Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
#<strong>01</strong> Vol I/2<strong>01</strong>8<br />
referensi bisnis terkini<br />
Potret Ekonomi<br />
dan Bisnis 2<strong>01</strong>8<br />
• 15 Tren Bisnis Masa Depan<br />
• 2<strong>01</strong>8 KUR Dorong<br />
Sektor Produktif<br />
• Pertumbuhan<br />
Ekonomi Hanya 5,1%<br />
• 4 Faktor Dorong<br />
Pertumbuhan<br />
Ekonomi<br />
Peluang Bisnis<br />
SAI Ajari<br />
Kemandirian<br />
Hidup<br />
Travelling<br />
Ada Surga<br />
Dunia di<br />
Mandalika<br />
Guntur Raditya Wardhana,<br />
CEO Laxita Paramitha Group<br />
Pebisnis<br />
Modal 100 Ribu<br />
Kini Jadi Triliuner
2 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 3
Salam <strong>PROBIZ</strong><br />
referensi bisnis terkini<br />
Pemimpin Umum:<br />
Budi Purnomo Karjodihardjo<br />
Wakil Pemimpin Umum:<br />
Tri Sugeng Nugroho<br />
Pemimpin Perusahaan:<br />
Bivie Arifin<br />
Pemimpin Redaksi:<br />
Akhmad Kadri<br />
Wakil Pemimpin Redaksi:<br />
Tri Sugeng Nugroho<br />
Rapat Redaksi:<br />
Akhmad Kadri, Bivie Arifin, Tri Sugeng<br />
Nugroho, Solihatun, Heri C Santoso<br />
Redaktur Eksekutif:<br />
Hartono Anwar, Uripto Supriyatno<br />
Sekretaris Redaksi:<br />
Astuti<br />
Staf Redaksi:<br />
Solihatun, Eka Kartika Sari (Kontributor)<br />
Biro Jateng:<br />
Heri C Santoso (Koordinator), Timotius<br />
Aprianto, Aris Budi, Widdy Wicaksono,<br />
Gotcha Randy, Aria GM, Randang<br />
Yesha<br />
Desain, Artistik, & Pra Cetak:<br />
Wowo Ario Sungkowo (Manajer),<br />
Sutanto (Cover Design)<br />
Marketing:<br />
Atik Masloman, Andi Librianto, M Ade<br />
Syafei<br />
Public Relation (PR):<br />
Kartika, Maryam<br />
Alamat Redaksi & Pemasaran:<br />
- Jl. Pertani Raya No. 12 Duren Tiga,<br />
Pancoran, Jakarta Selatan 12760,<br />
Telp. (021) 27531693<br />
- Jl. Pam Baru III, Bendungan Hilir,<br />
Tanah Abang, Jakarta Pusat,<br />
Jakarta 10210<br />
Penerbit:<br />
PT Budi Multi Media<br />
Menurut Feng Shui tahun ini (2<strong>01</strong>8) adalah Shio Anjing<br />
Tanah berelement kayu. Tahum Anjing Kayu adalah tahun<br />
keberuntungan untuk Shio Macan, Kuda, Babi, Ular,<br />
Kambing, Anjing, Ayam, Kelinci, dan Kerbau. Dan menjadi tahun sial<br />
untuk Shio Naga, Tikus, dan Kera. Khusus untuk ketiga Shio terakhir,<br />
saran pakar Shio Enny Kongco, harus menjaga kelicikan orang, emosi,<br />
ucapan, dan kesehatan.<br />
Itu hanya sebuah ramalan. Kebenarannya perlu dbuktikan oleh kita<br />
sendiri. Jika kita percaya dan menjalankan apa yang menjadi caatatan<br />
pada ramalan tersebut bisa jadi benar, karena beberapa perintah dan<br />
larangannya hal yang wajar dan masuk logika.<br />
Namun logika bisnis tetap harus menjadi pijakan nomor satu<br />
sebelum berinvestasi atau berusaha. Kehadiran <strong>PROBIZ</strong> mudahmudahan<br />
bisa menjadi referensi handal buat Anda dalam memulai,<br />
mengembangkan, mengambil keputusan untuk akuisisi, bahkan untuk<br />
menutup usaha. Beragam informasi seputar bisnis terkini kami sajikan<br />
dengan ulasan yang lugas dan bahasa yang sederhana.<br />
Kami menyuguhkan tiga tematik yang dikemas dalam satu bundel<br />
majalah, yakni seputar Tren Bisnis (bisnis terkini), Agribisnis dan<br />
Kabar Desa. Dimaksudkan untuk menambah wawasan sekaligus<br />
wacana pelaku bisnis dalam memutuskan berinvestasinya. Tren Bisnis<br />
mengulas seputar prospek atau potensi bisnis kedepan. Agribisnis<br />
mengulas seputar bisnis di bidang Agri atau Agro, dan Kabar Desa<br />
mengupas peluang bisnis di suatu daerah.<br />
Kami yakin varian sajian dalam <strong>PROBIZ</strong> akan memberikan makna<br />
dan langkah pasti buat Pembaca. Seperti dalam hidup kita, hasil dan<br />
hal yang kita kerjakan harus selalu bermakna.<br />
Dan <strong>PROBIZ</strong> selalu menerima kritikan, masukan, saran dan<br />
himbauan selama yang disampaikan bersifat untuk membangun. Bagi<br />
kami tidak ada yang sempurna, dan akan menjadi sempurna bila kita<br />
bisa berkolaborasi dan saling mengisi. Terimakasih.<br />
Saran dan kritik dapat disampaikan melalui<br />
redaksi@probiz.id<br />
Info Berlangganan & Pemasangan Iklan Hubungi:<br />
0877-81029781<br />
0815-86680341<br />
4 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Daftar Isi<br />
14. CEO<br />
Guntur Raditya Wardhana,<br />
CEO Laxita Paramitha Group<br />
Pebisnis Modal 100 Ribu<br />
06. Prospek Ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />
Potret Ekonomi & Bisnis 2<strong>01</strong>8<br />
36. Lifestyle<br />
Smart City:<br />
Kota Impian Kaum Urban<br />
26. Peluang Bisnis<br />
SAI Ajari Kemandirian Hidup<br />
46. Travelling<br />
Ada Surga Dunia di Mandalika<br />
32. Nasional<br />
Ngurus Pajak Jangan Dipersulit<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 5
prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />
Potret Ekonomi<br />
dan Bisnis 2<strong>01</strong>8<br />
Ritel/Mall: Memberikan kontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi<br />
Target pertumbuhan ekonomi<br />
5,4% bisa tercapai. Sektor<br />
consumer dan keuangan<br />
akan menjadi penopang<br />
pertumbuhan. Bisnis makanan<br />
dan online diperkirakan akan<br />
makin cerah.<br />
Reza Priyambada, Analis dari Head of Research Nonghyup Korindo Securities<br />
6 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />
Potret perekonomian Indonesia pada 2<strong>01</strong>8<br />
diperkirakan tidak jauh berbeda dengan 2<strong>01</strong>7. Tapi<br />
Reza Priyambada analis dari Head of Research<br />
Nonghyup Korindo Securities berpendapat, kondisi<br />
akan membaik. Target Pemerintah dalam RAPBN 2<strong>01</strong>8,<br />
pertumbuhan ekonomi nasional akan mencapai 5,4%, optimis<br />
bisa dicapai. Memang masih banyak hal yang harus diperbaiki<br />
untuk mencapai target tersebut.<br />
Utamanya daya beli masyarakat secara keseluruhan<br />
harus dijaga, karena komponen ini merupakan kontributor<br />
terbesar pembentuk angka pertumbuhan ekonomi. Di<br />
sisi lain, penyerapan belanja pemerintah juga diharapkan<br />
dapat lebih ditingkatkan sehingga akselerasi pertumbuhan<br />
ekonomi dapat lebih ditingkatkan.<br />
Dari sisi bisnis yang berkaitan dengan consumer dan<br />
keuangan masih menjadi pilihan untuk tahun ini. Karena sektor<br />
consumer masih menjadi penopang pertumbuhan dibarengi<br />
dengan sektor keuangan seiring dengan meningkatnya<br />
aktivitas ekonomi masyarakat. Akan tetapi, tidak tertutup<br />
kemungkinan bisnis lainnya pun juga menarik seperti industri<br />
kreatif dan online, seiring pertumbuhan minat masyarakat<br />
terhadap seluler. Jadi bisnis yang cukup bagus untuk<br />
dipertimbangkan di antaranya sektor konsumsi, teknologi,<br />
keuangan, dan beberapa lainnya. Karena sektor-sektor ini<br />
berkaitan langsung dengan aktivitas individu masyarakat.<br />
Membangun jaringan<br />
Sebaliknya sektor ritel masih harus diperhatikan<br />
seiring mulai adanya penurunan daya beli di sektor ini<br />
karena adanya shifting (bergeser) ke sektor lainnya.<br />
Untuk pemula, sebaiknya perluas jaringan dan banyak<br />
cari info untuk bisnis yang menarik dan dibutuhkan oleh<br />
banyak orang. Misalkan berjualan hijab, usaha catering,<br />
jual pulsa, sebaiknya mulai dari skala kecil terlebih<br />
dahulu.<br />
Bisa mulai bisnis yang resikonya kecil seperti bisnis<br />
makanan maupun fashion. Jika belum laku, bisa dipakai<br />
sendiri, atau juga bisa dipakai untuk sarana promosi.<br />
Kuncinya agar usaha cepat meberikan benefit atau untung<br />
adalah membuka jaringan yang luas, dan barang yang kita<br />
jual dibutuhkan banyak orang, seperti usaha makanan salah<br />
satunya. Untuk pola atau sistem bisnis yang baik pertama<br />
bisa dilakukan dengan sistem partnership terlebih dahulu,<br />
sharing pendanaan,<br />
Dalam hal bisnis pemerintah cukup memberikan<br />
dukungan, terutama pada usaha UKM, dengan diberikan<br />
kemudahan usaha, terkait dengan pendanaan perbankan.<br />
Sementara untuk di pasar modal saham-saham yang<br />
berkapitalisasi tetap akan menjadi saham-saham blue<br />
chip. Karena saham-saham blue chip biasanya memang<br />
berkapitalisasi besar dan lebih likuid. •<br />
Mall dan Pasar Tradisional: Menjadi penopang pertumbuhan<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 7
prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />
15 Tren Bisnis Masa Depan<br />
Untuk menjadi pelaku bisnis yang sukses, sebelum<br />
memutuskan akan menekuni sebuah bsinis<br />
sebaiknya beberapa hal seperti hasil analisa,<br />
agenda pemerintah, tren bisnis kedepan, dan kondisi<br />
perekonomian secara nasional maupun global harus<br />
menjadi pertimbangan.<br />
Trend wirausaha kini tidak saja digeluti oleh kalangan<br />
pengusaha sukses, tapi juga sudah menjadi gaya hidup<br />
anak-anak muda khususnya di Metropolitan. Mereka<br />
terpacu mengembangkan usaha untuk mendapatkan<br />
untung sebanyak-banyaknya. Namun sering terkecoh<br />
umumnya usaha pemula tertarik pada usaha yang booming<br />
musiman sepertinya halnya waralaba atau franchise yang<br />
cenderung cepat besar namun jika para konsumen bosan<br />
maka usaha tersebut menjadi layu<br />
Kuncinya biar bisa berkompetisi dengan produk lain, adalah<br />
efisiensi biaya biar bisa menhasilkan produk yang murah. Ada<br />
beberapa bisnis yang potensi di masa depan, yang dapat<br />
dikembangkan karena persaingan dipasar masih cukup kecil.<br />
Apa saja peluang bisnis yang menjanjikan tersebut?<br />
Tren makanan yang berubah cepat juga menuntut untuk<br />
jeli dalam menentukan produk yang akan dijual. Selain itu,<br />
juga wajib mendesain kendaraan seunik mungkin agar<br />
mampu menarik konsumen untuk mampir.<br />
3. Online<br />
1. Kuliner<br />
Bisnis kuliner adalah bidang usaha yang tidak ada<br />
matinya. Karena makanan adalah kebutuhan pokok<br />
manusia. Tapi untuk bisa bertahan dalam bisnis kuliner<br />
diperlukan kreatifitas dan inovasi terus menurus. Semakin<br />
banyak kreatifitas yang ditawarkan akan semakin banyak<br />
pelanggan yang selalu penasaran dengan menu kuliner<br />
yang disajikan.<br />
Bisa menu daerah, atau dimodifikasi, membuat menu<br />
baru, juga bisa menjual menu yang sedang tren di luar<br />
negeri. Untuk tempat atau tampilam outlet sebaiknya di<br />
buat berbeda dengan umumnya biar bisa menjadi ikon<br />
kuliner Anda. Jika menu makanan yang disajikan memiliki<br />
rasa nikmat, maka akan segera menyebar di masyarakat<br />
2. Foodtruck<br />
Foodtruck dengan desain unik mampu menarik hati<br />
pelanggan. Pada 2<strong>01</strong>8, usaha ini diprediksi semakin<br />
diminati. Dalam menjalani bisnis ini, dituntut untuk<br />
berinovasi agar tidak kalah bersaing, mengingat usaha ini<br />
semakin populer di kalangan pebisnis.<br />
Bisnis ini akan menjadi trend tahun ini, karena telah<br />
terbukti memiliki tingkat pertumbuhan yang begitu<br />
signifikan. Bahkan teknologi berbasis digital ini akan<br />
digadang menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat<br />
potensial dan bisa diandalkan sebagai lahan usaha.<br />
Mengingat pengguna internet semakin melambung<br />
tak terkendali bahkan telah menjadi kebutuhan hidup<br />
masyarakat sehari-hari. Dan inilah kesempatan terbaik yang<br />
dapat dijadikan peluang untuk membuka usaha.<br />
Jenis bisnis ini bisa dimulai dengan modal kecil, yang<br />
terpenting adalah harus memiliki fasilitas on line serta<br />
akses internet. Usaha di bidang on line bisa dibilang begitu<br />
menyenangkan, karena bisa dikerjakan dari manapun<br />
selama terdapat jaringan internet, dan kapan saja bahkan<br />
memungkinkan Anda untuk bekerja tanpa harus beranjak<br />
dari kamar tidur sekalipun.<br />
Pengguna internet di Indonesia trennya terus<br />
naik. Ini bisa menjadi potensi bisnis baru yang perlu<br />
dikembangkan. Apalagi dengan terus berkembangnya<br />
Facebook dan Twitter di Indonesia bisa menjadi media<br />
promosi yang sangat efisien. Kini peluang bisnis dengan<br />
memanfaatkan internet sangat potensial. Berbagai barang<br />
atau produk bisa ditawarkan lewat on line.<br />
8 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />
4. Waralaba<br />
6. Pendidikan<br />
Ingin memulai usaha namun terkendala dengan<br />
kurangnya ide serta belum memiliki pengalaman, atau<br />
merasa kurang yakin untuk merintis sendiri, maka sebaiknya<br />
memilih jenis bisnis dengan pola waralaba. Bisa dikatakan<br />
paling cocok untuk seorang pemula karena menjalankan<br />
model bisnis waralaba ini akan dibantu oleh pemilik<br />
waralaba (pemegang merek) mulai dari training hingga<br />
pada tahap prosesnya.<br />
Sebagai seorang pemula tidak akan dipusingkan dengan<br />
konsep bisnis yang akan dijalani, mereka hanya tinggal<br />
menjalankan sesuai kamampuan modalnya dengan tetap<br />
bernaung di bawah nama merek perusahaan waralaba yang<br />
dipilih.<br />
Pendidikan adalah seperti halnya makanan tidak akan<br />
mati. Akan terus dibutuhkan oleh masyarakat untuk<br />
meningkatkan kompetensinya. Ada banyak sekali kategori<br />
dalam bisnis pendidikan yang bisa dikembangkan. Bisa<br />
mulai dari jasa les mata pelajaran tertentu, jika siswa atau<br />
pesertanya sudah banyak bisa dikembangkan lebih besar,<br />
menjadi lembaga kursus. Bisa juga pilih usaha pendidikan<br />
yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.<br />
7. Ternak sapi<br />
5. Pariwisata<br />
Tren resto berbahan daging sapi terus meningkat. Disisi<br />
lain agenda Pemerintah yang mencanangkan program<br />
swasembada daging, target tercapai pada 2020. Ini<br />
kesempatan untuk ambil peran menggeluti bisnis bidang<br />
peternakan khususnya peternakan sapi.<br />
Banyaknya potensi tempat wisata yang masih alami<br />
di Indonesia, bisa menjadi peluang bisnis travel dan agen<br />
wisata. Usaha biro tour dan travel, risikonya kecil, karena<br />
hampir tanpa modal. Promosi bisa lewat on line.<br />
8. Industri kreatif<br />
5. Tanaman buah<br />
Kenapa budidaya dijadikan salah satu peluang bisnis<br />
yang awet? Alasannya sederhana, karena banyak<br />
sekali yang membutuhkan tapi sedikit yang melakukan.<br />
Peminat tanaman buah cukup banyak, tapi pembudidaya<br />
tanaman buah masih sangat sedikit karena memang butuh<br />
ketelatenan dan kesabaran untuk menjalankan bisnis ini.<br />
Bisnis di bidang industri kreatif yang ada di Indonesia<br />
ternyata masih sedikit sehingga untuk memenuhi<br />
kebutuhan di dalam negeri masih mengandalkan impor dari<br />
China. Peluang usahanya sangat besar, tentunya selama<br />
harganya dapat bersaing dengan produk luar, khususnya<br />
dari China yang terkenal murah.<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 9
prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />
9. Properti<br />
Jumlah penduduk Indonesia terus bertambah, seiring<br />
dengan pertumbuhan jumlah tersebut maka kebutuhan<br />
akan tempat tinggal dalam hal ini rumah juga akan<br />
meningkat. Ini peluang bagi para pengembang bisnis<br />
properti untuk bermain. Setidaknya sambil berbisnis,<br />
sekalian membantu program Pemerintah menyiapkan<br />
tempat tinggal yang layak huni.<br />
10. Fashion<br />
Sama seperti bisnis kuliner, bisnis fashion (pakaian)<br />
merupakan jenis bisnis yang memiliki potensi besar untuk<br />
dikembangkan karena selalu dicari oleh banyak orang.<br />
Alasanya karena pakaian merupakan kebutuhan primer<br />
bagi manusia. Kini banyak yang ingin tampil dengan model<br />
pakaian yang berbeda. Jadi bisnis fashion pun memiliki<br />
banyak kategori produk, seperti pakaian pria atau wanita,<br />
busana muslim, model korea dan lain-lain.<br />
11. Otomotif<br />
12. Affiliate (afiliasi)<br />
Kalau suka dengan usaha<br />
kreatif, cobalah melakukan<br />
bisnis affiliate. Anda hanya<br />
cukup mempromosikan<br />
produk yang dijual orang lain<br />
dan mendapatkan ‘komisi’<br />
dengan sistem affiliate.<br />
Sebagai contoh, jika<br />
seorang blogger dengan<br />
jumlah pengikut ribuan<br />
orang dapat memasang banner affiliate pada artikel<br />
blognya, maka komisi akan diperoleh setiap kali ada<br />
pengunjung yang mengeklik banner tersebut. Sederhana,<br />
‘kan? Modalnya cukup hanya ketelatenan dan kreativitas.<br />
13. Emas<br />
Investasi emas hampir<br />
tidak ada risikonya. Usaha<br />
emas batangan seperti<br />
Antam ini cukup menjanjikan<br />
karena harganya yang terus<br />
naik setiap tahun. Memang,<br />
keuntungannya belum terasa<br />
dalam jangka pendek. Tapi, bersabarlah sekitar 5 tahun<br />
maka keuntungan yang didapatkan akan meningkat pesat.<br />
Anggaplah emas tersebut sebagai tabungan dan modal<br />
investasi Anda.<br />
14. Cleaning service<br />
Usaha ini tampaknya jarang diminati. Padahal bisnis ini<br />
cukup menjanjikan. Pasalnya, banyak perusahaan maupun<br />
rumah tangga yang kesulitan mencari tenaga cleaning<br />
service yang berkualitas dan tepercaya.<br />
15. Handmade<br />
Di Indonesia perkembangan otomotif sangat pesat.<br />
Apalagi saat ini banyak kemudahan yang ditawarkan untuk<br />
memiliki kendaraan bermotor seperti penawaran kredit,<br />
dll. Ini bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan<br />
untuk jangka panjang. Beberapa jenis peluang usaha<br />
bidang otomotif misalnya jual beli mobil bekas, bengkel,<br />
menyediakan spare part, jasa cuci motor/mobil, dll.<br />
Memulai bisnis kreatif bisa dari bakat atau bahkan dari<br />
yang semula hanya merupakan hobi saja. Dan ini adalah<br />
sebuah terobosan peluang usaha yang cukup layak untuk<br />
dipertimbangkan karena pekerjaan paling menyenangkan<br />
adalah hobi yang dibayar, seperti design gambar, daur<br />
ulang, bidang kuliner, dan sebagainya. •<br />
10 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />
AAGN Puspayoga<br />
Menteri Koperasi dan UKM<br />
2<strong>01</strong>8 KUR Dorong Sektor Produktif<br />
Sejak 2<strong>01</strong>7 lalu, pola penyaluran kredit usaha rakyat<br />
(KUR) sudah mengalami perubahan komposisi<br />
secara signifikan. Bila selama bertahun-tahun alokasi<br />
kredit untuk usaha mikro dan kecil itu didominasi sektor<br />
perdagangan, mulai 2<strong>01</strong>7 sudah bergeser menjadi 45%<br />
untuk sektor produktif. Bahkan, tahun ini bakal digenjot<br />
hingga mencapai level 50% untuk sektor produktif.<br />
Sampai akhir 2<strong>01</strong>7, penyaluran KUR mencapai Rp 95,56<br />
triliun atau 89,6% dari target sebesar Rp 106 triliun, yang<br />
disalurkan kepada 4.408.925 debitur melalui 36 lembaga<br />
keuangan penyalur KUR. Dalam hal ini bukan target tidak<br />
tercapai, tapi karena lebih memfokuskan penyaluran KUR<br />
pada sektor produktif.<br />
Pemerintah berharap masyarakat UKM lebih berani<br />
mengembangkan usahanya melalui pembiayaan KUR. Kita<br />
juga akan mendorong perbankan penyalur KUR untuk<br />
lebih meningkatkan kucuran KUR ke sektor produktif,<br />
disamping perdagangan. Memang harus diakui bahwa<br />
bank lebih hati-hati menyalurkan ke sektor produktif<br />
terkait NPL. Sementara NPL di sektor perdagangan<br />
tercatat nol persen.<br />
Tiga target capaian besar kita adalah kontribusi Produk<br />
Domestik Bruto (PDB) dari 1,7% menjadi 4,48%, rasio<br />
kewirausahaan dari 1,65% menjadi 3,1%, dan anak<br />
usaha koperasi (Kospin Jasa) yang mampu mencatatkan<br />
sahamnya di lantai bursa efek Indonesia.<br />
Itu beberapa hasil kongkrit dari bergulirnya program<br />
Reformasi Total Koperasi, seperti reorientasi koperasi<br />
dimana lebih memfokuskan pada kualitas koperasi<br />
ketimbang kuantitas, rehabilitasi koperasi dimana kita<br />
membenahi database, hingga pengembangan koperasi.<br />
Oleh karena itu, ke depan kita akan terus memfokuskan<br />
program-programnya untuk lebih meningkatkan kontribusi<br />
koperasi terhadap PDB. Untuk mewujudkan ini kita tidak<br />
mungkin bekerja sendiri, yakni melakukan koordinasi<br />
dengan gerakan koperasi, Gubernur, Bupati, dan Walikota,<br />
termasuk dengan pihak swasta.<br />
Tahun ini, ada dua koperasi sebagai penyalur KUR,<br />
setelah Kospin Jasa (Pekalongan) lalu menyusul KSP Kopdit<br />
Obor Mas (Maumere, NTT). Ini bukti kongkrit koperasi<br />
berkualitas. Pasalnya, koperasi menjadi penyalur KUR<br />
tidaklah mudah. Tidak hanya harus sehat, melainkan harus<br />
mampu menyiapkan sistem online yang terkoneksi dengan<br />
Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. •<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 11
prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />
Eko Listiyanto<br />
Institute for Development of<br />
Economics and Finance (INDEF)<br />
Pertumbuhan<br />
Ekonomi<br />
Hanya 5,1%<br />
Pertumbuhan ekonomi pada 2<strong>01</strong>8 diprediksi hanya<br />
mencapai 5,1 persen, di bawah target pemerintah<br />
yang sebesar 5,4 persen. Dan sangat bergantung<br />
pada kekuatan sektor konsumsi rumah tangga, yang<br />
memberikan kontribusi sekitar 55 persen dari Produk<br />
Domestik Bruto (PDB) Indonesia.<br />
Pemerintah harus mampu menjaga inflasi agar daya<br />
beli masyarakat tidak lagi melambat. Diperkirakan realisasi<br />
infalsi tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena<br />
kenaikan TDL dan harga gas.<br />
Dan sektor fiskal akan menjadi tumpuan dalam<br />
memberikan efek ganda terhadap pertumbuhan, sehingga<br />
belanja-belanja prioritas bisa terlaksana. Belanja modal dan<br />
dana transfer ke daerah juga harus direalisasikan untuk<br />
dapat mendorong aktivitas ekonomi.<br />
Realisasi kredit perbankan pada 2<strong>01</strong>8 juga diharapkan<br />
dapat lebih cepat menggerakkan sektor-sektor<br />
perekonomian. Harapan tersebut harus ditopang oleh<br />
kebijakan yang terintegrasi ke seluruh pihak, bukan<br />
hanya sektor keuangan. Kebijakan pemerintah di bidang<br />
harga juga harus dapat diminimalisasi, sehingga tidak<br />
kontraproduktif terhadap aktivitas sektor pembiayaan.<br />
Kontribusi ekspor pada 2<strong>01</strong>8 diproyeksi akan meningkat<br />
apabila tren harga komoditas global tetap berlanjut di tahun<br />
ini. Selain itu, peningkatan ekspor juga berpotensi semakin<br />
tinggi apabila pertumbuhan manufaktur terakselerasi dan<br />
Indonesia dapat secara agresif membuka peluang pasar<br />
baru di berbagai kawasan yang potensial.<br />
