13.07.2015 Views

BAB 5 Transparansi dan Akuntabilitas - P2KP

BAB 5 Transparansi dan Akuntabilitas - P2KP

BAB 5 Transparansi dan Akuntabilitas - P2KP

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Transparansi</strong> dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ini harus dilakukan disemua tataran, antara lain sebagai berikut:a. Di tataran penyelenggara ProgramUntuk menjaga agar transparansi pengelolaan Program ini dapat selalu dijaga,maka di tataran penyelenggara harus dilakukan hal-hal sebagai berikut:• Secara periodik PMU/Satker wajib mensosialisasikan substansi <strong>dan</strong>ketentuan PNPM Mandiri Perkotaan, baik di tataran pemerintah pusat,pemerintah provinsi, pemerintah kota/kabupaten maupun masyarakatsesuai kebutuhan. Sosialisasi ini dilakukan secara intensif melalui berbagaimedia, seperti lokakarya, pertemuan, lobby, silaturahmi serta pengadaan<strong>dan</strong> penyebarluasan media cetakan (buku-buku pedoman, spanduk,brosur/leaflet, dll). Muatan sosialisasi dititikberatkan pada substansi PNPMMandiri Perkotaan, kebijakan-kebijakan yang berkaitan denganpelaksanaan, petunjuk-petunjuk pelaksanaan, dll;• Secara periodik PMU/Satker wajib mendiseminasikan PNPM MandiriPerkotaan secara luas, melalui berbagai saluran media, termasuk mediamassa seperti radio, televisi <strong>dan</strong> koran, mengenai apa saja yangdisediakan Program ke masyarakat <strong>dan</strong> pemda serta sejauh manapencapaian Program;• PMU/Satker wajib mengembangkan <strong>dan</strong> mengelola situs jaringan internet(Web-site) yang dapat dengan mudah diakses oleh semua pihak yangberkepentingan terhadap Program PNPM Mandiri Perkotaan <strong>dan</strong>masyarakat untuk mendapatkan gambaran terkini dari perkembanganPNPM Mandiri Perkotaan; <strong>dan</strong>• PMU/Satker juga wajib menyelenggarakan audit Program baik dari segifinansial <strong>dan</strong> manajemen yang hasilnya dilaporkan ke semua pihak terkaitutamanya Tim Pengendali;• Konsultan wajib melaksanakan kegiatan Komunitas Belajar InternalKonsultan (KBIK) secara rutin, baik di tingkat nasional maupun daerah,sampai ke tingkat tim fasilitator. KBIK digunakan sebagai media untukmengetahui perkembangan kegiatan, permasalah, perencanaan,bimbingan rutin serta diseminasi informasi <strong>dan</strong> kebijakan.b. Di tataran daerahUntuk menjaga transparansi pengelolaan Program di daerah, makapemerintah daerah harus melakukan hal-hal sebagai berikut :• Secara periodik wajib mendiseminasikan PNPM Mandiri Perkotaan inisecara luas melalui berbagai saluran media, antara lain media massaseperti radio, televisi daerah <strong>dan</strong> koran mengenai apa saja yangditawarkan oleh Program ke masyarakat <strong>dan</strong> sejauh mana pencapaianProgram serta penggunaan <strong>dan</strong>a BLM;• Menjamin dilaksanakannya pemeriksaan pengelolaan keuangan Program,baik untuk BLM maupun <strong>dan</strong>a lainnya yang dilakukan oleh BPKP maupunauditor independen kepada pelaku-pelaku PNPM Mandiri Perkotaan diwilayahnya masing-masing.c. Di tataran masyarakatUntuk menjaga transparansi pengelolaan kegiatan <strong>dan</strong> penggunaan <strong>dan</strong>a BLMoleh LKM sehingga dapat diketahui oleh semua warga, LKM diwajibkan untukmenyebarluaskan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan, PJM <strong>dan</strong> RentaPronangkis, perkembangan organisasi <strong>dan</strong> kegiatan LKM/UP-UP, laporanV- 2


posisi keuangan, KSM beserta anggota yang memperoleh pinjaman, panitiakemitraan beserta anggotanya, serta informasi-informasi lain, dengan cara:• Penempelan melalui papan-papan informasi di tempat-tempat yangstrategis, minimal di 5 lokasi, dengan ukuran <strong>dan</strong> bentuk yang mudahdilihat <strong>dan</strong> dibaca oleh semua warga;• Membuat <strong>dan</strong> menyebarluaskan media warga sebagai media yang dikelolamandiri oleh masyarakat untuk menyebarluaskan informasi dari, oleh <strong>dan</strong>untuk masyarakat. Media warga dapat berbentuk media cetakan maupunnon-cetakan;• Pertemuan-pertemuan rutin dengan KSM, panitia <strong>dan</strong> masyarakat;• Pertemuan-pertemuan rutin dengan perangkat kelurahan/desa, lembagakelurahan/desa formal yang ada <strong>dan</strong> kelompok peduli setempat;• Penyebarluasan melalui surat kepada KSM-KSM <strong>dan</strong> masyarakat;• Melakukan audit tahunan LKM <strong>dan</strong> hasilnya disebarluaskan ke masyarakatmelalui rapat tahunan pertanggungjawaban LKM (lihat akuntabilitas);• LKM, UP-UP serta pelaku PNPM Mandiri Perkotaan di tingkatkelurahan/desa harus bersifat terbuka memberikan informasi <strong>dan</strong> data-datayang dibutuhkan dalam pelaksanaan pemeriksaan oleh KMW, perangkatpemerintah, unsur masyarakat <strong>dan</strong> atau pemantau independen yang dapatdilakukan setiap saat serta audit independen yang dilakukan sekurangkurangnyasatu kali dalam setahun.5.1.2. <strong>Akuntabilitas</strong>Selain wajib menerapkan prinsip transparansi dalam proses pengambilan keputusan<strong>dan</strong> pengelolaan kegiatan serta keuangan, Program juga wajib melaksanakankegiatan berdasarkan prinsip akuntabilitas. Penerapan prinsip akuntabilitas harusditaati secara konsisten oleh semua pelaku PNPM Mandiri Perkotaan, tanpaterkecuali.<strong>Akuntabilitas</strong> ini pada dasarnya dapat diterapkan dengan memberikan akses kepadasemua pihak yang berkepentingan untuk melakukan audit, bertanya <strong>dan</strong> ataumenggugat pertanggunganjawaban para pengambil keputusan, baik di tingkatprogram, daerah <strong>dan</strong> masyarakat . Oleh sebab itu semua unit pengambilankeputusan dalam semua tataran harus melaksanakan proses pengambilan keputusanmasing-masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Untuk tataran masyarakat antara lain dapat dilakukan sebagai berikut :a. Konsultasi PublikDalam hal LKM mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentinganmasyarakat banyak (misalnya; PJM Pronangkis, daftar penerima manfaat(KSM), pencairan <strong>dan</strong>a BLM, dll), maka keputusan yang ditetapkan oleh LKMharus dikonsultasikan ke masyarakat melalui berbagai saluran media, sepertipertemuan warga, serta penyebarluasan <strong>dan</strong> penempelan keputusan tersebutdi tempat-tempat strategis.Maksimal dua minggu setelah pelaksanaan konsultasi publik, LKMmengadakan rapat evaluasi keputusan untuk ditetapkan sebagai keputusanyang mengikat atau disempurnakan terlebih dahulu sebelum ditetapkan,berdasarkan masukan masyarakat yang telah diterima.b. Rapat Koordinasi Triwulan LKM dengan MasyarakatLKM wajib mengadakan pertemuan koordinasi triwulanan atau sesuaiketentuan AD/ART dengan mengun<strong>dan</strong>g seluruh gugus tugas (UP-UP), KSM,V- 3


