22.02.2017 Views

22-Febriari-2017

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

RABU<br />

<strong>22</strong> FEBRUARI <strong>2017</strong><br />

SERBU KANTOR WALIKOTA MEDAN<br />

Ribuan Parbetor Minta Izin<br />

Ojek Online Distop<br />

MEDAN-M24<br />

Ribuan massa penarik becak bermotor<br />

(Parbetor) yang tergabung dalam Solidaritas<br />

Angkutan dan Transportasi Umum (SATU),<br />

menuntut agar operasional ojek dan taksi<br />

online di Medan dihentikan.<br />

Terminal kedatangan Internasional KNIA. M24-Satria<br />

Imigrasi KNIA Tolak Masuk 35 WNA<br />

KUALANAMU-M24<br />

Selama Januari-Februari <strong>2017</strong>, Imigrasi Bandara Kualanamu<br />

tolak 35 Warga Negara Asing (WNA). Mereka yang ditolak karena<br />

melakukan pelanggaran saat pemeriksaan. Termasuk tidak berlaku<br />

sopan kepada petugas saat diperiksa, tidak memiliki tiket kembali<br />

(return ticket) serta maksud dan tujuan kedatangan ke Indoneisa<br />

tidak jelas.<br />

"Januari terdata 15 orang, 5 asal Tiongkok, 5 asal Malaysia, 4<br />

Bangladesh dan 1 India. Hingga Senin (20/2), WNA yang ditolak<br />

masuk 20 orang, 5 asal Malaysia, 4 Libya, 4 Tiongkok dan 7<br />

Bangladesh. Total seluruhnya 35 orang," papar Kepala Bidang<br />

(Kabid) Pendaratan Izin dan Masuk (Darinsuk) Imigrasi Bandara<br />

Kualanamu, Mangara B Siregar, kepada wartawan, Selasa (21/1).<br />

Menurutnya, jika alasan penolakan didominasi tidak jelas tujuan<br />

kedatangannya ke Indonesia, apakah wisata atau kerja. Serta tidak<br />

memiliki tiket kembali, bahkan tidak berlaku sopan pada petugas<br />

saat pemeriksaan.<br />

"Ngapain dia ke Indoensia kalau tidak jelas tujuannya. Begitu<br />

juga sebaliknya, datang tanpa miliki tiket kembali dan kapan<br />

pulangnya juga tidak jelas. Maka untuk antisipasi itu, lebih baik kita<br />

pulangkan," jelas Mangara.<br />

Lebih lanjut Mangara mengatakan, jika tindakan penolakan<br />

WNA tersebut sudah sesuai UU No 9/2011 tentang Imgirasi.<br />

Bahkan tindakan itu sudah lebih baik daripada dilakukan<br />

penahanan. "Ke depan kita terus melakukan sterilisasi kepada<br />

setiap WNA yang masuk melalui Bandara Kualanamu. Apalagi<br />

orang yang tidak jelas tujuannya masuk ke Indoneisa. Tidak ada<br />

tawar-menawar, langsung kita suruh pulang," kata Mangara.<br />

Terkait penindakan di lapangan, ucap Mangara, sejauh ini<br />

pihaknya belum menemui kendala. "Hanya saja ada riak kecil,<br />

