391 411 423 441 453 431 469 BOGOR, INDONESIA
391 411 423 441 453 431 469 BOGOR, INDONESIA
391 411 423 441 453 431 469 BOGOR, INDONESIA
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Luas Daerah Jelajah danEstimasi Kepadatan Populasi Tarsius bancanusoleh perkebunan besar kelapa sawit,selanjutnya disebut sebagai tipe habitatH2 (3) hutan sekunder tua pada lerengbukit yang sangat curam, dan (4)perkebunan kelapa sawi1.Keberadaan tarsius pada suatulokasi dapat diketahui melalui bau urine,kesesuaian habitat serta melalui informasidaripenduduk setempat. Tarsius di pulauBelitung ini tidak mengeluarkan suaraduet dipagi hari seperti tarsius di Sulawesi(Fogden 1974). Tarsius ditangkapdengan mempergunakan jaring kabut(panjang: 9-12 m; tingi: 2.10-2.70 m;mesh: l6 mm). Individu dewasa denganberat lebih dari 100 g and sub-dewasayang tertangkap dipasangi radiotransmitters (model PD-ZC, HolohilSystems Ltd., Ontario) yang dikalungkanpada bagian pinggang. Posisi hewandiperkirakan melalui teknik triangulasidengan bantuan kompas dan petadiagram lokasi yang memuat titik-titikpengamatan. Luas daerah jelajah tiapindividu diperkirakan dengan metodeMinimum Convex Polygon (Kenward1987, White & Ganot 1990). Sebanyak60-95 titik triangulasi telah dicatat dalamwaktu observasi berkisar I minggu untuktiap individu (Yustian 2007).HASILLuas Daerah JelajahPada tipe habitatHl, rata-rata luasdaerahjelajahjantan dewasa 10,25 + 1,08ha dan 2,32 + 0,48 ha untuk betinadewasa. Di tipe habitatH2, rata-rata luasdaerah jelajah jantan dewasa adalah 4,29+ 0,09 ha dan betina dewasa 3,04 + 0,16ha. Luas daerahjelajah untuk tiap individutarsius yang berhasil diketahui melaluiradio-tracking disajikan pada Tabel I danGambar 2.Rata-rata luas daerah jelajah jantandewasa lebih besar daripada rata-ratabetina dewasa (Mann-Whitney U-test,P