02.08.2016 Views

Bisnis Jakarta 3 Agustus 2016

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Cerem nial<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>, Rabu 3 <strong>Agustus</strong> <strong>2016</strong><br />

7<br />

Pemerintah<br />

Terus Kejar Ketertinggalan Infrastruktur<br />

SURABAYA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat<br />

(PUPR) Mochamad Basuki Hadimoeljono mengaku pemerintah<br />

terus mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan infrastruktur,<br />

sebab keberadaan infrastruktur Indonesia saat ini masih jauh<br />

dari kata ideal. “Sudah ada perkembangan terkait kualitas infrastruktur,<br />

dan kami (pemerintah red) mengakui ini masih jauh dari<br />

kata ideal,” kata Basuki, di Surabaya, Jatim, kemarin.<br />

Basuki mengatakan infrastruktur Indonesia masih konsisten<br />

berada di urutan bawah dunia, meski secara perlahan telah mengalami<br />

perkembangan, namun masih dirasa belum signifikan. Jika<br />

melihat data dari Forum Ekonomi Dunia (FED) di Global Competitiveness<br />

Report 2015-<strong>2016</strong>, kata Basuki, prestasi infrastuktur<br />

Indonesia secara keseluruhan hanya bernilai 3,8 dari 7,0, dan<br />

Indonesia masih menempati urutan 37 dari 140 negara di dunia<br />

yang disurvei.<br />

Lebih detail lagi, Indonesia meraih rangking ke-80 pada infrastruktur<br />

jalan, urutan 43 pada infrastruktur kereta api, urutan<br />

82 pada infrastruktur pelabuhan, dan urutan 66 pada infrastruktur<br />

transportasi udara, dan peringkat yang diperoleh Indonesia<br />

sebagian besar tidak berubah dari tahun sebelumnya.<br />

Pemicu utama belum berkembangnya secara maksimal infrastruktur<br />

nasional dikarenakan tidak memadainya sistem logistik<br />

dan infrastruktur, serta perbedaan efisiensi sistem pengiriman<br />

barang di wilayah barat dan timur Indonesia yang masih terlihat<br />

sangat signifikan.<br />

Faktor kedua, masih banyaknya kapal-kapal tua yang beroperasi,<br />

hal ini berdampak pada ketidaknyaman dan tidak efisien<br />

untuk dioperasikan. “Kapal-kapal tua akan mempengaruhi tingginya<br />

biaya operasional dan pemeliharaan. Situasi ini menjadi<br />

lebih buruk semenjak infrastruktur jalan yang menghubungkan<br />

pelabuhan belum diintegrasi dan tidak menunjukkan performa<br />

yang baik,” tuturnya.<br />

Kapasitas jalan yang tidak memadai akan menyebabkan<br />

kemacetan lalu lintas dan meningkatnya biaya operasional kendaraan.<br />

“Oleh karena itu, saat ini pemerintah terus berupaya<br />

memberikan perhatian lebih dan selalu peduli terhadap pengembangan<br />

pulau-pulau di bagian timur Indonesia,” ucapnya.<br />

Upaya itu, dapat dilihat dari keputusan Presiden Joko Widodo<br />

tentang perencanaan tata ruang untuk Maluku dan Papua.<br />

“Kami sadar akan kepentingan dari pengembangan infrastruktur<br />

penghubung antarwilayah di Indonesia bagian timur, dan kami<br />

terus berupaya mengoptimalkan sumber daya lokal sebagai bahan<br />

alternatif untuk mendukung pengembangan infrastruktur jalan<br />

di daerah terpencil. Hal ini dapat mengurangi biaya konstruksi<br />

khususnya biaya transportasi, serta dapat menghasilkan<br />

pengembangan ekonomi lokal,” imbuhnya. (ant)<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ist<br />

KEJAR KETERTINGGALAN - Ppembangunan jalan tol Trans Jawa usai pembebasan tanah beberapa waktu lalu. Pemerintah terus mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan<br />

infrastruktur, sebab keberadaan infrastruktur Indonesia saat ini masih jauh dari kata ideal.<br />

