15.08.2016 Views

Bisnis Jakarta 15 Agustus 2015

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ek bis<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>, Senin <strong>15</strong> <strong>Agustus</strong> 2016<br />

3<br />

Surplus Neraca Pembayaran Bisa Berlanjut<br />

BATAM - Gubernur Bank<br />

Indonesia Agus Martowardojo<br />

memperkirakan posisi<br />

surplus neraca pembayaran<br />

Indonesia bisa berlanjut di<br />

dua kuartal sisa tahun ini,<br />

ditopang kontribusi signfikan<br />

dari derasnya aliran masuk<br />

di transaksi modal dan<br />

finansial. “Surplus di kuartal<br />

II 2016 ini karena paling<br />

besar di transaksi modal dan<br />

finansial. Kami masih meihat<br />

hal itu akan terus berjalan di<br />

sepanjang tahun 2016,” kata<br />

Agus di Batam.<br />

Sayangnya, Agus masih<br />

enggan memprediksi posisi<br />

surplus neraca pembayaran<br />

Indonesia di akhir tahun. Di<br />

kuartal II (April-Mei-Juni)<br />

2016, Bank Indonesia mencatat<br />

surplus neraca pembayaran<br />

Indonesia (NPI)<br />

sebesar 2,2 miliar dolar AS.<br />

Catatan surplus itu menunjukkan<br />

perbaikan, setelah<br />

pada triwulan I 2016, NPI defisit<br />

0,3 miliar dolar AS.<br />

NPI merupakan indikator<br />

yang mengukur transaksi<br />

ekonomi antara penduduk<br />

Indonesia dengan penduduk<br />

negara lain, yang terdiri<br />

dari transaksi berjalan,<br />

transaksi modal, dan transaksi<br />

finansial. Menurut<br />

Direktur Eksekutif Departemen<br />

Komunikasi BI Tirta<br />

Segara, surplus NPI pada triwulan<br />

II yang sebesar 2,2<br />

miliar dolar AS menunjukkan<br />

keseimbangan eksternal<br />

perekonomian yang semakin<br />

baik dan turut menopang<br />

terjaganya stabilitas makro<br />

ekonomi.<br />

Surplus NPI juga didorong<br />

penurunan defisit transaksi<br />

berjalan menjadi 4,7 miliar<br />

dolar AS (2 persen PDB) pada<br />

triwulan II 2016 dari 4,8 miliar<br />

dolar AS (2,2 persen terhadap<br />

PDB) pada triwulan I 2016.<br />

Penurunan defisit transaksi<br />

berjalan karena kenaikan surplus<br />

neraca perdagangan<br />

nonmigas akibat peningkatan<br />

ekspor nonmigas yang lebih<br />

besar dari peningkatan impor<br />

nonmigas.<br />

Sementara neraca perdagangan<br />

migas masih tercatat<br />

defisit, karena meningkatnya<br />

harga minyak dunia.<br />

“Defisit neraca jasa juga<br />

meningkat mengikuti pola<br />

musiman surplus neraca jasa<br />

perjalanan yang rendah<br />

pada triwulan laporan,” kata<br />

Tirta.<br />

Sedangkan surplus transaksi<br />

modal dan finansial<br />

pada triwulan II 2016 mencapai<br />

7,4 miliar dolar AS,<br />

lebih besar dibandingkan<br />

dengan surplus pada triwulan<br />

I 2016 sebesar 4,6 miliar<br />

dolar AS. “Ini ditopang oleh<br />

aliran masuk modal investasi<br />

portofolio. Aliran masuk<br />

modal investasi portofolio<br />

neto meningkat signifikan<br />

mencapai 8,4 miliar dolar AS<br />

pada triwulan II 2016,”<br />

ujarnya. Meningkatnya investasi<br />

portofolio sebagian<br />

besar karena penerbitan obligasi<br />

global pemerintah dan<br />

dana investor asing yang<br />

melakukan pembelian di<br />

pasar saham serta pasar<br />

SBN rupiah. (ant)<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ist<br />

SURPLUS NERACA PEMBAYARAN - Gubernur BI Agus Martowardojo memperkirakan surplus neraca pembayaran Indonesia bisa berlanjut di<br />

dua kuartal sisa tahun ini, ditopang kontribusi signfikan dari derasnya aliran masuk di transaksi modal dan finansial.<br />

