Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Semangat Perubahan<br />
<strong>Warta</strong><br />
EDISI I | TAHUN VI | <strong>2017</strong><br />
<strong>Kota</strong><br />
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) <strong>Kota</strong> Banda<br />
Aceh menggelar program ‘jemput bola’ perekaman data e-KTP bagi<br />
warga kota. Sasarannya para siswa SMA/sederajat yang telah berusia<br />
17 tahun ke atas. Kamis (9/3/<strong>2017</strong>), SMAN 1 Banda Aceh menjadi<br />
sekolah perdana yang dikunjungi tim perekaman data e-KTP mobile<br />
Disdukcapil Banda Aceh.<br />
‘Jemput Bola’<br />
Perekaman e-KTP<br />
ke Sekolah<br />
Y<br />
Internasional...Hlm. 6-7 Info <strong>Kota</strong>...Hlm. 12-13<br />
Illiza Jadi Panelis<br />
Indonesia-Australia<br />
Bussiness Week <strong>2017</strong><br />
Y<br />
Eksekutif dan Legislatif Ikuti<br />
Sosialisasi KORSUPGAH KPK
2<br />
Redaksi<br />
KUTIPAN<br />
Pro Insani<br />
Doa<br />
“Seluruh musibah<br />
peruba<br />
han iklim yang<br />
kita alami saat<br />
ini merupakan dampak<br />
dari gaya hidup dan<br />
ulah tangan manusia.<br />
Untuk itu, kami mengajak<br />
kita semua untuk<br />
memulai dari diri<br />
sendiri dan mengajak<br />
orang lain untuk<br />
mencegah meluasnya<br />
kerusakan lingkungan.<br />
Mari kita pelihara<br />
lingkungan kita,”<br />
Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, SE<br />
Walikota Banda Aceh<br />
“Jangan jadikan doa seperti obat yang<br />
engkau gunakan saat sakit. Jangan pula<br />
engkau gunakan doa saat musibah<br />
saja, tetapi berdoalah seperti udara<br />
yang engkau hirup kapanpun dan dalam<br />
keadaan apapun sepanjang hidupmu<br />
Salam Kreatif Menuju Rumah Masa Depan<br />
Y<br />
Y<br />
4-5 | Laporan Utama<br />
‘Jemput Bola’ Perekaman<br />
e-KTP ke Sekolah<br />
10-11 | Ekonomi Kreatif<br />
Hasnul Barkah<br />
Tertantang Bisnis Sabun<br />
Bahan Kimia Alami<br />
Prof Dr Syamsul Rijal Sys<br />
Y<br />
Y<br />
12-13| Info <strong>Kota</strong><br />
Eksekutif dan Legislatif<br />
Ikuti Sosialisasi KOR-<br />
SUPGAH KPK<br />
14-15 | Info <strong>Kota</strong><br />
Ustadz Masrul Aidi dan<br />
Wirda Mansur Isi<br />
Dakwah Jum’atan<br />
Semangat Perubahan<br />
EDISI I | TAHUN Vi | <strong>2017</strong><br />
<strong>Warta</strong><strong>Kota</strong><br />
REDAKSI<br />
Penerbit: Humas Sekretariat Daerah <strong>Kota</strong> Banda Aceh I Pengarah/Pembina: Walikota Banda<br />
Aceh - Wakil Walikota Banda Aceh - Sekretaris Daerah <strong>Kota</strong> Banda Aceh I Penanggung Jawab:<br />
Asisten Administrasi Umum I Pemimpin Redaksi: Doddy Haikal I Sekretaris Redaksi: Azmi,<br />
SH I Redaktur Pelaksana: Evi Marlina I Redaktur: Mahdi Andela I Reporter: Afrizal Meukek,<br />
Hafid Junaidi, Hafizi, Hayatullah Pasee I Staf Redaksi: Yudi Risman I Staf Distribusi : Samsul<br />
Bahri I Photografer: Irwansyah Putra, Surya Mardiansyah, Twk. Wahidin I Alamat Redaksi: Bagian<br />
Humas <strong>Kota</strong> Banda Aceh, Jl. T. Abu Lam-U No. 7 Telp. (0651) 26184 I email: bna.warta@<br />
gmail.com I website: www.bandaacehkota.co.id<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
3<br />
Khazanah<br />
Jadilah Muslim yang Pandai Mengambil Hikmah<br />
Ditulis oleh Imam Nawawi<br />
“<br />
SESEORANG akan terus menghadapi<br />
ujian yang sama jika setiap kali ujian<br />
datang, ia tak pernah lulus dari ujian<br />
tersebut,” demikian ungkapan seorang<br />
pengusaha kala memberikan motivasi.<br />
Ia pun menyontohkan, “Misalnya ada<br />
orang tiba-tiba sakit perut. Ia terus mencari<br />
obat, reda. Dan, tidak lama lagi, sakit perut<br />
lagi. Loh, kenapa jadi sering sakit perut,”<br />
urainya.<br />
“Orang yang seperti itu tidak me<br />
ngambil hikmah. Sebenarnya ketika sakit<br />
perut pertama, ia mestinya mengambil hikmah,<br />
cek kebiasaan makannya. Apakah<br />
makanannya berdasarkan kebutuhan atau<br />
nurutin selera, sambel yang banyak misalnya.<br />
Jika dia tidak mengambil hikmah,<br />
sampai kapanpun, sekalipun ia minum<br />
obat, sakit perut itu akan terus menimpanya.<br />
Kenapa, ia bersandar pada obat dan<br />
tidak benar-benar ingin sehat. Kalau mau<br />
sehat, ambil hikmah dan berhenti makan<br />
secara tidak sehat,” jelasnya.<br />
Pandangan tersebut patut memantik<br />
kesadaran kita untuk melihat hidup ini<br />
dengan menemukan atau mengambil hikmah<br />
dari setiap kejadian yang mewarnai<br />
kehidupan ini.<br />
Allah Ta’ala pun memerintahkan kita<br />
untuk berpikir dengan kisah-kisah, perumpamaan<br />
yang Allah jabarkan di dalam<br />
Al-Qur’an.<br />
“Maka ceritakanlah (kepada mereka)<br />
kisah-kisah itu agar merepa berpikir.” (QS.<br />
Al-A’raf: 176).<br />
Dalam bahasa umum hikmah dipahami<br />
sebagai kebijaksanaan atau bijaksana.<br />
Dan, di dalam Al-Qur’an istilah ‘hikmah’<br />
yang merupakan langsung dan asli dari Al-<br />
Qur’an itu disebut sebanyak 20 kali. Hamid<br />
