kimia-anorganik-taro-saito
Gambar 6.19 Struktur [CoH(N 2 )(PPh 3 ) 3 ]. Dalam kebanyakan kompleks dinitrogen, N 2 dikoordinasikan dengan logam melalui satu atom nitrogen. Jadi, ikatan M-N≡N umum dijumpai dan ada beberapa kompleks yang kedua atom nitrogennya terikat pada logam dengan modus koordinasi η 2 . Tahun 1975, kompleks dengan dinitrogen terkoordinasi pada molibdenum ditemukan dapat diprotonasi dengan asam mineral membentuk amonia, seperti dalam reaksi berikut. Elektron yang diperlukan untuk reduksi diberikan oleh molibdenum dalam bilangan oksidasi rendah sebagaimana ditunjukkan dalam reaksi ini. [Mo(Pme 2 Ph) 4 (N 2 ) 2 ] + 6 H + → 2 NH 3 + N 2 + Mo(V) + …. Walaupun berbagai usaha untuk mempreparasi amonia dan senyawa organik dari berbagai kompleks dinitrogen, sampai saat ini belum ditemukan sistem fiksasi nitrogen yang sama dengan sistem fiksasi biologis. Sintesis amonia merupakan proses industri yang telah lama dikenal dan parameternya telah dipelajari dengan ekstensif dan nampaknya kecil kemungkinan untuk peningkatannya. Namun, mengelusidasi mekanisme reaksi fiksasi nitrogen secara biologis pada suhu dan tekanan kamar tetap merupakan tantangan utama bioanorganik. Kompleks dioksigen Walaupun sudah lama dikenal bahwa kompleks basa Schiff kobalt mengabsorpsi oksigen, penemuan kompleks Vaska, [IrCl(CO)(PPh 3 ) 2 ], yang mengkoordinasikan dioksigen secara reversibel membentuk [IrCl(CO)(PPh 3 ) 2 (O2)] sangat signifikan. Dalam kompleks ini, dua atom 2- oksigen terikat pada iridium (melalui sisi), dan dioksigen mempunyai karakter peroksida (O 2 ). Namun, banyak dikenal pula kompleks superoksida (O 2- ) yang hanya mempunyai satu atom 151
oksigen diikat pada atom logam. Ada juga kompleks dioksigen binuklir dengan O 2 menjembatani dua logam. Hubungan antara koordinasi dioksigen yang reversibel dengan kereaktifannya sangat penting dalam hubungannya dengan sifat dioksigen dalam sistem hidup (lihat bagian 8.2 (a)). e Ikatan logam-logam Konsep pembentukan ikatan koordinasi antara ligan dan logam yang diusulkan oleh A Werner merupakan dasar perkembangan kimia kompleks. Modus ikatan dan struktur senyawa kompleks yang dikenal telah menjadi petunjuk bagi sintesis senyawa-senyawa baru. Untuk kompleks dinuklir atau polinuklir yang mengandung dua atau lebih logam, cukup untuk memperhatikan hanya ikatan logam dan ligan. Konsep ikatan langsung antar logam muncul akibat perlunya menjelaskan kimia struktural logam karbonil dinuklir yang memiliki bagian struktur dengan jumlah elektron ganjil. Dua satuan Mn(CO) 5 dalam Mn 2 (CO) 10 dihubungkan dengan ikatan Mn-Mn (Gambar 6.20) tanpa bantuan ligan jembatan. Berdasarkan analisis struktural dengan sinar-X (1963), jarak Mn-Mn adalah 292 pm yang lebih panjang secara signifikan dibandingkan dua kali jari-jari atom Mn, 127 pm, ikatan langsung Mn-Mn tanpa ligan jembatan karbonil yang diusulkan. Sifat diamagnetik senyawa ini mengindikasikan struktur dengan elektron genap (18 elektron) dengan cara menggunakan bersama elektron dari dua lingkungan Mn d 7 (17 elektron), masingmasing dengan lima ligan karbonil. Mirip dengan itu dapat disimpulkan bahwa Co 2 (CO) 8 , dengan dua ligan jembatan karbonil, harus memiliki ikatan Co-Co agar sifat diamagnetiknya dapat dijelaskan. Gambar 6.20 Struktur Mn 2 (CO) 10 . 152
- Page 110 and 111: Paladium khlorida, PdCl 2 adalah pa
- Page 112 and 113: Cesium khlorida, CsCl. Padatan kris
- Page 114 and 115: xenon membentuk senyawa dengan vale
- Page 116 and 117: 5 Kimia Logam Golongan Utama Logam
- Page 118 and 119: ditangani dengan cukup mudah. Logam
- Page 120 and 121: digunakan sebagai sumber partikel
- Page 122 and 123: Senyawa organo-aluminum Senyawa-sen
- Page 124 and 125: an saat industri petrokimia memulai
- Page 126 and 127: Cr(III). Ion akua (ion dengan ligan
- Page 128 and 129: koordinasi 4 sampai 6 adalah yang p
