Prosiding Sungai Daun - Pusat Sumber Daya Geologi
Prosiding Sungai Daun - Pusat Sumber Daya Geologi
Prosiding Sungai Daun - Pusat Sumber Daya Geologi
- No tags were found...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGIEVALUASI SUMBER DAYA/CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUKPERTAMBANGAN SEKALA KECIL DAERAH S. DAUN,KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARATSuhandi 1 , Mulyana 21 Kelompok Program Penelitian Konservasi, 2 Bidang Sarana TeknikSARIEvaluasi sumber daya/cadangan bahan galian untuk pertambangan sekala kecil telah dilakukan didaerah S. <strong>Daun</strong> dan sekitarnya, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan ini bertujuanuntuk mengetahui potensi bahan galian agar dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal.Daerah Tekalong mineralisasi emas umumnya berasosiasi dengan urat kuarsa pada batuan sedimenmilonitisasi terkersikan, arah urat utara - selatan dengan tebal bervariasi dari 20 cm sampai 2 meter,sedangkan untuk daerah Bt. Batubalai, emas dijumpai berasosiasi dengan zona kaya barit-kuarsa masif,urat-urat halus berlapis barit-kuarsa-pirit. Nilai logam yang berhubungan dengan emas hampir semuanyarendah (Cu, Pb, Zn, As, Sn, Sb, Mo).Hasil analisis beberapa conto dari kegiatan tambang rakyat di daerah ini menunjukkan nilai kadaremas, nilai kadar emas PETI Tekalong yang terdapat pada urat kuarsa berkisar antara 0,024- 0,295 gr/ton,sedangkan untuk daerah Bt. Batubalai nilai kadar emas antara 0,232 - 0.586 gr/ton.Potensi sumber daya tereka daerah Tekalong sebesar 11,040 kg emas dari 73.600 ton bijih, selama 2tahun yang sudah terambil sebesar ±60%, sumber daya tertinggal = 4,416 kg emas. Dari beberapa contohtailing di daerah Tekalong menunjukkan masih besarnya kandungan Hg antara 0,075 ppm – 9,470 ppmdan kandungan emas 0,172 ppm – 0,587 ppm.Hasil analisis kimia 7 (tujuh) contoh batuan termineralisasi, terutama dari contoh barit di dari Bt. Bt.Batubalai menunjukkan kadar merkuri (Hg) cukup tinggi jika dibandingkan dengan daerah Tekalongberkisar antara antara 3,120 ppm sampai 16,200 ppm, ini ada hubungannya dengan pembentukanmineralisasi itu sendiri dan merkuri sering berasosiasi dengan endapan logam sulfida lainnya (Au, Ag, Sb,As, Cu, Pb dan Zn), sehingga apabila ditambang dan diolah dengan cara amalgamasi, maka akanmemberikan dampak lingkungan yang signifikan karena merkuri dan logam dasar lainnya akanterbuang bersama-sama tailing.1. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKegiatan eksplorasi yang dilakukan pelakuusaha pertambangan banyak yang dihentikankarena jumlah potensi sumber daya dan cadanganbahan galian yang ditemukan tidak sesuai denganyang diharapkan, karena memiliki sumber dayayang relatif sedikit. Hal tersebut dapat terjadikarena usaha pertambangan selain tergantungkepada kuantitas dan kualitas sumber daya jugasangat di pengaruhi oleh kondisi hukum,ekonomi, sosial budaya dan perkembanganteknologi.Potensi sumber daya bahan galian yangbernilai ekonomis sangat diminati oleh parapelaku usaha pertambangan bersekala besar,sementara yang bernilai marginal dapatdiusahakan oleh pelaku usaha pertambangansekala kecil. Jika hal tersebut dapat berjalan makapemanfaatan bahan galian berjalan secara optimalsesuai azas konservasi.Meskipun usaha pertambangan tersebutbersekala kecil, seluruh