27.05.2016 Views

Warta Kota EDISI II 2016

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

1<br />

Semangat Perubahan<br />

<strong>EDISI</strong> <strong>II</strong>/TAHUN V/<strong>2016</strong><br />

WARTA KOTA<br />

Aceh Islamic Nature School<br />

Mendidik Siswa Lebih<br />

Mengenal Alam<br />

Uni Eropa<br />

Nyatakan Bantu<br />

Banda Aceh<br />

EKONOMI DAN SYARIAT ISLAM<br />

PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


2<br />

REDAKSI<br />

Kutipan<br />

Pro Insani<br />

Positive Thinking<br />

Oleh: Dr. Tgk. Syamsul Rijal, MA<br />

“Berpikir positif itu menghadirkan ketenteraman.<br />

Hindarkan diri Anda dari menduga-duga karena ia akan merusak jiwa<br />

dan kepribadian dan berkehidupan itu rilex.”<br />

- Salam kreatif menuju rumah masa depan! -<br />

Mustahil Walikota dan Wakil<br />

Walikota mewujudkan<br />

cita-cita ter sebut tanpa<br />

partisipasi dan du kungan<br />

semua pihak. Mencapai<br />

kemadanian membutuh<br />

usaha ber sama, modelnya<br />

terus kita kem bangkan<br />

hingga Banda Aceh men jadi<br />

<strong>Kota</strong> Madani yang tangguh<br />

dan modern<br />

Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, SE<br />

Walikota Banda Aceh<br />

3<br />

10-11<br />

12-13<br />

Membangun Bangsa<br />

dengan Zakat<br />

Melihat Banda Aceh dari<br />

Jembatan Baru Gampong<br />

Jawa-Ulee Lheue<br />

Bazar Amal<br />

Pesantren Sulaimaniyah Turki<br />

di Taman Bustanussalatin<br />

REDAKSI<br />

Penerbit: Humas Sekretariat Daerah <strong>Kota</strong> Banda Aceh I Pengarah/Pembina: Walikota Banda Aceh<br />

- Wakil Walikota Banda Aceh - Sekretaris Daerah <strong>Kota</strong> Banda Aceh I Penanggung Jawab: Asisten<br />

Administrasi Umum I Pemimpin Redaksi: Wirzaini Usman Al-Mutiarai I Sekretaris Redaksi: Mukhlis,<br />

SH I Redaktur Pelaksana: Evi Marlina I Redaktur: Mahdi Andela I Reporter: Musfa Gustiawati,<br />

Afrizal Meukek, Hafid Junaidi, Hayatullah Pasee I Staf Redaksi: Yudi Risman I Staf Distribusi :<br />

Samsul Bahri I Photografer: Irwansyah Putra, Surya Mardiansyah, Twk. Wahidin I Layout/Desain:<br />

Mulyadi I Alamat Redaksi: Bagian Humas <strong>Kota</strong> Banda Aceh, Jl. T. Abu Lam-U No. 7 Telp. (0651)<br />

26184 I email: bna.warta@gmail.com I website: www.bandaacehkota.co.id<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


