23.12.2012 Views

Bab 1. PENDAHULUAN

Bab 1. PENDAHULUAN

Bab 1. PENDAHULUAN

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Bab</strong> <strong>1.</strong> <strong>PENDAHULUAN</strong><br />

<strong>1.</strong><strong>1.</strong> Latar Belakang<br />

Keselamatan adalah faktor yang paling penting dalam segala aktifitas manusia.<br />

Keselamatan di laut terutama pada kapal merupakan hal yang harus diperhatikan secara<br />

khusus. Semakin berkembangnya teknologi tentunya akan mengakibatkan konsekuensi yang<br />

lebih serius. Terkadang hal-hal yang kita anggap sepele, nantinya akan menjadi penyebab dari<br />

awal terjadinya kecelakaan yang berakibat fatal.<br />

Semakin meningkatnya perhatian serius pada keselamatan kapal diseluruh dunia,<br />

International Maritime Organization (IMO) secara terus menerus berurusan dengan masalah<br />

keselamatan. Peningkatan keselamatan di laut sangat ditekankan. Terutama dalam hal operasi,<br />

manajemen, survei, ship registration, dan peraturan-peraturan. Keselamatan internasional<br />

yang terkait peraturan di laut didapat dari pembelajaran pada kasus kecelakaan serius yang<br />

telah terjadi sebelumnya. Kemudian, peraturan-peraturan itu dibuat dalam rangka mencegah<br />

kecelakaan yang mungkin terjadi. Sebagai contoh terbaliknya kapal Herald of Free Enterprise<br />

pada tahun 1987. Kecelakaan itu berpengaruh besar dalam pembuatan aturan oleh IMO. Hal<br />

itu menimbulkan pertanyaan serius pada persyaratan operasi dan peran dari manajemen.<br />

Akhirnya munculah International System Management (ISM) Code yang membahas peran<br />

dari manajemen setelah adanya diskusi di IMO.<br />

Setelah laporan hasil investigasi terbaliknya kapal Herald of Free Enterprise<br />

dipublikasikan pada tahun 1992, UK Maritime and Coastguard Agency [sebelumnya bernama<br />

Marine Safety Agency (MSA)] dengan cepat merespon dan pada tahun 1993 mengusulkan ke<br />

IMO bahwa Formal Safety Assessment (FSA) harus diterapkan pada kapal. Hal itu untuk<br />

memastikan strategi keselamatan dan upaya untuk pencegahan polusi yang akan timbul. UK<br />

MCA juga mengusulkan ke IMO agar mengeksplorasi konsep FSA dan menerapkan FSA<br />

dalam operasi dan desain kapal. Sejak saat itu pekerjaan besar (termasuk aplikasi pada kapal<br />

cepat feri katamaran dan kapal curah) telah dilaksanakan oleh UK MCA. Secara umum dalam<br />

beberapa tahun terakhir aplikasi FSA telah berkembang signifikan.<br />

China National Offshore Oil Corporation ( CNOOC ) SES Ltd Tiongkok akan<br />

menyewa kapal jenis anjungan penyimpanan minyak (floating storage offloading/FSO) dari<br />

PT Trada Maritime Tbk (TRAM). Kontrak tersebut berdurasi selama 8 tahun mulai Januari<br />

1


2011 hingga Januari 2019. Karena kebutuhan kapal adalah disewakan dalam jangka pendek<br />

yaitu 8 tahun, maka pemenuhan kapal FSO dengan cara mengkonversi kapal yang sudah ada<br />

dinilai lebih menguntungkan. Oleh dari itu PT Trada Maritime memodifikasi kapalnya, yaitu<br />

K.M. Lentera Bangsa (ex K.M. Afrodity, IMO 7925730). Kapal tersebut dimodifikasi oleh<br />

galangan kapal Cosco di Guangzhou, China, yang menghabiskan dana sebesar kurang lebih<br />

70 juta dolar AS. Berikut ini merupakan data ukuran utama FSO MT Lentera Bangsa:<br />

