07.05.2021 Views

Buku Kenangan 50 Thn Kesi

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

komunitas kecil orang Kristen. Dimensi katolisitas Gereja dititik-beratkan. Tak heran St.

Ignatius dari Antiokia dalam surat kepada jemaat di Smyrna antara lain mengatakan

bahwa di mana Uskup hadir, umat muncul; di mana Kristus ada di situ ada Gereja

Katolik (Smyrn 8). Sedangkan perkembangan Gereja sejak tahun 330-1054 terutama

ditandai dengan keterkaitan antara Gereja dengan tekanan-tekanan kebudayaan,

sosial dan politik. Keadaan hierarki uskup, imam dan diakon lebih diasimilasikan

dengan model imam agung Perjanjian Lama, imam Harun dan kaum imam pada waktu

itu. Kaum imam pada waktu itu, misalnya, tergolong ke dalam barisan orang-orang

yang dikuduskan dan mendapat hak-hak istimewa, yang acapkali diidentikkan dengan

“gereja”. Sedangkan sejak 1054-1965 ditandai dengan kecenderungan untuk

mengidentikkan gereja dengan kepausan.

Dewasa ini Gereja dipandang sebagai misterion dan sakramen. Sebagai himpunan

manusia, Gereja memiliki kesamaan dengan komunitas-komunitas lain di dunia.

Namun apa yang mencirikan Gereja kita? Gereja memiliki hubungan istimewa dengan

Tuhan dan juga memiliki hubungan yang unik dengan dunia. Gereja menyadari diri

yang dipanggil oleh Tuhan untuk menjalankan misi dan fungsinya sebagai sakramen

kesatuan umat manusia dan kesatuan semua orang Kristen dalam gerakan oikoumene.

Tak heran kalau wajah Gereja dewasa ini seharusnya hadir dengan mendahulukan

semangat persaudaraan. Gereja membangun sebuah jalinan persaudaraan yang

merangkul semua golongan dalam roh cinta kasih persaudaraan. Gagasan kolegialitas

tidak lagi hanya berlaku di kalangan para Uskup, melainkan juga menembus lapisan

akar rumput. Persekutuan dalam persaudaraan meliputi semua lapisan; kolegialitas

antara imam dengan Uskup, antarimam dan dengan seluruh umat. Kolegialitas ini

menekankan peran serta seluruh umat dalam hidup menggereja sekarang dan di masa

depan. Peran kaum awam sebagai mitra dan ujung tombak pewartaan Kabar Baik tidak

bisa diabaikan sedikitpun.

Setelah berdiri 50 tahun hierarki Gereja Katolik, masih diharapkan dari kita sekalian

untuk memiliki ketajaman dan kepekaan sosial dalam membaca tanda-tanda jaman

dalam bidang sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Gereja tidak bisa hanya

menikmati pertumbuhan dan perkembangan dunia, namun Gereja perlu masuk dan

terlibat dengan menyalurkan nilai-nilai perennial yang berguna untuk pembangunan

Kerajaan Allah di atas permukaan bumi. Yang didahulukan sekarang adalah Gereja

merintis gerakan persekutuan umat manusia dari pelbagai latar belakang untuk

membangun sebuah komunitas dalam roh persaudaraan. Jejaring kerja sama yang

harmonis dengan semua pihak perlu ditingkatkan terus. Ut omnes unum sint!

Pontianak, 1 November 2011, Hari Raya Para Kudus

Mgr. Hieronymus Bumbun, OFMCap

Uskup Agung Pontianak

Kenangan & Syukur † 50 Tahun Gereja Katolik Keuskupan Sintang

║ hal. xxv

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!