You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
6<br />
JUMAT, 13 APRIL 2018<br />
PENDIDIKAN<br />
Kirimkan artikel pendidikan Anda ke email:<br />
miftah.radar@gmail.com<br />
Remaja Berbakat Tak Terasah<br />
Oleh: Ika Maharani<br />
Guru SMA Al Muslim,<br />
Anggota KGPBR<br />
Remaja merupakan<br />
satu fase yang pasti<br />
dilalui oleh setiap<br />
individu. Fase ini adalah<br />
transisi dari fase<br />
anak-anak menuju fase<br />
dewasa. Perubahan fisik<br />
hingga psikis merupakan<br />
perubahan yang<br />
harus dialami oleh<br />
remaja. Situasi ini<br />
membuat remaja dilema<br />
dengan perubahan yang<br />
terjadi pada dirinya.<br />
Fase remaja merupakan<br />
klimaks dari fase-fase sebelumnya. Sehingga pada<br />
fase ini adalah pembuktian bagi sebagian besar<br />
remaja. Sikap idealis yang dimiliki oleh remaja,<br />
membuat dirinya memandang dunia seperti apa<br />
yang diinginkan. Remaja suka bermimpi.<br />
Sebagai remaja yang sedang berproses mencari<br />
jati diri, remaja memiliki energi semangat yang<br />
tinggi. Tak terkecuali semangat untuk berkarya.<br />
Memiliki segudang prestasi menjadi sebuah<br />
kebanggaan pada dirinya. Prestasi membuat remaja<br />
memiliki nilai tambah dalam kedudukan sosial<br />
diantara teman sebaya dan orang dewasa<br />
disekitarnya. Prestasi merupakan salah satu<br />
cermin dari keberbakatan seseorang, tak terkecuali<br />
remaja. Remaja berbakat secara potensi sudah<br />
tentu memiliki kelebihan dibandingkan remaja<br />
lain pada umumnya.<br />
Bakat (aptitude) dapat diartikan sebagai kemampuan<br />
bawaan, potensi yang perlu dikembangkan<br />
atau dilatih agar dapat terwujud. Keberbakatan itu<br />
sendiri memiliki banyak istilah yang digunakan.<br />
Seperti gifted ditujukan untuk orang yang memiliki<br />
kemampuan akademis tinggi yang ditandai<br />
dengan skor IQ. Sementara talented ditujukan<br />
untuk orang yang memiliki kemamampuan<br />
unggul dalam bidang khusus, seperti bidang<br />
akademis (matematika, bahasa, kimia, dst.) dan<br />
bidang non akademis (seni, musik, drama,<br />
olahraga, dst.). Dapat disimpulkan bahwa gifted<br />
bersifat umum dan talented bersifat khusus.<br />
Kemudian batasan keberbakatan secara umum<br />
dapat dilihat dari orang yang memiliki kemampuan<br />
unggul dan mampu memberikan prestasi<br />
tinggi. Beberapa siswa berbakat, terutama remaja,<br />
bisa memiliki prestasi rendah karena memiliki<br />
masalah dalam menyesuaikan diri dengan<br />
keberbakatan yang dimilikinya. Perfeksionis,<br />
penilaian yang tidak realitis terhadap keberbakatan,<br />
penolakan dari teman sebaya, kemampuan<br />
bersaing, dan kebingungan atas pesan yang<br />
campur aduk tentang bakat yang dimilikinya. Hal<br />
itu semua bisa membuat prestasi remaja menjadi<br />
rendah.<br />
Dalam sebuah penelitian terdapat hambatan<br />
yang bisa mengganggu penyesuain diri remaja<br />
dengan keberbakatan (Buescher & Higham, 1990;<br />
Peters, Grager-Loidl & Supplee, 2000 dalam Sausa,<br />
2012), yaitu Kepemilikan talenta. Hal biasa bagi<br />
sejumlah remaja bertalenta untuk menyangkal<br />
talenta yang dimilikinya. Ini sering kali dilakukan<br />
karena tekanan teman sebaya yang menginginkan<br />
sama dengan yang lainnya. Siswa tidak memiliki<br />
percaya diri dan meragukan objektivitas guru dan<br />
orangtua dalam mengenali bakat dirinya. Kedua,<br />
Menyerahkan diri. Karena menerima keberbakatan<br />
secara berlebihan, siswa berbakat terkadang<br />
