13.07.2015 Views

inventarisasi dan evaluasi mineral non logam - Pusat Sumber Daya ...

inventarisasi dan evaluasi mineral non logam - Pusat Sumber Daya ...

inventarisasi dan evaluasi mineral non logam - Pusat Sumber Daya ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAMDI KABUPATEN SORONG DAN MANOKWARIPROPINSI PAPUAOleh:Soedirman Abdullah, Ahmad Kusnardi, A. Sanusi Halim,Djadja Turdjaja, Sarino, Djoni TurkanaSUBDIT. MINERAL NON LOGAMS A R IInventarisasi <strong>dan</strong> Evaluasi Bahan Galian Mineral di daerah Kabupaten Sorong <strong>dan</strong> KabupatenManokwari Provinsi Papua dilaksanakan melalui kegiatan Proyek Inventarisasi <strong>dan</strong> Evaluasi Bahan GalianMineral Indonesia, Sub Tolok Ukur Mineral Industri Tahun Anggaran 2002, di Kabupaten Sorong meliputidaerah Kecamatan Makbon, Kecamatan Teminabuan <strong>dan</strong> Kecamatan Ayamaru se<strong>dan</strong>gkan di KabupatenManokwari, pelaksanaan proyek tersebut meliputi daerah Kecamatan Manokwari, Kecamatan Warmare <strong>dan</strong>Kecamatan Ransiki.Di daerah penyelidikan ditemukan beberapa jenis bahan galian yang dapat menunjang kehidupanmasyarakat setempat dalam waktu sekarang (industri bahan bangunan),waktu menengah (industri kapur <strong>dan</strong>fospat) <strong>dan</strong> waktu yang akan datang (industri semen).Bahan bangunan memberi kontribusi yang signifikan dalam pembangunan wilayah di daerahpenyelidikan <strong>dan</strong> telah menjadi sumber penghasilan sebagian masyarakat setempat, se<strong>dan</strong>gkan bahan galianuntuk industri kapur, fospat <strong>dan</strong> industri semen belum dimanfaatkan karena berbagai hal antara lainterbatasnya infrastruktur <strong>dan</strong> informasi sehingga arus masuk barang, jasa, teknologi <strong>dan</strong> minat investoruntuk melakukan investasi terhambat.Disarankan kepada Pemerintah Daerah setempat selain membangun infrastruktur juga membuatSistim Informasi Mineral Daerah yang dapat diakses dari luar daerah untuk memudahkan para investormelakukan investasi di bi<strong>dan</strong>g usaha pertambangan.I. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangDalam rangka pelaksanaan salah satukegiatan Inventarisasi <strong>dan</strong> Evaluasi, Sub TolokUkur Mineral Non Logam, Proyek Inventarisasi<strong>dan</strong> Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia,Tahun Anggaran 2002, maka dilakukanInventarisasi <strong>dan</strong> Evaluasi Bahan Galian Mineraldi daerah Kabupaten Sorong <strong>dan</strong> Manokwari,Provinsi Papua.Kegiatan ini juga merupakan permintaanPemerintah Daerah Kabupaten Sorong No. 050/640, tanggal 7 September 2001 yang ditujukankepada Direktur Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong>Mineral untuk melakukan <strong>inventarisasi</strong> <strong>dan</strong><strong>evaluasi</strong> bahan galian <strong>non</strong> <strong>logam</strong> di KabupatenSorong.1.2. Maksud <strong>dan</strong> TujuanMaksud kegiatan Inventarisasi <strong>dan</strong>Evaluasi Bahan Galian Mineral, di daerahKabupaten Sorong <strong>dan</strong> Manokwari, ProvinsiPapua, adalah mendapatkan data aktual gunamengetahui lebih jauh lagi mengenaikemungkinan keterdapatan serta penyebarankomoditi bahan galian <strong>non</strong> <strong>logam</strong> yangmempunyai prospek cukup baik untuk dapatsegera dikembangkan.Tujuan kegiatan ini antara lain untukmengumpulkan data baik primer (uji-petik dilapangan) <strong>dan</strong> data sekunder mengenai komoditibahan galian <strong>non</strong> <strong>logam</strong> yang terdapat di daerahKabupaten Sorong <strong>dan</strong> Manokwari, ProvinsiPapua.1.3. Lokasi Daerah PenyelidikanSecara administratif, lokasi daerah penyelidikantermasuk dalam wilayah Kabupaten Sorongpada koordinat 0 0 00’ 01” – 3 0 11’ 38” LS <strong>dan</strong>129 0 46’ 22” – 132 0 57’ 00” BT<strong>dan</strong> Manokwaripada koordinat 0 0 30’ 00” – 3 0 44’ 47” LS <strong>dan</strong>132 0 37’ 51” – 135 0 00’ 01” BT, Provinsi Papua.Lokasi uji petik di Kabupaten Sorong meliputidaerah Kecamatan Teminabuan, KecamatanAitinyu, Kecamatan Ayamaru <strong>dan</strong> KecamatanMakbon, untuk Kota Sorong meliputi KecamatanTanjung, se<strong>dan</strong>gkan untuk Kabupaten Manokwarimeliputi Kecamatan Manokwari, KecamatanKolokium Direktorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral, (DIM) TA. 2002 14-1