Menperin Perkuat<br />

Kerja Sama Industri Indonesia-Swiss<br />

JAKARTA - Menteri Perindustrian<br />

Airlangga Hartarto berupaya<br />

memperkuat kerja sama sektor<br />

industri antara Indonesia dan<br />

Swiss, yang menunjukkan<br />

perkembangan signifikan sejak<br />

dibukanya hubungan diplomatik<br />

kedua negara pada 1952.<br />

“Swiss juga memilih Indonesia<br />

sebagai salah satu negara prioritas<br />

untuk melakukan kerja<br />

sama strategis dalam rangka peningkatan<br />

ekonomi, termasuk di<br />

sektor industri,” kata Menteri<br />

Perindustrian Airlangga Hartarto<br />

melalui siaran pers di <strong>Jakarta</strong>,<br />

Selasa.<br />

Di bidang penanaman modal,<br />

Swiss memposisikan Indonesia<br />

pada peringkat ke-4 sebagai<br />

daftar negara tujuan utama untuk<br />

investasi di Asia. Kemenperin<br />

mencatat pada 2015, nilai<br />

perdagangan Indonesia-Swiss<br />

mencapai 1,7 miliar dolar AS atau<br />

Aturan Tarif PNBP<br />

Sektor Perhubungan Udara Diterbitkan<br />

JAKARTA - Kementerian<br />

Perhubungan telah menerbitkan<br />

regulasi yang mengatur petunjuk<br />

pelaksanaan (juklak) tarif<br />

dan jenis Penerimaan Negara<br />

Bukan Pajak (PNBP) di sektor<br />

perhubungan udara pada 28<br />

Juni <strong>2016</strong>.<br />

Kepala Biro Komunikasi dan<br />

Informasi Publik Kementerian<br />

Perhubungan Hemi Pamuraharjo<br />

dalam keterangan tertulis di<br />

<strong>Jakarta</strong>, Selasa menjelaskan<br />

juklak tersebut diatur dalam<br />

Peraturan Menteri Perhubungan<br />

Nomor PM 81 Tahun <strong>2016</strong><br />

tentang Petunjuk Pelaksanaan<br />

Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan<br />

Negara Bukan Pajak<br />

yang Berlaku pada Direktorat<br />

Jenderal Perhubungan Udara.<br />

“Regulasi ini mengatur satuan<br />

kerja yang berwenang mengelola<br />

PNBP, jenis PNBP, tata<br />

cara penerimaan, penyetoran,<br />

dan pelaporan PNBP, denda<br />

administratif, dan ketentuan<br />

lainnya,” papar Hemi.<br />

Pelayanan jasa yang dilakukan<br />

oleh Balai Besar Kalibrasi<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ant<br />

UMKM MESIN PENGGERAK PEREKONOMIAN - Pekerja menyelesaikan pembuatan kotak brosur<br />

berbahan mika di salah satu perajin di <strong>Jakarta</strong>, kemarin. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati<br />

menilai bahwa kehadiran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat menjadi mesin penggerak<br />

perekonomian dan bahkan UMKM bisa menjadi penolong saat sebuah negara menghadapi guncangan<br />

