13.07.2015 Views

laporan akhir pengkajian pemetaan kebutuhan benih ... - KM Ristek

laporan akhir pengkajian pemetaan kebutuhan benih ... - KM Ristek

laporan akhir pengkajian pemetaan kebutuhan benih ... - KM Ristek

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

LAPORAN AKHIRPROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELm DAN PEREKAYASAJudul PenelitianPENGKAJIAN PEMETAAN KEBUTUHAN BENIH PADI, JAGUNG,KEDELAI (VUB, VOLUME) DAN PENGEMBANGAN PENANGKARBENIH YANG EFISIEN (> 10 °/o) Dl PROVINSI BANTENPROGRAM INSENTIF RISET TERAPANFokus Bidang Prioritas: Ketahanan PanganKode Produk Target : 1. 02Kode Kegiatan : 1. 02. 02Peneliti Utama: Ir. Resmayeti Purba, MSiBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANTENBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANJl. Raya Cipbyasa Km 01 Ciruas 42182: S~:-ang - f~~nte~Telp. (0254) 281055, Fax (0254) 282507E-mail : bptpbanten@yahoo.com


LEMBAR IDENTITAS DPENGESAHANJudul PenelitianFokus Bidang PrioritasKode Produk TargetKode KegiatanLokasi PenelitianPenelitian Tahun: Pengkajian Pemetaan Kebutuhan Benih Padi, Jagung, Kedelai(VUB, Volume) dan Pengembangan Penangkar Benih yangEfisien (> 10%) Di Provinsi Banten: Ketahanan Panga: 1.02: 1.02.02: Provinsi Banten: ke-1 (satu)A. Lembaga Pelaksana KegiatanNama Koordinator/Peneliti UtamaNama Lembaga InstitusiUnit OrganisasiKeterangan Lembaga Pelaksana/ Pengelola PenelitianIr. Resmayeti Purba MSiBadan Litbang PertanianBalai Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian (BBP2TP)Ala mat Jl. Tentara Pelajar No. 10 Boqor, 16144Telepon/HP/Faksimile/ e-mail (0251) 8351277,fax 8359928bbp2tp@yahoo.comI'IJangka Waktu Kegiatan : 1 TahunBiaya Tahun 2010: Rp. 126.000.000 (Seratus Dua Puluh Enam Juta Rupiah)Rekapitulasi Biaya Tahun Yang Diusulkan :Uraian Jenis PengeluaranGaii dan Upah'Bahan Habis PakaiPejalanan (Trdak Untuk Perjalanan Luar Negeri)Lain-LainJumlahJumlah (Rp.)62.060.00026.800.00030.000.0007.140.000126.000.000Kepala Balai Besar Pengkajian danPengembangan Teknologi Pertanian~ ·---.c',. ~~ :~~:t\1;;(\{\ _pr. Muhrizal sriani, M.Sc ~;.~ I ~Il, NIP. 19600329 198403 1001 /~Qt'~~ 9~-,,tsANG-.....::--~ 1Koordinator/Peneliti Utama~?Ir. Resmayeti Purba, MSiI P. 19630502 198903 2 001


RINGKASANBenih merupakan salah satu input produksi yang mempunyai kontribusi signifikanterhadap peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas dapat dicapai melaluipenggunaan varietas unggul dan ditunjang dengan sistem per<strong>benih</strong>an yang handaldengan memenuhi 6 (enam) tepat: tepat waktu, varietas, mutu, tempat, harga, jumlah.Penyediaan <strong>benih</strong> yang memenuhi 6 (enam) tepat tersebut perlu dukungan sistemper<strong>benih</strong>an <strong>benih</strong> baik dari penangkar dan swasta. Jumlah <strong>benih</strong> yang dihasilkanpenangkar masih jauh dari <strong>kebutuhan</strong> yang harus dipenuhi. Untuk itu diperlukankebijakan program pengembangan per<strong>benih</strong>an melalui penyediaan varietas unggul baru.Disamping itu operasional pengembangan per<strong>benih</strong>an perlu koordinasi dengan DinasPertanian Provinsi dan BPSB; memenuhi <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> berdasarkan varietas,perbanyakan <strong>benih</strong> sumber. Informasi kondisi eksisting <strong>kebutuhan</strong> dan ketersediaan<strong>benih</strong> di Provinsi Banten sangat diperlukan untuk memenuhi <strong>kebutuhan</strong> dan penyediaan<strong>benih</strong>. Ruang lingkup kegiatan <strong>pengkajian</strong> <strong>pemetaan</strong> mencakup: 1) Pengumpulan datadan informasi terkait dengan luas panen, produksi, produktivitas padi, jagung dan kedetai2) Pengumpulan data dan informasi produksi, pemasaran, dan system per<strong>benih</strong>an olehprodusen <strong>benih</strong> 3) Pengumpulan data sertifikasi dan pengendalian mutu <strong>benih</strong> 4)Pembuatan peta <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> 5) Produksi <strong>benih</strong> sumber klas FS padi, jagung dankedelai. Hasil kajian menunjukkan : 1) Database <strong>kebutuhan</strong> dan ketersediaan <strong>benih</strong> diProvinsi Banten baik pada tingkat kabupaten hingga tingkat kecamatan dapat digunakansebagai pedoman dalam pemenuhan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> padi, jagung dan kedelai. Polatanam dan peta <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> hingga pada tingkat kecamatan pada komoditas padi,jagung dan kedelai digunakan sebagai acuan dalam penentuan volume dan waktupenyediaan <strong>benih</strong>, 2) Kebutuhan <strong>benih</strong> padi tingkat Provinsi Banten tiap tahun 7.901 -9.139 ton, jagung 157 = 344 ton dan kedelai 36 ·304 ton, 3) Jumlah penangkar yangdiperlukan untuk pemenuhan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> padi secara mandiri di Provinsi Bantensebanyak 565 - 681 kelompok penangkar, 4) Sistem penyediaan <strong>benih</strong> padi di ProvinsiBanten mengikuti pola sistem per<strong>benih</strong>an nasional sedangkan sistem penyediaan <strong>benih</strong>kedelai secara formal di Provinsi Banten mengikuti pola Jabalsim termodifikasi, 5) Analisausaha perbanyakan <strong>benih</strong> padi menunjukkan adanya peningkatan keuntungan dan nilaiB/C rasio dengan efisiensi ekonomis sebesar 10.1 %, 6) Dalam rangka mempertahankanswasembada beras dan daram upaya pencapaian swasembada jagung dan kedelaidiperlukan sistem per<strong>benih</strong>an yang handal sehingga perlu dibentuk Forum Per<strong>benih</strong>anProvinsi Banten dengan melibatkan produsen <strong>benih</strong>, perusahaan <strong>benih</strong>, petani, pedagang<strong>benih</strong>, pengawas <strong>benih</strong>, lembaga penelitian, serta Pemerintah Daerah yang berfungsiuntuk berfungsi untuk merumuskan rencana produksi serta <strong>kebutuhan</strong> dan penyediaan<strong>benih</strong>.Kata kunci: Benih, Kebutuhan dan ketersediaan <strong>benih</strong>, Penangkarll


PRAKATASalah satu upaya pengembangan potensi dan sumberdaya peneliti dan perekayasayang dimiliki oleh setiap Unit Pelaksana Teknis at:au Unit Kerja (UPT/UK) Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian dapat dilakukan melalui kerjasama penelitian dan<strong>pengkajian</strong>. Kerjasama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian denganKementerian Negara Riset dan Teknologi dalam upaya menumbuh kembangkan jaringanlitkaji guna meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan Iptek. Pada tahun 2010,Kementerian Negara Riset dan Teknologi melaksanakan Program Insentif PeningkatanKemampuan Peneliti dan Perekayasa (PIPKPP).Sebagai UPT Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) Banten pada tahun 2010 melaksanakan 2 kegiatan PIPKPP,salah satu diantaranya adalah "Pengkajian Pemetaan Kebutuhan Benih Padi,lagung, Kedelai (VUB, Volume) dan Pengembangan Penangkar Benih yangEfisien (>10°/o) Di Provinsi Banten ". Pelaksanaan kegiatan tersebut didasarkanpada Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No.053/M/Kp/II/2010 tentang penetapan proposal PIPKPP. Kegiatan tersebut dibiayai daridana APBN DIPA Satuan Kerja Kedeputian Bidang Pengembangan Sipteknas TahunAnggaran 2010 No. 0006/042-01.1/-/2010 tanggal 31 Desember 2009.Kami menyadari bahwa <strong>laporan</strong> ini masih jauh dari sempurna, namun demikiantim penyusun telah berupaya seoptimal mungkin untuk menyelesaikannya. Untuk itu'kepada semua pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung, kami sampaikanterima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. Semoga <strong>laporan</strong> ini dapat digunakansebagaimana mestinya.Serang, 30 Nopember 2010Penanggung Jawab~Ir. Resmayeti Purba, MSiNIP. 19630502 198903 2 001111


DAFTAR ISILEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN .......... ... ................ ............................RINGKASAN...........................................................................................................PRAKATA.................................................................................................................DAFTAR lSI.............................................................................................................DAFTAR TABEL.................. ...... .. .... .. .. ..... .. .. .. .. .. ... ... .... ...........................................DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iiiiiivvixBAB I. PENDAHULUAN....... ..... ..... ... ............ ... ............................ .. .. ...... ............. 11.1. Latar Belakang............................................................................ 11.2. Dasar Pertimbangan.. ...... .. .. .. .. ... ... .. .. ......... .. .. .. ........ .. .. .. .. .. .. .. .. .. 2BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 52.1. Kebijakan dan Program Pengembangan Per<strong>benih</strong>an................ 52.2. Sistem Produksi dan Distribusi Benih....................................... .. 62.3. Inovasi Teknologi Per<strong>benih</strong>an.................................................... 82.4. Kondisi Kebutuhan dan Ketersediaan Benih di ProvinsiBanten....................................................................................... 9BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT........................................ ............................... 113.1. Tujuan dan Keluaran................................................. ................ 113.2. Manfaat........... .............................................. 11BAB IV. METODOLOGI........................................................................................ 134.1. Lokasi dan Waktu Kegiatan....................................................... 134.2. Ruang Lingkup Kegiatan........................ ................. ....... ........... 134.3. Metode Penelitian...................................................................... 134.4. Pendekatan dan Analisis data............................................... 16BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 175.1. Keragaan Data Base Volume Kebutuhan dan KetersedianBenih Padi, Jagung dan Kedelai............................................ 175.2. Rekomendpsi Jumlah dan Sebaran Penangkar Benih...... ......... 305.3. Sistem Per<strong>benih</strong>an Padi, Jagung dan Kedelai........ ................... 505.4. Produksi Be nih Klas FS Padi, Jagung dan Kedelai.. .............. .. 58BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 66DAFTAR PUSTAKA. .............. .... .... .... ..... ........ ....... ... .. .... ........ .. .. . ...... .. . . .. .. ....... .. . . . . . 69LAMPIRAN......................................................................................... .. .. .. ..... .. .. .. ... . 72IV


NoDAFTAR TASELludul TabefTeks1 Perkembangan Luas Panen Padi Sawah di Provinsi Banten, 2006 - 2009(Ha)............................................................................................................... 182 Perkembangan Produksi Padi Sawah di Prov. Banten, 2006- 2009 (Ton).. 183 Keragaan Luas Panen Jagung di Provinsi Banten, 2006- 2009 (Ha).......... 194 Keragaan Produksi Jagung di Provinsi Banten, 2006- 2009 (Ton)............. 205 Keragaan Luas Panen Kedelai cfi Provinsi Banten, 2006- 2009 (Ha).......... 206 Keragaan Produksi Kedelai di Provinsi Banten, 2006- 2009 (Ton)............. 217 Kebutuhan Benih Padi di Provinsi Banten Tahun 2006 -2009 (Ton)............ 228 Kebutuhan Benih Jagung di Provinsi Banten Tahun 2006- 2009 (Ton)...... 259 Kebutuhan Benih Kedelai di Provinai Banten Tahun 2006 -2009 (Ton)...... 2510 Produksi Benih Padi Hasil Penangkaran di Provinsi Banten Selama 2006- 302009 (Ton)............................................................................................11 Daftar Penangkar Benih Padi di Provinsi Banten, 2007.............................. 3112 Daftar Penangkar Benih Padi Kabupaten Pandeglang , 2007..... .. . . . . . . . . . . . . . 3213 Daftar Penangkar Benih Padi Kabupaten Lebak , 2007......... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3314 Daftar Penangkar Benih Padi Kabupaten Tangerang , 2007..... .. . . . . . . .. . . . . . . 3315 Realisasi Sertifikasi Dan Produksi Benih Padi oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2006/2007 ................. ,.......................................................... 3416 Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Padi Oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2007........ .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . 3517 Realisasi Sertifikasi dan Produksi Be nih Padi Oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2007/2008......... ..•........................... ... . . . . . . . ... . .. . . . . . .. . . . . . .. . . . ... 35,18 Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Padi Oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2008........ .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 3719 Jumlah Unit, Luasan dan Produksi Benih Padi Per Kelas Benih dan perKabupaten Yang Disertifikasi BPSP-TPH Provinsi Banten Pada MT 2007...... 3920 Jumlah Unit, Luasan dan Produksi Benih Padi per Kelas Benih dan PerKabupaten Yang Disertifikasi BPSP-TPH Provinsi Banten Pada MT 402007/2008 ..................................................................................................... .21 Jumlah Unit, Luasan dan Produksi Benih Padi per Kelas Benih dan perKabupaten Yang Disertifikasi BPSP-TPH Provinsi Banten Pada MT 2008...... 4122 Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Jagung ofeh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2006/2007.................................................................................... 4223 Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Jagung oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2007............................................................................................. 42Halv


Noludul Ta~Teks24 Realisasi Sertifikasi dan Produksi Be nih Jagung oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2007 /2008...... ............... .. .. ....................... .. .. ................................ 4225 Realisasi Sertifikasi dan Produksi Be nih Jagung oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2008.......... .. .. .. .. .. ... .. .. . . .. .. ......... .. .. . . .. .. .. .. . .. ..... ...... ......... ...... ........ 4326 Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Kedelai oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2006/2007................ .. .................................................................. 4327 Realisasi Sertifikasi dan Produksi Be nih Kedelai oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2007................... ....... .. . . . . . . . . ... .. .. .. .. ... ........................ .. .. .. .. ....... .... 4328 Realisasi Sertifikasi dan Produksi Be nih Kedelai oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2007/2008... ...................... ... ................. ............ .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4429 Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Kedelai oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2008.. .. .. . . . . . ... . . . . . . .. . . . .. . . . . . ... .. ........ .. .. . ............. .. ... .. . . . . . . .. . .. . . . .. . . . .. . . 4430 Profil Penangkar dan Luas liap Kabupaten Tahun 2007........................... 4531 Ketersediaan dan Kebutuhan Benih Provinsi Banten 2009........................ 4632 Kebutuhan dan Kekurangan Benih Serta Kebutuhan Jumlah KelompokPenangkar................... ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . 4733 Karakter Morfologi Tanaman Padi Varietas In pari 4... ... . . . .... ......... •. . . ..... . .. 5834 Karakter Morfologi Tanaman Padi Varietas In pari 3.. ................................ 5935 Keragaan Komponen Hasil Tanaman Padi Varietas In pari 3. .. ....... .......... .. .. . 5936 Keragaan Komponen Hasil Tanaman Padi Varietas Inpari 4. .... .................... 6037 Perbandingan Usaha Tani Perbanyakan Benih Hasil Kajian dengan PetaniPenangkar...................................... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6238 Keragaan Komponen Hasil Jagung Varietas Sukmaraga Hasil PerbanyakanBenih............................ .. ... .......... .. ... ... ........... .. ................ .. .. ........................... 64Hal\"1


No Judul Tabel HalLampfran1 Keragaan luas Panen Padi Sawah di Kabupaten Serang Tahun 2006-2009 (Ha)........... ... ...................... ... ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 722 Keragaan luas Panen Padi Sawah di Kabupaten Pandeglang Tahun2006 - 2009 (Ha).............. .. ............................ .. .... ..... ....... .. .. ......... 733 Keragaan Luas Panen Padi Sawah di Kabupaten Lebak Tahun 2006-2009 (Ha)... ... ... .... ........ .................. ....... .................. ........ .. ... .. ... .. . 744 Keragaan luas Panen Padi Sawah di Kabupaten Tangerang Tahun 2006- 2009 (Ha). .. .............. ....... .... ........ ......... ..... .... ............................ 755 Keragaan luas Panen Jagung di Kabupaten Serang Tahun 2006-2009(Ha). .................. ... .. ........ .................... .. .. .. ........ ..........................6 Keragaan luas Panen Jagung di Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2008 (Ha)....... ...... ........... .. ........... .. .. .... ... ............ .. ... .. ............ ..... 777 Keragaan luas Panen Jagung di Kabupaten lebak Tahun 2008-2009(Ha)... ...... ... ... ... .. . ... ... ... ... ... .. .. .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. .... ... ... ... ... ... .. 788 Keragaan luas Panen Kedelai di Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2009 (Ha)... ... ... ... ... .. . ... .. . ... .. . ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... ... .. . ... .. . ... ... ... ... 799 Keragaan luas Tanam Padi Sawah Bulanan di Kabupaten PandeglangTahun 2009 (Ha)....... ....................................... .................. ............ ....... 8010 Keragaan Luas Tanam Padi Sawah Bulanan di Kabupaten lebak Tahun2009 (Ha)............................................................................................. 8311 Keragaan luas Tanam Padi Sawah Bulanan di Kabupaten TangerangTahun 2009 (Ha)"' ''''''"' '"""""···············,··················································· 8612 Keragaan luas Tanam Jagung Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun2009 (Ha)............................................................................................. 8913 Keragaan luas Tanam Jagung Bulanan di Kabupaten lebak Tahun 2009(Ha)..................................................................................................... 9214 Keragaan Luas Tanam Jagung Bulanan di Kabupaten Tangerang Tahun2009 (Ha)............................................................................................. 9515 Keragaan luas Tanam Kedelai Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun2009 (Ha) ...... ............ ... -.-.-... -................. .. ......... -............................. .. ... .. .. -.... .. .. ............. ...... ............. .. ... .. .. .......... 9816 Keragaan luas Tanam Kedelai Bulanan di Kabupaten lebak Tahun 2009(Ha)..................................................................................................... 10117 Kebutuhan Benih Padi Berdasarkan luas Tanam Bulanan di KabupatenPandeglang Tahun 2009 (Ton).................. .................................................... 10418 Kebutuhan Benih Padi Berdasarkan luas Tanam Bulanan di Kabupatenlebak Tahun 2009 (Ton).. ................ .. ... ........................................................ 10719 Kebutuhan Benih Padi Berdasarkan luas Tanam Bulanan di KabupatenTangerang Tahun 2009 (Ton)................. .. ..................................................... 11020 Kebutuhan Benih Jagung Berdasarkan luas Tanam Bulanan di KabupatenPandeglang Tahun 2009 (Ton)............................................................. ......... 1137fjVll


NoJudul TabeJLamp ,~7rHal21 Kebutuhan Benih Jagung Berdasari


DAFTAR 1GAMBARNo Judul Gambar HalTeks1 Pola Tanam Padi Sawah Berdasarl


No12345678910111213141516Judul GambarLampira,Luas Tanam Padi di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 ........................Luas Tanam Padi di Kabupaten Lebak Tahun 2009 .................................Luas Tanam Padi di Kabupaten Tangerang Tahun 2009 ........................Luas Tanam Jagung di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 ..................Luas Tanam Jagung di Kabupaten Lebak Tahun 2009 ......... ..................Luas Tanam Jagung di Kabupaten Tangerang Tahun 2009 ..................Luas Tanam Kedelai di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 ..................Luas Tanam Kedelai di Kabupaten Lebak Tahun 2009 ... ........................Kebutuhan Benih Padi di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 ...............Kebutuhan Benih Padi di Kabupaten Lebak Tahun 2009 ........................Kebutuhan Benih Padi di Kabupaten Tangerang Tahun 2009 ...............Kebutuhan Benih Jagung di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 ....... ..Kebutuhan Benih Jagung di Kabupaten Lebak Tahun 2009 ..................Kebutuhan Benih Jagung di Kabupaten Tangerang Tahun 2009 ..........Kebutuhan Benih Kedelai di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 ....... ..Kebutuhan Benih Kedelai di Kabupaten Lebak Tahun 2009 ...................Hal828588919497100103106109112115118121124127X


No ludul Gambar HalLampira.1 Luas Tanam Padi di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009........................ 822 Luas Tanam Padi di Kabupaten Lebak Tahun 2009................................. 853 Luas Tanam Padi di Kabupaten Tangerang Tahun 2009........... ........... .. 884 Luas Tanam Jagung di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009.................. 915 Luas Tanam Jagung di Kabupaten Lebak Tahun 2009........................... 946 Luas Tanam Jagung di Kabupaten Tangerang Tahun 2009.................. 977 Luas Tanam Kedelai di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009............ ...... 1008 Luas Tanam Kedelai di Kabupaten Lebak Tahun 2009.. .... ................ ..... 1039 Kebutuhan Benih Padi di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009............... 10610 Kebutuhan Be nih Padi di Kabupaten Lebak Tahun 2009.................. .. .... 10911 Kebutuhan Benih Padi di Kabupaten Tangerang Tahun 2009............... 11212 Kebutuhan Be nih Jagung di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009...... ... 11513 Kebutuhan Benih Jagung di Kabupaten Lebak Tahun 2009.................. 11814 Kebutuhan Benih Jagung di Kabupaten Tangerang Tahun 2009.......... 12115 Kebutuhan Benih Kedelai di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009......... 12416 Kebutuhan Benih Kedelai di Kabupaten Lebak Tahun 2009................... 127X


I. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangBenih merupakan salah sa produksi yang mempunyai kontribusisignifikan terhadap peningkatan produktMtas. Benih bukan hanya sekedar bahantanam, tetapi juga merupakan salah satu sarana pembawa teknologi (de/everysystem) yang mengandung potensi genetik untuk meningkatkan produksitanaman (Nugraha, 2004). Sejarah revolusi hijau telah membuktikan,peningkatan produksi pangan (padi, jagung dan gandum) yang dramatik terjadimelalui penggunaan varietas unggul. Melalui penggunaan varietas unggul yangberdaya hasil tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, mempunyaimutu produk yang sesuai serta diaplikasikan pada skala luas akan memberikandampak pada peningkatan produksi dan kualitas produk. Hal tersebut dapatdicapai jika ditunjang dengan sistem per<strong>benih</strong>an yang handal sehingga mampumenyediakan <strong>benih</strong> dengan persyaratan enam tepat yaitu tepat waktu, varietas,mutu, jumlah , lokasi dan harga (Badan Litbang Pertanian, 2007).Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah menghasilkanberbagai varietas yang memiliki berbagai keunggulan seperti produktivitas, umurgenjah, tahan terhadap penyakit serta kemampuan adaptasi pada faktorpembatas biofisik seperti genangan (lahan rawa), zat besi, tahan kekeringan danlain-lain. Namun demikian varietas yang telah dihasilkan tersebut belum banyakdikenal atau diadopsi oleh petani. Beberapa faktor lambatnya proses adopsiinovasi teknologi antara lain karena kurangnya diseminasi dan promosi kepadapengguna (petani). Lemahnya tingkat adopsi petani terhadap varietas unggulbaru juga memiliki hubungan yang erat dengan sistem per<strong>benih</strong>an yang masihtergolong lemah.BPTP Banten pada tahun 2008 telah mendesiminasikan berbagai varietas<strong>benih</strong> padi unggul yang ditanam di Kebun Percobaan dan di lahan petani baik<strong>benih</strong> FS maupun BS seperti Ciherang, Cigeulis, Mekongga, Gilirang, Cibogo,Bondoyudo, Ciapus, Situbagendit, Sarinah dan Membramo. Pada tahun 2009,mengembangkan juga varietas baru seperti Inpari 1, Inpari 2, Inpari 9, Inpari 10,Dodokan, Batutegi (Ariani,dkk; 2009)1


Sistem pengadaan dan distribusi oenih meliputi berbagai aspek yangsating terkait satu sama lainnya da encakup berbagai kegiatan yang dimulaidari inovasi penemuan jenis I varietas unggul baru sampai dengan diadopsinya<strong>benih</strong> unggul tersebut oleh petani. Sistem pengadaan dan distribusi <strong>benih</strong> yangkuat memerlukan berbagai upaya peningkatkan dan pengembangan secara terusmenerus dari seluruh aspek yaitu mulai dari penelitian dan pengembanganvarietas, penilaian dan pelepasan varietas, serta produksi, pengolahan dandistribusi <strong>benih</strong>, pengawasan mutu dan sertifikasi <strong>benih</strong>, pengembangankelembagaan dan sumberdaya manusia yang melibatkan institusi pemerintah,semi pemerintah I BUMN, koperasi dan swasta.Karena penyediaan <strong>benih</strong> yang cukup dengan mutu yang baikmenyangkut kepentingan petani, maka diperlukan pula pengaturan danakebijakan per<strong>benih</strong>an yang melindungi kepentingan pengguna dan produsen<strong>benih</strong>, disamping mendorong perkembangan industri <strong>benih</strong> dalam negeri.Pembenahan sistem per<strong>benih</strong>an di Provinsi Banten perlu dilakukan secaraberkesinambungan dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman danmendukung ketahanan pangan berkelanjutan. Komoditas prioritas yang perlumendapatkan perhatian khusus adalah padi, jagung dan kedelai sejalan denganprogram utama Kementerian Pertanian. Dukungan sistem per<strong>benih</strong>an <strong>benih</strong> tepatsangat diperlukan sehingga dapat tersedia <strong>benih</strong> bermutu tinggi dan mampumemberikan kontribusi dalam peningkatan produktivitas tanaman. Penangkaran<strong>benih</strong> tanaman pangan oleh petani penangkar di Provinsi Banten umumnyamasih tertumpu pada Komoditas padi sedangkan komoditas jagung dan kedelaibelum mendapatkan perhatian. Hal tersebut berkaitan erat dengan tingginyaresiko yang harus ditanggung oleh penangkar <strong>benih</strong> jagung dan kedelai lebihtinggi dibandingkan dengan padi.1.2. Dasar PertimbanganVarietas padi, jagung dan kedelai yang dihasilkan oleh lembagapenelitian akan memberikan dampak dan manfaat yang tinggi jika <strong>benih</strong> atauvarietas tersebut dipergunakan oleh petani. Penyebaran dan pengembanganvarietas cepat sampai kepada petani diper1ukan sistem informasi dan sistem


per<strong>benih</strong>an yang handal. Benih hasi: :::>e'"' e 7tian yang masuk dalam kelompok<strong>benih</strong> dasar (dalam penyebaran dan ::>er'gembangan varietas unggul baru diProvinsi Banten dapat melalui pemanfaatan kebun percobaan BPTP, kebun BalaiBenih Induk (BBI) kebun Balai Benih Utama (BBU) serta kebun milik swasta danpetani.Dilihat dari penggunaan lahan, seperempat wilayah Banten merupakanlahan sawah (22,55%) untuk usaha tanaman padi dan komoditassayur/palawija. Sementara lahan kering tercatat seluas 675.354 ha (77,45%).Lebih dari setengah bagian lahan kering diusahakan untuk padi ladang, palawija,sayuran, buah-buahan, kehutanan serta peternakan dan perikanan (BPS, 2007).Lahan sawah telah dikelola untuk budidaya padi dengan indekspertanaman (IP) minimal 2 kali per tahun untuk lahan sawah beririgasi teknisdengan pola tanam antara lain padi-padi-bera, padi-padi-palawija, dan padipadi-padi.Pada umumnya <strong>benih</strong> yang dipergunakan oleh petani sebagaian besarberupa <strong>benih</strong> hasil panen musim tanam sebelumnya. Pola tersebut dilakukansecara terus menerus setiap musim tanam sehingga dimungkinkan akan terjadipenurunan kemampuan genetis. Badan Litbang pertanian telah menghasilkaninovasi untuk perbaikan varietas terhadap tersebut antara lain Inpari 1, Inpaari2, Inpari 3 dan Inpari 4 dengan potensi hasil masing-masing (7,2 ton/ha. 7,30ton/ha, 7,52 ton/ha dan 8,80 ton/ha).Potensi lahan kering di Provinsi Banten masih dapat ditingkatkan baik daripemanfaatan lahan ma1,1pun produktivitas lahannya. Pemanfaatan lahan keringuntuk palawija seperti jagung dan kedelai merupakan salah satu alternatif yangprospektif guna peningkatan pendapatan petani. Pemanfaatan lahan keringuntuk jagung atau kedelai dapat dilakukan pada lahan perkebunan sebagaitanaman sela sehingga tingkat pemanfaatan dapat secara optimal. Dilihat darisisi penggunaan <strong>benih</strong> pada tingkat petani umumnya masih menggunakan <strong>benih</strong>lokal atau unggul lokal.Akibat dari penggunaan <strong>benih</strong> tersebut maka produktivitas cenderungstagnan atau bahkan terjadi penurunan. Sementara itu Badan Litbang Pertaniantelah menghasilkan varietas yang mempunyai keunggulan produktivitas dankemampuan adaptasi yang tinggi pada lingkungan. Varietas dan potensi hasil3


jagung yang dilepas Badan Litbang Pertanian antara lain Gumarang (8 ton/ha),Lamuru (7,6 ton/ha), Kresna (7 ton/ha), Srikandi (8 ton/ha), Palakka (8 ton/ha),Sukmaraga (8,5 ton/ha). Sedangkan varietas kedelai yang telah di lepas BadanLitbang Pertanian antara lain varietas Detam-1 (2, ton/ha), Agropuro (3,05ton/ha) dan Grobogan (4,2 ton/ha).Secara kuantitatif jumlah <strong>benih</strong> padi yang diproduksi oleh penangkar diProvinsi Banten masih jauh dari <strong>kebutuhan</strong> yang harus dipenuhi. Produksi <strong>benih</strong>oleh penangkar setiap tahun berkisar 342 - 713 ton, sementara itu jumlah <strong>benih</strong>yang diperlukan sekitar 8.500 ton. Meskipun dari data tersebut prospek sebagaipenangkar <strong>benih</strong> cukup menjanjikan tetapi pada kenyataanya jumlah penangkardan luas areal penangkaran setiap tahun tidak berkembang secara signifikan.4


