Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
KATA PENGANTAR<br />
Puji syukur alhamdulillah kami<br />
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang<br />
Maha Esa, karena telah<br />
melimpahkan rahmat-Nya berupa<br />
kesempatan dan pengetahuan<br />
sehinga <strong>Buku</strong> Suplemen ini dapat<br />
diselesaikan penulis.<br />
Terima kasih kepada dosen<br />
pengampu yang membimbing mata<br />
kuliah produksi media, penulis<br />
berharap semoga buku suplemen<br />
ini bisa menambah pengetahuan<br />
para pembaca. Namun terlepas dari<br />
itu, penulis memahami bahwa buku<br />
ini masih jauh dari kata sempurna,<br />
sehingga kami sangat<br />
mengharapkan adanya kritik dan<br />
i
saran yang bersifat membangun<br />
sehingga kedepannya buku ini<br />
dapat menjadi buku yang lebih baik<br />
lagi.<br />
Malang, 25 Februari 2019.<br />
ii
DAFTAR ISI<br />
A. KOSEP GEOGRAFI......................I2<br />
B. PRINSIP GEOGRAFI...................31<br />
C. OBJEK GEOGRAFI.....................37<br />
D. RUANG LINGKUP......................41<br />
E. PENDEKATAN GEOGRAFI.......45<br />
iii
DAFTAR GAMBAR<br />
1.1 Pohon beringin Bali..............12<br />
1.2 Alam Sebagai Sumber Daya.......12<br />
1.3 Kekeringan Wonogiri................16<br />
1.4 Sapi Khas Boyolali....................18<br />
1.5 Desa Sidomulyo........................18<br />
1.6 Lokasi Absolut..........................22<br />
iv
APAKAH KALIAN<br />
MENGERTI APA ITU<br />
KONSEP GEOGRAFI???<br />
1
KONSEP<br />
GEOGRAFI<br />
“Merupakan unsur yang penting<br />
dalam memahami fenomena atau<br />
kejadian geografi (alam dan sosial)”<br />
2
3
Hakikat geografi sebagai bidang ilmu<br />
pengetahuan selalu melihat keseluruhan<br />
gejala dalam ruang dengan memperhatikan<br />
secara mendalam tiap aspek yang menjadi<br />
komponen keseluruhan. Dalam memahami<br />
fenomena maupun gejala geografi selalu<br />
dilihat pada sisi keruangan yang ditinjau<br />
dari faktor alam dan sosial yang<br />
membentuk integrasi keruangan wilayah<br />
bersangkutan. Gejala-gejala interelasi,<br />
interaksi, integrasi, dan keruangan menjadi<br />
hakikat kerangka kerja utama pada<br />
geografi dan studi geografi. Sebelum<br />
berbicara banyak mengenai ilmu geografi,<br />
terlebih dahulu akan disajikan pengertian<br />
geografi menurut para ahli.<br />
Beberapa konsep yang dikemukakan<br />
para ahli mengenai ilmu geografi akan<br />
disajikan sebagai berikut.<br />
4
1. Menurut R. Bintarto<br />
Geografi adalah ilmu pengetahuan<br />
yang mencitrakan (to describe),<br />
menerangkan sifat-sifat bumi,<br />
menganalisis gejala-gejala alam dan<br />
penduduk, serta mempelajari corak<br />
khas mengenai bumi dalam ruang<br />
dan waktu.<br />
2. Erathostenes<br />
Geografi berasal dari kata<br />
“Geographica” yang menurut<br />
Eratosthenes, geografi adalah<br />
penulisan atau penggambaran<br />
mengenai bentuk muka bumi.<br />
3. Strabo<br />
Menurut Strabo 1970,<br />
geografi adalah sesuatu atau<br />
bidang yang erat kaitannya<br />
5
dengan faktor lokasi,<br />
karakteristik tertentu dan<br />
hubungan antar wilayah secara<br />
keseluruhan. Pendapat dari<br />