OPINI<br />

Membangun Bangsa dengan Zakat<br />

Pebruari <strong>2016</strong> lalu, Kementerian<br />

Agama (Kemenag RI) menargetkan<br />

pengumpulan zakat pada<br />

akhir <strong>2016</strong> mencapai Rp5,2 triliun.<br />

Target ini berdasarkan asumsi semakin<br />

banyaknya lembaga zakat nasional yang<br />

berbenah mengelola dana secara digital<br />

untuk memudahkan masyarakat.<br />

Ditilik dari sudut bahasa, ‘zakat’ berasal<br />

dari kata ‘al-zakah’ yang bermakna ‘al-thuhur’,<br />

suci, ‘al-syaraf’, mulia, ‘al-nama”, tumbuh,‘alziyadah‘,<br />

bertambah, dan ‘al-barakah’, berkah.<br />

Sedangkan ditinjau dari segi istilah zakat<br />

adalah kadar yang wajib dikeluarkan dari<br />

harta karena telah mencapai nishab (batas<br />

minimal) tertentu yang harus dikeluarkan<br />

kepada mereka yang berhak dengan syaratsyarat<br />

tertentu.<br />

Dari segi hukum, zakat wajib ditunaikan<br />

bagi setiap muslim yang memiliki harta yang<br />

telah mencapai nishab dan terpenuhi syaratsyaratnya.<br />

Zakat adalah rukun Islam yang<br />

ketiga, dalam Al-Qur’an sendiri, hukum<br />

zakat dikaitkan dengan kewajiban salat pada<br />

82 ayat. Dalil-dalil kewajiban zakat dengan<br />

mudah kita temukan dari Al-Qur’an, hadis,<br />

dan ijma’.<br />

Misalnya firman Allah, Ambillah zakat<br />

dari sebagian harta mereka–umat Islam–<br />

yang dengan itu kamu membersihkan dan<br />

menyucikan mereka, (QS.Al-Taubah[9]: 103),<br />

atau ayat yang menyandingkan zakat dengan<br />

salat, misalnya, Dan dirikanlah salat dan<br />

tunaikanlah zakat, (QS. Al-Baqarah[2]: 110).<br />

Pun demikian dalil-dalil dari Hadis Nabi, sangat<br />

banyak, antaranya, Tidaklah mereka menolak<br />

membayar zakat kecuali mereka akan ditahan<br />

memperoleh hujan dari langit, yang kalau tidak<br />

karena binatang ternak niscaya mereka tidak<br />

akan diberi hujan, (HR. Ibnu Majah dan al-<br />

Hakim dengan sanad shahih).<br />

Hadis lain yang juga berupa ancaman,<br />

bahwa Nabi bersabda, Barangsiapa yang<br />

diberikan harta oleh Allah namun tidak<br />

menunaikan zakatnya, maka hartanya pada<br />

hari kiamat akan diubah menjadi seekor ular<br />

berbisa yang terdapat dua titik hitam di atas<br />

matanya yang akan melilitnya dan mematuk<br />

kedua tulang rahang seraya berkata, Aku<br />

adalah harta simpananmu, kemudian Nabi<br />

Oleh: Ilham Kadir<br />

Anggota Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI)<br />

membaca firman Allah, janganlah sekalikali<br />

orang-orang yang bakhil dengan harta<br />

yang Allah berikan kepada mereka dari<br />

karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan<br />

itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan<br />

itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang<br />

mereka bakhilkan itu akan dikalungkan<br />

kelak di lehernya pada hari kiamat, (QS. Ali<br />

Imran[3]:108), (HR. Bukhari).<br />

Prof. Didin Hafidhuddin dalam “Islam<br />

Aplikatif, 2004” menilai bahwa zakat adalah<br />

ibadah maaliyah ijtima’iyah, ibadah yang<br />

berkaitan dengan harta yang memiliki kedu<br />

dukan dan posisi yang sangat penting<br />

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,<br />

jika dikelolah dengan baik, amanah,<br />

transparan, dan sesuai dengan syariat islamiyah,<br />

baik pengambilannya maupun pendistribusiannya.<br />

Selain itu, zakat akan mengembangkan<br />

dan memberkahkan harta orang-orang<br />

yang berzakat (muzakki), berdasarkan sabda<br />

Rasul, Jagalah harta kalian dengan zakat<br />

dan obatilah orang yang sakit dengan cara<br />

sedekah, dan cegahlah malapetaka dengan<br />

berdoa, (HR. Al-Khatib dari Ibn Mas’ud).<br />

Al-Qur’an juga menggariskan bahwa objek<br />

zakat (al-amwal az-zakawiyyah) dikemukakan<br />

dengan cukup rinci (tafshil), juga bersifat<br />

mujmal (global). Yang rinci, seperti emas<br />

dan perak (QS. At-Taubah[9]: 34-35); hasil<br />

pertanian (QS. Al-An’am[6]: 141), juga dari<br />

hadis nabi yang terkait dengan perdagangan,<br />

peternakan, dan berbagai propesi lainnya.<br />

Hanya saja, klasifikasi objek zakat pada saat<br />

sekarang ini sangat terkait antara satu dengan<br />

lainnya, misalnya zakat tomat, salak, dangke,<br />

ternak ayam, ikan, dan sejenisnya, apakah<br />

termasuk pertanian atau perdagangan.<br />

Peran Baznas<br />

Melihat landasan hukum dan filosifis<br />

zakat di atas, maka pada dasarnya sudah<br />

sangat cukup untuk menyadarkan umat<br />

akan urgensi zakat yang akan menjadi tiang<br />

agama dan tonggak pemerataan ekonomi<br />

bangsa. Posisi zakat, selain menyelamatkan<br />

kaum muslimin di akhirat kelak, jika ditinjau<br />

dari ilmu ekonomi akan melahirkan konsep<br />

kesejahteraan, sebab dengan zakat pemerataan<br />

3<br />

ekonomi akan wujud. Contoh kecil, bahwa<br />

para orang kaya sebagai muzakki adalah<br />

mereka lebih suka mengimvestasikan dananya<br />

di bank dalam bentuk deposito, atau pembelian<br />

properti, sementara orang miskin yang menjadi<br />

mustahik lebih cenderung konsumtif. Dari<br />

sini dapat dilihat dengan budaya zakat maka<br />

ekonomi akan berputar secara adil.<br />

Di Indonesia, keadilan ekonomi belum<br />

berjalan sesuai harapan. Hanya sekitar tujuh<br />

persen penduduk Indonesia yang menguasai<br />

sembilan puluh persen ekonomi dan<br />

umunya dari non-pribumi. Maka, salah satu<br />

cara untuk menegakkan keadilan ekonomi<br />

adalah membentuk lembaga zakat yang<br />

bertugas sebagai kolektor dan distributor<br />

zakat. Lembaga dimaksud adalah Badan<br />

Amin Zakat Nasional yang disingkat Baznas.<br />

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)<br />

adalah lembaga nonstruktural yang<br />

dibentuk berdasarkan Undang-Undang<br />

No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan<br />

Zakat. Pembentukan Baznas pertama kali<br />

ditetapkan dengan Keputusan Presiden No<br />

8 Tahun 2001 tentang Badan Amil Zakat<br />

Nasional sesuai amanat Undang-Undang No<br />

38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat<br />

yang berlaku saat itu. Setelah perubahan<br />

regulasi Baznas berstatus sebagai lembaga<br />

pemerintah nonstruktural yang bersifat<br />

mandiri dan bertanggung jawab kepada<br />

Presiden melalui Menteri Agama.<br />

Baznas merupakan satu di antara sedikit<br />

lembaga nonstruktural yang memberi kontribusi<br />

kepada negara di bidang pembangunan<br />

kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan<br />

kemiskinan melalui pengelolaan dana zakat.<br />

Baznas mendapat bantuan pembiayaan dari<br />

APBN sesuai ketentuan perundang-undangan,<br />

namun manfaat yang diberikan<br />

Baznas kepada negara dan bangsa jauh lebih<br />

besar. Dikaitkan dengan amanat UUD 1945<br />

pasal 34 bahwa “fakir miskin dan anak-anak<br />

terlantar dipelihara oleh negara”, maka peran<br />

Baznas sangat menunjang tugas negara. Juga<br />

berperan sebagai penyedia bantuan jaminan<br />

sosial bagi fakir miskin di tanah air kita.<br />

Kehadiran lembaga ini menopang tugas negara<br />

dalam mensejahterakan masyarakat, sehingga<br />

sewajarnya disokong oleh pemerintah•[]<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


