14.08.2017 Views

SERI CERITA TAPAK WATER.ORG

Mendapatkan akses air bersih layak minum dan sanitasi tidak semuanya bisa mendapatkannya. Terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Namun Water.org memberikan beberapa solusi berupa inovasi yang mereka sebut seperi WaterCredit bisa menjadi salah satu alternatif jalan keluar untuk mendapatkan hak esensial sebagai manusia, yaitu air dan sanitasi.

Mendapatkan akses air bersih layak minum dan sanitasi tidak semuanya bisa mendapatkannya. Terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Namun Water.org memberikan beberapa solusi berupa inovasi yang mereka sebut seperi WaterCredit bisa menjadi salah satu alternatif jalan keluar untuk mendapatkan hak esensial sebagai manusia, yaitu air dan sanitasi.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sarkawi dan keluarga kecilnya kini<br />

menikmati jamban bermartabat dan akses<br />

air langsung ke rumah berkat WaterCredit.<br />

(Foto: Musfarayani)<br />

rumah. Karena hawanya panas dan<br />

dia juga habis berolahraga mau<br />

menumpang mandi sekalian. Saya<br />

bilang, kalau mau mandi harus ke<br />

sungai dulu. Di sanalah kami<br />

biasanya mandi,” jelas Sarkawi sambil<br />

tertawa mengenangnya.<br />

“Kamu ini guru, masa tidak ada<br />

kamar mandi, jamban dan air bersih.<br />

Masih buang air besar sembarangan.<br />

Gimana kamu bisa jadi contoh bagi<br />

murid kamu,” tegur Sang Kepala<br />

Sekolah waktu itu dengan nada<br />

bercanda tapi juga serius. Sarkawi<br />

hanya bisa meminta maaf dan<br />

tersenyum kecut waktu itu. Tentu<br />

saja malu.<br />

Di Dusun Binagong bukan hanya<br />

Sarkawi saja yang kesulitan<br />

mengakses air bersih langsung ke<br />

rumah. Hampir semua warga di<br />

dusun tersebut mengalami hal<br />

serupa.<br />

“Yah, mau gimana lagi. Kondisinya<br />

memang seperti itu. Mau<br />

membangun kamar mandi dan<br />

jamban itu kan perlu biaya. Lebih<br />

dari itu harus ada air. Di desa kami<br />

sulit mendapatkan air. Bahkan kami<br />

mengandalkan hujan untuk<br />

pertanian. Kami juga harus menadah<br />

air hujan di atas terpal untuk minum<br />

ternak kami,” jelas Sarkawi, bapak<br />

dua anak yang masih balita ini.<br />

Sebenarnya, dia dan sejumlah warga<br />

sudah mengajukan proposal untuk<br />

mendapatkan bantuan akses air<br />

bersih ke pemerintah. Keluhan<br />

mereka ditanggapi dengan<br />

dibangunnya dua rumah pompa air<br />

namun diperuntukan untuk dua desa<br />

lainnya yang lebih kering dari desa<br />

mereka. Jadi sejak itu mereka hanya<br />

bisa menerima dan pasrah saja.<br />

Karena itu kehadiran BPRS dengan<br />

program Sadar Bersih diharapkannya<br />

bisa memberikan kehidupan yang<br />

lebih baik. Setidaknya dia telah<br />

mengalaminya. Kini Sarkawi sangat<br />

menghargai air, dan tidak lupa untuk<br />

terus bekerja keras.<br />

“Setiap saya menduduki jamban saya<br />

untuk buang air saya langsung ingat,<br />

ini belum lunas, ini masih kredit. Jadi<br />

harus dijaga benar. Begitu juga saat<br />

saya mandi, di kepala saya langsung<br />

ingat, ini air belum lunas. Jadi harus<br />

digunakan sebaiknya.” ungkap<br />

Sarkawi sambil tertawa.<br />

Musfarayani/Water.org Indonesia)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!