Strabo ini lebih lanjut<br />
dikembangkan dan dikenal<br />
dengan konsep Natural<br />
Attribute of Place.<br />
4. Menurut Hart Shorne<br />
Geografi adalah ilmu yang<br />
berusaha menguraikan dan<br />
menginterpretasikan karakter<br />
variabel dari suatu tempat ke<br />
tempat lainnya di bumi sebagai<br />
tempat kehidupan manusia.<br />
6
5. Menurut IGI (Ikatan<br />
Geografi Indonesia).<br />
Geografi adalah ilmu yang<br />
memelajari perbedaan dan<br />
persamaan fenomena atau<br />
gejala geosfer dengan sudut<br />
pandang kelingkungan atau<br />
kewilayahan dan keruangan.<br />
Walaupun terdapat perbedaan<br />
pendapat tentang definisi geografi,<br />
namun para ahli geografi mengakui<br />
adanya elemen yang sama dalam<br />
geografi, yaitu (1) ahli geografi<br />
sepakat bahwa mereka termasuk<br />
kelompok yang serupa dengan ahli<br />
dari ilmu pengetahuan bumi (Earth<br />
Sciences) lainnya yang sama<br />
7
mengkaji permukaan bumi dan<br />
bukan ruang yang abstrak, (2) para<br />
ahli geografi memperhatikan<br />
kepada penyebaran manusia dalam<br />
ruang dan kaitan manusia dengan<br />
lingkungannya, (3) dalam geografi<br />
terdapat unsur-unsur utama seperti<br />
unsur jarak, unsur interaksi, unsur<br />
gerakan, dan unsur penyebaran.<br />
Gejala geografi di sekitar kita<br />
merupakan hasil keseluruhan<br />
interelasi keruangan faktor fisik<br />
dengan faktor manusia. Menurut<br />
hasil studi gejala yang nyata tadi,<br />
dalam diri kita akan terbentuk suatu<br />
pola abstrak yang kita kaji. Pola<br />
abstrak dalam bentuk pengertian<br />
abstrak inilah yang disebut konsep.<br />
8
Karena pola abstrak tersebut<br />
berkenaan dengan gejala yang<br />
konkret tentang geografi maka<br />
disebut konsep geografi. Adapun<br />
jenis-jenis konsep geografi menurut<br />
N. Daldjoeni, yaitu penghargaan<br />
budayawi terhadap bumi, konsep<br />
regional, pertalian wilayah,<br />
lokalisasi, interaksi keruangan,<br />
skala wilayah, dan konsep tentang<br />
perubahan.<br />
9
PENGHARGAAN<br />
BUDAYAWI TERHADAP<br />
BUMI<br />
10
Manusia dari masa ke masa<br />
mengalami adaptasi yang berbedabeda<br />
terhadap alam. Misalnya<br />
pandangan religius dari orang Jawa<br />
terhadap laut selatan, pandangannya<br />
terhadap hutan Roban (Pekalongan)<br />
yang keramat di masa dulu; sekarang<br />
hutan tersebut digunduli. Pandangan<br />
religius lingkungan lainnya ada pada<br />
orang beragama hindu yang ada di<br />
Bali, sebagian besar warga beragama<br />
hindu yang ada di Bali memasangkan<br />
sarung pada pohon dengan filosofi<br />
keseimbangan alam antara yang baik<br />
dengan yang benar dan adanya yang<br />
bersih dan kotor.<br />
11
Gambar 1.1 Pohon Beringin Bali<br />
Gambar 1.2 Alam sebagai sumber daya<br />
12
Sekarang kemajuan teknologi<br />
berjalan mengikuti perubahan<br />
pandangan manusia terhadap<br />
lingkungan alam sebagai sumber<br />
daya. Penanganan manusia atas<br />
sumber daya baik eksplorasi dan<br />
eksploitasi tergantung dari tingkat<br />
pendidikan, kompetensi teknik,<br />
semangat kewiraswastaan, ikatan<br />
sosial, organisasi ekonomi, stabilitas<br />
