Laporan Neraca Sumber Daya Alam Tanaman Umbi-umbian Kabupaten Trenggalek 2018 (Report on the Balance of Natural Resources for Tubers Plant of Trenggalek Regency 2018)
Buku laporan ini berisi laporan dari hasil penelitian pribadi mengenai potensi, tingkat pemanfaatan, dan ketersediaan cadangan & produktivitas sumber daya dari tanaman umbi-umbian pada tahun 2018. Perhitungan neraca akan terbagi menjadi dua, yaitu perhitungan terhadap neraca fisik (luasan lahan & jumlah produksi) dan neraca moneter (pendapatan). Kemudian hasil pada tahun 2018, akan diproyeksikan dalam 20 tahun mendatang untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan tanaman umbi-umbian terhadap produk domestik regional bruto. // This report book contains reports of personal research regarding the potential, level of utilization, and availability of reserves & resource productivity of root crops in 2018. The balance calculation will be divided into two : the calculation of the physical balance (land area & total production) and the monetary balance (income). Then the results in 2018 will be projected in the next 20 years to determine the contribution of the use of root crops to the gross regional domestic product.
Buku laporan ini berisi laporan dari hasil penelitian pribadi mengenai potensi, tingkat pemanfaatan, dan ketersediaan cadangan & produktivitas sumber daya dari tanaman umbi-umbian pada tahun 2018. Perhitungan neraca akan terbagi menjadi dua, yaitu perhitungan terhadap neraca fisik (luasan lahan & jumlah produksi) dan neraca moneter (pendapatan). Kemudian hasil pada tahun 2018, akan diproyeksikan dalam 20 tahun mendatang untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan tanaman umbi-umbian terhadap produk domestik regional bruto. // This report book contains reports of personal research regarding the potential, level of utilization, and availability of reserves & resource productivity of root crops in 2018. The balance calculation will be divided into two : the calculation of the physical balance (land area & total production) and the monetary balance (income). Then the results in 2018 will be projected in the next 20 years to determine the contribution of the use of root crops to the gross regional domestic product.
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
NERACA SUMBER
DAYA ALAM
PERTANIAN TANAMAN PANGAN
UMBI-UMBIAN
FABIAN MOHAMMAD AL HAKIM 16/399840/TK/44854
K a b u p a t e n
T r e n g g a l e k
image source : http://www.dakta.com/news/11913/bni-mendukung-e-commerce-petani
1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Indonesia memiliki
luas total wilayah sekitar 7,81 juta km² yang terdiri atas 2,01 km² juta daratan, 3,25 juta
km² lautan, dan 2,55 juta km² Zona Ekonomi Eksklusif (menurut Kementrian Kelautan
dan Perikanan Indonesia), dengan jumlah penduduk kurang lebih 260 juta jiwa.
Indonesia adalah negeri yang sangat subur dengan berbagai macam sumber daya alam
yang melimpah baik itu di darat maupun di laut. Beberapa sumber daya alam yang
berjumlah besar diantaranya adalah berasal dari sektor perikanan, kehutanan,
pertanian, dan lain-lain. Sektor-sektor tersebut merupakan roda penggerak bagi
perekonomian Indonesia.
Pada kasus wilayah amatan Kabupaten Trenggalek, Pendapatan Domestik
Regional Bruto tertinggi di Kabupaten Trenggalek berasal dari sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan. Tercatat pada tahun 2017, PDRB dari sektor tersebut adalah
berjumlah 4,8 trilyun rupiah atau sekitar 30% dari total PDRB di Kabupaten Trenggalek.
Selain itu, pembangunan ekonomi suatu wilayah terukur dari seberapa mampu wilayah
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya. Salah satu kebutuhan
dasar yang paling penting adalah penyediaan bahan pangan dari sektor pertanian.
Kabupaten Trenggalek sendiri memiliki beberapa komoditas pertanian pangan dengan
jumlah produksi yang besar, seperti padi, umbi-umbian, kedelai, dan jagung. Dalam
penulisan ini akan dibahas mengenai salah satu pertanian pangan dengan jumlah
produksi terbesar, yaitu umbi-umbian.
Dengan jumlah lahan pertanian yang semakin hari semakin terbatas akibat
konversi lahan, terntunya menjadi tantangan tersendiri bagi ketahanan pangan di
Kabupaten Trenggalek. Diperlukan adanya upaya serius guna menjaga kontinuitas
lahan sektor pertanian. Sektor ini akan dapat semakin meningkatkan perekonomian
apabila nantinya ada pelestarian terhadap keberlanjutan pertanian pangan. Hal ini
akan dapat dikembangkan lebih lanjut apabila adanya ketersediaan sumber daya lahan
serta peran penguasaan teknologi dan inovasi masyarakat, sehingga akan
menghasilkan komoditas pertanian pangan yang berkualitas, khususnya bagi
komoditas umbi-umbian. Salah satu alternatif pengelolaan SDA adalah dengan
penyusunan Neraca Sumber Daya Alam. Output yang akan diberikan nantinya adalah
informasi mengenai seberapa besar potensi ketersediaan SDA, jumlah pemanfaatan,
dan juga cadangan yang dimiliki dalam bentuk fisik maupun moneter. Diharapkan
nantinya dengan adanya NSDA ini akan dapat menjadi rekomendasi bagi
pengembangan dan pengelolaan sumber daya khususnya pertanian tanaman pangan
di Kabupaten Trenggalek.