Fahmy Zarkasy dalam artikelnya yang berjudul<br />
“Hikmah” menjelaskan bahwa Hikmah<br />
juga berkaitan dengan berpikir yang logis<br />
dan mendalam. Karena itu Ibn Rusyd menerjemahkan<br />
‘hikmah’ dengan filsafat dan<br />
hakim dengan filosof.<br />
Tentu saja, makna praktis yang bisa<br />
kita ambil adalah bagaimana kita senantiasa<br />
mau mengambil pelajaran dari setiap<br />
peristiwa yang mengitari kehidupan<br />
sekaligus mengambil ibrah (pelajaran) dari<br />
kisah-kisah yang ada di dalam Al-Qur’an.<br />
Dengan demikian, perubahan mindset dan<br />
perilaku bisa secara perlahan diupayakan<br />
di dalam diri kita.<br />
Sebagai contoh, mari kita pelajari<br />
mengapa Abu Bakar diberi gelar Ash-Shiddiq.<br />
Aisyah Raiyallahu ‘Anha mengatakan,<br />
“Ketika Nabi Shallallahu alayhi wasallam<br />
dalam perjalanan ke Masjid Aqsha saat Isra<br />
Mi’raj, banyak orang membicarakannya.<br />
Beberapa orang yang telah beriman<br />
pun berbalik tidak percaya, lalu mendatangi<br />
Abu Bakar dan berkata, “Apa pendapatmu<br />
tentang cerita temanmu itu? Dia mengaku<br />
telah diperjalankan ke Baitul Maqdis semalam.<br />
Dia mengaku telah diperjalankan ke<br />
Baitul Maqdis semalam.”<br />
Abu Bakar balik bertanya, Dia mengatakan<br />
demikian?” Mereka menjawab, “Ya.”<br />
Abu Bakar menimpali, “Kalau begitu dia<br />
benar.”<br />
“Jika dia pergi ke Baitul Maqdis semalam<br />
dan kembali sebelum pagi hari ini, apa<br />
engkau akan membenarkannya juga?”<br />
tanya mereka lagi.<br />
Abu Bakar menjawab, “Seandainya<br />
dia mengatakan lebih jauh lagi dari itu, aku<br />
akan membenarkannya, baik yang telah<br />
lalu maupun yang akan datang.” Hal inilah<br />
yang menjadikan Abu Bakar dijuluki<br />
dengan Ash-Shiddiq.<br />
Kisah di atas memberikan petunjuk<br />
bahwa Nabi Muhammad adalah utusan<br />
Allah dan segala kebenaran yang belum<br />
bisa dijangkau oleh rasio dan cara berpikir<br />
saat itu sama sekali bukan penentu untuk<br />
mengukur kebenaran dan keabsahan<br />
kerasulan Muhammad. Toh, dalam praktik<br />
keseharian, Nabi Muhammad adalah<br />
orang yang berkahlakul karimah, menghendaki<br />
hidayah bagi umatnya dan tidak<br />
pernah berpikir bagaimana mendapatkan<br />
keuntungan-keuntungan pribadi. Dengan<br />
logika sederhana bisa dipahami, “Jadi apa<br />
untungnya Nabi Muhammad berbohong<br />
dan itu sangat mustahil.” Oleh karena itu,<br />
keimanan Abu Bakar tidak pernah goyah<br />
dengan ketidaktahuan masyarakat Arab<br />
pada umumnya.<br />
Secara lebih utuh, kisah Nabi Yusuf<br />
adalah kisah terlengkap di dalam Al-Qur’an<br />
yang terurai secara keseluruhan di dalam<br />
satu surah, yang tentu saja memudahkan<br />
kita untuk mengambil pelajaran (hikmah) di<br />
dalam kisah tersebut.<br />
“Kami menceritakan kepadamu kisah<br />
yang paling baik dengan mewahyukan Al-<br />
Qur’an ini kepadamu dan sesungguhnya<br />
kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya<br />
adalah termasuk orang-orang yang belum<br />
mengetahui.” (QS. Yusuf [12]: 3).<br />
Di antara hikmah terbesar dari kisah<br />
Nabi Yusuf adalah kesabarannya dalam<br />
menghadapi cobaan hidup dan bahkan<br />
Nabi Yusuf berlapang dada dan memaafkan<br />
saudara-saudaranya saat dirinya<br />
menjadi orang yang Allah angkat derajatnya.<br />
Bagi orang-orang yang bertanya<br />
menunjukkan bahwa apa yang ditegaskan<br />
oleh Hamid Fahmy Zarkasy bahwa hikmah<br />
bermakna pemikiran yang mendalam<br />
sangatlah relevan. Oleh karena itu, Allah<br />
banyak sekali memerintahkan umat Islam<br />
untuk senantiasa berpikir, terutama untuk<br />
memahami kekuasaan Allah Ta’ala.<br />
Di antara hikmah dari kisah Nabi Yusuf<br />
adalah jangan pernah putus asa dari<br />
rahmat Allah, sekalipun rasa-rasanya<br />
hidup diterpa kesulitan secara bertubi-tubi.<br />
Kemudian, jangan pernah kompromi<br />
dengan kebatilan, sebab sekalipun harus<br />
menghadapi kesulitan karena konsisten di<br />
dalam kebenaran, Allah lah yang akan berikan<br />
jalan keluar terbaik dan membalikkan<br />
keadaan.<br />
Selanjutnya, jangan pernah dendam,<br />
sekalipun terhadap mereka yang telah<br />
membuat hidup kita sengsara. Maafkan<br />
dan terimalah mereka kembali. Di sana ada<br />
kebahagiaan luar biasa.<br />
Dengan demikian, sebenarnya hidup<br />
seorang Muslim tidak perlu dilanda stress<br />
dan frustasi. Sebab, apapun yang kita alami,<br />
hakikatnya solusi sudah ada di dalam<br />
Al-Qur’an.<br />
Pertanyaannya adalah, apakah diri<br />
kita telah benar-benar mengambil pelajaran<br />
dengan sungguh-sungguh mentadabburinya<br />
atau sekedar tahu tanpa pernah<br />
melakukan perenungan dan pendalaman<br />
dari setiap ayat-ayat Allah yang terpapar di<br />
dalam Al-Qur’an.<br />
Padahal, mengambil hikmah itu adalah<br />
perlu karena itulah sejatinya kekuatan dari<br />
setiap pembacaan yang kita lakukan. Dan,<br />
tentu saja hikmah itu datangnya dari Allah,<br />
