Pendataan Sebaran Unsur Merkuri Pada Wilayah Pertambangan ...
Pendataan Sebaran Unsur Merkuri Pada Wilayah Pertambangan ...
Pendataan Sebaran Unsur Merkuri Pada Wilayah Pertambangan ...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
UGambar 1.Peta Lokasi <strong>Pendataan</strong> <strong>Sebaran</strong> <strong>Merkuri</strong> (Hg) <strong>Wilayah</strong> <strong>Pertambangan</strong> Ciberang,Kabupaten Lebak, Provinsi BantenKegiatan pendataan penyebaran unsurmerkuri (Hg) dilakukan dalam rangka upayapenerapan konservasi yang berkaitan denganpenanganan limbah atau tailing di wilayahpertambangan, dibiayai oleh Daftar IsianPelaksanaan Anggaran (DIPA) DirektoratInventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM),Tahun Anggaran 2005. <strong>Pendataan</strong> pada intinyaberupa inventarisasi usaha pertambangan diwilayah pertambangan Ciberang dan sekitarnya,khususnya lokasi-lokasi yang melibatkanpengolahan amalgamasi dalam memperolehlogam emas. Hasil pendataan diharapkanmemberikan informasi tentang segala sesuatuyang berkaitan dengan proses pengolahan danpenanganan limbah/tailing, sehingga dapatdijadikan acuan untuk pengawasan danpenanggulangannya.Mengacu kepada aturan hukum positifnegara (PP Republik Indonesia Nomor 29Tahun 1986) dan informasi pencemaranlingkungan akibat pembuangan limbah/tailingdari proses amalgamasi, maka menjadi pentingbagi para pelaku usaha pertambangan terkaituntuk menerapkan metoda penanganan limbahsecara tepat guna; sehingga tercipta usahapertambangan yang berwawasan lingkungan.2. GEOLOGI REGIONALDaerah kegiatan secara regionaldibentuk oleh satuan-satuan batuan dariKompleks batuan beku diorit kuarsa danandesit, Formasi Bojongmanik, Genteng danBatuan Gunungapi Endut (Rusmana dkk.,1991 ; Sujatmiko dkk., 1992 – Gambar 2).Kompleks batuan beku diorit kuarsaterdiri dari diorit kuarsa, monzonit kuarsa, dioritkuarsa mikro, diorit dan gabro ; merupakanbatuan terobosan dengan kegiatan berlangsungdari Miosen Tengah hingga Miosen Akhir.Sementara kompleks batuan beku andesitterbentuk pada Miosen Akhir, terdiri dariandesit hornblende, andesit hipersten, basalt,diabas dan andesit terpropilitkanFormasi Bojongmanik berumurMiosen Akhir, dibagi menjadi beberapa anggotayaitu :•Bagian bawah – anggota batulempung terdiridari batulempung, batulempung pasirandan lignit•Bagian tengah – anggota batugamping terdiridari batugamping dan batugamping pasiran•Bagian atas – anggota batupasir terdiri daribatupasir, batulempung bitumen, napalberfosil, batupasir tufan, tuf batuapung dansisipan lignit.Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.2005 17 - 1
Formasi Genteng diendapkan secaratidak selaras diatas Formasi Bojongmanik padaPliosen, disusun oleh tuf batuapung, batupasirtufan, breksi konglomeratan, napal dan kayuterkersikkan. Satuan stratigrafi termuda adalahFormasi batuan gunungapi Endut yang berumurPlistosen, terdiri dari breksi gunungapi, lava dantuf.UKeteranganBt.Gunungapi Endut (Plistosen)Fm.Genteng (Pliosen)Andesit (Miosen Akhir)Diorit kuarsa (Miosen Tengah-Akhir)Angg.Bt.pasirAngg.Bt.gampingFm.Bojongmanik(Miosen Akhir)DaerahKegiatanAngg.Bt.lempungStrukturGambar 2Peta Geologi Regional Daerah Ciberang dan Sekitarnya Kabupaten Lebak, Prov BantenDeddy T.Sutisna