Majalah Edisi 4 2017

Edisi 03 2017 GERMAS 2

SUSUNAN
REDAKSI
PELINDUNG / PENASEHAT:
dr. Andy Jap, M.Kes.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
PENGARAH:
Sekretaris Dinkes Kalbar
Kabid Pelayanan Kesehatan
Kabid Sumber Daya Kesehatan
Kabid Pengendalian & Pencegahan Penyakit
PENANGGUNGJAWAB:
Yulsius Jualang, S.Kep., M.Si.
Kabid Kesehatan Masyarakat
PEMIMPIN REDAKSI:
Syarif Syamsurizal, S.K.M., M.Kes.
Kasie Promkes & Pemberdayaan Masyarakat
KORESPONDEN:
Kasie Kesga & Gizi
Kasie Kesling Keluarga & Olahraga
Kasie Surveilens & Imunisasi
Kasie Pengendalian & Pencegahan Penyakit Menular
Kasie PTM & Kesehatan Jiwa
Kasie Kesehatan Primer & Tradisional
Kasie Pelayanan Kesehatan Rujukan & Krisis Kesehatan
Kasie Fasilitas Pelayanan Kesehatan & Peningkatan Mutu
Kasie Kefarmasian & Alat Kesehatan
Kasie Manajemen Informasi Kesehatan
Kasie Sumberdaya Manusia & Kesehatan Litbang
Kasubag Renja & Monev
Kasubag Keuangan & Aset
Kasubag Umum & Aparatur
KOORDINATOR LIPUTAN:
Program Media Seksi Promkes & PM
FOTOGRAFER / ARTISTIK:
Rizal Adriyansah
Alamat Redaksi Buletin Germas:
Seksi Promosi Kesehatan dan PM
Jl. D. A. Hadi No.7, Kota Pontianak
Telp.: 0561-736746 / Faks: 0561-733600, 761505
Email: promkeskalbar2017@gmail.com
dr. Andy Jap, M.Kes
Kadis Kesehatan Kalbar
Etalase
Cegah
agar
Orang
Sehat
Tak Sakit
Paradigma sehat tidak hanya berbicara terkait penanganan orang sakit oleh
petugas medis, baik di puskesmas maupun di rumah sakit. Pola pikir tersebut
keliru. Paradigma yang harus dibangun, yaitu mencegah orang sehat agar
tidak sakit. Masyarakat diharapkan dapat mengubah pola pikirnya.
Masyarakat pun demikian, jangan baru mencari orang puskesmas atau tenaga
medis jika sudah sakit. Cari mereka saat belum sakit. Tanyakan kepada mereka
bagaimana cara agar selalu etap sehat. Apa yang harus dilakukan. Saat itu, orang
kesehatan akan banyak bicara memberikan masukkan terkait cara hidup sehat.
Pola pikir dan paradigma tersebut dapat berjalan baik jika terjadi dua arah.
Petugas kesehatan maupun masyarakat umum sama-sama sadar pentingnya
mencegah diri yang sehat agar tidak sakit.Hidup sehat sebaiknya dimulai dari diri
sendiri. Tiap individu menjadikan hidup sehat sebagai prinsip. Mulai dari lingkungan
terkecil, diri sendiri; akan berdampak positif pada lingkup lebih besar, yaitu keluarga,
lingkungan sekitar, kabupaten/kota, provinsi, hingga negara. Jika setiap individu
memiliki prinsip hidup sehat, maka Indonesia juga sehat.
Tenaga kesehatan pun harus lebih banyak bicara, terutama dalam memberikan
penjelasan, pemahaman, penyuluhan, dan sebagainya kepada masyarakat agar
tetap dalam kondisi sehat. Petugas medis harus banyak ngomong saat masyarakat
masih sehat. Ini bagian dari strategi Kementerian Kesehatan RI melalui pendekatan
keluarga.
Esensinya, para tenaga kesehatan lebih proakif atau jemput bola. Mereka yang
mendatangi keluarga-keluarga untuk mendata dan menyuluh terkait pola hidup
sehat. Seluruh elemen masyarakat turut diajak menerapkan gerakan hidup sehat
atau Germas. (redaksi)
Redaksi menerima kontribusi tulisan yang sesuai dengan misi penerbitan.
Ketentuannya panjang tulisan 1-2 halaman, font calibri, size font 12, spasi 1,5,
ukuran kertas kuarto. Tulisan dapat dikirimkan melalui
email: promkeskalbar2017@gmail.com Redaksi berhak mengubah isi tulisan
tanpa mengubah maksud dan substansinya.
Edisi 04 2017 GERMAS 3

05
PERISTIWA
Dinkes Kalbar
Turut Andil Bantu
Kemenkes Pecahkan
Rekor Muri
8
DINKES GELAR
PERTEMUAN
Evaluasi Yankes
Dasar dan PIS-PK
PERISTIWA
MEDIA UTAMA
14
KALIMANTAN
BARAT Terima
41 Dokter
Internship
INFO SEHAT
SEHAT KALA
MUSIM HUJAN
6
7
PERISTIWA
9
Tujuh KLB Suspect
Campak di Enam
Kabupaten
10
13
Menteri
Kesehatan
Luncurkan
Peta Jalan
Penanggulangan
Gangguan
Penglihatan
PERISTIWA
PERISTIWA
Daftar Isi
KAMPANYE 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
16
Dinkes Terima Tim Nusantara Batch 8
PERISTIWA
KAMPANYE 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
18
19
20
21
22
23
OTAK CEMERLANG SEPANJANG MASA
Selalu Beri
Pelayanan
Kesehatan
Terbaik
Meningkatkan
Kesadaran
Masyarakat Hidup
Sehat
15
PERISTIWA
17
SERBA SERBI
DARI DAERAH
DARI DAERAH
Edisi 04 2017 GERMAS 4

