --------------------(5) Bahwa tidak ada informasi apapun yang menunjukkan informasi hasildue dilligence digunakan dalam presentasi tanggal 16 Maret 2006.Sebagian besar poin-poin dalam presentasi tanggal 16 Maret 2006 telahdibuat dalam presentasi tanggal 7 Februari 2006; -----------------------------(6) Bahwa semua peserta yang masuk dalam shortlist adalah yang memenuhipersyaratan TOR dan bukan yang memiliki informasi tentang pekerjaanawal LNGI. Fakta tidak terbantahkan adalah bahwa LNG JapanCorporation masuk dalam shortlist bukan karena LNGEU tidak masukdalam shortlist tetapi karena LNG Japan Corporation memenuhipersyaratan TOR. Apabila LNGEU juga memenuhi persyaratan tersebut(yaitu peringkat minimum BBB+), PT Pertamina (Persero) kemungkinanbesar akan meloloskannya; -------------------------------------------------------9.5 Menimbang bahwa terhadap LHPL dan pembelaan para Terlapor, MajelisKomisi menyatakan hal-hal sebagai berikut: -----------------------------------------(1) Bahwa berdasarkan Putusan <strong>KPPU</strong> Nomor 19/<strong>KPPU</strong>-L/2007sebagaimana yang telah dikuatkan oleh Putusan MA No. 158K/PDTSUS/2009 tanggal 23 Juni 2009, pemahaman mengenai rahasiaperusahaan dapat diadopsi dari pengertian rahasia dagang sebagaimanadimaksud dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang RahasiaDagang (UU No. 30 Tahun 2000); ----------------------------------------------(2) Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 30 Tahun 2000, RahasiaDagang adalah “informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidangteknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena bergunadalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik RahasiaDagang”; ----------------------------------------------------------------------------halaman 234 dari 245


(3) Bahwa Pasal 2 UU No. 30 Tahun 2000 menyatakan “Lingkupperlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metodepengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologidan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui olehmasyarakat umum”; ---------------------------------------------------------------(4) Bahwa selanjutnya tentang lingkup rahasia dagang, Pasal 3 UU No. 30Tahun 2000 menyatakan hal-hal sebagai berikut: -----------------------------1. “Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebutbersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijagakerahasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya; -----------------2. Informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebuthanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secaraumum oleh masyarakat; ------------------------------------------------------3. Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaaninformasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atauusaha yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungansecara ekonomi; ----------------------------------------------------------------4. Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau parapihak yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah layakdan patut.” ----------------------------------------------------------------------(5) Bahwa terkait dengan due dilligence yang dilakukan oleh MC terhadapLNGI, awal terjadinya due dilligence adalah setelah MC melakukanpresentasi kepada PNA dan MEI. Dalam salah satu presentasi berkaitandengan MC’s Request & Suggestions memuat: “MC would like to askany opportunity for data review at the earliest regarding both up streamand down stream”. Selanjutnya MEI memfasilitasi MC untuk melihatdata down stream dengan meminta MC melakukan due dilligenceterhadap LNGI; ---------------------------------------------------------------------(6) Bahwa hasil due dilligence MC terhadap LNGI memberikan dasar bagiMC dalam menyiapkan proposal proyeknya sekurang-kurangnya untukhal-hal sebagai berikut: ------------------------------------------------------------a. Dalam presentasi tanggal 7 Februari 2006, MC menyampaikan antaralain: “MC offers available terminal capacity (up to c. 2 MTPA)already secured in U.S./GoM, as required to secure sufficient cashflow and finance for the early FID”. Setelah melakukan duedilligence dan menilai bahwa teknologi yang ditawarkan LNGIadalah kapasitas 1.0 mtpa, memberikan inspirasi bagi MC bahwahalaman 235 dari 245


