kimia-anorganik-taro-saito

02.04.2017 Views

an saat industri petrokimia memulai pengembangan dan merevolusi industri kimia polimer tinggi. 5.5 Logam golongan 14 Dari 10 isotop timah, Sn, 118 Sn (24.22%) dan 120 Sn (33.59%) adalah yang paling melimpah. Timah logam ada sebagai α timah (timah abu-abu), yang stabil di bawah 13.2 o C dan β tin yang stabil pada suhu yang lebih tinggi. Pada suhu rendah, transisi fasanya cepat. Senyawa timah divalen dan tetravalen umumnya dijumpai, dan senyawa-senyawa divalennya merupakan bahan reduktor. 208 Pb (52.4%) adalah isotop timbal paling melimpah. Timbal adalah hasil akhir peluruhan radioaktif alami dan memiliki 82 proton. Nomor atomnya 82 yang penting karena nomor ini adalah sangat stabil. Jadi Pb memiliki kelimpahan tinggi untuk unsur berat. Bilangan oksidasi divalen dan tetravalen adalah yang paling umum dijumpai dan biasanya timbal ada sebagai ion Pb 2+ kecuali dalam senyawa organologam. PbO 2 adalah senyawa timbal tetravalen yang dengan mudah menjadi timbal divalen, jadi PbO 2 oksidator yang sangat kuat. Walaupun tetraetil timbal sebelumnya digunakan sebagai bahan anti ketuk dalam bensin, di Jepang saat ini hanya bensin tanpa timbal saja yang diperbolehkan dipakai. Telah dikenal sejak tahun 1930-an bila Ge, Sn, atau Pb direduksi dengan natrium dalam amonia cair, terbentuk anion multi 4- 2- 4- inti seperti Ge 9 , Sn 5 , dan Pb 9 . Anion-anion ini disebut fasa Zintl. Anion multi-atom ini dikristalkan menggunakan kriptan, [Na(crypt)] 4 [Sn 9 ] dan strukturnya telah dielusidasi. Soal 5.1 Tuliskan reaksi setimbang pembentukan butilitium. 5.2 Kalium permanganat tidak larut dalam benzen tetapi larut dalam pelarut ini dengan kehadiran eter mahkota yang merupakan polieter siklis. Mengapa kelarutan kalium permanganat meningkat dengan kehadiran eter mahkota? 5.3 Mengapa trimetilaluminum disebut senyawa tuna elektron. 115

6 Kimia Logam Transisi Logam transisi memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor panas dan listrik yang baik dan menguap pada suhu tinggi. Walaupun digunakan luas dalam kehdupan sehari-hari, logam transisi yang biasanya kita jumpai terutama adalah besi, nikel, tembaga, perak, emas, platina, dan titanium. Namun, senyawa kompleks molekular, senyawa organologam, dan senyawa padatan seperti oksida, sulfida, dan halida logam transisi digunakan dalam berbagai riset kimia anorganik modern. Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas 56 dari 103 unsur. Logam-logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari unsur-unsur 3d dari Sc sampai Cu, 4d dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf sampai Au, dan blok f, yang terdiri dari unsur lantanoid dari La sampai Lu dan aktinoid dari Ac sampai Lr. Kimia unsur blok d dan blok f sangat berbeda. Bab ini mendeskripsikan sifat dan kimia logam transisi blok d. 6.1 Struktur kompleks logam a Atom pusat Sifat logam transisi blok d sangat berbeda antara logam deret pertama (3d) dan deret kedua (4d), walaupun perbedaan deret kedua dan ketiga (5d) tidak terlalu besar. Jari-jari logam dari skandium sampai tembaga (166 sampai 128 pm) lebih kecil daripada jari-jari itrium, Y, sampai perak, Ag, (178 sampai 144 pm) atau jari-jari, lantanum, sampai emas (188 sampau 146 pm). Lebih lanjut, senyawa logam transisi deret pertama jarang yang berkoordinasi 7, sementara logam transisi deret kedua dan ketiga dapat berkoordiasi 7-9. Cerium, Ce, (dengan radius 182 pm) ~ lutetium, Lu, (dengan radius 175 pm) terletak antara La dan Hf dan karena kontraksi lantanoid, jari-jari logam transisi deret kedua dan ketiga menunjukkan sedikit variasi. Logam transisi deret kedua dan ketiga berbilangan oksida lebih tinggi lebih stabil dari pada keadaan oksidasi tinggi logam transisi deret pertama. Contohnya meliputi tungsten heksakhlorida, WCl 6 , osmium tetroksida, OsO 4 , dan platinum heksafluorida, PtF 6 . Senyawa logam transisi deret pertama dalam bilangan oksidasi tinggi adalah oksidator kuat dan oleh karena itu mudah direduksi. Di pihak lain, sementara senyawa M(II) dan M(III) umum dijumpai pada logam transisi deret pertama, bilangan oksidasi ini jarang dijumpai pada unsur-unsur di deret kedua dan ketiga. Misalnya, hanya dikenal sedikit senyawa Mo(III) atau W(III) dibandingkan dengan senyawa 116