<strong>dan</strong> Tim Relawan untuk menyampaikan perkembangan kegiatan, membahaspermasalahan serta merencanakan kegiatan triwulan berikutnya.c. Rapat Bulanan Anggota LKMLKM berkewajiban menyelenggarakan pertemuaan rutin anggota-angota LKMsekurang-kurangnya satu bulan sekali. Rapat bertujuan selain membahasberbagai masalah <strong>dan</strong> perkembangan yang ada, juga membahas rencanaLKM untuk bulan berikutnya. Hasil rapat bulanan tersebut disampaikan LKMkepada Tim Relawan, KSM, ketua RW <strong>dan</strong> RT serta pemerintahkelurahan/desa.d. Rapat Tahunan LKMLKM wajib menyelenggarakan Rapat Tahunan LKM yang dilaksanakanminimal satu tahun sekali dengan mengun<strong>dan</strong>g sebanyak mungkin wargakelurahan/desa termasuk Tim Relawan, ketua RW <strong>dan</strong> RT serta perangkatkelurahan/desa. Rapat tahunan LKM tersebut disamping sebagaipertanggungjawaban kegiatan <strong>dan</strong> keuangan kepada masyarakat (termasukpenyampaian hasil audit) juga dapat sekaligus untuk melakukan penyegarananggota LKM, apabila dibutuhkan <strong>dan</strong> sesuai dengan AD/ART LKM.Masyarakat, melalui utusan-utusan yang dipilih langsung dari setiap RT/RW,dapat menerima atau menolak pertanggungjawaban anggota LKM tersebutserta menetapkan untuk memperpanjang atau mengganti anggota LKM.e. Komunitas Belajar Kelurahan/desa (KBK)LKM berkerjasama dengan Tim Relawan mengorganisasi perangkatkelurahan/desa <strong>dan</strong> warga-warga peduli setempat, dalam forum kajian yangdisebut dengan Komunitas Belajar Kelurahan/desa (KBK). Fungsi utama KBKadalah turut membantu masyarakat setempat untuk mengembangkan solusisolusiterapan terhadap berbagai persoalan yang dihadapi warga, mengawalpenerapan nilai-nilai, membangun kontrol sosial yang aktif <strong>dan</strong> bertanggungjawab. Pada gilirannya, keberadaan KBK juga sebagai embrio <strong>dan</strong> pondasiuntuk mendorong keberlanjutan program penanggulangan kemiskinan dari,oleh <strong>dan</strong> untuk masyarakat.f. Audit <strong>dan</strong> PemeriksaanDalam rangka pelaksanaan akuntabilitas ini, maka LKM wajib melakukan audittahunan termasuk semua unit-unitnya (UP-UP). Audit ini harus dilakukan olehauditor indipenden <strong>dan</strong> hasilnya disebarluaskan kesemua pihak terkait sesuaiketentuan.Disamping itu, LKM dengan semua unitnya harus terbuka terhadap berbagaipemeriksaan, baik dari manajemen Program, pemerintah maupun masyarakat.LKM secara periodik harus melaporkan semua perkembangan LKM(kebijakan, pelaksanaan, asset <strong>dan</strong> keuangan) lepada Tim Relawan sebagaipelopor gerakan penanggulangan di kelurahan/desa.Selain pantauan partisipatif yang dilakukan sendiri oleh para pelaku di semuatingkatan, akan dilakukan pula audit oleh pihak-pihak yang tidak terlibat secaralangsung dalam proses pendampingan. Ada tiga jenis audit dalam pelaksanaanPNPM Mandiri Perkotaan.• Audit oleh Instansi Pemerintah untuk Seluruh PelakuAudit ini akan dilakukan oleh BPKP (Ba<strong>dan</strong> Pemeriksa Keuangan <strong>dan</strong>Pembangunan). Audit dilakukan sekali setiap tahun terhadap KSM,LKM/UP, PJOK, para konsultan pelaksana, serta kantor-kantor bankV- 4


pemerintah yang ditunjuk sebagai penyalur <strong>dan</strong>a. Lembaga-lembagapemeriksa akan mengkoordinasikan kegiatan ini untuk menghindariduplikasi antar mereka.Tujuan utama audit Pemerintah ini adalah untuk mendapatkan pan<strong>dan</strong>ganauditor tentang :(a) efektifitas pengendalian internal proyek,(b) ketaatan terhadap peraturan yg ditetapkan seperti pedoman, suratedaran, perjanjian pinjaman (creadit agreements) <strong>dan</strong> peraturan terkaityang berlaku,(c) kelayakan laporan keuangan,(d) capaian indikator keberhasilan• Audit Independen untuk Pelaksana Kegiatan PNPM Mandiri PerkotaanMasyarakat perlu menyadari pentingnya penilaian pihak luar untukmembuktikan telah dijalankannya prinsip transparansi <strong>dan</strong> akuntabilitas.Untuk itu, setiap tahun semua lembaga yang langsung terkait sebagaipelaksana PNPM Mandiri Perkotaan, LKM, <strong>dan</strong> Para-pihak terkait harusmengauditkan diri kepada auditor independen. Biaya audit wajibdialokasikan oleh LKM sendiri sebagai bagian biaya operasionalpelaksanaan (BOP).Tujuan utama audit indipenden ini adalah untuk mendapatkan pan<strong>dan</strong>ganauditor tentang :(a) efektifitas pengendalian internal proyek,(b) ketaatan terhadap peraturan yg ditetapkan seperti pedoman, suratedaran, perjanjian pinjaman (creadit agreements) <strong>dan</strong> peraturan terkaityang berlaku,(c) kelayakan laporan keuangan,Ketentuan pokok mengenai audit independen adalah sebagai berikut:1) Auditor independen harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:• Akuntan Publik yang terdaftar di Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),atau Koperasi Jasa Audit, atau perguruan tinggi yang memilikijurusan/program studi akuntansi (dengan syarat tambahan: timaudit harus dipimpin seorang sarjana akuntansi <strong>dan</strong> hasil auditditandatangani ketua tim audit);• bukan warga kelurahan/desa di mana LKM yang akan diauditberada;• bersedia mengikuti briefing atau pengarahan dari KMW tentangmodel kelembagaan “LKM”, sistem pembukuan PNPM MandiriPerkotaan, <strong>dan</strong> cakupan audit (biaya pengarahan ditanggung olehauditor);• lulus pengujian yang dilakukan oleh KMW (pengujian hanyadilakukan atas: kesediaan mengikuti pengarahan <strong>dan</strong> melakukanaudit sesuai isi pengarahan, calon auditor benar-benar bukanwarga kelurahan/desa di mana LKM yang akan diaudit berada, <strong>dan</strong>berijasah minimal S-1 akuntansi).2) Audit independen harus dilakukan setiap tahun selambat-lambatnyasatu bulan setelah tutup tahun buku.3) Hasil audit diumumkan oleh LKM, <strong>dan</strong> para pihak terkait kepadamasyarakat baik dengan cara ditempelkan di papan pengumuman,penyebarluasan salinan hasil audit kepada masyarakat, disebarluaskanmelalui media massa <strong>dan</strong> dimasukkan ke dalam laporan tahunan <strong>dan</strong>laporan pertanggungjawaban LKM.V- 5