sebagaimana disampaikan pada presentasi tanggal 23 dan 24 Februari2006, kapasitas kilang 2.0 mtpa x 1 train adalah cukup untukpenggabungan Donggi-Senoro; ----------------------------------------------b. Dalam presentasi tanggal 7 Februari 2006, MC tidak menyinggungtentang DMO (Domestic Market Obligation), namun setelahmelakukan due dilligence dan dari aspek komersial melihat adanyaDMO, maka dalam proposal tanggal 16 Maret 2006, MCmenyinggung tentang DMO yaitu dalam hal overcome DMO Issue; --(7) Bahwa Majelis Komisi menilai informasi hasil due dilligence yangdimanfaatkan oleh MC dalam menyusun proposal proyek dikategorikansebagai rahasia perusahaan karena memenuhi kriteria dalam lingkuprahasia dagang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 UU No. 30 Tahun2000 yaitu informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila memilikinilai ekonomi dan pemilik atau para pihak yang menguasainya telahmelakukan langkah-langkah layak dan patut sebagaimana telah ditempuhmelalui Confidentiality Agreement; ---------------------------------------------(8) Bahwa terkait dengan hasil due dilligence merupakan persekongkolanuntuk mendapatkan informasi rahasia pesaingnya, Majelis Komisimenilai bahwa sepanjang informasi digunakan oleh pihak lain untukkepentingan bisnis dan mendapatkan manfaat dari informasi tersebutmaka tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai persekongkolanuntuk mendapatkan rahasia perusahaan pesaingnya; -------------------------10. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999; ------------------------10.1 Menimbang bahwa Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 berbunyi sebagai berikut:“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur danatau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinyapersaingan usaha tidak sehat” ---------------------------------------------------------10.2 Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinyapelanggaran Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisimempertimbangkan unsur-unsur sebagai berikut: ----------------------------------10.3 Unsur Pelaku Usaha; ---------------------------------------------------------------------halaman 236 dari 245


10.3.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang perorangan atau badanusaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukumyang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalamwilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupunbersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagaikegiatan usaha dalam bidang ekonomi; --------------------------------------10.3.2 Bahwa berdasarkan analisis terhadap Identitas Para Terlapor, yangdimaksud pelaku usaha dalam perkara ini adalah Terlapor IV,Mitsubishi Corporation sebagaimana dimaksud pada Bagian TentangHukum butir 2.4 di atas; --------------------------------------------------------10.3.3 Bahwa dengan demikian unsur pelaku usaha terpenuhi; -----------------10.4 Unsur Bersekongkol; ---------------------------------------------------------------------10.4.1 Bahwa yang dimaksud dengan bersekongkol berdasarkan PedomanPasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Persekongkolandalam Tender (selanjutnya disebut “Pedoman Pasal 22”) adalahkerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atasinisiatif siapapun dan dengan cara apapun dalam upayamemenangkan peserta tender tertentu; ---------------------------------------10.4.2 Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, unsur bersekongkol tersebut dapatberupa: ----------------------------------------------------------------------------a. kerjasama antara dua pihak atau lebih; ---------------------------------b. secara terang-terangan maupun diam-diam melakukan tindakanpenyesuaian dokumen dengan peserta lainnya; ------------------------c. membandingkan dokumen tender sebelum penyerahan; --------------d. menciptakan persaingan semu; -------------------------------------------e. menyetujui dan atau memfasilitasi terjadinya persekongkolan; -----f. tidak menolak melakukan suatu tindakan meskipun mengetahuiatau sepatutnya mengetahui bahwa tindakan tersebut dilakukanuntuk mengatur dalam rangka memenangkan peserta tendertertentu; -----------------------------------------------------------------------halaman 237 dari 245