Faktor lain yang berpotensi menjadi pendorong<br />
pertumbuhan ekonomi tahun ini antara lain Pilkada<br />
serentak yang berpotensi meningkatan konsumsi. Faktor<br />
Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2<strong>01</strong>8 juga<br />
dapat mendorong sektor pariwisata baik dari sisi konsumsi<br />
maupun transportasi.<br />
Dari sisi global, beberapa isu yang dapat menjadi `batu<br />
sandungan` dalam upaya mengakselerasi pertumbuhan<br />
antara lain isu proteksionisme perdagangan AS, rebalancing<br />
ekonomi Tiongkok, dan penguatan dolar AS yang<br />
memicu pembalikan arus modal di negara berkembang.<br />
Selain itu, ada juga risiko geopolitik, dampak Brexit,<br />
referendum Catalonia, kondisi Timur Tengah, ketegangan<br />
di Semenanjung Korea dan ancaman terorisme, serta isu<br />
struktural di negara maju seperti penuaan populasi. •<br />
Pilkada dan Asian Games: Pendorong sektor pariwisata<br />
12 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />
LPEM FEB UI<br />
Lembaga Penyelidikan Ekonomi<br />
dan Masyarakat Fakultas Ekonomi<br />
dan Bisnis Universitas Indonesia<br />
4 Faktor Dorong Pertumbuhan Ekonomi<br />
LPEM FEB UI memprediksi pertumbuhan ekonomi<br />
Indonesia di 2<strong>01</strong>8 bakal mencapai 5,3%, lebih tinggi<br />
dari prediksi pertumbuhan ekonomi di 2<strong>01</strong>7 yang<br />
sebesar 5,2%. Pertumbuhan tersebut banyak didorong oleh<br />
investasi dan ekspor, serta didukung oleh investasi asing<br />
dan pemulihan ekonomi di banyak negara maju.<br />
Analisa tersebut memuat pesan kepada Presiden<br />
Joko Widodo (Jokowi) soal pembangunan infrastruktur.<br />
Meski secara teori, infrastruktur dapat mempercepat<br />
aktivitas ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan, namun<br />
kenyataannya belum seperti itu.<br />
Karena di saat alokasi anggaran infrastruktur di 2<strong>01</strong>7<br />
meningkat 177% dari anggaran 2<strong>01</strong>4, pertumbuhan<br />
ekonomi di 2<strong>01</strong>7 hanya meningkat sedikit. Penciptaan<br />
lapangan kerja yang disebut-sebut sebagai dampak positif<br />
yang timbul dari belanja infrastruktur dan konstruksi juga<br />
belum terlihat.<br />
Rendahnya investasi sektor swasta, baik di sektor<br />
infrastruktur maupun sektor lainnya, akibat dominannya<br />
peran perusahaan milik negara, membuat pertumbuhan<br />
investasi secara keseluruhan tidak maksimal, dan<br />
berdampak negatif pada pencapaian target pertumbuhan<br />
ekonomi selama sisa pemerintahan Jokowi, sebesar 5,2% di<br />
triwulan III dan keseluruhan tahun 2<strong>01</strong>7.<br />
Kemudian, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan<br />
didorong oleh harga komoditas ekspor utama Indonesia<br />
yang stabil dan cenderung tinggi, terutama untuk kelapa<br />
sawit dan batu bara. Namun, pertumbuhan hanya akan<br />
meningkat secara moderat pada 2<strong>01</strong>8 dan 2<strong>01</strong>9 akibat<br />
beberapa kondisi yang kurang menguntungkan.<br />
Pertama, ekspor energi, terutama minyak, gas, dan batu<br />
bara, tidak akan meningkat signifikan akibat persaingan<br />
dari energi terbarukan yang menjadi murah lebih cepat<br />
dari perkiraan, terutama karena faktor pembatasan emisi<br />
Tiongkok. Ke depan, peluang harga minyak dan batu bara<br />
untuk kembali ke tingkat sebelum krisis 2008 mendekati<br />
nol.<br />
Kedua, pertumbuhan konsumsi akan terus lebih lambat<br />
dibanding komponen ekonomi sisi pengeluaran lainnya<br />
(seperti ekspor, investasi), terutama karena hal tersebut<br />
bergantung pada kepercayaan konsumen dan pertumbuhan<br />
upah riil. Tanpa perubahan besar terhadap arah kebijakan<br />
atau kondisi eksternal, sulit pertumbuhan PDB untuk naik<br />
signifikan dalam 2 tahun ke depan.<br />
Ada perkembangan baru di 2<strong>01</strong>8 dan 2<strong>01</strong>9 yang<br />
mempengaruhi ekonomi domestik secara signifikan.<br />
Pertama, tren pengetatan kebijakan moneter oleh bank<br />
sentral Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Inggris, dan<br />
mungkin Jepang. Lalu kedua, China telah berhasil keluar<br />
dari perlambatan pertumbuhan ekonomi.<br />
Hal ini membuat pertumbuhan permintaan komoditas<br />
akan terus positif, meski harga komoditas akan tetap berada<br />
di bawah harga sebelum tahun 2008. Harga batu bara tidak<br />
akan mengalami penurunan seperti yang terjadi hingga<br />
2<strong>01</strong>6, namun diragukan permintaan terhadap batu bara<br />
akan meningkat di jangka panjang, yang membatasi potensi<br />
industri pertambangan dan ekspor terkait batu bara untuk<br />
tahun 2<strong>01</strong>8 dan 2<strong>01</strong>9.<br />
Ketiga, meningkatnya perilaku pengambilan risiko dan<br />
toleransi risiko telah membuat beberapa analis khawatir<br />
tentang kemungkinan terjadinya krisis keuangan skala<br />
global seperti 2008.<br />
Keempat, meskipun benar bahwa perilaku pengambilan<br />
risiko yang berlebihan dan lengahnya regulator terlihat di<br />
beberapa sektor, terutama teknologi, tidak terlihat adanya<br />
peningkatan risiko krisis yang signifikan, setidaknya untuk<br />
2<strong>01</strong>8. Suku bunga acuan di AS dan negara-negara besar<br />
lainnya naik jauh lebih lambat dibanding dengan 2005-<br />
2008, yang memungkinkan pasar untuk menyesuaikan diri<br />
dengan pengetatan kebijakan moneter secara bertahap. •<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 13
CEO<br />
Guntur Raditya<br />
Wardhana,<br />
CEO Laxita<br />
Paramitha Group<br />
Pebisnis Modal 100 Ribu<br />
Memulai bisnis dari modal 100 ribu, ini<br />
yang dilakukan Guntur Raditya Wardhana.<br />
Kini bisnis yang dirintis 10 tahun silam<br />
dari kolong jembatan Lempuyangan,<br />
Yogyakarta ini telah berkembang pesat.<br />
Dengan holding usaha, Laxita Paramitha<br />
Group telah beranak pinak sampai 13<br />
perusahaan. Bagaimana strateginya untuk<br />
mencapai sukses itu?<br />
Tak percaya uang 100 ribu cukup untuk memulai<br />
usaha? Guntur Raditya Wardhana, membuktikan.<br />
Pada 2007 – saat masih kuliah— ia merintis usaha<br />
event organizer (EO). Untuk operasional, awalnya<br />
banyak dibantu teman–teman kuliahnya. Tak disangka,<br />
bisnis yang dirintis dari kolong jembatan Lempuyangan<br />
di Yogyakarta itu, kini telah berkembang pesat hingga<br />
merambah bisnis properti. “Saya betul-betul memulainya<br />
dari bawah kolong jembatan,” kata pria yang sering disapa<br />
Radit ini, disela-sela rekaman di Studio Radio Idola 92.6<br />
FM Semarang untuk program Bhinaya Channel. “Saat itu<br />
14 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Ceo<br />
Guntur Raditya Wardhana: dalam beberapa aktivitas<br />
saya tidak memiliki cukup uang untuk sewa kantor. Hanya<br />
punya Rp 100 ribu, dan diniatkan sebagai modal. Modal itu<br />
kemudian saya putar, sehingga dalam 10 tahun, saya bisa<br />
memiliki apa yang ada saat ini,” tambahnya.<br />
Perjalanan hidup suami dari Fertilina Hardiyani ini,<br />
yang kini bisnisnya tengah merambah dibeberapa kota di<br />
Indonesia, penuh lika-liku. Kejadian yang sangat berkesan<br />
saat masih kuliah di UGM –jurusan Ilmu Hubungan<br />
Internasional— terbangun dari tidur di tengah malam, dan<br />
terasa haus sekali. Namun persediaan minumnya habis,<br />
masuk rumah ibu kos untuk minta air minum tapi pintu<br />
dapurnya terkunci. “Sementara uang tidak punya, mau<br />
keluar minta air pada temen bensin motor habis, mau<br />
telepon utk minta air pulsa juga tidak punya,” tutur pria<br />
yang hobi mancing ini.<br />
Titik balik hidup<br />
Radit menyadari bahwa dirinya termasuk mahasiswa<br />
dari keluarga pas-pasan. Jadi uang yang dikirim ibunya<br />
harus cukup digunakan untuk keperluan dalam satu bulan.<br />
Sehingga, saat uang habis sampai tidak bisa beli air minum,<br />
kenyataan pahit ini harus diterima. Dalam kondisi haus ini,<br />
Radit menangis. Menangisnya bukan karena haus atau<br />
kesakitan, tapi lebih karena merasa sedih. Namun dalam<br />
tangis itu ia menemukan tekad untuk melakukan sesuatu<br />
yang lebih. Dan kejadian malam itu menjadi titik balik dalam<br />
hidupnya.<br />
Setelah tragedi malam “haus tdk punya air minum,”<br />
justru pagi harinya Radit merasa lebih kuat. Beberapa<br />
kejadian yang tidak disangka mulai datang. Adiknya<br />
menelepon, menanyakan soal kesehatan dan mengabarkan<br />
bahwa ibunya mengirim uang sebesar Rp200 ribu. Ini bagi<br />
Radit sebuah mukjizat, pertolongaan Allah SWT. “Dari uang<br />
Rp 200 ribu ini, saya bagi dua, yang 100 ribu dilipat kecil<br />
saya selipkan di dalam dompet, dan saya niatkan untuk<br />
modal bisnis. Sedangkan sisanya digunakan untuk biaya<br />
hidup,” paparnya.<br />
Lantas Radit berpikir mencari peluang bisnis yang tidak<br />
perlu modal besar, cukup dengan modal kecil dan bisa<br />
dikerjakan sambil kuliah. Setelah 2 bulan berpikir, baru<br />
mendapatkan ide bisnis yakni menyediakan jasa akomodasi<br />
bagi peserta ujian masuk UGM dari Semarang. “Modal<br />
100 ribu yang saya simpan, dibagi menjadi dua. 50 ribu<br />
untuk cetak selebaran dan fotocopy formulir pendaftaran,<br />
sisanya untuk traktir teman-teman yang bantu project ini di<br />
angkringan kolong jembatan Lempuyangan,” katanya.<br />
Responnya ternyata cukup luar biasa. Sebanyak 82<br />
orang mendaftar jadi kliennya, untuk mengurus akomodasi<br />
ujian masuk UGM. Lumayan, dari project pertamanya ini<br />
Radit bisa mendapatkan keuntungan bersih Rp 8 juta lebih.<br />
Selain itu Radit juga mendapat keuntungan yang tidak<br />
bisa dinilai dengan uang. Diantara salah satu pesertanya<br />
kemudian menjadi pacarnya, dan salah satu peserta yang<br />
lain kini menjadi istrinya, Fertilina Hardiyani.<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 15
Ceo<br />
Radit: dalam sebuah acara penghargaan<br />
Bisnis mengurus jasa akomodasi mahasiswa rupanya<br />
tak bertahan lama, hanya setahun. Sebab UGM sudah<br />
membuka ujian masuk di Semarang. Berbekal keuntungan<br />
yang Rp8 juta itu Radit mengajak Thedy, temannya<br />
membuka bisnis event organizer dengan bendera DIGE. Ia<br />
sengaja memilih kata DIGE yang tidak memiliki arti, sebagai<br />
bagian dari strategi pemasaran. “Dipilihnya EO, menurut<br />
kami karena sifat pekerjaannya yang insidental dan bisa<br />
dikerjakan sambil kuliah. Selain itu, juga tidak memerlukan<br />
biaya besar,” kata pria kelahiran 30 tahun lalu ini.<br />
Usahanya cukup mulus, dan mendapat project dari<br />
perusahaan Farmasi untuk mengurus sebuah project kecil<br />
di sebuah sekolah di Semarang dengan nilai kontrak Rp600<br />
ribu. Dari nilai itu, DIGE hanya mendapat keuntungan<br />
Rp 100 ribu, dan masih harus dipotong pajak serta<br />
ditodong makan oleh klien. Merasa puas dengan hasilnya,<br />
perusahaan farmasi ini terus melanjutkan kontraknya dan<br />
menjadi kliennya yang loyal sampai 8 tahun lebih.<br />
Dalam benak Radit, mengambil pekerjaan tersebut<br />
yang jelas-jelas nilainya tidak “worth it” lebih kepada<br />
kesempatan atau peluang. Ia yakin walau nilainya kecil,<br />
event tersebut dapat menjadi ajang pembuktian bahwa<br />
dirinya mampu mengerjakan hal yang lebih besar. “Dan<br />
alhamdulillah, event tersebut menjadi awal masuknya<br />
event-event lain yang lebih besar. Hingga sekarang dari<br />
klien pertama tersebut, kami dipercaya untuk menangani<br />
brand produk-produknya. Bahkan, kita dipercaya juga untuk<br />
menangani sebuah brand tetes mata ketika baru diakuisisi<br />
dari perusahaan Farmasi lain,” ujar ayah dari putri kembar,<br />
Kidung Prashanti Wardhani dan Kirana Prashanti Wardhani.<br />
Rebranding jadi Binaya<br />
Seiring perkembangan bisnisnya yang makin besar,<br />
pada 2<strong>01</strong>0 Radit memindahkan kantornya dari Jogjakarta<br />
ke Jakarta. Setelah pindah kantor 4 tahun kemudian (2<strong>01</strong>4)<br />
DIGE melakukan rebranding menjadi Bhinaya. Alasan<br />
rebranding ini karena mengakomodasi perubahan susunan<br />
pemegang saham dan perubahan jenis layanan perusahaan.<br />
Pindah kantor dan berganti nama ternyata memberikan<br />
berkah tersendiri bagi Radit, mulai banyak proyek yang<br />
dikerjakan berskala nasional.<br />
Sukses dengan EO, Radit mengembangkan bisnis baru<br />
bidang agensi marketing komunikasi yang menawarkan<br />
One Stop Solution sebagai added value-nya, seperti<br />
menangani jasa iklan Above the Line (ATL) dan Bellow the<br />
Line (BTL). “Dari EO, kami telah bertransformasi menjadi<br />
Agency Marcomm yang bidang layanannya lebih luas.<br />
Jumlah karyawan juga bertambah, menjadi lebih 20 orang.<br />
Perusahaan yang menjadi klien kita diantaranya bidang<br />
farmasi, consumer goods, dan lembaga pemerintah untuk<br />
mengelola event dan marcomm strategic mereka,” jelasnya.<br />
Kunci sukses membangun bisnisnya kata Radit, adalah<br />
komitmen, kerja tim, dan yang paling penting menjaga<br />
kepercayaan klien. Mengingat mayoritas karyawannya<br />
anak-anak muda, harus selalu diberi motivasi, untuk terus<br />
berkembang dan berpikir out of the box, agar karya atau<br />
16 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Ceo<br />
Bersama keluarga dan anak-anak SD: Harmonis<br />
terbuka. “Saya selalu bersyukur. Rezeki sudah ada yang<br />
ngatur. Dan, efeknya luar biasa. Keuntungan justru berkalikali<br />
lipat,” ungkapnya.<br />
produksinya yang berbeda dengan yang lain.<br />
Sementara, konsep marketing yang dibangun Radit<br />
cukup sederhana, kooperatif dan proaktif. Yang paling<br />
penting kata Radit, yang pertama mendengarkan maunya<br />
klien, lantas melakukan eksekusi dengan cara yang tepat.<br />
Kedua, pantang mengatakan tidak bisa kepada klien,<br />
kecuali dengan alasan yang kuat. Dan ketiga, pentingnya<br />
membangun tim building. “Untuk menjawab kepercayaan<br />
klien, pantang kami berkata tidak bisa. Kami selalu<br />
mengiyakan apa keinginan klien. Kalaupun dianggap berat,<br />
kami mengajak klien berdiskusi untuk mencari solusinya,”<br />
ujarnya.<br />
Tak ada kompetisi dalam berbisnis<br />
Kepiawaian Radit dalam menjalankan bisnis, sudah<br />
cukup teruji. Selain telah berhasil membesarkan Bhinaya, ia<br />
juga punya insting bisnis yang bagus. Saat industri properti<br />
di Tanah Air tengah lesu, Radit justru mendekatinya.<br />
Tepatnya pada 2<strong>01</strong>4, ia mulai melirik bisnis properti.<br />
“Ternyata, keputusan saya tepat karena billing klien<br />
property jauh lebih besar dibandingkan FMCG (Fast Moving<br />
Consumer Goods) maupun Farmasi. Klien property inilah<br />
yang membuat revenue kami juga meningkat sangat<br />
signifikan,” ujarnya.<br />
Dan bagi Radit, dalam bisnis soal kompetisi atau<br />
persaingan hal biasa. Makanya tidak ada kamus menyerah<br />
baginya. Justru ia menganggap tak ada kompetisi dalam<br />
berbisnis. “Saya menyadari sepenuhnya bahwa segala yang<br />
terjadi dalam hidup saya bukanlah kebetulan. Karena bagi<br />
saya, Tuhan telah mengatur semuanya termasuk rezeki<br />
dalam berbisnis,” paparnya.<br />
Perjalanan hidup mengajarkan Radit bahwa, yang bisa<br />
dilakukan adalah berproses dengan benar. Karena hasil<br />
merupakan hak Allah. Seberapapun keras berusaha, jika<br />
ternyata Allah tidak berkehendak, maka tidak akan terjadi.<br />
Namun justru ketika sudah dititik pasrah, dan hanya<br />
berfokus ke proses, maka disitulah jalan dari Allah mulai<br />
Berkah pulang kampung ke Semarang<br />
Sukses membangun bisnis, ternyata tidak merubah<br />
sosok Radit sebagai kepala keluarga dan seorang bapak<br />
dari dua putri kembarnya. Berkantor di Jakarta dirasakan<br />
jauh dengan keluarga, focus kerja kadang terganggu, ia<br />
pun memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya<br />
Semarang, sekaligus memindahkan operasional kantornya.<br />
Tak disangka, pulang kampung ternyata membawa berkah.<br />
Radit melihat di Semarang punya peluang cukup besar<br />
di bisnis properti. Karena belum ada satupun agency<br />
marcomm yang memiliki layanan selengkap miliknya. Dan<br />
Radit memutuskan agency-nya menjadi agency yang<br />
fokus mengerjakan marcomm bagi developer di Semarang.<br />
Kebetulan, pihaknya telah beberapa kali mengerjakan<br />
project marcomm untuk beberapa klien di Jakarta. “Hasilnya<br />
cukup menggembirakan, karena hampir seluruh project<br />
property besar di Semarang telah menggunakan jasa kami.<br />
Dan bonusnya, saya melihat ada peluang yang sangat besar<br />
di bidang properti. Bukan lagi sebagai agency marcomm,<br />
tapi sebagai developer,” jelasnya.<br />
Radit melihat potensi yang luar biasa dari perkembangan<br />
Kota Semarang dalam 3-5 tahun ke depan, berkaitan<br />
dengan berkembangnya kawasan industri di sekitar Kota<br />
Semarang. Dan yakin dalam beberapa tahun ke depan,<br />
sektor properti akan booming dan memberikan keuntungan<br />
yang menjanjikan.<br />
Bagi Radit, pekerjaan sebagai developer sebenarnya<br />
bukan suatu hal yang asing. Karena sebagai penyedia<br />
jasa integrated marcomm agency selama ini lebih banyak<br />
bertindak sebagai “developer bayangan” yang mengerjakan<br />
seluruh pekerjaan developer, mulai dari tehnik,<br />
perencanaan, marketing, sales, bahkan hingga perijinan.<br />
“Sehingga sebenarnya, di awal-awal masa kami kembali<br />
ke Semarang, perusahaan sedang bertransformasi menjadi<br />
perusahaan developer properti. Maka, kami tekadkan untuk<br />
memulai proyek properti milik kami sendiri,” tandasnya.<br />
Kini dengan mengusung brand The Akavia, Radit pun<br />
resmi membangun bisnis baru di bidang property. Sebagai<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 17
Ceo<br />
Radit bersama ulama<br />
pilot projectnya, pada Desember 2<strong>01</strong>6 ia meluncurkan<br />
Akavia Mansion di Kota Semarang melalui PT Cita Kayana<br />
Semesta sebagai developernya. PT Cita Kayana Semesta<br />
merupakan salah satu anak perusahaan dibawah Laxita<br />
Paramitha Group. Nantinya, proyek tersebut akan hadir di<br />
kota-kota lain di Indonesia.<br />
Akavia Mansion yang terletak di kawasan superblok<br />
Akavia Lifemark Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah ini, akan<br />
menjadi Ikon baru di Semarang bagian Barat. Mengingat<br />
lokasinya yang tepat di depan pintu keluar pertama Tol<br />
Trans Jawa (Semarang-Batang), akan menjadi pintu<br />
gerbang utama menuju Kota Semarang. Targetnya proyek<br />
ini akan selesai pengerjaannya pada 2<strong>01</strong>8<br />
Usung filosofi kebermanfaatan<br />
Dalam menjalankan bisnisnya, Radit mengusung azas<br />
kebermanfaatan. Ia ingin membangun perusahaan yang<br />
menciptakan kemanfaatan bagi banyak orang. Ia pun<br />
menyampaikan hal itu kepada tim kerjanya. Bekerja di<br />
perusahaannya merupakan salah satu sarana beribadah<br />
kepada Tuhan YME. Sehingga, spiritnya layanan yang<br />
diberikan sepenuhnya demi memberi manfaat bagi orang<br />
lain.<br />
Dan yang dicapai Radit dalam bisnis sekarang ini,<br />
tak terbayangkan sebelumnya. Bisnisnya terus tumbuh<br />
dan berkembang. Meskipun operasional kantor telah<br />
dipindahkan ke semarang, namun di Jakarta ia juga<br />
masih memiliki tim kerja. Kini Radit sedang menyiapkan 8<br />
proyek properti yakni di Semarang, Bandung, Balikpapan,<br />
Banjarmasin, dan Jogjakarta, yang sebagian besar akan<br />
launching awal 2<strong>01</strong>8.<br />
“10 tahun terakhir dalam hidup saya adalah masa<br />
yang penuh dengan keajaiban. Hampir setiap saat saya<br />
membuktikan sendiri kasih sayang-Nya dan janji-janji-Nya,”<br />
ujarnya. Hal itu membuat Radit tak memiliki goals tertentu<br />
dalam bisnisnya. Ia hanya mengalir namun tetap melihat<br />
peluang dan mengoptimalkan segala upaya serta kerja tim<br />
dalam mengelola perusahaannya.<br />
Menurut Radit, selama niat kita benar, dan kita berproses<br />
dengan benar, maka atas izin Allah, akan membukakan<br />
jalan bagi kita. “Walaupun tidak selalu sesuai dengan<br />
ekspektasi kita, yakinlah, apapun jalan itu, selama kita<br />
yakin itu jalan yang Allah pilihkan untuk kita, maka itu<br />
adalah yang terbaik buat kita,” ujar Radit yang saat ini nilai<br />
potensi bisnisnya telah mencapai Rp1,9 Triliun, dengan<br />
anak perusahaan PT Bhinaya Laxita Paramitha bidang<br />
usaha holding perusahaan-perusahaan bidang jasa; PT<br />
Bhinaya Laxita Kreativa Indonesia bidang usaha Integrated<br />
Marcomm Agency; PT Kinarya Laxita Paramitha bidang<br />
usaha konsultan pemasaran non property; PT Perjalanan<br />
Ibadah Indonesia bidang usaha Travel & Biro Umrah;<br />
Bhinaya Laxita Publishing (dalam proses) bidang usaha<br />
penerbitan; Bhinaya Laxita Media (dalam proses), bidang<br />
usaha media massa digital; PT Kayana Semesta Group,<br />
bidang usaha holding perusahaan-perusahaan bidang<br />
property; PT Cita Kayana Semesta, bidang usaha Developer<br />
Akavia Lifemark; PT Cita Kayana Mandiri, bidang usaha<br />
Konsultan Tehnik & Management Konstruksi; PT Lestari<br />
Kayana Semesta, bidang usaha – Developer The Premiere<br />
Kyai Saleh; PT Kinarya Kayana Semesta, bidang usaha<br />
konsultan pemasaran properti; PT Kayana Semesta Properti,<br />
bidang usaha agen pemasaran property; dan PT Mustika<br />
Surya Buana, bidang usaha General Trading. • Heri<br />
18 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 19
Entrepreneur<br />
Trisya Suherman<br />
Hobi Jadikan Lahan Bisnis<br />
Awalnya hobi merawat tubuh, selanjutnya dijadikan ide bisnis membuka spa. Dengan<br />
nama Bambu Spa, kini usahanya telah tumbuh dan berkembang menjadi 16 cabang.<br />
Dengan pola franchise targetnya membuka Bambu Spa di kota-kota besar di Indonesia.<br />
Membuka usaha kalau didasari dengan<br />
passion akan membuat lebih ulet dalam<br />
menjalankan dan mengembangkannya.<br />
Itu yang dirasakan Trisya Suherman saat<br />
membangun bisnis spa. Bermula dari hobi merawat<br />
tubuh mulai dari luluran, pijat akhirnya Icha demikian<br />
sapaan dari Trisya memberanikan diri membuka usaha<br />
spa dengan nama Bambu Spa.<br />
Langsung dengan modal besar? Tidak, karena Icha<br />
memulai usaha spanya pada 2008 hanya bermodal Rp<br />
30 juta. “Itupun pinjam keluarga, ketika ada tawaran KTA<br />
sebesar Rp 35 juta saya ambil untuk membayar utang<br />
itu,” katanya. Uang itu saya gunakan untuk merenovasi<br />