LANDASAN HUKUM
1. SNI 19-6728-3-2015 Tentang Penyusunan Neraca Spasial Sumber Daya Alam
2. SK Mentan No. 07/Permentan OT. 142/2/2012 Tentang Pedoman Teknis Kriteria
Dan Persyaratan Kawasan, Lahan, Dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan
Berkelanjutan
3. Peraturan Menteri Pertanian No. 41/Permentan/OT. 140/9/2009 Tentang Kriteria
Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian
4. UU no. 41 tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan
5. Peraturan daerah nomor 15 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) kabupaten Trenggalek 2012-2032
6. Peraturan daerah kabupaten Trenggalek nomor 4 tahun 2018 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016-2021
Latar Belakang, Landasan Hukum | Pendahuluan
TUJUAN PENELITIAN
a. Mengetahui potensi dan tingkat pemanfaatan penggunaan sumber daya
pertanian pangan jenis umbi-umbian di Kabupaten Trenggalek
b. Mengetahui ketersediaan cadangan dan produktivitas sumber daya pertanian
pangan jenis umbi-umbian di Kabupaten Trenggalek
c. Mengetahui keterkaitan perkembangan perekonomian Kabupaten Trenggalek
dengan neraca sumber daya pertanian pangan jenis umbi-umbian.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian dalam analisis Neraca Sumber Daya Alam pertanian
tanaman pangan Kabupaten Trenggalek, meliputi :
1. Ruang Lingkup Substansial
Ruang lingkup analisis NSDA pertanian tanaman pangan berupa tanah lahan
basah, lahan kering yang berupa pekarangan, dan ladang atau “field crops”.
Komoditas tanaman pangan dalam penelitian ini adalah tanaman dengan jenis
umbi-umbian yaitu ubi kayu dan ubi jalar.
2. Ruang Lingkup Areal
Ruang lingkup amatan dalam perhitungan NSDA pertanian tanaman pangan jenis
umbi-umbian serta analisis ekonomi mencakup seluruh wilayah Kabupaten
Trenggalek.
3. Ruang Lingkup Temporal
Analisis NSDA pertanian tanaman pangan Kabupaten Trenggalek menggunakan
data sekunder yang tersedia waktu 2013-2017. Data yang telah diperoleh
dianalisis pada sejak bulan September 2017 guna memenuhi Mata Kuliah
Metode dan Teknik Perencanaan Wilayah.
Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian | Pendahuluan
2
GAMBARAN
UMUM
LETAK GEOGRAFIS
S e c a r a g e o g r a fi s K a b u p a t e n
Trenggalek terletak di bagian selatan dari
wilayah Provinsi Jawa Timur, yaitu antara
111º24'- 112 º11' Bujur Timur dan 7 º53'- 8
º34' Lintang Selatan. Kabupaten Trenggalek
memiliki luas wilayah sebesar 1261,40 km²
yang secara administrasi terbagi ke dalam
14 kecamatan, 152 desa dan 5 kelurahan,
540 dusun, 1.290 rukun warga dan 4.502
rukun tetangga.
Kabupaten Trenggalek memiliki
batas-batas yaitu :
Utara : Kabupaten Ponorogo dan
Kabupaten Tulungagung
Timur : Kabupaten Tulungagung
Barat : Kabupaten Ponorogo dan
Kabupaten Pacitan
Selatan : Samudera Hindia
Kecamatan Munjungan merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Trenggalek
dengan luas 15.480 Ha dan Kecamatan Pogalan merupakan kecamatan terkecil dengan
luas 4.180 Ha.
KONDISI FISIK
Peta Administrasi Kabupaten Trenggalek
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Trenggalek
IKLIM DAN CUACA
Karena berada pada daerah tropis, Kabupaten Trenggalek memiliki dua musim
yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim Penghujan terjadi pada Bulan
September-April sedangkan musim kemarau terjadi pada Bulan Mei-Agustus. Wilayah
kabupaten trenggalek berada pada posisi 23 mdpl – 704 mdpl dengan rata-rata tinggi
wilayah sebesar 267 mdpl serta memiliki rata-rata curah hujan sebesar 19 mm.
KEADAAN GEOLOGI
Kabupaten Trenggalek memiliki berbagai macam keadaan geologi. Pada bagian
utara memiliki jenis tanah andosol dan latosol, bagian timur memiliki jenis tanah
mediteran, grumusol, dan regusol, bagian barat memiliki jenis tanah alluvial, dan bagian
selatan memiliki jenis tanah mediteran. Lapisan tanah alluvial merupakan tanah yang
subur yang terletak pada sepanjang aliran surngai di wilayah timur Kabupaten
Trenggalek, dengan luasan berkisar antara 10-15% dari seluruh wilayah.
HIDROLOGI
Kabupaten Trenggalek terdiri atas 28 sungai dengan panjang antara 2 – 41,50 km
dengan debit antara 674 m³/detik (Kali Jati) sampai dengan 20.394 m³/detik (Kali
Munjungan).
