BAHAN AJAR HETEROSIKLIK
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 1
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 2<br />
Referensi Pengembangan Bahan Ajar Dilakukan Dari Beberapa<br />
Buku Ajar<br />
Materi<br />
Referensi Buku Yang Dignakan<br />
Pengertian Senyawa Heterosiklik Kimia Organik suatu mata kuliah singkat (<br />
Pengarang : Harold Hart)<br />
Kimia Organik Umum ( pengarang : Marham<br />
Sitorus)<br />
A Textbook of Organic Chemistry ( pengarang :<br />
Arun Bahl dan B., S., Bahl)<br />
Tata Nama Senyawa<br />
Heterosiklik<br />
<br />
Kimia Organik Umum ( pengarang : Marham<br />
Sitorus)<br />
Penggolongan<br />
Heterosiklik<br />
Senyawa<br />
Kimia Organik Umum ( pengarang : Marham<br />
Sitorus)<br />
Kimia Organik suatu mata kuliah singkat (<br />
pengarang : Harold Hart)<br />
Kimia Organik Edisi Ketiga ( pengarang : Ralp,<br />
J. Fessenden dan Joan S. Fessenden)<br />
Furan, Pirol, dan Tiofen Kimia Organik suatu Mata Kuliah Singkat (<br />
pengarang : Harold Hart)<br />
Kimia Organik Umum ( pengarang : Marham<br />
Sitorus)<br />
Kimia Organik Edisi Ketiga ( pengarang :<br />
Fessenden dan Fessenden)<br />
Organic Chemistry sixth edition ( pengarang :<br />
Robert Thornton Morrison, dan Robert Neilson<br />
Boyd)<br />
A Textbook of Organic Chemistry ( pengarang :<br />
Arun Bahl dan B. S., Bahl)<br />
Organic Chemistry For Competitive<br />
Examination ( pengarang : Arun Bahl)<br />
Senyawa Heterosiklik Azola Kimia Organik suatu Mata Kuliah Singkat (<br />
pengarang : Harold Hart)<br />
Kimia Organik Umum ( pengarang : Marham<br />
Sitorus)<br />
Senyawa Piridina Kimia Organik suatu Mata Kuliah Singkat (<br />
pengarang : Harold Hart)<br />
Kimia Organik Umum ( pengarang : Marham<br />
Sitorus)<br />
Kimia Organik Edisi Ketiga ( pengarang :<br />
Fessenden dan Fessenden)<br />
A Textbook of Organic Chemistry ( pengarang :
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 3<br />
Arun Bahl dan B. S., Bahl)<br />
Reaksi Substitusi pada Piridina Kimia organik suatu Mata Kuliah Singkat (<br />
pengarang : Harold Hart)<br />
Kimia Organik Umum ( Pengarang : Marham<br />
Sitorus<br />
Kimia Organik Edisi Ketiga ( pengarang :<br />
Fessenden dan Fessenden)<br />
Organic Chemistry sixth edition ( pengarang :<br />
Robert Thornton Morrison, dan Robert Neilson<br />
Boyd)<br />
A Textbook of Organic Chemistry ( pengarang :<br />
Arun Bahl dan B. S., Bahl)<br />
Organic Chemistry For Competitive<br />
Examination ( pengarang : Arun Bahl)<br />
Buku Materi Pokok Kimia Organik 3 (<br />
pengarang : Wahjudi dan Ismono)<br />
Heterocyclic Fourth Edition ( pengarang :<br />
Bansal, R., K.)<br />
Kuinolin dan Isokuinolin Kimia Organik Suatu Mata Kuliah Singkat (<br />
pengarang: Harold Hart)<br />
Kimia Organik Umum ( Pengarang : Marham<br />
Sitorus<br />
A Textbook of Organic Chemistry ( pengarang :<br />
Arun Bahl dan B. S., Bahl)<br />
Organic Chemistry For Competitive<br />
Examination ( pengarang : Arun Bahl)<br />
Senyawa Diazin Kimia Organik Suatu Mata Kuliah Singkat (<br />
pengarang: Harold Hart)<br />
Kimia Organik Umum ( Pengarang : Marham<br />
Sitorus<br />
A Textbook of Organic Chemistry ( pengarang :<br />
Arun Bahl dan B. S., Bahl)<br />
Organic Chemistry For Competitive<br />
Examination ( pengarang : Arun Bahl)
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 4<br />
Senyawa Heterosiklik<br />
‣ Standar Kompetensi:<br />
Memahami senyawa dengan dua gugus fungsi dan stereokimia dalam senyawa<br />
heterosiklik dan polisiklik, senyawa enolat dan karbanion, serta senyawa bahan alam.<br />
‣ Kompetensi Dasar:<br />
Mendeskripsikan senyawa polisiklik dan heterosiklik<br />
‣ Indikator Pembelajaran:<br />
1. Menuliskan definisi senyawa heterosiklik<br />
2. Menuliskan nama senyawa heterosiklik<br />
3. Menggolongkan senyawa heterosiklik<br />
4. Menjabarkan sifat furan, pirol, dan tiofen berdasarkan strukturnya<br />
5. Menganalisis reaksi-reaksi senyawa furan, pirol, dan tiofen<br />
6. Menjabarkan sifat senyawa azola berdasarkan strukturnya<br />
7. Menjabarkan sifat piridina berdasarkan strukturnya<br />
8. Menganalisis reaksi-reaksi senyawa piridina<br />
9. Menganalisis sifat kuinolin dan isokuinolin<br />
10. Menganalisis reaksi-reaksi senyawa kuinolin dan isokuinolin<br />
11. Menjabarkan sifat diazin berdasarkan strukturnya<br />
12. Menganalisis reaksi-reaksi senyawa diazin<br />
13. Menjabarkan sifat pirinida dan purina berdasarkan strukturnya<br />
14. Menganalisis reaksi-reaksi senyawa pirinida dan purina<br />
‣ Tujuan Pembelajaran:<br />
Setelah membaca bahan ajar ini diharapkan mahasiswa mampu:<br />
1. Menuliskan definisi senyawa heterosiklik<br />
2. Menuliskan nama senyawa heterosiklik<br />
3. Menggolongkan senyawa heterosiklik<br />
4. Menjabarkan sifat furan, pirol, dan tiofen berdasarkan strukturnya<br />
5. Menganalisis reaksi-reaksi senyawa furan, pirol, dan tiofen<br />
6. Menjabarkan sifat senyawa azola berdasarkan strukturnya
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 5<br />
7. Menjabarkan sifat piridina berdasarkan strukturnya<br />
8. Menganalisis reaksi-reaksi senyawa piridina<br />
9. Menganalisis sifat kuinolin dan isokuinolin<br />
10. Menganalisis reaksi-reaksi senyawa kuinolin dan isokuinolin<br />
11. Menjabarkan sifat diazin berdasarkan strukturnya<br />
12. Menganalisis reaksi-reaksi senyawa diazin<br />
13. Menjabarkan sifat pirinida dan purina berdasarkan strukturnya<br />
14. Menganalisis reaksi-reaksi senyawa pirinida dan purina<br />
“Pembelajaran tidak hanya di dapat dengan kebetulan, Ia harus<br />
dicari dengan semangat dan disimak dengan tekun” : Abigail<br />
Adams
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 6<br />
DAFTAR ISI<br />
Referensi Pengembangan Bahan Ajar 2<br />
Standar Kompetensi 4<br />
Daftar Isi 6<br />
Peta Konsep 7<br />
1.1 Pengertian Senyawa Heterosiklik 9<br />
1.2 Tata Nama Senyawa Heterosiklik 9<br />
1.2.1 Cincin Monoheterosiklik 9<br />
1.2.2 Cincin Poliheterosiklik 11<br />
1.3 Penggolongan Senyawa Heterosiklik 12<br />
1.4 Furan, Pirol, dan Tiofen 14<br />
1.4.1 Reaksi-reaksi Senyawa Furan, Pirol, dan Tiofen 16<br />
1.4.2 Sumber Furan, Pirol, dan Tiofen 20<br />
1.5 Senyawa Heterosiklik Azola 22<br />
1.6 Senyawa Piridina 28<br />
1.7 Reaksi Substitusi Pada Piridina 31<br />
1.7.1 Reaksi Substitusi Elektrofilik pada Piridina 32<br />
1.7.2 Reaksi Substitusi Nukleofilik pada Piridina 33<br />
1.7.3 Sumber Senyawa Piridina 35<br />
1.8 Senyawa Kuinolin dan Isokuinolin 37<br />
1.9 Senyawa Diazin 41<br />
Rangkuman 48<br />
Eksperimen Ilmiah 50<br />
Soal-Soal Evaluasi 52<br />
Glosarium 54<br />
Kunci Jawaban 56<br />
Daftar Pustaka 58
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 7<br />
Peta Konsep<br />
Senyawa Heterosiklik<br />
Tata Nama<br />
Terdiri dari<br />
Cincin beranggota<br />
5<br />
Cincin Beranggota 6<br />
666<br />
<br />
<br />
<br />
1 Atom Hetero 2 Atom Hetero Terfusi dengan<br />
Benzena<br />
Pirol<br />
Furan<br />
tiofen<br />
mengalami<br />
Reaksi Substitusi<br />
Elektrofilik<br />
Senyawa Azola<br />
<br />
<br />
<br />
Indola<br />
(benzopirol)<br />
Benzofuran<br />
benzotiofen<br />
1 atom<br />
Hetero<br />
piridina<br />
Reaksi<br />
Substitusi<br />
Elektrofilik<br />
mengalami<br />
2 atom<br />
Hetero<br />
Senyawa<br />
Diazina<br />
Reaksi<br />
Substitusi<br />
Nukleofilik<br />
Terfusi<br />
dengan<br />
Benzena<br />
Kuinolina<br />
dan<br />
Isokuinoli<br />
n<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Reaksi Halogenasi<br />
Reaksi Nitrasi<br />
Reaksi Alkilasi<br />
Reaksi Asilasi<br />
Reaksi Sulfonasi<br />
<br />
<br />
<br />
Reaksi<br />
Halogenasi<br />
(brominasi)<br />
Reaksi<br />
Nitrasi<br />
Reaksi<br />
Sulfonasi<br />
<br />
<br />
Reaksi<br />
Dengan<br />
NaNH2<br />
Reaksi<br />
Dengan<br />
Organolitium<br />
“Orang Bijak Belajar Ketika Mereka Bisa. Tetapi Orang Bodoh Belajar<br />
Ketika Mereka Harus” : Arthur Wellesley
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 8<br />
N<br />
N<br />
CH3<br />
SENYAWA <strong>HETEROSIKLIK</strong><br />
1.1 Pengertian Senyawa<br />
Heterosiklik<br />
1.2 Tata Nama Senyawa<br />
Heterosiklik<br />
1.3 Penggolongan<br />
Senyawa Heterosiklik<br />
1.4 Furan, Pirol, dan<br />
Tiofen<br />
1.5 Senyawa Heterosiklik<br />
Azola<br />
1.6 Senyawa Piridina<br />