Sehat Kala
MUSIM
HUJAN
Musim hujan menjadi kesempatan bagi mikroorganisme
penyebab penyakit menyerang manusia. Sistem imun merupakan
hal pertama yang harus diperhatikan untuk menolak serangan
mikroorganisme penyebab penyakit ke dalam tubuh. Berikut lima
langkah untuk tetap sehat ketika musim hujan.
JAGA POLA MAKAN
Asupan gizi sangat penting bagi daya tahan tubuh. Seseorang
yang malnutrisi berisiko terkena penyakit infeksi karena
pada keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun,
sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk dan berkembang.
Frekuensi makan perhari harus tetap diperhatikan, yakni
sarapan, makan siang, dan makan malam. Yang harus diprioritaskan
adalah sarapan. Selain itu, mengkonsumsi probiotik juga
perlu diperhatikan agar terhindar dari infeksi seperti flu dan
diare. Mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung
probiotik akan membantu menjaga usuh agar sistem pencernaan
tetap lancar. Seperti yoghurt, tahu, tempe, atau
fermentasi sayuran
seperti acar.
INFO SEHAT
BEROLAHRAGA
Sistem kekebalan tubuh harus dijaga untuk
menangkal serangan penyakit. Olahraga merupakan
cara sederhana dan mudah, namun besar
manfaatnya. Latihan fisik selama 30 menit
mampu mengaktifkan sel darah putih (lekosit).
Olahraga bisa dilakukan indoor, jadi tidak ada
alasan lagi untuk tidak berolahraga.
JAGA KUALITAS TIDUR
Kualitas tidur sangat menentukan dan berperan
penting di tengah cuaca dingin musim
hujan. Dilansir dari jurnal terbitan National
Sleep Foundation, Washington DC, Amerika
Serikat, rekomendasi waktu tidur perhari untuk
anak prasekolah usia 3-5 tahun selama 10-13
jam, anak sekolah usia 6-13 tahun selama 9-11
jam, anak remaja usia 14-17 tahun selama
8-10 jam, usia 18-25 tahun direkomendasikan
tidur selama 7-9 jam, usia dewasa 26-64 tahun
selama 7-9 jam, dan usia lansia lebih dari 65
tahun direkomendasikan tidur selama 7-8 jam
perhari.
KELOLA STRES
Ketika musim hujan, seseorang dengan mudah
terkena stres, misalnya terlambat bekerja
karena hujan turun sebelum kita tiba di kantor.
Dampaknya secara fisiologis, seperti gelisah,
detak jantung meningkat dan mudah letih. Manajemen
stres salah satunya dapat dilakukan
melalui strategi fisik, yakni menenangkan diri
melalui relaksasi.
Relaksasi dapat dilakukan dimanapun dan
kapanpun, dengan membiarkan tubuh menerima
rangsangan apapun baik berupa suara,
bau, atau sentuhan yang dapat menenangkan
diri. (Sehat Negeriku)
Edisi 04 2017 GERMAS 5

PERISTIWA
Senam peregangan bersama oleh Dinkes Kalbar dan dinkes di 14 kabupaten/kota
se-Kalbar turut mendukung Kemenkes memecahkan MURI.
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar memberikan sambutan didampingi sekretaris dinas
kesehatan dan kepala bidang kesehatan masyarakat.
DINKES KALBAR
Turut Andil
Bantu
Kemenkes
Pecahkan
Rekor Muri
Selain senam bersama untuk memecahkan rekor MURI, Dinkes Kalbar juga menggelar
lomba senam.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Barat bersama dinas kesehatan
di 14 kabupaten/kota se-Kalbar
mendukung Kementerian Kesehatan RI
memecahkan rekor MURI pada Hari Kesehatan
Nasional ke-53, Minggu (12/11). Panitia
HKN ke-53 tahun 2017 dari Kemenkes RI
meraih MURI sebagai penyelenggara senam
perengangan secara serentak oleh peserta
terbanyak.
Piagam MURI diterima langsung Menteri
Kesehatan Nila Farid Moeloek. Dalam
kesempatan tersebut Menkes turut mempromosikan
gerakan masyarakat hidup
sehat (Germas) sebagai hal paling utama
Edisi 04 2017 GERMAS 6

PERISTIWA
Kepala dinas kesehatan dan istri bersama
tim Dinkes Kalbar.
Penerima doorprize foto bersama Kepala Dinas Kesehatan Kalbar.
dan mendasar. Selain meminimalisir
penyakit, Germas juga ditujukan untuk
menghindari penurunan produktivitas
penduduk. Sekaligus menurunkan beban
pembiayaan pelayanan kesehatan.
“Germas mengajak masyarakat
mengubah kebiasaan yang tidak sehat
kepada pola hidup lebih sehat dengan
langkah kecil,” katanya.
Seperti dikutip dari media nasional,
Jaya Suprana, direktur rekor MURI
menyatakan, senam tersebut diajukan
sebagai rekor Indonesia. “Tapi setelah
saya melihat langsung yang terjadi di
sini. Ini bukan rekor Indonesia, tetapi
rekor dunia,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Museum Rekor Indonesia mencatat
senam yang diikuti 12 ribu orang
tersebut sebagai senam dengan peserta
terbanyak di dunia. Dinkes Kalbar serta
dinkes di 14 kabupaten/kota se-Kalbar
turut menyumbang jumlah peserta
senam sehat. Kemarin, selain senam
peregangan bersama, Dinkes Kalbar juga
memberikan pemeriksaan kesehatan
gratis, serta menyediakan stan-stan
makanan sesuai semangat gerakan masyarakat
hidup sehat (Germas).
Kadis Kesehatan Kalbar, dr Andy Jap
MKes menyampaikan, kesehatan harus
dimulai dari diri sendiri dan keluarga.
Jika semua masyarakat sehat otomatis
Indonesia sehat. “Untuk mencapai
sasaran Indonesia sehat, kami jalankan
strategi pendekatan keluarga. Tenaga
kesehatan lebih pro aktif. Jemput bola
pelayanan kesehatan saat masyarakat
sehat. Jangan tunggu masyarakat sakit,”
ujarnya.Dalam strategi pendekatan
keluarga, masyarakat dilibatkan secara
langsung untuk memiliki kesadaran
hidup sehat. Karenanya, pendekatan
keluarga digandengkan dengan Germas.
Masyarkaat diajak untuk melakukan
gerakan sistematis dan berkesinambungan
dalam mencapai hidup sehat.
“Ditambah dengan penguatan fasilitas
kesehatan baik di puskesmas maupun
rumah sakit,” katanya.Pembangunan
kesehatan di Kalbar dalam kurun waktu
3-5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan,
meskipun masih ada kekurangan
di beberapa bagian. “Kita sudah mampu
menurunkan angka kematian ibu, bayi,
dan balita. Program kesehatan yang kita
jalankan menunjukkan nilai peningkatan,”
ujarnya.Ia menambahkan, selain
Germas dengan kaitan aktivitas fisik,
dinkes juga menggelar seminar kesehatan
terkait 1.000 hari pertama kehidupan
manusia yang berkaitan dengan kualitas
hidup manusia.
“Kami gelar seminar kebugaran
dan operasi katarak. Besok (hari ini),
kami gelar sarasehan bersama kader
kesehatan di Sanggau yang akan dipimpin
bapak gubernur dan bupati. Salah
satu kunci kesehatan memberdayakan
masyarakat sebagai kader. Harapan kami
melalui kader-kader bisa ajak masyarakat
lebih peduli pada kesehatan,” pungkasnya.
(rizal)
Kepala dinas kesehatan dan istri bersama tim Dinkes Kalbar.
Edisi 04 2017 GERMAS 7

