You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Cerem nial<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>, Selasa <strong>23</strong> <strong>Agustus</strong> <strong>2016</strong><br />
7<br />
Holding BUMN Tak Melanggar Hukum<br />
JAKARTA - Pakar hukum<br />
energi Universitas Indonesia<br />
Wasis Susetyo menyatakan,<br />
tidak ada aturan dan hukum<br />
yang ditabrak dalam holding<br />
BUMN Migas, termasuk terkait<br />
pola inbreng saham. Sebaliknya,<br />
menurut dia pembentukan<br />
holding BUMN<br />
tersebut justru sangat mendesak<br />
dan sesuai dengan<br />
amanah Pasal 33 ayat (2) dan<br />
ayat (3) UUD 1945.<br />
“Tidak ada satu pun yang<br />
dilanggar. Bahkan, pembentukan<br />
holding adalah perwujudan<br />
amanah konstitusi yang<br />
merupakan landasan hukum<br />
tertinggi di negara kita,” kata<br />
Wasis melalui keterangan tertulis<br />
menanggapi pernyataan<br />
mantan Tim Reformasi Tata<br />
Kelola Migas, Faisal Basri.<br />
Sebelumnya Faisal mengatakan,<br />
selain banyak menabrak<br />
aturan hukum, proses inbreng<br />
saham dalam holding<br />
BUMN juga tidak lazim dilakukan<br />
di dunia korporasi dan investasi.<br />
Menurut Wasis, tak<br />
ada yang salah dengan inbreng<br />
saham, sebab, holding<br />
berbeda dengan merger atau<br />
akuisisi yang akan mematikan<br />
badan usaha lain. Sedangkan<br />
dalam holding, baik PGN maupun<br />
Pertamina masih tetap<br />
ada dan beroperasi sebagaim-<br />
ana biasa, yang berbeda, hanya<br />
perencanaan, koordinasi,<br />
dan pengendalian yang<br />
sekarang berada di bawah<br />
holding.<br />
“Jadi inbreng tidak selalu<br />
terhadap aset, SDM, atau<br />
uang tunai. Inbreng saham<br />
juga bisa, karena inbreng hanya<br />
diperlukan untuk membuat<br />
payung hukum,” katanya.<br />
Selain sesuai dengan konstitusi,<br />
tambahnya, PP tentang<br />
Holding BUMN Migas<br />
juga tidak bertentangan dengan<br />
berbagai UU. Bahkan<br />
terhadap UU Nomor 22 Tahun<br />
2001 tentang Migas pun, PP<br />
tersebut juga tidak bertentangan.<br />
Menurut dia, meski UU<br />
tersebut meliberalisasi sisi<br />
hulu dan hilir, namun tidak<br />
satu pasal pun yang melarang<br />
sisi hulu dan hilir dipegang<br />
oleh satu BUMN. Wasis<br />
yang juga Dekan Fakultas<br />
Hukum Universitas Esa Unggul<br />
itu menyatakan, begitu<br />
pula dengan UU lain, PP<br />
tersebut sama sekali tidak<br />
bertentangan.<br />
“UU tentang BUMN membolehkan<br />
negara yang memberikan<br />
kewenangan kepada<br />
satu BUMN untuk melakukan<br />
monopoli. Selain itu, UU<br />
mengenai persaingan usaha<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ant<br />
TAK MELANGGAR - Pembentukan holding BUMN dinilai tak melanggar hukum, justru sangat mendesak dan sesuai dengan amanah Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945.<br />
sehat uga membolehkan monopoli,<br />
sepanjang diinginkan<br />
oleh negara,” ujarnya.<br />
Terkait pernyataan Faisal<br />
Basri yang menolak penggabungan<br />
PGN yang dianggap<br />
sehat ke dalam Pertamina<br />
yang dianggap sakit, menurut<br />
Wasis, dilihat dari skala usaha<br />
saja sudah jelas bahwa Pertamina<br />
jauh melebihi PGN.<br />
Begitu pula dengan ruang<br />
lingkup usaha, dimana Pertamina<br />
menguasai sisi hulu<br />
dan hilir, sedangkan PGN hanya<br />
berpengalaman di sisi hilir<br />
saja. “Kalau perusahaan lebih<br />
besar menguasai perusahaan<br />
lebih kecil itu suatu yang<br />
wajar saja,” kata dia. (ant)<br />
BKPM<br />
Dukung Upaya Atasi Defisit Baja Nasional<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ist<br />
ATASI DEFISIT BAJA - Pemerintah mendukung upaya mengatasi defisit baja nasional yang dilakukan PT<br />
Krakatau Steel (Persero) Tbk melalui kegiatan ekspansi bisnis.<br />
JAKARTA - Kepala Badan<br />
Koordinasi Penanaman Modal<br />