termasuk ribut-ribut sama keluarga dan WNA yang ditolak, ini hal<br />

yang biasa dan itu tidak diambil pusing," jelas Mangara. (satria)<br />

iklan<br />

T<br />

UNTUTAN<br />

m a s s a<br />

pendemo di<br />

Kantor<br />

Walikota<br />

Medan itu,<br />

menuding keberadaan angkutan<br />

berbasis online tersebut,<br />

bertentangan dengan UU Nomor<br />

<strong>22</strong>/2009 tentang lalu lintas dan<br />

angkutan jalan. Selain itu, ada pula<br />

Peraturan Pemerintah Nomor 74/<br />

2014 tentang angkutan jalan yang<br />

menyatakan ketentuan angkutan<br />

umum adalah harus minimal<br />

beroda tiga, berbadan hukum dan<br />

memiliki izin penyelenggara<br />

angkutan umum.<br />

"Berikan kebebasan seluasluasnya<br />

untuk operasional becak<br />

bermotor, angkot, tanpa adanya<br />

larangan masuk ke wilayah daerah<br />

tertentu," ungkap Pimpinan<br />

Aksi, Johan Merdeka dalam orasinya,<br />

Selasa (21/2).<br />

Tuntutan lainnya, sambung<br />

Johan, permudah pengurusan<br />

speksi, STNK dan sebagainya<br />

terhadap becak bermotor. Lalu<br />

berikan jaminan sosial yang layak<br />

kepada keluarga abang becak,<br />

supir angkot dan supir taksi agar<br />

sejahtera. "Yang terpenting, jadikan<br />

becak sebagai ikon wisata di<br />

Kota Medan," katanya.<br />

Asisten Ekonomi Pembangunan<br />

(Ekbang) Pemko Medan,<br />

Qamarul Fatah, yang menerima<br />

aspirasi pendemo, ditolak. Massa<br />

minta tuntutan mereka diterima<br />

langsung Walikota Medan Dzulmi<br />

Eldin. "Kami tidak mau aksi<br />

kami diterima orang lain selain<br />

Walikota Dzulmi Eldin secara<br />

langsung," kata Johan.<br />

Anggota DPRD Medan, Paul<br />

Mei Anton Simanjuntak, kemudian<br />

mendatangi mobil komando<br />

pengunjukrasa. Ia menyarankan<br />

para penarik becak membuat<br />

surat laporan ke Komisi D DPRD<br />

Medan. "Dari surat itu nanti kita<br />

bisa panggil pihak yang berwenang,<br />

seperti Kepala Dinas<br />

Perhubungan, pengusaha Go Jek,<br />

dan perwakilan penarik becak,"<br />

jelas Bendahara Fraksi PDIP<br />

tersebut kepada sejumlah<br />

perwakilan penarik becak.<br />

Dia mengungkapkan persoalan<br />

tersebut bisa dibicarakan baikbaik<br />

daripada menggelar<br />

demonstrasi. "Jangan anarkis,<br />

apalagi sampai memburu penarik<br />

Go Jek. Coba kirim surat ke DPRD<br />

Medan, mudah-mudahan kita<br />

Aksi ribuan parbetor yang menuntut izin operasional ojek dan taksi online agar dihentikan.<br />