dkk. (1989) menyebutkanbahwa mineralisasi dominan terbentuk padasatuan batuan dasitik – andesitik dari anggotaFormasi Cimapag (berumur Oligosen Akhir –Miosen Bawah) merupakan jendela erosi(erosional window) yang tersingkap karenabukaan-bukaan struktur, terutama yang telahmengalami ubahan terargilikkan. Karakteristikmineralisasi berupa pengisian rekahan-rekahanstruktur (sheared zone) oleh urat kuarsamengandung mineral-mineral logam dasar danmulia (Pb, Zn dan Au). Tingginya konsentrasilogam dasar dengan asosiasi logam mulia padaurat-urat kuarsa membawa ke arah dugaanbahwa mineralisasi di daerah ini berada padabagian bawah dari suatu sistem epitermal.Pengamatan lapangan menunjukkanbahwa sebagian besar pelaku usahapertambangan merupakan para pendatang dariluar wilayah pertambangan, diantaranya berasaldari Bengkulu dan Tasikmalaya; dimanakegiatan penambangan emas dilakukan terhadapzona mineralisasi stockworks urat kuarsa padabatuan induk piroklastik yang telah mengalamiubahan terkersikkan-terargilikkan. Dari lubanglubangtambang (tunnel) yang ditemukanmemperlihatkan bahwa para pelaku usahapertambangan menggunakan metodapenambangan bawah permukaan (undergroundmining) untuk menggali bahan galian.Sementara proses amalgamasi masih merupakanpilihan utama untuk pengolahan bahan galian.3. METODOLOGIPerlu diwaspadai bahwa kehadiranbadan-badan usaha pertambangan resmibiasanya memancing rangsangan para pelakuusaha pertambangan rakyat tanpa izin (PETI)untuk melakukan penambangan terutama bahangalian emas, yang pada umumnyamenggunakan metoda amalgamasi dalampengolahannya. Lemahnya pengawasanterhadap penanganan (pembuangan)limbah/tailing dari sisa pengolahan mempunyaipotensi untuk menciptakan lingkungan tercemar(Hg) yang baru, khususnya di daerah aliranS.Ciberang. <strong>Pendataan</strong> sebaran unsur-unsurpencemar (khususnya Hg) – sebagai bagian daripengawasan – menjadi penting dilakukan dalamupaya pengendalian dampak yangditimbulkannya. Oleh karena itu diperlukanmetodologi yang meliputi : Pengumpulan datasekunder dan primer, analisis laboratorium sertapengolahan data dan pelaporan.Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.2005 17 - 3
3.1. Pengumpulan Data Sekunder<strong>Pendataan</strong> pada intinya berupainventarisasi usaha pertambangan di wilayahpertambangan Ciberang dan sekitarnya,khususnya lokasi-lokasi yang melibatkanpengolahan amalgamasi dalam memperolehlogam emas. Dari data sekunder diperolehinformasi bahwa indikasi mineralisasi yangditemukan oleh para penyelidik terdahulu telahmenarik minat para pelaku usaha pertambanganuntuk melakukan eksplorasi di daerah aliranS.Ciberang.Tercatat sebelum masa otonomi daerahdiberlakukan bahwa beberapa perusahaan yangmemiliki surat izin eksplorasi diantaranya : PT.Rahmat Mas Pahala, PT. DarmabaktiCireundeu, PT. Baruna Guna Arta dan PT.Aneka Tambang Tbk. dan badan usahamasyarakat berbentuk Koperasi Unit Desa(KUD Bintang Karya) dalam rangkapengembangan menjadi wilayah-wilayahpertambangan emas. Sementara pada masaberlaku otonomi daerah tercatat PT.SumberAlam Cipta Nusantara adalah perusahaanswasta pemegang Surat Keputusan BupatiLebak Nomor 503.2/11-DISTAMBEN/KP.EK/2003 (hingga 22 Oktober2004), yang melakukan eksplorasi bahan galianemas dan ikutannya pada lokasi di