khususnya informasi yang sering dicari olehmasyarakat. Informasi ini dapat diperolehlangsung dari tempat kantor pemerintahan,dari kios info ( info kiosk), ataupun dariInternet (yang dapat diakses oleh masyarakatdimana pun dia berada). Informasi ini dapatberupa informasi potensi daerah sehinggacalon investor dapat mengetahui potensitersebut. 2) Penyediaan mekanisme aksesmelalui kios informasi yang tersedia di kantorpemerintahan dan juga di tempat umum.Usaha penyediaan akses ini dilakukan untukmenjamin kesetaraan kesempatan untukmendapatkan informasi. 3) E-procurementdimana pemerintah dapat melakukan tendersecara on-line dan transparan.Sedangkan manfaat E-Government,antara lain: 1) Pelayanan servis yang lebihbaik kepada masyarakat. Informasi dapatdisediakan 24 jam sehari, 7 hari dalamseminggu, tanpa harus menunggu dibukanyakantor. Informasi dapat dicari dari kantor,rumah, tanpa harus secara fisik datang kekantor pemerintahan. 2) Peningkatanhubungan antara pemerintah, pelaku bisnis,dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan(transparansi) maka diharapkan hubunganantara berbagai pihak menjadi lebih baik.Keterbukaan ini menghilangkan saling curigadan kekesalan dari kesemua pihak. 3)Pemberdayaan masyarakat melalui informasiyang mudah diperoleh. Dengan adanyainformasi yang mencukupi, masyarakat akanbelajar untuk dapat menentukan pilihannya.Sebagai contoh, data-data tentang sekolahan(jumlah kelas, daya tampung murid, passinggrade, dan sebagainya) dapat ditampilkansecara online dan digunakan oleh orang tuauntuk memilihkan sekolah yang pas untukanaknya. 4) Pelaksanaan pemerintahan yanglebih efisien. Sebagai contoh, koordinasipemerintahan dapat dilakukan melalui emailatau bahkan video conferencing. BagiIndonesia yang luas areanya sangat besar,hal ini sangat membantu. Tanya jawab,koordinasi, diskusi antara pimpinan daerahdapat dilakukan tanpa kesemuanya harusberada pada lokasi fisik yang sama.Pengertian Pemasaran KotaPengertian pemasaran kota mengalamiperubahan dari waktu ke waktu. Pada awal1980an, istilah pemasaran kota diartikansebagai promosi semua aspek kesejahteraanmasyarakat kota atau lebih sempit lagi:pengiklanan kota sebagai suatu keseluruhan(van Gent, 1984 dan Peelen, 1987 dalamAshworth dan Voogd, 1990: 10). Pengertianlainnya menyebutkan bahwa pemasaran kotamerupakan aspek yang tidak terpisahkan daripengelolaan kota atau urban management(Nelissen, 1989 dalam Ashworth dan Voogd,1990: 10). Pengertian yang berkembangberikutnya mengartikan pemasaran kotasebagai kesadaran untuk menarik investasiswasta dalam mewujudkan impian rencanakota (Pumain, 1989 dalam Ashworth danVoogd, 1990: 11).Dari aspek lainnya, Hermawan Kartajayadkk. (2002: 177) secara umum mengartikanpemasaran daerah/kota sebagai perencanaandan perancangan suatu daerah/kota agarmampu memenuhi dan memuaskan keinginandan harapan “pasar targetnya”. Pasar targetini meliputi tiga pihak, yaitu: (1) pendudukdan masyarakat daerah tersebut, (2) turis,pengusaha, investor dari dalam dan luardaerah, dan (3) pengembang dan eventorganisers serta pihak-pihak lainnya yangmembantu meningkatkan daya saing daerahtersebut.Penjelasan yang lebih rinci tentang“pemasaran kota” diberikan oleh van denBerg dkk. (1990: 3-4 yang diacu dalamDjunaedi, 2001) yaitu: pemasaran kota/wilayah dapat dilihat sebagai: (1) salah satumacam eksploitasi produk perkotaan (wilayah)yang berorientasi pasar oleh pihak pemerintahkota (atau penguasa wilayah) - (menurutBorchert & Buursink, 1987 dalam van den Bergdkk., 1990: 3); (2) adopsi (oleh perencanakeruangan kota) masukan/kebutuhanpemakai: penduduk, pengusaha, wisatawan,dan pengunjung lainnya; dan (3) seperangkatJurnal Industri dan Perkotaan Volume VIII Nomor 13/Agustus 2003 668