1.7 Reaksi Substitusi Pada<br />
Piridina<br />
1.8 Senyawa Kuinolin dan<br />
Isokuinolin<br />
1.9 Senyawa Diazin<br />
Senyawa heterosiklik merupakan golongan senyawa<br />
organik terbesar yang terdapat di alam. Pada kenyataannya, banyak<br />
produk alam yang apabila diekstrak akan menghasilkan senyawa<br />
heterosiklik dan kebanyakan obat-obatan mengandung cincin<br />
heterosiklik. Coba kita perhatikan bunga-bunga dan tumbuhan<br />
yang ada disekitar kita. Tahukah anda mengapa bunga dan<br />
tumbuhan memiliki warna yang berbeda-beda? Apakah anda<br />
pernah sakit dan dokter memberikan obat antibiotik? Dan tahukah<br />
anda mengapa setiap anak akan memiliki sifat atau ciri dari orang<br />
tuanya? Senyawa yang memberikan warna pada bunga dan<br />
tumbuhan, antibiotik yang dikenal umum sebagai penisilin, dan<br />
komponen DNA yang menyebabkan sandi genetik semuanya<br />
merupakan senyawa heterosiklik.<br />
Senyawa aromatik heterosiklik ( aromatic heterocylcle)<br />
sangat penting untuk diketahui karena peranan dan mamfaat dari<br />
senyawa-senyawa heterosiklik yang sangat banyak untuk<br />
kehidupan manusia, terutama dibidang farmasi dan kesehatan.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 9<br />
1.1 Pengertian Senyawa Heterosiklik<br />
Cari Tahu!!!<br />
Senyawa heterosiklik<br />
dengan heteroatom Al,<br />
Cu, P, dan Sn.<br />
Senyawa heterosiklik adalah senyawa organik siklik yang pada<br />
cincinya terdapat atom hetero atau lebih sederhananya satu atau lebih atom<br />
karbon pada cincinya digantikan oleh atom lain. Hetero atom yang biasanya<br />
menggantikan atom karbon tersebut adalah N, O, S, B, P dan beberapa<br />
metaloid seperti Al, Sn, As, dan Cu. Namun yang paling umum dikenal adalah<br />
senyawa heterosiklik dengan hetero atom N, O, dan S.<br />
1.2 Tata Nama Senyawa Heterosiklik<br />
Secara umum senyawa heterosiklik mempunyai aturan dalam tata<br />
nama. Penamaan senyawa heterosiklik diawali dengan aza untuk<br />
heterosiklik N (Nitrogen), Okso untuk heterosiklik O (Oksigen), dan Tio<br />
untuk senyawa heterosiklik S (Sulfur). Penamaan senyawa heterosiklik juga<br />
berdasarkan pada jumlah cincin yaitu mono heterosiklik dan poli<br />
heterosiklik yang akan dijeaskan sebagai berikut:<br />
1.2.1 Cincin Mono Heterosiklik<br />
Tata nama untuk senyawa mono heterosiklik adalah dengan<br />
menyebutkan ukuran cincin, jenis, dan posisi heteroatom dengan<br />
memberikan awalan sesuai aturan berikut ini:<br />
1. Ukuran cincin harus disesuaikan dengan ketentuan untuk masingmasing<br />
ukuran cicnci. (perhatikan tabel 1.1)<br />
2. Jenis hetero atom ditandai dengan awalan : oksa (oxo) untuk O, Tio<br />
(tia) untuk S dan Aza untuk N.<br />
3. Untuk seyawa yang mengandung lebih dari satu hetero atom yang<br />
sama diberi awalan: di, tri, tetre dan seterusnya seperti dioksa, diaza,<br />
ditio, dan seterusnya.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 10<br />
4. Bila dalam senyawa terdapat dua hetero atom yang berbeda maka<br />
urutan prioritas adalah: O > S > N, seperti: O-N (oksaza), S-N<br />
(tiaza), O-S (oksatio).<br />
5. Penomoran dimulai dari atom hetero dan perputaran ke arah posisi<br />
substituen dengan jumlah nomor terkecil dan berlaku untuk 2 atau<br />
lbih atom hetero yang sama. Bila atom heteronya berbeda maka<br />
gunakan aturan nomor 4.<br />
6. Senyawa yang diperoleh dari hasil hidrogenasi maka diberi awal<br />
dihidro, tetrahidro, dan seterusnya sesuia jumlah atom hidrogen yang<br />
ditambahkan kemudian di ikuti nama induk yang terhidrogenasi.<br />
Tata nama senyawa mono heterosiklik juga tergantung pada derajat<br />
ketidak jenuhan<br />
tersebut. Perhatikan tabel dibawah:<br />
dan tergantung pada keberadaan N dalam heterosiklik<br />
Tabel 1.1 Pedoman untuk Tata Nama Senyawa mono heterosiklik<br />
Ukuran<br />
Cincin<br />
Notasi<br />
Mengandung N<br />
(Notasi + akhiran)<br />
Tidak Mengandung<br />
N<br />
(Notasi +Akhiran)<br />
Tak Jenuh Jenuh Tak Jenuh Jenuh<br />
3 ir irina iridina irena irana<br />
4 et et etidina et etana<br />
5 ol ola olidina ola olana<br />
6 in ina - in ana<br />
7 ep epina - epin epana<br />
8 os osina - osin osana<br />
9 on onina - onin onana<br />
10 es esina - esin esana<br />
(Sumber: Sitorus, M, 2010)
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 11<br />
Berikut ini adalah beberapa contoh senyawa mono heterosiklik:<br />
H<br />
O S N<br />
O S HN<br />
Oksirana Tiirana aziridina oksetana tietana azetidina<br />
<br />
Penomoran utuk tata nama senyawa turunan dari mono heterosiklik<br />
mengikuti aturan nomor 5<br />
O<br />
H 3 C<br />
CH 3<br />
N<br />
H 3 C S<br />
CH 3<br />
<br />
CH 3<br />
2,2 - dimetiloksirana 4 - metil piperidina 2,2 - dimetil tietana<br />
Contoh tata nama senyawa mono heterosiklik menggunakan aturan<br />
nomor 6<br />
H<br />
O S N<br />
tetrahidroksola tetrahidrotiola tetrahidropirola<br />
tetrahidrofuran tetrahidrotiofen tetrahidropirol<br />
1.2.2 Cincin Poli Heterosiklik<br />
Poliheterosiklik adalah senyawa heterosiklik yang mengandung dua<br />
atau lebih sistem cincin. Dalam tatanama dan penulisan struktur berpedoman<br />
pada aturan berikut:<br />
1. Sistem cincin yang mengandung heteroatom dibuat sebagai induk<br />
senyawa dan cincin yang digabung dibuat sebagai bawahan.<br />
O<br />
S<br />
benzofuran<br />
benzotiofena<br />
Yang menjadi cincin induk adalah furan dan cincin bawahan adalah<br />
benzena. Jadi penamaanya adalah benzofuran bukan furabenzena.<br />
Demikian juga halnya dengan benzopirola, benzotiofena, benzoazola,<br />
dan lain sebagainya.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 12<br />
2. Bila dua atau lebih cincin mengandung heteroatom maka cincin yang<br />
mengandung N diprioritaskan sebagai induk sebelum oksigen dan<br />
belerang tetapi dalam penomoran prioritasnya tetap oksigen.<br />
O (1)<br />
N<br />
O<br />
N<br />
difuropirazina<br />
Yang menjadi cincin induk dalam senyawa tersebut adalah pirazina dan yang<br />
menjadi cincin bawahan adalah dua cincin furan.<br />
3. Bila ada kemungkinan dua induk cincin heterosiklik maka heterosiklik<br />
dengan massa relatif paling besar adalah merupakan induk.<br />
N (1)<br />
benzokuinolin<br />
Yang menjadi cincin induk pada senyawa diatas adalah kuinolin dan<br />
cincin bawahan adalah benzena, sehingga nama senyawanya adalah<br />
benzokuinolin bukan naftopiridin.<br />
Latihan : Gambarkan struktur senyawa heterosiklik berikut dengan<br />
sistematik:<br />
a. Tetrahidrofuril alkohol<br />
b. 2-metilkuinolin<br />
c. Asam 2,3- dikarboksilat piridina<br />
1.3 Penggolongan Senyawa Heterosiklik<br />
Pada umumnya, senyawa heterosiklik dapat dibagi menjadi dua<br />
subgolongan utama, yaitu senyawa heterosiklik nonaromatik dan senyawa<br />
heterosiklik aromatik. Secara umum, senyawa heterosiklik non aromatik<br />
memiliki kemiripan seperti analog sikliknya dan tidak akan dibahas dalam<br />
pokok bahasan ini. Senyawa heterosiklik yang terdapat di alam, sebagian<br />
besar merupakan senyawa heterosiklik aromatik.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 13<br />
Seperti pembahasan pada senyawa benzena, bahwa senyawa aromatik<br />
merupakan senyawa tidak jenuh yang memiliki kriteria sebagai berikut:<br />
Bentuk molekul siklik dan planar<br />
Setiap atom mempunyai orbital p dan orbital p ini harus pararel<br />
sehingga memungkinkan terjadinya tumpang tindih<br />
Mempunyai eπ sesuai dengan aturan Huckle ( 4n + 2) dengan n = 1, 2,<br />
3,...<br />
Beberapa dibawah ini merupakan senyawa heterosiklik non aromatik,<br />
antara lain:<br />
Senyawa heterosiklk nonaromatik lainnya adalah hemiasetal siklik<br />
seperti glukosa, ester siklik seperti lakton, dan amina siklik.<br />
Soal Latihan:<br />
1. Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa senyawa heterosiklik<br />
nonaromatik diantaranya adalah hemiasetal siklik, ester siklik, dan<br />
amina siklik. Tuliskanlah struktur molekul dari senyawa-senyawa<br />
tersebut!<br />
2. Carilah dari berbagai literatur sumber-sumber dari senyawa-senyawa<br />
pada soal nomor 1 dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 14<br />
1.4 Furan, pirol dan tiofen<br />
Metode<br />
Pembelajaran<br />
Usulan:<br />
Diskusi dan Latihan<br />
Furan, pirol, dan tiofen merupakan senyawa heterosiklik aromatik<br />
