9 Maret 2018
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2 JUMAT, 9 MARET <strong>2018</strong><br />
SAMBUNGAN<br />
..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />
Tubuh Disayat-sayat, Penjaga Kantin SMK Merek Tewas Mengenaskan<br />
KARO-M24<br />
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Merek<br />
yang terletak di Jalan Besar Kabanjahe-Merek mendadak<br />
heboh, Kamis (8/3). Pasalnya, penjaga kantin merangkap<br />
kebersihan sekolah tersebut, Hearani (30) ditemukan<br />
tewas dengan kondisi mengenaskan.<br />
Informasi dihimpun, kehebohan berawal sejumlah siswa<br />
hendak ke kantin yang ada di sekolah. Namun mereka<br />
masih mendapati kantin dalam keadaan tertutup. Padahal,<br />
waktu telah menunjuk pukul 10:00 WIB. Curiga, para<br />
siswa pun menanyakan hal tersebut ke gurunya. Mendapat<br />
laporan siswa, si guru langsung menghubungi Kepala<br />
SMK Merek, Eduard Ginting.<br />
"Saat itu saya sedang mengikuti rapat di Kabanjahe.<br />
Salah seorang guru menghubungi saya, memberitahu<br />
kalau kantin masih tutup. Mereka minta izin untuk membuka<br />
pintu kantin dengan didobrak. Saya sarankan untuk<br />
lebih dulu melapor ke kepala desa," jelas Eduared kepada<br />
M24 melalui telepon.<br />
Menurut Eduared, korban bersama suaminya sudah<br />
satu tahun bekerja di sekolah yang dipimpinnya. Selain<br />
menjaga kantin, korban dan suaminya juga bertugas<br />
menjaga kebersihan sekolah tersebut. Namun dirinya tidak<br />
mengetahui keberadaan suami korban saat kejadian naas<br />
itu.<br />
"Informasi yang saya dapat, suami korban tengah<br />
mengunjungki keluarganya. Namun sejak kapan berangkat<br />
dan dimana keluarganya, saya tidak ada informasinya,"<br />
pungkas Eduared.<br />
Sesuai saran sang Kepsek, para guru lalu menghubungi<br />
kepala desa setempat. Atas kesepakatan, pintu kantin<br />
pun dibuka secara paksa. Brak!!! Namun, pemadangan<br />
yang didapat sungguh mengejutkan.<br />
Sang penjaga kantin yang mengenakan baju petak dan<br />
jeans itu ditemukan tewas tergeletak berlumuran darah.<br />
Luka sayatan benda tajam ditemukan di sejumlah bagian<br />
tubuhnya, seperti bahu dan bagian dada. Temuan itu<br />
pun kembali dilaporkan kepada Eduared yang meneruskannya<br />
ke pihak kepolisian.<br />
Mendapat laporan, sejumlah personel dari Polsek Tigapanah<br />
dan Polres Karo tiba ke lokasi dan melakukan olah<br />
tempat kejadian perkara (TKP). Dari lokasi petugas mengamankan<br />
tiga senjata tajam. Yaitu parang babat bergagang<br />
kayu sepanjang 80 cm, parang sabit bergagang<br />
kayu sepanjang 45 cm da gunting. Ketiganya terdapat<br />
Curhat Bapak Paling Lebay<br />
Ketiga, ia menjelaskan bahwa anaknya ada 2 dan<br />
semuanya ingin membeli produk tersebut.<br />
“Kalau beli 2 hilang lagi 30 ribu, itu sudah dapat<br />
beras 5 kg, sudah buat makan sebulan,” bunyi tulisan<br />
tersebut.<br />
Ketiga, ia menjelaskan bahwa anaknya ada 2 dan<br />
semuanya ingin membeli produk tersebut.<br />
“Kalau beli 2 hilang lagi 30 ribu, itu sudah dapat<br />
beras 5 kg, sudah buat makan sebulan,” bunyi tulisan<br />
tersebut.<br />
Postingan ini lalu mendapat berbagai komentar dari<br />
netizen. Beberapa terlihat setuju dan sepaham<br />
dengan akun tersebut.<br />
@kristinaannatasia_: Setuju sma bapak ini, tolong<br />
dipindah aja tu jajanan, jgn diletak dekat kasir..<br />
@sri_haryati_nchi: Ga hanya curhatan bapak2,<br />
ibu2 juga sama setujunya.<br />
@eri_nurvitasari: betul...apalg anak saya ga doyan<br />
coklatnya cm penasaran isi mainannya aja kl ga suka<br />
cm dicuekin. Apalagi saat membandingkan produk<br />
tersebut dengan beras.<br />
@dewiindah145: Lebay 5 kg bs buat s3bulan.<br />
@dewiindah145: 30rb dpt beras 5 kg..g mungkin<br />
beras aja dah mahal. @rhiskysandy: Beras apa yg<br />
hrganya 6000 min??? Skrng aja 10 rb lohh brrti klo<br />
30rb dpet 3 kg . . Hmmm.<br />
@nikenrania: Bapak nya agak lebay dan lucu .iyasih<br />
kadang naluri anak kalo nggak di turutin kasian kan<br />
apalagi cuma perkara mainan .tapi mau di kata apa<br />
kalo di waktu itu kita bener2 lagi nggak ada uang<br />
.itulah kenapa sebabnya saya membiasakan anak<br />
saya buat nggak jajan .jaga2 kalo lagi nggak ada<br />
uang dan anak terbiasa jajan kan repot.<br />
@ametajulia: Anaknya engga usah diajak, kasih aja<br />
uang buat jajan dirumah kenapa nyalahin cara<br />