wilayahKecamatan Cipanas seluas 1.000 Ha.Meskipun hingga akhir masa berlakuizin eksplorasi belum diperoleh kejelasantentang hasil eksplorasi, kenyataan di lapanganmenunjukkan bahwa kegiatan tersebut telahmerangsang para pelaku usaha pertambangantidak resmi untuk melakukan kegiatanpenambangan bahan galian emas di daerah hulualiran S.Ciupih – S.Cisoka (cabang-cabangS.Ciladaeun) yang masih berlangsung hinggasaat pelaksanaan pendataan berjalan.3.2. Pengumpulan Data PrimerDengan ditemukannya wilayahkonsentrasi pertambangan emas di huluS.Ciupih – S.Cisoka, maka pengumpulan datasekunder dilakukan pada pusat kegiatanpenambangan/pengolahan bahan galian dan didaerah-daerah yang kemungkinan terpengaruhdampak kegiatan tersebut. Sedangkan untukpengumpulan data primer di daerah-daerahtidak termineralisasi dilakukan pemercotoandalam rangka mendeteksi rona awal sebagaipembanding terhadap daerah-daerah denganpengaruh dampak usaha pertambangan.Untuk keperluan mendapatkan datatentang sebaran merkuri di wilayahpertambangan dan sekitarnya dilakukanpemercontoan yang meliputi :1. Pemercontoan geokimia sedimen sungai2. Pemercotoan geokimia batuanterubah/termineralisasi dan bahan galian3. Pemercontoan tailing sisa pengolahan4. Pemercontoan air permukaan dari sungaisungaiyang kemungkinan terkena dampakpembuangan tailing dari kegiatanpenambangan bahan galian emas.Pemercontoan geokimia sedimen sungai.Mengingat bahwa tailing dari sisa prosesamalgamasi dapat berupa padatan berbutir halusatau cairan, maka dimungkinkan merkuri didalamnya terbentuk sebagai partikel atau ionatau koloida. Oleh karena itu untuk menjaringunsur merkuri di dalam conto sedimen sungaidigunakan saringan (siever) berukuran –80mesh. Seluruh conto untuk keperluan analisiskandungan merkuri harus dijaga selalu dalamkeadaan lembab karena sifat kimiawi Hg yangmudah menguap walaupun pada suhu rendah.Pemercontoan batuan terubah /termineralisasi dan bahan galian.Pemercontoan batuan dilakukan secara bulkuntuk keperluan analisis kandungan Hgawal/asli dalam batuan terubah/termineralisasi,bahan galian dan batuan-batuan lain yangtersingkap di sekitar wilayah pertambangan dansekitarnya.Pemercontoan limbah atau tailing sisapengolahan.Jenis conto ini diambil secara grab,merupakan fraksi butiran berukuran sangathalus – halus dan dalam keadaan lembab/basah;yang didapatkan di sekitar lokasi pengolahanterpilih sebelum dibuang ke dalam badansungai.Pemercontoan air permukaan.Conto air diambil dari setiap lokasi aliransungai terutama yang dimungkinkan terkenapengaruh dampak pembuangan tailing dari sisapengolahan amalgamasi, dimana merkurikemungkinan terbentuk sebagai ion ataukoloida. Untuk menjaga keberadaan/kestabilanunsur Hg dalam air sebelum analisislaboratorium dalam jangka waktu lama, makaair ditetesi larutan asam nitrat dalam jumlahyang tertentu/diperlukan.Dari pemercontoan tersebut diatas telahterkumpul conto-conto sedimen sungai, batuan,tailing dan air seperti yang tercantum padaTabel 3.Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.2005 17 - 4
