kimia-anorganik-taro-saito
Fosfor putih adalah molekul dengan komposisi P 4 (Gambar 4.7). Fosfor putih memiliki titik leleh rendah (mp 44.1 o C) dan larut dalam benzen atau karbon disulfida. Karena fosfor putih piroforik dan sangat beracun, fosfor putih harus ditangani dengan hati-hati. Gambar 4.7 Strktur fosfor putih. Fosfor merah berstruktur amorf dan strukturnya tidak jelas. Komponen utamanya diasumsikan berupa rantai yang dibentuk dengan polimerisasi molekul P 4 sebagai hasil pembukaan satu ikatan P-P. Fosfor merah tidak bersifat piroforik dan tidak beracun, dan digunakan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memproduksi korek, dsb. Fosfor hitam adalah isotop yang paling stabil dan didapatkan dari fosfor putih pada tekanan tinggi (sekitar 8 GPa). Fosfor hitam memiliki kilap logam dan berstruktur lamelar. Walaupun fosfor hitam bersifat semikonduktor pada tekanan normal, fosfor hitam menunjukkan sifat logam pada tekanan tinggi (10 GPa). Senyawa fosfor sebagai ligan Fosfin tersier, PR 3 , dan fosfit tersier, P(OR) 3 , merupakan ligan yang sangat penting dalam kimia kompleks logam transisi. Khususnya trifenilfosfin, P(C 6 H 5 ) 3 , trietil fosfin, P(C 2 H 5 ) 3 , dan turunannya merupakan ligan yang sangat berguna dalam banyak senyawa kompleks, sebab dimungkinkan untuk mengontrol dengan tepat sifat elektronik dan sterik dengan memodifikasi substituennya (rujuk bagian 6.3 (c)). Walaupun ligan-ligan ini adalah donor sigma, ligan-ligan ini dapat menunjukkan karakter penerima pi dengan mengubah substituennya menjadi penerima elektron Ph (fenil), OR, Cl, F, dsb. Urutan karakter penerima elektron diperkirakan dari frekuensi 67
uluran C-O dan pergeseran kimia 13 C NMR senyawa logam karbonil fosfin atau fosfit tersubstitusi adalah sbb (Ar adalah aril dan R adalah alkil). PF 3 > PCl 3 > P(OAr) 3 > P(OR) 3 > PAr 3 > PRAr 2 > PR 2 Ar > PR 3 Di pihak lain, C. A. Tolman telah mengusulkan sudut pada ujung kerucut yang mengelilingi substituen ligan fosfor pada jarak kontak van der Waals dapat digunakan sebagai parameter untuk mengukur keruahan sterik fosfin atau fosfit. Parameter ini, disebut sudut kerucut, dan telah digunakan secara meluas (Gambar 4.8). Bila sudut kerucut besar, bilangan koordinasi akan menurun karena halangan sterik, dan konstanta kesetimbangan disosiasi dan laju disosiasi ligan fosfor menjadi lebih besar (Tabel 4.2). Ungkapan numerik efek sterik sangat bermanfaat dan banyak studi telah dilakukan untuk mempelajari hal ini. Gambar 4.8 Sudut kerucut. Tabel 4.2 Sudut kerucut fosfin dan fosfit tersier. 68
- Page 26 and 27: menentukan jarak antar ion d. A ada
- Page 28 and 29: Gambar 2.3 Susunan ccp bola. Bila k
- Page 30 and 31: Kisi dengan bola lain di pusat kisi
- Page 32 and 33: Gambar 2.7 Struktur NaCl. Cesium kh
- Page 34 and 35: [Jawab] empat kation ada di dalam s
- Page 36 and 37: susunan terjejal anion. Gambar 2.12
- Page 38 and 39: Unsur-unsur gas mulia memiliki stru
- Page 40 and 41: Tabel 2.6 Ke-elektronegativan Pauli
- Page 42 and 43: Walaupun definisi Mulliken jelas se
- Page 44 and 45: Gambar 2.15 Pembentukan orbital mol
- Page 46 and 47: Gambar 2.18 Orbital molekul H 2 . T
- Page 48 and 49: Orbital molekul dua atom yang berbe
- Page 50 and 51: Teori besar dan evaluasi Teori elek
- Page 52 and 53: Proses yang secara termodinamika ir
- Page 54 and 55: Zn +2 (aq) + 2 e - → Zn(s) ∆G 0
- Page 56 and 57: molibdenum adalah reduktor dan beru
- Page 58 and 59: Oleh karena itu, mengurutkan kekuat
