Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
entara-i-k.com | jsh-online.com<br />
Triwulan IV / <strong>2017</strong>
Bentara<br />
Ilmu Pengetahuan Kristen<br />
Selamat Datang di Bentara Ilmu Pengetahuan Kristen !<br />
Bentara adalah satu di antara Bentara-Bentara dalam sepuluh bahasa yang<br />
diterbitkan secara online sejak tahun 2009 oleh Badan Penerbit<br />
Ilmupengetahuan Kristen. Dari tahun 1930 sampai dengan 2009, berbagai<br />
Bentara edisi cetak terbit secara triwulanan dalam kesepuluh bahasa<br />
tersebut.<br />
Mary Baker Eddy mendirikan Badan Penerbit Ilmupengetahuan Kristen di<br />
Boston, Massachusetts, AS, sebuah badan yang menangani bidang<br />
penerbitan sebagai kepanjangan tangan Gereja Pertama Kristus, Ahli<br />
Ilmupengetahuan, guna memperluas serta memajukan ajaran<br />
Ilmupengetahuan Kristen. Ny. Eddy juga menulis buku ajar Ilmupengetahuan<br />
Kristen, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci.<br />
Buku ini, bersama dengan Alkitab merupakan Pendeta bagi semua gereja<br />
Ilmupengengatuan Kristen di seluruh dunia.<br />
<strong>2017</strong> The Christian Science Publishing Society. All rights reserved.<br />
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memfotocopy atau menggandakan dalam bentuk apapun.<br />
Gambar Metrai Salib dengan Mahkota adalah suatu cap dagang terdaftar milik The Christian Science<br />
Board of Director dan digunakan dengan izin. Bentara Ilmupengetahuan Kristen adalah suatu cap<br />
dagang milik The Christian Science Publishing Society. Terjemahan bahasa Indonesia akan kata-kata<br />
yang dipergunakan dalam gambar metrai Salib dengan Mahkota adalah sebagai berikut:<br />
SEMBUHKANLAH ORANG SAKIT • BANGKITKANLAH ORANG MATI • TAHIRKALNAH ORANG KUSTA •<br />
USIRLAH SETAN-SETAN.
Bentara<br />
Ilmu Pengetahuan Kristen<br />
Daftar Isi<br />
Triwulan IV / <strong>2017</strong><br />
Dari para editor<br />
1. Mencapai Tujuan<br />
Oleh Margaret Rogers<br />
Artikel<br />
3. Kemenangan Kasih atas Kebencian<br />
Oleh Naomi Price<br />
6. Bimbingan Allah yang tidak dapat salah<br />
Oleh Jim Baker<br />
9. Menangani Magnetisme Hewani dalam Penyembuhan<br />
Oleh E. Vera Goringge Plimer<br />
13. Menemukan Juruselamat Kita<br />
Oleh Kevin Reeder<br />
17. Suatu tanggapan yang menyembuhkan atas peristiwa-peristiwa<br />
yang terjadi di dunia<br />
Oleh James Walter<br />
Penyembuhan dengan Doa<br />
21. Penyembuhan yang cepat dari gigitan ular<br />
Oleh Laura Hausladen<br />
23. Hubungan yang renggang dengan anak perempuan disembuhkan<br />
Nama penulis tidak diberikan<br />
25. Kesulitan berjalan. Rasa sakit dan bengkak, disembuhkan<br />
Oleh Lain Schofield<br />
27. Pembedahan secara mental membuka jalan untuk membangun suatu keluarga<br />
Oleh James B Wolf<br />
30. Untuk hal apakah kita berdoa<br />
Oleh William Robert Sudabby<br />
33. Sembuh dari penyakit yang membuat saya tidak berdaya<br />
Oleh Dian Walter
Mencapai tujuan<br />
Margaret Rogers<br />
Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 15 Februari <strong>2017</strong><br />
Aslinya diterbitkan di edisi 2 Januari <strong>2017</strong> majalah Christian Science Sentinel<br />
Waktu kecil, setiap bulan Januari saya selalu membuat daftar tujuan yang akan saya<br />