Tabel 3Daftar conto dari <strong>Wilayah</strong> <strong>Pertambangan</strong>CiberangNo. Jenis Conto Jumlah1 Sedimen sungai 432 Batuan 113 Tailing 74 A i r 383.3. Analisis LaboratoriumDiperlukan metoda analisis laboratoriumyang tepat guna dan memiliki kepekaan tinggikhususnya untuk mendeteksi unsur merkuri/Hgdalam conto-conto sedimen sungai,batuan/bahan galian, tailing dan air. <strong>Unsur</strong>unsurlogam selain merkuri/Hg yang dapatberperan menjadi pencemar/polutan jugatermasuk yang akan dianalisis secara kimiawidari seluruh jenis conto, yaitu : Cu, Pb, Zn,Cddan Mn.3.4. Pengolahan Data dan PelaporanData primer yang terutama berupa hasilhasilanalisis laboratorium merupakanpenunjang utama dalam menemukan indikasikondisi lingkungan di daerah kegiatan, yangberkaitan dengan kemungkinan pencemarandaerah wilayah pertambangan Ciupih-Cisokadan sekitarnya akibat pembuangan tailing dibadan sungai. Pengolahan kedua jenis datadilakukan setelah hasil-hasil analisislaboratorium telah selesai seluruhnya, kemudiandigabungkan dan dievaluasi untuk memperoleh:1. Laporan hasil pendataan dan evaluasi2. Peta lokasi kegiatan usahapertambangan3. Peta sebaran unsur pencemar Hg danlogam berat lain dari seluruh jenisconto.4. PERTAMBANGAN DAN SEBARANUNSUR MERKURI4.1. <strong>Pertambangan</strong>Daerah hulu aliran S.Ciupih – S.Cisokatelah berubah menjadi wilayah pertambanganrakyat tanpa izin resmi pemerintahdaerah/pusat. Bentang alam yang terjal atautebalnya tanah pelapukan yang dapatmenyebabkan longsor sewaktu-waktu, tidakmenghalangi atau menyurutkan semangat parapelaku usaha pertambangan untuk melakukankegiatan penambangan bahan galian emas.<strong>Wilayah</strong> pertambangan diduga merupakan suatuzona bukaan struktur (sheared zone) dari batuaninduk piroklastik yang telah mengalami ubahanterkersikkan-terargilikkan dan diisi oleh uraturatkuarsa mengandung bahan galian emas danikutannya.Pengamatan lapangan menunjukkan bahwadi wilayah pertambangan ini terdapat ± 15kegiatan usaha pertambangan dalam keadaanaktif dari sejumlah ± 50 pelaku usaha hinggasaat pelaksanaan pendataan sedang berjalan.Sebagian besar pelaku usaha merupakanpendatang dari daerah lain, yang umumnyamempunyai pengalaman dan keterampilandalam melakukan penambangan maupunpengolahan bahan galian emas. Sementarapenduduk setempat mengambil keuntungan danmemanfaatkan situasi dengan cara menyerapketerampilan menambang dan pengolahan ataubermitera kerja dengan mereka. Beberapa jenisbentuk kerjasama dapat diamati diantaranya :sebagai pekerja tambang, pelayanan pengolahanbahan galian, penyedia peralatan pengolahan(gelundung), pelayanan pengangkutan /transportasi hingga pensuplai logistik.Pemilihan sistem penambangan yang tepatmerupakan salah satu bagian penting bagikeberhasilan suatu usaha pertambangan bahangalian dan dirancang secara seksama denganmempertimbangkan hasil-hasil studi kelayakangeologi, tambang dan keekonomian. Hal inibiasa dilakukan oleh pelaku-pelaku usaha yangmemiliki modal memadai, denganpengetahuan/pemahaman yang tinggi tentanggeologi/pertambangan dan aspek hukum sertateknik-teknik yang berkaitan denganpenambangan bahan galian.Walaupun hanya berbekal pengalaman danketerbatasan penguasaan teknik penambangan,para pelaku usaha mencoba menerapkan sistempenambangan bawah permukaan (undergroudmining) dengan cara membuat lubang tambang(tunneling) untuk mengambil bahan galian.Pembuatan lubang tambang dilakukan denganmenggunakan peralatan sederhana sehinggamenghasilkan