politik, dan kebijakan pemerintah.<br />
Kedua pandangan tersebut<br />
menunjukkan adanya perbedaan<br />
perlakuan manusia pada alam dari<br />
waktu ke waktu.<br />
13
KONSEP REGIONAL<br />
ATAU WILAYAH<br />
14
Wilayah atau Regional<br />
didefinisikan sebagai suatu unit<br />
geografi yang dibatasi oleh kriteria<br />
tertentu dan bagian-bagiannya<br />
tergantung secara internal. Suatu<br />
wilayah dipandang memiliki<br />
homogenitas dalam hal bentuk<br />
bentang alamnya (Landscape) dan<br />
corak kehidupannya seperti mata<br />
pencaharian dan mentalitas<br />
penduduk.<br />
Contohnya wilayah Wonogiri<br />
selatan sebagai daerah kapur atau<br />
karst, kondisi disana dapat mudah<br />
di generalisasikan sebagai wilayah<br />
yang memiliki tanah tandus,<br />
15
penduduk miskin, gizi buruk, pola<br />
migrasi yang kuat, dan pekerja<br />
keras yang bersemangat. Geografi<br />
memandang fenomena tersebut dari<br />
kondisi wilayah suatu daerah yang<br />
dapat dikaitkan dengan faktor<br />
geografi yang ada yaitu faktor fisik<br />
an faktor manusia.<br />
Gambar 1.3 Kekeringan di Wonogiri.<br />
16
CIRI KHUSUS KEADAAN<br />
WILAYAH<br />
17
Gambar 1.4 Sapi khas Boyolali.<br />
18
Gambar 1.5 Desa Sidomulyo Boyolali<br />
Hubungan antara unsur alam<br />
dalam suatu wilayah menghasilkan<br />
suatu proses yang memberi ciri<br />
khusus kepada wilayah tersebut.<br />
Unsur alam tersebut dapat berupa<br />
potensi dan kaitannya dengan unsur<br />
iklim suatu wilayah yang saling<br />
mendukung dan memberikan efek<br />
positif.<br />
Contohnya daerah kabupaten<br />
Boyolali kombinasi yang<br />
menguntungkan antara keadaan<br />
curah hujan, suhu, vegetasinya,<br />
jenis tanah, dan topografi<br />
menjadikan wilayah ini sebagai<br />
19
penghasil susu dan daging ternak<br />
baik dari sapi maupun kambing.<br />
20
LOKALISASI<br />
21
Lokasi atau location adalah<br />
posisi pasti dalam ruang, dalam<br />
geografi lokasi mempunyai dua<br />
makna yaitu lokasi absolut dan<br />
lokasi relatif.<br />
a) lokasi absolut adalah lokasi<br />
dipermukaan bumi yang ditentukan<br />
oleh sistem koordinat garis lintang<br />
dan garis bujur, disebut juga lokasi<br />
mutlak.<br />
Contoh : Indonesia terletak antara<br />
95 derajat BT – 141 derajat BT<br />
dan terletak antara dua benua<br />
yaitu Asia dan Australia.<br />
22
Gambar 1.6 Lokasi Absolut.<br />
b) lokasi relatif adalah lokasi<br />
suatu objek yang nilainya ditentuka<br />
oleh objek-objek lain di luarnya.<br />
23
Contoh: lokasi desa A jauh dari<br />
kota dan jauh dari jalan raya<br />
dibanding lokasi desa B yang<br />
terletak dekat kota dan pinggir jalan<br />
raya. Lokasi desa B relatifnya lebih<br />
baik dibanding dengan desa A bila<br />
ditinjau dari nilai aksesbilitas atau<br />
keterjangkauan.<br />
Menurut Suhardjo (1999) lokasi<br />
relatif lebih penting dibandingkan<br />
lokasi absolut dalam studi geografi.<br />
Oleh karenanya banyak mendapat<br />
perhatian.<br />
24
INTERAKSI KERUANGAN<br />
25
Kekhususan suatu wilayah<br />
misalnya dalam hal hasil dapat<br />
mendorong berbagai bentuk kerja<br />
sama dan saling tukar jasa dengan<br />