KELERENGAN
Klasifikasi kelerengan Wilayah Kabupaten Trenggalek yaitu kelerengan 0-15%
(dataran), kelerengan 15-25% (bukit/perbukitan), kelerengan 25-40% (bukit/perbukitan
& gunung/pegunungan), dan kelerengan >40% (gunung/pegunungan).
Letak Geografis, Kondisi Fisik | Gambaran Umum
TOPOGRAFI
Topografi wilayah Kabupaten Trenggalek terbagi ke dalam dataran,
bukit/perbukitan, dan gunung/pegunungan. Daerah di selatan wilayah kabupaten
umumnya berada di wilayah dataran. Sedangkan daerah di selatan wilayah kabupaten
berupa bukit/perbukitan. Semakin ke utara daerahnya semakin tinggi dikarenakan
semakin dekat dengan Gunung Ngliman.
Secara topografi wilayah Kabupaten Trenggalek dapat dibagi menjadi 5 klasifikasi :
1. Kemiringan 0-2% ( 0-2°) merupakan wilayah datar dengan luas 24.529,76
Ha atau 19,68% dari luas wilayah Kabupaten Trenggalek.
2. Kemiringan 2-15% ( 2-10°) merupakan wilayah datar dengan luas
17.761,62 Ha atau 14,25 % dari luas wilayah Kabupaten Trenggalek.
3. Kemiringan 15-25% (10-15°) merupakan wilayah bukit/perbukitan dengan
luas 21.926 Ha atau 17,59% dari luas wilayah Kabupaten Trenggalek.
4. Kemiringan 25-40% ( 15- 25°) merupakan wilayah gunung/pegunungan
dan bukit/perbukitan dengan luas 32.076,13 Ha atau 25,73% dari luas
Kabupaten Trenggalek.
KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI
SOSIAL
Jumlah penduduk kabupaten Trenggalek pada tahun 2017 adalah 639,104 jiwa.
Dengan kecamatan terbanyak berada di kecamatan panggul yang berjumlah 70,774
jiwa. Sedangkan, jumlah pernduduk terendah ada di kecamatan suruh dengan total
25.253 jiwa. Dan untuk rata-rata kepadatan penduduk kabupaten Trenggalek adalah 618
jiwa/km². Kepadatan tertinggi berada di kecamatan watulimo dengan 4,295 jiwa/km²
sedangkan untuk terendah berada di kecamtan bendungan 284 jiwa/km². Pekerjaan
yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Trenggalek berumur 15 tahun ke atas paling
banyak adalah pada sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan
Perikanan yaitu sebesar 48,48%.
EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek sempat mengalami penurunan
yang cukup jauh pada tahunn 2014-2015 yaitu dari 5,28 ke 5,03. Namun pada tahun
2017 pertumbuhan ekonomi sudah stabil dengan angka 5,02. P e n d a p a t a n
Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku pada tahun 2017 adalah sebesar
11,579 trilyun rupiah dengan sektor penyumbang PDRB terbesar adalah sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Sebesar 3,067 trilyun rupiah.
Grafik Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan PDRB
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2017
Kondisi Fisik, Kondisi Sosial Ekonomi | Gambaran Umum
3
METODE
PENELITIAN
METODE ANALISIS NSDA
Metode analisis NSDA dibagi menjadi metode
pengumpulan dan pengolahan data. Pengumpulan data
dilakukan terhadap data yang didapatkan melalui data
primer maupun data sekunder. Pengumpulan data primer
didapatkan dengan cara observasi langsung di lapangan.
Pengumpulan data sekunder didapatkan dari berbagai
referensi baik itu berupa dokumen yang didapat dari
instansi pemerintahan, studi literatur melalui buku,
artikel/jurnal, peraturan perundang-undangan, maupun
data-data lain yang terpublikasikan secara online.
Pengolahan data dilakukan setelah semua data telah
terkumpul. Pengolahan data numerik menggunakan
Microsoft Excel sedangkan pengolahan data spasial
menggunakan aplikasi GIS.
METODE PERHITUNGAN NSDA
Logo Ms. Excel dan ArcMap GIS
Sumber : www.CATrainee.com, www.wikipedia.com
Neraca Sumber Daya Alam adalah potret dari ketersediaan jenis sumber daya alam, yang
meliputi jumlah volume yang masih ada, tingkat dan jumlah penggunaan, serta potensi
yang dapat dihasilkan. Neraca Sumber Daya Alam disusun untuk mengetahui besaran
cadangan sumber daya alam yang dinyatakan dalam aktiva serta besaran pemanfaatan
yang dinyatakan dalam pasiva. Secara garis besar, perhitungannya adalah sebagai
berikut :
Potensi pertanian
tanaman pangan
umbi-umbian
(AKTIVA)
ḏikurangi
Eksisting penggunaan
pertanian tanaman
pangan umbi-umbian
(PASIVA)
=
Cadangan pertanian
tanaman pangan
umbi-umbian
FISIK
MONETER
Bagan Perhitungan Neraca Sumber Daya Alam
Sumber : Mata Kuliah Metoda Teknik Perencanaan Wilayah DImodifikasi
METODE ANALISIS EKONOMI
Perekonomian Kabupaten Trenggalek disajikan dengan pengolahan data dari PDRB
Kabupaten Trengalek tahun 2013-2017 dengan rincian :
· Analisis Ekonomi Makro
Analisis ekonomi makro meliputi analisis terhadap PDRB Kabupaten Trenggalek dan
analisis ekonomi wilayah.