4<br />

LAPORAN UTAMA<br />

Pemerintah <strong>Kota</strong> Banda<br />

Aceh selalu memberikan<br />

perhatian dan dukungan<br />

konkrit terhadap ber bagai<br />

program dan kegiatan ke<br />

arah pembangunan bidang<br />

Syariat Islam, baik terhadap<br />

kegiatan SKPK maupun<br />

lembaga lainnya<br />

Ekonomi dan Syariat Islam<br />

Prioritas Pembangunan <strong>Kota</strong><br />

Pemahaman dan pengamalan<br />

Syariat Is lam m asih menjadi<br />

prioritas dan fokus pembangu<br />

nan Pemerintah <strong>Kota</strong><br />

Banda Aceh ke depan. Pemerintah <strong>Kota</strong><br />

Ban da Aceh menjadikan Syariat Islam<br />

sebagai komitmen bersama dan secara<br />

terus menerus meningkatkan kegiatannya<br />

dan mengevaluasi secara kontinyu untuk<br />

penyempurnaan action plan penerapan<br />

Syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan<br />

warga di <strong>Kota</strong> Banda Aceh.<br />

“Pemerintah <strong>Kota</strong> Banda Aceh selalu<br />

memberikan perhatian dan dukungan<br />

konkrit terhadap ber bagai program dan<br />

kegiatan ke arah pembangunan bidang<br />

Syariat Islam, baik terhadap kegiatan SKPK<br />

maupun lembaga lainnya,” kata Walikota<br />

Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal saat<br />

membuka Musyawarah Perencanaan<br />

Pem bangunan (Musrenbang) Rencana<br />

Kerja Pembangunan <strong>Kota</strong> (RKPK) Banda<br />

Aceh, Senin (28/3/<strong>2016</strong>) di Aula Madani,<br />

Lantai IV Balai <strong>Kota</strong> Banda Aceh.<br />

Musrenbang Banda Aceh <strong>2016</strong> bertema<br />

“Perencanaan Pem ba ngunan yang<br />

Partisipatif de ng an Menjunjung Tinggi<br />

Nilai Kearifan Lokal yang Islami Demi<br />

Terwujudnya Model <strong>Kota</strong> Madani”.<br />

Tema Musrenbang tahun ini, sebut Illiza,<br />

sesuai dengan cita-cita masyarakat untuk<br />

mewujudkan Banda Aceh sebagai Model<br />

<strong>Kota</strong> Madani.<br />

“Mustahil Walikota dan Wakil<br />

Walikota mewujudkan cita-cita ter sebut<br />

tanpa partisipasi dan du kungan semua<br />

pihak. Mencapai kemadanian membutuh<br />

usaha ber sama, modelnya terus kita kembangkan<br />

hingga Banda Aceh men jadi <strong>Kota</strong><br />

Madani yang tangguh dan modern.”<br />

Adapun prioritas pembangunan <strong>Kota</strong><br />

Banda Aceh selanjutnya ada lah ekonomi<br />

kerakyatan dan penanggulangan<br />

kemiskinan, tata kelola pemerintahan yang<br />

baik dan reformasi birokrasi; pariwisata,<br />

seni dan budaya; pendidikan, pe muda dan<br />

olahraga; kesehatan; infrastruktur perkotaan<br />

berbasis bencana dan lingkungan hidup;<br />

serta pengarusutamaan gender..<br />

“Dalam musrenbang ini kita fokuskan<br />

pembahasan perencanaan program<br />

pembangunan terhadap prioritas pembangunan<br />

tersebut. Selain itu, Musrenbang<br />

ini juga diharapkan dapat menjembatani<br />

kepentingan antara Pemerintah Pusat dan<br />

Pemerintah Daerah dengan kepentingan<br />

masyarakat (bottom up-top down planning).”<br />

Pada kesempaan itu, Illiza juga mengingatkan,<br />

tantangan dan target pembangunan<br />

<strong>Kota</strong> Banda Aceh se makin<br />

hari se ma kin besar. Isu-isu pem bangunan<br />

ber kelanjutan yang men jadi standar<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