dengan cincin beranggotakan lima dengan satu atom karbonnya digantikan<br />
oleh heteroatom. Struktur dasar dari ke tiga senyawa ini adalah sebagai<br />
berikut:<br />
H<br />
N<br />
O<br />
S<br />
Pirol Furan Tiofen<br />
Ke tiga senyawa ini dapat berperilaku seperti benzena dalam banyak<br />
hal, seperti kecenderungannya menjalani reaksi substitusi aromatik<br />
elektrofilik, mengalami resonansi, dan memenuhi aturan Huckle (eπ = 4n + 2),<br />
sehingga senyawa-senyawa tersebut dikategorikan kedalam senyawa<br />
aromatik.<br />
Pirol memiliki struktur pentagonal planar yang setiap atom pada<br />
cincinya terhibridisasi sp 2 .<br />
Gambar 1.1 Struktur orbital pada pirol<br />
Struktur dari senyawa pirol terdiri dari 4 atom karbon dan 1 atom<br />
nitrogen yang memiliki orbital hibrid sp 2 . Setiap atom karbon dalam cincin<br />
akan menggunakan dua orbital dari orbital sp 2 untuk membentuk ikatan sigma<br />
dengan atom karbon tetangganya (C – C). Setiap karbon juga menggunakan<br />
satu orbital sp 2 untuk membentuk ikatan sigma dengan satu atom hidrogen (C<br />
– H) dan memiliki satu elektron dalam orbital p yang tegak lurus pada bidang<br />
cincin.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 15<br />
Pada nitrogen terdapat sepasang elektron bebas pada orbital sp 2 yang<br />
tegak lurus dengan bidang cincin dan nitrogen menggunakan satu orbital dari<br />
sp 2 untuk mengikat satu atom hidrogen membentuk ikatan sigma (N – H).<br />
Pengikatan pada furan dan tiofen sama halnya dengan pirol dan dapat<br />
diperjelas dengan melihat video dibawah ini.<br />
Video 1.1 Pembentukan orbital senyawa pirol<br />
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=FI4XnETTN6U<br />
Ingat !<br />
Resonansi adalah<br />
fenomena atau keadaan<br />
pada suatu ion poliatom<br />
atau molekul kovalen<br />
yang memiliki<br />
kemungkinan struktur<br />
lewis lebih dari satu<br />
akibat perpindahan<br />
pasangan elektron bebas<br />
maupun pasangan<br />
elektron ikatan<br />
Pada ketiga struktur senyawa heterosiklik diatas, akan terjadi<br />
delokalisasi elektron orbital π dan elektron orbital p dari n yang saling<br />
berkonjugasi. Urutan kepolaran dari ketiga senyawa ini adalah Pirol > Furan<br />
> Tiofen<br />
µ = 1,81 ; 0,70 ; 0,51 D<br />
Hal ini sangat berhubungan dengan elektronegativitas heteroatom<br />
yang terdapat pada senyawa tersebut, yaitu bahwa nitrogen memiliki<br />
elektronegativitas lebih besar dibandingkan dengan oksigen dan belerang.<br />
Sifat lain dari senyawa ini yang penting juga adalah sifat asam basa , yaitu<br />
bahwa pirol merupakan yang paling basa diantara furan dan tiofen dengan<br />
nilai pK b = -9,60. Namun jika dibandingkan dengan piridi, pirol merupakan<br />
basa yang sangat lemah. Asam konjugasinya memiliki pK a = -4,40<br />
dibandingkan pK a 5,29 pada piridin. Hal ini disebabkan pasangan elektron<br />
bebas pada nitrogen mengalami delokalisasi pada seluruh cincin atau<br />
merupakan bagian dari sistem 6π aromatik.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 16<br />
Kita dapat menuliskan senyawa heterosiklik sebagai hibrid resonansi yang<br />
sepasang elektron dari heteroatomnya terdelokalisasi pada semua atom<br />
cincin, seperti pada furan dibawah ini:<br />
Penyumbang pada struktur hibrid resonansi dari furan<br />
1.4.1 Reaksi-Reaksi Senyawa Furan, Pirol, dan Tiofen<br />
Ingat !<br />
Elektrofilik berarti<br />
suka elektron (spesi<br />
yang bermuatan positif<br />
atau mempunyai<br />
orbital kosong)<br />
Reaksi yang dapat terjadi pada senyawa ini adalah reaksi substitusi<br />
elektrofilik (S E ) yaitu reaksi penggantian H + dengan suatu nukleofil seperti:<br />
halogenasi (X + ), alkilasi (R + ), asilasi atau reaksi Friedel-Crafts (R-C + = O),<br />
nitrasi (NO + 2 ), dan sulfonasi (SO 3 ). Furan, pirol, dan tiofen jauh lebih reaktif<br />
dibandingkan benzena terhadap reaksi substitusi elektrofilik. Secara umum<br />
reaksi-reaksi dari senyawa-senyawa ini adalah sebagai berikut:<br />
1. Reaksi Halogenasi<br />
Dalam reaksi ini, pereaksi yang digunakan adalah halogen (X 2 )<br />
dengan elektrofil halonium (X + ), dengan pereaksi umum adalah Cl 2<br />
dan Br 2 . Katalisator yang digunakan adalah AlX 3 atau FeX 3 dengan<br />
X adalah halogen.<br />
X 2 + AlX 3 /FeX 3 X + + Al - X 4 /Fe - X 4<br />
Contoh Reaksi pirol dengan Br 2
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 17<br />
Mekanisme reaksi yang terjadi:<br />
‣ Pembentukan elektrofilik:<br />
Br 2 + AlBr 3 Br + -<br />
+ AlBr 4<br />
‣ Reaksi Keseluruhan:<br />
2. Reaksi Nitrasi<br />
Pereaksi yang digunakan adalah asam nitrat (HNO 3 ) dengan<br />
katalisator asam sulfat (H 2 SO 4 ) dan mekanisme pembentukan elektrofilik<br />
sebagai berikut:<br />
HNO 3 + H 2 SO 4 NO + -<br />
2 + HSO 4 + H 2 O<br />
<br />
Reaksi nitrasi pirol<br />
Mekanisme reaksi yang terjadi:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 18<br />
3. Reaksi Alkilasi<br />
Dalam reaksi ini, pereaksi yang digunakan adalah alkil halida (R –<br />
X) dengan menggunakan katalisator AlX 3 dan FeX 3 dengan mekanisme<br />
pembentukan elektrofil adalah sebagai berikut:<br />
R – X + AlX 3 /FeX 3 R + + Al - X 4 /Fe - X 4<br />
Contoh reaksi antara pirol dengan salah satu alkil halida dibawah ini:<br />
4. Reaksi Asilasi (Friedel-Crafts)<br />
Pereaksi Yang digunakan dalam reaksi ini adalah halida asam (RCO<br />
– X) dengan katalisator AlX3 atau FeX3 dan mekanisme pembentukan<br />
elektrofilnya adalah sebagai berikut:<br />
Contoh reaksi asilasi pada tiofen<br />
Mekanisme reaksi yang terjadi:<br />
Tahap 1:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 19<br />
Tahap 2:<br />
5. Reaksi Sulfonasi<br />
Pereaksi yang digunakan dalam rekasi ini adalah asam sulfat (H 2 SO 4 )<br />
pekat dengan pembentukan elektrofil sebagai berikut:<br />
Contoh reaksi sulfonasi yang terjadi pada Furan:<br />
Reaktifitas dari ketiga senyawa ini dibandingkan dengan benzena terhadap<br />
reaksi substitusi elektrofilik adalah bahwa pirol lebih reaktif dibandingkan dengan<br />
furan dibangdikan dengan tiofen dan dibandingkan dengan benzena.<br />
Pirol > furan > tiofen > benzena<br />
Hal ini disebabkan karena baik pirol, furan maupun tiofen menyumbangkan<br />
2 elektron pada sistem 6π, sedangkan benzena hanya meyumbangkan satu elektron.<br />
Reaksi substitusi elektrofilik pada pirol, furan, dan tiofen lebih reaktif pada<br />
posisi C-2 (hasil mayor) dibandingkan dengan posisi C-3 (hasil minor).serangan<br />
pada posisi C-2 lebih disukai karena pada struktur resonansi intermediet, muatan<br />
positif dapat didelokalisasikan pada tiga atom, sementara serangan pada posisi C-3<br />
menyebabkan delokalisasi muatan hanya pada dua posisi. Hal ini dapat dijelaskan<br />
melalui struktur resonansi dibawah ini:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 20<br />
<br />
Serangan elektrofilik posisi C – 2 ( X = NH, O, S) ; (E = NO 2 , SO 3 H, Br,<br />
Cl, R, COR)<br />
Serangan elektrofilik posisi C – 3<br />
Soal latihan:<br />
1. Tuliskan langkah-langkah mekanisme reaksi alkilasi pirol dengan etil<br />
klorida di atas!<br />
2. Buatlah lankah-langkah mekanisme reaksi halogenasi furan dengan Cl 2<br />
pada posisi C – 2 dan posisi C- 3!<br />
1.4.2 Sumber Furan, Pirol, dan Tiofen<br />
Sumber furan komersial yang paling penting adalah Furfural (2 –<br />
furfuraldehid) yang diperoleh dengan dengan mereaksikan suatu pentosa<br />
(polisakarida) dengan asam kuat menjadi fulfural. Furfural banyak terdapat dalam<br />
biji gandum, dalam padi (dedak), ataupun pada tongkol jagung yang biasanya<br />
sebagai media pertumbuhan jamur.<br />
Reaksi:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 21<br />
Video Destilasi Senyawa Furfural<br />
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sumber utama dari<br />
senyawa furan adalah senyawa furfural. Senyawa furfural banyak terdapat<br />
dalam tongkol jagung. Senyawa ini dapat diperoleh melalui destilasi<br />
sederhana seperti yang ditunjukkan video praktikum dibawah ini:<br />
Cari Tahu!!!<br />
Apa reaksi yang terjadi pada<br />
sintesis senyawa furfural dari<br />
tongkol jagung tersebut?<br />
Video 1.2 Destilasi senyawa furfural dari tongkol jagung.<br />
Tahu Lebih<br />
Banyak:<br />
Selain dari tongkol<br />