dagangnya, namanya juga minimarket/toko (ada<br />
strategi dagang biar barang dagangannya laku).<br />
@jubah.iblis: Lah itu namanya strategi penjualan<br />
om, makanya d taro dekat kasir. Lagian kl ga mampu n<br />
cm bs beli jajan 2000 ya belanja lah d kios. (net)<br />
Gugat Cerai<br />
BARU saja berduka pascakepergian janinnya,<br />
Kalina Ocktaranny mengumumkan telah melayangkan<br />
surat gugatan cerai untuk Hendrayan, pria yang 10<br />
bulan lalu menikahinya. Berikut pesan berantai<br />
tersebut.<br />
“Hari ini saya Kalina Ocktaranny, memberikan<br />
pernyataan bukan menerima pertanyaan. Saya<br />
menggugat cerai Hendrayan didampingi pengacara<br />
saya, Devi Waluyo SH, dikarenakan banyak hal yang<br />
tdk bisa saya ungkapkan disini. Karena apapun yg<br />
saya katakan ttg masalah kami, baik itu benar atau<br />
tidaknya menurut saya. Pasti akan ada pembelaan<br />
dari pihak lain yang akan menimbulkan perdebatan<br />
kedepannya.<br />
Saya menyanyangi Hendrayan, tapi mungkin ini<br />
jalan yang terbaik yang diberikan Allah untuk kami<br />
berdua, yaitu berpisah. Karena saya percaya apapun<br />
yang terbaik dimataNya, pasti baik dimata kita. Tapi<br />
yg terbaik dimata kita, blm tentu baik dimataNya.<br />
Saat ini dan kedepannya, apapun bentuk negative<br />
yang masuk ke kehidupan saya, lebih baik saya<br />
singkirkan dan saya hanya mau menjalankan hidup<br />
saya dengan tenang tanpa ada yang menghalangi<br />
saya untuk mendapatkan kebahagiaan sya, bersama<br />
orang2 yang saya cintai.<br />
Anak saya, keluarga, dan sahabat2 saya. Dan saat<br />
ini, saya mengucapkan terima kasih untuk mereka<br />
yang selalu ada untuk saya, disaat saya bahagia.<br />
Maupun disaat saya terpuruk. Dan tolong jangan ada<br />
berita yang akan memojokkan pihak manapun. Baik<br />
pihak saya, maupun utk pihak Hendra.<br />
Dan untuk masalah keguguran saya kemarin, Allah<br />
lebih tau apa yang terbaik untuk anak saya. Sekali<br />
lagi, saya ucapkan terima kasih.<br />
-Kalina Ocktaranny. 8 <strong>Maret</strong><br />
<strong>2018</strong>,” begitu tulis Kalina.<br />
(net)<br />
TIDAK MEMAKAI KONDOM<br />
SEBAGAI seorang yang taat beragama, Mak Bedah<br />
tidak pernah mau menggunakan kondom saat bercinta<br />
dengan suaminya. Bukan tak mau mengikuti anjuran<br />
pemerintah dan bukan pula anti pada produk pengaman,<br />
tapi dengan itulah lah ia menunjukkan kesetiaan dan<br />
kesucian cintanya.<br />
Jadi selama bertahun-tahun dengan suaminya pertama<br />
mereka memiliki 6 anak. Namun setelah suami pertamanya<br />
meninggal, Mak Bedah menikah lagi dengan suaminya yang<br />
kedua dan juga memiliki 6 anak dan tak lama kemdian<br />
suaminya yang kedua juga meninggal.<br />
Sekian puluh tahun ia menderita dan selalu menahan<br />
bebannya sendiri, tak sanggup menerima beban tersebut<br />
Mak Bedah sang janda waktu untuknya pun tiba juga ia<br />
pun menyusul kedua suaminya.<br />
Di dalam upacara pemakamannya, rohaniawan melihat<br />
Mak Bedah berbaring damai di peti matinya. Kemudian, ia<br />
menengadah ke langit dan berkata,<br />
“Akhirnya... mereka akhirnya bersatu.”<br />
Seorang pria berdiri di sampingnya, merasa bingung,<br />
dan bertanya, “Bapak, apa yang maksudmu ? Apakah<br />
yang Anda maksud Mak Bedah dan suami pertamanya?<br />
Atau suaminya yang kedua…?” tanyanya bingung<br />
“Bukan… Bukan itu. Maksud saya kedua paha dan<br />
kakinya.” kata rohaniawan itu menjelaskan.<br />
bercak darah. Serta satu gulungan<br />
lakban warna hitam.<br />
"Jenazah korban langsung dibawa<br />
ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)<br />
Kabanjahe guna keperluan penyelidikan.<br />
Motif pembunuhan belum bisa kita<br />
ungkap karena masih dalam penyidikan.<br />
Pastinya, kita sudah mengantongi<br />
identitas pelaku yang sedang diburu<br />
anggota," jelas Kapolres Karo, AKBP<br />
STM HULU-M24<br />
Isak tangis keluarga pecah saat<br />
pemakaman Dion Sembiring (28) di<br />
Desa Tanjung Timur, Kec STM Hulu,<br />
Kab Deliserdang, tak jauh dari rumahnya,<br />
Kamis (8/3).<br />
Orangtua korban, Unus Sembiring<br />
(45) dan Podi beru Ginting (42) berharap<br />
pihak kepolisian segera menangkap<br />
Andy alias Pojah Baru (32) karena<br />
menghilangkan nyawa anak ketiga dari<br />
empat bersaudara tersebut.<br />
“Semoga polisi dapat secepatnya<br />
menangkap dan memberikan hukuman<br />
setimpal pada pelaku,” harap Unus<br />
