001 PEMILIHAN MATERIAL ( Bapak Ir. Nizhamul Latif, M.Sc)
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>PEMILIHAN</strong> <strong>MATERIAL</strong><br />
<br />
<br />
Ketahanan korosi bukan merupakan satu-satunya<br />
kriteria, biasanya merupakan kompromi antara<br />
ketahanan korosi, sifat mekanik dan karakteristik<br />
material lainnya misalnya weldability<br />
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM<br />
<strong>PEMILIHAN</strong> <strong>MATERIAL</strong><br />
• Mendata persyaratan-persyaratan yang harus<br />
dipenuhi material berkaitan dengan kondisi<br />
service dimana material digunakan<br />
• Memilih dan mengevaluasi kandidat material<br />
• Memilih material yang paling sesuai setelah<br />
mempertimbangkan faktor teknis dan ekonomi.
Materials Tetrahedron<br />
1. KOMPOSISI<br />
KIMIA<br />
2. PROSES<br />
MANUFAKTUR<br />
KUALITAS<br />
Mikrostruktur<br />
SIFAT-SIFAT<br />
Properties
CHEKLIST PADA <strong>PEMILIHAN</strong><br />
<strong>MATERIAL</strong><br />
1. SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI<br />
• Ketahanan korosi, sifak mekanik (terutama<br />
kekuatan), sifat fisik dan penampakan<br />
• Fabrikasi (kemudahan dibentuk, dilas, dsb)<br />
• Kecocokan dengan peralatan yang ada<br />
• Memenuhi spesifikasi<br />
• Ketersediaan rata rancangan
2. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN<br />
DALAM <strong>PEMILIHAN</strong> <strong>MATERIAL</strong><br />
• Perkiraan umur pabrik atau peralatan<br />
• Perkiraan umur pakai material<br />
• Ketersediaan dan harga<br />
• Konsekuensi jika terjadi kegagalan<br />
secara safety dan economic<br />
• Kebutuhan untuk pengujian material<br />
• Biaya fabrikasi<br />
• Ketahanan korosi<br />
• Biaya untuk perawatan dan inspeksi<br />
• Analisis ROI (return of investment)<br />
material
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK<br />
MENGESTIMASI KETAHANAN KOROSI<br />
1. VARIABEL-VARIABEL LINGKUNGAN KOROSIF<br />
• Konstituen utama dalam lingkungan ybs<br />
• Pengotor (jenis dan jumlah)<br />
• Temperatur<br />
• pH<br />
• Tingkat aerasi<br />
• Laju alir fluida dan adanya pengadukan<br />
• Tekanan
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK<br />
MENGESTIMASI KETAHANAN KOROSI<br />
2. JENIS PEMAKAIAN<br />
• Fungsi dari peralatan/komponen<br />
• Apakah korosi merata akan berpengaruh pada<br />
layanan material tersebut. Apakah perubahan<br />
ukuran/penampakan dan atau produk korosi<br />
menjadi masalah?<br />
• Apakah pengaruh korosi setempat (localized<br />
corrosion) pada servis material?<br />
• Adakah kemungkinan terjadi korosi yang<br />
diinduksi oleh tegangan (stress corrosion<br />
cracking)<br />
• Apakah rancangan disain pabrik/peralatan<br />
sesuai dengan karakteristik ketahanan korosi<br />
material?
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK<br />
MENGESTIMASI KETAHANAN KOROSI<br />
3. PENGALAMAN<br />
• Pernahkah material yang dipilih digunakan<br />
dalam lingkungan yang identik dan bagaimana<br />
performance-nya? Apabila material masih<br />
digunakan dalam operasi, telahkah diinspeksi<br />
keandalannya?<br />
• Bagaimana unjuk kerjanya saat baru dan<br />
sesudah lama digunakan?<br />
• Apakah ada data-data corrosion test di<br />
lapangan/pabrik?<br />
• Pernahkan dilakukan pengujian di<br />
laboratorium?<br />
• Apakah literatur-literatur yang berkaitan<br />
dengan material tersebut tersedia?