lantai dua ruko yang digunakan sebagai tempat spa,<br />
yang kemudian menjadi outlet pertamanya, tambah Icha<br />
sambil mengatakan kalau itu merupakan ruko tempat<br />
tinggalnya yang terdiri dari tiga lantai.<br />
Diakui wanita kelahiran Jakarta 38 tahun lalu ini,<br />
bisnis spa bukan bisnis pertamanya. Pernah buka café,<br />
tapi gagal, alasanya bukan passion-nya. Wanita yang<br />
sempat bekerja di Lippo Bank ini memang cukup ulet,<br />
Di lantai satu rukonya sempat membuka usaha titipan<br />
barang kilat dan fotocopy. Lantai dua yang dijadikan<br />
ruangan spa itu pun pernah akan digunakannya sebagai<br />
usaha warnet. Namun karena perhitungan investasinya<br />
untuk membeli alat-alat komputer lebih mahal,<br />
kemudian takut nantinya customer warnet kebanyakan<br />
laki-laki dan merokok, mengganggu keluarganya yang<br />
tinggal di lantai tiga membuat ia mengurungkan niatnya<br />
berbisnis warnet.<br />
Pilihan ke bisnis spa kata wanita bergelar sarjana<br />
ekonomi lulusan Binus ini, selain untuk menyalurkan hobi<br />
merawat tubuh dan kulit, juga menjadi pekerjaan yang<br />
tidak bikin pusing malah membuat dirinya rileks dan<br />
20 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Entrepreneur<br />
menghasilkan uang. Diakui awal berdiri memang belum<br />
banyak tamu yang datang, kondisi keuangannya pun<br />
masih minus. “Untuk gaji karyawan saya pakai uang yang<br />
biasa untuk perawatan,” ucapnya sambil tersenyum.<br />
Jalin kerjasama dan inovatif<br />
Menjalankan dan mengembangkan usaha dari nol<br />
hingga berkembang menurut Icha bukanlah tanpa<br />
rintangan. “Yang namanya spa itu kan image-nya masih<br />
kurang bagus makanya kita sering didatengin satpol PP<br />
dikira pijat plus-plus. Kita harus bisa menjelaskan dengan<br />
benar, belum lagi kendala perizinan dan ada saja yang<br />
datang satu-satu minta uang atau pungli. Banyak hal<br />
yang saya rasakan kurang menyenangkan di awal usaha,<br />
tapi yang namanya usaha pasti ada kendala jadi saya<br />
jalani saja. Kendala lain adalah soal SDM, karena tidak<br />
gampang kelola manusia yang karakternya berbedabeda.<br />
Karena itu saya berusaha membentuk SDM dengan<br />
memiliki etos kerja yang sama. Meski kendala cukup<br />
banyak tapi waktu itu tetap yakin dengan bisnis ini,” jelas<br />
Fasilitas Bambu Spa: Membuat rileks dan sehat<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 21
Entrepreneur<br />
Icha sembari menambahkan kalau menjalankan bisnis ini<br />
menjadi sangat indah ketika bisnis bisa berjalan baik atau<br />
setelah melewati kendala-kendala yang ada.<br />
Upaya untuk terus bisa berkembang, dan mampu<br />
berkompetisi di bisnis ini kiat Icha adalah menjaga<br />
kebersihan, kenyamanan, terus meningkatkan<br />
kemampuan human resources-nya. “Saya juga terus<br />
berinovasi dengan produk dan pelayanan yang<br />
akan diberikan pada customer. Seperti menawarkan<br />
Honeymoon Package, di mana kita bekerjasama dengan<br />
hotel bintang dalam melakukan paket ini, kemudian<br />
ada Birthday spa di mana yang berulang tahun kalau<br />
melakukan perawatan spa di Bambu Spa, diberikan<br />
diskon 50% serta kejutan-kejutan lainnya. Kita juga<br />
ada paket prewedding special. Paket-paket seperti ini<br />
ternyata bisa menarik pelanggan,” terang Icha yang<br />
mengatakan dalam berusaha seseorang itu harus<br />
memiliki big dream dan untuk mencapai mimpi kita harus<br />
menikmati dan tidak mengeluh.<br />
Berkat usaha dan kerja kerasnya, kini Bambu Spa<br />
telah berkembang dan menawarkan kerjasama dalam<br />
bentuk franchise. Melalui PT Louise And Chelsea<br />
Indonesia dimana Icha sebagai Direktur Utama,<br />
Bambu Spa telah berkembang menjadi 16 outlet, di<br />
Bali, Batam, Makasar, Depok, Jakarta (Tebet, Kelapa<br />
Gading, Citra Enam, Mutiara Taman Palem, Serpong)<br />
dan akan buka di Philipina. “Investor di Philipina<br />
sudah DP untuk franchise”, ujar Icha yang berharap<br />
ke depannya Bambu Spa bisa hadir di kota-kota besar<br />
di seluruh Indonesia. • Acui<br />
Menerima penghargaan<br />
Bersama keluarga<br />
22 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Entrepreneur<br />
Terinspirasi dari Lantai Kamar Mandi<br />
Menjadi menarik jika sebuah usaha memiliki<br />
terobosan baru yang jarang atau bahkan tidak<br />
dimiliki oleh usaha sejenis. Terobosan baru di<br />
bidang spa yaitu menggunakan bambu sebagai media pijat.<br />
“Terapi pijat dengan media bambu memang bukan hal<br />
baru di dunia spa, namun bisa disebut sebagai terobosan di<br />
Indonesia, karena treatment perawatan tubuh dengan cara<br />
ini masih belum banyak di Indonesia,” kata Icha.<br />
Lalu kenapa bambu menjadi pilihan, menurut Icha<br />
dirinya terinspirasi waktu ke Thailand. Di sepanjang jalan<br />
banyak massage-massage dengan menggunakan bambu.<br />
Dari situ saya pelajari dan saya kumpulkan informasi soal<br />
pijat bambu, mulai bambu yang baik untuk pijat seperti<br />
apa, darimana bambunya dan lain-lain termasuk cara<br />
memijatnya. “Hasilnya ternyata bambu di Indonesia tidak<br />
kalah bagus dibanding Thailand dan pijatnya kita juga enak,<br />
ini yang kemudian membuat saya makin mantap untuk<br />
memulai bisnis ini,” kata Icha yang menjelaskan selama<br />
ini bambu yang digunakannya adalah bambu tamiang dari<br />
Sumatera yang sudah dihaluskan sehingga sangat baik<br />
hasilnya saat digunakan.<br />
Keistimewaan massage dengan bambu, karena bambu<br />
mampu menghantarkan panas dengan baik ke tubuh.<br />
Bambu juga dapat menghilangkan energi-energi negatif dari<br />
tubuh karena dipercaya bambu memiliki ion-ion positif di<br />
batangnya. Kemudian bambu juga bisa meluruhkan lemak<br />
karena pijatannya lebih stabil dibanding dengan tangan<br />
sehingga selulit yang menggumpal itu jika dipijit dengan<br />
bambu bisa dengan cepat luruh. “Slimming dengan bambu<br />
itulah yang dilakukan di Bambu Spa dan tidak ada ditempat<br />
lain,” Icha promosi.<br />
Lantas kenapa nama usaha spanya Bambu, apakah<br />
karena bambu menjadi media pijatnya? Ternyata bukan, Ia<br />
menamakan usahanya dengan kata bambu karena terinspirasi<br />
dari lantai keramik kamar mandinya yang bergambar bambu.<br />
Nah saat bingung mau namain spa nya, ingat keramik kamar<br />
mandinya yang bermotif bambu. “Dan kata mami saya nama<br />
itu bagus dan kuat karena bambu kan tegar,” jelas Icha.<br />
Setelah customer banyak yang suka dan mulai membuka<br />
cabang lagi maka langsung saya HAKI kan pada 2<strong>01</strong>0.<br />
Melalui spa ternyata penampilan bisa diubah, Itu dialami<br />
Icha sendiri, sebelumnya kulitnya hitam bahkan keeling,<br />
tapi kini kulitnya putih sehat dan badannya juga langsing<br />
sehat. “Dulu saat masih SMP kulit saya keling. Bahkan saya<br />
pernah dikira sebagai penjaga adik saya oleh dokter yang<br />
menangani adik saya, saat ikut mengantarkan adik saya ke<br />
rumah sakit. Sontak mama saya bilang bukan. Nah sejak<br />
itu (SMA – kuliah) saya mulai suka memakai body lotion,<br />
luluran atau mulai merawat kulit yang kemudian menjadi<br />
hobi dan akhirnya menjadi ide untuk membuka bisnis,” jelas<br />
wanita bergelar Diploma Cidesco.<br />
Cidesco, adalah gelar internasional untuk pemain spa.<br />
Jadi jika ingin menjadi pemain spa yang profesional harus<br />
memiliki gelar itu. Di Indonesia sendiri menurut Icha baru<br />
ada sekitar 20-an orang yang mendapat gelar tersebut. Icha<br />
sendiri menjadi salah satu dari 8 orang angkatan pertama<br />
yang mendapat gelar Cidesco yang didapatnya dari LPPMS<br />
Mustika Ratu. • Acui<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 23
Profil<br />
Dr. Sonya Go<br />
Akupuntur<br />
Mengobati Tanpa<br />
Konsumsi Obat<br />
Dr Sonya ingin memperkenalkan<br />
dengan pengetahuan dan<br />
ilmu, akupuntur karena dapat<br />
dijadikan sebagai sarana<br />
pengobatan, perawatan tubuh,<br />
dan wajah.<br />
Mengobati penyakit lewat akupuntur buat<br />
sebagaian besar masyarakat Indonesia<br />
masih menjadi second opinion. “Di negaranegara<br />
barat, teknik pengobatan yang<br />
berasal dari Cina ini sudah banyak dipilih karena selain<br />
mengobati penyakit, juga bias memberikan efek positif<br />
pada tubuh”, kata dokter Sonya Go yang mendalami ilmu<br />
akupuntur selama lebih dari 20 tahun.<br />
Wanita yang mengambil kuliah kedokteran nuklir<br />
(nuclear medition) di Amerika Serikat ini tertarik<br />
mempelajari ilmu akupuntur karena ternyata metode ini bias<br />
mengobati orang tanpa mengonsumsi obat. Dengan tidak<br />
minum obat, maka organ tubuh lain yang tidak sakit (atau<br />
tidak sedang dalam pengobatan) tidak terbebani. “Anda<br />
tahukan kalau minum obat bias mengobati organ yang<br />
sakit, tapi kemudian mempengaruhi organ lainnya. Nah<br />
kita bias terapi mereka hanya dengan menggunakan jarum<br />
saja,” jelasnya. Saat saya bekerja di Florida, AS, duapuluh<br />
lima tahun lalu, saya sampaikan kepada dokter lainnya,<br />
bahwa saya mengobati pasien tanpa memberikan obat,<br />
tambahnya.<br />
Menghilangkan sakit dan penyakit<br />
Di tempatnya bekerja banyak pasien usia lanjut<br />
dengan penyakit yang sangat komplek sehingga misalnya<br />
kalau mengobati jantung, organ lain yang tidak diobati<br />
terpengaruh negative karena konsumsi obat untuk jantung.<br />
Apalagi untuk pasien lansia sudah rentan penyakit. Di sini<br />
Sonya berpikir untuk belajar yang natural (how to treat<br />
them with acupunktur) karena treatment itulah yang<br />
sebenarnya menghilangkan sakit dan penyakit.<br />
Untuk memperdalam pengetahuan tentang akupuntur<br />
Sonya mengambil sekolah akupuntur, yang kemudian<br />
mempraktekkan pada pasien lansianya. Hasilnya sangat<br />
positif, treatment akupuntur ternyata cukup menolong<br />
pasien, dan tidak perlu lagi member pain killer (obat anti<br />
sakit). Karena pain kliller ini efeknya ke ginjal dan organ lain<br />
serta membuat lansia itu makin keropos.<br />
Efek lain, minum obat terus-menerus secara psikologis<br />
mengganggu pasien, mental makin menurun karena merasa<br />
tergantung pada obat, sehingga hidupnya merasa tidak<br />
berarti lagi. Apalagi di AS lansia kurang mendapat perhatian<br />
dari keluarganya. “Saat itu saya berpikir menjadi tugas saya<br />
meringankan beban mereka supaya bias lebih rileks dan<br />
hilang rasa sakitnya”.<br />
Selain mengobati sakit dan penyakit, ternyata tusuk<br />
jarum di titik-titik lokal itu memberi efek positif ke kulit<br />
para pasien lansia. Kulit mereka makin lebih bagus sejak<br />
mendapat perawatan akupuntur. Dari situlah kemudian<br />
terpikir oleh wanita dengan satu putra ini untuk terus<br />
mengembangkan akupuntur sebagai media perawatan<br />
kesehatan dan kecantikan.<br />
24 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Profil<br />
Ruang perawatan akupuntur SNHC yang personal atau private, steril dan nyaman<br />
Pelayanan private, steril dan nyaman<br />
Saat menikah dengan pria Indonesia dan kembali ke<br />
tanah air pada 1992, Sonya mewujudkan keinginannya<br />
untuk mengembangkan akupuntur sebagai media<br />
perawatan kesehatan dan kecantikan yang berdasarkan<br />
keilmuan, dengan mendirikan klinik perawatan akupuntur.<br />
“Waktu itu akupuntur di Indonesia tidak dipandang deh,<br />
mungkin karena saat itu pelaku akupuntur tidak melalui<br />
educatian, hanya turun temurun, belajar darimana saja atau<br />
kursus sebentar dan merasa sudah bisa, tentu saja mereka<br />
tidak qualified,” jelas Sonya. Padahal untuk memberikan<br />
terapi akupuntur, para terapis harus melakukan perawatan<br />
pada pasien bukan hanya melihat sebagian saja (bagian<br />
yang harus diobati) tapi melihat secara holistic atau<br />
keseluruhan kondisi pasien. Jika dilihat secara holistic,<br />
akan bias lebih banyak melakukan pencegahan dari pada<br />
pengobatan.<br />
Yang menjadi kesedihan Sonya, kenapa akupuntur<br />
di Indonesia belum menjadi pilihan utama untuk<br />
treatment kesehatan. Sementara ilmu akupuntur itu<br />
dari Asia, tapi kenapa justru negara-negara Barat sudah<br />
mengembangkan. Memang ada yang sudah praktek tapi<br />
tidak qualified, kondisi ini yang menjadikan orang tidak<br />
mencari pengobatan di akupunktur dan langsung treatment<br />
medicine.<br />
Visi Sonya memperkenalkan akupuntur sebagai<br />
perawatan kesehatan yang berlogika dan harus dikerjakan<br />
oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan dan berilmu<br />
soal akupuntur. Dengan begitu maka masyarakat Indonesia<br />
akan menerima akupuntur sebagai treatment kesehatan.<br />
Untuk mewujudkan visinya, pada 1992 Sonya<br />
mendirikan Holistic Center di Semarang, Jawa Tengah.<br />
Berkat kegigihanya pada 2005, Holistic Centre yang khusus<br />
menggeluti akupuntur untuk kecantikan dan pelangsingan,<br />
melebarkan sayapnya ke wilayah Jakarta dan Depok.<br />
Kemudian pada 2009 Holistic Center berubah nama menjadi<br />
Sonya Natural Holistic Centre (SNHC), dan praktek pun<br />
menjadi lengkap “pusat perawatan kesehatan, kecantikan<br />
dan pelangsingan”, menggunakan terapi akupuntur yang<br />
dipadukan dengan alat-alat berteknologi modern. “Saya<br />
tunjukkan kepada para dokter, bahwa akupuntur bias<br />
menjadi lahan bisnis, bukan sekedar praktek pengobatan<br />
seperti klinik-klinik pengobatan biasa,” ujarnya mantap.<br />
Umumnya tempat perawatan akupuntur hanya berada<br />
di satu ruangan dengan banyak pasien sehingga tidak<br />
terkesan menjadi perawatan yang personal. Padahal<br />
menurut Dr Sonya perawatan akupuntur itu harus personal<br />
atau private, harus steril dan nyaman. Perawatan harus<br />
private karena konsultasi akupuntur itu cukup lama<br />
setidaknya setengah jam bukan hanya semenit dua menit.<br />
Konsep perawatan private, steril dan nyaman itulah yang<br />
kemudian diterapkan di SNHC.<br />
Konsep yang diterapkan SNHC ternyata banyak disukai<br />
oleh pasien-pasien dan cukup mendatangkan banyak<br />
pasien baru pula yang ternyata kebanyakan dari pasien<br />
baru memilih perawatan kecantikan. Dari sinilah Sonya<br />
kemudian menjadikan SNHC terus mengembangkan diri<br />
untuk perawatan kecantikan karena ia sadar ternyata<br />
bisnis perawatan kecantikan lewat akupuntur lebih cepat<br />
berkembang.<br />
Untuk menjaga kelanggengan bisnisnya, Sonya tetap<br />
berusaha belajar dan melihat lagi bagaimana kebutuhan<br />
sebenarnya para pasien SHNC saat ini. “Kuncinya<br />
meningkatkan pelayanan dan tidak pernah berhenti<br />
berinovasi pada pelayanan dan perawatan,” ucapnya.<br />
Salah satu inovasi yang dikeluarkan SHNC di tahun 2<strong>01</strong>7<br />
lalu adalah produk alami Soeng Skin Care Series. Produk<br />
perawatan kulit untuk menjaga kecantikan terutama untuk<br />
kulit wajah yang sering menggunakan make up. Produk ini<br />
mampu membersihkan sisa-sisa make up dan mengangkat<br />
kulit mati agar keremajaan kulit tetap terjaga serta membuat<br />
wajah bersih bersinar. • Acui<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 25
Peluang Bisnis<br />
SAI Ajari<br />
Kemandirian<br />
Hidup<br />
Metode pengajaran Sekolah Alam<br />
Indonesia (SAI) mengarah ke 3 pilar yaitu<br />
akhlak, leadership dan logika berpikir.<br />
Lewat proses pembelajaran seperti inilah<br />
membentuk anak menjadi lebih mandiri<br />
dan memiliki leadership yang kuat.<br />
Sekolah Alam identik dengan nama Lendonovo.<br />
Kenapa? Dia penggagas Sekolah Alam, dimana<br />
sekolah dijalankan dengan mengacu pada tiga pilar<br />
yaitu akhlak, logika berpikir dan leadership.<br />
Nah berdirinya Sekolah Alam Indonesia (SAI) tidak<br />
didominasi oleh segelintir orang, tapi bisa diikuti oleh<br />
semua lapisan masyarakat. “Hal ini yang kami terapkan di<br />
SAI. Ada sekitar 10% dari 500 siswa SAI merupakan siswa<br />
yang disubsidi biaya sekolahnya,” jelas Yudha Kurniawan,<br />
Direktur Utama SAI.<br />
Proses sit in<br />
Prosedur untuk masuk ke SAI, kata Dian Hayati, Direktur<br />
Pengembangan dan Bisnis SAI, tidak rumit seperti sekolah<br />
formal, lebih kepada keputusan dan kemauan orang<br />
tua. Kalau visi dan misi orang tuanya sama dengan kita<br />
maka peluang bisa masuk sekolah cukup besar. “Sekolah<br />
merupakan sebuah proses pembelajaran bersama antara<br />
orang tua, guru dan siswa. Banyak orang tua menganggap<br />
sekolah itu bengkel, mereka berprinsip I pay I gain, saya<br />
bayar saya dapat. Beberapa orang untuk membayar uang<br />
masuk kesini sih gampang, tapi keterlibatannya yang<br />
sulit, padahal keterlibatan orang tua disekolah itulah yang<br />
penting,” tegas Dian.<br />
Di SAI Cipedak tingkat pendidikan di mulai dari KBTK<br />
sampai SMA, dengan jumlah murid tidak lebih dari 25 siswa<br />
per kelas. Khusus untuk tingkat KBTK per kelasnya hanya<br />
15 siswa. Untuk kelancaran pendidikan, setiap siswa akan<br />
menjalani proses sit in selama seminggu. “Pada proses sit<br />
in siswa akan diamati atau diobservasi apakah menikmati<br />
atau tidak proses pembelajaran di SAI. Dari sini juga akan<br />
terlihat apakah siswa tersebut special need (berkebutuhan<br />
khusus) atau tidak. Kemudian special need- nya bisa masuk<br />
kelas atau tidak. Kalau ada anak yang nonverbal (tidak<br />
bisa komunikasi) kan harus ditangani di kelas tersendiri<br />
atau kelas yang akan difokuskan pada anak tersebut bisa<br />
dikembangkan dimana. Kemudian anak special need<br />
juga terbagi menjadi dua, mampu latih dan mampu didik.<br />
Kalau mampu didik dia akan belajar sesuai pengajaran<br />
tapi kalau mampu latih maka siswa hanya akan diajarkan<br />
skill saja tidak ke kognitif. Pelajaran keterampilan (skill)<br />
26 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Peluang Bisnis<br />
Fasilitas Sekolah Alam Indonesia (SAI): Proses belajar mengajar dengan metode indoor dan outdoor<br />
yang diberikan pada anak mampu latih diharapkan bisa<br />
meningkatkan kemandirian mereka”, papar Yudha.<br />
Proses belajar dilakukan dengan metode indoor dan<br />
outdoor tergantung level kelas, sehingga kegiatan outing<br />
pasti akan selalu ada di SAI. Untuk kurikulumnya pakai<br />
kurikulum Diknas yang mengacu pada UU pendidikan di<br />
Indonesia, dimana seluruh sekolah yang ada di Indonesia<br />
wajib menggunakan kurikulum dari pemerintah. Jadi<br />
untuk siswa yang dikelas akhir, tetap akan dievaluasi<br />
dengan ujian dari pemerintah, hanya untuk ujiannya<br />
metode pengajarannya berbeda-beda. Jika umumnya<br />
pengajaran memakai metode ceramah, maka di SAI<br />
banyak metodenya, variasinya, bisa lewat kegiatan outing,<br />
marketing dan lainnya.<br />
Kendala di orang tua<br />
Kegiatan belajar outdoor nya mulai dari magang, live in,<br />
out fun seperti susur gunung, ke pantai kemudian research<br />
dan lainnya. Namun semua pengajarannya tetap mengarah<br />
ke 3 pilar yaitu ahlak, leadership dan logika berpikir. “Yang<br />
pasti, dengan metode pengajaran ini kita ingin anak tahu<br />
kalau menuntut ilmu itu sepanjang hayat, jadi belajar itu<br />
tidak pernah berhenti,” jelas Yudha yang juga mengatakan<br />
hasil UN rata-rata SAI cukup bagus dibanding sekolah lain.<br />
Yang cukup menonjol di kita adalah leadership-nya. Hal ini<br />
terlihat dari bagaimana matangnya para siswa mengambil<br />
keputusan serta membuat design mereka akan membuat<br />
apa dalam kehidupan, tambahnya.<br />
Contoh proses pembelajaran dijelaskan oleh Khaira Fitmi,<br />
Direktur Human Capital legal dan GA SAI, misalnya siswa<br />
akan melakukan outing (untuk kelas di atas preschool)<br />
maka mereka harus menjalani proses pencarian atau<br />
penentuan lokasi, kemudian proses mencari fundrising nya<br />
(penyandang dana) dimana mereka harus presentasi di<br />
perusahaan-perusahaan besar untuk menjelaskan tujuan<br />
outing dan apa kegunaannya, kemudian menjalani prosesproses<br />
lainnya. Kegiatan ini dimulai dari kelas tiga SD.<br />
“Kegiatan-kegiatan itu harus nge-link dengan kegiatan<br />
pembelajaran. Disitu akan ada pelajaran matematikanya,<br />
seninya, bahasanya, IPS nya dan lainnya, tergantung<br />
bagaimana nanti guru meramunya. Dari situlah anak-anak<br />
akan mengerti bagaimana sebuah proses kerja sampai<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 27
Peluang Bisnis<br />
menghasilkan sesuatu,” terang Khaira.<br />
Lebih lanjut Dian mengatakan, lewat proses<br />
pembelajaran seperti inilah yang kemudian membentuk<br />
anak menjadi lebih mandiri dan memiliki leadership yang<br />
kuat, dan inilah keunggulan dari SAI. Berkat pembelajaran<br />
dengan cara seperti itulah alumni-alumni SAI adaptif<br />
terhadap lingkungan yang baru. Dan alumni SAI ada yang<br />
sudah bekerja di perusahaan mobil Jaguar, ada yang<br />
melanjutkan pendidikan master di Cambridge.<br />
Komentar Wendy Isnandar salah satu perwakilan orang<br />
tua siswa, SAI adalah sekolah kehidupan yang membekali<br />
anak belajar untuk hidup bukan cuma mengerjakan ujian.<br />
Siswa jadi tahu hidup itu harus bagaimana, salah satunya<br />
adalah tindakan mengambil keputusan baik dan buruk,<br />
bekerjasama dengan orang lain dan tindakan-tindakan lain.<br />
”Project outing ini yang melatih siswa jadi mandiri dan<br />
punya jiwa leadership. Lewat outing anak-anak belajar<br />
menentukan kemana harus pergi, menghitung biaya yang<br />
dibutuhkan, kemudian mencarinya. Disini tidak ada yang<br />
gagal, kalau kemudian gagal pergi itu bukan gagal tapi<br />
mereka belajar yang sebenaranya terjadi. Kegagalan pergi<br />
ke suatu tempat bukan tujuan utama pembelajaran tapi<br />
mereka mengetahui proses kerja itu tujuan utamanya.<br />
Sayangnya di proses-proses pengerjaan proyek inilah<br />
yang sering orang tua tidak sabar, dan akhirnya ikut<br />
mengerjakan proses itu. Nah itu yang menjadi kendala.<br />
Padahal pembelajaran ada di proses tersebut,” jelas Wendy<br />
Isnandar yang menyekolahkan anak-anaknya di Sekolah<br />
Alam Indonesia karena ingin anak-anaknya belajar metode<br />
experience langsung dari alam dan ingin mempersiapkan<br />
anak-anak yang mampu berproses ke depannya. • Acui<br />
Sekolah Alam Indonesia<br />
Bisnis<br />
Dibalut CSR<br />
Saat ini sudah banyak sekolah alam di Indonesia,<br />
bahkan diperkirakan sudah mencapai ratusan<br />
sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia.<br />
Sekolah Alam Indonesia (SAI) sendiri sudah memiliki<br />
enam unit cabang, tidak hanya di pulau Jawa namun<br />
menyebar sampai ke Pulau Sumatera. Sekolah<br />
Alam Indonesia akan menjadi 7 Unit dengan akan<br />
beroperasinya SAI Pekanbaru Insya Allah di tahun ajaran<br />
2<strong>01</strong>8/2<strong>01</strong>9.<br />
Pesatnya perkembangan sekolah alam termasuk SAI<br />
menimbulkan pertanyaan, apakah bisnis sekolah alam<br />
cukup menguntungkan? Tentu menguntungkan karena<br />
bisnis sekolah alam bisa memperkerjakan banyak orang<br />
mulai dari guru, staf administrasi, penjaga sekolah dan<br />
lainnya.<br />
Yudha Kurniawan mengatakan, Sekolah Alam<br />
dibangun bukan berdasar profit oriented, tetapi lebih<br />
misi sosial dimana orang-orang yang ada di dalamnya<br />
membangun idealisme pendidikan, itu lah sebabnya<br />
sekolah ini jadi milik bersama (murid, orang tua, guru<br />
serta warga yang ada di sekolah ini). Meski tidak<br />
berdasar profit oriented, bukan berarti SAI tidak bisa<br />
28 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Peluang Bisnis<br />
Sekolah Alam: Seperti di rumah sediri<br />
melakukan pengembangan bisnisnya. “Di SAI terdapat 2<br />
pilar, manajeman dan keguruan. Untuk pilar manajeman<br />
tugasnya men-support sekolah dari segi financial-nya.<br />
Sedang pilar keguruan khusus konsentrasi di pendidikan,”<br />
paparnya.<br />
Prospek bisnis di sekolah alam dikatakan Yudha cukup<br />
bagus jika ditata dengan baik. “Namun bisnis yang akan<br />
dijalankan SAI tetap in line dengan pendidikan. Jika nantinya<br />
profit oriented maka keuntungannya akan digunakan sebagai<br />
penopang financial sekolah karena mau tidak mau semua<br />
kegiatan sekolah memerlukan dana dan biaya”, lanjutnya.<br />
Adapun bisnis-bsinis yang dijalankan SAI untuk<br />
menopang financial antara lain SAI Edu, konsultan<br />
pendidikan. “SAI Edu ini suatu konsultasi berbayar yang<br />
diberikan ketika ada orang yang ingin mendirikan sekolah,<br />
baik sekolah yang seperti SAI (memakai brand SAI)<br />
atau hanya meniru model SAI namun dengan nama lain.<br />
Kemudian ada training, supervise dan parenting yang SAI<br />
kelola. Ada juga training outbond (training yang mengarah<br />
ke pendidikan juga). Dari bisnis-bisnis inilah kita bisa<br />
mendapatkan pendapatan uang sekaligus mengembangkan<br />
kapasitas kita di sekolah alam. Jadi win-win solution buat<br />
kita terus berkembang, buat konsumen bisa terpenuhi dan<br />
secara kesejahteraan bisa tercapai”, jelas Dian.<br />
Selain pendapatan dari SPP dan bisnis di atas, soal<br />
kondisi keuangan lembaga melibatkan Dewan Sekolah.<br />
Dewan Sekolah yang terdiri dari wakil orang tua dan<br />
wakil guru, adalah struktur tertinggi di SAI, yang punya<br />
kewenangan kebijakan tertinggi di SAI. Seperti contoh,<br />
untuk meningkatkan keuangan sekolah, Dewan Sekolah<br />
mengeluarkan kebijakan setiap siswa wajib membeli dari<br />
SAI Mart, sehingga koperasi itu bisa berjalan men-support<br />
financial para guru dan karyawan.<br />
Ditambahkan Wendy Isnandar, bisnis sekolah itu harus<br />
punya idealisme dan jangan semata bisnis. Jadi bisnis<br />
sekolah alam itu bentuknya adalah socialpreneur. Jadi jika<br />
seorang investor ada di sekolah alam, kerangkanya tetap<br />
sebuah bisnis namun bukan untuk mencari kekayaan.<br />
Kalau untuk mencari kekayaan dikhawatirkan kualitas<br />
pendidikannya bisa menjadi nomor dua. Kemudian jika<br />
investor tersebut berorientasi profit, kehidupan guru<br />
bisa terabaikan, sedangkan di bisnis sekolah guru harus<br />
sejahtera dan harus punya mindset yang luas. “Investor<br />
yang mengajukan untuk mendirikan sekolah alam rata-rata<br />
adalah pengusaha yang sudah sadar, bisnis sekolah ini<br />
bukan untuk mencari profit tapi biasanya untuk CSR, charity<br />
atau socialpreneur”, tambah Dian.<br />
Bagi yang tertarik di bisnis Sekolah Alam Indonesia,<br />
investor bisa memilih jenis model line nya. “Pertama adalah<br />
Cabang. Sekolah Alam Indonesia yang ada selain di Cipedak<br />
disebut cabang. Cabang adalah unit yang didirikan atas<br />
supporting dari pusat. Kedua adalah jaringan, di mana<br />
mereka punya asset dan kita hanya kirim software serta<br />
SDM kesana. Ketiga adalah binaan, kita kasih software<br />
mereka punya asset dan segala macam, tapi kita tidak kasih<br />
orang, sifatnya kita hanya monitoring. Ketiga jenis ini ada<br />
MOU nya. Tapi bisa juga kok misal ada investor order ke kita<br />
ingin mendirikan SMP dengan tipe dan “rasa” sekolah alam,<br />
tapi lepas dari kita (pakai brand sendiri) namun mereka bisa<br />
mencantumkan bahwa kurikulum nya disupport oleh tim<br />
SAI Edu. Investor tinggal memilih model inline apa yang<br />
diinginkan,” jelas Dian. • Acui<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 29
Nasional<br />
Bulog Menjaga Stabilisasi Pangan?<br />
Masalah besar kini menjadi komoditi<br />
politik juga akhirnya. Imbasnya harga<br />
sering fluktuatif tergantung pasar. Ini<br />
harus disikapi secara tegas, karena<br />
menyangkut hajat hidup orang banyak.<br />
Stabilisasi pangan khususnya beras menjadi<br />
perhatian pemerintah. Yang dilakukan pemerintah<br />
diantaranya dengan memberikan bantuan dalam<br />
bentuk Operasi Pasar Khusus, berubah menjadi<br />
Raskin (Beras untuk Keluarga Miskin) kemudian bernama<br />
RASTRA (Beras Sejahtera) dan kemudian menjadi<br />
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Untuk operasionalnya<br />
melibatkan beberapa Kementrian yakni Kementrian<br />
Pertanian, Kementrian Sosial, dan Bulog.<br />
Dr. M. O Royani, Sekretaris Direktorat Penanganan Fakir<br />
Miskin Kementrian Sosial RI, pada acara Lokakarya: Review<br />
Kebijakan Stabilitasi Pangan (Beras), mengatakan penerima<br />
BPNT adalah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebesar<br />
10 kg tiap bulan dalam bentuk voucher dan bisa ditukar<br />
di E-Warong (agen bank, pedagang, dan atau pihak lain<br />
yang sudah bekerja sama dengan bank pemerintah yang<br />
tergabung dalam HIMBARA yaitu BNI, BRI, Bank Mandiri<br />
dan BTN).<br />
Jumlah penerima KPM menurut Prof. Dr. Ir. Masyhuri<br />
Guru Besar Fakultas Pertanian UGM, ditahun 2<strong>01</strong>7<br />
sebanyak 1,2 juta KPM. Jumlah ini kurang dari 8 persen dari<br />
RTM yang jumlahnya sekitar 15,5 juta, dan ditahun 2<strong>01</strong>8<br />
BNPT akan diperluas secara bertahap.<br />
Dengan jumlah BPNT yang cukup besar itu, disisi lain<br />
kebutuhan beras di luar BPNT (kebutuhan komersil) harus<br />
terjaga, kata Prof. Masyhuri adalah dengan memperkuat<br />
cadangan beras pemerintah (CBP). “Pengadaan Bulog 3,5<br />
– 4 juta ton untuk RASTRA terus berkurang karena itu perlu<br />
peningkatan CBP dan harus terstruktur (regional, nasional,<br />
propinsi, kabupaten dan desa) untuk memperkuat intervensi<br />
pemerintah (stabilisasi harga dan bantuan darurat) . CBP<br />
yang diperlukan sekitar 3-4 juta ton,”jelas Masyhuri.<br />
30 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Nasional<br />
Gudang Bulog: Menjaga stabilitas pangan<br />
Peran Bulog<br />
Saat ini penyaluran RASTA sebesar 232.000 ton per<br />
bulan atau 10 persen kebutuhan beras, memiliki pengaruh<br />
besar pada stabilitasi harga beras. Ketika RASTRA diganti<br />
menjadi BPNT maka Bulog akan kehilangan sebagian<br />
outlet untuk stabilisasi pangan, dan membuat mekanisme<br />
pasar mendapatkan porsi yang lebih besar dalam stabilisasi<br />
pangan. Atau dengan kata lain pelaksanaan program<br />
BPNT yang berbasis mekanisme pasar membuat, harga<br />
ditentukan atau tergantung pada kekuatan penjual dan<br />
pembeli. Keadaan ini juga membuat pihak manapun bisa<br />
berperan sebagai penyedia beras bukan hanya Bulog,<br />
dan ini memberikan peluang untuk spekulan mengambil<br />
alih pasar. Mencegah hal ini menurut Ichsan Firdaus, S.Pi,,<br />
M.Sc., anggota DPR RI dari Komisi IV peran Bulog sangat<br />
diperlukan. Menurutnya pemerintah harus memperjelas<br />
posisi Bulog pasca implementasi program BPNT serta harus<br />
ada jaminan outlet untuk menyalurkan serapan gabah<br />
petani.<br />
Ichsan menambahkan, meski BPNT sudah dilaksanakan<br />
namun sebaiknya RASTRA tetap dijalankan karena<br />
program Raskin (RASTRA) merupakan bentuk tanggung<br />
jawab pemerintah dalam hal pemenuhan pangan, apalagi<br />
jika tidak ada RASTRA maka tidak ada upaya penuh<br />
untuk mengendalikan harga gabah/beras oleh Bulog<br />
yang merupakan lembaga milik pemerintah . “Yang<br />
pasti semua upaya dan program peningkatan ketahanan<br />
pangan nasional harus melibatkan Bulog yang memang<br />
sudah memiliki sistem dan mekanisme terintegrasi serta<br />
infrastruktur yang lengkap ke daerah-daerah terpencil,”<br />
tegas Ichsan.<br />
Sementara, Karyawan Gunarso Direktur Operasional dan<br />
Pelayanan Publik Perum Bulog, dalam stabilisasi pangan,<br />
Bulog berperan dalam hal pengadaan, pengelolaan stok<br />
dan penyebarannya serta penyaluran dan penjualannya.<br />
Bulog pula yang menjamin ketersediaan beras melalui<br />
pembelian gabah/beras dan juga menjamin harga dan pasar<br />
petani. Peran Bulog inilah yang kemudian diharapkan bisa<br />
menyediakan pangan yang terjangkau bagi KPM dan juga<br />
menstabilisasi harga melalui menjaga permintaan pasar.<br />
“Dengan kata lain Bulog siap melaksanakan penugasan<br />
dalam penyediaan dan penyaluran pangan untuk RASTRA<br />
maupun BPNT dalam rangka menjaga stabilisasi pangan<br />
dan ketahanan pangan nasional,” papar Gunarso. • Acui<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 31
Nasional<br />
Ngurus Pajak<br />
Jangan Dipersulit<br />
Bagi Wajib Pajak yang sudah patuh,<br />
Menkeu Sri Mulyani minta agar Dirjen<br />
Pajak memberikan apresiasi dan pelayanan<br />
yang optimal, dan jangan dipersulit.<br />
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati,<br />
mengatakan Peraturan Menkeu Nomor 165/<br />
PMK.03/2<strong>01</strong>7 bisa mendorong kepatuhan<br />
Wajib Pajak dalam melaporkan aset dan<br />
melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar. “Ini<br />
adalah kesempatan untuk menumbuhkan kepatuhan dan<br />
memberikan keyakinan bahwa patuh itu lebih baik,” katanya.<br />
Peraturan ini memberikan kesempatan bagi Wajib Pajak yang<br />
selama ini belum memenuhi kewajiban perpajakan dengan<br />
tepat, agar tidak terkena sanksi dari otoritas pajak, tambahnya.<br />
Namun, bagi yang masih abai maka peraturan terkait<br />
perpajakan, otoritas pajak bisa menerapkan denda yang<br />
berat, apabila ditemukan aset yang belum dilaporkan. “Kami<br />
tidak akan segan-segan menerapkan sanksi, karena itu sudah<br />
disampaikan dalam UU Pengampunan Pajak dan sudah<br />
disampaikan berulang-ulang,” ujar Sri Mulyani.<br />
Bagi Wajib Pajak yang sudah patuh, Sri Mulyani minta<br />
agar Dirjen Pajak memberikan apresiasi dan pelayanan yang<br />
optimal. “Patuh itu mudah, patuh itu tidak dipersulit, patuh<br />
itu harus optimal, patuh itu jangan dipersukar, harus dilayani<br />
dengan baik,” ujarnya.<br />
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.03/2<strong>01</strong>7<br />
yang berlaku efektif sejak 20 November 2<strong>01</strong>7 mengatur dua<br />
hal yang berbeda. Pertama adalah pemberian kemudahan<br />
bagi Wajib Pajak untuk mendapatkan pembebasan Pajak<br />
Penghasilan (PPh) Final.<br />
Menurut peraturan ini, Wajib Pajak tidak memerlukan Surat<br />
Sri Mulyani: Wajib pajak dipermudah<br />
Keterangan Bebas dan cukup menggunakan Surat Keterangan<br />
Pengampunan Pajak untuk memperoleh fasilitas pembebasan<br />
PPh atas balik nama aset tanah atau bangunan yang diungkap<br />
dalam program amnesti pajak.<br />
Dengan demikian, Wajib Pajak yang semula harus<br />
mengurus Surat Keterangan Bebas PPh Final di KPP dengan<br />
persyaratan berlaku, hanya cukup menyerahkan foto kopi<br />
Surat Keterangan Pengampunan Pajak kepada Kantor Badan<br />
Pertanahan Nasional.<br />
Kedua prosedur perpajakan bagi Wajib Pajak yang ingin<br />
melaporkan aset tersembunyi dan belum tercatat dalam SPT<br />
Tahunan, sebelum aset tersebut ditemukan oleh Direktorat<br />
Jenderal Pajak. Pengungkapan aset sukarela dengan tarif<br />
pajak final ini memberikan kesempatan bagi seluruh Wajib<br />
Pajak yang belum melaporkan harta sepenuhnya dalam SPT<br />
Tahunan 2<strong>01</strong>5 maupun Surat Pernyataan Harta pada program<br />
amnesti pajak.<br />
Tarif pajak penghasilan tersebut adalah sebesar 25<br />
persen untuk kelompok Wajib Pajak Badan, 30 persen untuk<br />
Kelompok Wajib Pajak Orang Pribadi dan 12,5 persen bagi<br />
kelompok Wajib Pajak Badan maupun Orang Pribadi yang<br />
memenuhi persyaratan.<br />
Direktorat Jenderal Pajak memastikan Wajib Pajak yang<br />
mengungkapkan sendiri aset tersebut sebelum ditemukan,<br />
maka ketentuan sanksi dalam pasal 18 UU Pengampunan<br />
Pajak tidak berlaku apabila prosedur pelaporan sukarela ini<br />
dilakukan. • Rin<br />
32 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 33
Teknologi<br />
Samsung S9 dan S9+, Jatuh Aman<br />
Tak lama setelah peluncuran Samsung<br />
S8, awal tahun ini (2<strong>01</strong>8 ) Samsung<br />
bakal meluncurkan ponsel pintar seri<br />
terbaru yaitu Galaxy S9 dan Galaxy<br />
S9+. Fitur-fitur yang ditawarkan sangat<br />
memanjakan customer.<br />
Meski belum secara resmi dirilis, namun bocoran<br />
mengenai spesifikasi dari S9 sudah banyak beredar<br />
di media massa. Di seri Galaxy S9+, infonya<br />
Samsung akan menanam kamera sekunder sehingga S9+<br />
bakal mengusung fitur dual camera.<br />
Sedangkan Galaxy S9 bakal dilengkapi dual kamera<br />
belakang dengan lensa kamera beresolusi 16 MP + 16 MP.<br />
Ponsel pintar ini juga bakal dilengkapi banyak fitur canggih<br />
mulai dari OIS, dual-LED (dual tone) Flash yang memiliki<br />
kemampuan merekam video beresolusi 2160p@30fps dan<br />
Phase Detection Autofocus.<br />
Samsung Galaxy S9 dan S9+ dikabarkan akan memiliki<br />
fitur layar infinity (bezel-less) dengan materi Super AMOLED<br />
berukuran 5,8 inci beresolusi 1440 x 2960 pixels. Untuk<br />
Galaxy S9+ layar yang dimiliki bakal lebih besar yakni 6,2 Inci.<br />
Agar terhindar dari kerusakan layar jika ponsel ini terjatuh,<br />
Samsung telah melapisi S9 dan S9+ dengan pelindung kaca<br />
Corning Gorilla Glass 5 yang akan secara otomatis melindungi<br />
layar jika terjatuh.<br />
Ponsel pintar yang diperkirakan bakal dilepas dengan<br />
harga kisaran 600 hingga 700 EURO atau di atas Rp 10 juta ini<br />
dilengkapi hardware dengan RAM 4 GB untuk S9 dan RAM 6<br />
GB untuk S9+. Baik S9 dan S9+ akan memiliki penyimpanan<br />
internal sebesar 64 GB dan mendukung slot Micro SD. Chipset<br />
yang diusung Galaxy S9 dan S9+ adalah chipset flagship<br />
terbaru buatan Qualcomm, Snapdragon 845.<br />
Snapdragon sendiri merupakan prosesor jenis terbaru dan<br />
premium dari Qualcomm yang pastinya akan membuat seri<br />
S9 dapat memberikan perfoma sangat cepat saat digunakan<br />
untuk menjalankan sebuah aplikasi dan game berat.<br />
Tersedia dalam tiga warna balck, silver dan gold, S9<br />
diperkirakan akan dilengkapi dengan baterai berspesifikasi<br />
Li-Ion 4000 mAh, fast charging, wireless charging dan nonremovable.<br />
Anda ingin membuktikan semua bocoran fitur-fitur yang<br />
ada di atas atau fitur lain yang belum terungkap yang ada<br />
di Samsung seri S9, tunggu peluncuran resminya pada<br />
Februari nanti di ajang Mobile World Congress (MWC) 2<strong>01</strong>8<br />
di Barcelona. • Acui<br />
34 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Teknologi<br />
HereO Watch GPS<br />
Untuk bisa melihat aktivitas anak setiap saat, bagi<br />
orang tua yang bekerja atau punya kesibukan,<br />
cukup sulit. HereO watch GPS, bisa menjadi<br />
salah satu solusinya. Jam lucu yang dilengkapi<br />
GPS ini, bisa membantu mengawasi kegiatan atau aktifitas<br />
anak.<br />
HereO GPS watch ini didesain umtuk anak-anak usia<br />
di atas 3 tahun, terkoneksi dengan smartphone para<br />
orangtua, sehingga akan bisa tahu posisi anaknya. HereO<br />
pun memiliki keunggulan-keunggulan lain, mampu<br />
bertahan dalam waktu yang cukup lama, batere bisa<br />
bertahan sampai 60 jam.<br />
Untuk mengaktifkan hereO ini, Anda terlebih dulu<br />
mendownload fitur HereO di smartphone-app, baik di<br />
android atau IOS. Aplikasi inilah yang dapat membantu<br />
orangtua mengecek keberadaan anaknya.<br />
Jam yang dibandrol $US 199 ini, bisa membantu<br />
menentukan lokasi-lokasi yang aman untuk keluarga.<br />
Ketika anak-anak melewati zona aman tersebut, maka<br />
Anda akan mendapat peringatan lewat smartphone yang<br />
sudah memiliki fitur HereO.<br />
Ketika Anda menemukan keadaan genting yang<br />
menimpa anak Anda, maka fitur panik yang ada diHereO<br />
akan membantu mengirimkan atau mengabarkan keadaan<br />
genting tersebut lengkap dengan lokasi kepada anggota<br />
keluarga lain yang lokasinya berada paling dekat dengan<br />
anak, dengan cukup hanya menekan tombol yang berada<br />
di aplikasi HereO di ponsel Anda.<br />
HereO tersedia dalam aneka warna, sehingga menarik<br />
buat anak-anak untuk memakainya. Keunggulan lainnya,<br />
HereO bisa sebagai sarana komunikasi –dengan pesan<br />
tertulis atau sambungan telepon— antar anggota atau<br />
komunitas smartphone yang sudah memasang aplikasinya.<br />
Dan HereO kini sudah terkoneksi di 100 negara. • Acui<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 35
Lifestyle<br />
Kota Impian Kaum Urban<br />
Smart City adalah kota yang<br />
pelayanannya cepat dan akurat<br />
dalam memberikan solusi<br />
kepada warganya. Dan sebuah<br />
kota yang memiliki daya tarik.<br />
Ada 24 Kabupaten/Kota yang telah menerima<br />
penghargaan Gerakan Menuju 100 Smart City.<br />
Ini tentu masih jauh dari target yang dicanangkan<br />
pemerintah sebanyak 100 Smart City pada 2<strong>01</strong>7.<br />
Dan jumlah itu juga prosentasenya baru kisaran 5% dari<br />
jumlah Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia, sekitar 514<br />
Kabupaten/Kota.<br />
Pengembangan ke arah Smart City memang butuh<br />
penanganan yang serius. Mengingat proyek ini melibatkan<br />
beberapa Kementerian, diantaranya Kementerian<br />
Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri,<br />
Kementerian PUPR, Bappenas dan Instansi lainnya.<br />
Masalahnya cukup kompleks, infrastruktur harus memadai,<br />
memiliki system transportasi yang terintergrasi, lingkungan<br />
yang lebih lestari, sarana dan prasarana yang serba hemat<br />
dan ramah lingkungan, serta penataan ruang kota yang<br />
mampu mendatangkan Wisatawan dan investor untuk<br />
berinvetasi. Intinya, sebuah kota yang memiliki daya tarik,<br />
dan layanan pemerintah dapat lebih cepat.<br />
Belum lagi masalah fiscal, yang harus diperhatikan.<br />
Apakah anggaran (APBD) yang ada cukup aman untuk<br />
mem-back up pembangun Smart City. Karena umumnya<br />
dana APBD terbesar (sekitar 80%) untuk belanja rutin<br />
pemerintah daerah. Jika kondisinya seperti ini maka daerah<br />
tersbut sulit bisa mengimplementasikan Smart City.<br />
Hidup lebih efisien<br />
Penggagas pertama Smart City adalah IBM, perusahaan<br />
komputer asal Amerika. Tujuannya untuk meningkatkan<br />
kualitas hidup masyarakat perkotaan. Menurutnya ada<br />
enam indikator yang perlu diperhatikan dalam membangun<br />
Smart City, yakni masyarakatnya sendiri, lingkungan,<br />
prasarana, ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living.<br />
Dan untuk mewujudkan Smart City ini tidak harus terfokus<br />
pada keenam indikator tersebut, bisa dimaksimalkan salah<br />
satunya.<br />
36 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Lifestyle<br />
24 Kabupaten/Kota<br />
Menuju 100 Smart City<br />
Area Bisnis: Sangat tergantung teknologi informasi<br />
Di Kopenhagen, Denmark misalnya, fokus pengoptimalan<br />
dibidang lingkungan. Sedang di Seoul, Ibu Kota Korea<br />
Selatan fokus pada pelayanan publik khususnya bidang<br />
teknologi informasi. Dan Seoul termasuk kota yang memiliki<br />
jaringan internet tercepat di dunia.<br />
Sementara di Indonesia, konsep Smart City diinisiasi<br />
oleh Suhono S. Supangkat, dari ITB. Menurutnya, Smart<br />
City adalah kota yang pelayanannya cepat dan akurat<br />
dalam memberikan solusi kepada warganya. Komponen<br />
pendukungnya yakni smart economy, smart people, smart<br />
governance, smart government, smart mobility, smart<br />
environment, dan smart living.<br />
Dan pengembangan serta pengelolaan Smart City<br />
dengan memanfaatkan teknologi infomasi (TI) untuk<br />
menghubungkan, memonitor sekligus mengendalikan<br />
berbagai sumber daya yang ada di dalam kota, sehingga<br />
menjadi lebih efektif dan efisien. Yang akhirnya dapat<br />
meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. • Rin<br />
1. Kabupaten Banyuwangi<br />
2. Kota Tomohon<br />
3. Kabupaten Lombok timur<br />
4. Kota Sukabumi<br />
5. Kabupaten Badung<br />
6. Kota Samarinda<br />
7. Kota Bandung<br />
8. Kota Semarang<br />
9. Kota Tangerang<br />
10. Kabupaten Sleman<br />
11. Kota Bekasi<br />
12. Kota Bogor<br />
13. Kota Cirebon<br />
14. Kota Pelalawan<br />
15. Kabupatet Banyuasin<br />
16. Kabupaten Bojonegoro<br />
17. Kabupaten Gresik<br />
18. Kabupaten Sidoarjo<br />
19. Kota Makassar<br />
20. Kota Tangerang Selatan<br />
21. Kota Kabupaten Mimika<br />
22. Kabupaten Kutai Kartanegara<br />
23. Kota Jambi<br />
24. Kabupaten Siak<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 37
Lifestyle<br />
E-Commerce Lebih Nyaman<br />
Tren belanja<br />
masyarakat Indonesia<br />
kini mulai bergeser<br />
dari fisik ke elektronik<br />
atau e-commerce.<br />
Ini makin efektif dan<br />
efisien. Karena selain<br />
tidak perlu datang ke<br />
outlet, barang sudah<br />
sampai ke rumah<br />
dengan aman.<br />
Sektor perdagangan khususnya ritel kini makin lesu.<br />
Bahkan tidak sedikit yang sudah tutup, diantaranya<br />
Pasar Glodok (elektronik), 7–Eleven, Hypermart<br />
(2 gerai), Ramayana (8 gerai), Hero (beberapa gerai),<br />
Matahari (2 gerai), Lotus, Debenhams, dan beberapa<br />
lainnya. Tumbangnya sektor ritel, kata Kepala Badan<br />