· Analisis Disparitas Pendapatan Wilayah
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan Ekonomi Wilayah Kabupaten
Trenggalek dengan analisis Indeks Williamson dan Indeks Enthropy Theil.
ANALISIS KETERKAITAN NSDA DENGAN EKONOMI WILAYAH
Analisis ini dilakukan dengan melihat potensi dan cadangan dari komoditas
tertentu yang nantinya akan dikaitkan dengan perkembangan perekonomian Wilayah
Kabupaten Trenggalek. Diharapkan NSDA ini nantinya dapat menjadi salah satu variabel
analisis pendukung yang dapat menjelaskan prospek sumber daya yang ada dari suatu
komoditas tertentu serta dampaknya bagi perkembangan perekonomian wilayah.
Metode Analisis NSDA, Metode Perhitungan NSDA | Metode Penelitian
Metode Analisis Ekonomi, Analisis Keterkaitan NSDA dengan Ekonomi WIlayah
KERANGKA BERPIKIR
Kelerengan
Jenis Tanah
Curah Hujan
Analisis
Kesesuaian
Lahan
Kesesuaian Lahan
Guna Lahan
Analisis Kesesuaian Lahan
Tanaman Umbi-Umbian
Eksisting Penggunaan
Lahan Pertanian Tanaman
Umbi-Umbian (Pasiva)
Lahan Potensial
Tanaman Umbi-Umbian
(Aktiva)
Analisis Aktiva - Pasiva
Identifikasi Jumlah
Produksi Tanaman
Umbi-Umbian
Cadangan Lahan
Pertanian Tanaman
Umbi-Umbian
Cadangan Produksi
Pertanian Tanaman
Umbi-Umbian
Analisis Neraca Fisik dan
Neraca Moneter
PDRB Kabupaten
Analisis Ekonomi
Makro
Analisis Disparitas
Wilayah
Neraca Sumber Daya Alam
Pertanian Tanaman Pangan
Jenis Umbi-Umbian
Kontribusi Pertanian Tanaman
Pangan Jenis Umbi-Umbian
Terhadap PDRB Daerah
Proyeksi PDRB Pertanian
Tanaman Pangan Jenis
Umbi-Umbian
Rekomendasi dan
Arahan Pengembangan
Kerangka Berpikir | Metode Penelitian
4
PEMBAHASAN
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN
Analisis kesesuaian lahan merupakan metode yang dipakai untuk mengetahui jenis dan
tingkat kesesuaian suatu lahan dalam mendukung pemanfaatan ruang diatanya. Analisis
kesesuaian lahan merupakan langkah pertama dari analisis Neraca Sumber Daya Alam (NSDA)
Pertanian Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian. Tujuan analisis kesesuaian lahan ini adalah
untuk mengetahui lahan mana saja yang sesuai dengan peruntukan lahan pertanian tanaman
pangan jenis umbi-umbian. Untuk mendapatkan kesesuaian lahan diperlukan 3 atribut dasar
analisis yaitu data curah hujan, jenis tanah, dan kelerengan.
Selanjutnya, 3 atribut dasar tersebut di overlay sehingga menghasilkan jenis kesesuaian
lahan untuk Kawasan budidaya, Kawasan penyangga, dan Kawasan lindung. Kriteria yang dipakai
mengacu pada SK Menteri Pertanian No. 837/KPTS/UM/11/1980 tentang penentuan Kawasan
lindung dan budidaya.
Peta Curah Hujan
Sumber : Data Kelompok Studio Analisis Wilayah
Kabupaten Trenggalek 2018
Peta Kelerengan
Sumber : Data Kelompok Studio Analisis Wilayah
Kabupaten Trenggalek 2018
Peta Jenis Tanah
Sumber : Data Kelompok Studio Analisis Wilayah
Kabupaten Trenggalek 2018
Berdasarkan peta diatas dilakukan overlay dan skoring pada masing masing
polygon untuk mendapatkan kesesuaian lahan. Skoring dilakukan berdasarkan dengan
apa yang tertera dalam SK Menteri.
Data Curah Hujan Skor
1200 – 1700 10
1700 – 2100 20
2100 – 2400 30
2400 – 2700 30
2700 – 3200 40
dilakukan skoring
Total Skor
Jenis Kesesuaian
<124 kelerengan <8% Kawasan Tanaman Semusim dan Permukiman
<124 kelerengan <15% Kawasan Budidaya, Hutan Produksi Tetap
125 – 174% Kawasan Penyangga, Hutan Produksi Terbatas
>174% Kawasan Lindung
Peta Kesesuaian Lahan
Sumber : Data Kelompok Studio Analisis Wilayah
Kabupaten Trenggalek 2018
Analisis Kesesuaian Lahan | Pembahasan
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN TANAMAN
PANGAN JENIS UMBI-UMBIAN
Analisis dilakukan dengan cara melihat ketentuan kriteria kesesuaian lahan
terhadap tanaman ubi kayu dan ubi jalar. Parameter dan kriteria kesesuaian lahan
tanaman ubi kayu dan ubi jalar adalah :
- Curah hujan : 600-2000 mm
- Kelerengan : 0-16%
- Ketinggian : 0-600 mdpl
- Guna Lahan : Bukan Kawasan lindung, Kawasan hutan, serta Kawasan yang tidak
diperbolehkan
- Jenis Tanah : Aluvial, Grumosol, Latosol, maupun Litosol (termasuk Renzina dan
Regosol)
Kriteria Lahan Pertanian Tanaman Pangan Jenis Ubi Kayu dan Ubi Jalar
Sumber : Djaenuddin, dkk. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian.