<strong>PEMILIHAN</strong> PADUAN-PADUAN LOGAM<br />
1. BAJA KARBON<br />
RENDAH<br />
DAN BAJA PADUAN<br />
• Baja karbon paduan besi yang mengandung<br />
0,05 - 1% C<br />
• Ketahanan korosi rendah perlu lapis lindung<br />
(coating) yang protektif dan proteksi katodik<br />
• Umumnya digunakan sebagai material untuk<br />
tangki, pipelines, struktur yang tertanam dalam<br />
tanah, tiang pancang dermaga<br />
• Baja karbon telanjang yang digunakan untuk<br />
pipa boiler airnya harus dideaerasi atau pH<br />
larutan dijaga dalam selang 8-10 (basa)
1. BAJA KARBON DAN BAJA PADUAN<br />
RENDAH<br />
• Pasif dalam larutan aqueous yang basa<br />
sehingga dapat digunakan untuk menangani<br />
larutan tersebut pada temperatur kamar dan<br />
dapat digunakan sebagai baja tulangan dalam<br />
beton tanpa perlu di-coating<br />
• Dalam larutan netral atau basa yang<br />
mengandung klorida pada temperatur tinggi<br />
dapat terserang stress corrosion cracking.<br />
• Digunakan untuk tangki atau pipa yang<br />
menyimpan atau mengalirkan H 2 SO 4 > 65%<br />
pada temperatur ambient dan laju alir < 0,9<br />
m/s.
BAJA KARBON DAN BAJA PADUAN RENDAH<br />
(LOW ALLOY STEEL)<br />
• Digunakan untuk tangki atau pipa yang<br />
menyimpan atau mengalirkan H 2 SO 4 > 65% pada<br />
temperatur ambient dan laju alir < 0,9 m/s. Laju<br />
alir yang berlebihan atau adanya turbulensi dapat<br />
merusak selaput protektif sulfat terjadi korosi<br />
erosi setempat.<br />
• Baja paduan rendah paduan besi yang<br />
mengandung 0,05% C + unsur pemadu lainnya<br />
hingga 2%(Cu, Ni, Si dan Cr) mempunyai<br />
ketahanan korosi atmosferik yang tinggi<br />
(weathering steel). Oksida besi atau karat yang<br />
terbentuk melekat kuat pada permukaan baja <br />
tidak perlu di-coating.
BAJA KARBON DAN BAJA PADUAN RENDAH<br />
(LOW ALLOY STEEL)<br />
Tidak baik digunakan untuk konstruksi di bawah<br />
atap (sheltered) dan tempat-tempat dengan<br />
humiditas tinggi karena uap air akan tertinggal di<br />
permukaan logam tanpa terjadi pengeringan.
2. BAJA TAHAN KARAT<br />
Baja tahan karat<br />
• Paduan dengan logam dasar besi yang<br />
mengandung > 11,5% kromium.<br />
• Klasifikasi: FERITIK, AUSTENITIK,<br />
DUPLEKS, MARTENSITIK DAN<br />
PRECIPITATION HARDENING.
A. FERRITIC STAINLESS STEEL<br />
• Kromium berfungsi sebagai ferrite<br />
stabilizer struktur BCC<br />
• Mudah tersensitisasi korosi<br />
intergranular<br />
• Tahan terhadap stress corrosion cracking<br />
(SCC)<br />
• Digunakan sebagai thin-wall tubing untuk<br />
alat penukar panas pada industri-industri<br />
kimia, perminyakan dan gas.
B. AUSTENITIC STAINLESS STEEL<br />
• Merupakan paduan Fe-Cr yang ditambahkan Ni<br />
(austenitic stabilizer) sehingga terbentuk baja<br />
tahan karat (BTK) austenitik struktur FCC.<br />
• Merupakan jenis BTK yang paling banyak<br />
digunakan dan mempunyai ketahanan korosi<br />
yang cukup baik.<br />
• Untuk BTK austenitik tipe 304 penggunaan di<br />
lingkungan laut terbatas karena dapat terjadi<br />
korosi sumuran dan korosi celah serta rentan<br />
terhadap SCC terutama pada T > 70 o C.