Warmare, Kecamatan Oransbari <strong>dan</strong> KecamatanRansiki.2. GEOLOGIGeologi umum daerah penyelidikan dalamlaporan akhir secara prinsip mengacu kepada PetaGeologi Irian Jaya, Indonesia (Dow D.B, dkk,skala 1:1.000.000, P3G, 1986).Peta geologi tersebut kemudian disederhanakanoleh penulis sesuai dengan kebutuhanpembuatan laporan2.1 Stratigrafi- Batuan malihan tak terpisahkan berumurPaleozoikum (Pz)Merupakan batuan tertua di daerahpenyelidikan, terdiri dari batulempung, batupasirarkosa <strong>dan</strong> batugamping lapukan. Termasukdalam kelompok ini adalah batuan sedimenklastika laut termalihkan rendah, termalihkanmenengah <strong>dan</strong> termalihkan tinggi. Beberapabatugamping <strong>dan</strong> marmer yang terhablur ulang,berlapis terlipat. Sebaran batuan malihan inimenempati bagian tengah, bagian timur <strong>dan</strong>bagian tenggara daerah penyelidikan, membentukmorfologi pegunungan.- Batuan Plutonik berumur Paleozoikum-Mesozoikum (PTR)Menerobos batuan malihan tak terpisahkanberumur Paleozoikum (Pz). Batuan ini terdiri darigranit urat <strong>dan</strong> retas pegmatite mengandungturmalin, granodiorit, monzonit kuarsa <strong>dan</strong> granitporfir merah jambu. Sebaran batuan plutonik inimengikuti arah <strong>dan</strong> Sistim Sesar Sorong <strong>dan</strong>Sistim Sesar Ransiki, terdapat di Kota Sorong,sebelah barat Manokwari <strong>dan</strong> daerah Ransiki,membentuk morfologi pegunungan.- Batuan sedimen klastika laut berumurPaleozoikum (CP)Secara tidak selaras menutupi batuanmalihan tak terpisahkan berumur Paleozoikum(Pz). Batuan ini berbutir halus sampai menengah,beberapa konglomerat <strong>dan</strong> batubara, gampingan,membentuk morfologi pegunungan. Yangtermasuk dalam kelompok batuan ini adalahlapisan merah bukan endapan laut kebanyakanberbutir halus pada puncaknya gunungapi.Sebaran batuan ini di bagian tengah daerahKepala Burung. Batuan ini membentuk morfologipegunungan.- Batuan terobosan ultramafik berumur JuraBawah (M)Terdiri dari serpentin, peridotit, piroksenit<strong>dan</strong> gabro menempati bagian utara Pulau Waigeo(merupakan batuan tertua di pulau tersebut)dengan morfologi perbukitan sampai pegunungan.- Batuan sedimen klastika laut berumurMesozoikum (Kj)Secara tidak selaras menutupi batuansedimen klastika laut Palezoikum (CP). Batuan inibersifat gampingan, dengan sebaran batuandibagian utara tengah Kabupaten Sorong(Sausapor), bagian tengah Kepala Burung(sebelah barat Ransiki) dileher Kepala Burung(sebelah barat Wassior) membentuk morfologiperbukitan terjal sampai pegunungan.- Batuan sedimen klastika laut berumurTersier (Tm)Bersifat gampingan yang secara tidakselaras menutupi batuan klastika laut berumurMesozoikum (Kj). Kelompok batuan ini adalahbatuan sedimen klastika laut umumnya berbutirhalus <strong>dan</strong> gunungapi, batupasir kuarsa, setempatkonglomerat, dengan serpih pasiran <strong>dan</strong>batulanau. Sebarannya menempati bagian tengahPulau Misool, bagian baratdaya Pulau Waigeo,bagian utara Pulau Batanta, bagian tengah daerahKepala Burung (sekitar Ayamaru) <strong>dan</strong> bagianleher Kepala Burung (Teluk Wandamen),membentuk morfologi perbukitan landai sampaiterjal, dengan topografi karst.- Batuan beku berumur Eosen Bawah sampaiMiosen Bawah (TelTml)Berupa lava basalan hingga andesitan,umumnya terubah, aglomerat, breksi lava, tufalava bantal, stok <strong>dan</strong> retas diorit, andesit <strong>dan</strong>porfir basalkan gabro. Sebaran batuan ini terdapatdibagian tengah <strong>dan</strong> timur Pulau Waigeo,sebagian besar Pulau Batanta, bagian baratlautPulau Salawati, bagian utara Kepala Burung(Warmare) <strong>dan</strong> bagian timur Kepala Burung(sebelah utara Ransiki), membentuk morfologiperbukitan sampai pegunungan.- Batuan beku berumur Miosen Tengah(Tmm)Berupa batuan gunungapi andesit, sedikitdasit <strong>dan</strong> tufa basal, aglomerat, lava <strong>dan</strong> tufapadu, sedimen klastika gunungapi tufaan, retas<strong>dan</strong> stok diorit, andesit, porfir dasit <strong>dan</strong> dolesitbeberapa sisipan batugamping. Sebaran batuan inidibagian utara (daerah Saukorem) <strong>dan</strong> sebelahtenggara Manokwari (Pegunungan Arfak),membentuk morfologi pegunungan.- Bancuh berumur Miosen Atas (Tux)Serpihan tektonik dengan sedimen klastikalaut fasies laut dalam, serpih karbonan, kalkarenit,batupasir, sedikit batupasir koral-gampingan <strong>dan</strong>napal. Sebaran satuan batuan ini mengikuti SistimSesar Sorong (dimulai dari bagian timur lautPulau Salawati, menerus ke Kota Sorong <strong>dan</strong>sebelah timur kota Sorong), membentukmorfologi perbukitan.Kolokium Direktorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral, (DIM) TA. 2002 14-2


