29.01.2018 Views

Majalah_PROBIZ_Edisi_01_DIGITAL2

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

#<strong>01</strong> Vol I/2<strong>01</strong>8<br />

referensi bisnis terkini<br />

Potret Ekonomi<br />

dan Bisnis 2<strong>01</strong>8<br />

• 15 Tren Bisnis Masa Depan<br />

• 2<strong>01</strong>8 KUR Dorong<br />

Sektor Produktif<br />

• Pertumbuhan<br />

Ekonomi Hanya 5,1%<br />

• 4 Faktor Dorong<br />

Pertumbuhan<br />

Ekonomi<br />

Peluang Bisnis<br />

SAI Ajari<br />

Kemandirian<br />

Hidup<br />

Travelling<br />

Ada Surga<br />

Dunia di<br />

Mandalika<br />

Guntur Raditya Wardhana,<br />

CEO Laxita Paramitha Group<br />

Pebisnis<br />

Modal 100 Ribu<br />

Kini Jadi Triliuner


2 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 3


Salam <strong>PROBIZ</strong><br />

referensi bisnis terkini<br />

Pemimpin Umum:<br />

Budi Purnomo Karjodihardjo<br />

Wakil Pemimpin Umum:<br />

Tri Sugeng Nugroho<br />

Pemimpin Perusahaan:<br />

Bivie Arifin<br />

Pemimpin Redaksi:<br />

Akhmad Kadri<br />

Wakil Pemimpin Redaksi:<br />

Tri Sugeng Nugroho<br />

Rapat Redaksi:<br />

Akhmad Kadri, Bivie Arifin, Tri Sugeng<br />

Nugroho, Solihatun, Heri C Santoso<br />

Redaktur Eksekutif:<br />

Hartono Anwar, Uripto Supriyatno<br />

Sekretaris Redaksi:<br />

Astuti<br />

Staf Redaksi:<br />

Solihatun, Eka Kartika Sari (Kontributor)<br />

Biro Jateng:<br />

Heri C Santoso (Koordinator), Timotius<br />

Aprianto, Aris Budi, Widdy Wicaksono,<br />

Gotcha Randy, Aria GM, Randang<br />

Yesha<br />

Desain, Artistik, & Pra Cetak:<br />

Wowo Ario Sungkowo (Manajer),<br />

Sutanto (Cover Design)<br />

Marketing:<br />

Atik Masloman, Andi Librianto, M Ade<br />

Syafei<br />

Public Relation (PR):<br />

Kartika, Maryam<br />

Alamat Redaksi & Pemasaran:<br />

- Jl. Pertani Raya No. 12 Duren Tiga,<br />

Pancoran, Jakarta Selatan 12760,<br />

Telp. (021) 27531693<br />

- Jl. Pam Baru III, Bendungan Hilir,<br />

Tanah Abang, Jakarta Pusat,<br />

Jakarta 10210<br />

Penerbit:<br />

PT Budi Multi Media<br />

Menurut Feng Shui tahun ini (2<strong>01</strong>8) adalah Shio Anjing<br />

Tanah berelement kayu. Tahum Anjing Kayu adalah tahun<br />

keberuntungan untuk Shio Macan, Kuda, Babi, Ular,<br />

Kambing, Anjing, Ayam, Kelinci, dan Kerbau. Dan menjadi tahun sial<br />

untuk Shio Naga, Tikus, dan Kera. Khusus untuk ketiga Shio terakhir,<br />

saran pakar Shio Enny Kongco, harus menjaga kelicikan orang, emosi,<br />

ucapan, dan kesehatan.<br />

Itu hanya sebuah ramalan. Kebenarannya perlu dbuktikan oleh kita<br />

sendiri. Jika kita percaya dan menjalankan apa yang menjadi caatatan<br />

pada ramalan tersebut bisa jadi benar, karena beberapa perintah dan<br />

larangannya hal yang wajar dan masuk logika.<br />

Namun logika bisnis tetap harus menjadi pijakan nomor satu<br />

sebelum berinvestasi atau berusaha. Kehadiran <strong>PROBIZ</strong> mudahmudahan<br />

bisa menjadi referensi handal buat Anda dalam memulai,<br />

mengembangkan, mengambil keputusan untuk akuisisi, bahkan untuk<br />

menutup usaha. Beragam informasi seputar bisnis terkini kami sajikan<br />

dengan ulasan yang lugas dan bahasa yang sederhana.<br />

Kami menyuguhkan tiga tematik yang dikemas dalam satu bundel<br />

majalah, yakni seputar Tren Bisnis (bisnis terkini), Agribisnis dan<br />

Kabar Desa. Dimaksudkan untuk menambah wawasan sekaligus<br />

wacana pelaku bisnis dalam memutuskan berinvestasinya. Tren Bisnis<br />

mengulas seputar prospek atau potensi bisnis kedepan. Agribisnis<br />

mengulas seputar bisnis di bidang Agri atau Agro, dan Kabar Desa<br />

mengupas peluang bisnis di suatu daerah.<br />

Kami yakin varian sajian dalam <strong>PROBIZ</strong> akan memberikan makna<br />

dan langkah pasti buat Pembaca. Seperti dalam hidup kita, hasil dan<br />

hal yang kita kerjakan harus selalu bermakna.<br />

Dan <strong>PROBIZ</strong> selalu menerima kritikan, masukan, saran dan<br />

himbauan selama yang disampaikan bersifat untuk membangun. Bagi<br />

kami tidak ada yang sempurna, dan akan menjadi sempurna bila kita<br />

bisa berkolaborasi dan saling mengisi. Terimakasih.<br />

Saran dan kritik dapat disampaikan melalui<br />

redaksi@probiz.id<br />

Info Berlangganan & Pemasangan Iklan Hubungi:<br />

0877-81029781<br />

0815-86680341<br />

4 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Daftar Isi<br />

14. CEO<br />

Guntur Raditya Wardhana,<br />

CEO Laxita Paramitha Group<br />

Pebisnis Modal 100 Ribu<br />

06. Prospek Ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />

Potret Ekonomi & Bisnis 2<strong>01</strong>8<br />

36. Lifestyle<br />

Smart City:<br />

Kota Impian Kaum Urban<br />

26. Peluang Bisnis<br />

SAI Ajari Kemandirian Hidup<br />

46. Travelling<br />

Ada Surga Dunia di Mandalika<br />

32. Nasional<br />

Ngurus Pajak Jangan Dipersulit<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 5


prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />

Potret Ekonomi<br />

dan Bisnis 2<strong>01</strong>8<br />

Ritel/Mall: Memberikan kontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi<br />

Target pertumbuhan ekonomi<br />

5,4% bisa tercapai. Sektor<br />

consumer dan keuangan<br />

akan menjadi penopang<br />

pertumbuhan. Bisnis makanan<br />

dan online diperkirakan akan<br />

makin cerah.<br />

Reza Priyambada, Analis dari Head of Research Nonghyup Korindo Securities<br />

6 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />

Potret perekonomian Indonesia pada 2<strong>01</strong>8<br />

diperkirakan tidak jauh berbeda dengan 2<strong>01</strong>7. Tapi<br />

Reza Priyambada analis dari Head of Research<br />

Nonghyup Korindo Securities berpendapat, kondisi<br />

akan membaik. Target Pemerintah dalam RAPBN 2<strong>01</strong>8,<br />

pertumbuhan ekonomi nasional akan mencapai 5,4%, optimis<br />

bisa dicapai. Memang masih banyak hal yang harus diperbaiki<br />

untuk mencapai target tersebut.<br />

Utamanya daya beli masyarakat secara keseluruhan<br />

harus dijaga, karena komponen ini merupakan kontributor<br />

terbesar pembentuk angka pertumbuhan ekonomi. Di<br />

sisi lain, penyerapan belanja pemerintah juga diharapkan<br />

dapat lebih ditingkatkan sehingga akselerasi pertumbuhan<br />

ekonomi dapat lebih ditingkatkan.<br />

Dari sisi bisnis yang berkaitan dengan consumer dan<br />

keuangan masih menjadi pilihan untuk tahun ini. Karena sektor<br />

consumer masih menjadi penopang pertumbuhan dibarengi<br />

dengan sektor keuangan seiring dengan meningkatnya<br />

aktivitas ekonomi masyarakat. Akan tetapi, tidak tertutup<br />

kemungkinan bisnis lainnya pun juga menarik seperti industri<br />

kreatif dan online, seiring pertumbuhan minat masyarakat<br />

terhadap seluler. Jadi bisnis yang cukup bagus untuk<br />

dipertimbangkan di antaranya sektor konsumsi, teknologi,<br />

keuangan, dan beberapa lainnya. Karena sektor-sektor ini<br />

berkaitan langsung dengan aktivitas individu masyarakat.<br />

Membangun jaringan<br />

Sebaliknya sektor ritel masih harus diperhatikan<br />

seiring mulai adanya penurunan daya beli di sektor ini<br />

karena adanya shifting (bergeser) ke sektor lainnya.<br />

Untuk pemula, sebaiknya perluas jaringan dan banyak<br />

cari info untuk bisnis yang menarik dan dibutuhkan oleh<br />

banyak orang. Misalkan berjualan hijab, usaha catering,<br />

jual pulsa, sebaiknya mulai dari skala kecil terlebih<br />

dahulu.<br />

Bisa mulai bisnis yang resikonya kecil seperti bisnis<br />

makanan maupun fashion. Jika belum laku, bisa dipakai<br />

sendiri, atau juga bisa dipakai untuk sarana promosi.<br />

Kuncinya agar usaha cepat meberikan benefit atau untung<br />

adalah membuka jaringan yang luas, dan barang yang kita<br />

jual dibutuhkan banyak orang, seperti usaha makanan salah<br />

satunya. Untuk pola atau sistem bisnis yang baik pertama<br />

bisa dilakukan dengan sistem partnership terlebih dahulu,<br />

sharing pendanaan,<br />

Dalam hal bisnis pemerintah cukup memberikan<br />

dukungan, terutama pada usaha UKM, dengan diberikan<br />

kemudahan usaha, terkait dengan pendanaan perbankan.<br />

Sementara untuk di pasar modal saham-saham yang<br />

berkapitalisasi tetap akan menjadi saham-saham blue<br />

chip. Karena saham-saham blue chip biasanya memang<br />

berkapitalisasi besar dan lebih likuid. •<br />

Mall dan Pasar Tradisional: Menjadi penopang pertumbuhan<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 7


prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />

15 Tren Bisnis Masa Depan<br />

Untuk menjadi pelaku bisnis yang sukses, sebelum<br />

memutuskan akan menekuni sebuah bsinis<br />

sebaiknya beberapa hal seperti hasil analisa,<br />

agenda pemerintah, tren bisnis kedepan, dan kondisi<br />

perekonomian secara nasional maupun global harus<br />

menjadi pertimbangan.<br />

Trend wirausaha kini tidak saja digeluti oleh kalangan<br />

pengusaha sukses, tapi juga sudah menjadi gaya hidup<br />

anak-anak muda khususnya di Metropolitan. Mereka<br />

terpacu mengembangkan usaha untuk mendapatkan<br />

untung sebanyak-banyaknya. Namun sering terkecoh<br />

umumnya usaha pemula tertarik pada usaha yang booming<br />

musiman sepertinya halnya waralaba atau franchise yang<br />

cenderung cepat besar namun jika para konsumen bosan<br />

maka usaha tersebut menjadi layu<br />

Kuncinya biar bisa berkompetisi dengan produk lain, adalah<br />

efisiensi biaya biar bisa menhasilkan produk yang murah. Ada<br />

beberapa bisnis yang potensi di masa depan, yang dapat<br />

dikembangkan karena persaingan dipasar masih cukup kecil.<br />

Apa saja peluang bisnis yang menjanjikan tersebut?<br />

Tren makanan yang berubah cepat juga menuntut untuk<br />

jeli dalam menentukan produk yang akan dijual. Selain itu,<br />

juga wajib mendesain kendaraan seunik mungkin agar<br />

mampu menarik konsumen untuk mampir.<br />

3. Online<br />

1. Kuliner<br />

Bisnis kuliner adalah bidang usaha yang tidak ada<br />

matinya. Karena makanan adalah kebutuhan pokok<br />

manusia. Tapi untuk bisa bertahan dalam bisnis kuliner<br />

diperlukan kreatifitas dan inovasi terus menurus. Semakin<br />

banyak kreatifitas yang ditawarkan akan semakin banyak<br />

pelanggan yang selalu penasaran dengan menu kuliner<br />

yang disajikan.<br />

Bisa menu daerah, atau dimodifikasi, membuat menu<br />

baru, juga bisa menjual menu yang sedang tren di luar<br />

negeri. Untuk tempat atau tampilam outlet sebaiknya di<br />

buat berbeda dengan umumnya biar bisa menjadi ikon<br />

kuliner Anda. Jika menu makanan yang disajikan memiliki<br />

rasa nikmat, maka akan segera menyebar di masyarakat<br />

2. Foodtruck<br />

Foodtruck dengan desain unik mampu menarik hati<br />

pelanggan. Pada 2<strong>01</strong>8, usaha ini diprediksi semakin<br />

diminati. Dalam menjalani bisnis ini, dituntut untuk<br />

berinovasi agar tidak kalah bersaing, mengingat usaha ini<br />

semakin populer di kalangan pebisnis.<br />

Bisnis ini akan menjadi trend tahun ini, karena telah<br />

terbukti memiliki tingkat pertumbuhan yang begitu<br />

signifikan. Bahkan teknologi berbasis digital ini akan<br />

digadang menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat<br />

potensial dan bisa diandalkan sebagai lahan usaha.<br />

Mengingat pengguna internet semakin melambung<br />

tak terkendali bahkan telah menjadi kebutuhan hidup<br />

masyarakat sehari-hari. Dan inilah kesempatan terbaik yang<br />

dapat dijadikan peluang untuk membuka usaha.<br />

Jenis bisnis ini bisa dimulai dengan modal kecil, yang<br />

terpenting adalah harus memiliki fasilitas on line serta<br />

akses internet. Usaha di bidang on line bisa dibilang begitu<br />

menyenangkan, karena bisa dikerjakan dari manapun<br />

selama terdapat jaringan internet, dan kapan saja bahkan<br />

memungkinkan Anda untuk bekerja tanpa harus beranjak<br />

dari kamar tidur sekalipun.<br />

Pengguna internet di Indonesia trennya terus<br />

naik. Ini bisa menjadi potensi bisnis baru yang perlu<br />

dikembangkan. Apalagi dengan terus berkembangnya<br />

Facebook dan Twitter di Indonesia bisa menjadi media<br />

promosi yang sangat efisien. Kini peluang bisnis dengan<br />

memanfaatkan internet sangat potensial. Berbagai barang<br />

atau produk bisa ditawarkan lewat on line.<br />

8 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />

4. Waralaba<br />

6. Pendidikan<br />

Ingin memulai usaha namun terkendala dengan<br />

kurangnya ide serta belum memiliki pengalaman, atau<br />

merasa kurang yakin untuk merintis sendiri, maka sebaiknya<br />

memilih jenis bisnis dengan pola waralaba. Bisa dikatakan<br />

paling cocok untuk seorang pemula karena menjalankan<br />

model bisnis waralaba ini akan dibantu oleh pemilik<br />

waralaba (pemegang merek) mulai dari training hingga<br />

pada tahap prosesnya.<br />

Sebagai seorang pemula tidak akan dipusingkan dengan<br />

konsep bisnis yang akan dijalani, mereka hanya tinggal<br />

menjalankan sesuai kamampuan modalnya dengan tetap<br />

bernaung di bawah nama merek perusahaan waralaba yang<br />

dipilih.<br />

Pendidikan adalah seperti halnya makanan tidak akan<br />

mati. Akan terus dibutuhkan oleh masyarakat untuk<br />

meningkatkan kompetensinya. Ada banyak sekali kategori<br />

dalam bisnis pendidikan yang bisa dikembangkan. Bisa<br />

mulai dari jasa les mata pelajaran tertentu, jika siswa atau<br />

pesertanya sudah banyak bisa dikembangkan lebih besar,<br />

menjadi lembaga kursus. Bisa juga pilih usaha pendidikan<br />

yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.<br />

7. Ternak sapi<br />

5. Pariwisata<br />

Tren resto berbahan daging sapi terus meningkat. Disisi<br />

lain agenda Pemerintah yang mencanangkan program<br />

swasembada daging, target tercapai pada 2020. Ini<br />

kesempatan untuk ambil peran menggeluti bisnis bidang<br />

peternakan khususnya peternakan sapi.<br />

Banyaknya potensi tempat wisata yang masih alami<br />

di Indonesia, bisa menjadi peluang bisnis travel dan agen<br />

wisata. Usaha biro tour dan travel, risikonya kecil, karena<br />

hampir tanpa modal. Promosi bisa lewat on line.<br />

8. Industri kreatif<br />

5. Tanaman buah<br />

Kenapa budidaya dijadikan salah satu peluang bisnis<br />

yang awet? Alasannya sederhana, karena banyak<br />

sekali yang membutuhkan tapi sedikit yang melakukan.<br />

Peminat tanaman buah cukup banyak, tapi pembudidaya<br />

tanaman buah masih sangat sedikit karena memang butuh<br />

ketelatenan dan kesabaran untuk menjalankan bisnis ini.<br />

Bisnis di bidang industri kreatif yang ada di Indonesia<br />

ternyata masih sedikit sehingga untuk memenuhi<br />

kebutuhan di dalam negeri masih mengandalkan impor dari<br />

China. Peluang usahanya sangat besar, tentunya selama<br />

harganya dapat bersaing dengan produk luar, khususnya<br />

dari China yang terkenal murah.<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 9


prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />

9. Properti<br />

Jumlah penduduk Indonesia terus bertambah, seiring<br />

dengan pertumbuhan jumlah tersebut maka kebutuhan<br />

akan tempat tinggal dalam hal ini rumah juga akan<br />

meningkat. Ini peluang bagi para pengembang bisnis<br />

properti untuk bermain. Setidaknya sambil berbisnis,<br />

sekalian membantu program Pemerintah menyiapkan<br />

tempat tinggal yang layak huni.<br />

10. Fashion<br />

Sama seperti bisnis kuliner, bisnis fashion (pakaian)<br />

merupakan jenis bisnis yang memiliki potensi besar untuk<br />

dikembangkan karena selalu dicari oleh banyak orang.<br />

Alasanya karena pakaian merupakan kebutuhan primer<br />

bagi manusia. Kini banyak yang ingin tampil dengan model<br />

pakaian yang berbeda. Jadi bisnis fashion pun memiliki<br />

banyak kategori produk, seperti pakaian pria atau wanita,<br />

busana muslim, model korea dan lain-lain.<br />

11. Otomotif<br />

12. Affiliate (afiliasi)<br />

Kalau suka dengan usaha<br />

kreatif, cobalah melakukan<br />

bisnis affiliate. Anda hanya<br />

cukup mempromosikan<br />

produk yang dijual orang lain<br />

dan mendapatkan ‘komisi’<br />

dengan sistem affiliate.<br />

Sebagai contoh, jika<br />

seorang blogger dengan<br />

jumlah pengikut ribuan<br />

orang dapat memasang banner affiliate pada artikel<br />

blognya, maka komisi akan diperoleh setiap kali ada<br />

pengunjung yang mengeklik banner tersebut. Sederhana,<br />

‘kan? Modalnya cukup hanya ketelatenan dan kreativitas.<br />

13. Emas<br />

Investasi emas hampir<br />

tidak ada risikonya. Usaha<br />

emas batangan seperti<br />

Antam ini cukup menjanjikan<br />

karena harganya yang terus<br />

naik setiap tahun. Memang,<br />

keuntungannya belum terasa<br />

dalam jangka pendek. Tapi, bersabarlah sekitar 5 tahun<br />

maka keuntungan yang didapatkan akan meningkat pesat.<br />

Anggaplah emas tersebut sebagai tabungan dan modal<br />

investasi Anda.<br />

14. Cleaning service<br />

Usaha ini tampaknya jarang diminati. Padahal bisnis ini<br />

cukup menjanjikan. Pasalnya, banyak perusahaan maupun<br />

rumah tangga yang kesulitan mencari tenaga cleaning<br />

service yang berkualitas dan tepercaya.<br />

15. Handmade<br />

Di Indonesia perkembangan otomotif sangat pesat.<br />

Apalagi saat ini banyak kemudahan yang ditawarkan untuk<br />

memiliki kendaraan bermotor seperti penawaran kredit,<br />

dll. Ini bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan<br />

untuk jangka panjang. Beberapa jenis peluang usaha<br />

bidang otomotif misalnya jual beli mobil bekas, bengkel,<br />

menyediakan spare part, jasa cuci motor/mobil, dll.<br />

Memulai bisnis kreatif bisa dari bakat atau bahkan dari<br />

yang semula hanya merupakan hobi saja. Dan ini adalah<br />

sebuah terobosan peluang usaha yang cukup layak untuk<br />

dipertimbangkan karena pekerjaan paling menyenangkan<br />

adalah hobi yang dibayar, seperti design gambar, daur<br />

ulang, bidang kuliner, dan sebagainya. •<br />

10 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />

AAGN Puspayoga<br />

Menteri Koperasi dan UKM<br />

2<strong>01</strong>8 KUR Dorong Sektor Produktif<br />

Sejak 2<strong>01</strong>7 lalu, pola penyaluran kredit usaha rakyat<br />

(KUR) sudah mengalami perubahan komposisi<br />

secara signifikan. Bila selama bertahun-tahun alokasi<br />

kredit untuk usaha mikro dan kecil itu didominasi sektor<br />

perdagangan, mulai 2<strong>01</strong>7 sudah bergeser menjadi 45%<br />

untuk sektor produktif. Bahkan, tahun ini bakal digenjot<br />

hingga mencapai level 50% untuk sektor produktif.<br />

Sampai akhir 2<strong>01</strong>7, penyaluran KUR mencapai Rp 95,56<br />

triliun atau 89,6% dari target sebesar Rp 106 triliun, yang<br />

disalurkan kepada 4.408.925 debitur melalui 36 lembaga<br />

keuangan penyalur KUR. Dalam hal ini bukan target tidak<br />

tercapai, tapi karena lebih memfokuskan penyaluran KUR<br />

pada sektor produktif.<br />

Pemerintah berharap masyarakat UKM lebih berani<br />

mengembangkan usahanya melalui pembiayaan KUR. Kita<br />

juga akan mendorong perbankan penyalur KUR untuk<br />

lebih meningkatkan kucuran KUR ke sektor produktif,<br />

disamping perdagangan. Memang harus diakui bahwa<br />

bank lebih hati-hati menyalurkan ke sektor produktif<br />

terkait NPL. Sementara NPL di sektor perdagangan<br />

tercatat nol persen.<br />

Tiga target capaian besar kita adalah kontribusi Produk<br />

Domestik Bruto (PDB) dari 1,7% menjadi 4,48%, rasio<br />

kewirausahaan dari 1,65% menjadi 3,1%, dan anak<br />

usaha koperasi (Kospin Jasa) yang mampu mencatatkan<br />

sahamnya di lantai bursa efek Indonesia.<br />

Itu beberapa hasil kongkrit dari bergulirnya program<br />

Reformasi Total Koperasi, seperti reorientasi koperasi<br />

dimana lebih memfokuskan pada kualitas koperasi<br />

ketimbang kuantitas, rehabilitasi koperasi dimana kita<br />

membenahi database, hingga pengembangan koperasi.<br />

Oleh karena itu, ke depan kita akan terus memfokuskan<br />

program-programnya untuk lebih meningkatkan kontribusi<br />

koperasi terhadap PDB. Untuk mewujudkan ini kita tidak<br />

mungkin bekerja sendiri, yakni melakukan koordinasi<br />

dengan gerakan koperasi, Gubernur, Bupati, dan Walikota,<br />

termasuk dengan pihak swasta.<br />

Tahun ini, ada dua koperasi sebagai penyalur KUR,<br />

setelah Kospin Jasa (Pekalongan) lalu menyusul KSP Kopdit<br />

Obor Mas (Maumere, NTT). Ini bukti kongkrit koperasi<br />

berkualitas. Pasalnya, koperasi menjadi penyalur KUR<br />

tidaklah mudah. Tidak hanya harus sehat, melainkan harus<br />

mampu menyiapkan sistem online yang terkoneksi dengan<br />

Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. •<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 11


prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />

Eko Listiyanto<br />

Institute for Development of<br />

Economics and Finance (INDEF)<br />

Pertumbuhan<br />

Ekonomi<br />

Hanya 5,1%<br />

Pertumbuhan ekonomi pada 2<strong>01</strong>8 diprediksi hanya<br />

mencapai 5,1 persen, di bawah target pemerintah<br />

yang sebesar 5,4 persen. Dan sangat bergantung<br />

pada kekuatan sektor konsumsi rumah tangga, yang<br />

memberikan kontribusi sekitar 55 persen dari Produk<br />

Domestik Bruto (PDB) Indonesia.<br />

Pemerintah harus mampu menjaga inflasi agar daya<br />

beli masyarakat tidak lagi melambat. Diperkirakan realisasi<br />

infalsi tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena<br />

kenaikan TDL dan harga gas.<br />

Dan sektor fiskal akan menjadi tumpuan dalam<br />

memberikan efek ganda terhadap pertumbuhan, sehingga<br />

belanja-belanja prioritas bisa terlaksana. Belanja modal dan<br />

dana transfer ke daerah juga harus direalisasikan untuk<br />

dapat mendorong aktivitas ekonomi.<br />

Realisasi kredit perbankan pada 2<strong>01</strong>8 juga diharapkan<br />

dapat lebih cepat menggerakkan sektor-sektor<br />

perekonomian. Harapan tersebut harus ditopang oleh<br />

kebijakan yang terintegrasi ke seluruh pihak, bukan<br />

hanya sektor keuangan. Kebijakan pemerintah di bidang<br />

harga juga harus dapat diminimalisasi, sehingga tidak<br />

kontraproduktif terhadap aktivitas sektor pembiayaan.<br />

Kontribusi ekspor pada 2<strong>01</strong>8 diproyeksi akan meningkat<br />

apabila tren harga komoditas global tetap berlanjut di tahun<br />

ini. Selain itu, peningkatan ekspor juga berpotensi semakin<br />

tinggi apabila pertumbuhan manufaktur terakselerasi dan<br />

Indonesia dapat secara agresif membuka peluang pasar<br />

baru di berbagai kawasan yang potensial.<br />

Faktor lain yang berpotensi menjadi pendorong<br />

pertumbuhan ekonomi tahun ini antara lain Pilkada<br />

serentak yang berpotensi meningkatan konsumsi. Faktor<br />

Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2<strong>01</strong>8 juga<br />