dengan mata berkaca-kaca.<br />
Informasi dihimpun M24, pembunuhan<br />
tersebut terjadi Rabu (7/3)<br />
malam. Ketika itu Dion berada di<br />
warung milik Rusli (Kilpah) melihat permainan<br />
kartu. Tak lama berselang,<br />
Andy datang ke warung. Tanpa basabasi,<br />
pelaku meninju korban hingga<br />
beberapa kali.<br />
Benny Hutajulu melalui Kasubag Humas,<br />
Marwan kepada M24.<br />
Narasumber terpercaya di Polres<br />
Karo menyebut, pelaku pembunuhan<br />
diduga kuat berjumlah dua orang.<br />
Keduanya disebut-sebut adalah tukang<br />
kebun yang juga tinggal bersama korban.<br />
Pasalnya, sejak kematian korban<br />
terungkap, keduanya tak terlihat. Kabarnya<br />
keduanya melarikan diri ke Kota<br />
Utang Judi Jackpot, Sembiring Tewas Dibacok<br />
Tak terima, korban membalas. Adu<br />
jotos pun tak terhindari. “Karena sudah<br />
saling menyerang, maka kami warga<br />
yang ada di dalam warung berusaha<br />
melerai perkelahian mereka,” tutur seorang<br />
saksi mata, Gunung Sitepu.<br />
Tanpa disadari warga, pelaku kembali<br />
menyerang dengan senjata tajam (sajam)<br />
berupa pisau belati yang dibacok<br />
ke bagian dada kiri, tepat di bawah<br />
ketiak korban. Setelah itu, pelaku<br />
melarikan diri.<br />
Korban yang berlumuran darah langsung<br />
dilarikan warga ke Puskesmas Tiga<br />
Juhar untuk mendapat pertolongan.<br />
Naas, setiba di Puskesmas, korban<br />
sudah tidak bernyawa. “Pihak Puskesmas<br />
menduga korban menghembuskan<br />
nafas terakhirnya saat dalam perjalanan,”<br />
ucap Sitepu.<br />
Lalu, apa yang menjadi motif pelaku?<br />
Desas-desus yang beredar di tengahtengah<br />
warga, pembunuhan itu terkait<br />
utang piutang. Korban yang sehari-hari<br />
Rampok Mahasiswa, 2 Residivis Didor<br />
MEDAN-M24<br />
Baru dua minggu bebas dari Lapas<br />
Sidikalang, pelaku berinisial ERM<br />
(30) warga Jln Gitar, Gg Biola, Selambo,<br />
kembali merampok. Bersama<br />
temannya berinisial HA (37) warga<br />
Medan, ia menggasak harta seorang<br />
mahasiswa.<br />
Keduanya kini sudah berada di sel<br />
tahana Polsek Patumbak. Bahkan<br />
mereka harus merasakan terjangan<br />
peluru dari pistol polisi, karena berupaya<br />
kabur sewaktu akan ditangkap.<br />
Kanit Reskrim Polsek Patumbak<br />
Iptu Ainul Yaqin kepada wartawan,<br />
Kamis (8/3) sore menuturkan kedua<br />
tersangka ditangkap berdasarkan<br />
laporan korbannya seorang mahasiswa<br />
bernama Bryan Sihombing (22)<br />
warga Jln Menteng VII, Gg Swasembada,<br />
Medan Tenggara, Rabu (7/3)<br />
malam.<br />
Ia menyebutkan, dalam laporan<br />
yang tertuang di nomor LP/III/<strong>2018</strong>/<br />
Sek Patumbak, Bryan sedang menunggu<br />
taxi online (Grab) di Jln Panglima<br />
Denai Medan depan Terminal<br />
Terpadu Amplas (TTA).<br />
Tiba-tiba, Bryan didatangi dua orang<br />
tak kenal (OTK) sambil menodongnya<br />
dengan senjata tajam.<br />
Karena takut, Bryan memilih diam.<br />
Kemudian, kedua pelaku menggiring<br />
Brayan ke lokasi gelap di samping<br />
SPBU Panglima Denai. Di situ, mereka<br />
menjarah seluruh harta benda<br />
Brayan seperti 2 HP, dompet berisikan<br />
sejumlah uang, 1 jam tangan dan<br />
sepasang sepatu yang dipakai Brayan.<br />
Kemudian kedua pelaku kabur.<br />
Bryan memutuskan melapor ke Polsek<br />
Patumbak.<br />
Menerim laporan Bryan, personel<br />
Polsek Patumbak meluncur ke tempat<br />
kejadiaan perkara (TKP). Berdasarkan<br />
ciri-ciri yang diperoleh dari korban,<br />
petugas berpencar melakukan<br />
penyisiran. Hasilnya, petugas mendapat<br />
informasi dari warga jika para<br />
pelaku kabur ke arah Selambo. Petugas<br />
yang tiba di tanah garapan Selambo,<br />
melihat dua orang pria sesuai<br />
ciri-ciri yang dikantongi nongkrong di<br />
pinggir jalan.<br />
Bahu Ditepuk, Kreta Disikat 2 Pria Naik King<br />
MEDAN AREA-M24<br />
Sesaat bahunya ditepuk dua pria<br />
menaiki kreta Yamaha RX King,<br />
Wawan (38) seakan-akan terhipnotis.<br />
Ia tak melawan saat kreta Yamaha<br />
Vega ZR BK 2874 ABC, HP merek<br />
Samsung S7 dan uang Rp800 ribu<br />
dibawa kabur kedua pria tersebut.<br />
Diceritakan Wawan di Polsek Medan<br />
Area, Kamis (8/3). Ia melintas di<br />
Jln Sutrisno, Medan Area. Lalu pria<br />
yang tinggal di Jln Pancing, Desa<br />
Medan Estate, dipepet kreta Yamaha<br />
RX King yang dinaiki dua orang.<br />