bukan kemampuan kita semata.<br />
Semoga Allah bimbing kita senantiasa<br />
mampu mengambil hikmah, sehingga<br />
dapat mengambil pelajaran dan istiqomah<br />
di dalam keimanan dan kebenaran. Wallahu<br />
a’lam.*<br />
Sumber: Hidayatullah<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
4<br />
Laporan Utama<br />
Foto dok humas<br />
Petugas perekaman e-KTP sedang mengidentifikasi pola iris mata, sidik jari dan tanda tangan dengan perangkat scanner biometrik<br />
yang dibawa pihak Disdukcapil”<br />
‘Jemput Bola’ Perekaman<br />
e-KTP ke Sekolah<br />
D<br />
inas Kependudukan<br />
dan Pencatatan Sipil<br />
(Disdukcapil) <strong>Kota</strong><br />
Banda Aceh menggelar<br />
program ‘jemput bola’<br />
perekaman data e-KTP bagi<br />
warga kota. Sasaran nya<br />
para siswa SMA/sederajat<br />
yang telah berusia 17 tahun<br />
ke atas. Kamis (9/3/<strong>2017</strong>),<br />
SMAN 1 Banda Aceh menjadi<br />
sekolah perdana yang<br />
dikunjungi tim perekaman<br />
data e-KTP mobile Disdukcapil<br />
Banda Aceh.<br />
Di salah satu ruangan<br />
kelas yang disediakan<br />
pihak sekolah, ratusan<br />
siswa-siswi yang telah cukup<br />
umur mengikuti proses<br />
perekaman e-KTP secara<br />
online mulai dari pemotretan<br />
hingga identifikasi pola<br />
iris mata, sidik jari dan tanda<br />
tangan dengan perangkat<br />
scanner biometrik yang<br />
dibawa pihak Disdukcapil.<br />
Syaratnya, para siswa cukup<br />
menunjukkan fotokopi Kartu<br />
Kelurga (KK) atau Akte<br />
Kelahiran kepada petugas.<br />
“Ini merupakan salah<br />
satu upaya kita untuk<br />
meningkatkan pelayanan<br />
pu blik, khususnya bagi<br />
war ga kota yang memiliki<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
5<br />
Laporan Utama<br />
keterbatasan waktu untuk<br />
datang langsung ke balai<br />
kota untuk melakukan perekaman<br />
data e-KTP,” kata<br />
Kasi Indetitas Disdukcapil<br />
Banda Aceh Mairiza di sela-sela<br />
kegiatan yang direncanakan<br />
digelar selama dua<br />
hari tersebut.<br />
Menurutnya, program<br />
‘jemput bola’ pembuatan dokumen<br />
kependudukan bagi<br />
masyarakat ini merupakan<br />
agenda rutin Disdukcapil<br />
Banda Aceh yang beberapa<br />
waktu lalu meraih penghargaan<br />
role model pelayanan<br />
publik di Indonesia. “Tahun<br />
ini perdana kita turun ke sekolah-sekolah,<br />
dan SMAN 1<br />
sekolah pertama yang kita<br />
datangi. Targetnya seluruh<br />
SMA/sederajat se-Banda<br />
Aceh,”<br />
“Perekaman data e-KTP<br />
kita lakukan terhadap pelajar<br />
kelas 11 dan 12 atau<br />
yang telah berusia 17 tahun<br />
ke atas. Syaratnya cukup de<br />
ngan membawa fotocopi KK<br />
atau akte kelahiran. Setelah<br />
proses perekaman data,<br />
mereka juga tidak perlu lagi<br />
datang ke kantor, karena sehari<br />
setelah perekaman, surat<br />
keterangan telah melakukan<br />
perekaman e-KTP kami<br />
antar langsung ke sekolah,”<br />
ujarnya.<br />
Surat keterangan tersebut,<br />
sambungnya, sebagai<br />
pengganti e-KTP sementara<br />
mengingat stok blangko<br />
e-KTP saat ini masih kosong<br />
secara nasional. “Masa berlakunya<br />
selama enam bulan,<br />
dan dapat dipergunakan selayaknya<br />
e-KTP pada umumnya.<br />
Untuk blangkonya<br />
sendiri, mudah-mudahan<br />
bulan depan sudah dikirim<br />
dari pusat,” pungkasnya<br />
yang pada kesempatan itu<br />
turut didampingi oleh Kasubbag<br />
Advokasi dan Komunikasi<br />
Setdako Banda Aceh<br />
Aulia R putra.<br />
Di tempat yang sama,<br />
Kepala SMAN 1 Banda Aceh<br />
Khairurrazi menyatakan pihaknya<br />
menyambut baik<br />
program ‘jemput bola’ yang<br />
dilakukan Disdukcapil Banda<br />
Aceh. “Para siswa tentu<br />
sangat diuntungkan dengan<br />
program ini, karena siswa<br />
kami terutama yang kelas<br />
12 nantinya pasti membutuhkan<br />
e-KTP untuk pengurusan<br />
SKCK misalnya,<br />
maupun dokumen terkait<br />
lainnya untuk melanjutkan<br />
pendidikan ke jenjang yang<br />
lebih tinggi,”<br />
“Harapan kami dengan<br />
perekaman data e-KTP de<br />
ngan sistem ‘jemput bola’ ini,<br />
para siswa maupun masyarakat<br />
pada umumnya bisa<br />
mendapatkan pelayanan lebih<br />
maksimal dari pemerintah<br />
dalam hal pengurusan<br />
dokumen kependudukan,”<br />
ungkapnya seraya menyebut<br />
jumlah siswa kelas 12 di<br />
SMAN 1 sebanyak 168 orang,<br />
belum termasuk sejumlah<br />
siswa kelas 11 yang yang telah<br />
cukup umur untuk memiliki<br />
e-KTP.•Hafid Junaidi<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
6<br />
Internasional<br />
Illiza Jadi Panelis<br />
Indonesia-Australia<br />
Bussiness Week <strong>2017</strong><br />
Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal berfoto bersama dengan panelis antar negara lainnya.<br />
Foto dok humas<br />
Wali <strong>Kota</strong> Banda Aceh<br />
Illiza Sa’aduddin Djamal<br />
menjadi salah satu panelis<br />
pada forum Indonesia-Australia<br />