M24-Akbar<br />

bisa membantu," kata anggota<br />

Komisi D tersebut.<br />

Paul menambahkan, pihaknya<br />

akan menggelar Rapat Dengar<br />

Pendapat (RPD) dan membahas<br />

keluhan penarik becak. Dari rapat<br />

itu juga nantinya mereka bisa<br />

menanyakan izin Go-Jek dan<br />

transportasi online lainnya.<br />

BELUM PUNYA IZIN<br />

OPERASIONAL<br />

Wakil Walikota Medan, Akhyar<br />

Nasution, didampingi Kepala<br />

Dinas Perhubungan (Kadishub)<br />

Kota Medan, Renward Parapat,<br />

yang menemui massa pendemo,<br />

setuju kalau becak bermotor<br />

(betor) menjadi ikon Kota Medan.<br />

"Pemko tidak akan hapus Betor<br />

dari Medan," tuturnya.<br />

Diungkapkannya, angkutan<br />

berbasis online saat ini sedang<br />

dikonsultasikan bersama dengan<br />

Organisasi Angkutan Darat (Organda).<br />

Diakuinya, Pemko Medan<br />

tidak memiliki wewenang apa<br />

pun terhadap angkutan berbasis<br />

online. "Angkutan berbasis online<br />

ini kan internet. Jadi izinnya ada di<br />

Kominfo. Kami sedang berkonsultasi<br />

dengan aparatur pemerintahan<br />

yang lain," terangnya.<br />

Kadishub Kota Medan, Renward<br />

Parapat, yang menanggapi keresahan<br />

penarik becak terkait transportasi<br />

online menyatakan, Gojek<br />

sebagai salah satu sasaran pengunjuk<br />

rasa belum memiliki izin operasional.<br />

"Sekarang kan Gojek tidak<br />

izinnya. Apanya yang mau saya<br />

tindak di situ," ungkap Renward.<br />

Renward mengatakan, pihak<br />

Pemko Medan bisa saja mencabut<br />

izinnya. Namun karena tidak<br />

memiliki izin, ia mengatakan<br />

hanya bisa melakukan penindakan<br />

terhadap kendaraan angkutannya.<br />

"Kalau mereka (Gojek) punya izin,<br />

bisa saja dari walikota kita cabut<br />

izinnya," imbuhnya.<br />

Ia juga menyatakan akan melakukan<br />

kerjasama dengan pihak<br />

kepolisian untuk bersama menertibkan<br />

angkutan umum plat hitam.<br />

"Kami harus tetap koordinasi<br />

dengan pihak kepolisian dalam<br />

menertibkan kendaraan plat hitam.<br />

Kami kan dari Dinas<br />

Perhubungan bisa menertibkan<br />

itu bersama dengan kepolisian.<br />

Tentu kami harus berkoordinasi,"<br />

bebernya. (bar/adlan)<br />

DPRD Medan: Lakukan<br />

Pemetaan Ulang Lahan Parkir<br />

MEDAN-M24<br />

Dinas Perhubungan Medan<br />

diminta melakukan pemetaan<br />

ulang lahan parkir. Apalagi<br />

banyak parkir liar di Kota Medan<br />

yang belum ditata ulang. Hal ini<br />

untuk meningkatkan Pendapatan<br />

Asli Daerah (PAD) Kota Medan<br />

dari sektor retribusi parkir badan<br />

jalan. Terlebih di badan jalan yang<br />

masuk ke jalan nasional.<br />

"Perlu dianalisa kembali potensi<br />

areal parkir badan jalan di Medan<br />

ini," papar anggota Komisi D<br />

DPRD Kota Medan, Godfried<br />

Effendi Lubis, saat Kunker ke<br />

Kantor Dinas Perhubungan Kota<br />

Medan, Jln Pinang Baris Medan,<br />

Selasa (21/2).<br />

Godfried menambahkan,<br />

beberapa titik jalan nasional di<br />

Kota Medan, seperti Jln Gatot<br />

Subroto, Jln SM Raja dan Jln Yos<br />

Sudarso, masih banyak badan<br />

jalannya dipakai jadi areal parkir.<br />

"Lalu, kemana masuk retribusi<br />

parkir di badan jalan nasional itu,"<br />

pungkasnya.<br />

Senada, Ketua Komisi D DPRD<br />

Kota Medan, Sahat Simbolon,<br />

mengatakan, Dishub Medan<br />

seharusnya serius menertibkan<br />

areal parkir liar di Kota Medan.<br />

"Parkir-parkir liar yang tidak<br />

memiliki karcis parkir harus<br />

ditertibkan. Agar retribusi<br />

parkirnya bisa terarah dan mudah<br />

dikontrol," ujar Sahat, seraya<br />

menambahkan, Dishub Medan<br />

jangan tutup mata melihat<br />

fenomena parkir liar di Kota<br />

Medan. Jangan sampai ada kesan<br />

Dishub Medan membiarkan areal<br />

parkir-parkir liar di Kota Medan.<br />

Kepala Dishub Kota Medan,<br />

Renward Prapat, mengungkapkan,<br />

pihaknya optimis mampu<br />

mendapatkan PAD Kota Medan<br />

dari sektor retribusi parkir badan<br />

jalan sebesar Rp11 miliar di <strong>2017</strong>.<br />

Mengingat, saat ini, Bidang Parkir<br />

Dinas Perhubungan Kota Medan<br />

hanya bertugas untuk meningkatkan<br />

PAD dari sektor parkir saja dan<br />

tidak lagi fokus untuk menertibkan<br />

parkir liar. Soalnya, penertiban<br />

parkir liar saat ini sudah ditangani<br />

oleh Bidang Pengembangan dan<br />

Pengendalian Lalu Lintas Dinas<br />

Perhubungan Kota Medan. (bar)<br />

iklan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!