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang<br />
Brodjonegoro, karena semakin majunya teknologi. Dan<br />
perdagangan kini bergeser dari fisik ke elektronik atau<br />
e-commerce.<br />
Kini Bappenas tengah mengkaji dampak digitalisasi<br />
ekonomi, salah satunya e-commerce, terhadap terciptanya<br />
kesempatan kerja di Tanah Air. “Bappenas perlu<br />
mengantisipasi semakin berkembangnya e-commerce di<br />
tengah semakin terus bertambahnya jumlah penduduk dan<br />
angkatan kerja. Tantangan yang kini dihadapi mulai berat,<br />
mengingat disatu sisi generasi muda butuh pekerjaan, disisi<br />
lain ada era digitalisasi,” papar Bambang.<br />
Diakui Ho Mely Suryani, Assistant Vice President<br />
Marketing Trade Mall Agung Podomoro, bahwa<br />
perubahan pola belanja masyarakat dari “offline” menjadi<br />
“online” memang turut mempengaruhi jumlah kunjungan<br />
di berbagai pusat perbelanjaan. Sebaliknya untuk<br />
“tenant” makanan dan minuman malah diuntungkan,<br />
karena sekarang bisa bersinergi dengan penyedia layanan<br />
aplikasi pemesanan makanan secara online, hal ini<br />
mendorong transaksi. Dan tenant-tenant produk makanan<br />
dan minuman yang semula tak memiliki fasilitas delivery,<br />
kini dapat menyediakan fasilitas tersebut kepada para<br />
pelanggannya.<br />
Asosiasi e-commerce Indonesia mengklaim, Indonesia<br />
termasuk negara dengan pertumbuhan e-commerce<br />
termasuk tertinggi di dunia. Data Sensus Ekonomi BPS<br />
2<strong>01</strong>6 mencatat industri e-commerce Indonesia dalam<br />
sepuluh tahun terakhir tumbuh sekitar 17 persen dengan<br />
jumlah e-commerce lebih dari 26,2 juta unit. • Rin<br />
38 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Agenda Bisnis<br />
UKM Indonesia Contoh Korsel<br />
Pertemuan Presiden RI Joko Widodo<br />
dengan Presiden Korea Selatan (Korsel)<br />
Moon Jae-in, salah satunya adalah<br />
menjalin kemitraan strategis di bidang<br />
pengembangan UKM. Tujuannya untuk<br />
meningkatkan aura inovasi produk<br />
UKM di Indonesia.<br />
Produk-produk UKM Indonesia ternyata masih<br />
ketinggalan dalam hal inovasi dibanding negaranegara<br />
lain. Untuk mengtasi hal tersbut Staf Ahli<br />
Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro Hasan<br />
Jauhari, menjalin kemitraan strategis dengan pihak Korea<br />
Selatan (Korsel) untuk lebih meningkatkan aura inovasi<br />
produk UKM Indonesia. Dipilihnya Korsel, karena negara ini<br />
lebih leading dalam hal inovasi di sektor UKM.<br />
Sebanyak 50 delegasi dari Korsel bertemu 100-an UKM<br />
Indonesia, untuk sharing atau tukar informasi, sehingga bisa<br />
terjalin kerjasama antar UKM kedua negara. Namun inovasi<br />
UKM tetap harus berlandaskan kearifan lokal sebagai nilai<br />
tambah keunggulan produknya. Kalau UKM Korsel sudah<br />
berbasis teknologi atau technopreneur. Nah UKM Indonesia<br />
selain inovasi, harus mulai melangkah ke dunia ICT (information<br />
and communication technologies). Ini karena tuntutan, transaksi<br />
pemasaran ke online. “Prospek pasar Go Online di Indonesia<br />
sangat besar, naik sekitar 19% setiap tahun”, papar Hasan.<br />
Kemitraan strategis<br />
Kerjasama UKM Korsel dan Indonesia saling sinergi sifatnya<br />
dan menguntungkan bagi keduanya. “Ada yang mereka punya,<br />
kita tidak punya. Begitu juga sebaliknya, ada yang kita punya<br />
tapi mereka tidak punya. Kondisi itulah yang diharapkan mampu<br />
memberi nilai tambah bagi UKM kedua Negara”, tegas Hasan.<br />
Kerjasama ini sebetulnya merupakan tindak lanjut kongkrit<br />
dari kunjungan Presiden Korsel Moon Jae-in beberapa waktu lalu.<br />
Wakil Pimpinan ASEM SMEs Eco-Inovation Center (ASEIC) Kim<br />
Se Jong mengatakan, dimana dalam pertemuan dengan Presiden<br />
RI Joko Widodo, dilaporkan kemitraan strategis antara Indonesia<br />
dan Korsel sudah meningkat menjadi kemitraan strategis<br />
istimewa. Selanjutnya diharapkan dapat menjadi kontribusi<br />
terbesar bagi kedua negara di bidang pengembangan UKM.<br />
Kim Se Jong menambahkan, sudah banyak dukungan yang<br />
diberikan Korsel dalam mengembangkan UKM di Indonesia.<br />
“Saya melihat kedua negara serius untuk meningkatkan inovasi<br />
produk UKM. Bisa juga sebagai pemicu untuk sinergi inovasi<br />
kedua negara untuk UKM. Di samping itu, kerjasama ekonomi<br />
kedua negara ini juga harus dilandasi keaktifan para UKM”,<br />
ungkapnya.<br />
Sedangkan Penasehat Menteri dan Kepala Bagian Ekonomi<br />
Kedutaan Besar Republik Korea Kim Chang-nyun mengatakan,<br />
pihaknya melihat Indonesia sebagai pasar potensial di Asia<br />
terbesar sebesar 40%. “Indonesia memiliki SDM yang besar,<br />
sumber daya alam yang besar, juga konsumen yang juga besar.<br />
Banyak perusahaan asal Korsel sudah berinvestasi di Indonesia.<br />
Karena, pemerintah Korsel sangat memperhatikan Indonesia,<br />
khususnya pengembangan UKM”, paparnya. • Rin<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 39
Agenda Bisnis<br />
Wirausaha Pemula Award untuk UKM<br />
Kementerian Koperasi dan UKM<br />
mengadakan Wirausaha Pemula (WP)<br />
Award 2<strong>01</strong>7. Penghargaan kepada<br />
UKM yang berhasil mengembangkan<br />
usahanya, mampu menciptakan<br />
lapangan kerja dan usahanya<br />
bermanfaat bagi masyarakat.<br />
Kementerian Koperasi dan UKM yang dikomandoi<br />
Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga memberikan<br />
penghargaan kepada 7 pelaku usaha mikro berupa<br />
Wirausaha Pemula (WP) Award 2<strong>01</strong>7, di sela-sela acara<br />
Rakortas Kemenkop dan UKM yang diikuti seluruh Kepala<br />
Dinas Koperasi dan UKM seluruh Indonesia Tingkat<br />
Provinsi, di Surabaya, Desember 2<strong>01</strong>7. WP Award 2<strong>01</strong>7<br />
diberikan kepada Wirausaha Pemula yang dianggap berhasil<br />
mengembangkan usahanya setelah mendapatkan bantuan<br />
permodalan berupa program WP dari Kemenkop dan UKM.<br />
Dari ratusan WP –di seluruh Indonesia— yang masuk,<br />
40 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8<br />
terjaring 23 nominasi peraih award. Dari jumlah 23 ini, para<br />
juri menseleksi secara ketat di Jakarta dalam ajang tatap<br />
muka dan wawancara. Hasilnya, terpilih sebanyak 7 orang<br />
pelaku WP dalam enam kategori dan satu orang WP terbaik.<br />
Para pemenangnya adalah, kategori Wirausaha Pemula<br />
Terbaik, Lily Setiawati asal Temanggung, Jawa Tengah.<br />
Lily memproduksi “Batik Alam”, dengan warna alam yang<br />
ramah lingkungan. Dia menerima bantuan WP pada 2<strong>01</strong>5<br />
sebanyak Rp 17 juta. Kini, omzet usahanya sudah mencapai<br />
Rp 25 juta – Rp 35 juta perbulan, dengan jumlah karyawan<br />
sebanyak 35 orang.<br />
Kategori Kuliner, Agus Nurrohhman Siddik asal Cirebon,<br />
Jawa Barat, membuat Brownies dari olahan kulit pisang,<br />
dengan brand Brownies Kuping Cinta. Menerima bantuan<br />
WP pada 2<strong>01</strong>4 sebesar Rp 10 juta. Sekarang omzetnya<br />
mencapai Rp 25 juta – Rp 35 juta perbulan, dengan<br />
jumlah karyawan sebanyak 8 orang dan mempunyai<br />
reseller sebanyak 20 orang. Bahkan, pada 2<strong>01</strong>7 berhasil<br />
meluncurkan produk baru dengan nama MaKeCe (Makanan<br />
Kreasi Cirebon).<br />
Kategori Pertanian/Agribisnis, Dwi Yunita Yolanda,<br />
asal Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, yakni pembibitan bibit<br />
jeruk manis, dengan nama usaha “Ogan Jaya”. Menerima
Agenda Bisnis<br />
bantuan WP pada 2<strong>01</strong>4 sebesar Rp 14 juta. Sekarang<br />
Omzetnya telah mencapai Rp 50 juta - Rp 100 juta<br />
perbulan, dengan memperkerjakan 4 karyawan tetap dan<br />
18 karyawan lepas.<br />
Kategori Ramah Lingkungan, Agus Nanda Yudistira<br />
asal Denpasar, Bali, yakni pengolahan sampah, dengan<br />
nama usaha UD Agus Jaya. Mendapatkan permodalan WP<br />
pada 2<strong>01</strong>3 sebesar Rp 20 juta. Dengan bisnis pengepulan<br />
dan pendistribusian barang bekas/sampah, kini omzetnya<br />
mencapai Rp 30 juta – Rp 40 juta perbulan, dan memiliki 3<br />
karyawan tetap dan 17 orang tenaga harian lepas.<br />
Kategori Disabilitas, Azwardi Ujang asal Tangerang,<br />
Banten, yakni pemberdayaan atau memproduksi alat<br />
penghemat daya listrik dengan nama “Dmanin Century<br />
Saver”, dapat menghemat listrik hingga 50%, dan<br />
menghemat biaya hingga 30%. Menerima bantuan WP<br />
pada 2<strong>01</strong>5 sebesar Rp 7,5 juta. Saat ini mempunyai<br />
Omzet Rp 35 juta – Rp 37 juta perbulan, dan mempunyai<br />
karyawan sebanyak 9 orang.<br />
Kategori Ekonomi Kreatif, Anak Agung Sagung Istri<br />
Pramanaswari asal Denpasar, Bali, memproduksi sepatu<br />
wanita yang fashionable, trendy dengan modifikasi<br />
ornament Bali dengan brand “D’Sandek Footwear”.<br />
Penerima bantuan WP pada 2<strong>01</strong>5 sebesar Rp 25 juta.<br />
Saat ini, sudah memiliki Omzet Rp 90 juta – Rp 100 juta<br />
perbulan dengan jumlah karyawan 17 orang.<br />
Kategoti Jasa, Warsis asal Yogyakarta, bidang usahanya<br />
pembuatan dan pemesanan Sticker, Wallpaper, dan<br />
Vinyl Floor. Warsis mendapat bantuan permodalan WP<br />
pada 2<strong>01</strong>5 sebesar Rp 16 juta. Saat ini, Omzetnya sudah<br />
mencapai Rp 50 juta – Rp 60 juta perbulan, dengan jumlah<br />
karyawan 16 orang.<br />
Untuk menentukan pemenang WP Award 2<strong>01</strong>7, diakui<br />
Prakoso BS, Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop<br />
dan UKM, cukup kesulitan. Pasalnya, yang terjaring<br />
nominasi untuk mengikuti ajang award ini merupakan WP<br />
yang memiliki kinerja baik. “Setiap WP memiliki kelebihan<br />
dan kekurangan. Akhirnya, mengerucut kepada WP yang<br />
mampu menciptakan lapangan kerja dan bermanfaat bagi<br />
masyarakat sekitarnya”, tukas Prakoso.<br />
Menurut Prakoso, para peraih WP Award 2<strong>01</strong>7 ini<br />
diberikan kesempatan untuk bermitra dengan Lembaga<br />
Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM dalam hal<br />
perkuatan permodalan untuk lebih mengembangkan<br />
usahanya. “Enam orang WP pemenang kategori akan<br />
mendapatkan dana bergulir sampai dengan Rp 50 juta,<br />
sementara WP terbaik akan mendapatkan hingga Rp 75<br />
juta”, pungkas Prakoso. • Rin<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 41
Tips<br />
Smart Empowerment<br />
SYAMSULBAHRI, S.Sos, MBA, MM<br />
CMt, CH, CHt, CM.NNLP, CT.NNLP, CTOT, CPC, CAPG<br />
Keberhasilan suatu Negara untuk terus tumbuh<br />
dan berkembang menghadapi persaingan global<br />
salah satunya ditentukan oleh kemampuan Negara<br />
dalam menggerakan roda perekonomian bangsa<br />
yang ditandai dengan perkembangan laju dunia usaha yang<br />
semakin membaik. Dunia usaha kini memasuki era “Hyper<br />
Competition” suatu era persaingan tanpa batas dan semakin<br />
hari semakin kompetitif, di mana dimensi waktu dan ruang<br />
tidak menjadi kendala.<br />
Era kompetisi ini tidak hanya sebatas bagi pemilik dan<br />
pelaku usaha namun juga kepada tenaga kerja yang saling<br />
berkompetisi untuk menjadi “orang-orang terpilih” yang<br />
menjalankan perusahaan. Perspektif yang dibangun cukup<br />
sederhana yaitu pelaku usaha perlu sumberdaya manusia<br />
profesional yang menjalankan perusahaannya dengan<br />
baik sesuai Visi dan Misi Perusahaan, namun di sisi lainnya<br />
pekerja juga harus mampu terus menerus mengembangkan<br />
kemauan dan kemampuan (kompetensi diri) agar terus<br />
memperoleh kepercayaan dan menjadi asset perusahaan,<br />
yang juga diharapkan suatu saat akan menjadi pengusaha<br />
dengan kemampuan manajerial yang baik.<br />
Terdapat 5 unsur penting membangun potensi diri<br />
menjadi tenaga kerja profesional dan SDM perusahaan yang<br />
hebat, terdiri atas:<br />
1. Interpersonal Fundamental (Pondasi Diri)<br />
Merupakan unsur utama berupa kekuatan pondasi<br />
diri. Kekuatan ini merupakan soft skill yang memiliki<br />
porsi 80% dari keberhasilan seseorang. Integritas,<br />
keyakinan, kemauan dan daya juang yang kuat,<br />
disiplin, bertanggung jawab adalah beberapa<br />
di antara hasil yang didapat dari pondasi diri ini.<br />
Beberapa jenis kecerdasan yang dibutuhkan adalah;<br />
Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual), Emotional<br />
Quotient (Kecerdasan Emosi) serta Adversity<br />
42 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Tips<br />
Quotient (Kecerdasan Mengatasi Masalah)<br />
2. Practical Knowledge (Ilmu Praktis)<br />
Ilmu praktis menjadikan proses pergerakan lebih<br />
cepat dan taktis dengan teknik sebagai salah satu<br />
unsur, syarat serta standar kinerja, untuk kemudian<br />
memberikan dampak bagi percepatan produktivitas<br />
sebuah usaha<br />
3. Technical Skill (Penerapan Keterampilan Teknis)<br />
Penerapan keterampilan yang dimiliki, diperkuat<br />
dengan penerapan teknologi yang efektif dan efisien,<br />
adalah kunci merealisasikan pencapaian setiap asa<br />
dan cita, baik dalam dimensi jangka panjang (long<br />
term) jangka menengah (middle term) maupun<br />
jangka pendek (short term) baik dalam sudut<br />
pandang pengusaha maupun dari pekerja dimana ini<br />
menjadi tolok ukur profesionalitas seseorang.<br />
4. Leadership (Kepemimpinan)<br />
Kepemimpinan dibutuhkan dalam diri seorang baik<br />
dalam kerangka menjalankan usaha (dealing to<br />
business) maupun mengelola Manusia (dealing to<br />
people) guna membangun atmosfir positif dalam<br />
dunia usaha khususnya dalam proses menuju<br />
perubahan.<br />
5. Team Work (Kerjasama Tim)<br />
Owner, Leader dan Follower harus bisa menyatu<br />
dalam keharmonisan (Harmony In Unity)<br />
membangun chemistry satu dengan lainnya sesuai<br />
dengan peran, fungsi, tanggung jawab serta<br />
wewenang masing-masing dalam membangun<br />
perusahaan.<br />
Selanjutnya tulisan kolom ini akan berisi ulasan teknikteknik<br />
singkat namun tepat menyangkut kepada 3 hal<br />
penting yaitu; Mentality Management, (membangun<br />
mentalitas diri) Applied Management (membangun<br />
kemampuan menerapkan manajemen praktis) serta<br />
Leadership (menumbuhkan sifat kepemimpinan dalam<br />
diri).Tulisan dalam kolom ini dimaksud akan berorientasi<br />
pada pengembangan usaha baik sebagai pelaku usaha<br />
(pengusaha) juga sebagai pekerja profesional. •<br />
Penulis adalah seorang pengusaha yang didahului dengan<br />
perjalanan karir sebagai tenaga profesional di bidang Human<br />
Resources Development di berbagai perusahaan Multi<br />
Nasionalantara lain:,<br />
Trakindo Utama, Ritra Group, Aryaduta Hotel, Lafarge<br />
Roofing, Sanken, sambil mendirikan dan menjalankan<br />
Talenta Group (1997) perusahaan yang bergerak di bidang<br />
Pengembangan SDM. Selain sebagai Senior HR Management<br />
Consulting Penulis juga seorang Motivator, Trainer dan Coach<br />
yang tersertifikasi Nasional serta Internasional yang telah<br />
melahirkan beberapa buku monumental.<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 43
Inspirasi<br />
Andi Odang, Praktisi Komunikasi (Blue Sky Thinker)<br />
Kolaborasi di Era Digital!<br />
Jika dahulu kita cukup melakukan<br />
segala sesuatu dalam rentang ‘cukup<br />
baik’ saja, maka sekarang di ‘zaman<br />
now’, hal itu sudah tidak bisa lagi.<br />
Terlebih kalau kita tidak ingin usaha<br />
kita menjadi usang atau bahkan mati<br />
karena ditinggal oleh para pembeli.<br />
Kini kita mendiami dunia yang saling TERHUBUNG,<br />
dimana semua produk dan jasa sama-sama<br />
EXCELLENT, dengan kinerja yang sama-sama<br />
SEMPURNA, sehingga ruang yang tersisa—bagi<br />
kita untuk berinovasi atau meningkatkan daya saing—hanya<br />
tinggal diri kita sebagai manusia, dengan segala kreativitas,<br />
inovasi, imajinasi, emosi dan etika yang kita miliki. Hal-hal<br />
itulah yang akan membuat usaha kita menjadi unik dan<br />
berbeda.<br />
Pernahkah Anda jumpai sebuah produk smartphone,<br />
kamera, atau PC—apa pun merk dan betapapun<br />
murahnya—dilengkapi oleh fitur-fitur yang tidak dapat<br />
berfungsi sebagaimana mestinya? Sekedar bukti, bahwa<br />
persaingan di semua sektor usaha hari ini, diisi oleh para<br />
pemain yang menawarkan produk dan jasa yang samasama<br />
sempurna, dengan kinerja yang juga sama-sama<br />
sempurna.<br />
Inilah zaman yang disebut sebagai ‘era digital’—yang<br />
ditandai dengan semakin tingginya jumlah ‘masyarakat<br />
kelas menengah’, dan semakin tingginya kesadaran<br />
masyarakat untuk berwirausaha. Sehingga, jumlah pelaku<br />
bisnis meledak, berbagai produk lokal kian membanjiri<br />
pasar, dan tuntutan konsumen atas kualitas produk dan<br />
layanan pun menjadi semakin tinggi. Sehingga, setiap<br />
perusahaan kini dituntut untuk me-redifinisi atau menyusun<br />
ulang strategi dan taktik bisnisnya.<br />
Selain itu, para pelaku usaha di ‘zaman now’ juga<br />
semakin dituntut untuk “sadar berkomunitas.” Tujuannya,<br />
agar basis kolaborasi antarpelaku usaha dapat terjalin dan<br />
bersifat mutualisme, sehingga dapat memperluas ekosistem<br />
usaha. Apalagi kalau mengingat, sebuah perusahaan tidak<br />
akan mungkin bisa maju tanpa menggandeng berbagai<br />
pihak untuk masuk ke sebuah ekosistem bisnisnya.<br />
Bukankah, dengan ‘bermain sendirian’ dalam sebuah<br />
ekosistem, pasar yang akan digarap bisa dipastikan menjadi<br />
sangat terbatas? Sebaliknya, dengan kolaborasi pasar akan<br />
menjadi terbuka.<br />
Kalau inti persaingan usaha terletak pada, bagaimana<br />
perusahaan dapat menciptakan produk dan jasa secara<br />
lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat (cheaper, better,<br />
faster) dibandingkan dengan kompetitornya, maka untuk<br />
dapat memenangkan persaingan pasar, salah satu kunci<br />
44 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Inspirasi<br />
Kolaborasi: pasar menjadi terbuka<br />
suksesnya terletak pada sistem manajemen rantai pasok<br />
(supply chain) yang baik, serta kemampuan berkolaborasi.<br />
Bayangkan, bagaimana mungkin Alibaba.com-nya Jack Ma,<br />
bisa sesukses sekarang—tanpa berkolaborasi dengan ribuan<br />
atau jutaan pelaku UMKM di China?<br />
Lalu pertanyaannya, pihak mana sajakah yang mesti<br />
kita gandeng untuk masuk ke dalam ekosistem bisnis kita?<br />
Serta, bagaimanakah cara yang efektif untuk membangun<br />
kolaborasi?<br />
Tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan itu. Akan<br />
tetapi, bagi Anda pelaku UKM, kolaborasi dengan pemasok,<br />
desainer, pebisnis skala besar, media, akan membuka pasar<br />
menjadi lebih hidup dan berkembang.<br />
Konsep kolaborasi yang dimaksud adalah Bridging –<br />
Channeling – Accelerating ;<br />
1. BRIDGING (Jembatani Kebutuhan antar Dua Pihak)<br />
Anda dapat memilih peran sebagai jembatan terhadap<br />
pihak yang membutuhkan dengan pihak yang<br />
memproduksi. Dengan menjadi jembatan kedua belah<br />
pihak, maka akan terjadi percepatan solusi pemenuhan<br />
sebuah kebutuhan.<br />
Menjembatani tidak perlu dengan berperan seperti<br />
“calo”. Peran Anda adalah memberikan win-win bagi<br />
kedua belah pihak. Minimal Anda memberikan informasi<br />
peluang bagi kedua belah pihak.<br />
2. CHANNELING (Menyalurkan sebuah solusi)<br />
Peran sebagai saluran juga tak kalah menariknya.<br />
Kekuatan atau keunggulan bisnis, dapat dimanfaatkan<br />
bagi pihak lain untuk menjadi saluran penjualan<br />
atau informasi. Lokasi, merek atau kekuatan tenaga<br />
penjualan, adalah contoh yang paling bagus untuk<br />
dimanfaatkan menjadi media joint-marketing, program<br />
bundling atau co-branding.<br />
3. ACCELERATING (Memicu Terciptanya Peluang baru)<br />
Faktor kecepatan dalam menggarap pasar adalah hal<br />
penting dalam persaingan. Kecepatan dapat diciptakan<br />
dengan bersatunya dua kekuatan.<br />
Siapa cepat dia dapat, adalah contoh kata bijak<br />
yang selalu digaungkan oleh pemasar. Pelanggan pasti<br />
membutuhkan kecepatan dalam setiap pemenuhan<br />
kebutuhannya. Namun dengan keterbatasan, kita sering<br />
terlambat dalam melayani mereka. Dengan kolaborasi<br />
dengan beberapa pihak, termasuk bisnis yang sejenis<br />
terbukti ampuh untuk mempercepat proses pemenuhan<br />
kebutuhan, bahkan tidak jarang menciptakan sebuah<br />
peluang baru.<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 45
Travelling<br />
Ada Surga<br />
Dunia di<br />
Mandalika<br />
Proyek KEK Mandalika, di NTB sempat terkatung-katung hingga 29 tahun.<br />
Kini sudah operasional, selain memiliki nilai bisnis cukup tiggi bisa juga sebagai<br />
pilihan liburan.<br />
Proyek nasional Kawasan Ekonomi Khusus<br />
Pariwisata (KEK) Mandalika, di Kuta, Kabupaten<br />
Lombok Tengan, Nusa Tenggara Barat (NTB)<br />
hampir saja terbengkalai lagi. Hampir 29 tahun<br />
proyek ini digagas tapi tidak kunjung realisasi. Presiden<br />
Joko Widodo, langsung menginvestigasi permasalahan<br />
yang ada, ternyata karena tidak adanya payung hukum<br />
khususnya untuk pembebasan lahan atau tanah. Sehingga<br />
aparat pemerintah, Gubernur dan Bupati takut untuk<br />
eksekusi. “Setelah keluar Inpres tidak sampai dua bulan,<br />
semuanya lancar,” kata Presiden Jokowi saat peresmian<br />
KEK Mandalika.<br />
Ada 4 masalah yang harus diperhatikan untuk pengelola<br />
KEK Mandalika, pinta Pesiden Jokowi. Pertama, untuk<br />
Gubernur dan Bupati dibantu Pangdam, Danrem agar<br />
menghijaukan kawasan KEK. Kedua, pengelola harus<br />
menyiapkan pasar cenderamata bagi masyarakat sekitar.<br />
Ketiga, pengelola menampilkan bangunan yang sesuai<br />
dengan karakter arsitektur NTB, sehingga punya karakter<br />
sendiri. Keempat, harus ada aturan main yang jelas bagi<br />
para investor.<br />
Presiden juga mengaku menawarkan Mandalika kepada<br />
Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. “Saya<br />
tawarkan kepada Emir Qatar, Sheikh Tamim al Thani,<br />
ditunjukkan gambarnya kagum dengan keindahannya,<br />
langsung mau ambil semuanya,” cerita Presiden.<br />
Kini KEK Mandalika sudah resmi operasional, harapan<br />
Presiden agar kawasan ini dapat memberikan dampak nyata<br />
bagi masyarakat di sekitarnya, berjualan cenderamata,<br />
membuka restoran, warung makan, ‘homestay’ dan<br />
46 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Travelling<br />
Kunjungan Presiden Jokowi bersama beberapa Menteri: Mandalika harus bisa memberikan dampak nyata terhadap masyarakat sekitar.<br />