PERISTIWA
DINKES GELAR
PERTEMUAN
Evaluasi Yankes
Dasar dan PIS-PK
Hyasinta Nita SKM MM
Kabid Pelayanan Kesehatan
Dinkes Kalbar
Dinas Kesehatan Kalimantan Barat menggelar
pertemuan evaluasi pelayanan
kesehatan dasar dan Program Indonesia
Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di
Hotel Orchardz, Jl Perdana Pontianak, Rabu, 4
Oktober 2017.
“Pembangunan kesehatan diselenggarakan
mengacu pada visi misi presiden. Terwujudnya Indonesia
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berdasarkan gotong-royong,” ujar Kabid
Pelayanan Kesehatan Dinkes Kalbar, Hyasinta Nita
SKM MM.
Ada tujuh misi pembangunan dalam upaya
mewujudkan visi tersebut. Misi mewujudkan
kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,
maju, dan sejahtera ada pada poin ke-4. Visi misi
tersebut juga didukung sembilan agenda prioritas
atau nawacita. Pada agenda ke-5, dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang
akan dicapai melalui beberapa program. Antara
lain Program Indonesia Pintar, Program Indonesia
Sehat, Program Indonesia Kerja, dan Program
Indonesia Sejahtera.
“Dalam program Indonesia Sehat terdapat
tiga komponen, yaitu mewujudkan paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan
jaminan kesehatan,” katanya.
Ia menambahkan, pembangunan nasional di
bidang kesehatan sudah mulai mencapai keberhasilan.
Hanya saja pencapaian Indonesia Sehat
sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJMN) masih belum berhasil.
Beberapa indikator yang belum berhasil
mencapai pencananganan Indonesia Sehat di
antaranya angka kematian ibu dan bayi yang masih
tinggi. “Masih banyak anak yang tidak tinggi,
belum lagi masalah gizi. Lalu penyakit menular
dan tidak menular,” ujarnya.
Beranjak dari persoalan itu, Kementerian Kesehatan
RI membuat skala prioritas untuk mencapai
Indonesia Sehat hingga tahun 2019. Dimana
penekanan yang dilakukan di sektor kesehatan di
antaranya menurunkan kematian ibu dan bayi.
Kemudian menurunkan prevalensi balita pendek
(stunting), menanggulangi penyakit menular HIV
AIDS, tuberkulosis dan malaria, serta menanggulangi
penyakit tidak menular, seperti hipertensi,
diabetes, obesitas, kanker, dan gangguan jiwa.
Upaya tersebut diselenggarakan secara
terintegrasi sejak dari perencanaan sampai ke
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya. Sasarannya
pun dilakukan kepada keluarga dengan
dihidupkannya kembali pendekatan keluarga.
(rizal)
Edisi 04 2017 GERMAS 8

PERISTIWA
Tujuh KLB Suspect Campak
di Enam Kabupaten
Tujuh kejadian luar biasa penyakit
campak terjadi pada enam
kabupaten di Kalimantan Barat,
hingga September 2017. Standar
penetapan KLB untuk penyakit
campak pada tingkat desa/kelurahan.
Enam kabupaten itu, yakni
Bengkayang satu KLB dengan 20
kasus suspect campak, Landak
dua KLB dengan 27 suspect
campak, Singkawang satu KLB
dengan 10 kasus suspect campak,
Sekadau satu KLB dengan 18 dengan
suspect campak, Kubu Raya
satu KLB dengan 15 kasus suspect
campak.
“Semua kabupaten/kota ada
kasus campak tapi yang KLB
hanya di enam kabupaten saja,”
kata Marsalena SKM MAP, Kepala
Bidang Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit (P2P) Dinas
Kesehatan Kalimantan Barat di
ruang kerjanya, Kamis (26/10).
Penetapan status KLB itu
berdasarkan lima kasus campak
untuk
satu
satu RT dalam
minggu untuk
periode
pì ëéÉÅí
yang sama. KLB campak ini berbeda
dengan kasus penyakit lain.
Dasar ini diterapkan agar cepat
dilakukan penanganan. Seperti
pemberian vitamin A pada pasien
yang menderita penyakit campak.
Hingga sekarang Kalimantan
Barat belum sepenuhnya bebas
dari kasus campak. Karena itu
Kementerian Kesehatan akan
melakukan vaksinasi campak yang
juga termasuk vaksinasi MR di tahun
2018. Sebelumnya vaksinasi
MR sudah dilakukan di tahun ini
tapi hanya untuk Pulau Jawa.
Sejatinya campak dan Rubella
bisa dinyatakan sama tapi beda
tingkat keganasan. Untuk Rubella
bisa menyerang ibu hamil pada
kehamilan semester pertama.
Dampaknya janin bisa mengalami
kecacatan, seperti cacat jantung
yang lainnya.
Marsalena menyatakan dinas
kesehatan tidak diam saja melihat
kasus ini. Upaya yang dilakukan
dengan menggencarkan sosialisasi
kepada masyarakat. Informasi
ini disampaikan melalui posyandu
maupun kegiatan PKK.
“Campak itu ada hubungannya
dengan pemberian vitamin A.
Kenapa? Karena saat terserang
campak, perlu ada pemberian
vitamin A. Virus campak itu rakus
dan kuat menyedot vitamin
A. Takutnya penyakit lain
muncul dan membahayakan
penderita campak,”
jelas dia.
Sedangkan untuk
pemberian vaksin
dilakuan dalam tiga
tahap. Dimulai dari usia
sembilan bulan, kedua
dua tahun hingga anak
dudu di kelas satu sekolah
Marsalena SKM MAP
dasar.
“Usia sembilan bulan itu
punya batas waktu perlindungannya
sekian tahun, sehingga ada
penurunan. Jadi pada usia dua tahun
diberikan vaksin agar perlindungan
tubuh semakin kuat. Lalu
dilanjutkan kembali saat kelas
satu SD,” terang Marsalena.
Lalu ciri-ciri penderita suspeck
campak yakni demam, panas,
mata merah, beringus dan bercak
merah. Kemudian sampel daerah
diambil untuk dilakukan uji
laboratorium untuk memastikan
positif campak. Ini dilakukan
karena banyak gejala virus yang
hampir sama.
Sementara untuk memastikan
penderita mengidap virus rubelle
maka harus melalui uji laboratorium
dengan menggunakan sampel
darah. Uji itu dilakukan apakah
penderita terkena virus campak
atau rubella. (rizal)
Edisi 04 2017 GERMAS 9