kegiatanpenambangannya seharusnya dilakukan secarabaik dan benar, sehingga dapat memberikandampak yang positif bagi perkembangan sosialekonomidaerah sekitarnya.Evaluasi sumber daya dan cadangan bahangalian untuk pertambangan sekala kecilmerupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakanoleh Kelompok Program Penelitian Konservasi,<strong>Pusat</strong> <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> <strong>Geologi</strong> dalam rangkapelaksanaan tugas dan fungsi penelitiankonservasi bahan galian di wilayah <strong>Sungai</strong> <strong>Daun</strong>,Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGIHasil proses penggerusan/penggilinganmenggunakan tromol berupa amalgam emas.Pemisahan tailing dengan amalgam dan air raksadengan cara penyiraman menggunakan air untukmenghanyutkan lumpur tailing, amalgam dan airraksa akan terpisah/tertinggal karena beratjenisnya yang besar.3.3.6. Penanganan Air RaksaPenanganan air raksa dapat dikelompokkanberdasarkan tahapan proses pengolahan ke dalamtahap amalgamasi dan tahap pembakaran.3.3.6.1. Tahap AmalgamasiPada proses pengolahan khususnyamenggunakan tromol telah diupayakan agarsekecil mungkin merkuri terbuang. Tailing/ampaspengolahan bijih emas dibuang dengan melewatidua bagian untuk penangkapan air raksa yangterbawa. Bagian pertama berupa penangkap airraksa menggunakan bak pengendap air raksapertama, bagian kedua berupa bak pengendap airraksa bak kedua.3.3.6.2. Tahap PembakaranUpaya menangkap dan memanfaatkankembali air raksa yang menguap saat pembakaranamalgam belum dilakukan. Pembakaran amalgamdilakukan pada ruang terbuka, sehingga uapmerkuri terbuang ke lingkungan sekitarnya.Mengingat potensi terbuangnya air raksabersama tailing dari hasil pengolahan berbagaibijih dengan kadar emas beragam relatif tidakberbeda jauh, maka kontribusi terbuangnya airraksa pada tahap pembakaran mempunyai korelasicukup signifikan, sehingga air raksa yangterbuang sebagai uap saat pembakaran akansemakin tinggi juga.4. PEMBAHASAN4.1. Hasil Kegiatan LapanganKegiatan lapangan dipusatkan terhadaplokasi-lokasi yang memberikan arti penting bagipenambangan sekala kecil terutama pada daerahdaerahpertambangan rakyat yang selama inidikaitkan dengan penambangan liar (PETI) yangmenghidupkan perekonomian bagi masyarakatsekitarnya. Untuk menunjang hasil kegiatantersebut dilakukan pengamatan terhadap kegiatantambang rakyat dan lokasi-lokasi contoh batuandiantaranya adalah litologi, ciri-ciri ubahan, danmineralisasi sehingga dapat diperoleh hasil yangdapat dianggap prospek untuk penambangansekala kecil. Sejumlah conto batuan yang diambildari lubang tambang tradisional, bekas channelingperusahaan, dan singkapan-singkapan batuanterubah/termineralisasi yang bisa digunakansebagai dasar penentuan pada lokasi mana yangdapat diusahakan oleh para penambang, dandiharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan secaraoptimal.Beberapa lokasi yang mempunyai potensibahan galian logam untuk dievaluasi diantaranya :4.1.1. Daerah Dusun S. <strong>Daun</strong>Di daerah ini terdapat tiga lokasipengamatan geologi yang letaknya berdekatanantara conto satu dengn lainnya, dua lokasi padajalur jalan yang menuju kearah desa Melenggang,sedangkan satu lokasi lainnya terletak sebelahselatan dusun S. <strong>Daun</strong> yaitu Bt. Belabetung.Hasil pengamatan lapangan menunjukkandaerah