dapat mendorong sektor pariwisata baik dari sisi konsumsi<br />

maupun transportasi.<br />

Dari sisi global, beberapa isu yang dapat menjadi `batu<br />

sandungan` dalam upaya mengakselerasi pertumbuhan<br />

antara lain isu proteksionisme perdagangan AS, rebalancing<br />

ekonomi Tiongkok, dan penguatan dolar AS yang<br />

memicu pembalikan arus modal di negara berkembang.<br />

Selain itu, ada juga risiko geopolitik, dampak Brexit,<br />

referendum Catalonia, kondisi Timur Tengah, ketegangan<br />

di Semenanjung Korea dan ancaman terorisme, serta isu<br />

struktural di negara maju seperti penuaan populasi. •<br />

Pilkada dan Asian Games: Pendorong sektor pariwisata<br />

12 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


prospek ekonomi 2<strong>01</strong>8<br />

LPEM FEB UI<br />

Lembaga Penyelidikan Ekonomi<br />

dan Masyarakat Fakultas Ekonomi<br />

dan Bisnis Universitas Indonesia<br />

4 Faktor Dorong Pertumbuhan Ekonomi<br />

LPEM FEB UI memprediksi pertumbuhan ekonomi<br />

Indonesia di 2<strong>01</strong>8 bakal mencapai 5,3%, lebih tinggi<br />

dari prediksi pertumbuhan ekonomi di 2<strong>01</strong>7 yang<br />

sebesar 5,2%. Pertumbuhan tersebut banyak didorong oleh<br />

investasi dan ekspor, serta didukung oleh investasi asing<br />

dan pemulihan ekonomi di banyak negara maju.<br />

Analisa tersebut memuat pesan kepada Presiden<br />

Joko Widodo (Jokowi) soal pembangunan infrastruktur.<br />

Meski secara teori, infrastruktur dapat mempercepat<br />

aktivitas ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan, namun<br />

kenyataannya belum seperti itu.<br />

Karena di saat alokasi anggaran infrastruktur di 2<strong>01</strong>7<br />

meningkat 177% dari anggaran 2<strong>01</strong>4, pertumbuhan<br />

ekonomi di 2<strong>01</strong>7 hanya meningkat sedikit. Penciptaan<br />

lapangan kerja yang disebut-sebut sebagai dampak positif<br />

yang timbul dari belanja infrastruktur dan konstruksi juga<br />

belum terlihat.<br />

Rendahnya investasi sektor swasta, baik di sektor<br />

infrastruktur maupun sektor lainnya, akibat dominannya<br />

peran perusahaan milik negara, membuat pertumbuhan<br />

investasi secara keseluruhan tidak maksimal, dan<br />

berdampak negatif pada pencapaian target pertumbuhan<br />

ekonomi selama sisa pemerintahan Jokowi, sebesar 5,2% di<br />

triwulan III dan keseluruhan tahun 2<strong>01</strong>7.<br />

Kemudian, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan<br />

didorong oleh harga komoditas ekspor utama Indonesia<br />

yang stabil dan cenderung tinggi, terutama untuk kelapa<br />

sawit dan batu bara. Namun, pertumbuhan hanya akan<br />

meningkat secara moderat pada 2<strong>01</strong>8 dan 2<strong>01</strong>9 akibat<br />

beberapa kondisi yang kurang menguntungkan.<br />

Pertama, ekspor energi, terutama minyak, gas, dan batu<br />

bara, tidak akan meningkat signifikan akibat persaingan<br />

dari energi terbarukan yang menjadi murah lebih cepat<br />

dari perkiraan, terutama karena faktor pembatasan emisi<br />

Tiongkok. Ke depan, peluang harga minyak dan batu bara<br />

untuk kembali ke tingkat sebelum krisis 2008 mendekati<br />

nol.<br />

Kedua, pertumbuhan konsumsi akan terus lebih lambat<br />

dibanding komponen ekonomi sisi pengeluaran lainnya<br />

(seperti ekspor, investasi), terutama karena hal tersebut<br />

bergantung pada kepercayaan konsumen dan pertumbuhan<br />

upah riil. Tanpa perubahan besar terhadap arah kebijakan<br />

atau kondisi eksternal, sulit pertumbuhan PDB untuk naik<br />

signifikan dalam 2 tahun ke depan.<br />

Ada perkembangan baru di 2<strong>01</strong>8 dan 2<strong>01</strong>9 yang<br />

mempengaruhi ekonomi domestik secara signifikan.<br />

Pertama, tren pengetatan kebijakan moneter oleh bank<br />

sentral Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Inggris, dan<br />

mungkin Jepang. Lalu kedua, China telah berhasil keluar<br />

dari perlambatan pertumbuhan ekonomi.<br />

Hal ini membuat pertumbuhan permintaan komoditas<br />

akan terus positif, meski harga komoditas akan tetap berada<br />

di bawah harga sebelum tahun 2008. Harga batu bara tidak<br />

akan mengalami penurunan seperti yang terjadi hingga<br />

2<strong>01</strong>6, namun diragukan permintaan terhadap batu bara<br />

akan meningkat di jangka panjang, yang membatasi potensi<br />

industri pertambangan dan ekspor terkait batu bara untuk<br />

tahun 2<strong>01</strong>8 dan 2<strong>01</strong>9.<br />

Ketiga, meningkatnya perilaku pengambilan risiko dan<br />

toleransi risiko telah membuat beberapa analis khawatir<br />

tentang kemungkinan terjadinya krisis keuangan skala<br />

global seperti 2008.<br />

Keempat, meskipun benar bahwa perilaku pengambilan<br />

risiko yang berlebihan dan lengahnya regulator terlihat di<br />

beberapa sektor, terutama teknologi, tidak terlihat adanya<br />

peningkatan risiko krisis yang signifikan, setidaknya untuk<br />

2<strong>01</strong>8. Suku bunga acuan di AS dan negara-negara besar<br />

lainnya naik jauh lebih lambat dibanding dengan 2005-<br />

2008, yang memungkinkan pasar untuk menyesuaikan diri<br />

dengan pengetatan kebijakan moneter secara bertahap. •<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 13


CEO<br />

Guntur Raditya<br />

Wardhana,<br />

CEO Laxita<br />

Paramitha Group<br />

Pebisnis Modal 100 Ribu<br />

Memulai bisnis dari modal 100 ribu, ini<br />

yang dilakukan Guntur Raditya Wardhana.<br />

Kini bisnis yang dirintis 10 tahun silam<br />

dari kolong jembatan Lempuyangan,<br />

Yogyakarta ini telah berkembang pesat.<br />

Dengan holding usaha, Laxita Paramitha<br />

Group telah beranak pinak sampai 13<br />

perusahaan. Bagaimana strateginya untuk<br />

mencapai sukses itu?<br />

Tak percaya uang 100 ribu cukup untuk memulai<br />

usaha? Guntur Raditya Wardhana, membuktikan.<br />

Pada 2007 – saat masih kuliah— ia merintis usaha<br />

event organizer (EO). Untuk operasional, awalnya<br />

banyak dibantu teman–teman kuliahnya. Tak disangka,<br />

bisnis yang dirintis dari kolong jembatan Lempuyangan<br />

di Yogyakarta itu, kini telah berkembang pesat hingga<br />

merambah bisnis properti. “Saya betul-betul memulainya<br />

dari bawah kolong jembatan,” kata pria yang sering disapa<br />

Radit ini, disela-sela rekaman di Studio Radio Idola 92.6<br />

FM Semarang untuk program Bhinaya Channel. “Saat itu<br />

14 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Ceo<br />

Guntur Raditya Wardhana: dalam beberapa aktivitas<br />

saya tidak memiliki cukup uang untuk sewa kantor. Hanya<br />

punya Rp 100 ribu, dan diniatkan sebagai modal. Modal itu<br />

kemudian saya putar, sehingga dalam 10 tahun, saya bisa<br />

memiliki apa yang ada saat ini,” tambahnya.<br />

Perjalanan hidup suami dari Fertilina Hardiyani ini,<br />

yang kini bisnisnya tengah merambah dibeberapa kota di<br />

Indonesia, penuh lika-liku. Kejadian yang sangat berkesan<br />

saat masih kuliah di UGM –jurusan Ilmu Hubungan<br />

Internasional— terbangun dari tidur di tengah malam, dan<br />

terasa haus sekali. Namun persediaan minumnya habis,<br />

masuk rumah ibu kos untuk minta air minum tapi pintu<br />

dapurnya terkunci. “Sementara uang tidak punya, mau<br />

keluar minta air pada temen bensin motor habis, mau<br />

telepon utk minta air pulsa juga tidak punya,” tutur pria<br />

yang hobi mancing ini.<br />

Titik balik hidup<br />

Radit menyadari bahwa dirinya termasuk mahasiswa<br />

dari keluarga pas-pasan. Jadi uang yang dikirim ibunya<br />

harus cukup digunakan untuk keperluan dalam satu bulan.<br />

Sehingga, saat uang habis sampai tidak bisa beli air minum,<br />

kenyataan pahit ini harus diterima. Dalam kondisi haus ini,<br />

Radit menangis. Menangisnya bukan karena haus atau<br />

kesakitan, tapi lebih karena merasa sedih. Namun dalam<br />

tangis itu ia menemukan tekad untuk melakukan sesuatu<br />

yang lebih. Dan kejadian malam itu menjadi titik balik dalam<br />

hidupnya.<br />

Setelah tragedi malam “haus tdk punya air minum,”<br />

justru pagi harinya Radit merasa lebih kuat. Beberapa<br />

kejadian yang tidak disangka mulai datang. Adiknya<br />

menelepon, menanyakan soal kesehatan dan mengabarkan<br />

bahwa ibunya mengirim uang sebesar Rp200 ribu. Ini bagi<br />

Radit sebuah mukjizat, pertolongaan Allah SWT. “Dari uang<br />

Rp 200 ribu ini, saya bagi dua, yang 100 ribu dilipat kecil<br />

saya selipkan di dalam dompet, dan saya niatkan untuk<br />

modal bisnis. Sedangkan sisanya digunakan untuk biaya<br />

hidup,” paparnya.<br />

Lantas Radit berpikir mencari peluang bisnis yang tidak<br />

perlu modal besar, cukup dengan modal kecil dan bisa<br />

dikerjakan sambil kuliah. Setelah 2 bulan berpikir, baru<br />

mendapatkan ide bisnis yakni menyediakan jasa akomodasi<br />

bagi peserta ujian masuk UGM dari Semarang. “Modal<br />

100 ribu yang saya simpan, dibagi menjadi dua. 50 ribu<br />

untuk cetak selebaran dan fotocopy formulir pendaftaran,<br />

sisanya untuk traktir teman-teman yang bantu project ini di<br />

angkringan kolong jembatan Lempuyangan,” katanya.<br />

Responnya ternyata cukup luar biasa. Sebanyak 82<br />

orang mendaftar jadi kliennya, untuk mengurus akomodasi<br />

ujian masuk UGM. Lumayan, dari project pertamanya ini<br />

Radit bisa mendapatkan keuntungan bersih Rp 8 juta lebih.<br />

Selain itu Radit juga mendapat keuntungan yang tidak<br />

bisa dinilai dengan uang. Diantara salah satu pesertanya<br />

kemudian menjadi pacarnya, dan salah satu peserta yang<br />

lain kini menjadi istrinya, Fertilina Hardiyani.<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 15


Ceo<br />

Radit: dalam sebuah acara penghargaan<br />

Bisnis mengurus jasa akomodasi mahasiswa rupanya<br />

tak bertahan lama, hanya setahun. Sebab UGM sudah<br />

membuka ujian masuk di Semarang. Berbekal keuntungan<br />

yang Rp8 juta itu Radit mengajak Thedy, temannya<br />

membuka bisnis event organizer dengan bendera DIGE. Ia<br />

sengaja memilih kata DIGE yang tidak memiliki arti, sebagai<br />

bagian dari strategi pemasaran. “Dipilihnya EO, menurut<br />

kami karena sifat pekerjaannya yang insidental dan bisa<br />

dikerjakan sambil kuliah. Selain itu, juga tidak memerlukan<br />

biaya besar,” kata pria kelahiran 30 tahun lalu ini.<br />

Usahanya cukup mulus, dan mendapat project dari<br />

perusahaan Farmasi untuk mengurus sebuah project kecil<br />

di sebuah sekolah di Semarang dengan nilai kontrak Rp600<br />

ribu. Dari nilai itu, DIGE hanya mendapat keuntungan<br />

Rp 100 ribu, dan masih harus dipotong pajak serta<br />

ditodong makan oleh klien. Merasa puas dengan hasilnya,<br />

perusahaan farmasi ini terus melanjutkan kontraknya dan<br />

menjadi kliennya yang loyal sampai 8 tahun lebih.<br />

Dalam benak Radit, mengambil pekerjaan tersebut<br />

yang jelas-jelas nilainya tidak “worth it” lebih kepada<br />

kesempatan atau peluang. Ia yakin walau nilainya kecil,<br />

event tersebut dapat menjadi ajang pembuktian bahwa<br />

dirinya mampu mengerjakan hal yang lebih besar. “Dan<br />

alhamdulillah, event tersebut menjadi awal masuknya<br />

event-event lain yang lebih besar. Hingga sekarang dari<br />

klien pertama tersebut, kami dipercaya untuk menangani<br />

brand produk-produknya. Bahkan, kita dipercaya juga untuk<br />

menangani sebuah brand tetes mata ketika baru diakuisisi<br />

dari perusahaan Farmasi lain,” ujar ayah dari putri kembar,<br />

Kidung Prashanti Wardhani dan Kirana Prashanti Wardhani.<br />

Rebranding jadi Binaya<br />

Seiring perkembangan bisnisnya yang makin besar,<br />

pada 2<strong>01</strong>0 Radit memindahkan kantornya dari Jogjakarta<br />

ke Jakarta. Setelah pindah kantor 4 tahun kemudian (2<strong>01</strong>4)<br />

DIGE melakukan rebranding menjadi Bhinaya. Alasan<br />

rebranding ini karena mengakomodasi perubahan susunan<br />

pemegang saham dan perubahan jenis layanan perusahaan.<br />

Pindah kantor dan berganti nama ternyata memberikan<br />

berkah tersendiri bagi Radit, mulai banyak proyek yang<br />

dikerjakan berskala nasional.<br />

Sukses dengan EO, Radit mengembangkan bisnis baru<br />

bidang agensi marketing komunikasi yang menawarkan<br />

One Stop Solution sebagai added value-nya, seperti<br />

menangani jasa iklan Above the Line (ATL) dan Bellow the<br />

Line (BTL). “Dari EO, kami telah bertransformasi menjadi<br />

Agency Marcomm yang bidang layanannya lebih luas.<br />

Jumlah karyawan juga bertambah, menjadi lebih 20 orang.<br />

Perusahaan yang menjadi klien kita diantaranya bidang<br />

farmasi, consumer goods, dan lembaga pemerintah untuk<br />

mengelola event dan marcomm strategic mereka,” jelasnya.<br />

Kunci sukses membangun bisnisnya kata Radit, adalah<br />

komitmen, kerja tim, dan yang paling penting menjaga<br />

kepercayaan klien. Mengingat mayoritas karyawannya<br />

anak-anak muda, harus selalu diberi motivasi, untuk terus<br />

berkembang dan berpikir out of the box, agar karya atau<br />

16 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Ceo<br />

Bersama keluarga dan anak-anak SD: Harmonis<br />

terbuka. “Saya selalu bersyukur. Rezeki sudah ada yang<br />

ngatur. Dan, efeknya luar biasa. Keuntungan justru berkalikali<br />

lipat,” ungkapnya.<br />

produksinya yang berbeda dengan yang lain.<br />

Sementara, konsep marketing yang dibangun Radit<br />

cukup sederhana, kooperatif dan proaktif. Yang paling<br />

penting kata Radit, yang pertama mendengarkan maunya<br />

klien, lantas melakukan eksekusi dengan cara yang tepat.<br />

Kedua, pantang mengatakan tidak bisa kepada klien,<br />

kecuali dengan alasan yang kuat. Dan ketiga, pentingnya<br />

membangun tim building. “Untuk menjawab kepercayaan<br />

klien, pantang kami berkata tidak bisa. Kami selalu<br />

mengiyakan apa keinginan klien. Kalaupun dianggap berat,<br />

kami mengajak klien berdiskusi untuk mencari solusinya,”<br />

ujarnya.<br />

Tak ada kompetisi dalam berbisnis<br />

Kepiawaian Radit dalam menjalankan bisnis, sudah<br />

cukup teruji. Selain telah berhasil membesarkan Bhinaya, ia<br />

juga punya insting bisnis yang bagus. Saat industri properti<br />

di Tanah Air tengah lesu, Radit justru mendekatinya.<br />

Tepatnya pada 2<strong>01</strong>4, ia mulai melirik bisnis properti.<br />

“Ternyata, keputusan saya tepat karena billing klien<br />

property jauh lebih besar dibandingkan FMCG (Fast Moving<br />

Consumer Goods) maupun Farmasi. Klien property inilah<br />

yang membuat revenue kami juga meningkat sangat<br />

signifikan,” ujarnya.<br />

Dan bagi Radit, dalam bisnis soal kompetisi atau<br />

persaingan hal biasa. Makanya tidak ada kamus menyerah<br />

baginya. Justru ia menganggap tak ada kompetisi dalam<br />

berbisnis. “Saya menyadari sepenuhnya bahwa segala yang<br />

terjadi dalam hidup saya bukanlah kebetulan. Karena bagi<br />

saya, Tuhan telah mengatur semuanya termasuk rezeki<br />

dalam berbisnis,” paparnya.<br />

Perjalanan hidup mengajarkan Radit bahwa, yang bisa<br />

dilakukan adalah berproses dengan benar. Karena hasil<br />

merupakan hak Allah. Seberapapun keras berusaha, jika<br />

ternyata Allah tidak berkehendak, maka tidak akan terjadi.<br />

Namun justru ketika sudah dititik pasrah, dan hanya<br />

berfokus ke proses, maka disitulah jalan dari Allah mulai<br />

Berkah pulang kampung ke Semarang<br />

Sukses membangun bisnis, ternyata tidak merubah<br />

sosok Radit sebagai kepala keluarga dan seorang bapak<br />

dari dua putri kembarnya. Berkantor di Jakarta dirasakan<br />

jauh dengan keluarga, focus kerja kadang terganggu, ia<br />

pun memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya<br />

Semarang, sekaligus memindahkan operasional kantornya.<br />

Tak disangka, pulang kampung ternyata membawa berkah.<br />

Radit melihat di Semarang punya peluang cukup besar<br />

di bisnis properti. Karena belum ada satupun agency<br />

marcomm yang memiliki layanan selengkap miliknya. Dan<br />

Radit memutuskan agency-nya menjadi agency yang<br />

fokus mengerjakan marcomm bagi developer di Semarang.<br />

Kebetulan, pihaknya telah beberapa kali mengerjakan<br />

project marcomm untuk beberapa klien di Jakarta. “Hasilnya<br />

cukup menggembirakan, karena hampir seluruh project<br />

property besar di Semarang telah menggunakan jasa kami.<br />

Dan bonusnya, saya melihat ada peluang yang sangat besar<br />

di bidang properti. Bukan lagi sebagai agency marcomm,<br />

tapi sebagai developer,” jelasnya.<br />

Radit melihat potensi yang luar biasa dari perkembangan<br />

Kota Semarang dalam 3-5 tahun ke depan, berkaitan<br />

dengan berkembangnya kawasan industri di sekitar Kota<br />

Semarang. Dan yakin dalam beberapa tahun ke depan,<br />

sektor properti akan booming dan memberikan keuntungan<br />

yang menjanjikan.<br />

Bagi Radit, pekerjaan sebagai developer sebenarnya<br />

bukan suatu hal yang asing. Karena sebagai penyedia<br />

jasa integrated marcomm agency selama ini lebih banyak<br />

bertindak sebagai “developer bayangan” yang mengerjakan<br />

seluruh pekerjaan developer, mulai dari tehnik,<br />

perencanaan, marketing, sales, bahkan hingga perijinan.<br />

“Sehingga sebenarnya, di awal-awal masa kami kembali<br />

ke Semarang, perusahaan sedang bertransformasi menjadi<br />

perusahaan developer properti. Maka, kami tekadkan untuk<br />

memulai proyek properti milik kami sendiri,” tandasnya.<br />

Kini dengan mengusung brand The Akavia, Radit pun<br />

resmi membangun bisnis baru di bidang property. Sebagai<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 17


Ceo<br />

Radit bersama ulama<br />

pilot projectnya, pada Desember 2<strong>01</strong>6 ia meluncurkan<br />

Akavia Mansion di Kota Semarang melalui PT Cita Kayana<br />

Semesta sebagai developernya. PT Cita Kayana Semesta<br />

merupakan salah satu anak perusahaan dibawah Laxita<br />

Paramitha Group. Nantinya, proyek tersebut akan hadir di<br />

kota-kota lain di Indonesia.<br />

Akavia Mansion yang terletak di kawasan superblok<br />

Akavia Lifemark Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah ini, akan<br />

menjadi Ikon baru di Semarang bagian Barat. Mengingat<br />

lokasinya yang tepat di depan pintu keluar pertama Tol<br />

Trans Jawa (Semarang-Batang), akan menjadi pintu<br />

gerbang utama menuju Kota Semarang. Targetnya proyek<br />

ini akan selesai pengerjaannya pada 2<strong>01</strong>8<br />

Usung filosofi kebermanfaatan<br />

Dalam menjalankan bisnisnya, Radit mengusung azas<br />

kebermanfaatan. Ia ingin membangun perusahaan yang<br />

menciptakan kemanfaatan bagi banyak orang. Ia pun<br />

menyampaikan hal itu kepada tim kerjanya. Bekerja di<br />

perusahaannya merupakan salah satu sarana beribadah<br />

kepada Tuhan YME. Sehingga, spiritnya layanan yang<br />

diberikan sepenuhnya demi memberi manfaat bagi orang<br />

lain.<br />

Dan yang dicapai Radit dalam bisnis sekarang ini,<br />

tak terbayangkan sebelumnya. Bisnisnya terus tumbuh<br />

dan berkembang. Meskipun operasional kantor telah<br />

dipindahkan ke semarang, namun di Jakarta ia juga<br />

masih memiliki tim kerja. Kini Radit sedang menyiapkan 8<br />

proyek properti yakni di Semarang, Bandung, Balikpapan,<br />

Banjarmasin, dan Jogjakarta, yang sebagian besar akan<br />

launching awal 2<strong>01</strong>8.<br />

“10 tahun terakhir dalam hidup saya adalah masa<br />

yang penuh dengan keajaiban. Hampir setiap saat saya<br />

membuktikan sendiri kasih sayang-Nya dan janji-janji-Nya,”<br />

ujarnya. Hal itu membuat Radit tak memiliki goals tertentu<br />

dalam bisnisnya. Ia hanya mengalir namun tetap melihat<br />

peluang dan mengoptimalkan segala upaya serta kerja tim<br />

dalam mengelola perusahaannya.<br />

Menurut Radit, selama niat kita benar, dan kita berproses<br />

dengan benar, maka atas izin Allah, akan membukakan<br />

jalan bagi kita. “Walaupun tidak selalu sesuai dengan<br />

ekspektasi kita, yakinlah, apapun jalan itu, selama kita<br />

yakin itu jalan yang Allah pilihkan untuk kita, maka itu<br />

adalah yang terbaik buat kita,” ujar Radit yang saat ini nilai<br />

potensi bisnisnya telah mencapai Rp1,9 Triliun, dengan<br />

anak perusahaan PT Bhinaya Laxita Paramitha bidang<br />

usaha holding perusahaan-perusahaan bidang jasa; PT<br />

Bhinaya Laxita Kreativa Indonesia bidang usaha Integrated<br />

Marcomm Agency; PT Kinarya Laxita Paramitha bidang<br />

usaha konsultan pemasaran non property; PT Perjalanan<br />

Ibadah Indonesia bidang usaha Travel & Biro Umrah;<br />

Bhinaya Laxita Publishing (dalam proses) bidang usaha<br />

penerbitan; Bhinaya Laxita Media (dalam proses), bidang<br />

usaha media massa digital; PT Kayana Semesta Group,<br />

bidang usaha holding perusahaan-perusahaan bidang<br />

property; PT Cita Kayana Semesta, bidang usaha Developer<br />

Akavia Lifemark; PT Cita Kayana Mandiri, bidang usaha<br />

Konsultan Tehnik & Management Konstruksi; PT Lestari<br />

Kayana Semesta, bidang usaha – Developer The Premiere<br />

Kyai Saleh; PT Kinarya Kayana Semesta, bidang usaha<br />

konsultan pemasaran properti; PT Kayana Semesta Properti,<br />

bidang usaha agen pemasaran property; dan PT Mustika<br />

Surya Buana, bidang usaha General Trading. • Heri<br />

18 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 19


Entrepreneur<br />

Trisya Suherman<br />

Hobi Jadikan Lahan Bisnis<br />

Awalnya hobi merawat tubuh, selanjutnya dijadikan ide bisnis membuka spa. Dengan<br />

nama Bambu Spa, kini usahanya telah tumbuh dan berkembang menjadi 16 cabang.<br />

Dengan pola franchise targetnya membuka Bambu Spa di kota-kota besar di Indonesia.<br />