Biaya Proyek<br />

Masela Bisa Turun<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ist<br />

BUKA TENDER - PLN membuka tender empat proyek pembangkit listrik bagian program 35.000 MW dengan skema pengembang swasta.<br />

PLN Buka Tender Empat Proyek 35.000 MW<br />

JAKARTA - PT PLN (Persero)<br />

membuka tender empat<br />

proyek pembangkit listrik bagian<br />

program 35.000 MW dengan<br />

skema pengembang<br />

swasta (independent power<br />

producer/IPP). Manajer Senior<br />

Humas PLN Agung Murdifi<br />

di <strong>Jakarta</strong>, Jumat mengatakan,<br />

keempat proyek dengan<br />

total daya 800 MW tersebut<br />

adalah Pembangkit Listrik<br />

Tenaga Uap (PLTU) Bangka-1<br />

berkapasitas 2x100 MW, PLTU<br />

Kalselteng-3 2x100 MW, PLTU<br />

Kaltim-3 1x200 MW dan PLTU<br />

Kaltim-6 1x200 MW. “Tahap<br />

prakualifikasi dokumen dibuka<br />

mulai 11 hingga 25 <strong>Agustus</strong><br />

2016,” katanya.<br />

Keempat pembangkit listrik<br />

tersebut ditargetkan beroperasi<br />

secara komersial (commercial<br />

operation date/COD) pada<br />

2019. Agung mengatakan,<br />

syarat peserta tender adalah<br />

memiliki pengalaman membangun<br />

pembangkit dan kemampuan<br />

finansial yang layak.<br />

Peserta tender terpilih, akan<br />

mengembangkan, mendanai,<br />

membangun dan mengoperasikan<br />

pembangkit dengan<br />

skema build own operate and<br />

transfer (BOOT) selama 25<br />

tahun dalam kontrak jual beli<br />

listrik (power purchase agreement/PPA).<br />

Selain itu, pemenang<br />

juga akan membangun<br />

jalur transmisi beserta fasilitasnya<br />

yang nantinya dialihkan<br />

kepada PLN sebagai<br />

fasilitas khusus.<br />

Khusus PLTU Kaltim-3, pemenang<br />

tender bekerja sama<br />

dengan anak perusahaan PLN<br />

sebagai sponsor proyek untuk<br />

membangun SPC dan<br />

melaksanakanpower project<br />

agreement (PPA). Untuk mendorong<br />

tingkat komponen<br />

dalam negeri (TKDN), pemenang<br />

tender diwajibkan<br />

menggunakan produk boiler,<br />

balance of plant (BOP), transformer,<br />

kabel, kubikel, dan baja<br />

yang disusun, diproduksi, dan<br />

dirakit produsen berpengalaman<br />

di Indonesia.<br />

Khusus BOP, beberapa peralatan<br />

juga harus diproduksi<br />

dan dirakit BUMN strategis<br />

seperti PT PAL Indonesia (Persero),<br />

PT Bosma Bisma Indra<br />

(Persero), PT Barata Indonesia<br />

(Persero), dan PT Pindad (Persero).<br />

“Target TKDN dalam<br />

program 35.000 MW mencapai<br />

40 persen dari total investasi,”<br />

ujarnya. Rencana pembangunan<br />

empat proyek PLTU itu<br />

sudah tercantum dalam dokumen<br />

Rencana Usaha Penyediaan<br />

Tenaga Listrik (RUPTL)<br />

20<strong>15</strong>-2024. (ant)<br />

JAKARTA - Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan,<br />

biaya proyek pengembangan Blok Masela<br />

di Laut Arafura, Maluku dengan skema darat (onshore)<br />

bisa mengalami penurunan cukup signifikan.<br />

“Angka pastinya (penurunan biaya Masela), nanti<br />

akan disampaikan,” katanya usai mengikuti kegiatan<br />

HUT Kemerdekaan di Kantor Kementerian ESDM<br />

<strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />

Menurut dia, selama tiga minggu menjabat Menteri<br />

ESDM atau sejak dilantik Presdien Joko Widodo pada<br />

27 Juli 2016, dirinya sudah melakukan sejumlah hal.<br />

“Pertama, saya sudah bertemu dengan Inpex, selaku<br />

operator Masela, membicarakan hal teknis maupun komersial.<br />

Mulai pekan lalu, Inpex juga sudah mulai bekerja<br />

kembali, Alhamdulillah,” katanya.<br />

Hal lain, dirinya juga sudah melakukan pertemuan<br />

dengan pengelola proyek pengembangan laut dalam<br />

(Indonesia deepwater development/IDD) di Selat<br />

Makassar, Chevron Indonesia Company. “Mereka<br />

(Chevron) menyatakan tetap komit melanjutkan<br />

proyek IDD. Saya juga ada sedikit ilmu secara teknis<br />

yang mungkin bisa diterapkan untuk mempercepat<br />

proyek IDD,” ujarnya.<br />

Ia mengaku sudah mendapat penjelasan proyek<br />

Blok East Natuna di Kepulauan Riau dari ExxonMobil<br />

dan PT Pertamina (Persero) serta kelanjutan pengembangan<br />

Blok Mahakam di Kalimantan Timur dari Pertamina.<br />

“Bagaimana agar produksi Blok Mahakam tidak<br />

turun dan proses transisi dari operator lama, Total ke<br />

Pertamina bisa berjalan mulus,” ujarnya.<br />

Selanjutnya, Menteri ESDM juga sudah berkunjung<br />

ke PT PLN (Persero) untuk mendapat penjelasan<br />

perkembangan berbagai proyek kelistrikan termasuk<br />

program 35.000 MW. Menurut dia, satu pekerjaan<br />

yang sudah dilakukan terkait proyek kelistrikan<br />

adalah soal harga batubara untuk pembangkit<br />

mulut tambang. “Ini hal yang menggembirakan, karena<br />

selama ini ada ketidaksesuaian antara produsen<br />

(pengembang IPP mulut tambang) dengan off taker<br />

(PLN),” ujarnya.<br />

Sesuai tugas yang diberikan Presiden Joko Widodo,<br />

dirinya akan mempercepat proyek-proyek<br />

ESDM, sehingga segera memberikan manfaat bagi<br />

masyarakat. “Masih banyak PR (pekerjaan rumah)<br />

dan saya ditugaskan Presiden untuk mempercepatnya,”<br />

katanya. (ant)<br />

BI Relaksasi Ketentuan<br />

Money Changer Di Perbatasan<br />

BATAM - Bank Indonesia<br />

akan merelaksasi ketentuan<br />

dan mendorong pendirian usaha<br />

penukaran valuta asing<br />

(money changer) resmi bagi<br />

lembaga bukan bank di wilayah<br />

terdepan atau perbatasan. “Secara<br />

bertahap nanti di daerah<br />

perbatasan ada kebijakan<br />

khusus, biar ada sarana<br />

penukaran uang di tempat-tempat<br />

rawan seperti perbatasan,”<br />

kata Deputi Gubernur BI Erwin<br />

Rijanto dalam keterangan di<br />

Batam, kemarin.<br />

Pendirian money changer<br />

resmi memang perlu diperbanyak<br />

di wilayah perbatasan.<br />

Musababnya, wilayah perbatasan<br />

sangat rentan dengan<br />

intervensi mata uang asing.<br />

Minimnya sarana prasarana<br />

penukaran valuta asing (valas)<br />

bisa berisiko meningkatkan<br />

penggunaan mata uang nonrupiah<br />

di perbatasan. “Banyak<br />

orang datang, tapi tidak ada<br />

tempat penukaran uang,<br />

bagaimana dia mau dapat rupiahnya.<br />

Ini kenapa kami merasa<br />

penting untuk membuat money<br />