Pelaku menepuk bahu Wawan.<br />
Setelah itu, korban seperti mulai<br />
terhipnotis. Seorang pelaku menanyakan<br />
alamat seseorang. Korban<br />
menghentikan kendaraannya di<br />
pinggir jalan. Namun, korban tidak<br />
tahu alamat tersebut. Korban terus<br />
diajak ngobrol.<br />
"Aku ditawarkan mereka suatu<br />
benda. Bentuknya seperti bola pingpong.<br />
Katanya benda itu bisa digunakan<br />
untuk menyembuhkan penyakit.<br />
Karena pikiranku dipengaruhi<br />
mereka, aku terpedaya dan manut<br />
saja," ucap Wawan.<br />
Kemudian seorang pelaku memijam<br />
kreta korban dengan alasan untuk<br />
mengambil bola jimat tersebut di<br />
rumah temannya di Jln Ismaliyah. Pegawai<br />
rumah makan ini menyerahkan<br />
kreta kesayangannya. Pelaku<br />
bergegas pergi.<br />
Sedangkan seorang teman pelaku<br />
tinggal bersama korban. Setelah ditungggu,<br />
pelaku yang membawa<br />
kreta korban tak kunjung kembali.<br />
Korban gelisah dan menyuruh pelaku<br />
yang sama dengannya untuk<br />
mencari temannya itu.<br />
"Hanya saja ketika itu pelaku yang<br />
JR Saragih Gugat KPU ke PTUN<br />
MEDAN-M24<br />
JR Saragih sedang menjalankan<br />
putusan Bawaslu yang meminta<br />
agar pihaknya bersama KPU melegalisir<br />
ulang ijazah SMA sebagai<br />
syarat menjadi kandidiat dalam<br />
Pilgubsu <strong>2018</strong>. Di tengah proses itu,<br />
Tim JR Saragih ternyata juga menggugat<br />
putusan KPU yang membatalkannya<br />
menjadi kandidat di Pilgubsu<br />
ke PTUN.<br />
Gugatan itu dilayangkan Rabu (7/<br />
3) untuk mengantisipasi tindak lanjut<br />
putusan Bawaslu tidak membuahkan<br />
hasil. "Bentuknya antisipasi,<br />
karena ini (tindak lanjut putusan<br />
Bawaslu) ada jadwal waktu 7 hari<br />
sampai Jumat (9/3)," ucap Kuasa<br />
hukum Tim JR Saragih, Ikhwaluddin<br />
Simatupang kepada M24, tadi<br />
malam.<br />
Ichwal memaparkan alasannya,<br />
yaitu pascaputusan Bawaslu ada beberapa<br />
pihak yang berupaya menjegal<br />
pencalonan JR Saragih-Ance<br />
Selian. Salah satunya dengan melaporkan<br />
dugaan pemalsuan ijazah<br />
yang dikantongi JR Saragih. "Kok setelah<br />
putusan Bawaslu ada pihak yang<br />
melaporkan, misal melaporkan legalisir<br />
palsu dan sebagainya. Walau memang<br />
hak mereka, tapi kurang logis.<br />
Kok nggak dari dulu," tuturnya.<br />
Tak hanya itu, setelah putusan Bawaslu<br />
pihaknya menerima informasi<br />
ada LSM yang menyurati Dinas Pendidikan<br />
DKI Jakarta --tempat JR Saragih<br />
melegalisir ijazah SMA-- agar<br />
dinas tidak melegalisir ulang ijazah<br />
politikus Demokrat itu, sehingga<br />
gagal menjadi cagub. "Jadi semalam<br />
diajukan ke PTUN sifatnya antisipasi,<br />
sekarang kami masih patuh dengan<br />
putusan Bawaslu," lanjutnya.<br />
Pihaknya berharap jika upaya melegalisir<br />
ijazah --sebagai tindak lanjut<br />
putusan Bawaslu-- gagal, maka<br />
PTUN menjadi jalan keluar. PTUN bisa<br />
memproses cepat sengketa Pilkada<br />
ini untuk menentukan apakah kepu-<br />
Tabrak Betor, Pelaku Curanmor Koit Dimassa<br />
PANCURBATU-M24<br />
Amuk massa kembali terjadi. Tepatnya<br />
di jalan besar Dusun I, Desa Tanjung<br />
Anom, Kec Pancurbatu, Kab Deliserdang,<br />
Kamis (8/3) sekitar pukul<br />
19:00 WIB. Akibatnya, seorang pelaku<br />
pencurian kendaraan bermotor<br />
(curanmor) tewas.<br />
Informasi dihimpun M24 di lokasi,<br />
amuk massa berawal ketika Alvin (17),<br />
warga Desa Tanjung Selamat memarkir<br />
kreta Honda Supra warna hijau<br />
BK 6900 ADC di depan rumah temannya.<br />
Saat tengah asyik bercerita,<br />
Alvin melihat dua orang menyorong<br />
dan membawa kabur kretanya.<br />
Sontak ia berteriak dan mengajak<br />
teman-temannya melakukan pengejaran<br />
kepada pelaku yang kabur ke arah<br />
Tanjung Anom, Kec Pancurbatu.<br />
Menyadari aksinya diketahui warga,<br />
para pelaku gugup dan menabrak becak<br />
bermotor (betor) di Dusun I Desa<br />
Tanjung Anom. Pelaku yang terjatuh<br />
langsung dihajar massa hingga kritis.<br />
Seorang temannya kabur.<br />
Petugas dari Polsek Pancurbatu<br />
yang menerima laporan tentang amuk<br />
Medan.<br />
Pantauan M24 di RSUD Kabanjahe,<br />
sekitar pukul 20:00 WIB, keluarga<br />
korban tiba di rumah sakit milik<br />
pemerintah kabupaten (Pemkab) Karo<br />
tersebut.<br />
Selanjutnya jenazah korban dibawa<br />
ke rumah keluarga di Desa Paya<br />