LAPORAN UTAMA<br />

5<br />

pem ba ngunan kota-kota di dunia terus<br />

meningkat. “Dan kita juga berupaya<br />

menyelaraskan diri me ngejar standar tersebut.”<br />

“Tujuannya tidak lain agar kota kita<br />

beserta masyarakatnya menjadi lebih<br />

tangguh, lebih kuat, lebih cerdas, lebih<br />

sejahtera dan lebih dapat me nerapkan<br />

nilai-nilai islami di dalam segala aspek<br />

kehidupan,” katanya lagi<br />

Ia menambahkan, Banda Aceh saat ini<br />

telah bangkit kembali dan dikenal semakin<br />

baik oleh pihak luar. Bukan hanya di tingkat<br />

nasional namun juga di level internasional.<br />

Akses pihak luar ke Banda Aceh maupun<br />

sebaliknya semakin hari semakin baik dan<br />

membawa banyak pengaruh dan dampak<br />

positif.<br />

“<strong>Kota</strong> Banda Aceh telah dicanangkan<br />

sebagai kota tujuan wisata islami dunia<br />

dan bertekad menerapkan konsep-konsep<br />

islamic smart city, resilient city, livable city,<br />

serta environmental city. Semua itu adalah<br />

PR besar kita bersama dalam menaikkan<br />

standar dan kualitas kota kita tercinta<br />

model kota madani ini,” katanya.<br />

Illiza kembali menegaskan pe rencanaan<br />

pembangunan yang dilaksanakan tiada<br />

artinya tanpa peran serta dan dukungan<br />

semua. “Bersatu kita teguh, bercerai kita<br />

runtuh. Pepatah tersebut tidak akan<br />

pernah gagal mengajarkan kita betapa<br />

kesatuan dan persatuan merupakan<br />

kunci sukses dalam membangun. Tanpa<br />

masyarakat tidak ada pemerintahan dan<br />

tanpa pemerintahan, masyarakat akan<br />

terbengkalai dan tercerai berai.”<br />

Islam, sebut Illiza, telah me ngajarkan<br />

umatnya untuk ber musyawarah dan<br />

bermufakat demi mencapai kesepakatan<br />

bersama. “Dua kepala lebih baik daripada<br />

satu, dan tentunya 200 ribu warga kota<br />

akan dapat memberikan ma sukan yang<br />

lebih beragam dan mengakomodir segala<br />

permasalahan. Mudah-mudahan seluruh<br />

warga kota Banda Aceh te lah menuangkan<br />

seluruh ide dan pemikirannya melalui<br />

proses Musrenbang ini demi kemajuan<br />

kota kita tercinta,” pungkas Illiza.<br />

Sebelumnya di tempat yang sama,<br />

Sekretaris Bappeda M Ridha selaku<br />

ketua pelaksana me nyebutkan, Musrenbang<br />

meru pakan forum antar pemangku<br />

kepentingan/stakeholder dalam<br />

menyelaraskan, mengklarifikasi, menajam<br />

kan, dan men yepakati prioritas<br />

pembangunan kota.<br />

“Kegiatan ini diha rapkan dapat mengha<br />

silkan integrasi im plementasi program<br />

dan kegiatan SKPK sesuai dengan RPJM<br />

<strong>Kota</strong> Banda Aceh dengan RPJM Provinsi<br />

Aceh serta sem bilan agenda stra tegis<br />

(nawacita) pe merintahan pusat,” sebutnya.<br />

Dalam Musrenbang ini, sambungnya,<br />

para pihak akan meng klarifikasi usulan program<br />

dan kegiatan yang telah disampaikan<br />

masyarakat kepada pemerintah pada<br />

Musrenbang kecamatan sebelumnya.<br />

“Output yang diharapkan da lam<br />

kegiatan penting ini adalah kesepakatan<br />

tentang rumusan pro gram dan kegiatan<br />

prioritas untuk penyempurnaan rancangan<br />

RKPK dan rancangan Rencana<br />

Kerja (Renja) SKPK 2017,” tutupnya seraya<br />

menyebutkan acara tersebut diikuti oleh<br />

sekitar 150 peserta yang tediri dari unsur<br />

Forkopimda, utusan keca matan dan tokoh<br />

masyarakat•Hafid Junaidi<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


6<br />

PENDIDIKAN<br />

Aceh Islamic Nature School<br />

Mendidik Siswa Lebih<br />

Mengenal Alam<br />

“Telah nampak kerusakan di<br />

darat dan di laut disebabkan karena<br />

perbuatan tangan manusia, supaya Allah<br />

merasakan kepada mereka sebagian<br />

dari (akibat) perbuatan mereka, agar<br />

mereka kembali (ke jalan yang benar)”<br />

(Q.S. Ar-Rum: 41). Ayat ini dijelaskan<br />

bahwa kerukasakan lingkungan akibat<br />

tangan manusia yang seharus samasama<br />

dijaga. Dengan demikian perlu<br />

mendidik generasi muda agar peduli<br />

terhadap alam dan lingkungannya.<br />

Maka kini di Banda Aceh telah hadir<br />

sebuah sekolah alam yang diberinama<br />

Aceh Islamic Nature School (AINS),<br />

sekolah alam Islam ini berada di Jalan<br />

Jurong Dagang, Gampong Pango Deah,<br />

Ulee Kareng Banda Aceh.<br />

Ketua Yayasan Abdullah Amin yang<br />

menaungi AINS, Prof. Dr. H. Zainal<br />

Abidin Alawy, M. Ag menyampaikan,<br />

AINS hadir dalam beberapa program<br />

pendidikan, yakni Taman Kanak-Kanak<br />

dan Sekolah Dasar.<br />

“Konsep pendidikan kita lebih<br />

kepada reading the nature. Kita<br />

memahami semesta ibarat sebuah buku<br />

dengan ketebalan tak terhingga dan<br />

sumber pelajaran yang tak terbata. AINS<br />

mengajarkan bagaimana membacanya<br />

dan menerapkannya dalam proses<br />

pengajaran,” ujar Prof Zainal Abidin<br />

saat sosialisasi AINS dan Seminar<br />

parenting Pemilihan Sekolah yang baik<br />

untuk anak yang diselenggarakan di<br />

Aula Balairung Hotel Regina, Minggu<br />

(27/3/<strong>2016</strong>).<br />

Katanya, kurikulum yang<br />

dikembangkan AINS sangat fleksibel,<br />

dimana menyesuaikan perkembangan<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