- Batuan sedimen klastika laut <strong>dan</strong> daratberumur Miosen Atas sampai Plistosen(TmuQp),Umumnya berbutir halus <strong>dan</strong> batubara.Sebaran batuan ini menempati bagian tenggarabarat Kepala Burung (Klomosin), sekitarTeminabuan, Bintuni <strong>dan</strong> Babo, membentukmorfologi perbukitan landai sampai dataran,secara tidak selaras menutupi kelompok batuansedimen klastika laut berumur Tersier (Tm).- Batugamping terumbu, batulanau, batupasir<strong>dan</strong> lignit, berumur Kuarter (Qm),Menempati bagian utara Pulau Misool <strong>dan</strong>bagian timur Manokwari, membentuk morfologiperbukitan.- Endapan permukaan berupa endapansungai, endapan <strong>dan</strong>au <strong>dan</strong> endapan pantai,berumur Kuarter (Q),Merupakan batuan termuda di daerahKepala Burung, secara tidak selaras menutupibatuan yang lebih tua, membentuk morfologidataran. Sebaran endapan permukaan inimenempati bagian selatan Pulau Salawati <strong>dan</strong>bagian selatan daerah Kepala Burung <strong>dan</strong> sebelahbarat Manokwari, membentuk morfologi dataran.3. HASIL PENYELIDIKAN3.1 Endapan Bahan Galian3.1.1 Endapan Bahan Galian di Kota SorongBahan galian di Kota Sorong sebenarnyatidak termasuk dalam program penyelidikan,namun karena infrastuktur di wilayahadministratif lebih baik <strong>dan</strong> juga secara geologisangat menarik untuk diketahui, maka beberapabahan galian yang ada di Kota Sorong diselidiki(lihat Peta Geologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian).3.1.1.1 Bahan Galian Batugamping KotaSorongBatugamping Kota Sorong terdapat diKampung Asoka, umumnya berupa bongkahbongkahberukuran 25 - 100 m 2 <strong>dan</strong> tersebarsecara tidak beraturan dalam bancuh takterpisahkan, sehingga besarnya sumber daya padapenyelidikan kali ini tidak dapat dihitung.3.1.1.2 Bahan Galian Batuan Mafik KotaSorongBatuan dalam sistim Sesar Sorong yangdiamati berupa batuan mafik terdiri dari batuanbasal <strong>dan</strong> gabro, terletak di Kampung AsokaKecamatan Tanjung Kota Sorong (notasi Gb 1pada Peta Geologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian).Sebaran batuan mafik terdapat di Kota Sorong,Kampung Asoka, termasuk dalam Sistim SesarSorong yang merupakan bancuh tak terpisahkan.Sebaran batuan mafik yang teramati pada uji petikkali ini 100 hektar, ketinggian puncak bukit ratarata50 meter, sehingga besarnya sumber dayahipotetik 25.000.000 m 3 .3.1.1.3 Bahan Galian Serpentinit Kota SorongBatuan serpentinit di Kampung Mare KotaSorong (notasi Sp 1 data primer pada PetaGeologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian).Berdasarkan hasil analisa petrografi dengankode conto S17 bahan galian ini menunjukkantekstur skistose terdiri dari flacky antigorit berupaagregat dari fibrollamelar <strong>dan</strong> <strong>mineral</strong> opakberwarna hitam yang sebagian tampak telahteroksidasi menjadi limonit.Sebaran batuan serpentinit merupakanbukit-bukit kecil yang tersebar dalam kelompokbatuan serpentinit dalam Sistim Sesar Sorong.Sebaran batuan serpentinit yang diuji petik kali iniadalah yang terdapat di Kampung Mare, KotaSorong. Batuan ini sangat tampak jelas apabiladilihat dari pantai barat Sorong, terletak di sekitarpemukiman penduduk. Luas sebaran diduga 5(lima) hektar, ketinggian rata-rata daripemukiman penduduk 10 meter, sehinggabesarnya sumber daya hipotetik 500.000 m 3 .3.1.2 Endapan Bahan Galian di KabupatenSorongDaerah Kabupaten Sorong yang dilakukanuji petik adalah Kecamatan Teminabuan,Kecamatan Aitinyu, Kecamatan Ayamaru <strong>dan</strong>Kecamatan Makbon, Kabupaten Sorong (lihatPeta Geologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian).3.1.2.1 Bahan Galian Lempung KabupatenSorongLempung tersingkap di tepi