Membuka usaha kalau didasari dengan<br />

passion akan membuat lebih ulet dalam<br />

menjalankan dan mengembangkannya.<br />

Itu yang dirasakan Trisya Suherman saat<br />

membangun bisnis spa. Bermula dari hobi merawat<br />

tubuh mulai dari luluran, pijat akhirnya Icha demikian<br />

sapaan dari Trisya memberanikan diri membuka usaha<br />

spa dengan nama Bambu Spa.<br />

Langsung dengan modal besar? Tidak, karena Icha<br />

memulai usaha spanya pada 2008 hanya bermodal Rp<br />

30 juta. “Itupun pinjam keluarga, ketika ada tawaran KTA<br />

sebesar Rp 35 juta saya ambil untuk membayar utang<br />

itu,” katanya. Uang itu saya gunakan untuk merenovasi<br />

lantai dua ruko yang digunakan sebagai tempat spa,<br />

yang kemudian menjadi outlet pertamanya, tambah Icha<br />

sambil mengatakan kalau itu merupakan ruko tempat<br />

tinggalnya yang terdiri dari tiga lantai.<br />

Diakui wanita kelahiran Jakarta 38 tahun lalu ini,<br />

bisnis spa bukan bisnis pertamanya. Pernah buka café,<br />

tapi gagal, alasanya bukan passion-nya. Wanita yang<br />

sempat bekerja di Lippo Bank ini memang cukup ulet,<br />

Di lantai satu rukonya sempat membuka usaha titipan<br />

barang kilat dan fotocopy. Lantai dua yang dijadikan<br />

ruangan spa itu pun pernah akan digunakannya sebagai<br />

usaha warnet. Namun karena perhitungan investasinya<br />

untuk membeli alat-alat komputer lebih mahal,<br />

kemudian takut nantinya customer warnet kebanyakan<br />

laki-laki dan merokok, mengganggu keluarganya yang<br />

tinggal di lantai tiga membuat ia mengurungkan niatnya<br />

berbisnis warnet.<br />

Pilihan ke bisnis spa kata wanita bergelar sarjana<br />

ekonomi lulusan Binus ini, selain untuk menyalurkan hobi<br />

merawat tubuh dan kulit, juga menjadi pekerjaan yang<br />

tidak bikin pusing malah membuat dirinya rileks dan<br />

20 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Entrepreneur<br />

menghasilkan uang. Diakui awal berdiri memang belum<br />

banyak tamu yang datang, kondisi keuangannya pun<br />

masih minus. “Untuk gaji karyawan saya pakai uang yang<br />

biasa untuk perawatan,” ucapnya sambil tersenyum.<br />

Jalin kerjasama dan inovatif<br />

Menjalankan dan mengembangkan usaha dari nol<br />

hingga berkembang menurut Icha bukanlah tanpa<br />

rintangan. “Yang namanya spa itu kan image-nya masih<br />

kurang bagus makanya kita sering didatengin satpol PP<br />

dikira pijat plus-plus. Kita harus bisa menjelaskan dengan<br />

benar, belum lagi kendala perizinan dan ada saja yang<br />

datang satu-satu minta uang atau pungli. Banyak hal<br />

yang saya rasakan kurang menyenangkan di awal usaha,<br />

tapi yang namanya usaha pasti ada kendala jadi saya<br />

jalani saja. Kendala lain adalah soal SDM, karena tidak<br />

gampang kelola manusia yang karakternya berbedabeda.<br />

Karena itu saya berusaha membentuk SDM dengan<br />

memiliki etos kerja yang sama. Meski kendala cukup<br />

banyak tapi waktu itu tetap yakin dengan bisnis ini,” jelas<br />

Fasilitas Bambu Spa: Membuat rileks dan sehat<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 21


Entrepreneur<br />

Icha sembari menambahkan kalau menjalankan bisnis ini<br />

menjadi sangat indah ketika bisnis bisa berjalan baik atau<br />

setelah melewati kendala-kendala yang ada.<br />

Upaya untuk terus bisa berkembang, dan mampu<br />

berkompetisi di bisnis ini kiat Icha adalah menjaga<br />

kebersihan, kenyamanan, terus meningkatkan<br />

kemampuan human resources-nya. “Saya juga terus<br />

berinovasi dengan produk dan pelayanan yang<br />

akan diberikan pada customer. Seperti menawarkan<br />

Honeymoon Package, di mana kita bekerjasama dengan<br />

hotel bintang dalam melakukan paket ini, kemudian<br />

ada Birthday spa di mana yang berulang tahun kalau<br />

melakukan perawatan spa di Bambu Spa, diberikan<br />

diskon 50% serta kejutan-kejutan lainnya. Kita juga<br />

ada paket prewedding special. Paket-paket seperti ini<br />

ternyata bisa menarik pelanggan,” terang Icha yang<br />

mengatakan dalam berusaha seseorang itu harus<br />

memiliki big dream dan untuk mencapai mimpi kita harus<br />

menikmati dan tidak mengeluh.<br />

Berkat usaha dan kerja kerasnya, kini Bambu Spa<br />

telah berkembang dan menawarkan kerjasama dalam<br />

bentuk franchise. Melalui PT Louise And Chelsea<br />

Indonesia dimana Icha sebagai Direktur Utama,<br />

Bambu Spa telah berkembang menjadi 16 outlet, di<br />

Bali, Batam, Makasar, Depok, Jakarta (Tebet, Kelapa<br />

Gading, Citra Enam, Mutiara Taman Palem, Serpong)<br />

dan akan buka di Philipina. “Investor di Philipina<br />

sudah DP untuk franchise”, ujar Icha yang berharap<br />

ke depannya Bambu Spa bisa hadir di kota-kota besar<br />

di seluruh Indonesia. • Acui<br />

Menerima penghargaan<br />

Bersama keluarga<br />

22 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Entrepreneur<br />

Terinspirasi dari Lantai Kamar Mandi<br />

Menjadi menarik jika sebuah usaha memiliki<br />

terobosan baru yang jarang atau bahkan tidak<br />

dimiliki oleh usaha sejenis. Terobosan baru di<br />

bidang spa yaitu menggunakan bambu sebagai media pijat.<br />

“Terapi pijat dengan media bambu memang bukan hal<br />

baru di dunia spa, namun bisa disebut sebagai terobosan di<br />

Indonesia, karena treatment perawatan tubuh dengan cara<br />

ini masih belum banyak di Indonesia,” kata Icha.<br />

Lalu kenapa bambu menjadi pilihan, menurut Icha<br />

dirinya terinspirasi waktu ke Thailand. Di sepanjang jalan<br />

banyak massage-massage dengan menggunakan bambu.<br />

Dari situ saya pelajari dan saya kumpulkan informasi soal<br />

pijat bambu, mulai bambu yang baik untuk pijat seperti<br />

apa, darimana bambunya dan lain-lain termasuk cara<br />

memijatnya. “Hasilnya ternyata bambu di Indonesia tidak<br />

kalah bagus dibanding Thailand dan pijatnya kita juga enak,<br />

ini yang kemudian membuat saya makin mantap untuk<br />

memulai bisnis ini,” kata Icha yang menjelaskan selama<br />

ini bambu yang digunakannya adalah bambu tamiang dari<br />

Sumatera yang sudah dihaluskan sehingga sangat baik<br />

hasilnya saat digunakan.<br />

Keistimewaan massage dengan bambu, karena bambu<br />

mampu menghantarkan panas dengan baik ke tubuh.<br />

Bambu juga dapat menghilangkan energi-energi negatif dari<br />

tubuh karena dipercaya bambu memiliki ion-ion positif di<br />

batangnya. Kemudian bambu juga bisa meluruhkan lemak<br />

karena pijatannya lebih stabil dibanding dengan tangan<br />

sehingga selulit yang menggumpal itu jika dipijit dengan<br />

bambu bisa dengan cepat luruh. “Slimming dengan bambu<br />

itulah yang dilakukan di Bambu Spa dan tidak ada ditempat<br />

lain,” Icha promosi.<br />

Lantas kenapa nama usaha spanya Bambu, apakah<br />

karena bambu menjadi media pijatnya? Ternyata bukan, Ia<br />

menamakan usahanya dengan kata bambu karena terinspirasi<br />

dari lantai keramik kamar mandinya yang bergambar bambu.<br />

Nah saat bingung mau namain spa nya, ingat keramik kamar<br />

mandinya yang bermotif bambu. “Dan kata mami saya nama<br />

itu bagus dan kuat karena bambu kan tegar,” jelas Icha.<br />

Setelah customer banyak yang suka dan mulai membuka<br />

cabang lagi maka langsung saya HAKI kan pada 2<strong>01</strong>0.<br />

Melalui spa ternyata penampilan bisa diubah, Itu dialami<br />

Icha sendiri, sebelumnya kulitnya hitam bahkan keeling,<br />

tapi kini kulitnya putih sehat dan badannya juga langsing<br />

sehat. “Dulu saat masih SMP kulit saya keling. Bahkan saya<br />

pernah dikira sebagai penjaga adik saya oleh dokter yang<br />

menangani adik saya, saat ikut mengantarkan adik saya ke<br />

rumah sakit. Sontak mama saya bilang bukan. Nah sejak<br />

itu (SMA – kuliah) saya mulai suka memakai body lotion,<br />

luluran atau mulai merawat kulit yang kemudian menjadi<br />

hobi dan akhirnya menjadi ide untuk membuka bisnis,” jelas<br />

wanita bergelar Diploma Cidesco.<br />

Cidesco, adalah gelar internasional untuk pemain spa.<br />

Jadi jika ingin menjadi pemain spa yang profesional harus<br />

memiliki gelar itu. Di Indonesia sendiri menurut Icha baru<br />

ada sekitar 20-an orang yang mendapat gelar tersebut. Icha<br />

sendiri menjadi salah satu dari 8 orang angkatan pertama<br />

yang mendapat gelar Cidesco yang didapatnya dari LPPMS<br />

Mustika Ratu. • Acui<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 23


Profil<br />

Dr. Sonya Go<br />

Akupuntur<br />

Mengobati Tanpa<br />

Konsumsi Obat<br />

Dr Sonya ingin memperkenalkan<br />

dengan pengetahuan dan<br />

ilmu, akupuntur karena dapat<br />

dijadikan sebagai sarana<br />

pengobatan, perawatan tubuh,<br />

dan wajah.<br />

Mengobati penyakit lewat akupuntur buat<br />

sebagaian besar masyarakat Indonesia<br />

masih menjadi second opinion. “Di negaranegara<br />

barat, teknik pengobatan yang<br />

berasal dari Cina ini sudah banyak dipilih karena selain<br />

mengobati penyakit, juga bias memberikan efek positif<br />

pada tubuh”, kata dokter Sonya Go yang mendalami ilmu<br />

akupuntur selama lebih dari 20 tahun.<br />

Wanita yang mengambil kuliah kedokteran nuklir<br />

(nuclear medition) di Amerika Serikat ini tertarik<br />

mempelajari ilmu akupuntur karena ternyata metode ini bias<br />

mengobati orang tanpa mengonsumsi obat. Dengan tidak<br />

minum obat, maka organ tubuh lain yang tidak sakit (atau<br />

tidak sedang dalam pengobatan) tidak terbebani. “Anda<br />

tahukan kalau minum obat bias mengobati organ yang<br />

sakit, tapi kemudian mempengaruhi organ lainnya. Nah<br />

kita bias terapi mereka hanya dengan menggunakan jarum<br />

saja,” jelasnya. Saat saya bekerja di Florida, AS, duapuluh<br />

lima tahun lalu, saya sampaikan kepada dokter lainnya,<br />

bahwa saya mengobati pasien tanpa memberikan obat,<br />

tambahnya.<br />

Menghilangkan sakit dan penyakit<br />

Di tempatnya bekerja banyak pasien usia lanjut<br />

dengan penyakit yang sangat komplek sehingga misalnya<br />

kalau mengobati jantung, organ lain yang tidak diobati<br />

terpengaruh negative karena konsumsi obat untuk jantung.<br />

Apalagi untuk pasien lansia sudah rentan penyakit. Di sini<br />

Sonya berpikir untuk belajar yang natural (how to treat<br />

them with acupunktur) karena treatment itulah yang<br />

sebenarnya menghilangkan sakit dan penyakit.<br />

Untuk memperdalam pengetahuan tentang akupuntur<br />

Sonya mengambil sekolah akupuntur, yang kemudian<br />

mempraktekkan pada pasien lansianya. Hasilnya sangat<br />

positif, treatment akupuntur ternyata cukup menolong<br />

pasien, dan tidak perlu lagi member pain killer (obat anti<br />

sakit). Karena pain kliller ini efeknya ke ginjal dan organ lain<br />

serta membuat lansia itu makin keropos.<br />

Efek lain, minum obat terus-menerus secara psikologis<br />

mengganggu pasien, mental makin menurun karena merasa<br />

tergantung pada obat, sehingga hidupnya merasa tidak<br />

berarti lagi. Apalagi di AS lansia kurang mendapat perhatian<br />

dari keluarganya. “Saat itu saya berpikir menjadi tugas saya<br />

meringankan beban mereka supaya bias lebih rileks dan<br />

hilang rasa sakitnya”.<br />

Selain mengobati sakit dan penyakit, ternyata tusuk<br />

jarum di titik-titik lokal itu memberi efek positif ke kulit<br />

para pasien lansia. Kulit mereka makin lebih bagus sejak<br />

mendapat perawatan akupuntur. Dari situlah kemudian<br />

terpikir oleh wanita dengan satu putra ini untuk terus<br />

mengembangkan akupuntur sebagai media perawatan<br />

kesehatan dan kecantikan.<br />

24 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Profil<br />

Ruang perawatan akupuntur SNHC yang personal atau private, steril dan nyaman<br />

Pelayanan private, steril dan nyaman<br />

Saat menikah dengan pria Indonesia dan kembali ke<br />

tanah air pada 1992, Sonya mewujudkan keinginannya<br />

untuk mengembangkan akupuntur sebagai media<br />

perawatan kesehatan dan kecantikan yang berdasarkan<br />

keilmuan, dengan mendirikan klinik perawatan akupuntur.<br />

“Waktu itu akupuntur di Indonesia tidak dipandang deh,<br />

mungkin karena saat itu pelaku akupuntur tidak melalui<br />

educatian, hanya turun temurun, belajar darimana saja atau<br />

kursus sebentar dan merasa sudah bisa, tentu saja mereka<br />

tidak qualified,” jelas Sonya. Padahal untuk memberikan<br />

terapi akupuntur, para terapis harus melakukan perawatan<br />

pada pasien bukan hanya melihat sebagian saja (bagian<br />

yang harus diobati) tapi melihat secara holistic atau<br />

keseluruhan kondisi pasien. Jika dilihat secara holistic,<br />

akan bias lebih banyak melakukan pencegahan dari pada<br />

pengobatan.<br />

Yang menjadi kesedihan Sonya, kenapa akupuntur<br />

di Indonesia belum menjadi pilihan utama untuk<br />

treatment kesehatan. Sementara ilmu akupuntur itu<br />

dari Asia, tapi kenapa justru negara-negara Barat sudah<br />

mengembangkan. Memang ada yang sudah praktek tapi<br />

tidak qualified, kondisi ini yang menjadikan orang tidak<br />

mencari pengobatan di akupunktur dan langsung treatment<br />

medicine.<br />

Visi Sonya memperkenalkan akupuntur sebagai<br />

perawatan kesehatan yang berlogika dan harus dikerjakan<br />

oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan dan berilmu<br />

soal akupuntur. Dengan begitu maka masyarakat Indonesia<br />

akan menerima akupuntur sebagai treatment kesehatan.<br />

Untuk mewujudkan visinya, pada 1992 Sonya<br />

mendirikan Holistic Center di Semarang, Jawa Tengah.<br />

Berkat kegigihanya pada 2005, Holistic Centre yang khusus<br />

menggeluti akupuntur untuk kecantikan dan pelangsingan,<br />

melebarkan sayapnya ke wilayah Jakarta dan Depok.<br />

Kemudian pada 2009 Holistic Center berubah nama menjadi<br />

Sonya Natural Holistic Centre (SNHC), dan praktek pun<br />

menjadi lengkap “pusat perawatan kesehatan, kecantikan<br />

dan pelangsingan”, menggunakan terapi akupuntur yang<br />

dipadukan dengan alat-alat berteknologi modern. “Saya<br />

tunjukkan kepada para dokter, bahwa akupuntur bias<br />

menjadi lahan bisnis, bukan sekedar praktek pengobatan<br />

seperti klinik-klinik pengobatan biasa,” ujarnya mantap.<br />

Umumnya tempat perawatan akupuntur hanya berada<br />

di satu ruangan dengan banyak pasien sehingga tidak<br />

terkesan menjadi perawatan yang personal. Padahal<br />

menurut Dr Sonya perawatan akupuntur itu harus personal<br />

atau private, harus steril dan nyaman. Perawatan harus<br />

private karena konsultasi akupuntur itu cukup lama<br />

setidaknya setengah jam bukan hanya semenit dua menit.<br />

Konsep perawatan private, steril dan nyaman itulah yang<br />

kemudian diterapkan di SNHC.<br />

Konsep yang diterapkan SNHC ternyata banyak disukai<br />

oleh pasien-pasien dan cukup mendatangkan banyak<br />

pasien baru pula yang ternyata kebanyakan dari pasien<br />

baru memilih perawatan kecantikan. Dari sinilah Sonya<br />

kemudian menjadikan SNHC terus mengembangkan diri<br />

untuk perawatan kecantikan karena ia sadar ternyata<br />

bisnis perawatan kecantikan lewat akupuntur lebih cepat<br />

berkembang.<br />

Untuk menjaga kelanggengan bisnisnya, Sonya tetap<br />

berusaha belajar dan melihat lagi bagaimana kebutuhan<br />

sebenarnya para pasien SHNC saat ini. “Kuncinya<br />

meningkatkan pelayanan dan tidak pernah berhenti<br />

berinovasi pada pelayanan dan perawatan,” ucapnya.<br />

Salah satu inovasi yang dikeluarkan SHNC di tahun 2<strong>01</strong>7<br />

lalu adalah produk alami Soeng Skin Care Series. Produk<br />

perawatan kulit untuk menjaga kecantikan terutama untuk<br />

kulit wajah yang sering menggunakan make up. Produk ini<br />

mampu membersihkan sisa-sisa make up dan mengangkat<br />

kulit mati agar keremajaan kulit tetap terjaga serta membuat<br />

wajah bersih bersinar. • Acui<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 25


Peluang Bisnis<br />

SAI Ajari<br />

Kemandirian<br />

Hidup<br />

Metode pengajaran Sekolah Alam<br />

Indonesia (SAI) mengarah ke 3 pilar yaitu<br />

akhlak, leadership dan logika berpikir.<br />

Lewat proses pembelajaran seperti inilah<br />

membentuk anak menjadi lebih mandiri<br />

dan memiliki leadership yang kuat.<br />

Sekolah Alam identik dengan nama Lendonovo.<br />

Kenapa? Dia penggagas Sekolah Alam, dimana<br />

sekolah dijalankan dengan mengacu pada tiga pilar<br />

yaitu akhlak, logika berpikir dan leadership.<br />

Nah berdirinya Sekolah Alam Indonesia (SAI) tidak<br />

didominasi oleh segelintir orang, tapi bisa diikuti oleh<br />

semua lapisan masyarakat. “Hal ini yang kami terapkan di<br />

SAI. Ada sekitar 10% dari 500 siswa SAI merupakan siswa<br />

yang disubsidi biaya sekolahnya,” jelas Yudha Kurniawan,<br />

Direktur Utama SAI.<br />

Proses sit in<br />

Prosedur untuk masuk ke SAI, kata Dian Hayati, Direktur<br />

Pengembangan dan Bisnis SAI, tidak rumit seperti sekolah<br />

formal, lebih kepada keputusan dan kemauan orang<br />

tua. Kalau visi dan misi orang tuanya sama dengan kita<br />

maka peluang bisa masuk sekolah cukup besar. “Sekolah<br />

merupakan sebuah proses pembelajaran bersama antara<br />

orang tua, guru dan siswa. Banyak orang tua menganggap<br />

sekolah itu bengkel, mereka berprinsip I pay I gain, saya<br />

bayar saya dapat. Beberapa orang untuk membayar uang<br />

masuk kesini sih gampang, tapi keterlibatannya yang<br />

sulit, padahal keterlibatan orang tua disekolah itulah yang<br />

penting,” tegas Dian.<br />

Di SAI Cipedak tingkat pendidikan di mulai dari KBTK<br />

sampai SMA, dengan jumlah murid tidak lebih dari 25 siswa<br />

per kelas. Khusus untuk tingkat KBTK per kelasnya hanya<br />

15 siswa. Untuk kelancaran pendidikan, setiap siswa akan<br />

menjalani proses sit in selama seminggu. “Pada proses sit<br />

in siswa akan diamati atau diobservasi apakah menikmati<br />

atau tidak proses pembelajaran di SAI. Dari sini juga akan<br />

terlihat apakah siswa tersebut special need (berkebutuhan<br />

khusus) atau tidak. Kemudian special need- nya bisa masuk<br />

kelas atau tidak. Kalau ada anak yang nonverbal (tidak<br />

bisa komunikasi) kan harus ditangani di kelas tersendiri<br />

atau kelas yang akan difokuskan pada anak tersebut bisa<br />

dikembangkan dimana. Kemudian anak special need<br />

juga terbagi menjadi dua, mampu latih dan mampu didik.<br />

Kalau mampu didik dia akan belajar sesuai pengajaran<br />

tapi kalau mampu latih maka siswa hanya akan diajarkan<br />

skill saja tidak ke kognitif. Pelajaran keterampilan (skill)<br />

26 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Peluang Bisnis<br />

Fasilitas Sekolah Alam Indonesia (SAI): Proses belajar mengajar dengan metode indoor dan outdoor<br />

yang diberikan pada anak mampu latih diharapkan bisa<br />

meningkatkan kemandirian mereka”, papar Yudha.<br />

Proses belajar dilakukan dengan metode indoor dan<br />

outdoor tergantung level kelas, sehingga kegiatan outing<br />

pasti akan selalu ada di SAI. Untuk kurikulumnya pakai<br />

kurikulum Diknas yang mengacu pada UU pendidikan di<br />

Indonesia, dimana seluruh sekolah yang ada di Indonesia<br />

wajib menggunakan kurikulum dari pemerintah. Jadi<br />

untuk siswa yang dikelas akhir, tetap akan dievaluasi<br />

dengan ujian dari pemerintah, hanya untuk ujiannya<br />

metode pengajarannya berbeda-beda. Jika umumnya<br />

pengajaran memakai metode ceramah, maka di SAI<br />

banyak metodenya, variasinya, bisa lewat kegiatan outing,<br />

marketing dan lainnya.<br />

Kendala di orang tua<br />

Kegiatan belajar outdoor nya mulai dari magang, live in,<br />

out fun seperti susur gunung, ke pantai kemudian research<br />

dan lainnya. Namun semua pengajarannya tetap mengarah<br />

ke 3 pilar yaitu ahlak, leadership dan logika berpikir. “Yang<br />

pasti, dengan metode pengajaran ini kita ingin anak tahu<br />

kalau menuntut ilmu itu sepanjang hayat, jadi belajar itu<br />

tidak pernah berhenti,” jelas Yudha yang juga mengatakan<br />

hasil UN rata-rata SAI cukup bagus dibanding sekolah lain.<br />

Yang cukup menonjol di kita adalah leadership-nya. Hal ini<br />

terlihat dari bagaimana matangnya para siswa mengambil<br />

keputusan serta membuat design mereka akan membuat<br />

apa dalam kehidupan, tambahnya.<br />

Contoh proses pembelajaran dijelaskan oleh Khaira Fitmi,<br />

Direktur Human Capital legal dan GA SAI, misalnya siswa<br />

akan melakukan outing (untuk kelas di atas preschool)<br />

maka mereka harus menjalani proses pencarian atau<br />

penentuan lokasi, kemudian proses mencari fundrising nya<br />

(penyandang dana) dimana mereka harus presentasi di<br />

perusahaan-perusahaan besar untuk menjelaskan tujuan<br />

outing dan apa kegunaannya, kemudian menjalani prosesproses<br />

lainnya. Kegiatan ini dimulai dari kelas tiga SD.<br />

“Kegiatan-kegiatan itu harus nge-link dengan kegiatan<br />

pembelajaran. Disitu akan ada pelajaran matematikanya,<br />

seninya, bahasanya, IPS nya dan lainnya, tergantung<br />

bagaimana nanti guru meramunya. Dari situlah anak-anak<br />

akan mengerti bagaimana sebuah proses kerja sampai<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 27