PENDIDIKAN<br />

kejiwaan untuk memancing keunikan<br />

dan bakat masing-masing anak, seperti<br />

kuruikulum pengembangan akhlak,<br />

pengembangan logika, pengembangan<br />

kepemimpinan dan pengembangan<br />

bisnis.<br />

Sementara itu, Asisten Administrasi<br />

Umum Setdakota Banda Aceh, M<br />

Nurdin S Sos, mewakili Walikota<br />

Banda Aceh dalam kegiatan ini<br />

menyampaikan Sekolah Alam islam ini<br />

merupakan salah satu alternatif sarana<br />

pendidikan yang dapat diberikan oleh<br />

orang tua bagi anak.<br />

“Beri kesempatan bagi anak<br />

untuk bergaul dengan alam sehingga<br />

mereka tidak terlalu terikat dengan<br />

berbagai gadget yang canggih yang dapat<br />

mengubah anak menjadi individualis<br />

dan tidak perduli pada<br />

sekitar.<br />

agama.<br />

“Namun demikian, definisi cerdas<br />

harus benar-benar diperhatikan<br />

khususnya oleh orang tua maupun<br />

para guru dan lembaga penyedia jasa<br />

pendidikan bagi anak,” tambahnya.<br />

Banda Aceh mengusung konsep<br />

Islamic Smart City sebagai bagian<br />

dari perwujudan Model <strong>Kota</strong><br />

Madani. Hal tersebut dapat<br />

diterjemahkan bahwa anak yang<br />

cerdas juga harus memiliki dasardasar<br />

keimanan yang kuat.<br />

“Dengan demikian setiap<br />

anak akan menjadi lebih peka<br />

terhadap sekitar dan memiliki<br />

kontrol diri yang lebih kuat<br />

akan segala godaan<br />

yang dapat<br />

7<br />

mereka saat ini.<br />

“Diantaranya yang perlu diantisipasi<br />

adalah kondisi bumi. Sangat penting<br />

bagi anak untuk dapat<br />

terlibat langsung<br />

dan mengenal<br />

alamnya dengan<br />

lebih dekat.<br />

Menghargai<br />

dan<br />

memahami<br />

ciptaan<br />

Allah yang<br />

diberikan<br />

kepada umat<br />

manusia.<br />

Anak juga<br />

Orang tua harus dapat mengontrol agar<br />

anak dapat memanfaatkan teknologi<br />

secara seimbang sehingga benar-benar<br />

memberikan manfaat bagi tumbuh<br />

kembang anak,” ujarnya.<br />

Lanjut Nurdin, pendidikan<br />

merupakan bagian penting dan prioritas<br />

dalam mewujudkan pembangunan<br />

masa depan yang madani. Anak-anak<br />

yang cerdas akan menjadi modal yang<br />

berharga bagi kemajuan bangsa dan<br />

merugikan fisik dan jiwa anak,”<br />

pungkasnya.<br />

Masih kata Nurdin, Anak dididik<br />

menjadi cerdas agar dapat membawa<br />

dirinya menghadapi segala macam<br />

tantangan di masa depan. Oleh sebab itu<br />

berbagai isu yang berpotensi menjadi<br />

permasalahan bagi berkehidupan di<br />

masa yang akan datang harus menjadi<br />

perhatian dan bagian dari pertimbangan<br />

di dalam menentukan pendidikan<br />

perlu diajarkan tanggungjawab untuk<br />

menjaga dan melindungi bumi ini.<br />

Dengan demikian mereka akan menjadi<br />

individu yang lebih bijak dan hidup<br />

dengan menghargai seluruh ciptaan<br />

Allah SWT,” pungkas Nurdin.<br />

Kegiatan sosialisasi dan seminar ini<br />

dihadiri ratusan para orang tua murid.<br />

Panitia menghadirkan Nucke Yulandari<br />

dan Lendo Novo sebagai pemateri•<br />

Afrizal Meukek<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


8<br />

GALERI FOTO<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


GALERI FOTO<br />

9<br />

Beberapa unit<br />

alat berat nampak sedang<br />

mengerjakan Proyek fly over<br />

dan under pass di Simpang<br />

Surabaya, <strong>Kota</strong> Banda Aceh. Proyek<br />

ini dikerjakan sistem multiyears<br />

dengan nilai kontrak sekitar Rp 250<br />

miliar yang ditargetkan rampung<br />

pada 2017. Foto Surya<br />

Mardiansyah<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


10<br />

EKONOMI & PARIWISATA<br />

Melihat Banda Aceh dari<br />

Jembatan Baru Gampong<br />

Jawa-Ulee Lheue<br />

Jembatan berfungsi sebagai<br />

peng hubung dua ruas jalan<br />

yang terputus karena sungai,<br />

danau, atau laut. Pada beberapa<br />

tempat, jembatan menjadi icon daerah<br />

seperti Palembang dengan jembatan<br />

Ampera atau Jembatan Suramadu yang<br />

menghubungkan Sura baya dengan<br />

Madura. Belakangan, selain berfungsi<br />

sebagai penghubung ruas jalan, jembatan<br />

menjadi tren baru sebagai tempat<br />

nongkrong. Tidak heran jika melewati<br />

beberapa jembatan yang di pinggirnya di<br />

penuhi para penjual aneka makanan.<br />

<strong>Kota</strong> Banda Aceh, salah satu dari<br />

sekian banyak kota di Negara Indonesia<br />

yang memiliki jembatan sebagai<br />

penghubung ruas jalan. Di kota ini, Anda<br />

akan temui beberapa jembatan yang<br />

berfungsi sebagai tempat nongkrong dan<br />

tempat mencari rezeki para pedagang<br />

makanan. Jembatan Lamteh misalnya,<br />

berada di kecamatan Peukan Bada, Aceh<br />