jagung, senyawa furfural<br />
juga dapat disintesis dari<br />
gandum. Silahkan cek<br />
alamat dibawah:<br />
Sumber pirol: pirol dapat diperoleh secara komersial lewat penyulingan tar<br />
batu bara. Derivat dari pirol yang paling terkenal adalah porfirin yang terbentuk dari<br />
empat pirol yang terdapat pada klorofil a, sitokrom c, dan hemeglobin dalam darah.<br />
Pirol juga dapat diperoleh melalui reaksi antara furan dengan amoniak dengan<br />
bantuan katalis Al 2 O 3 pada suhu 400°C.<br />
Reaksi:<br />
https://www.youtube.com<br />
/watch?v=E7obauqKStQ<br />
Sumber Tiofen: Tiofen didapatkan lewat pemanasan campuran butana dan<br />
butena dengan sulfur.<br />
Reaksi:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 22<br />
1.5 Senyawa Heterosiklik Azola<br />
Metode<br />
Pembelajaran<br />
Usulan:<br />
Senyawa azola adalah senyawa heterosiklik aromatik beranggota lima yang<br />
mempunyai dua tom hetero dengan O, S, atau N pada posisi pertama dan satu atom<br />
nitrogen lainnya di posisi ke dua atau di posisi ke tiga.<br />
‣ Nitrogen pada posisi ke – 3<br />
Diskusi<br />
Latihan<br />
penugasan<br />
‣ Nitrogen pada posisi ke – 2<br />
Imidazola dapat diperhitungkan sebagai turunan senyawa piridina<br />
dengan cara menggantikan satu gugus CH aromatik oleh Nitrogen. Pasangan<br />
elektron bebas pada nitrogen posisi ke-3 dengan demikian bukanlah bagian<br />
dari sistem aromatik 6π, sebagaimana terlihat pada gambar orbital untuk<br />
imidazola sebagai berikut ini:<br />
Gambar 1.2 Pengikatan dalam imidazola<br />
Video 1.3 Pembentukan orbital senyawa imidazola<br />
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=wvVdgGTrh-o
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 23<br />
Akibatnya, nitrogen posisi ke- 3 bersifat basa dan dapat diprotonasi. Ion<br />
imidazolium sangat stabil karena muatan positif dapat didelokalisasi sama besar<br />
pada kedua nitrogennya. Imidazola bahkan lebih bersifat basa dibandingkan<br />
piridina, akibatnya pKa dari ion imidazolium = 7,0 lebih besar dari pKa ion<br />
piridinium = 5,3. Di bawah ini merupakan struktur resonansi ion imidazolium.<br />
Prioritas penomoran heterosiklik senyawa azola adalah O > S > N<br />
(menggunakan aturan nomor 4 tatanama senyawa monoheterosiklik). Senyawa<br />
imidazola mempunyai stabilitas yang sangat tinggi karena akan membentuk ikatan<br />
hidrogen yang cukup kuat.<br />
Senyawa azola banyak terdapat di alam, contohnya kerangka imidazola<br />
terdapat dalam asam amino histidina. Dekarboksilasi histidina akan menghasilkan<br />
histamina, yaitu suatu zat beracun yang terdapat dalam gabungan dengan protein<br />
dalam jaringan tubuh.<br />
Ingat !<br />
Antihistamina adalah<br />
senyawa yang<br />
melawan efek racun<br />
histamina, yang<br />
mengandung cincin<br />
imidazola.<br />
Sedangkan cincin tiazola terdapat dalam tiamin (vitamin B1), yaitu koenzim<br />
yang diperlukan untuk proses metabolisme tertentu sehingga penting bagi<br />
kehidupan. Penisilin sebagai antibiotik yang diisolasi dari suatu ganggang laut<br />
mengandung kerangka azola jenuh dengan struktur sebagai berikut:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 24<br />
Senyawa azola kurang reaktif terhadap elektrofil dibandingkan dengan<br />
senyawa padanannya, yaitu furan, pirol, dan tiofen. Urutan reaktivitas senyawa<br />
azola adalah sebagai berikut:<br />
1, 2 – azola: isoksasola > tiazola > pirazola<br />
1, 3 – azola: imidazola > tiazola > oksasola<br />
Soal Latihan:<br />
1. Jelaskan mengapa senyawa azola kurang reaktif terhadap elektrofil<br />
dibandingkan dengan furan, pirol, dan tiofen? Berikan alasannya!<br />
1.5.1 Senyawa heterosiklik beranggota lima cincin gabungan<br />
Sumber:<br />
https://www.ecronicon.com/ec<br />
mi/microbiology-ECMI-02-<br />
000041.php<br />
Golongan senyawa ini merupakan poliheterosiklik, yaitu senyawa furan,<br />
pirol, dan tiofen (cincin beranggota lima) yang bergabung dengan cincin benzena.<br />
Karena adanya cincin benzena pada golongan senyawa ini, maka penamaan<br />
senyawa ini diberikan awalan benzo. Contoh penting dari senyawa ini adalah<br />
sebgai berikut:<br />
Gambar 1.3 Beberapa produk<br />
pencuci mulut dan obat kumur<br />
menggunakan garam<br />
piridinium klorida, yaitu<br />
Cetilpyridinium Chloride<br />
(CPC) sebagai antibakterial.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 25<br />
Penomoran benzofuran, benzopirol, dan benzotiofen dimulai dari<br />
heteroatom kemudian diputar ke atas (berlawanan arah jarum jam) dan<br />
cincin gabungan tidak diberi penomoran. Turunan senyawa indola yang<br />
banyak terdapat di alam yang penting adalah asam amino triptopan.<br />
Dekarboksilasi triptopan akan menghasilkan triptamin.<br />
Reaksi substitusi elektrofilik berbeda orientasinya untuk benzofuran,<br />
benzopirol, dan benzotiofen. Benzofuran paling reaktif pada posisi atom C-<br />
2. Benzotiofen memiliki reaktifitas pada posisi C-2 dan C-3 namun sedikit<br />
lebih reaktif pada posisi C-3 sedangkan benzopirol atau indola lebih reaktif<br />
pada posisi C-3.<br />
Reaksi singkat:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 26<br />
Soal Latihan :<br />
1. Derivat dari senyawa benzopirol atau indola banyak terdapat di alam,<br />
diantaranya adalah serotonim yang merupakan neotrasmiter dan<br />
vasokonstriktor aktif dalam sistem saraf. Contoh lain adalah reserpina<br />
yang digunakan sebagai obat dan asam lisergat. Tuliskan rumus<br />
molekul dan struktur dari ketiga senyawa tersebut serta sumber utama<br />
di alam.<br />
Jendela Dunia...<br />
Porfirin, Molekul yang Mewarnai Hidup<br />
Tahukah anda bahwa berbagai proses kehidupan seperti fotosintesis,<br />
regulasi gen, metabolisme obat, hingga sintesis hormon tak dapat berjalan<br />
baik tanpa keberadaan suatu molekul istimewa yang dikenal dengan nama<br />
porfirin? Apakah sebenarnya porfirin itu dan bagaimana perannya dalam<br />
kehidupan?<br />
Porfirin adalah suatu senyawa organik yang mengandung empat<br />
cincin pirol, suatu cincin segi lima yang terdiri dari empat atom karbon<br />
dengan atom nitrogen pada satu sudut. Senyawa ini ditemukan pada sel<br />
hidup hewan dan tumbuhan, dengan berbagai macam fungsi biologis.<br />
Struktur utama porfirin adalah sebagai berikut:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 27<br />
Empat atom nitrogen di tengah molekul porfirin dapat mengikat ion<br />
logam seperti magnesium, besi, seng, nikel, kobal, tembaga, dan perak. Tiaptiap<br />
logam yang diikat akan memberikan sifat yang berbeda-beda. Jika logam<br />
yang diikat di pusat adalah besi, maka kompleks porfirin disebut ferroporfirin,<br />
atau heme.Empat gugus heme ini dapat bergabung menyusun hemoglobin,<br />
molekul dalam sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen.<br />
Kompleks besi-porfirin<br />
Sementara vitamin B12 mengandung molekul porfirin dengan ion<br />
kobal di tengahnya. Pada klorofil yang merupakan molekul penting pada<br />
tanaman yang menangkap energi matahari dan memberi warna hijau, molekul<br />
porfirin mengikat ion logam pusat magnesium (Mg).<br />
Klorofil a<br />
Lalu apa yang terjadi jika metabolisme porfirin terganggu oleh satu<br />
atau lain hal? Misalnya bayangkan saja jika proses pembentukan hemoglobin<br />
mengalami kelainan sehingga porfirin terakumulasi (tertumpuk) dan<br />
dieksresikan pada urin atau tinja. Kelainan ini dikenal dengan nama porfiria,<br />
suatu penyakit yang ditengarai memiliki keterkaitan dengan legenda vampir.<br />
Dengan segala fungsinya dalam mahluk hidup, porfirin adalah salah satu<br />
molekul istimewa yang telah mewarnai kehidupan kita semua.<br />
Sumber: http://iyan201080.blogspot.co.id/2011/05/porfirin-molekul-yangmewarnai-hidup.html
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 28<br />
1.6 Senyawa Piridina<br />
Metode<br />
Pembelajaran<br />
Usulan:<br />
Senyawa piridina adalah senyawa heterosiklik aromatik yang memiliki<br />
struktur hampir sama dengan benzena, namun salah satu atom CH digantikan dengan<br />
heteroatom, yaitu niktrogen. Karena kemiripan struktur dengan benzena, maka<br />
piridina dinamai juga sebagai azabenzena dengan struktur sebagai berikut:<br />
Tanya jawab<br />
Diskusi<br />
Latihan<br />
Penugasan mandiri<br />
Gambar orbital dari piridina mirip dengan orbital benzena. Atom<br />
