Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Rotary Kiln digunakan untuk membakar umpan kiln menjadi clinker.
Sumber panas dalam rotary kiln dihasilkan dari pembakaran batu bara.
Untuk melindungi dinding rotary kiln dari panas yang terjadi, maka
dipasang fire brick (batu tahan api) pada bagian dalam rotary kiln.
Rotary kiln dibagi menjadi 4 zone, sesuai dengan reaksi yang terjadi pada
suhu dimana reaksi tersebut berlangsung, sbb:
Zone Kalsinasi, pada kondisi suhu 900 – 1100C
Zone Transisi, pada kondisi suhu 1100 – 1200C
Zone Clinkerisasi, pada kondisi suhu 1250 – 1450C
Zone Pendinginan, pada kondisi suhu 1450 – 1300C
Material keluar dari preheater bersuhu 800C masuk ke dalam rotary kiln,
umpan kiln tersebut mengalami pemanasan oleh gas panas dari
pembakaran batu bara. Pemanasan berlangsung secara counter current,
sehingga kontak antara gas panas dan umpan kiln lebih efisien. Akibat
kontak antar partikel maka akan terjadi perpindahan panas dari gas panas
menuju ke umpan kiln. Umpan kiln terus terbakar dan meleleh hingga
akhirnya akan terbentuk senyawa-senyawa semen yang disebut clinker.
Senyawa tersebut adalah : C2S, C3S, C4AF dan C3A.
Berikut adalah reaksi yang terjadi di setiap zone pada rotary kiln :
Zone kalsinasi lanjutan : Pada zone ini material akan mengalami proses
kalsinasi lanjutan yang sebelumnya telah terjadi suspension preheater.
Kalsinasi yang telah mencapai 90 % di suspension preheater, dilanjutkan
dari dalam kiln sampai 100 % (sempurna) dan pembentukan komponen
C2S (Dicalsium Silikat). Reaksinya adalah sebagai berikut :
CaCO3 (s CaO(s) + CO2 (g)
T = 900 – 1100 o C
MgCO3(s) MgO(s) + CO2(g)
T = 900 – 1100 o C
2CaO(l) + SiO2(l)
2CaO.SiO2(l) atau C2S
T = 900 – 1100 o C
Zone Transisi : Pada zone transisi mulai terbentuk komponen-komponen
dasar penyusun semen seperti C3A (Trikalsium Silikat) dan C4AF (Tetra
Aluminat Ferrit ), Reaksi :
CaO(l) + Al2O3(l) CaO.Al2O3(l)
T = 1100 – 1250C
78 | I n d u s t r i K i m i a I n d o n e s i a