kegiatan yang bertujuan untukmengoptimalkan penyediaan fungsikehidupan perkotaan, pekerjaan dan rekreasioleh pihak pemerintah kota, dan kebutuhanterhadap hal tersebut oleh penduduk,perusahaan, wisatawan, dan sebagainya(Boerema & Sondervan, 1988 dalam van derBerg, 1990: 4).Untuk lebih memahami pengertianpemasaran kota, van den Berg dkk (1990: 4-5)menjelaskan bahwa paling tidak ada empathal yang perlu diperhatikan dalam pemasarankota, yaitu: 1) Pemasaran kota merupakanbentuk khusus dari kegiatan pemasaran.Bilamana pemasaran merupakan salah satuaspek dalam kegiatan perusahaan, makapemasaran kota juga merupakan salah satuaspek dalam keseluruhan kebijakanpemerintah kota (bersama dengan, antara lain:perencanaan kota). 2) Pemasaran kota, secaraimplisit, mencakup semua fungsi yangpadanya dapat diterapkan pendekatankewirausahaan. 3) Pemerintahan kotamempunyai tiga dimensi filosofis, yaitu:sebagai pemerintah (administration), sebagaipengendali (control), dan juga sebagai“perusahaan” (berwirausaha). 4) Bedanya,bila perusahaan mengejar keuntungan (profit),maka pemerintah kota memperjuangkankepentingan masyarakatnya.Pengertian-pengertian di atasmenunjukkan bahwa pemasaran kotaberkaitan dengan banyak bidang ilmu, antaralain: ekonomi, teknologi psikologi, geografi,dan perencanaan keruangan/fisik kota(Asworth dan Voogd, 1990: 21-23). Dalamtulisan ini, hanya di kaji keterkaitan teknologi(e-government) dengan pemasaran kota.Untuk melakukan pemasaran wilayah/kota, Hermawan Kartajaya dkk. (2002:178-181)menyarankan tiga langkah strategis, yaitu: (1)menjadi “tuan rumah” yang baik bagikelompok pasar targetnya, (2) memperlakukankelompok pasar target secara semestinya, dan(3) membangun “rumah” (wilayah/kota) yangnyaman bagi mereka. Untuk melakukanlangkah strategis ketiga tersebut (membangunwilayah/kota), perlu tersedia wahana/ruang,sarana, dan prasarana yang memadai bagiaktifitas kelompok pasar target tersebut.Pemasaran wilayah ini melibatkan tiga pelakuutama secara kohesif, yaitu: masyarakat,kalangan bisnis/usaha, dan Pemerintah.Hermawan Kartajaya dkk. menambahkanbahwa ketiga pelaku ini haruslah dapat terusmenerus memperbaiki liveability,investability, dan visitability daerahnya.Untuk meningkatkan tiga hal tersebut diatas (liveability, investability, danvisitability), Kotler dkk. (2002: 183)menyarankan untuk menangani empatkomponen yang saling terkait, yaitu: (1)Karakter tempat/wilayah: suatu tempat/wilayah memerlukan rencana, rancangan danupaya pengembangan yang baik yang dapatmeningkatkan daya tarik dan kualitas sertanilai estetika yang tinggi. (2) Lingkunganfisik: suatu tempat/wilayah perlumengembangkan dan memelihara prasaranadasar yang cocok dengan lingkunganalamnya. (3) Ketersediaan layanan: suatutempat/wilayah harus menyediakan layanandasar