II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Kebijakan dan Program Pengembangan Per<strong>benih</strong>anPemantapan Sistem Per<strong>benih</strong>an, terdiri dari 4 subsistem : (1)Penelitian, pemuliaan dan pelepasan varietas : (a) diperoleh varietas baru; (b)diketahuinya komposisi penyebaran varietas baru; (2) Produksi dan distribusi :(a) meningkatkan ketersediaan <strong>benih</strong> sumber dan <strong>benih</strong> sebar; dan (b)meningkatnya penyebaran <strong>benih</strong> sumber dan <strong>benih</strong> sebar; (3) Pengawasan mutudan sertifikasi <strong>benih</strong> : (a) teroptimalisasinya pengawasan mutu dan sertifikasi<strong>benih</strong>; dan (b) teroptimalisasinya pengawasan peredaran <strong>benih</strong>; dan (4)Penunjang (Kelembagaan, Infrastruktur, Sarana pra sarana, Peraturan, SDM,Permodalan, dll), yaitu teroptimalisasinya kinerja lembaga per<strong>benih</strong>an danmeningkatnya kemampuan usaha per<strong>benih</strong>an.Pelaksanaan Program Per<strong>benih</strong>an berbeda antara pusat dan kabupaten/kota, seperti berikut: (1) Pusat: Pembinaan Pengembangan Per<strong>benih</strong>an TanamanPangan; (2) Provinsi: (a) Peningkatan Produksi Benih Tanaman Pangan; dan (b)Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih; (3) Kab/Kota: (a) PemberdayaanPenangkar Benih; (b) Bantuan Benih SL-PTT; dan (c) Bantuan Benih PSO.Fokus Kegiatan Operasional Pengambangan Per<strong>benih</strong>an Nasional sebagaiberikut: (1) Dinas Pertanian Provinsi menggerakkan BPSB, Balai Benih danKasubdin Produksi koordinasi dengan kabupaten menyusun peta penggunaan,varietas produktivitas tinggi, sedang, rendah dan varietas lokal; (2) Membuatrencana peningkatan produktivitas melalui penggantian varietas dan penggunaan<strong>benih</strong> berlabel; (3) Membuat rencana <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> berdasarkan varietasyang dibutuhkan tahun 2010 dan memantapakan tahun 2009; (4) Melaksanakanperbenyakan <strong>benih</strong> sumber BD dan BP melalui kegiatan Balai Benih; (5)Meningkatkan pengawasan mutu <strong>benih</strong> dalam proses produksi 1distribusi danperedaran <strong>benih</strong>; (6) Mengevaluasi setiap saat potensi produksi dan dayaadaptasi setiap varietas di lapangan; (7) Mengamati dan mengiventarisasivarietas lokal provinsi berpotensi untuk dikembangkan/dilepas sebagai varietasunggul; (8) Memantapkan penyediaan <strong>benih</strong> varietas unggul bermutu MH 2009dan MK 2009/2010; (9) Mengkoordinasikan dengan kabupaten/kota penyiapan5


CPCL, monitoring dan pe<strong>laporan</strong> BLBU, CBN, Subsidi dan PemberdayaanPenangkar Benih; (10) Memfungsikan Balai Benih Palawija untuk memantapkansistem per<strong>benih</strong>an palawija. Bal;ai Benih yang difasilitasi tahun 2008 (Sumut,Jambi, Jabar, Jateng, Jatim, NTB dan Sulsel) agar dapat menjadi cikalbakal/embrio Pusat Per<strong>benih</strong>an Kedelai/ Seed Center.Beberapa hal yang menjadi kendala dalam per<strong>benih</strong>an antara lain 1)Kebijakan pemerintah melalui peraturan perundang -undangan yang belummendorong pada makin kondusifnya indutri per<strong>benih</strong>an 2) Rendahnya kesadarandan daya beli petani dalam penggunaan <strong>benih</strong> unggul bermutu 3) Belumberfungsinya institusi penyedia <strong>benih</strong> (BBI) akibat keterbatasan dalam tenagaprofesional, fasilitas (sarana) penunjang dan sumber dana pendukung kegiatanper<strong>benih</strong>an, 4) Kurang terjaminnya pemasaran <strong>benih</strong> (Anonim, 2007). Dengandemikian kegiatan penangkaran <strong>benih</strong> memerlukan biaya dan resiko yang tinggidibandingkan dengan usahatani biasanya. Beberapa hal yang mempengaruhiterhadap tingginya biaya produksi pada penangkaran <strong>benih</strong> antara lain 1) inputproduksi seperti <strong>benih</strong> sumber, pupuk, pestisida 2). biaya tenaga kerja sepertiroguing, panen dan pasca panen 3) sertifikasi dan pelabelan.Beberapa permasalahan yang berpotensi menghambat perkembangansistem per<strong>benih</strong>an padi yang memerlukan langkah-langkah perbaikan agarberpihak terhadap upaya penumbuhan dan pengembangan industri <strong>benih</strong> antaralain penyelarasan peraturan dan kebijakan pusat dan daerah yang mendorongperkembangan industri <strong>benih</strong>, adanya program per<strong>benih</strong>an yang terintegrasi,dengan peningkatan kerjasama dan koordinasi antar institusi per<strong>benih</strong>an(Samaullah, 2007).2.2. Sistem Produksi dan Distribusi BenihAlur <strong>benih</strong> yang diperbanyak dan dikembangkan dengan biji relatiftertata dengan baik. Galur yang telah dilepas menjadi varietas unggul baru,secara otomatis menjadi <strong>benih</strong> penjenis (Breeder seed I 85) yang merupakanhasil temuan pemulia. Benih tersebut kemudian diperbanyak dengan sistemsertifikasi yang menghasilkan <strong>benih</strong> dasar (foundation seed I FS) dan <strong>benih</strong>pokok (stock seed I 55), dan seterusnya <strong>benih</strong> tersebut diperbanyak untuk6


menghasilkan <strong>benih</strong> sebar (extension seed I ES). Benih sebar inilah yangdigunakan oleh petani dalam proses produksi untuk memenuhi <strong>kebutuhan</strong>konsumsi. Setiap tahapan dalam alur tersebut menjadi semacam kelas <strong>benih</strong> danoleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) diberi label biru untuk kelasES atau warna merah jambu untuk kelas berikutnya.Sistem pengadaan dan distribusi <strong>benih</strong> meliputi berbagai aspek yangsaling terkait satu sama lainnya dan mencakup berbagai kegiatan yang dimulaidari inovasi penemuan jenis/varietas unggul baru sampai dengan diadopsinya<strong>benih</strong> unggul tersebut oleh petani. Sistem pengadaan dan distribusi <strong>benih</strong> yangkuat memerlukan berbagai upaya peningkatkan dan pengembangan secara terusmenerus dari seluruh aspek yaitu mulai dari penelitian dan pengembanganvarietas, penilaian dan pelepasan varietas, serta produksi, pengolahan dandistribusi <strong>benih</strong>, pengawasan mutu dan sertifikasi <strong>benih</strong>, pengembangankelembagaan dan sumberdaya manusia yang melibatkan institusi pemerintah,semi pemerintah/BUMN, koperasi dan swasta.Karena penyediaan <strong>benih</strong> yang cukup dengan mutu yang baikmenyangkut kepentingan petani, maka diperlukan pula pengaturan danakebijakan per<strong>benih</strong>an yang melindungi kepentingan pengguna dan produsen<strong>benih</strong>, disamping mendorong perkembangan industri <strong>benih</strong> dalam negeri. Hasilkajian yang dilakukan oleh Sejati, dkk (2009) menyatakan bahwa pengembanganpenangkar <strong>benih</strong> unggul nasional yang sesuai dengan kondisi lokal atau yangdikenal dengan program jaringan <strong>benih</strong> antar lapang antar musim (jabalsim),perlu dikembangkan terutama di sentra produksi.Mekanisme pengendalian mutu yang secara resmi diterapkan di Indonesiaadalah melalui sertifikasi <strong>benih</strong>. Tujuan sertifikasi adalah untuk mempertahankandan melindungi mutu genetis, mutu fisik, dan mutu fisiologis dari <strong>benih</strong> varietasunggul selama proses produksi, pengolahan, pengepakan, dan distribusi sesuaidengan yang ditetapkan.Prinsip-prinsip yang umum diterapkan dalam sertifikasi <strong>benih</strong> adalah: (1)pengendalian mutu dalam produksi <strong>benih</strong> otentik (breeder seed/BS) yang terdiridari kelayakan varietas yaitu distinct, uniform and stable (DUS) dan varietymaintenance untuk menjamin kontinuitas pasokan <strong>benih</strong> sumber untuk7


perbanyakan <strong>benih</strong> lebih lanjut, (2) pengendalian mutu dalam produksi <strong>benih</strong>bersertifikat (FS, SS, dan ES) yang meliputi penyimpanan <strong>benih</strong> sumber,verifikasi sumber <strong>benih</strong>, inspeksi lapangan, pengambilan contoh, pengujian mutudan pemasangan label, (3) penentuan standar mutu, dan ( 4) pengawasan mutuselama pemasaran. Sanksi dalam bentuk stop selling order dapatdirekomendasikan oleh BPSB apabila contoh <strong>benih</strong> yang diambil di lapanganselama pemasaran tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.2.3. Inovasi Teknologi Per<strong>benih</strong>anUpaya peningkatan produktivitas harus dilakukan salah satunya denganpenggunaan varietas unggul. Varietas unggul jagung dan kedelai pada umumnyamemiliki sifat : 1) daya hasil tinggi, 2) tahan terhadap hama dan penyakit, 3)umur genjah, dan 4) mutu hasil panen sesuai dengan keinginan konsumen(Badan Litbang, 2007b ).Penggunaan <strong>benih</strong> padi varietas unggul merupakan salah satu inputproduksi yang mempunyai kontribusi bagi peningkatan produksi padi. MenurutBaharsyah (2007), <strong>benih</strong> adalah segala-galanya dan apabila petani bersediamenggunakan <strong>benih</strong> yang bukan dihasilkannya sendiri, hal itu didasarkan padatrust, atas kepercayaan bahwa <strong>benih</strong> yang diterimanya adalah <strong>benih</strong> yang betulbetulbaik. Hingga tahun 2006, Departemen Pertanian telah melepas lebih dari175 varietas unggul padi. Pemyataan Menteri Pertanian yang dalam Sinar Tani(No. 3264), Balai Be~r Penelitian Padi telah menghasilkan lebih dari 200varietas dan telah ditanam petani padi lebih dari 90 % areal padi di Indonesia.BPTP Banten pada tahun 2008 telah mendesiminasikan berbagai varietas<strong>benih</strong> padi unggul yang ditanam di Kebun Percobaan dan di lahan petani baik<strong>benih</strong> FS maupun BS seperti Ciherang, Cigeulis, Mekongga, Gilirang, Cibogo,Bondoyudo, Ciapus, Situbagendit, Sarinah dan Membramo. Pada tahun 2009,mengembangkan juga varietas baru seperti Inpari 1, Inpari 2, Inpari 9, Inpari 10,Dodokan, Batutegi. Dinas Pertanian dan Petemakan Provinsi pada tahun 2008,juga terdapat program Sekolah Lapang (SL) PTT seluas 59.266 ha dengan<strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> sebesar 1.458,5 kg.8


Varietas unggul sangat men Jean tingkat produktivitas kedelai danmerupakan komponen teknologi yang relatif mudah diadopsi petani jika <strong>benih</strong>nyatersedia. Di Indonesia hingga kini telah berhasil dilepas sekitar 64 varietaskedelai (Suyamto, dkk; 2008). Potensi kedelai berdasakan hasil Utbang cukupmenjanjikan. Rakitan varietas unggul baru mampu meningkatkan produktivitas >2 ton/ha. Varietas unggul yang dikemas dalam sistem pengelolaan tanamanterpadu dapat meningkatkan hasil dan pendapatan petani (Suryana, 2008).Teknologi produksi jagung yang tersedia saat ini sudah mampumemberikan produktivitas 5,0-10,0 ton/ha bergantung pada kondisi lahan dantingkat penerapan teknologi. Inovasi teknologi tersebut meliputi varietas unggulbaru (hibrida dan komposit), teknik budidaya yang sesuai dengan kondisiagroekosistem setempat, pengendalian OPT dan penanganan pascapanen (Pabbage, Zubachtirodin dan Saenong, 2008). Cukup banyak varietas jagunghibrida yang dihasilkan dan diproduksi <strong>benih</strong>nya oleh swasta. Selain itu tersediapula varietas unggul komposit dan hibrida dari Badan Litbang Pertanian, yaitusekitar 14 varietas selama 1996-2007. Diantara varietas unggul yang dihasilkan,jenis komposit sudah banyak dikenal oleh petani, khususnya pada lahan marjinalseperti Lamuru, Sukmaraga dan Srikandi Kuning 1. Srikandi Putih 1 (berbijiputih/kuning) dengan potensi hasil 8,0 ton/ha merupakan jagung yang memilikiprotein tinggi atau dikenal jagung QPM (Quality Protein Maize).2.4. Kondisi KebuJ:uhan dan Ketersediaan Benih di Provinsi BantenProvinsi Banten sebagai salah satu sentra padi, memiliki luas arealsawah 195,176 hektar dan lahan kering 666,680 hektar, dengan rataanproduktivitas 4,8 ton GKG per hektar (BPS, 2006). Atas dasar luas real danindeks pertanaman (IP), potensi <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> padi di Provinsi Banten sekitar9.492 ton, namun ketersediaannya masih jauh dari optimal. Sebagai ilustrasi,untuk tahun 2002 produksi <strong>benih</strong> padi baru mencapai 241,1 ton (2,5%),sedangkan untuk tahun 2003 dan 2006 produksi <strong>benih</strong> masing-masing tercatat342 ton (3,60%) dan 713 ton (7,5%), dengan rataan pasokan <strong>benih</strong> dari luarProvinsi sebesar 335,5 ton.9


Pemerintah telah memberi bantuan <strong>benih</strong> padi hibrida dan non hibridauntuk untuk stabilisasi harga; meringankan beban petani, dan meningkatkanketersediaan dan penggunaan <strong>benih</strong> bennutu varietas unggul. Pemberian <strong>benih</strong>tersebut dilakukan melalui berbagai cara yaitu Tugas Pembantuan, BantuanLangsung <strong>benih</strong> Unggul (BLBU), Cadangan Benih Nasional (CBN) dan <strong>benih</strong>subsidi. Pada tahun 2009, berdasarkan asumsi luas tanam, <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong>padi diperkirakan sekitar 7.204,7 ton, sedangkan bantuan <strong>benih</strong> ditargetkansebesar 3.135 ton. Masih belum tercapainya target bantuan <strong>benih</strong> karena belumsemua wilayah menyelesaikan program SLPlT. (Ariani, dkk; 2009) Untuk jagunghibrida, bantuan <strong>benih</strong> untuk Provinsi Banten sebesar 418 ton untuk luas areal17.550 ha.Hal yang sama untuk komoditas jagung dan kedelai dimana luas panenjagung dan kedelai masing-masing sebesar 6.736 hektar dan 2,041 hektardengan rataan produktivitas berkisar antara 3,08 ton/ha dan 1,3 t/ha (BPS,2007). Produktivitas tersebut masih jauh dari rata-rata nasional maupunpenelitian. Potensi lahan kering di Provinsi Banten masih dapat ditingkatkan baikdari pemanfaatan lahan maupun produktivitas lahannya.10


BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT3.1 Tujuan dan KeluaranTujuan yang ingin dicapai pada kajian ini adalah1. Mandapatkan data base volume <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> dan eksistingpenyediaan <strong>benih</strong> bermutu (padi, jagung dan kedelai) ditingkatkecamatan, kabupaten dan Provinsi Banten2. Mendapatkan opsi rekomendasi jumlah dan sebaran penangkar <strong>benih</strong>(padi, jagung dan kedelai) di kabupaten dan provinsi3. Mendapatkan 1 (satu) unit sistem per<strong>benih</strong>an (padi, jagung dankedelai) di wilayah Banten4. Mendapatkan 1 (satu) unit pengelolaan <strong>benih</strong> klas FS (padi, jagungdan kedelai) di Kebun Percobaan BPTP Banten dengan kapasitasproduksi masing-masing 1 ton <strong>benih</strong>Luaran yang diharapkan dari kajian ini adalah1. 1 (satu) set data base volume <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> dan dan eksistingpenyediaan <strong>benih</strong> bermutu (padi, jagung dan kedelai) ditingkatkecamatan, kabupaten dan Provinsi Banten2. Opsi rekomendasi jumlah dan sebaran penangkar <strong>benih</strong> (padi, jagungdan kedelai) di kabupaten dan provinsi3. 1 (satu) unit sistem informasi per<strong>benih</strong>an (padi, jagung dan kedelai)di wilayah Banten4. 1 (satu) unit pengelolaan <strong>benih</strong> klas FS (padi, jagung dan kedelai) diKebun Perobaan (KP) BPTP Banten dengan kapasitas produksimasing-masing 1 ton <strong>benih</strong>3.2 ManfaatSecara umum hasil yang diharapkan dari <strong>pengkajian</strong> <strong>pemetaan</strong><strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong>, jagung dan kedelai dan pengembangan penangkar<strong>benih</strong> yang efisien di Provinsi Banten adalah mendukung makinkondusifnya sistem per<strong>benih</strong>an di Provinsi Banten sehingga akan terjadi11


padi, j agung dan kedelai. Sedangkansecara khusus hasil yang diharapkan adalah :1. Data dan informasi sistem per<strong>benih</strong>an yang dapat dipergunakansebagai masukan dalam penyusunan alternatif kebijakanpembangunan pertanian di Provinsi Banten2. Berdasarkan hasil identifikasi jumlah dan sebaran penangkar <strong>benih</strong>(padi, jagung dan kedelai) di Provinsi Banten, dapat disusun suaturekomendasi jumlah dan sebaran penangkar <strong>benih</strong> yang idealbedasarkan <strong>kebutuhan</strong> dan kapasitas produksi masing-masingpenangkar termasuk kriteria pemilihan varietas yang akandikembangkan. Dengan demikian diharapkan dapat tercipta kondisiyang ideal bagai ketersediaan dan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> di ProvinsiBanten.3. Tersebarnya informasi dan varietas untuk peningkatan produktivitastanaman padi, jagung dan kedelai4. Tersediannya <strong>benih</strong> sumber padi, jagung dan kedelai kelas FS untukdijadikan sebagai sumber <strong>benih</strong> pada BBI atau penangkar <strong>benih</strong>lainnya12


IV. METODOLOGI4.1. Lokasi dan Waktu KegiatanPengkajian <strong>pemetaan</strong> <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> padi, jagung dan kedelaidilakukan untuk seluruh Provinsi Banten (Kabupaten dan Kota Serang,Kabupaten dan Kota Tangerang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang).Produksi <strong>benih</strong> klas FS komoditas padi dan kedelai dilaksanakan di KP BPTPBanten sedangkan untuk komoditas jagung dilaksanakan di lahan petani di desaSukarame, Kecamatan Cikeusal , Kabupaten Serang ..4.2. Ruang Ungkup KegiatanRuang lingkup <strong>pengkajian</strong> <strong>pemetaan</strong> <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong>, jagung dan kedelaidan pengembangan penangkar <strong>benih</strong> yang efisien di Provinsi Banten mencakupbeberapa kegiatan (1) Pengumpulan data dan informasi terkait dengan luaspanen, produksi, produktivitas padi, jagung dan kedelai (2) Pengumpulan datadan informasi produksi, pemasaran, dan system per<strong>benih</strong>an oleh produsen <strong>benih</strong>(3) Pengumpulan data sertifikasi dan pengendalian mutu <strong>benih</strong> ( 4) Pembuatanpeta <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> (5) Produksi <strong>benih</strong> sumber klas FS padi, jagung dankedelai.4.3. Metode Penelitian4.3.1. SuJVey <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> dan sistem per<strong>benih</strong>anSurvey ini dilakukan dengan tujuan melakukan <strong>pemetaan</strong> <strong>kebutuhan</strong><strong>benih</strong> padi, jagung dan kedelai. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunderdan primer tentang <strong>kebutuhan</strong> dan ketersediaan <strong>benih</strong> di Provinsi Banten.Survey pemetaaan dilakukan pada 4 Kabupaten/Kota, dari setiap kabupatendipilih 10-16 kecamatan yang selanjutnya dipilih 5-10 desa per kecamatan.Penelusuran terkait topik kajian dilakukan secara komprehensif melalui studipustaka dan survey lapangan. Pengambilan data primer didapatkan dari 200-300orang (petani, petugas dan stakeholders).13


Data yang dikumpulkan bersu:mber dari : Dirjen Tanaman pangan, BPS ,Dinas Pertanian, BPSB, PT SHS, PT Pertani, BPP ditingkat Kecamatan. Datasekunder meliputi potensi lahan menurut jenis irigasinya, luas tanam, pola tanamatau intensitas tanam, produksi dan produktivitas, permintaan <strong>benih</strong> padi,jagung dan kedelai menurut varietas, dan lainnya. Sampel responden penelitianmeliputi: (1) petani, (2) pengelota institusi lokal dan pusat (pemerintah), dan (3)aparat pemerintah terkait. Penggalian informasi dilakukan secara berlapis mulaidari tingkat propinsi, Kabupaten, Kecamatan hingga desa. Pemilihan respondenpetani didasarkan pada lokasi hamparan terhadap sumber <strong>benih</strong>.Teknik pengambilan data dan informasi dalam penelitian ini diawalidengan melakukan review data sekunder, dengan sasarannya untuk mengetahuigambaran umum kondisi lokasi yang akan diteliti, dan untuk mendapatkaninformasi yang lebih konkrit tentang kondisi lokasi penelitian. Perolehaninformasi awal ditempuh melalui diskusi dengan aparat dari dinas dan instansiterkait seperti Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan dan PenyuluhanPertanian, dan Bappeda, baik di tingkat propinsi maupun kabupaten.Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dengan metode focusgroup discussion (FGD) kepada petugas di BPP, gapoktan atau petani terkaitdengan preferensi varietas <strong>benih</strong> padi, jagung dan kedelai. Selain itupengumpulan data preferensi <strong>benih</strong> juga dilakukan dengan pertemuanpertemuandengan PPL/gapoktan/petani.4.3.2. Survey identifikasi kapasitas penangkarUntuk mendapatkan opsi rekomendasi jumlah dan sebaran penangkar<strong>benih</strong> serta sistem informasi per<strong>benih</strong>an di Provinsi Banten dilakukan survey : 1)mengidentifikasi lokasi penangkar <strong>benih</strong> padi, jagung dan kedelai dan 2)Identifikasi kapasitas produksi masing-masing penangkar eksisting (jumlahpenangkar, varietas, produksi per musim/tahun, pola pemasaran/ distribusi, danlainnya). Pendekatan yang dilakukan adalah melalui penelusuran data sekunderdi BPSB dan survey lapangan kepada para penangkar.14


4.3.3. Produksi Benih Padi, Jagung dan Kedelai Kelas FSPengelolaan <strong>benih</strong> kelas FS (padi, jagung dan kedelai) dengan caramelakukan penangkaran <strong>benih</strong>. Dalam rangka pengembangan penangkar <strong>benih</strong>yang efisiensi (>10%) maka dilakukan pembinaan teknis produksi <strong>benih</strong> danpengawasan serta sertifikasi <strong>benih</strong>. Perbanyakan <strong>benih</strong> padi, jagung dan kedelaidilakukan dengan berpedoman pada prinsip perbanyakan <strong>benih</strong> denganmemperhatikan aspek prinsip genetik dan prinsip agronomis sehingga dapatdihasilkan <strong>benih</strong> kelas FS dengan kriteria mutu fisik, fisiologis dan mutu genetikyang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Produksi <strong>benih</strong> distandarkanpada prosedur produksi <strong>benih</strong> padi, jagung dan kedelai (Badan LitbangPertanian, 2009). Produksi <strong>benih</strong> dilakukan atas pengawasan dan pengawalandari BPSB (Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih) Provinsi BantenBenih sumber yang akan digunakan untuk pertanaman produksi <strong>benih</strong>harus satu kelas lebih tinggi dari kelas <strong>benih</strong> yang akan diproduksi. Untukmemproduksi <strong>benih</strong> kelas FS <strong>benih</strong> sumbernya haruslah <strong>benih</strong> padi kelas BS(Breeder Seeaj'<strong>benih</strong> penjenis), sedangkan untuk memproduksi <strong>benih</strong> kelasSS/BP <strong>benih</strong> sumbernya bisa <strong>benih</strong> kelas FS atau BS. Pemeriksaan <strong>benih</strong> sumbermencakup sertifikat <strong>benih</strong> yang berisi informasi mengenai asal <strong>benih</strong>, varietas,tanggal panen maupun mutu <strong>benih</strong> ( daya berkecambah, kadar air dan kemurnianfisik <strong>benih</strong>). Informasi ini perlu untuk menentukan perlakuan <strong>benih</strong> Gikadiperlukan) sebelum <strong>benih</strong> disemai maupun sebagai kelengkapan untuk prosespengajuan sertifikasi <strong>benih</strong>.,Varietas yang dikembangkan melalui perbanyakan <strong>benih</strong> FS adalah Padi(varietas Inpari 3, Inpari 4), Jagung (Sukmaraga, Srikandi Kuning),dan Kedelai(Argomulyo Kaba) hasil rakitan Badan Litbang yang mempunyai potensi untukdapat dikembangkan di Provinsi Banten dan juga tergantung ketersediaan <strong>benih</strong>dari Balit Komoditas (BB-Padi Balisereal, dan Balitkabi,).4.3.3 Teknik Perbanyakan BenihTeknik per<strong>benih</strong>an untuk tanaman padi sawah, kedelai dan jagungmerujuk kepada anjuran Badan Utbang, 2007 a,b,c. Benih sumber yang akandigunakan untuk produksi <strong>benih</strong> kelas FS <strong>benih</strong> sumbernya haruslah <strong>benih</strong> padikelas BS (Breeder Seeaj'<strong>benih</strong> penjenis) yang berasal dari Salitpa, Balitsereal dan15