an saat industri petro<strong>kimia</strong> memulai pengembangan dan merevolusi industri <strong>kimia</strong><br />

polimer tinggi.<br />

5.5 Logam golongan 14<br />

Dari 10 isotop timah, Sn, 118 Sn (24.22%) dan 120 Sn (33.59%) adalah yang paling melimpah. Timah<br />

logam ada sebagai α timah (timah abu-abu), yang stabil di bawah 13.2 o C dan β tin yang stabil pada<br />

suhu yang lebih tinggi. Pada suhu rendah, transisi fasanya cepat. Senyawa timah divalen dan<br />

tetravalen umumnya dijumpai, dan senyawa-senyawa divalennya merupakan bahan reduktor.<br />

208<br />

Pb (52.4%) adalah isotop timbal paling melimpah. Timbal adalah hasil akhir peluruhan<br />

radioaktif alami dan memiliki 82 proton. Nomor atomnya 82 yang penting karena nomor ini<br />

adalah sangat stabil. Jadi Pb memiliki kelimpahan tinggi untuk unsur berat. Bilangan oksidasi<br />

divalen dan tetravalen adalah yang paling umum dijumpai dan biasanya timbal ada sebagai ion<br />

Pb 2+ kecuali dalam senyawa organologam. PbO 2 adalah senyawa timbal tetravalen yang dengan<br />

mudah menjadi timbal divalen, jadi PbO 2 oksidator yang sangat kuat.<br />

Walaupun tetraetil timbal sebelumnya digunakan sebagai bahan anti ketuk dalam bensin, di Jepang<br />

saat ini hanya bensin tanpa timbal saja yang diperbolehkan dipakai. Telah dikenal sejak tahun<br />

1930-an bila Ge, Sn, atau Pb direduksi dengan natrium dalam amonia cair, terbentuk anion multi<br />

4- 2- 4-<br />

inti seperti Ge 9 , Sn 5 , dan Pb 9 . Anion-anion ini disebut fasa Zintl. Anion multi-atom ini<br />

dikristalkan menggunakan kriptan, [Na(crypt)] 4 [Sn 9 ] dan strukturnya telah dielusidasi.<br />

Soal<br />

5.1 Tuliskan reaksi setimbang pembentukan butilitium.<br />

5.2 Kalium permanganat tidak larut dalam benzen tetapi larut dalam pelarut ini dengan<br />

kehadiran eter mahkota yang merupakan polieter siklis. Mengapa kelarutan kalium permanganat<br />

meningkat dengan kehadiran eter mahkota?<br />

5.3 Mengapa trimetilaluminum disebut senyawa tuna elektron.<br />

115

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!