5.1.3. Pemantauan Independen oleh Tim SupervisiPemerintah atau perwakilan Bank Dunia dapat membentuk tim supervisi di luaryang telah ada untuk melakukan pemantauan indipenden atas pelaksanaanPNPM Mandiri Perkotaan, terutama untuk memeriksa apakah prosespelembagaan di masyarakat <strong>dan</strong> proses pendampingan yang dilakukan instansipemerintah pelaksana PNPM Mandiri Perkotaan <strong>dan</strong> para konsultan pelaksanatelah dilakukan sesuai dengan ketentuan. Tim supervisi ini dapat dibentuksewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu baik keberadaan maupunjadwal pemeriksaannya kepada para pelaku.5.1.4. Forum Pemantauan Partisipatif PNPM Mandiri PerkotaanPara relawan yang telah merintis pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaandapat memimpin <strong>dan</strong> mengorganisasi forum pemantau partisipatif terdiri dari pararelawan <strong>dan</strong> warga masyarakat peduli dengan fungsi utama melakukanpengendalian social pelaksanaan PNPM <strong>dan</strong> kelanjutannya dengan secaraperiodic melakukan penilaian terhadap perkembangan PNPM. Oleh sebab itusecara periodic (bulanan atau 2 bulanan) LKM wajib melaporkan perkembangankegiatan penangulangan kemiskinan termasuk pemanfaatan <strong>dan</strong>a-<strong>dan</strong>a yangtelah digalang oleh LKM. Forum Pemantau Partisipatif ini tidak memilikikewenangan untuk menetapkan sanksi thd LKM bila terjadi penyimpangan tetapiwajib menyampaikan temuannya dalam pertemuan warga kelurahan/desa, ataumelapor kepada instansi yang berwenang menangani hal tersebut, atau kepadaunit pengaduan masyarakat, atau kepada PMU program PNPM MandiriPerkotaan. Tata cara pembentukan forum <strong>dan</strong> mekanisme kerjanya akan diaturlebih lanjut dalam pedoman operasional teknik.Untuk menyiapkan LKM (termasuk UP-UP-nya) mengikuti berbagai macam audit tersebut,terutama audit manajemen <strong>dan</strong> audit pen<strong>dan</strong>aan, KMW perlu terlebih dahulu mengadakanverifikasi manajemen <strong>dan</strong> pembukuan kepada semua LKM/UP-UP di wilayah kerjamasing-masing. Verifikasi dilakukan oleh tenaga ahli KMW untuk mengecek kesiapan LKMdalam menerima audit independen.5.2. RENCANA AKSI ANTI KORUPSI5.2.1. UmumRencana Aksi Anti Korupsi bertujuan mengidentifikasi risiko korupsi <strong>dan</strong> langkahlangkahpenanganan di luar sistem pengendalian baku yang diterapkan oleh Bank.Rencana Aksi Anti Korupsi harus dilihat sebagai titik tolak <strong>dan</strong> bukan suatu daftarlengkap dari semua langkah-langkah mitigasi.Pemetaan Korupsi: Matriks yang dicantumkan dalam rencana aksi inimengidentifikasi beberapa risiko potensi korupsi <strong>dan</strong> merumuskan beberapalangkah-langkah penanggulangan yang sesuai yang telah disetujui olehDepartemen Pekerjaan Umum (DepPU) sebagai penyelenggara program (lihattabel di bawah ini: Matriks Pemetaan Korupsi). Penerapan pemetaan korupsitersebut diulangi selama jangka waktu proyek untuk memasukkan inovasi <strong>dan</strong>pelajaran.Rencana Aksi: Strategi anti korupsi telah dikembangkan untuk dua tataran yangberbeda, yakni satu pada tataran pusat (melibatkan PU sebagai InstansiV- 6