Timang, Tebingtinggi untuk disemayamkan.<br />
(herlin)<br />
bekerja memotong rambung (deres<br />
karet) diketahui suka bermain judi<br />
jackpot tanpa membayar.<br />
“Pelaku itu orang kepercayaan Bos<br />
Jackpot di desa kami ini. Korban ini<br />
sering bermain jackpot tanpa mau<br />
membayarnya. Begitu utangnya<br />
ditagih pelaku, korban langsung<br />
menghentikan aktivitas judi jackpot<br />
itu. Mungkin pelaku gak terima dengan<br />
sifat korban maka dia nekat<br />
melakukan itu (membunuh),” cerita<br />
warga.<br />
Kapolsek Tiga Juhar, AKP Dimun<br />
Hutahuruk yang dikonfirmasi mengatakan<br />
telah melakukan olah tempat<br />
kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan<br />
keterangan warga. “Iya bener<br />
ada kejadian pembunuhan itu.<br />
Pelaku melarikan diri dan sedang<br />
dalam pengejaran anggota. Setelah<br />
pelaku didapat, kita baru mengetahui<br />
motif pasti dari pembunuhan tersebut,”<br />
jelas Dimun Hutauruk. (jasa)<br />
Ketika petugas mendekat, kedua<br />
pelaku mencoba kabur. Melihat itu,<br />
petugas melepaskan tembakan peringatan<br />
ke udara sebanyak tiga kali.<br />
Karena tidak diindahkan, petugas<br />
membidik kaki kedua pelaku. Kedua<br />
resedivis itu tersungkur bersimbah<br />
darah di lokasi. Selanjutnya, para<br />
pelaku dibawa ke RS Bhayangkara<br />
Medan.<br />
"Dari tangan pelaku kita menyita<br />
2 ponsel masing-masing merek iPhone<br />
4 dan Evercoss, sepasang sepatu<br />
Buccheri, 1 jam tangan dan 1<br />
pisau," ungkapnya.<br />
Yaqin melanjutkan, saat diinterogasi,<br />
tersangka REM mengaku<br />
sudah 3 kali menjalani hukuman kasus<br />
perampokan. Ia bahkan baru<br />
dua minggu keluar dari Lapas Sidikalang.<br />
Sedangkan tersangka HA,<br />
tambah Yaqin, sudah dua kali menjalani<br />
hukuman kasus curanmor. "Ia<br />
mengaku telah dua kali mencuri<br />
sepeda motor di depan Terminal<br />
Amplas dan di kantor LSM Pedang<br />
Keadilan," ujarnya. (ahmad)<br />
sama denganku meminjam HP ku<br />
untuk menghubungi temannya. Tapi<br />
ketika dihubungi, pelaku yang membawa<br />
kretaku sedang berada di<br />
bengkel. Karena menurut temannya,<br />
pelaku tersebut tabrakan,"<br />
ujarnya.<br />
Pelaku yang bersama korban,<br />
meminjam uang korban untuk memperbaiki<br />
kretanya yang rusak dan<br />
mengobati luka yang diderita temannya.<br />
Korban memberikan uangnya<br />
Rp800 ribu. Setengah jam kemudian,<br />
korban tersadar. "Aku<br />
tidak begitu tanda ciri-ciri pelaku.<br />
Aku cuma ingat mereka naik kreta<br />
King," bilangnya.<br />
Kanit Reskrim Polsek Medan Area<br />
Iptu Rudianto Silalahi mengatakan,<br />
laporan korban belum diterima dari<br />
penyidik. "Kasus ini akan diproses,"<br />
sebutnya. (wandi)<br />
tusan KPU yang mengagalkan JR<br />
Saragih bisa dikoreksi.<br />
"Kita masih berharap jalankan<br />
putusan Bawaslu lebih cepat, cuma<br />
ada faktor lain sehingga menggugat<br />
ke PTUN," pungkasnya.<br />
Sementara itu, Sekretaris Departemen<br />
Dalam Negeri DPP Partai<br />
Demokrat, H. Abdullah Rasyid menegaskan<br />
partainya mendukung<br />
penuh langkah-langkah hukum<br />
yang dilakukan JR Saragih. Selain<br />
itu, pihaknya juga akan melakukan<br />
upaya politis agar JR Saragih yang<br />
notabene adalah Ketua DPD Demokrat<br />
Sumut dapat bertarung di<br />
Pilgubsu <strong>2018</strong>.<br />
"Kita dukung sepenuhnya langkah<br />
hukum yang dilakukan Bang JR<br />
Saragih. Bagi kita, langkah hukum<br />
itu sekaligus upaya mempertahankan<br />
marwah partai. Kita juga akan<br />
lakukan upaya politis," ujarnya,<br />
saat dihubungi via seluler, tadi<br />
malam. (gunawan)<br />
massa itu langsung meluncur dan<br />
menyelamatkan nyawa pelaku yang<br />
identitasnya belum diketahui itu.<br />
Dengan kondisi babak belur, pelaku<br />
langsung dilarikan ke RS Bhayangkara<br />
untuk mendapat pertolongan<br />
medis. Naas, nyawanya tak<br />
tertolong.<br />
"Benar. Pelaku sempat dilarikan<br />
ke RS Bhayangkara karena kondisinya<br />
yang kritis. Namun tak tertolong<br />
dan meninggal dunia," jelas Kapolsek<br />
Pancurbatu, Kompol Choky Sentosa<br />
Meliala SIK SH. (ali)<br />
Tukang Parkir Temukan Gelandangan Meninggal<br />
MEDAN BARU-M24<br />
Pria tanpa identitas ditemukan tewas<br />
di Jln Karo, Kel Petisah Tengah,<br />
Kec Medan Petisah, Kamis (8/3) sekira<br />
pukul 17.20 WIB. Kuat dugaan ia<br />
