Warta Kota EDISI I 2016
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PEDULI<br />
polisi maupun BNN, mereka tetap<br />
akan kita proses secara hukum,<br />
ancaman penjaranya empat sampai<br />
lima tahun.”<br />
Menurutnya, Indonesia saat<br />
ini sudah masuk dalam kategori<br />
‘darurat’ Narkoba. “Berdasarkan<br />
survei, saat ini ada empat sampai<br />
lima juta pecandu Narkoba di<br />
Indonesia, dan 30 hingga 50 orang<br />
meninggal dunia setiap harinya<br />
karena Narkoba,” ungkapnya.<br />
Ia menambahkan, penyalahgunaan<br />
Narkoba terbanyak di Aceh adalah<br />
jenis Ganja dan Sabu-Sabu. “Ratarata<br />
orang pecandu itu sifatnya<br />
berubah menjadi pembohong, dan<br />
rentan terlibat tindakan kriminal<br />
seperti mencuri dan membunuh.<br />
Kecanduan Narkoba itu sangat sukar<br />
disembuhkan, dan walaupun sudah<br />
berhenti dapat saja terulang kembali.”<br />
“Kami sangat mengharapkan<br />
dukungan dari pemerintah untuk<br />
mengajak masyarakat berperan aktif<br />
dalam pemberantasan Narkoba di<br />
lingkungan masing-masing. Mari<br />
kita mulai dari sendiri sendiri dengan<br />
menjaga keluarga kita di rumah<br />
agar terhindar dari Narkoba. Pada<br />
kesempatan ini, kami juga mendorong<br />
pemerintah kabupaten/kota di Aceh<br />
untuk segara membentuk BNN di<br />
daerahnya,” pungkasnya.<br />
‘Tsunami Moral’<br />
Dalam acara yang dimoderatori<br />
oleh Abon Usman itu, Wali <strong>Kota</strong><br />
Illiza menyampaikan maraknya<br />
penyalahgunaan Narkoba di<br />
kalangan remaja akibat dari<br />
lemahnya iman yang diikuti dengan<br />
merosotnya akidah. “Kondisi hari<br />
ini sudah sangat meresahkan, lebih<br />
parah dari tsunami 2004 lalu yakni<br />
tsunami moral,” katanya.<br />
Dari 500 kasus yang ditangani oleh<br />
pihak Kejari Banda Aceh, ungkap<br />
Illiza, 300 kasus atau sekitar 70<br />
persennya terkait dengan Narkoba.<br />
“Soal bahaya Narkoba, saya yakin kita<br />
semua sudah tahu, dan rokok adalah<br />
‘pintu masuk’ bagi Narkoba. Bek<br />
gara-gara sibak rukok teuk, anak kita<br />
menjadi pecandu Narkoba,” kata Illiza<br />
seraya mengimbau kaum ayah untuk<br />
segera berhenti merokok agar tidak<br />
menjadi contoh yang buruk bagi<br />
anaknya hingga terjerumus ke dalam<br />
pusaran Narkoba.<br />
“Narkoba itu mengubah<br />
kepribadian anak-anak<br />
kita menjadi pemarah,<br />
pemurung, dan pemalas. Banda<br />
Aceh adalah rumah kita, dan tidak<br />
cukup hanya dengan satu orang<br />
15<br />
baik atau saleh yang berdakwah<br />
anti Narkoba. Kita harus bersamasama,<br />
bahu-membahu membangun<br />
generasi muda yang lebih baik.”<br />
Menurut Illiza, dalam<br />
penanganan masalah Narkoba,<br />
pemuda harus berada di garda<br />
terdepan. “Para pemuda harus<br />
peduli danmau menjaga gampongnya<br />
dari pengaruh Narkoba. Harus ada<br />
rasa memiliki terhadap kota kita ini,”<br />
Pemko Banda Aceh, sebutnya,<br />
sangat concern terhadap penanganan<br />
permasalahan Narkoba. Dan<br />
menyahuti permintaan BNN Aceh,<br />
pihaknya juga sudah menyiapkan<br />
lahan seluas 1.000 m² untuk<br />
pembangunan gedung BNNK di<br />
Banda Aceh. “Ini agar kita semua<br />
bisa lebih optimal dalam hal<br />
pemberantasan Narkoba di kota kita.”<br />
Sebelum mengakhiri pemaparannya,<br />
Illiza kembali mengingatkan para<br />
remaja akan bahaya Narkoba yang juga<br />
dapat menularkan HIV/AIDS. “Kami<br />
hanya bisa mengingatkan, hanya Allah<br />
yang bisa mengilhami. Sebagai langkah<br />
awal, mari kuatkan niat untuk terus<br />
memperbaiki diri,<br />
karena Allah sesungguhnya menyukai<br />
orang-orang yang bertaubat,” katanya.<br />
Di tempat yang sama, anggota<br />
DPRK Banda Aceh Ilmiza Sa’aduddin<br />
Djamal mengapresiasi Pemko Banda<br />
Aceh yang sudah menyiapkan lahan<br />
untuk pembangunan gedung BNNK.<br />
“Ini merupakan bentuk komitmen<br />
pemerintah, dan Banda Aceh harus<br />
menjadi role model bagi daerahdaerah<br />
lain,” katanya.<br />
Ia juga mengajak para pemuda<br />
untuk menjadi pageu gampong guna<br />
mengeliminir pengaruh Narkoba<br />
di <strong>Kota</strong> Banda Aceh. “Dalam waktu<br />
dekat kami juga akan mengadakan<br />
RDP dengan pemuda terkait<br />
pembahasan qanun gampong.<br />
Kami ingin pemuda mempunyai<br />
payung hukum agar dapat terlibat<br />
aktif dalam pemberantasan narkoba<br />
di gampong masing-masing,”<br />
pungkasnya•Hafid Junaidi<br />
WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> I / <strong>2016</strong>