g. pemberian kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender ataupihak terkait secara langsung maupun tidak langsung kepadapelaku usaha yang mengikuti tender, dengan cara melawan hukum;10.4.3 Bahwa berdasarkan analisis tentang Persekongkolan sebagaimanadiuraikan pada Bagian Tentang Hukum butir 8 di atas, persekongkolanyang dilakukan oleh Terlapor I, PT Pertamina (Persero); Terlapor II,PT Medco Energi Internasional, Tbk.; dan Terlapor IV, MitsubishiCorporation memenuhi unsur persekongkolan karena terbukti terdapatkerjasama antara dua pihak atau lebih yang menciptakan persaingansemu dan terdapat pemberian kesempatan eksklusif oleh penyelenggaratender atau pihak terkait secara langsung maupun tidak langsungkepada pelaku usaha yang mengikuti tender, dengan cara melawanhukum; ----------------------------------------------------------------------------10.4.4 Bahwa dengan demikian unsur bersekongkol terpenuhi; -----------------10.5 Unsur Pihak Lain; ------------------------------------------------------------------------10.5.1 Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, yang dimaksud dengan unsur PihakLain adalah: “para pihak (vertikal dan horizontal) yang terlibat dalamproses tender yang melakukan persekongkolan tender baik pelakuusaha sebagai peserta tender dan atau subjek hukum lainnya yangterkait dengan tender tersebut” -----------------------------------------------10.5.2 Bahwa yang dimaksud dengan pihak lain dalam perkara ini adalahpihak lain secara vertikal yang merupakan subjek hukum lainnya yangterkait dengan tender sebagai penyelenggara tender yaitu Terlapor I,PT Pertamina (Persero) dan Terlapor II, PT Medco EnergiInternasional, Tbk, sebagaimana dimaksud dalam Bagian TentangHukum butir 2.1. dan 2.2 di atas; ---------------------------------------------10.5.3 Bahwa dengan demikian unsur pihak lain terpenuhi; ---------------------10.6 Unsur mengatur dan atau menentukan pemenang tender; -------------------------10.6.1 Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, mengatur dan atau menentukanpemenang tender adalah: “suatu perbuatan para pihak yang terlibatdalam proses tender secara bersekongkol yang bertujuan untukmenyingkirkan pelaku usaha lain sebagai pesaingnya dan/atau untukhalaman 238 dari 245


memenangkan peserta tender tertentu dengan berbagai cara.Pengaturan dan atau penentuan pemenang tender tersebut antaralain dilakukan dalam hal penetapan kriteria pemenang, persyarataanteknik, keuangan, spesifikasi, proses tender dan sebagainya.” ---------10.6.2 Bahwa penentuan pemenang tender/beauty contest adalah melaluitindakan-tindakan yang bersifat diskriminatif dan penyusunan TORyang diarahkan kepada persyaratan tertentu agar dapat dipenuhi dandimenangkan oleh Mitsubishi Corporation sebagaimana diuraikanpada Bagian Tentang Hukum butir 4 dan butir 5 di atas; ----------------10.6.3 Bahwa dengan demikian unsur mengatur dan atau menentukanpemenang tender terpenuhi; -------------------------------------------------10.7 Unsur dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat; ---------10.7.1 Bahwa menurut Pasal 1 angka 6 UU No. 5 Tahun 1999 dan PedomanPasal 22, persaingan usaha tidak sehat adalah “persaingan antarpelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan ataupemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidakjujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha; -----10.7.2 Bahwa pengaturan dan penentuan pemenang tender melalui tindakantindakanyang bersifat diskriminatif dan penyusunan TOR yangdiarahkan kepada persyaratan tertentu agar dapat dipenuhi dandimenangkan oleh Mitsubishi Corporation sebagaimana diuraikanpada Bagian Tentang Hukum butir 10.6 merupakan tindakan tidakjujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha; -----10.7.3 Bahwa dengan demikian, unsur dapat mengakibatkan terjadinyapersaingan usaha tidak sehat terpenuhi; -----------------------------------11. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 23 UU No. 5 Tahun 1999; ------------------------11.1 Menimbang bahwa Pasal 23 UU No. 5 Tahun 1999 berbunyi sebagai berikut:“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mendapatkaninformasi kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasiaperusahaan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidaksehat” ---------------------------------------------------------------------------------------halaman 239 dari 245