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor
Penentuan lahan didapatkan dari
hasil overlay peta-peta seperti peta curah
hujan, peta jenis tanah, dan peta kelerengan
yang kemudian menjadi peta kesesuaian
lahan, dan selanjutnya memilih daerahdaerah
yang sesuai dengan parameter dan
kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman
pangan jenis umbi-umbian. Dan setelah
daerah-daerah tersebut disortir dan
disatukan, maka jadilah peta kesesuaian
lahan tanaman pangan umbi-umbian
dengan luasan lahan potensial sebesar
20576,51 Ha.
Peta Kesesuaian Lahan Tanaman Jenis Umbi-Umbian
Sumber : Data Kelompok Studio Analisis Wilayah
Kabupaten Trenggalek 2018
ANALISIS NSDA PERTANIAN TANAMAN PANGAN
JENIS UMBI-UMBIAN
KONDISI EKSISTING
Berdasarkan data kondisi eksisting pertanian tanaman pangan jenis umbiumbian,
terlihat bahwa komoditas umbi-umbian memiliki jumlah lahan dan panen yang
besar dengan jumlah lahan panen sebesar 10.176 ha pada tahun 2017 serta jumlah
panen sebanyak 2.282.980 kuintal pada tahun 2017.
Tabel Luas Lahan Panen Pertanian Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian Eksisting (Ha)
Sumber : Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, 2018
Tabel Luas Jumlah Produksi Panen Pertanian Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian Eksisting (Ku)
Sumber : Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, 2018
Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian | Pembahasan
Analisis NSDA Pertanian Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian
NERACA FISIK
Neraca fisik digunakan untuk mengetahui cadangan luas lahan yang berpotensi
bagi pertanian tanaman pangan umbi-umbian serta untuk mengetahui cadangan
produksi serta produktivitas pertanian tanaman pangan jenis umbi-umbian di
Kabupaten Trenggalek. Cadangan lahan akan didapat dari perhitungan pengurangan
antara luas lahan potensial dengan luas lahan panen eksisting.
Jenis Tanaman
Luas Lahan yang
Sesuai (Ha) / Pasiva
Luas Lahan Eksisting
2017 (Ha) / Aktiva
Proporsi Luas
Panen 2017 (%)
Tabel Neraca Cadangan Lahan Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian
Sumber : Analisis Penulis, 2018
Cadangan Lahan (Ha) 2017
Ubi Kayu 10.172 99,96 10.396 2.282.450
Ubi Jalar 20.577
4 0,04 4 530
Total 10.176 100 10.401 2.282.980
Berdasarkan tabel NSDA, Kabupaten Trenggalek memiliki cadangan lahan
pertanian tanaman pangan jenis umbi-umbian seluas 10.400,5 Ha. Hal ini menunjukkan
bahwa masih terdapat banyak cadangan lahan yang dapat digunakan serta dioptimalkan
penggunaannya. Apabila nantinya lahan tersebut dapat dioptimalkan produktivitasnya,
maka akan memberikan dampak yang lebih baik lagi ke depannya.
Jenis Tanaman
Luas Lahan Eksisting
2017 (Ha) / Aktiva
Standar Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
Seharusnya (Ku)
Produksi Eksisting
Ubi Kayu 10.172 246 2.504.956,72 2.282.450
Ubi Jalar 4 176 702,2 530
Total 10.176 2.505.659 2.282.980
Tabel Perbandingan Produksi Seharusnya dengan Produksi Eksisting
Sumber : Analisis Penulis, 2018
(Ku)
Pada tahun 2017, dengan luas lahan panen sebesar 10.176 Ha, hasil produksi
yang ada berjumlah 2.282.980 Ku. Namun jika dihitung menggunakan standar
produktivitas yang ada di Indonesia, produksi yang seharusnya didapatkan adalah
sebesar 2.505.658,92 Ku. Hal ini kemudian mengindikasikan bahwa seharusnya lahan
yang ada dapat dioptimalkan lagi sehingga akan menghasilkan jumlah produksi yang
maksimal.
Selanjutnya untuk mengetahui cadangan produksi pertanian tanaman pangan
jenis umbi-umbian, perlu dikaitkan antara jumlah cadangan lahan dengan produktivitas,
sebagai berikut :
Jenis Tanaman Cadangan Lahan (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Cadangan Produksi (Ku) [Cad * Prod]
Ubi Kayu 10.396 224,39 2.332.807
Ubi Jalar 4 132,5 541,69
Total 10.401 2.333.348,69
Tabel Neraca Cadangan Produksi Berdasarkan Luas Lahan Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian
Sumber : Analisis Penulis, 2018
Berdasarkan tabel perhitungan di atas, dapat terlihat bahwa ke depannya masih
terdapat cadangan produksi sebesar 2.333.348,69 Ku di Kabupaten Trenggalek.
