14.02.2017 Views

14-Februari-2017

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

6<br />

Selasa, <strong>14</strong> <strong>Februari</strong> <strong>2017</strong><br />

TAK PUNYA MASTER PLAN<br />

Pengembangan Objek<br />

Wisata Belum Terarah<br />

KARO-M24<br />

Pengembangan objek<br />

wisata di Kabupaten<br />

Karo belum terarah. Tak<br />

ada skema yang bisa<br />

dijadikan acuan untuk<br />

mengembangkan objek<br />

yang ada. Padahal, Kab<br />

Karo surganya tempat<br />

atau objek wisata yang<br />

bisa mendatangkan<br />

PAD.<br />

ENDALA yang<br />

K<br />

dihadapi Pemkab<br />

Karo dalam<br />

pengembangan<br />

pariwisata di<br />

daerahnya adalah<br />

ketiadaan master plan atau<br />

Rencana Induk Pengembangan<br />

Pariwisata Daerah (RIPPDA). Sudah<br />

barang tentu, pengembangan suatu<br />

proyek terlebih objek wisata membutuhkan<br />

perencanaan yang matang<br />

agar bisa menarik wisatawan.<br />

“Jangan selama ini pembangunan<br />

hanya promosi. Tapi tidak ada<br />

grand design dan masterplan yang<br />

baku untuk pengembangan,” ujar<br />

Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawartan<br />

Rakyat Karo<br />

(Sekjend MPR Karo), Roy Fachraby<br />

Ginting kepada wartawan di Kabanjahe,<br />

kemarin<br />

Menurutnya, selama ini dia belum<br />

melihat seperti apa grand design<br />

pariwisata yang dibuat agar<br />

bisa mencakup wisata secara<br />

menyeluruh di Kab Karo. “Jadi perlu<br />

ada konsep yang dibuat untuk<br />

pembangunan wisata. Tapi sampai<br />

saat ini sangat tidak jelas pengembangan<br />

wisata. Pengembangan objek<br />

wisatanya masih belum tentu<br />

arah,” katanya.<br />

Di samping itu, katanya, karena<br />

tak punya grand design yang jelas<br />

makanya Pemkab Karo tak mendapat<br />

bantuan dari pemerintah<br />

provinsi atau pusat untuk pengembangan<br />

objek wisata. “Master plan<br />

berfungsi sebagai pemandu langkah<br />

mewujudkan pembangunan<br />

suatu wilayah sebagai acuan untuk<br />

memonitor dan mengevaluasi<br />

tahapan-tahapan pembangunan<br />

yang telah ditempuh. Kalau tak ada<br />

itu kek mana mau dapat bantuan.<br />

Siapa yang mau ngasih bantuan<br />

kalau tak jelas arah dan tujuannya,”<br />

ungkapnya.<br />

Dengan adanya masterplan, sambung<br />

staf pengajar USU itu, Pemkab<br />

Karo dapat merancang tahapan<br />

selanjutnya dalam proses atau<br />

pengembangan sebuah tempat<br />

wisata. Misalnya dimulai dari pembuatan<br />

site plan, gambar arsitektur,<br />

desain interior hingga pembangunan<br />

fisik. Meski begitu, masterplan<br />

untuk suatu objek wisata harus<br />

mengacu rencana induk tata ruang<br />

yang singkron dengan Propinsi<br />

Sumut dan pusat.<br />

Lebih lanjut, ia meminta kepada<br />

Pemkab Karo secepatnya untuk<br />

mengajukan berbagai rencana induk<br />

pengembangan objek wisata<br />

di daerah itu. Ia mengaku optimis<br />

para pelancong dalam dan luar<br />

negeri akan ramai berkunjung karena<br />

keanekaragaman destinasi wisata<br />

di Kabupaten Karo sangat menjanjikan<br />

terutama objek wisata<br />

NET<br />

alam yang menarik di daerah itu.<br />

Kadis Kebudayaan dan Pariwisata<br />

Karo, Ir Mulia Barus melalui telepon<br />

selulernya, Senin (13/2) mengatakan<br />

pihaknya masih menyusun<br />

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata<br />

Daerah (RIPPDA) Kabupaten<br />

Karo. “Ini akan dibahas antara<br />

eksekutif dan legislatif di daerah<br />

ini,” katanya.<br />

Ia menambahkan pengembangan<br />

wisata memang memerlukan kerja<br />

