Ulin News 2017
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MENCIPTAKAN RUMAH SAKIT<br />
YANG BERSIH<br />
Oleh: Rachmad Arifuddin, AMKL<br />
Kepala Instalasi Sanitasi & Pengelolaan Limbah<br />
Rumah Sakit menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 adalah institusi<br />
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan<br />
perorangan secara paripurna. Pelayanan Kesehatan Paripurna<br />
adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Oleh<br />
karena itu Rumah Sakit bukan hanya melayani pasien dengan cara pengobatan (kuratif dan<br />
rehabilitatif) tetapi juga harus melayani masyarakat dengan cara menjaga lingkungan tempat<br />
Rumah Sakit itu berada agar bersih dan bebas dari sumber penyakit infeksius (promotif dan<br />
preventif).<br />
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 1204<br />
tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan<br />
Lingkungan Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan<br />
kesehatan, rumah sakit merupakan tempat<br />
berkumpulnya orang sakit maupun orang<br />
sehat, sehingga dapat menjadi tempat penularan<br />
penyakit atau saat ini dikenal dengan Hospital<br />
Associated Infections (HAIs) serta memungkinkan<br />
terjadinya pencemaran lingkungan. Untuk<br />
menghindari risiko pencemaran lingkungan dan<br />
gangguan kesehatan seperti disebut diatas, maka<br />
penyelenggaraan kesehatan lingkungan Rumah<br />
Sakit (RS) harus sesuai dengan persyaratan<br />
kesehatan dan kebersihan.<br />
Kebersihan rumah sakit adalah suatu<br />
keadaan atau kondisi yang bebas dari bahaya<br />
dan risiko minimal untuk terjadinya HAIs<br />
maka untuk mencapainya perlu adanya strategi<br />
dan teknis pelaksanaan yang benar-benar baik,<br />
mulai dari tenaga pelaksana kebersihan, fasilitas<br />
atau alat kebersihan dan yang tidak kalah penting<br />
peran serta seluruh pihak yang ada di lingkungan<br />
Rumah Sakit itu sendiri yakni pegawai administrasi,<br />
perawat, dokter, pegawai penunjang dalam<br />
pelayanan, pasien rawat jalan, pasien rawat inap<br />
beserta pengunjung lainnya.<br />
Kebersihan rumah sakit yang diharapkan<br />
meliputi kebersihan halaman dan ruangan<br />
baik dari segi fisik, sampah umum, limbah medis<br />
padat dan cair, air bersih, serangga dan binatang<br />
pengganggu (tikus, kucing, anjing, lalat,<br />
kecoa, nyamuk, semut, dll). Area yang harus<br />
menjadi prioritas dalam mewujudkan rumah<br />
sakit bersih diantaranya adalah halaman atau<br />
ruang terbuka di sekitar rumah sakit, lobby/ruang<br />
tunggu, kantin, toilet, ruang periksa/poliklinik,<br />
ruang/bangsal perawatan, dan Instalasi Gawat<br />
Darurat (IGD).<br />
Lingkungan rumah sakit yang bersih harus<br />
bebas dari sampah yang menumpuk, air limbah,<br />
tercukupinya ketersediaan air bersih, bebas<br />
serangga dan binatang pengganggu terutama tikus<br />
dan kecoa, serta tatacara pemeliharaan yang<br />
tepat sangat diperlukan untuk tetap bisa mempertahankan<br />
mutu kebersihan. Rumah sakit yang<br />
kotor tentu akan berdampak pada menurunnya<br />
citra rumah sakit serta memberikan gambaran<br />
secara umum tentang mutu pelayanannya.<br />
Namun untuk Menciptakan kebersihan di<br />
rumah sakit cukup sulit serta bersifat kompleks,<br />
karena banyak aspek yang menentukan keberhasilan<br />
kebersihan di rumah sakit, antara lain<br />
budaya/kebiasaan, perilaku masyarakat, kondisi<br />
lingkungan, sosial, dan teknologi. Oleh sebab itu<br />
maka perlu mempertimbangkan beberapa aspek<br />
khusus, yaitu :<br />
1. Aspek biologis, yakni sebagai tempat berbagai<br />
bakteri patogen bila lingkungan rumah sakit<br />
kotor.<br />
2. Aspek kimia, yakni pada kondisi khusus,<br />
keberadaan bakteri diperlukan untuk menguraikan<br />
air limbah, sehingga semaksimal<br />
mungkin tidak mengunakan bahan pembersih<br />
kimia.<br />
3. Aspek geografis, yakni iklim tropis Indonesia<br />
dengan kelembaban yang tinggi menyebabkan<br />
mikroorganisme mudah berkembang.<br />
4. Aspek kuantitas, yakni fasilitas kebersihan<br />
seperti toilet, tempat sampah, alat kebersihan, dll<br />
harus disesuaikan dengan kebutuhan<br />
5. Aspek budaya, meliputi masalah perilaku dan<br />
kebiasaan pasien, pengunjung dan karyawan<br />
rumah sakit.<br />
Masyarakat di dalam lingkungan rumah<br />
sakit yang terdiri dari pasien, pengunjung dan<br />
karyawan memberikan konstribusi kuat terhadap<br />
kotornya lingkungan rumah sakit.<br />
Dalam upaya menciptakan rumah sakit<br />
yang bersih, ada beberapa kegiatan yang harus<br />
dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:<br />
16 ULIN <strong>News</strong> Edisi 57 Mei - Juni <strong>2017</strong>