kimia-anorganik-taro-saito
Mangan dioksida, MnO 2 , cenderung memiliki sifat non-stoikiometrik bila dihasilkan dengan reaksi mangan nitrat dan udara, walaupun reaksi mangan dengan oksigen memberikan hasil MnO 2 yang hampir stoikiometrik. Reaksi mangan dioksida dan asam khlorida berikut sangat bermanfaat untuk menghasilkan khlorin di laboratorium: MnO 2 + 4 HCl → MnCl 2 + Cl 2 + 2 H 2 O Zirkonium dioksida, ZrO 2 , memiliki titik leleh sangat tinggi (2700 °C), dan resisten pada asam dan basa. Zirkonium oksida juga merupakan bahan yang keras dan digunakan untuk krusibel atau bata tahan api. Namun, karena zirkonium oksida murni mengalami transisi fasa pada 1100 o C dan 2300 o C yang menghasilkan keretakan, maka digunakan larutan padat zirkonium oksida dan CaO atau MgO untuk bahan tahan api. Larutan padat ini disebut zirkonia yang distabilkan. Oksida M 2 O 3 Struktur paling penting oksida berkomposisi ini adalah korundum (M = Al, Ga, Ti, V, Cr, Fe, dan Rh). Dalam struktur korundum 2/3 lubang oktahedra dalam susunan hcp atom oksigen diisi oleh M 3+ . Dari dua bentuk alumina, Al 2 O 3 , α alumina dan γ alumina, α alumina berstruktur korundum dan sangat keras. α alumina tidak reaktif pada air maupun asam. Alumina merupakan komponen utama perhiasan, seperti rubi dan safir. Lebih lanjut, berbagai keramik maju (material porselain fungsional) menggunakan sifat α-alumina yang telah dikembangkan. Di pihak lain, γ alumina mempunyai struktur spinel yang defek, dan alumina jenis ini mengadsorbsi air dan larut dalam asam, dan inilah yang merupakan komponen dasar alumina yang diaktivasi. Alumina ini banyak manfaatnya termasuk katalis, pendukung katalis, dan dalam kromatografi. Oksida MO 3 Renium oksida atau wolfram oksida merupakan senyawa penting dengan komposisi ini. Renium trioksida adalah senyawa merah tua yang disintesis dari renium dan oksigen memiliki kilap logam dan konduktivitas logam. ReO 3 memiliki susunan tiga dimensi ReO 6 oktahedra yang menggunakan bersama sudut-sudutnya dan sangat teratur (Gambar 4.14). 85
Gambar 4.14 Struktur ReO 3 . Tungsten trioksida, WO 3 , adalah satu-satunya oksida yang menunjukkan berbagai transisi fasa dekat suhu kamar dan paling tidak ada tujuh polimorf yang dikenal. Polimorf-polimorf ini memiliki struktur tiga dimensi jenis ReO 3 tersusun atas oktahedra WO 6 yang berbagai sudut. Bila senyawa ini dipanaskan di vakum atau dengan tungsten serbuk terjadi reduksi dan berbagai oksida dengan komposisi yang rumit (W 18 O 49 , W 20 O 58 , dsb.) dihasilkan. Oksida molibdenum yang mirip juga dikenal dan oksida-oksida ini telah dianggap non-stoikiometrik sebelum A. Magneli menemukan bahwa sebenarnya senyawa-senyawa ini stoikiometrik. Oksida logam campuran Spinel, MgAl 2 O 4 , memiliki struktur dengan Mg 2+ menempati 1/8 lubang tetrahedral dan Al 3+ menempati 1/2 lubang oktahedral dari susunan ccp atom oksigen (Gambar 4.15). Di antara oksida dengan komposisi A 2+ B 3+ 2O 4 ( A 2+ adalah Mg, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Zn, Cd, Sn, dan B 3+ adalah Al, Ga, In, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, dan Rh), bila lubang tetrahedralnya diisi oleh A 2+ dihasilkan spinel normal, bila diisi B 3+ dihasilkanlah spinel inversi. Mineral spinel memiliki struktur spinel normal, sementara MgFe 2 O 4 dan Fe 3 O 4 memiliki struktur inversi. Energi penstabilan medan kristal (lihat bagian 6.2 (a)) berbeda bergantung apakah medan kristal atom oksigen berbentuk oktahedral atau tetrahedral. Oleh karena itu, bila komponen logamnya adalah logam transisi, perbedaan energinya merupakan faktor yang menentukan distribusi kation (apakah spinel normal atau invers yang akan diadopsi). 86
- Page 44 and 45: Gambar 2.15 Pembentukan orbital mol
- Page 46 and 47: Gambar 2.18 Orbital molekul H 2 . T
- Page 48 and 49: Orbital molekul dua atom yang berbe
- Page 50 and 51: Teori besar dan evaluasi Teori elek
- Page 52 and 53: Proses yang secara termodinamika ir
- Page 54 and 55: Zn +2 (aq) + 2 e - → Zn(s) ∆G 0
- Page 56 and 57: molibdenum adalah reduktor dan beru
- Page 58 and 59: Oleh karena itu, mengurutkan kekuat
- Page 60 and 61: memberikan H + ke air, membentuk H
- Page 62 and 63: logam diklasifikasikan dalam urutan
- Page 64 and 65: 4 Kimia Unsur Non-Logam Ada sekitar
