11.07.2017 Views

Ulin News 2017

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pendekatan yang lebih holistik yaitu pendekatan<br />

biopsikososial. Tujuan pengelolaan adalah<br />

meningkatkan harapan dan kualitas hidup penderita<br />

melalui pengenalan dini dan pengobatan yang<br />

paripurna. Tujuan khusus pengobatan SLE adalah:<br />

a) Mendapatkan masa remisi yang panjang,<br />

b) Menurunkan aktivitas penyakit seringan mungkin,<br />

c) Mengurangi rasa nyeri dan memelihara<br />

fungsi organ supaya aktivitas hidup sehari-hari<br />

tetap baik agar tercapai kualitas hidup optimal.<br />

Pilar Pengobatan<br />

Pada SLE derajat ringan, sedang, maupun<br />

berat, diperlukan gabungan strategi pengobatan<br />

atau disebut dengan pilar pengobatan. Pilar pengobatan<br />

SLE ini seyogyanya dilakukan secara<br />

bersamaan dan berkesinambungan agar tujuan<br />

pengobatan tercapai. Perlu dilakukan upaya pemantauan<br />

penyakit mulai dari dokter umum di<br />

perifer sampai ke tingkat dokter konsultan reumatologi.<br />

Adapun pilar pengobatan SLE adalah sbb:<br />

I. Edukasi dan konseling<br />

II. Program rehabilitasi<br />

III. Pengobatan medikamentos: OAINS, anti- malaria,<br />

steroid, imunosupresan/sitotoksik dan terapi<br />

lain.<br />

Edukasi penderita SLE<br />

• Pada dasarnya penderita SLE memerlukan informasi<br />

yang benar dan dukungan dari orang di sekitarnya<br />

dengan maksud agar penderita bisa hidup<br />

mandiri. Perlu dijelaskan tentang perjalanan penyakit<br />

dan kompleksitasnya.<br />

• Penyuluhan dan intervensi psikososial sangat<br />

penting diperhatikan dalam penatalaksanaan penderita<br />

SLE, terutama pada penderita yang baru<br />

terdiagnosis. Hal ini dapat dicapai dengan penyuluhan<br />

langsung kepada penderita atau dengan<br />

membentuk kelompok penderita yang bertemu<br />

secara berkala untuk membicarakan masalah penyakitnya.<br />

• Pada umumnya penderita SLE mengalami fotosensitifitas<br />

sehingga harus selalu diingatkan<br />

supaya tidak terlalu banyak terpapar sinar matahari.<br />

Mereka dinasehatkan agar selalu menggunakan<br />

krem pelindung matahari (tabir surya), baju lengan<br />

panjang, topi atau payung bila akan berjalan<br />

di siang hari. Pekerja di kantor juga harus dilindungi<br />

terhadap paparan sinar matahari dari jendela.<br />

• Kejadian infeksi sering terjadi pada penderita<br />

SLE, sehingga penderita harus selalu diingatkan<br />

bila mengalami demam yang tidak jelas penyebabnya,<br />

terutama pada penderita yang memperoleh<br />

kortikosteroid dosis tinggi, obat-obat sitotoksik,<br />

penderita dengan gangguan ginjal, vegetasi katup<br />

jantung, ulkus di kulit dan mukosa. Profilaksis<br />

antibiotik perlu dipertimbangkan pada penderita<br />

yang akan menjalani prosedur genitourinarius,<br />

cabut gigi dan prosedur invasif lainnya.<br />

• Perlu pengaturan diet agar tidak kelebihan berat<br />

badan, atau terjadi dislipidemia. Penderita SLE<br />

juga harus menghindari rokok.<br />

• Pengaturan kehamilan sangat penting pada<br />

penderita SLE dengan nefritis atau penderita<br />

yang mendapat obat-obat yang merupakan kontraindikasi<br />

untuk kehamilan seperti siklo-fosfamid,<br />

metotreksat dll. Kehamilan juga dapat<br />

mencetuskan eksaserbasi akut SLE dan memiliki<br />

resiko tersendiri terhadap fetus.<br />

Terapi Medikamentosa<br />

Obat-obat yang digunakan untuk terapi<br />

SLE antara lain: obat antiinflamasi nonsteroid<br />

(OAINS), kortikosteroid, anti malaria (kloroquin/<br />

hidroksikloroqiun), azatioprin, siklofosfamid,<br />

metotreksat, mikofenolat mofetil dan<br />

siklosporin A. Kortikosteroid (KS) digunakan<br />

sebagai pengobatan utama pada penderita dengan<br />

SLE. Meski dihubungkan dengan munculnya<br />

banyak laporan efek samping, KS tetap<br />

merupakan obat yang banyak dipakai sebagai<br />

antiinflamasi dan imunosupresi. Dosis KS yang<br />

digunakan juga bervariasi. Terminologi pembagian<br />

dosis kortikosteroid tersebut adalah sbb:<br />

• Dosis rendah:7,5mg, tetapi 30 mg, tetapi 100 mg prednison atau<br />

setara/hari<br />

• Terapi pulse : > 250 mg prednison atau setara/<br />

hari untuk 1 hari atau beberapa hari.<br />

Pemantauan<br />

Batasan operasional pemantauan adalah<br />

dilakukannya observasi secara aktif menyangkut<br />

gejala dan tanda baru terkait dengan<br />

perjalanan penyakit dan efikasi/efek samping<br />

pengobatan. Proses ini dilakukan seumur hidup<br />

penderita SLE. Pemantauan tersebut meliputi:<br />

a. Anamnesis<br />

Demam, penurunan berat badan, kelelahan,<br />

rambut rontok meningkat, nyeri dada pleuritik,<br />

nyeri dan bengkak sendi. Pemantauan ini<br />

dilakukan setiap kali penderita datang berobat.<br />

b. Fisik<br />

Pembengkakan sendi, ruam, lesi diskoid,<br />

alopesia, ulkus membran mukosa, lesi vaskulitis,<br />

fundus, dan edema. Lakukanlah pemeriksaan<br />

fisik yang baik. Bantuan pemeriksaan dari<br />

ahli lain seperti spesialis mata perlu dilakukan<br />

bila dicurigai adanya perburukan fungsi mata<br />

atau jika klorokuin/hidroksiklorokuin diberikan.<br />

c. Penunjang<br />

Hematologi rutin, urin rutin, serologi,<br />

kimia darah dan radiologi tergantung kondisi<br />

klinis.<br />

8 ULIN <strong>News</strong> Edisi 57 Mei - Juni <strong>2017</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!