11.07.2017 Views

Ulin News 2017

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

MEDIKA<br />

KEGAWATDARURATAN PENGGUNAAN VENTILATOR<br />

Oleh: Dr. Mahendra Purnama Adhi, Sp.An<br />

SMF Anasthesi RSUD <strong>Ulin</strong> Banjarmasin<br />

Ventilator adalah alat yang sering digunakan untuk<br />

memberikan ventilasi mekanik, ventilasi buatan untuk<br />

membantu atau menggantikan pernapasan spontan<br />

dari pasien. Pada prinsipnya, ventilator merupakan alat<br />

yang bisa menghembuskan gas (dalam hal ini oksigen) ke<br />

dalam paru-paru pasien. Ventilator sering disalahkaprahkan<br />

dengan istilah respirator. Respirator sendiri merupakan alat<br />

berbentuk masker yang rapat ke wajah dan berguna untuk<br />

melindungi si pemakai dari kontaminan udara lingkungan.<br />

Pemberian ventilasi mekanik, yang selalu<br />

disertai dengan tindakan intubasi endotrakea<br />

merupakan tindakan kegawatdaruratan pada pasien-pasien<br />

yang mengalami gangguan jalan napas,<br />

pernapasan dan sirkulasi. Ventilasi mekanik<br />

atau napas buatan untuk menghantarkan oksigen<br />

ke dalam paru-paru pasien, diberikan dengan cara<br />

menghubungkan ventilator ke pipa endotrakea.<br />

Namun perlu diketahui, tidak semua pasien yang<br />

terpasang pipa endotrakea harus menggunakan<br />

ventilator. Pada pasien dengan permasalahan<br />

jalan napas; obstruksi jalan napas atau berisiko<br />

mengalami obstruksi, ketidakmampuan mempertahankan<br />

jalan napas, risiko aspirasi, tanpa<br />

ada bukti terjadinya gangguan pernapasan, tidak<br />

memerlukan pemasangan ventilator. Sebagai<br />

contoh, pasien dengan edema laryng, trauma<br />

inhalasi, trauma maxillofacial dengan risiko aspirasi<br />

darah, tindakan intubasi dan pemasangan<br />

pipa endotrakea dilakukan untuk mempertahankan<br />

patensi jalan napas, tanpa harus dilakukan<br />

support ventilasi.<br />

Penggunaan Ventilator<br />

Ventilasi mekanik diindikasikan bila<br />

terjadi apnea (henti napas) atau ditemukan tanda-tanda<br />

gagal napas. Gagal napas dapat diketahui<br />

melalui tanda klinis dan pemeriksaan laboratorium,<br />

dimana pasien tidak mampu mempertahankan<br />

jalan napas, oksigenasi dan atau ventilasi yang tidak<br />

adekuat, frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit,<br />

hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang<br />

dari 70 mmHg, PaCO2 lebih dari 60 mmHg,<br />

AaDO2 dengan O2 100% hasilnya lebih dari 350<br />

mmHg, vital capacity kurang dari 15 ml / kg BB.<br />

Indikasi medis tersering untuk penggunaan<br />

ventilator adalah :<br />

• Apnea, contohnya pada pasien dengan henti jantung.<br />

• Gagal napas akut (gagal napas hypoxemia, gagal<br />

napas hypercapnia).<br />

• Ancaman terjadinya gagal napas, contohnya penyakit<br />

neuromuscular, status asmatikus.<br />

• Gagal napas kronis, contohnya PPOM, fibrosis<br />

paru, obesitas hipoventilasi sindrom.<br />

• Profilaksis support ventilasi, contohnya pada kasus<br />

cedera otak, kondisi syok yang berlangsung lama,<br />

bedah mayor.<br />

Gambar Ventilator<br />

Gambar Pasien dengan Ventilator<br />

• Terapi hiperventilasi<br />

Ventilator dapat digunakan untuk pemakaian<br />

jangka pendek, misalnya pada operasi dan perawatan<br />

pasien dengan penyakit kritis (ICU). Selain melalui<br />

pipa endotrakea, ventilator juga dapat dihubungkan<br />

melalui face mask, laryngeal mask airway, dan trakeostomi.<br />

24 ULIN <strong>News</strong> Edisi 57 Mei - Juni <strong>2017</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!