Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Gambar 4.12 Struktur Cs 11 O 3<br />
Oksida 3-dimensi<br />
Oksida logam alkali, M 2 O (M adalah Li, Na, K, dan Rb), mempunyai struktur antifluorit (lihat<br />
bagian 2.2 (e)), dan Cs 2 O berstruktur lamelar anti-CdCl 2 (lihat bagian 4.5 (d)). M 2 O terbentuk<br />
bersama dengan peroksida M 2 O 2 bila logam alkali dibakar di udara, tetapi M 2 O menjadi produk<br />
utama bila jumlah oksigennya kurang dari yang diperlukan secara stoikiometris. Atau, M 2 O<br />
didapatkan dengan pirolisis M 2 O 2 setelah oksidasi sempurna logam. Peroksida M 2 O 2 (M adalah<br />
Li, Na, K, Rb, dan Cs) dapat dianggap sebagai garam dari asam berbasa dua H 2 O 2 . Na 2 O 2<br />
digunakan di industri sebagai bahan pengelantang. Superoksida MO 2 (M adalah K, Rb, dan Cs)<br />
mengandung ion paramagnetik O 2- , dan distabilkan dengan kation logam alkali yang besar. Bila<br />
ada kekurangan oksigen selama reaksi oksidasi logam alkali, sub-oksida seperti Rb 9 O 2 atau Cs 11 O 3<br />
terbentuk. Sub-oksida ini menunjukkan sifat logam dan memiliki kilap yang menarik (Gambar<br />
4.12). Beberapa oksida lain yang rasio logam alkali dan oksigennya bervariasi, seperti M 2 O 3 , juga<br />
telah disintesis.<br />
Oksida logam jenis MO<br />
Kecuali BeO (yang berstruktur wurtzit), struktur dasar oksida logam golongan 2 MO adalah<br />
garam dapur. Oksida logam ini didapatkan dari kalsinasi logam karbonatnya. Titik lelehnya<br />
sangat tingggi dan semuanya menunjukkan sifat refraktori. Khususnya kalsium oksida, CaO,<br />
dihasilkan dan digunakan dalam jumlah besar. Struktur dasar oksida logam MO (Ti, Zr, V, Mn,<br />
Fe, Co, Ni, Eu, Th, dan U) juga garam dapur, tetapi oksida-oksida ini mempunyai struktur defek<br />
83