membuka lapangan kerja.<br />
Menurut Darmin Nasution, Menteri Koordinator<br />
Perekonomian RI, pengembangan kawasan ini akan<br />
berdampak positif bagi perekonomian di Lombok Tengah<br />
pada khususnya, dan NTB pada umumnya. Kesejahteraan<br />
masyarakat sekitar akan meningkat karena menjadi<br />
bagian dari pengembangan KEK Mandalika. “Kami dukung<br />
PT Indonesia Tourism Development Corporate (ITDC)<br />
mencari tambahan dana Rp 3 triliun dari pasar untuk<br />
menyelesaikan pembangunan infrastruktur. Dengan<br />
demikian dapat menyelesaikan pembangunan infrastruktur<br />
untuk mendorong perekonomian wilayah ini,” terang<br />
Darmin.<br />
Alternatif untuk liburan<br />
KEK Mandalika terhampar di atas lahan seluas 1.034<br />
ha, dikhususkan sebagai kawasan pariwisata unggulan di<br />
Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bisa dijadikan pilihan<br />
travelling selain Bali atau tempat wisata lainnya di Indonesia.<br />
Nama Mandalika sendiri dipilih dari cerita rakyat yang<br />
sangat terkenal dari Suku Sasak di Pulau Lombok. Sebuah<br />
kisah menceritakan sang putri cantik bernama Mandalika<br />
yang harus bersemadi, karena banyak laki-laki yang ingin<br />
mempersuntingnya. Akhirnya, Putri Mandalika malah<br />
menjatuhkan dirinya ke laut dan hilang ditelan ombak. Hal<br />
ini dilakukan untuk menghindari perpecahan dan konflik.<br />
KEK Mandalika dipastikan bisa menjadi pilihan liburan<br />
yang sangat bagus. Apalagi pengelolaan kawasan ini<br />
ditangani oleh PT Indonesia Tourism Development<br />
Corporate (ITDC), BUMN yang sukses membangun<br />
kawasan pariwisata Nusa Dua di Bali. Tak jauh dari kawasan<br />
KEK Mandalika, terdapat Desa Adat Sade dan Desa Adat<br />
Ende khas masyarakat Sasak, penghuni asli Pulau Lombok.<br />
Selain itu, KEK Mandalika juga dekat dengan pantai Tanjung<br />
Aan, Bukit Merese, dan Batu Payung yang sangat indah<br />
untuk menikmati matahari terbenam.<br />
Sampai saat ini, ada 8 investor yang ikut ambil<br />
bagian dalam proyek KEK Mandalika ini, di antaranya<br />
sektor perhotelan atau resort senilai Rp 13 triliun. Akan<br />
hadir 7 hotel di antaranya hotel Pullman, Clubmed,<br />
Royal Tulip, X2, dan Paramount. Diproyeksikan akan<br />
terdapat 10 ribu kamar hotel, dan targetnya 2.000<br />
kamar siap pada 2<strong>01</strong>9. Juga akan punya sirkuit balap<br />
Moto GP kelas dunia, dan convention center. “Dan<br />
pembangunan KEK Mandalika ini, merupakan bagian<br />
dari 12 KEK yang telah ditetapkan pemerintah, yakni<br />
KEK manufaktur dan empat KEK kepariwisataan,” kata<br />
Menteri Darmin Nasution. • Rin<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 47
Travelling<br />
12 Destinasi Favorit di Mandalika<br />
Nuansa pariwisata di daerah Nusa Tenggara bagian<br />
barat ini rasanya makin menarik bagi para turis baik<br />
dari dalam negeri maupun mancanegara. Karena<br />
memang ke eksotisan alamnya sangat indah dan masih<br />
terjaga atau alami.<br />
Keindahan alam yang paling terkenal dari Lombok ini<br />
adalah soal pantainya. Dari ujung ke ujung, banyak pantai<br />
menarik yang sangat sayang kalu tidak dikunjungi saat<br />
simggah di NTB.<br />
1. The Most Beatiful Pantai Pink<br />
Gili Terawangan adalah yang terbesar dari ketiga pulau<br />
kecil atau gili di bagian barat laut Lombok. Di tempat ini<br />
tidak terdapat kendaraan bermotor karena tidak di izinkan<br />
oleh peraturan lokal, kendaraan yang ada hanyalah sepeda<br />
yang di sewakan penduduk lokal dan juga cidomo.<br />
Kelebihan Gili Trawangan dibandingkan dengan pantai<br />
lain adalah kita dapat menikmati sunset dan juga sunrise<br />
sekaligus di pantai ini. Hal ini terjadi karena Gili Trawangan<br />
memiliki pantai yang menghadap timur dan menghadap<br />
barat, dan jaraknya tidak terlalu jauh. Sehingga baik sunrise<br />
maupun sunset dapat dinikmati sekaligus di pantai ini. Satu<br />
hal lagi yang paling ikonik dari Gili Terawangan adalah<br />
adanya ayunan yang sangat menyejukkan bagi penikmat<br />
senja.<br />
3. Batu Payung<br />
Pantai Pink merupakan salah destinasi favorit di Lombok<br />
karena menampilkan keindahan yang sangat unik dengan<br />
pasirnya yang berwarna merah muda. Nama sebenarnya<br />
dari pantai ini adalah Pantai Tangsi dengan panjang<br />
sekitar 1,5 km dengan luas bibir pantai 6 meter di kelilingi<br />
perbukitan yang membentuk teluk-teluk kecil dan di lautnya<br />
terdapat pulau-pulau kecil yang di sebut Gili.<br />
Warna pink ini berasal dari karang merah yang mati dan<br />
lebur, tercampur dengan pasir putih yang lembut sehingga<br />
terlihat berwarna pink. Lokasi Pantai Pink berada di pesisir<br />
bagian timur Pulau Lombok, tepatnya di Desa Sekaroh,<br />
Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi<br />
Nusa Tenggara Barat. Butuh waktu sekitar 2 jam perjalanan<br />
dari pusat kota Mataram.<br />
2. Gili Terawangan<br />
Jika berkunjung ke pantai Tanjung Aan, rasanya tidak<br />
lengkap kalau tidak mengunjungi lokasi yang satu ini, pantai<br />
Batu Payung. Pantai ini menjadi salah satu ikon pariwisata di<br />
Lombok Tengah. Banyaknya tebing-tebing yang menjulang<br />
serta adanya sebuah batu yang membentuk seperti payung<br />
menjadikannya terlihat sangat menarik.<br />
4. Gili Kedis<br />
48 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Travelling<br />
Gili Kedis adalah salah satu pulau kecil yang terletak di<br />
bagian ujung barat pulau Lombok, tepatnya di ujung pantai<br />
di Lombok Barat Sekotong. Bentuknya yang mirip seperti<br />
hati menjadikannya daya tarik yang sangat khas.<br />
7. Pantai Kuta<br />
5. Pantai Selong Belanak<br />
Sebelumnya pantai yang terkenal dari kawasan<br />
Mandalika adalah pantai Kuta, Lombok di ujung Barat<br />
Mandalika. Namanya sering diperbandingkan dengan Pantai<br />
Kuta Bali. Beberapa orang menilai pantai Kuta Lombok ini<br />
lebih baik daripada yang di Bali, lebih bersih dan lebih sepi.<br />
Kawasan Pantai Kuta kini menjadi yang paling berkembang<br />
dibanding spot lain di Mandalika. Fasilitasnya lumayan<br />
lengkap, apalagi dekat Masjid Agung Nurul Bilad yang baru<br />
diresmikan Presiden Jokowi.<br />
Berbicara tentang wajah pantai yang paling indah,<br />
mungkin pantai Selong Belanak adalah pantainya, dan<br />
keindahannya sangat masih terjaga. Dari mulai laut, pohon<br />
maupun pasirnya masih sangat kental alaminya. Sehingga<br />
cocok saja jika banyak yang bilang pantai Selong Belanak<br />
adalah Hawai-nya Indonesia.<br />
8. Pantai Seger<br />
6. Gili Petelu<br />
Letaknya di sebelah timur Pantai Kuta, dengan bentuk<br />
seperti tanjung. Pantai Seger kini cukup menyusul popular<br />
karena punya event tahunan. Yakni Festival Bau Nyale<br />
mengambil tempat di kawasan Pantai Seger. Warga<br />
memenuhi Pantai Seger untuk mencari cacing jelmaan Putri<br />
Nyale, setahun sekali. Di pantai ini ada monumen Putri<br />
Nyale yang menambah indah dekorasinya.<br />
9. Pantai Serenting<br />
Gili ini memiliki pantai dengan pasir seperti merica dan<br />
berwarna putih bersih dengan air laut yang bening dan<br />
biru serta ombak yang tenang. Pemandangan bawahnya<br />
memiliki biota laut yang sangat cantik dan menakjubkan,<br />
segerombolan terumbu karang berwarna hijau terang,<br />
bintang laut besar berwarna biru dan kalau kita beruntung<br />
kita bisa menjumpai ikan nemo di sini. Mengapa di katakan<br />
Gili Petelu? Karena ternyata Gili ini seperti bergandengan,<br />
gandengan telu atau yang bahasa indonesianya di sebut<br />
tiga.<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 49
Travelling<br />
Pantai Serenting ada di sebelah timur Pantai Seger. Garis<br />
pantainya lebih panjang dari Pantai Seger. Pantai Serenting<br />
juga menjadi area yang masuk dalam Festival Bau Nyale.<br />
Kalau Pantai Seger terlalu penuh warga dan wisatawan saat<br />
Festival Bau Nyale, mereka akan meluber sampai ke Pantai<br />
Serenting. Pantai Serenting juga tidak kalah indahnya.<br />
10. Bukit Merese<br />
Di sebelah timur Bukit Merese ada Pantai Tanjung<br />
Aan. Pasir putih menghampar di garis pantai yang<br />
melengkung seperti bulan sabit. Pantai Tanjung Aan adalah<br />
favorit wisatawan karena lebih sepi dari Pantai Kuta, tapi<br />
pemandangannya lebih indah. Ayunan di tepi laut jadi<br />
favorit buat foto-foto.<br />
12. Pantai Gerupuk<br />
Bukit Merese adalah spot terbaik untuk menikmati<br />
pemandangan Mandalika dari ketinggian. Bukit Merese<br />
letaknya di antara Pantai Serenting dan Pantai Tanjung Aan.<br />
Perjalanan naik ke atas bukit juga seru dan membakar<br />
kalori. Area bukitnya, jadi banyak pilihan tempat dan latar<br />
belakang untuk berfoto. Menatap ke arah Tanjung Aan atau<br />
ke Pantai Serenting, semua sama indahnya.<br />
11. Pantai Tanjung Aan<br />
Di ujung paling timur dari Mandalika ada Pantai Gerupuk.<br />
Nah inilah spot surfing terbaik di Mandalika. Di Pantai<br />
Gerupuk ada beberapa surf camp buat wisatawan yang<br />
ingin liburan sambil menjajal ombak. Level ombaknya<br />
bervariasi, jadi pemula pun bisa bermain di sini. Tapi kalau<br />
tidak mau main surfing tidak apa-apa. Pantai Gerupuk bisa<br />
dinikmati seperti halnya pantai-pantai lain di Mandalika. •<br />
Berbagai sumber<br />
50 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
TREN<br />
Panen Rupiah<br />
Bunga Anggrek<br />
Agriwisata<br />
Makan Apel Sepuasnya<br />
Peluang Bisnis<br />
Cara Praktis Menggemukkan Sapi<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 51
Peluang Bisnis<br />
Cara Praktis Menggemukkan Sapi<br />
Usaha penggemukkan secara organic<br />
belum banyak dilakukan peternak. Apa<br />
keunggulannya?<br />
Masalah daging di Indonesia masih sering<br />
bergejolak. Terutama menjelang hari-hari besar<br />
nasional terutama Hari Raya Idul Adha dan<br />
Idul Fitri. Suprapto salah seorang peternak sapi<br />
melihat ini sebagai peluang usaha yang sangat menjanjikan.<br />
Pria kelahiran Wonogiri ini sampai berani mengajukan<br />
pensiun dini untuk menekuni ternak sapi.<br />
Sapi hasil ternak Suprapto punya beberapa keunggulan,<br />
di antaranya kandungan lemaknya rendah –memang belum<br />
diuji di lab, baru klaim dari para pelanggannya, karena saat<br />
dimasak tidak butuh waktu lama sudah empuk. “Kandungan<br />
lemaknya rendah karena pakannya tidak mengandung<br />
bahan kimia. Saya memang tidak mau memberikan pakan<br />
yang mengandung kimia, tapi memberikan Bionak yakni<br />
pakan probiotik organik,” tandasnya.<br />
beli sapi kecil (usia kurang dari 2 tahun) lama, karena<br />
masih dalam pertumbuhan tulang dan organ tubuh<br />
lainnya,” terangnya. Untuk pakannya dengan Bionak<br />
sekitar Rp 20 ribu/ekor perhari. Sementara untuk kandang<br />
sebaiknya dekat dengan air bersih (sumur), agar mudah<br />
dalam pemberian minum, membersihkan kandang atau<br />
memandikan sapi, tambahnya.<br />
Sebelum proses pemeliharaan sebaiknya sapi diberi<br />
vaksin dan obat cacing dulu. Diberikan pagi sebelum makan<br />
dan minum, dan diulang setiap tiga bulan. Sementara untuk<br />
pemberian makan sebaiknya pagi jam 9 dan sore jam 16,<br />
sedang siang dan malam tidak makan. Untuk makanannya<br />
bisa dalam kosentrat atau dicampur Bionak, serta ditambah<br />
sedikit jerami kering.<br />
Keunggulan lain dari Bionak ternyata bisa untuk<br />
meningkatkan imunitas tubuh sapi. Sapi sering kali<br />
masuk angin (mogok makan, pilek) dan mencret, dengan<br />
memberikan pakan dicampur Bionak hal ini tidak terjadi. “Ini<br />
saya rasakan sejak memakainya 2 tahun lalu. Bahkan sapi<br />
saya yang dibawa ke Jakarta tidak ada yang sakit baik pilek<br />
atau mencret,” katanya. • Acui<br />
Usia 2 tahun<br />
Diakui Suprapto, memelihara sapi organik biayanya lebih<br />
mahal. Nah dengan Bionak, pakan probiotik non bahan<br />
kimia, biaya pakannya bisa ditekan. “Bahan makanan alam<br />
berjenis apapun bisa dijadikan pakan. Bonggol jagung yang<br />
sudah kering pun bisa dijadikan pakan setelah di beri Bionak<br />
(difermentasi), dan ternyata sapi suka, imbasnya tentu<br />
meningkatkan berat badan dengan cepat,” paparnya.<br />
Proses penggemukannya lanjut Suprapto, dipilih sapi<br />
usia dua tahun. ”Saya beli sapi yang kurus kemudian<br />
digemukkan, dalam waktu 6 bulan sudah siap jual. Kalau<br />
Tips Penggemukan Sapi<br />
1. Pilih bibit sapi yang baik dan sehat usia sekitar 2<br />
tahun.<br />
2. Beri pakan yang baik dan teratur, bisa dibantu<br />
dengan probiotik terutama yang organik<br />
3. Jagalah kebersihan kandang, dan Sapi harus<br />
dimandikan setiap hari sekitar pukul 3 sore<br />
4. Minum air yang bersih. Bersihkan tempat air minum<br />
dan ganti air minum setiap pagi dan sore<br />
52 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Peluang Bisnis<br />
Bionak Buat Ternak<br />
Jadi Berkualitas<br />
Pemakaian probiotik dikalangan peternak seperti<br />
sapi, unggas atau ikan merupakan hal yang<br />
biasa. Probiotik berfungsi untuk meningkatkan<br />
produktifitas dari pakan yang kurang efisien –nilai<br />
nutrisinya rendah— menjadi pakan yang bernutrisi<br />
baik. Namun harus diperhatikan beberapa probiotik<br />
mengandung bahan kimia seperti urea yang tidak baik<br />
untuk mahluk hidup.<br />
Salah satu probiotik organik yang mampu<br />
meningkatkan mutu produk peternakan, baik itu daging<br />
atau susu adalah Bionak. Sugeng yang membuat formula<br />
Bionak mengatakan kalau probiotik buatannya tidak<br />
mengandung bahan kimia. “Pada dasarnya limbah yang<br />
saya olah. Biasanya kalau probiotik sapi pakai rumen dan<br />
tetes (molase), dan umumnya kalau membuat pakan<br />
biasanya berusaha meningkatkan nitrogen dengan<br />
menggunakan urea. Saya tidak memakai itu, dan Bionak<br />
produksi kami adalah probiotik yang really organic karena<br />
bahan pembuatnya organik semua,” jelas Sugeng sambil<br />
mengatakan kalau Bionak itu sudah melalui banyak<br />
sekali uji coba di lab Unpad.<br />
Ditambahkan Sugeng, Bionak produksinya sudah<br />
dipakai dibeberapa daerah, misalnya di Pulau Jawa<br />
dan Sumetara. Di Bengkulu produksi susu dari sapi<br />
yang menggunakan bionak naik 10%. Dari beberapa<br />
pengguna Bionak mengatakan, kandangnya tidak bau,<br />
lalat tidak ada sehingga mengurangi sumber-sumber<br />
penyakit. Sedang untuk sapi potong, dapat mengurangi<br />
kandungan lemaknya. Bionak bisa digunakan untuk<br />
semua jenis pakan baik yang kondisi segar maupun<br />
tidak segar, tidak ada efek negatif ke sapi.<br />
Cara pemakaian Bionak, cukup mudah. “Jerami<br />
sekitar 100 kg butuh 3 ons -½ kg Bionak, lantas<br />
dicampur atau disemprotkan dengan air kemudian<br />
diaduk. Setelah diaduk rata kemudian dimasukkan ke<br />
dalam karung dan dipadatkan, serta ditaburkan dedak<br />
setiap 10 cm, lalu ditutup rapat dan diiket kencang,<br />
diusahakan tanpa oksigen. Setelah 2 hari, karung bisa<br />
dibuka, maka akan tercium bau pakan yang harum dan<br />
sapi suka,” jelas Sugeng sambil mengatakan dengan<br />
Bionak, bahan pakan yang tidak terpakai seperti bongkol<br />
jagung kering pun bisa dijadikan pakan dengan nilai gizi<br />
yang baik sehingga membantu mengurangi pengeluaran<br />
peternak untuk pakan. • Acui<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 53
Peluang Bisnis<br />
Manisnya Sari Apel Brosem<br />
Dari usaha sambilan ibu-ibu<br />
RW 10, membuat minuman<br />
sari buah ape ldengan<br />
nama Brosem, selain dapat<br />
mengurangi pengangguran,<br />
juga meningkatkan<br />
pendapatan warganya.<br />
Tak disangka usaha minuman sari apel yang awalnya<br />
(2004) hanya sekadar mengisi waktu luang ibu-ibu<br />
PKK di lingkungan RT <strong>01</strong>-RT 05 RW 10 Kelurahan<br />
Sisir Kota Batu, kini telah memiliki omset ratusan<br />
juta per bulan. Dengan peralatan yang masih sederhana<br />
(manual), kini telah berkembang menjadi sebuah usaha<br />
home industry, dengan nama Brosem –Bersama Warga RW<br />
10 Otak Atik Usaha Supaya Ekonomi Mapan.<br />
Lokasi usaha atau tempat produksi Brosem di gang<br />
kecil jalan Bromo,ternyata mampu menjadi icon kota<br />
Batu sebagai sentra produksi olahan dan pemberdayaan<br />
masyarakat. Misi utamanya adalah mengurangi<br />
pengangguran dan memberikan pendapatan tambahan,<br />
dengan memberdayakan ibu-ibu PKK, tak disangka<br />
produksi minuman kemasan sari apel ini bisa beromzet<br />
hingga 200 juta per bulan dan 400 juta di musim lebaran.<br />
54 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Peluang Bisnis<br />
Produksi terus ditingkatkan, terutama setelah mendapat<br />
suntikan dana dari PT Telkom, dari 200 karton per hari<br />
menjadi 500 karton per hari (2<strong>01</strong>0). Untuk saat ini<br />
produksi Brosem sekitar1.000 karton per hari dan biasanya<br />
meningkat menjelang lebaran menjadi1.500 karton perhari.<br />
Beberapa strategi yang diterapkan Brosem agar terus<br />
eksis, yakni mempertahankan rasa murninya sari apel.<br />
Sedang untuk pemasaran menjalin kerjasama dengan<br />
dinas-dinas terkait, dengan travel agency dan toko oleholeh.Untuk<br />
menjadi distributor atau agen Brosem cukup<br />
mudah, minimal membeli 100 karton/box dengan varian isi<br />
18 Cup - Rp 14.000, isi 32 Cup - Rp 21.000, isi 40 Cup -<br />
Rp 29.000. Untuk pengembangan usaha, kini Brosem juga<br />
sudah diproduksi di Malang Raya, Surabaya, Jogja, Sidoarjo,<br />
Tegal, Madura, Blitar, dan Batu. • Eka<br />
Ismail, Komisaris Koperasi Serba Usaha Brosem<br />
Proses Pembuatan Sari Apel<br />
Tahap 1<br />
Gudang Sortir Apel Pencucian Dipotong Kecil-Kecil Direbus<br />
Didiamkan<br />
Extrak Apel<br />
Tahap 2<br />
Perebusan Air Ditambah Extrak Apel Ditambah Gula Ditambah Bahan<br />
Tambahan<br />
Diaduk sampai rata<br />
Penyaringan<br />
Masuk Tangki<br />
Tahap 3<br />
Penyaringan Pengemasan Didinginkan Pembersihan Stempel<br />
Kadaluwaarsa<br />
Pengepakan<br />
Disimpan 2 x 24 Jam<br />
Pemeriksaan Kualitas<br />
Pemasaran<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 55
AgriWisata<br />
Makan<br />
Apel<br />
Sepuasnya<br />
Perkebunan apel di Kota Batu,<br />
Malang, menjadi obyek wisata yang<br />
menyenangkan. Selain bisa menikmati<br />
panorama indahnya perkebunan apel,<br />
pengunjung boleh petik dan makan<br />
buah apel sepuasnya. Dan bisa belajar<br />
menanam pohon apel.<br />
56 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
AgriWisata<br />
Metik Apel: Menimbulkan rasa kepuasan tersendiri<br />
Kota Batu, Malang adalah penghasil buah apel<br />
terbesar di Indonesia. Selain buah apel, kota yang<br />
juga disebut “Paris Van Java” ini penghasil komoditi<br />
lain seperti aneka sayuran dan bunga. Secara<br />
geografis, kota ini terletak di dataran tinggi, sehingga<br />
hawanya dingin cocok untuk lahan perkebunan.<br />
Namun petaka ekonomi pada tahun 2000 (krisis<br />
moneter) berimbas cukup besar pada petani apel. Harga<br />
pupuk naik, sehingga biaya produksi jadi meningkat.Di sisi<br />
lain serbuan buah apel impor dengan harga murah tidak<br />
bisa dihindari.<br />
Akhirnya petani apel yang tergabung dalam Kelompok<br />
Tani Makmur Abadi (KTMA) pada 2002 mengubah pola<br />
pemupukan, yang selama ini menggunakan pupuk an<br />
organik berganti dengan pupuk organik. Inovasi barupun<br />
digulirkan, buah apel tidak lagi sekadar sebagai komoditi<br />
pertanian tetapi dijadikan obyek wisata, Wisata Petik Apel.<br />
Selain itu, mengolah buah apel menjadi sari buah apel yang<br />
bisa tahan lama dan praktis dikonsumsi.<br />
Omset Rp 100 juta<br />
Wisata Petik Apel, tepatnya di desa Tulungrejo ini, resmi<br />
dibuka pada 2004. Pemerintah dalam hal ini, Dinas Provinsi<br />
Jawa Timur dan Dinas Pertanian Batu Malang, memberi<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 57
AgriWisata<br />
Harno, pemandu wisata dari KTMA<br />
support cukup besar membantu pengadaan pupuk organik,<br />
pengadaan bibit, peralatan pasca produksi, gudang untuk<br />
pembuatan pupuk organik dan MCK.<br />
Pengunjung hanya cukup mengeluarkan Rp 25.000,<br />
sudah bisa menikmati indahnya panorama perkebunan<br />
apel seluas 35 hektar dengan 25 ribu tanaman apel dari<br />
berbagai jenis, seperti apel manalagi, anna, rome beauty,<br />
hijau (green smith), dan wanglin dari China. Saat masuk<br />
pengunjung disiapkan welcome drink sari buah apel<br />
produksi KTMA, dan dipersilahkan petik serta makan buah<br />
apel sepuasnya. “Dalam satu musim kami bisa panen sekitar<br />
300 ton,” terang Sugiman, Ketua KTMA. Untuk omset dari<br />
Wisata Petik Apel sendiri bisa mencapai Rp100 juta per<br />
bulan, tambahnya.<br />
Menurut Harno, pemandu wisata dari KTMA, obyek<br />
wisata ini juga bisa sebagai wisata edukasi, di mana<br />
wisatawan atau pengunjung bisa melihat proses<br />
penanaman pohon apel dari pembibitan dengan biji dan<br />
cangkok sampai menjadi bibit yang siap tanam.“Banyak<br />
Sekolah yang sudah memanfaatkan waktu liburannya<br />
berkunjung ke Wisata Petik Apel KTMA’, kata Harno.<br />
Bagi yang ingin menanam berbagai macam buah, bunga<br />
dan sayuran bisa langsung menuju pojok bibit di lokasi<br />
Wisata Petik Apel KTMA.Tiap satu paket bibit sekitar10<br />
plastik harganya 25 ribu. Dan pengunjung bisa langsung<br />
belajar proses penanamannya. • Eka<br />
58 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Resensi<br />
Resensi<br />
Judul : ABLO<br />
Halaman : 191 Hlm + x hlm<br />
Disusun : Dedy Suyerman (anggota Masi)<br />
Agribisnis Berbasis<br />
Limbah Organik<br />
Masalah pengentasan kemiskinan masih menjadi<br />
pekerjaan besar bagi negara kita, Indonesia.<br />
Dimana jumlah kemiskinan masih tinggi diatas<br />
10% dari jumlah penduduk Indonesia, atau sekitar 28 juta<br />
orang. Untuk mengatasi problem tersebut, sektor pertanian<br />
memberikan peran penting. Selain sebagai sumber<br />
penyedia kebutuhan pangan, juga sumber penghidupan.<br />
Hanya sistimnya yang harus dibangun yakni yang berdaya<br />
saing, berkelanjutan, serta ramah lingkungan.<br />
Sekelompok penulis Prof. Dr. Ir, Kaman Nainggolan, M.S.,<br />
Prof. Dr. Ir. Bambang Haryanto, Prof. Dr. Ir. Barahim Abbas,<br />
Prof. Dr. Ir. Agus Pakpahan, Prof. Dr. Ir. Entun Santosa,<br />
didukung para praktisi Dudu Sudiarto, Ir. Rajah Indrayana,<br />
dan Dewi Komaryani, yang disusun oleh Dedy Suyerman,<br />