ini tersusun oleh batuan gunungapiberkomposisi batuan tufa terubah(silisifikasi/argilitisasi), nampak berlapisN200 0 E/85 0 dengan lebar ubahan antara 3 metersampai 4 meter, terutama disusun oleh butiranbutirankuarsa didalam masa dasar minerallempung berwarna putih (kaolinit/serisit),sedangkan pirit yang sebagian teroksidasi terdapatmenyebar. Pada batuan ini disamping terlihatadanya perlapisan, juga terdapat kekar yangmemotong perlapisan batuan basal sampai andesitdengan arah N225 0 E/85 0 .Dari hasil petrografi terhadap contohSD.02/R disusun oleh fragmen-fragmen kuarsa,kuarsit dan pilit didalam masa dasarmikrokristalin kuarsa dan serisit/ilit. Batuan ininampak terubah kuat dicirikan oleh munculnyamineral-mineral sekunder kuarsa-serisit/ilitdengan sedikit mineral opak pirit? yangdikatagorikan sebagai ubahan pilik.Mineralisasi yang terdapat di daerah S. <strong>Daun</strong>terlihat hadirnya pirit yang tersebar terlihat padabatuan tufa (SD.01/R) terutama berupa fragmenfragmenmelensa. Urat kuarsa di sini tidakberkembang, setempat nampak urat halus kuarsa(1-2 cm) yang tidak menerus dengan arah N120 0 Edisertai sedikit butiran-butiran halus pirit yangtersebar. Hasil analisis mineragrafi pada contohSD.01/R yang teridentifikasi adalah pirit yangtersebar tidak merata dalam fragmen batuan danberupa urat halus dalam masa silikat (urat kuarsa),sebagian telah mengalami oksidasi menjadihydrous iron oxides. Daerah dusun S. <strong>Daun</strong> tidakada kegiatan penambangan.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGIHasil analisis kimia dari singkapan batuanandesit terubah (SD.01/R) diperoleh kandunganAu 24 ppb, Cu 44 ppm, Pb 57 ppm, Zn 94 ppm,As 100 ppm, Sn
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI4.1.3. Daerah TekalongDaerah Tekalong berada diantara Dusun S.<strong>Daun</strong> dengan Daerah Bt. Batubalai, termasukkedalam Desa Malenggang, Kecamatan Sekayam.Kegiatan penambangan emas primer di daerah initelah berlangsung dari tahun 2005 hinggasekarang, dimana daerah ini sebelumnyamerupakan daerah penambangan emas aluvial.Lokasi pengambilan emas dan pengolahan yangdilakukan oleh para penambang menjadikantempat ini sebagai perkampungan tambangTekalong. Kegiatan penambangan di daerah inidilakukan dengan pembuatan lubang hinggamencapai kedalaman 40 meter dan dilanjutkandengan pembuatan terowongan untuk mencariurat kuarsa yang mengandung emas.Jumlah lubang yang masih aktif sebanyak14 (empatbelas) buah, sedangkan yang dikerjakansaat ini sebanyak 7 buah (lubang Mijun, lubangSutompo, lubang Atak, lubang Widodo danlubang Kirman). Untuk pengolahan emas yangdihasilkan dari lubang-lubang tambang, tersedia 7(tujuh) set tromol, sedangkan jumlah pekerjatambang lebih dari 75 orang terdiri daripenambang, penggangkut, pemroses danpembantu pengolahan. Penghasilan setiap tromolberkisar antara 0,5 gr sampai 1gr/hari dengankadar 20-40% ( atau Rp. 25.000 sampaiRp.50.000).Berdasarkan hasil rekontruksi dari lubanglubangyang tersebar di daerah ini dan informasidari para penambang, arah urat kuarsadiperkirakan utara-selatan dengan kemiringanantara 60º-70º, tebal urat kuarsa 10 cm sampai 2meter dengan panjang urat kuarsa lk. 400 meter.Hasil pengamatan lapangan menunjukkanpada bagian atas merupakan aluvial berupaendapan kolovial dan aluvial sungai tua., dandibagian bawahnya terdiri dari