Besar yang di ramai di datangi warga<br />

dari mana pun untuk sekedar bersantai<br />

menikmati suasana di sore hari.<br />

Jembatan dengan pemandangan yang<br />

indah di sekelilingnya kini memang menjadi<br />

salah satu tujuan masyarakat untuk<br />

sekedar bersantai. Belum lama ini akses<br />

menuju jalan Ulee Lheue dan Gampong<br />

Jawa terlihat ramai oleh pengunjung,<br />

sebab di sana telah ada jembatan baru<br />

yang menghubungkan dua gampong<br />

yang sebelumnya buntu oleh tambak dan<br />

rawa. Sejak hari Nusantara, Desember<br />

2015 jembatan ini telah rampung namun<br />

masih dengan kondisi jalan bebatuan.<br />

Kini, akses menuju jembatan tersebut<br />

telah diaspal dan sangat nyaman untuk<br />

dilalui.<br />

Muzainah (38) misalnya, yang datang<br />

bersama anaknya dari Peukan Biluy,<br />

Aceh Besar melalui jalan Ulee Lheue<br />

untuk bersantai di sekitar jembatan<br />

baru itu. Ia mengaku begitu menikmati<br />

pemandangan di sekitar jembatan dan<br />

ini kali pertama ia datang ke sana.<br />

Lain lagi Riky, seorang mahasiswa<br />

di salah satu kampus di Darussalam<br />

datang bersama teman-temannya<br />

menikmati suasana sore di jembatan<br />

itu. Ini juga kali pertamanya ia datang<br />

melalui akses jalan Keudah menuju<br />

Kampung Jawa hingga sampai di<br />

jembatan. “Pemandangannya bagus,<br />

anginnya sepoi-sepoi,” katanya. Riky<br />

yang berasal dari Aceh selatan ini<br />

berpesan pada para pengunjung lainnya<br />

agar menjaga kebersihan. Menurutnya,<br />

jika tempat wisatanya bersih tentu<br />

akan nyaman untuk bersantai apalagi<br />

dengan pemandangan yang sangat<br />

indah.<br />

Jembatan yang dibangun di atas<br />

permukaan laut itu memang me nampilkan<br />

pemandangan yang indah. Tidak<br />

hanya menghubungkan dua Gampong<br />

saja, tapi juga menghubungkan pandangan<br />

mata dengan laut dan pusat<br />

kota Banda Aceh. Jika berjalan dari<br />

arah kampung jawa, Anda dapat<br />

melihat pemandangan laut lepas dari<br />

sebelah kanan tampak juga pulau<br />

Aceh, Pulau Breuh, dan Pulau Weh<br />

WARTA<br />

WARTA<br />

KOTA<br />

KOTA<br />

<strong>EDISI</strong><br />

<strong>EDISI</strong><br />

<strong>II</strong><br />

<strong>II</strong> /<br />

<strong>2016</strong><br />

<strong>2016</strong>


EKONOMI & PARIWISATA<br />

11<br />

yang berjejer di lautan lepas. Dari sebelah<br />

kiri tampak tambak yang ditumbuhi<br />

pohon bakau dan perumahan warga serta<br />

view pusat kota Banda Aceh. Tentunya<br />

pelabuhan Ulee Lheue yang terlihat jelas<br />

dari atas jembatan. Dengan kapal-kapal<br />

yang membawa penumbang ke pulau dan<br />

lalu lalang perahu nelayan ke lautan lepas.<br />

Tak jauh dari tempat itu terlihat beberapa<br />

orang yang hobi memancing, sedang asyik<br />

menarik dan melempar joran pancing.<br />

Menurut Dedy Nanda, seorang mahasiswa<br />

yang datang dengan bersepeda, memancing<br />

di bawah jembatan ini sangat menyenangkan.<br />

“Ikannya banyak dan jika malam hari<br />

suasananya sangat indah,” sebutnya.<br />

Jika sudah ramai pengunjung tentu<br />

saja akan ramai penjual. Pengunjung yang<br />

datang menikmati suasana sore ditemani<br />

beberapa jajanan makanan dan minuman.<br />

Ada bakso goreng, siomay, rujak aceh,<br />

pop ice, dan pedangan aneka makanan<br />

ringan dengan mobil pick up. “Nongkrong<br />

enaknya sambil ngemil,” kata Aminah (28)<br />

salah seorang warga Perlak yang datang<br />

mengunjungi adiknya di Banda Aceh dan<br />

menyempatkan diri menikmati sore hari<br />

dari jembatan baru ini. Aminah berharap<br />

jika ada tempat baru yang berpotensi ramai<br />

dikunjungi masyarakat agar jajanannya<br />

lebih bergizi dengan tersedianya tempat<br />

yang layak, tidak di badan jalan yang<br />

langsung terkena debu dan asap kendaraan.<br />

Sehingga tidak hanya tempatnya yang<br />

berkualitas dengan pemandangan yang<br />

indah dan nyaman tapi juga dengan<br />

makanan yang enak dan aman untuk<br />

dikonsumsi.<br />

Tempat baru yang ramai<br />

pengunjung menjadi harapan baru<br />

bagi para pedagang keliling. Seperti<br />

halnya Mustafa (45) yang seharihari<br />

berjualan keliling dengan mobil<br />

pick upnya. Dimana ada keramaian,<br />

disitu ada rezeki. Begitulah caranya<br />

mencari rezeki. Hampir tiga bulan ia<br />

berjualan di pinggir jalan jembatan<br />

ini. “Saat jembatan ini sudah ada<br />

saya sudah mulai jualan, awalnya<br />

hanya ada beberapa pedagang saja,<br />

sekarang sudah banyak yang jualan.<br />

Mungkin karena tempat baru ramai<br />

yang datang jadi ramai yang beli,”<br />

katanya.<br />

Lelaki yang tinggal Peulanggahan<br />

ini mengaku saat ini omzet jualannya<br />

sudah menurun, beda pada saat<br />