Balitkabi. Tahapan perbanyakan..... o..puti : pengadaan <strong>benih</strong> sumber,persemaian, penyiapan Lahan, ::>e.l'1anaman, pemupukan, pengairan,penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, rouging/seleksi, panen,pascapanen <strong>benih</strong> : perontokan, pembersihan dan sortasi, pengeringan,pengemasan, penyimpanan dan pelabelan.4.4. Pendekatan dan Analisis dataData dan informasi kegiatan <strong>pemetaan</strong> <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> dilakukan secaradeskriptif kualitatif dengan menggunakan tabel-tabel. Pemetaan <strong>kebutuhan</strong>varietas <strong>benih</strong> padi, jagung dan kedelai dilakukan dengan program Map Info 7Profesional.Sementara itu untuk perbanyakan <strong>benih</strong>, pengamatan yang dilakukanmeliputi karakter agronomis dari komponen hasil tanaman yaitu a) padi sawahmeliputi : umur panen, tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah gabah/malai,bobot 1000 butir, produksi dan produksi <strong>benih</strong>, b) jagung meliputi : umurpanen, panjang tongkol, bobot tongkol, diameter tongkol (atas, tengah danbawah) jumlah baris per tongkol, bobot biji per tongkol, jumlah biji per tongkolc) kedelai meliputi : tinggi tanaman, jumlah polong I tanaman, jumlah biji perpolong, bobot 100 biji.16


BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN5.1. Keragaan Data Base Volume Kebutuhan dan Ketersedian BenihPadi, lagung dan Kedelai5.1.1 Keragaan Luas Panen dan Produksi Padi, lagung dan KedelaiKeragaan Luas Panen dan Produksi PadiJumlah rumahtangga yang menanam padi di Provinsi Banten sebesar506.413 rumahtangga yang sebagian besar terdapat di Kabupaten Lebak, diikutiKabupaten Pandeglang, Serang dan Kabupaten Tangerang. Sebagian besar(>90%) padi di Provinsi Banten diusahakan di lahan sawah dengan lndeksPertanaman (IP) rata-rata 2.Luas panen padi secara akumulasi mengalami peningkatan dari tahun ketahun, yaitu mencapai 1,56%/tahun (Tabel1). Peningkatan luas panen terjadi diKabupaten Lebak, hal ini terkait dengan adanya peningkatan IP di beberapalokasi. Luas panen di Kabupaten Serang menurun dikarenakan terjadinyapemekaran pada tahun 2009 yang semula hanya Kabupaten Serang, dimekarkanmenjadi Kabupaten Serang dan Kota Serang. Namun Kabupaten Serang masihmenjadi wilayah sentra produksi padi.Provinsi Banten sebagai salah satu sentra produksi padi nasional dituntutuntuk selalu meningkatkan jumlah produksi gabah atau beras sertasumbangannya terhadaP' produksi gabah atau beras nasional. Sejak tahun 2007,pemerintah mencanangkan program P2BN dalam upaya peningkatan produksipadi. Program yang dilakukan antara lain pemberian bantuan <strong>benih</strong> padi unggul,pendampingan teknologi melalui SL-PTT dan lainnya. BPTP Banten juga telahmengenalkan dan mendiseminasikan berbagai varietas padi unggul melalui temulapang, perbanyakan <strong>benih</strong> dan lainnya. Upaya ini telah berdampak padapeningkatan produktivitas padi secara agregat provinsi yaitu berturut-turut tahunsebesar 50,27 ton/ha (2006), 50,90 ton/ha (2007) dan 52,78 ton/ha (2008).Perkembangan data produksi padi disajikan pada Tabel 2. Berdasarkantabel tersebut diketahui bahwa secara agregat produksi padi sawah meningkatdan peningkatan terbesar di Kabupaten Lebak yaitu 3,34 %/tahun. Penurunan1


produksi padi di Kota Cilegon didmengingat wilayah ini berbasis induntuk pemukiman dan fasilitas laioengan terjadinya konversi lahan,ng memerlukan banyak ruangltempat. Secara detail data luas panen padimenurut kecamatan di Kabupaten Serang, Pandeglang, lebak dan Tangerangpada tahun 2006 - 2009 disajikan pada Tabel Lampiran 1 - 4.Tabel 1. Perkembangan luas Panen Padi Sawah di Prov. Banten, 2006- 2009(Ha)Kabupaten I Kota 2006 2007 2008 2009 laju (%)Kab. Pandeglang 88.106 92.911 91.640 88.786 0.08Kab. lebak 68.029 75.960 72.993 78.414 3.81Kab. Tangerang 68.806 70.944 74.608 69.507 0.81Kab. Serang 86.713 82.624 83.624 78.669 -2.79Kota Tangerang 1.814 931 1.480 1.684 1.07Kota Cilegon 2.572 2.583 2.431 2.341 -3.40Kota Serang - - - 13.375 -Provinsi Banten 316.040 325.953 326.776 332.776 1.56Tabel 2. Perkembangan Produksi Padi Sawah di Prov. Banten, 2006 - 2009(Ton)Kabupaten I Kota 2006 2007 2008 2009 Laju (%)Kab. Pandeglang 462946 483390 479827 464,493 0.02Kab. lebak 358141 408127 382191 410,231 3.34Kab. Tangerang 363135 377762 390647 363,633 0.38Kab. Serang 451857 438794 437855 411,565 -2.80Kota Tangerang 9456 4875 7749 8,810 1.21Kota Cilegon 14105 14099 12729 12,247 -5.22Kota Serang 0 0 0 69,973 -Provinsi Banten 1659640 1727047 1710999 1,740,952 1.3318


Keragaan Luas Panen, Produlcsi dan Produktivitas JagungBerbeda dengan padi, komoditas jagung di Provinsi Banten masih belumbanyak ditanam oleh petani, walaupun pangsa pasar adalah besar mengingatterdapat banyak pabrik pakan temak yang berlokasi di Provinsi Banten. Sehinggakenaikan luas panen jagung juga relatif lambat dari tahun ke tahun {Tabel 3).Luas panen jagung banyak di Kabupaten Pandeglang dan Lebak. Peningkatanluas panen tertinggi di Kabupaten Tangerang terutama karena pada tahun 2008,program SL-PTT untuk komoditas jagung difokuskan di wilayah ini.Pada umumnya usaha komoditas jagung ini memang banyak tergantungdari program pemerintah, sehingga varietas yang diusahakan oleh petani jugatergantung varietas yang diberikan dari program. Umumnya jagung yangditanam petani adalah jagung hibrida. Produktivitas jagung pada tahun 2006sebesar 29,94 ton/ha, meningkat menjadi 30,76 ton/ha (2007) dan 32,08 ton/ha(2008). Sementara itu, pada tahun 2009 produktivitas jagung meningkatmenjadi 32,15 ton/ha.Tabel3. Keragaan Luas Panen Jagung di Prov. Banten, 2006- 2009 (Ha)IKabupaten I Kota 2006 2007 2008 2009 Laju (%)Kab. Pandeglanq 1809 2186 2042 3219 17.65Kab. Lebak 3270 1897 1762 2180 -14.95Kab. Tangeranq 110 180 297 267 27.54Kab. Serang 2813 2358 2114 2241 -8.23, Kota Tangeranq 14 11 4 3 -soKota Cilegon , 139 104 69 27 -43.77Kota Serang 488 120Provinsi Banten 8155 6736 6288 8425 0.48-- - ~ --Peningkatan produksi jagung secara agregat cukup tinggi dengan rataratalaju pertumbuhan sebesar 3,22 %/tahun (Tabel 4). Peningkatan produksijagung terjadi di Kabupaten Pandeglang dan Tangerang, sedangkan di wilayahlainnya mengalami penurunan yang cukup signifikan sebagai akibat penurunanluas panennya. Secara detail data luas panen padi menurut kecamatan diKabupaten Pandeglang, Lebak dan Tangerang pada tahun 2006 - 2009 disajikanpada Tabel Lampi ran 5 - 7.19


Tabel4. Keragaan Produksi Jagung di Prov. Banten, 2006- 2009 (Ton)Kabupaten I Kota 2006 2007I2008 2009 Laju (%)Kab. Pandeglang 4970 6191 6551 10,348 23.51Kab. Lebak 9271 5547 5652 7,008 -9.72Kab. Tangerang 287 484 953 858 33.80Kab. Serang 9383 8108 6782 7,204 -9.99Kota Tangerang 52 42 13 10 -52.99Kota Cilegon 455 351 221 87 -44.30Kota Serang 0 0 0 1,569 -Provinsi Banten 24417 20723 20172 27,083 3.22Keragaan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas KedelaiSentra produksi kedelai di Provinsi Banten hanya di dua kabupaten yaituKab. Pandeglang dan Lebak. Jumlah rumahtangga yang mengusahakan kedelaisekitar 4276 rumahtangga. Kedelai ditanam di lahan sawah dan lahan kering danpetani banyak yang menanam pada bulan Maret, Mei dan Juni.Luas panen kedelai pada tahun 2009 sebesarr 12.198 ha meningkathampir delapan kali lipat dibandingkan tahun 2006 (Tabel 5). Peningkatan luaspanen secara signifikan terjadi pada tahun 2008 sejalan dengan programpemerintah untuk mencapai swasembada kedelai. Program pengembangankomoditas kedelai dilakukan melaluiprogram SL -PIT dengan bantuan <strong>benih</strong>,pendampingan teknologi 'dan lainnya, yang difokuskan pada Kabupaten Lebak,Pandeglang dan Serang.Tabel 5. Keragaan Luas Panen Kedelai di Provinsi Banten, 2006- 2009 (Ha)Kabupaten I Kota 2006 2007 2008 2009 Laju (%)Kab. Pandeglang 1339 1961 4731 10,343 64.83Kab. Lebak 111 69 225 1,628 92.61Kab. Tangerang 0 0 0 9 -Kab. Serang 12 9 19 217 97.27Kota Tangerang 10 2 0 0 -106.66Kota Cilegon 0 0 0 1 -Kota Serang 0 0 0 0 0Provinsi Banten 1472 2041 . 4975 12,198 67.8920


Produktivitas kedelai masih perlu ditingkatkan karena kondisi eksistingproduktivitas kedelai masih kecil yaitu antara 12 - 13 ton/ha. Padahal secarapotensi, produktivitas kedelai dapat mencapai lebih dari 2 ton/ha. Produktivitaskedelai tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 berturut-turut sebesar 13,03 ton;12,84 ton; 12,97 ton dan 13.02 tonjha. Sejalan dengan peningkatan luas panen,produksi kedelai juga meningkat secara signifikan yaitu 68,1 %/tahun danpeningkatan merata pada sentra produksi kedelai (Tabel 6). Secara detail dataluas panen kedelai menurut kecamatan disajikan pada Tabel Lampiran 8.Tabel6. Keragaan Produksi Kedelai di Provinsi Banten, 2006- 2009 (Ton)Kabupaten I Kota 2006 2007 2008 2009 Laju (%)Kab. Pandeqlanq 1746 2520 6136 13,471 64.99Kab. Lebak 146 87 292 2,120 92.65Kab. Tanqeranq 0 0 0 12 -Kab. Serang 15 11 25 283 97.96Kota Tanqerano 11 2 - 0 -107.69Kota Cilegon - - - 1 -Kota Serang - - - -Provinsi Banten 1918 2620 6453 15,887 68.075.1.2. Kebutuhan Benih dan Produksi Benih Padi, Jagung danKedelaiKebutuhan <strong>benih</strong> padi di Provinsi Banten pada tahun 2009 sebesar 9.139ton yang tersebar di 7 kab/kota (Tabel 7). Nilai tersebut dihitung berdasarkan,luas tanam dengan asumsi <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> per Ha sebanyak 25 kg. Kebutuhan<strong>benih</strong> padi terbesar berada pada Kabupaten Pandeglang, Serang, lebak danTangerang.Hal ini sesuai dengan potensi lahan yang dimiliki oleh ke empatkabupaten tersebut yaitu berupa lahan sawah. Pola tanam dan pola <strong>kebutuhan</strong><strong>benih</strong> tiap bulan selama 4 tahun (2006-2009) disajikan pada Gambar 1 dan 2.Bila dilihat dari pola <strong>kebutuhan</strong> padi setiap bulan maka terlihat bahwa <strong>kebutuhan</strong><strong>benih</strong> tertinggi terdapat pada bulan Nopember setiap tahunnya.Kebutuhan<strong>benih</strong> padi berdasarkan luas tanam bulanan di Kabupaten Pandeglang, Lebak danTangerang pada tahun 2009 disajikan pada Tabel Lampiran 17, 18, 19 danGambar Lampiran 9, 10, 11.21


~, .Tabel 7. Kebutuhan Benih Padi diBa nten Tahun 2006 -2009 (Ton)Kabupaten I Kota 2006 2007 2008 2009Kab. Pandeglang 2,202.65 2 322.78 2,291.00 2,778.00Kab. Lebak 1 700.73 1899.00 1824.83 2,143.80Kab. Tangerang 1 720.15 1 773.60 1,865.20 1816.23Kab. Serang 2 167.83 2 065.60 2,090.60 1,966.73Kota Tangerang 45.35 23.28 37.00 42.10Kota Cilegon 64.30 64.58 60.78 58.53Kota Serang - - - 334.38Ptovinsi Banten 7,901.00 8,148.83 8,169.40 9.,139.~(;22


-- ~35::>0030300! 25::>00 r~ 20300r:~'; 15300r.l_, :31o:100- ~-- - - \A. - -1\53000JJn Milr Mci Jut Scp Nop JJn Ma Mei Jul Scp Nop ~Jn Ma- Mei Jut Scp Nop Jon M.:~r Mci JLil St'P Nop2306 I 2007 2038 2009Kub. Scr.mg - Kab. Pardcglang Kab. Lcbak Kab. TilngcrangGambar 1. Pola Tanam Padi Sawah Berdasarkan Luas Tanam di Kabupaten Sentra Produksi Padi di Provinsi Banten Tahun2006 - 200923


900800700g &oo....::-500·c:& 400c111"§ .... 300!l~ 200~1000f.:m M.)r Mci Jul Sep Nop ~an Mar IVci Jul Sep Nop Uan Mar Mci Ju! Scp Nop J~n Molr MC'1 Jul Sr•p Nop-200b I 200/ 200~ 200~K.Jb. Serang ---Kob. Pondcgl.mg K


Sementara itu, <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> jagung tiap tahun berkisar antara 157 - 344Ton (Tabet 8) yang tersebar pada 4 kabupaten yaitu Kabupaten Lebak, Pandeglang,Serang dan Tangerang. Jika dilihat dari pola tanam, terlihat bahwa <strong>kebutuhan</strong> benlhjagungpada bulan Oktober membutuhkan <strong>benih</strong> dengan jumlah yang tertinggidibandingkan bulan lainnya (Gambar 3).Secara detail, <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> padiberdasarkan luas tanam bulanan di Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Tangerang padatahun 2009 disajikan pada Tabel Lampiran 20, 21, 22 dan Gambar Lampiran 9,10, 11.Tabel8. Kebutuhan Benih Jagung di Provinsi Banten Tahun 2006- 2009 (Ton)Kabupaten I Kota 2006 2007 2008 2009Kab. Pandeglang 45.23 54.65 51.05 163.4Kab. Lebak 81.75 47.43 44.05 65.95Kab. Tangerang 2.75 4.50 7.43 46.1Kab. Serang 70.33 58.95 52.85 56.02Kota Tangerang 0.35 0.28 0.10 0.07Kota Cilegon 3.48 2.60 1.73 0.67Kota Serang - - - 12.20Provinsi Banten--- ------- -----203.88 168.40 157.20 344.41Kebutuhan <strong>benih</strong> kedelai paling tinggi berada di kabupaten Pandeglang (Tabel9) sedangkan kabupaten lain relatif rendah dan pada tahap program pengembangan.Pengembangan kedelai diarahkan pada daerah lahan kering atau di lahan sawah setelahpanen padi.Tabet9. Kebutuhan Benih Kedelai di Provinai Banten Tahun 2006 -2009 (Ton)Kabupaten I Kota 2006 2007 2008 2009Kab. Pandeglang 33.475 49.025 118.275 258.575Kab. Lebak 2.775 1.725 5.625 40.7Kab. Tangerang 0 0 0 0.225Kab. Serang 0.3 0.225 0.475 5.425Kota Tangerang 0.25 0.05 0 0Kota Cilegon 0 0 0 0.025Kota Serang 0 0 0 0Provinsi Banten 36.8 51.025 124.375 304.95-- ------ ~--25


Pengembangan kedelai di Kabupaten Pandeglang diarahkan pada lahan keringyaitu pada lahan milik Perhutani. Luas areal kedelai terus meningkat tiap tahunnyaseiring dengan perhatian pemerintah daerah terhadap pengembangan tanaman kedelai.Dilihat dari pola tanam dan pola <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> kedelai (Gambar 4 dan 5), bulanApril merupakan waktu dimana <strong>benih</strong> dibutuhkan dengan volume yang tertinggi. Hal initerjadi sesuai dengan musim tanam dimana umumnya petani lahan kering menanamkeelai yang bertepatan pada <strong>akhir</strong> musim hujan. Kebutuhan <strong>benih</strong> padi berdasarkan luastanam bulanan di Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Tangerang pada tahun 2009disajikan pada Tabel Lampiran 23 dan Gambar Lampiran 12.26


1800lbiJU-Ill:::1:- Eto;;1:Ill1-1/:~.._,1400120010008006004002000c .0 ·- ._ ·­r.~e;';!O.O-,n_~c(~c-V""o_.wo.vc.o:::Jcc,:;-"'o'-r.~- ·-.,. a.


450040003500-1'1:1=. 3000i 2500c::. 2000"' ~ 1500_,10005000Jan PcbMur Apr Mci JJn Jul Ags Sep Okl NopDcs J.:Jn PcbMar AprMci Jun Jul Ags Scp OktNop Des JJn Pcb MM Apr Mc1 Jun Jul AR ~ S1•p Okl N11pll1"2007 2008 2009Gambar 4. Pola Tanam Kedelai Berdasarkan Luas Tanam di Kabupaten Pandeglang di Provinsi Banten Tahun 2007 - 200928


18::>.0016:>.00c 14::>.00{!.12:>.00-.&:.'cQ,l 10:>.00col::ttl 8::>.00.&:.-~::l 6:>.00.aQ,l::.:: 4:>.002:>.00Jan Pcb Mnr Apr Mci Jun Jut Ags Scp Okt \Jop )cs Jan Pcb Mar .Apr Mci Jun Ju t Ags Sc:J Okt Nop0c5 Jiln PcbMJr Apr Mer lLIIl Jul A..:s Si•p m ;l Nop n,2007 2008 2009Gambar 5. Pola Kebutuhan Benih Kedelai Potensial Berdasarkan Luas Tanam Kedelai di Kabupaten Pandeglang ProvlnsiBanten Tahun 2007 - 200929


Penyediaan <strong>benih</strong> padi salah satunya apat dilakukan melalui perbanyakan<strong>benih</strong> yang dilakukan oleh penangkar lokal. Perbanyakan <strong>benih</strong> secara formalyang dilakukan oleh kelompok-ke l om~k penangkar yang ada di Provinsi Bantentelah melalui pengawasan dan sertifikasi oelh Balai Pengawasan dan SertifikasiBenih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Provinsi Banten. Volume<strong>benih</strong> yang dapat dihasilakan oleh kelompok petani penangkar hasil penangkarantahun 2006 - 2009 yang telah lulus sertifikasi disajikan Pada Tabel 10. Benihpadi yang dihasilkan oleh penangkar pada tahun 2006 - 2009 masing-masingberturut-turut sebanyak 0,86 ton, 0,88 ton, 1,68 ton dan 1,37 ton. Tiap tahunproduksi <strong>benih</strong> terdapat kecenderungan mengalami peningkatan.Tabel10.Produksi Benih Padi Hasil Penangkaran di Provinsi Banten Selama2006 - 2009 (Ton)Kabupaten I Kota 2006 2007 2008 2009Serang 523,34 317,50 345,45 348,39Pandeglang 203,29 447,53 758,60 186,42Lebak 105,67 93,03 334,09 248,07Tangerang 35,20 23,30 16,00 44,60i


petani di Kabupaten Serang, Pandeglang Lebak dan Tangerang pada tahun 2007disajikan pada Tabel11, 12, 13 dan 14.Instansi pemeritah yang menangani pengendalian mutu <strong>benih</strong> danberwenang untuk melaksanakan sertifikasi <strong>benih</strong> adalah Balai Pengawasan danSertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) yang berada dibawah Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten. Peran instansi inimenjadi sangat penting dan strategis dalam pengendalian mutu <strong>benih</strong> khususnyapadi.Tabel 11. Daftar Penangkar Benih Padi di Provinsi Banten, 2007No Nama Penanqkar Ala mat1 PT.SHS Jl. Palka. Kc.Pabuaran-SerangKp.RangkongDs. Rajeg, Kec. Binuang-2 Karyo ''Tani Makmur" Serang3 KT.Bumi Jaya Kp.Spring,Ds. Pancur, Kc. Taktakan4 BBl. Padarincang Kp/Ds. Batu Kuwung Kec.Padarincang.5 KP .Sinqamerta Desa Singamerta, Kec. CiruasJl. Masjid Agung Banten, Ds.Banten, Kec.6 H.Sarnadi "KT.Tani Mukti". Kasemen7 Gapoktan Karya Tani Kp.Pompa,Ds.Teras,Kec.carenang8 KP. BPTP Singamerta Kp/Ds. Singamerta, Kec. Ciruas9 KT.Sauyunan Kp.Kamurang,Ds.Bakung,Kec.Cikande10 KT. Jaya Mukti Kp.Tembakang,Ds.Pulokencana Kc.Pontang11 KT.Sri Rejeki Kp/Ds. Laban Kec.Tirtayasa12 KT Warga Tani Kp/Ds. Laban, kec. Tirtayasa.13 KT. Bina Tani Kp/Ds. Laban kec. Tirtayasa.14 Lukman Hakim Kp. Begog, Ds.Singarajan, Kec.Pontang.Kp. Dermayon, Ds.Pamengkang,15 Wana " KT.Sri Bhal«:i " Kec.Kramatwatu.16 Nona Sutrisno Kec. Pabuaran17 H.Kuswadi Murdiyanto Kp/Ds. Panyirapan, Kec. Baros18 Kt.Setia Kawad/M.Fathoni Kp. Lame Ds.Panyirapan Kec.Baros19 Kusmana Kp/Ds. Singamerta, Kec. Ciruas20 Mad Basa Ds. Ciruas,Kec.Ciruas-Serang21 Jahidin Kp.Cangkring,Ds.sawah Luhur kc.Kasemen22 Tarsim Kp.Cangkring 1Ds.sawah Luhur 1kc.Kasemen-23 Umar Kp.Ciranjang,Ds.Sawah Luhur,Kc.Kasemen24 Datam Kp.Kebon Lama.Ds.S.Luhur Kec.Kasemen25 Sartawi Kp.Kebon Lama.Ds.S.Luhur, Kec.Kasemen26 Jaelani Kp.Kebon Lama.Ds.S.Luhur, Kec.Kasemen27 Saiman Kp.Kebon Lama.Ds.S.Luhur, Kec.KasemenPT. Alam Lestari Maju28 Indonesia Kp.Cikutu,Ds.Rancasanggai,Kec.CinanqkaSumber : BPSB Provinsi Banten31


Tabel 12. Daftar Penangkar Benih Padi Kabupaten Pandeglang , 20071 Islahudin Kp.Kadu Bale, Ds.Kadu Bale, Kec. Banjar.2 Hairil Anwar KpjDs.Parumasan,Kec.Cipeucang3 BBP .Mengger Kp.Pacurendang,Ds.Mandalasari,Kc.Kd.Heio4 Salim/Sidomulyo 2 Kp/Ds.Sukasenang,Kec.Cikeusik5 Moch. Noh Kp/Ds. Montor,Kec. Pageularan6 Sam in Kp.Pangulon,Ds.Caringin,Kec.Labuan7 !tang Sulaiman. Kp. Girl Merta, Ds. Dalam Balar, Kec.Cimanuk.8 KT.Suqih Makmur. Kp. SoQe Ds. Mekar Jaya, Kec.PanimbangH.Kamsin I KT.Ungul Kp.Kadu Parenje, Ds.Babakan Kalanganyar,9 Java Kec. Pandeglang10 Nasirin Kp.Cibodas Ds.Cibodas Kec. Banjar.Kp.Kadupadung, Ds.Kadu Adung,11 M.Badri Kec.Opeucang.Kp. Cikananga, Ds. Kubang Kondang,12 Bahtiar Kec.Cisata.13 BB.Caringin Kp. Panqsor, Ds.Caringin Kec. Labuan.Kp.Geureuh Careuh, Ds.Pasir Eurih, Kec.14 TB.Samsudin Cipeucang.15 H.Maman S. Kp. Pasar, Ds. Pandeglang, Kec. Pand~an_g.16 M. Fajri Kp. Salawi, Ds. Palanyar, Kec. Cipeucang17 Pulung Kp. Cibebek, Ds. Sukamanah, Kec. Kadu HejoKp. Pasir Putri, Ds. Pagadungan, Kec. Karang18 Survadi Taniung.19 Sumantri Kp.Kd.lojor,Ds.Sidengdek 1Kec.CisataKp. Mandalawangi, Ds. Mandalawangi,20 Udin Saprudin Kec.Mandalawangi21 Sukma Kp.Cikole, Ds. Sukaratu, Kec. Pandeglang22 Sanudin Kp.Bojong loa, Ds.Geredug Kec.Bojol}g_Kp. Neglasari, Ds.Panimbang Jaya.23 H.A.Basith Kec.Panimbang24 Momon Kp. Patat, Ds.Waringin Kurung.Kec.CimangguKp.Tangkil Sari, Ds. Tangkil Sari. Kec.25 H.Sulaeman Cimanqqu26 Asfra Kp. Menger, Ds.Campaka. Kec. Kadu Hejo.27 Padmi Kp.Kapunduhan,Ds.Cisereh,Kec.CisataI28 Hedarusman Kp>susukan Ds.Sukarame,Kec.Carita29 H. Ade Diunaedi Kp.Cilurah.Ds.Sukanagara Kec.Carita30 Omi " KT.Mekar Sari" Kp/Ds. Tegai,Kec.Cikedal31 K. lisna Kp.Kd.Bera Ds.Aiaswangi Kec.Menes32 PT.SHS Jl. Palka. Kc.Pabuaran-Serang33 A de Kp/Ds.Ciinjuk Kec.cadasari34 Oji Kp.Kr.Tanjung,Ds.Pegadunqanq, Kec.Kr.Taniun_g35 H. Dulmaad Kp.lbk.limur,Ds.Gn.Datar,Kec.Cimanuk36 Aminudin Kp.Kd.Jawer,Ds.Margagiri,Kec.Pageularan37 Dudi Kp.Cangkeuteuk,Ds.Padasuka,Kec.Cimanuk38 Toni "Kt.Warqi Saluvu" KpfDs.Sukajadi, Kec.CibaliungSumber : BPSB Provinsi BantenI32