batulempung,batuserpih, batupasir, serpih, slate, kuarsit, pilitdan sekis.Mineralisasi emas di daerah ini umumnyaberhubungan dengan urat kuarsa dan batuansedimen milonitisasi terkersikkan, urat kuarsamasif dengan ketebalan bervariasi sepertidisebutkan di atas dengan tekstur banded, vuggydengan arah urat kuarsa utara - selatan. Selainadanya urat kuarsa yang utama, di DaerahTekalong juga berkembang adanya urat kuarsayang berarah timur – barat dengan tebal beberapamm sampai 2 cm yang kaya kadar emasnya.Pengambilan conto batuan pada lubangSutompo (SD.5/R) berupa urat kuarsa masif yangmenunjukkan tekstur banded, dari hasil analisiskimia diperoleh kandungan Au 69 ppb, Cu 37ppm, Pb 43 ppm, Zn 100 ppm, As 700 ppm, Sn
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGIHasil analisis kimia dari 21 contoh batuandan 3 (tiga) tailing kandungan logam dasarnyacukup rendah: Cu berkisar dari 6 ppm hingga 155ppm, Zn berkisar dari 12 ppm hingga 192 ppm,Pb berkisar 4 ppm hingga 59 ppm. Kandung Asberkisar antara 45 ppm hingga 1500 ppm,sedangkan kandungan Au paling kecil antara 14hingga 295 ppb dan pada beberapa contoh antara504 hingga 587 ppb. Kandungan unsur Hg terlihatperbedaan yang mencolok yaitu paling kecilantara 46 hingga 599 ppb dan pada 12 contohbatuan kandungan Hg nya mencapai antara 2600hingga 40600 ppb.4.2.2. <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong>/Cadangan Bahan GalianPenambangan emas tanpa izin (PETI)daerah Tekalong yang dilakukan oleh masyarakatterbatas pada kedalaman 30 meter hingga 40meter. Lubang tambang dan pondok-pondokumumnya bersatu sebagai tempat tinggalsekaligus sebagai tempat pengolahan denganmempergunakan tromol dan penampungan tailing.Belum ada data yang menyatakan berapajumlah potensi sumber daya mineral terutamamineral emas di daerah Tekalong, mengingatmasih banyaknya para penambang melakukankegiatan dan masih menghasilkan serta masihdangkalnya lubang yang digali oleh masyarakatmaka perlu adanya penelitian lebih lanjut, apakahdaerah ini potensi untuk dikembangkan menjaditambang sekala kecil.Lokasi penambangan di daerah Tekalongdengan arah struktur baratlaut-tenggara, sepanjang±400m dengan tebal urat ± 2m, kedalamanpenambangan rata-rata 35m, sehingga secaraestimasi sumber daya yang ada dapat dihitungsebanyak 2m X 35m X 400m = 28.000m³ X 2.65(density) = 73.600 ton, kadar emas rata-ratasebesar 0,15gr/t, maka sumber daya emas yangada 0,15 gr X 73.600 ton = 11.040 gram emasatau setara dengan 11,040 kg emas. Sedangkanyang sudah terambil di daerah ini ±60%, makasisa yang ada sekitar 4,416 kg emas murni,Daerah prospek yang perlu dikembangkanadalah daerah Bt. Batubalai, dimana pada daerahtersebut hingga saat ini sedang melakukankegiatan penggalian. Dari hasil analisis conto darilubang tersebut menunjukkan bahwa mineralisasiemas cukup signifikan, walaupun penggalianlubang tersebut baru mencapai 2 meter sampai 3meter pada batupasir terubah.Untuk itu perlu penelitian yang lebih detaildan akurat sampai berapa banyak urat/vein iniberlanjut dan mengandung logam emas danasosiasinya, pada kedalaman berapa yang dapatdilakukan pengambilan (secara teknis danekonomis) agar daerah ini dapat dikembangkansebagai daerah penambangan sekala kecil agardapat menunjang perekonomian masyarakat dandaerah pada umumnya.4.2.3. Pembahasan Hasil Analisis ContoUntuk mengetahui kadar atau