baru-baru berjualan. “Awal-awal<br />

jualan lumayanlah pendapatannya,<br />

tapi sekarang sudah tidak ada. Malah<br />

menurun. Pengunjungnya tidak<br />

seramai sebelumnya.” sebutnya.<br />

Jika tempat ini dikelola dengan<br />

baik tentu saja akan berdampak<br />

baik juga bagi masyarakat terutama<br />

masyarakat di sekitar objek wisata.<br />

Mustafa juga menambahkan bahwa<br />

lokasi jembatan terbilang sempit,<br />

jadi para pedangang sangat terbatas<br />

dengan lapaknya.<br />

Namun begitu, lokasi jembatan ini<br />

sangat bagus sebagai tempat nongkrong<br />

atau bersantai bersama teman-teman<br />

atau keluarga dan cocok juga untuk<br />

berfoto-foto•Nur Rahmi<br />

WARTA<br />

WARTA<br />

KOTA<br />

KOTA<br />

<strong>EDISI</strong><br />

<strong>EDISI</strong><br />

<strong>II</strong><br />

<strong>II</strong> /<br />

<strong>2016</strong><br />

<strong>2016</strong>


12<br />

BAZAR<br />

Bazar Amal<br />

Pesantren Sulaimaniyah Turki<br />

di Taman Bustanussalatin<br />

Ada nuansa yang berbeda<br />

di <strong>Kota</strong> Banda Aceh<br />

pada Maret lalu. Pondok<br />

Pesantren Tahfidzul Quran<br />

Sulaimaniyah Aceh menggelar bazar di<br />

Taman Sari (Bustanussalatin) 4-6 Maret<br />

<strong>2016</strong> lalu. Mulai dari ukiran kaligrafi,<br />

gamis, peci, jilbab hingga kuliner<br />

khas Turki seperti kebab, es krim, dan<br />

manisan tersedia di sana.<br />

Semua barang yang dijual dida tangkan<br />

khusus dari Turki, dan harganya pun cukup<br />

terjangkau. Semua hasil penjualannya<br />

akan dipergunakan un tuk kebutuhan para<br />

santri penghafal Al-Quran yang sedang<br />

menimba ilmu di pesantren yang berpusat<br />

di Turki tersebut.<br />

Pembukaan bazar amal ditandai<br />

de ngan pemotongan kebab oleh Walikota<br />

Banda Aceh Illiza Sa’aduddin<br />

Djamal, dengan didampingi oleh Ketua<br />

Koordinator Ponpes Tahfidzul Quran<br />

Sulaimaniyah Sumatera Ustaz Tajuddin<br />

Ince, Jumat (4/3/<strong>2016</strong>).<br />

Dalam sambutannya, Illiza menyatakan<br />

sangat bersyukur dengan kehadiran banyak<br />

pihak yang terus menyelenggarakan kegiatan<br />

yang bermanfaat bagi agama Islam di <strong>Kota</strong><br />

Banda Aceh. “Dengan adanya Pesantren<br />

Tahfidzul Quran Sulaimaniyah ini, telah<br />

banyak anak-anak Aceh yang menjadi<br />

penghafal Al-Quran.”<br />

“Saya juga sangat mengapresiasi dan<br />

berterimakasih karena acara seperti ini<br />

baru pertama kali digelar di Indonesia.<br />

Semoga ke depan dapat diselenggarakan<br />

pula di daerah lain dan memberi dampak<br />

positif bagi pesantren dan santri serta<br />

masyarakat Islam di seluruh penjuru<br />

dunia,”<br />

Pada kesempatan itu, Illiza turut<br />

mengajak pihak Ponpes Sulaimaniyah<br />

untuk ikut ambil bagian dalam rangkaian<br />

acara Jaringan <strong>Kota</strong> Pusaka Indonesia<br />

(JKPI) pada Mei mendatang di Banda<br />

Aceh. “Selain seminar internasional<br />

yang dihadiri oleh sejumlah wali<br />

kota dari Turki, Kroasia, Jepang, dan<br />

Indonesia, kita juga menggelar Ottoman’s<br />

Day untuk mempererat hubungan Aceh<br />

dan Turki,”<br />

Di tempat yang sama, Ustaz Tajuddin<br />

Ince, menyebutkan, semua barang yang<br />

dijual dalam bazar ini didatangkan<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


BAZAR<br />

13<br />

langsung dari Turki. “Hasil bazar akan<br />

disalurkan untuk kepentingan para<br />

santri penghafal Al-Quran di pesantren<br />

kami,”<br />

“Di sini kami memiliki sekitar 200<br />

santri yang tersebar di tiga cabang<br />

yakni di Peuniti, Darussalam, dan Blang<br />

Bintang. Kalau di Turki sendiri kami<br />

punya sekitar empat ribu santri, dan<br />

acara seperti ini sering kami gelar di<br />

sana,” katanya.<br />

Ia juga menyebutkan, acara seperti<br />

ini baru pertama kali diselenggarakan<br />

oleh pihaknya di Indonesia, dan untuk<br />

itu ia mengucapkan terima kasih atas<br />

kesediaan Wali <strong>Kota</strong> Illiza untuk hadir<br />

dan membuka secara resmi acara<br />

tersebut. Hafid Junaidi<br />

Selain seminar internasional yang<br />

dihadiri oleh sejumlah wali kota<br />

dari Turki, Kroasia, Jepang, dan<br />

Indonesia, kita juga menggelar<br />

Ottoman’s Day untuk mempererat<br />

hubungan Aceh dan Turki<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


14<br />

KERJASAMA<br />

Uni Eropa<br />

Nyatakan Bantu<br />

Banda Aceh<br />

Walikota Banda Aceh,<br />

Hj Illiza Sa’aduddin<br />

Djamal SE menerima<br />

kunjungan Duta Besar Uni Eropa<br />

untuk Indonesia dan Brunei,<br />

Vincent Guerend di ruang kerjanya,<br />

Gedung A Balaikota Banda Aceh,<br />

Rabu (30/3/<strong>2016</strong>).<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