Bussiness Week <strong>2017</strong><br />
yang berlangsung di The<br />
Ritz-Carlton Jakarta, Selasa<br />
(7/3/<strong>2017</strong>).<br />
Illiza tampil dalam<br />
sesi diskusi panel bertema<br />
“Building An Indonesia-Australia<br />
Resilient City<br />
Network” bersama Walikota<br />
Bogor Bima Arya, Director<br />
Adelaide Design Link Phil<br />
Donaldson, Director Strategic<br />
Outcome and Development<br />
City of Parramatta<br />
Sue Weatherley, dan Kepala<br />
Badan Lingkungan Hidup<br />
Balikpapan Suryanto.<br />
Sebelumnya, sambutan<br />
pembuka disampaikan<br />
oleh Menteri Perdagangan,<br />
Pariwisata, dan Investasi<br />
Australia Steven Ciobo. Acara<br />
tersebut turut dihadiri<br />
oleh perwakilan dari Pemko<br />
Tangerang Selatan, Pemko<br />
Tanjung Pinang, dan sejumlah<br />
pengusaha/investor dari<br />
Australia.<br />
Mengawali presentasinya<br />
berjudul “Building<br />
Innovative and Climate<br />
Smart City”, Illiza menyatakan<br />
merasa terhormat<br />
dapat menghadiri forum ini<br />
untuk berbagi pemikiran<br />
dan penga lamannya selama<br />
memimpin Banda Aceh<br />
dengan para pemimpin kota<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
7<br />
Internasional<br />
dan organisasi di dunia,<br />
khususnya dari Indonesia<br />
dan Australia.<br />
Menurut Illiza, presentasi<br />
yang disampaikannya<br />
merupakan manifestasi dari<br />
tekad yang kuat dan komitmen<br />
<strong>Kota</strong> Banda Aceh terhadap<br />
isu global tentang<br />
pembangunan berkesinambungan<br />
yang diimplementasikan<br />
pada level lokal, baik<br />
pada level masyarakat maupun<br />
pada level kota.<br />
“Dengan kata lain,<br />
Banda Aceh menerapkan<br />
prinsip ‘berfikir global dan<br />
bertindak lokal’. Kami berkeyakinan<br />
bahwa pemikiran<br />
dan pengalaman kami akan<br />
ada manfaatnya bagi forum<br />
ini,” sebut Illiza seraya memaparkan<br />
berdasarkan letak<br />
geografis Banda Aceh berada<br />
di daerah rawan bencana.<br />
“<strong>Kota</strong> kami adalah kota<br />
yang cukup parah merasakan<br />
dampak gempa dan tsunami<br />
sekitar satu dekade yang<br />
lalu. Kami pernah mengalami<br />
bencana banjir yang cukup<br />
parah, merasakan buruk<br />
nya bencana badai tropis dan<br />
kebakaran. Kami belajar dari<br />
bencana yang kami deri ta,<br />
menganalisis biaya bencana<br />
dan membangun upaya terbaik<br />
kami untuk berinteraksi<br />
dengan bencana,” sebutnya.<br />
Ia menambahkan,<br />
curah hujan yang tinggi juga<br />
mengakibatkan tingginya<br />
ancaman bencana banjir di<br />
Banda Aceh dan pihaknya<br />
bekerja sangat keras untuk<br />
mengatasi masalah banjir.<br />
“Untuk itu ami merencanakan<br />
sistem pengendalian<br />
banjir dan kota kami adalah<br />
salah satu kota di Indonesia<br />
yang tidak terdampak banjir<br />
bulan Januari yang lalu,” sebutnya<br />
lagi.<br />
Masih menurut Illiza,<br />
pengalaman tsunami 2004<br />
meningkatkan kesadaran<br />
pemerintah dan masyarakat<br />
<strong>Kota</strong> Banda Aceh tentang arti<br />
pentingnya mitigasi bencana<br />
sebagai bagian intergral dari<br />
perencanaan pembangunan.<br />
“Tujuan utamanya adala<br />
untuk beradaptasi dengan<br />
kondisi rawan bencana de<br />
ngan cara mengimplementasikan<br />
strategi kota tahan bencana.<br />
Strategi ini terdiri atas<br />
aspek fisik dan non-fisik.”<br />
Mengingat Banda Aceh<br />
kota yang rawan bencana,<br />
sambung Illiza, pihaknya<br />
terus melakukan pelatihan<br />
penangulangan bencana, sosialisasi,<br />
simulasi dan pelatihan<br />
tentang kebencanaan<br />
secara rutin bagi masyarakat.<br />
“Upaya ini sangat membantu<br />
masyarakat agar tanggap<br />
terhadap bencana,” ujarnya.<br />
Mengakhiri presentasi<br />
nya, Illiza menyampaikan<br />
dirinya percaya bahwa<br />
seluruh agama mengajarkan<br />
manusia untuk hidup<br />
harmonis dan berdampingan<br />
dengan lingkungan.<br />
“Seluruh musibah perubahan<br />
iklim yang kita alami saat<br />
ini merupakan dampak dari<br />
gaya hidup dan ulah tangan<br />
manusia. Untuk itu, kami<br />
mengajak kita semua untuk<br />
memulai dari diri sendiri<br />
dan mengajak orang lain<br />
untuk mencegah meluasnya<br />
kerusakan lingku<br />
ngan. Mari kita pelihara<br />
lingkungan kita,” pungkas<br />
Illiza.•Hafid Junaidi<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
8<br />
Galeri Foto<br />
Walikota Banda Aceh Illiza<br />
Sa’aduddin Djamal bersama<br />
perempuan <strong>Kota</strong> Banda Aceh<br />
memperingati Hari Perempuan<br />
se-dunia.<br />
foto dok humas<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
9<br />
Galeri Foto<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
10<br />
Ekonomi Kreatif<br />
Hasnul Barkah<br />
Bahan Kimia Alami<br />
Usaha Hasnul Barkah (30) merintis bisnis sabun mandi herbal membawa berkah.<br />