dan krisis ekonomi.<br />

meningkat tajam sebanyak 124<br />

persen jika dibandingkan dengan<br />

tahun sebelumnya. “Sedangkan,<br />

kinerja ekspor Indonesia<br />

ke Swiss sebesar 1,07 miliar<br />

dolar AS dan impor Indonesia<br />

dari Swiss sekitar 0,63 miliar<br />

dolar AS,” ujar Airlangga.<br />

Ke depannya, Airlangga<br />

meyakini, kerja sama ekonomi<br />

kedua negara semakin kuat<br />

karena Pemerintah Swiss akan<br />

memberikan dukungan dan<br />

bantuan untuk Indonesia,<br />

khususnya di sektor industri<br />

seperti pengembangan Industri<br />

Kecil dan Menengah (IKM),<br />

industri agro dan pelaksanaan<br />

pendidikan vokasi.<br />

“Swiss merupakan salah satu<br />

negara industri maju di Eropa.<br />

Oleh karena itu, Indonesia perlu<br />

belajar mengenai penggunaan<br />

teknologi dan pengembangan<br />

SDM untuk industri yang diterapkan<br />

oleh Swiss,” harapnya.<br />

Airlangga juga mendorong<br />

pengusaha Swiss agar menambah<br />

investasinya di Indonesia<br />

terutama sektor manufaktur, farmasi<br />

dan bioenergi. “Hal ini sebagai<br />

upaya menjalankan arahan<br />

Presiden Joko Widodo terkait<br />

pemerataan industri di luar pulau<br />

Jawa dan wilayah perbatasan,”<br />

tuturnya.<br />

Pada kesempatan tersebut,<br />

Airlangga memberikan apresiasi<br />

kepada pemerintah dan pengusaha<br />

Swiss, yang selama ini<br />

telah berkontribusi terhadap<br />

pembangunan industri di Indonesia.<br />

“Kami akan membuka peluang<br />

kerja sama yang samasama<br />

diminati sehingga dapat<br />

meyejahterakan kedua negara,”<br />

tuturnya.<br />

Hal senada juga disampaikan<br />

Duta Besar Swiss untuk Indonesia<br />

Yvonne Baumann, yang mengapresiasi<br />

Pemerintah Indonesia<br />

karena menerbitkan<br />

paket-paket kebijakan<br />

ekonomi sehingga memudahkan<br />

para investor<br />

berusaha di Indonesia.<br />

“Hingga saat ini, sebanyak<br />

150 perusahaan Swiss telah<br />

beroperasi di Indonesia<br />

dengan total penyerapan<br />

tenaga kerja mencapai 60.000<br />

orang. Kami harap dapat terus<br />

menjadi mitra usaha bagi<br />

perusahaan-perusahaan di<br />

Indonesia,” ujarnya, berharap.<br />

Yvonne mengakui, Indonesia<br />

memiliki potensi<br />

pasar yang cukup menggiurkan<br />

karena dengan<br />

jumlah penduduk yang besar.<br />

“Wajar, jika banyak<br />

negara tertarik untuk menjalin<br />

kerja sama, termasuk<br />

Swiss,” ucapnya. (ant)<br />

Fasilitas Penerbangan, Balai<br />

Kesehatan Penerbangan<br />

dan Balai Teknik Penerbangan<br />

mendapatkan konsesi<br />

atas jasa kebandarudaraan<br />

pada badan Usaha Bandar<br />

Udara dan denda administratif<br />

terhadap pelanggaran<br />

peraturan perundang-undangan<br />

di bidang penerbangan.<br />

“Terkait besaran tarif<br />

jenis-jenis PNBP, hal<br />

tersebut sesuai dengan<br />

Peraturan Pemerintah Nomor<br />

15 Tahun <strong>2016</strong> tentang<br />

Jenis dan Tarif atas<br />

Jenis Penerimaan Negara<br />

Bukan Pajak yang berlaku<br />

pada Kementerian Perhubungan,”<br />

katanya.<br />

Salah satu jenis PNBP<br />

yang diatur dalam regulasi<br />

tersebut adalah pelayanan<br />

jasa kebandarudaraan yang<br />

dilakukan oleh Kantor Unit<br />

Penyelenggara Bandar<br />

Udara. Ia menegaskan pengaturan<br />

pelaksanaan, jenis,<br />

dan besaran tarif PNBP diharapkan<br />

dapat lebih meningkatkan<br />

pemasukan negara<br />

dari PNBP. “Pemasukan<br />

negara dari PNBP tersebut<br />

akan digunakan kembali untuk<br />

peningkatan aspek keselamatan,<br />

keamanan, kapasitas,<br />

dan pelayanan di<br />

sektor perhubungan udara<br />

sesuai dengan fokus kerja<br />

Kementerian Perhubungan,”<br />

katanya. (ant)<br />

Volume Penjualan Semen<br />

Indonesia Naik 1,6 Persen<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ist<br />

VOLUME PENJUALAN NAIK - Volume penjualan PT Semen Indonesia pada semester I <strong>2016</strong> naik 1,6<br />

persen dibanding periode yang sama tahun 2015, yakni dari 13,42 juta ton menjadi 13,63 juta ton.<br />