jalanTeminabuan – Weigo di Kampung Werwit,Kecamatan Teminabuan, berwarna abu-abukehitaman, ketebalan yang tersingkap 1,75 meter.Bahan galian ini diinterpretasikan sebagaiendapan litoral. Setempat-setempat lempung inimasih ditemukan sampai Kampung Keyen (kodeconto S1 <strong>dan</strong> notasi Cly 1 data primer pada PetaGeologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian).Bahan galian lempung di KabupatenSorong sebarannya sangat luas terdapat padaFormasi Steenkool, terdapat di sebelah selatanTeminabuan menerus sampai sebelah selatanAitinyu. Pada penyelidikan kali ini yang dijadikanuji petik di Kampung Keyen, KecamatanTeminabuan dengan luas sebaran 1.000 hektar,ketebalan yang teramati di lapangan 1,75 meter,sehingga besarnya sumber daya hipotetik17.500.000 m 3 . Bahan galian ini belumdimanfaatkan. Berdasarkan sumber daya yang adaKolokium Direktorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral, (DIM) TA. 2002 14-3


ahan galian ini cukup memadai untuk bahanbaku semen.3.1.2.2 Bahan Galian Batugamping KabupatenSorongBatugamping di daerah uji petik iniditemukan pada beberapa stasiun pengamatan,berdasarkan peta geologi di daerah penyelidikanbatugamping ini termasuk batugamping FormasiSekau <strong>dan</strong> Batugamping Kais.Batugamping Kecamatan Teminabuanterdapat di sebelah utara jalan Teminabuan –Weigo, antara lain di Kampung Sungguer (1,25km dari jalan raya) <strong>dan</strong> Kampung Weigo sebelahbarat jembatan di tepi jalan raya. Batugamping inisebagian besar lunak berwarna putih sampai putihkotor (terkesan ada lumpur gampingan) <strong>dan</strong>sebagian kecil lainnya keras berwarna krem,(kode conto S3 <strong>dan</strong> notasi LS 1 data primer padaPeta Geologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian).Berdasarkan Geologi Lembar Teminabuanbatugamping ini sebarannya mulai baratlautTeminabuan sampai Weigo, namun yang teramatidengan baik di daerah Teminabuan – Weigo, luassebarannya diduga 1.500 hektar denganketinggian puncak rata-rata 50 meter, sehinggabesarnya sumber daya hipotetik 375.000.000 m 3 .Batugamping Kecamatan Aitinyu dapatditemukan pada tebing di jalan raya Weigo –Aitinyu Kampung Mosware Kecamatan Aitinyu.Batugamping di kedua lokasi tersebut berdasarkanGeologi Lembar Teminabuan batugamping didaerah ini merupakan batugamping FormasiSekau. Batugamping ini secara genetikasekelompok dengan batugamping Weigo <strong>dan</strong>batugamping Ayamaru. Batugamping sebelahbaratdaya simpang tiga Teminabuan – Aitinyu –Ayamaru mempunyai sifat fisik yang berbedadengan kedua batugamping tadi. Batugamping didaerah Aitinyu (mulai dari Kampung Yaksoro–Kampung Airsirih) umumnya berwarna krem,padu <strong>dan</strong> keras, membentuk topografi karst.Batugamping di daerah Aitinyu berdasarkanGeologi Lembar Teminabuan termasuk BatugampingKais (notasi LS 2 data primer pada PetaGeologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian).Batugamping di Kecamatan Aitinyuberdasarkan Geologi Lembar Teminabuansebarannya sangat luas menerus sampai sebelahutara Teminabuan, berarah baratlaut – tenggara,namun yang teramati pada penyelidikan kali iniadalah batugamping yang terdapat di sekitarKampung Yaksoro - Kampung Airsirih. Luassebaran diduga 3.000 hektar dengan ketinggianpuncak rata-rata 50 meter, sehingga besarnyasumber daya hipotetik 750.000.000 m 3 .Batugamping Kecamatan Ayamaru secarafisik berbeda dengan batugamping Aitinyu, lebihmendekati batugamping Weigo namun berwarnalebih putih. Perbukitan batugamping Ayamarurelatif lebih landai <strong>dan</strong> lebih membulat,mencerminkan kekerasannya lebih lunak biladibandingkan dengan batugamping Aitinyu.Batugamping yang diamati terletak sebelah baratAyamaru, tepatnya sebelah barat <strong>dan</strong> timurKampung Soroan. Batugamping ini berdasarkanPeta Geologi Lembar Teminabuan termasukbatugamping Formasi Sekau (notasi Ls 3 dataprimer pada Peta Geologi <strong>dan</strong> Lokasi BahanGalian).Batugamping Kecamatan Makbon termasukbatugamping dalam Sistim Sesar Sorong,merupakan daerah bancuh. Namun demikianberdasarkan pengamatan di lapangankeberadaanya relatif menerus sepanjang 3 (tiga)km, luas sebaran yang teramati dalampenyelidikan kali ini adalah 30 hektar, ketinggianpuncak rata-rata 25 meter, sehingga besarnyasumber daya