Peluang Bisnis<br />

menghasilkan sesuatu,” terang Khaira.<br />

Lebih lanjut Dian mengatakan, lewat proses<br />

pembelajaran seperti inilah yang kemudian membentuk<br />

anak menjadi lebih mandiri dan memiliki leadership yang<br />

kuat, dan inilah keunggulan dari SAI. Berkat pembelajaran<br />

dengan cara seperti itulah alumni-alumni SAI adaptif<br />

terhadap lingkungan yang baru. Dan alumni SAI ada yang<br />

sudah bekerja di perusahaan mobil Jaguar, ada yang<br />

melanjutkan pendidikan master di Cambridge.<br />

Komentar Wendy Isnandar salah satu perwakilan orang<br />

tua siswa, SAI adalah sekolah kehidupan yang membekali<br />

anak belajar untuk hidup bukan cuma mengerjakan ujian.<br />

Siswa jadi tahu hidup itu harus bagaimana, salah satunya<br />

adalah tindakan mengambil keputusan baik dan buruk,<br />

bekerjasama dengan orang lain dan tindakan-tindakan lain.<br />

”Project outing ini yang melatih siswa jadi mandiri dan<br />

punya jiwa leadership. Lewat outing anak-anak belajar<br />

menentukan kemana harus pergi, menghitung biaya yang<br />

dibutuhkan, kemudian mencarinya. Disini tidak ada yang<br />

gagal, kalau kemudian gagal pergi itu bukan gagal tapi<br />

mereka belajar yang sebenaranya terjadi. Kegagalan pergi<br />

ke suatu tempat bukan tujuan utama pembelajaran tapi<br />

mereka mengetahui proses kerja itu tujuan utamanya.<br />

Sayangnya di proses-proses pengerjaan proyek inilah<br />

yang sering orang tua tidak sabar, dan akhirnya ikut<br />

mengerjakan proses itu. Nah itu yang menjadi kendala.<br />

Padahal pembelajaran ada di proses tersebut,” jelas Wendy<br />

Isnandar yang menyekolahkan anak-anaknya di Sekolah<br />

Alam Indonesia karena ingin anak-anaknya belajar metode<br />

experience langsung dari alam dan ingin mempersiapkan<br />

anak-anak yang mampu berproses ke depannya. • Acui<br />

Sekolah Alam Indonesia<br />

Bisnis<br />

Dibalut CSR<br />

Saat ini sudah banyak sekolah alam di Indonesia,<br />

bahkan diperkirakan sudah mencapai ratusan<br />

sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia.<br />

Sekolah Alam Indonesia (SAI) sendiri sudah memiliki<br />

enam unit cabang, tidak hanya di pulau Jawa namun<br />

menyebar sampai ke Pulau Sumatera. Sekolah<br />

Alam Indonesia akan menjadi 7 Unit dengan akan<br />

beroperasinya SAI Pekanbaru Insya Allah di tahun ajaran<br />

2<strong>01</strong>8/2<strong>01</strong>9.<br />

Pesatnya perkembangan sekolah alam termasuk SAI<br />

menimbulkan pertanyaan, apakah bisnis sekolah alam<br />

cukup menguntungkan? Tentu menguntungkan karena<br />

bisnis sekolah alam bisa memperkerjakan banyak orang<br />

mulai dari guru, staf administrasi, penjaga sekolah dan<br />

lainnya.<br />

Yudha Kurniawan mengatakan, Sekolah Alam<br />

dibangun bukan berdasar profit oriented, tetapi lebih<br />

misi sosial dimana orang-orang yang ada di dalamnya<br />

membangun idealisme pendidikan, itu lah sebabnya<br />

sekolah ini jadi milik bersama (murid, orang tua, guru<br />

serta warga yang ada di sekolah ini). Meski tidak<br />

berdasar profit oriented, bukan berarti SAI tidak bisa<br />

28 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Peluang Bisnis<br />

Sekolah Alam: Seperti di rumah sediri<br />

melakukan pengembangan bisnisnya. “Di SAI terdapat 2<br />

pilar, manajeman dan keguruan. Untuk pilar manajeman<br />

tugasnya men-support sekolah dari segi financial-nya.<br />

Sedang pilar keguruan khusus konsentrasi di pendidikan,”<br />

paparnya.<br />

Prospek bisnis di sekolah alam dikatakan Yudha cukup<br />

bagus jika ditata dengan baik. “Namun bisnis yang akan<br />

dijalankan SAI tetap in line dengan pendidikan. Jika nantinya<br />

profit oriented maka keuntungannya akan digunakan sebagai<br />

penopang financial sekolah karena mau tidak mau semua<br />

kegiatan sekolah memerlukan dana dan biaya”, lanjutnya.<br />

Adapun bisnis-bsinis yang dijalankan SAI untuk<br />

menopang financial antara lain SAI Edu, konsultan<br />

pendidikan. “SAI Edu ini suatu konsultasi berbayar yang<br />

diberikan ketika ada orang yang ingin mendirikan sekolah,<br />

baik sekolah yang seperti SAI (memakai brand SAI)<br />

atau hanya meniru model SAI namun dengan nama lain.<br />

Kemudian ada training, supervise dan parenting yang SAI<br />

kelola. Ada juga training outbond (training yang mengarah<br />

ke pendidikan juga). Dari bisnis-bisnis inilah kita bisa<br />

mendapatkan pendapatan uang sekaligus mengembangkan<br />

kapasitas kita di sekolah alam. Jadi win-win solution buat<br />

kita terus berkembang, buat konsumen bisa terpenuhi dan<br />

secara kesejahteraan bisa tercapai”, jelas Dian.<br />

Selain pendapatan dari SPP dan bisnis di atas, soal<br />

kondisi keuangan lembaga melibatkan Dewan Sekolah.<br />

Dewan Sekolah yang terdiri dari wakil orang tua dan<br />

wakil guru, adalah struktur tertinggi di SAI, yang punya<br />

kewenangan kebijakan tertinggi di SAI. Seperti contoh,<br />

untuk meningkatkan keuangan sekolah, Dewan Sekolah<br />

mengeluarkan kebijakan setiap siswa wajib membeli dari<br />

SAI Mart, sehingga koperasi itu bisa berjalan men-support<br />

financial para guru dan karyawan.<br />

Ditambahkan Wendy Isnandar, bisnis sekolah itu harus<br />

punya idealisme dan jangan semata bisnis. Jadi bisnis<br />

sekolah alam itu bentuknya adalah socialpreneur. Jadi jika<br />

seorang investor ada di sekolah alam, kerangkanya tetap<br />

sebuah bisnis namun bukan untuk mencari kekayaan.<br />

Kalau untuk mencari kekayaan dikhawatirkan kualitas<br />

pendidikannya bisa menjadi nomor dua. Kemudian jika<br />

investor tersebut berorientasi profit, kehidupan guru<br />

bisa terabaikan, sedangkan di bisnis sekolah guru harus<br />

sejahtera dan harus punya mindset yang luas. “Investor<br />

yang mengajukan untuk mendirikan sekolah alam rata-rata<br />

adalah pengusaha yang sudah sadar, bisnis sekolah ini<br />

bukan untuk mencari profit tapi biasanya untuk CSR, charity<br />

atau socialpreneur”, tambah Dian.<br />

Bagi yang tertarik di bisnis Sekolah Alam Indonesia,<br />

investor bisa memilih jenis model line nya. “Pertama adalah<br />

Cabang. Sekolah Alam Indonesia yang ada selain di Cipedak<br />

disebut cabang. Cabang adalah unit yang didirikan atas<br />

supporting dari pusat. Kedua adalah jaringan, di mana<br />

mereka punya asset dan kita hanya kirim software serta<br />

SDM kesana. Ketiga adalah binaan, kita kasih software<br />

mereka punya asset dan segala macam, tapi kita tidak kasih<br />

orang, sifatnya kita hanya monitoring. Ketiga jenis ini ada<br />

MOU nya. Tapi bisa juga kok misal ada investor order ke kita<br />

ingin mendirikan SMP dengan tipe dan “rasa” sekolah alam,<br />

tapi lepas dari kita (pakai brand sendiri) namun mereka bisa<br />

mencantumkan bahwa kurikulum nya disupport oleh tim<br />

SAI Edu. Investor tinggal memilih model inline apa yang<br />

diinginkan,” jelas Dian. • Acui<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 29


Nasional<br />

Bulog Menjaga Stabilisasi Pangan?<br />

Masalah besar kini menjadi komoditi<br />

politik juga akhirnya. Imbasnya harga<br />

sering fluktuatif tergantung pasar. Ini<br />

harus disikapi secara tegas, karena<br />

menyangkut hajat hidup orang banyak.<br />

Stabilisasi pangan khususnya beras menjadi<br />

perhatian pemerintah. Yang dilakukan pemerintah<br />

diantaranya dengan memberikan bantuan dalam<br />

bentuk Operasi Pasar Khusus, berubah menjadi<br />

Raskin (Beras untuk Keluarga Miskin) kemudian bernama<br />

RASTRA (Beras Sejahtera) dan kemudian menjadi<br />

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Untuk operasionalnya<br />

melibatkan beberapa Kementrian yakni Kementrian<br />

Pertanian, Kementrian Sosial, dan Bulog.<br />

Dr. M. O Royani, Sekretaris Direktorat Penanganan Fakir<br />

Miskin Kementrian Sosial RI, pada acara Lokakarya: Review<br />

Kebijakan Stabilitasi Pangan (Beras), mengatakan penerima<br />

BPNT adalah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebesar<br />

10 kg tiap bulan dalam bentuk voucher dan bisa ditukar<br />

di E-Warong (agen bank, pedagang, dan atau pihak lain<br />

yang sudah bekerja sama dengan bank pemerintah yang<br />

tergabung dalam HIMBARA yaitu BNI, BRI, Bank Mandiri<br />

dan BTN).<br />

Jumlah penerima KPM menurut Prof. Dr. Ir. Masyhuri<br />

Guru Besar Fakultas Pertanian UGM, ditahun 2<strong>01</strong>7<br />

sebanyak 1,2 juta KPM. Jumlah ini kurang dari 8 persen dari<br />

RTM yang jumlahnya sekitar 15,5 juta, dan ditahun 2<strong>01</strong>8<br />

BNPT akan diperluas secara bertahap.<br />

Dengan jumlah BPNT yang cukup besar itu, disisi lain<br />

kebutuhan beras di luar BPNT (kebutuhan komersil) harus<br />

terjaga, kata Prof. Masyhuri adalah dengan memperkuat<br />

cadangan beras pemerintah (CBP). “Pengadaan Bulog 3,5<br />

– 4 juta ton untuk RASTRA terus berkurang karena itu perlu<br />

peningkatan CBP dan harus terstruktur (regional, nasional,<br />

propinsi, kabupaten dan desa) untuk memperkuat intervensi<br />

pemerintah (stabilisasi harga dan bantuan darurat) . CBP<br />

yang diperlukan sekitar 3-4 juta ton,”jelas Masyhuri.<br />

30 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Nasional<br />

Gudang Bulog: Menjaga stabilitas pangan<br />

Peran Bulog<br />

Saat ini penyaluran RASTA sebesar 232.000 ton per<br />

bulan atau 10 persen kebutuhan beras, memiliki pengaruh<br />

besar pada stabilitasi harga beras. Ketika RASTRA diganti<br />

menjadi BPNT maka Bulog akan kehilangan sebagian<br />

outlet untuk stabilisasi pangan, dan membuat mekanisme<br />

pasar mendapatkan porsi yang lebih besar dalam stabilisasi<br />

pangan. Atau dengan kata lain pelaksanaan program<br />

BPNT yang berbasis mekanisme pasar membuat, harga<br />

ditentukan atau tergantung pada kekuatan penjual dan<br />

pembeli. Keadaan ini juga membuat pihak manapun bisa<br />

berperan sebagai penyedia beras bukan hanya Bulog,<br />

dan ini memberikan peluang untuk spekulan mengambil<br />

alih pasar. Mencegah hal ini menurut Ichsan Firdaus, S.Pi,,<br />

M.Sc., anggota DPR RI dari Komisi IV peran Bulog sangat<br />

diperlukan. Menurutnya pemerintah harus memperjelas<br />

posisi Bulog pasca implementasi program BPNT serta harus<br />

ada jaminan outlet untuk menyalurkan serapan gabah<br />

petani.<br />

Ichsan menambahkan, meski BPNT sudah dilaksanakan<br />

namun sebaiknya RASTRA tetap dijalankan karena<br />

program Raskin (RASTRA) merupakan bentuk tanggung<br />

jawab pemerintah dalam hal pemenuhan pangan, apalagi<br />

jika tidak ada RASTRA maka tidak ada upaya penuh<br />

untuk mengendalikan harga gabah/beras oleh Bulog<br />

yang merupakan lembaga milik pemerintah . “Yang<br />

pasti semua upaya dan program peningkatan ketahanan<br />

pangan nasional harus melibatkan Bulog yang memang<br />

sudah memiliki sistem dan mekanisme terintegrasi serta<br />

infrastruktur yang lengkap ke daerah-daerah terpencil,”<br />

tegas Ichsan.<br />

Sementara, Karyawan Gunarso Direktur Operasional dan<br />

Pelayanan Publik Perum Bulog, dalam stabilisasi pangan,<br />

Bulog berperan dalam hal pengadaan, pengelolaan stok<br />

dan penyebarannya serta penyaluran dan penjualannya.<br />

Bulog pula yang menjamin ketersediaan beras melalui<br />

pembelian gabah/beras dan juga menjamin harga dan pasar<br />

petani. Peran Bulog inilah yang kemudian diharapkan bisa<br />

menyediakan pangan yang terjangkau bagi KPM dan juga<br />

menstabilisasi harga melalui menjaga permintaan pasar.<br />

“Dengan kata lain Bulog siap melaksanakan penugasan<br />

dalam penyediaan dan penyaluran pangan untuk RASTRA<br />

maupun BPNT dalam rangka menjaga stabilisasi pangan<br />

dan ketahanan pangan nasional,” papar Gunarso. • Acui<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 31


Nasional<br />

Ngurus Pajak<br />

Jangan Dipersulit<br />

Bagi Wajib Pajak yang sudah patuh,<br />

Menkeu Sri Mulyani minta agar Dirjen<br />

Pajak memberikan apresiasi dan pelayanan<br />

yang optimal, dan jangan dipersulit.<br />

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati,<br />

mengatakan Peraturan Menkeu Nomor 165/<br />

PMK.03/2<strong>01</strong>7 bisa mendorong kepatuhan<br />

Wajib Pajak dalam melaporkan aset dan<br />

melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar. “Ini<br />

adalah kesempatan untuk menumbuhkan kepatuhan dan<br />

memberikan keyakinan bahwa patuh itu lebih baik,” katanya.<br />

Peraturan ini memberikan kesempatan bagi Wajib Pajak yang<br />

selama ini belum memenuhi kewajiban perpajakan dengan<br />

tepat, agar tidak terkena sanksi dari otoritas pajak, tambahnya.<br />

Namun, bagi yang masih abai maka peraturan terkait<br />

perpajakan, otoritas pajak bisa menerapkan denda yang<br />

berat, apabila ditemukan aset yang belum dilaporkan. “Kami<br />

tidak akan segan-segan menerapkan sanksi, karena itu sudah<br />

disampaikan dalam UU Pengampunan Pajak dan sudah<br />

disampaikan berulang-ulang,” ujar Sri Mulyani.<br />

Bagi Wajib Pajak yang sudah patuh, Sri Mulyani minta<br />

agar Dirjen Pajak memberikan apresiasi dan pelayanan yang<br />

optimal. “Patuh itu mudah, patuh itu tidak dipersulit, patuh<br />

itu harus optimal, patuh itu jangan dipersukar, harus dilayani<br />

dengan baik,” ujarnya.<br />

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.03/2<strong>01</strong>7<br />

yang berlaku efektif sejak 20 November 2<strong>01</strong>7 mengatur dua<br />

hal yang berbeda. Pertama adalah pemberian kemudahan<br />

bagi Wajib Pajak untuk mendapatkan pembebasan Pajak<br />

Penghasilan (PPh) Final.<br />

Menurut peraturan ini, Wajib Pajak tidak memerlukan Surat<br />

Sri Mulyani: Wajib pajak dipermudah<br />

Keterangan Bebas dan cukup menggunakan Surat Keterangan<br />

Pengampunan Pajak untuk memperoleh fasilitas pembebasan<br />

PPh atas balik nama aset tanah atau bangunan yang diungkap<br />

dalam program amnesti pajak.<br />

Dengan demikian, Wajib Pajak yang semula harus<br />

mengurus Surat Keterangan Bebas PPh Final di KPP dengan<br />

persyaratan berlaku, hanya cukup menyerahkan foto kopi<br />

Surat Keterangan Pengampunan Pajak kepada Kantor Badan<br />

Pertanahan Nasional.<br />

Kedua prosedur perpajakan bagi Wajib Pajak yang ingin<br />

melaporkan aset tersembunyi dan belum tercatat dalam SPT<br />

Tahunan, sebelum aset tersebut ditemukan oleh Direktorat<br />

Jenderal Pajak. Pengungkapan aset sukarela dengan tarif<br />

pajak final ini memberikan kesempatan bagi seluruh Wajib<br />

Pajak yang belum melaporkan harta sepenuhnya dalam SPT<br />

Tahunan 2<strong>01</strong>5 maupun Surat Pernyataan Harta pada program<br />

amnesti pajak.<br />

Tarif pajak penghasilan tersebut adalah sebesar 25<br />

persen untuk kelompok Wajib Pajak Badan, 30 persen untuk<br />

Kelompok Wajib Pajak Orang Pribadi dan 12,5 persen bagi<br />

kelompok Wajib Pajak Badan maupun Orang Pribadi yang<br />

memenuhi persyaratan.<br />

Direktorat Jenderal Pajak memastikan Wajib Pajak yang<br />

mengungkapkan sendiri aset tersebut sebelum ditemukan,<br />

maka ketentuan sanksi dalam pasal 18 UU Pengampunan<br />

Pajak tidak berlaku apabila prosedur pelaporan sukarela ini<br />

dilakukan. • Rin<br />

32 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 33


Teknologi<br />

Samsung S9 dan S9+, Jatuh Aman<br />

Tak lama setelah peluncuran Samsung<br />

S8, awal tahun ini (2<strong>01</strong>8 ) Samsung<br />

bakal meluncurkan ponsel pintar seri<br />

terbaru yaitu Galaxy S9 dan Galaxy<br />

S9+. Fitur-fitur yang ditawarkan sangat<br />

memanjakan customer.<br />

Meski belum secara resmi dirilis, namun bocoran<br />

mengenai spesifikasi dari S9 sudah banyak beredar<br />

di media massa. Di seri Galaxy S9+, infonya<br />

Samsung akan menanam kamera sekunder sehingga S9+<br />

bakal mengusung fitur dual camera.<br />

Sedangkan Galaxy S9 bakal dilengkapi dual kamera<br />

belakang dengan lensa kamera beresolusi 16 MP + 16 MP.<br />

Ponsel pintar ini juga bakal dilengkapi banyak fitur canggih<br />

mulai dari OIS, dual-LED (dual tone) Flash yang memiliki<br />

kemampuan merekam video beresolusi 2160p@30fps dan<br />

Phase Detection Autofocus.<br />

Samsung Galaxy S9 dan S9+ dikabarkan akan memiliki<br />

fitur layar infinity (bezel-less) dengan materi Super AMOLED<br />

berukuran 5,8 inci beresolusi 1440 x 2960 pixels. Untuk<br />

Galaxy S9+ layar yang dimiliki bakal lebih besar yakni 6,2 Inci.<br />

Agar terhindar dari kerusakan layar jika ponsel ini terjatuh,<br />

Samsung telah melapisi S9 dan S9+ dengan pelindung kaca<br />

Corning Gorilla Glass 5 yang akan secara otomatis melindungi<br />

layar jika terjatuh.<br />

Ponsel pintar yang diperkirakan bakal dilepas dengan<br />

harga kisaran 600 hingga 700 EURO atau di atas Rp 10 juta ini<br />

dilengkapi hardware dengan RAM 4 GB untuk S9 dan RAM 6<br />

GB untuk S9+. Baik S9 dan S9+ akan memiliki penyimpanan<br />

internal sebesar 64 GB dan mendukung slot Micro SD. Chipset<br />

yang diusung Galaxy S9 dan S9+ adalah chipset flagship<br />

terbaru buatan Qualcomm, Snapdragon 845.<br />

Snapdragon sendiri merupakan prosesor jenis terbaru dan<br />

premium dari Qualcomm yang pastinya akan membuat seri<br />

S9 dapat memberikan perfoma sangat cepat saat digunakan<br />

untuk menjalankan sebuah aplikasi dan game berat.<br />

Tersedia dalam tiga warna balck, silver dan gold, S9<br />

diperkirakan akan dilengkapi dengan baterai berspesifikasi<br />

Li-Ion 4000 mAh, fast charging, wireless charging dan nonremovable.<br />

Anda ingin membuktikan semua bocoran fitur-fitur yang<br />

ada di atas atau fitur lain yang belum terungkap yang ada<br />

di Samsung seri S9, tunggu peluncuran resminya pada<br />

Februari nanti di ajang Mobile World Congress (MWC) 2<strong>01</strong>8<br />

di Barcelona. • Acui<br />

34 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Teknologi<br />

HereO Watch GPS<br />

Untuk bisa melihat aktivitas anak setiap saat, bagi<br />

orang tua yang bekerja atau punya kesibukan,<br />

cukup sulit. HereO watch GPS, bisa menjadi<br />

salah satu solusinya. Jam lucu yang dilengkapi<br />

GPS ini, bisa membantu mengawasi kegiatan atau aktifitas<br />

anak.<br />

HereO GPS watch ini didesain umtuk anak-anak usia<br />

di atas 3 tahun, terkoneksi dengan smartphone para<br />

orangtua, sehingga akan bisa tahu posisi anaknya. HereO<br />

pun memiliki keunggulan-keunggulan lain, mampu<br />

bertahan dalam waktu yang cukup lama, batere bisa<br />

bertahan sampai 60 jam.<br />

Untuk mengaktifkan hereO ini, Anda terlebih dulu<br />

mendownload fitur HereO di smartphone-app, baik di<br />

android atau IOS. Aplikasi inilah yang dapat membantu<br />

orangtua mengecek keberadaan anaknya.<br />

Jam yang dibandrol $US 199 ini, bisa membantu<br />

menentukan lokasi-lokasi yang aman untuk keluarga.<br />

Ketika anak-anak melewati zona aman tersebut, maka<br />

Anda akan mendapat peringatan lewat smartphone yang<br />

sudah memiliki fitur HereO.<br />

Ketika Anda menemukan keadaan genting yang<br />

menimpa anak Anda, maka fitur panik yang ada diHereO<br />

akan membantu mengirimkan atau mengabarkan keadaan<br />

genting tersebut lengkap dengan lokasi kepada anggota<br />

keluarga lain yang lokasinya berada paling dekat dengan<br />

anak, dengan cukup hanya menekan tombol yang berada<br />

di aplikasi HereO di ponsel Anda.<br />

HereO tersedia dalam aneka warna, sehingga menarik<br />

buat anak-anak untuk memakainya. Keunggulan lainnya,<br />

HereO bisa sebagai sarana komunikasi –dengan pesan<br />

tertulis atau sambungan telepon— antar anggota atau<br />

komunitas smartphone yang sudah memasang aplikasinya.<br />

Dan HereO kini sudah terkoneksi di 100 negara. • Acui<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 35