Sabun yang diberi nama HabaNero ini merupakan produk hasil campuran bahan<br />
kimia alami. Bahan-bahan tersebut bisa diperoleh tanpa harus membeli langsung<br />
atau memesan dari luar Aceh.<br />
Hasnul menerima<br />
Surat Izin Usaha<br />
Mikro dan Kecil<br />
(IUMK) dari Pemko<br />
Banda Aceh”<br />
Foto zulfurqan<br />
K<br />
epada <strong>Warta</strong> <strong>Kota</strong><br />
Banda Aceh, ia<br />
menuturkan<br />
ketertarikannya di bidang<br />
kimia tumbuh sejak ia kuliah<br />
di Teknik Kimia Universitas<br />
Syiah Kuala. Ia mencoba<br />
mengaplikasikan semua<br />
ilmu yang ia peroleh dari<br />
kampus untuk lebih mandiri.<br />
Menurutnya, membuka<br />
usaha sendiri lebih<br />
menjanjikan daripada<br />
menanti peluang menjadi<br />
Pegawai Negeri Sipil (PNS).<br />
Lokasi usahanya terletak<br />
di Jalan Teuku Nyak Arief<br />
Pasar Lamnyong Gampong<br />
Lamgugop, Banda Aceh.<br />
Sabun herbal milik<br />
nya berbahan dasar atsiri.<br />
Atsiri ini mengandung<br />
minyak zaitun, nilam, pala,<br />
dan seriwangi. Sekarang<br />
pun ia sedang mencoba<br />
menggunakan bahan baku<br />
lainnya seperti susu kam<br />
bing dicampur madu Arab,<br />
VCO, dan minyak sa<br />
wit. Kandungan susu<br />
kambing dalam sabun<br />
bermanfaat melembabkan<br />
kulit penggunanya.<br />
“Rencananya<br />
mau ambil madu lokal<br />
juga,” imbuhnya.<br />
Dari semua bahan<br />
itu, harga minyak<br />
zaitun tergolong<br />
relatif mahal. Tetapi<br />
Hasanul yakin minyak satu<br />
ini akan sangat memberikan<br />
efek positif terhadap sabun.<br />
Apalagi zaitun merupakan<br />
salah satu minyak yang<br />
disebutkan dalam Alquran.<br />
Artinya minyak zaitun termasuk<br />
benda yang spesial.<br />
Pembuatan sabun<br />
herbal ini memiliki tantangan<br />
sendiri. Bahan-dasar<br />
yang digunakan harus<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
11<br />
Ekonomi Kreatif<br />
diracik dengan kadar yang<br />
pas. Seolah seperti sedang<br />
membuat ramuan untuk<br />
obat-obatan. Hal ini membuat<br />
Hasanul semakin tertarik<br />
menjalankan bisnis ini.<br />
Sabun ini memiliki ciri<br />
khas tersendiri diban ding<br />
sabun lain. “Sejak saya buat<br />
sendiri belum pernah membeli<br />
sabun produk luar,”<br />
terangnya. Harga per batang<br />
sabun dijual seharga Rp<br />
8.000. Rata-rata penjualan<br />
sabun karena ada nya orderan.<br />
Paling banyak sekali<br />
pesan 50-an batang. Ia juga<br />
menjadikan<br />
sabun nya menjadi<br />
souvenir pernikahan.<br />
Harapnya, ia bisa merambah<br />
bisnis sabun mandi cair.<br />
Hanya saja masih mengalami<br />
terkendala pada pengepakannya<br />
(packing).<br />
Sekarang bisnis ini sudah<br />
berjalan selama hampir<br />
setahun. Hasnul terus mempromosikan<br />
produknya ini<br />
melalui media sosial, seperti<br />
facebook, intagram, maupun<br />
promosi secara lisan.<br />
Ia juga berniat menjadikan<br />
produknya seperti halnya<br />
produk souvenir lainnya di<br />
Aceh. Produk lokal murni<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong><br />
berbahan kimia masih sedikit<br />
sekali di Aceh. “Bisa<br />
dibilang saya termasuk pionirnya,”<br />
pungkasnya.<br />
Awal Rintisan<br />
Ia menceritakan mulai<br />
berbisnis sejak ia mengundurkan<br />
diri dari perusahaan<br />
swasta di Belawan, Sumatera<br />
Utara, setelah lulus kuliah<br />
pada 2009. Saat itu istri<br />
nya mengalami kecelakaan<br />
sehingga mengalami koma<br />
selama 20 hari. Kemudian<br />
ia harus bolak-balik Malaysia-Medan<br />
untuk<br />
mengobati<br />
istrinya.<br />
Usai melewati musibah<br />
itu, bersama istri dan<br />
mertuanya, Hasnul mulai<br />
membuka usaha jahit-menjahit.<br />
Mertuanya merupakan<br />
sosok yang paling<br />
menyukai bidang ini. Bisnis<br />
ini merupakan penopang<br />
bisnis sabun herbal. Ia mengakui<br />
bila kondisi keuangan<br />
tailor lebih stabil dibandingkan<br />
usaha sabun herbal.<br />
Kemudian ia bertemu<br />
Saifullah Muhammad,<br />
salah satu dosen di Teknik<br />
Kimia Unsyiah. Saifullah<br />
menyarankan Hasnul<br />
mengajukan proposal<br />
wirausaha ke Unsyiah.<br />
Supaya bisa lulus Saifullah<br />
meminta Hasnul membuat<br />
sabun berbahan dasar ni<br />
lam. Proposalnya diterima,<br />
Hasnul pun bisa memperoleh<br />
alat yang berfungsi<br />
mengaduk bahan pembuatan<br />
sabun, pencetakan, dan<br />
pemotongannya.<br />
Untuk memperoleh<br />
kepercayaan pelanggannya,<br />
ia sudah mengurus sertifikasi<br />
halal serta<br />
Izin Usaha<br />
Mikro dan Kecil (IUMK).<br />
Proses pembuatan sabun<br />
sedikit mengalami peruba<br />
han supaya memiliki standar<br />
sertifikasi halal. Bahkan<br />
ia juga sudah mengurus hak<br />
paten nama produk. Pada<br />
2019 hak paten itu baru<br />
akan keluar. Sedangkan<br />
untuk memenuhi standar<br />
Badan Pengawas Obat dan<br />
Makanan (BPOM) belum<br />
sanggup. Ia mengaku belum<br />
memiliki biaya supaya<br />
