kimia-anorganik-taro-saito
magnet. Selain metoda ini, metoda yang lebih sensitif adalah SQUID (superconducting quantum interference device) yang telah banyak digunakan untuk melakukan pengukuran sifat magnet. Paramagnetisme diinduksi oleh momen magnet permanen elektron tak berpasangan dalam molekul dan suseptibilitas molarnya berbanding lurus dengan momentum sudut spin elektron. Paramagnetisme kompleks logam transisi blok d yang memiliki elektron tak berpasangan dengan bilangan kuantum spin 1/2, dan setengah jumlah elektron tak berpasangan adalah bilangan kuantum spin total S. Oleh karena itu, momen magnet hanya berdasarkan spin secara teori dapat diturunkan mengikuti persamaan: µ = 2 S ( S + 1) µ = n( n + 2) µ B B µ Β = 9.274 x 10 -24 JT -1 adalah Bohr magneton. Banyak kompleks logam 3d menunjukkan kecocokan yang baik antara momen magnet yang diukur dengan neraca magnetik dan yang dihasilkan dari persamaan di atas. Hubungan antara jumlah elektron yang tak berpasangan dan suseptibilitas magnet kompleks diberikan di Tabel 6.3. Karena kecocokan ini dimungkinkan untuk menghitung jumlah elektron yang tidak berpasangan dari hasil pengukuran magnetiknya. Misalnya, misalnya kompleks Fe 3+ d 5 dengan momen magnet sekitar 1.7 µB adalah kompleks spin rendah dengan satu elektron tak berpasangan, tetapi Fe 3+ d 5 dengan momen magnet sekitar 5.9 µB adalah kompleks spin tinggi dengan 5 elektron tak berpasangan. Tabel 6.3 Jumlah elektron tak berpasangan dan momen magnet (µ B ). 137
Walaupun, momen magnetik yang terukur tidak lagi cocok dengan nilai spin saja bila kontribusi momentum sudut pada momen magnet total semakin besar. Khususnya dalam kompleks logam 5d, perbedaan antara yang diukur dan dihitung semakin besar. Latihan 6.3 Hitung momen magnetik spin saja spin rendah dan spin tinggi kompleks Fe 2+ . [Jawab] Karena kompleksnya berion pusat d 6 , spin tingginya akan memiliki 4 elektron tak berpasangan dan momen magnetnya adalah 4.90 µ B dan kompleks spin rendah tidak memiliki elektron tak berpasangan dan akan bersifat diamagnetik. Beberapa material padatan paramagnetik menjadi feromagnetik pada temperatur rendah membentuk domain magnetik, yang di dalamnya ribuan spin elektron paralel satu sama lain. Suhu transisi paramagnetik-feromagnetik disebut suhu Curie. Bila spin tersusun antiparalel satu sama lain, bahan menjadi antiferomagnetik, dan suhu transisi paramagnetik-anti-feromagnetik disebut suhu Neel. Bahan menjadi ferimagnetik bila spinnya tidak tepat saling menghilangkan, sehingga masih ada kemagnetannya. Kini, usaha untuk membuat ion logam paramagnetik tersusun untuk menginduksi interaksi feromagnetik antar spin-spinnya. Efek ini tidak mungkin dalam kompleks monointi. 6.3 Kimia organologam logam blok d Kimia organologam logam transisi masih relatif baru. Walaupun kompleks etilena platina yang disebut dengan garam Zeise, K[PtCl 3 (C 2 H 4 )], tetrakarbonilnikel, Ni(CO) 4 , dan pentakarboniliron, Fe(CO) 5 , yang kini diklasifikasikan senyawa organologam, telah dipreparasi di abad ke-19, ikatan dan strukturnya waktu itu belum dikeahui. Riset W. Hieber dkk pada senyawa karbonil logam merupakan penanda penting di tahun 1930-an, tetapi hasil-hasil studi ini sangat terbatas karena analisis struktur yang belum berkembang pada waktu itu. Penemuan ferosen, Fe(C 5 H 5 ) 2 , di tahun 1951 merupakan fenomena penting dalam kimia organologam. Modus ikatan yang sangat unik dalam senyawa ini menjadi sangat jelas terlihat dengan hasil analisis struktural kristal tunggal sinar-X, spektrum NMR, spektrum IR, dsb; dan merupakan titik awal perkembangan selanjutnya di bidang ini. Merupakan penemuan besar bahwa ferosen menunjukkan kestabilan termal yang tinggi walaupun ada anggapan umum ikatan logam transisi-karbon akan sangat tidak stabil. Namun dengan jelas ditunjukkan bahwa senyawa ini memiliki struktur berlapis dengan lima atom karbon gugus siklopentadienil terikat secara simultan 138
- Page 96 and 97: Gambar 4.15 Struktur spinel. Perovs
- Page 98 and 99: Gambar 4.17 Struktur Keggin. Anion
- Page 100 and 101: Gambar 4.18 Struktur S 5 2-, S 8 ,
- Page 102 and 103: (M = Pb, Sn, dan Cu; X = S, Se, dan