wilayah lain. Jadi, perbedaan<br />
wilayah mendorong interaksi yang<br />
berupa pertukaran manusianya<br />
(migrasi), barangnya (perniagaan),<br />
dan budayanya. Sehubungan itu<br />
lokasi yang sentral membawa<br />
banyak kemajuan sebaliknya lokasi<br />
yang menyendiri menjadikannya<br />
memiliki kesan terpencil dan<br />
mengalami kemunduran.<br />
26
SKALA WILAYAH DAN<br />
KONSEP PERUBAHAN<br />
27
Studi geografis dapat bersifat<br />
mikroskopis (wilayah sempit) dan<br />
dapat pula makroskopis (wilayah<br />
luas). Wilayah yang sempit dapat di<br />
generalisasikan atau didasarkan<br />
pada pengelompokkan suatu unsur<br />
yang paling dominan. Sedangkan<br />
wilayah yang luas sangat<br />
bergantung dengan sifat kombinasi<br />
unsur-unsur alam lingkungan di<br />
sekitarnya dengan teknologi.<br />
Konsep perubahan, konsep ini<br />
berhubungan denga bumi kitayang<br />
memiliki sifat dinamis yaitu selalu<br />
berputar dan mengalami perubahan<br />
sehingga di setap wilayah pada<br />
28
kurun waktu tertentu terdapat<br />
adanya perubahan. Dalam hal ini<br />
kaitan skala wilayah dan konsep<br />
perubahan berfungsi untuk<br />
mengkaji fenomena maupun gejala<br />
geografi yang didasarkan pada<br />
skala wilayah luas atau sempitnya<br />
dan kondisi pada saat wilayah<br />
tersebut dipelajari atau dikaji.<br />
29
Ketujuh konsep tersebut<br />
digunakan untuk memahami materi<br />
geografi. Dengan memahami<br />
masing-masing pokok tersebut<br />
peserta didik yang mempelajari<br />
geografi diajak untuk memahami<br />
hal-hal sebagai berikut.<br />
a) hubungan relasi manusia<br />
dengan bumi, dengan aneka<br />
keuntungan maupun hambatan<br />
bagi kehidupan<br />
b) tingkat keterbatasan manusia<br />
dari ruang permukaan bumi<br />
tempat ia hidup<br />
30
c) cara memecahkan berbagai<br />
masalahnya yang bertalian<br />
dengan ruang dan jarak<br />
d) dengan bekal pemahaman itu<br />
semua diharapkan manusia<br />
mampu mengatur kondisi<br />
permukaan bumi dan<br />
manfaatnya.<br />
31
PRINSIP<br />
GEOGRAFI<br />
“Prinsip geografi merupakan<br />
dasar yang digunakan oleh<br />
geografi dalam mengkaji,<br />
menguraikan, dan menganalisa<br />
gejala-gejala yang terjadi”<br />
32
33
Prinsip geografi merupakan<br />
dasar pada uraian, pengkajian, dan<br />
pengungkapan gejala, variabel,<br />
faktor, dan masalah geografi.<br />
Terdapat 4 prinsip yang digunakan<br />
sebagai acuan untuk menganalisis<br />
fenomena maupun gejala geografi.<br />
a) Prinsip persebaran<br />
Gejala dan fakta geografi, baik yang<br />
berkenaan dengan alamnya, maupun<br />
mengenai manusianya, tersebar di<br />
permukaan bumi. Penyebaran gejala<br />
dan fakta tadi, tidak merata dari satu<br />
wilayah ke wilayah lainnya. Dengan<br />
34
memperhatikan dan menggambar<br />
kan penyebaran gejala dan fakta tadi<br />
dalam ruang, kita telah dibimbing<br />
untuk mengungkapkan persoalan<br />
yang berkenaan dengan gejala dan<br />
fakta tadi serta mencari hubungan<br />
atau kaitan dari fakta tersebut dengan<br />
fenomena maupun gejala geografi.<br />
b) Prinsip interelasi<br />
Suatu hubungan saling terkait<br />
dalam ruang antara gejala yang satu<br />