MEDIA UTAMA
Menteri Kesehatan RI, Prof Dr dr Nila Djuwita
F Moeloek SpM(K) meluncurkan Peta Jalan
(Road Map) Penanggulangan Gangguan
Penglihatan 2017-2030.
Menteri Kesehatan Luncurkan
Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan
Guna meningkatkan penanggulangan
kebutaan dan gangguan
penglihatan, Menteri
Kesehatan RI Prof Dr dr Nila Djuwita
F Moeloek SpM(K) meluncurkan Peta
Jalan atau Road Map Penanggulangan
Gangguan Penglihatan 2017-2030.
Peluncuran tersebut dilakukan pada
acara Peringatan Hari Penglihatan
Sedunia di Pendopo Gubernur Provinsi
Kalimantan Barat, Jl Ahmad Yani
Pontianak, Kamis, 12 Oktober 2017.
“Peta jalan ini dibuat untuk menggambarkan
apa yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan dalam
penanggulangan gangguan penglihatan
guna mewujudkan masyarakat
Indonesia memiliki penglihatan yang
optimal, melalui program mata sehat
2030,” ujar menkes.
Hasil Survei Kebutaan Rapid
Assessment of Avoidable Blindness
atau RAAB tahun 2014-2016 pada
15 provinsi menunjukkan penyebab
utama gangguan penglihatan dan
kebutaan adalah kelainan refraksi 10-
15 persen dan katarak 70-80 persen.
Data ini mendasari fokus program
penanggulangan gangguan penglihatan
dan kebutaan di Indonesia, pada
penanggulangan katarak dan kelainan
refraksi.
Gangguan penglihatan, seperti
katarak merupakan penyebab kebutaan
tertinggi di Indonesia, maka peta
jalan yang diluncurkan juga memuat
strategi percepatan penanggulangan
katarak. Antara lain: Meningkatkan
jumlah skrining dan operasi katarak
secara optimal. Mendorong setiap
daerah melaksanakan penanggulangan
katarak dengan mempertimbangkan
aspek demografi dan prevalensi
kebutaan. Memperkuat sistem rujukan
mulai dari masyarakat, fasilitas
kesehatan primer, faskes sekunder,
sampai faskes tersier.
Untuk penanggulangan gangguan
penglihatan lainnya diperlukan
beberapa langkah strategis. Diantaranya:
1) Menjamin anak sekolah
dengan gangguan penglihatan dapat
terkoreksi. 2) Mengembangkan
pola pelayanan kesehatan komprehensif
penderita retinopati diabetikum,
glaukoma, dan low vision. 3)
Mengembangkan konsep rehabilitasi
penglihatan yang komprehensif
dan inklusif.
“Dalam meningkatkan akses masyarakat
pada pelayanan kesehatan
mata yang komprehensif dan bermutu,
kami mempersiapkan sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan
baik Puskesmas maupun Rumah
Sakit yang diperkuat dengan pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional
untuk operasi katarak,” kata Nila.
Edisi 04 2017 GERMAS 10

MEDIA UTAMA
Peta jalan ini dibuat untuk
menggambarkan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai
tujuan dalam penanggulangan
gangguan penglihatan guna
mewujudkan masyarakat Indonesia
memiliki penglihatan
yang optimal, melalui program
mata sehat 2030.”
“
Tamu undangan hadir dalam.
Prof Dr dr Nila Djuwita
F Moeloek SpM(K)
MENTERI KESEHATAN RI
Hari Penglihatan Sedunia tahun 2017
mengambil tema nasional ‘Mata Sehat,
Investasi Bangsa’. Tema ini relevan dengan
upaya pemerintah mencegah dan mengendalikan
kebutaan di Indonesia dengan
melibatkan seluruh jajaran lintas sektor,
organisasi profesi, kalangan swasta, dunia
usaha, serta seluruh lapisan masyarakat.
Sebab, gangguan penglihatan dan kebutaan
masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. (rizal)
Petugas memeriksa mata dalam acara bakti sosial.
Menteri kesehatan dan pejabat kemenkes foto bersama para siswa SD dan
guru yang menjadi peserta baksos.
Edisi 04 2017 GERMAS 11

MEDIA UTAMA
DIABETES
SEBABKAN KEBUTAAN
Masyarakat penderita penyakit
diabetes atau kencing manis,
beresiko mengalami kebutaan.
Di mana penyakit ini bisa merusak retina
mata atau biasa dikenal dengan retinopati
diabetik. Kementerian kesehatan pun
meminta masyarakat tidak menganggap
sepele penyakit diabetes.
“Betul itu. Diabetes bisa menyebabkan
kebutaan. Gula darah mengganggu di
dalam pembuluh daerah. Satu organ yang
terkena, yakni ginjal. Kemudian mata, karena
menjadi akhir dari pembuluh darah,”
kata Menteri Kesehatan RI, Prof Dr dr Nila
Djuwita F Moeloek SpM(K) di Pontianak
(12/10).
Risiko retinopati diabetik meningkat
jika gula darah sering tidak terkontrol.
Lamanya seseorang mengidap diabetes
juga meningkatkan risiko kerusakan pada
retina mata itu. Retina sendiri merupakan
lapisan dalam dari dinding bola mata yang
mengandung sel saraf dan berfungsi untuk
menangkap cahaya.
“Jadi namanya renopati, dan yang terkena
itu adalah sarafnya. Jika sarafnya rusak
dan terjadi pendarahan dan sebagainya
maka buta permanen,” jelas dia.
Ia mengajak masyarakat untuk bisa
mengatasi dengan baik. Sebab penderitanya
pun tidak hanya dari kalangan orangtua,
tapi juga anak-anak. Dari data 6-8 persen
masyarakat Indonesia menderita diabetes.
“Yang saya khawatirkan itu anak-anak
dan mereka juga bisa terkena diabetes,”
kata dia.
Diabetes sendiri merupakan penyakit
yang disebakan tingginya kadar gula darah
akibat gangguan pada pankreas dan insulin.
Di Indonesia, data Riskesdas menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan prevalensi
Diabetes di Indonesia dari 5,7 persen tahun
Gangguan penglihatan bisa
dicegah melalui konsumsi
buah dan sayur. Banyak manfaat
yang diperoleh karena
buah dan sayur mengandung
vitamin untuk kesehatan
mata.”
dr Andy Jap MKes
Kadis Kesehatan Kalbar
2007 menjadi 6,9 persen atau sekitar sekitar
9,1 juta pada tahun 2013.
Data International Diabetes Federation
tahun 2015 menyatakan jumlah estimasi
penyandang Diabetes di Indonesia
diperkirakan sebesar 10 juta. Seperti kondisi
di dunia, Diabetes kini menjadi salah satu
penyebab kematian terbesar di Indonesia.
Data Sample Registration Survey
tahun 2014 menunjukkan bahwa Diabetes
merupakan penyebab kematian terbesar
nomor tiga di Indonesia dengan persentase
sebesar 6,7 persen setelah Stroke (21,1
persen dan penyakit Jantung Koroner (12,9
persen) Bila tak ditanggulangi, Kondisi ini
dapat menyebabkan penurunan produktivitas,
disabilitias, dan kematian dini.
Nina menambahkan launching peta
jalan penanggulanan gangguan pengelihatan
itu sebagai upaya penanggulangan
kebutaaan akibat penyakit diabetes. Satu di
“
Edisi 04 2017 GERMAS 12