sebagai nara sumber kunci untuk pengembangan PJM/CDP bilamemungkinkan; iv) sebagai evaluator ad-hoc; <strong>dan</strong> v) sebagai penyediapelatihan untuk bi<strong>dan</strong>g ketrampilan tertentu.c. Penanggulangan Kolusi, Penipuan & Nepotisme. Peluang kolusi <strong>dan</strong>penipuan ada dalam setiap proyek. Namun, karena tema utama proyek iniadalah tata kepemerintahan yg lebih baik <strong>dan</strong> lebih responsif, banyak risikoyang mungkin tersebut ditanggulangi melalui rancangan proyek. Kolusi,penipuan <strong>dan</strong> nepotisme akan sangat berkurang dengan transparansi <strong>dan</strong>pengiklanan yang baik dari tiap lelang.. Tambahan audit <strong>dan</strong> tatacarapelelangan diusulkan seperti pengawasan oleh tenaga ahli <strong>dan</strong>pengembangan kapasitas, dengan tenaga ahli pengadaan <strong>dan</strong> manajemenkeuangan di tiap wilayah regional.. Pada tingkat pusat, akan ada sebuahkomite yang dibentuk untuk mengevaluasi secara teratur kinerja konsultanyang dikontrak di bawah proyek ini, <strong>dan</strong> menyebarluaskan hasilnya kepadapihak terkait proyek ini. Kasus kolusi, pemalsuan <strong>dan</strong> nepotisme akandilaporkan langsung kepada instansi yang berwenang sesuai peraturanIndonesia, yakni ke kantor kejaksaan. Dalam kasus kolusi, pemalsuan <strong>dan</strong>nepotisme dalam masyarakat, kasus tersebut pertama akan dilaporkan,dibahas <strong>dan</strong> diputuskan pada Rembug Warga sebelum mengajukannnya kekejaksaan. Pengalaman pada proyek CDD menunjukkan bahwa banyak risikodapat ditanggulangi dengan ancaman <strong>dan</strong> penggunaan sanksi berbasismasyarakat seperti yang digunakan di <strong>P2KP</strong> 3.d. Mekanisme Penanganan Pengaduan. Prosedur penanganan pengaduanseperti yang dirumuskan dalam Keppres 80/2003 akan diikuti denganmenugaskan pejabat yang berwenang yang bertanggung jawab mengeloladatabase pengaduan <strong>dan</strong> tindak lanjut. Sementara program ini dirancanguntuk mendorong penyelesaian pengaduan melalui saluran resmi,sebagaimana juga tekanan publik. Dalam beberapa kasus elit lokal mungkinmenyalahgunakan kekuasaan <strong>dan</strong> kegiatan program. Untuk kasus tersebut,sistem alternatif telah dibentuk melalui suatu mekanisme umpan balik padatingkat nasional. Satu satuan khusus ditunjuk untuk menangani pengaduanakan ada pada KMW <strong>dan</strong> KMP. Satuan penanganan pengaduan akanmenyelidiki <strong>dan</strong> memfasilitasi penyelesaian pengaduan <strong>dan</strong> permasalahan.Database pengaduan, tindak lanjut yang dilakukan, <strong>dan</strong> sanksi yangditerapkan akan diumumkan untuk meningkatkan keterlibatan peserta <strong>dan</strong>meredam protes. Mekanisme ini juga meningkatkan biaya sosialpenyalahgunaan <strong>dan</strong>a. Pengaduan akan ditangani secara profesional <strong>dan</strong>tepat waktu, <strong>dan</strong> tanpa risiko keributan di masyarakat. Mekanismepenanganan pengaduan proyek ini juga memberikan akses yang lebih luasbagi masyarakat melalui penyediaan alamat untuk mengadu, yang akandipasang di papan pengumuman kelurahan/desae. Sanksi & Penyelesaian. Kejelasan sanksi <strong>dan</strong> penyelesaian merupakanlangkah penting untuk memerangi korupsi. Seperti sudah dilaksanakan pada<strong>P2KP</strong> 1, 2 <strong>dan</strong> 3, program ini memiliki toleransi yang rendah terhadap korupsi.Masyarakat didorong untuk mengenakan sanksi kepada warga yangmenyalahgunakan kekuasaan yang telah dipercayakan kepada mereka.Terdapat bukti bahwa sanksi semacam itu dapat lebih mudah dilaksanakan<strong>dan</strong> lebih efektif daripada naskah hukum yang panjang lebar, khususnyadalam kasus korupsi yang lebih kecil. Proyek ini tidak mendorongkesiapsiagaan masyarakat atau sanksi masyarakat yang ekstrim, tapi dalamV- 8


anyak kasus masyarakat dapat mencapai penyelesaian yang bersahabattanpa mengambil sistem legal yang lambat <strong>dan</strong> bertele-tele (lihat kotaksebagai contoh). Sanksi formal juga mungkin diterapkan. Sebagai contoh,pejabat (pemerintah, non-pemerintah, dll), anggota masyarakat, atau entitassektor swasta yang terlibat dalam proyek tersebut dapat dilaksanakan jikatersedia bukti yang memadai. Dalam semua kontrak pengadaan, bukti korupsi,kolusi atau nepotisme akan menyebabkan pemutusan kontrak terkait, mungkindengan tambahan penalti yang dikenakan (seperti denda, masuk daftar hitam,dll) sesuai dengan peraturan Bank <strong>dan</strong> Pemerintah. Penarikan <strong>dan</strong>a dariRekening Khusus proyek kepada BKM akan ditangguhkan dalam kasusdimana diduga terjadi penyalahgunaan <strong>dan</strong>a. Pada skala yang lebih luas,seluruh kota mungkin tidak diikutsertakan dalam fase berikutnya bila didugapenyalahgunaan <strong>dan</strong>a terjadi secara luas pada kota tersebut. Informasimengenai kasus yang berhasil, dimana pelajaran dapat dipetik <strong>dan</strong> <strong>dan</strong>adikembalikan, akan disebarluaskan.Kotak 1: Contoh tipikal aksi masyarakat memerangi korupsiDalam satu kasus baru-baru ini masyarakat memutuskan untuk menahansepeda motor milik bendaharawan lokal sebagai jaminan sampai <strong>dan</strong>a yanghilang (Rp 3 juta atau $375) dipertanggungjawabkan <strong>dan</strong> dikembalikan. Inijauh lebih cepat daripada mengadukannnya ke aparat hukum yang mungkinmembutuhkan biaya lebih besar daripada jumlah yang hilang <strong>dan</strong>membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannnya.5.2.2. Matriks Pemetaan KorupsiPembatasan terjadinya korupsi dalam proyek ini dimulai dengan mengidentifikasiarea risiko yang potensial – ini disebut pemetaan korupsi. Pemetaan korupsi ini<strong>dan</strong> identifikasi peluang korupsi akan diulang sekurang-kurangnya setiap enambulan sejalan dengan kemajuan proyek <strong>dan</strong> pelajaran yang dipetik.Bi<strong>dan</strong>g PemetaanKorupsiPENGADAANPersiapan daftarpendek (short list)Kapasitas Pimpro<strong>dan</strong> Panitia Tender/EvaluasiTingkatResikoMEDIUMMEDIUM(Pusat)Peluang KorupsiManipulasi prosesmenetapan daftar pendekuntuk mengeluarkanperusahan yg dapatmenjadi saingan degancalon yang sebenarnyasudah dipilih/ memasukperusahaan yang tidakakan menawar lebih rendahPenilaian yang tidakindependen dalam prosesevaluasi konsultan.Keputusan cenderung biasterhadap konsultan sesuai“yang diinstruksikan” olehpejabat yang lebih tinggiatau pihak lain.Aksi Penanggulangan• Kriteria evaluasi untukpenetapan daftar pendekharus seobjektif mungkin dgnmenggunakan ukurankwantitatif yang jelas sertakeluarkan unsur subyektifitas• Profesional independendilibatkan sebagai bagian daritim evaluasi proposalkonsultan.• Pengembangan kapasitasuntuk semua pelaku yangterlibat dalam pengadaan,termasuk sertifikasi staf sesuaidengan Keppres 80/2003.• Pengembangan PedomanProyek untuk merampingkansemua prosedur <strong>dan</strong>V- 9