capai, menyimpannya di dalam kotak seakan itu rahasia negara, dan dengan cepat<br />
melupakannya. Satu tujuan yang selalu ada dalam daftar saya adalah belajar<br />
melakukan splits (suatu gerakan senam), yang selalu saja saya gagal melatih dan<br />
melakukannya. Sekarang saya sudah melupakan daftar tersebut, tetapi rasanya masih<br />
penting untuk secara teratur berpikir tentang tujuan, dan terutama tentang apa yang<br />
benar-benar membuat kita mencapai tujuan tersebut.<br />
Maksud suatu tujuan adalah mencapai sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi tanpa<br />
niat dan upaya yang khusus. Ketika hal-hal yang rohaniah menjadi lebih sejati dan<br />
penting di dalam kehidupan seseorang, maka tujuan menjadi semakin rohaniah. Juga<br />
menjadi jelas bahwa kita perlu memahami dan dengan sadar mengatasi apa yang<br />
menghalangi kemajuan kita, di samping mempelajari apa yang membantu kita<br />
mencapai tujuan itu.<br />
Yesus Kristus menetapkan tujuan yang luhur bagi para pengikutnya: untuk saling<br />
mengasihi seperti ia mengasihi mereka, yang menurut penjelasannya adalah seperti<br />
Allah mengasihi dirinya (lihat Yohanes 15). Allah mengasihi Yesus sama seperti<br />
Pencipta ilahi mengasihi semua kehidupan—sebagai pernyataan yang menakjubkan<br />
akan diriNya sendiri, Roh yang sempurna. Yesus yakin akan kasih Allah kepadanya—<br />
dan kepada setiap orang. Ia mengenal Allah sebagai Bapa yang membimbingnya,<br />
berbicara kepadanya dan bekerja melaluinya. Kesatuan dengan Allah ini menjadikan<br />
Yesus mampu menyembuhkan orang dari berbagai penderitaan, penderitaan yang ia<br />
tahu tidak diciptakan Allah atau dibiarkan terjadi oleh Allah untuk alasan apa pun.<br />
Untuk menyadari bahwa Kasih yang sama dan yang mahakuasa ini juga bekerja<br />
melalui kita, dan sejatinya adalah substansi serta pemotivasi segala wujud, adalah<br />
suatu tujuan untuk secara sadar kita capai setiap hari.
Tujuan tersebut kelihatannya lebih mungkin dicapai kalau kita sadari bahwa<br />
kebanyakan orang mengalami sesuatu tentang kasih yang murni setiap hari—<br />
keindahan alam, musik, tawa yang lepas, kebaikan orang lain. Ketika kita tidak<br />
merasakan kehadiran Kasih, maka penting untuk mengetahui sebabnya dan<br />
membuang gangguan tersebut. Surat Yohanes yang Pertama dalam Kitab Perjanjian<br />
Baru menunjukkan dengan tepat suatu gangguan utama—ketakutan. Ketakutan<br />
mendatangkan siksaan, dan siksaan akan menenggelamkan kesadaran akan kasih.<br />
Tetapi kasih Allah yang sempurna selalu hadir untuk membuangkan ketakutan (lihat 1<br />
Yohanes 4).<br />
Kasih akan menembus dan menyembuhkan setiap kesedihan.<br />
Saya menyaksikan hal ini terjadi pada seorang teman sekerja yang bertahun-tahun<br />
silam mengalami tragedi. Ia bergulat dengan rasa bersalah, kebencian, ketakutan, dan<br />
penderitaan begitu lama sehingga kadang-kadang seakan tidak ada yang bisa<br />
mendatangkan kedamaian. Tetapi sedang saya mengamati keadaan itu, ada dua hal<br />
yang memberi saya harapan. Yang pertama adalah bagaimana kasihnya kepada<br />
sesama bertumbuh. Khususnya ia mengilhami saya dengan sikapnya yang penuh kasih<br />
kepada orang yang menghadapi kesulitan, bahkan mereka yang mungkin dihindari<br />