nitrogen pada piridina juga sama seperti karbon yang memiliki orbital hibrid<br />
sp 2 , dengan satu elektron dalam orbital p tegak luruh terhadap bidang cincin.<br />
Dua dari orbital sp 2 pada setiap atom akan bertumpang tindih<br />
membentukikatan sigma antara C – C dan C – N. Kemudian orbital sp 2 pada<br />
atom karbon juga akan bertumpang tindih dengan orbital s dari hidrogen<br />
membentuk ikatan sigma antara C – H. Sedangkan orbital sp 2 pada nitrogen<br />
sudah terisi sempurna.<br />
Gambar 1.4 Ikatan sigma pada piridina
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 29<br />
Gambar 1.5 Susunan elektron pada orbital piridina.<br />
Piridina merupakan senyawa yang termasuk kedalam senyawa aromatik<br />
karena memiliki ketiga syarat senyawa aromatik, yaitu:<br />
Bentuk molukul siklik dan planar<br />
Setiap atom mempunyai orbital p dan orbital p ini harus pararel<br />
sehingga memungkinkan terjadinya tumpang tindih<br />
Mempunyai eπ sesuai dengan aturan Huckel<br />
Video dibawah ini akan membantu anda untuk lebih memahami<br />
pembentukan orbital dan tumpang tindih pada piridina.<br />
Video 1.4 Pembentukan orbital piridina<br />
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=-h597gjzqdo
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 30<br />
Menurut teori resonansi, piridina merupakan hibrid resonansi dari<br />
struktur tipe Kekule dengan struktur sebagai berikut:<br />
Ingat !!!<br />
Ikatan Hidrogen adalah<br />
ikatan antar molekul<br />
yang memiliki atom H<br />
yang terikat pada atom<br />
yang<br />
memiliki<br />
elektronegatifitas tinggi<br />
seperti N, O, dan F.<br />
Senyawa piridina cenderung menjalani reaksi substitusi bukan reaksi<br />
adisi layaknya kebanyakan senyawa aromatik seperti benzena. Akan tetapi<br />
penggantian karbon oleh nitrogen mengubah banyak sifat-sifat senyawa<br />
piridin dari senyawa aromatik pada umumnya. Seperti halnya benzena,<br />
piridina dapat bercampur dengan kebanyakan pelarut organik, akan tetapi<br />
piridina juga dapat bercampur sempurna dengan air sedangkan benzena tidak<br />
dapat bercampur dengan air. Hal ini disebabkan karena piridina akan<br />
mengalami ikatan hidrogen dengan air.<br />
Alasan lain dalah bahwa piridina jauh lebih polar dibandingkan<br />
dengan benzena. Atom nitrogen bersifat penarik elektron dibandingkan<br />
dengan karbon, sehingga ada pergeseran elektron menjauhi karbon cincin dan<br />
mendekati nitrogen yang membuat nitrogen bermuatan parsial negatif dan<br />
karbon cincin parsial positif. Polaritas ini menambah kelarutan piridina dalam<br />
pelarut polar seperti air.<br />
Piridina merupakan basa lemah karena memiliki sepasang elektron<br />
bebas pada nitrogen. Kebasaan piridina yang lemah dicerminkan dari pKa<br />
dari asam konjugasinya (piridinium klorida) sebesar 5,29. Semakin kuat asam<br />
kunjugasinya, maka semakin lemah sifat kebasaan senyawa tersebut.<br />
Adapun turunan senyawa piridina yang paling sering dijumpai adalah<br />
sebagai berikut:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 31<br />
1.7 Reaksi Substitusi Pada Piridina<br />
Ingat !!!<br />
Jika dibandingkan dengan benzena, piridina mempunyai kereaktifan<br />
yang lebih rendah terhadap reaksi substitusi elektrofilik, namun mempunyai<br />
kereaktifan lebih tinggi terhadap reaksi subtitusi nukleofilik. Pasangan<br />
elektron bebas pada nitrogen menyebabkan senyawa piridina bersifat basa<br />
dan lebih cenderung menjadi nukleofil. Hal ini menyebabkan piridina dapat<br />
mengalami reaksi protonasi dengan asam-asam kuat membentuk ion<br />
piridinium dan juga mengalami reaksi N-alkilasi.<br />
Reaksi protonasi dengan asam HCl (sebagai basa):<br />
Garam piridinium<br />
terbentuk bila piridina<br />
bereaksi dengan asam<br />
kuat.<br />
<br />
Reaksi N-alkilasi (sebagai nukleofil):<br />
Mekanisme Reaksi:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 32<br />
Soal Latihan:<br />
Tuliskan persamaan reaksi untuk piridina dengan:<br />
a. Asam sulfat (H 2 SO 4 )<br />
b. Asam nitrat (HNO 3 )<br />
Tahu Lebih<br />
Banyak!!!<br />
Beikut ini adalah link yang<br />
dapat anda buka untuk<br />
memperdalam<br />
pengetahuan anda<br />
mengenai reaksi substitusi<br />
elektrofilik pada piridina:<br />
1.7.1 Reaksi substitusi elektrofilik pada piridina<br />
Meskipun senyawa piridina memiliki reaktivitas yang rendah terhadap<br />
reaksi substitusi elektrofilik, namun senyawa ini dapat mengalami reaksi nitrasi,<br />
halogenasi, dan sulfonasi dengan kondisi suhu yang tinggi dan katalis asam kuat<br />
tetapi hasil yang diperoleh kurang memuaskan. Reaksi subtitusi elektrofilik piridina<br />
berlansung pada posisi C – 3.<br />
Reaksi nitrasi pada piridina<br />
Tahap 1: pembentukan elektrofil<br />
https://www.youtube.com/<br />
watch?v=ptbfoY7cj5Y<br />
Tahap 2 :<br />
Tahu Lebih<br />
Banyak!!!<br />
Reksi keseluruhan:<br />
Senyawa piridina dapat<br />
dibuat atau disintesis<br />
dengan cara mereaksikan<br />
niasin dengan tembaga<br />
(II) karbonat. Berikut<br />
adalah link video<br />
pembuatan piridina:<br />
https://www.youtube.co<br />
m/watch?v=r-xt24lBbrs
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 33<br />
<br />
Reaksi halogenasi dengan Brom (Brominasi):<br />
<br />
Reaksi sufonasi pada piridina:<br />
Soal latihan:<br />
1. Tuliskan mekanisme reaksi pada reaksi halogenasi dan sulfonasi<br />
di atas!<br />
2. Mengapa piridina memilikireaktivitas yang sangat rendah<br />
terhadap reaksi substitusi elektrofilik?<br />
3. Bagaimana reaksi yang terjadi antara piridina dengan<br />
KNO 3 /H 2 SO 4 pada suhu 300°C?<br />
Ingat !!!<br />
Reaksi substitusi<br />
nukleofilik (Sn) adalah<br />
reaksi penggantian suatu<br />
gugus negatif(nukleofil<br />
artinya suka nukleo<br />
dengan suatu nukleofil<br />
lain (bermuatan negatif<br />
atau mempunyai<br />
pasangan elektron bebas).<br />
1.7.2 Reaksi Substitusi Nukleofil pada Piridina<br />
Selain mengalami reaksi substitusi elektrofilik, piridina juga dapat<br />
mengalami reaksi substitusi nukleofilik. Cincin piridina lebih miskin elektron<br />
dibandingkan benzena sehingga cincin piridina bermuatan parsial positif,<br />
dengan demikian piridina lebih rentan terhadap serangan nukleofil. Tetapi<br />
hanya nukleofil yang sangat kuat yang dapat mensubstitusi, yaitu sodamida<br />
(NaNH 2 ) dan organolitium (R-Li).<br />
Posisi substitusi yang paling disukai piridina adalah posisi C-2 dan C-4<br />
dibandingkan dengan posisi C-3. hal ini disebabkan karena serangan<br />
nukleofil pada posisi C-3 menghasilkan intermediet dengan 3 struktur<br />
resonansi yang kurang stabil, sedangan pada posisi C-2 dan C-4,
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 34<br />
Ingat !!!<br />
juga menghasilkan intermediet dengan 3 struktur resonansi namun lebih stabil<br />
karena mendapatkan sumbangan resonansi dari nitrogen yang bermuatan<br />
negatif.<br />
Syarat agar reaksi<br />
substitusi nukleofilik<br />
dapat berlangsung<br />
adalah kekuatan<br />
nukleofil (nukleoifilitas)<br />
dari gugus masuk (Nu - )<br />
lebih kuat dibandingkan<br />
dengan gugus pergi (X - ).<br />
Posisi 2:<br />
-N<br />
H<br />
NH 2<br />
Penyumbang utama<br />
Posisi 3:<br />
H<br />
- -<br />
N NH 2<br />
N NH 2<br />
H<br />
H<br />
H<br />
- H<br />
N<br />
- NH 2 -<br />
N<br />
NH2<br />
N<br />
NH 2<br />
Ingat !!!<br />
Dalam reaksi substitusi<br />
nukleofilik pada piridina,<br />
nulkeofil menggantikan<br />
ion hidrida atau ion halida<br />
dari cincin aromatik.<br />
Reaksi dengan sodium amida (NaNH 2 )<br />
Tahap 1 : serangan ion amida menghasilkan intermediet anionik dengan<br />
muatan negatif pada nitrogen.<br />
Tahap 2 : penyerangan hidrida terhadap gugus amino menghasilkan gas<br />
nitrogen dan anion tipeamida.<br />
Tahap 3: protonasi anion oleh air
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 35<br />
<br />
Reaksi dengan organolitium (penillitium)<br />
Soal Latihan :<br />
1. Tuliskan mekanisme reaksi yang terjadi pada reaksi antara piridina<br />
dengan penillitium di atas!<br />
Ingat !!!<br />
Jika gugus CH pada<br />
benzena digantikan<br />
dengan oksigen, maka<br />
akan diperoleh kation<br />
aromatik yang disebut ion<br />
pirilium dengan struktur<br />
dasar sebagai berikut:<br />
1.7.3 Sumber senyawa piridina<br />