sama lintas sektor. Misalnya dalam<br />

hal pemenuhan infrastruktur jalan<br />

atau akses menuju objek wisata.<br />

Untuk memberikan kenyamanan<br />

bagi wisatawan, tentu harus ditunjang<br />

dengan akses yang memadai.<br />

Untuk hal ini tentunya bekerja sama<br />

dengan instansi teknis terkait. (herlin)<br />

Kondisi Jl Binjai-Langkat KM 39.5 yang dipenuhi lubang (M24/RUDI)<br />

Jalan Provinsi Binjai-Langkat<br />

KM 39.5 Hancur<br />

LANGKAT-M24<br />

Jalan lintas propinsi tepatnya di wilayah Jl Binjai-Langkat KM<br />

39.5 Kel Perdamaian Kec Stabat Langkat sudah bertahun-tahun<br />

hancur. Hingga kini tidak ada perhatian dari pihak Pengkab<br />

Langkat maupun Provinsi Sumatera Utara, Senin (13/2).<br />

Jalan tersebut dipenuhi lubang yang menganga dan sewaktu<br />

waktu siap memangsa pengendara. Kurang lebih ada sepanjang<br />

4 kilo meter jalan tersebut yang butuh perawatan serius.<br />

Jum'at (11/2) lalu, di daerah tersebut terjadi kecelakaan Colt<br />

Diesel BL 8969 PB pengangkut minyak dan telur menabrak<br />

pantat mobil Kijang BK 1647 PC lantaran berusaha menghindari<br />

lubang di jalan.<br />

Bukan cuma sekali, kejadian serupa sudah berulang kali<br />

terjadi di daerah tersebut. Sudah puluhan pengguna jalan<br />

menjadi korban kecelakaan di daerah tersebut.<br />

Salah seorang warga setempat, S Sihotang mengaku sudah<br />

sering melihat kecelakaan di kawasan tersebut akibat buruknya<br />

median jalan. "Kecelakaan lalu lintas di lingkungan Jl Perdamaian<br />

sudah sering terjadi akibat belasan tahun jalan itu tidak<br />

pernah diperbaiki," katanya.<br />

"Saya berharap, agar tak banyak jatuh korban, hendaknya<br />

jalan itu segera diperbaiki. Kami masyarakat Langkat merindukan<br />

jalan yang baik dan mulus. Agar kamipun selaku pengguna<br />

jalan bisa melintas dengan baik tidak ada hambatan lubang di<br />

jalanm," pungkasnya. (rudi)<br />

Sanitasi Buruk, Sumber Berbagai Penyakit<br />

Acara perpisahan dengan<br />

mahasiswa PBL Akbid Pemkab Karo<br />

(M24/HERLIN BARUS)<br />

TALIMBARU-M24<br />

Mahasiswa Akademi Kebidanan<br />

(Akbid) Pemkab Karo yang<br />

melakukan Praktek Belajar Lapangan<br />

di Desa Talimbaru Kec Barusjahe<br />

menemukan saluran air limbah<br />

rumah tangga yang belum tertata<br />

dengan baik. Temuan itu<br />

mengkhawatirkan para mahasiswa,<br />

sebab bisa menimbulkan berbagai<br />

penyakit.<br />

Selain masalah sanitasi, mahasiswa<br />

juga menemukan rendahnya<br />

keinginan pasangan usia subur untuk<br />

ber KB dan pemberian makanan<br />

pendamping ASI bagi bayi yang<br />

masih berumur di bawah 2 tahun.<br />

Gubsu Pantau Kebakaran Hutan di Danau Toba Lewat Udara<br />

MEDAN-M24<br />

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu)<br />

H Tengku Erry Nuradi memantau<br />

lahan dan hutan di kawasan<br />

Danau Toba menggunakan helikopterjenis<br />

AW139 buatan Italia<br />

tahun 2016 guna mengetahui titik<br />

api dari lahan dan hutan yang<br />

sering terbakar dikawasan tersebut.<br />

‘’Kami memantau lewat udara ini<br />

untuk mengetahui titik-titik api<br />

yang menyebabkan lahan Danau<br />

Toba dan sekitarnya mudah terbakar<br />

serta menyusun langkahlangkah<br />

untuk mengantisipasinya,’’<br />

tandas Gubsu Tengku Erry<br />

melalui Plt Kepala Biro Humas dan<br />

Keprotokolan Ilyas Sitorus kepada<br />

wartawan di Medan, Senin (13/2).<br />

Dalam pantauan udara, Sabtu<br />

(11/02) itu, Gubsu didampingi anggota<br />

DPD RI Parlindungan Purba,<br />

Kadis Perhubungan Anthony Siahaan,<br />

Ketua PKK Hj Evi Diana Erry<br />

dan staf Dinas Kominfo Provsu.<br />