changer,” kata dia.<br />

Namun pendirian money<br />

changer tersebut sesuai dengan<br />

izin dari BI. Saat ini bank<br />

sentral masih merampungkan<br />

kemudahan dari kebijakan<br />

pendirian money changer<br />

tersebut. BI juga berkoordinasi<br />

tentang kebijakan ini dengan<br />

Asosiasi Kegiatan Usaha<br />

Penukaran Valuta Asing (KUP-<br />

VA).<br />

BI akan mendorong pelaku<br />

usaha penukaran valas untuk<br />

menggandeng pelaku usaha<br />

wisata agar bersama-sama<br />

mendirikan money changer<br />

di tempat-tempat pendukung<br />

kegiatan wisata, seperti<br />

hotel, restoran dan lain-lain.<br />

Erwin mengatakan pelanggaran<br />

transaksi dengan<br />

penggunaan valas di Indonesia<br />

sudah menurun,<br />

meskipun dia enggan<br />

menyebutkan datanya. Namun,<br />

beberapa kegiatan<br />

ekonomi seperti pemenuhan<br />

kontrak dengan asing, dan<br />

Telkom<br />

Bantu UKM Layanan Transaksi Online<br />

BOGOR - PT Telkom Indonesia<br />

Tbk (Persero) berikan kemudahan<br />

kepada pelaku UKM<br />

dalam memajukan usahanya<br />

dengan palayanan transaksi<br />

pembayaran secara online. “Mulai<br />

Juni 2016, Telkom melalui Finnet<br />

Indonesia meluncurkan program<br />

Finpay Link dan Finpay<br />

Invoice yakni layanan terbaru<br />

memudahkan UKM untuk<br />

melakukan transaksi pembayaran<br />

secara online,” kata Direktur<br />

Utama PT Finnet Indonesia<br />

Nlam Dzikri di Bogor, kemarin.<br />

Sejak Juni lalu ada 100 UKM<br />

se Indonesia yang sudah<br />

melakukan perjanjian kerja sama<br />

untuk menggunakan layanan<br />

Finpay, dan terdapat 300 lebih<br />

UKM yang sudah mendaftarkan<br />

diri. Ia menjelaskan, Finpay hadir<br />

untuk membantu UKM<br />

dalam mengembangkan usahanya<br />

agar dapat bertransaksi secara<br />

online.<br />

“Layanan ini memudahkan<br />

UKM untuk memproses secara<br />

cepat pesanannya, dan dari sisi<br />

keamanan, terhindar dari transaksi<br />

uang palsu,” katanya.<br />

Tahap awal layanan Finpay<br />

baru diperkenalkan secara luas<br />

di wilayah Jabodetabek dan juga<br />

Jawa. Kota Bogor merupakan<br />

kota yang potensial sektor UK-<br />

Mnya. Data dari Kementerian<br />

Koperasi dan UMKM, jumlah<br />

UMKM di Tanah Air, ada 37 persen<br />

dari total 33 juta UKM di Indonesia<br />

masih berjualan secara<br />

fisik. “Sebagian lagi 50 persen<br />

sudah berjualan dengan media<br />

sosial, tetapi belum memanfaatkan<br />

pembayaran online,”<br />

katanya.<br />

Telkom menangkap peluang<br />

tersebut dengan membantu<br />

UKM dapat mengakses<br />

layanan transaksi online<br />

yang dimiliki Finnet Indonesia.<br />

“Peluang masih besar 90<br />

persen, UMKM dapat mengakses<br />

kemudahan teknologi<br />

dan informasi dalam bertransaksi,”<br />

katanya. (ant)<br />

Holdingisasi<br />

Untuk Perkuat Daya Saing<br />

BUMN<br />

JAKARTA - Presiden Joko<br />

Widodo (Jokowi) menyatakan<br />

holdingisasi ditujukan<br />

untuk memperkuat peran<br />

BUMN dalam persaingan, terutama<br />

persaingan global.<br />

“Penggabungan BUMN ini<br />

untuk memperkuat peran<br />