Lifestyle<br />

Kota Impian Kaum Urban<br />

Smart City adalah kota yang<br />

pelayanannya cepat dan akurat<br />

dalam memberikan solusi<br />

kepada warganya. Dan sebuah<br />

kota yang memiliki daya tarik.<br />

Ada 24 Kabupaten/Kota yang telah menerima<br />

penghargaan Gerakan Menuju 100 Smart City.<br />

Ini tentu masih jauh dari target yang dicanangkan<br />

pemerintah sebanyak 100 Smart City pada 2<strong>01</strong>7.<br />

Dan jumlah itu juga prosentasenya baru kisaran 5% dari<br />

jumlah Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia, sekitar 514<br />

Kabupaten/Kota.<br />

Pengembangan ke arah Smart City memang butuh<br />

penanganan yang serius. Mengingat proyek ini melibatkan<br />

beberapa Kementerian, diantaranya Kementerian<br />

Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri,<br />

Kementerian PUPR, Bappenas dan Instansi lainnya.<br />

Masalahnya cukup kompleks, infrastruktur harus memadai,<br />

memiliki system transportasi yang terintergrasi, lingkungan<br />

yang lebih lestari, sarana dan prasarana yang serba hemat<br />

dan ramah lingkungan, serta penataan ruang kota yang<br />

mampu mendatangkan Wisatawan dan investor untuk<br />

berinvetasi. Intinya, sebuah kota yang memiliki daya tarik,<br />

dan layanan pemerintah dapat lebih cepat.<br />

Belum lagi masalah fiscal, yang harus diperhatikan.<br />

Apakah anggaran (APBD) yang ada cukup aman untuk<br />

mem-back up pembangun Smart City. Karena umumnya<br />

dana APBD terbesar (sekitar 80%) untuk belanja rutin<br />

pemerintah daerah. Jika kondisinya seperti ini maka daerah<br />

tersbut sulit bisa mengimplementasikan Smart City.<br />

Hidup lebih efisien<br />

Penggagas pertama Smart City adalah IBM, perusahaan<br />

komputer asal Amerika. Tujuannya untuk meningkatkan<br />

kualitas hidup masyarakat perkotaan. Menurutnya ada<br />

enam indikator yang perlu diperhatikan dalam membangun<br />

Smart City, yakni masyarakatnya sendiri, lingkungan,<br />

prasarana, ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living.<br />

Dan untuk mewujudkan Smart City ini tidak harus terfokus<br />

pada keenam indikator tersebut, bisa dimaksimalkan salah<br />

satunya.<br />

36 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Lifestyle<br />

24 Kabupaten/Kota<br />

Menuju 100 Smart City<br />

Area Bisnis: Sangat tergantung teknologi informasi<br />

Di Kopenhagen, Denmark misalnya, fokus pengoptimalan<br />

dibidang lingkungan. Sedang di Seoul, Ibu Kota Korea<br />

Selatan fokus pada pelayanan publik khususnya bidang<br />

teknologi informasi. Dan Seoul termasuk kota yang memiliki<br />

jaringan internet tercepat di dunia.<br />

Sementara di Indonesia, konsep Smart City diinisiasi<br />

oleh Suhono S. Supangkat, dari ITB. Menurutnya, Smart<br />

City adalah kota yang pelayanannya cepat dan akurat<br />

dalam memberikan solusi kepada warganya. Komponen<br />

pendukungnya yakni smart economy, smart people, smart<br />

governance, smart government, smart mobility, smart<br />

environment, dan smart living.<br />

Dan pengembangan serta pengelolaan Smart City<br />

dengan memanfaatkan teknologi infomasi (TI) untuk<br />

menghubungkan, memonitor sekligus mengendalikan<br />

berbagai sumber daya yang ada di dalam kota, sehingga<br />

menjadi lebih efektif dan efisien. Yang akhirnya dapat<br />

meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. • Rin<br />

1. Kabupaten Banyuwangi<br />

2. Kota Tomohon<br />

3. Kabupaten Lombok timur<br />

4. Kota Sukabumi<br />

5. Kabupaten Badung<br />

6. Kota Samarinda<br />

7. Kota Bandung<br />

8. Kota Semarang<br />

9. Kota Tangerang<br />

10. Kabupaten Sleman<br />

11. Kota Bekasi<br />

12. Kota Bogor<br />

13. Kota Cirebon<br />

14. Kota Pelalawan<br />

15. Kabupatet Banyuasin<br />

16. Kabupaten Bojonegoro<br />

17. Kabupaten Gresik<br />

18. Kabupaten Sidoarjo<br />

19. Kota Makassar<br />

20. Kota Tangerang Selatan<br />

21. Kota Kabupaten Mimika<br />

22. Kabupaten Kutai Kartanegara<br />

23. Kota Jambi<br />

24. Kabupaten Siak<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 37


Lifestyle<br />

E-Commerce Lebih Nyaman<br />

Tren belanja<br />

masyarakat Indonesia<br />

kini mulai bergeser<br />

dari fisik ke elektronik<br />

atau e-commerce.<br />

Ini makin efektif dan<br />

efisien. Karena selain<br />

tidak perlu datang ke<br />

outlet, barang sudah<br />

sampai ke rumah<br />

dengan aman.<br />

Sektor perdagangan khususnya ritel kini makin lesu.<br />

Bahkan tidak sedikit yang sudah tutup, diantaranya<br />

Pasar Glodok (elektronik), 7–Eleven, Hypermart<br />

(2 gerai), Ramayana (8 gerai), Hero (beberapa gerai),<br />

Matahari (2 gerai), Lotus, Debenhams, dan beberapa<br />

lainnya. Tumbangnya sektor ritel, kata Kepala Badan<br />

Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang<br />

Brodjonegoro, karena semakin majunya teknologi. Dan<br />

perdagangan kini bergeser dari fisik ke elektronik atau<br />

e-commerce.<br />

Kini Bappenas tengah mengkaji dampak digitalisasi<br />

ekonomi, salah satunya e-commerce, terhadap terciptanya<br />

kesempatan kerja di Tanah Air. “Bappenas perlu<br />

mengantisipasi semakin berkembangnya e-commerce di<br />

tengah semakin terus bertambahnya jumlah penduduk dan<br />

angkatan kerja. Tantangan yang kini dihadapi mulai berat,<br />

mengingat disatu sisi generasi muda butuh pekerjaan, disisi<br />

lain ada era digitalisasi,” papar Bambang.<br />

Diakui Ho Mely Suryani, Assistant Vice President<br />

Marketing Trade Mall Agung Podomoro, bahwa<br />

perubahan pola belanja masyarakat dari “offline” menjadi<br />

“online” memang turut mempengaruhi jumlah kunjungan<br />

di berbagai pusat perbelanjaan. Sebaliknya untuk<br />

“tenant” makanan dan minuman malah diuntungkan,<br />

karena sekarang bisa bersinergi dengan penyedia layanan<br />

aplikasi pemesanan makanan secara online, hal ini<br />

mendorong transaksi. Dan tenant-tenant produk makanan<br />

dan minuman yang semula tak memiliki fasilitas delivery,<br />

kini dapat menyediakan fasilitas tersebut kepada para<br />

pelanggannya.<br />

Asosiasi e-commerce Indonesia mengklaim, Indonesia<br />

termasuk negara dengan pertumbuhan e-commerce<br />

termasuk tertinggi di dunia. Data Sensus Ekonomi BPS<br />

2<strong>01</strong>6 mencatat industri e-commerce Indonesia dalam<br />

sepuluh tahun terakhir tumbuh sekitar 17 persen dengan<br />

jumlah e-commerce lebih dari 26,2 juta unit. • Rin<br />

38 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Agenda Bisnis<br />

UKM Indonesia Contoh Korsel<br />

Pertemuan Presiden RI Joko Widodo<br />

dengan Presiden Korea Selatan (Korsel)<br />

Moon Jae-in, salah satunya adalah<br />

menjalin kemitraan strategis di bidang<br />

pengembangan UKM. Tujuannya untuk<br />

meningkatkan aura inovasi produk<br />

UKM di Indonesia.<br />

Produk-produk UKM Indonesia ternyata masih<br />

ketinggalan dalam hal inovasi dibanding negaranegara<br />

lain. Untuk mengtasi hal tersbut Staf Ahli<br />

Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro Hasan<br />

Jauhari, menjalin kemitraan strategis dengan pihak Korea<br />

Selatan (Korsel) untuk lebih meningkatkan aura inovasi<br />

produk UKM Indonesia. Dipilihnya Korsel, karena negara ini<br />

lebih leading dalam hal inovasi di sektor UKM.<br />

Sebanyak 50 delegasi dari Korsel bertemu 100-an UKM<br />

Indonesia, untuk sharing atau tukar informasi, sehingga bisa<br />

terjalin kerjasama antar UKM kedua negara. Namun inovasi<br />

UKM tetap harus berlandaskan kearifan lokal sebagai nilai<br />

tambah keunggulan produknya. Kalau UKM Korsel sudah<br />

berbasis teknologi atau technopreneur. Nah UKM Indonesia<br />

selain inovasi, harus mulai melangkah ke dunia ICT (information<br />

and communication technologies). Ini karena tuntutan, transaksi<br />

pemasaran ke online. “Prospek pasar Go Online di Indonesia<br />

sangat besar, naik sekitar 19% setiap tahun”, papar Hasan.<br />

Kemitraan strategis<br />

Kerjasama UKM Korsel dan Indonesia saling sinergi sifatnya<br />

dan menguntungkan bagi keduanya. “Ada yang mereka punya,<br />

kita tidak punya. Begitu juga sebaliknya, ada yang kita punya<br />

tapi mereka tidak punya. Kondisi itulah yang diharapkan mampu<br />

memberi nilai tambah bagi UKM kedua Negara”, tegas Hasan.<br />

Kerjasama ini sebetulnya merupakan tindak lanjut kongkrit<br />

dari kunjungan Presiden Korsel Moon Jae-in beberapa waktu lalu.<br />

Wakil Pimpinan ASEM SMEs Eco-Inovation Center (ASEIC) Kim<br />

Se Jong mengatakan, dimana dalam pertemuan dengan Presiden<br />

RI Joko Widodo, dilaporkan kemitraan strategis antara Indonesia<br />

dan Korsel sudah meningkat menjadi kemitraan strategis<br />

istimewa. Selanjutnya diharapkan dapat menjadi kontribusi<br />

terbesar bagi kedua negara di bidang pengembangan UKM.<br />

Kim Se Jong menambahkan, sudah banyak dukungan yang<br />

diberikan Korsel dalam mengembangkan UKM di Indonesia.<br />

“Saya melihat kedua negara serius untuk meningkatkan inovasi<br />

produk UKM. Bisa juga sebagai pemicu untuk sinergi inovasi<br />

kedua negara untuk UKM. Di samping itu, kerjasama ekonomi<br />

kedua negara ini juga harus dilandasi keaktifan para UKM”,<br />

ungkapnya.<br />

Sedangkan Penasehat Menteri dan Kepala Bagian Ekonomi<br />

Kedutaan Besar Republik Korea Kim Chang-nyun mengatakan,<br />

pihaknya melihat Indonesia sebagai pasar potensial di Asia<br />

terbesar sebesar 40%. “Indonesia memiliki SDM yang besar,<br />

sumber daya alam yang besar, juga konsumen yang juga besar.<br />

Banyak perusahaan asal Korsel sudah berinvestasi di Indonesia.<br />

Karena, pemerintah Korsel sangat memperhatikan Indonesia,<br />

khususnya pengembangan UKM”, paparnya. • Rin<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 39


Agenda Bisnis<br />

Wirausaha Pemula Award untuk UKM<br />

Kementerian Koperasi dan UKM<br />

mengadakan Wirausaha Pemula (WP)<br />

Award 2<strong>01</strong>7. Penghargaan kepada<br />

UKM yang berhasil mengembangkan<br />

usahanya, mampu menciptakan<br />

lapangan kerja dan usahanya<br />

bermanfaat bagi masyarakat.<br />

Kementerian Koperasi dan UKM yang dikomandoi<br />

Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga memberikan<br />

penghargaan kepada 7 pelaku usaha mikro berupa<br />

Wirausaha Pemula (WP) Award 2<strong>01</strong>7, di sela-sela acara<br />

Rakortas Kemenkop dan UKM yang diikuti seluruh Kepala<br />

Dinas Koperasi dan UKM seluruh Indonesia Tingkat<br />

Provinsi, di Surabaya, Desember 2<strong>01</strong>7. WP Award 2<strong>01</strong>7<br />

diberikan kepada Wirausaha Pemula yang dianggap berhasil<br />

mengembangkan usahanya setelah mendapatkan bantuan<br />

permodalan berupa program WP dari Kemenkop dan UKM.<br />

Dari ratusan WP –di seluruh Indonesia— yang masuk,<br />

40 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8<br />

terjaring 23 nominasi peraih award. Dari jumlah 23 ini, para<br />

juri menseleksi secara ketat di Jakarta dalam ajang tatap<br />

muka dan wawancara. Hasilnya, terpilih sebanyak 7 orang<br />

pelaku WP dalam enam kategori dan satu orang WP terbaik.<br />

Para pemenangnya adalah, kategori Wirausaha Pemula<br />

Terbaik, Lily Setiawati asal Temanggung, Jawa Tengah.<br />

Lily memproduksi “Batik Alam”, dengan warna alam yang<br />

ramah lingkungan. Dia menerima bantuan WP pada 2<strong>01</strong>5<br />

sebanyak Rp 17 juta. Kini, omzet usahanya sudah mencapai<br />

Rp 25 juta – Rp 35 juta perbulan, dengan jumlah karyawan<br />

sebanyak 35 orang.<br />

Kategori Kuliner, Agus Nurrohhman Siddik asal Cirebon,<br />

Jawa Barat, membuat Brownies dari olahan kulit pisang,<br />

dengan brand Brownies Kuping Cinta. Menerima bantuan<br />

WP pada 2<strong>01</strong>4 sebesar Rp 10 juta. Sekarang omzetnya<br />

mencapai Rp 25 juta – Rp 35 juta perbulan, dengan<br />

jumlah karyawan sebanyak 8 orang dan mempunyai<br />

reseller sebanyak 20 orang. Bahkan, pada 2<strong>01</strong>7 berhasil<br />

meluncurkan produk baru dengan nama MaKeCe (Makanan<br />

Kreasi Cirebon).<br />

Kategori Pertanian/Agribisnis, Dwi Yunita Yolanda,<br />

asal Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, yakni pembibitan bibit<br />

jeruk manis, dengan nama usaha “Ogan Jaya”. Menerima


Agenda Bisnis<br />

bantuan WP pada 2<strong>01</strong>4 sebesar Rp 14 juta. Sekarang<br />

Omzetnya telah mencapai Rp 50 juta - Rp 100 juta<br />

perbulan, dengan memperkerjakan 4 karyawan tetap dan<br />

18 karyawan lepas.<br />

Kategori Ramah Lingkungan, Agus Nanda Yudistira<br />

asal Denpasar, Bali, yakni pengolahan sampah, dengan<br />

nama usaha UD Agus Jaya. Mendapatkan permodalan WP<br />

pada 2<strong>01</strong>3 sebesar Rp 20 juta. Dengan bisnis pengepulan<br />

dan pendistribusian barang bekas/sampah, kini omzetnya<br />

mencapai Rp 30 juta – Rp 40 juta perbulan, dan memiliki 3<br />

karyawan tetap dan 17 orang tenaga harian lepas.<br />

Kategori Disabilitas, Azwardi Ujang asal Tangerang,<br />

Banten, yakni pemberdayaan atau memproduksi alat<br />

penghemat daya listrik dengan nama “Dmanin Century<br />

Saver”, dapat menghemat listrik hingga 50%, dan<br />

menghemat biaya hingga 30%. Menerima bantuan WP<br />

pada 2<strong>01</strong>5 sebesar Rp 7,5 juta. Saat ini mempunyai<br />

Omzet Rp 35 juta – Rp 37 juta perbulan, dan mempunyai<br />

karyawan sebanyak 9 orang.<br />

Kategori Ekonomi Kreatif, Anak Agung Sagung Istri<br />

Pramanaswari asal Denpasar, Bali, memproduksi sepatu<br />

wanita yang fashionable, trendy dengan modifikasi<br />

ornament Bali dengan brand “D’Sandek Footwear”.<br />

Penerima bantuan WP pada 2<strong>01</strong>5 sebesar Rp 25 juta.<br />

Saat ini, sudah memiliki Omzet Rp 90 juta – Rp 100 juta<br />

perbulan dengan jumlah karyawan 17 orang.<br />

Kategoti Jasa, Warsis asal Yogyakarta, bidang usahanya<br />

pembuatan dan pemesanan Sticker, Wallpaper, dan<br />

Vinyl Floor. Warsis mendapat bantuan permodalan WP<br />

pada 2<strong>01</strong>5 sebesar Rp 16 juta. Saat ini, Omzetnya sudah<br />

mencapai Rp 50 juta – Rp 60 juta perbulan, dengan jumlah<br />

karyawan 16 orang.<br />

Untuk menentukan pemenang WP Award 2<strong>01</strong>7, diakui<br />

Prakoso BS, Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop<br />

dan UKM, cukup kesulitan. Pasalnya, yang terjaring<br />

nominasi untuk mengikuti ajang award ini merupakan WP<br />

yang memiliki kinerja baik. “Setiap WP memiliki kelebihan<br />

dan kekurangan. Akhirnya, mengerucut kepada WP yang<br />

mampu menciptakan lapangan kerja dan bermanfaat bagi<br />

masyarakat sekitarnya”, tukas Prakoso.<br />

Menurut Prakoso, para peraih WP Award 2<strong>01</strong>7 ini<br />

diberikan kesempatan untuk bermitra dengan Lembaga<br />

Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM dalam hal<br />

perkuatan permodalan untuk lebih mengembangkan<br />

usahanya. “Enam orang WP pemenang kategori akan<br />

mendapatkan dana bergulir sampai dengan Rp 50 juta,<br />

sementara WP terbaik akan mendapatkan hingga Rp 75<br />

juta”, pungkas Prakoso. • Rin<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 41


Tips<br />

Smart Empowerment<br />

SYAMSULBAHRI, S.Sos, MBA, MM<br />

CMt, CH, CHt, CM.NNLP, CT.NNLP, CTOT, CPC, CAPG<br />

Keberhasilan suatu Negara untuk terus tumbuh<br />

dan berkembang menghadapi persaingan global<br />

salah satunya ditentukan oleh kemampuan Negara<br />

dalam menggerakan roda perekonomian bangsa<br />

yang ditandai dengan perkembangan laju dunia usaha yang<br />

semakin membaik. Dunia usaha kini memasuki era “Hyper<br />

Competition” suatu era persaingan tanpa batas dan semakin<br />

hari semakin kompetitif, di mana dimensi waktu dan ruang<br />

tidak menjadi kendala.<br />

Era kompetisi ini tidak hanya sebatas bagi pemilik dan<br />

pelaku usaha namun juga kepada tenaga kerja yang saling<br />

berkompetisi untuk menjadi “orang-orang terpilih” yang<br />

menjalankan perusahaan. Perspektif yang dibangun cukup<br />

sederhana yaitu pelaku usaha perlu sumberdaya manusia<br />

profesional yang menjalankan perusahaannya dengan<br />

baik sesuai Visi dan Misi Perusahaan, namun di sisi lainnya<br />

pekerja juga harus mampu terus menerus mengembangkan<br />

kemauan dan kemampuan (kompetensi diri) agar terus<br />

memperoleh kepercayaan dan menjadi asset perusahaan,<br />

yang juga diharapkan suatu saat akan menjadi pengusaha<br />

dengan kemampuan manajerial yang baik.<br />

Terdapat 5 unsur penting membangun potensi diri<br />

menjadi tenaga kerja profesional dan SDM perusahaan yang<br />

hebat, terdiri atas:<br />

1. Interpersonal Fundamental (Pondasi Diri)<br />

Merupakan unsur utama berupa kekuatan pondasi<br />

diri. Kekuatan ini merupakan soft skill yang memiliki<br />

porsi 80% dari keberhasilan seseorang. Integritas,<br />

keyakinan, kemauan dan daya juang yang kuat,<br />

disiplin, bertanggung jawab adalah beberapa<br />

di antara hasil yang didapat dari pondasi diri ini.<br />

Beberapa jenis kecerdasan yang dibutuhkan adalah;<br />

Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual), Emotional<br />

Quotient (Kecerdasan Emosi) serta Adversity<br />

42 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Tips<br />

Quotient (Kecerdasan Mengatasi Masalah)<br />

2. Practical Knowledge (Ilmu Praktis)<br />

Ilmu praktis menjadikan proses pergerakan lebih<br />

cepat dan taktis dengan teknik sebagai salah satu<br />

unsur, syarat serta standar kinerja, untuk kemudian<br />

memberikan dampak bagi percepatan produktivitas<br />

sebuah usaha<br />

3. Technical Skill (Penerapan Keterampilan Teknis)<br />

Penerapan keterampilan yang dimiliki, diperkuat<br />

dengan penerapan teknologi yang efektif dan efisien,<br />

adalah kunci merealisasikan pencapaian setiap asa<br />

dan cita, baik dalam dimensi jangka panjang (long<br />

term) jangka menengah (middle term) maupun<br />

jangka pendek (short term) baik dalam sudut<br />

pandang pengusaha maupun dari pekerja dimana ini<br />

menjadi tolok ukur profesionalitas seseorang.<br />

4. Leadership (Kepemimpinan)<br />

Kepemimpinan dibutuhkan dalam diri seorang baik<br />

dalam kerangka menjalankan usaha (dealing to<br />

business) maupun mengelola Manusia (dealing to<br />

people) guna membangun atmosfir positif dalam<br />

dunia usaha khususnya dalam proses menuju<br />

perubahan.<br />

5. Team Work (Kerjasama Tim)<br />

Owner, Leader dan Follower harus bisa menyatu<br />

dalam keharmonisan (Harmony In Unity)<br />

membangun chemistry satu dengan lainnya sesuai<br />

dengan peran, fungsi, tanggung jawab serta<br />

wewenang masing-masing dalam membangun<br />

perusahaan.<br />

Selanjutnya tulisan kolom ini akan berisi ulasan teknikteknik<br />

singkat namun tepat menyangkut kepada 3 hal<br />

penting yaitu; Mentality Management, (membangun<br />

mentalitas diri) Applied Management (membangun<br />

kemampuan menerapkan manajemen praktis) serta<br />

Leadership (menumbuhkan sifat kepemimpinan dalam<br />

diri).Tulisan dalam kolom ini dimaksud akan berorientasi<br />

pada pengembangan usaha baik sebagai pelaku usaha<br />

(pengusaha) juga sebagai pekerja profesional. •<br />

Penulis adalah seorang pengusaha yang didahului dengan<br />

perjalanan karir sebagai tenaga profesional di bidang Human<br />

Resources Development di berbagai perusahaan Multi<br />

Nasionalantara lain:,<br />

Trakindo Utama, Ritra Group, Aryaduta Hotel, Lafarge<br />

Roofing, Sanken, sambil mendirikan dan menjalankan<br />

Talenta Group (1997) perusahaan yang bergerak di bidang<br />

Pengembangan SDM. Selain sebagai Senior HR Management<br />

Consulting Penulis juga seorang Motivator, Trainer dan Coach<br />

yang tersertifikasi Nasional serta Internasional yang telah<br />

melahirkan beberapa buku monumental.<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 43


Inspirasi<br />

Andi Odang, Praktisi Komunikasi (Blue Sky Thinker)<br />

Kolaborasi di Era Digital!<br />

Jika dahulu kita cukup melakukan<br />

segala sesuatu dalam rentang ‘cukup<br />

baik’ saja, maka sekarang di ‘zaman<br />

now’, hal itu sudah tidak bisa lagi.<br />

Terlebih kalau kita tidak ingin usaha<br />

kita menjadi usang atau bahkan mati<br />

karena ditinggal oleh para pembeli.<br />

Kini kita mendiami dunia yang saling TERHUBUNG,<br />

dimana semua produk dan jasa sama-sama<br />

EXCELLENT, dengan kinerja yang sama-sama<br />

SEMPURNA, sehingga ruang yang tersisa—bagi<br />

kita untuk berinovasi atau meningkatkan daya saing—hanya<br />

tinggal diri kita sebagai manusia, dengan segala kreativitas,<br />

inovasi, imajinasi, emosi dan etika yang kita miliki. Hal-hal<br />

itulah yang akan membuat usaha kita menjadi unik dan<br />

berbeda.<br />

Pernahkah Anda jumpai sebuah produk smartphone,<br />

kamera, atau PC—apa pun merk dan betapapun<br />

murahnya—dilengkapi oleh fitur-fitur yang tidak dapat<br />

berfungsi sebagaimana mestinya? Sekedar bukti, bahwa<br />

persaingan di semua sektor usaha hari ini, diisi oleh para<br />

pemain yang menawarkan produk dan jasa yang samasama<br />

sempurna, dengan kinerja yang juga sama-sama<br />

sempurna.<br />

Inilah zaman yang disebut sebagai ‘era digital’—yang<br />

ditandai dengan semakin tingginya jumlah ‘masyarakat<br />

kelas menengah’, dan semakin tingginya kesadaran<br />

masyarakat untuk berwirausaha. Sehingga, jumlah pelaku<br />

bisnis meledak, berbagai produk lokal kian membanjiri<br />

pasar, dan tuntutan konsumen atas kualitas produk dan<br />

layanan pun menjadi semakin tinggi. Sehingga, setiap<br />

perusahaan kini dituntut untuk me-redifinisi atau menyusun<br />

ulang strategi dan taktik bisnisnya.<br />

Selain itu, para pelaku usaha di ‘zaman now’ juga<br />

semakin dituntut untuk “sadar berkomunitas.” Tujuannya,<br />

agar basis kolaborasi antarpelaku usaha dapat terjalin dan<br />

bersifat mutualisme, sehingga dapat memperluas ekosistem<br />

usaha. Apalagi kalau mengingat, sebuah perusahaan tidak<br />

akan mungkin bisa maju tanpa menggandeng berbagai<br />

pihak untuk masuk ke sebuah ekosistem bisnisnya.<br />

Bukankah, dengan ‘bermain sendirian’ dalam sebuah<br />

ekosistem, pasar yang akan digarap bisa dipastikan menjadi<br />

sangat terbatas? Sebaliknya, dengan kolaborasi pasar akan<br />

menjadi terbuka.<br />

Kalau inti persaingan usaha terletak pada, bagaimana<br />

perusahaan dapat menciptakan produk dan jasa secara<br />

lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat (cheaper, better,<br />

faster) dibandingkan dengan kompetitornya, maka untuk<br />

dapat memenangkan persaingan pasar, salah satu kunci<br />

44 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Inspirasi<br />

Kolaborasi: pasar menjadi terbuka<br />

suksesnya terletak pada sistem manajemen rantai pasok<br />

(supply chain) yang baik, serta kemampuan berkolaborasi.<br />

Bayangkan, bagaimana mungkin Alibaba.com-nya Jack Ma,<br />

bisa sesukses sekarang—tanpa berkolaborasi dengan ribuan<br />

atau jutaan pelaku UMKM di China?<br />

Lalu pertanyaannya, pihak mana sajakah yang mesti<br />

kita gandeng untuk masuk ke dalam ekosistem bisnis kita?<br />

Serta, bagaimanakah cara yang efektif untuk membangun<br />

kolaborasi?<br />

Tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan itu. Akan<br />

tetapi, bagi Anda pelaku UKM, kolaborasi dengan pemasok,<br />

desainer, pebisnis skala besar, media, akan membuka pasar<br />

menjadi lebih hidup dan berkembang.<br />

Konsep kolaborasi yang dimaksud adalah Bridging –<br />

Channeling – Accelerating ;<br />

1. BRIDGING (Jembatani Kebutuhan antar Dua Pihak)<br />

Anda dapat memilih peran sebagai jembatan terhadap<br />

pihak yang membutuhkan dengan pihak yang<br />

memproduksi. Dengan menjadi jembatan kedua belah<br />

pihak, maka akan terjadi percepatan solusi pemenuhan<br />

sebuah kebutuhan.<br />

Menjembatani tidak perlu dengan berperan seperti<br />

“calo”. Peran Anda adalah memberikan win-win bagi<br />

kedua belah pihak. Minimal Anda memberikan informasi<br />

peluang bagi kedua belah pihak.<br />

2. CHANNELING (Menyalurkan sebuah solusi)<br />

Peran sebagai saluran juga tak kalah menariknya.<br />

Kekuatan atau keunggulan bisnis, dapat dimanfaatkan<br />

bagi pihak lain untuk menjadi saluran penjualan<br />

atau informasi. Lokasi, merek atau kekuatan tenaga<br />

penjualan, adalah contoh yang paling bagus untuk<br />

dimanfaatkan menjadi media joint-marketing, program<br />

bundling atau co-branding.<br />

3. ACCELERATING (Memicu Terciptanya Peluang baru)<br />

Faktor kecepatan dalam menggarap pasar adalah hal<br />

penting dalam persaingan. Kecepatan dapat diciptakan<br />

dengan bersatunya dua kekuatan.<br />

Siapa cepat dia dapat, adalah contoh kata bijak<br />

yang selalu digaungkan oleh pemasar. Pelanggan pasti<br />

membutuhkan kecepatan dalam setiap pemenuhan<br />

kebutuhannya. Namun dengan keterbatasan, kita sering<br />

terlambat dalam melayani mereka. Dengan kolaborasi<br />

dengan beberapa pihak, termasuk bisnis yang sejenis<br />

terbukti ampuh untuk mempercepat proses pemenuhan<br />

kebutuhan, bahkan tidak jarang menciptakan sebuah<br />

peluang baru.<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 45


Travelling<br />

Ada Surga<br />

Dunia di<br />

Mandalika<br />

Proyek KEK Mandalika, di NTB sempat terkatung-katung hingga 29 tahun.<br />

Kini sudah operasional, selain memiliki nilai bisnis cukup tiggi bisa juga sebagai<br />

pilihan liburan.<br />

Proyek nasional Kawasan Ekonomi Khusus<br />

Pariwisata (KEK) Mandalika, di Kuta, Kabupaten<br />

Lombok Tengan, Nusa Tenggara Barat (NTB)<br />

hampir saja terbengkalai lagi. Hampir 29 tahun<br />

proyek ini digagas tapi tidak kunjung realisasi. Presiden<br />

Joko Widodo, langsung menginvestigasi permasalahan<br />

yang ada, ternyata karena tidak adanya payung hukum<br />

khususnya untuk pembebasan lahan atau tanah. Sehingga<br />

aparat pemerintah, Gubernur dan Bupati takut untuk<br />

eksekusi. “Setelah keluar Inpres tidak sampai dua bulan,<br />

semuanya lancar,” kata Presiden Jokowi saat peresmian<br />

KEK Mandalika.<br />

Ada 4 masalah yang harus diperhatikan untuk pengelola<br />

KEK Mandalika, pinta Pesiden Jokowi. Pertama, untuk<br />

Gubernur dan Bupati dibantu Pangdam, Danrem agar<br />

menghijaukan kawasan KEK. Kedua, pengelola harus<br />

menyiapkan pasar cenderamata bagi masyarakat sekitar.<br />

Ketiga, pengelola menampilkan bangunan yang sesuai<br />

dengan karakter arsitektur NTB, sehingga punya karakter<br />

sendiri. Keempat, harus ada aturan main yang jelas bagi<br />

para investor.<br />

Presiden juga mengaku menawarkan Mandalika kepada<br />

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. “Saya<br />

tawarkan kepada Emir Qatar, Sheikh Tamim al Thani,<br />

ditunjukkan gambarnya kagum dengan keindahannya,<br />

langsung mau ambil semuanya,” cerita Presiden.<br />

Kini KEK Mandalika sudah resmi operasional, harapan<br />

Presiden agar kawasan ini dapat memberikan dampak nyata<br />

bagi masyarakat di sekitarnya, berjualan cenderamata,<br />

membuka restoran, warung makan, ‘homestay’ dan<br />

46 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Travelling<br />

Kunjungan Presiden Jokowi bersama beberapa Menteri: Mandalika harus bisa memberikan dampak nyata terhadap masyarakat sekitar.<br />

membuka lapangan kerja.<br />

Menurut Darmin Nasution, Menteri Koordinator<br />

Perekonomian RI, pengembangan kawasan ini akan<br />

berdampak positif bagi perekonomian di Lombok Tengah<br />

pada khususnya, dan NTB pada umumnya. Kesejahteraan<br />

masyarakat sekitar akan meningkat karena menjadi<br />

bagian dari pengembangan KEK Mandalika. “Kami dukung<br />

PT Indonesia Tourism Development Corporate (ITDC)<br />

mencari tambahan dana Rp 3 triliun dari pasar untuk<br />

menyelesaikan pembangunan infrastruktur. Dengan<br />

demikian dapat menyelesaikan pembangunan infrastruktur<br />

untuk mendorong perekonomian wilayah ini,” terang<br />

Darmin.<br />

Alternatif untuk liburan<br />

KEK Mandalika terhampar di atas lahan seluas 1.034<br />

ha, dikhususkan sebagai kawasan pariwisata unggulan di<br />

Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bisa dijadikan pilihan<br />

travelling selain Bali atau tempat wisata lainnya di Indonesia.<br />

Nama Mandalika sendiri dipilih dari cerita rakyat yang<br />

sangat terkenal dari Suku Sasak di Pulau Lombok. Sebuah<br />

kisah menceritakan sang putri cantik bernama Mandalika<br />

yang harus bersemadi, karena banyak laki-laki yang ingin<br />

mempersuntingnya. Akhirnya, Putri Mandalika malah<br />

menjatuhkan dirinya ke laut dan hilang ditelan ombak. Hal<br />

ini dilakukan untuk menghindari perpecahan dan konflik.<br />

KEK Mandalika dipastikan bisa menjadi pilihan liburan<br />

yang sangat bagus. Apalagi pengelolaan kawasan ini<br />

ditangani oleh PT Indonesia Tourism Development<br />

Corporate (ITDC), BUMN yang sukses membangun<br />

kawasan pariwisata Nusa Dua di Bali. Tak jauh dari kawasan<br />

KEK Mandalika, terdapat Desa Adat Sade dan Desa Adat<br />

Ende khas masyarakat Sasak, penghuni asli Pulau Lombok.<br />

Selain itu, KEK Mandalika juga dekat dengan pantai Tanjung<br />

Aan, Bukit Merese, dan Batu Payung yang sangat indah<br />

untuk menikmati matahari terbenam.<br />

Sampai saat ini, ada 8 investor yang ikut ambil<br />

bagian dalam proyek KEK Mandalika ini, di antaranya<br />

sektor perhotelan atau resort senilai Rp 13 triliun. Akan<br />

hadir 7 hotel di antaranya hotel Pullman, Clubmed,<br />

Royal Tulip, X2, dan Paramount. Diproyeksikan akan<br />

terdapat 10 ribu kamar hotel, dan targetnya 2.000<br />

kamar siap pada 2<strong>01</strong>9. Juga akan punya sirkuit balap<br />

Moto GP kelas dunia, dan convention center. “Dan<br />

pembangunan KEK Mandalika ini, merupakan bagian<br />

dari 12 KEK yang telah ditetapkan pemerintah, yakni<br />

KEK manufaktur dan empat KEK kepariwisataan,” kata<br />

Menteri Darmin Nasution. • Rin<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 47