11.2 Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinyapelanggaran Pasal 23 UU No. 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisimempertimbangkan unsur-unsur sebagai berikut: ----------------------------------11.3 Unsur Pelaku Usaha; ---------------------------------------------------------------------11.3.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah ”orang perorangan atau badanusaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukumyang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalamwilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupunbersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagaikegiatan usaha dalam bidang ekonomi”; ------------------------------------11.3.2 Bahwa berdasarkan analisis terhadap Identitas Para Terlapor, yangdimaksud pelaku usaha dalam perkara ini adalah Terlapor IV,Mitsubishi Corporation sebagaimana dimaksud pada Bagian TentangHukum butir 2.4 di atas; --------------------------------------------------------11.3.3 Bahwa dengan demikian unsur pelaku usaha terpenuhi; -----------------11.4 Unsur bersekongkol untuk mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnyayang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan; ----------------------------------11.4.1 Bahwa yang dimaksud dengan persekongkolan berdasarkan Pasal 1angka 8 UU No. 5 Tahun 1999 adalah “bentuk kerjasama yangdilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan maksuduntuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usahayang bersekongkol; --------------------------------------------------------------11.4.2 Bahwa berdasarkan analisis tentang Persekongkolan sebagaimanadiuraikan pada Bagian Tentang Hukum butir 8, persekongkolan yangdilakukan oleh Terlapor II, PT Medco Energi Internasional, Tbk.;Terlapor III, PT Medco E&P Tomori Sulawesi; dan Terlapor IV,Mitsubishi Corporation memenuhi unsur persekongkolan karenaTerlapor II dan Terlapor III menfasilitasi Terlapor IV untuk mereviewdata milik LNGI; -----------------------------------------------------------------11.4.3 Bahwa berdasarkan analisis tentang informasi kegiatan usahapesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaanhalaman 240 dari 245


sebagaimana diuraikan pada Bagian Tentang Hukum butir 9, data-datarahasia LNGI yang diperoleh dari hasil due diligence menjadi dasarbagi Terlapor IV untuk membuat proposal beauty contest; ---------------11.4.4 Bahwa dengan demikian unsur bersekongkol untuk mendapatkaninformasi kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan sebagairahasia perusahaan terpenuhi; ------------------------------------------------11.5 Unsur Pihak Lain; ------------------------------------------------------------------------11.5.1 Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, yang dimaksud dengan unsur PihakLain adalah “para pihak (vertikal dan horizontal) yang terlibat dalamproses tender yang melakukan persekongkolan tender baik pelakuusaha sebagai peserta tender dan atau subjek hukum lainnya yangterkait dengan tender tersebut” -----------------------------------------------11.5.2 Bahwa yang dimaksud dengan pihak lain dalam perkara ini adalahpihak lain secara vertikal yang merupakan subjek hukum lainnya yangterkait dengan tender sebagai penyelenggara tender yaitu Terlapor II,PT Medco Energi Internasional, Tbk.; dan Terlapor III, PT MedcoE&P Tomori Sulawesi sebagaimana dimaksud dalam Bagian TentangHukum butir 2.2. dan 2.3 di atas; ---------------------------------------------11.5.3 Bahwa dengan demikian unsur pihak lain terpenuhi; ---------------------11.6 Unsur dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat; -----------11.6.1 Bahwa menurut Pasal 1 angka 6 UU No. 5 Tahun 1999, persainganusaha tidak sehat adalah; “persaingan antar pelaku usaha dalammenjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan ataujasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukumatau menghambat persaingan usaha; ---------------------------------------11.6.2 Bahwa tindakan Terlapor IV, Mitsubishi Corporation denganmembuat proposal berdasarkan hasil due diligence sebagaimanadiuraikan dalam bagian Tentang Hukum butir 11.4 tentangpersekongkolan untuk mendapatkan informasi kegiatan usahapesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaanmerupakan perbuatan tidak jujur atau melawan hukum ataumenghambat persaingan usaha; ---------------------------------------------halaman 241 dari 245