SURABAYA - Volume penjualan<br />

PT Semen Indonesia<br />

(Persero) Tbk pada semester<br />

I <strong>2016</strong> naik 1,6 persen dibanding<br />

periode yang sama tahun<br />

2015, yakni dari 13,42 juta ton<br />

menjadi 13,63 juta ton. Direktur<br />

Utama Semen Indonesia<br />

Rizkan Chandra dalam keterangan<br />

tertulisnya yang diterima<br />

di Surabaya, Jatim, Selasa<br />

mengatakan kenaikan itu<br />

juga termasuk penjualan domestik<br />

grup Semen Indonesia<br />

di Vietnam, yakni Thang Long<br />

Cement Vietnam sebesar 850<br />

ribu ton.<br />

Namun demikian untuk volume<br />

penjualan ekspor, Rizkan<br />

menyebutkan mengalami<br />

penurunan sebesar 20,1 persen,<br />

yakni dari 237 ribu ton<br />

pada semester I 2015 menjadi<br />

sebesar 190 ribu ton pada<br />

<strong>2016</strong>. Sedangkan untuk ekspor<br />

Thang Long Cement Vietnam,<br />

kata Rizkan mengalami peningkatan<br />

sebesar 4,2 persen<br />

menjadi 410 ribu ton.<br />

Secara rinci, Rizkan menyebutkan<br />

penjualan di dalam<br />

negeri didominasi bentuk kantong<br />

yang mencapai 77 persen,<br />

dengan sasaran sektor retail/rumah,<br />

sedangkan penjualan<br />

dalam bentuk curah hanya<br />

sebesar 23 persen yang diserap<br />

oleh ready mix, fabricator<br />

precast, fiber cement dan beberapa<br />

proyek infrastruktur.<br />

Terkait kinerja keuangan<br />

pada semester I <strong>2016</strong>, Rizkan<br />

mengaku mengalami penurunan<br />

1,3 persen, dengan<br />

pendapatan total mencapai<br />

Rp12,47 triliun, sedangkan periode<br />

yang sama tahun 2015<br />

mencapai Rp12,64 triliun. Untuk<br />

beban pokok pendapatan<br />

mencapai Rp7,48 triliun, turun<br />

2,0 persen dibanding periode<br />

yang sama tahun 2015 sebesar<br />

Rp7,63 triliun, dengan laba<br />

usaha mencapai Rp4,99 triliun,<br />

atau turun 0,4 persen dibanding<br />

periode yang sama tahun<br />

2015 sebesar Rp5.00 triliun.<br />

Untuk laba bersih mencapai<br />

Rp1,96 triliun, atau turun 10,1<br />

persen dibanding periode<br />

yang sama tahun 2015 yang<br />

mencapai Rp2,19 triliun.<br />

“Kami mengakui kondisi industri<br />

semen domestik di<br />

tahun <strong>2016</strong> mengalami perubahan<br />

signifikan yaitu terjadinya<br />

over kapasitas karena banyak<br />

pemain baru yang masuk.<br />

Dan melimpahnya pasokan<br />

memaksa para pelaku industri<br />

semen melakukan strategi<br />

tersendiri guna memenangkan<br />

persaingan, di antaranya memangkas<br />

harga jual,” katanya.<br />

Ke depan, Semen Indonesia<br />

telah menyiapkan sejumlah<br />

rencana strategis untuk dapat<br />

memenangi persaingan, salah<br />

satunya melalui keunggulan<br />

kompetitif yang akan menjadi<br />

strategi dasar sesuai yang dicanangkan<br />

perusahaan.<br />

“Strategi ini akan menjadikan<br />

perusahaan sebagai produsen<br />

dengan biaya murah melalui<br />

optimasi logistik dan efisiensi<br />

energi, ditambah berbagai<br />

langkah untuk mencapai optimalisasi<br />

logistik.<br />

Hingga akhir 2015 perseroan<br />

telah menyelesaikan beberapa<br />

proyek strategis yaitu<br />

packing plan atau pabrik<br />

pengepakan di Pontianak, Balikpapan<br />

dan Lampung, Grinding<br />

Plant di Dumai serta New<br />

Coal Mill di Semen Tonasa.<br />

“Strategi yang akan kami terapkan<br />

didukung dengan pengelolaan<br />

supplai yang terintegrasi,<br />

dan inovasi di seluruh<br />

korporasi. Perseroan juga mulai<br />

mengembangkan dan<br />

mengkampanyekan keunggulan<br />

brand produk Semen Indonesia<br />

group sebagai brand<br />

dengan kualitas terbaik, pabrik<br />

yang ramah lingkungan serta<br />

produk semen yang paling Indonesia,”<br />

katanya.<br />

Sementara itu, dalam waktu<br />

dekat Semen Indonesia sedang<br />

berkonsentrasi menyelesaikan<br />

dua pabrik baru dengan<br />

kapasitas masing-masing 3<br />

juta ton per tahun, yakni pabrik<br />

di Rembang Jawa Tengah dan<br />

Indarung VI di Padang Sumatera<br />

Barat. “Saat ini proyek<br />

pabrik Rembang memasuki<br />

progres 94 persen, sedangkan<br />

pabrik Indarung VI memasuki<br />

progres pembangunan 93 persen,”<br />

katanya.<br />

Ia berharap, kedua pabrik<br />

itu dapat beroperasi pada<br />

akhir tahun <strong>2016</strong>, sehingga<br />

akan menambah kapasitas<br />

produksi perseroan menjadi<br />

37,8 juta ton pertahun, dari<br />

kapasitas saat ini 31,8 juta<br />

ton pertahun. “Kami juga<br />

sedang memulai pembangunan<br />

pabrik baru di Aceh<br />

melalui anak usaha Semen<br />

Indonesia Aceh dan diharapkan<br />

dapat beroperasi<br />

tahun 2020,” katanya. (ant)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!