merasa keberbakatan ini harus dibagi untuk orang<br />
sekitar. Ketiga, Perbedaan. Siswa berbakat sudah<br />
belajar menetapkan standar tinggi, diharapkan<br />
untuk melakukan hal lebih banyak, dan untuk<br />
melebihi kemampuan yang sudah dimiliki.<br />
Keempat, Mengambil risiko. Siswa berbakat<br />
memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk<br />
mengambil risiko yang sudah diambil di usia<br />
sebelumnya. Jadi lebih berhati-hati dalam<br />
menimbang keuntungan dan kerugian dari pilihan<br />
yang bisa diambil.<br />
Kelima, Persaingan harapan. Harapan orang lain<br />
bisa bersaing dengan rencana dan tujuan siswa<br />
berbakat. Akibatnya harapan siswa berbakat harus<br />
menghadapi gelombang tuntutan dan hasrat<br />
orang lain. Semakin besar bakat semakin besar<br />
harapan orang lain dan gangguan pihak luar.<br />
Keenam, Ketidaksabaran. Siswa berbakat bisa<br />
sama tidak sabarnya dengan siswa lain yang<br />
mencari solusi cepat untuk jawaban yang sulit,<br />
atau mencoba mengembangkan hubungan sosial.<br />
Rangsangan ini membuat siswa berbakat tidak<br />
toleran terhadap ketidakpastian, bisa menjadi<br />
marah jika solusi gagal. Rangkaian kegagalan<br />
dapat membuat siswa menarik diri dari lingkungan<br />
sosial. Ketujuh, Identitas prematur. Untuk<br />
siswa cerdas, bobot harapan bersaing, toleransi<br />
terhadap ambiguitas, dan tekanan dari beragam<br />
pilihan berperan untuk membuat siswa tersebut<br />
memiliki identitas seperti orang dewasa. Dalam<br />
upaya untuk menyelesaikan identitas ini, siswa<br />
bisa memperluas pilihan karir yang tidak sesuai<br />
dengan usia yang sebenarnya, dan bisa mengganggu<br />
proses normal untuk penerimaan<br />
identitas.Permasalahan yang seringkali muncul di<br />
Indonesia mengenai keberbakatan adalah soal<br />
pengembangan. Banyak anak-anak berbakat<br />
ketika kecil, tetapi perkembangan keberbakatannya<br />
seringkali terhambat ketika remaja, sehingga<br />
kemampuannya menjadi tidak terasah. Remaja<br />
perlu diberikan kesempatan untuk menggunakan<br />
dan mengembangkan bakat yang dimilikinya.<br />
Dengan kata lain, remaja perlu difasilitasi agar<br />
hambatan dalam penyesuaian diri dengan<br />
keberbakatannya dapat diminimalisir.<br />
Untuk mewujudkan keberbakatan menjadi<br />
sebuah prestasi, tentu tidak terjadi secara otomatis.<br />
Hal tersebut membutuhkan proses dan dukungan<br />
dari orang sekitar. Dukungan tersebut berasal dari<br />
keluarga terutama orangtua, lingkungan sekolah,<br />
dan teman sebaya. Dukungan yang ada diharapkan<br />
dapat memberikan jalan bagi remaja untuk<br />
menemukan bakat yang dimilikinya. Karena setiap<br />
individu terlahir dengan keunikannya masingmasing<br />
yang berbeda dengan individu lainnya.<br />
Keunikan itulah yang nantinya akan menciptakan<br />
ide baru dan karya inovatif dari remaja berbakat.<br />
(*)<br />
ISTIMEWA/RADAR BEKASI<br />
WISUDA: Universitas Krisna Dwipayana saat melaksanakan dies Natalis ke 66 sekaligus wisuda kepada ratusan mahasiswanya, kemarin. Perguruan tinggi<br />
tersebut, saat ini mengembangkan Program Blended Learning.<br />
Unkris Kembangkan<br />
Program Blended Learning<br />
Dies Natalis ke 66, Ratusan Mahasiswa Diwisuda<br />
PONDOKGEDE- Sebanyak dangkan S2, terdiri dari Magister<br />
Ilmu Hukum, Managemen,<br />
657 mahasiswa Universitas<br />
Krisna Dwipayana dinyatakan Ilmu Administrasi dan Teknik.<br />
lulus menempuh pendidikan S3 sendiri yakni Doktor Ilmu<br />