kualitasbahan galian, kandungan mineral dan seberapabesar dampak pencemaran terhadap conto batuandan tailing. Dari hasil analisis kimia pada contobatuan dan tailing, maka dapat disimpulkansebagai berikut :A. Daerah tambang Tekalong• Batuan : Pada conto batuan yang dilakukanproses tromol/gelundung oleh parapenambang, kandungan emas dalam batuanrata-rata 0,15 gram /ton dan kadar air raksa 15 gr/t. Untuk lubang tambangdaerah Bt. Batubalai, kandungan emas padabatuan sampai 0,580 gram /ton, Melihat daerahini temuan baru dan para penambang menggalilubang dengan kedalaman sampai 3 meter
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGImemperlihatkan kandungan mineralisasi kuatuntuk emas, walaupun belum mencapaibatuan/urat yang mereka harapkan, daerah Bt.Batubalai mempunyai potensi untukdikembangkan.• Hasil analisis kimia dari sejumlah contohbatuan yang terambil pada daerah Bt. Batubalaijika dibandingkan dengan beberapa conto batuanpada daerah tambang Tekalong menunjukkan nilaikadar merkuri (Hg). Ini berhubungan denganpembentukkan mineralisasi dari larutanhidrothermal pada temperatur rendah dengan carapengisian rongga dan penggantian (replacement).Merkuri sering berasosiasi dengan endapan logamsulfida lainnya, diantaranya Au, Ag, Sb, As, Cu,Pb, dan Zn, sehingga mineralisasi emas, merkuridan logam dasar cukup tinggi.C. Daerah Dusun S. <strong>Daun</strong>• Untuk daerah ini tidak ada kegiatanpenambangan, conto diambil dari singkapanbatuan. Hasil analisis kimia menunjukkankandungan emas 0,024 gram/ton, dengan kadarHg 0,599 gram/ton, pada batuan andesit terubahmineralisasi emas di daerah ini tidak berkembang.Untuk unsur-unsur lain selain emas, merkuridan logam dasar juga dilakukan analisis kimia,maka terlihat sebagai berikut; logam dasar (Cu,Pb, dan Zn), nilai tertinggi untuk unsur logam Cusebesar 155 ppm, untuk Pb sebesar 59 ppm danunsur logam Zn sebesar 192 ppm. Dari hasilanalisis untuk logam dasar di daerah S. <strong>Daun</strong> dansekitarnya dari semua conto batuan tidakmemperlihatkan angka yang relatif tinggi,terlihat tidak menyolok dibandingkan dengankandungan rata-rata pada batuan kerak bumi.Jadi tidak bisa dipakai untuk kajian yangmenjurus dapat diusahakan dikemudian hari.Dalam proses pengolahan emas primer yangdilakukan para penambang di daerah Tekalong,dimulai dengan; proses pengambilan batuanmineralisasi / bijih, proses penumbukan danproses penghalusan, kemudian proses amalgamasisampai dengan proses mendapatkan emas(bullion) seperti dapat dilihat pada Bagan PolaAlir (Tabel.3.3).D. BaritSingkapan endapan mineral baritdiinterpretasikan mempunyai ukuran lebar sekitar30 meter, sedangkan panjangnya diperkirakan 50meter.Posisi distribusi horizontal tersebut adalahberdasarkan posisi lokasi singkapan dan ataubongkah-bongkah kedapatannya mineral barit dilapangan sekitar Bukit Batubalai denganperbedaan elevasi keterdapatan endapan mineralbarit antara yang satu dengan lainnya diperkirakanrata-rata sekitar 30 meter.Dengan demikian berdasarkan posisi ataukedudukan singkapan dan atau bongkah-bongkahendapan mineral barit secara vertikal danhorizontal, maka mengikuti klasifikasi sumberdaya secara tertunjuk, satuan besaran sumber dayabarit yaitu sebagai berikut : 30 m (lebar) x 50 m(panjang) x 30 m (tebal) x 4 (b.j) x 0,52(kadar) = 93.600 ton barit.5. SIMPULAN DAN SARAN6.KesimpulanHasil