bentuk dan ukuran yang tidakmemenuhi persyaratan teknik yang ditentukanuntuk keselamatan kerja; tanpa peralatanpenunjang keselamatan kerja, pengatur sirkulasiudara, pengisap air bawah permukaan danpenerangan yang memadai.Peralatan angkutan bahan galian didalam lubang tambang umumnya berupa kotakkayu beroda yang berjalan diatas rel terbuat darikayu juga, dimana bahan galian telah dikemasdalam karung berkapasitas 25 kg. Untuktransport ke tempat pengolahan di sekitarlubang tambang digunakan tenaga manusia,Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.2005 17 - 5
ppm Au/46 ppm Ag dan 16,735 ppm Au/201ppm Ag).● 433 ppm Hg dalam batuan beku dioritik● 495 ppm Hg dalam batuan lava andesitik● 0,979 ppm Hg; 1,716 ppm Hg; 3,818 ppmHg; 4,377 ppm Hg dan 7,655 ppm Hgdalam batuan volkanik andesitik.Berbeda dengan kandungan Hg dalamconto-conto sedimen sungai, tailing danbatuan/bahan galian/urat kuarsa; hasil analisiskimia terhadap seluruh conto air di keduadaerah aliran mendeteksi kandungan yang samadari Hg dengan nilai relatif kecil (< 0,05 ppb);maka dapat diinterpretasikan bahwa seluruh airsungai pada kedua daerah aliran mengandungunsur Hg yang masih berada pada kisaran nilaikandungan Hg dalam air segar/bersih (0,01 –0,1 ppb; Hawkes dan Webb, 1962) atau
Tabel 5Perbandingan Kandungan <strong>Unsur</strong> Cu, Pb, Zn, Mn dan CdDalam Air Bersih dan Air Sungai <strong>Wilayah</strong> <strong>Pertambangan</strong> CiberangKabupaten Lebak, Provinsi Banten<strong>Unsur</strong>Air Bersih(*)Air Minum(♣)Kandungan (ppm)Standar Baku MutuAir Limbah(▲)Air Sungai<strong>Wilayah</strong> <strong>Pertambangan</strong>Ciberang (**)Cu 0,0002 – 0,03 0,05 – 1,5 1,0 – 5,0 < 0,01(38)Pb 0,0003 – 0,003 0,1 0,03 – 2,0 < 0,05(38)Zn 0,0001 – 0,2 5,0 – 15,0 2,0 – 15,0 < 0,01(14); 0,01(20); 0,02(4)Mn 0,0003 – 0,3 0,05 – 0,5 0,5 – 10,0 < 0,1(34); 0,12 (1);0,14(1); 0,15(1);0,27(1)Cd ( ? ) 0,01 0,01 – 0,5 < 0,01(27); 0,01(10); 0,04(1)Keterangan :(*) H.E.Hawkes and J.S.Webb, 1962 : Geochemistry in mineral exploration, p.115.(♣) Tingkat kandungan unsur yang diizinkan dalam air minum Standar WHO (1971). Sumber : J.H.Feth, 1973, U.S.Geological Survey,Circ.601-I in Donald R.Coates, ed.,1981- Environmental Geology, John Wiley & Sons, New York, p.250.(**) Dari populasi 38 conto air didominasi oleh nilai < batas deteksi (detection limit), dapat diartikan mempunyai ketidakpastian(uncertainty) atau kisaran lebar dari nilai kandungan unsur; sehingga tidak dapat dihitung secara statistik; ( 20 ) = bagian daripopulasi.(▲) Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.KEP-03/MENKLH/II/1991.5. KESIMPULAN DAN SARANKegiatan penambangan bahan galian emasdi wilayah pertambangan Ciberang terpusat dibagian hulu cabang S.Ciupih-S.Cisoka,merupakan usaha pertambangan rakyat tanpaizin resmi pemerintah KabupatenLebak/Provinsi Banten; dilakukan sebagianbesar oleh para pelaku usaha dari luar wilayah(Bengkulu dan Tasikmalaya) yang bermiterakerja dengan penduduk setempat di sekitarwilayah pertambangan.Usaha pertambangan telah menimbulkankerusakan fisik bentuk lahan, bentang alam,kawasan konservasi dan cagar budaya; karenalemahnya pemahaman tentang reklamasi danterbatasnya pengetahuan teknik pertambanganyang benar dari para pelaku usaha.Pengolahan