11.6.3 Bahwa dengan demikian, unsur dapat mengakibatkan terjadinyapersaingan usaha tidak sehat terpenuhi; -----------------------------------12. Tentang Kesimpulan; -------------------------------------------------------------------------Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan dan uraian di atas, Majelis Komisimenyimpulkan hal-hal sebagai berikut: ------------------------------------------------------12.1 Bahwa telah terbukti terjadi persekongkolan yang dilakukan oleh Terlapor IV,Mitsubishi Corporation dengan Terlapor I, PT Pertamina (Persero) danTerlapor II, PT Medco Energi Internasional, Tbk untuk mengatur dan ataumenentukan Terlapor IV, Mitsubishi Corporation sebagai pemenang beautycontest yang mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat; ----------12.2 Bahwa telah terbukti terjadi persekongkolan yang dilakukan oleh Terlapor IV,Mitsubishi Corporation dengan Terlapor II, PT Medco Energi Internasional,Tbk dan Terlapor III, PT Medco E&P Tomori Sulawesi untuk mendapatkaninformasi kegiatan usaha pesaingnya yaitu LNGI., yang diklasifikasikansebagai rahasia perusahaan untuk menyusun proposal beauty contest yangmengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat; --------------------------13. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Sebelum Memutus; ------------------------Menimbang bahwa sebelum memutuskan, Majelis Komisi mempertimbangkan halhalsebagai berikut; ------------------------------------------------------------------------------13.1 Tentang Teknologi; ----------------------------------------------------------------------Bahwa karakterisitik ladang gas di Indonesia sangat bervariasi dari ladangyang cadangan gasnya besar sampai cadangan kecil yang tersebar (stranded).Investor pada umumnya lebih memilih pada ladang yang memiliki cadangangas yang besar dengan teknologi yang sudah teruji (proven). Tetapi di sisilainnya investor menilai bahwa pengelolaan ladang gas dengan cadangankecil dinilai tidak layak dengan menggunakan teknologi yang telah teruji.Apabila kecenderungan ini terus berlangsung, maka cadangan-cadangan gaskecil tidak pernah bisa dimanfaatkan selama cadangan gas yang relatif besarbelum habis. Sebagai akibatnya, tanpa adanya terobosan teknologihalaman 242 dari 245


pemanfaatan gas nasional lebih cenderung untuk pemakaian luar negeridibandingkan untuk kepentingan pemakaian dalam negeri;13.2 Tentang Kebijakan Harga Gas Bumi; -------------------------------------------------Bahwa berdasarkan amanat UU No.22 Tahun 2001, tujuan dari pemanfaatangas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memberikankeuntungan sebesar-besarnya bagi negara. Instrumen untuk memberikankeuntungan sebesar-besarnya bagi negara tersebut adalah melaluikewenangan pemerintah dalam menentukan harga. Oleh karena itu, dalam halpenetapan harga gas bumi, pemerintah harus memiliki standar kebijakan yangbersifat baku; ----------------------------------------------------------------------------13.3 Tentang hal-hal yang memberatkan; --------------------------------------------------Bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan bagiTerlapor IV (MC) karena Terlapor IV (MC) merupakan pihak yangmengambil inisiatif meminta pembukaan informasi hulu dan hilir yangmelahirkan kebijakan diselenggarakannya due dilligence; ------------------------13.4 Tentang hal-hal yang meringankan; ---------------------------------------------------Bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal yang meringankan bagiTerlapor yaitu: ----------------------------------------------------------------------------13.4.1 Terlapor I, PT Pertamina (Persero); Terlapor II, PT Medco EnergiInternasional, Tbk.; Terlapor III, PT Medco E&P Tomori Sulawesidan Terlapor IV, Mitsubishi Corporation telah bersikap baik dankooperatif selama proses pemeriksaan; ----------------------------------13.4.2 Terlapor III (MEPTS) hanya berperan melaksanakan kebijakanTerlapor II (MEI) dalam memfasilitasi kegiatan due dilligence; -----13.4.3 Sampai saat ini proyek Donggi-Senoro belum dilaksanakansehingga belum menghasilkan penerimaan bagi para pihak terkait; -14. Tentang Saran dan Pertimbangan kepada Pemerintah; ------------------------------------Menimbang bahwa Majelis Komisi merekomendasikan kepada Komisi untukmemberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah terkait dengan hal-halsebagai berikut: ----------------------------------------------------------------------------------halaman 243 dari 245