Bi<strong>dan</strong>g PemetaanKorupsiTingkatResikoPeluang KorupsiAksi Penanggulanganmekanismesanksi/penanganan keluhan.Evaluasi Proposal MEDIUM • Penundaan prosesevaluasi yang akanmenguntungkankonsultan (tertentu).• Proposal ditolak karenaalasan yang tidak terkaitdengan kapasitaskonsultan dalammelaksanakan jasatersebut,• Skor teknis yang cukupsignifikan tinggi diberikankepada konsultan “yanglebih disukai” sehinggatidak ada konsultan lainmengalahkan proposalmereka tanpamemperdulikan hargayang dapat menghasilkanharga yang tinggi.• Informasi palsu yangdiberikan oleh konsultan.PenentuanPemenang KontrakKualitas pelayananyang diberikanPengawasanterhadap barangmasukMEDIUMMEDIUMMEDIUM• Panitia mungkinmemanggil calonpemenang <strong>dan</strong>bernegosiasi nilaikontrak.• Kolusi <strong>dan</strong> nepotismedalam penentuanpemenang kontrak.• Pelayanan yangdiberikan lebih rendahkualitasnya daripadayang ditentukan dalamKAK (TOR), <strong>dan</strong> pejabatmungkin mengambilkeuntungan melaluiperbedaan tersebut.• Perubahan siginifikanstaf kunci konsultanpada tahap awalpenugasan• Secara sengajamelakukan pengawasanyang longgar untukmendapat uang balikdari konsultan.• Tagihan yangberlebihan/ganda• Rencana Pengadaan, denganjangka waktu yang jelas, akanmengikat dalam KesepakatanLegal, <strong>dan</strong> akan ditetapkansebagai dasar untukpengadaan apapun.• Bank akan menyatakanpengadaan yang tidak sesuai(misprocurement) untukperpanjangan validitasproposal yang tidak beralasan.• Prosedur QCBS dengan paguanggaran akan diikuti.• Taksiran anggaran untukmasing-masing paket kontrakakan didasarkan padapengalaman aktual yangditentukan melalui surveiekstensif paket yang sejenisyang dilaksanakan pada <strong>P2KP</strong>1 <strong>dan</strong> 2.• TOR akan dirancang tegas(kaku).• Mewajibkan pengumumanpemenang kontrak.• Keterlibatan pengawasanmasyarakat ma<strong>dan</strong>i <strong>dan</strong>konsultan pengawas (sebagaicontoh: KMP dalam kasusKMW, <strong>dan</strong> EC dalam kasusKMP) dalam pemeriksaan jasayang telah diberikan.• Penajaman mekanismepenanganan keluhan.• Keterlibatan kelompokmasyarakat dalampemantauan kualitas hasil(deliverable) konsultan.• Memberlakukan sistemganjaran <strong>dan</strong> hukuman sepertidirumuskan dalam Keppres80/2003.• Pemeriksaan lapangan• Tagihan ongkos penerbanganharus disertai tiket <strong>dan</strong>boarding pass• Lebih sering melakukanV- 10


Bi<strong>dan</strong>g PemetaanKorupsiPerencanaanpengadaan,termasuk untuksatu sub-proyekPengadaan secaraumumTingkatResikoMEDIUMMEDIUMPENGELOLAAN PROGRAMDaftar final staf MEDIUMPMU Satker <strong>dan</strong>PPK dengankriteria (i)pengalamanmenangani proyekyang di<strong>dan</strong>ai donor,<strong>dan</strong> (ii) sejarahpengelolaan proyekatau pelatihanbendaharawanyang diikutiPeluang Korupsi• Risiko meminta uang<strong>dan</strong> penggelembungan(mark–up) anggaran.• Risiko minta uang <strong>dan</strong>praktik kolusi untuk“memberikan” kontrakkepada konsultan “yanglebih disukai”, <strong>dan</strong>kualitas pelayanan yanglebih rendah.• Risiko kapasitas stafPMU, Satker <strong>dan</strong> PPKyang tidak memadai.Aksi Penanggulanganpemeriksaan lapangan• Mengunakan kelompokpenerima sebagai utk verifikasi• Menayangkan tagihankonsultan di web PNPM• Peninjauan wajib oleh Bankterhadap perencanaanpengadaan, <strong>dan</strong> pengumumanrencana pengadaan padaranah publik, termasuk nilaikontrak.• Peningkatan keterbukaaninformasi, penanganankeluhan, <strong>dan</strong> sanksi sepertidirumuskan dalam Keppres80/2003.• Peningkatan kapasitas pejabatyang terlibat dalampengambilan keputusantentang pengadaan, termasukmerekrut konsultan..• Peningkatan sistempengendalian (internal <strong>dan</strong>eksternal) termasukketerlibatan profesionalanggota masyarakat dalampengambilan keputusantentang pengadaan..• Pengembangan ManualProyek.• Memperketat pengawasanoleh Bank.• Kriteria <strong>dan</strong> indikator kinerjaPimpinan Proyek,Bendaharawan, stafperencana, staf pengadaan,staf keuangan <strong>dan</strong> monev(monitoring <strong>dan</strong> evaluasi). StafPMU, Satker <strong>dan</strong> PPKdisepakati oleh Bank telahdimasukan dalam PMM <strong>dan</strong>akan digunakan sebagai dasarpeninjauan kinerja tahunanstaf yang relevan.• Ketentuan POM sebagaipedoman bagi pelaksanaanproyek.• Ketentuan Pengelolaan ProyekPemerintah, Kebendaharaan<strong>dan</strong> pelatihan POM untuk stafPMU, Satker <strong>dan</strong> PPK.• Pelatihan tahunan yangdisepakati oleh Bankmengenai staf PMU, SatkerV- 11