bahan galian dilakukan denganmenggunakan metoda amalgamasi dimanatailing sisa pengolahan dibuang langsung kedalam badan sungai, menunjukkan bahwa parapelaku usaha : masih belum memahami metodapenanganan tailing secara benar, mempunyaiketerbatasan pengetahuan tentang kemungkinanpencemaran air sungai oleh bahan kimia(merkuri/Hg) yang dikandung limbah/tailingdan dampak yang ditimbulkannya bagikesehatan masyarakat di sekitar wilayahpertambangan.Hasil evaluasi terhadap sebaran/dispersiunsur Hg dalam air sungai menghasilkaninformasi bahwa dispersi tersebut belummemperlihatkan indikasi pencemaran padamedia air, sehingga masih dapat dimanfaatkansesuai peruntukannya oleh penduduk sekitarnya(terutama sebagai air minum dan mandi).Selama kegiatan pendataan di wilayahpertambangan S.Ciupih-S.Cisoka dan sekitarnyaserta temu wicara dengan penduduk di daerahtersebut, tidak diperoleh informasi pengaduantentang : pencemaran merkuri/Hg dalam mediaair yang akibat pembuangan limbah/tailing kedalam badan sungai dan gangguan kesehatanoleh uap merkuri/Hg secara langsung saatpemisahan (dengan cara pemanasan) darikonsentrat (hasil gelundung) mengandung emas.Analisis kimia terhadap beberapa contotailing telah mendeteksi kandungan yangsignifikan emas dan perak (10,426 ppm Au/122ppm Ag; 17,306 ppm Au/230 ppm Ag; 16,195ppm Au/158 ppm Ag dan 9,881 ppm Au/82ppm Ag), mengindikasikan keterbatasankemampuan dan pemahaman para pelaku usahadalam pengolahan bahan galian, sehinggamenghasilkan perolehan yang tidak optimal.Usaha pertambangan tanpa izin resmimerupakan masalah nasional, dan untukwilayah pertambangan Ciberang menjaditanggungjawab Pemerintah Daerah KabupatenHasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.2005 17 - 9
Lebak dan atau Provinsi Banten untukmenemukan jalan keluar; mengingat kegiatantersebut dapat menimbulkan dampak negatif,diantaranya :● Menimbulkan praktek Bank Gelapberbunga tinggi oleh pemilik modalilegal, pada kasus dimana pelaku usahapertambangan tidak mempunyai danatau kehabisan modal usaha.● Pelanggaran terhadap sistemperpajakan resmi, sebagai akibatpengabaian pembayaran pajakpenjualan produk pertambangan.● Timbulnya monopoli dan atauperdagangan gelap (black market),akibat penerapan sistem penanamanmodal perorangan yang berorientasikepada cara agunan/jaminan produkpertambangan sebagai alat pembayaranpinjaman modal.● Gangguan keamanan, sebagaikonsekwensi logis dari perkembanganekonomi dan social di wilayahpertambangan rakyat tanpa izin.● Pengabaian terhadap perlindungankesehatan sebagai akibat lemahnyapengetahuan tentang penggunaan zatatau bahan kimia tertentu yangmengandung racun/pencemar dalampengolahan bahan galian dan antisipasikemungkinan dampaknya bagikesehatan.Disarankan kepada Pemerintah DaerahKabupaten Lebak, Provinsi Banten melaluiDinas <strong>Pertambangan</strong> dan Energi agarmelakukan :(1) Pengalihan status pertambangan tanpaizin (PETI) menjadi resmi memiliki izinusaha pertambangan rakyat, denganpertimbangan bahwa kebijakan yangdibuat : dapat menciptakan lapangankerja yang mendukung usahapertambangan dan peningkatan ekonomikhususnya di sekitar daerahpertambangan serta umumnya daerahotonom.