- Page 130 and 131: Gambar 6.2 Pseudorotasi Berry. Komp
- Page 132 and 133: 6.2 Struktur electronik kompleks Di
- Page 134 and 135: Gambar 6.6 Pembelahan medan ligan d
- Page 136 and 137: Gambar 6.7 Perubahan energi orbital
- Page 138 and 139: di orbital yang lebih atas, sistemn
- Page 140 and 141: Gambar 6.10 Orbital molekul ikatan
- Page 142 and 143: Gambar 6.12 Perubahan energi akibat
- Page 144 and 145: Gambar 6.13 Spektrum absorpsi visib
- Page 146 and 147: magnet. Selain metoda ini, metoda y
- Page 148 and 149: pada atom besi. Walaupun berbagai m
- Page 150 and 151: menutupi tiga logam) berkoordinasi
- Page 152 and 153: Tabel 6.5 Haptisitas dan jumlah ele
- Page 154 and 155: Gambar 6.16 Struktur ferosen. Anali
- Page 156 and 157: Kompleks arena Senyawa aromatik ada
- Page 158 and 159: Tabel 6.7 Kompleks fosfin tersier (
- Page 162 and 163: Konsep ikatan tunggal antar logam y
- Page 164 and 165: Gambar 6.22 Tumpang tindih orbital
- Page 166 and 167: Kompleks kluster logam dapat secara
- Page 168 and 169: Gambar 6.25 Struktur [Fe 4 S 4 (SR)
- Page 170 and 171: Kestabilan termodinamika produk sub
- Page 172 and 173: medan ligan. Oleh karena itu, laju
- Page 174 and 175: 6.4 Usulkan cara sintesis selektif
- Page 176 and 177: Tabel 7.1 Sifat-sifat lantanoid Kar
- Page 178 and 179: T ln 2 0.693 = = λ λ Latihan 7.2
- Page 180 and 181: 8 Reaksi dan Sifat-sifat Fisik Bida
- Page 182 and 183: Reaksi sisipan Dalam reaksi suatu l
- Page 184 and 185: 8.2 Bioanorganik Banyak reaksi biol
- Page 186 and 187: Fiksasi nitrogen Reaksi yang mengub
- Page 188 and 189: eduksi Mn(IV) menjadi Mn (II) dalam
- Page 190 and 191: Gambar 8.4 Struktur YBa 2 Cu 3 O 7-
- Page 192 and 193: Kemagnetan Bahan magnetik dibagi at
- Page 194 and 195: Solusi 1.1 2.1 2.2 Dalam ikatan σ,
- Page 196 and 197: 5.1 2 Li + C 4 H 9 Br ➝ LiC 4 H 9
- Page 198 and 199: Proses Haber-Bosch menggunakan kata
- Page 200 and 201: Indeks 2-pusat 2-elektron .........
- Page 202: struktur Lewis ....................
Gambar 6.19 Struktur [CoH(N 2 )(PPh 3 ) 3 ].<br />
Dalam kebanyakan kompleks dinitrogen, N 2 dikoordinasikan dengan logam melalui satu atom<br />
nitrogen. Jadi, ikatan M-N≡N umum dijumpai dan ada beberapa kompleks yang kedua atom<br />
nitrogennya terikat pada logam dengan modus koordinasi η 2 . Tahun 1975, kompleks dengan<br />
dinitrogen terkoordinasi pada molibdenum ditemukan dapat diprotonasi dengan asam mineral<br />
membentuk amonia, seperti dalam reaksi berikut. Elektron yang diperlukan untuk reduksi<br />
diberikan oleh molibdenum dalam bilangan oksidasi rendah sebagaimana ditunjukkan dalam<br />
reaksi ini.<br />
[Mo(Pme 2 Ph) 4 (N 2 ) 2 ] + 6 H +<br />
→ 2 NH 3 + N 2 + Mo(V) + ….<br />
Walaupun berbagai usaha untuk mempreparasi amonia dan senyawa organik dari berbagai<br />
kompleks dinitrogen, sampai saat ini belum ditemukan sistem fiksasi nitrogen yang sama dengan<br />
sistem fiksasi biologis. Sintesis amonia merupakan proses industri yang telah lama dikenal dan<br />
parameternya telah dipelajari dengan ekstensif dan nampaknya kecil kemungkinan untuk<br />
peningkatannya. Namun, mengelusidasi mekanisme reaksi fiksasi nitrogen secara biologis pada<br />
suhu dan tekanan kamar tetap merupakan tantangan utama bio<strong>anorganik</strong>.<br />
Kompleks dioksigen<br />
Walaupun sudah lama dikenal bahwa kompleks basa Schiff kobalt mengabsorpsi oksigen,<br />
penemuan kompleks Vaska, [IrCl(CO)(PPh 3 ) 2 ], yang mengkoordinasikan dioksigen secara<br />
reversibel membentuk [IrCl(CO)(PPh 3 ) 2 (O2)] sangat signifikan. Dalam kompleks ini, dua atom<br />
2-<br />
oksigen terikat pada iridium (melalui sisi), dan dioksigen mempunyai karakter peroksida (O 2 ).<br />
Namun, banyak dikenal pula kompleks superoksida (O 2- ) yang hanya mempunyai satu atom<br />
151