Bi<strong>dan</strong>g PemetaanKorupsiPublikasi LaporanAuditMekanisme<strong>Akuntabilitas</strong> LokalTingkatResikoMEDIUMMEDIUMPeluang KorupsiRisiko ketidaktersediaaninformasi mengenaikemajuan <strong>dan</strong> hasilpelaksanaan proyek(termasuk penyalahgunaan,praktik kolusi <strong>dan</strong>nepotisme, jika ada).Tidak a<strong>dan</strong>ya pengalamansetempat dapatmenyebabkan kasuspenyalahgunaan dalammasyarakat.Aksi Penanggulangan<strong>dan</strong> PPK.Instansi pelaksana akan (<strong>dan</strong>Bank Dunia dapat)mengumumkan segera setelahmenerima laporan akhir audityang disusun sesuai dengankesepakatan pinjaman/kredit, <strong>dan</strong>semua tanggapan formalpemerintah.• Disain proyek mencakuppengawasan <strong>dan</strong> supervisiuntuk menekan risiko tersebut.• LKM akan bertemu secarareguler untuk membuatkeputusan kolektif mengenaiisu strategis, <strong>dan</strong> meninjaurekening UPK berkenaandengan penggunaan <strong>dan</strong>a.LKM juga akan melaksanakanpertemuan tahunan denganmasyarakat umum untukmempertanggungjawabkankegiatannya sepanjang tahuntersebut.• Keuangan LKM akan diauditsetiap tahun oleh akuntansetempat. Hasil audit akandilaporkan kepada masyarakatpada rapatpertanggungjawaban akhirtahun LKM. Idealnya, masingmasingLKM harus dikunjungisekurang-kurangnya dua kaliper tahun oleh KMP/KMW.• Untuk meningkatkan kualitassupervisi konsultan di bawahproyek tersebut, fasilitatordiminta untuk memeriksasecara teratur pembukuanLKM <strong>dan</strong> UPK. Mereka jugaperlu menandatangani <strong>dan</strong>membuat “pernyataanrepresentasi” secara teratur,yang menegaskan bahwamereka memeriksapembukuan tersebut <strong>dan</strong>menganggapnya memuaskan.KMW pada tingkatan yanglebih tinggi akan memeriksasecara acak pernyataanfasilitator <strong>dan</strong> juga akandiminta menandatangani <strong>dan</strong>membuat pernyataan yangsama. Mekanisme untukmemeriksa <strong>dan</strong> menerapkanV- 12


Bi<strong>dan</strong>g PemetaanKorupsiTingkatResikoPARTISIPASI MASYARAKATDiseminasi secara RENDAHterbatas informasimengenai programPemilihan anggotaLKMRENDAHPeluang KorupsiInformasi dibatasi padaperedarannya ataudiberikan hanya padakelompok tertentu sehinggaproposal yang tidak layakmungkin terjadi.Proses pemilihan anggotaLKM yang tidak transparansehingga menyebabkanrendahnya integritas.Penyaluran <strong>dan</strong>a MEDIUM Meminta bagian untukpejabat pemerintah.Aksi Penanggulangansanksi akan dikembangkanuntuk mereka yang membuatpernyataan yang salah (sanksimungkin mencakup pemisahanpekerjaan).• Sosialisasi akan dilaksanakanmelalui pertemuan(musyawarah, lokakarya, <strong>dan</strong>focus group discussions,dll)pada tingkat kelurahan/desa,kecamatan, kota/kabupaten<strong>dan</strong> provinsi. Sosialisasitersebut juga mencakupkampanye melalui mediamassa, seperti surat kabar <strong>dan</strong>program radio. Strategisosialisasi dipicu untukmembuat masyarakat sadarmengenai tujuan proyek <strong>dan</strong>peraturannya. Ini dimaksudkanuntuk menjamin bahwa parapelaku mengetahui peran <strong>dan</strong>tanggung jawab mereka, <strong>dan</strong>bagaimana membuat masingmasingbertanggungjawabterhadap tindakan mereka.• Proses pemilihan anggotaLKM akan dilaksanakanmelalui proses pemilihan yangtransparan <strong>dan</strong> adil, denganpartisipasi siginifikan darianggota masyarakat• Dana PNPM MANDIRIPERKOTAAN ditujukanlangsung kepada masyarakat,yakni rekening BKM. Bilapenerima manfaat memenuhipersyaratan yang ditentukan,mengikuti permintaan dariPJOK (setelah verifikasi olehKonsultan ManajemenWilayah), <strong>dan</strong>a dikirim dariRekening Khusus dalambeberapa hari.• Prosedur, ukuran <strong>dan</strong> kriteriauntuk merumuskan hibah,kriteria eligibilitas untukpenerima manfaat, <strong>dan</strong> kondisiuntuk penarikan semuadisederhanakan <strong>dan</strong>dirumuskan di depan untukmenjamin bahwa para pelakudapat memahaminya denganmudah. Untuk HibahV- 13


Bi<strong>dan</strong>g PemetaanKorupsiPelaksanaaninvestasi subproyekTingkatResikoMEDIUMPeluang KorupsiPenyalahgunaan <strong>dan</strong>a olehLKM <strong>dan</strong> KSMAksi PenanggulanganKelurahan/desa, persyaratanpenarikan <strong>dan</strong>a kepada LKMterkait dengan kinerjabukannya input, denganpenarikan pertama 20%berdasarkan penyelesaianpekerjaan yang memuaskansesuai PJM Pronangkis ;penarikan kedua 50%berdasarkan indikatorpenggunaan <strong>dan</strong>a <strong>dan</strong>pengelolaan keuangan yangmemuaskan, <strong>dan</strong> penarikanketiga 30% berdasarkanindikator keberlanjutan LKM.Karena masyarakatmengetahui berapa banyakmereka harus terima, makaseharusnya akan lebih sulitbagi pejabat untuk mengambilkeuntungan.• KSM diminta untuk menyusun<strong>dan</strong> mengajukan laporanmengenai kemajuan <strong>dan</strong>penggunaan <strong>dan</strong>a proyek keLKM.• Semua informasi keuanganyang dibuat tersedia untukpublik <strong>dan</strong> ditampilkan dikelurahan/desa. Berita acara,status keuangan bulanan LKM,<strong>dan</strong> nama <strong>dan</strong> nilai proposalyang di<strong>dan</strong>ai ditempelkan padapapan pengumuman yangdiletakkan di sekitarkelurahan/desa. Kebebasanpelaku dibatasi denganmenetapkan aturan bahwasemua transaksi keuanganmemerlukan sekurangkurangnyatiga tanda tangandari anggota LKM terpilih.Untuk pembelian di atas Rp 15juta, proyek meminta LKMuntuk melaksanakanpenawaran terbatas dimanapenawaran harus diumumkankepada publik. Untukpembelian yang lebih kecil,pembelian harus dilaksanakanoleh dua orang yang akanmeminta penawaran daripemasok lokal.• Keuangan LKM akan diauditsetiap tahun oleh akuntansetempat. Hasil audit akanV- 14