tinggi. Mereka, mengikuti Hukum.<br />
wisuda yang berbarengan Rektor Unkris, Abdul Rivai<br />
dengan Dies Natalis ke 66 perguruan<br />
tinggi yang berada di dan wisudawati agar bangga<br />
berpesan kepada wisudawan<br />
kecamatan Pondokgede ini, menjadi menjadi alumni Unkris.<br />
kamis kemarin.<br />
Dia juga mencontohkan para<br />
657 wisudawan dan wisudawati<br />
itu terdiri dari, S1 seba-<br />
berkesempatan memasuki<br />
alumni yang terlebih dahulu<br />
nyak 403 orang, S2 sebanyak dunia kerja, serta berhasil menerapkan<br />
ilmunya dengan baik,<br />
251 orang dan S3 tiga orang.<br />
Para wisudawan dan wisudawati<br />
itu, terdiri dari S1, Fakul-<br />
menduduki jabatan strategis<br />
bahkan banyak yang dipercaya<br />
tas Hukum, Ekonomi, Ilmu di Pemerintahan maupun<br />
Administrasi dan Teknik. Se-<br />
Swasta.”Jadilah manusia hebat,<br />
Siswa Kesulitan di Pelajaran Matematika<br />
BEKASI UTARA - Pelaksanaan<br />
Ujian Nasional Berbasis Komputer<br />
(UNBK) di Seluruh Se kolah<br />
Menengah Atas (SMA) berakhir,<br />
kamis kemarin. Bahkan beberapa<br />
siswa mengatakan lega dengan<br />
hari akhir di ujian tersebut.<br />
Seperti Meylinda, siswi kelas<br />
12 IPS di Madrasah Aliyah Negeri<br />
(MAN) 1 Kota Bekasi mengaku<br />
lega dengan berakhirnya<br />
ujian Nasional Berbasis Komputer<br />
kali ini. Meski belum tau<br />
nilai yang ia dapatkan, namun<br />
dirinya tetap optimis men dapakan<br />
nilai memuaskan.<br />
“Hari ini hari terakhir UNBK,<br />
Alhamdulillah udah sedikit lega,<br />
gak terlalu deg-degan kaya kemarin,dan<br />
semoga hasilnya<br />
bagus nantinya,” ucapnya, kamis<br />
(12/4).<br />
Bukan hanya itu, ditanya mengenai<br />
soal ujian, Meylinda<br />
mengatakan agak kesulitan pada<br />
Mata pelajaran Matematika.<br />
Karena saat simulasi ada beberapa<br />
soal yang menggunakan<br />
sistem jawaban esai namun<br />
sewaktu ujianya teknis pengisian<br />
soal esai malah ditiadakan.<br />
“Tadinya kita di simulasi soal<br />
matematika itu pengerjaanya<br />
Cerita Penjaga Sekolah saat UNBK<br />
Tidur di Sekolah, Pastikan Keamanan Terjaga<br />
Setiap pelaksanaan Ujian<br />
Nasional berbasis Komputer<br />
(UNBK), keamanan sekolah di<br />
perketat. Seperti apa cerita<br />
petugas keamanan sekolah saat<br />
musim pelaksanaan UNBK?<br />
Laporan:<br />
Surya Bagus<br />
Rawalumbu<br />
CR38/RADAR BEKASI<br />
BERTUGAS: Ngasis (61), petugas keamanan SMA Widya Nusantara saat<br />
menjalankan tugasnya. Selama UNBK, dia menginap di sekolah.<br />
penuh semangat, pantang menyerah,<br />
dan songsong masa<br />
depan gemilang,” pesannya.<br />
Dia menjelaskan, guna menyesuaikan<br />
diri dengan perkembangan<br />
tekologi yang sebagian<br />
besar telah bergeser ke<br />
era digital, Unkris telah bekerjasama<br />
dengan PT Haruka Edu<br />
terkait Program Blended Learning.<br />
Yaitu program pembelajaran<br />
yang menggabungkan<br />
antara perkuliahan tatap muka,<br />
dengan pembelajaran berbasis<br />
digital. Hal ini, kata dia,<br />
untuk memberikan kesempatan<br />
kepada masyarakat yang<br />
mempunyai waktu luang terbatas<br />
untuk mengikuti perkuliahan<br />
di Unkris, sehingga tidak<br />
perlu setiap kali harus hadir di<br />
kampus.<br />
“Demi meningkatkan mutu<br />
dosen, kedepan Unkris akan<br />
mengirim dosen-dosennya<br />
guna mengikuti pelatihan,<br />
workshop dan seminar ke luar<br />
negeri agar menambah wawasan<br />
para dosen tersebut. Bagi<br />
wisudawan dan wisudawati<br />