Tabel 13. Daftar Penangkar Benih Pad! Kao.Jpaten Lebak , 20071 UPT.BB2 Ahmad S.3 Wawan4 Mamat567Tabel 14. Daftar Penangkar Benih Padi Kabupaten Tangerang , 20071 Sanusi Kp/Ds. Ranca Labuh, Kec.Kemeri2 H. Alwani Kp/Ds. Buaran Mangga, Kec. Pakuhaji3 H. Wafa Kp/Ds. Merak, Kec.Balaraja4 H. Aming Kp.Sukatani, Ds.Kadu Agung, Kec.Sepatan5 Nurjana Kp.Beiji, Ds.Kosambi, Kec.Sukadiri6 Marhamin Kp. Jambu, Ds.Jambu Jaya, Kec.Rajeg.7 H. Dedi Kp. Leles, Ds.Sindang Sari, Kec. Ps. Kemis.8 Suhanda Kp. Patrasana, Ds. Patrasana, Kec. Kresek.9 Karji Kp. Garahieum, Ds. Garahieum, Kec. Jayanti10 H. Tarmidi Kp.Guha, Ds.Lembah Sari, Kec. Rajeg11 H. Madsukri Kp.Pabuaran, Ds. Pagelaran, Kec. Rajeg12 Dasim Kp.Sarakan, Ds.Sukasari, Kec. Rajeg13 H. Radi Kp.Badak, Ds. Badak Anom, Kec. Rajeg14 AdinQ Kp. Gembong, Ds.Sukamanah, Kec. Rajeg15 H. Rafiudin Kp/Ds. Jenggot, Kec. Kronjo16 H. Ayub Kp.Kendal, Ds.Sindangsari,Kec.Pasar Kemis17 H. Misnan Kp/Ds/Kec. Sukadiri- Tangerang18 UPTD Benih Kp. Ceumurang, Ds.Tegal Kunir, Kec. Mauk19 UD. Mentari Karisma Utama Jl. Kali Baru No.88 Pakuhaji- TangerangPada MT 2006/2007 terdapat 210 unit sertifikasi dengan luasan sebesar671 ha yang mengajukan untuk dilakukan sertifikasi <strong>benih</strong> padi (Tabel15). Darisebanyak 210 unit yang mengajukan tersebut, sebanyak 198 unit yang berhasillulus dengan luasan sebesar 633 ha. Produksi <strong>benih</strong> padi yang disertifikasi danlulus oleh BPSB-TPH pada MT 2006/2007 sebanyak 867.521 kg dari sebanayak882.331 kg yang diajukan.33


Tabel 15. Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Padi oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2006/2007PADINo Kabupaten Unit Luas (Ha) Produksi (k~l)Diajukan Lulus Diajukan Lulus GKP Diajukan Lulus1 Serang 94 87 321.0 310.0 823,392 535 345 523 3452 Pandeglang 65 61 186.0 164.0 227,006 206,106 203,2963 Lebak 28 28 92.08 92.0 129,777 105,675 105,6754 Tangerang 23 22 72.0 67.0 69,995 35,205 35,2055 Kota Serang 0 0 0 0 0 0 06 Kt.Tangerang 0 0 0 0 0 0 07 Kt.Cilegon 0 0 0 0 0 0 0Jumlah 210 198 671.08 633 1250170 882331 867521Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)Kabupaten yang melakukan produksi dan sertifikasi <strong>benih</strong> padi terbesardilihat dari luasan areal produksinya di Provinsi Banten adalah Kabupaten Serangyang diikuti oleh Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Tangerang (TabellS).Sementara itu, pada MT 2007 terjadi peningkatan jumlah unit yangmengajukan untuk dilakukan sertifikasi, yaitu menjadi sebanyak 265 unit dengan236 unit yang berhasil lulus (Tabel 16). Peningkatan jumlah unit sertifikasi jugadiikuti oleh peningkatan luas areal pertanaman untuk perbanyakan <strong>benih</strong> padaMT 2007. Peningkatan luasan yang lulus sertfikasi pada MT 2007 terjadi sebesar13.04 % dibandingan MT 2006/2007 atau meningkat dari 633 ha menjadi 715.52ha. Sedangkan peningkatan produksi <strong>benih</strong> yang lulus sertfikasi pada MT 2007dibandingkan MT 2006/2007 hanya meningkat sebesar 1.59 % dari sebanyak,867.521 kg menjadi 881.364 kg.Pada tahun 2008, terjadi penurunan jumlah unit yang melakukansertifikasi, baik jumlah unit yang mengajukan maupun jumlah unit yang lulussertifikasi. Jumlah unit yang mengajukan sertifikasi <strong>benih</strong> padi pada MT2007/2008 sebanyak 144 unit atau menu run sebesar 45.83 % dibandingkanjumlah unit yang mengajukan sertifikasi pada MT 2006/2007 dan menurunsebesar 84.03 % dibandingkan jumlah unit yang mengajukan sertifikasi pada MT2007 . Penurunan jumlah unit yang meggajukan sertifikasi ini juga diikuti olehpenurunan jumlah unit yang lui us sertifikasi. Tetapi pada MT 2007/2008,penurunan jumlah unit sertifikasi dan jumlah luasan sertifikasi tidak ikutmenurunkan jumlah produksi <strong>benih</strong>, baik yang diajukan maupun yang berhasil34


lulus sertifikasi. Hal yang sebaliknya justru terjadi, dimana produksi <strong>benih</strong> padiyang berhasil lulus sertifikasi pada MT 2007/ 2008 meningkat menjadi 1,277,230kg, lebih tinggi dibandingkan dua musim tanam sebelumnya.Tabel16.Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Padi oleh BPSB-TPH ProvinsiBanten MT 2007PADIKabupaten Unit Luas (Ha) Produksi (Ton)Us ulan Lulus Usulan Lulus GKP Usulan LulusSerang 121 101 428.73 283.06 415,463 319,567 317,500Pandeglang 89 82 336.54 317.54 912,370 550,634 447,534Lebak 46 46 84.93 84.93 150,764 93,030 93,030Tangerang 9 7 30.0 30.0 71,060 23,300 23,300Kota Serang 0 0 0 0 0 0 0Kt.Tangerang 0 0 0 0 0 0 0Kt.Cilegon 0 0 0 0 0 0 0Jumlah 265 236 880.20 715.52 1549657 986531 881364~~Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)Tabel17.Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Padi oleh BPSB-TPHProvinsi Banten MT 2007/2008PADIKabupaten Unit , Luas (Ha) Produksi (kg)Usulan Lulus Usulan Lulus GKP Usulan LulusSerang 60 50 246.4 240.09 1,168,276 898,715 898,025Pandeglang 47 42 157.5 125.5 477,888 321,900 274,500Lebak 37 37 123.50 123.50 235,485 113,040 104,705Tangerang 0 0 0 0 0 0 0Kota Serang 0 0 0 0 0 0 0Kt.Tangerang 0 0 0 0 0 0 0Kt.Cilegon 0 0 0 0 0 0 0Jumlah 144 129 527.40 489.09 1,881,649 1,333,655 1,277,230Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)35


Peningkatan produksi <strong>benih</strong> padi juga terus terjadi pada tahun 2008 yang terlihatdari produksi <strong>benih</strong> padi pada MT 2008. Jumlah produksi <strong>benih</strong> padi yangberhasil lulus sertifikasi pada MT 2008 sebanyak 1,682,546 kg, meningkatdibandingkan dengan tiga musim tan am sebelumnya (MT 2007/2008, MT 2007dan MT 2006/2007) berturut turut sebesar 31.73, 90.90 dan 93.95%.Dilihat dari 4 musim tanam sejak tahun 2006 hingga 2008, telah terjadipeningkatan produksi <strong>benih</strong> padi yang lulus sertifikasi oleh BPSB-TPH provinsiBanten walaupun peningkatan ini tidak sejalan dengan jumlah unit yangmelakukan sertifikasi. Hal ini mengandung arti bahwa telah terjadi peningkatanjumlah produksi padi di areal unit produksi yang diajukan sebagai eaton <strong>benih</strong>( diusulkan untuk sertifikasi). Pada umumnya petani penangkar <strong>benih</strong> padi tidakmelakukan pengujian (mengusulkan untuk disertifikasi) pada seluruh hasil panenpadi yang diproduksinya untuk menjadi <strong>benih</strong>. Petani penangkar umumnyamenjadikan sebagian padi hasil produksinya sebagai padi untuk konsumsi. Tetapiberdasarkan data dan informasi diatas, telah terjadi peningkatan jumlah produksiyang lulus sertifikasi. Artinya, jumlah padi yang diusulkan untuk disertifikasimenjadi semakin meningkat dengan korbanan padi hasil produksi yang biasanyadijadkan konsumsi berkurang. Beberapa alasan yang dapat menjelaskan kejadianini antara lain : semakin besarnya prospek usaha per<strong>benih</strong>an (keuntungan usahaper<strong>benih</strong>an lebih tinggi dibanding untuk konsumsi) dan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong>bersertifikat oleh petani semakin besar yang mendorong petani penangkar untukmemproduksi <strong>benih</strong> lebih banyak.36


Tabel18. Realisasi Sertitikasi dan Produksi Benih Padi oleh BPSB-TPH Provinsi Banten MT 2008No Kabupaten Unit Luas (Ha) Produksi {Ton)PADIDiajukan Lulus Diajukan Lulus GKP Diajukan Lulus1 Serang 31 29 81.5 78.5 438,391 345,455 345,4552 Pandeglang 78 75 330.0 320.0 1,415,900 914,415 758,6003 Lebak 53 53 232.0 232.0 698,971 457,416 334,0964 Tangerang 3 3 14.0 14.0 0 16,000 16,0005 Kota Serang 23 23 95.0 95.0 298,757 245,695 228,395·a -6 Kt.Tangerang 0 0 0 0 0 07 Kt.Cilegon 0 0 0 0 0 0 0. -Jumlah 188 183 752.5 739.5 2,852,019 1,978,981 1,682,546Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)37


Pada Tabel 19, Tabel 20 dan Tabel 21 disajikan data Jumlah Unit,Luasan dan Produksi Benih Padi per Kelas Benih dan per Kabupaten yangDisertifikasi BPSP-TPH Provinsi Banten pada MT2007, MT 2007/2008 dan MT2008. Berdasarkan informasi tersebut data dan informasi tersebut diketahuibahwa <strong>benih</strong> yang diperbanyak oleh penangkar di Provinsi Banten terdiri ataskelas Benih Dasar (BD- Foundation Seed/FS), Benih Pokok (BP- Stock Seed/SS)dan Benih Sebar (BR - Extention Seed/ES). Beberapa produsen <strong>benih</strong> kelas BD diProvinsi Banten antara lain : KP Singamerta - BPTP Banten dan OJ Tani Mukti.38


Tabel 19. Jumlah Unit, Luasan dan Produksi Benih Padi per Kelas Benih dan per Kabupaten yang Disertifikasi BPSP-TPH Provinsi Bantenpada MT 2007Jumlah UnitLulus Produksi (kg) IKabupaten Kelas BenihLuas (ha)Diajukan Lulus Lapangan GKP diajukan lui us IBD 9 9 1.73 1.73 6,438 4,840 4,840Serang BP 30 24 15.60 13.85 23,667 17,545 15,245 IBR 82 68 411.40 267.48 409,025 314/727 312,660 iiBD- - - - - - -IIiPandeglang BP 16 16 9.54 9.54 22,300 25,076 18,036 !..BR 7366 336.54 317.54 912,370 550,634 447,534 !BD - - - - - - -Lebak BP 26 26 14.33 14.33 50,590 40,080 40,080BR 20 20 70.60 70.60 100,174 52,950·-52/950BD - - - - - - -Tangerang BP 2 2 5.00 5.00 20,980 3/700 3/700BR 7 5 25.00 25.00 50,080 19,600 - 19/600 -BD 9 9 2 2 6,438 4,840 4,840 -Provinsi Banten BP 74 68 44 43 117,537 86,401 77,061BR 182 159 844 681 1,471,649 937,911 832,744JUMLAH PADI--265 236 890 72_L_ '--J,595L624 1,029L152Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)- ---39


Tabel 20. Jumlah Unit, Luasan dan Produksi Benih Padi per Kelas Benih dan per Kabupaten yang Disertifikasi BPSP-TPH Provinsi Bantenpad a MT 2007/2008KabupatenKelas BenihJumlah UnitLuas (ha)LulusProduksi {_kg}Diajukan Lulus Lapangan GKP diajukan lui usBD 3 3 0.33 0.33 2119 1,710 1,020Serang BP 3 2 0.67 0.36 17 500 14,340 14,340BR 54 45 245.40 239.40 1148 657 882,665 882,665BD - - - - - - -Pandeglang BP 13 13 22.50 17.50 63 500 63 500 37100BR 34 29 135.00 108.00 414 388 258 400 237,400BD - .. - - - - - -Lebak BP 7 7 15.00 15.00 73 871 36,655 36 655BR 30 30 108.50 108.50 161 614 76 385 68,050_BD - - - - Tangerang BP - - - - -BR - - - - - -~BD 3 3 0 0 2119 1 710 1,020Provinsi Banten BP 23 22 38 33 154 871 114 495 88,095 BR 118 104 489 456 1 724 659 1,217,450 1,188,115--- -JUMLAH PADI 144 129 527 489 --~881,64~-~_1,333,655Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)--- -~~-40


Tabel 21.KabupatenJumlah Unit, Luasan dan Produksl Benih Padi per Kelas Benih dan per Kabupaten yang Disertifikasi BPSP-TPH ProvinsiBanten pada MT 2008Kelas BenihJumlah Unitluas (ha)LulusProduksi (kg)Diajukan lulus Lapangan GKP diajukan lui usBD 4 4 0.60 0.60 3,099 2,240 2,240Serang BP 11 9 12.90 9.90 59,067 43,670 43,670BR 16 16 68.00 68.00 376,225 299,545 299,545BD 4 4 4.00 4.00 11,800 5,400 5,400Pandeglang BP 11 11 24.50 24.50 46,300 19,700 13,700BR 62 .. 62 296.50 296.50 1,575,600 1 016,610 1 016,610BD - - - - - - -lebak BP 4 4 8.00 8.00 40,222 30,915 30,915BR 49 49 224.00 224.00 1/054,782 763,956 763,956BD - - ----Tangerang BP - - - - - - -BR 3 3 14 14 16,000 16,000 16,000 -_ ,BD - - - - - - - _,Provinsi Banten BP 3 3 3.00 3.00 16,452 15/550 15 550-BR 20 20 92.00 92.00 282/305 230,145 212,845-JUMLAH PADI 8 8 5 5 14,899 7,640Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)41


Tabel 22. Realisasi Sertifikasi danProvinsi Banten MT 2006/2UUv-cl Benih Jagung oleh BPSB-TPHNo Kabupaten UnitJaqun=1.Luas (Ha) Produksi (kg)Diajukan Lui us Diaiukan Lui us Diaiukan Lulus1 Serang - - - - - -2 Pandeglang 3 Ol 4.0 4.0 1,000 1[000!3 Lebak - - I - - - -4 Tangerang 1 1 I 5.0 5.0 8A75 8,4755 Kota Serang I6 Kt.Tangerang I7 Kt.Cilegon IJumlah 4 11 9.0 9.0 9;~ 9,475Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)Tabel 23. Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Jagung oleh BPSB-TPHProvinsi Banten MT 2007JagungNo Kabupaten Unit Luas Ha) Produksi (kg)Diajukan Lulus Diajukan Lulus Diajukan Lulus1 Serang - - - - - -2 Pandeglang 1 1 7.0 7.0 2.450 2.4503 Lebak 1 - 1.0 - - 4 Tangerang - - - - - -5 Kota Serang - - - - - -6 Kt.Tangerang - - - - - -7 Kt.CilegonJumlah 2 1 8.0 7.0 2.450 2.450!Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)Tabel 24. Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Jagung oleh BPSB-TPHProvinsi Banten MT 2007/2008Jagun}No Kabupaten Unit Luas Ha) Produksi (kg)Diajukan Lulus Diajukan Lulus Diajukan Lulus1 Serang 3 - 11.0 - - -2 Pandeglang - - - - - -3 Lebak - - - - -4 Tangerang - - - - - -5 Kota Serang - - - - - -6 Kt.Tanqeranq - - - - - -7 Kt.Cilegon - - - - - -JumlahSumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)42


Tabel 25. Realisasi Sertifikasi dan Proauksi Benih Jagung oleh BPSB-TPHProvinsi Banten MT 2008Jagun::)No Kabupaten Unit Luas (Ha) Produksi (kq)Diajukan Lulus Dtajukan Lulus Diaiukan Lulus1 Serang 1 1 2.0 2 1,450 1,4502 Pandeglang 1 1 I 5.0 5.0 1,300 1,3003 Lebak 0 0 0 0 0 04 Tangerang 0 0 0 0 0 05 Kota Seranq 0 0 0 0 0 06 Kt.Tanqeranq 0 0 0 0 0 07 Kt.Cilegon 0 0 0 0 0 0Jumlah 2 2 7.0 7.0 2,750 2,750----· -Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)Tabel 26. Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Kedelai oleh BPSB-TPHProvinsi Banten MT 2006/2007KedelaiNo Kabupaten Unit luas (Ha) Produksi (kq)Diajukan lulus Diajukan lulus Diajukan lulus1 Serang - - - - - -2 Pandeglang 6 5 8.6 3.6 4100 411003 lebak - - - -4 Tangerang - - - - - -5 Kota Serang6 Kt.Tangerang7 Kt.CilegonJumlah 6 5 9 4 4,100 4,100Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)Tabel 27. Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Kedelai oleh BPSB-TPHProvinsi Banten MT 2007KedelaiNo Kabupaten Unit luas Ha) Produksi (kg)Diaiukan lulus Diajukan lulus Dia.iukan lulus1 Serang - - - - - -2 Pandeglang 32 32 203.2 203.2 61.860 21.5243 lebak - - - - - -4 Tanqeranq - - - - - -5 Kota Serang - - - - - -6 Kt.Tangerang - - - - - -7 Kt.CileoonJumlah 32 32 203.2 203.2 61.860 21.524Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)43


Tabel 28. Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Kedelai oleh BPSB-TPHProvinsi Banten MT 2007/2008KedelaiNo Kabupaten Unit Luas (Ha) Produksi (kg)Diajukan Lulus Diajukan Lulus Diajukan Lulus1 Serang - - - - - 2 Pandeglang 4 4 45.0 45.0 - 3 Lebak - - - - - -4 Tangerang - - - - - -5 Kota Serang - - - - - -6 Kt.Tanqeranq - - - - - -7 Kt.Cilegon - - - - - -Jumlah 4 4 45.0 45.0 0 0Sumber : BPSB Provinsi Banten ( diolah)Tabel29. Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Kedelai oleh BPSB-TPHProvinsi Banten MT 2008KedelaiNo Kabupaten Unit Luas Ha) Produksi (kg)Diajukan Lulus Diajukan Lulus Diajukan Lulus1 Serang 1 0 5.0 0 0 02 Pandeglang 18 18 174.0 174.0 161,840 151,9403 Lebak 0 0 0 0 0 04 Tangerang 4 4 2.6 2.6 200 2005 Kota Serang 0 0 0 0 0 06 Kt.Tangerang 0 0 0 0 0 07 Kt.Cilegon 0 0 0 0 0 0Jumlah 23 22 181.6 176.6 162,040 152,140Sumber: BPSB Provinsi Banten (diolah)Berdasarkan profit penangkar (Tabel 30) terlihat bahwa kelompok ta ·penangkar mempunyai kontribusi yang paling luas dalam penangkaran dengaluas areal 403,ha melibatkan 88 orang (kelompok) penangkar. Berbeda denganpenangkaran yang dilakukan oleh Lembaga pemerintah BBI dan BPTP denganluas areal 46 ha . Sedangkan penangkaran yang dilakukan PT. SHS dengan luasareal 138 ha. Kegiatan penangkaran yang dilakukan PT.SHS umumnya bekerjasama dengan kelompoktani mengingat PT.SHS tidak memiliki lahan yangmemadai untuk penangkaran. Selanjutnya swasta mempunyai perhatian dalamproduksi <strong>benih</strong> adalah 01. Tani Mukti yang berada di Kabupaten Serang denganluas penangkaran 223,5 ha.44


Tabel 30. Profit Penangkar dan luas tiap kabupaten tahun 2007PT Kel Jumlah jSHS 01/ BBI BPTP Tani Jumlah penangkarKabupaten (ha)_ _(ha} (ha) (ha) (ha) (ha)Serang 103 85.5 30 2 100.5 321 28Pandeglang 35 0 4 0 147 186 38Lebak 0 0 6 0 86.1 92.1 7Tangerang 0 0 2 0 70 72 19Jumlah luaspenangkaran 138 85.5 42 2 403.6 671.1Jumlahpenangkar 1 1 4 1 85 92Rerata 138 85.5----------- ·-----10------·---- --2, 4.75------ ----Sumber : BPSB Provinsi Banten ( diolah)IJika dilihat dari data diatas maka yang mempunyai potensi untukditingkatkan dalam produksi <strong>benih</strong> adalah kelompok tani penangkar mengingatluas areal yang di miliki BBI, BPTP, PT.SHS dan 01. Tani Mukti sangat terbatas.Untuk memenuhi <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> perlu adanya inovasi kelembagaan sehinggadapat terbangun kelompoktani penangkar yang mampu memproduksi <strong>benih</strong>dengan jumlah dan mutu sesuai standar. Peran BBI dan BPTP diharapkansebagai penyedia <strong>benih</strong> sumber klas FS dan SS yang selanjutnya digunakan olehkelompoktani penangkar untuk menghasilkan <strong>benih</strong> klas ES.Ana/isis ketersediaan dan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong>Berdasarkan Tabel 31 terlihat bahwa GAP antara ketersediaan denga<strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> yang diperlukan masih sangat tinggi (72, 18%) dengan jumla9.139 ton setara dengan 365.560 ha per tahun. Jika setiap tahun indekspertanaman dua kali maka terdapat 182.780 ha sawah yang memerlukan <strong>benih</strong>tersebut. Peran serta pemerintah daerah Provinsi Banten melalui berbagaiprogram penyediaan <strong>benih</strong> bermutu antara lain program SLPTT BLBU, BLBUHibrida, CBN Non Hibrida dengan kontribusi (share) masing-masing 2.99 %,0.08%, 5.75% dan 4.33 %. Sedangkan <strong>benih</strong> hasil penangkaran memilikikontribusi 14.64%.45


Tabel31. Ketersediaan dan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> Provinsi Banten 2009Uraian Volume (ton) Share(%)Ketersediaan 2.542 27,81- Penangkar Lokal 1.338 14,64- SLPTT BLBU 274 2,99- BLBU Hibrida 8 0,08- SLPTT Non BLBU 526 5,75- CBN Non Hibrida 396 4,33Kebutuhan 9.139GAP 6.597 72,18Sumber: Dinas Pertanian Provinsi (diolah)'.•Kekurangan <strong>benih</strong> sebesar 6.597 ton (72,18%) sebagai cermin masiberpotensinya pengembangan penangkar <strong>benih</strong> dan juga peningkataproduktivitas tanaman melalui penggunaan <strong>benih</strong> unggul di tingkat petani.Petani yang menggunakan <strong>benih</strong> tidak bermutu tersebut umumnya memperoleh<strong>benih</strong> dari hasil panen sendiri sebagian lain membeli <strong>benih</strong> di kios saprodi.Penumbuhan penangkar <strong>benih</strong> di mulai dari tingkat kecamatan maupunkabupaten.Mengacu dari profil kelompok penangkar yang mempunyai kemampuanluas penangkaran 4,7 ha dan produksi setiap hektar 2,5 - 3 ton maka akandihasilkan <strong>benih</strong> <strong>benih</strong> 11.75 -14.1 ton per kelompok penangkar. untukmembangun swaembada <strong>benih</strong> padi di Provinsi Banten maka perhitungandengan melihat <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> Provinsi dan kemampuan jumlah <strong>benih</strong> dapat,di produksi. Dengan demikian jumlah <strong>benih</strong> yang diperlukan sebesar 7.764 tondan memerlukan 565- 681 kelompok penangkar. Potensi sebaran kelompokpetani penangkar tiap kabupaten tersaji pada Tabel 32Berdasarkan Tabel 32. terlihat bahwa jumlah penangkar yang tertinggiterdapat pada Kabupaten Pandeglang, sedangkan kabupaten atau kota yangtidak membutuhkan penumbuhan penangkar adalah kota Serang.46


Tabel 32. Kebutuhan dan kekurangan <strong>benih</strong> serta <strong>kebutuhan</strong> jumlah kelompokpenangkarKabupaten I KotaKebutuhan<strong>benih</strong> (ton)Jumlah kelompokBenih hasil Kekurangan Penangkarpenangkaran <strong>benih</strong> (ton) Produksi Produksi(ton} (11. 7 {14.1ton /ha) ton /ha)Kab. Pandeglang 2.778 186 2.592 221 183Kab. Lebak 2.144 248 1.896 162 134Kab. Tangerang 1.816 45 1.772 151 125Kab. Serang 1.967 348.39. 1.618 138 114Kota Tangerang 42 -42 3 2Kota Cilegon 59 - 59 5 4Kota Serang 334 548 -214 0 0Provinsi Banten 9,139.76 1.375 7.764 681 565Sumber: Dinas Pertanian dan BPSB Provinsi (diolah)I-1Pembentukan kelompok penangkarPenumbuhan kelompok penangkar perlu dilakukan dimulai dari tingkatdesa sampai dengan kabupaten. Terbentuknya kelompok petani penangkar ditingkat kecamatan sebagai bagian dari kumpulan petani penangkar <strong>benih</strong> tingkatdesa. Selanjutnya pada tingkat kabupaten dibentuk pengurus yang merupakanbagian/asosiasi dari kelompok penangkar <strong>benih</strong> pada tingkat kecamatan.Dengan demikian dapat digambarkan secara tingkatan kelompok - kelompokatau assosiasi penangkar <strong>benih</strong> (Gambar 6}.XKeterangan gambar :A. B. C. D = Petani penangkar tingkat desaI. II. III = Kelompok usaha petani penangkar di KecamatanX= As0$iasi petani penangkar di KabupatenGambar 6. lingkatan Kelompok petani penangkar Desa, Kecamatan danKabupaten47