14.1 Bahwa pemerintah perlu mendorong optimalisasi pemanfaatan cadangan gasmelalui penggunaan teknologi yang sesuai dengan karakteristik ladang gasdengan cadangan gas yang relatif kecil dan tersebar; -----------------------------14.2 Bahwa pemerintah perlu memiliki instrumen kebijakan yang bersifat bakudalam hal menentukan harga gas bumi; ---------------------------------------------14.3 Bahwa pemerintah perlu mendorong realisasi dan penyelesaian ProyekDonggi-Senoro agar terlaksana tepat waktu; ---------------------------------------15. Tentang Diktum Putusan dan Penutup;-------------------------------------------------------Menimbang bahwa berdasarkan fakta dan kesimpulan di atas, serta denganmengingat Pasal 43 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, MajelisKomisi: --------------------------------------------------------------------------------------------MEMUTUSKAN1. Menyatakan bahwa Terlapor I, PT Pertamina (Persero), Terlapor II PTMedco Energi Internasional, Tbk dan Terlapor IV Mitsubishi Corporationterbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun1999; ------------------------------------------------------------------------------------------------2. Menyatakan bahwa Terlapor II, PT Medco Energi Internasional, Tbk,Terlapor III, PT Medco E&P Tomori Sulawesi dan Terlapor IV, MitsubishiCorporation terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 23 UU No. 5Tahun 1999; ---------------------------------------------------------------------------------------3. Menghukum Terlapor I PT Pertamina (Persero) membayar denda sebesarRp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negarasebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usahaSatuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintahdengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di BidangPersaingan Usaha); ------------------------------------------------------------------------------4. Menghukum Terlapor II PT Medco Energi Internasional, Tbk membayardenda sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) yang harus disetor keKas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidangpersaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melaluihalaman 244 dari 245


ank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan DendaPelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); ------------------------------------------------5. Menghukum Terlapor III PT Medco E&P Tomori Sulawesi membayar dendasebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus disetor ke KasNegara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persainganusaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bankPemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggarandi Bidang Persaingan Usaha); -----------------------------------------------------------------6. Menghukum Terlapor IV, Mitsubishi Corporation membayar denda sebesarRp. 15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah) yang harus disetor ke KasNegara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persainganusaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bankPemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggarandi Bidang Persaingan Usaha); -----------------------------------------------------------------Bahwa setelah Terlapor I s.d Terlapor IV melakukan pembayaran denda, maka salinanbukti pembayaran denda tersebut dilaporkan dan diserahkan ke <strong>KPPU</strong>.Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisipada hari Rabu tanggal 05 Januari 2011 dan dibacakan di muka persidanganyang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari yang sama oleh Majelis Komisi yangterdiri dari Ir. M. Nawir Messi, M.Sc. sebagai Ketua Majelis; Ir. H. Tadjuddin NoerSaid, Erwin Syahril, S.H., Ir. Dedie S. Martadisatra, S.E., M.M., dan Dr. Sukarmi, S.H.,M.H. masing-masing sebagai Anggota Majelis, dengan dibantu oleh Akbar Hariyadi,S.H. dan Shobi Kurnia, S.H. masing-masing sebagai Panitera.Ketua Majelis,Ir. M. Nawir Messi, M.Sc.halaman 245 dari 245


Anggota Majelis,Anggota Majelis,Ir. H. Tadjuddin Noer SaidErwin Syahril, S.H.Anggota Majelis,Anggota Majelis,Ir. Dedie S. Martadisatra, S.E., M.M.Dr. Sukarmi, S.H., M.H.Panitera,Akbar Hariyadi, S.H.Shobi Kurnia, S.H.halaman 246 dari 245

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!