- Page 66 and 67: Litium hidrida, LiH, senyawa krista
- Page 68 and 69: yang menunjukkan sifat hantaran log
- Page 70 and 71: Teori baru diusulkan untuk menjelas
- Page 72 and 73: Tidak hanya diboran, boran yang leb
- Page 74 and 75: Fuleren adalah nama generik untuk a
- Page 76 and 77: Fosfor putih adalah molekul dengan
- Page 78 and 79: 4.3 Oksigen dan oksida a Oksigen Di
- Page 80 and 81: menggunakan reaksi katalitik sangat
- Page 82 and 83: Aluminosilikat Terdapat banyak mine
- Page 84 and 85: Tabel 4.4 Berbagai oksida khas unsu
- Page 86 and 87: Dengan oksidasi satu elektron, NO 2
- Page 88 and 89: Oksida dengan komposisi di antara f
- Page 90 and 91: semikonduktor, konduktor bahkan sup
- Page 92 and 93: Gambar 4.12 Struktur Cs 11 O 3 Oksi
- Page 96 and 97: Gambar 4.15 Struktur spinel. Perovs
- Page 98 and 99: Gambar 4.17 Struktur Keggin. Anion
- Page 100 and 101: Gambar 4.18 Struktur S 5 2-, S 8 ,
- Page 102 and 103: (M = Pb, Sn, dan Cu; X = S, Se, dan
- Page 104 and 105: yang panjang sebelum unsur flourin
- Page 106 and 107: Tabel 4.8 Khlorida dan flourida kha
- Page 108 and 109: Tabel 4.9 Fluorida dan Khlorida kha
- Page 110 and 111: Paladium khlorida, PdCl 2 adalah pa
- Page 112 and 113: Cesium khlorida, CsCl. Padatan kris
- Page 114 and 115: xenon membentuk senyawa dengan vale
- Page 116 and 117: 5 Kimia Logam Golongan Utama Logam
- Page 118 and 119: ditangani dengan cukup mudah. Logam
- Page 120 and 121: digunakan sebagai sumber partikel
- Page 122 and 123: Senyawa organo-aluminum Senyawa-sen
- Page 124 and 125: an saat industri petrokimia memulai
- Page 126 and 127: Cr(III). Ion akua (ion dengan ligan
- Page 128 and 129: koordinasi 4 sampai 6 adalah yang p
- Page 130 and 131: Gambar 6.2 Pseudorotasi Berry. Komp
- Page 132 and 133: 6.2 Struktur electronik kompleks Di
- Page 134 and 135: Gambar 6.6 Pembelahan medan ligan d
- Page 136 and 137: Gambar 6.7 Perubahan energi orbital
- Page 138 and 139: di orbital yang lebih atas, sistemn
- Page 140 and 141: Gambar 6.10 Orbital molekul ikatan
- Page 142 and 143: Gambar 6.12 Perubahan energi akibat
Mangan dioksida, MnO 2 , cenderung memiliki sifat non-stoikiometrik bila dihasilkan dengan reaksi<br />
mangan nitrat dan udara, walaupun reaksi mangan dengan oksigen memberikan hasil MnO 2 yang<br />
hampir stoikiometrik. Reaksi mangan dioksida dan asam khlorida berikut sangat bermanfaat<br />
untuk menghasilkan khlorin di laboratorium:<br />
MnO 2 + 4 HCl → MnCl 2 + Cl 2 + 2 H 2 O<br />
Zirkonium dioksida, ZrO 2 , memiliki titik leleh sangat tinggi (2700 °C), dan resisten pada asam dan<br />
basa. Zirkonium oksida juga merupakan bahan yang keras dan digunakan untuk krusibel atau<br />
bata tahan api. Namun, karena zirkonium oksida murni mengalami transisi fasa pada 1100 o C dan<br />
2300 o C yang menghasilkan keretakan, maka digunakan larutan padat zirkonium oksida dan CaO<br />
atau MgO untuk bahan tahan api. Larutan padat ini disebut zirkonia yang distabilkan.<br />
Oksida M 2 O 3<br />
Struktur paling penting oksida berkomposisi ini adalah korundum (M = Al, Ga, Ti, V, Cr, Fe,<br />
dan Rh). Dalam struktur korundum 2/3 lubang oktahedra dalam susunan hcp atom oksigen diisi<br />
oleh M 3+ . Dari dua bentuk alumina, Al 2 O 3 , α alumina dan γ alumina, α alumina berstruktur<br />
korundum dan sangat keras. α alumina tidak reaktif pada air maupun asam. Alumina merupakan<br />
komponen utama perhiasan, seperti rubi dan safir. Lebih lanjut, berbagai keramik maju<br />
(material porselain fungsional) menggunakan sifat α-alumina yang telah dikembangkan. Di pihak<br />
lain, γ alumina mempunyai struktur spinel yang defek, dan alumina jenis ini mengadsorbsi air dan<br />
larut dalam asam, dan inilah yang merupakan komponen dasar alumina yang diaktivasi. Alumina<br />
ini banyak manfaatnya termasuk katalis, pendukung katalis, dan dalam kromatografi.<br />
Oksida MO 3<br />
Renium oksida atau wolfram oksida merupakan senyawa penting dengan komposisi ini. Renium<br />
trioksida adalah senyawa merah tua yang disintesis dari renium dan oksigen memiliki kilap logam<br />
dan konduktivitas logam. ReO 3 memiliki susunan tiga dimensi ReO 6 oktahedra yang<br />
menggunakan bersama sudut-sudutnya dan sangat teratur (Gambar 4.14).<br />
85