Namun hal ini akan dapat terjadi apabila nantinya lahan yang ada dapat dikelola dengan
optimal, sehingga hasilnya pun akan maksimal. Diharapkan nantinya produksi ini akan
memenuhi kebutuhan dari masyarakat Kabupaten Trenggalek dan juga dapat
meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat Kabupaten Trenggalek.
Analisis NSDA Pertanian Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian | Pembahasan
NERACA MONETER
Neraca moneter digunakan untuk mengetahui cadangan pendapatan yang dapat
diperoleh dari sumber daya, yaitu untuk sumber daya pertanian tanaman pangan jenis
umbi-umbian di Kabupaten Trenggalek.
Jenis Tanaman
Luas Lahan Eksisting 2017
(Ha) / Aktiva
Standar Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
Seharusnya (Ku)
Tabel Pendapatan Seharusnya Pertanian Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian
Sumber : Analisis Penulis, 2018
Harga Komoditas
(Rp)/Ku
Pendapatan Seharusnya
Eksisting (Rp)
Ubi Kayu 10.172 246,26 2.504.957 190.768 477.865.583.561
Ubi Jalar 4 175,55 702,2 214.445 150583279
Total 10.176 2.505.658,92 478.016.166.840
Pada perhitungan tabel di atas didapatkan hasil pendapatan seharusnya pada
eksisting panen pertanian tanaman pangan jenis umbi-umbian.
Selanjutnya adalah menghitung neraca moneter dengan menggunakan hasil
perhitungan cadangan produksi yang dikalikan dengan harga komoditas.
Jenis Tanaman Cadangan Produksi (Ku) Harga Komoditas (Rp)/Ku Cadangan (Rp)
Ubi Kayu 2.332.807 190.768 445.024.926.104
Ubi Jalar 542 214.445 116.163.405
Total 2.333.349 445.141.089.509
Tabel Neraca Moneter Pertanian Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian
Sumber : Analisis Penulis, 2018
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa terdapat cadangan moneter sebesar
Rp. 445.141.089.509. Angka ini adalah cadangan pendapatan yang dapat diperoleh
apabila semua cadangan lahan dapat dimanfaatkan secara penuh dan optimal. Maka
dari itu diperlukan adanya optimalisasi lebih lanjut terkait produksi dan pengelolaan
sumber daya. Karena apabila nantinya dapat diolah dengan optimal, hasil yang akan
didapatkan pun akan dapat jauh meningkatkan kontribusi sektoral bagi pendapatan
daerah.
Analisis NSDA Pertanian Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian | Pembahasan
ANALISIS EKONOMI
ANALISIS EKONOMI MAKRO
Dalam data PDRB, pendapatan
tertinggi pemasukan PDRB dalam lima
tahu terakhir (2013-2017) adalah
b e ra s a l d a r i g o l o n g a n s e k t o r
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.
Dan untuk penyumbang tertinggi
utama PDRB Kabupaten Trenggalek
adalah berasal dari sektor pertanian,
serta jika diteliti lebih lanjut komoditas
yang paling tinggi adalah jenis
Tanaman Pangan. Hal ini kemudian
mengindikasikan bahwa sektor primer
memang masih sangat mendominasi.
Dengan tren yang sedemikian rupa,
diharapkan nantinya sektor pertanian
i n i a k a n d a p a t t e r u s m e n j a d i
penyokong perekonomian Kabupaten
Trenggalek kedepannya.
Diagram Struktur PDRB Kabupaten Trenggalek 2013-2017
Sumber : Kabupaten dalam Angka (diolah), Analisis Studio Kabupaten Trenggalek 1, 2018
Berdasarkan hasil analisis neraca
moneter, pertanian tanaman pangan jenis
umbi-umbian dapat berpotensi menjadi
salah satu penyumbang tertinggi bagi
perekonomian Kabupaten Trenggalek
dengan hasil perhitungan neraca moneter
produksi sebesar Rp. 688.338.444.179.
Angka tersebut menunjukkan bahwa
masih terdapat banyak kesempatan dalam
pengembangan pertanian tanaman
pangan jenis umbi-umbian. Cadangan
yang banyak ini adalah hasil yang nantinya
dapat didapatkan apabila lahan potensial
yang ada dapat termanfaatkan secara
maksimal.
Diagram Persentase Subsektor PDRB Pertanian 2017
Sumber : Kabupaten dalam Angka (diolah), Analisis Studio Kabupaten Trenggalek 1, 201
Analisis Ekonomi | Pembahasan
ANALISIS DISPARITAS WILAYAH
Disparitas atau ketimpangan dalam sebuah wilayah dapat dihitung
menggunakan Indeks Williamson dan Indeks Enthropi Theil.
INDEKS WILLIAMSON
Indeks Williamson merupakan sebuah metode perhitungan yang digunakan
untuk mengukur besarnya kesenjangan ekonomi antar wilayah/daerah dengan
menggunakan variabel jumlah penduduk serta PDRB per kapita suatu daerah
(kabupaten/kota) yang dibandingkan dengan wilayah yang berada satu tingkat di atasnya
atau dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas (provinsi). Semakin kecil angka hasil
perhitungan indeks williamson, maka menunjukkan ketimpangan semakin kecil/semakin
merata.