kegiatan evaluasi sumber daya dancadangan bahan galian dapat disimpulkan sebagaiberikut :• Mineralisasi Daerah Tekalong umumnyaberasosiasi dengan urat kuarsa dan sampai batuanmetasedimen milonitisasi terkersikkan, untukmenambang zona urat dilakukan dengan tambangbawah tanah (lobang tegak), karena keterbatasanteknologi saat ini baru dapat menambang padakedalaman 40 meter. Mineralisasi yang berartipada zona yang tidak begitu luas terbatas(diperkirakan luas daerah termineralisasi emas400mX50m). Tidak optimal pengolahan, karenatidak seluruhnya urat emas terambil dan bijihyang ditambang merupakan bijih yang terpilihyang berkadar emas tinggi. Pengolahanmenggunakan proses amalgamasi dengan merkurisebagai media untuk menangkap emas.• Uji pengeboran yang dilakukan oleh PTHallam Assets Indonesia di daerah Tekalongmenunjukkan 40% dari seluruh conto mempunyainilai lebih dari 0,5 g/ton atau kadar rata-rata 0,87g/ton.• Mineralisasi di daerah Batubalai umumnyaberasosiasi dengan batuan breksi volkanik, tufalapili dengan sisipan tipis batulanau tufaan.Alterasi di daerah ini terdiri dari kuarsa-barit, illitdan pirit. Mineralisasi emas diperkirakanberasosiasi dengan Kuarsa-barit-illit.• Mineralisasi Bt. Belabetung berasosiasidengan batuan tufa terubah(silisifikasi/argilitisasi), setempat diselimuti olehoksida besi, terutama disusun oleh butiran-butirankuarsa dengan mineral lempung, pirit yang
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGItersebar terlihat pada batuan tufa dan terdapatkekar-kekar dengan arah dan kemiringanperlapisan N200°E/85°.• Pencemaran lingkungan akibat penanganantailing dilakukan secara sederhana dengan bakpenampung yang sangat terbatas, tanpapenanganan yang baik, sehingga material yangberbahaya (merkuri, arsenium dan logan dasar)masih bercampur dengan tailing.Saran• Mengingat masih banyaknya para penambangmelakukan kegiatan dan masih menghasilkanserta masih dangkalnya lubang yang digali olehmasyarakat maka perlu adanya penelitian lebihlanjut, terutama di daerah Tekalong dan Bt.Batubalai, begitu pula untuk endapan baritsehingga dapat mengetahui besar cadangan.PUSTAKABemmelen, 1949, The <strong>Geologi</strong> of Indonesia VolII, Martinus Nijhoff HagueDinas Pertambangan dan Pekerjaan Umum, 2005,Peta Tata Guna Lahan, Skala 1 : 50.000.Gunradi, R, 2005, Laporan Pendataan danEvaluasi Pemanfaatan Bahan Galian PadaBekas Tambang dan Wilayah PETIDaerah Sanggau, Kalimantan Barat.S. Supriatna, M. Margono dkk, 1939, Peta<strong>Geologi</strong> Lembar Sanggau, Kalimantan,Skala 1 : 250.000, <strong>Pusat</strong> Penelitian danPengembangan <strong>Geologi</strong>, Bandung.P.T. Hallam Assets Indonesia, 1997, LaporanPenyelidikan Umum di Daerah Sanggau,Kalimantan Barat.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGIGambar 1. Peta Lokasi KegiatanGambar 2.1. Peta lokasi pemercontoan daerah <strong>Sungai</strong> <strong>Daun</strong> dan sekitarnya, KabupatenSanggau, Provinsi Kalimantan Barat.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGIGambar 3.1. Peta <strong>Geologi</strong> Daerah S. <strong>Daun</strong> dan Sekitarnya,Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan BaratGambar 3.2. Peta lokasi penambangan rakyat daerah S. <strong>Daun</strong> dan sekitarnya,Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGIGambar 3.3. Bagan alir proses amalgamasi emas