Pembentukan Asosiasi PenangkarKelompok penangkar <strong>benih</strong> yang tersebar pada tingkat desa hinggaKabupaten agar terorganisasi dengan baik maka diperlukan wadah berupaasosiasi. Dengan demikian perbedaan orientasi antar penangkar <strong>benih</strong> dalam tataniaga <strong>benih</strong> dan teknis lainnya dapat terjalin dengan baik dan mengedepankankeuntungan kelompok penangkar. Pembentukan struktur organisasi dalamkelompok petani penangkar diperlukan agar management usaha berjalan secaraefektif dan €fisien serta mutu <strong>benih</strong> untuk konsumen terjamin. Strukturorganisasi yang diperlukan pada tingkat assosiasi penangkar <strong>benih</strong> pada tingkatkabupaten meliputi : Manager, Ketua Bidang Administrasi dan Keuangan, KetuaBidang Produksi dan Pengolahan serta Ketua Bidang Pemasaran (Gambar 7).Peran masing-masing bagian tersebut sating terkait dan dapat mempengaruhiterhadap kinerja organisasi. Sedangkan pada tingkat kecamatan dan desa cukupdibentuk organisasi yang lebih ramping yaitu ketua, sekretaris dan bendahara.ManagerIKetua Bidang Ketua Bidang Ketua BidangAdministrasi & Keuangan Produksi dan Pengolahan Pemasaran Hasil,Gambar 7. Struktur Organisasi Asosisasi Petani Penangkar Benih llngkatKabupatenI- --- ---- ----·--Kelembagaan yang mampu menunjang per<strong>benih</strong>an mutlak diperlukansehingga mampu menciptakan industri <strong>benih</strong> yang tangguh. Dalam upayamenumbuhkan industri per<strong>benih</strong>an padi di Provinsi Banten, salah satu altematifmodel yang akan dikembangkan adalah model kelembagaan usaha per<strong>benih</strong>anpadi melalui kelompok-kelompok penangkar/asosiasi penangkar <strong>benih</strong> yangdidukung secara paralel oleh berbagai lembaga terkait (Gambar 8).Jika dilihat dari gambar diatas terdapat dua institusi kunci yangmempunyai peran penting yaitu :48


1. Assosiasi petani penangkar <strong>benih</strong>, sebagai wadah semi formal dari kelompokusaha bersama penangkar <strong>benih</strong> yang berfungsi sebagai perwalianpenangkar <strong>benih</strong> dalam negosiasi dengan mitra usaha.2. Lembaga paralel, merupakan lembaga pendamping yang dilembagakandengan institusi formal dan berkaitan satu sama lain (Distanak, BPTP, BBPadi, BPSB dan BPTPH).Rekayasa kelembagaan tersebut dalam operasionalisasinya membutuhkandana, tenaga dan komitmen lembaga terkait. Selain itu, rekayasa tersebutmerupakan suatu proses yang memerlukan waktu dan pembinaan secara regulerdan sistematis. Optimalisasi peran lembaga penyedia <strong>benih</strong> sumber seperti BBI,BPTP dan BB Padi perlu di bangun dalam penyediaan sarana, alokasi pembiayaandan kebijakan lain termasuk dalam menentukan target PNBP.ILemabaga Paralel 1----rSumberDana• Pemerintah• SwastaIIIIIII ,IIIIIIIIISistem Kelompokusaha Per<strong>benih</strong>an------ttAsosiasi~«:!!~~~-~~ -~~!~ .• Manager• Adm & keuangan• Prod. Pengolahan &P.Panen• Pemasaran- -~~~!'.; _I---.1 Lembaga Paralel-III lnstitusi PembinaI•II•I•II•• BB Padi• BPTP Banten• Dinas Pertanian•BPSB• BPTPH~ IPendampingan danAsistensiGambar 8. Model kelembagaan usaha per<strong>benih</strong>an padi melalui kelompokkelompokpenangkar I asosiasi penangkar swasta49


5.3. Sistern Per<strong>benih</strong>an Padi, Jagung dan Kedelai5.3.1. Sistem Per<strong>benih</strong>an Padi di Provinsi BantenAlur <strong>benih</strong> yang diperbanyak dan dikembangkan dengan biji relatif tertatadengan baik. Galur yang telah dilepas menjadi varietas unggul baru, secara otomatismenjadi <strong>benih</strong> penjenis (Breeder seed I BS) yang merupakan hasil temuan pemulia.Benih tersebut kemudian diperbanyak dengan sistem sertifikasi yang menghasilkan<strong>benih</strong> dasar (foundation seed I FS)dan <strong>benih</strong> pokok (stock seed ISS), danseterusnya <strong>benih</strong> tersebut diperbanyak untuk menghasilkan <strong>benih</strong> sebar (extensionseed I ES). Benih sebar inilah yang digunakan oleh petani dalam proses produksiuntuk memenuhi <strong>kebutuhan</strong> konsumsi. Setiap tahapan dalam alur tersebut menjadisemacam kelas <strong>benih</strong> dan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) diberilabel biru untuk kelas ES atau wama merah jambu untuk kelas berikutnya.Sistem per<strong>benih</strong>an yang berlaku saat ini mengikuti alur seperti Gambar 9.Pada Gambar tersebut tampak bahwa varietas unggul yang baru dilepas (BS) yangdihasilkan Puslitbang komoditas, diteruskan oleh Direktorat Benih untuk disebarkanke Balai Benih Induk (BBI) yang selanjutnya diperbanyak untuk menghasilkan FS.Benih FS tersebut kemudian diperbanyak oleh BUMN (PT. SHS dan PT. Pertani),Penangkar Swasta, dan Balai Benih Utama (BBU) yang masing-masing memproduksiSS atau ES. Dari Penangkar Swasta langsung disebarkan ke petani, sedangkan dariPT. SHS dan PT. Pertani disebarkan di daerah melalui penyalur yang telah ditunjuk.Sementara dari BBU <strong>benih</strong> SS I ES disebarkan ke petani melalui Balai Benih Pembantu(BBP).EJ-® ·EJI.__ _ ___...J-~®---~-( FSGambar 9. Sistem Per<strong>benih</strong>an Nasional (Existing)50


Sistem per<strong>benih</strong>an padi di Provinsi Banten pada prinsipnya tidak jauhberbeda dengan system per<strong>benih</strong>an nasional. Klas <strong>benih</strong> yang dihasilkan tidakterlepas dari kewenangan dan kemampuan dari lembaga produsen <strong>benih</strong>.Lembaga penyedia <strong>benih</strong> terdiri dari BB Padi, BPTP Banten, BBI, BBU, PetaniPenangkar, dan BUMN (SHS I PERTANI) (Gambar 10).Balai Benih Induk(BBI)@)BPTPBan tenG§)l BBPadiI@)G§)Dis tanProv /KabESBalai Benih Utama(BBU)!@Kios SaprodiPetani Penangkar ~@)BU:tvm/ SHSPERT ANI'..,, Petani pengguna <strong>benih</strong>Gambar 10. Sistem Per<strong>benih</strong>an Padi Provinsi BantenBPTP Banten berperan dalam menyediakan <strong>benih</strong> klas F5 atau 55untuk dipergunakan oleh Balai Benih Induk dan klas 55 untuk petanipenangkar. Varietas yang diproduksi berupa verietas unggul baru perlusosialiasai lebih intensif kepada baik kepada petani maupun penangkarsehingga diharapkan dapat berkembang di daerah atau digunakan dalampergiliran varietas. Berbeda dengan produksi <strong>benih</strong> yang dilakukan olehBUMN (5HS I PERTANI) yang pada umumnya berupa varietas yang sudahdikenal sehingga pemasaran tidak menjadi kendala. Petani penangkarmemegang peranan penting dalam penyedian <strong>benih</strong> di daerah semakinbanyak dan luas produksi <strong>benih</strong> oleh petani penangkar akan memberikankontribusi terhadap ketersediaan <strong>benih</strong> dan juga pengembangan varietasunggul.51


5.3.2 Sistem Per<strong>benih</strong>an lagung di Provinsi BantenSistem per<strong>benih</strong>an jagung di Provinsi Banten berbeda dengan systemper<strong>benih</strong>an padi dan kedelai. Sistem per<strong>benih</strong>an jagung seperti pada Gambar11 merupakan system per<strong>benih</strong>an jagung komposit. Jika dilihat dari lembagayang terlibat dalam produksi <strong>benih</strong> tampak tidak terlalu banyak dibandingkandengan Padi sehingga memiliki alur produksi lebih sederhana. Produksi <strong>benih</strong>jagung komposit kurang memberikan daya tarik pada penangkar dan lembagaprodusen <strong>benih</strong> lain. Beberapa faktor yang menyebabkan kurang berkembangnyapenangkar <strong>benih</strong> jagung antara lain (1) luas areal produksi jagung di provinsibanten relative rendah dan tersebar pada beberapa kabupaten (2) sosialisasijagung hibrida cukup tinggi dan direspon baik oleh pemerintah (Dinas pertanian)maupun petani. (3) Produksi <strong>benih</strong> jagung lebih rum it terutama dalammelakukan isolasi dengan varietas lain (isolasi jarak minimal 500 m)Balit Sereal(Jagung)l,I~Distan I BPTP j~I Petani PenangkarKios Sa~


5.3.3 Sistem Per<strong>benih</strong>an Benih Kedelai di Provinsi BantenPola tanam komoditas kedelai sangat dipengaruhi oleh pola curah hujandan jenis agroekosistem. Pola tanam kedelai akan sangat mempengaruhi polapenyediaan <strong>benih</strong>nya. Untuk dapat dihasilkan pertanaman kedelai yang bai~diperlukan <strong>benih</strong> yang bermutu tinggi pada saat yang tepat. Dengan demikian,peyediaan <strong>benih</strong> harus sesuai dengan prinsip 6 tepat, salah satunya adalah tepatwaktu. Benih kedelai adalah <strong>benih</strong> yang cepat mengalami kemunduran. Untukitu, penyediaannya juga harus mempertimbangkan waktu dan pola tanam agar<strong>benih</strong> yang dihasilkan akan tetap memiliki mutu yang tinggi pada saat tanam.Kedelai di Kabupaten Pandeglang ditanam di dua agroekosistem, yaitulahan sawah dan lahan kering. Umumnya, kedelai ditanam di lahan sawah padamusim kering (MK II), sedangkan pada musim hujan (MH) dan musim kering I(MK I), lahan sawah ditanami padi (Gambar 1). Sementara itu, pada MH di lahankering umumnya ditanam padi ladang/gogo dan hanya sebagaian kecil saja yangditanami kedelai. Kedelai di lahan kering ditanam pada skala luas pada MK I.Pola penyediaan <strong>benih</strong> akan mengikuti pola tanam kedelai. Benih kedelaiyang digunakan oleh petani di Kabupaten Pandeglang dihasilkan dari produksi<strong>benih</strong> pada musim sebelumnya. Mengingat <strong>benih</strong> kedelai akan cepat mengalamikemunduran terutama jika disimpan pada kondisi yang kurang optimal, maka<strong>benih</strong> hasil produksi musim sebelumnya akan sangat ideal karena masih memilikimutu fisiologis yang tinggi. Benih kedelai dengan kadar air awal 11 % dan dayaberkecambah awal 93.5 ,% akan mengalami penurunan daya berkecambahmenjadi 67.5 % setelah disimpan selama 6 bulan menggunakan karung plastic(PT. SHS Cabang Jawa dan Bali, 1998). Astriani dan Dinarto (2008)menambahkan bahwa penyimpanan <strong>benih</strong> kedelai dengan daya berkecambahawal 98 % dan kadar air 12 % menggunakan karung gandum selama 3 bulan,membuat daya berkecambah turun menjadi 72.58 %.53


60050040030020010000CH (mm)N D J F M A M A S~LSLKLLPadi ff Kedelai IPadi I Kedelai £ Kedelai 7Gambar 12. Curah Hujan Bulanan (mm) Tahun 2008 di Stasiun KlimatologiCibaliung dan Pola Tanam Dominan di Lahan Sawah dan Lahan Kering.Kedelai yang ditanam di lahan sawah berkisar pada bulan Juli hinggaSeptember (Gambar 12) dimana curah hujan rendah dan denganmemanfaatkan air irigasi yang masih tersisa. Penanaman kedelai pada lahansawah pada musim hujan umumnya dilakukan tanpa olah tanah danpenanaman dilakukan segera setelah panen. Kebutuhan <strong>benih</strong> kedelai yangsangat tinggi dengan volume yang besar terjadi pada saat MK I untukmencukupi keperluan tanam di lahan kering. Luas tanam terbesar pada tanu2009 di sentra produksi kedelai di Kabupaten Pandeglang terjadi pada bulaMaret- Mei (Gambar 13).54


Luas Tanam (Ha)2.0001.5001.000500Okt Nop Des Jan Pcb Mar Apr Mci Jun Jul Ags Scp- cimanggu - Cibaliung Cibitung ---cigeulis SobangGambar 13. Luas Tanam dan Pola Tanam Kedelai di Lima Kecamatan SentraKedelai di Kabupaten PandeglangPeriode tanam bulan Maret - Mei merupakan periode yang krusial dimana<strong>benih</strong> harus tersedia dalam jumlah yang banyak, sementara itu pada musimtanam sebelumnya luas pertanaman kedelai (termasuk untuk produksi <strong>benih</strong>)cukup rendah. Sebagian <strong>benih</strong> yang digunakan untuk mencukupi <strong>kebutuhan</strong>tanam pada periode Maret - Mei adalah <strong>benih</strong> yang dihasilkan dari dua musimsebelumnya yaitu yang dihasilkan pada MK II di lahan sawah dan telahmengalami penyimpanan.Sistem penyediaan <strong>benih</strong> kedelai secara formal di Provinsi Bantenmengikuti pola Jalinan Arus Benih Antar Lapang Antar Musim (Jabalsim) dantelah mengalami banyak modifikasi dalam pelaksanaanya. Pola Jabalsim padaasarnya merupakan salah satu sistem penyediaan <strong>benih</strong> secara informal dimanaproses produksi tidak melalui pengawasan dan tanpa melalui tahapan sertifikasi.Penyediaan <strong>benih</strong> kedelai di Provinsi Banten oleh penangkar lokal telahmelalui prosedur pengawasan, pengujian dan sertifikasi sehingga <strong>benih</strong> yangdihasilkan merupakan <strong>benih</strong> bina yang memiliki mutu standar dan memperolehijin untuk beredar dibawah pengawasan BPSB. Skema sistem penyediaan <strong>benih</strong>kedelai eksisting di Kabupaten Pandeglang apat dilihat pada Gambar 14.55


TKecamatan A;---Petani Kedelai + ~Penangkar Benih Kedelai 1 1Petani KedelaiKecamatan B•Penangkar Benih KedelailPetani KedelaiKecamatanCPenangkar Benih Kedelail ~-+.. -pENGuMuL ..BENIHPT. SHSB p S BGambar 14. Sistem Penyediaan Benih Kedelai Eksisting di KabupatenPandeglang Provinsi BantenPerbanyakan <strong>benih</strong> kedelai dilakukan penangkar lokal yang tersebar dimasing-masing kecamatan' sentra kedelai. Produksi ini dilakukan secara formal,terdaftar dan dengan mengikuti proseclur pengawasan oleh BPSB. Hasil panenberupa caJon <strong>benih</strong> ditampung oleh "pengumpul <strong>benih</strong>" untuk selanjutnyadiproses (pengeringan, pembersihan) dan dilakukan prosedur pengujian hinggamendapatkan sertifikat/label. Benih yang telah mendapatkan label dipasarkanlokasi sentra produksi kedelai di Kabupaten Pandeglang bahkan hingga keluarkabupaten/provinsi. Kemitraan antara petani - pengumpul degan perusahaan<strong>benih</strong> (PT SHS) juga telah terjalin. Dimana <strong>benih</strong> I caJon <strong>benih</strong> yang dihasilkandibeli ( op koop) oleh perusahaan untuk selanjutnya dilakukan pengujian dandipasarkan, baik untuk memenuhi <strong>kebutuhan</strong> Jokal maupun <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong>kedelai di luar Provinsi Banten.56


Arus <strong>benih</strong> antar lapang dan antar musim secara informal juga masihterjadi. Jika dilihat dari ketersediaan dan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong>, masih terdapatkesenjangan ang cukup tinggi. Artinya, sebagain <strong>benih</strong> yang digunakan olehpetani adalah <strong>benih</strong> dari musim tanam sebelumnya (save seed) tanpa melaluiproses pengawasan, pengujian dan sertifikasi.Jalinan arus <strong>benih</strong> kedelai terjadi antar lapang dan antar musim. Benihyang dihasilkan pada MK I di lahan kering akan digunakan pada MK II di sawah.Benih yang dihasilkan di MK II pada lahan sawah akan digunakan pada MH dilahan kering. Sementara itu, untuk mencukupi <strong>kebutuhan</strong> tanam paa MK I dilahan kering digunakan <strong>benih</strong> yang dihasilkan pada MH di lahan kering dan <strong>benih</strong>yang dihasilkan ari MK II di lahan sawah yang telah mengalami penyimpanan(Gambar 15)MKILahan KeringApril- Juli...IMHLahan KeringOktober - MaretIPenyimpananL----------------MKIILahan SawahJuli - SeptemberGambar 15. Arus Benih Kedelai dengan Pola Jabalsim di Kabupaten PandeglangProvinsi BantenMeskipun Jabalsim yang telah mengalami modifikasi telah berjalandengan baik di Kabupaten Pandeglang, namun ketersediaan <strong>benih</strong> masih belummampu mencukupi <strong>kebutuhan</strong> sesuai dengan prinsip 6 tepat. Produksi <strong>benih</strong>yang mampu dilakukan oleh penangkar <strong>benih</strong> lokal secara formal di KabupatenPandeglang pada tahun 2008 sebesar 151.940 kg, angka ini jauh meningkatdibandingkan produksi yang dapat dilakukan pada tahun 2007 (Tabel 3). Namun,produksi <strong>benih</strong> pada tahun 2008 hanya mampu mencukupi 30 % <strong>kebutuhan</strong>tanam dari <strong>kebutuhan</strong> potensial di Kabupaten Pandeglang. Data Dinas Pertanian57


Kabupaten Pandeglang menunjukkan bahwa luas tanam kedelai di KabupatenPandeglang pada tahun 2008 mencapai 9.944 ha. Artinya untuk mencukupi<strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> kedelai bermutu masih diperlukan peningkatan produksi danperbaikan aspek penyerapannya.5.4. Produksi Benih Klas FS Padi, Jagung dan Kedelai5.4.1. Produksi Benih PadiBenih sumber yang digunakan untuk memproduksi <strong>benih</strong> padi klas FSdigunakan <strong>benih</strong> padi kelas BS (Breeder Seed/ Benih Penjenis) yang berasal dariBB-Padi. Teknik perbanyakan <strong>benih</strong> sumber mengikuti Petujuk Teknis <strong>benih</strong>sumber padi (Badan litbang Pertanian, 2007c) yang mencakup tentangpemilihan lokasi, persemaian, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan,pengairan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, rouging, panen danpengolahan <strong>benih</strong>.Varietas yang digunakan adalah Inpari 3 dan Inpari 4 , pada lahan seluas0,5 Ha di KP BPTP Banten. Penanaman <strong>benih</strong> padi dilakukan tanggal 15 Juni2010. Pupuk yang digunakan pupuk Urea, SP-36 dan NPK Phonska. Pupukkandang diberikan pada lahan sebanyak 1 ton/ha. Pengendalian hama dilakukandengan pestisida. Panen padi dilakukan pada tanggal 23 September 2010. Datamorfologi tanaman padi disajikan pada Tabel 33 dan Tabel 34 sedangkan datakomponen hasil disajikan pada Tabel 35 dan Tabel 36.Tabel 33. Karakter morfologi Tanaman Padi Varietas Inpari 4NoRum punSam pelTinggi Tanaman(em)JumlahAnakanJumlah Malai1 97 29 242 98 31 223 96 31 224 91 25 255 97 29 23Rata-rata 95.8 29 23.2StDev 2.77 2.45 1.3058


Tabel 34. Karakter morfologi Tanaman Padi Varietas Inpari 3NoTinggi Tanaman JumlahRum pun(em)AnakanSam pelJumlah Malai1 97 21 152 94 23 163 95 23 214 97 25 205 98 24 21Rata-rata 96.2 23.2 18.6StDev 1.64 1.4§_. 2.88Tabel 35. Keragaan Komponen Hasil Tanaman Padi Varietas Inpari 3Jumlah GabahNo Sampel Panjang Malai (em) isi hampa I total1 24.5 87 7 942 24 81 9 903 26 83 12 954 24 88 15 1035 26 52 15 676 25 53 15 687 26.5 60 19 798 24 80 20 1009 25 60 20 8010 24 62 18 80,Rata-rata24.90 70.60 15.00 85.60StDev 0.97 14.44-- - ·-----------·· -4.52 12.6959


Tabel 36. Keragaan Komponen Hasil Tanaman Padi Varietas Inpari 4PanjangJumlah GabahNo Sampel Malai (em) isi hampa total1 24.5 119 18 1372 24 109 11 1203 23 100 19 1194 24 128 24 1525 26 103 16 1196 25 122 14 1367 24 52 17 698 25 104 12 116 I9 23 97 12 109 I10 25 104 16 120 IRata-rata 24.35 103.80 15.90 119.70 IStDev 0.94 20.87 3.93 21.88 IHasil panen padi lnpari 3 sebanyak 1.108 kg (GKP) sedangkan Inpari 4sebanyak 1117 kg (GKP). Hasil ini sesuai dengan keragaman komponen hasilpada Tabel 33 dan Tabel 34, dimana jumlah anakan Inpari 3 hanya 23sedangkan Inpari 4 sebanyak 29. Demikian pula dengan jumlah gabah isi Inpari4 mencapai 103,80 lebih banyak dari pada Inpari 3 yang hanya 70,60.Selanjutnya gabah hasil panen dikeringkan sampai kadar air mencapai11-12%, kemudian diprosesing untuk menjadi eaton <strong>benih</strong>, dimana untuk Inpari4 diperoleh caJon <strong>benih</strong> seqanyak 850 kg sedangkan Inpari 3 sebanyak 700 kg.Saat ini sedang diuji mutu <strong>benih</strong> padi yang dihasilkan oleh BPSP untuk disertifikasi/label.Hasil analisa laboratorium INPARI 3 :Kadar Air/ KA 11,2%, Benihmurni/BM 99,8%; Kotoran Benih /KB 0,29% ; Daya tumbuh <strong>benih</strong>/ DB 85,0%.INPARI 4 : KA 9,8%; BM 99,9%, KB 0,1% ; DB 94,0%. Total caJon <strong>benih</strong> yangdidaftarkan dan telah tutus sertifikat sebanyak 1.5 ton60


Hasil analisa usaha tani perbanyakan <strong>benih</strong> padi kelas FS hasil kajianmenunjukan bahwa total biaya yang dibutuhkan untuk perbanyakan <strong>benih</strong> padikelas FS seluas 1 ha sebanyak Rp. 11.150.000,- (Tabel37). Biaya ini lebih tinggidibandingkan rata-rata total biaya yang dikeluarkan untuk perbanyakan <strong>benih</strong>kelas ES oleh petani penangkar di Kabupaten Serang dan Pandeglang yangmencapai Rp. 10.843.500,-. Dilihat dari sisi produksi, hasil perbanyakan yangdilakukan pada kajian ini lebih rendah dibandingkan produksi <strong>benih</strong> yangdihasilkan oleh petani penangkar. Hal ini terjadi karena perbedaan kelas <strong>benih</strong>yang dihasilkan. Benih yang dihasilkan oleh petani adalah kelas ES dimana <strong>benih</strong>kelas ini memiliki standar kelulusan yang lebih rendah dibandingkan <strong>benih</strong> kelasSS ataupun FS. Dengan demikian, pada kajian ini dibutuhkan roguing yang lebihintensif untuk menjaga mutu genetik <strong>benih</strong> tetap tinggi dan dapat memenuhistandar kelulusan <strong>benih</strong> FS. lntensitas roguing yang tinggi menyebabkanproduksi menjadi lebih rendah dibandingkan potensi produksinya.Efisiensi usaha tani dapat diketahui salah satunya dari besarnya nilaikeuntungan dan nilai B/C rasio. Hasil analisa usaha dari perbanyakan <strong>benih</strong> padakajian ini menunjukkan adanya peningkatan keuntungan dan nilai B/C rasio.Keuntungan perbanyakan <strong>benih</strong> hasil kajian sebesar Rp. 15.250.000,- atau lebihtinggi sebesar 10.1 % dibandingkan petani penangkar yang hanya mencapai13.851.500,-. Sementara itu nilai B/C meningkat dari 1.28 menjadi 1.37.Perbedaan besarnya keuntungan ini disebabkan karena perbedaan nilai jual<strong>benih</strong> yang dihasilkan. Benih kelas ES yang dihasilkan oleh petani penangkarmemiliki harga jual sebe5ar Rp. 5.000/kg sedangkan <strong>benih</strong> kelas FS yangdiperbanyak pada kajian ini sebesar Rp. 8.000/kg. Dengan demikian, Kenaikanbiaya produksi yang dikeluarkan sejalan dengan pendapatan dan keuntunganyang dihasilkan serta dapat memberikan efisiensi ekonomis.61


Tabel37.Perbandingan Usaha Tani Perbanyakan Benih Hasil Kajian denganPetani PenangkarKajianPetaniPerbanyakanURAIAN Penangkar Be nihA. Biaya Tenaga Kerja1. Sewa traktor dan pengolahantanah 1,050 000 1,100,0002. Pembuatan persemaian danmencabut <strong>benih</strong> 167,500 300,0003. Penanaman 395,000 700,0004. Pemupukan 137,500 400,0005. Penyiangan 445 000 700,0006. Penyemprotan 150,000 400,0007. Panen 1,605,000 1,600,000B. Biaya Bahan1. Benih 125,000 450 0002. Pupuk 1,185 000 800,0003. Pestisida 508,000 600,0004. Karung 500,000 550,000•!i'IIIIC. Biaya Sertifikasi1. Roguing 750,000 200,0002. Sertifikasi dan labeling 121,250 350,0003. Pengemasan dan prosesing 3,704,250 3,000,000D. Analisa Usaha1. Total Biaya 10,843,500 11150,0002. Harga Jual Benih , 5,000 8,0003. Produksi Benih (kg) 4,939 3,3005. Penerimaan Benih 24 695,000 26,400,0006. Keuntungan 13 851,500 15,250,0007. B/C rasio 1.28-----· -1.37--- --- --·- ---5.4.2. Produksi Benih lagungBenih jagung yang digunakan adalah varietas Sukamaraga dan SrikandiKuning klas BS dari Balitsereal. Karena keterbatasan lahan di KP BPTP Bantendan keterbatasan waktu maka produksi jagung dilakukan di lahan petani. Lokasilahan di Kp Bangkong, Desa Sukarame, Kec. Cikeusai-Kabupaten Serang denganluas 0,6 ha.62


Teknis budidaya jagung dan pascapanen jagung sampai menjadi ealon<strong>benih</strong> berpedoman pada Petunjuk Teknis Produksi Benih Sumber Jagung (BadanUtbang Pertanian, 2007d).Penanaman varietas Sukmaraga dilakukan tanggal 1 Juli 2010 sedangkanvarietas Srikandi Kuning tanggal 24 Juli 2010, Pada tanggal 3 Oktober 2010telah terjadi angin kencang dan hujan lebat yang mengakibatkan tanamanjagung varietas Srikandi Kuning roboh, tumbang dan patah, dengan tingkatkerusakan sampai 80%. Hal ini mengakibatkan tidak dapat diperoleh eaton <strong>benih</strong>dari varietas Srikandi Kuning. Dengan demikian out put kegiatan berupa produksi<strong>benih</strong> klas FS jagung sebesar 1 ton kemungkinan tidak tereapai.Untuk varietas Sukmaraga dilakukan pemanenan ( umur 92 hari) dari umurpanen 105 hari. Komponen hasil jagung varietas Sukmaraga disajikan padaTabel 38. Sampai saat ini hasil panen jagung sedang diprosesing untukdijadikan eaton <strong>benih</strong> yang akan dilaporkan ke BPSB untuk diuji laboratorium dansertifikasi <strong>benih</strong>.63