Bi<strong>dan</strong>g PemetaanKorupsiTingkatResikoPeluang KorupsiAksi Penanggulangandilaporkan kepada masyarakatpada rapatpertanggungjawaban akhirtahun LKM.5.3. MEKANISME PENERAPAN SANKSI5.3.1. SanksiSanksi adalah pemberlakuan hukuman terhadap pelanggaran ketentuan <strong>dan</strong>/atauaturan yang telah ditetapkan dalam Pedoman PNPM maupun aturan yangditetapkan masyarakat, sebagaimana tercantum pada AD/ART LKM.5.3.2. Penetapan <strong>dan</strong> Penerapan SanksiPenerapan sanksi merupakan konsekuensi logis dari penegakan prinsipakuntabilitas yang bertujuan untuk menghukum yang salah <strong>dan</strong> menyebarkankebajikan dengan menumbuhkan rasa tanggungjawab dari berbagai pihak terkaitdalam melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan. Sehingga warga masyarakatmiskin yang seharusnya merasakan manfaat program tidak dirugikan <strong>dan</strong> programdapat berjalan dengan baik serta berkelanjutan.a) Penetapan <strong>dan</strong> penerapan sanksi oleh PemerintahPemerintah dapat menetapkan <strong>dan</strong> menerapkan sanksi dalam bentuk :• Sanksi hukum yang dapat dikenakan pada perangkat pemerintah, konsultan,pengurus LKM/UP <strong>dan</strong> warga masyarakat, sesuai dengan peraturanperun<strong>dan</strong>gan yang berlaku, terhadap upaya <strong>dan</strong>/atau penyalahgunaan <strong>dan</strong>a,tindak korupsi, penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi maupunkepentingan kelompok tertentu; serta• Sanksi pembatalan/pencabutan <strong>dan</strong>a, yaitu suatu bentuk sanksi dengandibatalkan/tidak dialokasikannya <strong>dan</strong>a BLM pada tahap atau tahun berikutnya.Ketentuan mengenai pembatalan <strong>dan</strong>a dimaksud dapat dibaca pada ketentuanumum penggunaan <strong>dan</strong>a BLM.b) Penerapan sanksi oleh masyarakatSanksi yang diterapkan masyarakat dapat bersifat formal, artinya merupakankeputusan/hasil rembug warga atau bersifat non-formal dalam bentuk sanksisocial. .Mekanisme penetapan <strong>dan</strong> penerapan sanksi yang lazim dilakukan melalui :• Rembug Warga Kelurahan/desaRembug warga merupakan mekanisme yang lazim digunakan dalammenetapkan sanksi <strong>dan</strong> penerapannya. Dalam hal masyarakat melihatterjadi penyimpangan prinsip serta nilai universal oleh anggota LKM<strong>dan</strong>/atau terdapat keputusan LKM yang ditolak oleh sebagian besar warga,<strong>dan</strong>/atau LKM dianggap tidak lagi mencerminkan kriteria sebagai pimpinankolektif organisasi masyarakat warga, maka masyarakat kelurahan/desaberhak untuk membubarkan sebagian atau keseluruhan anggota LKMserta memilih penggantinya melalui mekanisme Rembug WargaKelurahan/desa. Mekanisme rembug warga kelurahan/desa diawaliV- 15


dengan rembug warga tingkat RT/RW, rembug warga tingkat dusun <strong>dan</strong>akhirnya rembug warga tingkat kelurahan/desa.Melalui rembug warga ini dapat ditetapkan sanksi sosial <strong>dan</strong> atau sanksihukum yaitu dengan menyerahkan oknum yang melakukan penyimpanganke pihak yang berwajib.• Musyawarah kelompokSelain mekanisme rembug warga, yang relatif melibatkan banyak orang,sering kali juga dilakukan musyawarah kelompok untuk membahaspersoalan di tingkat kelompok. Sanksi yang ditetapkan <strong>dan</strong> diterapkanpada umumnya adalah bersifat sanksi sosial misalnya pengucilan darikelompok, dsb .5.4. PENANGANAN PENGADUAN DAN PENYELESAIAN KONFLIKPengaduan pada dasarnya merupakan aspirasi, keluhan ataupun ketidakpuasanterhadap implementasi PNPM Mandiri Perkotaan. Pengaduan dapat disampaikandalam bentuk lisan maupun tertulis, baik ke pelaku PNPM Mandiri Perkotaan,media massa dll.5.4.1. Prinsip Penanganan PengaduanSistem penanganan pengaduan di PNPM Mandiri Perkotaan didasarkan prinsipsebagai berikut :a) Kemudahan. Pangaduan dari siapapun <strong>dan</strong> darimanapun harus mudah untukdisampaikan. Untuk itu, pengadu dapat menyampaikan pengaduan baik padaPPM (Pengelolaan Pengaduan Masyarakat) tempat keberadaan pengadumaupun kepada PPM yang ada di seluruh tingkat, dengan mengunakanmedia-media yang diinginkan. Media pengaduan dapat berupa lisan, tertulis,telepon, SMS, web-site <strong>dan</strong> media lain yang dapat dipergunakan. Demikianjuga keberadaan PPM di seluruh tingkatan harus diketahui oleh masyarakat<strong>dan</strong> pihak-pihak yang berkepentingan.b) Cepat, Tepat <strong>dan</strong> Tanggap. Pengaduan sedapat mungkin dapat diselesaikandi setiap tingkat PPM asal pengadu. Hal ini dimaksudkan agar penanganpengaduan dapat ditangani dengan cepat, tepat <strong>dan</strong> menguntungkan semuapihak. Di samping itu apabila pengaduan dapat diselesaikan di PPMbersangkutan, dapat menjadi media pembelajaran <strong>dan</strong> pemberdayaan bagiseluruh pihak di level bersangkutan.Namun demikian, apabila pengaduan tersebut tidak dapat dikelola di PPMbersangkutan karena keterbatasan otoritas penanganan di tingkat PPMbersangkutan, maka pengaduan harus segera disampaikan pada PPM ditingkat yang lebih tinggi. Untuk itu mekanisme <strong>dan</strong> prosedur penangananpengaduan harus jelas <strong>dan</strong> dapat diimplementasikan di seluruh tingkatan.Apabila PPM tingkat kelurahan/desa tidak mampu untuk menangani, makasecepat mungkin sampaikan kepada PPM di tingkat yang lebih tinggi.Demikian seterusnya.c) Sebaliknya PPM di tingkat yang lebih tinggi harus segera menanganipengaduan yang berasal dari PPM di bawahnya <strong>dan</strong> segera menyampaikanV- 16