oleh orang lain. Hal yang kedua adalah, ia tidak pernah berhenti untuk mengenal serta<br />
mengasihi Allah dengan cara berusaha berdoa sebaik-baiknya, bahkan saat ia merasa<br />
bahwa doanya tidak menembus kegelapan yang menyelimutinya. Kini, orang datang<br />
kepadanya untuk mendapatkan penghiburan serta wawasan, dan ia kembali<br />
menikmati hidupnya. Sejak itu ia sudah menulis beberapa kesaksian untuk majalah<br />
Ilmupengetahuan Kristen, menyatakan rasa syukur untuk hal-hal yang berkaitan<br />
dengan kesembuhannya.<br />
Saya tidak mengenal orang yang telah sepenuhnya mencapai tujuan kasih yang<br />
sempurna seperti Yesus. Tetapi telah berulang kali terbukti bahwa kedua hal ini—<br />
berusaha mengenal dan mengasihi Allah, dan mengasihi sesama seperti diri kita<br />
sendiri—menghasilkan kesembuhan.<br />
Maka di sinilah kewaspadaan tentang apa yang menghalangi kita untuk melakukan hal<br />
tersebut diperlukan sekali lagi. Karena kesembuhan membuktikan kesejatian Allah<br />
seperti tidak dapat dilakukan hal yang lain, maka musuh Kebenaran—yang oleh<br />
Ilmupengetahuan Kristen juga disebut magnetisme hewani, atau apa pun yang hendak<br />
menarik kita menjauhi Kebenaran—bertujuan agar kita berpikir bahwa sulit untuk<br />
mengasihi dan sulit untuk berdoa.
Kemarahan atau keputus-asaan terhadap perilaku orang lain, misalnya, atau merasa<br />
bahwa kita tidak bisa diam dan berdoa, bukanlah pikiran yang berasal dari Allah dan<br />
kita dapat menolaknya.<br />
Taktik lain yang hendak mengganggu penyembuhan Kristus adalah mengatakan<br />
bahwa hal itu sudah usang dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan kebendaan.<br />
Namun, meskipun begitu besar sumber daya dicurahkan kepada ilmu pengobatan<br />
kebendaan, demikian banyak orang tidak mendapatkan kesembuhan yang<br />
sesungguhnya. Dipahami secara rohaniah, kesehatan adalah integritas kita sebagai<br />
pernyataan Allah, integritas yang tidak dapat dirusak atau hilang. Dalam keadaan apa<br />
pun, mendekat kepada pemahaman rohaniah tentang Allah ini, dan lebih banyak<br />
mengasihi, akan meningkatkan kesehatan.<br />
Jelaslah bahwa untuk menjalani Kasih ilahi yang menyembuhkan perlu upaya yang<br />
lebih besar dari setiap orang di antara kita. Tetapi kita sangat keliru jika menilai<br />
kemungkinan kita untuk mencapai tujuan ini hanya dari sudut pandang upaya insani.<br />
Pemahaman dan kasih kita tumbuh karena Allah membuatnya demikian, seperti<br />
halnya sinar dan air membuat tanaman tumbuh. Kasih ilahi mendorong pemikirpemikir<br />
rohaniah bergerak di jalan Kebenaran. Kuasa Allah membawa kita kepada<br />
tujuan itu.<br />
Mary Baker Eddy memberikan janji ini tentang apa yang dapat dicapai dengan<br />
bersandar kepada kuasa Allah: “Sekarang ini jiwa saya hanya dapat bernyanyi dan<br />
terbang tinggi. Suatu pemahaman yang lebih baik akan Kasih, keselalu-hadiran, dan<br />
kemahakuasaan Allah menyelimuti saya. Setiap hari saya mengenalNya semakin<br />
dekat, mengasihiNya semakin besar, dan dengan rendah hati berdoa untuk<br />
melayaniNya dengan lebih baik. Demikianlah dengan mencari dan menemukan<br />
(meskipun perlahan), akhirnya tidakkah kita dapat bersukacita bersama di dalam<br />
gereja yang berjaya?” (The First Church of Christ, Scientist, and Miscellany, hlm. 174).<br />
Margaret Rogers