C. DUPLEKS STAINLESS STEEL<br />
• Terdiri dari dua fasa yaitu austenite dan ferrite<br />
• Austenite memberikan sifat ductile, ferrite<br />
memberikan ketahanan terhadap SCC<br />
• Unsur pemadu molibdenum memperkuat selaput<br />
pasif dan meningkatkan ketahanan terhadap<br />
korosi sumuran<br />
• Dapat digunakan pada lingkungan dengan<br />
kandungan Cl - tinggi dan pada temperatur tinggi
D. MARTENSITIC DAN PRECIPITATION<br />
HARDENING STAINLESS STEEL<br />
• Dipilih untuk mendapatkan material yang<br />
mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi<br />
• Ketahanan korosi relatif lebih rendah dari BTK<br />
lainnya<br />
• Rentan terhadap hydrogen-induced cracking<br />
(HIC)
3. PADUAN NIKEL<br />
• Struktur kristal Ni: FCC mudah dibentuk<br />
• Penambahan kromium membentuk selaput<br />
pasif meningkatkan ketahanan korosi<br />
• Umumnya digunakan pada pabrik proses kimia<br />
dan proses penyulingan minyak<br />
• Nikel murni: tahan dalam larutan NaOH dan KOH<br />
pada semua konsentrasi dan temperatur.<br />
• Paduan Ni-Cu: (misalnya paduan monel 400)<br />
tahan dalam larutan HCl, H 3 PO 4 dan H 2 SO 4 yang<br />
dideaerasi.
4. PADUAN TEMBAGA<br />
• Sangat tahan dalam lingkungan atmosferik dan<br />
lingkungan aqueous yang tidak bersifat oksidatif.<br />
• Amonia membentuk kompleks dengan tembaga<br />
rentan terhadap korosi merata dan SCC.<br />
• Paduan utamanya = kuningan (brass) yang<br />
dibentuk dengan menambahkan Zn 10-40%.<br />
• Perunggu (bronze) = paduan tembaga yang<br />
mengandung 8-10% timah mempunyai<br />
ketahanan terhadap SCC yang lebih baik dari<br />
kuningan.<br />
• Paduan-paduan tembaga-nikel mempunyai<br />
ketahanan korosi yang sangat baik.
5. PADUAN ALUMINIUM<br />
• Ringan digunakan dalam industri pesawat terbang<br />
• Mempunyai ketahanan korosi dengan membentuk<br />
selaput pasif protektif yang stabil di udara dan di<br />
dalam larutan netral dengan pH 4 – 8,5<br />
• Produk korosinya tidak berwarna, tidak berasa dan<br />
tidak beracun dan tahan digunakan dalam industri<br />
makanan dan obat-obatan (pada pH netral)<br />
• Dapat terkorosi dalam lingkungan yang mengandung<br />
klorida.<br />
• Dapat terjadi korosi galvanik bila disambungkan<br />
dengan logam lain yang lebih nobel misalnya baja
6. PADUAN TITANIUM<br />
• Titanium sangat reaktif, segera membentuk<br />
selaput oksida protektif (TiO 2 ) yang melekat kuat<br />
pada permukaan material bila terdapat oksigen<br />
dan uap air<br />
• Tahan dalam larutan asam dan basa yang agresif<br />
• Digunakan juga dalam komponen-komponen<br />
pesawat udara dan aerospace<br />
• Tahan terhadap korosi sumuran (pitting) dan<br />
korosi celah (crevice)<br />
• Tidak tahan dalam HF.
7. <strong>MATERIAL</strong> DAN PADUAN LAINNYA<br />
• Paduan kobal: mempunyai sifat mekanik<br />
khususnya ketahanan aus yang sangat baik<br />
pada temperatur tinggi.<br />
• Zirconium: tahan dalam asam sulfat, nitrat<br />
dan klorida. Tidak tahan dalam HF.<br />
• Tantalum: tahan terhadap semua asam kuat<br />
pada semua konsentrasi dan temperatur<br />
hingga temperatur didih.