hipotetik 7.500.000 m 3 (notasi Ls 4data primer pada Peta Geologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahangalian).3.1.2.3 Bahan Galian Fosfat Kabupaten SorongFosfat di Kampung Soroan, tepatnyasebelah baratlaut Bukit Renhahat diambil dari testpit pada kedalaman 4,15 meter ( notasi P 1 dataprimer pada Peta Geologi <strong>dan</strong> Lokasi BahanGalian).Conto yang diambil berupa batugamping<strong>dan</strong> tanah yang berwarna kuning kecoklatan.Bahan galian ini diinterpretasikan sebagaipengayaan dari batuan asal (batugamping) yangmengandung fosfat. Berdasarkan Geologi LembarTeminabuan batugamping di daerah Soroantermasuk Batugamping Kais.Hasil analisa kimia ini menunjukkankonsentrasi fosfat terdapat pada tanah yangdiinterpretasikan merupakan hasil pengayaanmelalui proses pelapukan batugamping. Bahangalian fosfat yang terdapat di Kabupaten Sorongterdapat dalam tanah hasil pelapukan batuangamping di sekitar lokasi. Konsentrasi tanahpelapukan terdapat di lembah-lembah sekitaraliran sungai yang sebarannya cukup luas. Namundemikian pada uji petik kali ini sebaran tanahpelapukan yang diamati 10 hektar, ketebalantanah berdasarkan sumur uji di daerah tersebut4,15 meter, sehingga sumber daya hipotetik 415.000 m 3 .3.1.2.4 Bahan Bangunan Kabupaten SorongBahan bangunan yang dimaksud adalahbatuan beku yang berasal dari Formasi Dore,sebarannya sangat luas mulai dari sebelah utaraKampung Asoka, Kecamatan Tanjung KotaSorong sampai Tanjung Makbon, KecamatanMakbon. Berdasarkan hasil analisa petrografiKolokium Direktorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral, (DIM) TA. 2002 14-4


pada conto S 18 A, salah satu batuan beku didaerah penyelidikan adalah batuan yangmenunjukkan tekstur porfiritik yang terbreksiasiterdiri dari fragmen batuan <strong>dan</strong> urat kuarsa telahmengalami ubahan cukup kuat. Sebaran batuanbeku ini cukup luas, namun secara kuantitatifbelum dapat diketahui karena infrastruktur didaerah tersebut sangat terbatas.3.1.3 Endapan Bahan Galian di KabupatenManokwariUji petik di Kabupaten Manokwari meliputiKecamatan Manokwari, Kecamatan Warmare,Kecamatan Oransbari <strong>dan</strong> Kecamatan Ransiki(lihat Peta Geologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian).3.1.3.1 Bahan Galian Silimanit-AndalusitKabupaten ManokwariUntuk komoditi <strong>mineral</strong> <strong>non</strong> tradisional(kelompok <strong>mineral</strong> silimanit – andalusit),berdasarkan data P3G terdapat pada FormasiKemum zona malihan derajat menengah sampaitinggi <strong>dan</strong> batugamping dari Formasi Maruni.Komoditi tersebut terdapat di KecamatanWarmare, di S. Iboregah yang termasuk wilayahDesa Top Waseki (notasi Sil 1 data primer padaPeta Geologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian), lokasihanya dapat dicapai dengan berjalan kaki sejauhlebih kurang 5 (lima) Km melalui beberapasungai. Conto batuan yang diambil di lokasi inisebanyak 13 conto (M 01 sampai dengan M 13)yang terdiri dari batuan malihan seperti kuarsit,gneis, phylit <strong>dan</strong> batusabak. Batuan secara umumberwarna coklat, abu-abu sampai kehitaman,lapuk sampai setengah lapuk, setempat-setempatada juga yang keras.Berdasarkan analisa petrografi pada 13conto batuan (M01, M02, M03, M04, M05, M06,M07, M08, M09, M10, M11, M12, <strong>dan</strong> M13)diketahui bahwa tidak ada satupun batuanmalihan tersebut yang mengandung <strong>mineral</strong>andalusit ataupun <strong>mineral</strong> silimanit.Berdasarkan analisa difraksi sinar X dengankode conto M03, M06, M08, M10, M11, M13 <strong>dan</strong>M20, komposisi <strong>mineral</strong> pada conto-contotersebut kuarsa, clinochlore, albit, kalsit <strong>dan</strong> illit.Dengan demikian dari hasil analisa difraksi sinarX diketahui bahwa tidak ada satupun batuantersebut mengandung <strong>mineral</strong> andalusit ataupun<strong>mineral</strong> silimanit.Hasil penelitian terdahulu menunjukkanbahwa bahan galian (<strong>mineral</strong>) ini terkonsentrasipada jalur-jalur tertentu yang mengalamimetamorfosa derajat tinggi <strong>dan</strong> tidak membentukmassa batuan berukuran besar, sehingga adakesulitan dalam menemukan kembali bahangalian ini terutama bagi yang belum mengenal<strong>mineral</strong> ini dengan baik.3.1.3.2 Bahan Galian