- Page 60 and 61: memberikan H + ke air, membentuk H
- Page 62 and 63: logam diklasifikasikan dalam urutan
- Page 64 and 65: 4 Kimia Unsur Non-Logam Ada sekitar
- Page 66 and 67: Litium hidrida, LiH, senyawa krista
- Page 68 and 69: yang menunjukkan sifat hantaran log
- Page 70 and 71: Teori baru diusulkan untuk menjelas
- Page 72 and 73: Tidak hanya diboran, boran yang leb
- Page 74 and 75: Fuleren adalah nama generik untuk a
- Page 78 and 79: 4.3 Oksigen dan oksida a Oksigen Di
- Page 80 and 81: menggunakan reaksi katalitik sangat
- Page 82 and 83: Aluminosilikat Terdapat banyak mine
- Page 84 and 85: Tabel 4.4 Berbagai oksida khas unsu
- Page 86 and 87: Dengan oksidasi satu elektron, NO 2
- Page 88 and 89: Oksida dengan komposisi di antara f
- Page 90 and 91: semikonduktor, konduktor bahkan sup
- Page 92 and 93: Gambar 4.12 Struktur Cs 11 O 3 Oksi
- Page 94 and 95: Mangan dioksida, MnO 2 , cenderung
- Page 96 and 97: Gambar 4.15 Struktur spinel. Perovs
- Page 98 and 99: Gambar 4.17 Struktur Keggin. Anion
- Page 100 and 101: Gambar 4.18 Struktur S 5 2-, S 8 ,
- Page 102 and 103: (M = Pb, Sn, dan Cu; X = S, Se, dan
- Page 104 and 105: yang panjang sebelum unsur flourin
- Page 106 and 107: Tabel 4.8 Khlorida dan flourida kha
- Page 108 and 109: Tabel 4.9 Fluorida dan Khlorida kha
- Page 110 and 111: Paladium khlorida, PdCl 2 adalah pa
- Page 112 and 113: Cesium khlorida, CsCl. Padatan kris
- Page 114 and 115: xenon membentuk senyawa dengan vale
- Page 116 and 117: 5 Kimia Logam Golongan Utama Logam
- Page 118 and 119: ditangani dengan cukup mudah. Logam
- Page 120 and 121: digunakan sebagai sumber partikel
- Page 122 and 123: Senyawa organo-aluminum Senyawa-sen
- Page 124 and 125: an saat industri petrokimia memulai
Fosfor putih adalah molekul dengan komposisi P 4 (Gambar 4.7). Fosfor putih memiliki titik<br />
leleh rendah (mp 44.1 o C) dan larut dalam benzen atau karbon disulfida. Karena fosfor putih<br />
piroforik dan sangat beracun, fosfor putih harus ditangani dengan hati-hati.<br />
Gambar 4.7 Strktur fosfor putih.<br />
Fosfor merah berstruktur amorf dan strukturnya tidak jelas. Komponen utamanya diasumsikan<br />
berupa rantai yang dibentuk dengan polimerisasi molekul P 4 sebagai hasil pembukaan satu ikatan<br />
P-P. Fosfor merah tidak bersifat piroforik dan tidak beracun, dan digunakan dalam jumlah yang<br />
sangat banyak untuk memproduksi korek, dsb.<br />
Fosfor hitam adalah isotop yang paling stabil dan didapatkan dari fosfor putih pada tekanan<br />
tinggi (sekitar 8 GPa). Fosfor hitam memiliki kilap logam dan berstruktur lamelar. Walaupun<br />
fosfor hitam bersifat semikonduktor pada tekanan normal, fosfor hitam menunjukkan sifat logam<br />
pada tekanan tinggi (10 GPa).<br />
Senyawa fosfor sebagai ligan<br />
Fosfin tersier, PR 3 , dan fosfit tersier, P(OR) 3 , merupakan ligan yang sangat penting dalam <strong>kimia</strong><br />
kompleks logam transisi. Khususnya trifenilfosfin, P(C 6 H 5 ) 3 , trietil fosfin, P(C 2 H 5 ) 3 , dan<br />
turunannya merupakan ligan yang sangat berguna dalam banyak senyawa kompleks, sebab<br />
dimungkinkan untuk mengontrol dengan tepat sifat elektronik dan sterik dengan memodifikasi<br />
substituennya (rujuk bagian 6.3 (c)). Walaupun ligan-ligan ini adalah donor sigma, ligan-ligan ini<br />
dapat menunjukkan karakter penerima pi dengan mengubah substituennya menjadi penerima<br />
elektron Ph (fenil), OR, Cl, F, dsb. Urutan karakter penerima elektron diperkirakan dari frekuensi<br />
67