MEDIA UTAMA
antara strategi dalam peta jalan itu yakni
membuat Pos Binaan Terpadu.
Posbindu ini menjadi tempat konsultasi
bagi masyarakat atau untuk memeriksakan
penyakit yang dideritanya. Kementerian
Kesehatan sudah membuat 35.400
unit Posbindu se-Indonesia.
“Saat ini Posbindu sudah jalan. Dan ini
menjadi strategi penanggulangan kebutaan,”
jelas dia. Kepala Dinas Kesehatan
Kalimantan Barat Andy Jap mengatakan
penyakit tak menular seperti
diabetes mellitus memang mengalami
trend peningkatan. Meningkatnya
penyakit ini karena pola hidup yang
tidak sehat.
“Pola makan, mengkonsumsi
makanan yang banyak kolesterol. Pola
hidup tidak sehat membuat menyebabkan
penyakit ini (Diabetes Mellitus),”
tutupnya. (rizal)
10 Persen Anak Sekolah Alami Gangguan Penglihatan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Barat mencatat 10 persen
dari jumlah anak sekolah mengalami
gangguan penglihatan. Kepala Dinas
Kesehatan Kalbar, dr ‎Andy Jap MKes
menyatakan, faktor penyebab bisa
saja dari gadget. Di mana anak-anak
cenderung menghabiskan waktu menatap
layar gadget terlalu lama.
“Gadget juga mengeluarkan
radiasi yang berbahaya bagi mata.
Sebaiknya main gadget ada batas
waktunya. Orangtua perlu mengingatkan
anak-anaknya,” saran Andy di
Pontianak, Minggu, 22 Oktober 2017.
Andy tak menampik ada faktor
lain yang menyebabkan gangguan
penglihatan. Bisa dari sinar ultraviolet,
maupun gangguan refraksi,
di mana anak harus menggunakan
kacamata atau karena kelainan lensa
mata yang disebut katarak.
“Gangguan penglihatan bisa
dicegah melalui konsumsi buah dan
sayur. Banyak manfaat yang diperoleh
karena buah dan sayur mengandung
vitamin untuk kesehatan mata,”
ujarnya.
Namun upaya deteksi dini juga
Menteri kesehatan melayani pertanyaan awak media.
perlu dilakukan guna mencegah gangguan penglihatan. Misalnya ‎melalui gerakan
masyarakat hidup sehat atau pemeriksaan deteksi dini anak sekolah‎.
“Ini bisa dilakukan, karena anak itu sebenarnya pintar tapi terkendala
gangguan penglihatan. Misalnya tidak bisa melihat jauh,” katanya.
‎Upaya deteksi dini lain juga bisa dilakukan dengan melatih dokter kecil dan
anak-anak sekolah. “Screaning itu mudah dilakukan. Begitu dapat masalah
harus segera ditindaklanjuti. Misalnya gangguan refraksi yang perlu dikasih
kacamata maka bisa diberikan segera,” jelas dia.
‎Pemerintah provinsi pun sudah melakukan berbagai langkah guna mengatasi
gangguan penglihatan. Diantaranya menggelar operasi katarak yang
melibatkan pihak ketiga atau perusahaan swasta maupun dari donatur. (rizal)
Menteri Kesehatan RI Nila, Prof Dr dr Nila Djuwita F Moeloek
SpM(K) meninjau stan kacamata.
Masyarakat mendaftarkan diri dalam baksos pemeriksaan mata.
Edisi 04 2017 GERMAS 13

MEDIA UTAMA
Sebagian dokter intersip yang bertugas di Kalbar foto bersama pihak Kemenkes RI dan Dinas Kesehatan di Kalbar.
KALIMANTAN BARAT
Terima 41 Dokter Internship
Pemerintah Provinsi Kalimatan
Barat melalui Dinas Kesehatan
Kalbar menerima dokter muda
melalui Program Internship Dokter Indonesia
(PIDI) angkatan IV tahun 2017
dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Sebanyak 41 dokter muda
menggantikan 60 dokter muda yang
telah menjalankan program serupa
se- la ma satu
Edisi 04 2017 GERMAS 14
tahun.
Para dokter muda tersebut diterima
langsung Kepala Dinas Kesehatan
Kalbar, dr Andy Jap MKes dari Staf
Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan
Kemenkes RI, dr Pattiselanno Roberth
Johan MARS. Pelepasan berlangsung
di Hotel Mercure Pontianak, 9-10
November 2017.
Dalam sambutannya,
Andy berharap 60
dokter yang telah
menjalankan intersip
ketika berpamitan
ditangisi oleh
teman-temannya
dan masyarakat
di tempat mereka
bertugas selama
satu tahun. “Para
dokter intersip
disenagi
di tempat
tugasnya. Saya
dapat informasi
dari Sanggau dan
Sekadau mereka
senang kehadiran
dokter intersip,”
ujarnya.
Ia senang, ada
kesinambungan
program dokter
intersip. Saat angkatan sebelumnya
selesai langsung ada yang menggantikan
dari angkatan baru. Ia menambahkan,
tenaga kesehatan harus terus
meningkatkan kualitas, jika tidak
harus siap-siap menjadi penonton.
“Semangat untuk terus belajar,”
katanya.
Sementara itu, dalam sambutannya,
Pattiselanno menyampaikan terima
kasih atas dukungan Kalbar, sehingga
program dokter intersip dapat berjalan
lancar dan berkesinambungan.
“Terima kasih telah memberi pendampingan,
pengayoman, dan kompetensi
sebagai dokter. Sekaligus belajar
menjadi dokter yang mandiri. Serta
punya rasa percaya diri melakukan
tugas profesi sebagai dokter,” ujarnya.
Menurutnya, program intersif
dokter Indonesia telah berjalan sejak
tahun 2010 dengan total penempatan
lebih dari 43 ribu dokter muda pada
34 provinsi. Tahun 2017, lebih dari
3.500 dokter muda dari 71 fakultas
kedokteran di 32 provinsi mengikuti
program intersip.
“Tolong kerja dengan integritas
tinggi, bersinergi dan kooperatif. Jaga
sikap dan etika. Jangan khawatir /
takut, anda semua berada di daratan,
tidak di udara atau laut,” pungkasnya.
(rizal)

PERISTIWA
DINKES KALBAR
Gelar Pertemuan Terpadu
Kampanye 1000 Hari Pertama Kehidupan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Barat menggelar
‘Pertemuan Gerakan Terpadu
dalam Kampanye 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (Lintas Sektor dan Kelompok
Masyarakat)’. Kegiatan yang bertempat
di Hotel Gajahmada Pontianak tersebut
dibuka langsung Kadis Kesehatan
Kalbar, dr Andy Jap MKes, Kamis, 2
November 2017.
“1.000 hari pertama kehidupan
ini sangat krusial kaitannya dengan
kualitas manusia. Karena dalam 1.000
hari pertama kehidupan sel-sel otak
manusia benar-benar berkembang.
Jika terhambat karena gizi yang kurang,
pasti sel-sel otak kurang berkembang,
tentunya kualitas kita berkurang,” jelas
Andy, usai membuka kegiatan, kemarin.
Banyak program kesehatan dalam
1.000 hari pertama kehidupan. Ada
pemeriksaan ibu hamil yang benar. Ibu
hamil diperiksa mengalami animea atau
tidak. Jika animea harus langsung diberikan
obat penambah darah untuk tiga
bulan, serta pemahaman yang benar.
“Jangan obat penambah darah
dibawa pulang, tetapi tidak diminum.
Terkadang obat penambah darah menimbulkan
reaksi mual-mual, sehingga
tidak diminum sampai habis. Padahal
reaksi itu sebentar saja, yang jauh lebih
penting itu ke depannya,” jelas Andy.
Ia menegaskan, pada kondisi tersebut,
orang kesehatan memiliki peran
penting dalam benar-benar memberikan
pemahaman kepada masyarakat.
“Saya rasa, jika masyarakat tahu dan
paham, masa mereka mau nekat,” katanya,
“Belum lagi kita bicara imunisasi
ibu hamil, ASI Ekslusif, dan lain-lain.”
ASI Ekslusif sangat penting bagi
bayi sebagai salah satu sumber gizi
baik, bukan susu formula. “Ini jika tidak
ada pemahaman yang benar. Ibu yang
merasa ASI-nya kurang malah memberi
anak susu formula. Padahal ASI itu gizinya
jauh lebih baik dari susu formula,”
ujarnya.
Menurutnya, 1.000 hari pertama
kehidupan dari bayi dalam kandungan,
lahir, hingga usia dua tahun. Banyak
program kesehatan yang harus diberikan
kepada mereka. “Ini yang saya
minta ke depannya lebih serius. Tetapi
bukan berarti setelah dua tahun tidak
diurus. Kalau bicara kualitas generasi
akan datang harus dimulai dari 1.000
hari kehidupan, tidak boleh setengah-setengah,”
katanya.
Selain lebih sadar akan kesehatan
diri sendiri, ia pun berharap masyarakat
dapat mencari informasi kesehatan dari
sumber yang tepat, seperti tenaga kesehatan.
“Kami tidak menunggu sampai
masyarakat pintar. Justru mereka yang
tidak mengerti kami kasih pengertian,
serta dapat cari informasi yang benar
ke ahlinya,” ujar Andy.
Yulsius Jualang SKep MSi, Kabid
Kesehatan Masyarakat Dinkes Kalbar
menyampaikan, pertemuan tersebut
diikuti lintas sektor, mulai dari kesehatan,
pertanian, peternakan, tim
penggerak PKK, kelompok masyarakat,
dan lain-lain.
“Fokus kita memang pada 1.000
hari pertama kehidupan. Untuk dapat
intervensi kualitas hidup manusia,
satu-satunya pada 1.000 hari pertema
kehidupan. Narasumber yang kami
datangkan pun termasuk dokter spesialis
anak,” pungkasnya. (rizal)
Kadis Kesehatan Kalbar dalam pertemuan gerakan terpadu dalam kampanye 1.000
hari pertama kehidupan.
Edisi 04 2017 GERMAS 15