Batugamping KabupatenManokwariBatugamping di Kabupaten Manokwariterdapat pada Formasi Maruni <strong>dan</strong> FormasiManokwari. Batugamping Formasi Maruniberumur Tersier, merupakan batugampingkristalin, padu, keras <strong>dan</strong> berongga, ditemukan diDesa Maruni <strong>dan</strong> Desa Tanahmerah KecamatanWarmare serta Desa Watariri KecamatanOransbari Kabupaten Manokwari. BatugampingFormasi Maruni di sebelah utara Danau Kaboritelah ditambang masyarakat sebagai bahanbangunan. Bahkan di Daerah Maruni batugampingini telah diusahakan menjadi kapurtohor. Se<strong>dan</strong>gkan batugamping FormasiManokwari berumur Tersier yang senasabahdengan batugamping Kais, ditemukan di DesaAndai, Kecamatan Manokwari, KabupatenManokwari.Batugamping Desa Maruni KecamatanWarmare (notasi Ls 6 data primer pada PetaGeologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian). mempunyaisumber daya batugamping 105.468.750 m 3dengan kode conto M 16 <strong>dan</strong> M 17 hasil analisakimia mempunyai kandungan CaO rata-rata54.81% <strong>dan</strong> MgO rata-rata 0.65% <strong>dan</strong> hasilanalisa derajat putih pada conto M 16 mempunyaiderajat putih 97,55. Berdasarkan hasil-hasilanalisa tersebut maka batugamping Desa Marunisecara kualitatif memenuhi syarat sebagai bahanbaku industri semen <strong>dan</strong> industri kapur. Sebagaibahan pemutih batugamping ini sangat baikkarena nilai derajat putihnya diatas nilai derajatputih standar (97,21).Batugamping Desa Tanahmerah KecamatanManokwari (notasi Ls 5 data primer pada PetaGeologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian). mempunyaisumber daya batugamping 70.312.500 m 3 .Berdasarkan hasil analisa petrografi dengan kodeconto M15 batugamping Tanahmerah merupakanbatugamping bioklastik yang disusun olehfragmen-fragmen fosil <strong>dan</strong> kalsit dalam masadasar mikrokristalin karbonat.Batugamping Desa Andai KecamatanManokwari (notasi Ls 8 data primer pada PetaGeologi <strong>dan</strong> Lokasi Bahan Galian) mempunyaisumber daya batugamping 90.375.000 m 3 .3.1.3.3 Bahan Galian Lempung KabupatenManokwariDi Kabupaten Manokwari lempungditemukan di Desa Saowi Kecamatan Manokwari,berupa sisipan dari batugamping FormasiManokwari yang berumur Kuarter (notasi Cly 2data primer pada Peta Geologi <strong>dan</strong> Lokasi BahanGalian). mempunyai sumber daya hipotetik37.500.000 m 3 , ditambang untuk memenuhikebutuhan masyarakat setempat. BesarnyaKolokium Direktorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral, (DIM) TA. 2002 14-5


kebutuhan masyarakat setempat tidak termonitordengan baik.3.1.3.4 Bahan Galian Granit KabupatenManokwariGranit ditemukan di Desa Nuhuai,Kecamatan Oransbari, Kabupaten Manokwari(notasi Gr 1 data primer pada Peta Geologi <strong>dan</strong>Lokasi Bahan Galian), granit Anggi berumurTrias. Granit Anggi diinterpretasikan sebagaibatuan plutonik berumur Mesozoik, umumnyaberwarna putih, padu <strong>dan</strong> keras. Berdasarkan hasilanalisa petrografi dengan kode conto M22, batuangranit ini merupakan batuan holokristalinbertekstur hipidiomorf, berbutir halus hinggakasar, dengan bentuk butir anhedral – subhedral,komposisi <strong>mineral</strong> utama ortoklas, plagioklas,kuarsa, muskovit <strong>dan</strong> <strong>mineral</strong> opak. <strong>Sumber</strong> dayahipotetik batuan granit Nuhuai 200.000.000 m 3 .3.1.3.5 Bahan Galian Sabastone KabupatenManokwariBatuan granit yang telah mengalamipelapukan sangat kuat secara komoditi disebutsabastone (lokasi bahan galian ini sama denganlokasi keterdapatan batugamping <strong>dan</strong> notasi Sb 1data primer pada. Peta Geologi <strong>dan</strong> Lokasi BahanGalian). <strong>Sumber</strong> daya bahan galian ini belumdiketahui karena tingkat pelapukannya tidakmerata sehingga perlu data sub surface.3.2 Prospek Pemanfaatan <strong>dan</strong> PemgembanganBahan Galian3.2.1 LempungBahan galian lempung sebenarnya dapatdijadikan bahan baku gerabah <strong>dan</strong> batubata (batamerah), namun demikian karena masyarakatsetempat tidak menguasai teknologinya makaapabila dipaksakan maka biaya pembuatannyaakan jauh lebih mahal daripada nilai jualnya.Selain itu pada saat ini sudah banyaksubstitusinya, misalnya gerabah disubstitusi olehbarang-barang plastik, genteng