(2) Pengawasan terhadap semua kegiatanusaha pertambangan bahan galian emasyang tidak berwawasan lingkungan,terutama usaha pertambangan denganpengolahan menggunakan bahan kimiawiyang menghasilkan limbah dengan akibatpencemaran lingkungan.(3) Penelitian dan atau pemilihan alternatiflainnya dari metoda pengolahan bahangalian yang ramah lingkungan danpendanaan relatif rendah.(4) Sosialisasi tentang bahaya pencemaranoleh merkuri/Hg yang berasal darilimbah tambang/tailing; bahwa unsurtersebut dapat bersifat racun (toxic)ketika terbentuk sebagai senyawamethylmercury (CH 3 Hg + ) Senyawa inidapat terbentuk segera ketika Hg 2+ yangberasal dari sedimen berkonsentrasihidrogen tinggi terlarutkan dalam air(terutama dengan pH rendah) melaluipertukaran ion dan berkembang setelahdiserap oleh mikro-organisma atau ikan.Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.2005 17 - 11
DAFTAR PUSTAKABritish Geological Suvey (1991). Regional geochemical atlas; East Graphian area Keyworth,Notingham, UK British Geological Survey.Coates, Donald R., 1981. Environmental Geology, John Wiley & Sons, New York, 701 pages.Djumsari, A, dkk, 1995. Pemetaan Geokimia dan Aplikasi dengan Studi Lingkungan di DirektoratJendral Geologi dan Sumberdaya Mineral.DMR – BRGM, 1991, Gold exploration in the Wilgas of Bayah and Jampang District, West Java.Departemen <strong>Pertambangan</strong> dan Energi, 1996, Pedoman Teknis Penyusunan Analisis MengenaiDampak Lingkungan Untuk Kegiatan <strong>Pertambangan</strong> dan Energi.Ghazali, S.A., 1983, Geokimia Batasan dan Penggunaannya (unpublished).Hawkes, H.E.; and Webb, J.S.; 1962. Geochemistry In Mineral Exploration, Harper & Row,Publishers, New York and Evanston, 415 pages.Jensen, M.L. and Bateman, A.M.; 1981, Economic Mineral Deposits, Third Edition, Revised Printing,John Willey & Sons, New York.Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1991; Baku Mutu Limbah Cair Bagi KegiatanYang Sudah Beroperasi, Keputusan Meneg.KLH No. KEP-03/MENKLH/II/1991.Novalinda, L.; Gustini, G.; Suciati, E.; Lestiana, A.; Habsyoh, S.S. dan Nurhadiyani, E.; 1996,Peraturan-Peraturan Tentang Lingkungan Hidup, Tugas I Pengelolaan Kualitas LingkunganPTL-3033, Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, InstitutTeknologi Nasional.Rusmana, E. dkk.; 1991, Peta Geologi Lembar Serang, Jawa; Skala 1 : 100.000; Dep.<strong>Pertambangan</strong>dan Energi, Dit.Jen. Geologi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi.Subdit. Eksplorasi Mineral Logam, 1990 – 1996, Laporan-laporan Eksplorasi Logam Mulia di daerah– daerah Pongkor, Bayah dan Salopa, Dit. Sumberdaya Mineral.Sujatmiko dkk.; 1992, Peta Geologi Lembar Leuwidamar, Jawa; Skala 1 : 100.000;Dep.<strong>Pertambangan</strong> dan Energi, Dit.Jen. Geologi dan Sumber Daya Mineral, PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi.Suratmo, F. Gunawan, 1990, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajah Mada University Press.Sutisna, D.T. dkk, 1989, Laporan Penyelidikan Pendahuluan Mineralisasi Emas di daerah Jasinga,G.Buligir Putih dan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.Thornton, I and Plant,J.,1980; Regional Geochemical Mapping and Health in the United Kingdom;Jour.Geol.Sci.V:132, 575-586. London 1983.Thornton,I.,1983, Applied Environmental Geochemistry.Webb,J.S.,Thornton,I and Fletcher, K.,1968; Geochemical Reconaissance and Hypocuprosis Nature,V.217, London.Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.2005 17 - 12