menuangkan pemikiran dan pengalamannya dalam buku<br />
“Agribisnis Berbasis Limbah Organik (ABLO) Sagu atau<br />
Aren”.<br />
Ablo mengulas tentang teknik pemanfaatan limbah<br />
sagu/aren, sebagai sumber pangan, budidaya jamur,<br />
budidaya cacing, budidaya itik, budidaya ikan sidat, dan<br />
pertanian organik. Pemanfaatan limbah sagu ternyata<br />
mampu memberikan tambahan pendapatan, dan bisa<br />
meningkatkan taraf hidup, yang selanjutnya bisa mengikis<br />
angka kemiskinan.<br />
Indonesia yang menjadi salah satu negara<br />
penghasil sagu terbesar di dunia, punya kesempatan<br />
mengembangkan pertanian terpadu dengan memanfaatkan<br />
limbah organiksagu/aren yang ramah lingkungan dan<br />
berkelanjutan, dengan cara biorefinary. Konsep biorefinary<br />
adalah meng-konversi bio-massa untuk mendapatkan<br />
produk yang bernilai ekonomi tinggi dengan menggunakan<br />
input energy yang rendah dengan melibatkan bioscience,<br />
teknologi ramah lingkungan.<br />
Dalam satu kasus, budidaya jamur merang dengan<br />
media tanamnya dari limbah aren /sagu, menjadi pertanian<br />
organikyang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan,<br />
serta tanpa limbah. Didalam pertanian organik jamur ini,<br />
ada 4 putaran bisnis yang menguntungkan yakni, budidaya<br />
jamur sendiri, pembuatan pakan ternak dan unggas (sapi,<br />
domba, kambing, itik, ayam, mentok, soang), pembuatan<br />
pakan ikan, dan pembuatan pupupk organik. Empat usaha<br />
ini bisa dilaksanakan sekaligus dengan menggunakan media<br />
atau bahan yang sama.<br />
Yang dilakukan pertama-pertama adalah membangun<br />
kumbung jamur sebagai rumah produksi jamur. Kumbung<br />
ini akan berfungsi menjadi lima pabrik sekaligus yakni,<br />
sebagai pabrik produksi jamur merang, pabrik produksi<br />
pakan ternak, pabrik produksi pakan unggas, pabrik<br />
produksi pakan ikan, dan pabrik pupuk organickAblo<br />
mengulas proses pabrikasi dari masing-masing pabrik<br />
tersebut dengan bahasa sederhana sehingga mudah<br />
dipahami dan dipraktekan.<br />
Penyusun buku, Dedi Suyerman menggaransi bertani<br />
akan untung besar, selama pelakunya dalam hal ini<br />
petaninya mau belajar dan harus menguasai ilmu bertani,<br />
yakni pertanian terpadu. Selama ini petani lebih banyak<br />
bergantung pada alam (musim/iklim) dan lebuih suka<br />
mengambil jalan mudah menggunakan pupuk an-organik.<br />
Prof. Kaman Nainggolan memberikan gambaran<br />
hitungan keuntungan berlipatnya pertanian dengan pola<br />
Ablo ini. Tanaman sagu setelah dipanen dan diolah menjadi<br />
tepung sagu akan menghasilkan sekitar 70% limbah.<br />
Limbah ini dengan teknik Ablo sebagai media tanam<br />
jamur, memberikan keuntungan besar. Simulasinya, setiap<br />
kubung per 30 hari mampu menghasilkan jamur 300 kg<br />
dengan harga jual Rp 30 ribu/kg maka hasilnya Rp 9 juta.<br />
Limbahnya setelah jamur di panen menjadi pupuk organik<br />
sebanyak 300 kg dengan harga Rp 1000/kg hasilnya Rp<br />
3 juta. Sedang dari hasil penjualan pakan ternak dan ikan<br />
sedikitnya Rp 12 juta /2 bulan. Jadi secara kalkulasi hasilnya<br />
sangat menakjubkan dari agribisnis jamur ini.<br />
Suyerman kembali menegaskan dengan pola JCII (jamur,<br />
cacing, itik, ikan) yang terintegrasi akan menjadi sangat<br />
efisien dan menguntungkan petani. Hanya saja petani harus<br />
menguasai teknologi biokonversi dengan teknik fermentasi,<br />
yang berfungsi untuk menaikkan kadar protein limbah dan<br />
membunuh bakteri patogen yang tidak dbutuhkan.<br />
Ablo yang hasil rangkuman dari penulisan para praktisi<br />
budidaya, ilmuwan, peneliti, pengamat pertanian dan<br />
lingkungan hidupini, juga dilengkapi data daerah potensi<br />
sagu, nutrisi limbah sagu hasil biokonversi, rasio biaya<br />
pakan dan pendapatan feedlot, dan data-data lainnya<br />
seputar sagu. •<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 59
Budidaya<br />
Panen Rupiah<br />
Bunga Anggrek<br />
Merasakan susah cari kerja, Dedek<br />
Setia Santoso menekuni hobinya<br />
budidaya bunga anggrek. Pilihan yang<br />
tepat, dari hobinya itu kini punya<br />
usaha DD Orchid Nursery, omsetnya<br />
mencapai ratusan juta per bulan.<br />
Hobi bunga ternyata tidak hanya milik wanita.<br />
Dedek Setia Santoso adalah salah seorang pria<br />
yang juga penggemar bunga khususnya bunga<br />
anggrek. Koleksi anggreknya tergantung di teras<br />
rumahnya diantaranya anggrek Papua, Thailand, Singapore,<br />
Manila, Madagaskar dan masih banyak lagi.<br />
Dan hobinya ini dikembangkan sebagai lahan usaha.<br />
Tepatnya pada 2007, dengan membeli 2 botol anggrek<br />
seharga 25 ribu rupiah. Dari anggrek ini dirawat, lantas<br />
dibibitkan kemudian dijual di pasar-pasar sekitar rumahnya.<br />
Hasilnya untuk beli beberapa bibit lagi dan mulai membuat<br />
kebun dalam skala kecil.<br />
Diakui Dedek keuntungan bertanam anggrek karena<br />
tidak mengalami fluktuatif, justru relatif terus berkembang.<br />
Prospeknya dari tahun ke tahun meningkat, mengingat<br />
60 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Budidaya<br />
Budidaya Anggrek: Menghasilkan 300 bibit/hari dijual Rp 10.000 /bibit<br />
banyak jenisnya dan bisa disilang. Hanya proses<br />
penyilangan ini butuh waktu lama sekitar 4 – 7 tahun.<br />
Sehingga banyak orang menilai bisnis anggrek tidak<br />
menguntungkan. “Bagi saya di sinilah peluangnya karena<br />
tidak banyak kompetitor yang main di bisnis ini. Lamanya<br />
menunggu proses penyilangan itulah, banyak mereka yang<br />
tidak sabar dan memutuskan beralih ke bisnis lain”, terang<br />
Dedek.<br />
Untuk budidaya yang terletak di sekitar rumahnya,<br />
Dedek dibantu 12 karyawan dalam 1 hari bisa<br />
menghasilkan 300 botol bibit anggrek. Sedang di ruang<br />
lab berjejer puluhan botol-botol untuk persilangan dan<br />
pembudidayaan bakal anggrek yang kemudian ditempatkan<br />
di persemaian.<br />
“Harga jual bibit anggrek sangat menguntungkan modal<br />
sekitar Rp 3 ribu, dijual Rp 10 ribu”, kata Dedek. Untuk<br />
pembeli berdatangan dari dalam maupun luar negeri dari<br />
Perancis, Singapore, Thailand, Manila dan Swiss. Bahkan<br />
ada pembeli yang berani membayar anggrek Dendrobium<br />
Margareth Tacher, seharga Rp 40 juta. Jadi wajar kalau<br />
omset Dedek bisa mencapai rata-rata Rp 50 – 100 juta /<br />
bulan.<br />
Transfer ilmu<br />
Yang menghasilkan uang ternyata tidak hanya bunga<br />
anggreknya saja, Dedek juga membuka pelatihan budidaya<br />
anggrek. Untuk anak-anak sekolah atau perorangan tidak<br />
dikenakan biaya. “Kalau Instansi atau Dinas dikenakan<br />
biaya karena ada anggarannya”, terang pria yang baru saja<br />
menikah ini. Disamping belajar budidaya anggrek, mereka<br />
juga saya ajari untuk bisnis online. Setelah selesai belajar,<br />
saat mereka pulang diberi beberapa anggrek untuk di<br />
budidayakan, tambahnya.<br />
Diakui Dedek penanaman anggrek memang cukup<br />
susah. Untuk itu harus tahu jenis anggreknya dulu. Jangan<br />
sampai anggrek dari dataran rendah, diperlakukan seperti<br />
anggrek dari dataran tinggi. Pola perawatan terutama<br />
penyiramannya juga perlu diperhatikan, jangan seringsering<br />
disirami. Kalau tanaman anggrek di green house,<br />
ditunggu kering dulu dan penyiraman dilakukan 2 – 3 hari<br />
sekali.<br />
Sementara, untuk pencahayaannya harus dijaga. Karena<br />
masing-masing jenis anggrek membutuhkan intensitas<br />
pencahayaan yang berbeda. Ada yang butuh pencahayaan<br />
sedang dan ada yang tinggi. Sedang untuk pemupukan<br />
bisa dilakukan rutin dua minggu sekali tergantung jenisnya<br />
dengan merek pupuk yang bergantian.<br />
Kendala lain yang dihadapi adalah dari faktor regulasi,<br />
banyaknya birokrasi yang harus dihadapi oleh petani anggrek.<br />
Menurut pemilik DD Orchid Nursery ini, bahkan pengiriman<br />
untuk luar kota pun harus dikarantina terlebih dulu. Berbeda<br />
dengan luar negeri, tidak berbelit-belit. • Eka<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 61
Formulir Berlangganan<br />
Harga Normal / exp. Rp. 35.000,-<br />
referensi bisnis terkini<br />
Periode Langganan Harga Pokok Disct. Harga Setelah Discount Keterangan<br />
1 Tahun (12 <strong>Edisi</strong> ) Rp. 420.000 ,- 15% rp. 350.000 ,- Bonus 1 Exp.<br />
2 Tahun ( 24 <strong>Edisi</strong> ) Rp. 840.000 ,- 20% rp. 700.000 ,- Bonus 1 Exp.<br />
Data Pelanggan<br />
Nama<br />
: ............................................................................................................................ (Wajib diisi)<br />
Perusahaan : ............................................................................................................................<br />
Jabatan : ............................................................................................................................<br />
Alamat Lengkap<br />
Email<br />
Telp / Fax<br />
Pesan tiap <strong>Edisi</strong><br />
Mulai berlangganan<br />
: ............................................................................................................................ (Wajib diisi)<br />
: ............................................................................................................................ (Wajib diisi)<br />
: ............................................................................................................................ (Wajib diisi)<br />
: ............................................................................................................................/Eksp<br />
: ............................................................................................................................ (Wajib diisi)<br />
Note :<br />
• Luar DKI harga belum termasuk ongkos kirim.<br />
• <strong>Majalah</strong> akan kami kirim setelah bukti pembayaran kami terima.<br />
Keterangan lebih lanjut hubungi :<br />
• Telp/WA : 0877-81029781, 0815-86680341<br />
• Email : redaksi@probiz.id<br />
62 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
BUMDes Untuk<br />
Kesejahteraan<br />
desa<br />
Eko Putro Sandjojo<br />
Menteri Desa, Pembangunan Daerah<br />
Tertinggal, dan Transmigrasi<br />
(Mendes)<br />
BUMDes, Ekonomi<br />
Tumbuh 12%<br />
Desa Wisata<br />
Sembalun Untuk<br />
Penakluk Gunung<br />
Rinjani<br />
Eksotik Wae Rebo<br />
Diakui Dunia<br />
Korporasi<br />
Pertamina Fokus<br />
Bangun Desa<br />
Tertinggal<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 63
Potensi Desa<br />
BUMDes Untuk<br />
Kesejahteraan Desa<br />
Keberadaan BUMDes diharapkan mampu meningkatkan kreativitas dan peluang usaha<br />
ekonomi produktif terutama yang berpenghasilan rendah, dengan mengoptimalkan<br />
potensi masyarakat desa, ekonomi, sumber daya alam, ataupun SDM nya.<br />
Pengamat Tata Kelola Administrasi dan Keuangan<br />
Pemerintah dari Penabulu Alliance, Ahmad<br />
Sofyan, mengtakan, tujuan awal pembentukan<br />
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah untuk<br />
mendorong atau menampung seluruh kegiatan peningkatan<br />
pendapatan masyarakat. Jadi keberadaan BUMDes ini<br />
untuk memaksimalkan potensi masyarakat desa baik itu<br />
potensi ekonomi, sumber daya alam, ataupun sumber daya<br />
manusianya.<br />
Dengan BUMDes diharapkan akan terjadi penyerapan<br />
tenaga kerja desa, meningkatkan kreativitas dan peluang<br />
usaha ekonomi produktif terutama yang berpenghasilan<br />
rendah. Selain itu, BUMDes menyediakan media usaha<br />
untuk menunjang perekonomian masyarakat sesuai dengan<br />
potensi desa dan kebutuhan masyarakatnya.<br />
Nah untuk mendirikan BUMDes, bisa dari inisiatif desa<br />
yang dirumuskan secara partisipatif oleh seluruh komponen<br />
masyarakat desa yang dipimpin Kepala Desa. Pendirian<br />
BUMDes juga dimungkinkan atas inisiatif Pemerintah<br />
Kabupaten sebagai bentuk intervensi pembangunan<br />
pedesaan untuk mendukung pembangunan daerah.<br />
Tahap pembentukan<br />
Tahapan pembentukan BUMDes pertama, membuat<br />
struktur organisasi. Yakni membangun kesepakan antar<br />
masyarakat desa dan pemerintah desa untuk pendirian<br />
BUMDes. Dalam hal ini Kepala Desa membentuk panitia<br />
pembentukan BUMDes, yang selanjutnya membahas<br />
64 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Potensi Desa<br />
tentang nama, kedudukan, dan wilayah kerja BUMDes.<br />
Maksud dan tujuan pendirian BUMDes, bentuk badan<br />
hukum BUMDes, sumber permodalan BUMDes, unit-unit<br />
usaha BUMDes, organisasi BUMDes, dan pengawasan<br />
BUMDes serta pertanggungjawaban BUMDes.<br />
Tahap kedua, pengaturan organisasi BUMDes, yakni<br />
mengacu pada rumusan Musyawarah Desa termasuk di<br />
dalamnya, Peraturan Desa tentang Pembentukan BUMDes,<br />
pengesahan Peraturan Desa tentang Pembentukan<br />
BUMDes, Anggaran Dasar BUMDes, Struktur Organisasi<br />
dan aturan kelembagaan BUMDes, tugas dan fungsi<br />
pengelola BUMDes, aturan kerjasama dengan pihak lain,<br />
rencana usaha dan pengembangan usaha BUMDes. Tahap<br />
ini memperjelas job desc anggota BUMDes, mengacu pada<br />
AD/ART BUMDes.<br />
Tahap ketiga, pengembangan dan pengelolaan BUMDes<br />
lebih spesifiknya, merumuskan dan menetapkan sistem<br />
penggajian dan pengupahan pengelola BUMDes, Pemilihan<br />
pengurus dan pengelola BUMDes, menyusun sistem informasi<br />
pengelolaan BUMDes, menyusun sistem administrasi dan<br />
pembukuan BUMDes, serta rencana kerja BUMDes.<br />
Termasuk didalamnya membuat aturan kerjasama<br />
dengan pihak ketiga, bersama dengan Dewan Komisaris<br />
BUMDes. Membuat rencana usaha (business plan),<br />
dibuat dalam periode 1 sampai dengan 3 tahun, sebagai<br />
pedoman kerja para pengelola BUMDes. Menetapakan pola<br />
rekruitmen dan sistem penggajian dan pengupahan, serta<br />
pemberian insentif jika pengelola mampu mencapai target<br />
yang ditetapkan selama periode tertentu.<br />
Apresiasi BUMDes berprestasi<br />
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan<br />
transmigrasi (Kemendesa PDTT) terus mendorong lahirnya<br />
BUMDes baru demi memajukan perekonomian pedesaan.<br />
Melalui gelaran Rembuk Desa Nasional pada 2<strong>01</strong>6 lalu<br />
di Jakarta, Kemendesa PDTT mengumumkan sejumlah<br />
BUMDes terbaik yang tersebar di seluruh Nusantara.<br />
Apresiasi ini terbagi menjadi 11 kategori, yakni<br />
berkembang, trendi, eco-agriculture, kreatif, inovatif,<br />
partisipatif, rintisan handicraft-kerajinan desain, rintisan<br />
berkembang, rintisan tourism-natural, rintisan ecoagriculture,<br />
dan rintisan partisipatif. Apresiasi BUMDes dinilai<br />
berdasarkan kreativitas, inovasi, hingga kemampuannya<br />
untuk melibatkan warga desa. • Fidel<br />
Kategori<br />
Berkembang<br />
Trendi<br />
Eco-Agriculture<br />
Kreatif<br />
Inovatif<br />
Rintisan Handicraft - Kerajinan Desain<br />
Rintisan Berkembang<br />
Rintisan Tourism-Natural<br />
Rintisan Eco-Agriculture<br />
Rintisan Partisipatif<br />
BUMDes Terbaik<br />
BUMDes Mandiri Bersatu (Lampung), BUMDes Mandala Giri<br />
Amertha (Bali)<br />
BUMDes Tirta Mandiri (Jawa Tengah)<br />
BUMDes Amanah (Kalimantan Timur)<br />
BUMDes Karya Jaya Abadi (Kalimantan Tengah)<br />
BUMDes Lentera (NTB), BUMDes Aneotob (NTT), BUMDes<br />
Mandiri(Sumatera Utara)<br />
BUMDes Tamangalle Bisa (Sulawesi Barat)<br />
BUMDes Tunas Jaya Sasak (Sumatera Barat), BUMDes<br />
Karya Usaha (Bengkulu), BUMDes Cahaya Makmur<br />
(Sulawesi Tengah)<br />
BUMDes Andal Berdikari (BangkaBelitung)<br />
BUMDes Maju Makmur (Jawa Timur)<br />
BUMDes Beberahan Berkah (Banten)<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 65
Potensi Desa<br />
BUMDes, Ekonomi Tumbuh 12%<br />
Program BUMDes, mampu<br />
meningkatkan pertumbuhan ekonomi<br />
di desa lebih dari 12%. Bahkan untuk<br />
desa-desa tertinggal bisa lebih dari 67%.<br />
Dan untuk mewujudkan pemberdayaan<br />
ekonomi perdesaan yang berkeadilan,<br />
pemerintah membentuk Holding<br />
BUMDes.<br />
Perkembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)<br />
makin positif baik dalam hal jumlah, maupun<br />
kontribusinya ke desa. Banyak perubahan telah<br />
terjadi, yang sebelumnya desa tidak punya akses<br />
tetapi sekarang sudah bisa mengelola aset-aset desa<br />
secara mandiri. Seperti pengelolaan tempat-tempat wisata<br />
yang selama ini dikelola oleh kelompok usaha tertentu, kini<br />
pengelolaannya sudah melibatkan bahkan tidak sedikit yang<br />
sudah dikelola oleh masyarakat setempat.<br />
Ini sesuai dengan misi BUMDes, sebagai lembaga<br />
yang perannya memberdayakan ekonomi warga,<br />
dimana pengelolaannya secara otonom dilakukan oleh<br />
desa. Keberadaan BUMDes sendiri kini makin dirasakan<br />
manfaatnya oleh masyarakat, karena bisa menjamin aset<br />
dan potensi desa, dan hasilnya bisa dinikmati seluruh<br />
66 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8<br />
warga desa. Targetnya adalah membantu meningkat taraf<br />
hidup warga desa yang hidup misalnya di sektor pertanian<br />
informal yang belum mampu mencukupi kebutuhan<br />
sandang, pangan dan papan. Warga yang penghasilannya<br />
tergolong sangat rendah, sehingga tak mampu menyisihkan<br />
pendapatan untuk pengembangan usaha.<br />
Selain itu, juga warga yang belum mampu mencukupi<br />
kebutuhannya sendiri dan hanya bekerja pada pemilik<br />
modal dengan pendapatan yang tak mencukupi. Serta<br />
kelompok warga desa yang selama ini jatuh ke tangan<br />
pemilik modal dan terus diperas oleh pemilik modal.<br />
Misalnya hasil panen atau produk yang dihargai terlalu<br />
murah sehingga tidak memberikan keuntungan bagi<br />
produsen/petani, keterbatasan hak pekerja untuk<br />
mendapatkan layanan sosial dan lain-lain.<br />
Keberadaan BUMDes disini dapat membantu<br />
pengelolaan lumbung pangan, bank benih dan pupuk, lantai<br />
jemur gabah, sarana produksi pertanian, sarana pengolahan<br />
hasil panen, serta kios beras. Sedang dibidang perikanan,<br />
BUMDes dapat menyediakan perahu dan alat tangkap<br />
ikan, sarana pengeringan, gudang penyimpanan, hingga<br />
pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).<br />
Trennya terus meningkat<br />
Tren perkembangan BUMDes makin meningkat, jika<br />
2 tahun sebelumnya baru 2.000 pada 2<strong>01</strong>7 menjadi<br />
18.000 BUMdes yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari<br />
data Kementerian Desa, BUMdes tersebar di sekitar 74
Potensi Desa<br />
Eko Putro Sandjojo, Menteri Desa,<br />
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan<br />
Transmigrasi (Mendes)<br />
Kabupaten, 264 Kecamatan dan 1022 Desa.<br />
Diakui Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,<br />
dan Transmigrasi (Mendes) Eko Putro Sandjojo, awalnya<br />
pembentukan BUMDes banyak mengalami kendala.<br />
Pada 2<strong>01</strong>4 Pemerintah mengeluarkan UU No.6 dengan<br />
spirit memberikan kewenangan kepada desa bukan<br />
hanya untuk mengelola pemerintahannya, tetapi juga<br />
mengelola keuangan desa, pemberdayaan masyarakat<br />
dan pertumbuhan ekonomi. Namun, banyak pihak ragu<br />
apakah desa atau nagari mampu mengelola karena banyak<br />
Kabupaten dan Kotamadya yang masih memiliki banyak<br />
masalah.<br />
Lantas dibuatlah pendampingan, namun kuotanya tidak<br />
memadai sehingga pengucuran dana BUMDes masih<br />
terbatas. Kemudian Kementerian mengajak kerjasama BNI,<br />
dengan melakukan pelatihan di 1.500 BUMDes per tahun.<br />
Kapasitas tersebut memang masih minim mengingat jumlah<br />
desa hampir 75.000. Kementerian pun membentuk Holding,<br />
tujuannya akselerasi karena ada pendampingan sehingga<br />
setiap desa mendapatkan pendampingan.<br />
Upaya pendampingan ini ternyata menjadi moral<br />
hazard bagi para pengelola di desa karena besarnya<br />
jumlah dana yang diberikan. Sampai akhirnya diputuskan<br />
peran pemerintah memiliki 51 persen, sehingga negara<br />
bisa kontrol, dan keuntungan negara dikembalikan lagi<br />
ke desa untuk pembangunan desa. “Untuk Koperasi juga<br />
bisa dikembangkan lewat BUMDes, penyalurannya melalui<br />
koperasi, jadi BUMDes-nya jalan, koperasi juga jalan,”<br />
terang Mendes Eko.<br />
Dengan program BUMDes, desa mampu meningkatkan<br />
pertumbuhan ekonomi lebih dari 12%, seperti di luar Jawa.<br />
Bahkan untuk desa-desa tertinggal dan belum tersentuh<br />
pertumbuhan ekonomi bisa sampai lebih dari 67%.<br />
Sementara itu, dengan adanya dana desa dapat membantu<br />
terbangunnya jalan desa sepanjang 66.884 km, jembatan<br />
sepanjang 511,9 km, embung (cekungan penampung air)<br />
sebanyak 686, dan saluran irigasi sebanyak 12.596.<br />
Selain BUMDes, untuk meningkatkan perekonomian<br />
desa, Pemerintah juga memiliki program unggulan desa<br />
(Prudes), pembuatan Embung, dan sarana olah raga<br />
desa (Raga). “Dengan adanya progam unggulan tersebut<br />
diharapkan 3 tahun ke depan tidak akan ada desa tertinggal<br />
lagi di Indonesia”, ujar Menteri Eko.<br />
Dana desa dinaikkan<br />
Jumlah penerima dana desa pada 2<strong>01</strong>7 meningkat<br />
menjadi 74.910 desa, dari tahun sebelumnya 2<strong>01</strong>6<br />
yang sebanyak 74.710 desa. Peningkatan ini karena<br />
bertambahnya jumlah desa akibat dari pemekaran wilayah.<br />
Untuk anggaran dana desa juga terus dinaikkan, dari Rp<br />
20,76 triliun pada 2<strong>01</strong>5 menjadi Rp 46,9 triliun pada tahun<br />
anggaran 2<strong>01</strong>6, atau naik 125,91%. Sedang alokasi dana<br />
desa 2<strong>01</strong>7 yang telah ditetapkan dalam RAPBN sebesar Rp<br />
60 triliun. Besaran dana desa ini mengalami kenaikan 28%<br />
dari dana desa tahun sebelumnya.<br />
Seiring penambahan jumlah dana desa yang<br />
dianggarkan, pemerintah telah merancang pelaporan<br />
berbasis teknologi informasi. Sementara untuk<br />
pemberdayaan masyarakatnya, Pemerintah akan<br />
memberikan pelatihan keahlian kepada penduduk desa.<br />
Hal itu mengingat sekitar 70 persen penduduk desa hanya<br />
lulusan pendidikan dasar.<br />
Terkait penggunaan dana tersebut, Kemendes dan<br />
Pembangunan Daerah Tertinggal menghimbau para Kepala<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 67
Potensi Desa<br />
Aneka kegiatan BUMDes: Untuk mengurangi angka kemiskinan<br />
Desa di Indonesia agar penggunaan dana desa jangan<br />
hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, namun<br />
juga untuk pengembangan ekonomi melalui BUMDes.<br />
“Kalau desa hanya memfokuskan pada pembangunan<br />
infrastruktur, nantinya pemerintah desa akan sulit<br />
berkembang karena hanya menggantungkan sumber<br />
dananya ke Pemerintah Pusat”, terang Eko.<br />
Holding BUMDes.<br />
Dengan melonjaknya jumlah BUMDes, maka Pemerintah<br />
membentuk Holding BUMDes. Dimana pengelolaannya<br />
secara terpusat melalui salah satu anak perusahaan dari<br />
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun Pemerintah<br />
Daerah diberi kesempatan untuk membentuk holding<br />
BUMDes di lingkup Kabupaten dan Provinsi.<br />
Pada akhir April 2<strong>01</strong>7, Kementerian Desa bersama<br />
Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama Bulog<br />
Djarot Kusumayakti membentuk Holding PT Mitra BUMDes<br />
Nusantara (MBN). Holding BUMDes ini untuk mewujudkan<br />
pemberdayaan ekonomi perdesaan yang berkeadilan. “PT<br />
Mitra BUMDes Nusantara nanti dibentuk setiap Kabupaten/<br />
Kota. Keberdaan BUMDes diharapkan desa mampu mandiri<br />
dan tidak bergantung kepada dana desa lagi,” tegas<br />
Menteri Eko.<br />
Untuk saat ini sudah terbentuk Holding di 5 provinsi<br />
di Jawa. Jawa timur bekerja sama dengan BRI, Jateng-<br />
Jogja dengan BNI, Jawa Barat dengan Bank Mandiri dan<br />
Banten bekerja sama dengan BTN. Sementara Holding<br />
BUMDes fokus di Jawa mengingat lokasi yang siap dan<br />
bisa dijadikan contoh. Selain itu kantong kemiskinan di<br />
Indonesia terbanyak di Jawa karena mayoritas penduduk<br />
ada di Jawa.<br />
Targetnya, dengan adanya Holding maka BUMDes<br />
berpotensi menjadi perusahaan besar setara internasional.<br />
Jika setiap desa dengan jumlah yang mencapai 74.954 desa<br />
memiliki BUMDes, maka besarnya jaringan tersebut akan<br />
mampu menarik suplier dengan mudah.<br />
Untuk antisipasi takut terjadi ketidakadilan, masyarakat<br />
desa yang memiliki BUMDes mendapat keuntungan lebih<br />
kecil dibanding perusahaan yang menjadi rekan usahanya,<br />
makanya 51 persen saham dipegang negara melalui BUMN<br />
dan 49 persen oleh BUMDes. “Ada BUMDes bergerak di<br />
bidang jasa boga, kerja sama dengan industri, tapi BUMDes<br />
nya justru dapat porsi keuntungan lebih kecil dibanding<br />
industrinya. Saya tidak mau ini terjadi”, tambah Eko.<br />
Adanya Holding, juga karena belum semua desa mampu<br />
kelola BUMDes. Jadi Holding ini berperan sebagai badan<br />
yang bukan ad hoc, yang harus fokus dan memiliki indikator<br />
kinerja utama (IKU) atau ukuran kinerja terpilih (key<br />
performance indicators/KPI) yang jelas. “Saya harap dengan<br />
cara ini pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia<br />
semakin pesat,” tegas Eko. • Fidel<br />
68 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 69
Korporasi<br />
PT Pertamina (Persero) ikut andil<br />
membangun desa yang tergolong masih<br />
tertinggal di Indonesia. Bantuan dalam<br />
bentuk Corporate Social Responsibility<br />
(CSR), sudah menyebar ke berbagai desa<br />
tertinggal. Baik dalam bentuk infrastruktur,<br />
penerangan maupun lainnya.<br />
Upaya PT Pertamina (Persero) untuk semakin dekat<br />
dengan masyarakat terus dilakukan. Kali ini, giliran<br />
masyarakat Desa Keban Kabuten Lahat, Sumatera<br />
Selatan menikmati bantuan Pertamina. Pada<br />
akhir Maret 2<strong>01</strong>7 lalu, melalui anak usahanya Pertamina EP<br />
asset II Prabumulih, memberikan bantuan Corporate Social<br />
Responsibility (CSR) berupa perbaikan jembatan gantung di<br />
desa tersebut.<br />
Pada saat peninjauan jembatan, GM Pertamina EP<br />
asset II Prabumulih, Ekariza merasa sangat senang bisa<br />
kerjasama dengan masyarakat setempat. “Jalinan kerjasama<br />
ini tentunya tidak akan stop sampai disini, kita akan terus<br />
membantu sesuai yang dibutuhkan. Kami berterima kasih<br />
kepada pemerintah setempat yang telah menggunakan<br />
dana CSR yang kami berikan sesuai porsi dan tempatnya,”<br />
terang Ekariza.<br />
Atas bantuan tersebut masyarakat Desa Keban melalui<br />
Kepala Desanya mengucapkan banyak terima kasih kepada<br />
Pertamina. “Ini sangat bermanfaat dalam menunjang<br />
perekonomian masyarakat dalam lalu lintas menuju ke<br />
kebun warga. Dengan jembatan yang telah bagus seperti ini<br />
saya berharap warga bisa menggunakan dan ikut menjaga<br />
agar jembatan tersebut bisa kita nikmati dalam jangka<br />
waktu yang lama,” ujar Kades Ismed. Ini bisa menjadi<br />
contoh bagi perusahaan lain yang ada di Kota Lahat,<br />
tambahnya.<br />
Desa Keban dikenal sebagai tempat yang alamnya indah.<br />
Salah satu tempat wisata yang dikenal yakni Air Terjun<br />
Kandis. Meskipun debit airnya tidak besar tapi warna biru<br />
airnya membuat mata memandang terasa sejuk. Tinggi<br />
air terjun yang tidak sampai 10 meter ini dipenuhi dengan<br />
pepohonan rindang, semakin membuat sejuk suasana di<br />
sekitar air terjun. Air terjun tersebut juga bisa dimanfaatkan<br />
untuk kesehatan karena mengandung belerang.<br />
70 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Korporasi<br />
Pertamina: Memberi bantuan yang menjadi kebutuhan warga<br />
Bantuan listrik.<br />
Sebelumnya di awal bulan yang sama, Pertamina<br />
memberikan bantuan penerangan kepada masyarakat<br />
Dusun Bondan, Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah. Ketua<br />
Umum Serikat Pekerja Pertamina Patra Wijayakusuma (SPP<br />
PWK) Eko Sunarno, dan para pengurus salurkan bantuan<br />
berupa peralatan pembangkit listrik hibrid dengan memakai<br />
kincir angin sebagai alat bantu penerang di Desa Bondan,<br />
Kampung Laut. Bantuan atersebut diterima langsung<br />
Arpandi sebagai wakil masyarakat.<br />
Menurut Eko, bantuan yang diberikan memakai<br />
teknologi Hybrid Energy One Pole (HEOP) yang berasal dari<br />
hasil karya Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik PLN di Jakarta.<br />
Hasil karya ini menjadi pemenang dari kegiatan lomba<br />
karya ilmiah bertemakan “Teknologi Terapan Masyarakat<br />
Pesisir” yang diadakan Refinery Unit IV pada akhir<br />
Desember 2<strong>01</strong>6 lalu.<br />
Teknologi ini sangat sesuai untuk diterapkan di desa<br />
yang lokasinya terpencil dan belum dapat terjangkau aliran<br />
listrik, seperti desa Bondan. Dengan bantuan ini, diharapkan<br />
masyarakat desa Bondan dapat menikmati penerangan<br />
listrik dan juga dapat dipakai di tempat umum, contohnya di<br />
masjid dan sekolah.<br />
Seperti diketahui, kondisi dusun Bondan, Desa<br />
Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap masih cukup<br />
memprihatinkan. Bahkan untuk mendapatkan air bersih pun,<br />
harus menggunakan perahu yang diambil dari mata air di<br />
Nusakambangan dan harus menempuh waktu sekitar 1 jam<br />
perjalanan bolak-balik. Kondisi tersebut akan berlangsung<br />
saat musim kemarau, sedangkan pada musim hujan warga<br />
manfaatkan air hujan untuk memasak.<br />
Selama musim hujan, warga mengumpulkan air<br />
menggunakan tandon-tandon air. Air yang ditampung ini<br />
hanya bisa digunakan untuk beberapa hari saja, karena<br />
keterbatasan tandon yang dimiliki oleh warga.<br />
Hal tersebut sangat memberatkan warga yang mayoritas<br />
memiliki tambak udang dan ikan lainnya. Lantaran itu,<br />
warga meminta agar ada bantuan kepada mereka berupa<br />
tandon-tandon air, untuk menampung lebih banyak lagi.<br />
Sehingga bisa untuk dimanfaatkan lebih lama lagi.<br />
Selain tandon air, warga juga mengharapkan adanya<br />
bantuan perahu bagi dusun tersebut. Agar bisa digunakan<br />
untuk mengantarkan orang sakit sewaktu-waktu. Karena<br />
perahu yang ada saat ini sudah rusak. Lokasi dusun ini<br />
terpisah pulau dari Desa Ujung Alang. Dari kantor desa,<br />
harus menggunakan perahu kecil lagi untuk bisa mencapai<br />
desa ini.<br />
Menurut Kepala Desa Ujung Alang, Jarwo ada empat<br />
dusun di Desa Ujung Alang, yakni Lempong Pucung,<br />
Motean, Paniten dan Bondan. Hanya Dusun Bondan saja<br />
yang wilayahnya sangat memprihatinkan. “Di dusun sana<br />
tidak ada saluran air bersih, kalau musim kemarau, distribusi<br />
air bersih tidak sampai ke sini,” kata Jarwo yang juga tinggal<br />
di dusun tersebut.<br />
Adanya bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan<br />
Perumahan Rakyat di Desa Ujung Alang berupa penerapan<br />
teknologi sistim penyediaan air minum tidak dirasakan oleh<br />
dusun Bondan. Karena tidak ada pipa yang sampai ke dusun<br />
tersebut. Pasalnya lokasinya terpisah dengan desa. • Fidel<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 71
Desa Wisata<br />
Sembalun Untuk Penakluk<br />
Gunung Rinjani<br />
Panorama Desa Sembalun Lawang,<br />
Lombok, Nusa Tenggara Barat<br />
sangat komplek dan indah. Paduan<br />
pemandangan alamnya, hamparan<br />
lahan pertanian yang tertata rapi, dibalut<br />
budaya masyarakatnya yang masih<br />
tradisionil, memanjakan para pendaki<br />
Gunung Rinjani dan tidak cukup hanya<br />
sehari untuk menikmatinya.<br />
Desa Sembalun Lawang yang berjarak sekitar<br />
110 km, atau butuh 4 jam perjalanan dari Kota<br />
Mataram ini, kini menjadi tempat singgah yang<br />
nyaman bagi para pendaki Gunung Rinjani.<br />
Keindahan alamnya pun menjadikan desa yang berada<br />
sekitar 1.156 m dpl ini, tempat favorit wisata. Pepohonan<br />
hijau mendominasi desa ini dengan latar penampakan<br />
Gunung Rinjani serta pemandangan laut Gili Trawangan.<br />
Keindahan alam Sembalun semakin mempesona dengan<br />
hamparan ladang pertanian yang tertata rapi, dan tampak<br />
ladang sayuran di lahan bertingkat. Desa ini juga dikelilingi<br />
oleh tebing-tebing batu yang kemiringannya hampir<br />
mencapai 90 derajat. Dinding batu ini merupakan hasil<br />
pembekuan materi letusan Gunung Rinjani ratusan tahun<br />
lalu.<br />
Paduan alam dan budaya<br />
Di desa Sembalun terdapat Posko Rinjani Information<br />
Center (RIC), yaitu pusat informasi dan juga tempat<br />
pendaftaran bagi para pendaki. Penginapan dan homestay<br />
juga banyak tersedia. Selain itu, porter handal dapat<br />
merangkap sebagai koki siap mengantar ke puncak Rinjani<br />
atau ke danau Segara Anak.<br />
Tidak saja alamnya, desa Sembalun juga kaya akan<br />
wisata budaya. Pemandangan rumah tradisional suku<br />
Sasak, Lombok, sangat menarik untuk disinggahi. Rumah<br />
adat yang kini dikenal sebagai Desa Beleg merupakan<br />
peninggalan para leluhur Desa Sembalun, dan masih tetap<br />
terawat dan dijaga, untuk mengenang sejarah desa yang<br />
72 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Desa Wisata<br />
Desa Sembalun: Primadona indah sumber pendapatan daerah<br />
pada beberapa abad silam pernah dihancurkan oleh letusan<br />
dahsyat Gunung Rinjani.<br />
Di dalam kompleks Desa Beleq terdapat 7 buah rumah<br />
adat, 2 geleng tempat penyimpanan harta benda, 1 bale<br />
malang atau langgar tempat rapat dan beribadah, serta satu<br />
batu bertuah yang disebut pasek gumi, didekat pasek gumi<br />
terdapat batu delpak yang berfungsi sebagai kendaraan<br />
wali/pengulu ketika hendak patroli khusus untuk keamanan<br />
kedatuan tanak sembahulun (patroli untuk menjaga<br />
keamanan desa Sembalun).<br />
Rumah adat Desa Beleq terbuat dari jerami (daun<br />
ilalang) dan berdinding anyaman bambu (bedek). Lantainya<br />
dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau<br />
dan abu jerami. Campuran tanah liat, kotoran kerbau dan<br />
jermai ini membuat lantai tanah pada desa beleq mejadi<br />
padat dan keras.<br />
Desa bumbu dan rempah<br />
Lokasi Desa Sembalun yang berada di kaki Gunung<br />
Rinjani menjadikan area desa tersebut kaya akan vulkanik.<br />
Tidak mengherankan tanah di desa tersebut sangat subur<br />
dan menjadi sumber utama para petani untuk menanam<br />
sayur-sayuran. Desa Sembalun merupakan desa pemasok<br />
bumbu dan rempah terbesar di Pulau Lombok sekaligus<br />
Nusa Tenggara Barat. Panen rempah yang paling banyak di<br />
desa ini diantaranya padi, tomat, kentang, dan hasil bumi<br />
lainnya.<br />
Pada akhir Mei 2<strong>01</strong>7 lalu, Menteri Desa, Pembangunan<br />
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko<br />
Putro Sandjojo, menjadikan Desa Sembalun sebagai pusat<br />
penanaman bawang putih. Hal tersebut seiring program<br />
Kemendes PDTT yang mendorong adanya produk unggulan<br />
di setiap desa di Indonesia. “Dengan fokus pada produk<br />
unggulan, maka skala produksinya akan semakin besar.<br />
Saya yakin sarana pascapanen akan masuk, gudang juga<br />
tersedia, sehingga para petani saat panen tak pusing lagi<br />
tentang harga. Pendapatan juga bisa meningkat,” ujar Eko<br />
usai menanam bawang putih di Desa Sembalun Lawang,<br />
Lombok Timur.<br />
Keseriusan pemerintah menjadikan Desa Sembalun<br />
sebagai pusat produk unggulan bawang putih, terlihat selain<br />
kehadiran Mendes hadir juga Rini M Soemarno (Menteri<br />
BUMN) dan Andi Amran Sulaiman (Menteri Pertaniam),<br />
serta sejumlah Direktur Utama perusahaan BUMN pada<br />
saat penanaman bawang putih, 24 Mei 2<strong>01</strong>7 lalu. Manfaat<br />
dari fokus pada satu produk unggulan, bawang putih<br />
sebagai produk unggulannya, telah dirasakan petani di Desa<br />
Sembalun Lawang, pendapatan masyarakat meningkat,<br />
rata-rata 25% atau sekitar Rp 30-45 juta.<br />
Kondisi alam pertaniannya yang subur, membuat<br />
Sembalun juga menjadi pilihan untuk wisata tani. Tidak<br />
mengherankan para wisatawan yang datang ke Sembalun<br />
dilibatkan pada proses pertanian, seperti ikut memupuk<br />
sawah dan ladang, menyiangi tanaman, atau memilih<br />
hasil panen. Selain itu, di sepanjang perjalanan ke tempat<br />
penginapan, dipenuhi ladang stroberi di pekarangan<br />
rumah para penduduk, makin menambah keasrian desa<br />
Sembalun. • Fidel<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 73
Desa Wisata<br />
Eksotik Wae Rebo Diakui Dunia<br />
Kampung Wae Rebo memiliki rumah<br />
adat, Mbaru Niang yang berusia ratusan<br />
tahun, dan diakui dunia sebagai warisan<br />
budaya. Butuh waktu sekitar 7 jam<br />
sampai lokasi. Apa uniknya Mbaru<br />
Niang?<br />
Kementerian Pariwisata, beberapa waktu lalu telah<br />
menetapkan Labuan Bajo sebagai salah satu<br />
dari 10 destinasi wisata prioritas. Sembilan lokasi<br />
lainnya yakni Mandalika Lombok; Pulau Morotai;<br />
Tanjung Kelayang; Tanjung Lesung; Danau Toba; Wakatobi;<br />
Bromo-Tengger-Semeru; Candi Borobudur, dan Kepulauan<br />
Seribu. Kementerian Desa PDTT sudah menargetkan dari<br />
74.754 desa di Indonesia, sekitar 7.500 desa menjadi desa<br />
wisata di Indonesia sampai dengan 2<strong>01</strong>9.<br />
Labuan Bajo merupakan ujung barat Pulau Flores,<br />
Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menjadi pintu masuk<br />
para pengunjung sebelum masuk ke lokasi wisata di<br />
provinsi tersebut termasuk ke Pulau Komodo. Salah satu<br />
desa wisata yang menjadi sorotan dunia saat ini yakni<br />
Kampung Wae Rebo yang populer dengan rumah adat<br />
Mbaru Niang, berbentuk seperti payung.<br />
Warisan budaya<br />
Desa Wae Rebo terletak di 1.200 m dpl, merupakan<br />
sebuah kampung adat yang terletak di Flores, tepatnya<br />
di Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai,<br />
Nusa Tenggara Timur . Jarak dari Labuan Bajo ke Wae<br />
Rebo sekitar 120 km dengan waktu tempuh 7 jam.<br />
Masyarakatnya berasal dari Suku Modo, dan tinggal dalam<br />
rumah-rumah tradisonal, Mbaru Niang. Rumah tradisional<br />
mereka mendapat penghargaan Asia Pasific Award for<br />
Cultural Heritage dari UNESCO sebagai upaya untuk<br />
konservasi warisan budaya. Penghargaan tersebut diperoleh<br />
setelah menyisihkan 42 kandidat di 11 negara Asia Pasifik.<br />
Bagi warga Kampung Wae Rebo, rumah mereka yang<br />
unik tidak saja sebagai rumah tinggal tapi sudah merupakan<br />
bagin dari hidup mereka. Tidak mengherankan rumah<br />
mereka sudah berusia ratusan tahun. Kalaupun membangun<br />
rumah yang baru dengan bentuk yang sama, proses tidak<br />
semudah membangun rumah seperti pada umumnya.<br />
Pembangunan rumah adat di Kampung Wae Rebo ini<br />
tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan tidak akan<br />
pernah membangun rumah bila mereka tidak memiliki<br />
kebutuhan tempat tinggal. Kampung ini tak membolehkan<br />
Mbaru Niang berdiri lebih dari tujuh. Pada keluarga yang<br />
tidak tertampung dalam tujuh rumah ini, mereka bakal<br />
berkumpul di rumah serupa yang terletak sekitar 5<br />
kilometer dari Wae Rebo. Aturan adat ini sudah berlaku<br />
74 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Desa Wisata<br />
Mbaru Niang: Rumah adat aset dunia<br />
turun-temurun. Kearifan lokal ini membuat Wae Rebo tak<br />
pernah mengalami masalah dengan jumlah penduduk.<br />
Rumah adat Wae Rebo, Mbaru Niang yang berbentuk<br />
kerucut, didalamnya bisa menampung 6-8 keluarga<br />
sekaligus. Pada bagian dalam rumah terdapat lima tingkatan<br />
dengan menggunakan rotan untuk mengikat setiap<br />
bagiannya. Tingkat dua sebagai tempat perkakas rumah<br />
tangga dan makanan, tingkat tiga untuk menyimpan benih<br />
tanaman pangan, tingkat ke empat untuk menyimpan<br />
bahan makanan jika terjadi kekeringan atau gagal panen,<br />
dan paling atas untuk menyuguhkan persembahan pada<br />
para leluhur.<br />
Jalan setapak dan mendaki<br />
Untuk menuju Kampung Wae Rebo, harus berjalan<br />
kaki mendaki sekitar 9 km. Jalan yang dilewati pun hanya<br />
setapak dan melewati sungai disela pepohonan besar.<br />
Namun kondisi dan jarak itu jadi tidak terasa karena<br />
keindahan alam kanan kiri jalan, sangat menghibur<br />
membuat perjalanan ke lokasi tidak terasa dan bisa<br />
mengobati kecapaian.<br />
Sebagai destinasi wisata yang menyumbang pendapatan<br />
daerah, Kampung Wae Rebo sudah menata administrasi<br />
pariwisata dengan membentuk Lembaga Pariwisata<br />
Waerebo (LPW). Lembaga tersebut memiliki wewenang<br />
tarif untuk bermalam di Waerebo sebesar Rp 250 ribu<br />
sudah termasuk 3 kali makan. Jika tidak menginap<br />
pengunjung membayar retribusi Rp 100 ribu.<br />
Pembangunan jalan ke sana memang tidak disetujui<br />
masyarakat setempat dengan alasan agar budayanya<br />
tidak tercemar pengaruh luar. Tidak mengherankan lokasi<br />
kampung ini terkesan terasingkan dari dunia luar, karena di<br />
sekitar kampung tidak ada kampung lain kecuali hutan dan<br />
bukit. Posisi kampung seperti berada di dalam sebuah panci<br />
yang besar, dan setiap harinya diselimuti kabut asap putih<br />
dingin.<br />
Masyarakat di Kampung Wae Rebo, pada umumnya<br />
bertani dan berladang. Saat ini, ladang mereka banyak<br />
ditanami kopi karena memiliki nilai jual lebih tinggi.<br />
Sementara untuk para ibu-ibu di kampung tersebut<br />
memiliki ketrampilan menenun kain songket yang memiliki<br />
nilai jual tinggi. • Fidel<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 75
Galeri<br />
Selamatan Desa Tambuh Songgokerto Batu<br />
Guyub Rukunnya Masyakarat<br />
Mempertahankan Budaya Leluhur<br />
Ritual yang diadakan setiap satu tahun sekali ini<br />
melibatkan semua lapisan masyarakat. Ibu-ibu<br />
menyiapkan masakan untuk diarak ke Punden<br />
atau tempat mata air yang mengaliri desa Tambuh<br />
Songgokerto Batu dan bapak-bapak membersihkan<br />
tempatnya. Para remaja yang tergabung dalam Karang<br />
Taruna pun tidak tinggal diam, mereka aktif turut serta<br />
menyiapkan upacara selamatan desa sebagai wujud<br />
penghormatan pada para leluhur. Guyub dan rukun yang<br />
mencerminkan masih adanya gotong royong antar sesama<br />
warga yang hampir punah di negeri ini.<br />
Selamatan adalah sebuah tradisi ritual yang banyak<br />
dilakukan oleh masyarakat kita. Selamatan sendiri adalah<br />
bentuk rasa syukur pada para leluhur yang diwijudkan<br />
76 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Galeri<br />
Ritual: Upaya masyarakat menghormati para leluhur<br />
dengan berbagai acara seperti: bersih desa, tasyakuran,<br />
Istighosah dengan membawa beberapa “ugo rampe” yang<br />
harus ada, seperti : sesajen yang berupa pisang, kelapa,<br />
lauk pauk, tumpeng dan minuman khas yang terbuat dari<br />
tape yaitu Jembret. Minuman ini harus ada setiap diadakan<br />
selamatan desa, semacam bandrek tapi rasanya lebih<br />
manis. Menurut Ibu Sumarmi yang menyiapkan segala<br />
sesajen tersebut, mereka yang diminta menyiapkan sesajen<br />
haruslah mereka yang sudah “luas” dalam arti meereka<br />
yang sudah menopouse.<br />
“Selamatan Desa adalah bentuk upaya masyarakat untuk<br />
menghormati para leluhur dan orangtua, jadi jangan sampai<br />
budaya ini hilang begitu saja. Harus tetap dilestarikan,”<br />
terang Ali Muslik selaku ketua panitia di acara selamatan<br />
desa Tambuh Songgokerto ini.<br />
Selamatan Desa yang dilakukan tanggal 26 Desember<br />
2<strong>01</strong>7 ini, kesibukan di Desa Tambuh sudah dimulai sejak<br />
seminggu sebelumnya. Para ibu menyiapkan masakan<br />
untuk tumpeng dan sesajen sedangkan Bapak-bapak dan<br />
kaum muda membersihkan punden atau temppat sumber<br />
air di 3 tempat yaitu : Trete, Torongbelok dan Dawuan yang<br />
paling jauh lokasinya dengan jalan yang terjal dan licin.<br />
Lepas dari hal-hal yang berbau mistik, dengan selamatan<br />
desa ini, warga desa memohon agar desa mereka menjadi<br />
desa yang makmur dan maju, dijauhkan dari segala mara<br />
bahaya. Di samping menciptakan gotong royong di dalam<br />
masyarakat, selamatan desa adalah modal kekuatan dalam<br />
membangun desa itu sendiri.<br />
Keterlibatan kaum muda dalam hal ini karang tarunanya<br />
juga menimbulkan hal positif yaitu generasi muda lebih<br />
mencintai budayanya sendiri dan terutama ada rasa hormat<br />
pada leluhur atau orang-orang tua. • Eka<br />
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 77
KEMENTERIAN DESA,<br />
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI<br />
REPUBLIK INDONESIA<br />
Sombori, Desa Mbokita, Kecamatan Menuai<br />
Kepulauan, Morowali, Sulawesi Tengah<br />
Foto: Wahyu Wening<br />
78 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8
Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 79
80 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8