Lebih lanjut Gubsu mengatakan<br />

dengan menumpang helikopter<br />

yang dihibahkan Badan SAR Nasional<br />

(Basarnas) ke Pemprovsu,<br />

kita pantau lahan dan hutan yang<br />

Pada kesempatan yang sama,<br />

Kepala Desa Talimbaru, Ferianto<br />

Tarigan menyatakan rasa terimakasih<br />

yang sangat mendalam<br />

lantaran desanya terpilih menjadi<br />

tempat praktek mahasiswa Akbid<br />

Pemkab Karo.<br />

"Kehadiran mahasiswa di desa ini<br />

telah memberi perubahan yang<br />

cukup berarti. Secara administrasi<br />

data-data berkaitan profil desa telah<br />

tertata dengan baik, dari sisi<br />

kesehatan saya yakin masyarakat<br />

desa ini telah mendapat edukasi<br />

pola hidup sehat, khususnya ibuibu<br />

muda," katanya.<br />

Warga desa mengaku sedih lantaran<br />

waktu dua minggu terasa<br />

singkat. "Kami masyarakat desa<br />

akan merasa kehilangan sepulangnya<br />

nanti anak-anak ke kampus,"<br />

kata Pak Ginting, perwakilan induk<br />

semang mahasiswa PBL.<br />

Pihak Akbid juga mengucapkan<br />

banyak terima kasih kepada<br />

seluruh masyarakat dan perangkat<br />

desa yang telah banyak<br />

membantu. "Mohon maaf bila ada<br />

kesalahan baik perkataan maupun<br />

tidak tanduk anak anak mahasiswa<br />

kita selama berada di desa ini," kata<br />

Direktur Akbid Pemkab Karo,<br />

Siang Br Tarigan SPd SKeb MKes.<br />

(herlin)<br />

rawan kebakaran di Danau Toba<br />

sebagai kawasan strategis nasional<br />

tersebut. ‘’Kita tidak mau kecolongan.<br />

Memasuki musim kemarau saat<br />

ini kebakaran hutan dan lahan di<br />

khususnya di kawasan Danau Toba<br />

berpotensi terjadi. Kita harus waspada<br />

bencana dan meminta kepala<br />

daerah dan instansi terkait turur<br />

mengantisipasinya,’’ terang Gubsu.<br />

Menurut data yang dilansir BPBD<br />

Provsu sejumlah daerah di kawasan<br />

Danau Toba seperti Kabupaten<br />

Toba Samosir, Samosir, Simalungun,<br />

Humbang Hasundutan, Tapanuli<br />

Utara, dan serta beberapa kecamatan<br />

di Januari hingga <strong>Februari</strong><br />

<strong>2017</strong> ini sudah memasuki warning<br />

dengan curah hujan yang rendah.<br />

“Menurut BMKG juga ada hotspot<br />

di kawasan Danau Toba yang harus<br />

diantisipasi secara cepat. Seperti<br />

diketahui pada tahun 2016 kawasan<br />

Danau Toba sering terjadi kebakaran<br />

hutan dan lahan. Kawasan ini<br />

masih tergolong sangat rawan kebakaran<br />

hutan dan lahan serta kebakaran<br />

pemukiman yang berpotensi<br />

mengganggu kawasan wisata<br />

nasional ini,”ujar Gubsu. (net)<br />

Orang Sumut Boros<br />

Konsumsi BBM<br />

MEDAN-M24<br />

Walau konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis<br />

Pertamax Series, Pertalite dan Dex, diklaim meningkat oleh PT<br />

Pertamina MOR I. Namun, pola konsumsi tersebut dinilai<br />

boros.“Data penyaluran BBM yang dirilis PT Pertamina (MOR I)<br />

boleh jadi menggambarkan pola konsumsi masyarakat semakin<br />

boros,” ujar pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin<br />

kepada wartawan di Medan.<br />

Selain itu, sambung dia, bisa juga data Pertamina meproyeksikan<br />

peralihan konsumsi dari BBM subsidi ke nonsubsidi. Akan<br />

tetapi, menurut Gunawan, perlu pula dilihat penyebab peralihan<br />

konsumsi tersebut. Sebab, selama ini banyak juga<br />

masyarakat yang akhirnya terpaksa beralih ke BBM nonsubsidi<br />

karena sulitnya mendapatkan BBM bersubsidi.<br />

“Saya pikir masih terlalu dini untuk menyimpulkan itu<br />

(konsumsi boros). Karena pola peralihan konsumsi itu masih<br />

berlangsung singkat," ujarnya.<br />