meregang nyawa karena sakit yang<br />
dideritanya.<br />
Info diperoleh, tewasnya korban<br />
pertama kali diketahui oleh Haris,<br />
salah seorang tukang parkir di Jl Karo.<br />
"Tadi sekitar jam 3 dia masih dudukduduk<br />
saja di situ," ucap Udin, warga<br />
sekitar.<br />
Peristiwa ini dilaporkan warga ke<br />
personel Bhabinkamtibmas Kelurahan<br />
Petisah Tengah. Tak lama, petugas<br />
Reskrim Polsek Medan Baru dan Kepala<br />
Lingkungan 11 Friska mendatangi<br />
lokasi. Korban yang sehari-harinya<br />
duduk di sekitar Jl Karo, diduga menderita<br />
sakit TBC. Mayat korban kemudian<br />
diboyong ke RS Bhayangkara.<br />
"Sering memang lewat-lewat sini.<br />
Banyak juga yang suka kasih makanan<br />
sama dia," terang warga kembali.<br />
Kapolsek Medan Baru Kompol Viktor<br />
Ziliwu saat dikonfirmasi membenarkan<br />
kejadian tersebut. "Korban<br />
sudah dibawa ke rumah sakit untuk<br />
dilakukan visum. Tidak ada ditemukan<br />
tanda kekerasan di tubuh korban,"<br />
jelas Viktor. (tiopan)<br />
Kakek Tewas Telungkup di Depan Rumah Kosong<br />
SIMALUNGUN-M24<br />
Pria yang ditaksir berusia 60<br />
tahunan ditemukan tewas dalam posisi<br />
telungkup di depan rumah kosong,<br />
Kamis (8/3) sekira pukul 16.30 WIB.<br />
Kakek tanpa identitas ini ditemukan<br />
tewas di Jln Medan Km 11, tak jauh<br />
dari kantor UPT Kec Tapian Dolok, Kab<br />
Simalungun.<br />
Adapun ciri-ciri jasad yang ditemukan<br />
yakni berkulit hitam, tinggi sekira<br />
157 cm, berpakaian celana kuning<br />
tua, baju lengan panjang motif kotak-kotak<br />
les putih, memakai kalung<br />
warna putih dan memakai sandal kulit<br />
warna hitam.<br />
Menurut Magono (45) warga sekitar,<br />
hingga sore pria itu terlihat seperti<br />
tidur dengan posisi telungkup di<br />
depan sebuah rumah kosong. Saat<br />
dibangunkan, pria tersebut tidak memberikan<br />
respon.<br />
"Kami periksa denyut nadinya tidak<br />
ada. Kami teleponlah polisi biar datang<br />
kemari," katanya.<br />
Kanit Reskrim Polsek Serbelawan<br />
Ipda B Saragih, saat dikonfirmasi<br />
menjelaskan, identitas mayat tersebut<br />
belum diketahui. Jasad tersebut<br />
sudah dibawa ke RSU Djasamen Saragih<br />
di Jln Merdeka, Siantar.<br />
"Kita akan lakukan pencarian identitas<br />
melalui pakaian dan tas plastik<br />
yang dibawanya. Bagi masyarakat<br />
yang kehilangan anggota keluarganya<br />
dengan ciri serupa, silakan cek<br />
ke rumah sakit bagian instalasi<br />
jenazah. Atau hubungi Polsek Serbelawan,"<br />
imbuhnya. (john)<br />
Mengidap Jantung dan HIV/AIDS<br />
SUNGGAL-M24<br />
Penghuni kos-kosan di Jln Pasar<br />
VII Gg Gembira, Kel PB Selayang<br />
II, Kec Medan Selayang gempar.<br />
Paber Simangunsong (42) ditemukan<br />
tewas, Kamis (8/3) dinihari.<br />
Kapolsek Sunggal, Kompol Wira<br />
Prayatnya menuturkan, kematian<br />
korban pertama sekali diketahui<br />
adik kandungnya, Puji Simangunsong<br />
(40), warga Jln Jangka Gg<br />
Berdikari, Ayahanda.<br />
“Awalnya korban diantar adiknya<br />
ke kamar, Rabu (7/3) sekitar<br />
pukul 19:00 WIB. Sekira jam 12<br />
malam, adiknya kembali ke kamar<br />
untuk memberi susu. Di situ adik<br />
korban melihat kalau korban sudah<br />
Diduga Terseret Arus<br />
SUNGGAL-M24<br />
Kehebohan terjadi di kawasan<br />
Jln Kelambir Lima Gg Ayang, Kec<br />
Sunggal, Kab Deliserdang. Sosok<br />
mayat wanita ditemukan mengapung<br />
di aliran Sungai Belawan,<br />
Kamis (8/3) sekitar pukul 09:00<br />
WIB.<br />
Pantauan M24, saat ditemukan<br />
mayat wanita ini mengenakan<br />
kaos kuning, celana hitam, rambut<br />
lurus panjang, kulit kuning<br />
langsat, tinggi sekitar 160 cm dan<br />
diperkirakan berusia 30 tahuan.<br />
Informasi dihimpun, jasad perempuan<br />
itu pertama kali terlihat<br />
oleh Rafi (30), warga sekitar lokasi.<br />
“Saya mau BAB (buang air besar).<br />
Saya lihat ada tubuh dengan<br />
posisi telungkup mengapung<br />
di sungai itu,” ucap Rafi yang ditemui<br />
M24 di lokasi.<br />
Bekap Mahasiswi LP3I<br />
Dicap Penjilat<br />
tak bernyawa,” ucap Wira kepada<br />
M24.<br />
Terkejut, Puji langsung memberitahu<br />
temuan itu kepada keluarganya.<br />
Suasana kos-kosan pun<br />
menjadi ramai. Tak lama, petugas<br />
dari Polsek Sunggal tiba ke lokasi<br />
dan memboyong jenazah korban ke<br />
Rumah Sakit Bhayangkara.<br />
“Tidak ditemukan tanda-tanda<br />