PERISTIWA
Tim Nusantara Sehat Batch 8 dan pengawas foto bersama Kepala Dinas Kesehatan Kalbar.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat, dr Andy Jap
MKes, menerima langsung tim
Nusantara Sehat batch 8 yang terdiri
dari 41 tenaga kesehatan muda di Aula
Dinkes, Kamis, 26 Desember 2017.
Kadinkes Kalbar menerima penyerahan
tim dari Sugiarto SKM MKM MM,
Kasubbag TU Pusremgun Kemenkes RI.
Tim Nusantara Sehat bacth 8
terdiri dari dokter umum, perawat,
tenaga kesehatan lingkungan, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga analisis
laboratorium, bidan, tenaga farmasi,
dan tenaga gizi. Kadinkes menilai
format tenaga kesehatan dalam tim
sudah lengkap. Ia meminta mereka
tetap bekerja secara tim.
“Sebagai tim nusantara sehat,
harus bekerja dalam tim. Tim nusantara
sehat juga harus segera bergabung
dengan tim dari puskesmas.
Tujuan dan harapan kita sama, segera
bergabung sama-sama bekerja,” pinta
dr Andy Jap. Ia pun berpesan, agar
tim nusantara sehat selalu mengingat
pribahasa, di mana bumi dipijak di situ
langit dijunjung.
Ia menyampaikan, kesehatan bukan
segalanya, tetapi tanpa kesehatan
segalanya bukan apa-apa. “Sehat dulu.
Kesehatan begitu berharga dan mahal.
Masyarakat sangat harapan kita.
Khusus adik-adik nusantara sehat yang
ke Kalbar ini jangan sampai mengecewakan
harapan masyarakat. Mereka
punya ekspektasi besar kepada kita,”
ujarnya.
Ia menekankan, tim nusantara
sehat adalah orang-orang terpilih,
Dinkes Terima
Tim Nusantara Batch 8
dari total peminat sekitar 10 persen saja
yang dipilih tim Kemenkes. “Harapan saya
tim ini ikut serta dalam pembangunan
kesehatan demi meningkatkan derajat
kesehatan di seluruh NKRI,” katanya.
Menurutnya, tim nusantara sehat
selama ini sudah bekerja bagus, serta
diterima baik semua elemen, seperti
tenaga kesehatan di puskesmas, dinas
kesehatan, dan masyarakat. “Tidak ada
yang mengeluhkan tim nusantara sehat.
Artinya tim ini tidak salah pilih. Nusantara
sehat sudah eksis, tentunya diharapkan
yang sekarang lebih baik dari yang lama.
Selamat datang, mari sama-sama berjuang
di Kalbar,” ajaknya.
Sementara itu, Sugiarto melaporkan,
tim nusantara sehat batch 8 terdiri dari
370 tenaga kesehatan. Mereka akan bertugas
selama dua tahun pada 68 puskesmas
di daerah perbatasan dan terpencil
yang ada di 33 kabupaten/kota dalam 13
provinsi. 41 orang diantarnaya bertugas
pada delapan puskesmas, yaitu Puskesmas
Siding Bengkayang, Benua Martinus
Kapuas Hulu, Lanjak Kapuas Hulu, Nanga
Kantuk Kapuas Hulu, Paloh Sambas,
Entikong Sanggau, Merakai Sanggau, dan
Senaning Sintang.
“Kami titipkan anak-anak batch 8
kepada dinas kesehatan. Pengawasan
kedisiplinan kami serahkan sepenuhnya
kepada daerah. Harapkan kami mereka
dapat tujukkan kinerja maksimal dalam
memperkuat kinerja puskesmas untuk
meningkatkan upaya promotif preventif
pada wilayah tugasnya,” pungkas Sugiarto.
(rizal)
Kepala Dinas
Kesehatan
Kalimantan
Barat menerima
Tim Nusantara
Sehat Batch 8
dari Kasubbag
TU Pusremgun
Kemenkes RI.
Edisi 04 2017 GERMAS 16