Travelling<br />

12 Destinasi Favorit di Mandalika<br />

Nuansa pariwisata di daerah Nusa Tenggara bagian<br />

barat ini rasanya makin menarik bagi para turis baik<br />

dari dalam negeri maupun mancanegara. Karena<br />

memang ke eksotisan alamnya sangat indah dan masih<br />

terjaga atau alami.<br />

Keindahan alam yang paling terkenal dari Lombok ini<br />

adalah soal pantainya. Dari ujung ke ujung, banyak pantai<br />

menarik yang sangat sayang kalu tidak dikunjungi saat<br />

simggah di NTB.<br />

1. The Most Beatiful Pantai Pink<br />

Gili Terawangan adalah yang terbesar dari ketiga pulau<br />

kecil atau gili di bagian barat laut Lombok. Di tempat ini<br />

tidak terdapat kendaraan bermotor karena tidak di izinkan<br />

oleh peraturan lokal, kendaraan yang ada hanyalah sepeda<br />

yang di sewakan penduduk lokal dan juga cidomo.<br />

Kelebihan Gili Trawangan dibandingkan dengan pantai<br />

lain adalah kita dapat menikmati sunset dan juga sunrise<br />

sekaligus di pantai ini. Hal ini terjadi karena Gili Trawangan<br />

memiliki pantai yang menghadap timur dan menghadap<br />

barat, dan jaraknya tidak terlalu jauh. Sehingga baik sunrise<br />

maupun sunset dapat dinikmati sekaligus di pantai ini. Satu<br />

hal lagi yang paling ikonik dari Gili Terawangan adalah<br />

adanya ayunan yang sangat menyejukkan bagi penikmat<br />

senja.<br />

3. Batu Payung<br />

Pantai Pink merupakan salah destinasi favorit di Lombok<br />

karena menampilkan keindahan yang sangat unik dengan<br />

pasirnya yang berwarna merah muda. Nama sebenarnya<br />

dari pantai ini adalah Pantai Tangsi dengan panjang<br />

sekitar 1,5 km dengan luas bibir pantai 6 meter di kelilingi<br />

perbukitan yang membentuk teluk-teluk kecil dan di lautnya<br />

terdapat pulau-pulau kecil yang di sebut Gili.<br />

Warna pink ini berasal dari karang merah yang mati dan<br />

lebur, tercampur dengan pasir putih yang lembut sehingga<br />

terlihat berwarna pink. Lokasi Pantai Pink berada di pesisir<br />

bagian timur Pulau Lombok, tepatnya di Desa Sekaroh,<br />

Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi<br />

Nusa Tenggara Barat. Butuh waktu sekitar 2 jam perjalanan<br />

dari pusat kota Mataram.<br />

2. Gili Terawangan<br />

Jika berkunjung ke pantai Tanjung Aan, rasanya tidak<br />

lengkap kalau tidak mengunjungi lokasi yang satu ini, pantai<br />

Batu Payung. Pantai ini menjadi salah satu ikon pariwisata di<br />

Lombok Tengah. Banyaknya tebing-tebing yang menjulang<br />

serta adanya sebuah batu yang membentuk seperti payung<br />

menjadikannya terlihat sangat menarik.<br />

4. Gili Kedis<br />

48 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Travelling<br />

Gili Kedis adalah salah satu pulau kecil yang terletak di<br />

bagian ujung barat pulau Lombok, tepatnya di ujung pantai<br />

di Lombok Barat Sekotong. Bentuknya yang mirip seperti<br />

hati menjadikannya daya tarik yang sangat khas.<br />

7. Pantai Kuta<br />

5. Pantai Selong Belanak<br />

Sebelumnya pantai yang terkenal dari kawasan<br />

Mandalika adalah pantai Kuta, Lombok di ujung Barat<br />

Mandalika. Namanya sering diperbandingkan dengan Pantai<br />

Kuta Bali. Beberapa orang menilai pantai Kuta Lombok ini<br />

lebih baik daripada yang di Bali, lebih bersih dan lebih sepi.<br />

Kawasan Pantai Kuta kini menjadi yang paling berkembang<br />

dibanding spot lain di Mandalika. Fasilitasnya lumayan<br />

lengkap, apalagi dekat Masjid Agung Nurul Bilad yang baru<br />

diresmikan Presiden Jokowi.<br />

Berbicara tentang wajah pantai yang paling indah,<br />

mungkin pantai Selong Belanak adalah pantainya, dan<br />

keindahannya sangat masih terjaga. Dari mulai laut, pohon<br />

maupun pasirnya masih sangat kental alaminya. Sehingga<br />

cocok saja jika banyak yang bilang pantai Selong Belanak<br />

adalah Hawai-nya Indonesia.<br />

8. Pantai Seger<br />

6. Gili Petelu<br />

Letaknya di sebelah timur Pantai Kuta, dengan bentuk<br />

seperti tanjung. Pantai Seger kini cukup menyusul popular<br />

karena punya event tahunan. Yakni Festival Bau Nyale<br />

mengambil tempat di kawasan Pantai Seger. Warga<br />

memenuhi Pantai Seger untuk mencari cacing jelmaan Putri<br />

Nyale, setahun sekali. Di pantai ini ada monumen Putri<br />

Nyale yang menambah indah dekorasinya.<br />

9. Pantai Serenting<br />

Gili ini memiliki pantai dengan pasir seperti merica dan<br />

berwarna putih bersih dengan air laut yang bening dan<br />

biru serta ombak yang tenang. Pemandangan bawahnya<br />

memiliki biota laut yang sangat cantik dan menakjubkan,<br />

segerombolan terumbu karang berwarna hijau terang,<br />

bintang laut besar berwarna biru dan kalau kita beruntung<br />

kita bisa menjumpai ikan nemo di sini. Mengapa di katakan<br />

Gili Petelu? Karena ternyata Gili ini seperti bergandengan,<br />

gandengan telu atau yang bahasa indonesianya di sebut<br />

tiga.<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 49


Travelling<br />

Pantai Serenting ada di sebelah timur Pantai Seger. Garis<br />

pantainya lebih panjang dari Pantai Seger. Pantai Serenting<br />

juga menjadi area yang masuk dalam Festival Bau Nyale.<br />

Kalau Pantai Seger terlalu penuh warga dan wisatawan saat<br />

Festival Bau Nyale, mereka akan meluber sampai ke Pantai<br />

Serenting. Pantai Serenting juga tidak kalah indahnya.<br />

10. Bukit Merese<br />

Di sebelah timur Bukit Merese ada Pantai Tanjung<br />

Aan. Pasir putih menghampar di garis pantai yang<br />

melengkung seperti bulan sabit. Pantai Tanjung Aan adalah<br />

favorit wisatawan karena lebih sepi dari Pantai Kuta, tapi<br />

pemandangannya lebih indah. Ayunan di tepi laut jadi<br />

favorit buat foto-foto.<br />

12. Pantai Gerupuk<br />

Bukit Merese adalah spot terbaik untuk menikmati<br />

pemandangan Mandalika dari ketinggian. Bukit Merese<br />

letaknya di antara Pantai Serenting dan Pantai Tanjung Aan.<br />

Perjalanan naik ke atas bukit juga seru dan membakar<br />

kalori. Area bukitnya, jadi banyak pilihan tempat dan latar<br />

belakang untuk berfoto. Menatap ke arah Tanjung Aan atau<br />

ke Pantai Serenting, semua sama indahnya.<br />

11. Pantai Tanjung Aan<br />

Di ujung paling timur dari Mandalika ada Pantai Gerupuk.<br />

Nah inilah spot surfing terbaik di Mandalika. Di Pantai<br />

Gerupuk ada beberapa surf camp buat wisatawan yang<br />

ingin liburan sambil menjajal ombak. Level ombaknya<br />

bervariasi, jadi pemula pun bisa bermain di sini. Tapi kalau<br />

tidak mau main surfing tidak apa-apa. Pantai Gerupuk bisa<br />

dinikmati seperti halnya pantai-pantai lain di Mandalika. •<br />

Berbagai sumber<br />

50 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


TREN<br />

Panen Rupiah<br />

Bunga Anggrek<br />

Agriwisata<br />

Makan Apel Sepuasnya<br />

Peluang Bisnis<br />

Cara Praktis Menggemukkan Sapi<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 51


Peluang Bisnis<br />

Cara Praktis Menggemukkan Sapi<br />

Usaha penggemukkan secara organic<br />

belum banyak dilakukan peternak. Apa<br />

keunggulannya?<br />

Masalah daging di Indonesia masih sering<br />

bergejolak. Terutama menjelang hari-hari besar<br />

nasional terutama Hari Raya Idul Adha dan<br />

Idul Fitri. Suprapto salah seorang peternak sapi<br />

melihat ini sebagai peluang usaha yang sangat menjanjikan.<br />

Pria kelahiran Wonogiri ini sampai berani mengajukan<br />

pensiun dini untuk menekuni ternak sapi.<br />

Sapi hasil ternak Suprapto punya beberapa keunggulan,<br />

di antaranya kandungan lemaknya rendah –memang belum<br />

diuji di lab, baru klaim dari para pelanggannya, karena saat<br />

dimasak tidak butuh waktu lama sudah empuk. “Kandungan<br />

lemaknya rendah karena pakannya tidak mengandung<br />

bahan kimia. Saya memang tidak mau memberikan pakan<br />

yang mengandung kimia, tapi memberikan Bionak yakni<br />

pakan probiotik organik,” tandasnya.<br />

beli sapi kecil (usia kurang dari 2 tahun) lama, karena<br />

masih dalam pertumbuhan tulang dan organ tubuh<br />

lainnya,” terangnya. Untuk pakannya dengan Bionak<br />

sekitar Rp 20 ribu/ekor perhari. Sementara untuk kandang<br />

sebaiknya dekat dengan air bersih (sumur), agar mudah<br />

dalam pemberian minum, membersihkan kandang atau<br />

memandikan sapi, tambahnya.<br />

Sebelum proses pemeliharaan sebaiknya sapi diberi<br />

vaksin dan obat cacing dulu. Diberikan pagi sebelum makan<br />

dan minum, dan diulang setiap tiga bulan. Sementara untuk<br />

pemberian makan sebaiknya pagi jam 9 dan sore jam 16,<br />

sedang siang dan malam tidak makan. Untuk makanannya<br />

bisa dalam kosentrat atau dicampur Bionak, serta ditambah<br />

sedikit jerami kering.<br />

Keunggulan lain dari Bionak ternyata bisa untuk<br />

meningkatkan imunitas tubuh sapi. Sapi sering kali<br />

masuk angin (mogok makan, pilek) dan mencret, dengan<br />

memberikan pakan dicampur Bionak hal ini tidak terjadi. “Ini<br />

saya rasakan sejak memakainya 2 tahun lalu. Bahkan sapi<br />

saya yang dibawa ke Jakarta tidak ada yang sakit baik pilek<br />

atau mencret,” katanya. • Acui<br />

Usia 2 tahun<br />

Diakui Suprapto, memelihara sapi organik biayanya lebih<br />

mahal. Nah dengan Bionak, pakan probiotik non bahan<br />

kimia, biaya pakannya bisa ditekan. “Bahan makanan alam<br />

berjenis apapun bisa dijadikan pakan. Bonggol jagung yang<br />

sudah kering pun bisa dijadikan pakan setelah di beri Bionak<br />

(difermentasi), dan ternyata sapi suka, imbasnya tentu<br />

meningkatkan berat badan dengan cepat,” paparnya.<br />

Proses penggemukannya lanjut Suprapto, dipilih sapi<br />

usia dua tahun. ”Saya beli sapi yang kurus kemudian<br />

digemukkan, dalam waktu 6 bulan sudah siap jual. Kalau<br />

Tips Penggemukan Sapi<br />

1. Pilih bibit sapi yang baik dan sehat usia sekitar 2<br />

tahun.<br />

2. Beri pakan yang baik dan teratur, bisa dibantu<br />

dengan probiotik terutama yang organik<br />

3. Jagalah kebersihan kandang, dan Sapi harus<br />

dimandikan setiap hari sekitar pukul 3 sore<br />

4. Minum air yang bersih. Bersihkan tempat air minum<br />

dan ganti air minum setiap pagi dan sore<br />

52 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Peluang Bisnis<br />

Bionak Buat Ternak<br />

Jadi Berkualitas<br />

Pemakaian probiotik dikalangan peternak seperti<br />

sapi, unggas atau ikan merupakan hal yang<br />

biasa. Probiotik berfungsi untuk meningkatkan<br />

produktifitas dari pakan yang kurang efisien –nilai<br />

nutrisinya rendah— menjadi pakan yang bernutrisi<br />

baik. Namun harus diperhatikan beberapa probiotik<br />

mengandung bahan kimia seperti urea yang tidak baik<br />

untuk mahluk hidup.<br />

Salah satu probiotik organik yang mampu<br />

meningkatkan mutu produk peternakan, baik itu daging<br />

atau susu adalah Bionak. Sugeng yang membuat formula<br />

Bionak mengatakan kalau probiotik buatannya tidak<br />

mengandung bahan kimia. “Pada dasarnya limbah yang<br />

saya olah. Biasanya kalau probiotik sapi pakai rumen dan<br />

tetes (molase), dan umumnya kalau membuat pakan<br />

biasanya berusaha meningkatkan nitrogen dengan<br />

menggunakan urea. Saya tidak memakai itu, dan Bionak<br />

produksi kami adalah probiotik yang really organic karena<br />

bahan pembuatnya organik semua,” jelas Sugeng sambil<br />

mengatakan kalau Bionak itu sudah melalui banyak<br />

sekali uji coba di lab Unpad.<br />

Ditambahkan Sugeng, Bionak produksinya sudah<br />

dipakai dibeberapa daerah, misalnya di Pulau Jawa<br />

dan Sumetara. Di Bengkulu produksi susu dari sapi<br />

yang menggunakan bionak naik 10%. Dari beberapa<br />

pengguna Bionak mengatakan, kandangnya tidak bau,<br />

lalat tidak ada sehingga mengurangi sumber-sumber<br />

penyakit. Sedang untuk sapi potong, dapat mengurangi<br />

kandungan lemaknya. Bionak bisa digunakan untuk<br />

semua jenis pakan baik yang kondisi segar maupun<br />

tidak segar, tidak ada efek negatif ke sapi.<br />

Cara pemakaian Bionak, cukup mudah. “Jerami<br />

sekitar 100 kg butuh 3 ons -½ kg Bionak, lantas<br />

dicampur atau disemprotkan dengan air kemudian<br />

diaduk. Setelah diaduk rata kemudian dimasukkan ke<br />

dalam karung dan dipadatkan, serta ditaburkan dedak<br />

setiap 10 cm, lalu ditutup rapat dan diiket kencang,<br />

diusahakan tanpa oksigen. Setelah 2 hari, karung bisa<br />

dibuka, maka akan tercium bau pakan yang harum dan<br />

sapi suka,” jelas Sugeng sambil mengatakan dengan<br />

Bionak, bahan pakan yang tidak terpakai seperti bongkol<br />

jagung kering pun bisa dijadikan pakan dengan nilai gizi<br />

yang baik sehingga membantu mengurangi pengeluaran<br />

peternak untuk pakan. • Acui<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 53


Peluang Bisnis<br />

Manisnya Sari Apel Brosem<br />

Dari usaha sambilan ibu-ibu<br />

RW 10, membuat minuman<br />

sari buah ape ldengan<br />

nama Brosem, selain dapat<br />

mengurangi pengangguran,<br />

juga meningkatkan<br />

pendapatan warganya.<br />

Tak disangka usaha minuman sari apel yang awalnya<br />

(2004) hanya sekadar mengisi waktu luang ibu-ibu<br />

PKK di lingkungan RT <strong>01</strong>-RT 05 RW 10 Kelurahan<br />

Sisir Kota Batu, kini telah memiliki omset ratusan<br />

juta per bulan. Dengan peralatan yang masih sederhana<br />

(manual), kini telah berkembang menjadi sebuah usaha<br />

home industry, dengan nama Brosem –Bersama Warga RW<br />

10 Otak Atik Usaha Supaya Ekonomi Mapan.<br />

Lokasi usaha atau tempat produksi Brosem di gang<br />

kecil jalan Bromo,ternyata mampu menjadi icon kota<br />

Batu sebagai sentra produksi olahan dan pemberdayaan<br />

masyarakat. Misi utamanya adalah mengurangi<br />

pengangguran dan memberikan pendapatan tambahan,<br />

dengan memberdayakan ibu-ibu PKK, tak disangka<br />

produksi minuman kemasan sari apel ini bisa beromzet<br />

hingga 200 juta per bulan dan 400 juta di musim lebaran.<br />

54 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Peluang Bisnis<br />

Produksi terus ditingkatkan, terutama setelah mendapat<br />

suntikan dana dari PT Telkom, dari 200 karton per hari<br />

menjadi 500 karton per hari (2<strong>01</strong>0). Untuk saat ini<br />

produksi Brosem sekitar1.000 karton per hari dan biasanya<br />

meningkat menjelang lebaran menjadi1.500 karton perhari.<br />

Beberapa strategi yang diterapkan Brosem agar terus<br />

eksis, yakni mempertahankan rasa murninya sari apel.<br />

Sedang untuk pemasaran menjalin kerjasama dengan<br />

dinas-dinas terkait, dengan travel agency dan toko oleholeh.Untuk<br />

menjadi distributor atau agen Brosem cukup<br />

mudah, minimal membeli 100 karton/box dengan varian isi<br />

18 Cup - Rp 14.000, isi 32 Cup - Rp 21.000, isi 40 Cup -<br />

Rp 29.000. Untuk pengembangan usaha, kini Brosem juga<br />

sudah diproduksi di Malang Raya, Surabaya, Jogja, Sidoarjo,<br />

Tegal, Madura, Blitar, dan Batu. • Eka<br />

Ismail, Komisaris Koperasi Serba Usaha Brosem<br />

Proses Pembuatan Sari Apel<br />

Tahap 1<br />

Gudang Sortir Apel Pencucian Dipotong Kecil-Kecil Direbus<br />

Didiamkan<br />

Extrak Apel<br />

Tahap 2<br />

Perebusan Air Ditambah Extrak Apel Ditambah Gula Ditambah Bahan<br />

Tambahan<br />

Diaduk sampai rata<br />

Penyaringan<br />

Masuk Tangki<br />

Tahap 3<br />

Penyaringan Pengemasan Didinginkan Pembersihan Stempel<br />

Kadaluwaarsa<br />

Pengepakan<br />

Disimpan 2 x 24 Jam<br />

Pemeriksaan Kualitas<br />

Pemasaran<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 55


AgriWisata<br />

Makan<br />

Apel<br />

Sepuasnya<br />

Perkebunan apel di Kota Batu,<br />

Malang, menjadi obyek wisata yang<br />

menyenangkan. Selain bisa menikmati<br />

panorama indahnya perkebunan apel,<br />

pengunjung boleh petik dan makan<br />

buah apel sepuasnya. Dan bisa belajar<br />

menanam pohon apel.<br />

56 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


AgriWisata<br />

Metik Apel: Menimbulkan rasa kepuasan tersendiri<br />

Kota Batu, Malang adalah penghasil buah apel<br />

terbesar di Indonesia. Selain buah apel, kota yang<br />

juga disebut “Paris Van Java” ini penghasil komoditi<br />

lain seperti aneka sayuran dan bunga. Secara<br />

geografis, kota ini terletak di dataran tinggi, sehingga<br />

hawanya dingin cocok untuk lahan perkebunan.<br />

Namun petaka ekonomi pada tahun 2000 (krisis<br />

moneter) berimbas cukup besar pada petani apel. Harga<br />

pupuk naik, sehingga biaya produksi jadi meningkat.Di sisi<br />

lain serbuan buah apel impor dengan harga murah tidak<br />

bisa dihindari.<br />

Akhirnya petani apel yang tergabung dalam Kelompok<br />

Tani Makmur Abadi (KTMA) pada 2002 mengubah pola<br />

pemupukan, yang selama ini menggunakan pupuk an<br />

organik berganti dengan pupuk organik. Inovasi barupun<br />

digulirkan, buah apel tidak lagi sekadar sebagai komoditi<br />

pertanian tetapi dijadikan obyek wisata, Wisata Petik Apel.<br />

Selain itu, mengolah buah apel menjadi sari buah apel yang<br />

bisa tahan lama dan praktis dikonsumsi.<br />

Omset Rp 100 juta<br />

Wisata Petik Apel, tepatnya di desa Tulungrejo ini, resmi<br />

dibuka pada 2004. Pemerintah dalam hal ini, Dinas Provinsi<br />

Jawa Timur dan Dinas Pertanian Batu Malang, memberi<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 57