tahun ini, selamat dan sukses,”<br />
ungkap dia.<br />
Ditempat sama, Ketua Dewan<br />
Pembina Yayasan Unkris Gayus<br />
Lumbuun menuturkan,<br />
proses pendidikan di Unkris<br />
dilakukan melalui program<br />
pendidikan berkelanjutan mulai<br />
dari Program Sarjana, Magister<br />
dan Doktor yang dilakukan<br />
secara tatap muka bertempat<br />
di kampus Unkris. Namun,<br />
seiring perkembangan teknologi<br />
saat ini, sistem pembelajaran<br />
dapat dilakukan secara<br />
digital, dan sistem pembelajaran<br />
ini telah mendapat dukungan<br />
dari Kopertis.<br />
“Untuk itu, saya memberikan<br />
apresiasi dan memberikan dukungan<br />
penuh kepada Rektor<br />
Unkris beserta jajarannya yang<br />
telah melakukan sistem pembelajaran<br />
Blended Learning<br />
ISTIMEWA/RADAR BEKASI<br />
BERI HIMBAUAN: Kepala MAN 1 Kota Bekasi, Endang Saefudin, saat memberikan himbauan<br />
kepada anak didiknya agar tidak corat-coret saat hari terakhir UNBK, kemarin. sejumlah siswa<br />
mengaku kesulitan menghadapi pelajaran matematika saat pelaksanaan UNBK.<br />
ada esainya, eh tapi pas di ujianya<br />
gak ada soal esai,” katanya.<br />
Hal yang sama juga dikatakan<br />
oleh siswi SMA Ananda Bekasi,<br />
Kristin. Ia mengatakan ada beberapa<br />
point yanh membuat<br />
dirinya kesulitan mengerjakan.<br />
Bukan cuma itu, pendalaman<br />
materi yang diberkan dan realita<br />
pengerjaanya pun membuat<br />
dirinya kesulitan, bahkan ada<br />
beberapa soal yang sangat mencekam<br />
pikirannya saat mata<br />
pelajaran Matematika.<br />
“Jadi ada soal yang sulit, di<br />
dalam akar masih ada akar lagi,<br />
pokoknya mata pelajaran yang<br />
paling susah adalah Matematika,”<br />
tegasnya.<br />
Sementara itu, Madrasah Aliyah<br />
Negeri (MAN) 1 Kota Bekasi<br />
melarang siswa-siwinya melakukan<br />
aksi corat-coret baju<br />
saat hari terakhir pelaksanaan<br />
UNBK. Hal tersebut disampaikan<br />
oleh Kepala MAN 1 Kota Bekasi,<br />
Endang Saefudin.<br />
Dirinya mengatakan, kegiatan<br />
ketuk dari sisi agama ini mempunyai<br />
point edukasi, salah<br />
Ngasis (61) merupakan petugas keamanan<br />
di SMA Widya Nusantara. Ya,<br />
selama pelaksanaan UNBK ini, mereka<br />
memiliki tanggungjawab yang<br />
besar. Salah satunya memastikan perangkat<br />
komputer tetap terjaga degan<br />
baik.<br />
Tidak banyak yang sadar bahwa peran<br />
petugas keamanan mempunyai<br />
pengaruh besar dalam kelangsungan<br />
dan kelancaran UNBK tahun 2018<br />
disetiap sekolah.<br />
Siapa sangka dibalik umur yang sudah<br />
tidak muda, Ngasih terus berupaya keras<br />
untuk konsisten dan menjaga tanggung<br />
jawab yang sudah dipercayakan<br />
kepada dirinya.<br />
Ngasih mengaku, selalu nginap disekolah<br />
menjaga perangkat komputer<br />
tempatnya dia bekerja sejak 5 April<br />
yang lalu. Dia menjelaskan, kondisi<br />
sekolah saat malam hari sangat sepi,<br />
namun ia merasa senang karena salah<br />
satu petugas kebersihan sekolah Ahmad<br />
selalu menemaninya serta para guru<br />
yang lain juga kerap berada lebih lama<br />
disekolah untuk membantu tugasnya.<br />
“iya benar sudah dari malam jum’at<br />
kita jaga terus supaya aman dan anakanak<br />
tidak terganggu ujiannya. Kesannya<br />
biasa saja, sepi kalau malam. Tapi<br />
senang bisa ngopi sama-sama. Alhamdulillah<br />
lancar sampai hari ini, aman “<br />
ujar laki-laki yang tinggal di RT 02 RW<br />
8 Bojong Rawa Lumbu tersebut.<br />
Berdasarkan pantauan Radar Bekasi,<br />