Diagram Hasil Perhitungan Indeks Williamson
Sumber : Analisis Studio Kabupaten Trenggalek 1, 2018
Pada grafik hasil perhitungan Indeks Williamson, dapat terlihat dalam
perhitungan menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan dalam lima tahun
terakhir menunjukkan angka 0,09 pada tahun 2013 yang kemudian menurun hingga
angka 0,07 pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan ekonomi yang
ada di Kabupaten Trenggalek rendah.
INDEKS ENTHROPI THEIL
Indeks Entropi Theil merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
menunjukkan besarnya ketimpangan wilayah yang terjadi pada daerah yang sedang
dianalisis.
Diagram Hasil Perhitungan Indeks Enthropi Theil
Sumber : Analisis Studio Kabupaten Trenggalek 1, 2018
Dari hasil perhitungan yang didapatkan, angka menunjukkan posisi kesenjangan
di Kabupaten Trenggalek terhadap Provinsi Jawa Timur. Angka yang menurun tiap
tahunnya mengindikasikan tingkat kesenjangan yang semakin menurun.
Analisis Disparitas Wilayah | Pembahasan
ANALISIS KETERKAITAN NSDA TANAMAN PANGAN
JENIS UMBI-UMBIAN DENGAN EKONOMI WILAYAH
KONTRIBUSI TANAMAN PANGAN JENIS UMBI-UMBIAN DALAM PDRB
Lapangan Usaha
Pertanian, Kehutanan,
2013 2014 2015 2016 2017
Perikanan 2.693.350.600.000 2.809.868.700.000 2.926.591.400.000 2.957.133.236.645 2.987.667.087.046 28,01%
Pertanian, Peternakan,
Perburuan, dan Jasa
Pertanian 1.867.267.700.000 1.918.343.700.000 1.972.637.800.000 1.992.918.023.212 2.013.288.543.857 19,04%
Tanaman Pangan Holtikultura
829.992.800.000 861.354.900.000 890.454.000.000 899.677.184.197 908.919.648.204 8,56%
Semusim 4.456.700.000 4.563.700.000 4.642.000.000 4.689.375.461 4.737.072.221 0,05%
Perkebunan Semusim 126.592.800.000 128.658.200.000 127.798.600.000 129.082.742.081 130.382.038.279 1,25%
Tanaman Holtikultura
Tahunan dan Lainnya 118.951.300.000 121.817.500.000 128.713.300.000 130.052.370.880 131.392.390.072 1,23%
Perkebunan Tahunan 178.062.800.000 185.710.600.000 192.873.800.000 194.881.155.152 196.889.684.440 1,85%
Peternakan 582.487.500.000 588.045.700.000 601.432.300.000 607.543.774.573 613.705.216.763 5,84%
Jasa Pertanian dan
Tahun
Perburuan Kehutanan dan
26.723.800.000 28.193.100.000 26.723.800.000 26.991.420.867 27.262.493.880 0,27%
Penebangan Kayu 153.218.800.000 151.841.700.000 158.968.100.000 160.587.941.452 162.219.587.210 1,53%
Perikanan 672.864.100.000 739.683.300.000 794.985.500.000 803.627.271.981 812.158.955.979 7,44%
TOTAL PDRB 9.496.726.800.000 9.998.366.000.000 10.500.809.100.000 10.611.229.037.476 10.721.359.100.711 100,00%
Tabel PDRB dan Kontribusi Sektoral PDRB 2013-2017
Sumber : Kabupaten dalam Angka (diolah), Analisis Studio Kabupaten Trenggalek 1, 2018
Kontribusi
Lapangan Usaha Moneter Eksisting PDRB Total 2017
Kontribusi
Eksisting
Pertanian Tanaman Pangan Umbi-Umbian 435.532.077.450 10.721.359.100.711 4,06%
Tabel Kontribusi Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian pada PDRB 2017
Sumber : Kabupaten dalam Angka (diolah), Analisis Studio Kabupaten Trenggalek 1, 2018
Pada tahun 2017, sektor pertanian tanaman pangan memberikan kontribusi
sebesar 8,56% bagi PDRB Kabupaten Trenggalek. Dapat dilihat juga dari hasil
perhitungan moneter eksisting (hasil panen dalam kuintal dikali dengan standar harga
tiap komoditas [standar harga Provinsi Jawa Timur]) subsektor umbi-umbian
memberikan kontribusi sebesar 4,06% yang menandakan bahwa kontribusi komoditas
ini hampir mencapai 50% dari kontribusi subsektor pertanian tanaman pangan. Dapat
disimpulkan bahwa sebenarnya kontribusi tanaman pangan umbi-umbian memang
memiliki peranan yang cukup besar dalam PDRB Kabupaten Trenggalek 2017.