Tabel 38. Keragaan Komponen HasH JagPerbanyakan BenihVarietas Sukmaraga HasilNo Bobot Panjang Diameter tongkol (an)Sam tongko tongkolpel I (gr) (em)atas tengah bawahJumlahbarisBobot bijipertongkolJumlahBiji PerTongkol1 178.6 19 3.82 4.30 4.782 226.0 19 3.66 4.62 5.103 249.9 18 4.30 5.25 5.104 219.4 15 3.34 4.62 4.785 154.1 16 4.14 3.98 4.466 129.7 13 3.66 4.62 4.787 183.9 16 3.98 4.30 4.468 210.8 18 4.46 4.78 4.789 193.5 16 4.46 4.46 4.4610 193.2 16.5 4.46 4.62 4.78AVG 193.9 16.7 4.0 4.6 4.7sroev 35.2 1.9 0.4 0.3 0.2Bobot 1000 butir = 346.9 gr14 134.4 47712 173.2 41520 194.2 61716 147.3 42512 112.1 34314 85.6 17614 135.1 41614 155.9 36314 149 51414 155.1 39314.4 144.2 413.92.3 30.3 115.55.4.3. Produksi Benih KedelaiProduksi <strong>benih</strong> kedelai di lakukan pada lahan KP BPTP Banten. Teknisbudidaya dan paseapanen <strong>benih</strong> kedelai dilakukan dengan berpedoman padaPanduan Teknis Produksi Benih Sumber Kedelai (Marwoto dkk, 2009; BadanLitbang Pertanian, 2007b ). Varietas Argomulyo ditanam pada lahan sawahseluas 0,5 ha dengan olah tanah pada tanggal 15 September 2010. Sedangkanvarietas Kaba ditanam pada tanggal 10 Oktober dilahan sawah bekaspertanaman padi Inpari 3 dan Inpari 4 sehingga tidak diolah.Benih kedelai ditanam secara tugal dengan kedalaman 2-3 em, jaraktanam 15 em x 40 em, 2 biji/lubang tanam. Tanaman diberi pupuk 50 kg Urea,64


75 kg SP36 dan 100-150 kg KCI/ha. Pengendalian hama dilakukan berdasarkanpemantauan.Uji daya tumbuh kedelai sebelum tanam mencapai 100% sedangkandaya tumbuh kedelai di lahan sawah hanya mencapai 70-80%. Sampai saat initanaman kedelai varietas Argomutyo berumur 32 hari dengan tinggi tanamanrata-rata 24,5 em. Kendala yang ditemui saat penanaman kedelai cuaca yangberubah-ubah dan curah hujan yang tinggi sehingga penanaman dilakukanberulang untuk tanaman kedelai yang tidak tumbuh. Curah hujan yang tinggijuga mempercepat tumbuh gulma.65


BAB VI. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan dan Saran1. Database <strong>kebutuhan</strong> dan ketersediaan <strong>benih</strong> di Provinsi Banten baik padatingkat kabupaten hingga tingkat kecamatan dapat digunakan sebagaipedoman dalam pemenuhan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> padi, jagung dan kedelai. Polatanam dan peta <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> hingga pada tingkat kecamatan padakomoditas padi, jagung dan kedelai digunakan sebagai acuan dalampenentuan volume dan waktu penyediaan <strong>benih</strong>.2. Kebutuhan <strong>benih</strong> padi tingkat Provinsi Banten tiap tahun 7.901 - 9.139 tonyang tersebar pada Kab. Pandeglang (2.202 -2.778 ton), Kab. Lebak (1.700 -2.143 ton), Kab.Tangerang (1.720 - 1.816 ton), Kab. Serang (1.966 - 2.167ton), Kota Tangerang (23 - 45 ton), Kota Cilegon (58 - 64 ton) dan KotaSerang (334 ton). Sedangkan produksi <strong>benih</strong> hasil penangkaran barumencapai 14,64 % (867 - 1.375 ton). Program Dinas Pertanian melaluiprogram SL PIT BLBU, SLPTI Non BLBU, BLBU Hibrida, CBN dengan nilai1.204 ton (13.14 %).3. Kebutuhan <strong>benih</strong> Jagung Tingkat Provinsi tiap tahun 157 - 344 ton, yangtersebar pada Kab. Pandeglang (45 - 163 ton), Kab. Lebak (44 - 81 ton),Kab. Tangerang (2 - 46 ton), Kab. Serang (52 - 70 ton), Kota Tangerang(0,1- 35 ton), Kota Cilegon (1 -3 ton) dan Kota Serang (12 ton).4. Kebutuhan Benih Kedelai tingkat Provinsi 36 -304 ton yang tersebar di Kab.Pandeglang (33- 258 ton), Kab. Lebak (2.7- 40 ton), Kab Serang (0,3- 5.4ton), Kota Serang (0,05- 0,25 ton), dan Kota Cilegon (0,025 ton).5. Pemenuhan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> dapat dilakukan melalui beberapa cara,diantaranya melalui penumbuhan penangkar local dan pengembangankapasitas penangkar yang telah ada. Swasembada produksi <strong>benih</strong> padi dapatterwujud dengan membangun sistem produksi <strong>benih</strong> melalui penumbuhanpenangkaran dan inovasi kelembagaan yang adaptif. Jumlah penangkar yangdiperlukan untuk tujuan tersebut jumlah 565 - 681 kelompok penangkar.66


6. Sistem penyediaan <strong>benih</strong> padi di Provinsi Banten mengikuti pola sistemper<strong>benih</strong>an nasional. Sistem penyediaan <strong>benih</strong> kedelai secara formal diProvinsi Banten mengikuti pola Jabalsim termodifikasi. Penyediaan <strong>benih</strong> olehpenangkar lokal telah melalui prosedur pengawasan, pengujian dansertifikasi BPSB.7. Produksi <strong>benih</strong> yang dilakukan adalah <strong>benih</strong> kelas FS padi, jagung dankedelai. Varietas padi yang diperbanyak yaitu Inpari 3 dan Inpari 4. Varietasjagung adalah Sukmaraga dan Sriakandi Kuning. Sedangkan untuk varietaskedelai yang diperbanyak yaitu varietas Kaba dan Argomulyo. Targetproduksi <strong>benih</strong> kelas FS sebanyak 1 ton pada komoditas padi telah dapattercapai, yaitu sebanyak 1.5 ton. Namun, pada komoditas jag''"""' .............,. ..,. ,.gangguan, dimana pada saat pertanaman terjadi angin Kenca~meyebabkan varietas Srikandi Kuning menjadi rebah dan bdal< ca:>a ..berproduksi. Pada komoditas kedelai, hingga <strong>laporan</strong> ini disusun baruberumur 2 bulan dan akan terus dilaksanakan hingga panen danmenghasilkan <strong>benih</strong>.8. Hasil analisa usaha perbanyakan <strong>benih</strong> padi menunjukkan adanyapeningkatan keuntungan dan nilai B/C rasio. Efisiensi ekonomis yang dapatdilakukan sebesar 10.1%9. Saran yang dapat disampaikan : a) meningkatkan sosialisasi kepada petaniuntuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya peggunaan <strong>benih</strong> bermutusehingga pada <strong>akhir</strong>ny,a juga akan meningkatkan minat penangkar <strong>benih</strong>untuk melakukan penangkaran, b) menghidupakan kern bali aktifitaspenangkaran <strong>benih</strong> dari penangkar-penangkar lokal yang pernah ada, c)mengembalikan fungsi lembaga-lembaga per<strong>benih</strong>an penghasil <strong>benih</strong>sebagaimana tupoksinya, yaitu menghasilkan <strong>benih</strong> sumber.Implikasi Kebijakan1. Dalam rangka mempertahankan swasembada beras dan dalam upayapencapaian swasembada jagung dan kedelai diperlukan sistem per<strong>benih</strong>anyang handal. Agar penyediaan dan permintaan <strong>benih</strong> lebih sinkron, perludibentuk dan mengoptimalkan Forum Per<strong>benih</strong>an Provinsi Banten dengan67


melibatkan produsen <strong>benih</strong>, perusahaan <strong>benih</strong>, petani, pedagang <strong>benih</strong>,pengawas <strong>benih</strong>, lembaga penelitian, serta Pemerintah Daerah. ForumPer<strong>benih</strong>an berfungsi untuk merumuskan rencana produski serta <strong>kebutuhan</strong>dan penyediaan <strong>benih</strong> sehingga diharapkan prinsip 6 tepat dapat terlaksana.2. Dukungan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam rangkamengoptimalkan peran lembaga penyedia <strong>benih</strong> sumber (BBI dan BPTP)berupa target PAD atau PNBP dan memberikan jaminan pasar <strong>benih</strong> kepadapenangkar sehingga dapat mendorong penumbuhan kelompok penangkar.68


DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2007. Arah Kebijakan Sistem Per<strong>benih</strong>an Nasional , Agrotel


Douglas, J. 1980. Succesfull seed program. A planning and management guide.Westview Press, Boulder. Colorado, USA. 310p.Kementerian Pertanian. 2009. rancangan Rencana Strategis KementerianPertanian tahun 2010-2014. JakartaMarwoto, D. Harnowo, M.M Adhie, M. Anwari, J. Purnomo, Riwanoja danSubandi. 2009.Panduan Teknis. Produksi Benih Sumber Kedelai, KacangTanah, dan Kacang Hijau. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kcangandan Umbi-umbian. 30 halamanMulyono, R.S. dan Sunyono. 1998. Peningkatan mutu <strong>benih</strong> kedelai dengansistem jabalsim terencana. Di dalam : Roesmiyanto, Sumarno danTakhesi Nabeta, editor. Prosiding Lokakarya Sistem Produksi danPeningkatan Mutu Benih Kedelai di Jawa Timur. Malang, 27 Juli 1998.Malang. Him 21 - 33.Nugraha, U.S. 2004. Legislasi, kebijakan, dan kelembagaan pembancunaper<strong>benih</strong>an. Perkembangan Teknologi PRO. 16 (1): 61-73.PT SHS Cabang Jawa Timur dan Bali. 1998. Sistem Produksi <strong>benih</strong> kedelai secaraformal oleh perusahaan <strong>benih</strong>. Di dalam : Roesmiyanto, Surname danTakhesi Nabeta, editor. Prosiding Lokakarya Sistem Produksi danPeningkatan Mutu Benih Kedelai di Jawa Timur. Malang, 27 Juli 1998.Malang. Him 34 - 38.Pabbage,M.S; Zubachtirodin danS. Saenong. 2008. Dukungan Teknologi dalamPeningkatan Produksi Jagung. Presiding Simposium V Tanaman Pangan.lnovasi Teknologi Tanaman Pangan. Puslitbangtan, Badan LitbangPertanian. BogorRoesmiyanto dan Sumamo. 1998. Model usaha per<strong>benih</strong>an kedelai informal dipedesaan. Di dalam : Roesmiyanto, Sumarno dan Takhesi Nabeta,editor. Prosiding Lokakarya Sistem Produski dan Peningkatan MutuBenih Kedelai di Jawa Timur. Malang, 27 Juli 1998. Malang. Him 42 - 52.Rachman, B,W. Rusastra danK. Kariyasa. 2004. Sistem Pemasaran Benih danPupuk dan Pembiayaan Usahatani. Presiding Efisiensi dan Daya SaingSistem Usahatani Beberapa Komoditas Pertanian Lahan Sawah.Puslitbangtan Sosek Pertanian. Bogor.Samaullah,Mohamad Yamin. 2007. Pengembangan Varietas Unggul danKomersialisasi Benih Sumber Padi. Apresiasi Hasil Penelitian Padi.Puslitbangtan, badan Litbang Pertanian. Bogor.Sejati,Wahyuning K; R. Kustiari; R.S. Rivai; AK. Zakaria dan T. Nurasa. 2009.Laporan Hasil Penelitian. Kebijakan lnsentif Usahatani Kedelai untuk70


Mendorong Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani. PSEIKP.Bog or.Soetarto, A., Jasis, S.W.G. Subroto, M. Siswanto dan E. Sudiyanto. 2001 . Sistemperamalan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT)mendukung system produksi padi berkelanjutan dalam lmplementasiKebijakan Strategis untuk Meningkatkan Produksi Padi BerwawasanAgribisnis dan Lingkungan. Las eds. Puslitbang Tanaman Pangan. 247hal.Sumarno. 1998. Penyediaan <strong>benih</strong> berdasarkan adaptasi varietas kedelai padaagroklimat spesifik. Di dalam : Roesmiyanto, Sumarno dan TakhesiNabeta, editor. Prosiding Lokakarya Sistem Produski dan PeningkatanMutu Benih Kede/ai di Jawa Ttmur. Malang, 27 Juli 1998. Malang. Him 1-12.Suryana, A. 2008. Kebijakan dan Program Penelitian Mendukung TercapainyaSwasembada Kedelai dan Ubikayu. lnovasi Teknologi Kacang-kacadan Umbi-umbian. Puslitbangtan, Badan Litbang Pertanian. Bog_ ..Suyamto, Subandi dan Marwoto. 2008. Kesiapan T eknologi MendPeningkatan Produksi Kedelai dan Ubikayu. lnovasi Teknologi Kacangkacangandan Umbi-umbian. Puslitbangtan, Badan Litbang Pertanian.Bog or.Sinartani. 2008. Edisi 16-12 Agustus. No.3264. Tahun XXXVIII. Jakarta71


NYHidHVl


Tabel1. Keragaan Luas Panen Padi Sawah di Kabupaten Serang Tahun 2006-2009 (Ha)Kecamatan 2006 2007 2008 2009Cinangka 2,496 1,965 1,159 5,060Padarincang 4,426 4,763 4,467 5,191Ciomas 1,542 1,236 1,235 1,387Pabuaran 2,412 2,342 2,420 1,889Gunungsari 501 530 579 568Baros 3,558 3,270 3,690 3,175Petir 2,704 2,984 2,283 2,778Tunjungteja 2,253 2,097 2,316 2,199Curug 1,068 987 1 '101Cikeusal 2,940 2,893 2,954 3.1 88Pamarayan 1,799 2,095 1,891 2,249Bandung 1,872 1,728 2,108 2 109Jawilan 1,565 1,226 1,267 1.388Kopo 1,545 1,559 2,018 2,140Cikande 1,253 1,232 1,320 1 456Kibin 1,879 1,905 1,951 2,032Kragilan 2,881 2,903 2,713 3,216Walantaka 3,659 2,307 2,230 -Cipocok jaya 707 1,031 1,004 -Serang 495 451 426 -Taktakan 930 897 940 -Waringinkurung 345 345 348 454Mancak 1,234 1,443 1,365 1,486Anyer 1,608 1,897 1,851 1,656Bojonegara 910 1,563 1,446 1,425Pula ampel 404 408 390 411Kramatwatu 4,569 4,327 3,685 4,241Kasemen 6,749 6,638 6,712Ciruas 5,389 5,136 5,242 5,959,Pontang8,634 8,248 8,467 8,606Carenang 3,633 3,445 3,633 3,959Binuang 2,712 2,858 2,712 2,690Tirtayasa 4,696 5,173 4,380 4,71 5Tanara 3,345 742 3,321 3,036Kabupaten Serang 86,713~ ~82,62483,624 78,66972


Tabel2. Keragaan Luas Panen Padi Sawah di Kabupaten Pandeglang Tahun2006 - 2009 (ha)Kecamatan 2006 2007 2008 2009Sumur 2,987 2,478 2,473 2,719Cimanggu 3,054 2,835 5,208 6,044Cibaliung 772 656 656 608cibitung 1,245 1,315 1,057 1,466Cikeusik 10,135 10,114 7,301 8,141Cigeulis 1,315 2,238 1,354 1,423 iPanimbang 14,487 14,294 12,184 10,218 !Munjul 1,064 2,829 2,579 2,481Angsana 4,508 4,382 2,741 4,240Sindangresmi 995 3,019 2,881 3,018Bojong 1,802 1,926 2,005 1,990Picung 2,576 2,529 2,662 2,984Saketi 2,943 3,015 2,449 2,135 ;Cisata 1,808 2,805 2,652 2,019Pegelaran 4,399 4,367 3,212 4,217Patia 4,813 4,924 2,748 4,308Sukaresmi 4,793 6,088 4,611 4,148Labuan 836 723 655 715Carita 392 1,267 1,510 1,540Jiput 3,134 2,716 2,909 3,495Cikedal 1,773 1,834 1,617 1,912Menes 2,741 2,102 1,278 1,866Pulosari - -~1,609Mandalawangi 3,819 2,225 3,169 2,002Cimanuk 2,280 2,138 2,850 2,478Cipeucang 1,994 1,902 424 1,743Ban jar 1,766 1,604 1,872Ban jar 2,247 1,974 2,108 1,991Kaduhejo 1,590 1,039 1,258 1,378,Pandeglang1,528 2,420 1,210 769Cadasari 1,324 1,707 526 1,014Karangtanjung 752 1,077 489 1,339Koroncong - - - 904Kabupaten Pandeglang 88,106 94,704 80,380 88,78673


label 3. Keragaan Luas Panen Padi Sawah di Kabupaten Lebak Tahun 2006-2009 (ha)Kecamatan 2006 2007 2008 2009Malingping 4,277 4,368 4034 5,989Wanasalam 7,663 8,264 5125 8,518Panggarangan 4,888 5,037 2850 3,262Cihara - - 2099 1,928Sa yah 2,601 2,260 3231 3,784Cilograng 2,998 3,497 3155 3,692Cibeber 6,897 5,391 6520 5,715Cijaku 2,508 4,238 2127 2,408Cigemblong - - 1959 2,793Banjarsari 2,436 3,414 3215 3,740Cileles 2,269 2,809 3020 3,026Gunungkencana 1,271 1,465 1470 1,507Bojongmanik 3,563 3,541 1448 1,478Cirinten - - 1957 2,224Leuwidamar 1,422 1,555 1628 1,645Muncang 1,428 1,296 1460 1,891Sobang 1,675 1,637 1849 1,91 0Cipanas 4,294 5,170 4865 4,584Lebak Gedong - - 1605 1,713Sajira 2,905 3,211 3453 3,717Cimarga 2,425 2,236 2382 2,544Cikulur 2,798 3,447 3226 3,360Warunggunung 1,319 3,105 2832 3,335Cibadak 2,352 2,371 2345 2,590Rangkasbitung 2,842 3,165 2819 2,291Kalanganyar - - 1151 1,134Maja 1,379 2,559 2514 2,414Kabupaten Lebak 67,029 7~~60_ 75974 84,798---- -- -74


Tabel4. Keragaan Luas Panen Padi Sawah di Kabupaten Tangerang Tahun2006- 2009 (ha)Kecamatan 2006 2007 2008 2009Cisoka 4,330 4736 2,444 2,321Solear 2,805 3164 2,484 2,360Tigaraksa 786 907 2,936 2,937 iJam be 449 554 1,254 1,501Cikupa 1,164 1846 718 695Panongan 56 457 1,920 1,824Curug - - 575 600Kelapa Dua - - 25 37Legok 1,632 1376 1,255 1,700Pagedangan 1,925 2613 1,838 2,053Serpong 80 27 48 56Serpong Utara - - 11 20Setu - - 26 48Cisauk 238 155 559 663Pamulang - - - -Ciputat 45 20 59 99Ciputat Timur - - - -PondokAren 31 35 24 12Pasarkemis 3,663 3144 1,248 1,286Sindang Jaya - - 2,929 4,278Balaraja 4,198 4062 1,385 1,630Sukamulya 2,865 3,320Jayanti 2,710 2916 2,623 2,620 iKresek 7,575 8511 4,129 3,745 !Gunung Kaler - - 4,606 3,640Kronjo 6,908 7990 3,835 4,690Mekar Baru - - 3,1 36 3,792Ma uk 5,384 5310 5,431 5,542Kemiri 2,477 1065 2,490 2,345Sukadiri 3,332 3331 3,466 3,466Rajeg 5,410 5377 5,483 5,392Sepatan 4,314 4518 2,708 2,796Sepatan Timur 2,391 2,209Pakuhaji 6,230 6188 6,472 5,836Teluknaga 2,400 1689 1,713 3,074Kosambi 664 953 600 1,488Kabupaten Tangerang 68,806 70,944 73,686 78,07575


Tabel 5. Keragaan Luas Panen Jagung di Kabupaten Serang Tahun 2006-2009 (ha)Kecamatan 2006 2007 2008Cinangka 130 226 78Padarincang - 43 11Ciomas 237 219 40Pabuaran 157 179 119Gunungsari 25 63 -Baros 178 23 1Petir 219 8 226Tunjungteja 10 17 26Curug 472 112 3Cikeusal 619 486 408Pamarayan 39 38 4Bandung 52 88 60Jawilan 20 25 71Kooo 8 21 15Cikande - 35 -Kibin - 7 -Kragilan 24 15 26Walantaka 15 10 103Cipocok jaya 9 12 22Serang 1 3 2Taktakan 209 279 346Waringinkurung 87 68 99Mancak 25 - -Anyer 148 240 150Bojonegara - 10 223Pulo ampel 70 86 60Kramatwatu 34 43 6Kasemen - - -Ciruas - - -Pontang 4 - -carenang 5 - -Binuang - - -Ttrtayasa 6 2 15Tanara 10 - -Kabupaten Serang 2,813 2,358 2,114~6


Tabel 6. Keragaan Luas Panen Jagung di Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2008 (ha)Kecamatan 2006 2007 2008Sumur - 55 -Cimanggu 498 420 230Cibaliung 131 68 186Cibitung 49 19 52Cikeusik 69 102 32Cigeulis 350 15 -Panimbang 10 30 18Munjul 118 216 247Angsana 53 75 -Sindangresmi 95 262 427Bojong 3 112 20Picung 5 18 -Saketi - - -Cisata - 1 -Pegelaran - - 3Patia 9 - 5Sukaresmi 3 9 20Labuan 11 48 45Carita 2 11 1Jiput 17 24 13Cikedal 1 3 10Menes 5 6 17Mandalawangi 102 48 4Cimanuk 72 198 103Cipeucang 18 11 18Banjar - 2 6Mekarjaya 5 -Kaduhejo 4 60 7Pandeglang 11 20 43Cadasari 67 20 65Karangtanjung 106 137 51Total 1,809 1,995 1,623II77


Tabel 7. Keragaan Luas Panen Jagung di Kabupaten Lebak Tahun 2008-2009 (ha)Kecamatan 2008 2009Malingping 283 266Wanasalam 143 246Panggarangan 58 96Cihara 155 66Bayah 219 427Cilograng 124 284Cibeber 147 77Cijaku 155 327Cigemblong 173 36Banjarsari 207 89Cileles 349 I 158Gunungkencana 193 I 22Bojongmanik 97 I 47Cirinten 70 I 79Leuwidamar 112 5Muncang 92 73So bang 45 45Cipanas 88 109Lebak Gedong - -Saiira 38 40Cimarga 176 170Cikulur 17 37Warunggunung 29 36Cibadak 32 20Ranqkasbitunq 62 75Kalanganyar 3 3Maja 97 207Curug bitung 43 221L_Ka~~~ten Lebak 3,207 3,261IIIIIII78


Tabel 8. Keragaan Luas Panen Kedelai di Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2009 (ha)Kecamatan 2006 2007 2008 2009Sumur - - 20 -Cimanggu - 4 2,044 1,674Cibaliung 444 513 210 4,612Cibitung - - 160 1,721Cikeusik 243 103 225 7Cigeulis 180 105 1,356 1,421Panimbang 329 620 26 293Sobang 1,183Munjul 17 7 5 173 'Angsana 40 179 30 48 1Sindangresmi 5 79 2 386Bojong 2 - - 4 1IPicung - 7 5 -Saketi - 4 - 5Cisata - - - -Pagelaran - - - -Patia - - 5 -Sukaresmi 2 18 - 334Labuan 19 - - -Carita - - - -Jiput 2 8 2 -Cikedal - - 12 2Menes 2 5 - 20Pulosari 78 3Mandalawangi - 5 10 2Cimanuk 26 107 - 4'Cipeucang 13 6 - 3Banjar 1 2 2iMekarjaya 4 5 10 iMajasari 2 5 7 41Pandeglang - - - 2Cadasari 5 5 - -Karangtanjung 7 2 20 -Koroncong 19Kabupaten Pandeglang 1,476 1,877 4,497 14,10479


Tabel 9. Keragaan Luas Tanam Padi Sawah Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ha)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei lun lui Ags Sep Okt Nop Des TotalSumur 409 - 141 283 613 534 - - 200 500 500 434 3,614Cimanggu - - - 2 600 301 - - - - 439 1,172 2168 6,680Cibaliung - - - 222 107 - - - 80 - 409 - 818Cibltung - - - 657 43 - - - - - 126 769 1,595Cikeusik - - 3,062 - 2 042 - 24 - - - 2,699 2 396 10,223Cigeulis - - 15 774 172 - - - - - 314 673 1,948:Panimbang - - 331 31017 - - - - - - 613 31405 7,366Sobang - - 1/485 1/944 200 - - - - - 3,017 761 7,407Munjul - 33 462 904 - - - - - - 202 1 281 2,882 IAngsana - - 150 2,041 - - - - - 54 1,374 818 4,437Sindangresmi - - 580 930 100 - - - - - 943 567 3,120Bojong 64 - - 412 574 - - - 10 176 471 425 2,132Picung - - 396 988 - - - 217 - 590 396 398 2,985Saketi 434 478 95 236 246 683 314 - 48 66 283 330 3,213Cisata 26 - 52 725 188 116 68 76 48 118 423 456 2,296Pagelaran - - 467 1/419 259 - - - - 10 1/874 837 4,866Patia - - 674 1,484 - - - 335 - 2,196 29 4,718Sukaresmi - - 1/827 248 125 - - - - - 2,074 126 4,400-Labuan 203 46 97 133 58 - - - 34 106 201 43 921Carita - - 5 557 281 8 - - - 15·----142 651 1,659Jiput 62 24 15 896 - - 86 845 25 580 660 198 3,391Cikedal 161 21 19 495 - - 467 __! 9~ 100 . 189 467 241 2,179·-80


Tabel 9. Keragaan Luas Tanam Padi Sawah Bulanan dl Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ha) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun lui Ags Sep Okt Nop Des TotalMenes - - - 200 283 365 400 - 340 460 843 2,891 IPulosari 382 392 - 330 275 275 - - 236 425 - 236 2,551Mandalawangi 815 354 250 57 62 48 71 24 85 538 717 401 3,422Cimanuk 15 106 170 124 1440 49 50 30 1450 872 772 214 SL292Cipeucang 5 - 5 486 323 427 50 30 50 427 376 48 2,227Banjar 175 118 48 241 354 165 48 10 48 95 425 236 1,963Keduhejo 147 165 - 156 227 137 95 85 76 312 118 151 1,669Mekarjaya 247 - - 90 600 - - - - 10 554 72 1,573Majasari 114 255 170 - - - 48 - 201 330 118 1,236Pandeglang so 236 - 123 - 71 - - 236 - 208 924Cad a sari - - - 295 250 150 189 71 - 208 172 41 - 1.1376Karangtanjung - 354 99 198 279 93 107 95 29 165 507 71-- 1,997_Koroncong - 142 - - 200 - 135 135 - - 142 380 ~,!34Total- -- - ---- ----3,309 2,488 10,851 23,142 9,725 3,050 2,223 1,637 2,854 6,672 251129 20,025 j.J,_l,_l()S~81