disubstitusi olehseng, kayu <strong>dan</strong> beton <strong>dan</strong> bata merah disubstitusioleh bata cetak. Prospek pemanfaatan <strong>dan</strong>pengembangan bahan galian lempung baruberkembang apabila di daerah tersebut ada pabriksemen.Lempung Kampung Wermit KecamatanTeminabuan Kabupaten Sorong mempunyaiprospek yang baik apabila di daerah tersebut adapabrik semen karena berdasarkan analisa kimiamempunyai kandungan Al 2 O 3 10.40%, SiO 227,60%, <strong>dan</strong> CaO 26,56% <strong>dan</strong> besarnya sumberdaya 17.500.000 m 3 .Lempung Desa Saowi KecamatanManokwari Kabupaten Manokwari mempunyaiprospek yang baik apabila di daerah tersebut adapabrik semen karena berdasakan hasil analisakimia mempunyai kandungan Al 2 O 3 14,60%,SiO 2 44,20 % <strong>dan</strong> CaO 10,69% <strong>dan</strong> sumber daya37.500.000 m 3 .3.2.2 BatugampingPemanfaatan batugamping di daerahpenyelidikan saat ini oleh masyarakat setempathanya digunakan untuk bahan bangunan (dibuatbatu belah, split <strong>dan</strong> bata cetak).Di daerah Maruni Kecamatan WarmareKabupaten Manokwari, batugamping ernahdijadikan industri kapur oleh masayarakatsetempat.Berdasarkan analisa kimia batugamping didaerah penyelidikan kandungan CaO 54,06% -55,54%, kandungan MgO 0,13% - 2,61% <strong>dan</strong>derajat putih 94,03% - 96,92% dengansumberdaya batugamping yang sangat memadaisehingga batugamping di daerah penyelidikandapat dijadikan bahan baku industri kapur <strong>dan</strong>bahan baku industri semen.3.2.3 FosfatPemanfaatan fosfat yang paling besar saatini untuk pupuk buatan, se<strong>dan</strong>gkan dibi<strong>dan</strong>gindustri lainnya sangat terbatas. Fosfat ini didugamerupakan hasil proses pengayaan dengan luassebaran yang terbatas.Prospek pemanfaatan <strong>dan</strong> pengembanganfosfat di daerah tersebut akan meningkat apabilaluas lahan yang mempunyai kandungan fosfat itudiketahui, kemudian dicari jenis tanamanproduktif <strong>dan</strong> mempunyai nilai jual tinggi untukditanam di daerah tersebut, dengan demikianmasyarakat akan mendapatkan manfaat yangoptimal.3.2.4 Batuan MafikPemanfaatan batuan mafik di daerahKampung Asoka dimanfaatkan oleh perusahaanswasta ataupun masyarakat setempat untukdijadikan split <strong>dan</strong> abu batu. Berdasarkaninformasi stone crusher <strong>dan</strong> alat-alat beratdimiliki perusahaan, masyarakat setempat dapatmelakukan crushing batuan hasil galiannya padastone crusher milik pengusaha di lokasi tersebut.Prospek bahan galian ini menjadi tidakjelas, karena ada informasi bahwa lokasipenambangan ini akan ditutup karena lokasinyatepat berada diperbukitan dalam kawasan pantaiwisata.3.2.5 SerpentinitBahan galian sepentinit ditambang olehmasyarakat setempat (terutama oleh ibu-ibu <strong>dan</strong>anak-anak) dijadikan tanah timbun. Menurutinformasi tanah urugan (tanah timbun) yangberasal dari batuan serpentinit dinilai mempunyaikualitas yang paling baik dibandingkan yangberasal dari batuan lain. Namun demikian karenaKolokium Direktorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral, (DIM) TA. 2002 14-6


lokasinya terletak di daerah pemukiman pendudukperkotaan yang relatif padat, maka pengembangannyasebatas menghabiskan lahan tambangyang sudah dibuka. Dengan demikian prospekbatuan serpentinit di Kampung Mare dapatdikatakan tidak baik.3.2.6 GranitBatu granit di Desa Nuhuai dapat dijadikanbatu belah, dimension stone ataupun batu poles.Prasarana transportasi di daerah ini sangatterbatas, faktor keamanan <strong>dan</strong> budaya masyarakatsetempat yang belum memahami manfaatpenggunaan batu poles mengakibatkan prospekbatu granit dalam waktu dekat ini kurang baik.3.2.7 SabastonePemanfaatan bahan galian ini sebagaimanamestinya (sebagai bahan baku keramik) belumdilakukan oleh masyarakat setempat, karenateknologi pembuatan keramik belum dikuasaidengan demikian prospek bahan galian ini untuksaat ini tidak baik. Pemanfaatan sabastone olehmasyarakat saat ini di daerah Remu Kota Sorongadalah diambil pasir kuarsanya untuk dijadikanpasir bangunan. Penambangan bahan galian inimenimbulkan pen<strong>dan</strong>gkalan Sungai Remu yangseringkali mengakibatkan banjir. Penataan,penambangan <strong>dan</strong> pemanfaatan yang tepat bahangalian ini akan memberikan manfaat yang