dengan gejala yang lain. Setelah<br />
kita melihat gejala dan fakta<br />
geografi itu penyebarannya dalam<br />
ruang atau di wilayah-wilayah<br />
tertentu, kita akan mengungkapkan<br />
pula hubungan antara faktor fisis<br />
35
dengan faktor fisis, antara faktor<br />
manusia dengan faktor manusia,<br />
dan antara faktor fisis dengan faktor<br />
manusia. Dari hubungan tersebut<br />
dapat mengungkapkan karakteristik<br />
gejala atau fakta geografi tempat<br />
atau wilayah tertentu.<br />
c) Prinsip deskripsi<br />
Prinsip deskripsi yaitu penjelasan<br />
yang lebih jauh mengenai gejalagejala<br />
yang diselidiki atau<br />
dipelajari. Dalam hal ini deskripsi<br />
selain disajikan dengan tulisan atau<br />
kata-kata dapat juga dilengkapi<br />
dengan diagram, grafik, tabel,<br />
gambar dan peta. Pada interelasi<br />
gejala satu dengan gejala yang lain<br />
36
atau antara faktor yang satu dengan<br />
faktor yang lain, selanjutnya dapat<br />
dijelaskan sebab-akibat dari<br />
interelasi tadi. Penjelasan atau<br />
deskripsi, merupakan suatu prinsip<br />
pada geografi dan studi geografi<br />
untuk memberikan gambaran lebih<br />
jauh tentang gejala dan masalah<br />
yang kita pelajari.<br />
d) Prinsip korologi<br />
Prinsip korologi, yaitu gejala, fakta<br />
ataupun masalah geografi di suatu<br />
tempat yang ditinjau pesebarannya,<br />
interelasinya, interaksinya, dan<br />
integrasinya dalam ruang tertentu,<br />
sebab ruang itu akan memberikan<br />
37
karakteristik kepada kesatuan<br />
gejala tersebut.<br />
38
OBJEK<br />
GEOGRAFI<br />
“Merupakan suatu hal yang<br />
dipelajarai dalam geografi,<br />
objek geografi ada 2 yaitu<br />
objek material dan objek<br />
formal”<br />
39
40
Setiap disiplin ilmu memiliki<br />
kajian objek yang mungkin sama.<br />
Objek yang dimaksud adalah kajian<br />
yang menjai fokus dari suatu<br />
disiplin ilmu. Geografi sebagai<br />
salah satu dari disiplin ilmu<br />
memiliki 2 objek sebagai berikut:<br />
a) Objek <strong>Materi</strong>al<br />
Menyangkut isi atau materi yang<br />
dikaji oleh suatu ilmu<br />
pengetahuan. Objek material<br />
geografi adalah geosfer. Gejala<br />
geosfer meliputi atmosfer.<br />
Hydrosfer, litosfer, antroposfer,<br />
dan biosfer.<br />
b) Objek Formal<br />
41
Objek formal berhubungan<br />
dengan cara melakukan<br />
pendekatan atau menganalisis<br />
objek formalnya. Objek formal<br />
geografi adalah cara memandang<br />
segala gejala yang terjadi pada<br />
geosfer dengan sudut pandang<br />
kelingkungan dan kewilayahan<br />
dalam konteks keruangan.<br />
42
RUANG LINGKUP<br />
GEOGRAFI<br />
“Merupakan segala fenomena<br />
yang terjadi di permukaan<br />
bumi dengan berbagai variasi<br />
organsiasi keruanganya.”<br />
43
44
Ruang lingkup geografi sama<br />
luasnya dengan objek yang<br />
dikajioleh geografi yakni meliputi<br />
aspek fisik dan sosial. Aspek fisik<br />
meliputi segala gejala yang terjadi<br />
paa permukaan bumi yang<br />
disebabkan oleh peristiwa alam<br />
contohnya : banjir, tanah longsor,<br />
gempa bumi, cuaca dan iklim dsb.<br />
Sedangkan aspek sosial adalah<br />
gejala yang disebabkan oleh<br />