proses produksi sabun sesuai<br />
standar mereka.<br />
“Tapi saya berharap<br />
dengan tambahan bisnis<br />
sabun herbal bisa meningkatkan<br />
perekonomian keluarga.”<br />
tuturnya.•Zulfurqan
12<br />
Info <strong>Kota</strong><br />
Teks Foto<br />
Eksekutif dan Legislatif Ikuti<br />
P<br />
ara pejabat pemerintahan<br />
dan<br />
anggota dewan<br />
Banda Aceh<br />
mengikuti sosialisasi Koordinasi<br />
Supervisi Pencega<br />
han Pemberantasan Korupsi<br />
(Korsubgah) KPK-RI<br />
di Aula Lantai IV Gedung<br />
A Balai <strong>Kota</strong> Banda Aceh,<br />
Kamis (9/3/<strong>2017</strong>). Materi<br />
sosialisasi disampaikan<br />
oleh Ketua Korsupgah KPK<br />
Wilayah Aceh Ardiansyah.<br />
Pejabat Pemko Banda<br />
Aceh yang hadir di antaranya<br />
Sekda Bahagia bersama<br />
para Asisten dan Kabag di<br />
lingkungan Setdako Banda<br />
Aceh, serta para Kepala<br />
SKPK dan Camat se-Banda<br />
Aceh. Hadir pula Ketua<br />
DPRK Banda Aceh Arif<br />
Fadillah bersama puluhan<br />
anggota dewan lainnya.<br />
Pada kesempatan itu,<br />
Ardiansyah menyampaikan<br />
ada 30 delik pidana korupsi<br />
yang ditangani KPK<br />
berdasarkan UU nomor 31<br />
tahun 1999 jo UU nomor 20<br />
tahun 2001 tentang Pemberantasan<br />
Tindak Pidana<br />
Korupsi. “Kami hanya akan<br />
bekerjasama dan membantu<br />
daerah yang komit<br />
melakukan perbaikan,”<br />
tegasnya.<br />
“Khusus soal pengelolaan<br />
APBD, kami lebih<br />
banyak membahas pada<br />
sisi perencanaan terutama<br />
dengan Bapedda. Keba<br />
nyakan kasus yang berhasil<br />
diungkap KPK terjadi<br />
di hilir, padahal pada saat<br />
perencanaan sudah bermasalah,”<br />
bebernya.<br />
lalu Ia menyebutkan,<br />
membangun sistem pencegahan<br />
korupsi tidak dapat<br />
dilakukan secara instan.<br />
Pria berkacamata ini mencontohkan<br />
Pemko Surabaya<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
13<br />
Info <strong>Kota</strong><br />
foto humas<br />
Sosialisasi KORSUPGAH KPK<br />
yang membutuhkan waktu<br />
10 tahun lebih. “Pemko<br />
Surabaya mulai melakukan<br />
perbaikan sejak 2003, dan<br />
sekarang mereka memiliki<br />
sistem e-goverment paling<br />
lengkap di Indonesia,”<br />
lanjutnya.<br />
“Menangkap orang<br />
cukup KPK sendiri, tapi<br />
untuk pencegahan, KPK<br />
tidak mungkin melakukannya<br />
sendiri, harus bersama-sama.<br />
Kami butuh<br />
peran serta semua pihak,<br />
masyarakat, LSM, eksekutif<br />
dan juga legislatif. Di Indonesia<br />
sampai dalam hal<br />
pengadaan Al-Quran pun<br />
terjadi tindak pidana korupsi,”<br />
bebernya.<br />
Ia menambahkan,<br />
salah satu upaya pencegahan<br />
korupsi yang saat<br />
ini digalakkan KPK yakni<br />
mereplikasi best practice<br />
tata kelola pemerintahan<br />
berbasis IT di suatu daerah<br />
ke daerah lainnya. “Tapi<br />
ingat, sistem aplikasi IT<br />
sekalipun tidak menjamin<br />
tak ada korupsi, tetap kembali<br />
lagi ke manusianya,”<br />
katanya.<br />
Ardiansyah juga<br />
mendorong pihak legislatif<br />
untuk memaksimalkan<br />
tugas, fungsi, peran<br />
dan wewenangnya dalam<br />
mewujudkan pemerintahan<br />
yang bersih. “Salah satu<br />
nya dengan memanfaatkan<br />
aplikasi berbasis IT untuk<br />
menyampaikan pokokpokok<br />
pikirannya kepada<br />
eksekutif lewat aplikasi<br />
basis IT. IT itu ibarat pintu<br />
masuk bagi semua pihak<br />
untuk dapat berperan dalam<br />
proses pembangunan,”<br />
pungkasnya pada acara<br />
yang dilanjutkan dengan<br />
sesi diskusi para pihak<br />
yang hadir.•Hafid Junaidi<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
14 Info <strong>Kota</strong><br />
Ustadz Masrul Aidi dan Wirda<br />
Mansur Isi Dakwah Jum’atan<br />
Wirda Yusuf Mansur<br />
sedang memberi motivasi<br />
menjadi Hafidz bagi warga<br />
<strong>Kota</strong> Banda Aceh di Taman<br />
Bustanussalatin<br />
foto humas<br />
W<br />
alikota Banda<br />
Aceh Hj. Illiza<br />
Sa’aduddin Djamal<br />
mengajak seluruh<br />
warga kota Banda<br />
Aceh menjadikan dakwah sebagai<br />
bagian dari kehidupan.<br />
Dengan demikian tidak ada<br />
konser-konser yang justru<br />
mengalahkan kegiatan dakwah.<br />
Demikian kata Illiza saat<br />
membuka dakwah Jum’atan<br />
perdana tahun <strong>2017</strong> di Taman<br />
Bustanil Salatin Banda Aceh,<br />
Jumat (03/03).<br />
Hadir sebagai penceramah<br />
pada dakwah perdana ini<br />
Ustadz Masrul Aidi dan testimoni<br />
dari seorang hafidzah,<br />
Wirda Yusuf Mansur. Illiza<br />
mengajak masyarakat agar berbondong-bondong<br />
menghadiri<br />
kegiatan-kegiatan dakwah dan<br />
majelis-majelis ilmu, karena<br />
Allah mengampuni dosa serta<br />
mengangkat derajat mereka<br />
yang bersungguh-sungguh<br />
menuntut ilmu.<br />
Menurut Walikota, dakwah-dakwah<br />
yang diprakarsai<br />
Pemko Banda Aceh melalui<br />
Instansi terkait akan tetap<br />
dilanjutkan, seperti program<br />
dai-daiyah perkotaan, dakwah<br />