lebihbesar <strong>dan</strong> mempunyai prospek yang lebih baikpula.kandungan P 2 O 5 17,85% pada tanah yangberwarna kecoklatan, se<strong>dan</strong>gkan pada batugampingsegar pada lokasi yang samakandungan P 2 O 5 = 0,20% - 0,33%. Secaragenetika fosfat di daerah tersebut merupakanhasil proses pengayaan.4. Bahan galian silimanit-andalusit di daerahWarmare Kabupaten Manokwari berdasarkanhasil analisa petrografi <strong>dan</strong> analisa X ray padapenyelidikan kali ini tidak dapat ditemukan.Namun demikian hasil penelitian terdahulu(terutama dari <strong>Pusat</strong> Penelitian <strong>dan</strong>Pengembangan Geologi) bahan galian inisecara kualitatif sangat signifikan.5. Secara geografis daerah penyelidikan terletakpada jalur tektonik hasil tumbukan kerakSamudera Pasifik dengan kerak BenuaAustralia, sehingga faktor kegempaan disarankanuntuk dijadikan salah satu kajian dalampengambilan keputusan pengembangan daerahindustri.6. Disarankan pula Pemerintah Daerahmembangun sistim informasi bahan galian<strong>mineral</strong> di daerahnya masing-masing yangdapat diakses dari luar daerah dalam rangkapelayanan informasi sehingga masyarakat dapatmelakukan analisis sebelum pengambilankeputusan untuk berinvestasi dibi<strong>dan</strong>g usahapertambangan.DAFTAR PUSTAKA4. KESIMPULAN DAN SARAN1. Bahan bangunan di Kabupaten Sorong <strong>dan</strong>Kabupaten Manokwari terdiri dari batuan beku,batugamping, pasir volkanik <strong>dan</strong> sirtu terdapatdi daerah penyelidikan, ditambang masyarakatsetempat dengan menggunakan tenaga manusiaataupun semi mekanik <strong>dan</strong> dapat memberikanmanfaat bagi masyarakat setempat dalammenunjang pembangunan lokal. Bahkan bahanbangunan berupa batuan volkanik dari PulauBatanta mempunyai kualitas yang sangat baik<strong>dan</strong> dapat memenuhi kebutuhan regional (untukmemenuhi kebutuhan pasar di daerahMerauke).2. Batugamping di Kabupaten Sorong <strong>dan</strong>Kabupaten Manokwari mempunyai kualitasyang sangat baik sebagai bahan baku industrikapur <strong>dan</strong> bahan baku industri semen. <strong>Sumber</strong>daya yang ada sangat menunjang untukpendirian pabrik semen. Saat ini batugampingdi daerah tersebut digunakan sebagai bahanbangunan, batu belah, split <strong>dan</strong> bata cetak.3. Fosfat di Kampung Soroan, KecamatanAyamaru, Kabupaten Sorong mempunyai1. Atmawinata S. dkk, Geologi Lembar RansikiIrian Jaya , 19592. Amri Ch, dkk, Geologi Lembar Sorong, IrianJaya, 19903. Amor Patria PT, Pemetaan Semi MakroBahan Galian Golongan C di PulauBatanta Kabupaten Sorong, Prop. Irtianjaya 1999/20004. Dow D.B, Peta Geologi Irian Jaya, Indonesia ,19865. Dinas Pertambangan Propinsi Daerah TingkatI Irian Jaya Pemetaan Semi Mikro BahanGalian Golongan C di KabupatenManokwari, 19986. Gradatu PT, Analisa Kandungan BahanGalian Golongan di KecamatanAyamaru, 1995/19967. Gradatu Engineering Consultant PT,Pemetaan Bahan Galian Golongan C diKabupaten Daerah Tingkat II SorongPropinsi Irian Jaya, Proyek PemetaanKolokium Direktorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral, (DIM) TA. 2002 14-7


Bahan Galian Golongan C, Semi Makrodi Daerah Tingkat I Irian Jaya T.A1993/19948. Junaidi, laporan Pemetaan Geologi DaerahSalawati <strong>dan</strong> sekitarnya, KabupatenSorong Propinsi Irian Jaya, Kanwil Dep.Pertambangan <strong>dan</strong> Energi Irian Jaya,20009. Pieters P.E, Sufni Hakim A drr, ar Ransiki,Irian Jaya skala 1:250.000, <strong>Pusat</strong>Pengembangan <strong>dan</strong> Penelitian Geologi,199010. Ratman <strong>dan</strong> Robinson G.P, Geologi LembarManokwari, Irian Jaya , 198111. Robinson G.P <strong>dan</strong> Ratman,N, dkk GeologiLembar Manokwari, Irian Jaya skala1:250.000, <strong>Pusat</strong> Pengembangan <strong>dan</strong>Penelitian Geologi, 199012. Sukamto <strong>dan</strong> Pigram C.J, Geologi LembarTaminabuan, Irian Jaya, 198913. Sukamto, dkk, Peta Geologi Indonesia , 199614. Supar<strong>dan</strong> M drr, Penyelidikan PendahuluanBahan Galian Industri di Daerah Ransiki<strong>dan</strong> sekitarnya, Kabupaten Manokwari,Direktorat <strong>Sumber</strong>daya Mineral, 1993.Kolokium Direktorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral, (DIM) TA. 2002 14-8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!