Piridina banyak dijumpai pada tar batu bara. Turunan piridina yang<br />
paling penting adalah asam nikotina (niasin), yaitu vitamin penting yang<br />
diperlukan tubuh manusia untuk mencegah penyakit pelagra. Asam nikotina<br />
ini dapat diperoleh melalui reaksi oksidasi pikolina, dengan reaksi sebagai<br />
berikut:<br />
Piridina dapat direduksi menjadi amina sekunder yang benar-benar<br />
jenuh, yaitu piperidina. Pereduksi yang digunakan adalah Na/C 2 H 5 OH atau<br />
H 2 /Ni.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 36<br />
Tahu Lebih<br />
Banyak!!!<br />
Cincin piridina dan piperidina banyak terdapat dalam produk alam,<br />
seperti nikotina (alkaloid utama dalam tembakau yang digunakan sebagai<br />
insektisida dalam pertanian dan sangat bersifat racun bagi manusi),<br />
piridoksina (vitamin B 6 ), dan koniina (racun utam kayu hemlock).<br />
Nikotina merupakan<br />
senyawa yang banyak<br />
terdapat pada rokok.<br />
Untuk lebih tahu bahaya<br />
nikotin<br />
bagi<br />
metabolisme manusia,<br />
silahkan buka link<br />
berikut:<br />
http://www.carakukerja.c<br />
om/2015/01/pengaruhnikotin-terhadap-tubuhmanusia.html<br />
Soal Latihan:<br />
1. Nikotina mengandung dua nitrogen, satu pada cincin piridina dan<br />
satu lagipada cincin pirolina. Nikotina bereaksi dengan satu ekivalen<br />
HCl membentuk garam kristal, C 10 H 15 N 2 Cl 1 . Nikotina juga bereaksi<br />
dengan dua ekivalen HCl membentuk garam kristal, C 10 H 15 N 2 Cl 2 .<br />
Gambarkanlah struktur kedua garam kristal tersebut.<br />
Kegiatan Laboratorium...<br />
Berikut ini merupakan praktikum reduksi piridina menjadi piperidina dengan<br />
logam natrium (sodium).<br />
Video 1.5 Reduksi piridina menjadi piperidina<br />
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=umYuJ8TwQLk
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 37<br />
1.8 Senyawa Kuinolin dan Isokuinolin<br />
Cincin piridina dapat bergabung dengan cincin benzena membentuk<br />
senyawa aromatik polisiklik. Contoh yang paling umum adalah kuinolin dan<br />
isokuinolin. Kedua senyawa ini merupakan piridina yang terfusi dengan<br />
cincin benzena dengan struktur dasar sebagai berikut:<br />
Khusus isokuinolin, penomoran tidak dimulai dari heteroatom<br />
seperti posisi penomoran kuinolin untuk mencegah keracunan tata nama<br />
pada derivat keduanya. Kuinolin dan isokuinolin termasuk senyawa<br />
aromatik karena jumlah elektron π kuinolin dan isokuinolin adalah 10<br />
elektron, yang memenuhi aturan Huckel 4n + 2, dengan n=2. Hal ini dapat<br />
dihitung dari oerbital kuinolin di bawah ini.<br />
Kuinolin<br />
gambar orbital kuinolin<br />
1.8.1 Reaksi-reaksi kuinolin dan isokuinolin<br />
Sama halnya denga piridina, senyawa kuinolin dan isokuinolin<br />
mengalami berbagai reaksi. Kuinolin dan isokuinolin mengalami reaksi<br />
protonasi dengan asam kuat menghasilkan garam dan bereaksi dengan N-<br />
alkilasi membentuk garam kuarterner dengan reaksi sebagai berikut:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 38<br />
Kuinolin dan isokuinolin lebih reaktif terhadap substitusi elektrofilik<br />
dibandingkan dengan piridina. Namun substitusi tidak berlangsung pada<br />
cincin yang mengandung nitrogen, tetapi susbtitusi terjadi pada posisi C-5<br />
atau C-8. Elektrofil yang dapat bereaksi dengan kuinolin dan isokuinolin<br />
adalah NO + 2 , Br + , dan SO 3 H + .<br />
Reaksi Nitrasi pada kuinolin dan isokuinolin<br />
Sedangkan reaksi nitasi pada isokuinolin akan enghasilkan 90% 5-<br />
nitroisokuinolin dan 10% 8-nitroisokuinolin.<br />
Reaksi halogenasi (Brominasi) pada kuinolin
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 39<br />
<br />
Reaksi sulfonasi pada kuinolina<br />
Soal Latihan:<br />
1. Tuliskan reaksi nitasi, bromonasi, dan sulfonasi untuk senyawa<br />
isokuinolin serta berapa pensen masing-masing hasil yang<br />
diperoleh!<br />
selain reaksi substitusi elektrofilik, senyawa kuinolin dan isokuinolin<br />
juga mengalami reaksi subtitusi nulkeofilik seperti halnya piridina. Pada<br />
senyawa kuinolin, substitusi cenderung terjadi pada posisi C-2 sedangkan<br />
pada senyawa isokuinolin, sustitusi terjadi pada posisi C-1. Pereaksi yang<br />
pada umumnya digunakan dalam reaksi nukleofil ini adalah sodamida<br />
(NaNH 2 ) dan organolitium (R-Li)<br />
Reaksi kuinolin dengan NaNH 2<br />
<br />
Reaksi kuinolin dengan organolitium
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 40<br />
Cincin piridina pada kuinolin kebal terhadap oksidator, sehingga<br />
senyawa ini dapar bereaksi dengan oksidator kuat seperti kalium<br />
permanganat (KMnO 4 ) menghasilkan asam kuinolinat yang apabila<br />
dilanjutkan dengan reaksi dekarbolksilasi akan menghasilkan asam nikotinat.<br />
Jendela Dunia...<br />
Kuinina, obat pertama malaria<br />
Kuinina atau kinina adalah alkaloid kristal putih alami yang<br />
memiliki rasa pahit dan mempunyai sifat antipiretik (penawar<br />
panas), antimalaria, analgesik (penawar sakit), serta<br />
antiinflamasi. Senyawa stereoisomer dari kuinidina ini<br />
merupakan pengobatan efektif pertama untuk malaria yang<br />
disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan mulai digunakan<br />
pada sekitar abad ke-17. Pengobatan malaria dengan kuinina<br />
tetap menjadi pilihan hingga 1940-an sampai digantikan oleh<br />
obat-obatan lain. Perolehan kuinina dari kulit pohon kina<br />
pertama kali ditemukan oleh suku Indian Quechua di Peru dan<br />
dibawa ke Eropa pertama kali oleh Yesuit.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 41<br />
Kuinina termasuk dalam senyawa alkaloid, yaitu senyawa<br />
bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen.<br />
Kuinina atau dikenal dengan nama kina termasuk dalam golongan<br />
kuinolina dan merupakan alkaloid penting yang diperoleh dari pohon<br />
kina. Alkaloid ini telah berabad-abad digunakan oleh penduduk asli<br />
di Amerika Selatan sebagai obat tradisional. Sejak kuinina bisa<br />
disintesis, penggunaannya secara ilmiah berkembang dengan pesat<br />
tetapi cara pembuatannya sulit dan mahal sehingga sumber alam<br />
masih tetap dipertahankan.<br />
Senyawa ini mengandung gugus kuinolina yang terikat<br />
pada cincin kuinina melalui ikatan alkohol sekunder, selain itu juga<br />
mengandung rantai samping —metoksi dan —vinil. Struktur kuinina<br />
sama dengan kuinidin kecuali konfigurasi sterik alkohol<br />
sekundernya. Struktur dan kuinina dapat dilihal pada gambar<br />
dibawah ini:<br />
Kuinina<br />
sumber: http://cttadriyani.blogspot.co.id/2012/10/kuinina.html<br />
1.9 Senyawa Diazina<br />
Apabila atom karbon pada senyawa piridina ataupun kuinolin dapat<br />
digantikan dengan satu heteroatom nitrogen, maka sangat memungkinkan<br />
juga bahwa atom karbon yang lain juga digantikan oleh dua atau lebih<br />
heteroatom nitrogen. Senyawa tersebut adalah senyawa diazina. Senyawa<br />
diazina adalah senyawa heterosiklik aromatik beranggota enam dengan dua<br />
heteroatom nitrogen dan dapat berfusi dengan senyawa heteroatom nitrogen<br />
lain yang beranggota lima.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 42<br />
Kafein senyawa yang<br />
terdapat dalam kopi, teh,<br />
dan minuman kola<br />
termasuk ke golongan<br />
purina.<br />
Beberapa contoh senyawa diazina yang paling umum dikenal adalah<br />
sebagai berikut:<br />
Senyawa yang paling penting adalah pirimidina, yang turunannya<br />
merupakan basa penting dalam asam Nukleat DNA dan RNA, yaitu sitosina,<br />
urasil, dan timina.<br />
Tahu Lebih<br />
banyak!!!<br />
Sintesis kafein, cara kerja<br />
kafein dalam tubuh, dan<br />
mamfaat kafein dalam<br />
kehidupan sehari-hari.<br />
Untuk lebih tahu, silahkan<br />
buka link berikut:<br />
Purina yang paling penting di alam adalah adenina dan guanina yang<br />
merupakan basa nitrogen yang terdapat dalam asam nukleat.<br />
http://wulandari2104.blogs<br />
pot.co.id/2013/11/senyawa<br />
-heterosiklik-aromatikkafein.html<br />
Diazina monosiklik lebih reaktif terhadap elektrofilik dibandingkan<br />
dengan bisiklik. Derivat pirizina yang telah mengalami pengaktifan cincin<br />
melalui tautomerisasi akan reaktif terhadap elktrofil sebagai berikut:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 43<br />
Tahu Lebih<br />
Banyak!!!<br />
Salah satu sumber kafein<br />
