Inventarisasi Endapan Bitumen Padat dengan 'Outcrop Drilling' di ...
Inventarisasi Endapan Bitumen Padat dengan 'Outcrop Drilling' di ...
Inventarisasi Endapan Bitumen Padat dengan 'Outcrop Drilling' di ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
keadaan geologi endapan bitumen padattersebut baik arah penyebarannya maupunbesarnya kemiringan serta ketebalan lapisanbatupasir yang mengandung bitumen padat.3.2. <strong>Endapan</strong> <strong>Bitumen</strong> <strong>Padat</strong>Data inventarisasi menunjukkan bahwaendapan bitumen padat terdapat pada lapisanbatupasir Fm. Tondo dan lapisan batugampingpasiran Fm. Sampolakosa. <strong>Endapan</strong> bitumenpadat <strong>di</strong> daerah Buton Selatan (Lasalimu)umumnya merupakan endapan aspal yangmengisi pori-pori batupasir gampingan padaFm. Sampolakosa dan Fm. Tondo. <strong>Endapan</strong>bitumen padat tersebut <strong>di</strong>perkirakan sebagaihasil migrasi bitumen dari lapisan serpihcoklat kehitaman Fm. Winto.Beberapa conto batuan yang<strong>di</strong>perkirakan mengandung endapan bitumenpadat (endapan aspal) dapat <strong>di</strong>lihat pada Tabel1 dan Tabel 2.3.3 Kadar dan Kualitas <strong>Bitumen</strong> <strong>Padat</strong>Untuk mengetahui kadar dan kualitasbitumen padat yang dapat <strong>di</strong>lakukan adalahanalisa retorting dan analisa petrografi.3.3.1 MegaskopisSecara megaskopis batuan yangmengandung bitumen <strong>di</strong> daerah Buton Selatanberupa batupasir gampingan dan batugampingpasiran yang berisi rembesan aspal, sehinggakenampakan <strong>di</strong> lapangan merupakan batupasirberwarna coklat kehitaman.3.3.2 Hasil Analisa LaboratoriumConto batuan hasil inventarisasi <strong>di</strong>pilihbeberapa conto yang selanjutnya <strong>di</strong>lakukananalisa retorting dan analisa petrografi.Analisa Retorting17 conto batupasir gampinganmengandung aspal yang <strong>di</strong>retort dapat <strong>di</strong>lihatpada Tabel 3.Kandungan minyak yang <strong>di</strong>hasilkan olehconto tersebut menunjukkan kisaran antara 30l/ton (BLW.4 – 3) hingga 90 l/ton (BLW.6 –2A dan BLW.6 – 5).Analisa PetrografiAnalisa petrografi 7 conto (Tabel 4),ter<strong>di</strong>ri dari batuan karbonat yang mengandungaspal ‘impregnated’. Tingkat kematanganbatuan <strong>di</strong>tunjukkan pada conto BLW.9 – 2,yaitu R v mean 0,46%. Material organik padaconto yang <strong>di</strong>analisa <strong>di</strong>dominasi lamalginitdan bitumen dan tidak menunjukkankeberadaan liptinit lain maupun vitrinit.Lamalginit memperlihatkan intensitasfluoresensi sedang, <strong>dengan</strong> warna jinggakekuningan (Tabel 4).<strong>Bitumen</strong> <strong>di</strong> bawah mikroskop merupakanmaterial yang tak berbentuk (relatif amorf)dan meleleh bila <strong>di</strong>sinari ultra violet. <strong>Bitumen</strong>ini memperlihatkan intensitas fluoresen yanglemah, coklat lemah sampai sedang, jinggakekuningan, berasosiasi <strong>dengan</strong> lamalginit dansejajar <strong>dengan</strong> bidang perlapisan.3.4. Interpretasi<strong>Endapan</strong> bitumen padat <strong>di</strong> daerah ButonSelatan (Lasalimu dan Kapontori)menunjukkan penyebaran Baratdaya –Timurlaut (Lampiran 1).<strong>Endapan</strong> bitumen padat <strong>di</strong>temukan padaFm. Tondo dan Fm. Sampolakosa. <strong>Endapan</strong>ini <strong>di</strong>temukan pada lapisan batupasirgampingan seperti yang terdapat <strong>di</strong> DesaSuandala, Desa Lawele, dan Desa Kamaru.Hasil pemboran menunjukkan ketebalanlapisan batupasir yang mengandung rembesanaspal bervariasi antara 2,50 m - 10,30 m. Padabagian bawah lapisan batupasir merupakanperselingan batupasir dan batulempung.Ketebalan perselingan batupasir yangmengandung rembesan aspal <strong>di</strong> bagian bawah<strong>dengan</strong> batulempung berkisar antara 0,20 mdan 0,50 m.Hasil pengamatan menunjukkan bahwaendapan aspal hanya terdapat <strong>di</strong> sepanjangpantai timur Teluk Lawele yang merupakankelurusan dari endapan aspal <strong>di</strong> daerahSampolawa (Desa Rongi) dan daerahPasarwajo (Desa Kabungka). <strong>Endapan</strong> aspalini <strong>di</strong>perkirakan sebagai hasil migrasi bitumenyang berasal dari batuan lebih tua (Fm. Winto)yang <strong>di</strong>anggap sebagai ‘source rock’, melaluijalur sesar dari graben Lawele yangmemanjang mulai dari Teluk Lawele hinggaTeluk Sampolawa.Sebaran bitumen padat berdasarkan hasilpemboran yang <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> daerah Laweledan Suandala (daerah yang <strong>di</strong>anggap prospek),menunjukkan bahwa lapisan batupasirmengandung rembesan aspal <strong>di</strong>perkirakansebagai suatu lapisan batupasir yang membajibaik ke arah Tenggara maupun ke arahTimurlaut. Hal ini <strong>di</strong>asumsikan dari hasilpemboran dan singkapan batupasir aspalanyang <strong>di</strong>temukan. Hasil pemboran <strong>di</strong> lokasiBLW-01, BLW-02, BLW-06, BLW-07menunjukkan ketebalan >6,00 m - 10,30 m.Sedangkan ke arah Timurlaut yaitu padalokasi bor BLW-03 dan BLW-04, lapisanbatupasir aspalan ini menipis menja<strong>di</strong> 2,50sampai 3,00 m. Demikian pula <strong>dengan</strong> lapisanKolokium Hasil Kegiatan <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 200325-4