(BKPM) Thomas Lembong<br />
JAKARTA - Sebanyak 14<br />
siswa SLTA lulusan tahun<br />
<strong>2016</strong> berhasil memenangi<br />
Lomba Karya Kreatif dan Inovatif<br />
kategori Desain Grafis<br />
yang diadakan oleh Universitas<br />
Pertamina. Mereka menyisihkan<br />
lebih dari 150 peserta<br />
lomba yang berasal dari berbagai<br />
kota di Tanah Air. “Para<br />
pemenang lomba akan mendapatkan<br />
hadiah berupa kuliah<br />
gratis di Universitas Pertamina<br />
sampai selesai. Mereka<br />
juga berhak mendapatkan<br />
uang saku bulanan,” kata Ketua<br />
Dewan Juri Lomba Karya<br />
Kreatif dan Inovatif Universitas<br />
Pertamina Eman Sulaeman<br />
mendukung upaya mengatasi<br />
defisit baja nasional yang<br />
dilakukan PT Krakatau Steel<br />
(Persero) Tbk melalui kegiatan<br />
ekspansi bisnis. PT<br />
Krakatau Steel (Persero) Tbk<br />
14 Siswa Menangi<br />
Beasiawa Dari Pertamina<br />
di <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />
Mereka adalah lima pemenang<br />
lomba untuk kategori<br />
Lomba Karya Tulis dan Desain<br />
Grafis serta empat orang<br />
pemenang untuk lomba Aplikasi<br />
Digital. Selain hasil<br />
karya tulis, desain grafis serta<br />
karya aplikasi digital, kata<br />
Eman, mereka memiliki nilai<br />
akademis yang bagus. “Dengan<br />
demikian kreativitas mereka<br />
seiring sejalan dengan kecerdasan,”<br />
kata Eman.<br />
Emang menyebutkan antusiasme<br />
peserta mengikuti lomba<br />
cukup tinggi. Terbukti, lebih<br />
dari 150 orang mengikuti<br />
lomba tersebut. Karena itu,<br />
membangun pabrik kedua<br />
“hot strip mill 2” di Cilegon,<br />
Provinsi Banten senilai 460<br />
juta dolar AS (setara Rp6,2<br />
triliun dengan kurs<br />
Rp13.500).<br />
“Perluasan yang dilakukan<br />
oleh Krakatau Steel sangat<br />
positif dalam mendorong<br />
pengembangan kapasitas industri<br />
baja di dalam negeri,”<br />
kata Thomas dalam peletakan<br />
batu pertama pabrik tersebut,<br />
seperti dikutip dalam siaran<br />
pers di <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />
Perluasan pabrik Krakatau<br />
Steel yang diperkirakan<br />
akan selesai pada tahun 2019<br />
itu diharapkan mampu mengatasi<br />
defisit baja nasional<br />
termasuk mengurangi defisit<br />
neraca perdagangan akibat<br />
impor baja yang mencapai 7,2<br />
miliar dolar pada tahun 2014.<br />
Pasalnya, pembangunan<br />
pabrik kedua hot strip mill itu<br />
akan menambah jumlah<br />
produksi baja lembaran<br />
panas atau Hot Rolled Coil<br />
(HRC) sebanyak 1,5 juta ton<br />
per tahun.<br />
Pembangunan pabrik kedua<br />
hot strip mill merupakan<br />
dosen ilmu kominikasi UI ini<br />
berharap, Pertamina dan Universitas<br />
Pertamina mengadakan<br />
acara yang sama pada<br />
tahun-tahun mendatang, termasuk<br />
memberi keleluasan<br />
bagi anak-anak bangsa yang<br />
sudah lulus tahun sebelumnya<br />
namun belum sempat mengenyam<br />
pendidikan di perguruan<br />
tinggi.<br />
Anggota Dewan Juri dari<br />
Universitas Pertamina, Ari<br />
Rahman menambahkan, dari<br />
lomba tersebut mereka mendapatkan<br />
karya dengan kualitas<br />
sangat bagus. Penilaian lomba<br />
dilakukan sangat ketat hingga<br />
menghasilkan 14 orang pemenang.<br />
“Lomba ini tidak<br />
hanya dilihat aspek karya<br />
melainkan aspek akademis,”<br />
katanya.<br />
Ari menjelaskan dalam<br />
peniliaian terkait hasil<br />
karya yang dilihat tidak<br />
hanya aspek orisinalitas,<br />
ide, inovasi dan kreativitas<br />
tetapi kemampuan presentasi<br />
penyajian karya<br />
beserta poin sesi tanya<br />
jawab terhadap hasil karya<br />
juga. Sementara aspek aspek<br />
akademis tidak hanya<br />
melihat dari Nilai Rapor<br />
saja melainkan dari tren<br />
(slope) peningkatan nilai<br />
tiap semesternya. (son)<br />
IESR Kritisi PLN Akuisisi PGE<br />
JAKARTA - Institute for Essential<br />