~C»3i..,...rcIllIll0}00N::JIll3""CIll9:a.~0"c"0Ill,..,.m::J""CIll::Ja.m10Ill::J10r~0}-~ ~NI::r... ~c~~0::J~SQNo .......~0~~~0 ~\0


Tabel10. Keragaan Luas Tanam Padi Sawah Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ha)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalMalingping 171 383 - 506 2,911 - - - 165 - 1,871 891 6,898Wanasalam - - 1,329 3,099 - - - - - - 1,286 3,238 8,952Panggarang_an 156 - - 183 1,100 135 - - - 207 797 947 3,525Cihara - - - 483 172 - - - - 108 576 589 1,928Bayah 171 75 841 20 425 169 35 105 20 - 198 1,546 3,605Cilograng 65 10 55 390 1,065 - - 85 55 39 456 1,225 3,445..Cibeber1,600 1,425 889 1,884 5,798- - - - - - - -Cijaku - - - 750 427 - - 350 54 308 415 50 2,354Cigemblong - 207 - 725 413 - - 215 - 217 537 332 2,646Banjarsari 35 205 - 1,565 35 - - - 130 219 373 998 3,560Cileles 698 - - 1,257 246 - - - - 832 665 29 3,727Gunungkencana - - - 734 17 - - - - - 76 680 1,507Bojongmanik - - - 685 54 - - - - 45 493 201 1,478Cirinten 15 - - 665 405 - - - - 246 643 265 2,239Leuwidamar - - 226 508 67 - - 37 - 65 555 187 1,645Muncang - - - 498 517 - - - - - 635 230 1,880So bang - - - 226 729 - - - 5 46 963 - 1,969Cipanas - - - 1,261 1,031 - - - - - 2,292 - 4,584Lebak Gedong - - - 257 430 172 - - - - 213 391 1,463Sajira - - - 1,134 844 1 - - - - 1,298 685 3,962Cimarga - - 460 385 381 - - - - 7 749 45 2,027~-83


TabellO. Keragaan Luas Tanam Padi Sawah Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ha) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jut • Ags Sep Okt Nop Des TotalCikulur - - 21 1,078 584 - - - 6 197 1,204 269 3,359Warunggunung 49 11 12 480 779 238 5 - - 22 733 866 3,195Cibadak - - - 838 481 - - - - 20 1,051 177 2,567Rangkasbitung - 33 334 778 - 3 5 22 1 247 672 188 2,283Kalanganyar - - 20 493 45 - - - - 2 401 175 1,136Maja - - - 575 419 - - - - - 1,134 286 2,414Curug bitung - - - 290 340 - - - - - 124 852 1,606Total 1,~§0 924 3,298 21,463 15,342 718 45 814 436 3,716 22,294 15,342 85,752-84


(i)I»30"I»N "''rcIllVIo}:::3Ill3"'UIll9:00 a.Vlr:;IllC'"c"'0Illr-T(!):::3r"';9'"7'--1:::rc:::3N001.0l:lrc~i"'"'0~~S'OO., .... ., ~-~ f -1£ """'"'"' 0"'~


Tabelll. Keragaan Luas Tanam Padi Sawah Bulanan di Kabupaten Tangerang Tahun 2009 (Ha)IKecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalCisoka - - - 1,099 - - - - - - 400 822 2,321So lear - - - 1,118 - - - - - - 521 721 2,360Tigaraksa - - - 1,322 146 - - - - - 106 722 2,296Jam be - - - 711 - - - - - - 384 406 1,501Cikupa - - - 331 - - - - - - 188 176 695Panongan - - - 864 - - - - - - 418 539 1,821Curug - - - - 200 100 - - - - 200 100 600...Kelapa Dua - - 2 - 5 5 - - - - 2 - 14Legok - 10 - 100 50 470 - - - - 465 210 1,305Pagedangan 18 - - 250 713 20 - - - - 310 439 1,750Serpong 32 - - - 19 - - - - - - - 51Serpong Utara - - - - 11 - 9 - - - 2 - 22 ISetu 2 - 10 10 2 2 4 3 - - 4 12 49 iCisauk 173 125 - 25 275 5 - 10 - - 15 126 754 IPamulang - - - - - - - - - - - - -!Ciputat 5 3 10 15 - - 5 10 17 1 5 20 91 iCiputat Timur - - - - - - - - - - - - -•Pondok Aren - - 12 - - - - - - - - 12 24Pasar kemis - - - 311 316 11 - - - - 187 461 1,286Sindang Jaya - - 473 1,059 565 - 233 38 - 80 81 1,968 4,497Balaraja - - 100 500 180 - - 40 - - 225 547 1,592-!86


Tabelll. Keragaan Luas Tanam Padi Sawah Bulanan di Kabupaten Tangerang Tahun 2009 (Ha) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalSukamulya - - - - 963 317 - 85 5 80 126 971 2,547Jayanti 75 20 10 427 799 - - - - - 305 1,059 2,695Kresek 305 200 - - 860 1,010 - - - - 625 1,220 4,220Gunung Kaler - - - - 1,613 735 - - - - 80 1,807 4,235Kronjo 632 154 - 298 329 1,123 760 - - - 103 138 3,537Mekar Baru 1,312 - - - 950 650 - - - - - 260 3,172M auk 202 - - - 1,979 685 - - - - 684 1652 5,202Kemeri 10..550 600 15 340 1,103 2,618- - - - - -Sukadiri 28 - - - 1,733 - - - - - 215 1,518 3,494RajeQ - - - 425 1,250 727 - 155 250 228 552 980 4,567Sepatan 70 185 275 20 290 595 334 8 40 - 50 999 2,866Sepatan Timur - 240 529 335 - - - - - - 735 154 1,993Pakuhaji 248 131 110 725 451 1,669 - 35 - - 123 1,099 4,591Teluknaga 482 333 34 79 524 459 358 13 - - 216 343 2,841Kosambi - 200 - 296 - 200 - 296 - - 22 28 1,042Total 3,594 1,601 1,565 10,320 14,773 9,383 1,718 693 312 389 7,689 20,612 72,64987


G)Dl3crDl.,wr-cOJIJ'l0}::IOJ3"OJ9:9:00 A00 OJC"c"0OJ~ro::I0}::ItOro....,OJ::ItO0}:::Tc::IN001.0rc~Cl~~ ...~~........ -o000 Q~NU'>ft~~"'0"""' 0U>~


Tabel12. Keragaan Luas Tanam Jagung Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ha)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jut Ags Sep Okt Nop Des TotalSumur - - 48 40 10 - - - - 36 66 - 200Cimanggu - - 232 - - - - - 170 - 286 - 688Cibaliung - - 226 408 - - - - - - 560 - 1,194'Cibitung - - 116 120 - - - - - 210 172 - 618Cikeusik - - 30 - 10 - - - - 190 - - 230Cigeulis - - 76 86 - - 2 5 - 16 186 - 371Panimbang - - 6 - 8 - 4 - - - 26 4 48Sobang - - 6 .. - - 10 35 - - 140 60 - 251 iIMunjul - 30 46 6 126 - 2 - - 426 30 - 666 !Angsana - - 16 20 6 - - - - 8 - 6 56Sindangresmi - 76 so 46 40 - 48 - - 276 - - 536Bojong - - 3 2 3 2 - - - 2 2 4 18Picung - - 4 4 12 2 - - - 25 10 - 57Saketi - - - 16 - - - - - 5 25 - 46Cisata - 3 21 4 1 - - - - 4 6 4 43Pagelaran - 6 6 6 2 6 6 - 4 4 2 4 46Patia - - 120 - - - - - - 90 - - 210Sukaresmi - 2 2 4 - 6 10 - 4 4 4 4 40-Labuan - - 6 3 2 - - 2 2 6 4 4 29-Carita - 2 - - - - - - - 1 - - 3Jiput - - 2 1 5 5 5 5 2 - 2 1 28-Cikedal 4 2 - - - 3 - 1 2 4 - 2 18-I!:!I89


Tabel12. Keragaan Luas Tanam Jagung Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ha) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalMenes - - 3 19 15 - - - - 24 24 - 85Pulosari - 12 - 12 15 - - - 4 34 15 - 92Mandalawangi 12 11 8 10 - - 7 16 - 45 55 40 204Cimanuk - - 5 - 6 4 - - - 35 29 6 85Cipeucang - - 1 - 3 - - 1 1 2 12 2 22Ban jar - - 3 1 - 1 - - 1 2 3 - 11Mekarjaya - - - - 2 - 1 - - - 49 20 72Majasari - - a' 10 10 6 8 - - - - - 42Pandeglang 34 12 10 - - - - - 34 - - - 90Cadasari - 2 6 - 15 - - - 90 - - - 113Karangtanjung 8 - 4 - 10 35 10 10 - - 20 6 103Koroncong 48 - - - 48 - - - - 115 - 10 221_!_otal 106 158 1,064 818 349 80 138 40 314 1,704 1,648 117 6,53690


cQlU'lo}::JQl3


Tabel13. Keragaan Luas Tanam Jagung Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ha)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalMalingping - - - 12 - - - - - 80 215 - 307Wanasalam - 5 3 4 2 - 42 - - - 26 - 82Panggarangan - - 30 2 - 2 4 3 - 42 21 - 104Cihara - - - - 7 - - - - - 37 - 44Bayah - 65 - 17 18 45 - 2 - 5 39 8 199Cilograng - - 15 27 20 21 - - - 42 30 - 155Cibeber - 5 7 7 3 2 - - - 45 22 - 91Cijaku - - 15 125 - - - - - 20 so - 270Cigemblong - 3 20 5 - 1 - - 1 25 19 - 74Banjarsari 8 - 30 5 5 20 45 25 - 18 - - 156Cileles - - - 1 - - 9 7 - 2 - - 19Gunungkencana - - - 22 - - - - - 89 47 - 158Bojongmanik - - 15 4 5 - - - 3 42 15 - 84Cirinten - - 2 2 14 9 4 - - 28 23 - 82 ILeuwidamar - - - - 5 - 9 1 - - - - 15Muncang - 2 - 4 2 3 3 - 17 23 34 8 96So bang - - - 4 4 - - - - 9 17 13 47Cipanas 5 3 42 - 7 28 - - 4 - 12 11 112 iLebak Gedong - - - -'- - - - - - - 5 5 ISajira - 4 2 3 2 3I- - 1 4 - 5 24 -I- ICimarga - - - - - - - - 19 12 31!92


Tabel13. Keragaan Luas Tanam Jagung Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ha) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar All_r Mei Jun Jut Ags Sep Okt Nop Des Total 'Cikulur 9 7 8 4 - - - - 3 8 2 1 42Warunggunung 2 - - 12 - - - - - 4 3 5 26Cibadak - 2 - 5 10 - - - - - - - 172Rangkasbitung - - 1 5 - - - - 3 26 1 38'Kalanganyar - - - 2 - - - - - - so - 52Maja - - - 5 10 2 - - 1 2 183 5 208Curug bitung - - - - 20 - - - - - 80 - 100Total 26 96 24-g 273--139 136 116 38 30 510 963 62 2,638-93


Ci)Ql3i ...UlrcIllIlla;!::JIll3~IlllOc::J\0 lO~9:Ill" C'"c"'0Illr-Tro::JrC'"Ill7'~Ill~c::JN01.0rc:~0 i....~c~ti C)OOS' c_..., zln w Q C)"'"' ....""00"'~


Tabel14. Keragaan Luas Tanam Jagung Bulanan di Kabupaten Tangerang Tahun 2009 (Ha)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalCisoka - - - 2 1 1 3 - - 21 66 - 94Solear - - - 4 1 1 3 - - 72 98 45 224Tigaraksa - - - 3 - 1 6 - - - 58 10 78Jam be - - - 4 2 - 30 - - - 110 210 356Cikupa 3 - - - 1 - - - - - 4 - 8Panongan 1 - - 1 1 - - - - 8 - - 11Curug - - - .. - - - - - - - 20 9 29Kelapa Dua 2 - 2 2 - - - - - - - - 6Legok 10 - - - 5 - - - - 8 20 15 58Pagedangan 1 - - 2 1 1 - - - 5 58 261 329Serpong 6 - - - 4 - - - - - - - 10Serpong Utara - - - - 4 - - - - - - - 4Setu 5 1 5 6 2 4 2 1 - 2 3 7 38 i ICisauk - - - - 4 - - - - 8 17 100 129 IPamulang 9 - - - 3 3 3 3 3 - - - 24Ciputat - - - 2 2 2 2 2 2 2 5 4 23Ciputat Timur 2 2 2 - - - - - - - - - 6Pondok Aren 3 - 1 - - - - - - - - 25 29Pasar kemis - - - - - - - - - - - - -Sindang Jaya 16 - 4 - 3 - - - - - 25 126 174Balaraja - 3 2 - - 2 - - - 3 5 2 17--- ------95


Tabel14. Keragaan Luas Tanam Jagung Bulanan di Kabupaten Tangerang Tahun 2009 (Ha) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalSukamulva - - - - - - - - - - 5 - 5Jayanti - - - - 2 18 - - 4 21 23 - 68Kresek - - - - 1 1 - - - 1 35 2 40Gunung Kaler - - - - - - - - - 3 - - 3Kronjo - - - - - - - - - - - 24 24Mekar Baru - - - - - - - - - - - - -M auk - - - - - - - - - - - - -Kemeri - - - .. - - - - - - - - 6 6Sukadiri - - - - - - - - - - - - -Rajeg 2 - - 1 - - - - - - 1 - 4Sepatan - - - - - - - - - - - - -Sepatan Timur - - - - 4 - - - - - - - 4Pakuhaji - - - - - - - - - 1 2 7 10Teluknaga - - - - - - - - - - 3 17 20Kosambi - - - - - - - - - - 1 12 13Total 60 6 16 27 41 34 49 6 9 155 559 882 1,84496


Ci)m3CTm...~I cOJVlo}:JOJ31.....1OJ10c:J10\0 9:" ~0"c"'0OJ~ro:J;J:J~!?-:J1.0-iOJ::Tc:JN001.0rc~~;;;:c:>oo:.ll ~000 c"'~~z(;)1\)C>0u>~


Tabel15. Keragaan Luas Tanam Kedelai Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ha)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalSumur - - 19 25 10 - - - - - - - 54Cimanggu - - 524 723 301 - - - 20 - - 36 1,604Cibaliung - 98 714 1,678 466 - 24 - - - 276 464 3,720Cibitung - - 476 575 200 - - - - 36 - - 1,287Cikeusik - - 2 - - - 1 - - 2 - - 5Cigeulis - - 450 936 - - 5 71 - 6 26 - 1,494Panimbang - - - .. - - 25 82 - - - - - 107Sobang - - 246 - - 279 589 - - - - 26 1,140Munjul - 6 6 86 156 - 3 - - - 160 - 417Angsana 40 - 2 16 52 6 - - - 20 6 - 142Sindangresmi - 10 - 4 118 10 48 - - 60 - - 250Bojong - - 2 - - - - - - - - - 2Picung - - 3 1 2 - - - - 2 3 - 11Saketi - - - - - - - - - 5 - - 5Cisata - - - - - - - - - - - - -Pagelaran - - - - - - - - - - - - -Patia - - - - - - - - - - - - -Sukaresmi - - - - - 124 124 - - 4 6 2 260Labuan - - - - - - - - - - - - -Carita - 2 - - - - - - - - - - 2Jiput - - - - - - - . - - 2 - 2Cikedal - - - - - - - . . - - - ----- ------ -98


TabellS. Keragaan Luas Tanam Kedelai Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ha) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalMenes - - 3 2 10 15 - - - 5 10 - 45Pulosari - - - 2 - - - - 2 2 8 - 14Mandalawangi 4 2 2 3 6 - 2 4 - - 6 7 36Cimanuk - - 3 - 2 2 - - - 2 2 - 11Cipeucang - - - - 1 - - - 1 1 - - 3Ban jar - 1 - 1 - 1 - - - 2 3 - 8Mekarjaya - - - ... - 24 - 10 - - - 5 4 43Majasari 6 - 1 1 - - 1 - - - - - 9Pandeglang 2 - - - - - - - 2 - - - 4Cadasari - - - - - - - - - - - - -Karangtanjung - - - - - - - - - - - - -Koroncong 19 - - - - - - - - 24 - - 43Total 71 119 2,453 4,053 1,348 462 889 75 25 171 513 539 10,718-99


.....00rcQ)(/'1r;}::::sQ)3~c..lT>~-9:~0"c~@"::::s"'0Q)::::sc..ro10Q)::::s10r;}~c::::sN001.0


Tabel16. Keragaan Luas Tanam Kedelai Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ha)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalMalingping - - - - - . - - - 30 120 - 150Wanasalam - - - - - - - - - so - - so-Panggarangan - - - - - . - - - 30 20 - soCihara - - - - - - - - - - 35 - 35Bayah 30 - 14 47 92 45 - - - - 53 - 281Cilograng - - - 47 91 . - - - 24 26 - 188Cibeber - - -.. 25 2S . - - - so - - 100Cijaku 8 - - so - . - - - - 1S - 73Cigemblong - 2 2 7 - - - - - 15 - - 26Banjarsari - - - - - - - 8 - 9 - - 17Cileles - - - 1 - - - - - - 80 - 81Gunungkencana - - - 4 - - - - - so - - 54Bojongmanik - - - 40 - 22 - - - so - - 112 ICirinten - - - - 3 - 2 - - - - - sLeuwidamar - - - - 6 - 30 4 - 63 - - 103Muncang - - - 10 3 1 - - 2 32 2 4 54Sobang - - - - - . - - - so - - soCipanas - - 25 - - - - - - 23 5 3 56Lebak Gedong - - - - - - - - - - - - -Sajira - - - - - - - - - - - - -Cimarga - - - - - - - - - 63 26 20 109- ··-- -- --- ----------- ---101


Tabel16. Keragaan Luas Tanam Kedelai Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ha) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar AJ?_r Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalCikulur - - - - - - - - - - - - -Warunggunung - - - - - - 5 - - - - - 5Cibadak 2 - 2 5 2 - - - - - - - 11Rangkasbitung 5 - - - - - - - - 2 17 - 24Kalanganyar 45 - - - - - - - - - - - 45Maja 10 - 2 18 30 - - - - 3 23 25 111..Curug bitung 15 13 - - - - - - - - 35 - 63Total 115 15 45 254 252 68 37 12 2 544 457 52 1,853102


ti)Dl3i ...Q)rc:ru(/)-fru:::Jru3:::0:::(!)a.(!)....... ~-0w Q,:;;o;;:ru0"c:"'0ruI"Tro:::Jr;0"ru7'~:::::;c::::JN00\0,...c?hl:'l ~C>~~~OS'S' ~0~..,t;t....,_ rn~00 """'


Tabel17. Kebutuhan Benih Padi Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ton)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalSumur 10 - 4 7 15 13 - - 5 13 13 11 90Cimanggu - - - 65 8 - - - - 11 29 54 167Cibaliung - - - 6 3 - - - 2 - 10 - 20Cibitung - - - 16 1 - - - - - 3 19 40Cikeusik - - 77 - 51 - 1 - - - 67 60 256Cigeulis - - 0 19 4 - - - - - 8 17 49Panimbang - - 8 75 - - - - - - 15 85 184Sobang - - 37 49 5 - - - - - 75 19 185Munjul - 1 12 23 - - - - - - 5 32 72Angsana - - 4 51 - - - - - 1 34 20 111Sindangresmi - - 15 23 3 - - - - - 24 14 78Bojong 2 - - 10 14 - - - 0 4 12 11 53Picung - - 10 25 - - - 5 - 15 10 10 75Saketi 11 u 2 6 6 17 8 - 1 2 7 8 80•iCisata 1 - 1 18 5 3 2 2 1 3 11 11 57Pagelaran - - 12 35 6 - - - - 0 47 21 122Patia - - 17 37 - - - - 8 - 55 1 118Sukaresmi - - 46 6 3 - - - - - 52 3 110Labuan 5 1 2 3 1 - - - 1 3 5 1 23Carita - - 0 14 7 0 - - - 0 4 16 41Jiput 2 1 0 22 - - 2 ],] 1 15 17 5 85-Cikedal 4 1 0 12 - - 12 0 3 5 12 6 54-104


Tabel17. Kebutuhan Benih Padi Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ton) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Total IMenes - - - 5 7 9 10 - - 9 12 21 72Pulosari 10 10 - 8 7 7 - - 6 11 - 6 64Mandalawangi 20 9 6 1 2 1 2 1 2 13 18 10 86-Cimanuk 0 3 4 3 36 1 1 1 36 22 19 5 132Cipeucang 0 - 0 12 8 11 1 1 1 11 9 1 56Ban jar 4 3 1 6 9 4 1 0 1 2 11 6 49Keduhejo 4 4 - .. 4 6 3 2 2 2 8 3 4 42Mekarjaya 6 - - 2 15 - - - - 0 14 2 39Majasari 3 6 4 - - - 1 - - 5 8 3 31Pandeglang l - 6 - 3 - 2 - - 6 - 5 23Cadasari - - - 7 6 4 5 2 - 5 4 1 34Karangtanjung - 9 2 5 7 2 3 2 1 4 13 2 soKoroncong - 4 - - 5 - 3 3 - - 4 10 28Total 83 62 271_ 579 243 76 56 41 71 167 628 501 2,778--- ---- ----~--105


Tabel18. Kebutuhan Benih Padi Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ton)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalMalingping 4.28 9.58 - 12.65 72.78 - - - 4.13 - 46.78 22.28 172.45Wanasalam - - 33.23 77.48 - - - - - - 32.15 80.95 223.80-Panggarangan 3.90 - - 4.58 27.50 3.38 - - - 5.18 19.93 23.68 88.131--Cihara - - - 12.08 4.30 - - - - 2.70 14.40 14.73 48.20Bayah 4.28 1.88 21.03 0.50 10.63 4.23 0.88 2.63 0.50 - 4.95 38.65 90.13Cilograng 1.63 0.25 1.38 9.75 26.63 - - 2.13 1.38 0.98 11.40 30.63 86.13Cibeber - - - • 40.00 35.63 - - - - 22.23 47.10 - 144.95Cijaku - - - 18.75 10.68 - - 8.75 1.35 7.70 10.38 1.25 58.85Cigemblong - 5.18 - 18.13 10.33 - - 5.38 - 5.43 13.43 8.30 66.15Banjarsari 0.88 5.13 - 39.13 0.88 - - - 3.25 5.48 9.33 24.95 89.00Cileles 17.45 - - 31.43 6.15 - - - - 20.80 16.63 0.73 93.18Gunungkencana - - - 18.35 0.43 - - - - - 1.90 17.00 37.68Bojongmanik - - - 17.13 1.35 - - - - 1.13 12.33 5.03 36.95Cirinten 0.38 - - 16.63 10.13 - - - - 6.15 16.08 6.63 55.98Leuwidamar - - 5.65 12.70 1.68 - - 0.93 - 1.63 13.88 4.68 41.13Muncang - - - 12.45 12.93 - - - - - 15.88 5.75 47.00Sobang - - - 5.65 18.23 - - - 0.13 1.15 24.08 - 49.23Cipanas - - - 31.53 25.78 - - - - - 57.30 - 114.60Lebak Gedong - - - 6.43 10.75 4.30 - - - - 5.33 9.78 36.58Sajira - - - 28.35 21.10 0.03 - - - - 32.45 17.13 99.05Cimarga - - 11.50 9.63 9.53 - - - - 0.18 18.73 1.13 50.68- ----- ------ -- -- -- - - -- --- ----- - -- ---- ---- - - -----107


Tabel18. Kebutuhan Benih Padi Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ton) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalCikulur - - 0.53 26.95 14.60 - - - 0.15 4.93 30.10 6.73 83.98Warunggunung 1.23 0.28 0.30 12.00 19.48 5.95 0.13 - - 0.55 18.33 21.65 79.88Cibadak - - - 20.95 12.03 - - - - 0.50 26.28 4.43 64.18 !Rangkasbitung - 0.83 8.35 19.45 - 0.08 0.13 0.55 0.03 6.18 16.80 4.70 57.08 iKalanganvar - - 0.50 12.33 1.13 - - - - 0.05 10.03 4.38 28.40 !Maja - - - • 14.38 10.48 - - - - - 28.35 7.15 60.35 jCurug bitung - - - 7.25 8.50 - - - - - 3.10 21.30 40.15 1Total 34.00 23.10 82.45 536.58 383.55 17.95 1.13 20.35 10.90 92.90 557.35 383.55 2,143.80 I108


Tabel19. Kebutuhan Benih Padi Berdasarl


Tabel19. Kebutuhan Benih Padi Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Tangerang Tahun 2009 (Ton) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalSukamuly_a - - - - 24.08 7.93 - 2.13 0.13 2.00 3.15 24.28 63.68Jayanti 1.88 0.50 0.25 10.68 19.98 - - - - - 7.63 26.48 67.38Kresek 7.63 5.00 - - 21.50 25.25 - - - - 15.63 30.50 105.50Gunung Kaler - - - - 40.33 18.38 - - - - 2.00 45.18 105.88Kronjo 15.80 3.85 - 7.45 8.23 28.08 19.00 - - - 2.58 3.45 88.43 1Mekar Baru 32.80 - - - 23.75 16.25 - - - - - 6.50 79.30M auk 5.05 - - .- 49.48 17.13 - - - - 17.10 41.30 130.05Kemeri 0.25 - - - 13.75 15.00 0.38 - - - 8.50 27.58 65.45Sukadiri 0.70 - - - 43.33 - - - - - 5.38 37.95 87.35 IRajeg - - - 10.63 31.25 18.18 - 3.88 6.25 5.70 13.80 24.50 114.18Sepatan 1.75 4.63 6.88 0.50 7.25 14.88 8.35 0.20 1.00 - 1.25 24.98 71.65Sepatan Timur - 6.00 13.23 8.38 - - - - - - 18.38 3.85 49.83Pakuhaji 6.20 3.28 2.75 18.13 11.28 41.73 - 0.88 - - 3.08 27.48 114.78Teluknaga 12.05 8.33 0.85 1.98 13.10 11.48 8.95 0.33 - - 5.40 8.58 71.03Kosambi - 5.00 - 7.40 - 5.00 - 7.40 - - 0.55 0.70 26.05_Total_ - ~ - 89.85 ~.03 39.13-258.00 369.33 234.58 42.95 17.33 7.80 9.73 192.23 515.30 1,816.23 !111