di alam adalah kopi. Untuk<br />
mengetahui bagaimana<br />
senyawa kafein diekstrak<br />
dari kopi, berikut adalah<br />
link yang dapat anda<br />
kunjungi:<br />
https://www.youtube.com/<br />
watch?v=_CoxEgbyeK4<br />
Reaksi substitusi elektrofilik diazina yang terfusi dengan benzen akan<br />
menyerang cincin benzena yang lebih reaktif dibandingkan dengan diazina<br />
seperti berikut:<br />
Teobromina adalah<br />
senyawa yang terdapat<br />
dalam kakao (coklat) juga<br />
merupakan golongan<br />
purina.<br />
Sebagai ringkasan, senyawa heterosiklik beranggota enam dengan<br />
heteroatom nitrogen yang menggantikan atom karbon termasuk kedalam<br />
senyawa aromatik. Setiap atom nitrogen menyumbang satu elektron pada<br />
sistem 6π aromatik. Nitrogen juga bersifat basa, karena elektron bebas terletak<br />
pada bidang cincin.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 44<br />
Sebaiknya Kamu Tahu...<br />
Penyakit Asam Urat...<br />
Sumber: http://ahlikolesterol.com/asam-urat/cara-pengobatan-asam-urat-secaraalami-2<br />
Asam urat ( uric acid, urate) adalah senyawa turunan purina dengan<br />
rumus kimia C 5 H 4 N 4 O 3 dan rasio plasma antara 3,6 mg/dL dan 8,3 mg/dL.<br />
Struktur dari asam urat adalah sebagai berikut:<br />
Nama IUPAC: 7,9-dihidro-1H-purine-2,6,8(3H)-trione<br />
Nama Trivial : 2,6,8-Trioxypurine<br />
Kelebihan (hiperurisemia, hyperuricemia) atau kekurangan<br />
(hipourisemia, hypouricemia) kadar asam urat dalam plasma darah ini sering<br />
menjadi indikasi adanya penyakit atau gangguan pada tubuh manusia.<br />
Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumsi zat purin secara<br />
berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat<br />
berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkannya dari dalam tubuh sehingga<br />
kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri,<br />
bengkak dan meradang.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 45<br />
Asam urat adalah penyakit dari sisa metabolisme zat purin yang<br />
berasal dari sisa makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang<br />
terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup.<br />
Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu<br />
karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut<br />
berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga<br />
mengandung purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh<br />
yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu. Biasanya asam urat<br />
menyerang pada usia lanjut, karena penumpukan bahan purin ini dalam tubuh.<br />
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_urat<br />
Jendela Dunia...<br />
Morfina...<br />
Kata "morfina" berasal dari Morfeus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani. Morfina adalah<br />
alkaloid utama yang ada dalam opium. Opium adalah getah kering dari kapsul biji mentah tanaman<br />
Papaver Somniferum. Morfin pertama kali diisolasi dalam bentuk murni pada tahun 1805 oleh<br />
seorang farmasi Jerman Friedrich Wilhelm Adam Sertürner ; namun strukturnya yang benar baru<br />
ditetapkan pada tahun 1925, dan baru disintesis di laboratorium pada tahun 1952.<br />
Nyeri merupakan masalah kesehatan yang paling sering dijumpai dalam kehidupan<br />
manusia. Morfina merupakan suatu analgesik, yaitu zat yang meredakan nyeri tanpa menyebabkan<br />
kehilangan kesadaran. Morfina telah lama digunakan sebagai obat pereda nyeri, akan tetapi<br />
morfina menimbulkan efek samping yang serius. Zat ini merupakan adiktif yang dapat<br />
menyebabkan pusing, menurunnya tekanan darah, dan menurunkan kecepatan bernafas yang dapat<br />
menyebabkan kematian bagi penderita cacat mental yang parah. Struktur morfina adalah sebagai<br />
berikut:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 46<br />
Upaya pertama yang dilakukan untuk menemukan zat dengan keunggulan morfina tanpa<br />
menimbulkan efek samping adalah dengan cara melakukan modifikasi kecil pada strukturnya.<br />
Heroin adalah derifat diasetil dari morfina, yang merupakan suatu analgesik yang baik dengan<br />
efek penurunan pernafasan yang lebih kecil dibandingkan dengan morfina. Akan tetapi heroin<br />
bersifat sangat adiktif dibandingkan morfina dan penyalahgunaan obat ini telah menjadi masalah<br />
yang serius. Stuktur heroin sebagai berikut<br />
Kodeina adalah derivat metoksi dari morfina, yang berguna sebagai zat antitusif (antibatuk).<br />
Namun penggunaan kodeina sebagai obat batuk telah digantikan dengan dekstromefan,<br />
yaitu suatu obat sintetik yang tidak membuat ketagihan yang setara efektivitasnya dalam<br />
menyembuhkan batuk.<br />
Kodeina<br />
Dekstromefan<br />
Heroin, kodeina, dan morfina merupakan penghilang nyeri yang ampuh. Di berbagai<br />
belahan dunia heroin digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada pasien kanker stadium akut.<br />
Namun karena penggunaannya membuat ketagihan dibandingkan morfina, penggunaan heroin<br />
telah dilarang di Amerika Serikat.<br />
Selain yang telah disebutkan diatas, masih banyak jenis senyawa turunan alkaloid yang<br />
mengandung nitrogen yang digunakan sebagai obat anastetika untuk nyeri atau luka akibat<br />
pembedahan. Kokaina merupakan alkaloid yang ditemukan dalam tumbuhan Erythroxylum coca,<br />
yang merupakan salah satu anestetika pertama jenis ini.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 47<br />
Zat ini menyempitkan pembuluh darah, sehingga tidak ada aliran darah di daerah bedah. Akan<br />
tetapi kokaina bersifat adiktif. Struktur kokaina sebagai berikut:<br />
“Ilmu itu di dapat dari lidah yang gemar bertanya dan akal yang suka<br />
berpikir” : Abdullah Bin Abbas
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 48<br />
Rangkuman<br />
1. Reaksi Substitusi Aromatik cincin Aromatik Heterosiklik Beranggota-Lima<br />
Mekanisme Reaksi :<br />
X = NH, O, S ; E = NO 2 , SO 3 H, Br, Cl, R, COR<br />
2. Reaksi Piridina dan Cincin Aromatik Heterosiklik Beranggota-Enam yang Berhubungan<br />
a. Protonasi<br />
b. Substitusi Aromatik Elektrofilik<br />
Mekanisme Reaksi:
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 49<br />
c. Substitusi Aromatik Nukleofilik<br />
Mekanisme Reaksi:<br />
d. Reduksi Cincin Piridina
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 50<br />
Eksperimen Ilmiah<br />
Judul<br />
Tujuan<br />
<br />
: Pembuatan Piridina dengan Cara Destilasi Sederhana<br />
: Mahasiswa mampu membuat senyawa piridina dengan cara destilasi<br />
sederhana<br />
Alat dan Bahan:<br />
Dalam percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah:<br />
Alat : satu set alat destilasi sederhana, corong pisah 250 mL, corong<br />
kaca, spatula, dan termometer<br />
Bahan : 50 gr niasin, 12 gr CuCO 3 , 3 gr NaOH, aluminium foil, kertas<br />
saring.<br />
Prosedur Kerja :<br />
1. Mencampurkan 50 gr niasin dan 12 gr CuCO3, kemudian menggerus<br />
bahan dengan alu lumpang sampai bahan tercampur homogen.<br />
2. Memasukkan bahan yang telah homogen ke dalam labu alas bulat.<br />
3. Merangkai alat destilasi sederhana sedemikian rupa.<br />
4. Menutup atau melapisi labu alas bulat denga aluminium foil<br />
5. Menyalakan heating mentel dengan mengontrol suhu, tunggu sampai<br />
terdapat hasil destilasi berwarna kuning.<br />
6. Hentikan destilasi apabila senyawa dalam labu alas bulat telah berubah<br />
menjadi hitam dan padat.<br />
7. Hasil destilasi yang diperoleh ditambahkan 1 gr NaOH hingga warna<br />
berubah menjadi keruh.<br />
8. Masukkan hasil kedalam corong pisah dengan terlebih dahulu<br />
melakukan penyaringan.<br />
9. Kemudian hasil filtrat dimasukkan kedalam labu alas bulat dan<br />
menambahkan 2 gr NaOH.<br />
10. Lakukan destilasi kembali dengan terlebih dahulu melapisi labu alas<br />
bulat dengan aluminium foil.<br />
11. Tunggu sampai diperoleh hasil destilasi yang berwarna bening yang<br />
merupakan senyawa piridina<br />
12. Masukkan hasil destilasi yaitu senyawa piridina ke dalam botol gelap<br />
dan simpan.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 51<br />
<br />
Buat dan tuliskan hasil pengamatan serta pembahasan anda selama praktikum<br />
kedalam bentuk laporan praktikum standar.<br />
<br />
Pertanyaan:<br />
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada praktikum tersebut!<br />