Jumatan, dakwah ke tempat-tempat<br />
umum, rumah kos,<br />
warung kopi dan juga safari<br />
dakwah bulan Ramadhan.<br />
Pada kesempatan itu Illiza<br />
juga berpesan kepada seluruh<br />
warga Banda Aceh, khususnya<br />
generasi muda, pelajar dan mahasiswa<br />
untuk terus berbuat<br />
baik untuk kota Banda Aceh,<br />
karena kota ini milik bersama,<br />
baik buruknya kota ini ke depan<br />
akan sangat ditentukan<br />
oleh generasi sekarang.<br />
Begitupun kepada<br />
seluruh warga kota Banda<br />
Aceh, Illiza mengajak untuk<br />
bersatu kembali, jika sebe lumnya<br />
sempat terjadi bany ak<br />
perbedaan pendapat dan pandangan<br />
selama pelaksanaan<br />
Pilkada kota Banda Aceh. Ia<br />
mengajak seluruh lapisan<br />
masyarakat untuk sama-sama<br />
membantu walikota terpilih<br />
guna membangun Banda Aceh<br />
yang jauh lebih baik lagi.<br />
Allah Angkat derajat de<br />
ngan Alquran<br />
Sementara itu Ustadz<br />
Masrul Aidi dalam tausiahnya<br />
menyampaikan apresiasi kepada<br />
Pemko Banda Aceh yang<br />
konsisten melaksanakan dakwah<br />
kepada masyarakat. Ia<br />
berharap agar kegiatan itu bisa<br />
diteruskan siapapun waliko<br />
tanya kedepan.<br />
“Mudah-mudahan halhal<br />
positif yang sudah dirintis<br />
walikota Banda Aceh ini pen<br />
ting dipertahankan, model<br />
nya macam-macam, apakah de<br />
ngan mempertahankan sistem<br />
yang sudah atau mungkin de<br />
ngan lebih baik lagi,”ujarnya.<br />
Pada kesempatan itu<br />
Ustadz Masrul juga mendorong<br />
Pemko Banda Aceh<br />
untuk memberikan motivasi<br />
kepada generasi muda Banda<br />
Aceh agar mau berbondong-bondong<br />
untuk menghafal<br />
Alquran.<br />
Motivasi lain kata Ustadz<br />
Masrul, misalnya dengan memanfaatkan<br />
momen seperti<br />
bulan Ramadhan, di samping<br />
juga dengan memberikan beasiswa-beasiswa<br />
kepada para<br />
penghafal Alquran.<br />
“Kita berharap agar ma<br />
syarakat Banda Aceh menjadi<br />
masyarakat qurani, masyarakat<br />
semakin mencintai Alquran,<br />
dan menjadikan Alquran sebagai<br />
sumber rujukan, karena<br />
saya dengar saat ini sedang dibuka<br />
beasiswa hafidz quran di<br />
Baitul Mal namun masih minim<br />
yang mendaftar,”ujarnya.<br />
Pada kesempatan itu<br />
Ustazd Masrul mencontohkan<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
15<br />
Info <strong>Kota</strong><br />
bagaimana Allah Swt mengangkat<br />
derajat Aceh khususnya<br />
dan Indonesia pada umum<br />
nya oleh sebab Alquran. Ketika<br />
Aceh minim prestasi di tingkat<br />
internasional, Allah hadirkan<br />
seorang juara MTQ internasional<br />
yang mewakili Indonesia di<br />
Turki, yang merupakan putra<br />
dari Aceh, Ustadz Takdir<br />
Feriza.<br />
“Meskipun ini tidak menjadi<br />
menarik bagi pemerintah,<br />
apresiasi pemerintah terhadap<br />
hal seperti ini rendah sekali,<br />
maka kita harapkan agar perhatian<br />
terhadap orang-orang<br />
yang hafal Alquran harus<br />
diting katkan,”ujarnya lagi.<br />
Jiwa Yang Positif Harus<br />
Diisi Dengan Kata-Kata Yang<br />
Positif<br />
Pada kesempatan itu Wirda<br />
Mansur juga menyampaikan<br />
testimoninya, memberikan motivasi<br />
dan semangat bagi pelajar<br />
di kota Banda Aceh dalam<br />
menentukan masa depannya.<br />
Wirda berbagi pengalaman<br />
kepada pelajar Banda<br />
Aceh bagaimana dia dalam<br />
usia baru 16 tahun sudah bisa<br />
berkeliling ke berbagai Negara<br />
di belahan dunia. Menurutnya<br />
semua itu karena hafalan Quran<br />
dan doa.<br />
Ia menyebutkan, bagi kebanyakan<br />
orang untuk bisa ke<br />
Amerika Serikat harus mencari<br />
beasiswa terlebih dahulu, dan<br />
harus melewati berbagai macam<br />
ujian, namun bagi Wirda<br />
hafalan Quran telah mengantarkannya<br />
kesejumlah Negara.<br />
Wirda mengingatkan, ketika<br />
menghafal Alquran maka<br />
Quranlah yang akan menjaga<br />
kita, karena qur’an sangat tinggi<br />
derajatnya, sehingga siapa<br />
yang hafal Qur’an maka derajatnya<br />
akan tinggi.<br />
“Kalau nggak bisa hafal<br />
Alqur’an artinya gua harus<br />
pinter, harus pakek otak, karena<br />
untuk mendapatkan beasiswa<br />
harus pinter, tapi gua<br />
modalnya hafalan Quran doang,”ujarnya.<br />
Ia mengingatkan pelajar<br />
di Banda Aceh, bahwa apapun<br />
yang ditulis dan apapun yang<br />
sering dikatakan itu akan terus<br />
hidup dan akan terjadi pada<br />
waktunya, oleh sebab itu ia meminta<br />
agar apapun yang ditulis<br />
dan dikatakan adalah hal-hal<br />
yang positif. Menurutnya, setiap<br />
orang haruslah waspada<br />
terhadap apa yang diomongin.<br />
“Apapun yang terjadi saat<br />
ini, bisa jadi itu adalah perkataan<br />
kalian beberapa saat lalu.<br />
Maka saya selalu mengingatkan<br />
agar hari-hati kalau nulis,<br />
hati-hati kalau ngomong, karena<br />
remaja sekarang suka galau<br />
dan nulis macam-macam di<br />
media sosial,”lanjutnya.<br />