Tabel 20. Kebutuhan Benih Jagung Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ton)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jut Ags Sep Okt Nop Des TotalSumur - - 1.20 1.00 0.25 - - - - 0.90 1.65 - 5.00Cimanggu - - 5.80 - - - - - 4.25 - 7.15 - 17.20Cibaliung - - 5.65 10.20 - - - - - - 14.00 - 29.85Cibitung - - 2.90 3.00 - - - - - 5.25 4.30 - 15.45Cikeusik - - 0.75 - 0.25 - - - - 4.75 - - 5.75Cigeulis - - 1.90 2.15 - - 0.05 0.13 - 0.40 4.65 - 9.28Panimbang - - 0.15 - 0.20 - 0.10 - - - 0.65 0.10 1.20Sobang - - 0.15 - - 0.25 0.88 - - 3.50 1.50 - 6.28Munjul - 0.75 1.15 0.15 3.15 - 0.05 - - 10.65 0.75 - 16.65Angsana - - 0.40 0.50 0.15 - - - - 0.20 - 0.15 1.40Sindangresmi - 1.90 1.25 1.15 1.00 - 1.20 - - 6.90 - - 13.40Bojong - - 0.08 0.05 0.08 0.05 - - - 0.05 0.05 0.10 0.45Picung - - 0.10 0.10 0.30 0.05 - - - 0.63 0.25 - 1.43Saketi - - - 0.40 - - - - - 0.13 0.63 - 1.15Cisata - 0.08 0.53 0.10 0.03 - - - - 0.10 0.15 0.10 1.08Pagelaran - 0.15 0.15 0.15 0.05 0.15 0.15 - 0.10 0.10 0.05 0.10 1.15Patia - - 3.00 - - - - - - 2.25 - - 5.25Sukaresmi - 0.05 0.05 0.10 - 0.15 0.25 - 0.10 0.10 0.10 0.10 1.00Labuan - - 0.15 0.08 0.05 - - 0.05 0.05 0.15 0.10 0.10 0.73Carita - 0.05 - - - - - - - 0.03 - - 0.08Jip_ut - - 0.05 0.03 0.13 0.13 0.13 0.13 0.05 - 0.05 0.03 0.70Cikedal 0.10 0.05 - - - 0.08 - 0.03 0.05 0.10 - 0.05 0.45113


Tabel 20. Kebutuhan Benih Jagung Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ton) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalMenes - - 0.08 0.48 0.38 - - - - 0.60 0.60 - 2.13Pulosari - 0.30 - 0.30 0.38 - - - 0.10 0.85 0.38 - 2.30Mandalawangi 0.30 0.28 0.20 0.25 - - 0.18 0.40 - 1.13 1.38 1.00 5.10Cimanuk - - 0.13 - 0.15 0.10 - - - 0.88 0.73 0.15 2.13Cipeucang - - 0.03 - 0.08 - - 0.03 0.03 0.05 0.30 0.05 0.55Ban jar - - 0.08 0.03 - 0.03 - - 0.03 0.05 0.08 - 0.28Mekarjaya - - - . - 0.05 - 0.03 - - - 1.23 0.50 1.80Majasari - - 0.20 0.25 0.25 0.15 0.20 - - - - - 1.05Pandeglang 0.85 0.30 0.25 - - - - - 0.85 - - - 2.25Cadasari - 0.05 0.15 - 0.38 - - - 2.25 - - - 2.83Karangtanjung 0.20 - 0.10 - 0.25 0.88 0.25 0.25 - - 0.50 0.15 2.58Koroncong 1.20 - - - 1.20 - - - - 2.88 - 0.25 5.53Total 2.65 3.95 26.60 20.45 8.73 2.00 3.45 1.00 7.85 42.60 41.20 2.93 163.4o 1-- --114


Tabel 21. Kebutuhan Benih Jagung Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ton)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalMalinQping - - - 0.30 - - - - - 2.00 5.38 - 7.68Wanasalam - 0.13 0.08 0.10 0.05 - 1.05 - - - 0.65 - 2.05Panggarangan - - 0.75 0.05 - 0.05 0.10 0.08 - 1.05 0.53 - 2.60Cihara - - - - 0.18 - - - - - 0.93 - 1.10Bayah - 1.63 - 0.43 0.45 1.13 - 0.05 - 0.13 0.98 0.20 4.98Cilograng - - 0.38 0.68 0.50 0.53 - - - 1.05 0.75 - 3.88Cibeber - 0.13 0.18. 0.18 0.08 0.05 - - - 1.13 0.55 - 2.28Ciiaku - - 1.88 3.13 - - - - - 0.50 1.25 - 6.75CigemblonQ - 0.08 0.50 0.13 - 0.03 - - 0.03 0.63 0.48 - 1.85Banjarsari 0.20 - 0.75 0.13 0.13 0.50 1.13 0.63 - 0.45 - - 3.90Cileles - - - 0.03 - - 0.23 0.18 - 0.05 - - 0.48Gunungkencana - - - 0.55 - - - - - 2.23 1.18 - 3.95Bojongmanik - - 0.38 0.10 0.13 - - - 0.08 1.05 0.38 - 2.10Cirinten - - 0.05 0.05 0.35 0.23 0.10 - - 0.70 0.58 - 2.05Leuwidamar - - - - 0.13 - 0.23 0.03 - - - - 0.38Muncang - 0.05 - 0.10 0.05 0.08 0.08 - 0.43 0.58 0.85 0.20 2.40So bang - - - 0.10 0.10 - - - - 0.23 0.43 0.33 1.18CiJ)anas 0.13 0.08 1.05 - 0.18 0.70 - - 0.10 - 0.30 0.28 2.80Lebak Gedong - - - - - - - - - - - 0.13 0.13Sajira - 0.10 0.05 0.08 0.05 0.08 - - 0.03 0.10 - 0.13 0.60Cimarga - - - - - - - - 0.48 0.30 - 0.78- ----- - ----------- - ---116


Tabel 21. Kebutuhan Benih Jagung Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ton) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalCikulur 0.23 0.18 0.20 0.10 - - - - 0.08 0.20 0.05 0.03 1.05Warunggunung 0.05 - - 0.30 - - - - - 0.10 0.08 0.13 0.65Cibadak - 0.05 - 0.13 0.25 - - - - - - - 0.43Rangkasbitung 0.05 - - 0.03 0.13 - - - - 0.08 0.65 0.03 0.95Kalanganyar - - - 0.05 - - - - - - 1.25 - 1.30Maja - - - 0.13 0.25 0.05 - - 0.03 0.05 4.58 0.13 5.20Curug bitung - - - - 0.50 - - - - - 2.00 - 2.50Total 0.65 2.40 6.23' 6.83 3.48 3.40 2.90 0.95 0.75 12.75 24.08 1.55 65.95117


G')I»3i ""....w;;;-;;:(1)CTc~c::rOJ:::::1OJ(1)::!.::r1.....1OJ~ lO~ c00 :::::1lO9:;;;-;;:OJCTc"0OJ~(1):::::1r(l)CTDJ7'-iOJ::rc:::::1N001.0~tDtDmz:t0 ~(;)o-t..,)cbOO z-'~CD (;)1\)00U>~3


-- --- -------Tabel 22. Kebutuhan Benih Jagung Berdasarkan luas Tanam Bulanan di Kabupaten Tangerang Tahun 2009 (Ton)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalCisoka - - - 0.05 0.03 0.03 0.08 - - 0.53 1.65 - 2.35So lear - - - 0.10 0.03 0.03 0.08 - - 1.80 2.45 1.13 5.60-Tigaraksa - - - 0.08 - 0.03 0.15 - - - 1.45 0.25 1.95Jam be - - - 0.10 0.05 - 0.75 - - - 2.75 5.25 8.90 -Cikupa 0.08 - - - 0.03 - - - - - 0.10 - 0.20Panongan 0.03 - - 0.03 0.03 - - - - 0.20 - - 0.28Curug - - - - - - - - - - 0.50 0.23 0.73Kelapa Dua 0.05 - o.o5· 0.05 - - - - - - - - 0.15Legok 0.25 - - - 0.13 - - - - 0.20 0.50 0.38 1.45Pagedangan 0.03 - - 0.05 0.03 0.03 - - - 0.13 1.45 6.53 8.23Serpong 0.15 - - - 0.10 - - - - - - - 0.25Serpong Utara - - - - 0.10 - - - - - - - 0.10Setu 0.13 0.03 0.13 0.15 0.05 0.10 0.05 0.03 - 0.05 0.08 0.18 0.95Cisauk - - - - 0.10 - - - - 0.20 0.43 2.50 3.23Pamulang 0.23 - - - 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 - - - 0.60Ciputat - - - 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.13 0.10 0.58Ciputat Timur 0.05 0.05 0.05 - - - - - - - - - 0.15Pondok Aren 0.08 - 0.03 - - - - - - - - 0.63 0.73Pasar kemis - - - - - - - - - - - - -Sindang Jaya 0.40 - 0.10 - 0.08 - - - - - 0.63 3.15 4.35Balaraja - 0.08 0.05 - - 0.0_? - - - 0.08 0.13 0.05 0.43------- --~- ---~- -- - -- ----- - ~- -------119


Tabel 22. Kebutuhan Benih Jagung Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Tangerang Tahun 2009 (Ton) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalSukamulya - - - - - - - - - - 0.13 - 0.13Jayanti - - - - 0.05 0.45 - - 0.10 0.53 0.58 - 1.70Kresek - - - - 0.03 0.03 - - - 0.03 0.88 0.05 1.00Gunung Kaler - - - - - - - - - 0.08 - - 0.08Kronjo - - - - - - - - - - - 0.60 0.60Mekar Baru - - - - - - - - - - - - -M auk - - - . - - - - - - - - - - iKemeri - - - - - - - - - - - 0.15 0.15Sukadiri - - - - - - - - - - - - -IRajeg 0.05 - - 0.03 - - - - - - 0.03 - 0.10Sepatan - - - - - - - - - - - - -Sepatan Timur - - - - 0.10 - - - - - - - 0.10Pakuhaji - - - - - - - - - 0.03 0.05 0.18 0.25Teluknaga - - - - - - - - - - 0.08 0.43 0.50Kosambi - - - - - - - - - - 0.03 0.30 0.33Total . _!.50-0.15 0.40 0.68 1.03 0.85 1.23 0.15 0.23 3.88 13.98 22.05 46.10. - ------ ------ ----- ..I120


KE9 BENIH JAGUNG 2009 (TON)Gambar 14. Kebutuhan Benih Jagung di Kabupaten Tangerang Tahun 2009121


Tabel 23. Kebutuhan Benih Kedelai Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ton)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalSumur - - 0.76 1.00 0.40 - - - - - - - 2.16Cimanggu - - 20.96 28.92 12.04 - - - 0.80 - - 1.44 64.16Cibaliung - 3.92 28.56 67.12 18.64 - 0.96 - - - 11.04 18.56 148.80Cibitung - - 19.04 23.00 8.00 - - - - 1.44 - - 51.48Cikeusik - - 0.08 - - - 0.04 - - 0.08 - - 0.20Cigeulis - - 18.00 37.44 - - 0.20 2.84 - 0.24 1.04 - 59.76Panimbang - - - - - 1.00 3.28 - - - - - 4.28Sobang - - 9.84 - - 11.16 23.56 - - - - 1.04 45.60Munjul - 0.24 0.24 3.44 6.24 - 0.12 - - - 6.40 - 16.68Angsana 1.60 - 0.08 0.64 2.08 0.24 - - - 0.80 0.24 - 5.68Sindangresmi - 0.40 - 0.16 4.72 0.40 1.92 - - 2.40 - - 10.00Bojong - - 0.08 - - - - - - - - - 0.08Picunq - - 0.12 0.04 0.08 - - - - 0.08 0.12 - 0.44Saketi - - - - - - - - - 0.20 - - 0.20Cisata - - - - - - - - - - - - -Pagelaran - - - - - - - - - - - - -Patia - - - - - - - - - - - - -i Sukaresmi - - - - - 4.96 4.96 - - 0.16 0.24 0.08 10.40Labuan - - - - - - - - - - - - -Carita - 0.08 - - - - - - - - - - 0.08Jiput - - - - - - - - - - 0.08 - 0.08Cikedal - - - - - - - - - - - - -~ ---------····--- --122


Tabel23. Kebutuhan Benih Kedelai Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 (Ton) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalMenes - - 0.12 0.08 0.40 0.60 - - - 0.20 0.40 - 1.80Pulosari - - - 0.08 - - - - 0.08 0.08 0.32 - 0.56Mandalawangi 0.16 0.08 0.08 0.12 0.24 - 0.08 0.16~-0.24 0.28 1.44Cimanuk - - 0.12 - 0.08 0.08 - - - 0.08 0.08 - 0.44Cipeucang - - - - 0.04 - - - 0.04 0.04 - - 0.12Ban jar - 0.04 - 0.04 - 0.04 - - - 0.08 0.12 - 0.32Mekarjaya - - - - 0.96 - 0.40 - - - 0.20 0.16 1.72Majasari 0.24 - 0.04 0.04 - - 0.04 - - - - - 0.36Pandeg_lang 0.08 - - - - - - - 0.08 - - - 0.16Cadasari - - - - - - - - - - - - -Karangtanjung - - - - - - - - - - - - -Koroncong 0.76 - - - - - - - - 0.96 - - 1.72-----~-Total 2.84 4.76 98.12--162.12 53.92 18.48 35.56 3.00 1.00 6.84 20.52 21.56 428.72123


Tabel 24. Kebutuhan Benih Kedelal Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ton)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalMalinQping - - - - - - - - - 1.20 4.80 - 6.00Wanasalam - - - - - - - - - 2.00 - - 2.00Panggarangan - - - - - - - - - 1.20 0.80 - 2.00Cihara - - - - - - - - - - 1.40 - 1.40Bayah 1.20 - 0.56 1.88 3.68 1.80 - - - - 2.12 - 11.24Cilograng - - - 1.88 3.64 - - - - 0.96 1.04 - 7.52Cibeber - - - 1.00 1.00 - - - - 2.00 - - 4.00Cijaku 0.32 - - 2.00 - - - - - - 0.60 - 2.92Cigemblong - 0.08 0.08 0.28 - - - - - 0.60 - - 1.04Banjarsari - - - - - - - 0.32 - 0.36 - - 0.68Cileles - - - 0.04 - - - - - - 3.20 - 3.24 .Gunungkencana - - - 0.16 - - - - - 2.00 - - 2.16Bojongmanik - - - 1.60 - 0.88 - - - 2.00 - - 4.48Cirinten - - - - 0.12 - 0.08 - - - - - 0.20Leuwidamar - - - - 0.24 - 1.20 0.16 - 2.52 - - 4.12Muncang - - - 0.40 0.12 0.04 - - 0.08 1.28 0.08 0.16 2.16So bang - - - - - - - - - 2.00 - - 2.00Cipanas - - 1.00 - - - - - - 0.92 0.20 0.12 2.24Lebak Gedong - - - - - - - - - - - - -Sajira - - - - - - - - - - - - -Cimarga - - - - - - - - - 2.52 1.04 0.80 4.36125


Tabel 24. Kebutuhan Benih Kedelai Berdasarkan Luas Tanam Bulanan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 (Ton) (Lanjutan)Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des TotalCimarga - - - - - - - - - 2.52 1.04 0.80 4.36 ICikulur - - - - - - - - - - - - -Warunggunung - - - - - - 0.20 - - - - - 0.20 !Cibadak 0.08 - 0.08 0.20 0.08 - - - - - - - 0.44 IRangkasbitung 0.20 - - - - - - - - 0.08 0.68 - o.96 IKalanganyar 1.80 - - - - - - - - - - - 1.80Maja 0.40 - 0.08 0.72 1.20 - - - - 0.12 0.92 1.00 4.44Curug bitung 0.60 0.52 - - - - - - - - 1.40 - 2.52Total 4.60 0.60 1.80 10.16 10.08 2.72 1.48 0.48 0.08 21.76 18.28-2.08 74.12I126


ldentitas Lembaga Penelitian dan Pengembangan-Nama lembaga penelitiandan pengembanganPimpinanAla matLAPORAN HASIL PENELITIANBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIANlr. MEWA ARIANI,MSJL.RAYA CIPTAYASA <strong>KM</strong>.01 CIRUAS SERANG-BANTENTELP.{0254) 281055; FAX {0254) 262507; Email :bptpbanten@yahoo.comldentitas KegiatanJudulPENGKAJIAN PEMETAAN KEBUTUHAN BENIH PADI, JAGUNG, KEDELAI {VUBVOLUME) DAN PENGEMBANGAN PENANGKAR BENIH YANG EFISIEN { > 10%)Dl PROVINSI BANTENAbstraksi : Benih merupakan salah satu input produksi yang mempunyai kontribusi signifikanterhadap peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas dapat dicapai melalui penggunaanvarietas unggul dan ditunjang dengan sistem per<strong>benih</strong>an yang handal dengan memenuhi 6 {enam)tepat: tepat waktu, varietas, mutu, tempat, harga, jumlah. Penyediaan <strong>benih</strong> yang memenuhi 6 {enam)tepat tersebut perlu dukungan sistem per<strong>benih</strong>an <strong>benih</strong> baik dari penangkar dan swasta. Jumlah <strong>benih</strong>yang dihasilkan penangkar masih jauh dari <strong>kebutuhan</strong> yang harus dipenuhi. Untuk itu diperlukankebijakan program pengembangan per<strong>benih</strong>an melalui penyediaan varietas unggul baru. Disamping ituoperasional pengembangan per<strong>benih</strong>an perlu koordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan BPSB;memenuhi <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> berdasarkan varietas, perbanyakan <strong>benih</strong> sumber. lnformasi kondisieksisting <strong>kebutuhan</strong> dan ketersediaan <strong>benih</strong> di Provinsi Banten sangat diperlukan untuk memenuhi<strong>kebutuhan</strong> dan penyediaan <strong>benih</strong>. Ruang lingkup kegiatan <strong>pengkajian</strong> <strong>pemetaan</strong> mencakup: 1)Pengumpulan data dan informasi terkait dengan luas panen, produksi, produktivitas padi, jagung dankedelai 2) Pengumpulan data dan informasi produksi, pemasaran, dan system per<strong>benih</strong>an oleh produsen<strong>benih</strong> 3) Pengumpulan data sertifikasi dan pengendalian mutu <strong>benih</strong> 4) Pembuatan peta <strong>kebutuhan</strong><strong>benih</strong> 5) Produksi <strong>benih</strong> sumber klas FS padi, jagung dan kedelai. Hasil kajian menunjukkan : 1) Database<strong>kebutuhan</strong> dan ketersediaan <strong>benih</strong> di Provinsi Banten baik pada tingkat kabupaten hingga tingkatkecamatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemenuhan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> padi, jagung dankedelai. Pola tanam dan peta <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> hingga pada tingkat kecamatan pada komoditas padi,jagung dan kedelai digunakan sebagai acuan dalam penentuan volume dan waktu penyediaan <strong>benih</strong>, 2)Kebutuhan <strong>benih</strong> padi tingkat Provinsi Banten tiap tahun 7.901- 9.139 ton, jagung 157- 344 ton dankedelai 36 -304 ton, 3) Jumlah penangkar yang diperlukan untuk pemenuhan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> padisecara mandiri di Provinsi Banten sebanyak 565- 681 kelompok penangkar, 4) Sistem penyediaan <strong>benih</strong>padi di Provinsi Banten mengikuti pola sistem per<strong>benih</strong>an nasional sedangkan sistem penyediaan <strong>benih</strong>kedelai secara formal di Provinsi Banten mengikuti pola Jabalsim termodifikasi, 5) Analisa usahaperbanyakan <strong>benih</strong> padi menunjukkan adanya peningkatan keuntungan dan nilai B/C rasio denganefisiensi ekonomis sebesar 10.1 %, 6) Dalam rangka mempertahankan swasembada beras dan dalamupaya pencapaian swasembada jagung dan kedelai diperlukan sistem per<strong>benih</strong>an yang handal sehinggaperlu dibentuk Forum Per<strong>benih</strong>an Provinsi Banten dengan melibatkan produsen <strong>benih</strong>, perusahaan<strong>benih</strong>, petani, pedagang <strong>benih</strong>, pengawas <strong>benih</strong>, lembaga penelitian, serta Pemerintah Daerah yangberfungsi untuk berfungsi untuk merumuskan rencana produksi serta <strong>kebutuhan</strong> dan penyediaan <strong>benih</strong>.


Tim Peneliti4. Koordinator/Pen : lr. RESMAYETI PURBA,MSieliti Utama (PU)5. Ala matKoordinator (PU)6. Nama Anggota 7. lr. MEWA ARIANI,MS (peneliti)Peneliti 8. Ora. TUTISUSILOWATI,MS (peneliti)9. KARDIYONO,STp,MSi {Peneliti)10. AHYANI {teknisi)11. SUTIRMAN (teknisi)12. MULYADI {teknisi)Waktu Pelaksanaan MARET- DESEMBER 2010PublikasiNama PublikasiTahun PublikasiTempat Publikasi- -------------Ringkasan hasil penelitian dan pengembangan1. Hasil Penelitian dan pengembangan1. Database <strong>kebutuhan</strong> dan ketersediaan <strong>benih</strong> di Provinsi Banten baik pada tingkat kabupaten hinggatingkat kecamatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemenuhan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> padi,jagung dan kedelai. Pola tanam dan peta <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> hingga pada tingkat kecamatan padakomoditas padi, jagung dan kedelai digunakan sebagai acuan dalam penentuan volume dan waktupenyediaan <strong>benih</strong>.2. Kebutuhan <strong>benih</strong> padi tingkat Provinsi Banten tiap tahun 7.901-9.139 ton yang tersebar pada Kab.Pandeglang (2.202 -2.778 ton), Kab. Lebak {1.700- 2.143 ton), Kab.Tangerang {1.720- 1.816 ton),Kab. Serang (1.966- 2.167 ton), Kota Tangerang {23- 45 ton), Kota Cilegon {58- 64 ton) dan KotaSerang (334 ton). Sedangkan produksi <strong>benih</strong> hasil penangkaran baru mencapai 14,64% (867- 1.375ton). Program Dina Pertanian melalui program SL PTI BLBU, SLPTI Non BLBU, BLBU Hibrida, CBNdengan nilai 1.204 ton (13.14 %).3. Kebutuhan <strong>benih</strong> Jagung Tingkat Provinsi tiap tahun 157 - 344 ton, yang tersebar pada Kab.Pandeglang (45- 163 ton), Kab. Lebak {44- 81 ton), Kab. Tangerang {2- 46 ton), Kab. Serang {52-70 ton), Kota Tangerang {0,1- 35 ton), Kota Cilegon {1 -3 ton) dan Kota Serang {12 ton).4. Kebutuhan Benih Kedelai tingkat Provinsi 36 -304 ton yang tersebar di Kab. Pandeglang {33 - 258ton), Kab. Lebak (2.7- 40 ton), Kab Serang (0,3- 5.4 ton), Kota Serang (0,05- 0,25 ton), dan KotaCilegon {0,025 ton).5. Pemenuhan <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya melaluipenumbuhan penangkar local dan pengembangan kapasitas penangkar yang telah ada. Swasembadaproduksi <strong>benih</strong> padi dapat terwujud dengan membangun sistem produksi <strong>benih</strong> melaluipenumbuhan penangkaran dan inovasi kelembagaan yang adaptif. Jumlah penangkar yangdiperlukan untuk tujuan tersebut jumlah 565- 681 kelompok penangkar.6. Sistem penyediaan <strong>benih</strong> padi di Provinsi Banten mengikuti pola sistem per<strong>benih</strong>an nasional. Sistempenyediaan <strong>benih</strong> kedelai secara formal di Provinsi Banten mengikuti pola Jabalsim termodifikasi.Penyediaan <strong>benih</strong> oleh penangkar lokal telah melalui prosedur pengawasan, pengujian dansertifikasi BPSB.7. Produksi <strong>benih</strong> yang dilakukan adalah <strong>benih</strong> kelas FS padi, jagung dan kedelai. Varietas padi yangdiperbanyak yaitu lnpari 3 dan lnpari 4. Varietas jagung adalah Sukmaraga dan Sriakandi Kuning.Sedangkan untuk varietas kedelai yang diperbanyak yaitu varietas Kaba dan Argomulyo. Target


produksi <strong>benih</strong> kelas FS sebanyak 1 ton pada komoditas padi telah dapat tercapai, yaitu sebanyak1.5 ton. Namun, pada komoditas jagung mengalami gangguan, dimana pada saat pertanamanterjadi angin kencang yang meyebabkan varietas Srikandi Kuning menjadi rebah dan tidak dapatberproduksi. Pada komoditas kedelai, hingga <strong>laporan</strong> ini disusun baru berumur 2 bulan dan akanterus dilaksanakan hingga panen dan menghasilkan <strong>benih</strong>.8. Hasil analisa usaha perbanyakan <strong>benih</strong> padi menunjukkan adanya peningkatan keuntungan dan nilaiB/C rasio . Efisiensi ekonomis yang dapat dilakukan sebesar 10.1%9. Saran yang dapat disampaikan : a) meningkatkan sosialisasi kepada petani untuk meningkatkankesadaran akan pentingnya peggunaan <strong>benih</strong> bermutu sehingga pada <strong>akhir</strong>nya juga akanmeningkatkan minat penangkar <strong>benih</strong> untuk melakukan penangkaran, b) menghidupakan kembaliaktifitas penangkaran <strong>benih</strong> dari penangkar-penangkar lokal yang pernah ada, c) mengembalikanfungsi lembaga-lembaga per<strong>benih</strong>an penghasil <strong>benih</strong> sebagaimana tupoksinya, yaitu menghasilkan<strong>benih</strong> sumber.2. Produk Spesifik dan PemanfaatannyaBawang merah, cabe dan melonPemilihan galur yang sesuai dan spesifik lokasi3. Gambar/Photo Produk Hasil Penelitian dan pengembanganA. Kebutuhan Benih Kedelai Tahun 2009[j_1i~JKab. Lebak:·;u..,... -.,·-.~,.,= ::·:---Kab. Pandeglangi- ~ ····----'·i !..r'!~i H i j[________________________________ - --- -------------------- ---'--·-----' ---- ----- ______ ;Kab. Tangerang


B. Kebutuhan Be nih jagung Tahun 2009I "'" e


DAFTAR JUDUL PENELITIAN PIPKPP BPTP BANTENNo I Klaster/ Kegiatan1. I UJI MUL TILOKASIGALUR HARAPANBA WANG MERAH(PRODKTUVITAS > 25TON/HA, TOLERANPENY AKIT BUSUKUMBI),CABE(PRODUKTIVITAS > 9TON/HA, TOLERANPENY AKIT KERITING)DAN MELON(PRODUKTIVIT AS> 36TON/HA, EFISIENPENGGUNAAN HARA >25 %) DI BANTENPenjab I Total dana(Rp)Drs.MA YUNAR I 130.500.000Bentuk KeluaranI StatusPenelitianPublikasi• Teridentifikasinya permasalahan usahatani bawang I Ilmiahmerah, cabe dan melon pada beberapa lokasieksisting di Banten• Diperolehnya 2-3 galur harapan bawang merah(produktivitas > 25 ton/ha, umur genjah 9ton/ha, toleran penyakit keriting) dan melon(produktivitas > 35 ton/ha dan efisiensipenggunaan hara > 20%).• Diperolehnya tingkat keragaman agronomis sertaproduktivitas dan produksi 2-3 galur harapanbawang merah, cabe dan melon sebagai calonvarietas unggul hortikultura semusim.2. I PENGKAJIANPEMETAANKEBUTUHAN BENIHPADI, JAGUNG ,KEDELAI (VUBVOLUME) DANPENGEMBANGANPENANGKAR BENIHYANG EFISIEN ( > 10%)DI PROVINSI BANTENlr.RESMA YETI I 126.000.000PURBA,MSi1 (satu) set data base volume <strong>kebutuhan</strong> <strong>benih</strong> dan dan I Publikasieksisting penyediaan <strong>benih</strong> bermutu (padi, jagung dan ilmiahkedelai) ditingkat kecamatan, kabupaten dan ProvinsiBan tenOpsi rekomendasi jumlah dan sebaran penangkar <strong>benih</strong>(padi, jagung dan kedelai) di kabupaten dan provinsi1 (satu) unit sistem informasi per<strong>benih</strong>an (padi, jagungdan kedelai) di wilayah Banten1 (satu) unit pengelolaan <strong>benih</strong> klas FS (padi, jagungdan kedelai) di Kebun Perobaan (KP) BPTP Bantendengan kapasitas produksi masing-masing 1 ton <strong>benih</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!