Pemerintah Provinsi Kalimatan
Barat dan Pemerintah Kabupaten
Kubu Raya bekerjasama menggelar
Jambore Kader Posyandu tingkat Provinsi.
Teknis kerja sama tersebut dilakukan
Dinkes Kalbar dan Dinkes Kubu Raya.
Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan
pelaksanaan Hari Cuci Tangan Pakai
Sabun (CPTS) sedunia. Acara dipusatkan
di Gardenia Resort, Jl Ahmad Yani 2,
Senin, 16 Oktober 2017.
Wakil Bupati Kubu Raya, Hermanus
didaulat membuka dua kegiatan tersebut.
Pembukaan ditandai pemukulan gong
sebanyak lima kali oleh Wabub. “Terima
kasih atas kepercayaan yang diberikan
pemerintah provinsi dan tim penggerak
PKK kepada kami sebagai tuan rumah.
Kegiatan ini bukan sebatas seremonial.
Ada pesan bagaimana kader posyandu
lebih meningkatkan peran dan kinerja,”
ujarnya.
Posyandu sebagai tempat pelayanan
kesehatan pertama, menjadi garda
terdepan dalam memberikan layanan
kesehatan. Ia yakin dengan semakin
mengaktifkan kembali posyandu mampu
mencegah berbagai macam penyakit di
masyarakat. Bahkan mampu memberikan
kontribusi siknifikan menekan kematian
ibu dan bayi.Menurutnya, Jambore menjadi
ajang memberikan penghargaan bagi
kader posyandu. Selain itu para kader
diberikan keterampilan dan informasi
terbaru terkait program kesehatan dari
pemerintah. Salah satunya, gerakan masyarakat
hidup sehat atau Germas.
“Terkait Germas ini, kader posyandu
bisa sebar luaskan di masyarakat. Di mana
mengajak masyarakat beraktivitas fisik 30
menit setiap hari, kampanye makan buah
dan sayur, dan pemeriksaan kesehatan
secara berkala. Selain itu, posyandu perlu
lebih mengembangkan lagi kegiatan-kegiatan
di dalamnya,” jelas Hermanus.
Dalam kesempatan tersebut, ia tidak
lupa menyampaikan selamat kepada kader
posyandu Kubu Raya yang ikut dalam
jambore. Kegiatan tersebut menurutnya
PERISTIWA
Pemprov Kalbar & Pemkab Kubu Raya
Kerja Sama Gelar
Jambore Kader Posyandu
dapat pula meningkatkan silaturahmi,
serta sharing pengalaman dan pengetahuan
antara kader posyandu. Ia berharap
para kader posyandu mampu mengimplementasikan
pelayanan kesehatan untuk
mewujudkan masyarakat sehat, menuju
Indonesia sehat.Terkiat pelaksanaan gerakan
cuci tangan pakai sabun, menurutnya
memberikan banyak manfaat. Gerakan
sederhana tersebut mampu mencegah
terjangkit diare hingga 50 persen. Cuci
tangan pakai sabut juga termasuk upaya
preventif untuk mencegah terjangkit penyakit
menular.
“Upaya ini tidak hanya kita kampanyekan
saja, tetapi langsung tindakannya.
Perilaku cuci tangan pakai sabun harus
dimulai dari diri sendiri. Kita sebagai orang
tua harus beri contoh kepada anak-anak.
Sebelum makan wajib cuci tangan pakai
sabut untuk kurangi resiko berbagai penyakit,”
tutupnya. (rizal)
Wakil Bupati Kubu Raya membuka Jambore Kader Posyandu dan pelaksanaan hari cuci tangan
pakai sabun tingkat provinsi.
Anak-anak SD mempraktekkan cara cuci tangan yang benar.
Edisi 04 2017 GERMAS 17

SERBA SERBI
Edisi 04 2017 GERMAS 18

SERBA SERBI
Edisi 04 2017 GERMAS 19

DARI DAERAH
HKN ke-53 Momentum Selalu
Beri Pelayanan Kesehatan Terbaik
Peringatan Hari Kesehatan Nasional
(HKN) ke-53 pada 12 November 2017,
diharapkan menjadi momentum bagi
pemerintah dan tenaga kesehatan untuk
selalu memberi pelayanan kesehatan
terbaik. Hal tersebut disampaikan Paolus
Hadi, Bupati Sanggau dalam apel HKN
dan sarasehan bersama kader kesehatan
se-Kabupaten Sanggau di halaman kantor
bupati, Selasa, 14 November 2017.
“HKN ini momentum kita meneguhkan
kembali komitmen, menguatkan
tekat, serta menggugah semangat. Agar
semua senantiasa memberikan pelayanan
terbaik bagi masyarakat, serta
terus berupaya menyadarkan masyarakat
agar mandiri dalam aspek kesehatan,”
katanya.
Tambahnya, “Mari kita kobarkan
semangat melayani dan menggerakkan.
Semangat mampu menangkap aspirasi
masyarakat. Semangat memandirikan
dan memberdayakan masyarakat dalam
pencapaian derajat kesehatan.”
Terpisah, dr Andy Jap MKes, kepala
Dinas Kesehatan Kalimantan Barat menyampaikan,
hidup sehat harus dimulai
dari diri sendiri. Apabila setiap individo
telah menjadikan hidup sehat sebagai
prinsip, makan bangsa Indonesia juga
akan sehat.
“Tema HKN tahun ini; Sehat Keluargaku,
Sehat Indonesiaku. Jadi sehat itu
harus dimulai dari diri sendiri. Keluarga
kita juga harus sehat. Kalau semua keluarga
sehat, otomatis kecamatan sehat,
kabupaten sehat, bangsa juga sehat,”
ujarnya.
Dirinya juga meluruskan bahwa keliru
jika selama ini petugas medis baik di
puskesmas dan rumah sakit hanya mengurusi
orang sakit. Paradigma yang harus
diperbaiki, yakni mencegah orang sehat
agar tidak sakit.
“Salah kalau selama ini kita (petugas
kesehatan) hanya ngurusi orang sakit.
Yang harus dipikirkan adalah orang sehat
jangan sampai sakit. Kita berharap masyarakat
juga mau diubah pola pikirnya,”
katanya.
Tambah Andy, “Jangan cari orang
puskesmas atau tenaga medis kalau
sudah sakit. Tetapi carilah kami sebelum
sakit. Tanya supaya tetap sehat itu harus
bagaimana. Nah nanti orang kesehatan
akan banyak ngomong memberikan masukan
dan cara hidup sehat.”
Harus diakui, lanjut dia, salah satu
kekurangan tenaga kesehatan adalah
kurang banyak bicara. Maksudnya, bicara
memberikan penjelasan, pemahaman,
penyuluhan, dan sebagainya kepada masyarakat
untuk tetap dalam kondisi sehat.
Bupati Sanggau, Paolus Hadi menyerahkan UKS kit bagi sekolah di Kabupaten Sanggau.
Edisi 04 2017 GERMAS 20