Gambar 3Kp.BuluheunKe CipanasPETA LOKASICONTO SEDIMEN SUNGAI,TAILING, AIR DAN BATUANWILAYAH PERTAMBANGANCIBERANG - BANTENKp.BungawariKETERANGANS.30 CONTO SEDIMEN SUNGAITL.03 CONTO TAILINGKp.MuaraA.17 CONTO AIRR.38 CONTO BATUANDs.CiladaeunWILAYAHPERTAMBANGANS.CIUPIH-S.CISOKADs.LebaksituHasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.2005 17 - 13
Kp.BuluheunKe CipanasGambar 4PETA SEBARAN UNSURHg, Cu,Pb,Zn,Mn danCdDari Conto Sedimen Sungai Aktif<strong>Wilayah</strong> <strong>Pertambangan</strong> CiberangKabupaten Lebak-Provinsi Banten202/19/23/87/789/37,63/23/36/184/879/376,092/30/25/80/898/3185/22/26/74/531/3Kp.Bungawari292/33/37/71/322/3129/28/150/289/1480/4192/23/27/95/754/3268/43/52/173/893/3607/21/16/75/838/2432/23/34/103/948/3460/22/23/99/1080/2207/31/31/117/1003/3 215/22/29/85/548/2182/35/67/177/405/2505/25/25/88/884/2136/23/50/143/749/3488/16/30/57/443/2357/25/31/128/917/3384/26/29/131/1011/21026/25/28/55/484/1353/22/24/125/995/2Ds.Ciladaeun544/26/30/73/701/2723/26/20/86/851/210,212/19/22/68/511/2Kp.Muara4,047/28/28/87/856/2523/31/28/94/662/2287/25/27/98/969/3453/24/23/83/931/2422/22/23/108/915/2277/18/24/82/794/2286/24/43/101/462/2113/17/27/86/548/2856/24/27/107/1002/2123,164/19/26/67/568/2347/33/28/129/1065/3314/31/27/106/847/2KETERANGAN215/22/29/85/548/2Kandungan Hg,Cu,Pb,Zn,Mn,Cd (ppm)pada lingkungan aliran sungai yang diperkirakantercemar limbah tambang.607/21/16/75/838/2Kandungan Hg,Cu,Pb,Zn,Mn,Cd (ppm)pada lingkungan aliran sungai yang dianggapberkondisi rona awal.WILAYAH PERTAMBANGANS.CIUPIH – S.CISOKA481/23/35/91/1047/3827/20/34/59/167/1756/20/22/75/886/2 122,6/29/25/93/856/2Ds.Lebaksitu823/21/29/133/1161/21072/31/26/88/1428/2860/33/23/86/1063/2Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.2005 17 - 14
Kp.BuluheunKe CipanasGambar 5PETA SEBARAN UNSURHg, Cu, Pb, Zn, Mn, Cd, Au dan AgDari Conto Tailing<strong>Wilayah</strong> <strong>Pertambangan</strong> CiberangKabupaten Lebak-Provinsi BantenKp.BungawariKETERANGANKp.Muara698/22/22/42/617/2Kandungan Hg,Cu,Pb,Zn,Mn,Cd (ppm)4,194 / 45Kandungan Au / Ag (ppm)698/22/22/42/617/24,194 / 45WILAYAH PERTAMBANGANS.CIUPIH – S.CISOKA355/21/16/29/342/
Kp.BuluheunKe CipanasGambar 6PETA SEBARAN UNSURHg, Cu, Pb, Zn, Mn, Cd, Au dan AgDari Conto Batuan/Urat Kuarsa<strong>Wilayah</strong> <strong>Pertambangan</strong> CiberangKabupaten Lebak-Provinsi Banten495/11/51/62/3950/80,007 / 9Kp.Bungawari1,716/38/58/65/1365/40,01 / 8KETERANGAN433/32/61/15/72/2Kandungan Hg,Cu,Pb,Zn,Mn,Cd (ppm)0,008 / 53,818/52/96/299/140/3Kp.Muara0,287 / 490,979/129/548/37/183/40,205 / 13Kandungan Au / Ag (ppm)7,655/87/176/22/85/24,377/149/151/126/1697/50,005 / 17433/32/61/15/72/20,205 / 13WILAYAH PERTAMBANGANS.CIUPIH – S.CISOKA0,14 / 10Ds.CiladaeunUrat kuarsa15,098 / 465,589/15/205/22/180/
Foto 1Kenampakan Lokasi <strong>Pertambangan</strong> Bahan Galian EmasDi Bagian Hulu S.Cisoka( Tanda panah = Peralatan Gelundung/Penghancur Bahan Galian )Foto 2Contoh Unit Pengolahan Bahan Galian Emas,dimana tailing dibuang langsung ke badan sungai(Tanda panah = Bak penampung tailing)Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.2005 17 - 17