kekerasan, dugaan kita korban tewas<br />
akibat penyakit yang dideritanya.<br />
Menurut keterangan sang<br />
adik, korban memiliki riwayat sakit<br />
jantung dan mengidap penyakit<br />
HIV/AIDS. Jenazah korban sudah<br />
diserahkan ke pihak keluarga,”<br />
pungkas Wira. (tiopan)<br />
Rafi langsung melaporkan temuan<br />
itu pada kepala dusun setempat<br />
yang diteruskan ke Polsek<br />
Sunggal. Tidak lama, petugas Inavis<br />
Polrestabes Medan tiba dan<br />
langsung melakukan identifikasi.<br />
“Diduga hanyut. Dari tubuhnya<br />
tidak kita temukan tanda-tanda<br />
kekerasan,” terang Kanit Reskrim<br />
Polsek Sunggal, Iptu Budiman Simanjuntak.<br />
Hingga saat ini, jenazah korban<br />
masih di Ruang Jenazah Rumah<br />
Sakit Bhayangkara, Medan guna<br />
kepentingan penyidikan. Untuk<br />
keperluan otopsi, petugas masih<br />
menunggu kedatangan keluarga<br />
korban. “Bagi masyarakat yang<br />
merasa kehilangan anggota keluarga<br />
agar datang ke Polsek Sunggal<br />
untuk melaporkannya,” imbau<br />
Budiman Simanjuntak. (tiopan)<br />
PERCUT-M24<br />
Vera Nandita Amelia (19), mendatangi<br />
Polsek Percut Sei Tuan,<br />
Kamis (8/3). Warga Guru Usman<br />
Gg Mawaddah, Titi Sewa Benteng<br />
Hilir, Desa Bandar Khalifah, Kec<br />
Percut Sei Tuan ini mengaku baru<br />
dirampok.<br />
Dituturkan kepada M24, awalnya,<br />
Vera mengantar adiknya<br />
sekolah ke SD Al Ulum Jln Tuasan,<br />
Medan dengan mengendarai kreta<br />
Mio Z BK 6610 AFC. Dari situ, ia<br />
bermaksud kuliah ke LP3I dan<br />
mengambil jalan potong tembus<br />
ke Jln Tombak, Kec Percut Sei<br />
Tuan.<br />
Ketika berada dekat kantor Kementerian<br />
Kominfo RI, Vera dipepet<br />
empat pria berjaket dan mengenakan<br />
helm, tiga lainnya mengenakan<br />
masker mengendarai<br />
kreta Varia dan Supra. Salah seorang<br />
pelaku lalu hendak merebut<br />
kunci kreta.<br />
Terkejut, Vera dengan sigap<br />
menyabut kunci kreta dan berteriak.<br />
Pelaku lainnya coba membekap<br />
mulut korban yang terus meronta.<br />
Tanpa disadari tas yang disandang<br />
di bahu copot. Takut aksinya ketahuan<br />
warga, para pelaku langsung<br />
merampas tas korban kemudian<br />
melarikan diri. Kreta korban pun<br />
aman.<br />
“Mungkin karena ketakutan,<br />
mereka lari. Soalnya saya terus<br />
meronta ketika dibekap mulut saya<br />
dan tas saya yang berisi KTP, STNK,<br />
ATM dan uang Rp500 ribu dibawa<br />
mereka. Untung HP saya kantongi,”<br />
katanya saat di Polsek Percut,<br />
Kamis (8/3). Kapolsek Percut Sei<br />
Tuan, Kompol Hartono yang dikonfirmasi<br />
berjanji mengecek laporan<br />
korban. “Mungkin laporannya<br />
masih di SPKT, saya cek dulu ya,”<br />
katanya. (irwan)<br />
PERBAUNGAN-M24<br />
Emosi Tengku Nizam alias Tengku<br />
(62) seketika meledak ketika dicap<br />
penjilat dan provokator oleh<br />
Akhmad Munawar Nawar (49).<br />
Kakek yang telah punya tiga orang<br />
cucu ini kemudian membalok<br />
tetangganya tersebut.<br />
Penganiayaan itu terjadi di<br />
warung kopi milik Dian (40) di<br />
Dusun II, Desa Citaman Jernih,<br />
Kec Perbaungan, Sergai, Kamis<br />
(1/3) sekira pukul 10:30 WIB.<br />
Tengku datang ke warung untuk<br />
ngopi. Di warung Nawar datang<br />
terlebih dulu Nawar. Sambil<br />
menenggak kopi dan membaca<br />
koran, Tengku menyapa Nawar<br />
dengan julukan Sukirman alias<br />
suka mikirin makanan.<br />
"Jangan lagi itu dibahas, nanti<br />
Tengku aku bilang penjilat dan provokator<br />
Tengku marah," balas<br />
Nawar. Benar saja, omongan<br />
Nawar membuat Tengku marah<br />
dengan membentak Nawar dengan<br />
nada tinggi.<br />
"Jadi mau kau apa!!” ucap<br />
Tengku.<br />
Ia lantas mengambil balok yang<br />
dijadikan kursi di warung kopi.<br />
Tengku mengayunkan balok ke kepala<br />
Nawar hingga sempoyongan.<br />
Tengku menarik tangan Nawar ke<br />
luar warung. Keduanya bergumul<br />
di depan warung. Meski telah memiliki<br />
tiga cucu, Tengku tak kalah<br />
tenaga dari Nawar. Perkelahian<br />
berujung Nawar babak belur. Ia<br />
menderita luka lebam di kepala dan<br />
terluka di bibir bawah. Nawar melaporkan<br />
kejadian itu ke Polsek Perbaungan.<br />
Personel Polsek Perbaungan<br />
menjemput Tengku di rumahnya,<br />
Rabu (7/3) sekira pukul 17:15<br />
WIB.<br />
Kepada M24, Tengku yang kesehariannya<br />
berjualan kelontong<br />
mengaku tidak terima dikatai provokator<br />