Services Reform (IESR)<br />
mengkritisi rencana PT PLN untuk<br />
mengakuisisi PT Pertamina<br />
Geothermal Energy (PGE) karena<br />
akan mengganggu<br />
program Presiden Joko Widodo<br />
dalam membangun pembangkit<br />
listrik 35.000 Mega Watt. “Tidak<br />
ada keuntungan yang diperoleh<br />
PLN dari akuisisi PGE. Misalnya<br />
saja dari sisi biaya produksi<br />
listrik,” ujar Fabby Tumiwa<br />
dalam keterangan tertulis di<br />
<strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />
PLN sempat menyampaikan<br />
bahwa dengan akuisisi tersebut<br />
biaya produksi listrik akan menjadi<br />
lebih rendah. Namun dengan<br />
kapasitas PGE yang sampai<br />
akhir tahun ini ditargetkan hanya<br />
mampu memasok geothermal<br />
untuk pembangkit 600 MW, jumlah<br />
itu dinilai masih jauh dari kebutuhan<br />
PLN sehingga tidak<br />
mungkin itu bisa menekan biaya<br />
produksi listrik. “Kalau menurunkan<br />
biaya panas bumi bagi<br />
PLN sih iya, tapi kalau menurunkan<br />
harga produksi masih sulit,”<br />
kata Fabby.<br />
Akuisisi tersebut justru bisa<br />
mematikan PGE sebab akan sulit<br />
bagi PLN dalam memberikan permodalan<br />
agar PGE melakukan ekspansi<br />
dan mengembangkan bisnisnya.<br />
“Kalau sekarang PGE di<br />
bawah Pertamina justru kelihatannya<br />
bisa lebih lincah,” ujar dia.<br />
Jadi, sejauh ini tidak ada<br />
dampak strategis dari akuisisi<br />
tersebut. “Paling dari akuisisi<br />
itu, PLN jadi punya aset (anak<br />
usaha) saja, yakni PGE,” kata<br />
dia. Untuk itu, PLN disarankan<br />
fokus pada pembangunan pembangkit<br />
listrik. Saat ini saja baru<br />
sekitar 13.000 MW pembangkit<br />
yang selesai proses tendernya,<br />
sedangkan yang lain<br />
masih jalan di tempat.<br />
Dengan lambatnya proses<br />
tender dan berujung pada<br />
keterlambatan konstruksi tentu<br />
ujung-ujungnya bakal berdampak<br />
pada krisis listrik.<br />
Padahal mestinya jika ditargetkan<br />
pada 2019 sudah<br />
harus ada tambahan pembangkit<br />
19.000 MW, maka<br />
pembangunan pembangkit<br />
sudah harus dilakukan saat<br />
ini untuk memenuhi kebutuhan<br />
di tahun tersebut. (ant)<br />
implementasi Nota Kesepahaman<br />
antara PT Krakatau<br />
Steel (Persero) Tbk dan PT<br />
Krakatau Posco pada 12 Mei<br />
<strong>2016</strong> untuk pembangunan<br />
kluster baja tahap dua sebagai<br />
tahapan menuju target<br />
kapasitas produksi baja nasional<br />
sebesar 10 juta meter<br />
kubik per tahun.<br />
Karena itu, peletakan batu<br />
pertama pabrik kedua hot<br />
strip mill 2 itu menandai dimulainya<br />
pembangunan kerja<br />
sama kedua perusahaan<br />
dalam meningkatkan produksi<br />
baja nasional. Proyek perluasan<br />
itu menunjukkan iklim<br />
investasi di Indonesia yang<br />
kondusif dan berdaya saing.<br />
Terlebih, industri baja<br />
merupakan salah satu prioritas<br />
dan mutlak diperlukan<br />
seiring dengan meningkatnya<br />
permintaan akan baja<br />
untuk menyokong pengembangan<br />
industri otomotif nasional.<br />
“Indonesia sendiri<br />
saat ini merupakan pasar industri<br />
otomotif terbesar di<br />
ASEAN serta dalam rangka<br />
mendukung pembangunan<br />
infrastruktur yang semakin<br />
menggeliat,” katanya. (ant)<br />
Kemenkominfo<br />
Targetkan 8 Juta<br />
UMKM Go Online<br />
JAKARTA - Direktur E-<strong>Bisnis</strong> Kementerian Komunikasi<br />
dan Informatika Azhar Hasyim mengatakan pihaknya menargetkan<br />
8 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)<br />
“go online” guna menyosong ekonomi digital. “UMKM<br />
Go Online didorong sehingga (pasar) tidak hanya diserbu<br />
luar negeri,” katanya dalam sambutan seminar yang digelar<br />
IndonesiaX di <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />
Indonesia siap menyongsong era digital ekonomi.<br />
Visi Indonesia menjadi yang terbesar di kawasan Asia<br />