AgriWisata<br />

Harno, pemandu wisata dari KTMA<br />

support cukup besar membantu pengadaan pupuk organik,<br />

pengadaan bibit, peralatan pasca produksi, gudang untuk<br />

pembuatan pupuk organik dan MCK.<br />

Pengunjung hanya cukup mengeluarkan Rp 25.000,<br />

sudah bisa menikmati indahnya panorama perkebunan<br />

apel seluas 35 hektar dengan 25 ribu tanaman apel dari<br />

berbagai jenis, seperti apel manalagi, anna, rome beauty,<br />

hijau (green smith), dan wanglin dari China. Saat masuk<br />

pengunjung disiapkan welcome drink sari buah apel<br />

produksi KTMA, dan dipersilahkan petik serta makan buah<br />

apel sepuasnya. “Dalam satu musim kami bisa panen sekitar<br />

300 ton,” terang Sugiman, Ketua KTMA. Untuk omset dari<br />

Wisata Petik Apel sendiri bisa mencapai Rp100 juta per<br />

bulan, tambahnya.<br />

Menurut Harno, pemandu wisata dari KTMA, obyek<br />

wisata ini juga bisa sebagai wisata edukasi, di mana<br />

wisatawan atau pengunjung bisa melihat proses<br />

penanaman pohon apel dari pembibitan dengan biji dan<br />

cangkok sampai menjadi bibit yang siap tanam.“Banyak<br />

Sekolah yang sudah memanfaatkan waktu liburannya<br />

berkunjung ke Wisata Petik Apel KTMA’, kata Harno.<br />

Bagi yang ingin menanam berbagai macam buah, bunga<br />

dan sayuran bisa langsung menuju pojok bibit di lokasi<br />

Wisata Petik Apel KTMA.Tiap satu paket bibit sekitar10<br />

plastik harganya 25 ribu. Dan pengunjung bisa langsung<br />

belajar proses penanamannya. • Eka<br />

58 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Resensi<br />

Resensi<br />

Judul : ABLO<br />

Halaman : 191 Hlm + x hlm<br />

Disusun : Dedy Suyerman (anggota Masi)<br />

Agribisnis Berbasis<br />

Limbah Organik<br />

Masalah pengentasan kemiskinan masih menjadi<br />

pekerjaan besar bagi negara kita, Indonesia.<br />

Dimana jumlah kemiskinan masih tinggi diatas<br />

10% dari jumlah penduduk Indonesia, atau sekitar 28 juta<br />

orang. Untuk mengatasi problem tersebut, sektor pertanian<br />

memberikan peran penting. Selain sebagai sumber<br />

penyedia kebutuhan pangan, juga sumber penghidupan.<br />

Hanya sistimnya yang harus dibangun yakni yang berdaya<br />

saing, berkelanjutan, serta ramah lingkungan.<br />

Sekelompok penulis Prof. Dr. Ir, Kaman Nainggolan, M.S.,<br />

Prof. Dr. Ir. Bambang Haryanto, Prof. Dr. Ir. Barahim Abbas,<br />

Prof. Dr. Ir. Agus Pakpahan, Prof. Dr. Ir. Entun Santosa,<br />

didukung para praktisi Dudu Sudiarto, Ir. Rajah Indrayana,<br />

dan Dewi Komaryani, yang disusun oleh Dedy Suyerman,<br />

menuangkan pemikiran dan pengalamannya dalam buku<br />

“Agribisnis Berbasis Limbah Organik (ABLO) Sagu atau<br />

Aren”.<br />

Ablo mengulas tentang teknik pemanfaatan limbah<br />

sagu/aren, sebagai sumber pangan, budidaya jamur,<br />

budidaya cacing, budidaya itik, budidaya ikan sidat, dan<br />

pertanian organik. Pemanfaatan limbah sagu ternyata<br />

mampu memberikan tambahan pendapatan, dan bisa<br />

meningkatkan taraf hidup, yang selanjutnya bisa mengikis<br />

angka kemiskinan.<br />

Indonesia yang menjadi salah satu negara<br />

penghasil sagu terbesar di dunia, punya kesempatan<br />

mengembangkan pertanian terpadu dengan memanfaatkan<br />

limbah organiksagu/aren yang ramah lingkungan dan<br />

berkelanjutan, dengan cara biorefinary. Konsep biorefinary<br />

adalah meng-konversi bio-massa untuk mendapatkan<br />

produk yang bernilai ekonomi tinggi dengan menggunakan<br />

input energy yang rendah dengan melibatkan bioscience,<br />

teknologi ramah lingkungan.<br />

Dalam satu kasus, budidaya jamur merang dengan<br />

media tanamnya dari limbah aren /sagu, menjadi pertanian<br />

organikyang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan,<br />

serta tanpa limbah. Didalam pertanian organik jamur ini,<br />

ada 4 putaran bisnis yang menguntungkan yakni, budidaya<br />

jamur sendiri, pembuatan pakan ternak dan unggas (sapi,<br />

domba, kambing, itik, ayam, mentok, soang), pembuatan<br />

pakan ikan, dan pembuatan pupupk organik. Empat usaha<br />

ini bisa dilaksanakan sekaligus dengan menggunakan media<br />

atau bahan yang sama.<br />

Yang dilakukan pertama-pertama adalah membangun<br />

kumbung jamur sebagai rumah produksi jamur. Kumbung<br />

ini akan berfungsi menjadi lima pabrik sekaligus yakni,<br />

sebagai pabrik produksi jamur merang, pabrik produksi<br />

pakan ternak, pabrik produksi pakan unggas, pabrik<br />

produksi pakan ikan, dan pabrik pupuk organickAblo<br />

mengulas proses pabrikasi dari masing-masing pabrik<br />

tersebut dengan bahasa sederhana sehingga mudah<br />

dipahami dan dipraktekan.<br />

Penyusun buku, Dedi Suyerman menggaransi bertani<br />

akan untung besar, selama pelakunya dalam hal ini<br />

petaninya mau belajar dan harus menguasai ilmu bertani,<br />

yakni pertanian terpadu. Selama ini petani lebih banyak<br />

bergantung pada alam (musim/iklim) dan lebuih suka<br />

mengambil jalan mudah menggunakan pupuk an-organik.<br />

Prof. Kaman Nainggolan memberikan gambaran<br />

hitungan keuntungan berlipatnya pertanian dengan pola<br />

Ablo ini. Tanaman sagu setelah dipanen dan diolah menjadi<br />

tepung sagu akan menghasilkan sekitar 70% limbah.<br />

Limbah ini dengan teknik Ablo sebagai media tanam<br />

jamur, memberikan keuntungan besar. Simulasinya, setiap<br />

kubung per 30 hari mampu menghasilkan jamur 300 kg<br />

dengan harga jual Rp 30 ribu/kg maka hasilnya Rp 9 juta.<br />

Limbahnya setelah jamur di panen menjadi pupuk organik<br />

sebanyak 300 kg dengan harga Rp 1000/kg hasilnya Rp<br />

3 juta. Sedang dari hasil penjualan pakan ternak dan ikan<br />

sedikitnya Rp 12 juta /2 bulan. Jadi secara kalkulasi hasilnya<br />

sangat menakjubkan dari agribisnis jamur ini.<br />

Suyerman kembali menegaskan dengan pola JCII (jamur,<br />

cacing, itik, ikan) yang terintegrasi akan menjadi sangat<br />

efisien dan menguntungkan petani. Hanya saja petani harus<br />

menguasai teknologi biokonversi dengan teknik fermentasi,<br />

yang berfungsi untuk menaikkan kadar protein limbah dan<br />

membunuh bakteri patogen yang tidak dbutuhkan.<br />

Ablo yang hasil rangkuman dari penulisan para praktisi<br />

budidaya, ilmuwan, peneliti, pengamat pertanian dan<br />

lingkungan hidupini, juga dilengkapi data daerah potensi<br />

sagu, nutrisi limbah sagu hasil biokonversi, rasio biaya<br />

pakan dan pendapatan feedlot, dan data-data lainnya<br />

seputar sagu. •<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 59


Budidaya<br />

Panen Rupiah<br />

Bunga Anggrek<br />

Merasakan susah cari kerja, Dedek<br />

Setia Santoso menekuni hobinya<br />

budidaya bunga anggrek. Pilihan yang<br />

tepat, dari hobinya itu kini punya<br />

usaha DD Orchid Nursery, omsetnya<br />

mencapai ratusan juta per bulan.<br />

Hobi bunga ternyata tidak hanya milik wanita.<br />

Dedek Setia Santoso adalah salah seorang pria<br />

yang juga penggemar bunga khususnya bunga<br />

anggrek. Koleksi anggreknya tergantung di teras<br />

rumahnya diantaranya anggrek Papua, Thailand, Singapore,<br />

Manila, Madagaskar dan masih banyak lagi.<br />

Dan hobinya ini dikembangkan sebagai lahan usaha.<br />

Tepatnya pada 2007, dengan membeli 2 botol anggrek<br />

seharga 25 ribu rupiah. Dari anggrek ini dirawat, lantas<br />

dibibitkan kemudian dijual di pasar-pasar sekitar rumahnya.<br />

Hasilnya untuk beli beberapa bibit lagi dan mulai membuat<br />

kebun dalam skala kecil.<br />

Diakui Dedek keuntungan bertanam anggrek karena<br />

tidak mengalami fluktuatif, justru relatif terus berkembang.<br />

Prospeknya dari tahun ke tahun meningkat, mengingat<br />

60 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Budidaya<br />

Budidaya Anggrek: Menghasilkan 300 bibit/hari dijual Rp 10.000 /bibit<br />

banyak jenisnya dan bisa disilang. Hanya proses<br />

penyilangan ini butuh waktu lama sekitar 4 – 7 tahun.<br />

Sehingga banyak orang menilai bisnis anggrek tidak<br />

menguntungkan. “Bagi saya di sinilah peluangnya karena<br />

tidak banyak kompetitor yang main di bisnis ini. Lamanya<br />

menunggu proses penyilangan itulah, banyak mereka yang<br />

tidak sabar dan memutuskan beralih ke bisnis lain”, terang<br />

Dedek.<br />

Untuk budidaya yang terletak di sekitar rumahnya,<br />

Dedek dibantu 12 karyawan dalam 1 hari bisa<br />

menghasilkan 300 botol bibit anggrek. Sedang di ruang<br />

lab berjejer puluhan botol-botol untuk persilangan dan<br />

pembudidayaan bakal anggrek yang kemudian ditempatkan<br />

di persemaian.<br />

“Harga jual bibit anggrek sangat menguntungkan modal<br />

sekitar Rp 3 ribu, dijual Rp 10 ribu”, kata Dedek. Untuk<br />

pembeli berdatangan dari dalam maupun luar negeri dari<br />

Perancis, Singapore, Thailand, Manila dan Swiss. Bahkan<br />

ada pembeli yang berani membayar anggrek Dendrobium<br />

Margareth Tacher, seharga Rp 40 juta. Jadi wajar kalau<br />

omset Dedek bisa mencapai rata-rata Rp 50 – 100 juta /<br />

bulan.<br />

Transfer ilmu<br />

Yang menghasilkan uang ternyata tidak hanya bunga<br />

anggreknya saja, Dedek juga membuka pelatihan budidaya<br />

anggrek. Untuk anak-anak sekolah atau perorangan tidak<br />

dikenakan biaya. “Kalau Instansi atau Dinas dikenakan<br />

biaya karena ada anggarannya”, terang pria yang baru saja<br />

menikah ini. Disamping belajar budidaya anggrek, mereka<br />

juga saya ajari untuk bisnis online. Setelah selesai belajar,<br />

saat mereka pulang diberi beberapa anggrek untuk di<br />

budidayakan, tambahnya.<br />

Diakui Dedek penanaman anggrek memang cukup<br />

susah. Untuk itu harus tahu jenis anggreknya dulu. Jangan<br />

sampai anggrek dari dataran rendah, diperlakukan seperti<br />

anggrek dari dataran tinggi. Pola perawatan terutama<br />

penyiramannya juga perlu diperhatikan, jangan seringsering<br />

disirami. Kalau tanaman anggrek di green house,<br />

ditunggu kering dulu dan penyiraman dilakukan 2 – 3 hari<br />

sekali.<br />

Sementara, untuk pencahayaannya harus dijaga. Karena<br />

masing-masing jenis anggrek membutuhkan intensitas<br />

pencahayaan yang berbeda. Ada yang butuh pencahayaan<br />

sedang dan ada yang tinggi. Sedang untuk pemupukan<br />

bisa dilakukan rutin dua minggu sekali tergantung jenisnya<br />

dengan merek pupuk yang bergantian.<br />

Kendala lain yang dihadapi adalah dari faktor regulasi,<br />

banyaknya birokrasi yang harus dihadapi oleh petani anggrek.<br />

Menurut pemilik DD Orchid Nursery ini, bahkan pengiriman<br />

untuk luar kota pun harus dikarantina terlebih dulu. Berbeda<br />

dengan luar negeri, tidak berbelit-belit. • Eka<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 61


Formulir Berlangganan<br />

Harga Normal / exp. Rp. 35.000,-<br />

referensi bisnis terkini<br />

Periode Langganan Harga Pokok Disct. Harga Setelah Discount Keterangan<br />

1 Tahun (12 <strong>Edisi</strong> ) Rp. 420.000 ,- 15% rp. 350.000 ,- Bonus 1 Exp.<br />

2 Tahun ( 24 <strong>Edisi</strong> ) Rp. 840.000 ,- 20% rp. 700.000 ,- Bonus 1 Exp.<br />

Data Pelanggan<br />

Nama<br />

: ............................................................................................................................ (Wajib diisi)<br />

Perusahaan : ............................................................................................................................<br />

Jabatan : ............................................................................................................................<br />

Alamat Lengkap<br />

Email<br />

Telp / Fax<br />

Pesan tiap <strong>Edisi</strong><br />

Mulai berlangganan<br />

: ............................................................................................................................ (Wajib diisi)<br />

: ............................................................................................................................ (Wajib diisi)<br />

: ............................................................................................................................ (Wajib diisi)<br />

: ............................................................................................................................/Eksp<br />

: ............................................................................................................................ (Wajib diisi)<br />

Note :<br />

• Luar DKI harga belum termasuk ongkos kirim.<br />

• <strong>Majalah</strong> akan kami kirim setelah bukti pembayaran kami terima.<br />

Keterangan lebih lanjut hubungi :<br />

• Telp/WA : 0877-81029781, 0815-86680341<br />

• Email : redaksi@probiz.id<br />

62 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


BUMDes Untuk<br />

Kesejahteraan<br />

desa<br />

Eko Putro Sandjojo<br />

Menteri Desa, Pembangunan Daerah<br />

Tertinggal, dan Transmigrasi<br />

(Mendes)<br />

BUMDes, Ekonomi<br />

Tumbuh 12%<br />

Desa Wisata<br />

Sembalun Untuk<br />

Penakluk Gunung<br />

Rinjani<br />

Eksotik Wae Rebo<br />

Diakui Dunia<br />

Korporasi<br />

Pertamina Fokus<br />

Bangun Desa<br />

Tertinggal<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 63


Potensi Desa<br />

BUMDes Untuk<br />

Kesejahteraan Desa<br />

Keberadaan BUMDes diharapkan mampu meningkatkan kreativitas dan peluang usaha<br />

ekonomi produktif terutama yang berpenghasilan rendah, dengan mengoptimalkan<br />

potensi masyarakat desa, ekonomi, sumber daya alam, ataupun SDM nya.<br />

Pengamat Tata Kelola Administrasi dan Keuangan<br />

Pemerintah dari Penabulu Alliance, Ahmad<br />

Sofyan, mengtakan, tujuan awal pembentukan<br />

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah untuk<br />

mendorong atau menampung seluruh kegiatan peningkatan<br />

pendapatan masyarakat. Jadi keberadaan BUMDes ini<br />

untuk memaksimalkan potensi masyarakat desa baik itu<br />

potensi ekonomi, sumber daya alam, ataupun sumber daya<br />

manusianya.<br />

Dengan BUMDes diharapkan akan terjadi penyerapan<br />

tenaga kerja desa, meningkatkan kreativitas dan peluang<br />

usaha ekonomi produktif terutama yang berpenghasilan<br />

rendah. Selain itu, BUMDes menyediakan media usaha<br />

untuk menunjang perekonomian masyarakat sesuai dengan<br />

potensi desa dan kebutuhan masyarakatnya.<br />

Nah untuk mendirikan BUMDes, bisa dari inisiatif desa<br />

yang dirumuskan secara partisipatif oleh seluruh komponen<br />

masyarakat desa yang dipimpin Kepala Desa. Pendirian<br />

BUMDes juga dimungkinkan atas inisiatif Pemerintah<br />

Kabupaten sebagai bentuk intervensi pembangunan<br />

pedesaan untuk mendukung pembangunan daerah.<br />

Tahap pembentukan<br />

Tahapan pembentukan BUMDes pertama, membuat<br />

struktur organisasi. Yakni membangun kesepakan antar<br />

masyarakat desa dan pemerintah desa untuk pendirian<br />

BUMDes. Dalam hal ini Kepala Desa membentuk panitia<br />

pembentukan BUMDes, yang selanjutnya membahas<br />

64 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Potensi Desa<br />

tentang nama, kedudukan, dan wilayah kerja BUMDes.<br />

Maksud dan tujuan pendirian BUMDes, bentuk badan<br />

hukum BUMDes, sumber permodalan BUMDes, unit-unit<br />

usaha BUMDes, organisasi BUMDes, dan pengawasan<br />

BUMDes serta pertanggungjawaban BUMDes.<br />

Tahap kedua, pengaturan organisasi BUMDes, yakni<br />

mengacu pada rumusan Musyawarah Desa termasuk di<br />

dalamnya, Peraturan Desa tentang Pembentukan BUMDes,<br />

pengesahan Peraturan Desa tentang Pembentukan<br />

BUMDes, Anggaran Dasar BUMDes, Struktur Organisasi<br />

dan aturan kelembagaan BUMDes, tugas dan fungsi<br />

pengelola BUMDes, aturan kerjasama dengan pihak lain,<br />

rencana usaha dan pengembangan usaha BUMDes. Tahap<br />

ini memperjelas job desc anggota BUMDes, mengacu pada<br />

AD/ART BUMDes.<br />

Tahap ketiga, pengembangan dan pengelolaan BUMDes<br />

lebih spesifiknya, merumuskan dan menetapkan sistem<br />

penggajian dan pengupahan pengelola BUMDes, Pemilihan<br />

pengurus dan pengelola BUMDes, menyusun sistem informasi<br />

pengelolaan BUMDes, menyusun sistem administrasi dan<br />

pembukuan BUMDes, serta rencana kerja BUMDes.<br />

Termasuk didalamnya membuat aturan kerjasama<br />

dengan pihak ketiga, bersama dengan Dewan Komisaris<br />

BUMDes. Membuat rencana usaha (business plan),<br />

dibuat dalam periode 1 sampai dengan 3 tahun, sebagai<br />

pedoman kerja para pengelola BUMDes. Menetapakan pola<br />

rekruitmen dan sistem penggajian dan pengupahan, serta<br />

pemberian insentif jika pengelola mampu mencapai target<br />

yang ditetapkan selama periode tertentu.<br />

Apresiasi BUMDes berprestasi<br />

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan<br />

transmigrasi (Kemendesa PDTT) terus mendorong lahirnya<br />

BUMDes baru demi memajukan perekonomian pedesaan.<br />

Melalui gelaran Rembuk Desa Nasional pada 2<strong>01</strong>6 lalu<br />

di Jakarta, Kemendesa PDTT mengumumkan sejumlah<br />

BUMDes terbaik yang tersebar di seluruh Nusantara.<br />

Apresiasi ini terbagi menjadi 11 kategori, yakni<br />

berkembang, trendi, eco-agriculture, kreatif, inovatif,<br />

partisipatif, rintisan handicraft-kerajinan desain, rintisan<br />

berkembang, rintisan tourism-natural, rintisan ecoagriculture,<br />

dan rintisan partisipatif. Apresiasi BUMDes dinilai<br />

berdasarkan kreativitas, inovasi, hingga kemampuannya<br />

untuk melibatkan warga desa. • Fidel<br />

Kategori<br />

Berkembang<br />

Trendi<br />

Eco-Agriculture<br />

Kreatif<br />

Inovatif<br />

Rintisan Handicraft - Kerajinan Desain<br />

Rintisan Berkembang<br />

Rintisan Tourism-Natural<br />

Rintisan Eco-Agriculture<br />

Rintisan Partisipatif<br />

BUMDes Terbaik<br />

BUMDes Mandiri Bersatu (Lampung), BUMDes Mandala Giri<br />

Amertha (Bali)<br />

BUMDes Tirta Mandiri (Jawa Tengah)<br />

BUMDes Amanah (Kalimantan Timur)<br />

BUMDes Karya Jaya Abadi (Kalimantan Tengah)<br />

BUMDes Lentera (NTB), BUMDes Aneotob (NTT), BUMDes<br />

Mandiri(Sumatera Utara)<br />

BUMDes Tamangalle Bisa (Sulawesi Barat)<br />

BUMDes Tunas Jaya Sasak (Sumatera Barat), BUMDes<br />

Karya Usaha (Bengkulu), BUMDes Cahaya Makmur<br />

(Sulawesi Tengah)<br />

BUMDes Andal Berdikari (BangkaBelitung)<br />

BUMDes Maju Makmur (Jawa Timur)<br />

BUMDes Beberahan Berkah (Banten)<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 65


Potensi Desa<br />

BUMDes, Ekonomi Tumbuh 12%<br />

Program BUMDes, mampu<br />

meningkatkan pertumbuhan ekonomi<br />

di desa lebih dari 12%. Bahkan untuk<br />

desa-desa tertinggal bisa lebih dari 67%.<br />

Dan untuk mewujudkan pemberdayaan<br />

ekonomi perdesaan yang berkeadilan,<br />

pemerintah membentuk Holding<br />

BUMDes.<br />

Perkembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)<br />

makin positif baik dalam hal jumlah, maupun<br />

kontribusinya ke desa. Banyak perubahan telah<br />

terjadi, yang sebelumnya desa tidak punya akses<br />

tetapi sekarang sudah bisa mengelola aset-aset desa<br />

secara mandiri. Seperti pengelolaan tempat-tempat wisata<br />

yang selama ini dikelola oleh kelompok usaha tertentu, kini<br />

pengelolaannya sudah melibatkan bahkan tidak sedikit yang<br />

sudah dikelola oleh masyarakat setempat.<br />

Ini sesuai dengan misi BUMDes, sebagai lembaga<br />

yang perannya memberdayakan ekonomi warga,<br />

dimana pengelolaannya secara otonom dilakukan oleh<br />

desa. Keberadaan BUMDes sendiri kini makin dirasakan<br />

manfaatnya oleh masyarakat, karena bisa menjamin aset<br />

dan potensi desa, dan hasilnya bisa dinikmati seluruh<br />

66 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8<br />

warga desa. Targetnya adalah membantu meningkat taraf<br />

hidup warga desa yang hidup misalnya di sektor pertanian<br />

informal yang belum mampu mencukupi kebutuhan<br />

sandang, pangan dan papan. Warga yang penghasilannya<br />

tergolong sangat rendah, sehingga tak mampu menyisihkan<br />

pendapatan untuk pengembangan usaha.<br />

Selain itu, juga warga yang belum mampu mencukupi<br />

kebutuhannya sendiri dan hanya bekerja pada pemilik<br />

modal dengan pendapatan yang tak mencukupi. Serta<br />

kelompok warga desa yang selama ini jatuh ke tangan<br />

pemilik modal dan terus diperas oleh pemilik modal.<br />

Misalnya hasil panen atau produk yang dihargai terlalu<br />

murah sehingga tidak memberikan keuntungan bagi<br />

produsen/petani, keterbatasan hak pekerja untuk<br />

mendapatkan layanan sosial dan lain-lain.<br />

Keberadaan BUMDes disini dapat membantu<br />

pengelolaan lumbung pangan, bank benih dan pupuk, lantai<br />

jemur gabah, sarana produksi pertanian, sarana pengolahan<br />

hasil panen, serta kios beras. Sedang dibidang perikanan,<br />

BUMDes dapat menyediakan perahu dan alat tangkap<br />

ikan, sarana pengeringan, gudang penyimpanan, hingga<br />

pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).<br />

Trennya terus meningkat<br />

Tren perkembangan BUMDes makin meningkat, jika<br />

2 tahun sebelumnya baru 2.000 pada 2<strong>01</strong>7 menjadi<br />

18.000 BUMdes yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari<br />

data Kementerian Desa, BUMdes tersebar di sekitar 74


Potensi Desa<br />

Eko Putro Sandjojo, Menteri Desa,<br />

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan<br />

Transmigrasi (Mendes)<br />

Kabupaten, 264 Kecamatan dan 1022 Desa.<br />

Diakui Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,<br />

dan Transmigrasi (Mendes) Eko Putro Sandjojo, awalnya<br />

pembentukan BUMDes banyak mengalami kendala.<br />

Pada 2<strong>01</strong>4 Pemerintah mengeluarkan UU No.6 dengan<br />

spirit memberikan kewenangan kepada desa bukan<br />

hanya untuk mengelola pemerintahannya, tetapi juga<br />

mengelola keuangan desa, pemberdayaan masyarakat<br />

dan pertumbuhan ekonomi. Namun, banyak pihak ragu<br />

apakah desa atau nagari mampu mengelola karena banyak<br />

Kabupaten dan Kotamadya yang masih memiliki banyak<br />

masalah.<br />

Lantas dibuatlah pendampingan, namun kuotanya tidak<br />

memadai sehingga pengucuran dana BUMDes masih<br />

terbatas. Kemudian Kementerian mengajak kerjasama BNI,<br />

dengan melakukan pelatihan di 1.500 BUMDes per tahun.<br />

Kapasitas tersebut memang masih minim mengingat jumlah<br />

desa hampir 75.000. Kementerian pun membentuk Holding,<br />

tujuannya akselerasi karena ada pendampingan sehingga<br />

setiap desa mendapatkan pendampingan.<br />

Upaya pendampingan ini ternyata menjadi moral<br />

hazard bagi para pengelola di desa karena besarnya<br />

jumlah dana yang diberikan. Sampai akhirnya diputuskan<br />

peran pemerintah memiliki 51 persen, sehingga negara<br />

bisa kontrol, dan keuntungan negara dikembalikan lagi<br />

ke desa untuk pembangunan desa. “Untuk Koperasi juga<br />

bisa dikembangkan lewat BUMDes, penyalurannya melalui<br />

koperasi, jadi BUMDes-nya jalan, koperasi juga jalan,”<br />

terang Mendes Eko.<br />

Dengan program BUMDes, desa mampu meningkatkan<br />

pertumbuhan ekonomi lebih dari 12%, seperti di luar Jawa.<br />

Bahkan untuk desa-desa tertinggal dan belum tersentuh<br />

pertumbuhan ekonomi bisa sampai lebih dari 67%.<br />

Sementara itu, dengan adanya dana desa dapat membantu<br />

terbangunnya jalan desa sepanjang 66.884 km, jembatan<br />

sepanjang 511,9 km, embung (cekungan penampung air)<br />

sebanyak 686, dan saluran irigasi sebanyak 12.596.<br />

Selain BUMDes, untuk meningkatkan perekonomian<br />

desa, Pemerintah juga memiliki program unggulan desa<br />

(Prudes), pembuatan Embung, dan sarana olah raga<br />

desa (Raga). “Dengan adanya progam unggulan tersebut<br />

diharapkan 3 tahun ke depan tidak akan ada desa tertinggal<br />

lagi di Indonesia”, ujar Menteri Eko.<br />

Dana desa dinaikkan<br />

Jumlah penerima dana desa pada 2<strong>01</strong>7 meningkat<br />

menjadi 74.910 desa, dari tahun sebelumnya 2<strong>01</strong>6<br />

yang sebanyak 74.710 desa. Peningkatan ini karena<br />

bertambahnya jumlah desa akibat dari pemekaran wilayah.<br />

Untuk anggaran dana desa juga terus dinaikkan, dari Rp<br />

20,76 triliun pada 2<strong>01</strong>5 menjadi Rp 46,9 triliun pada tahun<br />

anggaran 2<strong>01</strong>6, atau naik 125,91%. Sedang alokasi dana<br />

desa 2<strong>01</strong>7 yang telah ditetapkan dalam RAPBN sebesar Rp<br />

60 triliun. Besaran dana desa ini mengalami kenaikan 28%<br />

dari dana desa tahun sebelumnya.<br />

Seiring penambahan jumlah dana desa yang<br />

dianggarkan, pemerintah telah merancang pelaporan<br />

berbasis teknologi informasi. Sementara untuk<br />

pemberdayaan masyarakatnya, Pemerintah akan<br />

memberikan pelatihan keahlian kepada penduduk desa.<br />

Hal itu mengingat sekitar 70 persen penduduk desa hanya<br />

lulusan pendidikan dasar.<br />

Terkait penggunaan dana tersebut, Kemendes dan<br />

Pembangunan Daerah Tertinggal menghimbau para Kepala<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 67