interaksi manusia dengan manusia<br />
lain atau interaksi manusia dengan<br />
alam, contohnya : kelaparan,<br />
migrasi, penduduk, perdagangan,<br />
dsb.<br />
45
Dalam mengkaji permasalahan<br />
yang terjadi di permukaan bumi<br />
geografi mengajukan pertanyaan<br />
“what, where, why, when, and<br />
how” tentang gejala yang terjadi<br />
tersebut. Menurut Roads Murphey<br />
ruang lingkup geografi ada 3 yaitu:<br />
a) Persebaran dan keterkaitan<br />
penduduk di muka bumi<br />
b) Interelasi atau hubungan<br />
timbal balik antara manusia dan<br />
lingkungan fisik<br />
c) Kerangka wilayah dan<br />
analisis wilayah secara khusus<br />
46
PENDEKATAN<br />
GEOGRAFI<br />
“Pendekatan geografi adalah<br />
cara pandang yang digunakan<br />
dalam ilmu geografi untuk<br />
menelaah suatu masalah dalam<br />
ruang lingkup geografi.”<br />
47
Ruang lingkup geografi dapat<br />
dikatakan sangat luas. Metode<br />
pendekatan yang dapat digunakan<br />
tidak lagi hanya dari aspek<br />
keruangannya saja, melainkan juga<br />
aspek sistem-sistem lainnya. Ada<br />
beberapa pendekatan geografi<br />
menurut Nursid Sumaatmadja yaitu<br />
pendekatan keruangan, ekologi,<br />
historis, dan pendekatan sistem.<br />
a) Pendekatan Keuangan<br />
(Spatial Approach)<br />
Dalam analisa keruangan<br />
yang harus diperhatikan pertama<br />
yitu penyebaran gejala<br />
penggunaan ruang yang telah<br />
ada, dan kedua penyebaran<br />
48
uang yang akan digunakan<br />
untuk berbagai kegunaan yang<br />
dirancang. Dalam analisa<br />
keruangan dikumpulkan data<br />
berupa data titik, sampel tanah,<br />
batuan, dan data bidang yang<br />
meliputi tentang luas suatu<br />
lahan.<br />
b) Pendekatan Ekologi<br />
Pendekatan ekologi adalah<br />
suatu metodologi untuk<br />
mendekati, menelaah, dan<br />
menganalisis suatu gejala atau<br />
masalah dengan menerapkan<br />
konsep dan prinsip ekologi.<br />
Dalam hal ini, metodologi<br />
pendekatan, penganalisisan, dan<br />
49
penelaahan gejala dan masalah<br />
geografi.<br />
c) Pendekatan Historis<br />
Pada studi geografi,<br />
metodologi dengan menggunakan<br />
dimensi urutan waktu atau<br />
dimensi sejarah, dikenal sebagai<br />
pendekatan historis atau<br />
pendekatan kronologi. Dengan<br />
menerapkan pendekatan historis<br />
suatu gejala atau suatu masalah<br />
pada ruang tertentu, kita dapat<br />
mengkaji perkembangannya dan<br />
dapat pula melakukan prediksi<br />
proses gejala atau masalah tadi<br />
pada masa-masa yang akan<br />
datang. Melalui pendekatan<br />
50
historis ini, kita dapat melakukan<br />
pengkajian dinamika dan<br />
perkembangan suatu gejala<br />
geografi di daerah atau di wilayah<br />
tertentu.<br />
d) Pendekatan Sistem<br />
Pendekatan sistem merupakan<br />
metode berpikir sintetik yang<br />
diterapkan pada masalah yang<br />
merupakan suatu sistem,<br />
sedangkan yang dimaksud dengan<br />
mode berpikir sintetik, yaitu mode<br />
berpikir yang didasarkan atas<br />
doktrin ekspansionisme. Doktrin<br />
ekspansionisme adalah cara<br />
meninjau suatu benda atau suatu<br />
51
hal sebagai bagian dari<br />
keseluruhan yang besar.<br />
52