2<br />

- Dead Weight = 130.000 ton<br />

- Lpp = 250 m<br />

- Loa = 261,354 m<br />

- Breadth moulded = 39,6 m<br />

- Depth moulded = 23.1 m<br />

- Draught = 15,25 m<br />

Gambar <strong>1.</strong>1 FSO Lentera Bangsa<br />

(Sumber: http://www.offshoreenergytoday.com)<br />

Kapal FSO Lentera Bangsa tersebut akan ditempatkan di ladang minyak Widuri,<br />

Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Kapal FSO ini direncanakan akan tahan selama 5 tahun<br />

tanpa pengedokan di darat. Pelat lambung yang sehari-harinya bersinggungan langsung


dengan air laut diketahui dapat dengan cepat menimbulkan karat pada pelat kapal, sehingga<br />

memiliki potensi yang besar untuk menimbulkan kebocoran pada kapal. Penyebab lainnya<br />

seperti human error, ledakan kamar mesin, bencana alam, dan lain sebagainya juga berpotensi<br />

menimbulkan risiko pada kapal FSO.<br />

Tugas akhir ini akan membahas suatu metode yang disebut Formal Safety Assessment<br />

(FSA). Metode ini diaplikasikan pada Boatlanding dalam upaya megidentifikasi risiko<br />

kegagalan struktur yang akan terjadi. Dengan metode Formal Safety Assessment (FSA) maka<br />

akan didapatkan suatu analisa yang akurat dan mendalam mengenai risiko yang akan terjadi,<br />

biaya dalam pengendalian risiko dan rekomendasi untuk mengatasinya sesuai dengan aturan<br />

IMO.<br />

<strong>1.</strong>2. Perumusan Masalah<br />

Perumusan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :<br />

<strong>1.</strong> Bagaimana mengidentifikasi risiko dengan metode FSA?<br />

2. Berapakah nilai probabilitas semua penyebab kegagalan pada boatlanding?<br />

3. Apa saja upaya yang harus dilakukan untuk pengendalian risiko (RCO)?<br />

4. Bagaimanakah perbandingan manfaat dan biaya pelaksanaan setiap RCO?<br />

5. Apakah rekomendasi yang diberikan setelah dilakukan penilaian risiko dengan metode<br />

FSA?<br />

6. Apakah boatlanding mempengaruhi data ukuran utama dari FSO apabila dikaitkan<br />

dengan IMO / SOLAS?<br />

7. Dimanakah posisi boatlanding yang paling tepat atau efektif setelah dilakukannya<br />

analisa?<br />

<strong>1.</strong>3. Maksud dan Tujuan<br />

Maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah mengaplikasikan Formal Safety<br />

Assessment (FSA) untuk penilaian risiko kecelakaan pada boatlanding FSO MT Lentera<br />

Bangsa. Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:<br />

<strong>1.</strong> Mengidentifikasi risiko yang terjadi pada boatlanding dengan metode FSA.<br />

2. Menghitung probabilitas semua penyebab kegagalan pada boatlanding.<br />

3. Mengidentifikasi pilihan pengendalian risiko (RCO).<br />

4. Membandingkan manfaat dan biaya pelaksanaan setiap RCO.<br />

3


4<br />

5. Memberikan rekomendasi pengendalian risiko berdasarkan manfaat dan biaya.<br />

6. Mengetahui apakah boatlanding mempengaruhi ukuran utama dari FSO.<br />

7. Mencari posisi yang paling tepat atau efektif dari boatlanding.<br />

<strong>1.</strong>4. Manfaat<br />

Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:<br />

• Dapat digunakan oleh PT. Trada Maritime Tbk sebagai langkah pencegahan<br />

kemungkinan terjadinya risiko. Serta mengetahui dimana posisi yang paling tepat<br />

dalam peletakan boatlanding.<br />

• Digunakan untuk klas sebagai referensi untuk approval boatlanding FSO dalam<br />

hal risk assessment.<br />

<strong>1.</strong>5. Hipotesis<br />

Dengan metode Formal Safety Assessment (FSA) akan didapatkan suatu analisa yang<br />

akurat dan mendalam mengenai risiko yang akan terjadi, biaya dalam pengendalian risiko dan<br />

rekomendasi untuk mengatasinya sesuai dengan aturan IMO.<br />

<strong>1.</strong>6. Batasan Masalah<br />

Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah :<br />

• Analisa FSA hanya difokuskan pada Boatlanding FSO MT Lentera Bangsa.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!