BUMN dalam persaingan, terutama<br />

persaingan global,”<br />

kata Presiden Jokowi di<br />

<strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />

Presiden Jokowi mengingatkan<br />

BUMN dapat mengambil<br />

peran sebagai lokomotif penggerak<br />

roda perekonomian nasional.<br />

Menurut dia, Indonesia<br />

harus segera mempunyai peta<br />

jalan yang jelas untuk mewujudkan<br />

BUMN yang besar,<br />

kuat, lincah. “Setiap tahap mulai<br />

persiapan hingga korporasi<br />

harus dikalkuasi dengan baik,”<br />

ujarnya.<br />

Menurut Jokowi, holdingisasi<br />

bukan semata-mata strategi<br />

pengurangan pemberian<br />

suntikan atau PMN ke BUMN<br />

atau mekanisme pengalihan<br />

saham negara kepada BUMN<br />

yang ditunjuk sebagai induk<br />

perusahaan, tapi harus dipahami<br />

penggabungan BUMN ini<br />

untuk memperkuat peran<br />

BUMN dalam persaingan global.<br />

“Juga saya tegaskan penggabungan<br />

bukan untuk menghilangkan<br />

BUMN, holdingisasi<br />

juga bukan privatisasi, ini<br />

berbeda,” tuturnya.<br />

Presiden menyebutkan<br />

holdingisasi tidak menghilangkan<br />

status BUMN pada perseroan<br />

yang menjadi anak perusahaan.<br />

“Juga tidak mengurangi<br />

porofolio saham negara secara<br />

absolut,” katanya. Menurut<br />

dia, pemisahaan kekayaan<br />

negara bukanlah pengalihan<br />

hak dari negara kepada BUMN<br />

sehingga kekayaan negara<br />

yang dipisahkan masih tetap<br />

milik negara. “Pembentukan<br />

holding BUMN justru untuk<br />

menjadikan BUMN keluar kandang<br />

jadi perusahaan kelas<br />

dunia,” imbuhnya.<br />

Ia berharap pengelolaan<br />

BUMN dijalankan berdasar<br />

paradigma yang menempatkan<br />

BUMN sebagai sebuah korporasi<br />

bisnis. Presiden juga<br />

menyebutkan dirinya sudah<br />

bicara dengan Menteri PPN/<br />

Kepala Bappenas mengenai<br />

pembiayaan non-APBN. “Kita<br />

harapkan pembiayaan non-<br />

APBN ini bisa mempercepat<br />

pengerjaan proyek-proyek<br />

yang ada, tadi sudah dirinci<br />

proyek bidang apa saja,” katanya.<br />

Menurut dia, pemerintah<br />

akan memisahkan proyekproyek<br />

pembiayaan dengan<br />

APBN atau investasi pemerintah<br />

yang dikerjakan oleh Menkeu<br />

sebagai chief financial officer<br />

dan investasi non-APBN<br />

di mana chief investment-nya<br />

dari Bappenas. “Kalau kita identifikasi<br />

proyek infrastruktur senilai<br />

Rp430 triliun dari lima<br />

BUMN dan proyek revitalisasi<br />

industri lainya oleh swasta bekerja<br />

sama dengan BUMN, bisa<br />

dilakukan pola kerja sama itu,”<br />

papar Jokowi.<br />

Dengan pola-pola pembiayaan<br />

tersebut diharapkan kebutuhan<br />

pembiayaan investasi<br />

infrastruktur dan industri<br />

bisa dipenuhi. Menurut dia,<br />

pola tersebut juga dapat menampung<br />

pembiayaan dari amnesti<br />

pajak dan dana pensiun.<br />

“Kecepatan pengerjaan<br />

proyek infrastruktur dan industri<br />

ini bisa dikjar kalau pembiayaan<br />

non-APBN ini dilaksanakan<br />

dengan baik,” kata<br />

Presiden. (ant)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!