informasi penanganan serta hasil pengaduan kepada pengadu <strong>dan</strong> pihak lainyang berkepentingan.d) Penyampaian penanganan pengaduan baik kepada pengadu maupun pihaklain yang membutuhkan sangat penting dilakukan. Hal ini dimaksudkan agardapat menumbuhkan kepercayaan terhadap pelaksanaan PNPM MandiriPerkotaan (atau kegiatan pembangunan lainnya), pelaku PNPM MandiriPerkotaan maupun keberadaan PPM sendiri.e) Informasi penanganan pengaduan harus segera mungkin disampaikan <strong>dan</strong>memberikan kepuasan bagi pengadu maupun pihak lain yang membutuhkan.Untuk itu penanganan pengaduan haruslah tuntas <strong>dan</strong> memberikan jawabanyang tepat atas persoalan/masalah yang diadukan5.4.2. Manajemen Pengaduana) Pembentukan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (PPM)KMP wajib membangun <strong>dan</strong> memfasilitasi jaringan Pengelolaan pengaduanmasyarakat (PPM) di semua wilayah kerja; pusat, daerah <strong>dan</strong>masyarakat/komunitas, yang masing-masing bekerja secara independendalam suatu jejaring pengaduan masyarakat. Untuk itu, KMP wajibbekerjasama dengan semua pihak peduli termasuk para pemangkukepentingan (stakeholders), baik pemerintah maupun non-pemerintah, dalamrangka membangun simpul-simpul jaringan pengaduan masyarakat di tiapwilayah kerja PNPM Mandiri Perkotaan (pusat, daerah <strong>dan</strong> masyarakat).Simpul-simpul jaringan tersebut diharapkan akan membentuk PPM-PPM <strong>dan</strong>akan tetap berfungsi secara berkelanjutan, sebagai bagian dari partisipasimasyarakat dalam mengawal pembangunan.b) Penyampaian <strong>dan</strong> Penerimaan Pengaduan serta KeluhanPengaduan <strong>dan</strong> keluhan dapat berasal dari perorangan atau kelompokmasyarakat. Untuk memudahkan penyampaian pengaduan, makapengaduan dapat disampaikan ke unit pengaduan masyarakat (UPM)terdekat. Penyampaian dapat dilakukan dengan berbagai cara: lisan,surat/kotak pos, fax, telepon bebas pulsa, sms, email <strong>dan</strong> sebagainya.Walaupun pada tiap tingkatan pelaku program dikembangkan unitpengaduan, akan tetapi yang paling strategis adalah memusatkanpengelolaan pengaduan di tingkat masyarakat atau LKM, hal ini untukmenjamin kesinambungan program setelah Program selesai.Pencatatan pengaduan <strong>dan</strong> keluhan pada tiap UPM (Unit PengaduanMasyarakat) harus dilakukan pada saat penerimaan. Hal ini dilakukan untukmemudahkan pelaporan <strong>dan</strong> penanganan penyelesaian pengaduan. Untukmemudahkan penanganan perlu dikembangkan klasifikasi masalah yangbersifat standar <strong>dan</strong> terkait dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM).Sebagai contoh jenis pengaduan dapat dikelompokkan dalam katagori:penyalahgunaan <strong>dan</strong>a, intervensi politik, proses usulan kegiatan, <strong>dan</strong> prosespelaksanaan kegiatan.c) Penyelesaian PengaduanPada dasarnya a<strong>dan</strong>ya pengaduan dari masyarakat menandakanketidakpuasan <strong>dan</strong> sengketa antara masyarakat dengan pelaku Program, baikitu sengketa horisontal maupun vertikal. Artinya penyelesaian pengaduan jugamengacu pada proses penyelesaian sengketa. Sebetulnya yang paling baikV- 17


adalah penyelesaian sengketa dengan cara musyawarah <strong>dan</strong> mufakat. Namunkenyataannya upaya penyelesaian sengketa dengan cara ini tidak selaluterjadi dengan mudah, sehingga diperlukan campur tangan pihak ketiga. Untukitu, berbagai cara lain yang juga dapat dipakai untuk penyelesaian pengaduanadalah melalui arbitrase <strong>dan</strong> hukum.d) Penyelesaian Secara HukumProses penyelesaian secara hukum untuk pengaduan tentang ketidakpuasanmaupun sengketa antara masyarakat dengan pelaku Program, baik itusengketa horisontal maupun vertikal, dapat dilakukan dalam hal:• Sengketa tidak dapat didamaikan melalui mekanisme penangananpengaduan yang disiapkan di PNPM Mandiri Perkotaan.• Terdapat indikasi kuat bahwa persoalan atau peristiwa tersebut berkaitandengan pelanggaran hukum (pi<strong>dan</strong>a maupun perdata).Pada dasarnya penanganan pengaduan dilakukan melalui prosesinvestigasi, konfirmasi, rekomendasi <strong>dan</strong> informasi. Hasil investigasi yangdilakukan oleh UPM harus dikonfirmasikan kepada pihak terkait yang tepat.Selanjutnya dari hasil konfirmasi, UPM membuat rekomendasi kepadapihak yang berwenang menangani masalahnya. Untuk PNPM MandiriPerkotaan, maka LKM adalah lembaga yang paling banyak mendapatkanrekomendasi untuk menyelesaikan masalahnya.Secara diagramatis mekanisme penanganan pengaduan tersebut diatasdapat dilihat pada Bagan 5.1.V- 18


Bagan 5.1. Mekanisme Penanganan PengaduanTIMKOORDINASINASIONALKoordinasiPenyelesaianSatker PNPMMandiriPerkotaanTidakDerajatMasalah 4DapatDiselesaikan ?YaPO.BOX2222JKPMTE-mail, Web,Telepon, SMSKMPDerajatMasalah 3PEMDAProv.TidakDapatDiselesaikan ?PPMYaProvinsiKMWTidakDerajatMasalah 2TKPPKota/Kab.PPMKab/KotaDapatDiselesaikan ?YaFKALKMKORKOTCamat /PJOKTIMFASILITATORTidakLKMDerajatMasalah 1Lurah/KadesKantor Kel./DesaPPMLKMDapatDiselesaikan ?YaFASILITATOR/ RELAWANGaris PenyelesaianGaris PengaduanGaris Distribusi PenyelesaianMASYARAKAT, LSM, PT, KEL. PROFESI, KEL.PEDULIV- 19


5.4.3. Penanganan KonflikBeberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan konflik antara duapihak atau lebih, dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:a. Identifikasi jenis konflik, apakah konflik laten, konflik terbuka ataukah konflikpermukaan, yang membutuhkan pendekatan berbeda dalam penanganannya.Konflik laten merupakan konflik tersembunyi yang perlu diidentifikasi sejakawal;b. Identifikasi akar persoalan dari konflik yang terjadi;c. Formulasikan rencana tindak penanganan konflik, yang dapat dikategorikansebagai berikut:• Cegah terjadinya konflik sejak dini agar terhindar dari munculnya konflikyang lebih luas <strong>dan</strong> keras;• Selesaikan konflik melalui pengakhiran kekerasan <strong>dan</strong> pertengkaran;• Kelola konflik melalui pengurangan atau penghindaran kekerasan maupuntindakan yang menjurus kekerasan, dengan cara mengembangkantindakan serta perilaku positif yang melibatkan semua pihak atau pelaku;serta• Transformasikan konflik melalui investigasi mendalam secara partisipatifuntuk menyelesaikan akar konflik, dengan cara mentransformasi kekuatannegatif menjadi kekuatan-kekuatan positif.V- 20

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!