Wirda pun membandingkan<br />
kenapa generasi bangsa<br />
lain lebih maju daripada generasi<br />
Indonesia khususnya remaja<br />
muslim, hal itu tidak terlepas<br />
dari impian besar dari generasi<br />
nonmuslim itu sendiri, sedangkan<br />
impian remaja muslim<br />
kecil dan cenderung tidak<br />
mendapatkan dukungan.<br />
Oleh sebab itu Wirda<br />
mengingatkan remaja Aceh,<br />
jangan menjadikan uang sebagai<br />
“Tuhan”, karena ketika<br />
menuhankan uang, hal itu<br />
akan membuat kita sangat<br />
hina. “Apalagi sampai datang<br />
meminta-minta kepada orang<br />
kaya, itu kita hina banget. Padahal<br />
kalau kita gunakan waktu<br />
untuk berdoa dan meminta<br />
kepada Allah, makanya kita<br />
harus berusaha jangan seperti<br />
itu,”lanjutnya.<br />
Wirda juga memberikan<br />
contoh orang tuanya sendiri<br />
Ustadz Yusuf Mansur yang Allah<br />
angkat derajatnya setelah<br />
menghafal Alquran, padahal<br />
sebelumnya sebelum mengenal<br />
Alquran hidupnya juga serba<br />
kekurangan, bahkan dipenjarakan<br />
karena hutang. Namun<br />
Wirda mengaku bangga karena<br />
saat ini Ustadz Yusuf Mansur<br />
merupakan tokoh yang selalu<br />
ditunggu kehadirannya.<br />
“Pokoknya kalian harus<br />
yakin bahwa hidup kalian akan<br />
berubah asal kalian mau berubah,<br />
hidup kalian akan berubah<br />
asal perkataan kalian mau<br />
kalian ubah, jangan katakan ini<br />
dan itu, karena ini dan itu yang<br />
akan kalian alami nantinya,”<br />
Menurutnya, apa yang<br />
diomongkan sekarang akan<br />
terjadi seperti yang diomongkan,<br />
oleh sebab itu ia mengajak<br />
remaja Banda Aceh agar<br />
mengubah impian dengan<br />
impian-impian besar, “Gua<br />
pernah nulis di buku gua<br />
bahwa jiwa yang positif diisi<br />
dengan kata-kata yang<br />
positif,”pungkasnya.• Abi<br />
Qanita/Afrizal Meukek<br />
EDISI <strong>II</strong> | TAHUN VI | <strong>2017</strong>
Wisata<br />
Ustadz Yusuf Mansur naik boat menjajal wisata nelayan <strong>Kota</strong> Banda Aceh.<br />
foto dok humas<br />
Usai Ceramah, Ustadz Yusuf Mansur<br />
Jajal Wisata Nelayan<br />
U<br />
sai tampil sebagai<br />
penceramah pada Peringatan<br />
Maulid Nabi<br />
Besar Muhammad<br />
SAW di Balaikota Banda Aceh,<br />
Kamis sore (23/2/<strong>2017</strong>), Ustadz<br />
Yusuf Mansur menjajal wisata<br />
nelayan di pantai Ulee Lheue<br />
Banda Aceh. Bersama istri<br />
tercinta dan Walikota Banda<br />
Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal<br />
SE, Ustad Yusuf Mansur<br />
terlihat sangat menikmati<br />
wisata nelayan basket fishing<br />
yang dikelola oleh kelompok<br />
nelayan Meuraxa.<br />
Tiba di Ulee Lheue sekitar<br />
pukul 16.30 Wib, Ustadz<br />
Yusuf Mansur bersama Isteri<br />
dan Walikota Banda Aceh<br />
Hj Illiza Sa’aduddin Djamal<br />
dan sejumlah kepala SKPK<br />
langsung mengenakan baju<br />
pelampung. Menggunakan<br />
speed boad yang dikemudikan<br />
nelayan lokal, rombo<br />
ngan mulai mengelilingi lokasi<br />
wisata dan mencari mulai<br />
mencari keranjang-keranjang<br />
yang sebelumnya sudah<br />
dimasukkan umpan dilokasi<br />
wisata tersebut.<br />
Ustad Yusuf Mansur bersama<br />
Isteri dan Illiza beberapa<br />
kali mengangkat keranjang<br />
disepanjang rute yang di<br />
lalui boat yang mereka tumpangi.<br />
Tampak Ustad Yusuf<br />
Mansur ikut mengabadikan<br />
momen-momen keseruan selama<br />
di Ulee Lheue dengan<br />
kamera ponselnya.<br />
Selain berhasil mengangkat<br />
sejumlah kepiting<br />
dari keranjang sepanjang<br />
rute yang dilalui speed boat,<br />
Sang Ustadz juga mencoba<br />
keseruan memancing di<br />
keramba milik salah-satu<br />
kelompok nelayan yang juga<br />
berada di satu lokasi basket<br />
fishing. Ustad Yusuf Man<br />
sur berhasil memancing<br />
seekor ikan mengimbangi<br />
Illiza yang sebelumnya juga<br />
berhasil mendapatkan satu<br />
ikan.<br />
Basket Fishing adalah<br />
wisata nelayan yang dikembangkan<br />
oleh para nelayan<br />
Meuraxa Banda Aceh. Wisata<br />
yang masih baru ini dikembangkan<br />
setelah Pemko Banda<br />
Aceh mengirimkan sejumlah<br />
nelayan ke Jepang dalam<br />
sebuah program kerjasama<br />
kota kembar.<br />
“Basket Fishing ini<br />
dikembangkan para nelayan<br />
setelah kita adopsi dari Jepang<br />
dalam program kerjasama<br />
kota kembar dengan Higasimatsushima.<br />
Ada potensi<br />
menarik banyak wisatawan<br />
dan potensi ekonomi dari<br />
wisata ini,” ujar Illiza.<br />
Wisata ini menawarkan<br />
kepada pengunjung menikmati<br />
keindahan pantai Ulee Lheue<br />
yang dimulai dari Dermaga<br />
Boat, yakni berdekatan dengan<br />
Kantor Dinas Pariwitasa dan<br />
Ekonomi Kreatif Banda Aceh.<br />
Dengan hanya tiket seharga<br />
Rp.50 ribu, pengunjung dapat<br />
menikmati keseruan basket<br />
fishing dan dapat membawa<br />
pulang seluruh isi keranjang,<br />
sepeerti udang, kepiting dan<br />
ikan. •Afrizal Meukek