Analisis Keterkaitan NSDA Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian dengan Ekonomi WIlayah | Pembahasan
PROYEKSI PDRB PERTANIAN TANAMAN PANGAN
JENIS UMBI-UMBIAN
2018 2023 2028 2033 2038
Rencana Kontribusi Perkebunan 4,06% 5,10% 6,14% 7,18% 8,21%
Proyeksi PDRB Tanaman Pangan
Jenis Umbi-Umbian Rp440.052.305.508 Rp463.366.966.833 Rp487.916.875.480 Rp513.767.476.792 Rp540.987.683.506
Proyeksi Cadangan Tanaman
Pangan Jenis Umbi-Umbian 0 Rp118.397.522.902,22 Rp249.340.818.720,61 Rp393.826.929.544,02 Rp552.923.330.599,47
Rencana Kontribusi Tanaman
Pangan Jenis Umbi-Umbiann (Rp.) Rp440.052.305.508 Rp581.764.489.734,78 Rp737.257.694.200,93 Rp907.594.406.336,34 Rp1.093.911.014.105,40
PDRB yang digunakan adalah PDRB sementara yang bersumber dari dokumen PDRB Kab. Trenggalek tahun 2011-2015
Tabel Rencana Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian pada PDRB 2018-2038
Sumber : Analisis Studio Kabupaten Trenggalek 1, 2018
Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, pada proyeksi tahun
2038 tanaman pangan jenis umbi-umbian akan dapat menghasilkan pendapatan hingga
Rp1.093.911.014.105,40, dengan asumsi bahwa hal ini dapat terjadi apabila produksi
untuk tanaman pangan jenis umbi-umbian ini dapat dioptimalkan dengan baik.
Proyeksi PDRB Pertanian Tanaman Pangan Jenis Umbi-Umbian | Pembahasan
5
PENUTUP
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa masih
banyak lahan potensial yang dapat dimanfaatkan bagi pertanian tanaman pangan jenis
umbi-umbian. Lahan potensial yang masih dapat dikembangkan adalah sebesar
10.400,5 Ha. Lahan ini nantinya diharapkan akan dapat dimanfaatkan secara optimal
agar nantinya hasil produksinya pun akan maksimal dan jauh lebih baik dari apa yang
telah ada saat ini.
Apabila lahan seluas 10.400,5 Ha tersebut dapat dioptimalkan, maka akan dapat
memberikan tambahan pendapatan sebesar Rp. 445.141.089.509. Ditambah lagi
lahan yang ada belum dimanfaatkan dengan optimal juga, maka pendapatan
sebenarnya akan bisa jadi lebih banyak lagi. Jumlah tersebut tentunya akan cukup
berpengaruh terhadap peningkatan PDRB Kabupaten Trenggalek khususnya pada
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
REKOMENDASI
Untuk mewujudkan kemajuan perekonomian Kabupaten Trenggalek secara
menyeluruh, upaya yang nantinya dapat dilakukan dari sektor pertanian tanaman
pangan jenis umbi-umbian adalah :
1. Meningkatkan jumlah produksi melalui perluasan lahan;
2. Mengoptimalkan produksi yang sudah ada maupun yang akan datang;
3. Meningkatkan teknologi dalam pengelolaan pertanian;
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (petani);
5. Memperbaiki dan menyediakan infrastruktur yang dapat mendukung
proses pengoptimalan produksi; dan
6. Meningkatkan kegiatan yang dapat menambah pendapatan, yaitu salah
satunya dengan cara ekspor.
Kesimpulan dan Rekomendasi | Penutup
DAFTAR PUSAKA
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Trenggalek. 2018. Kabupaten Dalam Angka 2018,
diakses 2018, https://trenggalekkab.bps.go.id/publikasi.html. Diakses 2018
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Trenggalek. 2018. Kecamatan Dalam Angka 2018,
diakses 2018, https://trenggalekkab.bps.go.id/publikasi.html. Diakses 2018
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Trenggalek. 2018. Rencana Tata Ruang
Wilayah 2012
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek. 2018. Data Pertanian Permintaan UGM
Djaenuddin, dkk. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor
Menteri Pertanian, 2009. Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian : Peraturan Menteri
Pertanian No. 41/Permentan/OT. 140/9/2009. Didapatkan dari
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2009/bn305-2009.pdf. Diakses 2018
Menteri Pertanian, 2012. Pedoman Teknis Kriteria Dan Persyaratan Kawasan, Lahan, Dan
Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan : SK Mentan No. 07/Permentan OT.
142/2/2012. Didapatkan dari
http://tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/peraturan/permen/permentan/2.pdf.
Diakses 2018.
Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek, 2012. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
kabupaten Trenggalek 2012-2032 : Peraturan daerah nomor 15 tahun 2012.
Didapatkan dari http://peraturan.go.id/perda/kabupaten-trenggalek-nomor-15-tahun-
2012-11e452bdb4b86a8084cc313634353436.html. Diakses 2018.
Republik Indonesia, 2009. Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan : UU no. 41
tahun 2009. Didapatkan dari
http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_41.pdf. Diakses 2018.
Republik Indonesia, 2015. Penyusunan Neraca Spasial Sumber Daya Alam : SNI 19-6728-3-
2015. Didapatkan dari https://pdfshare.org/sni-6728-3-2015-pdf. Diakses 2018.
Studio Wilayah Tegal, 2017. Laporan Neraca Sumber Daya Alam Studio Wilayah Kabupaten
Tegal 2017.
Daftar Pustaka | Penutup