KERJASAMA<br />

Hadir pada pertemuan tersbut<br />

Sekdakota Banda Aceh, Ir Bahagia<br />

DiplSE, Kadishubkominfo Muzakkir<br />

Tulot, Kadis PU Ir Samsul Bahri M<br />

Si, Kadisdikpora, Syaridin dan Kabag<br />

Humas Wirzaini Usman.<br />

Setelah mendengar sekilas paparan<br />

dari Illiza terkait program<br />

pembangunan, harapan dan kendala<br />

yang dihadapi Pemko selama ini, Vincent<br />

menyampaikan bahwa Uni Eropa<br />

akan medukung dan mensupport <strong>Kota</strong><br />

Banda Aceh, terutama dalam bidang<br />

energy baru terbarukan, pemberdayaan<br />

ekonomi kerakyatan dan beberapa<br />

program lainnya.<br />

Dalam pertemuan singkat<br />

tersebut, belum sempat dibicarakan<br />

sejauh mana dan seperti apa<br />

dukungan dari Uni Eropa tersebut.<br />

Namun bakal diadakan pertemuan<br />

berikutnya.<br />

“Karena waktu sangat singkat, kita<br />

belum bahas sejauh mana dukungan<br />

bentuk dukungan itu sendiri, nanti<br />

akan ada pertemuan lanjutan untuk<br />

membicarakan kerjasama ini lebih<br />

detail. Kita berharap kerjasama dan<br />

dukungan dari Uni Eropa tetap seperti<br />

dulu lagi, dan kita akan terus menjaga<br />

hubungan baik ini,” jelas Illiza.<br />

Sebelum menuju Balaikota,<br />

Vincent bersama dengan Minister<br />

Counsellor Head of Cooperation<br />

Uni Eropa, Frank Viault dan<br />

Attache Senior Manager Uni Eropa,<br />

Giovanni Serritella lebih dulu<br />

menandatangi Kantor Gubernur<br />

dan menandatangani MoU dengan<br />

Pemerintah Provinsi Aceh terkait<br />

dukungan Uni Eropa untuk Aceh<br />

secara menyeluruh. Afrizal Meukek<br />

15<br />

Karena waktu sangat<br />

singkat, kita belum bahas<br />

sejauh mana dukungan<br />

bentuk dukungan itu<br />

sendiri, nanti akan ada<br />

pertemuan lanjutan untuk<br />

membicarakan kerjasama<br />

ini lebih detail. Kita<br />

berharap kerjasama dan<br />

dukungan dari Uni Eropa<br />

tetap seperti dulu lagi, dan<br />

kita akan terus menjaga<br />

hubungan baik ini,<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>


16 PEMBANGUNAN<br />

Pemko<br />

Kembali<br />

Bangun<br />

Rusunawa<br />

Pemerintah <strong>Kota</strong> Banda Aceh<br />

terus menambah banguan<br />

Rumah Susun Sewa (Rusunawa)<br />

untuk memberi kemudahan<br />

dan alternatif hunian bagi warga kota<br />

yang berpenghasilan rendah. Kali ini<br />

bangunannya akan dibangun di Gampong<br />

Peulanggahan, tepatnya di lahan disamping<br />

Kantor Polsek Kutaraja.<br />

Kepastian dibangunnya Rusunawa ini<br />

terungkap, kamis (31/3/<strong>2016</strong>) saat Walikota<br />

Banda Aceh meninjau lokasi rencana<br />

pembangunan Rusunawa tersebut. Illiza<br />

memboyong sejumlah Kepala Satuan Kerja<br />

Perangkat Daerah (SKPD) <strong>Kota</strong> Banda<br />

Aceh, seperti Kadis PU Ir Samsul Bahri,<br />

Kepala Bappeda Iskandar, Kepala DKKK Ir<br />

Jalaluddin, Kepala DPKAD Drs Purnama<br />

Karya MM dan Camat Kutaraja, Wahyudi S<br />

STP.<br />

“Akan kita bangun lagi Rusunawa<br />

disini, tahun ini ada Twin Blok yang akan<br />

dibangun,” ujar Illiza sambil menunjuk<br />

lahan di depannya berdekatan dengan<br />

Rusunawa Keudah yang saat ini sudah<br />

dipenuhi penyewa.<br />

Kata Illiza, pembanguannya akan<br />

dipacu secepat mungkin karena ten dernya<br />

satu tahun anggaran. “Mungkin bulan April<br />

sudah mulai pengerjaannya, proyek ini<br />

sudah ditender di Jakarta karena sumber<br />

dananya dari APBN. InsyaAllah akan<br />

selesai tahun ini,” tambah Illiza.<br />

Sementara itu, Kepala Dinas PU <strong>Kota</strong><br />

Ir Samsul Bahri menambahkan Twin Blok<br />

yang bakal dibangun di <strong>2016</strong> berjumlah 114<br />

hunian lengkap dengan fasilitas mebel.<br />

“Jadi warga yang menyewa tidak<br />

repot-repot lagi dan bisa langsung<br />

menempatinya karena didalamnya<br />

sudah ada mebel, seperti tempat tidur<br />

dan lemari,” tambah Samsul.<br />

Sebelum pembangunan ini, Banda<br />

Aceh telah memiliki satu Rusunawa<br />

yang beralamat Gampong Keudah,<br />

Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh.<br />

Rusunawa ini dibangun pada 2009<br />

dan mulai dihuni sejak Februari 2010<br />

dengan jumlah kamar sebanyak 198<br />

unit. Afrizal Meukek<br />

Akan kita bangun<br />

lagi Rusunawa<br />

disini, tahun<br />

ini ada Twin<br />

Blok yang akan<br />

dibangun,<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>II</strong> / <strong>2016</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!