“Saya masih lebih percaya kalau pemborosan itu terjadi lebih<br />

karena masalah di SPBU-nya (tidak lagi menyalurkan BBM<br />

bersubsidi),” cetus Gunawan.<br />

Sebelumnya, konsumsi BBM masyarakat Sumatera Utara<br />

mengalami peningkatan yang terjadi sebulan setelah kenaikan<br />

harga.<br />

Ini tercermin dari penjualan Pertamax 4.370 kilo liter (kl) per<br />

bulan. Jumlah tersebut meningkat dari periode sebelum harga<br />

dinaikkan, yang hanya 4.323 kl per bulan.<br />

Officer Communication & Relation PT Pertamina MOR I, Arya<br />

Yusa Dwicandra mengatakan, pertambahan penyaluran terbesar<br />

terjadi pada bahan bakar jenis Pertalite yang mencapai 16.450 kl.<br />

Ini meningkat dari sebelumnya 16.500 kl. “Ini menjadi bukti<br />

bahwa masyarakat semakin cerdas dalam memilih BBM yang<br />

berkualitas,” ujar Arya.<br />

Kendati mengalami peningkatan, terjadi juga penurunan pada<br />

penyaluran bahan bakar jenis Premium. Padahal, meski harga<br />

Premium tidak naik tapi penyalurannya turun drastis dari<br />

23.100 kl pada akhir tahun 2016 (sebelum kenaikan BBM non<br />

subsidi) menjadi 22.400 kl pada saat ini. (net)<br />

NAPAK TILAS PEJUANG<br />

BARUSJAHE-M24<br />

Pembangunan sebuah daerah tidak<br />

akan pernah lepas dari peran serta<br />

pejuang. Sebab tanpa pejuang, tak<br />

akan mungkin suatu daerah bisa<br />

merdeka dan berdaulat, kata<br />

Camat Barusjahe, Drs Kalsium<br />

Sitepu di sela-sela kegiatan<br />

gontong royong yang dilaksanakan<br />

guna membuka kembali jalan-jalan<br />

yang pernah dilalui para pejuang<br />

kemerdekaan, Senin (13/2).<br />

Warga 4 Desa Benahi Jalan Juang 45<br />

Warga empat desa sedang bergotong royong membuka jalan (M24/<br />

HERLIN BARUS)<br />

Selain mengenang jalur<br />

perjuangan, pembukaan jalan<br />

itu juga mengingatkan kembali<br />

jalur perdagangan masyarakat<br />

Karo tempo dulu di Desa<br />

Serdang Kec Barusjahe menuju<br />

perbatasan Kab Karo-Deliserdang.<br />

Ke depan, kata Kalsium,<br />

jalan yang dibuka ini bisa<br />

dijadikan sebagai penghubung<br />

antara masyarakat Kec Barusjahe<br />

dan masyarakat Deliserdang<br />

yang secara kekerabatan masih<br />

mempunyai hubungan darah.<br />

“Saya yakin jalan ini bisa<br />

menjadi jalur alternative<br />

Kabanjahe-Medan-Kualanamo,”<br />

ucap Kalsium.<br />

Di samping itu, pembukaan<br />

jalan itu juga mendukung<br />

rencana Bupati Karo Terkelin<br />

Brahmana SH dalam rangka<br />

pengembangan jalur alternative<br />

guna meningkatkan<br />

kunjungan wisata ke Kab Karo,<br />

tambahnya.<br />

Kegiatan yang diprakarsai<br />

empat kepala desa, yakni<br />

Kades Penampen, Erka<br />

Tarigan, Kades Tangkidik,<br />

Reso Barus, Kades Serdang,<br />

Dastantan Barus, dan Kades<br />

Sarimanis, Herman Tarigan.<br />

Gotong rotong juga dikuti<br />

masyarakat empat desa<br />

tersebut, ikut serta juga tokoh<br />

masyarakat, Karang Taruna,<br />

PKK serta Dan Ramil Barusjahe,<br />

Kapten Inf Alpen Sembiring.<br />

Pada kesempatan yang sama,<br />

Danramil Kapt Inf Alpen<br />

Sembiring juga memberikan<br />

apresiasi kepada masyarakat<br />

yang masih mau memperhatikan<br />

nilai-nilai sejarah sebuah<br />

daerah. "Terus kembangkan<br />

kegiatan ini dan bila perlu<br />

kami jajaran TNI senantiasa<br />

siap membantu masyarakat,<br />

apalagi dengan dibukannya<br />

jalur ini saya melihat banyak<br />

tanah-tanah yang tertidur<br />

dapat dibuka kembali sebagai<br />

upaya peningkatan usaha<br />

ketahanan pangan," tegasnya.<br />

(herlin)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!