Sriwijaya Juni'16 low

24
DISCOVER - NATURE
MAJALENGKA
Teks & Foto: EK ING
BERSAMA TUJUH REKAN SESAMA PENIKMAT WISATA MINAT KHUSUS PERTUALANGAN,
KAMI BERTEKAD UNTUK MENCOBA OLAHRAGA PARALAYANG DI WANA-WISATA GUNUNG
PANTEN YANG BERADA DI MAJALENGKA.
gUNUNG PANTEN SANGAT
ramai dikunjungi penduduk
setempat, terutama
pada hari Minggu atau hari libur.
Saat tiba di puncak bukit Gunung
Panten, pemandangan dari atas
sangat menakjubkan. Saat melihat
ke bawah tebing, pucuk-pucuk pohon
terasa berada tepat di ujung kaki.
Pemandangan dari ketinggian selalu
menimbulkan sensasi aneh. Ada rasa
takut dan kagum bercampur jadi satu.
Menunggu giliran meloncat dari ujung
tebing ternyata lebih menakutkan
dibandingkan pada saat benar-benar
melakukannya. Berbagai pikiran
berkecamuk dalam benak. Melihat
orang melakukannya tentu saja
berbeda dengan saat kita sendiri yang
melakukannya. “Seperti duduk di kursi
sofa, kok,” jelas operator paralayang.
“Dengan fasilitas kipas angin alam tepat
di muka kita. Jadi tidak usah khawatir.
Santai saja,” tambahnya sambil tertawa.
Helm dipasang, parasut cadangan
disimpan dalam backpack khusus
dengan tempat duduk harness di
bagian paling bawah. Beberapa tali
temali membuat saya terikat menjadi
satu dengan pilot. Inilah saatsaat
saya akan melakukan tandem
paralayang untuk pertama kali. Sudah
terlambat untuk membatalkannya.
Setelah ada aba-aba siap dari pilot,
saya berlari-lari kecil ke ujung tebing.
Lalu ada hentakan kecil. Saya juga
merasa ada gerakan dari pilot
di belakang saya. Dan tiba-tiba
saja kedua kaki saya sudah tidak
menginjak bumi.
Melihat pemandangan tepat
di bawah kaki membuat saya
mengalami berbagai sensasi yang
sulit digambarkan dengan kata-kata.
Saya kesulitan mencari pembanding
yang tepat untuk melukiskannya.
Kalau ada satu kata yang saja untuk
melukiskan pengalaman tersebut,
saya kira kata itu adalah HEBAT!.
Dua kata berikutnya adalah Must
Try!. Pengalaman paralayang secara
tandem bisa membuat ketagihan.
EDISI 64 | JUNI 2016 |