13.07.2015 Views

EDITOR - perpustakaan universitas riau

EDITOR - perpustakaan universitas riau

EDITOR - perpustakaan universitas riau

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kegiatan yang bertujuan untukmengoptimalkan penyediaan fungsikehidupan perkotaan, pekerjaan dan rekreasioleh pihak pemerintah kota, dan kebutuhanterhadap hal tersebut oleh penduduk,perusahaan, wisatawan, dan sebagainya(Boerema & Sondervan, 1988 dalam van derBerg, 1990: 4).Untuk lebih memahami pengertianpemasaran kota, van den Berg dkk (1990: 4-5)menjelaskan bahwa paling tidak ada empathal yang perlu diperhatikan dalam pemasarankota, yaitu: 1) Pemasaran kota merupakanbentuk khusus dari kegiatan pemasaran.Bilamana pemasaran merupakan salah satuaspek dalam kegiatan perusahaan, makapemasaran kota juga merupakan salah satuaspek dalam keseluruhan kebijakanpemerintah kota (bersama dengan, antara lain:perencanaan kota). 2) Pemasaran kota, secaraimplisit, mencakup semua fungsi yangpadanya dapat diterapkan pendekatankewirausahaan. 3) Pemerintahan kotamempunyai tiga dimensi filosofis, yaitu:sebagai pemerintah (administration), sebagaipengendali (control), dan juga sebagai“perusahaan” (berwirausaha). 4) Bedanya,bila perusahaan mengejar keuntungan (profit),maka pemerintah kota memperjuangkankepentingan masyarakatnya.Pengertian-pengertian di atasmenunjukkan bahwa pemasaran kotaberkaitan dengan banyak bidang ilmu, antaralain: ekonomi, teknologi psikologi, geografi,dan perencanaan keruangan/fisik kota(Asworth dan Voogd, 1990: 21-23). Dalamtulisan ini, hanya di kaji keterkaitan teknologi(e-government) dengan pemasaran kota.Untuk melakukan pemasaran wilayah/kota, Hermawan Kartajaya dkk. (2002:178-181)menyarankan tiga langkah strategis, yaitu: (1)menjadi “tuan rumah” yang baik bagikelompok pasar targetnya, (2) memperlakukankelompok pasar target secara semestinya, dan(3) membangun “rumah” (wilayah/kota) yangnyaman bagi mereka. Untuk melakukanlangkah strategis ketiga tersebut (membangunwilayah/kota), perlu tersedia wahana/ruang,sarana, dan prasarana yang memadai bagiaktifitas kelompok pasar target tersebut.Pemasaran wilayah ini melibatkan tiga pelakuutama secara kohesif, yaitu: masyarakat,kalangan bisnis/usaha, dan Pemerintah.Hermawan Kartajaya dkk. menambahkanbahwa ketiga pelaku ini haruslah dapat terusmenerus memperbaiki liveability,investability, dan visitability daerahnya.Untuk meningkatkan tiga hal tersebut diatas (liveability, investability, danvisitability), Kotler dkk. (2002: 183)menyarankan untuk menangani empatkomponen yang saling terkait, yaitu: (1)Karakter tempat/wilayah: suatu tempat/wilayah memerlukan rencana, rancangan danupaya pengembangan yang baik yang dapatmeningkatkan daya tarik dan kualitas sertanilai estetika yang tinggi. (2) Lingkunganfisik: suatu tempat/wilayah perlumengembangkan dan memelihara prasaranadasar yang cocok dengan lingkunganalamnya. (3) Ketersediaan layanan: suatutempat/wilayah harus menyediakan layanandasar dengan kualitas yang cukup untukmemenuhi kebutuhan bisnis dan publik. (4)Aspek rekreasi dan hiburan: suatu tempat/wilayah memerlukan sekumpulan atraksi/daya-tarik untuk warganya dan untukpengunjung/turis. Untuk lingkup perkotaan,komponen-komponen pemasaran kotatersebut di atas mendorong dilakukannyalangkah-langkah, antara lain: (a) perancangankota (urban design), (b) peningkatanprasarana perkotaan, (c) penyediaan layanandasar (antara lain: perlindungan warga kotadan propertinya, keselamatan masyarakatdan keberlangsungan pendidikan), serta (d)penciptaan dan pengadaan atraksi.Hasil langkah-langkah ini perludipasarkan dan menurut Kotler dkk. (2002: 78),terdapat empat strategi umum untukmendorong warga kota serta menarikpendatang/turis, pengusaha dan investor ketempat/wilayah ini dengan: (1) Pemasaran citra(image marketing): keunikan dan kebaikanJurnal Industri dan Perkotaan Volume VIII Nomor 13/Agustus 2003 669

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!