dan penjilat. Ia juga bencanda<br />
ketika menyebut Nawar dengan<br />
Sukirman.<br />
Tengku mengira kalau perkelahian<br />
tersebut tidak bergulir ke<br />
Polsek Perbaungan.<br />
"Aku pikir tidak dilaporkan, karena<br />
kami kan tetangga. Padahal aku<br />
berencana mau minta maaf,” ucap<br />
Tengku.<br />
Kapolsek Perbaungan AKP Ilham<br />
Harahap kepada M24 mengatakan<br />
Tengku kini ditahan dan masih<br />
dalam pemeriksaan. (darmawan)<br />
Sopir Angkot Simpan Sabu<br />
SIMPANG EMPAT-M24<br />
Lumba Ginting (43) warga Desa<br />
Beganding, Kec Simpang Empat,<br />
disergap polisi. Darinya ditemukan<br />
delapan paket sabu seberat 0,59<br />
gram.<br />
Sopir angkutan kota (Angkot)<br />
ini diamankan, Kamis (8/3). Kapolsek<br />
Simpang Empat AKP Nazrides<br />
menjelaskan, setelah mendapat<br />
info dari masyarakat, pihaknya<br />
melakukan penyelidikan.<br />
Hasilnya, pelaku diringkus di<br />
depan rumahnya tak jauh dari<br />
gereja di Desa Beganding.<br />
Ketika digeledah, dari kantong<br />
celana Lumba polisi menemukan 6<br />
paket sabu.<br />
Selanjutnya disaksikan oleh perangkat<br />
desa setempat, polisi<br />
menggeledah rumah Lumba. Kembali<br />
petugas mendapati 2 paket<br />
sabu dari kotak rokok yang disembunyikan<br />
tersangka di bawah kursi<br />
tamu.<br />
"Selain menyita 8 bungkus sabu<br />
seberat 0,59 gram, kita juga mengamankan<br />
2 kotak bekas bungkus<br />
rokok, uang Rp510 ribu sebagai<br />
barang bukti. Tersangka saat ini<br />
masih diperiksa untuk pengembangan,"<br />
bebernya. (herry)<br />
Hiii...!!! Ada Tengkorak Manusia<br />
BINJAI-M24<br />
Kerangka tengkorak manusia<br />
ditemukan di areal kebun tebu<br />
PTPN II Tandem DP I Kaple B Blok<br />
87, Desa Tandem Hilir I, Kec Hamparan<br />
Perak, Kab Deliserdang,<br />
Kamis (8/3) sekitar pukul 10:15<br />
WIB. Ternyata, tengkorak manusia<br />
tersebut milik Septian (20),<br />
warga Jln Sayur Gg Perjuangan,<br />
Desa Tandam Hilir I, Kec Hamparan<br />
Perak, Kab Deliserdang yang<br />
dinyatakan hilang sejak 23 Oktober<br />
2017.<br />
Kerangka pertama kali ditemukan<br />
oleh Trinem (46), penebang<br />
tebu borongan yang menetap di<br />
Jln Swadaya Pasar VIII, Desa<br />
Tandam Hilir I, Kec Hamparan Perak,<br />
Kab Deliserdang yang langsung<br />
melaporkannya kepada T<br />
Zainila (46), sang mandor.<br />
Saat itu, keduanya belum dapat<br />
memastikan apakah itu tengkorak<br />
manusia atau hewan. T Zainila<br />
lalu melaporkan ke Danton Hansip<br />
PTPN II Sarjono yang diteruskan<br />
kepada Kades dan petugas<br />
Babinkamtibmas.<br />
Menerima laporan itu, Kapolsek<br />
Binjai AKP Arnawati SH memerintahkan<br />
Kanit Reskirim, Ipda Sopi,<br />
Kanit Sabhara, Kanit Intel, Babinkamtibmas<br />
Desa Tandam Hilir I,<br />
Piket Intel dan anggota Opsnal<br />
Polsek Binjai turun ke lokasi.<br />
Setelah melakukan olah TKP di<br />
areal perkebunan Tandam DP I<br />
Kaple B Blok 87, petugas menemukan<br />
kumpulan tulang dan<br />
tengkorak manusia. Selanjutnya,<br />
petugas memasang garis polisi dan<br />
menghubungi Kanit Identifikasi Polres<br />
Binjai, Aiptu Iskandar.<br />
Hasilnya petugas mendapati<br />
baju dan celana jenis lee warna<br />
hjau, celana dalam warna abu-abu,<br />
di kantong celana ditemukan dompet<br />
berisi plastik bening berklip<br />
merah. Setelah mengumpulkan<br />
barang bukti, petugas melakukan<br />
evakuasi.<br />
"Hingga kini masih dalam proses<br />
penyelidikan," ucap Kasat Reskrim<br />
Polres Binjai, AKP Hendro Sutarno.<br />
Sejurus kemudian, Sutino (48)<br />
bersama istrinya Suriana (38), warga<br />
Jln Sayur Gg Perjuangan, Dusun<br />
III, Desa Tandam Hilir I, Kec Hamparan<br />
Perak, Kab Deliserdang mendatangi<br />
kantor polisi guna memastikan<br />
identitas dari tengkorak mayat<br />
tersebut. Pasalnya, Sutino menemukan<br />
kemiripan baju yang dipakai<br />
anaknya dengan baju ditemukan<br />
di TKP.<br />
Benar saja, Suriana memastikan<br />
baik baju serta celana yang ditemukan<br />
di TKP merupakan milik<br />
anaknya. Khususnya resleting celana<br />
yang sudah rusak.<br />
Menurut pasangan suami istri<br />
(pasutri) tersebut, anaknya yang<br />
bernama Septian tidak pulang ke<br />
rumah sejak 23 Oktober 2017 sekitar<br />
pukul 19.00 WIB. Pihaknya<br />
memang belum membuat laporan<br />
resmi kepada pihak kepolisian.<br />
(sopian)