Potensi Desa<br />

Aneka kegiatan BUMDes: Untuk mengurangi angka kemiskinan<br />

Desa di Indonesia agar penggunaan dana desa jangan<br />

hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, namun<br />

juga untuk pengembangan ekonomi melalui BUMDes.<br />

“Kalau desa hanya memfokuskan pada pembangunan<br />

infrastruktur, nantinya pemerintah desa akan sulit<br />

berkembang karena hanya menggantungkan sumber<br />

dananya ke Pemerintah Pusat”, terang Eko.<br />

Holding BUMDes.<br />

Dengan melonjaknya jumlah BUMDes, maka Pemerintah<br />

membentuk Holding BUMDes. Dimana pengelolaannya<br />

secara terpusat melalui salah satu anak perusahaan dari<br />

Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun Pemerintah<br />

Daerah diberi kesempatan untuk membentuk holding<br />

BUMDes di lingkup Kabupaten dan Provinsi.<br />

Pada akhir April 2<strong>01</strong>7, Kementerian Desa bersama<br />

Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama Bulog<br />

Djarot Kusumayakti membentuk Holding PT Mitra BUMDes<br />

Nusantara (MBN). Holding BUMDes ini untuk mewujudkan<br />

pemberdayaan ekonomi perdesaan yang berkeadilan. “PT<br />

Mitra BUMDes Nusantara nanti dibentuk setiap Kabupaten/<br />

Kota. Keberdaan BUMDes diharapkan desa mampu mandiri<br />

dan tidak bergantung kepada dana desa lagi,” tegas<br />

Menteri Eko.<br />

Untuk saat ini sudah terbentuk Holding di 5 provinsi<br />

di Jawa. Jawa timur bekerja sama dengan BRI, Jateng-<br />

Jogja dengan BNI, Jawa Barat dengan Bank Mandiri dan<br />

Banten bekerja sama dengan BTN. Sementara Holding<br />

BUMDes fokus di Jawa mengingat lokasi yang siap dan<br />

bisa dijadikan contoh. Selain itu kantong kemiskinan di<br />

Indonesia terbanyak di Jawa karena mayoritas penduduk<br />

ada di Jawa.<br />

Targetnya, dengan adanya Holding maka BUMDes<br />

berpotensi menjadi perusahaan besar setara internasional.<br />

Jika setiap desa dengan jumlah yang mencapai 74.954 desa<br />

memiliki BUMDes, maka besarnya jaringan tersebut akan<br />

mampu menarik suplier dengan mudah.<br />

Untuk antisipasi takut terjadi ketidakadilan, masyarakat<br />

desa yang memiliki BUMDes mendapat keuntungan lebih<br />

kecil dibanding perusahaan yang menjadi rekan usahanya,<br />

makanya 51 persen saham dipegang negara melalui BUMN<br />

dan 49 persen oleh BUMDes. “Ada BUMDes bergerak di<br />

bidang jasa boga, kerja sama dengan industri, tapi BUMDes<br />

nya justru dapat porsi keuntungan lebih kecil dibanding<br />

industrinya. Saya tidak mau ini terjadi”, tambah Eko.<br />

Adanya Holding, juga karena belum semua desa mampu<br />

kelola BUMDes. Jadi Holding ini berperan sebagai badan<br />

yang bukan ad hoc, yang harus fokus dan memiliki indikator<br />

kinerja utama (IKU) atau ukuran kinerja terpilih (key<br />

performance indicators/KPI) yang jelas. “Saya harap dengan<br />

cara ini pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia<br />

semakin pesat,” tegas Eko. • Fidel<br />

68 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 69


Korporasi<br />

PT Pertamina (Persero) ikut andil<br />

membangun desa yang tergolong masih<br />

tertinggal di Indonesia. Bantuan dalam<br />

bentuk Corporate Social Responsibility<br />

(CSR), sudah menyebar ke berbagai desa<br />

tertinggal. Baik dalam bentuk infrastruktur,<br />

penerangan maupun lainnya.<br />

Upaya PT Pertamina (Persero) untuk semakin dekat<br />

dengan masyarakat terus dilakukan. Kali ini, giliran<br />

masyarakat Desa Keban Kabuten Lahat, Sumatera<br />

Selatan menikmati bantuan Pertamina. Pada<br />

akhir Maret 2<strong>01</strong>7 lalu, melalui anak usahanya Pertamina EP<br />

asset II Prabumulih, memberikan bantuan Corporate Social<br />

Responsibility (CSR) berupa perbaikan jembatan gantung di<br />

desa tersebut.<br />

Pada saat peninjauan jembatan, GM Pertamina EP<br />

asset II Prabumulih, Ekariza merasa sangat senang bisa<br />

kerjasama dengan masyarakat setempat. “Jalinan kerjasama<br />

ini tentunya tidak akan stop sampai disini, kita akan terus<br />

membantu sesuai yang dibutuhkan. Kami berterima kasih<br />

kepada pemerintah setempat yang telah menggunakan<br />

dana CSR yang kami berikan sesuai porsi dan tempatnya,”<br />

terang Ekariza.<br />

Atas bantuan tersebut masyarakat Desa Keban melalui<br />

Kepala Desanya mengucapkan banyak terima kasih kepada<br />

Pertamina. “Ini sangat bermanfaat dalam menunjang<br />

perekonomian masyarakat dalam lalu lintas menuju ke<br />

kebun warga. Dengan jembatan yang telah bagus seperti ini<br />

saya berharap warga bisa menggunakan dan ikut menjaga<br />

agar jembatan tersebut bisa kita nikmati dalam jangka<br />

waktu yang lama,” ujar Kades Ismed. Ini bisa menjadi<br />

contoh bagi perusahaan lain yang ada di Kota Lahat,<br />

tambahnya.<br />

Desa Keban dikenal sebagai tempat yang alamnya indah.<br />

Salah satu tempat wisata yang dikenal yakni Air Terjun<br />

Kandis. Meskipun debit airnya tidak besar tapi warna biru<br />

airnya membuat mata memandang terasa sejuk. Tinggi<br />

air terjun yang tidak sampai 10 meter ini dipenuhi dengan<br />

pepohonan rindang, semakin membuat sejuk suasana di<br />

sekitar air terjun. Air terjun tersebut juga bisa dimanfaatkan<br />

untuk kesehatan karena mengandung belerang.<br />

70 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Korporasi<br />

Pertamina: Memberi bantuan yang menjadi kebutuhan warga<br />

Bantuan listrik.<br />

Sebelumnya di awal bulan yang sama, Pertamina<br />

memberikan bantuan penerangan kepada masyarakat<br />

Dusun Bondan, Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah. Ketua<br />

Umum Serikat Pekerja Pertamina Patra Wijayakusuma (SPP<br />

PWK) Eko Sunarno, dan para pengurus salurkan bantuan<br />

berupa peralatan pembangkit listrik hibrid dengan memakai<br />

kincir angin sebagai alat bantu penerang di Desa Bondan,<br />

Kampung Laut. Bantuan atersebut diterima langsung<br />

Arpandi sebagai wakil masyarakat.<br />

Menurut Eko, bantuan yang diberikan memakai<br />

teknologi Hybrid Energy One Pole (HEOP) yang berasal dari<br />

hasil karya Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik PLN di Jakarta.<br />

Hasil karya ini menjadi pemenang dari kegiatan lomba<br />

karya ilmiah bertemakan “Teknologi Terapan Masyarakat<br />

Pesisir” yang diadakan Refinery Unit IV pada akhir<br />

Desember 2<strong>01</strong>6 lalu.<br />

Teknologi ini sangat sesuai untuk diterapkan di desa<br />

yang lokasinya terpencil dan belum dapat terjangkau aliran<br />

listrik, seperti desa Bondan. Dengan bantuan ini, diharapkan<br />

masyarakat desa Bondan dapat menikmati penerangan<br />

listrik dan juga dapat dipakai di tempat umum, contohnya di<br />

masjid dan sekolah.<br />

Seperti diketahui, kondisi dusun Bondan, Desa<br />

Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap masih cukup<br />

memprihatinkan. Bahkan untuk mendapatkan air bersih pun,<br />

harus menggunakan perahu yang diambil dari mata air di<br />

Nusakambangan dan harus menempuh waktu sekitar 1 jam<br />

perjalanan bolak-balik. Kondisi tersebut akan berlangsung<br />

saat musim kemarau, sedangkan pada musim hujan warga<br />

manfaatkan air hujan untuk memasak.<br />

Selama musim hujan, warga mengumpulkan air<br />

menggunakan tandon-tandon air. Air yang ditampung ini<br />

hanya bisa digunakan untuk beberapa hari saja, karena<br />

keterbatasan tandon yang dimiliki oleh warga.<br />

Hal tersebut sangat memberatkan warga yang mayoritas<br />

memiliki tambak udang dan ikan lainnya. Lantaran itu,<br />

warga meminta agar ada bantuan kepada mereka berupa<br />

tandon-tandon air, untuk menampung lebih banyak lagi.<br />

Sehingga bisa untuk dimanfaatkan lebih lama lagi.<br />

Selain tandon air, warga juga mengharapkan adanya<br />

bantuan perahu bagi dusun tersebut. Agar bisa digunakan<br />

untuk mengantarkan orang sakit sewaktu-waktu. Karena<br />

perahu yang ada saat ini sudah rusak. Lokasi dusun ini<br />

terpisah pulau dari Desa Ujung Alang. Dari kantor desa,<br />

harus menggunakan perahu kecil lagi untuk bisa mencapai<br />

desa ini.<br />

Menurut Kepala Desa Ujung Alang, Jarwo ada empat<br />

dusun di Desa Ujung Alang, yakni Lempong Pucung,<br />

Motean, Paniten dan Bondan. Hanya Dusun Bondan saja<br />

yang wilayahnya sangat memprihatinkan. “Di dusun sana<br />

tidak ada saluran air bersih, kalau musim kemarau, distribusi<br />

air bersih tidak sampai ke sini,” kata Jarwo yang juga tinggal<br />

di dusun tersebut.<br />

Adanya bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan<br />

Perumahan Rakyat di Desa Ujung Alang berupa penerapan<br />

teknologi sistim penyediaan air minum tidak dirasakan oleh<br />

dusun Bondan. Karena tidak ada pipa yang sampai ke dusun<br />

tersebut. Pasalnya lokasinya terpisah dengan desa. • Fidel<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 71


Desa Wisata<br />

Sembalun Untuk Penakluk<br />

Gunung Rinjani<br />

Panorama Desa Sembalun Lawang,<br />

Lombok, Nusa Tenggara Barat<br />

sangat komplek dan indah. Paduan<br />

pemandangan alamnya, hamparan<br />

lahan pertanian yang tertata rapi, dibalut<br />

budaya masyarakatnya yang masih<br />

tradisionil, memanjakan para pendaki<br />

Gunung Rinjani dan tidak cukup hanya<br />

sehari untuk menikmatinya.<br />

Desa Sembalun Lawang yang berjarak sekitar<br />

110 km, atau butuh 4 jam perjalanan dari Kota<br />

Mataram ini, kini menjadi tempat singgah yang<br />

nyaman bagi para pendaki Gunung Rinjani.<br />

Keindahan alamnya pun menjadikan desa yang berada<br />

sekitar 1.156 m dpl ini, tempat favorit wisata. Pepohonan<br />

hijau mendominasi desa ini dengan latar penampakan<br />

Gunung Rinjani serta pemandangan laut Gili Trawangan.<br />

Keindahan alam Sembalun semakin mempesona dengan<br />

hamparan ladang pertanian yang tertata rapi, dan tampak<br />

ladang sayuran di lahan bertingkat. Desa ini juga dikelilingi<br />

oleh tebing-tebing batu yang kemiringannya hampir<br />

mencapai 90 derajat. Dinding batu ini merupakan hasil<br />

pembekuan materi letusan Gunung Rinjani ratusan tahun<br />

lalu.<br />

Paduan alam dan budaya<br />

Di desa Sembalun terdapat Posko Rinjani Information<br />

Center (RIC), yaitu pusat informasi dan juga tempat<br />

pendaftaran bagi para pendaki. Penginapan dan homestay<br />

juga banyak tersedia. Selain itu, porter handal dapat<br />

merangkap sebagai koki siap mengantar ke puncak Rinjani<br />

atau ke danau Segara Anak.<br />

Tidak saja alamnya, desa Sembalun juga kaya akan<br />

wisata budaya. Pemandangan rumah tradisional suku<br />

Sasak, Lombok, sangat menarik untuk disinggahi. Rumah<br />

adat yang kini dikenal sebagai Desa Beleg merupakan<br />

peninggalan para leluhur Desa Sembalun, dan masih tetap<br />

terawat dan dijaga, untuk mengenang sejarah desa yang<br />

72 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Desa Wisata<br />

Desa Sembalun: Primadona indah sumber pendapatan daerah<br />

pada beberapa abad silam pernah dihancurkan oleh letusan<br />

dahsyat Gunung Rinjani.<br />

Di dalam kompleks Desa Beleq terdapat 7 buah rumah<br />

adat, 2 geleng tempat penyimpanan harta benda, 1 bale<br />

malang atau langgar tempat rapat dan beribadah, serta satu<br />

batu bertuah yang disebut pasek gumi, didekat pasek gumi<br />

terdapat batu delpak yang berfungsi sebagai kendaraan<br />

wali/pengulu ketika hendak patroli khusus untuk keamanan<br />

kedatuan tanak sembahulun (patroli untuk menjaga<br />

keamanan desa Sembalun).<br />

Rumah adat Desa Beleq terbuat dari jerami (daun<br />

ilalang) dan berdinding anyaman bambu (bedek). Lantainya<br />

dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau<br />

dan abu jerami. Campuran tanah liat, kotoran kerbau dan<br />

jermai ini membuat lantai tanah pada desa beleq mejadi<br />

padat dan keras.<br />

Desa bumbu dan rempah<br />

Lokasi Desa Sembalun yang berada di kaki Gunung<br />

Rinjani menjadikan area desa tersebut kaya akan vulkanik.<br />

Tidak mengherankan tanah di desa tersebut sangat subur<br />

dan menjadi sumber utama para petani untuk menanam<br />

sayur-sayuran. Desa Sembalun merupakan desa pemasok<br />

bumbu dan rempah terbesar di Pulau Lombok sekaligus<br />

Nusa Tenggara Barat. Panen rempah yang paling banyak di<br />

desa ini diantaranya padi, tomat, kentang, dan hasil bumi<br />

lainnya.<br />

Pada akhir Mei 2<strong>01</strong>7 lalu, Menteri Desa, Pembangunan<br />

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko<br />

Putro Sandjojo, menjadikan Desa Sembalun sebagai pusat<br />

penanaman bawang putih. Hal tersebut seiring program<br />

Kemendes PDTT yang mendorong adanya produk unggulan<br />

di setiap desa di Indonesia. “Dengan fokus pada produk<br />

unggulan, maka skala produksinya akan semakin besar.<br />

Saya yakin sarana pascapanen akan masuk, gudang juga<br />

tersedia, sehingga para petani saat panen tak pusing lagi<br />

tentang harga. Pendapatan juga bisa meningkat,” ujar Eko<br />

usai menanam bawang putih di Desa Sembalun Lawang,<br />

Lombok Timur.<br />

Keseriusan pemerintah menjadikan Desa Sembalun<br />

sebagai pusat produk unggulan bawang putih, terlihat selain<br />

kehadiran Mendes hadir juga Rini M Soemarno (Menteri<br />

BUMN) dan Andi Amran Sulaiman (Menteri Pertaniam),<br />

serta sejumlah Direktur Utama perusahaan BUMN pada<br />

saat penanaman bawang putih, 24 Mei 2<strong>01</strong>7 lalu. Manfaat<br />

dari fokus pada satu produk unggulan, bawang putih<br />

sebagai produk unggulannya, telah dirasakan petani di Desa<br />

Sembalun Lawang, pendapatan masyarakat meningkat,<br />

rata-rata 25% atau sekitar Rp 30-45 juta.<br />

Kondisi alam pertaniannya yang subur, membuat<br />

Sembalun juga menjadi pilihan untuk wisata tani. Tidak<br />

mengherankan para wisatawan yang datang ke Sembalun<br />

dilibatkan pada proses pertanian, seperti ikut memupuk<br />

sawah dan ladang, menyiangi tanaman, atau memilih<br />

hasil panen. Selain itu, di sepanjang perjalanan ke tempat<br />

penginapan, dipenuhi ladang stroberi di pekarangan<br />

rumah para penduduk, makin menambah keasrian desa<br />

Sembalun. • Fidel<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 73


Desa Wisata<br />

Eksotik Wae Rebo Diakui Dunia<br />

Kampung Wae Rebo memiliki rumah<br />

adat, Mbaru Niang yang berusia ratusan<br />

tahun, dan diakui dunia sebagai warisan<br />

budaya. Butuh waktu sekitar 7 jam<br />

sampai lokasi. Apa uniknya Mbaru<br />

Niang?<br />

Kementerian Pariwisata, beberapa waktu lalu telah<br />

menetapkan Labuan Bajo sebagai salah satu<br />

dari 10 destinasi wisata prioritas. Sembilan lokasi<br />

lainnya yakni Mandalika Lombok; Pulau Morotai;<br />

Tanjung Kelayang; Tanjung Lesung; Danau Toba; Wakatobi;<br />

Bromo-Tengger-Semeru; Candi Borobudur, dan Kepulauan<br />

Seribu. Kementerian Desa PDTT sudah menargetkan dari<br />

74.754 desa di Indonesia, sekitar 7.500 desa menjadi desa<br />

wisata di Indonesia sampai dengan 2<strong>01</strong>9.<br />

Labuan Bajo merupakan ujung barat Pulau Flores,<br />

Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menjadi pintu masuk<br />

para pengunjung sebelum masuk ke lokasi wisata di<br />

provinsi tersebut termasuk ke Pulau Komodo. Salah satu<br />

desa wisata yang menjadi sorotan dunia saat ini yakni<br />

Kampung Wae Rebo yang populer dengan rumah adat<br />

Mbaru Niang, berbentuk seperti payung.<br />

Warisan budaya<br />

Desa Wae Rebo terletak di 1.200 m dpl, merupakan<br />

sebuah kampung adat yang terletak di Flores, tepatnya<br />

di Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai,<br />

Nusa Tenggara Timur . Jarak dari Labuan Bajo ke Wae<br />

Rebo sekitar 120 km dengan waktu tempuh 7 jam.<br />

Masyarakatnya berasal dari Suku Modo, dan tinggal dalam<br />

rumah-rumah tradisonal, Mbaru Niang. Rumah tradisional<br />

mereka mendapat penghargaan Asia Pasific Award for<br />

Cultural Heritage dari UNESCO sebagai upaya untuk<br />

konservasi warisan budaya. Penghargaan tersebut diperoleh<br />

setelah menyisihkan 42 kandidat di 11 negara Asia Pasifik.<br />

Bagi warga Kampung Wae Rebo, rumah mereka yang<br />

unik tidak saja sebagai rumah tinggal tapi sudah merupakan<br />

bagin dari hidup mereka. Tidak mengherankan rumah<br />

mereka sudah berusia ratusan tahun. Kalaupun membangun<br />

rumah yang baru dengan bentuk yang sama, proses tidak<br />

semudah membangun rumah seperti pada umumnya.<br />

Pembangunan rumah adat di Kampung Wae Rebo ini<br />

tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan tidak akan<br />

pernah membangun rumah bila mereka tidak memiliki<br />

kebutuhan tempat tinggal. Kampung ini tak membolehkan<br />

Mbaru Niang berdiri lebih dari tujuh. Pada keluarga yang<br />

tidak tertampung dalam tujuh rumah ini, mereka bakal<br />

berkumpul di rumah serupa yang terletak sekitar 5<br />

kilometer dari Wae Rebo. Aturan adat ini sudah berlaku<br />

74 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Desa Wisata<br />

Mbaru Niang: Rumah adat aset dunia<br />

turun-temurun. Kearifan lokal ini membuat Wae Rebo tak<br />

pernah mengalami masalah dengan jumlah penduduk.<br />

Rumah adat Wae Rebo, Mbaru Niang yang berbentuk<br />

kerucut, didalamnya bisa menampung 6-8 keluarga<br />

sekaligus. Pada bagian dalam rumah terdapat lima tingkatan<br />

dengan menggunakan rotan untuk mengikat setiap<br />

bagiannya. Tingkat dua sebagai tempat perkakas rumah<br />

tangga dan makanan, tingkat tiga untuk menyimpan benih<br />

tanaman pangan, tingkat ke empat untuk menyimpan<br />

bahan makanan jika terjadi kekeringan atau gagal panen,<br />

dan paling atas untuk menyuguhkan persembahan pada<br />

para leluhur.<br />

Jalan setapak dan mendaki<br />

Untuk menuju Kampung Wae Rebo, harus berjalan<br />

kaki mendaki sekitar 9 km. Jalan yang dilewati pun hanya<br />

setapak dan melewati sungai disela pepohonan besar.<br />

Namun kondisi dan jarak itu jadi tidak terasa karena<br />

keindahan alam kanan kiri jalan, sangat menghibur<br />

membuat perjalanan ke lokasi tidak terasa dan bisa<br />

mengobati kecapaian.<br />

Sebagai destinasi wisata yang menyumbang pendapatan<br />

daerah, Kampung Wae Rebo sudah menata administrasi<br />

pariwisata dengan membentuk Lembaga Pariwisata<br />

Waerebo (LPW). Lembaga tersebut memiliki wewenang<br />

tarif untuk bermalam di Waerebo sebesar Rp 250 ribu<br />

sudah termasuk 3 kali makan. Jika tidak menginap<br />

pengunjung membayar retribusi Rp 100 ribu.<br />

Pembangunan jalan ke sana memang tidak disetujui<br />

masyarakat setempat dengan alasan agar budayanya<br />

tidak tercemar pengaruh luar. Tidak mengherankan lokasi<br />

kampung ini terkesan terasingkan dari dunia luar, karena di<br />

sekitar kampung tidak ada kampung lain kecuali hutan dan<br />

bukit. Posisi kampung seperti berada di dalam sebuah panci<br />

yang besar, dan setiap harinya diselimuti kabut asap putih<br />

dingin.<br />

Masyarakat di Kampung Wae Rebo, pada umumnya<br />

bertani dan berladang. Saat ini, ladang mereka banyak<br />

ditanami kopi karena memiliki nilai jual lebih tinggi.<br />

Sementara untuk para ibu-ibu di kampung tersebut<br />

memiliki ketrampilan menenun kain songket yang memiliki<br />

nilai jual tinggi. • Fidel<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 75


Galeri<br />

Selamatan Desa Tambuh Songgokerto Batu<br />

Guyub Rukunnya Masyakarat<br />

Mempertahankan Budaya Leluhur<br />

Ritual yang diadakan setiap satu tahun sekali ini<br />

melibatkan semua lapisan masyarakat. Ibu-ibu<br />

menyiapkan masakan untuk diarak ke Punden<br />

atau tempat mata air yang mengaliri desa Tambuh<br />

Songgokerto Batu dan bapak-bapak membersihkan<br />

tempatnya. Para remaja yang tergabung dalam Karang<br />

Taruna pun tidak tinggal diam, mereka aktif turut serta<br />

menyiapkan upacara selamatan desa sebagai wujud<br />

penghormatan pada para leluhur. Guyub dan rukun yang<br />

mencerminkan masih adanya gotong royong antar sesama<br />

warga yang hampir punah di negeri ini.<br />

Selamatan adalah sebuah tradisi ritual yang banyak<br />

dilakukan oleh masyarakat kita. Selamatan sendiri adalah<br />

bentuk rasa syukur pada para leluhur yang diwijudkan<br />

76 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Galeri<br />

Ritual: Upaya masyarakat menghormati para leluhur<br />

dengan berbagai acara seperti: bersih desa, tasyakuran,<br />

Istighosah dengan membawa beberapa “ugo rampe” yang<br />

harus ada, seperti : sesajen yang berupa pisang, kelapa,<br />

lauk pauk, tumpeng dan minuman khas yang terbuat dari<br />

tape yaitu Jembret. Minuman ini harus ada setiap diadakan<br />

selamatan desa, semacam bandrek tapi rasanya lebih<br />

manis. Menurut Ibu Sumarmi yang menyiapkan segala<br />

sesajen tersebut, mereka yang diminta menyiapkan sesajen<br />

haruslah mereka yang sudah “luas” dalam arti meereka<br />

yang sudah menopouse.<br />

“Selamatan Desa adalah bentuk upaya masyarakat untuk<br />

menghormati para leluhur dan orangtua, jadi jangan sampai<br />

budaya ini hilang begitu saja. Harus tetap dilestarikan,”<br />

terang Ali Muslik selaku ketua panitia di acara selamatan<br />

desa Tambuh Songgokerto ini.<br />

Selamatan Desa yang dilakukan tanggal 26 Desember<br />

2<strong>01</strong>7 ini, kesibukan di Desa Tambuh sudah dimulai sejak<br />

seminggu sebelumnya. Para ibu menyiapkan masakan<br />

untuk tumpeng dan sesajen sedangkan Bapak-bapak dan<br />

kaum muda membersihkan punden atau temppat sumber<br />

air di 3 tempat yaitu : Trete, Torongbelok dan Dawuan yang<br />

paling jauh lokasinya dengan jalan yang terjal dan licin.<br />

Lepas dari hal-hal yang berbau mistik, dengan selamatan<br />

desa ini, warga desa memohon agar desa mereka menjadi<br />

desa yang makmur dan maju, dijauhkan dari segala mara<br />

bahaya. Di samping menciptakan gotong royong di dalam<br />

masyarakat, selamatan desa adalah modal kekuatan dalam<br />

membangun desa itu sendiri.<br />

Keterlibatan kaum muda dalam hal ini karang tarunanya<br />

juga menimbulkan hal positif yaitu generasi muda lebih<br />

mencintai budayanya sendiri dan terutama ada rasa hormat<br />

pada leluhur atau orang-orang tua. • Eka<br />

Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 77


KEMENTERIAN DESA,<br />

PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI<br />

REPUBLIK INDONESIA<br />

Sombori, Desa Mbokita, Kecamatan Menuai<br />

Kepulauan, Morowali, Sulawesi Tengah<br />

Foto: Wahyu Wening<br />

78 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8


Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8 | Probiz | 79


80 | Probiz | Nomor 0<strong>01</strong>/Vol I - 2<strong>01</strong>8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!