Tenggara. Untuk itu, pengembangan ekonomi digital<br />
UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian<br />
Indonesia dengan menyumbang 58 persen PDB<br />
menjadi sangat penting.<br />
Guna mendukung program 8 juta UKM go online tersebut,<br />
menurut dia, pemerintah melakukan sejumlah upaya.<br />
Selain mendorong kerja sama antara UMKM dengan sejumlah<br />
pemain e-commerce, pemerintah juga menyediakan satu<br />
juta domain gratis. Untuk <strong>2016</strong> ditargetkan 350 ribu domain.<br />
Ia mengatakan, pada 2020, perdagangan via internet<br />
(e-commerce) ditargetkan dapat mencapai 130 miliar dolar<br />
AS. Peningkatan e-commerce tersebut akan turut meningkatkan<br />
perekonomian Indonesia.<br />
Sementara itu, untuk mendukung digital ekonomi, ia<br />
mengatakan, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga<br />
telah melakukan sejumlah upaya diantaranya program sejuta<br />
petani dan nelayan go online, menciptakan 1.000 teknopreneur<br />
hingga 2019 nanti dan mengembangkan desa<br />
broadband terpadu (DBT). Selain itu, dari sisi infrastruktur,<br />
kementerian juga telah meluncurkan pembangunan<br />
proyek palapa ring yang akan menjadikan seluruh kabupaten<br />
kota pada 2019 terkoneksi broadband internet. (ant)<br />
Efisiensi Masela<br />
Karena Beragam Faktor<br />
JAKARTA - Kepala Satuan Kerja<br />
Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu<br />
Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan<br />
efisiensi dalam perencanaan biaya<br />
proyek Blok Masela terjadi karena beragam<br />
faktor. “Biaya-biaya yang harus diinvestasikan<br />
sedang dikaji dan mudah-mudahan<br />
dapat lebih menurun,” kata Deputi Pengendalian<br />
SKK Migas Muliawan Haji di kantor<br />
Kementerian Kelautan dan Perikanan<br />
(KKP), <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />
Menurut dia, salah satu faktor yang bisa<br />
menurunkan biaya proyek Blok Masela antara<br />
lain karena harga minyak pada saat ini<br />
turun bila dibandingkan dengan perkiraan<br />
awal yang dibuat pada sekitar 2013 lalu. Selain<br />
itu, faktor lainnya adalah terkait dengan<br />
teknologi jasa penunjang yang saat ini<br />
pasokannya berlebih sehingga harga yang<br />
ditawarkan juga bisa relatif rendah karena<br />
permintaannya juga diperkirakan menurun.<br />
Ia juga mengemukakan bila menggunakan<br />
onshire atau dibangun di darat<br />
maka teknologi yang digunakan juga dinilai<br />
bakal lebih mudah dibandingkan bila memutuskan<br />
untuk “offshore” (lepas pantai).<br />
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus<br />
Muliawan Haji<br />
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak<br />
dan Gas Bumi (SKK Migas) menemui Menko<br />
Kemaritiman sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan.<br />
Dalam pertemuan di Kantor Kemenko Kemaritiman <strong>Jakarta</strong>, Kamis (18/8), Luhut mengaku<br />
pertemuan itu membahas banyak hal, termasuk proyek “onshore” Blok Masela. Luhut<br />
menuturkan SKK Migas tengah menghitung kembali biaya pengembangan Blok Masela<br />
dengan skema di darat (onshore).<br />
Sebelum diputuskan di darat, lembaga itu sempat melakukan kajian bahwa kilang di darat lebih<br />
mahal daripada kilang terapung (offshore), sehingga sempat menimbulkan polemik.<br />
Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar sebelumnya menyebutkan biaya proyek pengembangan<br />
Blok Masela bisa mengalami penurunan cukup signifikan setelah pembicaraan<br />
dengan operator Masela, Inpex. Kontraktor migas asal Jepang itu diminta menjelaskan<br />
semua rincian biaya proyek Masela kemudian dikoreksi Arcandra dan disetujui kontraktor.<br />
Hasilnya, nilai investasi yang dibutuhkan hanya sebesar 15 miliar dolar AS atau lebih<br />
rendah dari perkiraan sebelumnya 19,3 miliar dolar AS. (ant)