2. Mengapa selama destilasi labu alas bulat dibungkus dengan<br />
aluminium foil?<br />
3. Apa fungsi penambahan NaOH pada hasil destilasi?
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 52<br />
Soal-Soal Evaluasi:<br />
1. Gambarkan struktur senyawa heterosiklik di bawah ini:<br />
a) 3-bromotiofen<br />
b) 5-hidroksiindol<br />
c) Asam 4-piridinakarboksilat<br />
d) 5-hidroksiisokuinolina<br />
2. Tuliskan nama senyawa heterosiklik dibawah ini:<br />
a)<br />
b)<br />
c)<br />
d)<br />
3. Tuliskan mekanisme reaksi dan hasil reaksi yang diperoleh dari reaksi<br />
dibawah ini:<br />
a) Furan + asetil bromida dengan katalis AlBr 3<br />
b) Pirol dengan SO 3<br />
c) Tiofen dengan Cl 2<br />
d) Tiofen + propilklorida dengan katalis FeCl 3
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 53<br />
4. Tuliskan hasil reaksi dari:<br />
a) Reduksi furan dengan H 2 /Ni<br />
b) Reduksi tiofen dengan H 2 /Ni<br />
5. Tuliskan mekanisme reaksi dan hasil reaksi dari reaksi piridina dengan<br />
pereaksi:<br />
a) H 2 SO 4 pada suhu 250°C<br />
b) H 2 /Ni<br />
c) C 6 H 5 Li pada suhu 100°C<br />
6. Jelaskan mengapa piridina tidak dapatmengalami reaksi Friedel-Crafts?<br />
7. Jelaskan mengapa piridina dan pirol termasuk senyawa aromatik!<br />
8. Tuliskan reaksi dan hasil reaksi yang terjadi antara tiazola dengan asam nitrat!<br />
9. Bagaimana cara mensintesis kuinolin dari analin?<br />
“Belajar layaknya mendayung, jika Tidak maju, maka<br />
akan TerhanyuT keBawah” : nn
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 54<br />
Glosarium<br />
Antihistamina adalah senyawa yang melawan efek racun histamina, yang<br />
mengandung cincin imidazola.<br />
Azola adalah cincin heterosiklik beranggota lima dengan atom O, N, atau S pada<br />
posisi 1 dan atom dan N pada posisi 3.<br />
Diazina adalah cincin heterosiklik aromatik beranggota enam yang mengandung dua<br />
atom nitrogen.<br />
Elektrofil adalah suka elektron (spesi yang bermuatan positif atau mempunyai<br />
orbital kosong).<br />
Garam piridinium adalah garam yang terbentuk bila piridina bereaksi dengan asam<br />
kuat.<br />
Gugus pergi adalah atom atau gugus atom yang meninggalkan substrat (bersama<br />
pasangan elektronnya) dalam reaksi substitusi nukleofilik.<br />
Heteroatom adalah atom yang menggantikan atom C atau H pada cincin siklik<br />
heterosiklik seperti, O, S, dan N.<br />
Heterosiklik adalah senyawa organik siklik yang satu atau lebih atom karbonnya<br />
digantikan oleh heteroatom, yaitu atom selain C dan H.<br />
Ion pirilium adalah suatu kation aromatik, yaitu penggantian satu unit CH dalam<br />
benzena dengan satu atom O.<br />
Indola adalah senyawa aromatik heterosiklik yang penting secara biologis yang<br />
terdiri atas cincin benzena yang tergabung dengan ikatan C 2 – C 3 dari pirol.<br />
Ikatan Hidrogen adalah ikatan antar molekul yang memiliki atom H yang terikat<br />
pada atom yang memiliki elektronegatifitas tinggi seperti N, O, dan F.<br />
Kafein adalah senyawa yang terdapat dalam kopi, teh, dan minuman kola termasuk<br />
ke golongan purina.<br />
Kuinolin dan isokuinolina adalah senyawa heterosiklik piridina yang terfusi<br />
(bergabung) dengan cincin benzena<br />
Piridina adalah cincin benzena dengan satu unit CH digantikan dengan satu atom N.<br />
Pirimidina adalah cincin heterosiklik aromatik beranggota enam yang mengandung<br />
dua atom N pada posisi cincin 1 dan 3.<br />
Poliheterosiklik adalah senyawa heterosiklik yang mengandung dua cincin atau<br />
lebih.<br />
Purina adalah senyawa heterosiklik yang penting secara biologis yang mengandung<br />
cincin pirimidina yang bergabung dengan cincin imidazola.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 55<br />
Reaksi substitusi nukleofilik (Sn) adalah reaksi penggantian suatu gugus<br />
negatif(nukleofil artinya suka nukleo dengan suatu nukleofil lain (bermuatan<br />
negatif atau mempunyai pasangan elektron bebas).<br />
Resonansi adalah fenomena atau keadaan pada suatu ion poliatom atau molekul<br />
kovalen yang memiliki kemungkinan struktur lewis lebih dari satu akibat<br />
perpindahan pasangan elektron bebas maupun pasangan elektron ikatan.<br />
Struktur resonansi adalah dua atau lebih struktur molekul atau ion dengan susunan<br />
atom yang identik tetapi berbeda susunan elektronya.
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 56<br />
Kunci Jawaban Jawaban Soal-Soal Evaluasi :<br />
1.<br />
a)<br />
b)<br />
c)<br />
d).<br />
2. a. 2,5 – dimetilfuran<br />
b. 2-metilimidazola<br />
c. 5-benzofuran<br />
d. 2-etil,4-metilpiridina
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 57<br />
3. a. 2-asetilfuran<br />
b. asam 2-pirolsulfonat<br />
c. 2-klorotiofen<br />
d. 2-propiltiofen<br />
4. a. Tetrahidrofuran<br />
b. Tetrahidrotiofen<br />
5. a. Asam 3-piridinsulfonat<br />
b. piperidina<br />
c. 2-penilpiridina<br />
6. karena asam lewis yang digunakan (FeCl3/AlCl3) sebagai katalis dalam reaksi<br />
akan bereaksi dengan pasangan elektron bebas pada nitrogen membentuk<br />
senyawa kompleks piridi-aluminium.<br />
7. Piridin dan pirol termasuk senyawa aromatik karena:<br />
Bentuk molukul siklik dan planar<br />
Setiap atom mempunyai orbital p dan orbital p ini harus pararel sehingga<br />
memungkinkan terjadinya tumpang tindih<br />
Mempunyai eπ sesuai dengan aturan Huckel<br />
8. 4-nitrotiazola<br />
9. Sintesis kuinolin dari analina”
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 58<br />
Daftar Pustaka<br />
Bahl, A., (2004), Organic Chemistry For Competitive Examination, RAM NAGAR,<br />
New Delhi<br />
Bahl, A., dan Bahl, B., S., (2006), A Textbook of Organic Chemistry, Ram Nagar, New<br />
Delhi<br />
Bansal, R., K., (2005), Heterocyclic Chemistry, Fourth Edition, New Age International,<br />
New Delhi<br />
Hart, H., (2003), Kimia Organik, Suatu Mata Kuliah Singkat, Erlangga, Jakarta<br />
Fesenden, R., J., dan Fesenden, J., S., (1982), Kimia Organik Edisi Ketiga, Erlangga,<br />
Jakarta<br />
Jahro, I., S., (2014), Ikatan Kimia, FMIPA UNIMED, Medan<br />
Sitorus, M., (2010), Kimia Organik Umum, Graha Ilmu, Yogyakarta<br />
Wahjudi dan Ismono, (2001), Buku Materi Pokok Kimia Organik 3, Universitas<br />
Terbuka, Jakarta<br />
http://iyan201080.blogspot.co.id/2011/05/porfirin-molekul-yang-mewarnai-hidup.html<br />
http://cttadriyani.blogspot.co.id/2012/10/kuinina.html<br />
https://id.wikipedia.org/wiki/Kodeina<br />
http://egacuman1.blogspot.co.id/2013/07/heroin.html<br />
https://yosefw.wordpress.com/2009/03/14/serba-serbi-tentang-morfin-maret-2009/\<br />
https://www.youtube.com/watch?v=tGsa_JMDjlI
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 59<br />
https://www.youtube.com/watch?v=umYuJ8TwQLk<br />
https://www.youtube.com/watch?v=wvVdgGTrh-o<br />
https://www.youtube.com/watch?v=-h597gjzqdo<br />
https://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_heterosiklik<br />
“Berpikir adalah kegiatan tersulit yang pernah ada, karena itu hanya<br />
sedikit yang melakukannya” : Hendry Ford
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 60
S e n y a w a H e t e r o s i k l i k | 61