keamanan di SMA Widya Nusantara<br />
Bekasi sudah cukup baik dengan keberadaan<br />
CCTV di setiap ruang lab dan<br />
pagar trails disetiap sudut sekolah yakni<br />
pintu masuk dilantai satu dan setiap<br />
tangga menuju lantai atas serta area<br />
laboratorium.<br />
atau sistem pembelajaran gabungan<br />
antara tatap muka<br />
(face to face), dengan pembelajaran<br />
berbasis digital,” tukas<br />
Gayus. Gayus bercerita, dalam<br />
perjalanan Unkris di awal berdiri<br />
hingga sampai saat ini memerlukan<br />
perjuangan yang<br />
sangat panjang, dalam dinamika<br />
kehidupan masalah selalu<br />
timbul. Namun, semua itu<br />
dapat dilalui dengan baik berkat<br />
adanya persatuan antara pimpinan<br />
di tingkat Yayasan, Universitas,<br />
Fakultas, Program<br />
Pas casarjana maupun antar<br />
dosen, kar yawan dan mahasiswa<br />
di lingkungan Unkris.<br />
“Selaku Ketua Dewan Pembina<br />
Yayasan Unkris, saya akan<br />
berusaha mendorong dan memberi<br />
dukungan penuh, agar<br />
Unkris dapat terus meningkatkan<br />
kinerjanya dan kompetensi<br />
kelulusannya,” ucap Gayus<br />
dihadapan 657 wisudawan<br />
dan wisudawati. (tim/mif)<br />
satunya adalah menyadarkan<br />
anak didiknya untuk tidak berprilaku<br />
merugi salah satunya<br />
adalah mencorat-coret baju<br />
seragam.<br />
“Kami iimbau anak-anak agar<br />
tidk melakukan seperti itu, kenapa<br />
kita berlakukan per aturan<br />
ini, karena tanpa kita sadari masih<br />
banyak orang-orang yang membutuhkan<br />
seragam, nah dari<br />
pada di corat-coret mending<br />
seragamnya dikasih kepada<br />
orang-orang yang membutuhkan,”<br />
ucapnya.<br />
Bukan hanya imbauan mengenai<br />
aksi corat-coret seragam<br />
sekolah, 481 siswa yang ikut<br />
pe laksanaan UNBK ini di arahkan<br />
juga di pemaparan yang positif<br />
mengenai dunial luar setelah<br />
mereka lulus dari 12 tahun mengenyam<br />
bangku sekolah.<br />
“Kami juga memaparkan mengenai<br />
dunia luar, karena ini<br />
adalah point tujuan mereka setelah<br />
mereka lulus dari bangku<br />
sekolah. Mereka harus lebih siap<br />
menjadi pribadi yang lebih baik,<br />
dan tentunya menjaga akhlak<br />
mereka entah di dunia pekerjaan<br />
atau di bangku kuliah nanti,”<br />
harapnya (dyt/gob)<br />
Kepala sekolah SMA Widya Nusantara<br />
Bekasi Sri Rohimi mengatakan,<br />
untuk 7 hari ini yakni sejak hari kamis<br />
sampai dengan Rabu sekolah dijaga<br />
selama 24 Jam sesuai dengan intruk si<br />
Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD)<br />
Wilayah III Provinsi Jawa Barat untuk<br />
adanya piket malam.<br />
”Ya, atas intruksi dari KCD kita ada<br />
jaga malam 2 orang dari petugas keamanan<br />
dan petugas kebersihan. Normalnya<br />
satpam bekerja sampai jam 6<br />
malam tapi untuk pelaksanaan UNBK<br />
ini Khusus 24 jam kita jaga agar tidak<br />
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, “<br />
tegasnya.<br />
UNBK kali ini merupakan kali kedua<br />
yang dilaksanakan oleh SMA Widya<br />
Nusantara Bekasi, tahun lalu petugas<br />
piket malam total 6 orang yang terdiri<br />
dari satpam, proctor dan Pembina OSIS,<br />
namun seiring dengan perangkat keamanan<br />
yang sudah mumpuni tahun<br />
ini piket malam hanya diisi oleh 2<br />
orang.<br />
Total siswa yang mengikuti UNBK<br />
disekolah ini sebanyak 165 siswa, mereka<br />
tersebar kedalam 3 sesi ujian nasional<br />
dengan 2 buah laboratorium<br />
yang digunakan, masing-masing berisi<br />
30 unit komputer. (cr38)