dengan kualitas yang cukup untukmemenuhi kebutuhan bisnis dan publik. (4)Aspek rekreasi dan hiburan: suatu tempat/wilayah memerlukan sekumpulan atraksi/daya-tarik untuk warganya dan untukpengunjung/turis. Untuk lingkup perkotaan,komponen-komponen pemasaran kotatersebut di atas mendorong dilakukannyalangkah-langkah, antara lain: (a) perancangankota (urban design), (b) peningkatanprasarana perkotaan, (c) penyediaan layanandasar (antara lain: perlindungan warga kotadan propertinya, keselamatan masyarakatdan keberlangsungan pendidikan), serta (d)penciptaan dan pengadaan atraksi.Hasil langkah-langkah ini perludipasarkan dan menurut Kotler dkk. (2002: 78),terdapat empat strategi umum untukmendorong warga kota serta menarikpendatang/turis, pengusaha dan investor ketempat/wilayah ini dengan: (1) Pemasaran citra(image marketing): keunikan dan kebaikanJurnal Industri dan Perkotaan Volume VIII Nomor 13/Agustus 2003 669
- Page 4 and 5: Jurnal Industri dan Perkotaan Volum
- Page 6: interpretasi Citra Landsat TM Juni
- Page 9 and 10: Tabel 4. Laju sedimentasi di perair
- Page 11 and 12: Daftar PustakaMulyadi A. 2000. OTOR
- Page 13 and 14: menjadi provinsi Kepri dalam PDRB R
- Page 15 and 16: ersahabat dengan masyarakat tani te
- Page 17 and 18: lagi layak untuk ditempati atau dig
- Page 19 and 20: Daftar BacaanBalassa, Bela. 1981.
- Page 21 and 22: ahwa anak-anak mempunyai hak ataske
- Page 23 and 24: NoTingkat PendidikanFrekuensiPersen
- Page 25 and 26: Temuan data mengenai tingkatpendidi
- Page 27 and 28: diberikan pada orangtua adalah sebe
- Page 29 and 30: jernih. Dua orang saudara kandung,
- Page 31 and 32: telah memberikan penghasilan yang c
- Page 33 and 34: wanita secara sosial masih mempunya
- Page 35 and 36: DAFTAR PUSTAKAChawa, Anif Fatma. 19
- Page 37 and 38: yang menguasai birokrasi pemerintah
- Page 39 and 40: dengan birokrasi di pusat; Kedua, t
- Page 41 and 42: Tabel 2. Matrik Kesulitan Berbagai
- Page 43 and 44: Gambar 3. Model Pemasaran Produk UK
- Page 45 and 46: meningkatkan penerimaan daerah; 5)m
- Page 47: E-GOVERNMENT DAN PEMASARAN KOTAOleh
- Page 51 and 52: ReferensiAsworth, G.J. & H. Voogd.
- Page 53 and 54: sejarah yang sentral dari cerminanp
- Page 55 and 56: tinggi; mendukung perusahaan yang s
- Page 58 and 59: industri itu. Persoalan dalam memba
- Page 60 and 61: Daftar PustakaAhmad, M., AZ Fachry
- Page 62 and 63: tertib melalui zebra cross yang tel
- Page 64 and 65: yang menjadi sampel (dalam hal ini
- Page 66 and 67: sosiologi naturalistis, mencoba men
- Page 68 and 69: adanya perubahan yang signifikan pa
- Page 70 and 71: penggunaan jalan. Masalahnya sekara
- Page 72 and 73: perilaku manusia. Banyak jalan yang
- Page 74 and 75: Lebih lanjut, keinginan responden a
- Page 76 and 77: 4. Kerjasama yang ada diantara apar
- Page 78 and 79: ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DEMOKRAS
- Page 80 and 81: keputusan.Keberadaan Pemerintah den
- Page 82 and 83: Sebagai akibat kebijakan pembanguna
- Page 84 and 85: Provinsi Riau, faktor pemilikan lah
- Page 86 and 87: Riau menyediakan bahan mentah, seda
- Page 88 and 89: Daftar PustakaAnsoff, I. 1998. Stra
- Page 90 and 91: Pendekatan, Teori danaplikasi di In
- Page 92 and 93: jelas, padat dan tepat menggambarka