- Page 104 and 105: yang panjang sebelum unsur flourin
- Page 106 and 107: Tabel 4.8 Khlorida dan flourida kha
- Page 108 and 109: Tabel 4.9 Fluorida dan Khlorida kha
- Page 110 and 111: Paladium khlorida, PdCl 2 adalah pa
- Page 112 and 113: Cesium khlorida, CsCl. Padatan kris
- Page 114 and 115: xenon membentuk senyawa dengan vale
- Page 116 and 117: 5 Kimia Logam Golongan Utama Logam
- Page 118 and 119: ditangani dengan cukup mudah. Logam
- Page 120 and 121: digunakan sebagai sumber partikel
- Page 122 and 123: Senyawa organo-aluminum Senyawa-sen
- Page 124 and 125: an saat industri petrokimia memulai
- Page 126 and 127: Cr(III). Ion akua (ion dengan ligan
- Page 128 and 129: koordinasi 4 sampai 6 adalah yang p
- Page 130 and 131: Gambar 6.2 Pseudorotasi Berry. Komp
- Page 132 and 133: 6.2 Struktur electronik kompleks Di
- Page 134 and 135: Gambar 6.6 Pembelahan medan ligan d
- Page 136 and 137: Gambar 6.7 Perubahan energi orbital
- Page 138 and 139: di orbital yang lebih atas, sistemn
- Page 140 and 141: Gambar 6.10 Orbital molekul ikatan
- Page 142 and 143: Gambar 6.12 Perubahan energi akibat
- Page 144 and 145: Gambar 6.13 Spektrum absorpsi visib
- Page 148 and 149: pada atom besi. Walaupun berbagai m
- Page 150 and 151: menutupi tiga logam) berkoordinasi
- Page 152 and 153: Tabel 6.5 Haptisitas dan jumlah ele
- Page 154 and 155: Gambar 6.16 Struktur ferosen. Anali
- Page 156 and 157: Kompleks arena Senyawa aromatik ada
- Page 158 and 159: Tabel 6.7 Kompleks fosfin tersier (
- Page 160 and 161: Gambar 6.19 Struktur [CoH(N 2 )(PPh
- Page 162 and 163: Konsep ikatan tunggal antar logam y
- Page 164 and 165: Gambar 6.22 Tumpang tindih orbital
- Page 166 and 167: Kompleks kluster logam dapat secara
- Page 168 and 169: Gambar 6.25 Struktur [Fe 4 S 4 (SR)
- Page 170 and 171: Kestabilan termodinamika produk sub
- Page 172 and 173: medan ligan. Oleh karena itu, laju
- Page 174 and 175: 6.4 Usulkan cara sintesis selektif
- Page 176 and 177: Tabel 7.1 Sifat-sifat lantanoid Kar
- Page 178 and 179: T ln 2 0.693 = = λ λ Latihan 7.2
- Page 180 and 181: 8 Reaksi dan Sifat-sifat Fisik Bida
- Page 182 and 183: Reaksi sisipan Dalam reaksi suatu l
- Page 184 and 185: 8.2 Bioanorganik Banyak reaksi biol
- Page 186 and 187: Fiksasi nitrogen Reaksi yang mengub
- Page 188 and 189: eduksi Mn(IV) menjadi Mn (II) dalam
- Page 190 and 191: Gambar 8.4 Struktur YBa 2 Cu 3 O 7-
- Page 192 and 193: Kemagnetan Bahan magnetik dibagi at
- Page 194 and 195: Solusi 1.1 2.1 2.2 Dalam ikatan σ,
magnet. Selain metoda ini, metoda yang lebih sensitif adalah SQUID (superconducting quantum<br />
interference device) yang telah banyak digunakan untuk melakukan pengukuran sifat magnet.<br />
Paramagnetisme diinduksi oleh momen magnet permanen elektron tak berpasangan dalam<br />
molekul dan suseptibilitas molarnya berbanding lurus dengan momentum sudut spin elektron.<br />
Paramagnetisme kompleks logam transisi blok d yang memiliki elektron tak berpasangan dengan<br />
bilangan kuantum spin 1/2, dan setengah jumlah elektron tak berpasangan adalah bilangan<br />
kuantum spin total S. Oleh karena itu, momen magnet hanya berdasarkan spin secara teori dapat<br />
diturunkan mengikuti persamaan:<br />
µ = 2 S ( S + 1) µ = n(<br />
n + 2)<br />
µ<br />
B<br />
B<br />
µ Β = 9.274 x 10 -24 JT -1 adalah Bohr magneton.<br />
Banyak kompleks logam 3d menunjukkan kecocokan yang baik antara momen magnet yang<br />
diukur dengan neraca magnetik dan yang dihasilkan dari persamaan di atas. Hubungan antara<br />
jumlah elektron yang tak berpasangan dan suseptibilitas magnet kompleks diberikan di Tabel 6.3.<br />
Karena kecocokan ini dimungkinkan untuk menghitung jumlah elektron yang tidak berpasangan<br />
dari hasil pengukuran magnetiknya. Misalnya, misalnya kompleks Fe 3+ d 5 dengan momen magnet<br />
sekitar 1.7 µB adalah kompleks spin rendah dengan satu elektron tak berpasangan, tetapi Fe 3+ d 5<br />
dengan momen magnet sekitar 5.9 µB adalah kompleks spin tinggi dengan 5 elektron tak<br />
berpasangan.<br />
Tabel 6.3 Jumlah elektron tak berpasangan dan momen magnet (µ B ).<br />
137