DARI DAERAH
Kadis Kesehatan Kalbar, dr Andy Jap MKes menyerahkan lansia kit
bagi puskesmas di Sanggau.
Sekretaris Dinkes Kalbar, drg Harry Agung MKes memberikan
pemaparan dalam seminar rangkaian HKN ke-53 di Sanggau.
“Petugas medis mesti banyak ngomong
disaat masyarakat masih sehat.
Strategi ini yang dilakukan Kementerian
Kesehatan RI dengan cara pendekatan
keluarga. Esensinya, tenaga-tenaga kesehatan
proaktif atau jemput bola. Selama
ini yang datang ke puskesmas itu orang
yang sakit,” ujarnya.
Sementara itu, pada Senin, 13 November
2017, Dinkes Kalbar bersama
Pemkab Sanggau telah menggelar seminar
kebugaran jasmani dalam mewujudkan
keluarga sehat. “Kami berupaya
menyampaikan sebanyaknya informasi
terkait pembangunan hidup sehat
melalui olahraga untuk mencegah obesitas.
Kita sebaiknya terbiasa berolahraga
dan memiliki pola makan sehat, seperti
rendah gula, lemak, dan rendah kolesterol,”
jelas drg H Harry Agung MKes,
sekretaris Dinkes Kalbar, kemarin.
Ia juga menyampaikan adanya trend
penyakit tidak menular di masyarakat
yang harus dicegah. “Untuk itu, pengetahuan
hidup sehat melalui kebugaran
jasmani harus kita bangun dalam
masyarakat,” ujarnya saat memberikan
paparan.
Sementara itu, Yulsius Jualang SKep
MSi, kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes
Kalbar menyampaikan, rangkian kegiatan
HKN sebagai tindak lanjut Inpres No.1
tahun 2017 tentang gerakan masyarakat
hidup sehat (Germas). “Ada pergeseran
penyakit di masyarakat. Jika dulu penyakit
menular sekarang beralih ke penyakit
tidak menular. Germas ini strategi
bagaimana mencegah penyakit tidak
menular, seperti diabetes, jantung, kanker
serviks, dan lain-lain,” katanya.
Pada tahun 2017, Germas fokus
mengajak masyarakat melakukan gerakan
sistematis dan berkelanjutan, seperti
cek kesehatan teratur, makan buah dan
sayur, serta aktivitas fisik. “Kader kesehatan
diharapkan menjadi penggerak dalam
masyarakat untuk Germas,” ujarnya.
Terkait budaya sehat, menurut Jualang,
hal tersebut sebenarnya sederhana.
“Ini bisa diterapkan pada masyarakat
dan anak-anak melalui kader kesehatan,
seperti gerakan cuci tangan pakai sabun.
Aktivitas ini bisa menurunkan penyebaran
penyakit hingga 70 persen terhadap
manusia,” katanya.
“Kita, sebagai orang / petugas kesehatan
harus aktif lakukan intervensi
ke keluarga. Misalnya bidan yang dekat
masyarakat harus rajin melakukan intevensi
kepada keluarga dalam Program
Indonesia Sehat melalui Pendekatan
Keluarga atau PIS-PK. Ini upaya promotif
preventif,” pungkasnya. (rizal)
Pemkab Sanggau menggelar apel dalam memperingati HKN ke-53.
Edisi 04 2017 GERMAS 21

DARI DAERAH
Wakil Bupati
Landak, Herculanus
Heriadi, bersama
kepala OPD se-
Kabupaten Landak
menandatangani
pencanganan
program Germas.
Germas Diharapkan Meningkatkan
Kesadaran Masyarakat Hidup Sehat
Pemerintah Kabupaten Landak
merangkaikan program Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
dan peringatan Hari Kesehatan Nasional
(HKN) ke-53, Jumat pagi, 17 November
2017. Kegiatan bertempat di halaman
Kantor Bupati Kabupaten Landak.
Rangkaian kegiatan diawali dengan
aneka senam kreasi, seperti senam kesehatan
dan zumba. Dilanjutkan dengan
bersama-sama mengkonsumsi buah-buahan
yang telah disiapkan Dinas Kesehatan
Landak, sebagai pengagas acara. Pada
lokasi sama, digelar pula pemeriksaan
tekanan darah dan gula darah secara
gratis.
Wakil Bupati Landak, Herculanus Heriadi
memberikan apresiasi atas terselenggaranya
kegiatan sebagai wujud peran
serta meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. “Program Germas langkah
efektif untuk mencegah meningkatnya
kematian dan pesakitan, akibat penyakit
menular maupun tidak menular. Hal ini
perlu dilakukan dengan program yang
sinergis untuk mendorong masyarakat
Wakil Bupati dan Kepala OPD se-Kabupaten Landak, serta Kabid Kesmas Dinkes Kalbar mengkonsumsi buah-buahan.
Edisi 04 2017 GERMAS 22

DARI DAERAH
Herculanus Heriadi turut mengikuti pemeriksaan kesehatan yang digelar
Dinkes Landak.
Wakil Bupati Landak menyerahkan hadiah bagi juara lomba.
hidup sehat,’’ ujarnya, usai acara.
Ia berharap, dengan dilaksanakan
program Germas mampu meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang gaya
hidup sehat dengan cara meningkatkan
aktivitas secara teratur dan tertib.
‘’Mari bersama-sama kita melaksanakan
program Germas tentang pentingnya
kesehatan kita bersama,’’ katanya.
Germas harus dimulai dari keluarga,
karena keluarga adalah bagian terkecil
dari masyarakat yang membentuk
kepribadian. Menurutnya pencanangan
Germas sebagai wujud peran serta
pemda meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di Negeri Junjungan.
“Germas dapat dilakukan dengan
cara melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi
sayur dan buah, tidak merokok,
memeriksa kesehatan secara rutin, dan
membersihkan lingkungan. Kegiatan
tersebut dapat dimulai dari diri sendiri
dan keluarga, dilakukan saat ini juga,
dan tidak membutuhkan biaya besar,”
ujarnya.
Agar program tersebut dilaksanakan
baik, ia meminta kepala perangkat daerah
dan camat untuk mensosialisasikannya.
“Kami minta kepala perangkat daerah
maupun camat, serta seluruh elemen
di negeri ini untuk mensosialisaskan
program Germas kepada masyarakat, sehingga
masyarakat kita lebih mengetahui
akan pentingnya kesehatan,” pintanya.
Bicara kesehatan, Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat, Yulsius Jualang
mengatakan, hal itu dapat dicapai dari
tingkat keluarga. Sesuai dengan program
Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga.
Apabila keluarga sehat, maka desa
akan sehat, dan begitu seterusnya.
Strategi dalam menjaga kesehatan
masyarakat dengan paradigma sehat,
gerakan masyarakat hidup sehat. Hal
ini harus dilakukan segera. Karena
menurutnya, telah terjadi pergeseran
Wakil Bupati, Kepala OPD, serta masyarakat Kabupaten Landak mengikuti senam kesehatan.
pola penyakit di masyarakat sebelum
dan setelah. Sebelum tahun 2010, pola
penyakit lebih pada penyakit menular,
seperti demam berdarah, TBC, dan lain
sebagainya. Seiring majunya komunikasi
dan berubahnya pola hidup masyarakat
menjadi serba instan; pola penyakit
di masyarakat yang timbul berubah
menjadi tidak menular, seperti stroke
dan jantung.
“Demi mencegah masyarakat dari
penyakit ini, salah satu bentuk intervensinya
adalah dengan menerapkan pola
hidup sehat. Tidak merokok misalnya.
Tak lupa, dengan mengonsumsi
makanan sehat yakni buah dan sayur,”
katanya.Tambah Jualang, “Penyakit tidak
datang sendirinya, ada tanda-tanda
dan genjala. Karenanya masyarakat dihimbau
untuk memeriksakan diri secara
rutin, minimal enam bulan sekali.”
Kebersihan lingkungan juga tak
kalah penting, yang sangat penting
jamban sehat. Kementerian kesehatan
menargetkan seluruh rumah tangga sudah
menggunakan jamban sehat pada
2019. Maka dari itu, Kabupaten Landak
diharapkan dapat segera menyusul
untuk mendeklarasikan program ini.
Ia turut mengapresiasi Pemkab Landak
yang telah mencanangkan Germas.
Karena tak banyak yang mencanangkan
Germas dalam Hari Kesehatan Nasional.
“Setelah pencanangkan Germas ini,
semoga masyarakat dapat menjalankan
budaya hidup bersih dan sehat,” tutupnya.
(rizal)
Edisi 04 2017 GERMAS 23